Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR BIOLOGI

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR GURU


(MEMBERIKAN PENGUATAN, MENGGUNAKAN MEDIA DAN ALAT,
MENGADAKAN VARIASI, MEMBIMBING DISKUSI, MELAKUKAN
PENILAIAN, DAN MENGELOLA KELAS)

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK II
1. AMELIA (H0321527)

2. NURAENI (H0321020)

3. OKTOVINA (H0321524)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
2022

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................i


KATA PENGANTAR ........................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................3
C. Tujuan .......................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN
A. Memberi Penguatan...................................................................................5
B. Komponen Pemberian Penguatan..............................................................6
C. Cara Penggunaan Pemberian Penguatan...................................................8
D. Media Dan Sumber Belajar.......................................................................9
E. Tujuan Dan Manfaat Penggunaan Media Dan Sumber Belajar................10
F. Variasi........................................................................................................11
G. Tujuan Dan Manfaat Keterampilan Variasi .............................................12
H. Prinsip Dan Penggunaan Variasi...............................................................13
I. Diskusi.......................................................................................................14
J. Tahap-Tahap Diskusi.................................................................................15
K. Mengelola Kelas........................................................................................16
L. Tujuan Pengelolaan Kelas.........................................................................17
M. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Kelas............................................................18
N. Komponen Pengelolaan Kelas ..................................................................19
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................22
B. Saran..........................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................23

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah
ini yang berjudul “Keterampilan Dasar Mengajar Guru (Memberikan
Penguatan, Menggunakan Media Dan Alat, Mengadakan Variasi,
Membimbing Diskusi, Melakukan Penilaian, Dan Mengelola Kelas)” dengan
baik.
Dalam pembuatan makalah ini penyusun mengalami kesulitan dan kendala
yang disebabkan oleh keterbatasan kemampuan, pengetahuan, dan wawasan serta
pola pikir penyusun. Namun berkat keyakinan, keinginan dan usaha dengan
sungguh-sungguh akhirnya semua hambatan itu dapat penyusun atasi.
Kami menyadari sedalam-dalamnya bahwa penyusun tidaklah sempurna
dalam pembuatan makalah ini. Penyusun berharap dengan dibuatnya makalah ini
dapat memenuhi persyaratan dalam mata kuliah Startegi Belajar Mengajar Biologi
ini dan dapat bermanfaat bagi penyusun serta para pembaca lainnya.

Majene, 18 September 2022

Penyusun

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Guru merupakan seorang pendidik yang berperan penting dalam dunia
pendidikan. Guru sebagai tenaga pendidik harus menciptakan suasana yang
menyenangkan untuk menarik minat siswa dan mendorong siswa untuk
berkreativitas. Dalam Undang-undang Nomor 14 tahun 2005, tentang guru dan
dosen “pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevalusi peserta didik
pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan
pendidikan menengah’’. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam
membantu perkembangan siswa untuk mewujudkan tujuan yang diinginkan.
Keterampilan mengajar guru sangat diperlukan untuk dapat menumbuhkan
semangat belajar siswa, keefektifan proses pembelajaran dapat dicapai dengan
keterampilan guru yang menarik, sehingga siswa dapat mengerti dengan materi
yang disampaikan. Keterampilan mengajar guru sangat bermacam-macam,
mulai dari keterampilan membuka dan menutup pembelajaran, keterampilan
bertanya dasar, keterampilan memberi penguatan, keterampilan mengadakan
variasi, keterampilan menjelaskan, keterampilan membimbing diskusi
kelompok kecil, keterampilan mengelola kelas, dan keterampilan mengajar
kelompok kecil dan perorangan. Keterampilan-keterampilan ini dapat
digunakan tenaga pendidik dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan
yang diinginkan. Guru harus memiliki kreativitas dalam menciptakan suasana
kelas yang baik guna meningkatkan semangat dan minat siswa. Salah satu
keterampilan yang perlu dimiliki guru adalah keterampilan memberi
penguatan.
Dalam usaha belajar agar siswa/peserta didik memperoleh ilmu
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang luas dan mendalam, segala sumber
belajar belajar hendaknya digunakan. Tentu saja sumber-sumber yang
dimanfaatkan adalah yang relevan dengan materi bidang studi yang dibahas,
terpilih dan mutakhir. Segala sesuatu dapat disajikan sebagai sumber belajar,

1
bergantung pada kapan dan bagaimana digunakan oleh siswa dengan
pengalaman guru.
Dalam pendidikan dan pengajaran untuk mencapai tujuan agar terdapat
efisiensi dan efektifitas dalam belajar mengajar digunakanlah suatu alat bantu
yang dikenal dengan istilah “Media Belajar”. Dari segi etimologi kata “media”
berasal dari bahasa latin dan merupakan berbentuk jamak dari kata “medium”
yang secara harfiah berarti “perantara atau pengantar”, maksudnya sebagai
perantara atau alat untuk menyampaikan sesuatu. Sedang dalam kepustakaan
asing ada sementara ahli yang menggunakan istilah “audio visual aids“. Untuk
pengertian yang sama banyak pula ahli yang menggunakan istilah “teaching-
material atau instruktional material.” Artinya identik dengan pengertian
keperagaan yang berasal dari kata “raga”, artinya suatu benda yang dapat
diraba, dilihat, didengar dan dapat diamati melalui indera kita.
Di dalam keterampilan mengajar yang beraneka ragam begitu banyak
variasi yang bisa digunakan agar pemahaman siswa bisa terfokus pada
pembelajaran. Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk membuat variasi
dalam pembelajaran diantaranya variasi gaya mengajar. Variasi dalam
menggunakan media, variasi dalam interaksi antara guru dengan siswa. Hal ini
diperlukan agar pembelajaran bisa dilaksanakan secara maksimal karena
kebutuhan dalam setiap memahami materi pembelajaran tidak sama.
Dalam pelaksanaannya variasi harus dimiliki oleh setiap orang yang
sedang mengajar karena hal ini bertujuan agar anak didik bisa lebih memahami
apa yang disampaikan dalam pembelajaran agar sesuai dengan harapan.
Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan)
termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber
daya/kekuatan dalam pembelajaran. Guru yang baik adalah guru yang mampu
menguasai komponen trilogi profesi, yaitu komponen subtansi profesi,
komponen dasar keilmuan, dan praktis profesi.
Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang manghadapkan siswa
pada sutau permasalahan. Tujuan utama metodi ini adalah untuk memecahkan
suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah, dan memahami
pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu. Karena itu, diskusi bukanlah

