Anda di halaman 1dari 2

Nama : ITA SURYA DEWI

Prodi : Peternakan
Nim : 2154232020

Jawaban soal PAS Mikrobiologi Ternak

1. Cara pembuatan biogas fermentasi limbah ternak sapi yaitu :


- Mencampur kotoran sapi dengan air sampai terbentuk lumpur dengan
perbandingan 1:1 pada bak penampungan sementara. Bentuk lumpur akan
mempermudah pemasukan kedalalm digester.

- Mengalirkan lumpur kedalam digester melalui lubang pemasukan. Pada pengisian pertama
kran gas yang ada di atas digeser, dibuka agar pemasukan lebih mudah dan udara yang ada di
dalam digester tersedak keluar. Pada pengisian pertama ini dibutuhkan lumpur kotoran sapi
dalam jumlah yang banyak sampai digester penuh.

- Melakukan penambahan starter sebanyak 1 liter dan isi rumen segar dari rumah potong hewan
(RPH) sebanyak 5 karung untuk kapasitas digester 3,5 - 5,0 m². Setelah digester penuh, kran gas
ditutup supaya terjadi proses fermentasi.

- Membuang gas yang pertama dihasilkan pada hari ke-1 sampai ke-8 karena
yang terbentuk adalah gas CO2. Sedangkan pada hari ke-10 sampai hari ke-14
baru terbentuk gas metan (CH4) dan CO2 mulai menurun. Pada komposisi CH4
54% dan CO2 27% maka biogas akan menyala.

- Pada hari ke-14 gas yang terbentuk dapat digunakan untuk menyalakan api
pada kompor gas atau kebutuhan lainnya. Mulai hari ke-14 ini kita sudah bisa
menghasilkan energi biogas yang selalu terbarukan. Biogas ini tidak bau seperti
bau kotoran sapi. Selanjutnya, digester terus diisi lumpur kotoran sapi secara
kontinu sehingga dihasilkan biogas yang optimal.

2. Karena pada bakteri Butyrivibrio fibrisolvens menghasilkan enzim linoleat isomerase yang
berfungsi untuk mengkatalisis CLA secara biosintesa yang dihasilkan dari linoleat oleh enzim
isomerase yang pada usus ternak ruminansia. Di dalam rumen, CLA disintesa dar asam linoleat
melalui reaksi isomerisasi oleh enzim linoleat isomerase yang dihasilkan oleh bakteri Butyribrio
fibrisolvens. Isomer-isomer tersebut sesungguhnya merupakan senyawa antara (Intermediate)
dari tahapan biohidrogenasi asam linoleat menjadi asam oleat dan stearat, tetapi dapat
terabsorpsi masuk kedalam aliran darah dan terdistribusi ke jaringan tubuh inang. Bakteri
Butyrivibrio fibrisolvens yaang menghasilkan enzim linoleat isomerase dapat mempengaruhi susu
yang di hasilkan memiliki kandungan asam linoleat yang tinggi. Susu mengandung asam linoleat
terkonjugasi yang dapat dipercaya menambah kekebalan tubuh dan mengurangi pertumbuhan
tumor. Kandungan asam linoleat dalam susu organik lebih tinggi. Hal ini kemungkinan
dikarenakan pada sapi organik lebih banyak diberikan makan rumput dan pakan alami dari pada
pakan berkonsentrat.
3. Dengan adanya mikrobiologi maka produk-produk peternakan dalam bidang teknologi hasil
ternak dapat dikembangkan dan juga bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan mutu atau kualitas
hasil ternak tersebut sehingga nilai ekonomisnya juga akan meningkat.

4. Karena protease dapat mengubah proteosa, pepton, dan polipeptida menjadi asam amino,
sementara enzim hemiselulose dapat memecah serat atau selulosa pada pakan ternak menjadi
protein. Dengan adanya enzim protease, protein dari hasil enzim hemiselulose diubah menjadi
asam animo yang akan diserap oleh jaringan-jaringan tubuh pada ternak. Sehingga peranan
enzim protease dan enzim hemiselulosa dalam bahan makanan saling terhubung untuk
meningkatkan nutrisi yang diserap oleh ayam broiler.

Anda mungkin juga menyukai