Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

MENGANALISIS PRODUK PERUNDANG-UNDANGAN

SMA NEGERI KESAMBEN

Oleh kelompok 7 :

1) DEWI FARILIA (07)

2) FATMAWATI DWI NINGRUM (11)

3) IZZA NOR FAIZA (14)

4) LILIK DEWI WULANDARI (16)

5) NABILA AMANDA AZZAHRA (22)


KATAPENGANTAR
DenganmenyebutnamaAllahSWTyangMahaPengasihlagiMahaPenyayang.
Kami panjatkan puja dan puji syukurataskehadirat-Nya,yang
telahmelimpahkanrahmat,hidayah,dan inayah-Nya kepada penulis,sehingga
dapatmenyelesaikanmakalahilmiahtentanglimbahdandampaknyauntukmasyarakat.

Makalahilmiahinitelahdisusundenganmaksimaldanmendapatkanbantuandari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itusayamenyampaikanbanyakterimakasihkepadasemuapihakyangtelahberkontribusidalam
pembuatanmakalah ini.

Terlepas dari itu semua, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih


adakekurangan,baikdarisegisusunankalimatmaupuntatabahasanya.Olehkarenaitu,dengant
anganterbukapenulismenerimasegalasarandankritikdaripembacaagardapatdilakukanperba
ikanpadamakalah.
DAFTARISI
KATAPENGANTARDA

FTARISI

BABIPENDAHULUAN

1.1 Latarbelakang

1.2 Rumusanmasalah

1.3 Tujuan

BABIITINJAUANPUSTAKA

2.1 Menganalisis isi produk perundang-undangan

2.2 Peraturan perundang-undangan

2.3 Analisis undang-undang desa

2.4 Analisis yang tertuju kepada sistem pendidikan nasional

BABIIIKESIMPULAN

3.1kesimpulan

DAFTARPUSTAKA
BABIPENDAHULUAN
1.1. LatarBelakang

Latarbelakangmasalahmemuatpenjelasanmengenaialasan-
alasanmasalahyangdikemukakandalampenelitianyangdianggapmenarik,pentingdanperludit
eliti.
Kedudukanmasalahyangditelitidiuraikanjugadalamlingkuppermasalahanyanglebihluas.
Keaslian penelitian dikemukakan dengan menunjukkan secara tepat bahwamasalah yang
dihadapi belum pernah dipecahkan oleh peneliti terdahulu, ataudinyatakan dengan tegas
perbedaan antara penelitian yang dilakukan penulis
denganpenelitianyangsudahpernahdilakukanolehpenelititerdahulu.

1.2. RumusanMasalah

Rumusan masalah dalam skripsi memuat masalah yang akan diteliti dan
dinyatakandalamkalimattanya.Rumusanmasalahmengandungparameter-
parameteryangakandipakaidalampenelitiansertavariabel-variabelyangakandigunakan.

1.3. TujuanPenelitian

Tujuanpenelitianmenyebutkansecaraspesifiktujuanyangingindicapaisesuairumusanmas
alahyangditetapkan.
BABIITINJAUANPUST
AKA
2.1. Menganalisis produk perundang-undangan

Peraturan perundang-undangan yang ada di bawahnya tidak boleh


bertentangan terhadap keduanya. Undang-Undang sampai Peraturan Daerah;
tidak boleh menuliskan norma hukum yang melarang kebebasan beragama.
Kedua, peraturan perundang-undangan yang ada di bawah UUD NRI Tahun
1945 juga harus merujuk pasal atau ayat yang ada dalam UUD NRI Tahun
1945. Hal demikian berlaku secara hierarikis dalam urutan perundang-
undangan. Sehingga sebuah Peraturan Daerah, misalnya, bukan hanya harus
merujuk kepada UUD NRI Tahun1945 tetapi harus pula merujuk kepada
Undang-Undang atau Peraturan Pemerintah yang ada di atasnya, yang sejalur
perihal yang diatur.