2
debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar
pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama.
Tujuan tersebut tidak terbatas pada pengetahuan saja, melainkan juga
pembentukan keterampilan dan sikap. Oleh sebab itu, proses pembelajaran
menuntut adanya model pembelajaran yang dapat melibatkan potensi peserta
didik secara optimal, yaitu suatu model pembelajaran yang menekankan
penggunaan metode diskusi kelompak dalarn pelaksanaanya. Kegiatan diskusi
memungkinkan peserta didik untuk menguasai konsep-konsep materi untuk
memecahkan suatu masalah melalui proses berpikir kritis, percaya diri, berani
berpendapat secara kritis dan positif serta mampu berinteraksi dengan teman
dan lingkungan sosialnya.
Seorang guru yang memiliki fungsi sebagai fasilitator, motivator serta
evaluator dituntut berbagai keterampilan-keterampilan dasar dalam mengajar.
Salah satunya adalah keterampilan untuk memimpin diskusi kelompok kecil.
Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung
jawab kegiatan belajar mengajar agar tercapai kondisi optimal sehingga
kegiatan proses belajar mengajar dapat terlaksana dengan efektif dan efesien.
Di dalam belajar mengajar, kelas merupakan tempat yang mempunyai ciri khas
yang digunakan untuk belajar. Belajar memerlukan konsentrasi, oleh karena itu
perlu menciptakan suasana kelas yang dapat menunjang kegiatan belajar yang
afektif. Adapun tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di dalam
kelas dapat belajar dengan tertib sehingga tujuan pengajaran dicapai secara
efektif dan efesien.
Guru sangat berperan dalam pengelolaan kelas, apabila guru terampil
mengelola kelasnya dengan baik maka akan mudah bagi guru untuk mencapai
tujuan yang telah yang dirumuskan. Kelas yang efektif mewujudkan bahwa
guru-guru dapat berdampak pada tingkah laku dan hasil belajar siswa. Untuk
itu guru membuat perencanaan pengelolaan dan pengajaran dengan cara
tertentu agar siswa berhasil dan mencapai tujuan pengajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan keterampilan memberi penguatan?
2. Apa saja komponen dalam keterampilan pemberian penguatan?

3
3. Bagaimana cara penggunaan pemberian penguatan?
4. Apa yang dimaksud dengan media dan sumber belajar?
5. Apa tujuan dan manfaat penggunaan media dan sumber pembelajaran?
6. Apa pengertian dari variasi?
7. Apa tujuan dan manfaat dari keterampilan variasi?
8. Bagaimana prinsip dalam penggunaan variasi?
9. Apa pengertian atau definisi dari diskusi kelompok kecil?
10. Apa tujuan dan manfaat dari diskusi?
11. Apakah yang dimaksud dengan keterampilan mengelola kelas?
12. Apa tujuan dari pengelolaan kelas?
13. Apa saja prinsip-prinsip keterampilan mengelola kelas?
14. Apa saja komponen keterampilan mengelola kelas?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan keterampilan memberi
penguatan.
2. Untuk mengetahui komponen dalam keterampilan pemberian penguatan.
3. Untuk mengetahui cara penggunaan pemberian penguatan.
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan media dan sumber belajar.
5. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat penggunaan media dan sumber
pembelajaran.
6. Untuk mengetahui pengertian dari variasi.
7. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat dari keterampilan variasi.
8. Untuk mengetahui bagaimana prinsip dalam penggunaan variasi
9. Untuk mengetahui pengertian atau definisi dari diskusi kelompok kecil.
10. Untuk mengetahui tujuan dan manfaat dari diskusi.
11. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan keterampilan mengelola
kelas.
12. Untuk mengetahui tujuan dari pengelolaan kelas.
13. Untuk mengetahui prinsip-prinsip keterampilan mengelola kelas.
14. Untuk mengetahui komponen keterampilan mengelola kelas.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Keterampilan Memberi Penguatan


Keterampilan mengajar sangat penting untuk calon guru ketika
melaksanakan tugasnya dikelas. Pendidik harus menguasai dan memenuhi
ketiga komponen trilogi profesi, yaitu komponen dasar keilmuan, substansi
profesi, dan komponen praktik profesi. Pengelolaan pendidikan diharapkan
mampu memberdayakan para pendidik untuk menyelenggarakan tugas
keprofesionalan sesuai trilogi profesi. Komponen dasar keilmuan memberikan
landasan bagi calon tenaga pendidik sehingga memiliki wawasan, pengetahuan,
keterampilan, nilai, dan sikap berkenaan dengan profesi pendidik. Pendidik
diwajibkan menguasai ilmu pendidikan sebagai dasar dari keseluruhan kinerja
profesionalnya. Komponen substansi profesi membekali calon pendidik
berkaitan dengan apa yang menjadi fokus, serta objek praktis spesifik
pekerjaan profesionalnya. Komponen ini berintikan proses pembelajaran materi
yang merupakan bagian kurikulum. Komponen praktik mengarahkan calon
tenaga pendidik untuk menyelenggarakan praktik profesinya kepada sasaran
pelayanan secara tepat dan berdaya guna.
Keterampilan memberi penguatan merupakan salah satu keterampilan
mengajar yang harus dimiliki oleh seorang tenaga pendidik. Dalam proses
pembelajaran, keterampilan maupun tingkah laku peserta didik yang baik dapat
kita beri penghargaan baik berupa senyuman, kalimat pujian, maupun hadiah.
Pemberian hadiah merupakan salah satu bentuk penghargaan yang sangat
berpengaruh dalam kehidupan peserta didik yang dapat mendorongnya dalam
meningkatkan semangat belajar dan memperbaiki tingkah laku peserta didik.
Bentuk respon ini merupakan salah satu bentuk pemberian penguatan kepada
peserta didik dalam proses pembelajaran. Pujian atau respons positif guru
terhadap kegiatan peserta didik yang positif akan membuat peserta didik
merasa senang karena dianggap mempunyai kemampuan. Tujuan memberi
penguatan ini adalah untuk meningkatkan perhatian dan membangkitkan
semangat belajar siswa, memudahkan siswa memahami pembelajaran,

