“mereka berkata, ‘Wahai Syu’aib tidaklah benar-benar kami memahami dari apa yang mereka
ucapkan”
Menurut pengertian lain Fiqh juga bermakna ungkapan dari setiap hal yang diketahui
yang diyakini oleh seorang pakar yang bersumber dari sebuah pemikiran (al-Muqri, 2006,
hal. 79).
Adapun kata fiqh secara terminologi bermakna ilmu yang berkaitan dengan
hukum-hukum syari’at yang praktikal yang diperoleh dari dalil-dalil yang terperinci (al-
Zarkasyi, 1992, hal. 21).
“Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak
pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam
pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya
apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.”
Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah s.w.t. telah menjadikan para pakar fiqh menempati
posisi orang yang memberikan peringatan dan juga menyampaikan seruan agama yang
mana posisi tersebut merupakan tugas dari para nabi (al-Islamiah, 1983, hal. 95). Hal ini
juga dikuatkan oleh sabdanya Nabi Muhammad s.a.w. yang dikeluarkan oleh Imam
Bukhari (al-'Asqalani, 2015, hal. 164):
ِ ِ
ْ َم ْن يُِرد اللَّهُ بِه َخْيًرا يُ َفق
ِّههُ يِف الدِّي ِن
“Barang siapa yang dikehendaki Allah kebaikan, maka Allah akan menjadikan ia faham
akan perkara agama”.