Anda di halaman 1dari 141

BAB I

KONSEP-KONSEP DASAR, PERAN, SEJARAH DAN


ARAH AKUNTANSI MANAJEMEN
1. SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN

Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (Management Accounting Information System)


menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan tujuan manajemen
tertentu. Sistem informasi akuntansi manajemen tidak terikat oleh kriteria formal apapun yang
mendefinisikan sifat dan proses, masukan (input) maupun keluaran (output).

Ada tiga tujuan umum dari sistem informasi akuntansi manajemen yaitu :

1) Menyediakan informasi untuk perhitungan produk, jasa atau objek lainnya yang
dibutuhkan oleh manajemen. Dalam hal ini manajemen diharuskan memenuhi
perhitungan biaya produk, jasa dan objek lainnya dengan tepat atau akurat. Selain itu
penelusuran biaya dan ukuran non keuangan bagi kinerja dari waktu ke waktu.
2) Menyediakan informasi untuk perencanaan, pengendalian, pengevaluasian dan perbaikan
berkelanjutan (continous improvement). Dalam hal ini para manajer, eksekutif dan pekerja
membutuhkan sebuah informasi yang dapat mengidentifikasi berbagai masalah, seperti
kelebihan atau kekurangan biaya yang dianggarkan. Setelah masalah diketahui tindakan
untuk mengidentifikasi dan mengimplementasi solusinya dapat diambil. Solusi yang
diambil bertujuan dengan komitment perbaikan berkelanjutan. Perbaikan berkelanjutan
berarti mencari cara meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya.
3) Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan disini
berkaitan dengan dua tujuan utama misalnya, informasi biaya produk, proses pelanggan
dan objek lainnya menjadi perhatian serius bagi manajemen (tujuan utama) dalam hal
mengidentifikasi masalah serta melakukan alternatif solusinya. Demikian juga observasi
terhadap perencanaan, pengendalian dan evaluasi (tujuan ke dua) dapat dilakukan seperti
tujuan pertama.

2. PROSES MANAJEMEN

Proses manajemen (Process Management) didefinisikan sebagai aktivitas perencanaan,


pengendalian dan pengambilan keputusan. Dengan kata lain manajer , pekerja, eksekutif harus
memahami dengan baik dan benar tentang proses manajemen tentang aktivitas perencanaan,
pengendalian, dan pengambilan keputusan. Perencanaan (planning) merupakan formulasi
terperinci dari tindakan untuk mencapai tujuan tertentu.

Pengendalian (controlling) merupakan pemonitoran implementasi suatu rencana.


Sedangkan pengambilan keputusan (decision making) merupakan pemilihan diantara berbagai
alternatif yang ada.

3. AKUNTANSI MANAJEMEN DAN AKUNTANSI KEUANGAN


Akuntansi manajemen (Management Accounting) berbeda dengan akuntansi keuangan (financial
accounting) yaitu :

1) Informasi akuntansi manajemen ditujukan untuk pengguna internal, sedangkan informasi


akuntansi keuangan ditujukan untuk eksternal.
2) Akuntansi manajemen tidak terikat oleh aturan-aturan dari luar seperti Standar Akuntansi
Keuangan (SAK), sedangkan keuangan terikat dengan aturan-aturan dari luar seperti SAK.
3) Akuntansi manajemen lebih bersifat subjektif dan menggunakan ukuran keuangan dan
non keuangan, sedangakan akuntansi keuangan bersifat objektif dan diaudit akuntan
publik (akuntan independen) atas informasi keuangan yang tersedia.
4) Akuntansi manajemen menyediakan informasi lebih terperinci, lebih luas dan memilikin
multi disiplin ilmu dibandingkan akuntansi keuangan.

4. FOKUS DAN PERAN AKUNTANSI MANAJEMEN

Akuntansi manajemen harus menyediakan informasi yang memungkinkan manajemen untuk


berfokus pada nilai pelanggan, manajemen kualitas total dan persaingan berdasarkan waktu.
Dalam hal ini manajer harus memutuskan posisi strategis perusahaan seperti kepemimpinan
biaya atau diferensiasi produk.

Disisi lain posisi atau peran akuntan manajemen bertanggung jawab mengidentifikasi,
mengumpulkan, mengukur, menganalisis, menginterpretasikan dan mengkomunikasikan
informasi yang digunakan oleh manajer untuk mencapai tujuan dasar organisasi. Akuntansi
manajemen biasanya terlibat secara dekat dalam proses manajemen sebagai anggota tim
manajemen.

5. SEJARAH SINGKAT AKUNTANSI MANAJEMEN

Pada tahun 1925, penekanan pada prosedur akuntansi manajemen berubah menjadi perhitungan
biaya persediaan yang berawal dari penekanan pelaporan pihak eksternal. Pada tahun 1950-an
dan 1960-an beberapa usaha dilakukan untuk meningkatkan kegunaan manajerial dari sistem
biaya tradisional. Pada tahun-tahun belakangan ini terdapat usaha yang sangat signifikan untuk
mengubah praktek dan sifat akuntansi manajemen secara radikal. Sebagian besar sebagai
respon terhadap perubahan dramatis dalam lingkungan persaingan yang sangat ketat.

6. PERILAKU ETIS BAGI MANAJER DAN AKUNTANSI MANAJEMEN

Perilaku etis melibatkan tindakan-tindakan yang “benar”,”sesuai” dan “adil”. Prinsip umum yang
mendasari sistem etika merupakan keyakinan bahwa setiap anggota kelompok bertanggung
jawab untuk kebaikan anggota lainnya. Keinginan untuk berkorban demi kebaikan kelompoknya
merupakan inti dari tindakan etis. Akuntan manajemen dan para manajer dalam mencapai laba
yang maksimal atau memaksimumkan kekayaan bersih perusahaan dengan cara-cara yang legal
dan etis.

Ada sepuluh nilai inti dalam menghasilkan prinsip-prinsip yang membedakan antara benar
dab salah dalam istilah umum yaitu :
1. Kejujuran
2. Integritas
3. Pemenuhan janji
4. Kesetiaan
5. Keadilan
6. Kepedulian terhadap sesama
7. Penghargaan kepada orang lain
8. Kewarganegaraan yang bertanggung jawab
9. Usaha untuk mencapai kesempurnaan
10. Akuntabilitas

7. BIAYA DAN OBJEK BIAYA

Mempelajari akuntansi manajemen membutuhkan pemahaman arti biaya dan terminilogi yang
berkaitan dengan biaya. Pembebanan biaya pada produk, jasa, pelanggan dan objek lain yang
menjadi perhatian manajemen adalah salah satu tujuan dasar dari sistem informasi akuntansi
manajemen.

Biaya (cost) adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapat barang
dan jasa yang diharapkan memberikan manfaat saat ini atau dimasa depan bagi organisasi. Bagi
perusahaan atau organisasi yang mencari laba (organisation profit) bahwa biaya yang
dikorbankan untuk memberikan manfaat dimasa depan adalah pendapatan. Agar perusahaan
dapat tetap berjalan pendapatan harus lebih besar dari beban yang dikeluarkan untuk
memperoleh pendapatan.

Beban (expenses) adalah biaya yang telah dihabiskan (expired) untuk memperoleh
pendapatan (revenues)

Objek biaya (cost objective) adalah tempat dimana biaya diukur dan diakumulasikan.
Objek biaya dapat berupa apapun, seperti produk, pelanggan, departemen, proyek, aktivitas dan
lain-lain yang digunakan untuk mengukur dan membebankan biaya. Sebagai contoh, jika sebuah
pabrik sepatu ingin menetapkan biaya pengembangan sepatu baru, maka objek biayanya adalah
proyek pengembangan sepatu baru.

8. PEMBEBANAN BIAYA

Biaya dibebankan pada objek biaya, seperti produk, proyek, pabrik, departemen, pelanggan,
aktivitas dan lain-lain. Ada dua metode pembebanan biaya yaitu :

1) Penelusuran langsung (direct tracing) adalah suatu proses pengidentifikasian dan


pembebanan biaya secara khusus dan phisik dengan suatu objek biaya. Misalkan objek
biaya adalah produk sepeda, produk sepeda menggunakan bahan baku (direct material)
dengan tenaga kerja langsung (direct labor). Bahan baku dan tenaga kerja langsung yang
dibutuhkan untuk membuat sepeda dapat diamati secara physik sehingga biaya dapat
dibebankan langsung pada sepeda tersebut.
2) Penelusuran penggerak (driver tracing) adalah penggunakan penggerak untuk
membebankan biaya pada objek biaya. Dalam kontek pembebanan biaya, penggerak
(driver) adalah faktor penyebab yang mengukur konsumsi (atau pemakaian) sumber daya
ke objek biaya.

Ilustrasi, untuk memahami pembebanan biaya dengan penelusuran langsung


(direct tracing) dan penelusuran penggerak (driver tracing)

Andi dan Joko sepakat untuk berbagi biaya makan siang di rumah makan lesehan. Mereka
memesan nasi 1 bakul kecil (terbagi menjadi tiga piring) seharga Rp. 9.000, dan aatu teko kecil
es teh manis (dengan isi untuk tiga gelas) seharga Rp. 7.500 dan Andi memesan atu piring gado-
gado seharga Rp. 7.000 sedangkan Joko memesan satu mangkok sop ayam seharga Rp. 8.000.
Perlu diketahui bahwa Andi menghabiskan dua piring nasi dan Joko menghabiskan satu piring
nasi. Untuk es teh manis satu gelas untuk Andi dan dua gelas untuk Joko.

Berapakah biaya makan per orang (Andi dan Joko)

Jawab

Keterangan Andi Joko


Penelusuran Langsung (direct tracing)
Gado-gado Rp. 7.000 Rp. –
Sop Ayam Rp. - Rp. 8.000
Penelusuran penggerak (driver tracing)
2
Nasi 2 piring 3 x Rp.9.000 Rp. 6.000 Rp. –

1
Nasi 1 piring 3 x Rp.9.000 Rp. - Rp. 3.000

1
Teh manis 1 gelas 3 x Rp. 7.500 Rp. 2.500 Rp. –

2
Teh manis 2 gelas 3 x Rp.7.500 Rp. - Rp. 5.000

Biaya makan siang per orang Rp. 15.500 Rp. 16.000


Catatan :

a. Metode penelusuran langsung merupakan pembebanan biaya ke objek biaya yang paling
akurat, disebabkan hubungan sebab akibat yang dapat diamati secara fisik. Sedangkan
metode penelusuran penggerak dianggap kurang akurat karena ukuran satu piring nasi dan
satu gelas es teh bisa berbeda.
b. Ada satu metode pembebanan biaya yang lebih dianggap kurang akurat (atau sebaiknya
dihindari) yaitu metode alokasi (allocation methode). Pembebanan biaya tidak langsung pada
objek biaya disebut metode alokasi. Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya-biaya
yang tidak dapat dibebankan pada objek biaya, baik dengan metode penelusuran langsung
maupun penelusuran penggerak. Biaya tidak langsung, tidak terdapat hubungan sebab
akibat, maka pembebanan biaya tidak langsung didasarkan pada kemudahan atau beberapa
asumsi yang berhubungan. Contoh, biaya tidak langsung adalah biaya penerangan dan
pemanasan ruangan pabrik yang memproduksi dua atau lebih produk yang berbeda. Namun
demikian pengalokasian biaya tidak langsung tetap dilakukan untuk tujuan pelaporan pihak
eksternal.

9. HARGA POKOK PRODUK DAN JASA

Keluaran (output) organisasi merupakan salah satu objek biaya terpenting. Ada dua jenis output
yaitu produk berwujud (barang) atau jasa. Produk berwujud (tangible product) adalah barang
yang dihasilkan dengan mengubah bahan baku melalui penggunaan tenaga kerja dan masukan
(input) modal, seperti pabrik, lahan dan mesin. Televisi, mobil, pakaian dan hamburger
merupakan produk berwujud. Jasa (service) adalah tugas atau aktivitas yang dilakukan
pelanggan dengan menggunakan produk berwujud atau fasilitas organisasi. Jasa (service) juga
do produksi dengan menggunakan bahan, tenaga kerja dan input modal. Perawatan kesehatan,
jasa pemakaman dan akuntansi merupakan contoh aktivitas jasa yang dilakukan pelanggan.
Sedangkan penyewaan kendaraan, alat ski dan video adalah jasa yang memungkinkan
pelanggan menggunakan produk atau fasilitas organisasi. Ada empat dimensi penting yang
membedakan jasa (service) dengan produk berwujud (tangible product) yaitu :

1. Tidak berwujud (intangible) artinya pembeli jasa tidak dapat melihat, merasakan, mendengar
atau mencicipi suatu jasa sebelum jasa tersebut dibeli.
2. Tidak tahan lama (perishability) artinya jasa tidak dapat disimpan untuk kegunaan masa
depan.
3. Tidak dapat dipisahkan (inseparability) artinya produsen dan pembeli jasa biasanya
melakukan kontak langsung saat terjadinya pertukaran (atau transaksi jasa).
4. Tidak selalu sama (heterogenity) artinya terdapat peluang variasi yang lebih besar pada
penyelenggaraan jasa daripada produk berwujud.

10. HARGA POKOK PRODUK DAN PELAPORAN KEUANGAN EKSTERNAL

Perhitungan harga pokok produk untuk pelaporan keuangan eksternal, dikelompokkan menurut
fungsi organisasi dapat dibagi dua, yaitu :

1. Biaya produksi (manufacturing cost) adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang
dan penyediaan jasa.

Biaya produksi terdiri dari tiga jenis, yaitu :

a. Biaya bahan langsung (manufacturing cost) adalah bahan yang dapat di telusuri secara
langsung pada barang atau jasa yang sedang diproduksi.
b. Biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost) adalah tenaga kerja yang dapat di telusuri
secara langsung pada barang atau jasa yang sedang diproduksi.
c. Biaya overhead (overhead cost) adalah semua biaya produksi atau pabrik selain bahan
baku langsung (direct material cost) dan biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost).
Pada perusahaan manufacturing atau pabrikasi bahwa biaya overhead disebut juga biaya
pabrik (factory borden) atau overhead manufactur (overhead manufacturing).
Catatan : kombinasi dari ketiga jenis biaya produksi yang dijelaskan diatas dapat dibagi
dua yaitu, 1. Biaya utama (prime cost) adalah biaya bahan baku (direct material cost)
ditambah biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost) 2. Biaya konversi (conversion
cost) adalah biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost) ditambah biaya overhead
(overhead cost).

2. Biaya non produksi (non manufacturing cost) adalah biaya yang berkaitan dengan fungsi
desain, pengembangan, pemasaran, distribusi, layanan pelanggan dan administrasi umum.
Biaya non produksi atau sering disebut biaya komersil (commercial expense) atau biaya
operasi (operating expense) dapat dibagi dua kategori yaitu :
a. Biaya penjualan (selling expense) adalah biaya yang dikeluarkan sampai dengan barang
atau jasa kepada konsumen. Biaya pemasaran, biaya distribusi, biaya pelanggan
melupakan contoh dari biaya penjualan atau biaya pemasaran (marketing expense).
b. Biaya umum dan administrasi (general and administration expense) adalah biaya yang
dikeluarkan untuk mengkoordinir aktivitas penentu kebijakan, pengarahan, pengawasan
secara keseluruhan agar dapat berjalan secara efektif dan efisien. Biaya mendesain
produk dan jasa, pengembangan dan administrasi merupakan contoh dari biaya umum
dan administrasi (general and administration expense).

11. LAPORAN LABA RUGI EKSTERNAL

Laporan laba rugi (income statement) adalah laporan yang menjelaskan pendapatan dan beban
yang dikeluarkan untuk pendapatan pada suatu periode tertentu.

Syarat utama dalam laporan laba rugi eksternal, biaya produksi (bahan baku, tenaga kerja
dan overhead) dimasukkan pada perhitungan biaya produksin (cost of good manufactured)
sedangkan biaya non produksi (biaya penjualan dan biaya administrasi) dimasukkan dalam
laporan laba rugi (income statement). Hal ini dapat dipahami bahwa biaya penjualan serta biaya
umum dan administrasi dipandang sebagai biaya periode (period cost) yang tidak dapat ditunda
pembebanannya. Ada tiga jenis laporan laba rugi, sesuai dengan jenis usaha organisasi yaitu :

1) Usaha dagang (trading company)


Jenis usaha yang menjual dan membeli barang dagangan tanpa melalui perubahan
kualitas maupun kuantitas. Usaha dagang memiliki satu jenis barang persediaan untuk
dijual yaitu persediaan barang dagangan (merchandise inventory)

Ilustrasi
“Usaha dagang Kencana” menyajikan data-data untuk laporan laba rugi tahun 2011
(jutaan rupiah) sebagai berikut :
Persediaan barang dagang 1 Januari 2011 Rp. 80
Persediaan barang dagang 31 Desember 2011 Rp. 100
Penjualan Rp. 915
Retur penjualan Rp. 10
Potongan penjualan Rp. 15
Pembelian Rp. 400
Beban pembelian (beban angkut masuk) Rp. 12
Retur pembelian Rp. 7
Potongan pembelian Rp. 5
Beban penjualan Rp. 75
Beban administrasi dan umum Rp. 85
Beban bunga Rp. 8
Pajak penghasilan 30% dari laba sebelum pajak.