5
mengontrol dan memodifikasi tingkah laku siswa serta merangsang munculnya
perilaku yang positif, menumbuhkan percaya diri pada diri siswa, serta
memelihara iklim kelas yang kondusif.
Menurut Barnawi dan Muhammad Arifin (2012) penguatan adalah respon
positif dalam pembelajaran yang diberikan guru terhadap perilaku peserta didik
yang positif dengan tujuan mempertahankan dan meningkatkan perilaku
tersebut. Penguatan merupakan respon terhadap suatu tingkah laku yang
sengaja diberikan agar tingkah laku tersebut dapat terulang kembali. Penguatan
yang diberikan oleh guru merupakan hal yang sangat peting bagi peserta didik.
Hasibuan (2008) menyatakan bahwa siswa membutuhkan penguatan dalam
belajar karena penguatan merupakan penghargaan yang dapat menimbulkan
dorongan dan semangat dalam belajar. Jika dijabarkan fungsi penguatan ialah
untuk memberikan ganjaran kepada siswa sehingga siswa akan berbesar hati
dan meningkatkan partisipasinya dalam setiap proses pembelajaran.
Dengan demikian penguatan atau reinforcement merupakan salah satu
bentuk respon positif tenaga pendidik dalam proses pembelajaran terhadap
perilaku peserta didik dengan tujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan
perilaku positif peserta didik tersebut.
B. Komponen keterampilan Pemberian Pengetahuan
Dalam proses belajar mengajar perlu komponen yang tepat dalam
pemberian penguatan. Hal ini harus disesuakan dengan jenjang pendidikan,
usia, kemampuan per individu, dan latar belakang peserta didik. Terdapat
beberapa komponen dalam pemberian penguatan yaitu:
1. Penguatan verbal merupakan penguatan yang diungkapkan atau diutarakan
dengan menggunakan kata-kata pujian. Kata-kata pujian yang disampaikan
tenaga pendidik kepada peserta didik dapat membangkitkan semangat
peserta didik, sedikit apapun kata yang disampaikan. Kata-kata pujian
biasanya dapat berupa benar, bagus, tepat, dan lain-lain. Tidak hanya berupa
kata, pujian juga dapat berupa kalimat, misalnya kamu mengerjakan dengan
sangat baik.

6
2. Penguatan Non-verbal berbeda dengan penguatan verbal, penguatan non-
verbal dapat berupa pendekatan, gerak isyarat, sentuhan dan sebagainya.
Berikut macam-macam penguatan non-verbal:
a. Penguatan gestural penguatan ini sangat erat kaitannya dengan
pemberian penguatan verbal. Ucapan yang diberikan guru terhadap
respon perilaku siswa dapat dilakukan dengan mimik wajah yang cerah,
mengangguk, acungan, tepuk tangan, acungan jempol, dan sebagainya.
Semua gerakan ini merupakan bentuk pemberian penguatan gestural.
Tenaga pendidik dapat mengembangkan sendiri, sesuai dengan kebiasaan
yang berlaku sehingga dapat menimbulkan interaksi guru dan siswa yang
baik, dan saling menguntungkan.
b. Penguatan mendekati merupakan bentuk respon tertarik terhadap suatu
objek. Perhatian guru kepada siswa, meunjukkan bahwa guru tertarik.
Guru dapat menghampiri siswa dengan berdiri samping, maupun berjalan
dekat siswa. Peserta didik yang didekati guru akan menimbulkan kesan
diperhatikan. Penguatan ini sangat menunjang untuk memperkuat
penguatan verbal.
c. Penguatan sentuhan, penguatan ini sangat erat kaitannya dengan
penguatan mendekati. Penguatan sentuhan dapat dilakukan bila guru
secara fisik menyentuh siswa. Penguatan ini dapat dilakukan dengan cara
mengusap kepalanya, berjabat tangan, menepuk bahu, dan sebagainya.
Bentuk respon ini ditunjukkan untuk penghargaan penampilan, atau kerja
peserta didik. Namun perlu diperhatikan umur, jenis kelamin, latar
belakang dan budaya untuk pemberian penguatan sentuhan.
d. Penguatan tanda simbol atau tanda merupakan bagian dari realitas yang
berfungsi sebagai bentuk komunikasi yang memiliki makna. Penguatan
dalam bentuk simbol atau tanda dapat ditujukan kepada siswa sebagai
bentuk penghargaan, dapat berupa komentar tertulis, sertifikat, mendali,
stiker, gambar, prangko, dan sebagainya.
e. Penguatan dengan kegiatan menyenangkan guru dapat menggunakan
kegiatan-kegiatan atau tugas-tugas yang disenangi oleh siswa sebagai