Hal ketiga, yang penting juga adalah isi peraturan perundang-undangan itu
sendiri. Selain isinya harus searah dan mendukung terhadap peraturan
perundangundangan yang di atasnya, norma hukum yang ada harus
dapat dilaksanakan. Istilah yang digunakan harus jelas dan tidak
menimbulkan penafsiran yang bermacammacam.Apabila ketiga hal di atas
tidak terpenuhi, makansebuah peraturan perundang-undangan dapat digugat.
Jika peraturan berbentuk undang-undang, maka dapat digugat (judicial review)
ke Mahkamah Konstitusi. Sedangkan selain undang-undang, dapat
dilayangkan gugatan ke Mahkamah Agung (MA). Ketiga hal di atas, sekaligus
merupakan alat sederhana untuk menganalisis
sebuah produk perundang-undangan.

2.2 Peraturan perundang-undangan

Tidak boleh bertentangan dengan Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945 Harus
merujuk atau memiliki cantolan terhadap pasal atau ayat yang ada dalam UUD
NRI Tahun 1945 Isinya harus searah dan mendukung terhadap peraturan
perundangundangan yang di atasnya Norma hukum yang ada harus dapat
dilaksanakan Istilah yang digunakan harus jelas dan tidak menimbulkan
penafsiran yang bermacam-macam Harus selaras dengan upaya melayani
kepentingan rakyat, memperhatikan rasa keadilan masyarakat, dan tidak
berpeluang terjadinya korupsi.

2.3 Analisis undang-undang desa

Pengaturan tentang desa pasca reformasi 1998 mengalami degradasi melalui


Peraturan Pemerintah Nomor 72 tahun 2005. Kemudian, melalui Nomor 22
tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, harapan besar mengenai otonomi
desa tumbuh kembali, dan dibayangkan akan tumbuh seperti masa sebelum
1979. Sayangnya, otonomi desa justru tereduksi akibat dari meluasnya
ekspansi otonomi daerah. Semakin luas ekspansi otonomi daerah, bersamaan
dengan itu menyusut pula makna otonomi desa.Dalam perkembangannya, PP
Nomor 72 tahun 2005 tersebut naik kelas menjadi UU Nomor 6 tahun 2014.
Dengan berlakunya UU Nomor 6 tahun 2014, desa memperoleh eksistensinya
kembali dan memiliki kedudukan yang signifikan dalam entitas pemerintahan
daerah.

Pada periode sebelum reformasi, perbedaan mencolok mengenai kebijakan


tentang desa tampak pada UU Nomor 5 tahun 1979, yaitu ada upaya orde baru
untuk menyeragamkan nama, bentuk, susunan dan kedudukan pemerintahan
desa. Undang-Undang ini mengatur desa dari segi pemerintahannya yang
berbeda dengan pemerintahan desa/marga pada awal masa kolonial yang
mengatur pemerintahan menurut adatistiadat yang sudah ada.

Harus diakui bahwa tereduksinya otonomi desaterjadi sejak


diimplementasikannya UU Nomor 5 tahun 1979. Kebijakan penyeragaman
(uniformitas) baik mengenai nama, bentuk, susunan dan kedudukan
Pemerintahan Desa, mengakibatkan hancurnya sistem sosial masyarakat
desa yang menjadi penunjang bagi upaya penyelesaian masalah sosial di
desa.

Kebijakan yang bersifat asimetris rezim Orde Baru telah merombak secara
drastis desa dan semua perangkatnya menjadi mesin birokrasi yang efektif
dalam menjalankan semua kebijakan secara top down. Desa mengalami
Bagian 2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 115
pergeseran peran dan kedudukan, dari entitas sosial yang bertumpu pada
nilai-nilai budaya dan tradisi sesuai dengan hak asal-usulnya berubah menjadi
unit pemerintahan yang merupakan perpanjangan tangan bagi kepentingan
rezim yang berkuasa.

Ada banyak lagi hasil analisis yang bisa kita temukan melalui dunia digital.
Analisis dilakukan oleh berbagai pihak, baik dari dosen maupun mahasiswa,
ada juga yang berasal dari lembaga pemerintah. Seperti yang dilakukan oleh
Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) Kementerian Hukum dan Hak
Asasi Manusia. Salah satu yang dihasilkan dalam analisis BPHN adalah
“Analisis dan Evaluasi Hukum Mengenai Sistem Pendidikan Nasional”.