Diminta : Susunlah laporan laba rugi tahun 2011


Jawab :

Usaha Dagang Kencana


Income Statement
For the year ended December 31, 2011
Gross sales Rp. 915
Sales return Rp. 10
Sales discount Rp. 15 Rp. (25)
Net sales Rp. 890
Cost of Good Sold (COGS)
Opening merchandise inventory Rp. 80
Purchase Rp. 400
Freight in Rp. 12
Purchase return Rp. (7)
Ending merchandise inventory Rp.(100)
Cost of Good Sold Rp. (380)
Gross profit (Gross margin) Rp. 510
Operating expenses
Selling expenses Rp. 75
General & administration expenses Rp. 85 Rp. (160)
Earning before interest and tax (EBIT) Rp. 350
Interest expenses Rp. (8)
Earning before tax (EBT) Rp. 342
Income tax 30% x Rp. 342 Rp.102,6
Earning after tax (EAT) or net income Rp.239,4

2) Usaha Pabrikasi (Manufactur)


Usaha pabrikasi adalah usaha yang mengolah bahan baku menjadi produk jadi (produk
yang siap dijual ke pasar) ada tiga jenis persediaan produk pada usaha manufaktur yaitu :
a. Persediaan bahan baku (raw material inventory) adalah bahan baku yang merupakan
bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan produk jadi dan dapat ditelusuri langsung
kepada produk jadi.
b. Persediaan barang dalam proses (work in process inventory) adalah persediaan yang
memerlukan pengerjaan lebih lanjut untuk menjadi produk jadi dalam periode tertentu.
c. Persediaan barang jadi (finish goods inventory) adalah produk jadi atau produk selesai
yang siap untuk dijual.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa perusahaan manufaktur yang mengolah
bahan baku sampai dengan barang jadi, mengeluarkan biaya produksi (manufacturing
cost) yaitu : bahan baku, tenaga kerja dan overhead pabrik. Biaya produksi ini dimasukkan
dalam laporan keuangan pendukung, yang disebut dengan laporan harga pokok produksi
(cost of good manufactured – COGM) beserta persediaan barang dalam proses (work in
process – WIP). Sedangkan persediaan barang jadi (finished good inventory) dan biaya
operasi (atau biaya penjualan dan biaya umum & administrasi) dimasukkan dalam laporan
laba rugi (income statement).

Ilustrasi

Usaha manufacture jet-set, menyajikan data-data biaya produksi dan laba rugi (jutaan
rupiah) pada tahun 2011 adalah sebagai berikut :
Persediaan bahan baku 1 Januari 2011 Rp. 50
Persediaan bahan baku 31 Desember 2011 Rp. 80
Persediaan barang dalam proses 1 Januari 2011 Rp. 75
Persediaan barang dalam proses 31 Desember 2011 Rp. 90
Persediaan barang jadi 1 Januari 2011 Rp. 100
Persediaan barang jadi 31 Desember 2011 Rp. 120
Penjualan Rp. 1.210
Retur penjualan Rp. 6
Potongan penjualan Rp. 4
Pembelian Rp. 650
Biaya angkut pembelian Rp. 15
Retur pembelian Rp. 10
Potongan pembelian Rp. 5
Upah tenaga kerja langsung Rp. 95
Overhead pabrik Rp. 105
Beban penjualan Rp. 85
Beban administrasi dan umum Rp. 75
Beban bunga Rp. 15
Pajak penghasilan 30% dari laba sebelum pajak.

Diminta : Susun laporan laba rugi pada tahun 2011


Jawab
Usaha Manufacture Jet – Set
Income Statement
For the year ended December 31, 2011
Gross sales Rp. 1.210
Sales return Rp. 6
Sales discount Rp. 4 Rp. (10)
Net sales Rp. 1.200
Cost of Good Sold (COGS)
Finished Goods inventory-opening Rp. 100
Cost of good manufactured-COGM Rp. 805
Finished Goods inventory-ending Rp.(120)
Cost of Good Sold Rp. (785)
Gross profit (gross margin) Rp. 415
Operating expenses
Selling expenses Rp. 85
General & administration expenses Rp. 75 Rp. (160)
Earning before interest and tax (EBIT) Rp. 255
Interest expenses Rp. (15)
Earning before tax (EBT) Rp. 240
Earning before tax (EBT) Rp. 240
Income tax 30% x Rp. 240 Rp. (72)
Earning after tax (EAT) or net income Rp. 168

Usaha Manufacture Jet – Set


Cost of Good Manufactured (COGM)
For the year ended December 31, 2011

Direct material inventory – opening Rp. 50


Purchases Rp. 650
Freight in Rp. 15
Purchases return Rp. (10)
Purchases discount Rp. (5)
Direct materials inventory – ending Rp. (80)
Direct materials cost Rp. 620
Direct labor cost Rp. 95
Overhead cost Rp. 105
Manufacturing cost Rp. 850
Work in Process inventory – opening Rp. 75
Work in Process inventory – ending Rp. (90)
Cost of good manufactured (COGM) Rp. 805
Catatan : Biaya utama (prime cost) = Direct material cost + direct labor
cost
= Rp. 620 + Rp. 95 = Rp. 715
Biaya konversi (conversion cost) = Direct labor cost + overhead cost
= Rp. 95 + Rp. 105 = Rp. 200

3) Usaha Jasa (Service Company)


Jenis usaha jasa pada prinsipnya setiapm usaha yang memberikan atau menjual jasa
kepada umum. Pada halaman sebelumnya telah dijelaskan perbedaan dimensi untuk
output organisasi berupa produk berwujud (barang) dan jasa. Salah satu diantaranya
bahwa output jasa tidak dapat disimpan dan tidak tahan lama. Laporan laba rugi untuk
usaha jasa, penulis membedakan usaha jasa yang tidak memerlukan penggunaan bahan
baku seperti kolam renang yang hanya menjual tiket atau karcis berenang sebagai hasil
utama, namun demikian jenis usaha ini memiliki pendapatan lain-lain seperti hasil
penjualan kantin dan karcis parkir kendaraan. Namun demikian tidak tertutup
kemungkinan jenis usaha jasa yang menggunakan bahan baku, tenaga kerja langsung dan
overhead seperti halnya usaha manufaktur. Bedanya terletak pada persediaan barang jadi
dan persediaan bahan baku (persediaan awal dan akhir) tidak ada. Contoh jenis usaha
jasa seperti ini adalah seorang arsitek memiliki gambar dalam proses dan seorang dokter
gigi memiliki pasien dengan berbagai tahap proses pemasangan kawat gigi.

Ilustrasi laporan laba rugi usaha jasa (tidak menggunakan bahan baku)
Kolam renang “sehat jasmani” menyajikan data-data laporan laba rugi (jutaan rupiah)
pada tahun 2011 adalah sebagai berikut :
Pendapatan jasa Rp. 850
Pendapatan lain-lain Rp. 50
Beban operasi Rp. 200
Beban bunga Rp. 20
Pajak peghasilan 30% dari laba sebelum pajak.

Ditanya : Susun laporan laba rugi tahun 20Jawab

Usaha Jasa Kolam Renang “Sehat Jasmani”


Income Statement
For the year ended December 31, 2011

Service revenues Rp. 850


Other revenues Rp. 50
Total revenues Rp. 900
Operating expenses Rp. (200)
Earning before interest and tax (EBIT) Rp. 700
Interest Expenses Rp. (20)
Earning before tax (EBT) Rp. 680
Income tax 30% X Rp. 680 Rp. (204)
Earning after tax (EAT) Rp. 476

Ilustrasi laporan laba rugi usaha jasa memiliki barang dalam proses

Arsitektur Dr. Ir . Setiawan menyajikan data-data laporan laba rugi (jutaan rupiah) pada tahun
2011 adalah sebagai berikut :
Penjualan Rp. 650
Barang dalam proses 1 Januari 2011 Rp. 50
Barang dalam proses 31 Desember 2011 Rp. 40
Biaya jasa yang di tambahkan terdiri dari :
Bahan baku langsung Rp. 100
Upah tenaga kerja langsung Rp. 80
Overhead Rp. 90
Beban penjualan Rp. 50
Beban administrasi Rp. 60
Ditanya : Susun laporan laba rugi tahun 2011

Jawab :
Arsitektur Dr. Ir. Setiawan
Income Statement
For the year ended December 31, 2011
Sales Rp. 650
Cost of good service
Work in process-opening Rp. 50
Addition cost of service
Direct raw material Rp. 100
Direct labor Rp. 80
Overhead Rp. 90
Total cost of sales service Rp. 320
Work in process ending Rp. (40)
Cost of sales service – net Rp. 280
Gross margin Rp. 370
Operating expenses
Selling exspenses Rp. 50
Administration exspenses Rp. 60 Rp.(110)
Earning before interest and tax (EBIT) Rp. 260
12. TUJUAN SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN

Berdasarkan fungsi dan aktivitas :


Sistem akuntansi manajemen dapat di klasifikasikan secara umum menjadi dua jenis, yaitu : 1.
Sistem manajemen berdasarkan fungsi (functional based management – FBM) 2. Sistem
manajemen berdasarkan aktivitas – FBC). Sistem manajemen berdasarkan fungsi adalah suatu
pendekatan pembebanan biaya-biaya sumber daya kepada objek biaya berdasarkan produksi
atau fungsi-fungsi dalam suatu organisasi. Fungsi-fungsi biasanya dikelompokkan dalam unit-unit
organisasional seperti divisi, pabrik dan departemen (contohnya teknik pengendalian kualitas
dan perakitan adalah fungsi-fungsi yang diatur dalam departemen). Karena sistem FBM
membebankan biaya berdasarkan fungsi produksi, maka pendekatan pembebanan biaya
produksi, dianggap sebagai perhitungan biaya sebagai produksi atau fungsi (functional based
costing – FBC). Sistem manajemen bedasarkan aktivitas – FBC adalah suatu pendekatan yang
terintegrasi doseluruh sistem yang memfokuskan perhatian manajemen berdasarkan aktivitas
dalam pembebanan biaya-biaya sumber daya kepada objek biaya dalam suatu organisasi.
Karena sistem FBC membebankan biaya berdasarkan aktivitas, maka pembebanan biaya
dianggap sebagai perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (activity based costing – ABC).
Dari penjelasan yang disebutkan di atas, perbedaan karakteristik sistem FBM dan ABM,
adalah sebagai berikut :

Sistem FBM Sistem FBC


1. Penggerak biaya berdasarkan unit 1. Penggerak biaya unit produksi dan non
produksi unit
2. Intensif dalam pengalokasian biaya 2. Intensif dalam penelusuran biaya
3. Perhitungan harga pokok secara 3. Perhitungan harga pokok secara luas
sempit dan fleksibel
4. Fokus pada pengelolaan biaya 4. Fokus pada pengelolaan aktivitas
5. Informasi aktivitas sedikit 5. Informasi aktivitas sangat luas
6. Maksimalisasi kerja individual 6. Maksimalisasi kerja seluruh sistem
7. Pengukuran kinerja hanya dibidang 7. Pengukuran kinerja dibidang keuangan
keuangan. dan non keuangan.

13. MANAJEMEN KUALITAS TOTAL DAN RANTAI NILAI

Manajemen kualitas total (total quality management – TQM) adalah suatu pendekatan yang
memungkinkan produsen bekerja keras menciptakan lingkungan para pekerja membuat produk
sempurna (tanpa cacat). Filosofi TQM pada prinsipnya menciptakan lingkungan para pekerja
membuat produk tanpa cacat (zero defect). Rantai nilai (value chain) adalah rangkaian aktivitas
yang dibutuhkan untuk mendesain, mengembangkan, memproduksi, mamasarkan dan
memperbaiki suatu produk atau jasa.

Dalam sistem akuntansi manajemen ada dua jenis rantai nilai yaitu : 1. Rantai nilai
eksternal (internal value chain) 2. Rantai nilai industri (industrial value chain). Rantai nilai
eksternal (internal value chain) adalah rangkaian aktivitas mendesain, mengembangkan,
memproduksi, memasarkan serta mengirimkan produk ke pelanggan. Rantai nilai industri
(industrial value chain) adalah rangkaian aktivitas menciptakan nilai dan saling berhubungan,
mulai dari bahan baku hingga pemakaian produk akhir. Jadi orientasi nilai rantai (value chain)
adalah nilai bagi pelanggan (customer value). Nilai bagi pelanggan (customer value) adalah
selisih apa yang pelanggan terima (realisasi bagi pelanggan) dengan apa yang pelanggan
serahkan (pengorbanan pelanggan). Yang diterima pelanggan dari produk yang dibeli (realisasi
bagi pelanggan) meliputi fitur umum dan khusus. Suatu produk jasa, kualitas, petunjuk
penggunaan, reputasi, merk dan faktor-faktor lain yang dianggap penting oleh pelanggan. Yang
diserahkan pelanggan (pengorbanan pelanggan) meliputi biaya pembelian produk, waktu dan
usaha yang dikeluarkan pelanggan untuk mendapatkan dan mempelajari cara penggunaan
produk, serta biaya pasca pembelian. Seperti biaya pemeliharaan fitur (kualitas desain) adalah
karakteristik produk yang berbeda dari produk-produk sejenis yang fungsinya sama (contoh: fitur
yang berbeda untuk usaha penerbangan kelas utama dan ekonomi antara perusahaan garuda
dengan perusahaan mandala).

14. SOAL KAJIAN ULANG


1. Proses manufaktur, klasifikasi biaya, penelusuran biaya dan laporan laba rugi.
Informasi biaya sebuah restoran hamburger pada bulan Desember 2011, adalah sebagai
berikut :

Daging 16.000.000 Utilitas (listrik,air) 5.000.000


Hamburger 3.000.000 Upah petugas kebersihan 1.200.000
Tomat 2.500.000 Perlengkapan kebersihan 500.000
Selada 3.000.000 Sewa gedung 8.000.000
Roti 200.000 Iklan 1.000.000
Bahan lainnya 25.500.000 Depresiasi (penyusutan):
Upah koki 20.320.000 Peralatan masak 2.000.000
Upah pelayan 20.000.000 Mesin kas 500.000
Upah supervisor

Keterangan tambahan selama bulan Desember 2011 :


 Hamburger yang terjual 10.000 hamburger dengan harga Rp. 15.000 per burger
 Perusahaan menyewa gedung dan mempekerjakan beberapa orang koki, pelayan, dan
petugas kebersihan dan seorang supervisor (yaitu pemiliknya sendiri, Susana) petugas
kebersihan hanya membersihkan gedung

Diminta :
a. Klasifikasikanlah biaya bulan Desember 2011 dalam kategori berikutnya : biaya
produksi (bahan langsung, tenaga kerja langsung dan overhead manufaktur) dan biaya
operasi (beban penjualan dan administrasi) serta jumlah rupiah masing-masing.
b. Susunlah laporan laba rugi untuk pelaporan eksternal.
c. Asumsikanlah bahwa restoran hamburger juga memproduksi ayam panggang (artinya
ada dua jenis produk). Bagaimanakah anda membebankan biaya depresiasi untuk
peralatan masak pada setiap produk? Apakah hal ini termasuk penelusuran langsung,
penelusuran penggerak, atau alokasi ? Jelaskan!

