BAB II
KAJIAN TEORITIK
A. Kajian Konseptual
abad ke-17. Hal ini didasarkan pada fenomena asam adalah bahan
1
Hans Dieter Barke, Al Hazari, dan Sileshi Yitbarek, Misconceptions in Chemistry,
(Berlin: Springer, 2009), h.176
8
9
Glauber (1650)
Liebig (1838) Asam dan basa memiliki
Garam terbentuk sifat yang berlawanan,
ketika hidrogen jika bereaksi membentuk
pada senyawa garam
asam digantikan
dengan logam
Lavoisier (1778)
Oksida bukan logam
Davy (1816) membentuk asam
Asam merupakan bila dilarutkan
senyawa hidrogen dalam air
donor proton dan basa akseptor proton3. Definisi ini melengkapi teori
ion ini terikat kuat dengan molekul air sehingga dinyatakan sebagai
2
M. Clyde day, Jr. dan Joel Selbin, Kimia Anorganik Teori, terjemahan Wisnu Sisetyo
(Yogyakarta: Gajah Mada University Press,1987), hh. 501-502
3
Ibid., h.506.
11
2003
yang menjadi akseptor proton. Teori ini biasa dikenal sebagai teori
teori asam basa konjugat, karena penentuan sifat asam dan basa
reaksi asam basa konjugasi dari asam asetat dalam air, berikut
persamaannya:
Satu kasus yang agak lain adalah NaOH, yang dapat dikatakan
dalam air. Proton ini mungkin saja berasosiasi dengan lebih dari
satu molekul H2O dan mempunyai rumus yang lebih rumit seperti
7
Raymond Chang, Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti, Jilid 2, ed.3, terjemahan Suminar
Setiati Achmadi (Jakarta: Erlangga, 2003), h. 97.
14
sedikit.
sifat asam basa dari air dari sudut pandang Bronsted, berikut
reaksi autonisasinya
yakni hasil kali konsentrasi molar ion H3O+ dengan ion OH- pada
suhu tertentu.
diperoleh persamaan
d. pH Ukuran Keasaman
penulisannya menjadi ion H+ dan ion OH- di dalam air pertama kali
pH = -log10 [H3O+]
konsentrasi ion hidrogen, larutan asam dan larutan basa pada 250C
8
Ibid., h.99.
9
David W. Oxtoby, H.P. Gillis, Norman H. Nachtrieb, op. cit., h. 298.
10
Raymond Chang, op. cit., h. 99
17
definisinya11 :
pOH = - log[𝑂𝐻 ]−
pH + pOH = 14
terionisasi, ion H3O+ dan basa konjugat. Contoh asam lemah antara
lain asam fluorida (HF), asam asetat (CH3COOH), dan ion amonium
11
Ibid., h. 99
12
Ibid., H. 101
18
sempurna di dalam air menjadi ion H3O+ dan ion Cl- sedangkan
larutan HF hanya terionisasi sebagian menjadi ion H3O+ dan F-. Ini
𝐻(2)𝑂
+ −
𝑁𝑎𝑂𝐻(𝑠) → 𝑁𝑎(𝑎𝑞) + 𝑂𝐻(𝑎𝑞)
𝐻(2)𝑂
+ −
𝐾𝑂𝐻(𝑠) → 𝐾(𝑎𝑞) + 𝑂𝐻(𝑎𝑞)
𝐻(2)𝑂
2+ −
𝐵𝑎(𝑂𝐻)2(𝑠) → 𝐵𝑎(𝑎𝑞) + 2𝑂𝐻(𝑎𝑞)
13
Ibid., hh. 101-102
19
ionisasinya.
berikut
[𝑁𝐻4 ⁺] [𝑂𝐻 − ]
𝐾𝑏 = [𝑁𝐻3 ]
dalam air dan dalam beberapa kasus bereaksi dengan air 14. Garam
14
Ibid., h. 116
21
ioniknya adalah
total
Ion – ion Na+ dan Cl- dapat dianggap sebagai ion-ion pendamping.
asam dan basa yang bereaksi sama. Jika reaksi terjadi antara
asam kuat dengan basa kuat maka akan diperoleh garam bersifat
OH-.