7
penguatan. Misalnya seorang siswa yang menunjukkan kemajuan dalam
pelajaran musik ditunjuk sebagai pemimpin paduan suara di sekolahnya.
f. Jika siswa memberikan jawaban yang hanya sebagian saja benar, guru
hendaknya tidak langsung menyalahkan siswa. Dalam keadaan seperti ini
guru sebaiknya menggunakan atau memberikan penguatan tak penuh
(partial). Misalnya, bila seorang siswa hanya memberikan jawaban
sebagian benar, sebaiknya guru mengatakan “Ya, jawabanmu sudah baik,
tetapi masih perlu disempurnakan,” sehingga siswa tersebut mengetahui
bahwa jawabannya tidak seluruhnya salah, dan mendapat dorongan
untuk menyempurnakan.
C. Cara Penggunaan Pemberian Penguatan
Respon positif berupa penghargaan yang diberikan tenaga pendidik kepada
peserta didik, pada umumnya merupakan bentuk pemberian penguatan. Ada
beberapa cara yang dapat dilakukan dalam melakukan pemberian penguatan,
yaitu:
1. Penguatan kepada pribadi tertentu, jelas diberikan kepada salah satu peserta
didik, dengan cara menyebutkan namanya ataupun ditunjuk secara langsung
dan spesifik.
2. Penguatan kepada kelompok belajar, tugas-tugas yang diberikan kepada
kelompok belajar tentu akan dilaksanakan. Kelompok belajar yang telah
menyelesaikan tugas dengan baik harus diberi penguatan atau apresiasi
untuk meningkatkan semangat belajar dan meningkatkan kemampuannya.
Penguatan tidak hanya diberikan karena hasil belajar saja, tetapi perlu juga
diberikan karena kerjasama tim yang baik, semangat belajar, keakraban,
komunikasi satu sama lain dan sebagainya.
3. Pemberian penguatan dengan cara segera, merupakan pemberian penguatan
yang dilakukan dengan cara sesegera mungkin, setelah muncul respon
peserta didik yang di harapkan. Sebaiknya pemberian penguatan ini jangan
ditunda, karena akan menimbulkan kesan kepada peserta didik bahwa guru
kurang peduli, dan cenderung akan kurang efektif.
4. Variasi dalam penggunaannya, dalam melakukan proses pembelajaran guru
hendaknya memberikan variasi dalam pemberian penguatan, tidak terbatas

8
pada satu jenis saja. Kurangnya variasi dalam pemberian penguatan akan
menimbulkan kebosanan dan tidak akan efektif lagi.
D. Media Dan Sumber Belajar
Dalam pendidikan dan pengajaran untuk mencapai tujuan agar terdapat
efisiensi dan efektifitas dalam belajar mengajar digunakanlah suatu alat bantu
yang dikenal dengan istilah “Media Belajar”. Dari segi etimologi kata “media”
berasal dari bahasa latin dan merupakan berbentuk jamak dari kata “medium”
yang secara harfiah berarti “perantara atau pengantar”, maksudnya sebagai
perantara atau alat untuk menyampaikan sesuatu. Sedang dalam kepustakaan
asing ada sementara ahli yang menggunakan istilah “audio visual aids“. Untuk
pengertian yang sama banyak pula ahli yang menggunakan istilah “teaching-
material atau instruktional material.” Artinya identik dengan pengertian
keperagaan yang berasal dari kata “raga”, artinya suatu benda yang dapat
diraba, dilihat, didengar dan dapat diamati melalui indera kita.
Pengertian media pendidikan secara definitif; dalam hal ini para ahli
memberikan rumusan yang berbeda, masing-masing mempunyai wawasan
dasar dan orientasi yang berlainan, namun demikian pada prinsipnya ada
kesamaan pengertian yang mendasar. Di antara rumusan pengertian yang
dikemukakan para ahli tersebut adalah:
1. Sanjaya (2006:172) adalah segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan oleh
siswa untuk mempelajari bahan dan pengalaman belajar sesuai dengan
tujuan yang hendak dicapai.
2. Robert M. Gague (1970) menyatakan bahwa: Media pendidikan adalah
berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsangnya untuk belajar. Sementara itu Brigss (1970) berpendapat
bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta
merangsang siswa untuk belajar.
3. Drs. I Wayan Arahana menyatakan: Media pendidikan adalah segala
sesuatu yang dapat dipakai untuk memberikan rangsangan sehingga terjadi
interaksi belajar mengajar dalam upaya untuk mencapai tujuan instruksional
tertentu.”

9
4. Drs. Soeprapto, dkk. Berpendapat bahwa: Media pendidikan atau
pengajaran adalah semua alat pembantu yang secara efektif dapat digunakan
oleh guru untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
5. Dra. Ny. Sri Widiastuti, dkk., berpendapat: Media pendidikan atau
pengajaran adalah semua alat yang dapat dipergunakan melalui indera
pendengaran, pengamatan (telinga, mata), dalam proses kegiatan belajar,
karena alat itu alat-alat bantu tersebut sering dinamakan alat pembantu
dengan pandang atau audio visual (AVA).
6. Drs. Oemar Hamalik berpendapat: Media pendidikan adalah alat, metode
dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi
dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan
pengajaran.
7. Drs. H. Muhammad Ali berpendapat: Media pengajaran adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (message),
merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat
mendorong prases belajar.
Dari beberapaa pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
media pendidikan atau pengajaran adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima guna
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar. Sebagai pembawa (penyalur) pesan,
media pengajaran tidak hanya digunakan oleh guru, tetapi yang lebih
penting dapat pula digunakan oleh siswa.
E. Tujuan Dan Manfaat Penggunaaan Media Dan Sumber Pembelajaran
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi lebih khusus teknologi
informasi sangat memengaruhi penyusunan dan implementasi strategi
pembelajaran. Melalui kemajuan tersebut, para guru dapat menggunakan
berbagai media dan sumber belajar sesuai dengan kebutuhan dan tujuan
pembelajaran. Pemanfaatan berbagai media dan sumber belajar memberi
dampak terhadap upaya guru dalam memecahkan permasalahan belajar. Dari
berbagai penjelasan tentang media dan sumber pembelajaran di berbagai