Jawab :

a. Biaya produksi (manufacturing cost)


Bahan Langsung : Daging hamburger Rp. 16.000.000
Tomat Rp. 3.000.000
Selada Rp. 2.500.000
Roti Rp. 3.000.000
Total Rp. 24.500.000
Tenaga kerja langsung Upah koki Rp. 25.500.000
Overhead Manufaktur Bahan lainnya Rp. 200.000
Utilitas Rp. 5.000.000
Depresiasi peralatan masak Rp. 2.000.000
Upah petugas kebersihan Rp. 1.200.000
Perlengkapan kebersihan Rp. 500.000
Sewa gedung Rp. 8.000.000
Total Rp. 16.900.000
Biaya operasi (non manufacturing cost)
Biaya penjualan Upah pelayanan Rp. 20.320.000
Iklan Rp. 5.000.000
Depresiasi mesin kas Rp. 500.000
Total Rp. 25.820.000
Biaya administrasi Gaji supervisor Rp. 20.000.000
b. Laporan laba rugi (income statement) selama bulan Desember 2011 :
Penjualan (Rp. 15.000 x 10.000) Rp. 150.000.000
Harga pokok penjualan
Bahan langsung Rp. 24.500.000
Tenaga kerja langsung Rp. 25.500.000
Overhead manufacturing Rp. 16.900.000 Rp.(66.900.000)
Laba Kotor Rp. 83.100.000
Biaya Operasi
Beban Penjualan Rp. 21.820.000
Beban Administrasi Rp. 20.000.000 Rp.(41.820.000)
Laba bersih sebelum bunga dan pajak (EBIT) Rp. 41.180.000

c. Depresiasi peralatan masak dibebankan pada produk burger dan panggang tidak boleh
berdasarkan penelusuran langsung. Yang paling tepat bisa berdasarkan jam pemakaian
mesin masak sesuai dengan perbandingan jam pemakaian masing-masing produk. Hal
ini merupakan penelusuran penggerak.

2. Usaha jasa, sistem biaya dan laporan laba rugi


Jasa pemakaman “Rest In Paradiso” di Jakarta menyelenggarakan jasa pemakaman. Data-
data biaya selama tahun 2011 adalah sebagai berikut :
Bahan langsung per unit Rp. 10.000.000
Tenaga kerja langsung per unit Rp. 1.000.000
Overhead per unit dengan rumus Y = Rp. 2.000.000 + Rp. 15.000X
Y = Total overhead tetap dan variabel
X = Overhead variabel setiap unit
Beban penjualan per tahun Rp. 800.000.000
Beban administrasi per tahun Rp. 950.000.000
Pemakaman yang dilakukan sebanyak 500 kali dengan harga yang di bebankan Rp.
40.000.000 setiap kali pemakaman
Diminta :
a) Hitunglah harga pokok per unit (harga pokok setiap pemakaman)
b) Susunlah laba rugi
c) Apakah “Rest In Paradiso” menjual produk berwujud atau tidak berwujud jelaskan
d) Apakah “Rest In Paradiso” menggunakan sistem berdasarkan fungsi atau berdasarkan
aktivitas? Jelaskan!

Jawab :

a) Harga pokok per unit (setiap pemakaman)


Bahan langsung Rp. 10.000.000
Upah tenaga kerja Rp. 1.000.000
Overhead
Tetap Rp. 2.000.000
Variabel Rp. 15.000 x Rp. 500 Rp. 7.500.000 Rp.
9.500.000
Total Rp. 20.500.000
b) Laporan laba rugi selama tahun 2011
Penjualan Rp. 40.000.000 x Rp. 500 Rp. 20.000.000.000
Harga pokok penjualan Rp. 20.500.000 x 500 Rp.(10.250.000.000)
Laba kotor Rp. 9.750.000.000
Beban operasi Rp. 800.000.000
Beban administrasi Rp. 950.000.000 Rp.
(1.750.000.000)
Laba kotor sebelum bunga dan pajak Rp. 800.000.000
c) Jika pemakaman adalah produk tidak berwujud dengan alasan tidak dapat disimpan
dan pelanggan berhubungan langsung dengan produsennya (tidak dapat di pisah)
d) Sistem Akuntansi Manajemen yang dipakai “Rest In Paradiso” adalah berdasarkan
fungsi (functional based management – FBM) alasan yang paling tepat, karena
pembebanan biaya kepada objek biaya (pelanggan berdasarkan produksi unit
pemakaman)

15. SOAL UNTUK LATIHAN

15.1 Soal Teori


1. Ada tiga tujuan umum dari sistem informasi akuntansi manajemen. Jelaskan!
2. Sebutkan dan jelaskan tentang proses manajemen!
3. Paling tidak ada empat perbedaan akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan.
Sebutkan dan jelaskan!
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan perilaku “etis”?
5. Apa yang dimaksud dengan biaya dan objek biaya?
6. Apa yang dimaksud dengan pembebanan biaya kepada objek biaya berdasarkan
penelusuran penggerak?
7. Sebutkan dan jelaskan apa yang dimaksud dengan biaya produksi (manufacturing cost)
dan biaya non produksi atau biaya operasi (non manufacturing)?
8. Apa yang dimaksud dengan total quality management (TQM) dan rantai nilai (value chain).
Sebutkan dan jelaskan?
9. Apa yang dimaksud dengan nilai bagi pelanggan (customer value)?
10.Sebutkan perbedaan karakteristik sistem FBM dan sistem FBC?

15.2 Soal Kasus


1. Usaha dagang “LARIS” di Jakarta yang menjual satu jenis produk memberikan data-data
biaya untuk tahun 2011 (dalam jutaan rupiah) adalah sebagai berikut :
Penjualan Rp. 980
Retur penjualan dan pengurang harga Rp. 20
Pembelian Rp. 410
Beban angkut pembelian Rp. 10
Retur pembelian dan pengurangan harga Rp. 15
Beban penjualan Rp. 75
Beban umum dan administrasi Rp. 90
Beban bunga Rp. 7
Persediaan barang dagang (awal) Rp. 75
Persediaan barang dagang (akhir) Rp. 60
Pajak penghasilan 28%
Diminta :
a. Siapkan harga pokok penjualan tahun 2011
b. Susun laporan laba rugi tahun 2011

2. Usaha manufaktur “Jansen” di Bekasi memberikan data-data biaya selama tahun 2011
(jutaan rupiah) sebagai berikut :
Pembelian bahan baku Rp. 600
Beban angkut pembelian Rp. 20
Retur pembelian dan pengurangan harga Rp. 15
Penjualan barang jadi Rp.1.415
Retur penjualan dan pengurangan harga Rp. 25
Beban penjualan Rp. 100
Beban umum dan administrasi Rp. 115
Beban tenaga kerja langsung Rp. 140
Beban overhead pabrik Rp. 160
Beban bunga Rp. 20
Persediaan bahan baku 1 Januari 2011 Rp. 100
Persediaan bahan baku 31 Desember 2011 Rp. 120
Persediaan barang dalam proses 1 Januari 2011 Rp. 75
Persediaan barang dalam proses 31 Desember 2011 Rp. 85
Persediaan barang jadi 1 Januari 2011 Rp. 65
Persediaan barang jadi 31 Desember 2011 Rp. 50
Diminta :
a. Siapkan laporan harga pokok produksi (COGS)
b. Siapkan laporan harga pokok penjualan (COGM)
c. Siapkan laporan laba rugi (income statement)
d. Hitunglah besarnya biaya utama (prime cost) dan biaya konversi (conversion cost)

BAB 2
PERILAKU BIAYA DAN PERHITUNGAN BIAYA
BERDASARKAN AKTIVITAS.
1. PERILAKU BIAYA

Perilaku biaya (cost behavior) adalah istilah umum untuk menjelaskan apakah biaya berupah
seiring dengan perubahan aktivitas atau keluaran. Rentang waktu (times range) berparan
penting dalam penentuan perilaku biaya, karena biaya dapat berubah ketika ada perubahan
aktivitas dalam bataswaktu yang relevan, rentang waktu relevan (relevan range)adalah rentang
keluaran dengan asumsi hubungan biaya dan keluaran atau aktivitas berlaku. Perilaku biaya
dapat dibagi tiga yaitu:

1) Biaya tetap
Biaya tetap (Fixed Cost-FC) adalah biaya yang jumlah keseluruhannya akan tetap konstan
dalam rentang yang relevan ketika tingkat aktivitas atau keluaran berubah, contoh: biaya
sewa, biaya depresiasi dengan metode garis lurus, gaji pegawai staf. Karakteristik biaya
tetap adalah biaya keseluruhan atau total tetap konstan ketika ada perubahan aktivitas,
tetapi biaya per unit berubah.
2) Biaya variabel
Biaya variabel (variabel Cost-VC) adalah biaya yang secara keseluruhan berubah atau
bervariasi secara proporsional terhadap perubahan aktivitas atau keluaran, contoh: biaya
bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung. Karakteristik biaya variabel adalah
biaya keseluruhan tetap konstan namun biaya per unit berubah secara proporsional
terhadap perubahan aktivitas atau keluaran.
3) Biaya campuran
Biaya campuran (Mixed Cost-MC) adalah biaya yang memiliki komponen tetap dan
variabel, contoh: komisi penjualan, biaya listrik.
Untuk tujuan perhitungan harga pokok dan pelaporan laba rugi pihak eksternal, perlu
dipisahkan jumlah variabel dan tetap yang terdapat dalam biaya campuran(mixed cost-MC).

Pemisahan biaya variabel per unit dan biaya tetap per priode dalam jumlah biaya
campuran dapat menggunakan salah satu metode sebagai berikut:

a. Metode titik tertinggi dan terendah (High and Low Point-HLP)


Dengan metode ini lebih dulu dihitung biaya variabel per unit berdasarkan selisih antara
unit produksi maupun ukuran lainnya, seperti jam mesin, jam tenaga kerja langsung
terhadap biaya campuran yang terjadi. Maka biaya tetap dapat dihitung dengan rumus
persamaan garis lurus(linear) yaitu = y = a + bx
Y= biaya campuran
a = biaya tetap yang terdapat dalam biaya campuran
x= biaya variabel per unit dalam biaya campuran
b= unit produksi atau ukuran lain

b. Metode kuadrat kecil (least square method-LS).


Dengan metode ini biaya variabel dan biaya tetap dihitung berdasarkan persamaan garis
lurus (linear) yaitu = y = a + bx
Y = Biaya campuran rata-rata per priode atau aktivitas
A = Biaya tetap yang terdapat dalam biaya campuran
X = Biaya variabel per unit dalam biaya campuran
B = unit produksi atau volume kegiatan atau ukuran lainnya seperti jam mesin jam
tenaga kerja.

Cara perhitungan biaya variabel per unit dangan metode kuadrat terkecil terlebih dahulu
menghitung rata-rat biaya campuran ada aktivitas atau volume kegiatan. Lalu rata- rata
biaya campuran dan volume kegiatan merupakan penyimpangan.

Ʃ ( x−x 1 ) x ( y− y 1)
Maka biaya variabel per unit = Ʃ ( x−x 1 ) 2

Keterangan
x-x1 = penympangan volume kegiatan atau aktivitas
y-y1 = penyimpangan biaya campuran

c. Metode Scatter Graph


Metode scatter graph adalah suatu metode pemisahan biaya tetap dan biaya variabel
berdasarkan pendekatan grafik atau diagram ( biasanya grafik garis ).

Catatan:
Metode paling akurat untuk pemisahan biaya variabel dan biaya tetap pada biaya
campuran adalah metode least square, namun perhitungan paling praktis adalah metode
titik tertinggi dan terendah. Untuk itu penulis hanya membahas kedua metode tersebut
(metode least square dan high low point).

ILUSTRASI:
Anda adalah seorang akuntan manajemen yang berkeinginan untuk mengetahui
komponen biaya variabel dan biaya tetap pada biaya campuran dalam sebuah
perusahaan. Data – data biaya dan unit produksi selama tiga tahun berturut –turut adalah
sebagai berikut:

Volume produksi Biaya campuran


Tahun (unit) (RP)
2009 10.000 400
2010 15.000 500
2011 13.000 400

Ditanya :
1. Hitunglah biaya variabel per unit dan biaya per tahun dengan metode hingh and low
point
2. Hitunglah biaya variabel per unit dan biaya tetap per tahun dengan least square

Jawab :
1. Menetapkan biaya variabel per unit .

Keterangan volumeproduksi(u Biayacampuran(


nit) RP)
Titik tertinggi 15.000 500.000.000
Titik terendah 10.000 400.000.000
Selisih 5.000 100.000.000

100.000 .000
Biaya variabel perunit = 5.000 = Rp. 20.000 per unit

Menetapkan biaya per tahun


Nilai tertinggi: y = a + bx
500.000.000 = a + 20.000 (15.000)
500.000.000 = a + 300.000.000
a = RP. 200.000.000

atau
titik terendah: y = a + bx
400.000.000 = a + 20.000 (14.000)
400.000.000 = a + 200.000.000
a = RP. 200.000.000

2. Metode least square


Menetapkan biaya variabel per unit

Biaya campuran rata- rata pertahun = 400+500+460 = RP 453 (jutaan


rupiah)
3
Volume produksi rata –rata per tahun= 10.000.+ 15.000 + 13.000= 9.333
unit
3

Biaya Penyimpa Volume Penyimpa (x-


Campura ngan biaya produksi ngan x1)*(y
Tahu n(y) campuran( (x) volume (x- -y1)
2
n (RP) y1) (RP) produksi x1) (jutaa
(x1) (unit) n
rupia
h)
2009 500 (53) 10.000(un 667 444.889 35.35
2010 500 47 it) 5667 32.114.8 1
2011 460 7 15.000(un 3.667 89 266.3
it) 13.446.8 49
13.000(un 89 25.66
it) 9
Total 1.360 0 28.000(un 0 4600666 327.3
it) 7 69

Biaya variabel per unit (b) = 327.369.000 =RP.7.116


46.006.667

Menetapkan biaya Tetap


Persamaan garis lurus: y = a +bx
453.000.000 = a + 7.116 (9.333)
453.000.000 = a + 66.413.628
a = Rp 368586372

catatan : perhitungan biaya variabel per unit dan biaya tetap per tahun dengan kedua metode
high and low point dengan metode least square,adalah sebagai berikut :

Metode Biaya tetap per Biaya variabel per


tahun unit
High and low point 200.000.000 20.000
Least square 360.586372 7.116
Selisih 168.586.372 12.884

2. PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS

Perhitungan atau kalkulasi biaya berdasarkan aktivitas (activity based costing-ABC) adalah
pendekatan pembebanan biaya yang pertama- tama menggunakan penelusuran
langsung(direct tracing) untuk membebankan biaya pada aktivitas pada objek biaya(cost
object) . kalkulasi biaya berdasarkan aktivitas pada umumnya digunakan untuk perusahaan
yang menghasilkan beberapa jenis produk, contohnya , perusahaan unilever yang memproduksi
sabun mandi, sabun cuci dan lain sebagainya . pembahasan kalkulasi berdasarkan aktivitas ,
terdiri dari beberapa subtopik permbahasan yang terdiri dari :

2.1 Perincian Klasifikasi Aktivitas

Aktivitas (activity) adalah keseluruhan tindakan didaladm organisasi yang berupa bagi para
manajer untuk tujuan perencanaan , pengendalian dan pengambilan keputusan .

1. Aktivitas tingkatan unit (unit level activity) adalah aktivita yang dilakukan setiap kali
sebuah unit produksi. Sebagai contoh, pemesinan ,perakitan adalah aktivitas yang
dikerjakan setiap kali sebuah unit produksi. Biaya aktivitas tingkat unit jumlahnya
berubah- ubah atau berpariasi terhadap perubahan jumlah unit yang diproduksi.
2. Aktivitas tingkat tumpukan (batch level aktivity) adalah aktivitas yang dilakukan setiap
batch produk diproduksi. Sebagai contoh, penyetakan (set-up) , pemeriksaan, penjadwalan
dan penanganan bahan adalah aktivitas yang dilakukan setiap suatu batch produk
diproduksi. Biaya aktivitas tingkat batch bervariasi besarnya terhadap perubahan suatu
batch produk diproduksi, tetapi tetap terhadap jumlah unit setiap batch.
3. Aktivitas tingkat produk (product level aktivity) adalah aktivitas yang dilakukan untuk
mendukung berbagai produk yang diproduksi perusahaan. Sebagai contoh , perubahan
teknik , pengembangan prosedur pengijinan produk, pemasaran, rekayasa teknik
produk,dan pengujian adalah contoh – contoh aktivitas tingkat produk. Biaya aktivitas
tingkat produk cenderung mening kat dengan peningkatan jenis produk yang berbeda.
4. Aktivitas tingkat fasilitas (facility level aktivity) adalah aktivitas yang menumpang proses
umum suatu pabrik. Sebagai contoh, manajemen pabrik, tata letak(layout), dukungan
untuk program masyarakat, keamanan, pajak kekayaan, dan depresiasi atau penyusutan
mesin pabrik.