22
2. Teori Konstruktivisme
yang berperan pada teori ini adalah Jean Piaget, John Dewey dan
lapangan.
Bruner, Jean Piaget dan Vigotsky. Para ahli lainnya yang telah
15
Bartlett dan Jonason di dalam Martini Jamaris, Orientasi Baru dalam Psikologi
Pendidikan, (Jakarta:Yayasan Penamas Murni:2010), h. 207.
23
realitas.16
terjadi melalui dua cara yaitu proses asimilasi dan proses akomodasi
(accommodation)17.
tertentu maka ketika ada informasi dari kategori tertentu seperti kategori
yang sudah ada pada data base tersebut maka akan terjadi proses
16
John W. Santrock, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2008), h. 389.
17
Bartlett dan Jonason di dalam Martini Jamaris, op. cit., h. 208.
24
memasukkannya.
basa yang berguna bagi kehidupan dan proses industri maka proses
belajar yang terjadi pada anak-anak yang tidak memiliki riwayat sakit
anak yang memiliki riwayat sakit maag mungkin akan lebih banyak
skema tersebut. Dalam kasus anak dengan riwayat sakit maag belajar
belajar berikutnya.
terisolasi.
Materi Miskonsepsi
Teori asam 1. Basa diinterpretasikan hanya berdasarkan gagasan
dan basa Arrhenius
2. Setiap senyawa yang mengandung H merupakan
asam dan OH merupakan basa
3. Asam adalah basa
18
Sumfleth dan Geisler, 1999 dalam Hans Dieter Barke, Al Hazari, dan Sileshi Yitbarek,
op. cit., hh. 175-183.
19
Ipek Cetingul dan Omer Geban, op. cit., h. 114
20
Gokhan Demircioglu, “Comparison of The Effects of Conceptual Change Text
Implemented after and before Instruction on Secondary School Students’
Understanding of Acid-Base Concepts”, Asia-Pacific Forum on Science Learning and
teaching, vol. 10, 2009, http://www.ied.edu.hk/apfslt/v10-issue2/gokhan/. (diakses 3
September 2013)
26
Materi Miskonsepsi
Sifat asam 1. Asam memiliki sifat yang merusak dan berbahaya
dan basa 2. Basa merubah lakmus merah menjadi biru, asam
merubah lakmus biru menjadi merah
3. Asam lebih berbahaya daripada asam
4. Asam menghantar listrik sedangkan basa tidak
5. Tanah tidak bisa bersifat asam karena sesuatu
tumbuh di atasnya
6. Asam dan basa memperlihatkan properti yang
berlawanan
Indikator 1. Indikator digunakan untuk menghasilkan netralisasi
pada reaksi asam dan basa
2. Indikator digunakan untuk memastikan kekuatan asam
3. Indikator merubah warna pada pH 7
Asam murni 1. Siswa tidak bisa menggambarkan model mental asam
dan larutan sulfat murni dan larutan asam sulfat 0,1M
asam 2. Siswa tidak memahami makna disosiasi
3. Asam pekat lebih kuat dibanding asam encer
Asam dan 1. Kekuatan asam didasarkan pada nilai pH larutan
basa kuat 2. Asam kuat memiliki pH yang lebih tinggi daripada
dan lemah asam lemah
3. Perbedaan asam kuat dan asam lemah terletak pada
nilai pH
4. Asam kuat memiliki lebih banyak ikatan hidrogen
dibanding asam lemah
5. Kekuatan asam tergantung pada jumlah atom
hidrogen dan basa tergantung pada jumlah gugus
hidroksil
6. Buih atau gelembung merupakan tanda kekuatan
reaksi kimia atau tanda kekuatan asam atau basa
