Anda di halaman 1dari 25

BAHAN AJAR

KELAS XI

LAJU REAKSI

Oleh:
Ramadhansyah Putra, S.Pd.

SMA NEGERI 1 SECANGGANG


2022/ 2023
Kompetensi Inti
KI3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual konseptual, prosedural berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, Kebangsaan, kenegaraan,dan peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian,serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI4: Mengolah,menalar,dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,dan mampu menggunakan
metode sesuai kaidah keilmuan

Kompetensi Dasar
3.6. Menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi laju reaksi menggunakan teori tumbukan
3.7. Menentukan orde reaksi dan tetapan laju reaksi berdasarkan data hasil percobaan
4.6. Menyajikan hasil penelusuran informasi cara-cara pengaturan dan penyimpanan bahan untuk
mencegah perubahan fisika dan kimia yang tak terkendali
4.7. Merancang, melakukan, dan menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan faktor- faktor
yang mempengaruhi laju reaksi dan orde reaksi

Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


3.6.1. Menentukan konsentrasi larutan
3.6.2. Mengidentifikasi beberapa reaksi kimia yang terjadi di sekitar kita.
3.6.3. Menganalisis mengapa ada reaksi yang berjalan cepat dan ada reaksi yang berjalan lambat.
3.6.4. Menjelaskan pengertian laju reaksi

4.6.1. Mengumpulkan informasi cara-cara pengaturan dan penyimpanan bahan untuk


mencegah perubahan fisika dan kimia yang tak terkendali
4.6.2. Menyajikan hasil penelusuran informasi cara-cara pengaturan dan penyimpanan bahan
untuk mencegah perubahan fisika dan kimia yang tak terkendali

3.7.1. Menjelaskan Hukum Laju Reaksi


3.7.2. Menentukan Orde Reaksi
3.7.3. Menentukan Tetapan laju reaksi berdasarkan data

4.7.1. Merancang percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi (ukuran,
konsentrasi, suhu dan katalis)
4.7.2. Melakukan percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi.
4.7.3. Menyajikan data percobaan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi dalam bentuk
laporan tertulis
4.7.4. Mengolah data untuk membuat grafik laju reaksi
Tujuan Pembelajaran
Melalui model pembelajaran Problem Based Learning dengan menggali informasi dari berbagai
sumber belajar, penyelidikan sederhana dan mengolah informasi, diharapkan siswa terlibat aktif selama
proses belajar mengajar berlangsung, memiliki sikap ingin tahu, teliti dalam melakukan pengamatan dan
bertanggung jawab dalam menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, memberi saran dan kritik,
serta dapat menjelaskan dampak pembakaran bahan bakar dan cara mengatasinya.
PETA KONSEP MATERI
LAJU REAKSI
A. KONSEP LAJU REAKSI

Reaksi kimia berjalan pada tingkat yang berbeda. Beberapa diantaranya berjalan sangat lambat,
misalnya penghancuran kaleng aluminium oleh udara atau penghancuran botol plastik oleh sinar matahari,
yang memerlukan waktu bertahun-tahun bahkan berabad-abad. Beberapa reaksi lain berjalan sangat cepat
misalnya nitrogliserin yang mudah meledak. Selain itu beberapa reaksi dapat berjalan cepat atau lambat
bergantung pada kondisinya, misalnya besi mudah berkarat pada kondisi lembab, tetapi di lingkungan yang
kering, misalnya di gurun besi berkarat cukup lambat.

a. b.
Gambar 1. Perkaratan besi (a) merupakan reaksi lambat, dan ledakan (b)
merupakan reaksi cepat

Laju reaksi dinyatakan sebagai laju berkurangnya konsentrasi pereaksi atau laju
bertambahnya konsentrasi hasil reaksi persatuan waktu

Gambar 2. Grafik perubahan konsentrasi pereaksi dan konsentrasi produk per


satuan waktu

Laju reaksi dapat kita ukur dengan menghitung pertambahan konsentrasi produk tiap satuan waktu
tertentu, atau dengan menghitung pengurangan konsentrasi pereaksi tiap satuan waktu.
Contoh:
A + B → AB
Untuk persamaan reaksi diatas, ungkapan laju reaksi (V) dapat dinyatakan dengan kalimat, yaitu:
V = Pengurangan [A] per satuan waktu V =
Pengurangan [B] per satuan waktu V =
Penambahan [AB] per satuan waktu

Dengan persamaan matematis, yaitu


V   [ A] V   [B]
 
V   [ tAB] t

t
Latihan 1.
1. Tuliskan ungkapan laju reaksi secara matematis untuk persamaan reaksi berikut: 2 NH3
→ N2 + 3 H 2
................................................................................................................................................................................................................