Dari keempat tingkat tersebut, tiga yang pertama ,yaitu tingkat unit level, tingkat batch, dan
tingkat produksi mengandung aktivitas yang berkaitan dengan produk, sehingga dapat dibagi
lebih lanjut berdasarkan rasio kosumsi (Consumption Ratio).

Aktivitas dengan rasio kosumsi yang sama dapat menggunakan penggerakan aktivitas yang
sama untuk membebankan biaya. Oleh sebab itu, semua aktivitas dalam tiga tingkat pertama
yang pertama penggerakan aktivitas yang sama dikelompokkan bersama- sama .

Berbeda dengan katagori umum keempat( tingkat fasilitas ) memiliki masalah dengan filosofi
ABC yaitu mengenai penelusuran biaya pada produk. Aktivitas tingkat fasilitas ( dan biayanya )
adalah produk umum yang bervariasi dan tidak mungkin mengidentifikasi bagaimana setiap
produk menggunakan aktivitas tersebut. Jadi biaya tingkat fasilitas tidak dibebankan keproduk,
tetapi diperlakukan sebagai biaya periode(period cost).

2.2 Identifikasi Aktivitas dan Atributnya


Suatu aktivitas merupakan tindakan yang dilakukan orang dengan peralatan untuk orang lain,
maka identifikasi aktivitas dapat dilakukan dengan mewawancarai manajer atau para wakil
diarea kerja fungsional (departemen). Serangkaian pertanyaan diajukan untuk memperoleh
jawaban , untuk digunakan untuk menyiapkan kamus aktivitas (aktivity dictionary). Kamus
aktivitas (aktivity dictionary) adalah daftar aktivitas – aktivitas dalam sebuah organisasi
bersama dengan atribut aktivitas yang penting. Atribut aktivitas (aktivity aktivity) adalah
informasi keuangan dan non keuanganyang menjelaskan aktivitas individual dan atribut yang
digunakan tergantung pada tujuannya. Contoh –contoh atribut aktivitas yang berhubungan
dengan perhitungan biaya meliputi sumber daya yang digunakan ,objek biaya yang
menggunakan aktivitas , jumlah atau presentase waktu yang dihasilkan pekerja untuk suatu
aktivitas ,pergerakan aktivitas, dan nama aktivitas dan atribut nya, untuk mengetahui :
(1)Sumber Daya, (2) jenis aktivitas, (3) objek biaya, dan (4) penggerakan biaya.

ILUSTRASI

Pertanyaan- pertanyaan yang diajukan sebagai identifikasi aktivitas dan atributnya pada sebuah
usaha jasa yang memproduksi kartu kredit. Adapun pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
adakah sebagai berikut:
1. Berapa banyak karyawan dalam departemen anda? Misalnya, ada 6 orang . pertanyaan ini
untuk mengetahui “ sumbernya” (tenaga kerja)
2. Apa saja aktivitas yang mereka lakukan? Misalnya , pemrosesan kartu kredit, pembuatan
laporan kepada pelanggan, dan penjawaban atas pertanyaan pelanggan. Pertanyaan ini
untuk mengetahui “ jenis aktivitas”.
3. Peralatan apa saja yang digunakan? Misalnya, komputer dan printer, kertas dan meja.
Tujuan pertanyaan ini seperti tujuan nomor satu diatas, untuk mengetahui “ sumber daya”
(peralatan).
4. Apakah output ( keluaran) dari setiap aktivitas? Misalnya pelanggan menggunakan kartu
ATM. Tujuan pertanyaan ini untuk mengetahui “objek biaya”.
5. Beberapa banyak waktu yang dihabiskan pekerja untuk setiap aktivitas dan peralatan?
Misalnya, sebanyak 70% digunakan untuk memproses transaksi 255 untuk menyiapkan
laporan , dan yang 5 % lagi untuk menjawab pertanyaan- pertanyaan ini untuk
mengetahui “penggerakan aktivitas”.

2.3 Analisis Penggerakan Aktivitas dan Akar pemicu

Setiap aktivitas terdiri dari input dan output .input aktivitas adalah berbagai sumber daya yang
dikonsumsi aktivitas dalam rangka menghasilkan output-nya . output aktivikasi hasil atau
produksi dari suatu aktivitas . sebagai contoh, penulis sedang menulis buku akuntansi
manajemen , maka berbagai input-nya adalah kertas, pulpen,komputer dan disk, meja, dan lain-
lain, sedangkan outputnya adalah buku manajemen akuntansi.
Ukuran output aktivitas adalah jumlah suatu aktivitas dilakukan sesuai dengan yang
dibutuhkan. Ketika kebutuhan suatu aktivitas berubah, biaya aktivitas pun berubah. Akar pemicu
aktivitas (aktivity roof cause) adalah penyebab yang paling dasar dari suatu aktivitas yang
dilakukan. Analisis pergerakan (driver analysis) adalah usaha yang dilakukan untuk
mengidentivfikasi berbagai fektor yang merupakan akar pemicu (activity roofcase) dari biaya
aktivitas. Dengan kata lain, analisis pergerakan menggunakan akar pemicu. Contohnya, akar
pemicu pemindahan bahan baku adalah tata letak pabrik (layout) . perlu kita ketahui pula, akar
pemicu dari biaya suatu aktivitas kerap merupakan pemicu dari berbagai aktivitas terkait
lainnya. Contohnya kualitas pemasok yang rendah merupakan pemicu biaya pemeriksaan bahan
atau suku cadang yang dibeli dan terjadi pemesanan ulang.

2.4 Analisis Aktivitas

Analisis aktivitas (aktivity analysis)adalah proses untuk mengidentifitkasi, menjelaskan, dan


mengevaluasi berbagai aktivitas yang dilakukan perusahaan. Analisis aktivitas harus
menunjukan empat hasil : (1) aktivitas apa yang dilakukan, (2) beberapa banyak orang yang
melakukan suatu aktivitas , (3) waktu dan sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan
berbagai aktivitas dan (4) penilaian aktivitas- aktivitas yang dilakukan . tujuan yang terpenting
dari analisis aktivitas adalah mempertahankan aktivitas yang bernilai tambah (vallue added
activity) dan mengeliminasi ( menghapuskan) aktivitas yang tidak bernilai tambah (non vallue
added elimination) aktivitas yang bernilai tambah (value added activity) adalah setiap aktivitas
yang dibutuhkan perusahaan untuk bertambah dalam bisnis atau demi kelangsungan hidup
perusahaan. Aktivitas yang tidak bernilai tambah(non vallue added) adalah setiap aktivitas yang
tidak dapat menopang kelangsungan hidup perusahaan.
Ada tiga kriteria aktivitas bernilai tambah: (1) aktivitas yang menghasilkan perubahan
kondisi, (2) perubahan kondisi yang tidak bisa dicapai melalui aktivitas sebelumnya , dan (3)
aktivitas yang memungkinkan berbagai aktivitas lainnya dilakukan . jika, salah satu aktivitas
tidak bernilai tambah.

2.5 Biaya Unit dan Harga Penawaran

Biaya per unit ( unit cost per unit) adalah jumlah biaya produksi( bahan baku, upah tenaga kerja
langsung, dan overhead manufaktur) dibagian output produksi ( volume produksi).pengertian
diatas untuk perhitungan biaya produksi per unit pada perusahaan manufaktur. Harga jual atau
penawaran (sales price) adalah harga yang ditawarkan kepada pihak lain atau pelanggan
dengan jumlah costper unit ditambah markup (tambahan harga). Mark up ( tambahan harga
umumnya dinyatakan dalam presentase tertentu dari costper unit. Mark up tersebut dipandang
sebagai laba yang diharapkan perusahaan untuk melangsungkan hidup perusahaan. Perlu
diketahui, bahwa biaya bahan baku dan upah tenaga kerja langsung berdasarkan biaya aktual
( penelusuran langsung) , sedangkan overhead pabrik berdasarkan suatu tarif atau pun
penelusuran pergerakan biaya aktivitas.
Untuk memberikan gambaran perhitungan biaya per unit serta harga jual untuk sebuah
perusahaan yang menggunakan kalkulasi biaya tradisional( traditional base costing- TBC).
Dikatakan kalkulasin tradisional ,karena alokasi overhead pabrik kepada produkj berdasarkan
tarif tunggal untuk seluruh departemen, seperti : jam mesin, jam tenaga kerja langsung , dan
bahan baku.

Gambaran perhitungan biaya perunit dan harga jual (kalkulasi biaya tradisional)

Perusahaan manufaktur “jaya” yang memproduksi satu jenis produk, menyajikan data- data
biaya dan produksi bahan Desember 2011, adalah sebagai berikut:
Biaya bahan baku RP 500.000.000

Upah tenaga kerja langsung RP 400.000.000

Overhead manufaktur yang RP 800.000.000


dianggarkan

Unit produksi 1000 unit

Mark up 30% dari biaya produksi sebagai laba yang diinginkan

Diminta :
a. Hitunglah biaya produksi per unit
b. Hitunglah harga jual per unit

Jawab:

a. Biaya produksi: Bahan baku RP 500.000.000


Upah langsung RP 400.000.000
Overhead manufaktur RP 800.000.000
Total RP 1.700.000.000

Biaya per unti = 1.700.000.000 = RP 1.700.000.000


1.000

Harga jual per unit: biaya per unit RP 1.700.000


Work up 30% x 1700000 510.000
Harga jual per unit RP 2.210.000

Contoh perhitungan biaya per unit dan harga jual ( kalkulasi ABC)

Sebuah perusahaan manufaktur menyajikan data – data biaya produksi dan output selama
tahun 2011:
1. Produk yang dihasilkan perusahaan ada dua jenis , yaitu produk x dan y.
2. Bahan baku tahunan untuk produk x RP.190 dan produk y RP 130
3. Upah tenaga kerja langsung per tahun untuk produk x RP 150 dan produk
y RP 130
4. Overhead manufaktur dibebankan kepada produk berdasarkan rasio
kosumsi aktivitas , dan 3 jenis aktivitas yang terdapat pada perusahaan
sehubungan dengan overhead (1) aktivitas pemeliharaan mesin , (2)
aktivitas penanganan bahan, dan (3) aktivitas penyetelan mesin (setup).

Data- data overhead manufactur yang dianggarkan tahun 2011:


Waktu aktivitas Biaya overhead (jutaan
Aktivitas (jam) rupiah)
Pemeliharaan 300 jam upah 900
mesin langsung 100
Penanganan 20 perpindahan 150
bahan 10 kali proses
Penyetelan produksi
mesin

Aktivitas yang dikosumsi masing – masing produk :

Produk x Produk y
Pemeliharaan 200 Jam upaah 100 jam upah langsung
mesin langsung 8 perpisahaan
Penanganan 12 perpindahan 3 proses produksi
bahan 7 proses produksi
Penyetelan
mesin

5. Jumlah produksi selama tahun tersebut, peroduk A100 unit dan produk B
50 unit.

Ditanya :

a. Hitunglah biaya produksi produk x dan y per unit


b. Hitunglah harga jual produk x dan y per unit, apabila mark up 40% untuk
masing-masing produk.

Jawab:
a. Biaya produksi per unit (jutaan rupiah )

Keterangan Produk x Produk y


Bahan baku (RP) 190 145
Tenagakerja langsung (RP) 150 130
*Overhead manufaktur 765 385
Total biaya produksi(RP) 1.105 660
Unit produksi 100 50
Biaya produksi per unit(RP) 11,05 13,20

*Tarif overhead manufaktur masing-masing aktivitas:

1. pemeliharaan mesin = 900 = RP 3 per jam tenaga kerja langsung


300
1. Penangana bahan = 100 = RP 5 per pindahan
20
2. Penyetelan mesin = 150 = RP 15 per proses produksi
10

Pembebanan overhead pabrik pada produk x dan y berdasarkan tarif

Aktivitas Produk X Produk Y


(Jutaan rupiah) (jutaan rupiah)
1.Pemeliharaan 200 x Rp 3 = Rp. 100 x Rp 3 = Rp.
mesin 600 300
2.penanganan 12 x Rp 5 = Rp. 60 8 x Rp 5 = Rp. 40
bahan 7 x Rp 15 = Rp.105 3 x Rp 15 = Rp. 45
3.penyetelan
mesin
Total Rp.765 Rp 385

b. Harga jual per unit ( jutaan rupiah)

Keterangan Produk X Produk Y


Biaya produksi Rp 11,05 Rp 13,20
perunit
Mask up 40% 4,42 5,28
Harga jual per unit Rp 15,47 Rp 18,48

Catatan:

Ada cara lain untuk menghitung pembebanan overhead pabrik, berdasarkan rasio kosumsi
(consumption ratio) masing- masing aktivitas.

Berdasarkan soal kalkulasi ABC diatas , rasio kosumsi aktivitas:

Aktivitas Produk A Produk B Penggerak


aktivitas
1.Pemeliharaan 200/300 100/300 x 100% Jam tenaga kerja
mesin x100%=67% =33% langsung
2.penanganan 12/20 x 100% = 8/20 x 100% = Perpindahan bahan
bahan 60% 40% Proses produksi
3.penyetelan 7/10 x 100% = 3/10 x 100% =
mesin 70% 30%

Pembebanan overhead pabrik ke masing- masing produk

Aktivitas Produk A Produk B


1. Pemeliharaan 67% x Rp. 900 = 33% x Rp.900 =
mesin Rp.600 Rp.300
2. Penanganaan 60% x Rp. 100 = Rp. 40% x Rp.100 = Rp.
bahan 60 40
3. Penyetelan 70% x Rp. 150 = Rp. 30% x Rp. 105 = Rp.
mesin 105 45
Total Rp. 765 Rp.385
3. SOAL KAJI ULANG

1. Pemisahan biaya campuran dengan metode “highand low point” dan “least aquare”
sebuah perusahaan memiliki biaya campuran ( mixedcost) selama tahun 2011:

Bulan Mixed Cost (juataan Jam mesin (jam)


rupiah)
Januari 768 6.800
Febuari 744 6.000
Maret 744 6.800
April 708 7.800
Mei 600 8.400
Juni 636 6.400
Juli 600 5.200
Agustus 5.200
600
September 6.200
Oktober 636 7.000
November 660 8.600
Desember 696 9.600
816
Total 8.203 84.000

Ditanya :
a. Hitunglah biaya variabel per unit dan biaya tetap per bulan(metode and low point)
b. Hitunglah biaya variabel per unit dan biaya tetap per bulan (metode least square)

Jawab :
a. Metode “high and lowpoint”
Keterangan MixedCost Jam
mesin
Titik tertinggi Rp 816 9.600
Titk terendah Rp 600 5.200
Selisih Rp 216 4.400

Biaya variabel per unit = 216 = Rp. 0,05 atau Rp.50.000


4.400
Biaya tetap per bulan: y = a + bx
Titik tertinggi: Rp.816 = a + 9600 ( Rp 0,005)
816 = a + 480
a = Rp 336 atau Rp 336.000.000

b. Metode “least square”

Mixed Penyimpan Jam Penyimpan Dikuadratkan Perkalian


Bulan cost gan dari Mesin gan rata-
rata-rata rata
Y y-y1 X x-x1 (x-x1)2 (y-y1)(x-
x1)
Jan 768 84 6.800 (200) 40.000 (16.800
Feb 744 60 6.000 (1.000) 1.000.000 )
Mar 744 60 6.800 (200) 40.000 (60.000
)
(12.000
)
Apr 708 24 7.800 (800) 640.000 19.200
Mei 600 (84) 8.400 (400) 1.960.000 (117.60
Juni 630 (48) 6.400 (600) 360.000 0)
Juli 600 (84) 5.200 (1.800) 3.240.000 28.800
Agu 600 (84) 5.200 (1.800) 3.240.000 151.200
st 636 (48) 6.200 (800) 640.000 151.200
Sep 660 (24) 7.000 0 0 38.400
Okt 696 12 8.600 1.600 2.560.000 0
Nov 819 132 9.600 2.600 6.760.000 14.200
Des 343.400
8.20 0 84.00 0 20.480.000 544.800
8 0

Biaya Variabel:

= (x – x1) x ( y – y1) = 544.800 = Rp. 0.03 atau Rp. 30.000

(x – x1) 2 20.480.000

Biaya tetap

Y = a + bx

684* = a + 0,03

684 = a + 210

a = 474 atau Rp. 474.000.000


*=8.208 = Rp. 684

12

** = 84.000 = 7.000 jam

12

2. Kalkulasi biaya ABC , biaya per unit dan harga jual


Nabila manufakturing memproduksi dua jenis produk, yaitu produk A dan produk B.
Data- data biaya dan aktivitas pada tahun 2011 adlah sebagai berikut:

Data –data perhitungan harga pokok produksi

Keterangan Produk A Produk B Total


Unit produksi satu 5.000 50.000 55.000
tahun 780.000.000 780.000 1.518.000.00
Biaya utama(bahan 10.000 40.000 0
baku dan upah) 20.000 80.000 50.000
Jam tenaga kerja 12 8 100.000
130 70 20
langsung
Jam mesin 200
Proses produksi
Jumlah perpindahan

Biaya overhead manufaktur dan konsumsi aktivitas

Aktivitas Biaya aktivitas


1. Persiapan 1.200.000.000
penyetelan mesin 600.000.000
2. Penanganan bahan 1.000.000.000
3. Energi 1.600.000.000
4. Pengujian / inspeksi
Total 4.400.000.000

Diminta:

a. Hitunglah rasio konsumsi untuk setiap aktivitas dan penggerakan aktivitas


b. Kelompokkan masing-masing aktivitas pada tingkat baktivitas (level activity)
c. Hitunglah tarif setia kelompok aktivitas dan pembebanan overhead
d. Hitumglah biaya per unit
e. Hitunglah harga jual per unit, jika mark up adalah 30%

Jawab :
a. Rasio konsumsi aktivitas dan penggerakan aktivitas

Aktivitas Produk A Produk B Penggerak


aktivitas
1. Persiapan 12/20 x 100% = 8/20 x 100% = Proses produksi
2. Penanganan bahan 60% 40% Jumlah
3. Energi 130/200x100%= 70/200 x 100% perpindahan
65% =35% Jam mesin
4. Pengujian 20.000/100.000 80.000/100.000x
x100% = 20% 100%= 80% Jam tenaga kerja
10.000/50.000x1 40.000/50.000 langsung
00% = 20% x100% =80%

b. Pengelompokkan aktivitas ke tingkat aktivitas


Tingkat Unit (unit level) :aktivitas energi dan pengujian
Tingkat Bacth (bacth level) : aktivitas persiapan dan penanganan
bahan

c. Perhitungan tarif kelompok aktivitas

Tingkat bacth (bach level Tingkat unit (unit level aktivity)


aktivity)
1. Persiapan Rp 3.Energi Rp
1.200.000.000 1.000.000.000
2. Penanganan 4.Pengujian
Bahan 1.600.000.000
600.000.000
Total Total
1.800.000.000 2.600.000.000
Proses produksi Jam mesin
20 100.000
Tarif kelompok Rp90.000.000.000 Tarif kelompok Rp 26.000 per
per proses jam mesin

d. Biaya produksi per unit

Keterangan Produk A Produk B


Biaya utama (bahan baku 780.000.000 738.000.000
danupah) (Rp) 1.600.000.000 2.800.000.000
Biaya overhead (Rp) *
Total biaya produksi (Rp) 2.380.000.000 3.538.000.000
Unit produksi (unit) 5.000 50.000
Biaya produksi per unit(Rp) 476.000.0000 70.760.000
*perhitungan biaya overhead:
Produk A
Produk B
Kelompok tingkat bacth
Rp 90.000.000 x 12 Rp 1.080.000.000
-
Rp 90.000.000 x 8 - Rp
720.000.000

Kelompok tingkat unit


Rp 26.000.000 x 20.000 jam Rp 520.000.000
-
Rp 26.000.000 x 80.000 jam -
Rp2.080.000.000
Total Rp 1.600.000.000 Rp
2.800.000.000

e. Harga jual per unit

Keterangan Produk A Produk B


Biaya produksi per 476.000 70.760
unit(Rp.)
Mark up 30% (Rp.) 142.800 21.228
Harga jual per unit (Rp.) 618.000 91.988

4. SOAL UNTUK LATIHAN

4.1 Soal latihan

1. sebutkan definisi biaya tetap, biaya variabel dan biaya campuran beserta
karakteristiknya?
2. sebutkan definisi atau pengertian kalkulasi biaya ABC?
3. sebutkan rincian klasifikasi aktivitas dan berikan contohnya masing – masing
4. apa yang dimaksud dengan penelusuran langsung (direct tracing) penelusuran
penggerakan
(drivert tracing)
5. apakah anda setuju, bahwa biaya bahan baku dan upah tenaga kerja langsung
menggunakan penelusuran penggerakan? Jika tidak setuju berikan alasannya?
6. apa yang dimaksud dengan kamus aktivitas(dictionary activity) dan atribut aktivitas
(attribule activity)
7. apa yang dimaksud dengan rantai nilai( vallue chain), rantai nilai internal (internal value
chain) dan rantai nilai industri (industry value customer)
8. apa yang dimaksud dengan nilai pelangggan (value customer)
9. apa yang dimaksud dengan aktivitas nilai bertambah (added activity value) dan
sebutkan karakteristiknya
10.jelaskan pengertian dari aktivitas yang tidak bernilai tambah (non added activity value)

4.2 Soal Kasus

1. Sebuah perusahaan memberikan data overhead manufaktur (biaya


campuran ) untuk triwulan terakhir tahun 2011 yaitu sebagai berikut:

Bulan Overhead manufaktur Unit produksi


September 500.000.000 10.000
Oktober 550.000.000 12.000
November 800.000.000 15.000
Desember 600.000.000 12.500

Diminta :
a) Hitunglah biaya variabel per unit dan biaya tetap per bulan( gunakan metode
high and low point)
b) Hitunglah biaya variabel per unit dan biaya tetap per bulan ( gunakan metode
least square)

2. PT. Gapura memproduksi tiga jenis produk yaitu: Produk A, B dan C.


Data data aktivitas dan biaya overhead serta produk pada tahun 2011 adalah sebagai
berikut:
Data harga pokok produksi

Keterangan Produk A Produk B Produk C Total


Unit yang diproduksi(unit) 15.0000 25.0000 10.000 50.000
Bahan baku (Rp) 350.000.00 300.000.00 200.000.00 850.000.0
Upah langsung(Rp) 0 0 0 00
Jam tenaga kerja 200.000.00 150.000.00 150.000.00 500.000.0
langsung 0 0 0 00
Jam mesin 10.000 20.000 20.000 50.000
Proses produksi 25.0000 35.000 40.000 100.000
Jumlah pindahan bahan 9 6 10 25
80 70 100 250
Data aktivitas dan overhead

Aktivitas Biaya
Aktivitas
1. Penyetelan (set up) 400.000.000
2. Penanganan bahan (material 250.000.000
handling)
3. Energi 150.000.000
4. Pengujian 100.000.000

Diminta :
1. Hitunglah rasio konsumsi aktivitas dan penggerakan aktivitas
2. Kelompokkan masing – masing aktivitas pada tingkat aktivitas (level activity)
3. Hitunglah tarif setiap kelompok aktivitas dan pembebanan overhead
4. Hitunglah biaya produksi per unit
5. Hitunglah harga jual per unit jika mark up 40%

BAB 3
KALKULASI BIAYA PRODUKSI PENUH DAN VARIABEL

1. BIAYA PRODUKSI PENUH VERSUS VARIABEL


Biaya produksi (manufakturing cost atau production cost) adalah biaya- biaya yang berhubungan
dengan produkis barang atau penyediaan jasa. Biaya produksi (manufakturing cost) terdiri dari
biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead. Biaya bahan langsung
dan biaya tenaga kerja langsung bersifat variabel sehingga sering disebut biaya
langsung(direct cost) sedangkan biaya overhead merupakan biaya campuran (mixed cost) yang
bersifat variabel tetap. Untuk kalkulasi biaya tradisional biaya overhead tetap ditentukan
dimuka(predetermined) berdasarkan kapasitas produksi normal. Dalam pembebanannya bisa
jam tenaga kerja langsung, jam mesin dan lain- lain . rumus untuk menetapkan tarif overhead
tetap adalah sebagai berikut:
Anggaran overhead tetap per periode
Tarif overhead per unit = kapasitas produksi normal

Biaya produksi variabel ( variable manufacturing cost) terdiri dari biaya bahan langsung,
biaya tenaga kerja langsung dan overhead variabel. Biaya produksi tetap (fixed manufacturing
cost) terdiri dari overhead tetap saja. Pemahaman biaya produksi yang telah dijelaskan diatas
berguna untuk menetapkan kalkulasi biaya produksi biaya variabel dan kalkulasi biaya penuh.
Kalkulasi biaya variabel (variabel costing atau direct costing) adalah perhitungan biaya produksi
yang hanya memasukkan biaya variabel saja kedalam pengolahan produk barang atau
penyediaan jasa. Kalkulasi biaya penuh (full costing atau absorption costing) adalah perhitungan
biaya produksi yang memasukkan biaya produksi variabel dan tetap ke dalam produksi barang
atau penyediaan jasa.

2. MANFAAT VARIABEL COSTING DAN FULL COSTING.

Kegunaan kalkulasi biaya produksi variabel (variabel costing) antara lain:


1. Membebankan semua biaya tetap ke dalam perhitungan atau laporan laba rugi
sehingga tidak di tunda pembebanan biaya tetap kepada periode selanjutnya. Dengan
kata lain biaya tetap di pandang sebagai biaya periode(periode cost).
2. Perencanaan laba rugi manajemen perusahaan dengan biaya produksi yang kompetitif
dalam persaingan bisnis .
3. Mempermudah penyusunan laporan laba rugi segmen tingkat unit ,batch dan tingkat
produk.
4. Memisahkan biaya berdasarkan perilaku atau perubahan aktivitas yaitu variabel dan
tetap.
5. Pengambilan keputusan dan penguranan biaya atau reduksi biaya .

Kegunaan kalkulasi biaya produksi tetap (full costing atau absorpting costing) antara lain:
1. Pelaporan laba rugi kepada pihak eksternal yang telah ditetapkan berdasarkan
standar Akuntansi Keuangan (SAK)
2. Memisahkan biaya bukan berdasarkan perilaku biaya tetapi berdasarkan fungsi
yaitu biaya produksi ( manufacturing cost) dan biaya non operasi (non
manufacturing cost)
3. Menentukan kinerja fungsional seperti devisa, pabrik, pemasaran, dan administrasi.
3. LAPORAN LABA RUGI DAN REKONSILIASI LABA BERSIH

Akibat perbedaan perhitungan biaya produksi variabel dan penuh secara logis dimungkinkan ada
perbedaan laba bersih antara laporan laba rugi variabel costing dan full costing. Hal ini terjadi
karena perlakuan overhead tetap dalam biaya unit produksi. Untuk itu perlu diadakan
rekonsiliasi atau penyesuaian atas perhitungan laba bersih tersebut. Adapun rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut:

Selisih laba bersih = ( unit produk jadi akhir – unit produk jadi awal) × tarif overhead tetap per

unit.
Perlu diketahui laba bersih menurut variabel costing dan full costing jumlahnya sama besar
apabila volume produksi yang dianggarkan sama besarnya dengan volume produksi
aktual.khusus untuk laporan laba rugi full costing ada kemungkinan terjadi varian overhead
tetap ( fixed overhead varian ) baik yang menguntungkan (favorable = F) , maupun yang tidak
menguntungkan (D).
Selisaih overhead tetap (fixed overhead tetap ) adalah perbedaan overhead tetap yang
terjadi jika volume produk yang dianggarkan berbeda dengan unit produkis aktual. Rummus
perhitungan adalah sebagai berikut :

Selisih overhead tetap = ( volume produksi yang diangarkan – volume produksi aktual) × tarif

overhead tetap per unit.

Ilustrasi
Kalkulasi laporan laba rugi full dan variable costing serta rekonsiliasi laba bersih.
Perusahaan manufaktur PT. RIONATA menyajikan data – data produksi dan operasi untuk 2
tahun yaitu 2011 dan 2012.
1. Biaya produksi per unit tahun 2011 dan 2012 adalah sama yaitu:
Bahan baku Rp. 1.300
Upah langsung Rp. 1.500
Overhead variabel Rp. 200
Biaya produksi variabel per unit RP. 3.000
Overhead tetap pertahun berdasarkan budget produksi normal 150.000 unit adalah
sebesar Rp. 150.000.000
2. Data produksi dan persediaan barang jadi serta unit yang dijual:

Keterangan Tahun 2010 Tahun 2011


Persediaan awal 0 unit 30.000 unit
Diproduksi 170.000 unit 140.000 unit
Dijual 140.000 unit 160.000 unit
Persediaan akhir 30.000 unit 10.000 unit
3. Beban operasi terdiri dari :
- Beban penjualan variabel 5% dari penjualan tiap tahun
Ditambah beban penjualan tetap Rp. 10.000.000 setiap tahun.
- Beban administrasi (sama tetap) , sebesar Rp. 55.000.000 tiap tahun.

4. Harga jual per unit, adalah Rp 5.000

Diminta
a. Hitunglah biaya produksi per unit dengan variabel costing dan full costing.
b. Hitunglah overhead variances tahun 2011 dan 2012
c. Susunlah laporan laba – rugi ,variabel costing dan full costing .
d. Buatlah rekonsiliasi selisih laba bersih variabel costing Dan full costing tahun
2011 dan 2012

Jawab
a. Biaya produksi per unit ( tahun 2011 dan 2012 adalah sama)
Jenis biaya Variabel Full costing
produksi costing (Rp.) (Rp.)
Bahan baku 1.300 1.300
Upah langsung 1.500 1.500
Overhead pabrik 200 200
variabel 0 1.000
*overhead tetap
Total 3.000 4.000

Rp .150 .000.000
*Overhead tetap per unit = 150.000 = Rp. 1.000

b. Overhead fixed variance (selisih overhead tetap)


Tahun 2011 = (150.000 – 170.000) Rp. 1.000 = Rp 20.000.000 (F)
Tahun 2012 = (150.000 – 140.000) Rp. 1.000 = Rp 10.000.000(U)

Catatan:
Jika unit produksi aktual lebih besar dari yang normal atau dianggarkan adalah
yang menguntungkan ( favorable = f ), demikian juga sebaliknya.

c. Laporan laba rugi variabel costing

Keterangan Tahun 2011 (Rp) Tahun 2012 (Rp.)


Penjualan Rp. 140.000 × 5000 160.000 × 5000 =
Biaya variabel
Produk variabel =700.000.000 800.000.000
Pemasaran variabel
Total biaya variabel Rp.140.000 × 3000 = 160.000 × 3000 =
Laba kontribusi
Biaya tetap 420.000.000 480.000.000
Pemasaran tetap 5% × 7.000.000 = 5% × 800.000.000 =
Administrasi tetap
Overhead tetap 35.000.000 40.000.000
Total biaya tetap 455.000.000 520.000.000
245.000.000 280.000.000

10.000.000 10.000.000
55.000.000 55.000.000
150.000.000 150.000.000
215.000.000 215.000.000
Laba bersih sebelum Rp. 30.000.000 Rp. 65.000.000
pajak

Catatan :
1. Pada laporan laba rugi variabel costing, biaya dibagi menurut perilaku biaya, yaitu variabel
dan tetap
2. Penjualan setelah dikurangi total biaya variabel disebut laba kontribusi (contribution margin
– CM)

2. Laporan laba rugi full costing.

Keterangan Tahun 2011 (Rp.) Tahun 2012(Rp.)


Penjualan 140.000 × 5000 = 160.000 × 5000 =
Harga pokok penjualan
Biaya produksi 700.000.000 800.000.000
Laba kotor
Selisih overhead tetap 140.000 × 4000 = 160.000 × 4000 =
Laba kotor yang
disesuaikan 460.000.000 640.000.000
Beban operasi 140.000.000 160.000.000
Berdasarkan variabel F 20.000.000 U 10.000.000
Pemasaran tetap 160.000.000 150.000.0000
Administrasi tetap
Total beban operasi
Laba sebelum pajak 5% × 700.000.000 = 5% × 800.000.000 =
35.000.000 40.000.000
10.000.000 10.000.000
55.000.000 55.000.000
Rp. 100.000.000 Rp. 105.000.000

Catatan:

1. Pada laporan laba rugi full costing, bahwa biaya dipisahkan secara fungsional yaitu
biaya produksi dan biaya non produksi ( biaya operasi).
2. Pada laporan laba rungi full costing , memungkinkan terjaid selisih overhead tetap,
baik yang menguntungkan maupun yang tidak menguntungkan. Selisih overhead
tetap tersebut, disesuaikan terhadap laba kotor, jika mengu7ntungkan menambah
laba kotor, tetapi jika tidak menguntungkan mengurangi laba kotor.

d. Rekonsiliasi laba bersih


Tahun 2011 : laba bersih variabel costing Rp
30.000.000
Laba bersih full costing Rp
60.000.000
Selisih Rp 30.000.000
Rekonsilisasi.( 30.000 unit – 0 unit) × Rp. 1000 Rp
30.000.000
Tahun 2012 : Laba bersih variabel costing Rp
65.000.000
Laba bersih full costing Rp 45.000.000
Selisih Rp 20.000.000
Rekonsiliasi ( 10.000 unit – 30.000 unit) × Rp 1000 Rp
20.000.000
Catatan: Pengurangan unit didalam kurung selamanya dianggap plus.

