Anda di halaman 1dari 18

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI

PERGURUAN TINGGI

AWALUDIN,SE.,MM
HJ.PARIYATI,S.SOS,M.SI
FAKULTAS TEKNIK UNISMUH PALU
1
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI PT.
(Civic Education)
Menuju Kehidupan yang Demokratis dan
Berkeadaban
SUMBER BACA :
1. UUD THUN 1945
2. PERATURAN PEMERINTAH NO.38/DIKTI/Kep/2002 &
PERATURAN PEMERINTAH NO.43/DIKTI/Kep/2006.
3. UNDANG – UNDANG NO.12 THN 2006, tentang PPKn
4. SIVIC EDUCATION oleh :
a.The Asia Fundation
b.Majelis Dikti Litbang PP Muhammadiyah,c..LP3 UMY
5. Materi dalam Bentuk SILABUS DAN RPP
2
PENILAINAN PADA MAHASISWA

1. Kehadiran Kuliah, Kerajinan, Kepatutan, dan


Kedisiplinan.
2. Ahlak, Sopan Santun, Kerapian, dan
Kejujuran.
3. Tugas Individu.
4. Tugas Kelompok.
5. UTS
6. UAS
3
KEGIATAN
Menguraikan dan Menjelaskan Kompetensi
Dasar, Materi pokok, dan Indikator .

• TATAP MUKA ATAU PERKULIAHAN KE


LIMA
• (5)

4
Tujuan Pembelajaran

1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus

5
MATERI HARI INI :
1.Sistem Kepartaian
2.Peran Organisasi Non Partai.
3.Kepastian Hukum
4.kewenangan Otonomi Daerah
5.Dasar Hukum Otonomi Daerah
6
1. Sistem Kepartaian

Sistem kepartaian memainkan peran dalam


pengembangan sistem poitik demokratis. Walaupun
demikian tidak berarti bahwa sistem partai tertentu
lebih demokratis dari sistem partai yang lain. Sistem
kepartai diklasifikasi manjadi 3 katagori :
1.Sistem partai tunggal
2.Sistem dwi partai
3.Sistem multi partai

7
Lanjut Sistem Kepartaian
• Pentingnya partai dalam pengembangan
demokrasi
• Partai sebagai pengawas jalannya
pemerintahan
• Partai adalah salah satu rekrutmen Legislatif
dan eksekutif
• Fragmentasi Partai = tidak terkendali
• Budaya Koalisi= mempersatukan presepsi
• Budaya Oposisi= diluar kekuasaan pemerintah
8
2. Peranan Organisasi Non Partai

• Organisasi non partai adalah organisasi yang tidak


menjadikan perebutan jabatan publik sebagai
tujuan utama mereka. Contohnya adalah LSM,
Kampus, Lembaga Riset, Ormas Islam dan lain-lain.
Sekalipun organisasi non partai pada umunya tidak
berminat dengan jabatan publik namun posisi
mereka demikian strategis dalam proses
pengawasan masyarakat terhadap jalannya
pemerintahan.

9
Lanjut Peran Organisasi Non Partai

•Organisasi harus netral dalam menetapkan


atau mengambil kebijakan
•ORMAS, LSM, LIPI, LBH, Lembaga Riset,
Kampus dll
•Sebagai fasilitator dalam menjalankan
fungsinya non partai

10
3. Kepastian Hukum

• Adanya sistem pemerintahan yang baik dan


didukung oleh sistem partai serta rangkaian
kegiatan dari LSM dan peliputan kegiatan dan
prakarsa oleh media masa tak akan menghasilkan
sebuah pemerintahan yang bersih dan berwibawa
bila tidak ada jaminan hukum yang tergas dan tidak
memihak.

11
Lanjut Kepastian Hukum
•Pemerintahan yang baik didukung
oleh partai, media masa, LSM dll
•Penerapan hukum yang jelas dan
tepat. Tidak berpihak pada penguasa
•Berpihak pada suatu kebenaran dan
kejujuran
12
4. Kewenangan Otonomi Daerah

• Otonomi Daerah bagisebagian besar masyarakat dan


juga para pejabat pemerintah baik dipusat maupun
daerah masih merupakan persoalan yang tidak mudah
untuk dijalankan. Sedikitnya pengalaman masyarakat
dan pemerintah dalam memjalankan tentang
keetentuan undang-undang tentang otonomi daerah
menjadi implementasi kebijakan tersebut. Diberbagai
daerah timbul persoalan-persoalan yang merupakan
warisan rejim lama maupun persoalan baru yang
ditimbulkan oleh keraguan tentang apa
sesunggungnya otonomi daerah.

13
Lanjut Otonomi daerah

•Peraturan belum berjalan dengan baik,


perlu di sempurnakan
•Kewenangan Daerah masih ditentukan
oleh Pusat
•Sektor –sektor di berbagai
pembangunan belum merata.

14
5. Dasar Hukum Otonomi Daerah

• Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia berdasarkan


pada hukum dan undang-undang yang berlaku antara
lain :
1.Undang - undang Dasar Tahun 1945 amandemen ke 2
pasal 18 ayat 1-7, pasal 18A ayat 1 dan 2, dan pasal
18B ayat 1 dan 2
2.Ketetapan MPR RI Nomer XV/MPR/1998 Tentang
Penyelenggaraan Otonomi Daerah, Pengaturan,
Pembagian dan Pemenfaatan Sumber Daya Nasional
yang Berkeadilan serta Perimbangan Keuangan Pusat
dan Daerah dalam Kerangka NKRI
15
Lanjut Dasar Hukum Otonomi Daerah

3. Ketetapan MPR RI Nomor IV/MPR/2000 tenang


Rekomendasi Kebijakan Dalam Penyelenggaraan
Otonomi Daerah.
4. Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah.
5. Undang-undang nomor 33 tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah
6. Undang-undang nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerin
tah Daerah(revisi UU Nomor 32 Tahun 2004)
16
• Undang- undang Otonomi Daerah Thn 1999 :
1.UU No.22 thn 1999 tentang ‘Pemerintahan
Daerah’
2.UU No. 25 thn 1999 tentang ‘ Perimbangan
Keuangan antara Pemerinta pusat dan Daerah
3.UU No. 28 thn 1999 tentang ‘
Penyelenggaraan Negara yang bersi dan bebas
dari KKN

17
SEKIAN DAN
TERIMAKASIH

18

Anda mungkin juga menyukai