................................................................................................................................................................................................................

................................................................................................................................................................................................................

................................................................................................................................................................................................................

................................................................................................................................................................................................................

2. Sebanyak 0,8 mol NH3 dipanaskan dalam ruang 2 liter sampai suhunya 450 oC, hingga terurai
menjadi gas N2 dan H2. Setelah 5 detik dalam ruang tersebut, masih ada 0,2 mol NH 3. Bagaimana
hubungan laju reaksi masing- masing zat?
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................

B.TEORI TUMBUKAN

Reaksi kimia dapat terjadi bila ada tumbukan antara partikel reaktan yang satu dengan yang lain.
Tetapi tidak semua tumbukan dapat menghasilkan reaksi. Tumbukan yang menghasilkan reaksi adalah
tumbukan efektif yang memiliki energy minimum dan arah yang tepat yang menghasilkan reaksi serta
memiliki energi tumbukan ≥ Ea.
Teori tumbukan menyatakan bahwa partikel-partikel reaktan harus saling bertumbukan untuk
bereaksi. Tumbukan antar partikel reaktan yang berhasil menghasilkan reaksi disebut tumbukan efektif.
Energi minimum yang harus dimiliki oleh partikel reaktan untuk bertumbukan efektif disebut energi aktivasi
(Ea).
Pada dasarnya, laju reaksi bergantung pada:
1. Orientasi (arah) tumbukan partikel
Pada reaksi umumnya, partikel harus dalam orientasi yang tertentu ketika bertumbukan agar
tumbukan yang terjadi efektif menghasilkan reaksi. Sebagai contoh, perhatikan beberapa tumbukan
yang mungkin terjadi antara molekul gas NO dan molekul gas NO 3 dalam reaksi:
NO(g) + NO3(g) → 2NO2(g)

Gambar 3. Orientasi tumbukan yang efektif

2. Frekuensi terjadinya tumbukan partikel


Semakin sering terjadinya tumbukan partikel (frekuensi tumbukan tinggi) maka semakin besar
peluang terjadinya tumbukan efektif sehingga laju reaksi juga menjadi semakin cepat.

3. Energi partikel reaktan yang bertumbukan


Energi partikel reaktan yang bertumbukan harus melampaui energi aktivasi, yakni energi
penghalang terjadinya reaksi, sehingga reaksi dapat terjadi. Bila energi aktivasi semakin rendah,
maka laju reaksinya akan semakin cepat.

C. FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI

1. Pengaruh Konsentrasi Terhadap Laju Reaksi


Perhatikan gambar berikut:

Gambar 4. Reaksi pita Mg dengan HCl dengan Konsentrasi yang berbeda yang
menghasilkan gas H2
Dengan reaksi : Mg(s) + HCl(l) → MgCl2(aq) + H2(g) Hasil
percobaan reaksi Mg dengan HCl

Tabel 1. Data percobaan reaksi Mg dengan HCl dengan Konsentrasi yang berbeda

Berdasarkan hasil percobaan diatas:


a. Manakah yang lebih cepat reaksi antara pita magnesium dengan HCl 1M, 2M atau 3M?
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
b. Apa yang dapat disimpulkan dari percobaan di atas?
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
Hubungan antara konsentrasi pereaksi dengan tumbukan, dan laju reaksi dapat dilihat dari gambar
berikut:

Gambar 5. Pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi


Berdasarkan gambar dapat disimpulkan bahwa:

“Semakin tinggi konsentrasi pereaksi maka semakin banyak tumbukan antar partikel yang
terjadi, sehingga laju reaksi semakin cepat.”