10
literature, maka dapat dijelaskan bahwa tujuan penggunaan media dan sumber
belajar antara lain adalah sebagai berikut.
1. Untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, mudah dan menyenangkan untuk
kelangsungan pembelajaran.
2. Untuk meningkatkan gairah dan motivasi belajar peserta didik
3. Untuk membantu mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh
siswa.
4. Untuk mengatasi batas ruang kelas dalam penyajian bahan belajar yang sulit
dipahami secara langsung oleh peserta didik.
5. Untuk meningkatkan pemahaman peserta didik tentang konsep dasar yang
benar, nyata, dan tepat.
6. Untuk membangkitkan keinginan dan minat baru serta mengontrol
kecepatan belajar siswa.
Selanjutnya media dan sumber belajar memiliki berbagai manfaat penting
dalam kegiatan pembelajaran. Media dan sumber belajar tidak hanya
bermanfaat untuk menyalurkan pesan, tetapi juga strategi, metode, dan
tekniknya. Tim Pengembang Ilmu Pendidikan dari FIP UPI (2007: 201)
mengungkapkan manfaat sumber belajar adalah:
1. Meningkatkan produktivitas pembelajaran.
2. Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual.
3. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran.
4. Lebih memantapkan pembelajaran.
5. Memungkinkan belajar secara seketika.
6. Memungkinkan pembelajaran yang lebih luas.
Pendapat lain dikemukakan oleh Eveline Siregar & Hartini Nara (2010)
yang lebih fokus pada memfasilitasi kegiatan pembelajaran yang lebih efektif
dan efisian melalui upaya berikut.
1. Memberikan pengalaman belajar yang lebih konkret dan langsung.
2. Menyajikan sesuatu yang tidak mungkin diadakan, dikunjungi, atau dilihat
secara langsung.
3. Menambah dan memperluas cakrawala sains yang ada di dalam kelas.
4. Memberikan informasi yang akurat dan terbaru.

11
5. Membantu memecahkan masalah pendidikan dalam lingkup makro maupun
mikro.
6. Memberikan motivasi positif.
7. Merangsang untuk berpikir kritis, merangsang untuk bersikap lebih positif
serta berkembang lebih jauh.
F. Variasi
Variasi adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar
mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan murid, sehingga dalam
situasi belajar mengajar murid senantiasa menunjukan ketekunan, antusiasme
serta penuh partisipasi, menghilangkan kebosanan, meningkatkan minat dan
keingintahuan siswa, melayani gaya belajar siswa yang beragam, serta
meningkatkan kadar keaktifan siswa.
Dari definisi diatas bisa ditarik kesimpulan bahwa variasi gaya mengajar
adalah pengubahan tingkah laku, sikap dan perbuatan guru dalam konteks
belajar mengajar yang bertujuan untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga
siswa memiliki minat belajar yang tinggi terhadap pelajarannya. Dan ini bisa
dibuktikan melalui ketekunan, antusiasme, keaktifan mereka dalam belajar dan
mengikuti pelajarannya di kelas. Anak tidak bisa dipaksakan untuk terus-
menerus memusatkan perhatiannya dalam mengikuti pelajarannya, apalagi jika
guru saat mengajar tanpa menggunakan variasi alias monoton yang membuat
siswa kurang perhatian, mengantuk, dan bosan. Untuk mengatasi kebosanan
siswa tersebut perlu adanya variasi, dalam keterampilan mengadakan variasi
dalam proses belajar mengajar ada 3 aspek, yaitu :
1. Variasi gaya mengajar.
2. Variasi dalam menggunakan media.
3. Variasi dalam interaksi antara guru dengan siswa.
Dari ketiga aspek ini, hanya membahas atau menguraikan tentang variasi
gaya mengajar. variasi ini meliputi: variasi suara, variasi gerak badan atau
mimik, kontak pandang, ekspresi wajah, penekanan atau kesenyapan,
pergantian atau posisi guru. Dengan adanya penggunaan variasi gaya mengajar
ini diharapkan dalam proses belajar.

12
G. Tujuan Dan Manfaat Variasi
Tujuan variasi gaya mengajar dan manfaat variasi gaya mengajar, yaitu:
1. Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek
belajar yang relevan.
2. Untuk memberikan kesempatan bagi perkembangan bakat keingin tahuan
dan ingin menyelidiki siswa tentang hal-hal baru.
3. Untuk memupuk dan membentuk tingkah laku yang positif terhadap guru
dan sekolah dengan berbagai gaya mengajar yang lebih hidup dan
lingkungan belajar yang baik. Untuk memberi kesempatan kepada siswa
untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang baik.
H. Prinsip Penggunaan Variasi
Agar kegiatan pengajaran dapat merangsang siswa untuk aktif dan kreatif
belajar, tentu saja diperlukan lingkungan belajar yang kondusif. Salah satu
upaya ke arah itu adalah dengan cara memperhatikan beberapa prinsip
penggunaan variasi dalam mengajar. Beberapa prinsip penggunaan ini sangat
penting untuk diperhatikan dan betul-betul harus dihayati guna mendukung
pelaksanaan tugas mengajar di kelas. Prinsip-prinsip penggunaan variasi
mengajar itu adalah sebagai berikut:
1. Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan
dengan tujuan yang hendak dicapai. Dalam menggunakan keterampilan
variasi sebaiknya semua jenis variasi digunakan. Disamping itu juga harus
ada variasi penggunaan komponen untuk tiap jenis variasi, terutama
penggunaan variasi gaya mengajar, dalam bervariasi harus disesuaikan
dengan materi pelajaran yang akan disampaikan agar menarik siswa untuk
memperhatikan atau mendengarkan penjelasan guru.
2. Menggunakan variasi secara lancar dan berkesinambungan, sehingga
momen proses belajar mengajar yang utuh, tidak merusak perhatian siswa
dan proses belajar mengajar tidak terganggu.
3. Komponen-komponen variasi yang memerlukan pengorganisasian dan
perencanaan yang baik perlu dirancang secara cermat dan dicantumkan
dalam satuan pelajaran atau RPP. Selain itu, perubahan komponen

