Anda di halaman 1dari 10

Paper kelompok 1

Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 Perihal Otonomi Daerah


di Indonesia

Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Pembangunan

Dosen Pengampu : Dr. ikhlasiah Dalimonthe, M.Si

Disusun oleh :

1) Charina Puspita (1406618061)


2) Dea Melania (1406618028)
3) Delisa Pramita Putri (1406618054)
4) Fahma Shadrina (1406618058)
5) Hilyatus Shalehah (1406618032)
6) Khoirunnisa Prima Hapsari (1406618057)
7) Ratu Nurul Afini (1406618027)
8) Rayhan Oktariza Nurman (1406618060)

Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Jakarta

2018
DAFTAR ISI

Halaman
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ...............................................................................................
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................
1.3 Tujuan ...........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Otonomi .......................................................................................
2.2 Batasan Arti Otonomi ....................................................................................
2.3 Sistem Pemerintahan Republik Indonesia .....................................................
2.4 Asas Penyelenggaraan Pemerintahan & Negara ...........................................
2.5 Hubungan Pusat-Daerah ................................................................................
2.6 Pembangunan Daerah ....................................................................................
2.7 Landasan Pembangunan ................................................................................
2.8 Tujuan Otonomi Daerah ................................................................................
2.9 Anatomi Urusan Otonomi Daerah ..................................................................

BAB III PENUTUP


3.1 Simpulan .........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan keputusan MENDAGRI dan Otonomi Daerah Nomor 50
Tahun 2000 tentang Pedoman Organisasi Dan Tata kerja Perangkat Daerah
Provinsi menjadi dasar pengelolahan semua potensi daerah yang ada dan di
manfaatkan semaksimal mungkin oleh daerah yang mendapatkan hak
otonomi dari daerah pusat.Kesempatan ini sangat menguntungkan bagi
daerah-daerah yang memiliki potensi alam yang sangat besar untuk dapat
mengelolah daerah sendiri secara mandiri ,dengan peraturan pemerintah yang
dulunya mengalokasikan hasil daerah 75% untuk pusat dan 25% untuk
dikembalikan ke daerah membuat daerah-daerah baik tingkat I maupun
daerah tingkat II sulit untuk mengembangkan potensi daerahnya baik secara
ekonomi maupun budaya dan pariwisata. Kebijakan otonomi daerah lahir
ditengah gejolak tuntutan berbagai daerah terhadap berbagai kewenangan
yang selama 20 tahun pemerintahan Orde Baru menjalankan mesin
sentralistiknya. UU No. 5 tahun 1974 tentang pemerintahan daerah yang
kemudian disusul dengan UU No. 5 tahun 1979 tentang pemerintahan desa
menjadi tiang utama tegaknya sentralisasi kekuasaan Orde Baru. Semua
mesin partisipasi dan prakarsa yang sebelumnya tumbuh sebelum Orde Baru
berkuasa, secara perlahan dilumpuhkan dibawah kontrol kekuasaan. Stabilitas
politik demi kelangsungan investasi ekonomi (pertumbuhan) menjadi alasan
pertama bagi Orde Baru untuk mematahkan setiap gerak prakarsa yang
tumbuh dari rakyat. Otonomi daerah muncul sebagai bentuk veta comply
terhadap sentralisasi yang sangat kuat di masa orde baru. Berpuluh tahun
sentralisasi pada era orde baru tidak membawa perubahan dalam
pengembangan kreativitas daerah, baik pemerintah maupun masyarakat
daerah. Ketergantungan pemerintah daerah kepada pemerintah pusat sangat
tinggi sehingga sama sekali tidak ada kemandirian perencanaan pemerintah
daerah saat itu. Di masa orde baru semuanya bergantung ke Jakarta dan
diharuskan semua meminta uang ke Jakarta. Tidak ada perencanaan murni
dari daerah karena Pendapatan Asli Daerah (PAD) tidak mencukupi.
Menyadari perlunya menekan angka ketergantungan daerah terhadap
pusat, perkembangan sosial, kesejahtaraan, keadilan dan keseteraan untuk
mencapai tingkatan good governance, maka pemerintah saat itu mulai berfikir
tentang penerapan good local governance. Good local governance hanya akan
terjadi apabila setiap daerah punya kewenangan sendiri dalam menjalankan
pemerintahannya. Akhirnya di keluarkanlah UU No. 32 tahun 2004 yang
menjadi patokan payung hukum otonomi daerah di Indonesia
1.2 Rumusan Masalah
Makalah ini di buat dengan rumusan masalah:
1. Apa itu Otonomi Daerah?
2. Apa dasar hukum dan Landasan teori Otonomi Daerah?
3. Apa salah satu yang paling berperan di dalam Otonomi Daerah?
4. Bagaimana dampak yang di timbulkan dari Otonomi Daerah bagi
perkembangan daerah-daerah di Indonesia?
1.3 Tujuan
Dengan adanya otonomi daerah diharapkan daerah tingkat I maupun Tingkat
II mampu mengelola daerah nya sendiri. Untuk kepentingan rakyat dan untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat secara sosial ekonomi yang merata. Mampu
menilai sejauhmana dampak yang dihasilkan dari hadirnya UU No.32 tahun
2004 perihal Otonomi Daerah