2. Pengaruh Luas Permukaan Bidang Sentuh Terhadap Laju Reaksi


Suatu zat akan bereaksi apabila bercampur dan bertumbukan. Reaksi dapat terjadi antara
reaktan-reaktan yang fasenya sama misalnya, cair dengan cair ataupun yang fasenya berbeda cair
dengan padat. Pada pencampuran reaktan yang terdiri dari dua fase atau lebih, tumbukan
berlangsung pada bagian permukaan zat. Laju seperti itu, dapat diperbesar dengan memperluas
permukaan sentuhan zat itu dengan cara memperkecil ukuran partikelnya.
Gambar 6. Reaksi antara CaCO3 dengan HCl yang menghasilkan Gas CO2

Persamaan reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:


CaCO3(s) + 2HCl(aq) → CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g)
Waktu reaksi dari masing-masing percobaan adalah seperti pada table berikut:

Tabel 2. Data percobaan reaksi antari CaCO3 dan HCl

Berdasarkan gambar dan data percobaan di atas:


a. Manakah yang lebih cepat reaksi antara CaCO3 berupa serbuk, butiran atau kepingan dengan
HCl pada konsentrasi sama ?
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
b. Apa yang dapat disimpulkan tentang laju reaksi berdasarkan percobaan di atas?
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
Hubungan antara ukuran partikel dengan Tumbukan, dan laju reaksi dapat dilihat dari gambar
berikut:

Gambar 7. Pengaruh luas permukaan sentuh dengan laju reaksi


Berdasarkan gambar, dapat disimpulkan bahwa:

“Semakin luas permukaan sentuh suatu zat, maka semakin besar peluang terjadinya
tumbukan antar partikel, sehingga laju reaksi akan semakin cepat.”

3. Pengaruh Suhu Terhadap Laju Reaksi


Pengaruh suhu terhadap laju reaksi dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya
makanan kentang akan lebih cepat masak jika digoreng dalam minyak panas dibandingkan jika
direbus dalam air. Hal ini karena suhu minyak panas lebih tinggi dibandingkan suhu air mendidih.
Untuk lebih jelasnya tentang pengaruh temperature terhadap laju reaksi perhatikan gambar
percobaan berikut ini:

Gambar 8. Percobaan reaksi Na2S2O3 dan HCl yang menghasilkan endapan.

Persamaan reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:


Na2S2O3(aq) + HCl(aq) → 2NaCl(aq) + H2O(l) + SO2(g) + S(s)
Dari percobaan didapatkan data sebagai berikut;

Tabel 3. Data percobaan reaksi Na2S2O3 dan HCl

Berdasarkan gambar dan data percobaan diatas:


a. Manakah yang lebih cepat reaksi antara Na2S2O3 dengan HCl pada suhu 27 0C, 37 0C atau 47
0
C?
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
b. Apa yang dapat disimpulkan tentang laju reaksi berdasarkan percobaan di atas?
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
Hubungan antara ukuran partikel dengan Tumbukan, dan laju reaksi dapat dilihat dari gambar
berikut:

Gambar 8. Perbandingan tumbukan partikel pada suhu yang berbeda


Berdasarkan gambar, dapat disimpulkan bahwa:

“Kenaikan suhu dapat mempercepat laju reaksi karena dengan naiknya suhu energi kinetik
partikel zat-zat meningkat sehingga memungkinkan semakin banyaknya tumbukan efektif
yang menghasilkan perubahan.”

Dapat dikatakan menaikkan suhu reaksi sama dengan meningkatkan fraksi parikel yang memiliki
energy melebihi energy aktivasinya. Jadi jika reaktan suda memiliki energy melebihi energy aktivasi,
setiap partikel yang bertumbukan akan menghasilkan zat produk

Hubungan suhu dan laju reaksi :


T

V2  V1 x (n) 10

atau
T
1
t 2  t1 x ( ) 10
n

Keterangan :
V2 = laju rekasi setelah waktu t V1 = laju reaksi mula-mula T2
= suhu akhir T1 = suhu mula-mula
t2 = waktu akhir t1 = waktu mula-mula
T = kenaikan suhu n= fraksi kenaikan laju reaksi
Contoh soal :

1. Setiap kenaikan suhu 100C percepatan reaksi menjadi 2 kali lebih cepat. Suatu reaksi pada suhu
300C lajunya, bila suhunya dinaikkan menjadi 1000C, berapakah laju reaksinya ?
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
2. Jika laju suatu reaksi meningkat 2 kali lebih cepat setiap kenaikan suhu 15oC dan pada suhu 30oC
lajunya 3x10-3 M/s, berapakah laju reaksinya pada 105oC?
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
3. Setiap kenaikkan suhu 200C laju reaksi menjadi 3 kali lebih cepat dibandingkan dengan semula. Jika
pada suhu 200C laju reaksinya berlangsung 9 menit. Tentukan waktu yang diperlukan pada suhu 800C
!
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................