2.4 Analisis yang tertuju kepada sistem pendidikan nasional

1) Analisis dan evaluasi berdasarkan ketepatan jenis perundang-undangan

2) Analisis dan evaluasi berdasarkan kejelasan rumusan ketentuan

3) Analisis dan evaluasi berdasarkan potensi disharmoni debgan peraturan


perundang-undangan yang lain

4) Analisis dan evaluasi berdasarkan efektivitas implementasi peraturan


perundang-undangan

1. Pengertianbank

Bankadalahsebuahlembagakeuanganintermediasiyangumumnyadidirikandengan
kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang,
danmenerbitkansuratsanggupbayar.KatabankberasaldaribahasaItaliabancayangberartit
empat penukaranuang

2. Pengertianlembagakeuangan

Lembaga keuangan dalam dunia keuangan bertindak selaku lembaga


yangmenyediakanjasakeuanganbaginasabahnya,dimanapadaumumnyalembagainidiatu
rolehregulasikeuangandaripemerintah

3. Pengertiannonbank

lembagakeuanganyangmenghimpundanadengancaramengeluarkansuratberhargadan
menyalurkannyakedalam

masyarakat.

2.2 fungsibank
Fungsi bank yaitu memobilisasi dana untuk pembangunan ekonomi suatu
negara,denganmenghimpundanadarimasyarakatuntukberinvestasiterhadappembangunann
egara.

2.3 jenis-jenisbank

- BankUmum.

- BankPerkreditanRakyat.

-BankMilikPemerintah.

-BankMilikSwastaNasional.

-BankMilikKoperasi.
2.4 fungsilembagakeuangan

Lembagakeuanganberfungsisebagailembagayangmampumenyediakanuangcashdiwaktu
yangtepatbagimasyarakat saatdibutuhkan.

2.5 manfaatlembagakeuangan

memberikan kemudahan dan keamanan dalam transaksi


keuangan.Contohnya,menjadilintaspembayarantagihansehari-
hari,transferantarbank,transferuangkeluarnegeri,hinggatransaksiuntuk berbelanja.

2.6 perbedaanantarabankdenganlembagakeuangan

Bankbiasanyamenghimpundanasecaralangsungdalambentuktabungan,giro,dandeposito,
atau secara tidak langsung. Sedangkan lembaga keuangan
nonbankmenghimpundanasecaratidaklangsung.

2.7 fungsilembagakeuangannonbank

menghimpundanmenyalurkandanakepadamasyarakattidakdalambentuktabungan,mel
ainkanberupasurat-suratberharga.

2.8 jenis-jenislembagakeuangannonbank

-Pegadaian.

-KoperasiSimpan

-Pinjam.

-LembagaAsuransi.

-Leasing.

2.9 perbedaanantaralembagabankdengannonbank

Lembagakeuanganbankmemilikikemampuandalamberbagaibentukdankegiatanutama
pada bidang keuangan.Sementara lembaga keuangan nonbank hanya
dapatmelakukansalahsatukegiatankeuangan.
BABIIIKESIMPULAN
Bank merupakan suatu badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakatdalambentuksimpanandanmenyalurkannyakepadamasyarakatdalambentukkre
ditdanbentuklainnyadalamrangkameningkatkantarafhiduprakyatbanyak.

Lembagakeuanganmerupakanbadanusahaatauinstitusidibidangjasakeuanganyang
bergerak dengan cara menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannyauntuk
pendanaan serta dengan mendapatkan keuntungan dalam bentuk bunga ataupersentase.

Lembaga keuangan bukan bank (LKBB) merupakan badan usaha di


bidangkeuanganyangbolehmenghimpundanmenyalurkandanakepadamasyarakattetapibuk
andalambentuktabungan, giro,maupundeposito

DAFTARPUSTAKA
M.RASYIEDDHAFFAF.S2022pengertiandaribank,lembagakeuangandannonbank

NABILAAMANDAAZZAHRA2022fungsibank,jenis-

jenisbankMUH.ABDILLAHIRAWAN2022fungsilembagakeuangan

LILIKDEWIWULANDARI2022manfaatlembagakeuangan

NAJWAMAULIDYAAZIS2022perbedaanantarabankdanlembagakeuangan

IZZANORFAIZA2022fungsilembagakeuangannonbank

FATMAWATIDWININGRUM2022jenis-jenislembagakeuangannonbank

DEWIFARILIA2022perbedaanantaralembagakeuanganbankDengannonbank

Anda mungkin juga menyukai