ii
BAB I

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Otonomi


Otonomi berasal dari bahasa yunani kuno, autonomos. Auto artinya sendiri dan
nomous artinya hukum/peraturan perundang-undangan.
Secara umum, pengertian otonomi daerah yang biasa digunakan yaitu pengertian
otonomi daerah menurut UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Dalam
UU tersebut berbunyi otonomi daerah merupakan hak, wewenang, serta kewajiban
daerah otonom guna mengurus dan mengatur sendiri urusan pemerintahan serta
kepentingan masyarakatnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

2.2 Batasan Arti Otonomi Daerah

Otonomi daerah dapat diartikan sebagai pemerintahan lokal di bawah


pemerintahan nasional. Menurut Cornelis van Vollenhoven seorang antropolog asal
Belanda, otonomi daerah dilihat dari:

1. Kewenangan dalam membuat atau menetapkan peraturan perundang-


undangan.
2. Kekuasaan dalam menerapkan peraturan dan perundang-undangan itu.
3. Melakukan tindakan hukum atau mengadili sendiri.
4. Menindaklanjuti ketentuan hukum sendiri

2.3 Sistem Pemerintahan Republik Indonesia


Sistem pemerintahan yang digunakan Indonesia setelah amandemen UUD
1945 adalah sitem Presidensial. Sistem pemerintahan presidensial berarti bahwa
presiden sebagai kepala pemerintahan sekaligus kepala negara, namun kekuasaan
tertinggi tetap ada di tangan rakyat.Sistem pemerintahan di indonesia membagi
kekuasaan pemerintah menjadi tiga yakni yudikatif, eksekutif dan legislatif.
Undang-Undang Dasar merupakan hukum tertinggi dimana kedaulatan berada di
tangan rakyat dan dijalankan sepenuhnya berdasarkan UUD. UUD memberikan
pembagian kekuasaan (separation of power) kepada 6 lembaga negara dengan

1
kedudukan yang sama dan sejajar, yaitu Majelis Permusyawaratan Rakyat
(MPR), Presiden, Mahkamah Agung (MA), Dewan Perwakilan Daerah (DPD),
Mahkamah Konstitusi (MK), Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), serta Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR).

2.4 Asas Penyelenggaraan Pemerintahan & Negara


Berikut asas penyelenggaran pemerintahan dan negara berdasarkan UU
No. 32 tahun 2004 :
1. Asas kepastian hukum, karena berdasarkan hukum
2. Asas tertib penyelenggraan negara, diatur dengan sistem prosedur, dan
mekanisme standar
3. Asas mendahulukan kepentingan umum dibandingkan golongan
4. Asas keterbukaan/ transparansi
5. Asas proporsionalitas (sesuai kebutuhan) yang diperhitugkan secara
wajar
6. Asas profesionalitas dengan menguamakan kemampuan/keterampilan
untuk menghasilkan produktivitas yang tinggi
7. Asas akuntabilitas sehingga dapat dinilai dan diawasi oleh public
8. Asas efisiensi menghindari pemborosan anggaran
9. Asas evektifitas mengasilkan secara tepat dan sesuai rencana.