Latihan 2

1. Suatu reaksi berlangsung pada suhu 200C. Jika setiap kenaikkan suhu 100C konstanta laju reaksi
menjadi 2 kalinya. Berapakah laju reaksi pada suhu 1000C dibandingkan dengan 400C
?
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
2. Suatu reaksi berlangsung 2 kali lebih cepat jika suhu dinaikkan 100C. Bila laju reaksi pada suhu
300C adalah 2 x 10-3 M det-1 , berapakah laju reaksi pada suhu 600C?
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
3. Jika suhu dinaikkan 100C, reaksi menjadi 2 kali lebih cepat. Pada suhu t0C, reaksi berlangsung 12
menit. Tentukan waktu yang diperlukan pada suhu t = 300C.?
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................

4. Pengaruh Katalis Terhadap Laju Reaksi


Katalis merupakan suatu zat yang dapat mempercepat laju reaksi tanpa mengalami
perubahan kimia secara permanen (kekal), sehingga di akhir reaksi zat tersebut dapat diperoleh
kembali.
Pengaruh katalis dalam mempengaruhi laju reaksi terkait dengan energi pengaktifan reaksi
(Ea). Katalis yang digunakan untuk mempercepat reaksi memberikan suatu mekanisme reaksi
alternatif dengan nilai Ea yang lebih rendah dibandingkan dengan nilai Ea reaksi tanpa katalis.
Semakin rendah nilai Ea maka lebih banyak partikel yang memiliki energi kinetik yang cukup untuk
mengatasi halangan Ea yang rendah ini. Hal ini menyebabkan jumlah tumbukan efektif akan
bertambah, sehingga laju reaksi juga akan meningkat.
Peranan katalisator :
1. Menurunkan Ea
2. Mempercepat reaksi
3. Menambah mekanisme reaksi (tahap-tahap yang dilalui reaksi)
4. Tidak ikut pada akhir reaksi

Gambar 9. Grafik Pengaruh Katalis terhadap Laju Reaksi Jenis-

jenis katalis :
a. Katalis homogen : adalah katalis yang bercampur secara homogen dengan zat pereaksinya
karena mempunyai wujud yang sama
Contoh :
Katalis dan pereaksi yang berwujud cair :
b. Katalis heterogen : adalah katalis yang tidak bercampur secara homogen dengan zat
pereaksinya karena mempunyai wujud yang berbeda
Contoh :

c. Autokatalis : adalah zat hasil reaksi yang bertindak sebagai katalis


Contoh :
CH3COOH yang dihasilkan dari reaksi metal asetat dengan air merupakan autokatalis reaksi
tesebut.

CH3COOH yang terbentuk akan mempercepat reaksi


d. Biokatalis : adalah katalis yang bekerja pada proses metabolism, yaitu enzim.
Contoh :
Enzim hidrolase mempercepat pemecahan bahan makanan melalui reaksi hidrolisis.
e. Inhibitor : adalah zat yang kerjanya memperlambat reaksi atau menghentikan reaksi Contoh :
I2 atau CO bersifat inhibitor bagi reaksi :
2H2(g) + O2(g) → 2H2O(l)
f. Racun katalis : adalah inhibitor yang dalam jumlah sangat sedikit dapat mengurangi atau
menghambat kerja katalis
Contoh :
CO2, CS2 atau H2S merupakan racun katalis pada reaksi :

Penggunaan Katalis dalam industry :


1. Pembuatan amonia (Proses Haber)
N2(g) + 3H2(g) → 2NH3(g) dengan katalisator FeO atau aluminium oksida dan kalium oksida
Amonia digunakan untuk bahan dasar pembuatan pupuk, bahan peledak
2. Pembuatan asam nitrat (Proses Ostwald)
Bahan bakunya adalah ammonia
2NH3(g) + 2O2(g) → 4NO(g) + 6H2(g) (pada suhu 8000C) dengan katalis platinum-
radium
2NO(g) + O2(g) → 4NO2 (g)
2NO2 (g) + H2O(l) → HNO2(g) + HNO3(aq)
3HNO2(g) → HNO3(aq) + H2O(l) + 2NO(g)
Gas NO dimasukkan kembali dalam reaktor dan dioksidasi menjadi NO2 (g)
3. Pembuatan asam sulfat
a. Proses kontak
2SO2(g) + O2(g) → 2SO3(g) dengan katalisator V2O5
b. Proses kamar timbal bahan dasar pembuatan H2SO4
2SO2(g) + O2(g) → 2SO3(g) dengan katalisator NO + NO2