4. SOAL KAJI ULANG


Kalkulasi, laporan laba rugi dan rekonsiliasi variabel & full costing

Data produksi dan biaya bulan desember tahun 2012 dari PT. Mulawarman , adalah sebagai
berikut:
1. Biaya produksi terjadi dari bahan baku Rp 2.000 per unit, upah langsung Rp 1.500 per
unit, dan overhead tetap yang dianggakan Rp 960.000.000 per tahun. Adapun
produksi yang dianggarkan pada tahun 2012 sebesar 1.200.000 unit barang.
Overhead variabel Rp 500 per unit.
2. Persediaan barang pada awal bulan desember 2012 adalah 10.000 unit,produksi
barang bulan desember 2012 adalah 95.000 unit.
3. Penjualan bulan desember 2012 sebesar 80.000 unit dengan harga Rp 10.000 per
unit.
4. Beban operasional terdiri dari beban penjualan Rp 90.000.000 dan beban umum Rp
100.000.000 untuk bulan Desember tahun 2012.
Presentasi biaya operasional adalah 60% bersifat variabel dan 40% bersifat tetap.

Diminta :
a. Hitunglah biaya produksi per unit dengan variabel costing dan full costing.
b. Hitunglah selisih overhead tetap bulan Desember 2012.
c. Susunlah laporan laba – rugi variabel costing dan full costing bulan Desember 2012.
d. Buatlah rekonsiliasi laba bersih veriabel costing dan full costing bulan Desember 2012.

Jawab
a. Perhitungan biaya produksi per unit

Jenis biaya Variabel costing Full costing (Rp.)


produksi (Rp.)
Bahan baku 2.000 2.000
Upah langsung 1.500 1.500
Overhead variabel 500 500
*Overhead tetap 0 800
4.000 4.800

Rp .960 .000.000
*Tarif overhead tetap per unit = 1.200.000 unit = Rp. 800

Produk yang dianggarkan per bulan = 1200.000 unit : 12 bulan = 100.000 unit
Rp .960 .000.000
Overhead tetap per bulan = = 12 bulan = Rp. 80.000.000

b. Selisih overhead tetap


(100.000 unit – 95.000 unit) × Rp. 800 = Rp. 80.000.000

c. Laporan laba rugi full costing

Keterangan Tahun 2012 (Rp.)


Penjualan 80.000 × 10.000 =
Harga pokok penjualan
Laba kotor 800.000.000
Selisih 0verhead tetap (U) 80.000 × 4.800 = 384.000.000
416.000.000
4.000.000
Laba kotor yang disesuaikan Rp 412.000.000
Beban operasi
60% × 90.000.000 =
Beban penjualan variabel
Beban penjualan tetap 54.000.000
Beban umum variabel 40% × 90.000.000 =
Beban umum tetap
Total beban operasi 36.000.000
Laba sebelum pajak 60% × 100.000.000 =
60.000.000
40% × 100.000.000=
40.000.000

190.000.000
Rp 222.000.000

Laporan laba rugi variabel costing

Keterangan Tahun 2012 (Rp.)


Penjualan 80.000 × 10.000
Biaya variabel
Biaya produksi variabel =800.000.000
Biaya penjualan variabel
Biaya umum variabel
80.000 × Rp. 4.000=
Total biaya variabel
Laba kontribusi 320.000.000
Biaya tetap 60% × 90.000.000 =
Overhead tetap
Beban penjualan tetap 54.000.000
Beban – beban tetap 60% × 100.000.000=
Laba sebelum pajak
60.000.000
434.000.000
366.000.000

80.000.000
40% × 90.000.000 =
36.000.000
40% × 100.000.000=
40.000.000
Rp 210.000.000

d. Rekonsiliasi laba bersih


Persediaan awal bulan Desember diketahui sebesar 10.000 unit
Persediaan akhir bulan Desember adalah 10.000 + 95.000 – 80.000 = 25.000 unit
Rekonsiliasi :
(25.000 – 10.000) × Rp. 800 = Rp. 12.000.000
Laba bersih full costing Rp. 222.000.000
Laba bersih variabel costing Rp. 210.000.000
12.000.000
5. SOAL UNTUK LATIHAN

5.1 Soal teori


1. Jelaskan pengertian full costing dan variabel costing
2. Jelaskan pengertian biaya produksi, biaya produksi variabel dan biaya produksi
tetap
3. Sebutkan dan jelaskan manfaat full costing dan variabel costing
4. Jelaskan perbedaan biaya produksi per unit dengan biaya full costing dan
variabel costing
5. Apa yang dimaksud dengan laba kontribusi
6. Mengapa terjaid varian overhead tetap
7. Varian overhead tetap dalam full costing dapat sebagai varian yang
menguntungkan dan tidak menguntungkan . sebutkan kereteria saat
menguntungkan dan tidak menguntungkan
8. Menurut pendapat saudara apakah selamanya laba bersih berbeda antara full
costing dan variabel costing jelaskan
9. Sebutkan jenis biaya non produksi serta jelaskan definisinya
10.Apa yang dimaksud dengan laba kotor setelah penyesuaian pada laporan laba
rugi full costing

5.2 Soal Kasus


1. Data – data produksi dan biaya yang terdapat pada PT. Jaya yang memproduksi
sejenis barang pada tahun 2011 adalah sebagai berikut:
a. Biaya produksi per unit terdiri :
Bahan baku Rp. 5.000
Upah tenaga kerja Rp. 3.000
Overhead variabel Rp. 1.000
Budget overhead dalam tahun2011 sebesar Rp. 40.000.000 dasar perhitungan
tarif overhead berdasarkan jam tenaga kerja langsung sebanyak 20.000jam
b. Perusahaan memiliki persediaan barang jadi pada tanggal 1 januari 2011
sebanyak 5000 unit. Produksi selama tahun 2011 sebnayak 40.000 unit.
Produksi normal per tahun sebanyak 50.000 unit barang.
c. Selama tahun 2011 perusahaan telah menjual produk jadi sebanyak 30.000 unit
. harga jual per unit adalah Rp. 15.000
d. Biaya non produksi atau biaya operasi pada tahun 2011 terdiri dari biaya
penjualan variabel 10% dari penjualan ditambah biaya penjualan tetap Rp.
9.000.000 per tahun. Sedangkan biaya administrasi Rp. 18.000.000 per tahun
dengan rincian bersifat variabel 20% dan bersifat tetap 80%.
Diminta:
1. Hitunglah biaya produksi per unit dengan full costing dan variabel costing
2. Susunlah laporan laba rugi full costing dan variabel costing
3. Hitunglah biaya produksi variabel dan biaya produksi tetap

2. Data – data tersedia untuk bulan desember 2011 untuk tujuan kalkulasi biaya
variabel dan penuh sebagai berikut:
a. Persediaan barang jadi awal 25.000 unit diproduksi pada bulan Desember 2011
sebanyak 150.000 unit dan dijual selama bulan tersebut 100.000 unit
b. Biaya produksi variabel Rp. 10.000 per unit dan overhead tetap Rp. 2.000 per
unit
c. Harga jual per unit adalah Rp. 20.000 (biaya operasi dalam bulan tersebut Rp.
400.000.000 bersifat variabel 70% dan tetap 30%)
Diminta:
1. Hitunglah laba kotor dan laba kontribusi
2. Hitunglah selisih overhead tetap
3. Hitunglah biaya produksi variabel dan biaya produksi tetap

3, Ketika anda sedang menyusun laporan laba rugi full costing pada tahun 2011
terdapat labaa kotor Rp 40.000.000 selisih overhead Rp 10.000.000
(menguntungkan ). Biaya penjualan dan biaya administrasi pada tahun tersebut
adalah Rp. 150.000.000( variabel 70% dan tetap 30%)
Diminta:
1. Hitunglah laba kotor yang tealah disesuaikan
2. Hitunglah laba bersih sebelum pajak
3. Hitunglah biaya administarasi yang bersifat variabel dan tetap.
BAB 4
ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN
PENGENDALIAN
1. ANGGARAN, PERENCANAAN , DAN PENGENDALIAN

Anggaran, perencanaan, dan pengendalian benar – benar saling berhubungan dalam suatu
organisasi bisnis. Anggaran (budget) adalah rencana terincih yang dinyatakan secara formal
dalam ukuran kuantitatif, biasanya dalam satuan uang, untuk menunjukan perolehan dan
pengguaan sumber – sumber suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu, perencanaan
(planning) adalah pandangan kedepan untuk melihat tindakan apa yang seharusnya dibuat atau
dilakukan untuk mencapai tujuan – tujuan tertentu . pengendalian (controling) adalah melihat
kebelakang , menentukan apakah yang sebenarnya terjadi dan membandingkannya dengan
rencana yang telah dibuat sebelumnya. Anggaran merupakan komponen kunci dari perencanaan
karena semua level manajemen bertindak berdasarkan anggaran yang telah disetujui oleh
komite anggaran. Komite anggaran (budget committee) adalah komite yang bertanggung jawab
untuk meninjau anggaran, memeberi pertunjuk kebijakan dan tujuan anggaran, memeberi
petunjuk kebijakan dan tujuan anggaran, mengatasi berbagai perbedaan yang muncul dalam
prses pembuatan anggaran , menyetujui anggaran akhir , dan memonitor kerja sesungguhnya.

2. MANFAAT ANGARAN

Paling tidak ada empat manfaat dari pada anggaran yaitu

1. memperbaiki pengambilan keputusan.


Keputusan bisa berubah, khususnya dibidang keuangan ketika anggaran mengharuskan
seperti itu. Misalanya, anggaran penjualan menurun dari priode sebelumnya , secra logis
ada penghematan biaya.
2. Memaksa para manajer melakukan perencanaan.
Anggaran memaksa manajeman untuk merencanakan maa depan dan sekaligus
mendorong para manajer menghubungkan organisasi secara menyeluruh untuk
mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.
3. Menyediakan standar evakuasi kinerja.
Anggaran dapat dipandang sebagai standar yang harus dicapai oleh manajemen, agara
bertindak secara efisien dan efektif dalam seala aktivitas. Dengan kata lain, anggaran
dapat merubah setiap individual dalam melakukan setiap aktivitas yang bernilai tambah
(added value).
4. Memperbaiki komunikasi dan koordinasi
Secara formal, anggaran mengomunikasikan rencana organisasi pada setiap karyawan
dalam mencapai tujuannya, dipastikan pula untuk mencapai tujuan yang diharapkan,
diperlukan koordinasi yang mantap dan jelas.

3. ANGGARAN INDUK
Anggaran induk (master budget) adalah rencana keuangan menyeluruh ( komprehensif) bagi
organisasi secara keseluruhan , biasanya dalam satu tahun periode fiska. Anggaran tahunan,
biasanya dipecah- pecahkan menjadi bulanan, kwartal. Dan kwartalan. Anggaran induk memiliki
komponen utama, yaitu,anggaran operasional dan anggaran keuangan. Anggaran operasional
(operational budget) adalah anggaran yang mendeskripsikan aktivitas yang menghasilkan
pendapatan bagi suatu perusahaan. Hasil akhir dari anggaran operasional adalah laporan laba
yang dianggarkan ( proforma laporan laba – rugi). Anggaran keuangan (financial budget) adalah
anggaran yang merincikan kas masuk (cash in) dan kas keluar (cash out), serta posisi keuangan
secara umum. Hasil akhir dari anggaran keuangan adalah proforma neraca ( aktual, kewajiban ,
dan equitas) anggaran operasional (operasional budget) terdiri dari perkiraan laba rugi disertai
dengan laporan anggaran pendukung, yaitu:
1. anggaran penjualan
anggaran penjualan (sales budget) adalah proyeksi yang disetujui oleh komite anggaran
yang menjelaskan penjualan yang diharapkan dalam satuan unit dan uang. Anggaran
penjualan adalah dasar bagi semua anggaran operasional dan sebagai anggaran keuangan
, maka sabaiknya anggaran penjualan dihitung dan ditetapkan secara akurat. Fungsi yang
bertanggung jawab tentang anggaran penjualan adalah departemen pemasaran.
2. Anggaran produksi
Anggaran produksi (production budget) menjelaskan berapa banyak unit yang diproduksi
untuk memenuhi kebutuhan penjualan dan kebutuhan persediaan akhir, perlu diketahui
bahwa persediaan akhir suatu priode, menjadi persediaan awal pada priode berikutnya.
3. Anggaran pembelian bahan baku langsung
Anggarapemnbelian bahan baku langsung (direct materials purchass budget) adalah
jumlah bahan baku yang dibeli ( satuan unit dan uang) setiap periode. Jumlah kuantitas
bahan baku langsung yang dibeli, tergantung pada unit yang diproduksi dan rencana
persediaan akhir bahan baku. Seperti halnya persedian awal periode berikutnya, maka
persediaan bahan baku pun demikian juga.
4. Anggaran biaya bahan baku (cost of materials budget) menjelaskan penggunaaan
bahan baku keproduksi yang dinyatakan dalam satuan unit dan uang. Besarnya biaya
bahan baku, tergantung dari unit yang diproduksi serta penggunaan bahan baku
setiap unit produksi.
5. Anggaran tenaga kerja langsung
Anggaran tenaga kerja langsung (direct labor budget) menunjukan jumlah tenaga kerja
langsung yang dibutuhkan dan biaya upah tenaga kerja, yang besarnya tergantung pada
unit yang diproduksi dan tarif upah langsung.
6. Anggaran overhead pabrik
Anggaran overhead (overhead budget) menunjukan konsumsi biaya tidak langsung.
Overhead manufaktur atau pabrik dapat bersifat variable dan tetap ( campuran). Overhead
variable bervariasi, tetapi biasanya terpisahkan overhead tunai dan tidak tunai. Overhead
tunai (cash overhead ) adalah komponen overhead yang memerlukan pengeluaran tunai.
Sedangakan Overhead tidak tunai ( non cash overherad) adalah komponene overhead yang
tidak memerlukan pengeluaran tunai( misalanya: depresiasi).
7. Anggaran persediaan akhir barang jadi
Anggarana persediaan akhir barang jadi ( ending finished goods inventory
budget)memebrikan informasi biaya produksi per unit untuk tujuan perhitungan harga
pokok produksi dan penjualan.
8. Anggaran harga pokok penjualan
Anggaran harga pokok penjualan (cost of goods sold budget) mengungkapkan harga pokok
barang yang siapa untuk dijual.
9. Anggran beban operasional
Anggaran beban operasional (operating expense budget) menguraikan rencana
pengleuaran biaya operasi ( beban penjualan dan beban administrasi) atau biaya non
manufaktur dalam satu periode.

Anggaran keuangan (financial budget) terdiri dari :

1. Anggaran kas
Anggaran kas (cash budget) adlah rencana terperincih tentang sumber dan Penggunaaan
kas dalam satu periode. Pada saat menyusun budget, harus memperhatikan kas minimum
yang dipertahankan perusahaan, karena mempengaruhi besarnya pinjaman yang dilakukan
perusahaan jika kas defisit. Kas minimum (safety cash balance) merupakan kas minimum
yang dipertahankan, untuk kebutuhan yang tidak diduga sebelumnya.
2. Anggaran investasi
Anggaran investasi (investment budget) adalah rencana investasi jangka panjang untuk
tujuan memperoleh pengembalian investasi (rate of return).

Catatan penting:
Ketika anggaran penjualan (sales budget) selesai dibuat, penjualan dapat dilakukan secara tunai
dan kredit. Apabila penjuaslan dilakukan secara kredit, pelunasan piutang bias diangsur sesuai
syarat kredit yang ditetapkan dan pelunasan piutang tersebut disusun dalam satu defter atau
tabel yang disebut daftar pengumpulan piutang (schedule of account receivable collection ).
Demikian juga tentang anggaran pembelian bahan baku (direct materials purchase budget),
apabila sudah selesai dibuat, jika pembayaran angsuran (kredit) , maka dibuat dartar pelunasan
utang dagang (schedule of account payable payment). Perlu diketahui bahwa tabel pengumpulan
piutang (schedule of account receivable ) dan tabel pelunasan piutang dagang (schedule of
account payable payment)bukan merupakan komponen anggaran, tetapi sebagai daftar
pendukung untuk keperluan penyelesaian kas budget.