13
keterampilan tersebut dapat dilakukan selama kegiatan pembelajaran
berlangsung.
4. Penggunaan komponen variasi harus benar-benar terstruktrur dan
direncanakan oleh guru. Karena variasi ini memerlukan penggunaan yang
luwes, spontan sesuai dengan umpan balik yang diterima dari siswa.
I. Diskusi Kelompok
Menurut Mulyasa dalam Suwarna, diskusi kelompok adalah suatu proses
percakapan yang teratur, yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi
tatap muka yang bebas dan terbuka, dengan tujuan berbagi
informasi/pengalaman, mengambil keputusan atau memecahkan suatu masalah.
Secara umum ada dua jenis diskusi yang biasa dilakukan dalam proses
pembelajaran, yaitu: diskusi kelompok atau kelas dan diskusi kelompok kecil.
Pada diskusi kelompok atau diskusi kelas ini permasalahan yang disajikan oleh
guru dipecahkan oleh kelas secara keseluruhan, yang mengatur jalannya
diskusi adalah guru. Kedua diskusi kelompok kecil, pada diskusi ini siswa
dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 3-7 orang.
Proses pelaksanaan diskusi ini dimulai dari guru menyajikan masalah dengan
beberapa submasalah. Kemudian setiap kelompok diminta untuk memecahkan
masalah yang disampaikan guru. Proses diskusi diakhiri dengan laporan setiap
kelompok.
Jenis apa pun diskusi yang digunakan dalam proses pelaksanaanya, guru
harus mengatur kondisi agar:
1. Setiap siswa dapat bicara mengeluarkan gagasan dan pendapatnya.
2. Setiap siswa harus saling mendengar pendapat orang lain.
3. Setiap siswa harus saling memberikan respons.
4. Setiap siswa harus dapat mengumpulkan atau mencatat ide-ide yang
dianggap penting.
5. Melalui diskusi setiap siswa harus dapat mengembangkan pengetahuannya
serta memahami isu-isu yang dibicarakan dalam diskusi.
Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa
menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses
yang memberi kesempatan untuk berfikir, berinteraksi sosial, serta berlatih

14
bersikap positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan
kreativitas siswa, serta membina kemampuan berkomunikasi termasuk di
dalamnya keterampilan berbahasa.
Diskusi kelompok kecil mempunyai karakteristik sebagai, berikut:
1. Melibatkan kelompok orang yang anggotanya antara 3-9 orang (idealnya 5-
9 orang).
2. Berlangsung dalam interaksi secara bebas (tidak ada tekanan dan paksaan)
dan langsung, artinya semua anggota kelompok mendapat kesempatan untuk
saling beradu pandang dan saling mendengarkan serta saling berkomunikasi
dengan yang lain.
3. Mempunyai tujuan tertentu yang akan dicapai dengan kerjasama antar
anggota kelompok.
4. Berlangsung menurut proses yang teratur dan sistematis, menuju suatu
kesimpulan.
Dengan memperhatikan keempat karakteristik tersebut dapat disimpulkan
bahwa yang dimaksud dengan diskusi kelompok adalah suatu proses
pembicaraan yang teratur  yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi
tatap muka yang informal dengan tujuan untuk mengambil keputusan atau
memecahakan suatu persoalan atau masalah.
J. Tujuan Dan Manfaat Diskusi
Kegiatan diskusi dalam pembelajaran dilakukan untuk memberi
kesempatan kepada siswa membahas suatu permasalahan atau topik dengan
cara setiap siswa menagajukan pendapat, saling tukar pemikiran untuk
diperoleh kesimpulan bersama dari diskusi yang dilakukannya. Diskusi
merupakan metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk
mengimplementasikan strategi pembelajaran berbasis pemecahan masalah.
Strategi ini diharapkan dapat mendorong siswa untuk dapat meningkatkan
kemampuan berpikir ilmiah dan dapat mengembangkan pengetahuan siswa.
Adapun tujuan dan manfaat kegiatan diskusi antara lain :
1. Memupuk sikap toleransi; yaitu setiap siswa saling menghargai terhadap
pendapat yang dikemukakan oleh setiap peserta didik.

15
2. Memupuk kehidupan demokrasi; yaitu setiap siswa secara bebas dan
bertanggung jawab terbiasa mengemukakan pendapat, bertukar fikiran untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
3. Mendorong pembelajaran secara aktif; yaitu siswa dalam membahas suatu
topik pembelajaran tidak selalu menerima dari guru, akan tetapi melalui
kerja sama dalam kelompok diskusi siswa belajar mengembangkan
kemampuan berfikirnya.
4. Menumbuhkan rasa percaya diri; yaitu dengan kebiasaan untuk
beragumentasi yang dilakukan antar sesama teman dalam kelompok diskusi,
akan mendorong keberanian dan rasa percaya diri mengajukan pendapat
maupun mencari solusi pemecahan.
K. Mengelola Kelas
Menurut Bahasa “keterampilan” artinya kecakapan untuk menyelesaikan
tugas. Sedangkan menurut istilah ”keterampilan” adalah sekumpulan
pengetahuan dan kemampuan yang harus dikuasai. Kemudian ”mengelola”
menurut bahasa artinya mengendalikan, menyelenggarakan, mengurus,
menjalankan. Menurut istilah ”mengelola” adalah penciptaan suatu kondisi
yang memungkinkan belajar siswa menjadi optimal. Seorang guru yang
berhasil dalam mengajar bukan saja ditentukan oleh hal-hal yang berhubungan
dengan pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar, seperti perumusan tujuan
secara tepat dan jelas, pemilihan pengajar, penguasaan materi yang memadai,
pemilihan metode mengajar yang tepat, serta lengkapnya sumber belajar.
Tetapi ada juga hal-hal yang menentukan keberhasilan seorang guru seperti
kemampuan guru dalam mencegah timbulnya tingkah laku siswa yang
mengganggu berlangsungnya kegiatan belajar mengajar serta keterampilan
guru dalam mengelolanya.
Keterampilan mengelola kelas merupakan kecakapan atau kemampuan
yang harus dimiliki oleh seorang pendidik, yaitu mampu mengkoordinir
kegiatan belajar mengajar yang optimal bagi siswa serta dapat mengkondisikan
jika terjadi gangguan saat proses pembelajaran. Kurangnya pengalaman
mengajar, menyebabkan kurang terampilnya guru dalam mengelola kelas,
sehingga membutuhkan perbaikan pada beberapa aspek yaitu memberi teguran