4. Industri Perminyakan
Awalnya bensin diproduksi dengan cara destilasi, karena kebutuhan bensin semakin meningkat,
dengan cara destilasi kebutuhan dan permintaan bensin tidak terpenuhi sehingga dikembangkan
metode baru yaitu pemecahan katalis dan alkilasi. Katalis yang digunakan diantaranya asam,
oksida aluminium, silicon dan krom
5. Industri Roti
C6H12O6 ↔ 2C2H5OH + 2CO2
glukos zimase etilalkohol karbondioksid

Diperoleh dari ragi berfungsi mengembangkan adonan kue

D. HUKUM LAJU REAKSI


Hukum laju reaksi atau persamaan laju reaksi menyatakan hubungan antara konsentrasi
pereaksi dan laju reaksi.
Reaksi: aA + bB  cC + dD
Persamaan laju reaksi adalah

V = k [A]m [B]n

V (velocity) = laju reaksi


k = tetapan jenis reaksi yang hanya dipengaruhi oleh jenis reaksi, katalisator dan suhu m =
orde atau tingkat reaksi [A]
n = orde atau tingkat reaksi [B]
m + n = orde reaksi total atau orde reaksi

E. ORDE REAKSI
Orde reaksi adalah banyaknya faktor konsentrasi zat reaktan yang mempengaruhi laju
reaksi.
Orde reaksi hanya dapat ditentukan berdasarkan hasil eksperimen. Harga orde reaksi bisa
negative, nol, satu,dua dan negatif.

1. Reaksi orde nol : Artinya : konsentrasi tidak berpengaruh terhadap laju reaksi R → P
V = k . [R]0

[R] (M) V ( M dtk-1)


0 10 = 1
1 20 = 1
2 30 = 1
3 40 = 1
…..
n n0 = 1
Gambar 3.9. Grafik Orde Nol

2. Reaksi orde satu : Artinya laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi pereaksi seperti
perubahan konsentrasi pereaksi 2 kali menyebabkan laju reaksi lebih cepat 2 kali.
R→P
V = k . [R]1
[R] (M) V ( M dtk-1)
0 11 = 1
1 21 = 2
2 31 = 3
3 41 = 4
…..
n n1 = n
Gambar 3.10. Grafik Orde Satu
3. Reaksi orde dua : Artinya laju reaksi berubah secara eksponensial (kuatrat) terhadap konsentrasi
seperti dimana laju perubahan konsentrasi pereaksi 2 kali menyebabkan laju reaksi lebih cepat 4 kali,
dst.
R→P
V = k . [R]2
[R] (M) V ( M dtk-1)
0 12 = 1
1 22 = 4
2 32 = 9
3 42 = 16
…..
n n2 = n. n
Gambar 3.11. Grafik Orde Dua

4. Orde Negatif
Suatu reaksi berorde negatif jika laju reaksi berbanding terbalik dengan konsentrasi pereaksi itu.Jika
konsentrasi pereaksi itu diperbesar, maka laju reaksi akan semakin kecil.
Gambar 3.12. Grafik orde negatif

F. MENENTUKAN TETPAN LAJU REAKSI BERDASARKAN DATA PERCOBAAN


1. Menentukan Orde Reaksi
Menentukan orde reaksi dapat dilakukan dengan 3 cara :
a. Cara logika
b. Cara komparatif
c. Cara grafik
Contoh :
Tentukan orde reaksi dari suatu reaksi A + B → C, dari hasil percobaan diperoleh data sebagai
berikut :
No [A] mol L-1 [B] mol L-1 V (mol L-1 s-1)
1 0,1 0,1 20
2 0,2 0,1 40
3 0,1 0,2 80
Penyelesaian :
a. Cara logika
1). Menetukan pangkat reaksi A
Cari hubungan [A] dan V pada saat [B] konstan. Dari data percobaan 1 dan 2
No [A] M [B] M V (Ms-1)
1 0,1 0,1 20
2 0,2 0,1 40
Dari data : jika [A] dinaikkan 2 kali, laju reaksi (v) reaksi menjadi 2 kali lebih besar V = k. [A]x
2 = 2x
x = 1 → orde reaksi terhadap A =1 jadi v
= k [A]
2). Menentukan pangkat reaksi B
Cari hubungan antara [B] dengan laju reaksi pada saat [A] tetap. Dari data percobaan 1 dan 3
No [A] M [B] M V (Ms-1)
1 0,1 0,1 20
3 0,1 0,2 80
Dari data : jika [B] dinaikkan 2 kali, v menjadi 4 kali lebih besar V = k
[B]y
4 = 2y
y = 2 → orde reaksi terhadap B = 2 jadi, v
= k [B]2
3). Menentukan persamaan laju reaksi :
V = k [A] [B]2
Orde reaksi total / orde reaksi = 1 + 2 = 3