7. Asam kuat tidak terdisosiasi dalam larutannya karena
ikatan intra molekulernya sangat kuat
pH 1. Nilai pH adalah negatif logaritma ke basis sepuluh
2. Asam klorida dan asam sulfat memiliki nilai pH = 1
3. Pada pH = 0, substansi bukan merupakan asam
maupun basa
4. Garam tidak memiliki pH atau nilai pHnya = 0
5. Penambahan konsentrasi ion H3O+ dalam larutan
asam meningkatkan nilai pH larutan
6. Jika pH larutan berubah warna larutan juga akan
berubah
7. pH hanya memastikan keasaman
Netralisasi 1. Reaksi antara larutan HCl dengan larutan NaOH
menghasilkan padatan NaCl
2. Larutan NaCl bersifat netral karena ion Na+ dan ion Cl-
27
Materi Miskonsepsi
berikatan sehingga muatannya saling menetralkan
3. Reaksi Natrium Phosfat padat dalam air menghasilkan
larutan basa karena ion OH- dan ion Na3PO4H+
dihasilkan oleh reaksi
4. Reaksi antara larutan NaOH dan larutan CH3COOH
saling menetralkan dan menghasilkan larutan dengan
pH = 7
5. Asam kuat hanya bereaksi dengan basa kuat dan
asam lemah hanya bereaksi dengan basa lemah
6. Reaksi antara asam dan basa selalu menghasilkan
larutan netral
7. Semua garam bersifat netral
Sumber: Barke, et. al., 2009; Demircioglu, 2009; Cetingul & Geban, 2011
21
R. Driver & G. Ericson (1983); L. C. McDermott (1984) dalam Peter W. Hewson, op.
cit., h. 7.
22
H. Helm & J.D. Novak (1983); J. D. Novak (1987) dalam Peter W. Hewson, loc. cit.
23
R. Driver, E. Guesne & A. Tiberghien (1985); R. Osborne & P. Freyberg (1985) dalam
Peter W Hewson, loc. cit.
24
P. Charmichael, et al (1990); H. Pfundt & R. Duit (1991) dalam Peter W. Hewson, loc.
cit.
28
pasti benar.
belajar.
25
S. L. Westbrook & L. N. Rogers (1992) dalam Peter W. Hewson, Ibid., h. 6.
26
R. T. Stofflett (1992) dalam Peter W. Hewson, loc. cit.
27
K. Tobin (1992) dalam Peter W. Hewson, loc. cit.
29
penelitian.
28
David F. Treagust dan Reinders Duit, op. cit., h. 1
30
29
George J. Posner, et al., “Accommodation of Scientific Conception: Toward a Theory of
Conceptual Change”, Science Education (1982), h. 211, http://www.fisica.uniud.it/
URDF/laurea/idifo1/materiali/g5/Posner%20et%20al.pdf. (diakses 30 September
2013)
30
Ibid., h. 214
31
jika31:
merupakan anomali;
31
Ibid., h. 221
32
32
A. Ortony (1975); M. Belth (1977); M. Black (1962) dalam George J. Posner, et al, Ibid.,
h. 214
33
satu kasus di mana aspek ini tidak terlalu bermasalah bagi siswa
33
J. D. Bransford & M. K. Johnson (1973) dalam George J. Posner, et al, Ibid., h. 216.
34
Ibid., h. 216
35
U. Neisser (1976) dalam George J. Posner, et al, loc. cit.
34
plausible.36
lainnya.
akal seseorang tentang apa dunia ini atau bisa seperti apa
dunia ini.
menyelesaikan anomali.
36
Ibid., h. 216
35
37
Hewson dan Lemberger (2000) dan Thorley (1990) dalam David F. Treagust dan
Reinders Duit, op. cit., h. 48
37
c. Karakter akomodasi
atau berkembang dengan baik dari setiap teori yang diberikan dan
pusat seseorang.
d. Strategi Pengajaran
38
David F. Treagust dan Reinders Duit, op. cit., h. 4.