16
kepada siswa, memberi penguatan, dan mengatasi tingkah laku siswa yang
menyebabkan masalah.
Jadi keterampilan mengelola kelas adalah merupakan kemampuan atau
kecakapan guru dalam menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang
optimal serta guru mampu mengembalikannya bila terjadi masalah dan
gangguan dalam proses belajar mengajar. Dalam artian, kegiatan-kegiatan
untuk memelihara kondisi belajar yang optimal dan mempertahankan kondisi
belajar apabila terjadi suatu gangguan dan masalah ketika proses belajar
mengajar berlangsung. Adapun yang termasuk ke dalam hal ini, seperti halnya
menghentian tingkah laku siswa yang menyelewengkan perhatian kelas,
memberikan ganjaran bagi siswa yang tidak menepati waktu yang telah
disepakati.
L. Tujuan Pengelolaan Kelas
Menurut Ahmad (1995), tujuan pengelolaan kelas adalah sebagai berikut:
1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar
maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan siswa untuk
mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
2. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya
interaksi belajar mengajar.
3. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta peralatan belajar yang mendukung
dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial,
emosional, dan intelektual siswa dalam kelas.
Tujuan pengelolaan kelas menurut Sudirman (dalam Djamarah 2006) pada
hakikatnya terkandung dalam tujuan pendidikan. Tujuan pengelolaan kelas
adalah:
1. Penyediaan fasilitas bagi macam-macam kegiatan belajar siswa dalam
lingkungan sosial, emosional, dan intelektual dalam kelas.
2. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja.
3. Terciptanya suasana yang memberikan kepuasan, suasana disiplin,
perkembangan intelektual, emosional, dan sikap serta apresiasi pada siswa.

17
Sedangkan Arikunto (Djamarah 2006) berpendapat bahwa tujuan
pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib
sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien.
M. Prinsip-Prinsip Mengelola Kelas
Dalam melaksanakan komponen keterampilan pengelolaan kelas, perlu
diperhatikan pinsip-prinsip dasar pengelolaan kelas sebagai berikut:
1. Kehangatan dan keantusiasan, guru dapat memudahkan terciptanya iklim
kelas yang menyenangkan sehingga dapat mewujudkan kegiatan belajar
yang optimal. Guru yang bersikap hangat dan akrab serta secara aktif
menunjukkan antusiasnya terhadap tugas-tugas, kegiatan-kegiatan, atau
siswanya akan lebih mudah melaksanakan komponen-komponen
keterampilan pengelolaan kelas.
2. Tantangan penggunaan kata-kata, tindakan, atau bahan-bahan yang
menantang akan meningkatkan gairah siswa untuk belajar sehingga
mengurangi kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang.
Selain itu perhatian dan minat siswa akan tetap terpelihara. Diusahakan,
saat guru memberi tantangan, soal dimulai dari yang mudah dan semua
siswa bisa menjawab sebagai motivasi untuk menjawab selanjutnya.
3. Bervariasi dalam penelitiannya Sadikin, dkk. (2018), menuturkan bahwa
salah satu hal yang dapat dilakukan pendidik untuk meningkatkan hasil
belajar siswa adalah dengan menciptakan kondisi belajar yang menarik
dan menggunakan variasi assesment. Penggunaan variasi dalam media,
gaya dan interaksi belajar mengajar merupakan kunci pengelolaan kelas
untuk menghindari kejenuhan serta pengulangan aktivitas yang
menyebabkan menurunnya kegiatan belajar dan tingkah laku positif siswa.
Jika terdapat banyak variasi maka kejenuhan akan berkurang dan siswa
akan cenderung meningkatkan keterlibatannya dalam tugas dan tidak akan
menunggu temannya.
4. Keluwesan selama proses belajar mengajar, terdapat kemungkinan
munculnya gangguan-gangguan dari siswa. Untuk mencegah gangguan
tersebut diperlukan keluwesan tingkah laku guru untuk dapat merubah

18
strategi mengajarnya dengan memanipulasi berbagai komponen
keterampilan mengajar yang lain.
5. Penekanan pada hal-hal yang positif cara guru memelihara suasana yang
positif diantaranya adalah dengan memberi aksentuasi terhadap tingkah
laku siswa yang positif dan menghindari celaan terhadap tingkah laku yang
kurang wajar dan menyadari akan kemungkinan kesalahan yang dapat
dibuatnya sehingga akan mengganggu kelancaran dan kecepatan belajar
siswa. Dalam pelaksanaan kurikulum 2013, salah satu tanggung jawab
guru dalam mengajar adalah mengubah perspektif belajar berpusat pada
guru menjadi berpusat pada siswa. Dengan menerapkan belajar yang
berpusat pada siswa akan melahirkan kemampuan berpikir kritis pada
siswa, dan secara tidak langsung juga dapat memindahkan fokus siswa
yang biasanya melakukan kegaduhan, menjadi aktif dalam hal-hal positif
misalnya ketika berdiskusi dan presentasi.
6. Penanaman disiplin diri siswa dapat mengembangkan diri sendiri
merupakan tujuan akhir dari pengelolaan kelas. Untuk mencapai tujuan ini
guru harus selalu mendorong siswa untuk melaksanakan disiplin diri
sendiri. Hal ini akan lebih berhasil jika guru sendiri menjadi contoh atau
teladan tentang pengendalian diri dan pelaksanaan tanggung jawab.
N. Komponen Keterampilan Pengelolaan Kelas
Komponen-komponen dalam pengelolaan kelas sebagai berikut:
1. Preventif, yaitu keterampilan yang berhubungan dengan penciptaan dan
pemeliharaan kondisi belajar yang optimal, seperti:
a. Menunjukan sikap tanggap, keterampilan ini menggambarkan tingkah
laku guru yang telah memperhatikan siswanya sehingga siswa merasa
bahwa guru hadir bersama mereka. Cara yang dilakukan dalam
menunjukkan sikap tanggap ini dengan cara memandang secara seksama,
gerak mendekati, memberikan pernyataan, memberikan reaksi terhadap
gangguan atau ketak-acuhan siswa.
b. Memberikan perhatian, pengelolaan kelas yang efektif terjadi bila guru
mampu membagi perhatiannya kepada beberapa kegiatan yang