b. Cara kompatatif :
1) Menentukan pangkat reaksi A
Membandingkan data laju reaksi untuk [B] konstan , dari data no 1 dan 2 V2
k. [A]2x [B]2y
V1 k. [A]2x [B]2y 40
k. (0,2)x . (0,1)y
20 k. (0,1)x . (0,1)y
2 = 2x
x = 1, jadi V = k [A]

2) Menentukan pangkat reaksi B


Membandingkan data laju reaksi untuk [A] konstan , dari data no 1 dan 3 V3
k. [A]3x [B]3y
V1 k. [A]2x [B]2y 80
k. (0,1)x . (0,2)y
20 k. (0,1)x . (0,1)y
4 = 2x
x = 2, jadi V = k [B]2
3) Menentukan persamaan laju reaksi :
V = k [A] [B]2
Orde reaksi total / orde reaksi = 1 + 2 = 3

c. Cara grafik
Grafik dapat berbentuk :
1) garis lurus (linier) : orde reaksi 1
2) garis lengkung (parabola) : orde reaksi 2
3) garis lurus sejajar sumbu x : orde reaksi 0
1) Menentukan pangkat reaksi A
Titik [A] M V (Ms-1) Koordinat
O 0 0 (0,0)
P 0,1 20 (0,1 ; 20)
Q 0,2 40 (0,2 : 40)

Gambar grafik :
40 Q
20 P
0 0,1 0,2

Karena grafik lurus berarti orde terhadap A = 1 Jadi


V = k [A]

2) Menentukan orde reaksi B


Titik [B] M V (Ms-1) Koordinat
O 0 0 (0,0)
R 0,1 20 (0,1 ; 20)
S 0,2 80 (0,2 : 80)

Gambar grafik :
80
60
40
20
0,10,2
0

Grafik merupakan parabola, berarti orde B = 2 Maka


V = k [B]2

3) Persamaan laju reaksi


V = k [A] [B]2
Orde reaksi total / orde reaksi = 1 + 2 = 3
Menentukan harga tetapan laju reaksi (k)
Untuk menentukan harga tetapan laju reaksi (k) kita gunakan data
Percobaan 1 V = k [A] [B]2
20 Ms-1 = k (0,1 M) (0,1 M)2
k = 2 . 104 M-2s-1
Percobaan 2 V = k [A] [B]2
40 Ms-1 = k (0,2 M) (0,1 M)2
k = 2 . 104 M-2s-1
Pergcobaan 3 V = k [A] [B]2
80 Ms-1 = k (0,1 M) (0,2 M)2
k = 2 . 104 M-2s-1

Kemudian cari k rata-rata. Karena k tiap percobaan sama, maka untuk mencari harga k cukup
kita gunakan salah satu data hasil percobaan, jadi persamaan laju reaksi kita secara keseluruhan adalah :
V = 2 . 104 M-2s-1 [A] [B]2