Ilustrasi Master Budget (Anggaran Induk)

Pt. Gajah mada menyediakan informasi keuangan sebagai dasar penggunaan anggaran pada
tahun 2012, adalah sebagai berikut :

1. Neraca Awal tahun anggaran, 1 januari 2012

Aktiva Kewajiban dan equitas


Aset Lancar Kewajiban Lancar
Kas Rp. Hutang Dagang** Rp.
Piutang Dagang* 980.000.000 Equitas 240.000.000
Bahan baku*** Rp.
Barang Jadi**** 960.000.000
Total Aktiva Lancar Rp.
84.000.000
Aset Tetap
Rp.
Tanah Modal Saham
Aktiva tetap 160.000.000 Laba ditahan Rp.
Akm. Peny. Aktiva Rp. Total Equitas 1.600.000.000
tetap 1.684.000.000
Rp.
Total Aktiva tetap Total Kewajiban dan Equitas
2.224.000.000
Total Aktiva Rp.
Rp.
1.000.000.000 3.824.000.000
Rp.
Rp.
3.000.000.000
(Rp. 4.084.000.000
1.600.000.000)
Rp.
2.400.000.000
Rp.
4.084.000.000
Keterangan neraca :

* Piutang dagang merupakan piutang dari penjualan kredit barang jadi

** Hutang dagang merupakan hutang atas pembelian bahan baku secara kredit

*** Persediaan bahan baku sebanyak 840 kg

**** Persediaan barang jadi sebanyak 200 unit.

2. Kebijakan Perusahaan
a. Penjualan barang jadi dilakukan secara kredit, pola pembayaran adalah 40% pada
kwartal penjualan dan 60% pada kwartal berikutnya. Demikian juga atas pembelian
bahan baku secara kredit, pola pembayaran adalah 50 % pada kwartal pembelian
dan sisanya pada kwartal berikutnya.
Pada saat keuangan perusahaan dalam keadaan defisit, dapat melakukan pinjaman ke
bank, ketika keadaan keuangan perusahaan surplus dapat digunakan membayar
kembali pinjaman. Pada saat meminjam maupun mengangsur pinjaman ke bank
dengan memperhatikan saldo kas minimum, sebesar Rp. 400.000.000 setiap kwartal.
Untuk mempermudah perhitungan pada saat meminjam dengan pembulatan Rp.
5.000.000 Penuh.
b. Rencana persediaan akhir barang jadi tiap kwartal ditetapkan sebesar 10% dari
penjualan kwartal berikutnya. Sedangkan rencana persediaan akhir barang baku,
ditetapkan sebesar 20% dari kebutuhan bahan baku kwartal berikutnya.
Perusahaan, juga sudah memutuskan anggaran tahun 2013, untuk penjualan
barang jadi kwartal I, sejumlah 2.200 unit. Demikian tentang rencana bahan baku
yang dibutuhkan pada kwartal I tahun 2013, ditetapkan sebesar 4.600kg. Harga
bahan baku Rp. 100.000 per Kg.
c. Dividen tunai, dibayar setiap 6 bulan. Yaitu pada kwartal I dan kwartal III. Jumlah
dividen yang dibayar adalah 10% dari nilai nominal saham.
d. Perusahaan menggunakan kalkulasi biaya variable (variable costing) untuk
menghitung biaya produksi per unit dan pelaporan laba rugi.

3. Rencana beban operasi terdiri dari :


a. Beban penjualan variable secara berturut-turut tiap kwartal adalah Rp.120.000.000,
Rp.180.000.000, Rp.240.000.000, dan Rp.180.000.000.
b. Beban penjualan tetap secara berturut-turut tiap kwartal adalah Rp.200.000.000,
Rp.200.000.000, Rp.200.000.000, dan Rp.200.000.000.
c. Beban administrasi variable secara berturut-turut tiap kwartal adalah Rp.80.000.000,
Rr.120.000.000, Rp.160.000.000, dan Rp.120.000.000.
d. Beban administrasi tetap secara berturut-turut tiap kwartal adalah Rp.300.000.000,
Rp.300.000.000, Rp.300.000.000, dan Rp.300.000.000.
4. Rencana perhitungan biaya produksi per unit
a. Bahan baku yang digunakan hanya satu jenis dengan harga rata-rata Rp. 100.00 per
Kg. Untuk memproduksi barang jadi digunakan 2Kg setiap unit barang jadi.
b. Tenaga kerja langsung menghabiskan waktu selama 5 jam untuk setiap unit barang
jadi, tarif rata-rata per jam Rp. 80.000
c. Overhead variable menggunakan jam tenaga kerja langsung sebagai dasar
pembebanannya, tarif overhead variable Rp. 40.000 per jam kerja langsung.
d. Overhead tetap yang dibebankan untuk setiap kwartal jumlahnya sama yaitu Rp.
600.000.000
5. Bunga pinjaman bank adalah 12% per tahun. Pajak penghasilan perusahaan 25% per
tahun, pajak penghasilan tiap kwartal tidak langsung disetor ke kantor pajak (terhutang).
Bunga dihitung dari jumlah pengembalian hutang.
6. Pada kwartal II perusahaan membeli tunai peralatan seharga Rp. 800.000.000. aktiva
tetap yang baru ini memiliki penyusutan yang direncanakan untuk kwartal III Rp.
100.000.000 dan kwartal IV Rp. 100.000.000
7. Rencana penjualan setiap kwartal secara berturut-turut yaitu 2.000 unit, 4.000 unit dan
3.000 unit. Harga jual rata-rata Rp. 1.500.000 per unit.

Diminta : Susunlah Budget Induk (Master Budget)

Jawab :

Budget penjualan (Sales Budget – SB)

Kwartal (Rp) Satu Tahun


Keterangan
I II III IV
Unit yang 2.000 3.000 4.000 3.000 12.000
dijual 1.500.0 1.500.0 1.500.0 1.500.00 1.500.000
Harga per 00 00 00 0
unit
Total 3.000.0 4.500.0 6.000.0 4.500.00 18.000.000
00 00 00 0

Daftar pelunasan piutang (schedule of account receivable-SAR)

Period Jumlah Penerimaan Kas dari Piutang Satu Tahun


e I II III IV
Tr IV 960.000. 960.000. 960.000.0
2012 000 000 00.
Tr I 1.800.000.
Tr II 3.000.000.0 1.200.000. 000 2.700.000. 3.000.000.0
Tr III 00 000 1.800.000. 000 3.600.000. 00
Tr IV 4.500.000.0 000 2.400.000. 000 4.500.000.0
00 000 00
6.000.000.0 6.000.000.0
00 00
4.500.000.0 2.700.000.0
00 00
18.960.000. 2.160.000. 3.600.000. 5.100.000. 16.260.000.
000 000 000 000 000
Budget Produksi (Production Budget-PB)

Keterangan Kwartal (Unit) Satu


I II III IV Tahun
Budget 2.000 3.000 4.000 3.000 12.000
Penjualan 300 400 300 220 220
Persediaan
Akhir
Kebutuhan 2.300 2.300 4.300 3.220 12.220
Persediaan Awal (200) (300) (400) (300) (200)
Budget Produksi 2.100 3.100 3.900 2.900 12.020

Budget Biaya bahan baku (Cost of raw material budget- CRMB)

Keterangan Kwartal (Unit) Satu


I II III IV Tahun
Unit Produksi 2.100 3.100 3.900 2.920 12.020
Bahan per unit 2 2 2 2 2
Kebutuhan 4.200 6.200 7.800 5.840 24.040
Produksi 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000
Harga per kg
Total 420.000.0 620.000.0 780.000.0 584.000.0 2.404.000.
00 00 00 00 000

Budget Pembelian Bahan Baku (Purchases of materials budget- PMB)

Keterangan Kwartal Satu


I II III IV Tahun
(Rp)
Kebutuhan 4.200 6.200 7.800 5.840 24.040
Produksi 1.240 1.560 1.168 920 920
Persediaan
Akhir
Total Kebutuhan 5.440 7.760 8.968 6.760 24.960
Persediaan (840) (1.240) (1.560) (1.168) (840)
Awal
Anggaran 4.600 6.520 7.408 5.592 24.120
Pembelian 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000
Harga per kg
Anggaran 460.000.0 652.000.0 740.800.0 559.200.0 2.412.000.
Pembelian 00 00 00 00 000
Daftar Pembayaran Hutang (schedule of account payble payment-SAPP)

Period Jumlah Penerimaan Kas dari Piutang Satu Tahun


e I II III IV
IV 240.000.00 240.000.0 240.000.000
2012 0 00

I 230.000.0 460.000.000
II 460.000.00 230.000.0 00 326.000.0 652.000.000
III 0 00 326.000.0 00 370.000.00 740.800.000
IV 652.000. 00 370.400.0 0 279.600.000
000 00 279.600.00
740.000.00 0
0
559.000.00
0
2.652.000. 470.000.0 556.000.0 696.400.0 650.000.00 2.372.400.00
000 00 00 00 0 0

Budget Upah tenaga kerja langsung (direct labor cost budget-DBC)

Keterangan Tri Wulan Satu


Tahun
I II III IV
Unit Produksi 2.100 3.100 3.900 2.420 12.020
Bahan per unit 5 5 5 5 5
Kebutuhan 10.500 15.500 19.500 14.600 60.100
Produksi 80.000 80.000 80.000 80.000 80.000
Harga per kg
Total 840.000.00 1.240.000. 1.560.000. 1.168.000. 4.808.000.
0 000 000 000 000

Budget Overhead (Overhead Budget)

Keterangan Kwartal Satu tahun


I II III IV
Jam kerja 10.500 15.500 19.500.000 14.600 60.100
langsung
Tarif overhead 40.000.000 40.000 40.000 40.000 40.000
variabel
overhead 420.000.00 620.000.00 780.000.00 584.000.00 2.404.000.0
variabel 0 0 0 0 00
Overhead tetap 600.000.00 600.000.00 700.000.00 700.000.00 2.600.000.0
0 0 0 0 00
Total Overhead 1.020.000. 1.220.000. 1.284.000. 1.284.000. 5.004.000.0
000 000 000 000 00
Overhead (non (150.000.0 (150.000.0 (250.000.0 (250.000.0 (800.000.00
kas) 00) 00) 00) 00) 0)
Overhead (kas) 870.000.00 1.070.000. 1.230.000. 1.034.000. 4.204.000.0
0 000 000 000 00

Anggaran biaya produksi per unit (Cost of production budget)

Kalkulasi Biaya Variabel (Variable costing)

Jenis Biaya Produksi Jumlah


Bahan Baku 2 x Rp. 100.000 = Rp.
Upah Langsung 200.000
Overhead Pabrik 5 x Rp. 80.000 = Rp.
400.000
5 x Rp. 40.000 = Rp.
200.000
Biaya Produksi variable per unit = Rp.
800.000

Anggaran biaya produksi variable (cost of production variable cost- CPVP)

Unit yang Kwartal Satu


dijial Tahun
I II III IV
Unit yang 2.000 3.000 4.000 3.000 12.000
dijual 800.000 800.000 800.000 800.000 800.000
Biaya
Produksi
Variabel per
unit
Total 1.600.000. 2.400.000. 3.200.000. 2.400.000. 9.600.000.
000 000 000 000 000

Anggaran Biaya Operasi (operating cost budget)

Keterangan Kwartal Satu tahun


I II III IV
Pemasaran 120.000.0 180.000.0 240.000.0 180.000.00 720.000.000
Variabel 00 00 00 0 480.000.000
Umum variabel 80.000.00 120.000.0 160.000.0 120.000.00
0 00 00 0
Operasi Variabel 200.000.0 300.000.0 400.000.0 300.000.00 1.200.000.00
00 00 00 0 0
Pemasaran 200.000.0 200.000.0 200.000.0 200.000.00 800.000.000
tetap 00 00 00 0 1.200.000..00
Umum tetap 300.000.0 300.000.0 300.000.0 300.000.00 0
00 00 00 0
Operasi tetap 500.000.0 500.000.0 500.000.0 500.000.00 2.000.000.00
00 00 00 0 0
Total beban 700.000.0 800.000.0 900.000.0 800.000.00 3.200.000.00
operasi 00 00 00 0 0

Anggaran Laba rugi (Income statemen budget- ISB) ‘’ Laporan Laba rugi variable costing’’

Keterangan Kwartal Satu tahun


I II III IV
Penjualan 3.000.000. 4.500.000.0 6.000.000. 4.500.000. 18.000.000.
Biaya Variabel 000 00 000 000 000
Produksi
variable 1.600.000. 24.000.000. 3.200.000. 2.400.000. 9.600.000.0
Pemasaran 000 000 000 000 00
variable 120.000.00 180.000.00 2.160.000. 180.000.00 720.000.00
Umum variable 0 0 000 0 0
Total biaya 80.000.000 200.000.00 160.000.00 120.000.00 560.000.00
variablel 0 0 0 0
Laba kontribusi 1.800.000. 2.780.000.0 3.600.000. 2.700.000. 10.880.000.
000 00 000 000 000
Biaya Tetap 1.200.000. 1.720.000.0 2.400.000. 1.800.000. 7.120.000.0
Penjualan tetap 000 00 000 000 00
Umum tetap
Overhead tetap
200.000.00 200.000.00 200.000.00 200.000.00 800.000.00
0 0 0 0 0
300.000.00 300.000.00 300.000.00 300.000.00 1.200.000.0
0 0 0 0 00
600.000.00 600.000.00 700.000.00 700.000.00 2.600.000.0
0 0 0 0 00
Total biaya 1.100.000. 1.100.000.0 1.200.000. 1.200.000. 4.600.000.0
tetap 000 00 000 000 00
Laba bersih
sebelum bunga 100.000.00 620.000.00 1.200.000. 1.200.000. 4.600.000.0
& pajak 0 0 000 000 00
Beban bunga 0 0 45.000.000 114.300.00 159.300.00
0 0
Laba sebelum 100.000.00 620.000.00 1.200.000. 600.000.00 2.520.000.0
pajak 0 0 000 0 00
Pajak
penghasilan 25.000.000 155.000.00 288.750.00 121.425.00 590.175.00
25% 0 0 0 0
Laba bersih
sesudah pajak 75.000.000 465.000.00 866.250.00 3.642.275. 1.646.525.0
0 0 000 00

Catatan:

Perlu diingat kembali pembahasan pada BAB III tentang kalkulasi biaya variable (variable
costing). Laporan laba rugi Variabel costing memisahkan biaya variable dengan biaya tetap.
Selisih antara penjualan dengan total biaya variable disebut laba kontribusi (contribution
margin). Anda harus memahami, bahwa anggaran dibuat oleh manajemen untuk tujuan pihak
internal sebagai perencanaan dan pengendalian. Untuk itu laporan laba rugi variable costing
sebaiknya untuk dilakukan.

