Anda di halaman 1dari 2

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Susu merupakan salah satu sumber protein hewani selain daging dan telur. Susu
merupakan hasil pemerahan sapi - sapi atau hewan menyusu lainnya yang susunya dapat
diminum atau diolah sebagai bahan makanan yang aman dan sehat. Susu bisa dijadikan
sebagai alternatif pemenuhan konsumsi protein selain daging dan telur. Susu memiliki
banyak manfaat bagi tubuh hewan maupun manusia. Pada waktu susu berada di dalam
ambing ternak yang sehat atau beberapa saat setelah keluar, susu merupakan suatu bahan
murni, higienis, bernilai gizi tinggi, mengandung sedikit bakteri yang berasal dari ambing,
bau, rasa tidak berubah dan tidak berbahaya untuk diminum (sanam, dkk., 2014). Seseorang
yang sehat adalah seseorang yang memiliki asupan gizi 4 sehat 5 sempurna. Pelengkap dari
asupan gizi tersebut salah satunya adalah susu. susu mengandung berbagai vitamin dan
mineral yang diperlukan oleh tubuh. susu diformulasikan sesuai kebutuhan tubuh kita.
Susu yang baik adalah susu yang diperah dengan higienis. Hal tersebut bertujuan agar
susu tidak mengandung bakteri berbahaya dari luar. Nilai gizinya yang tinggi menyebabkan
susu menjadi media yang sangat cocok bagi mikroorganisme melakukan
perkembangbiakannya sehingga dalam waktu yang sangat singkat, susu menjadi tidak layak
dikonsumsi(Zakaria, dkk., 2011). Dimana susu segar mengandung bakteri pembentuk asam
seperti Streptococcus, Lactobacillus, Leuconostoc, dan Pediococcus(Jaman, dkk. 2013).
Faktor utama dari pembusukan susu ialah suhu. Suhu sangat berperan terhadap kualitas
susu. Menurut KBBI, suhu merupakan ukuran kuantitatif terhadap temperatur panas dan
dingin, diukur dengan termometer. Makin tinggi suhu suatu benda, maka makin tinggi derajat
panas. Begitupun sebaliknya, semakin rendah suhu suatu benda, maka makin tinggi derajat
dingin. Pengaruh suhu yaitu sebagai penunjang perkembangbiakan bakteri dan dan
mikroorganisme lainnya pada susu.
Penelitian sebelumnya yang relevan terhadap penelitian ini dilakukan oleh mahasiswi
dari program Dokter Hewan, Laboratorium Kesehatan masyarakat veteriner Fakultas
Kedokteran Hewan Universitas Udayana. Pada penelitian tersebut mengangkat judul
“Ketahanan Susu Segar Pada Penyimpanan Suhu Ruang” ditinjau dari uji tingkat keasaman,
didih, dan waktu reduktase. Inti dari penelitian tersebut adalah menguji ketahanan susu segar
yang dijual di kota Denpasar pada penyimpanan suhu ruang yang ditinjau dari tingkat
keasaman (pH), uji didih, dan waktu reduktase menggunakan sampel susu segar yang diambil
dari penyalur susu segar.
Dari pemaparan teori diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian untuk
membuktikan bagaimana pengaruh suhu yang berbeda terhadap kualitas susu. Maka dengan
ini, penulis mengangkat judul penelitian ini sebagai "Pengaruh Suhu Yang Berbeda Terhadap
Proses Pembusukan Susu"
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh suhu yang berbeda terhadap proses pembusukan susu?

1.3 Tujuan Penelitian


Untuk mengetahui pengaruh suhu yang berbeda terhadap proses pembusukan susu.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Bagi Peneliti
Diharapkan menjadi sarana yang bermanfaat dan mengedukasi mengenai pengaruh
suhu terhadap pembusukan susu dan memberikan pengembangan teori mengenai
pengaruh suhu terhadap proses pembusukan susu.
1.4.2 Bagi Masyarakat
Diharapkan mampu menjadi sarana edukasi kepada masyarakat terkait bagaimana
cara menyimpan susu agar kualitasnya tetap terjaga.

Anda mungkin juga menyukai