39
George J. Posner, et al, op. cit., h. 213
38
40
Ibid., h. 223
41
R. Stavy & B. Berkowitz (1980) dalam George J. Posner, et al, Ibid., h. 225
42
George J. Posner, et al, Ibid., h. 225.
43
George J. Posner, et al, Ibid., h. 225.
39
klinis Piaget)45.
5. Learning Cycle
44
J. J. Clement (1977) dalam George J. Posner, et al, Ibid., h. 225.
45
G. J. Posner & W. A. Gertzog (1982) dalam George J. Posner, et al, Ibid., h. 225.
46
J. W. Renner, M. R. Abraham & H.H. Birnie, “The Necessity of Each Phase of The
Learning Cycle in Teaching High School Physics”, Journal of Research in Science
Teaching, vol. 25 (1988), hh. 39-58
40
Cycle.
Learning Cycle 3E
exploration, explanation, elaboration
Learning Cycle 5E
engagement, exploration, explanation,
elaborate, evaluation
Learning Cycle 7E
elicit, engagement, exploration, explanation,
extend, evaluation, elaboration
47
M. Arifin, Pengembangan, Program Pengajaran Bidang Study Kimia, (Surabaya:
Airlangga University Press: 1995) h. 15
41
b. Model Pembelajaran 5E
48
Rodger W. Bybee, et al, “The BSCS 5E Instructional Model: Origins, Effectiveness, and
Applications”, (Colorado Springs, 2006), h. 3, http://bscs.org/sites/default/files
/_legacy/BSCS_5E_Instructional_Model-Executive_Summary_0.pdf. (diakses 26
Desember 2013)
49
Ibid., h. 2
42
Engage
Evaluate Explore
Elaborate Explain
5E50
50
Ibid., hh. 2-3
43
1) Engage (melibatkan)
bahwa dalam tahap awal ini semua siswa telah terlibat secara
pembelajaran.
2) Explore (menggali)
3) Explain (menjelaskan)
berbagi pemahaman.
4) Elaborate (memadukan)
5) Evaluate (menilai)
Model Pembelajaran 5E
FASE
Apa yang Guru Lakukan Apa yang Siswa Lakukan Saran Aktivitas
51
Aybuke Pabuccu, “Improving 11th Grade Students’ Understanding of Acid-Base
Concepts by Using 5E Learning Cycle Model”, (Dissertation, Turki: 2008), h. 54,
http://etd.lib.metu.edu.tr/upload/3/12609912/index.pdf (diakses 14 September 2013)
46
Model Pembelajaran 5E
FASE
Apa yang Guru Lakukan Apa yang Siswa Lakukan Saran Aktivitas
(menjelaskan)
Model Pembelajaran 5E
FASE
Apa yang Guru Lakukan Apa yang Siswa Lakukan Saran Aktivitas
Model Pembelajaran 5E
FASE
Apa yang Guru Lakukan Apa yang Siswa Lakukan Saran Aktivitas
Untuk belajar kimia itu sangat penting bahwa guru tahu tentang
ide-ide alternatif siswa dan bahwa untuk mengatasi ide ini dianggap
pola berikut53 :
saat ini diterima oleh organisasi ilmiah masyarakat dan yang tidak,
dan bahwa guru juga menyediakan waktu untuk membahas ide yang
52
Gokhan Demircioglu, op. cit., h. 7
53
M. J. Chambliss (2002) dalam Anne Beerenwinkel, “Fostering Conceptual Change in
Chemistry Classes using Expository Texts”, (Dissertation, Wuppertal: 2006), h. 51,
http://www.google.com/elpub.bib.uni-wuppertal.de, (diakses 14 September 2013)
54
B. J. Guzzetti (1997) dalam Anne Beerenwinkel, loc. cit.
50
alternatif.