Contoh soal :
1.
Reaksi antara 2NO(g) + Cl2(g) → 2NOCl(g) mempunyai persamaan laju reaksi V
= k . [NO]2 . [Cl2]
a. Nyatakan orde reaksi terhadap masing-masing pereaksi!
b. Berapa orde reaksi total?
c. Bagaimana perubahan laju reaksi bila [NO] dan [Cl2] masing-masing diperbesar 2 kali
d. Bagaimana perubahan laju reaksi bila [NO] diperbesar 2 kali sementara [Cl 2] dibuat tetap?
e. Bagaimana perubahan laju reaksi bila [NO] diperkecil 2 kali sementara [Cl 2] dibuat tetap?
2.
Laju reaksi menjadi 4 kali lebih besar apabila konsentrasi salah satu pereaksi dibuat 2 kali lebih besar,
sementara konsentrasi pereaksi yang lain tidak diubah. Berapa orde reaksi terhadap pereaksi itu !
3.
Berikut data percobaan untuk reaksi : A2(g) + 2C(g) → 2AC(g)
No [A2] awal [C] awal Laju reaksi awal
1 0,1 M 0,1 M 2 M dtk-1
2 0,1 M 0,2 M 8 M dtk-1
3 0,2 M 0,2 M 16 M dtk-1
a. Tentukan orde reaksi terhadap A2
b. Tentukan orde reaksi terhadap C
c. Tentukan orde reaksi total
d. Tentukan harga dan satuan tetapan jenis (k)
e. Tuliskan persamaan laju reaksi
f. Tentukan laju reaksi apabila [A2] = 0,25M dan [C] = 0,75 M
4.
Laju reaksi : 2A(aq) + B2(aq) → C(s) + D(aq) ditentukan dengan mengukur waktu yang dan diperlukan
untuk membentuk jumlah tertentu endapan C.
percobaan [A] M [B2] M Waktu (dtk)
1 0,1 0,1 80
2 0,2 0,1 40
3 0,2 0,2 10

a. Tentukan persamaan laju reaksi


b. Berapakah waktu reaksi apabila [A] dan [B2] masing-masing 0,3M
5.
Berikut disajikan data percobaan untuk reaksi : mA + nB → pC + qD
Konsentrasi awal
Percobaan ke Laju reaksi awal (mol L-1dtk-1)
A (mol L-1) B (mol L-1)
1 0,1 0,1 x
2 0,2 0,2 8x
3 0,1 0,3 9x
Tentukan persamaan laju reaksi

Latihan 3

1.
Reaksi : 2NO(g) + Br2(g) → 2NOBr(g) mempunyai persamaan laju v = k.[NO]3. [Br2]2 .
a. Nyatakan orde reaksi terhadap masing-masing pereaksi
b. Berapa orde reaksi total
c. Bagaimana perubahan laju reaksi bila [NO] dan [Br2] masing-masing diperbesar 3 kali
d. Bagaimana perubahan laju reaksi bila [NO] diperbesar 3 kali semula sementara [Br2] dibuat
tetap
e. Bagaimana perubahan laju reaksi apabila konsentrasi NO diperkecil 3 kali sementara [Br2]
diperbesar 3 kali.
2.
Suatu reaksi berorde ½ terhadap salah satu pereaksi. Bagaimana perubahan laju reaksi itu
apabila konsentrasi pereaksi tersebut diperbesar 4 kali.
3.
Untuk reaksi A + B → AB diperoleh data sebagai berikut : jika [A] dinaikkan 2 kali pada
[B] tetap laju reaksi menjadi 2 kali lebih besar. Jika [A] dan [B] masing-masing dinaikkan 2 kali, laju
reaksi menjadi 8 kali lebih besar. Tentukan persamaan laju reaksi tersebut.
4.
Diketahui reaksi : 2NO(g) + Br2(g) → 2NOBr(g) laju reaksi diikuti dengan mengukur
pertambahan [NOBr] dan diperoleh data sebagai berikut :
Percobaan [NO] (M) [Br2] (M) VNOBr awal (Mdtk-1)
1 0,1 0,1 12
2 0,1 0,2 24
3 0,2 0,1 48
4 0,3 0,1 108
a. Nyatakan orde reaksi terhadap NO
b. Nyatakan orde reaksi terhadap Br2
c. Tulis persamaan laju reaksinya
d. Nyatakan orde reaksi totalnya
e. Nyatakan harga dan satuan tetapan jenis reaksi, k
f. Tentukan laju reaksi jika [NO] dan [Br2] masing-masing 0,4M

Uji Pemahaman Siswa.

Pilihlah salah satu jawaban yang kamu anggap benar!