19
berlangsung dalam waktu yang sama. Cara yang digunakan dalam
membagi perhatian yaitu melalui visual dan verbal.
c. Memusatkan perhatian kelompok, seorang guru harus mampu
memusatkan kelompok terhadap tugas-tugas yang diberikan sehingga
siswa tetap terlibat dalam kegiatan belajar. Cara yang dilakukan yaitu
dengan menyiagakan siswa atau memusatkan pada suatu topik dan
menuntut tanggung jawab siswa untuk memperagakan alat atau
melaporkan hasil diskusi.
d. Memberikan petunjuk yang jelas, petunjuk yang jelas sangat diperlukan
oleh siswa sehingga siswa tidak mengalami kebingungan dalam
mengerjakan tugas atau perintah.
e. Menegur siswa bila melakukan tindakan menyimpang, siswa yang telah
mengganggu proses pembelajaran dapat diberi teguran. Teguran harus
tegas dan jelas namun menghindari perkataan kasar atau menghina.
Namun teguran ini dapat disepakati bentuknya saat membuat aturan-
aturan tertentu antara siswa dan guru. Guru harus lebih berhati-hati dalam
menasehati siswa terhadap kelas maupun perorangan.
f. Memberikan penguatan, segala tingkah laku hendaknya diberi penguatan
baik itu penguatan positif maupun negatif dan teguran pada perilaku
siswa yang telah menyimpang.
2. Represif, yaitu keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian
kondisi belajar yang optimal, yaitu berkaitan dengan respon guru terhadap
gangguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat
melakukan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang
optimal. Guru dapat menggunakan strategi:
a. Modifikasi tingkah laku, guru hendaknya menganalisis tingkah laku
siswa yang mengalami masalah/kesulitan dan berusaha memodifikasi
tingkah laku tersebut dengan mengaplikasikan pemberian penguatan
secara sistematis.
b. Guru menggunakan pendekatan pemecahan masalah kelompok dengan
cara memperlancar tugas-tugas melalui kerjasama di antara siswa dan
memelihara kegiatan-kegiatan kelompok.

20
c. Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah.
Disamping dua keterampilan pengelolaan kelas tersebut, guru perlu
memperhatikan perihal lainnya seperti, menghindari campur tangan
yang berlebihan, menghentikan penjelasan tanpa alasan, ketidak tepatan
memulai dan mengakhiri kegiatan, penyimpangan, dan sikap yang
terlalu bertele-tele.

21
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Keterampilan memberi penguatan merupakan salah satu keterampilan
mengajar yang harus dimiliki oleh seorang tenaga pendidik. Terdapat
beberapa komponen dalam pemberian penguatan yaitu: penguatan verbal
dan penguatan non-verbal.
2. Media pendidikan atau pengajaran adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima guna
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat
mendorong terjadinya proses belajar.
3. Variasi bertujuan untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa
kepada aspek-aspek belajar yang relevan. Salah satu upaya ke arah itu
adalah dengan cara memperhatikan beberapa prinsip penggunaan variasi
dalam mengajar.
4. Pada diskusi kelompok atau diskusi kelas ini permasalahan yang disajikan
oleh guru dipecahkan oleh kelas secara keseluruhan, yang mengatur
jalannya diskusi adalah guru.
5. Keterampilan mengelola kelas merupakan kecakapan atau kemampuan yang
harus dimiliki oleh seorang pendidik. Tujuan mengelolah kelas adalah
Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya
interaksi belajar mengajar. Komponen-komponen dalam pengelolaan kelas
ada dua, yaitu: prefentif dan reprensif.
B. Saran
Penulis menyadari jika makalah ini banyak sekali memiliki kekurangan
yang jauh dari kata sempurna. Tentunya, penulis akan terus memperbaiki
makalah dengan mengacuh kepada sumber yang bisa di pertanggung jawabkan
nantinya. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan adanya saran mengenai
pembahasan makalah diatas.

22
DAFTAR PUSTAKA

Ali Imran. (1995). Pembinaan Guru di Indonesia. Diakses Pada Tanggal 17


September 2022 Pukul 10:25 WITA.

Bakhruddin Mukhammad, dkk. (2021). Strategi Belajar Mengajar: Konsep Dasar


dan Implementasinya (PDF). Jawa Timur: CV. Agrapana Media.

Barnawi., & Mohammad, Arifin. (2012). Etika dan Profesi Kependidikan.


Diakses Pada Tanggal 17 September 2022 Pukul 10:30 WITA.

Hakim, N., Yudiyanto, Hakiki, P.R.L., & Soleha, S. (2020). Analisis


Keterampilan Dasar Mengajar Mahasiswa Tadris Biologi. JPBIO (Jurnal
Pendidikan Biologi). Diakses Pada Tanggal 17 September 2022 Pukul
10:40) WITA.

Hasibuan, J.J, Dip. Ed, dan Moedjiono. (2008). Proses Belajar Mengajar. Diakses
Pada Tanggal 17 September 2022 Pukul 10:25 WITA.

Mu’awanah. (2011). Strategi Pembelajaran (PDF). Jawa Timur: Stain Kediri


Press.

Usman, Mohd. Uzer. (2002). Menjadi guru profesional. Diakses Pada Tanggal 17
September 2022 Pukul 11:15 WITA.

Wartono.(2003).Keterampilan Dasar Mengajar. Diakses Pada Tanggal 17


September 2022 Pukul 10:22 WITA.

23

Anda mungkin juga menyukai