buku teks tradisional) . Hal ini tidak jelas, meskipun, apakah efek
4) Ini membuat Anda berpikir dua kali tentang apa yang Anda
afektif dan dengan demikian dapat memotivasi siswa lebih dari teks
bahwa siswa tidak masuk kelas IPA atau kelas lain seperti papan
56
S. K. Chambers dan T. Andre dalam Anne Beerenwinkel, op. cit., h. 55
52
Lewin ialah dalam satu siklus terdiri dari empat langkah, yaitu
57
Bransford, et. al., dalam Ibid., h. 56
58
Kurt Lewin, Action Research and Monitoring Problems, The Action research Reader:
Third Edition, (Victoria: Deakin University: 1990), hh. 41-46
53
Plan
Reflect Act
Observe
model ini. Kelemahan model Kemmis dan Mc. Taggart bukan cara
54
Tindakan dan
Rencana Refleksi
observasi
taggart
setiap siklus memiliki beberapa aksi, yaitu antara tiga sampai lima
Observed Plan
Act Act
Siklus 2 Siklus 1
Plan Observed
Revised
Plan
Kemmis
59
Stephen Water-Adams, “Action Research in Education”, 2006, h. 22, http://www.edu.
plymouth.ac.uk/resined/actionresearch/arhome.htm, (diakses 15 januari 2014)
56
Berikut ini akan disajikan paparan yang dikutip dari hasil kajian
60
Kemmis dan Taggart, op. cit., h. 11.
57
pemahaman siswa terhadap asam dan basa juga diselidiki. Analisis dari
kesalahpahaman.
conceptual change text memiliki nilai post test yang lebih tinggi
D. Kerangka Teoritik
psikologi Kurt Lewin pada tahun 1946. Inti gagasan Lewin inilah yang
61
M. Manurung, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana
Indonesia: 2008), h. 5.
62
David Kember, Action Learning and Action Research Improving The Quality of
Teaching and Learning, (London: Kogan Page Limited:2000), h. 24.
59
profesional.63
tempat lain.66
63
Tatang Sunendar, “Penelitian Tindakan Kelas”, 2008, h. 2., http://akhmadsudrajat.
wordpress.com/2008/03/21/penelitian-tindakan-kelas-part-ii/
(diakses 16 januari 2014)
64
Stephen Kemmis dan Robbin Mc. Taggart, The Action Research: Third Edition,
(Victoria: Deakin University, 1988), h. 5.
65
D. Hopkins. A., Teacher’s Guide to Classroom, (Bristol: Open University Press,1993),
h. 36.
66
Manurung, op. cit., h.4
60
oleh praktisi.68
peningkatan kehidupan.69
67
John Elliot, Action Research for Educational Change, (Philadelphia: Open University
Press, 1991), h. 49.
68
Kember, op. cit., hh. 24-29
69
Ernest T. stringer, Action Research, second Edition, (London: Sage Publications,
1999), h. 10
61
diri sendiri.
menutupi kesenjangan sosial dan budaya antara para ahli dan praktisi,
tindakan melihat apa yang telah dilakukan di masa lampau, apa yang
sedang dilakukan saat ini, serta apa yang harus dilakukan di masa
yang akan datang, dengan kata lain penelitian tindakan adalah refleksi
70
Manurung, op. cit., h. 11.
62
pendidikan, yaitu71 :
memperbaiki kinerjanya
dewasa.
71
Paul Suparno, Action Research: Riset Tindakan Untuk Pendidik, (Jakarta: Gramedia
Widiasarana Indonesia, 2008), h. 17.
63
Identify an
Area of Focus
Develop an
Collect Data
Action Plan
Analyze and
Interpret Data
CCT sesuai dengan materi asam basa. CCT yang dibuat memuat
72
Anne Beerenwinkel, op. cit., hh. 51-53
64
tersebut. Pada bagian akhir dari CCT siswa diberi soal sesuai dengan
konsep siswa sudah sesuai dengan konsep yang dimiliki para ilmuwan