2.5 Hubungan Pusat-Daerah

Hubungan pemerintah daerah ada yang bersifat struktural dan fungsional

a. Hubungan Struktural

2
Hubungan struktural adalah hubungan yang didasarkan pada tingkat
dan jenjang dalam pemerintahan. Pemerintah pusat merupakan penyelenggara
urusan pemerintahan di tingkat nasional. Pemerintah Daerah merupakan
penyelenggara urusan pemerintahan di daerah masing-masing bersama DPRD
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan, dalam sistem dan prinsip
NKRI. Terdapat dua cara yang dapat menghubungkan pemerintah pusat dan
pemerintah daerah.
 Sentralisasi
Pengaturan kewenangan dari pemerintah daerah kepada
pemerintah pusat untuk mengatur rumah tangganya sendiri
 Desentralisasi
Penyerahan kewenangan dari pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah untuk mengurusi rumah tangganya sendiri
b. Hubungan Fungsional
Hubungan fungsional adalah hubungan yang didasarkan pada fungsi
masing-masing pemerintahan. Pembagian tugas dan wewenang diatur dalam
UU Nomor 32 Tahun 2004.

2.7 Pembangunan Daerah

2.8 Landasan Pembangunan

Secara garis besar ada 2 landasan pembangunan yaitu :

1. Landasan konseptual
3 elemen utama pembangunan yaitu kualitas SDM, pertumbuhan ekonomi,
demokrasi politik. Ada beberapa fakor dalam sebuah pembangunan yakni
factor dominan yakni tentang kualitas SDM yang berkaitan dengan
pendidikan, kesejahtraan, kesehatan, ekonomi kesetaraaan. Sedangkan factor
determinan menyatakan bahwa penduduk adalah perencana, pelaksana,
penikmat, sekaligus penjaga gerak pembangunan
2. Landasan konstitusional

3
- Pembangunan adalah kewajiban negara dan pemerintah sesuai yang
diamanatkan oleh UUD 1945
- Negara berlandaskan hukum hak setiap warga negara yang sama dan
setara, asz hidup gotong royong.

2.9 Tujuan Otonomi Daerah


Tujuan di terapkannya Otonomi Daerah adalah :

1. Mempercepat terwujudnya kesejahteraan rakyat melalui peningkatan pelayanan


dan pemberdayaan.
2. Mengembangkan kehidupan demokrasi.
3. Meningkatkan keadilan nasional.
4. Pemerataan wilayah daerah.
5. Memelihara hubungan yang serasi antara pemerintah pusat dan daerah.
6. Mendorong pemberdayaan masyarakat.
7. Meningkatkan peran serta masyarakat.
8. Mengembangkan peran dan fungsi DPRD.
9. Menumbuhkan ekonomi daerah.

2.10 Anatomi Urusan Otonomi Daerah

Berdasarkan UU Nomor 23 tahun 2014 klasifikasi urusan pemerintahan


terdiri dari 3 urusan yakni urusan pemerintahan absolut, urusan pemerintahan
konkuren, dan urusan pemerintahan umum. Urusan pemerintahan absolut
adalah Urusan Pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah
Pusat. Urusan pemerintahan konkuren adalah Urusan Pemerintahan yang
dibagi antara Pemerintah Pusat dan Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota.
Urusan pemerintahan umum adalah Urusan Pemerintahan yang menjadi
kewenangan Presiden sebagai kepala pemerintahan.

Berikut menggambarkan pembagian urusan pemerintahan.

4
Untuk urusan konkuren atau urusan pemerintahan yang dibagi antara Pemerintah
Pusat dan Daerah provinsi dan Daerah kabupaten/kota dibagi menjadi urusan
pemerintahan wajib dan urusan pemerintahan pilihan.

Urusan Pemerintahan Wajib adalah Urusan Pemerintahan yang wajib


diselenggarakan oleh semua Daerah.

Urusan Pemerintahan Pilihan adalah Urusan Pemerintahan yang wajib


diselenggarakan oleh Daerah sesuai dengan potensi yang dimiliki Daerah.

5
DAFTAR PUSTAKA
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Otonomi Daerah

Fajri,Muhammad,dkk. 2012. Otonomi Daerah.Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial

Dan Politik Universitas Islam Riau

Muazzin. 2016. Makalah Kewarganegaraan tentang Otonomi Daerah.Al-Hilal

Sigli Nagara, Bunga Octaveanry, Dkk. 2015. Otonomi Daerah. Program Studi Pendidikan Sejarah

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Prof.Dr.Hamka Putabuga, Humaira, Dkk. 2014. Otonomi Daerah. Jurusan Perbandingan

Madzhab Dan Hukum Fakultas Syari’ah Dan Hukum

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Yogyakarta Syahrudin, Riko.

(www.academia.edu/12010540/Makalah_tentang_Otonomi_Daerah)

Anda mungkin juga menyukai