1.
Laju reaksi 4NH3 (g) + 5O2 (g) → 4NO (g) + 6H2O (g) dapat dinyatakan sebagai .......
a.
Laju bertambahnya konsentrasi NH3 dalam satu satuan waktu
b.
Laju berkurangnya konsentrasi H2O dalam satu satuan waktu
c.
Laju bertambahnya konsentrasi O2 dalam satu satuan waktu
d.
Laju berkurangnya tekanan sistem dalam satu satuan waktu
e.
Laju bertambahnya konsentrasi NO dalam satu satuan waktu

2.
Kalsium karbonat larut dalam asam klorida membentuk gas karbon dioksida menurut persamaan:
CaCO3 (s) + 2HCl (aq) → CaCl2 (aq) + H2O (l) + CO2 (g)
Cara praktis menentukan laju reaksi ini adalah mengukur.....
a.
Laju berkurangnya kristal CaCO3
b.
Laju berkurangnya konsentrasi HCl
c.
Laju terbentuknya CaCl2
d.
Laju pembentukan CO2
e.
Laju pembentukan air

3.
Keadaan dimana reaktan memiliki energi tinggi sebelum terpecah menjadi produk disebut....
a.
Kompleks teraktivasi d. Tumbukan efektif
b.
Energi aktivasi e. Energi kimia
c.
Energi potensial

4.
Perhatikan faktor- faktor berikut:
1) Konsentrasi 5) Suhu
2) Tekanan 6) Jenis larutan
3) Wujud 7) Volume
4) Luas permukaan
Yang merupakan faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah ...
a. 2, 3, 6
b. 2, 4, 7
c. 1, 4, 7
d. 1, 4, 5
e. 3, 5, 6

5.
Perhatikan gambar reaksi antara HCl dengan Na2S2O3 yang menghasilkan endapan.

Apa yang dapat disimpulkan berdasarkan gambar diatas?


a.
Semakin rendah suhu, laju reaksi semakin cepat
b.
Semakin tinggi suhu, laju reaksi semakin cepat
c.
Semakin tinggi suhu, laju reaksi semakin lambat
d.
Semakin rendah suhu, tidak ada laju reaksi
e.
Tidak mempengaruhi laju reaksi

6.
Data percobaan untuk reaksi : A + B → hasil
Percobaan Zat yang bereaksi Waktu Suhu (oC)
Massa A Konsentrasi B (det)
1. 1 g serbuk 1M 20 25
2. 1 g larutan 1M 10 25
3. 1 g padatan 1M 40 25
4. 1 g larutan 2M 5 25
5. 1 g larutan 1M 5 25
Berdasarkan data percobaan diatas, faktor yang mempengaruhi laju reaksi adalah . . . .
a.
Konsentrasi dan suhu
b.
Suhu dan wujud
c.
Luas permukaan sentuhan dan konsentrasi
d.
Wujud dan konsentrasi
e.
Luas permukaan dan suhu

7.
Data percobaan untuk reaksi : A + B → AB adalah :
No [A] M [B] M Laju reaksi (M/det)
1 0,1 0,05 2
2 0,3 0,05 18
3 0,1 0,20 32
Orde reaksi terhadap A dan B berturut turut adalah .. . .
a.
2 dan 4 d. 2 dan 2
b.
2 dan 1 e. 1 dan 2
c.
1 dan 1

8.
Dalam suatu bejana terdapat reaksi sebagai berikut . A +
B→C
Jika diketahui persamaan laju reaksi V = [A]1 [B]0 , maka kurva yang teapat menggambarkan order
reaksi tersebut terhadap A adalah . . . .

9.
Perhatikanlah data percobaan penentuan laju reaksi berikut . P +
Q→Z
1) Jika konsentrasi zat P tetap dan konsentrasi zat Q dinaikkan dua kali dari semula, laju reaksi
menjadi empat kali lebih cepatdari semula
2) Jika konsentrasi zat P dan Q dinaikkan dua kali, maka laju reaksinya menjadi 8 kali semula.
Berdasarkan data tersebut , persamaan laju reaksinya adalah . . .
a. V = k . [P] d. V = k . [Q]2
b. V = k . [P] [Q] e. V = k . [P] [Q]2
c. V = k . [P]2 [Q]2

10.
Tiga cm logam Zn direaksikan dengan larutan HCl 0.1 M menghasilkan gas H2 dengan data sebagai
berikut.
Suhu Volume Gas
NO (oC) H2 (ml) Waktu (detik)

1 26 4 10

2 26 8 20

3 26 12 30

Berdasarkan table diatas, laju reaksi pembetukan gas H2 adalah…


a.
0,04 ml detik-1 d. 0,05 ml detik-1
b.
0,08 ml detik-1 e. 0,40 ml detik-1
c.
50 ml detik-1

Anda mungkin juga menyukai