Anggaran Kas (cash budgeting-CB)

Keterangan Kwartal Satu tahun


I II III IV
Saldo kas 480.000.00 400.000.0 404.000.0 412.000.00 1.696.600.0
Penerimaan kas 0 00 00 0 00
(SAR) 2.160.000. 3.600.000. 5.100.000. 5.400.000.0 16.260.000.
000 000 000 00 000
Kas tersedia 2.640.000. 4.000.000. 5.504.000. 5.812.600.0 17.956.600.
000 000 000 00 000
Pengeluaran
Bahan baku (SAPP) 470.000.00 556.000.0 696.400.0 650.000.00 2.374.400.0
Tenaga kerja 0 00 00 0 00
langsung (DCB)
Overhead kas (OB) 840.000.00 1.240.000. 1.560.000. 1.168.000.0 4.808.000.0
Operasi (OCB) 0 000 000 00 00
Pajak penghasilan 870.000.00 1.070.000. 1.230.000. 1.034.000.0 4.204.000.0
(ISB) 0 000 000 00 00
Aktiva tetap 700.000.00 800.000.0 900.000.0 800.000.00 3.200.000.0
Deviden 0 00 00 0 00
0 0 0 0 0
0 800.000.0 0 0 0
160.000.00 00 160.000.0 0 0
0 0 00
Total pengeluaran 3.040.000. 4.466.000. 4.546.400. 3.652.000.0 14.584.400.
000 000 000 00 000
Surplus (defisit) (400.000.0 (466.000.0 957.600.0 2.160.600.0 3.372.200.0
Pinjaman 00) 00) 00 00 00
Pengembalian 800.000.00 870.000.0 0 0 0
Beban bunga 0 00 (500.000.0 (1.170.000. (1.670.000.0
0 0 00) 000) 00)
0 0 (45.000.00 (114.300.00 (159.300.00
0) 0) 0)
Saldo akhir 400.000.00 404.000.0 412.000.0 876.300.00 1.542.900.0
0 00 00 0 00

Keterangan
a. Pinjaman seharusnya 400.000.000 + 466.000.000= Rp. 866.000.000(Pembulatan Rp.
5.000.000) keatas. Jumlah yang Rp. 400.000.000 , merupakan kas minimum.
b. Beban bunga : 9/12 x 12% x Rp. 500.000.000 = Rp. 45.000.000 (Kwartal III)
c. Beban bunga : 12/12 x 12%x Rp. 300.000.000 = Rp. 36.000.000 (Kwartal IV)
Beban bunga : 9/12 x 12% x Rp. 870.000.000 = Rp. 78.000.000 (Kwartal IV)
Total Rp. 114.300.000 (Kwartal IV)

Aktiva Kewajiban dan Equitas


Aset lancar Kewajiban lancar
Kas (CB) 1.542.900.00 Hutang lancar 279.600.000
Piutang dagang (SAR) 0 (SAPP) 590.175.000
Bahan baku (PMB) 2.700.000.00 Hutang Pajak 869.775.000
Barang jadi 0 (ISB)
Total aktiva lancar 92.000.000 Total kewajiban lancar
Aktiva tetap 714.600.0
Tanah 00 1.600.000.000
Bangunan & Peralatan 3.625.000.0 Equitas 3.550.525.000
Akm. Pey. Barang & 00 Modal saham 5.150.525.000
Peralatan Laba ditahan
Total Aktiva Tetap 1.000.000.00 Total Equitas
0
3.800.000.00
0
(2.400.000.00
0)
2.400.000.00
0
Total Aktiva 6.020.300.000 Total Kewajiban dan Equitas 6.020.300.000
a. Rp. 3.000.000.000 + Rp. 800.000.000 = Rp.
3.800.000.000
b. Rp. 1.600.000.000 + Rp. 600.000.000 + Rp. 100.000.000 + Rp. 100.000.000 = Rp.
2.400.000.000
c. Rp. 2.224.000.000 + Rp. 1.646.525.000 – Rp. 320.000.000 = Rp.
3.550.525.000

4. SOAL KAJI ULANG


Anggaran penjualan bahan baku dan produksi

Perusahaan manufaktur abadi , memproduksi satu jenis produk yaitu produk A. Produk
tersebut menggunakan 2 jenis bahan baku yaitu X dan Y. Selama smester I tahun 2012 terdapat
data-data yang berhubungan dengan penyusunan anggaran sebagian atau parsial. Adapun data
atau informasi tersebut adalah sebagai berikut :

1. Rencana penjualan Januari 2.500 unit, Februari 3.000 unit, Maret 4.000 unit, April 5.000
unit, Mei 5.000 unit Juni 6.000 unit dan Juli 6.000 unit. Penjualan dilakukan di daerah
Sumatera dan Jawa dengan harga jual sama yaitu Rp. 50.000 per unit. Proporsi penjualan
di Jawa dan Sumatra adalah sama yaitu masing-masing 50%. Persediaan barang jadi pada
tanggal 31 Desember 2011 adalah 1.000 unit, sedangkan rencana persediaan akhir tiap
bulan adalah 20% dari rencana penjualan bulan berikutnya.
2. Bahan baku yang digunakan untuk membuat produksi A terdiri dari :
Bahan Baku X 5 kg
Bahan Baku Y 2 kg
Rencana persediaan akhir tiap bulan adalah 10% dari kebutuhan produksi bulan
berikutnya. Kebutuhan bahan baku untuk produksi bulan juli 2012 adalah 28.000 Kg untuk
X dan 104.000 kg untuk Y.
Adapun harga bahan baku X adalah Rp. 8.000 per kg dan Y adalah Rp. 7.000 per kg.
persediaan bahan baku X dan Y pada Desember 2011 masing-masing 6.000 kg dan 3.000
kg.

Diminta :

a. Susunlah Budget penjualan semester I 2012


b. Susunlah Budget Produksi sesester I 2012
c. Susunlah Budget biaya bahan baku semester I 2012
d. Susunlah Anggaran pembelian bahan baku semester I 2012

Jawaban :

1. Anggaran Penjualan

Bulan Jawa Sumatera Jumlah


Januari 1.250 1.250 2.500
Februari 1.500 1.500 3.000
Maret 2.000 2.000 4.000
April 2.500 2.500 5.000
Mei 2.500 2.500 5.000
Juni 2.500 2.500 5.000
Total Penjualn (unit) 12.250 12.250 24.500
Harga per unit 50.000 50.000 50.000
Total Penjualan Rp. 612.500.0 612.500.00 1.225.000.0
00 0 00

2. Anggaran Produksi
Keterangan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Per
Smeste
r
Unit yang 2.500 3.000 4.000 5.000 5.000 5.000 24.000
dijual 600 800 1.000 1.000 1.000 1.200 1.200
Persediaan
akhir
Kebutuhan 3.100 3.800 5.000 6.000 6.000 6.200 25.700
Persediaan (1.000 (600) (800) (1.000) (1.000) (1.000) (1.000)
awal )
Rencana 2.100 3.200 4.200 5.000 5.000 5.200 24.700
produksi

3. Anggaran biaya bahan baku X

Keteran Jan Feb Mar Apr Mei Jun Per


gan Smester
Unit yang
di 2.100 3.200 4.200 5.000 5.000 5.200 24.700
produksi
Bahan 5 5 5 5 5 5 5
yang
digunaka
n
Kebutuha 10.500 16.000 21.000 25.000 25.000 26.000 123.500
n
Harga per 8.000 8.000 8.000 8.000 8.000 8.000 8.000
kg
Biaya
bahan 84.000.00 128.000.0 168.000.0 200.000.0 200.000.0 208.000.0 988.000.0
baku X 0 00 00 00 00 00 00

Anggaran biaya bahan baku Y

Keteran Jan Feb Mar Apr Mei Jun Per


gan Smester
Unit yang
di 2.100 3.200 4.200 5.000 5.000 5.200 24.700
produksi
Bahan 2 2 2 2 2 2 2
yang
digunaka
n
Kebutuha 4.200 6.400 8.400 10.000 10.000 10.400 123.500
n
Harga per 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 8.000
kg
Biaya
bahan 84.000.00 128.000.0 168.000.0 200.000.0 200.000.0 208.000.0 988.000.0
baku Y 0 00 00 00 00 00 00
4. Anggaran pemnelian bahan baku X

Keteran Jan Feb Mar Apr Mei Jun Per


gan Smester
Kebutuha
n 10.500 16.000 21.000 25.000 25.000 26.000 122.500
produksi
Persediaa 1.600 2.100 2.500 2.500 2.600 2.800 2.800
n akhir
Kebutuha 12.100 18.100 23.500 27.500 27.600 28.800 125.300
n
Persediaa (6.000) (1.600) (2.100) (2.500) (2.500) (2.600) (6.000)
n awal
Total
pembelia
n (kg) 6.100 16.500 21.400 25.000 25.100 26.200 119.300
Harga per 8.000 8.000 8.000 8.000 8.000 8.000 8.000
kg
Total 48.800.00 132.000.0 171.200.0 200.000.0 200.800.0 209.600.0 954.400.0
pembelia 0 00 00 00 00 00 00
n

Anggaran Pembelian Bahan Baku Y

Keteran Jan Feb Mar Apr Mei Jun Per


gan Smester
Kebutuha
n 9.200 6.400 4.800 10.000 10.000 10.400 24.500
produksi
Persediaa 640 480 1.000 1.000 1.040 1.040 1.040
n akhir
Kebutuha 4.840 6.880 5.800 11.000 11.040 11.440 25.540
n
Persediaa (3.000) (640) (480) (1.000) (1.000) (1.040) (3.000)
n awal
Total
pembelia
n (kg) 1.840 6.240 5.320 10.000 10.040 10.100 22.540
Harga per 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000
kg
Total 12.880.00 43.680.00 37.240.00 70.000.00 70.280.00 70.700.00 157.780.0
pembelia 0 0 0 0 0 0 00
n

5. SOAL UNTUK LATIHAN

5.1 Soal Teori

1. Mengapa, anggaran, perencanaan, dan pengendalian sangat berhubungan erat dalam


suatu bisnis (Perusahaan)
2. Apa yang dimaksud dengan Anggaran dan Komite Anggaran
3. Sebutkan dan jelaskan manfaat dari Anggaran
4. Apa yang dimaksud dengan anggaran penjualan, produksi dan biaya produksi
5. Apakah perbedaan anggaran produksi dengan biaya produksi
6. Mengapa anggaran penjualan merupakan titik tolak membuat anggaran produksi
7. Apa yang dimaksud dengan anggaran biaya tenaga kerja langsung
8. Pada saat anda menyusun anggaran overhead, perlu dipisahkan anggaran overhead tunai
dan tidak tuna. Mengapa perlu dipisahkan
9. Pada saat menyusun anggaran laba rugi, digunakan metode “variable costing”. Mengapa
demikian
10. Apa yang dimaksud dengan Aanggaran Induk (Master Budget)

5.2 Soal Kasus

Penyusunan Budget kas

1. Dalam rangka penyusunan budget kas untuk kwaetal I tahun 2012 (dirinci dalam bulan),
terdapat informasi sebagai berikut :
a. Saldo kas untuk 31 Desember 2011, sebesar Rp. 500.000.000
b. Rencana penjualan, bulan Januari Rp. 2.000.000.000, Februari Rp. 2.500.000.000, dan
Maret Rp. 4.000.000.000. Penjualan tunai 20% dan kredit 80%. Penerimaan kas dari
penjualan kredit adalah 40% pada bulan penjualan dan 60% pada penjualan bulan
berikutnya
c. Rencana pembelian bahan baku dengan kredit, bulan Januari Rp. 800.000.000,
Februari Rp. 900.000.000, dan Maret Rp. 900.000.000. pola pelunasan hutang
pembelian bahan baku dilakukan sebesar 70% pada bulan pembelian dan yang 30%
lagi pada bulan berikutnya
d. Pembayaran beban operasi, terdiri dari :

Bulan Beban Pemasaran Beban


Administrasi
Januari Rp. 50.000.000 Rp. 40.000.000
Februari Rp. 55.000.000 Rp. 40.000.000
Maret Rp. 58.000.000 Rp. 45.000.000

e. Pembayaran overhead kas dan upah tenaga kerja langsung.

Bulan Beban Pemasaran Beban


Administrasi
Januari Rp. 60.000.000 Rp. 20.000.000
Februari Rp.62.000.000 Rp. 22.000.000
Maret Rp.64.000.000 Rp. 25.000.000

f. Pada bulan januari perusahaan meminjam uang ke bank Rp. 400.000.000. Bunga
dibayar tiap bulan setelah bulan peminjaman. Bunga adalah sebesar 1% per bulan
dan secara tunai, bungan dihitung dari jumlah pinjaman pokok dan tidak ada
pengembalian pinjaman pada kwartal I tahun 201

Diminta :

Siapkan Budget kas kwartal I tahun 2012 untuk bulan Januari, Februari, dan Maret. Buat
daftar pendukung untuk penerimaan piutang dan pelunasan hutang.

2. Budget biaya tenaga kerja langsung dan overhead.


Informasi sebuah perusahaan manufaktur pada kwartal I tahun 2012 (dirinci menjadi bulan
Januari, Februari dan Maret) rencana unit produksi untuk bulan Januari 5.000 unit, Februari
8.000 unit dan Maret 10.000 upah yang dikerjakan selama 3 jam per unit, tariff upah Rp.
20.000 perjam. Overhead variable berdasarkan jam tenaga kerja langsung, tariff
Overhead variable Rp. 10.000 perjam tenaga kerja langsung Overhead tetap sebesar Rp.
70.000.000 tiap bulan.

Diminta :
Siapka Budget biaya tenaga kerja langsung dan Overhead.

BAB 5
ANALISIS BIAYA VOLUME LABA ALAT
PERENCANAAN
MANAJERIAL
1. PENGATURAN
Analisis biaya, volume, dan laba (cost, volume, and profit analysis – CPV analysis) merupakan
suatu alat perencanaan dan pengambilan keputusan. Perencanaan(planning) adalah pandangan
kedepan untuk melakukan tindakan apa yang seharusnya dilakukan mencapai tujuan – tujuan
tertentu. Pengambilan keputusan (decision making) adalah proses memilih antara berbagai
alternatif yang memungkinkan untuk dilaksanakan. Analisis biaya, volume,laba (CVP analisis )
menekankan keterkaitan antara biaya ,volume atau kuantitas yang terjual, harga jual dan semua
informasi keuangan terkandung didalamnya. Dengan kata lain perubahan biaya harga jual dan
kualitas yang terjual dapat mempengaruhi laba yang diperoleh suatu perusahaan.

2. TITIK IMPAS
Salah satu manfaat CVP, adalah menentukan panjualan impas balik dalam unit maupun uang.
Penjualan impas(sales break even point – BEP sales) adalah titik dimana total pendapatan ( total
penjualan) sama dengan total biaya. Pendapatan atau penjualan (sales – s ) adalah kualitas
barang atau jasa yang dijual dikalikan terhadap harga jual. Total biaya (total cost – TC) adalah
jumlah biaya variabel yang ditambah jumlah biaya tetap. Biaya variabel (variabel cost – VC)
adalah biaya yang bervariasi besarnya secara proposional dengan perubahan aktivitas. Biaya
tetap (fixed cost – FC) adalah biaya yang jumlahya selalu konstan dan tidak dipengaruhi oleh
perubahan aktivitas sampai dengan perubahan range tertentu.

3. MANFAAT TITIK IMPAS

Penjualan impas (sales BEP) memiliki berbagai manfaat antara lain:

1. Batas penjualan yang aman (margin of safety – MOS ) yaitu penurunan penjualan yang
boleh terjadi namun tidak mengalami dan tidak memperoleh keuntungan
2. Indikator penutupan usaha (skate down point – SDP ) yaitu apakah yang sebaiknya
perusahaan ditutup apabila biaya variabel dan biaya tetap tunai tidak dapat tertutup
3. Menetapkan target penjualan ( sales target – ST ) yaitupenjualan yang diharapkan
memperoleh laba yang diinginkan (desi net propit)
4. Menetapkan sales BEP yang baru akibat adanya perubahan – perubahan biaya, harga jual
serta kuantitas yang dijual bertujuan untuk menghadapi persaingan bisnis.

4. RUMUS – RUMUS TITIK IMPAS DAN MANFAAT YANG TERKAIT.

Teknit perhitungan titik impaas(sales BEP) dapat menggunakan dua cara yaitu:

1. Pendekatan aritmatika.
FC
FC
Sales BEP (Rp.) = VC atau
1− CMR
S
FC FC
Sales BEP (Rp) = S per unit−VC per unit atau CM per unit
Keterangan:
FC = fixed cost atau biaya tetap
VC = variabel cost atau biaya variabel
S = sales atau penjualan S = Q x P
Q = Kuantitas yang dijual, sedangkan P adalah harga dijual per unit.
CMR = contribution margin ratio atau persentase biaya variabel terhadap
penjualan
CM = Contribution margin atau laba kontribusi adalah penjualan dikurangi biaya
variabel
S per unit = Sales per unit atau harga jual per unit atau sering disebut dengan
price(P).
VC per unit= Variabel cost per unit atau biaya variabel per unit.
CM perunit= Contribution per unit atau laba kontribusi per unit.

2. Pendekatan grafik
Menggunakan metode stastistik yaitu grafik atau diagram. Grafik yang digunakan
adalah grafik garis.
Rumus – rumus manfaat yang terkait, adalah sebagai berikut:
FC Cash
a. Sales SDD (Rp) = VC
1−
S
FC cash = biaya tetap tunai. Biaya tetap tidak tunai (FC non cash) seperti
depresiasi aktiva tetap tidak diperhitungkan.
sakes budget ( Rp. ) −sales BEP (Rp .)
b. Sales Mos (%) = Sales Budget ( Rp .) = ˣ 100%
FC + Desired profil
c. Sales target (Rp) = VC
1−
S
Jika, desired profil dinyatakan dalam presentase. Maka sales target dimaksimalkan
dengan X . jika desired profil dalam Rp, sales target tidak perlu dimisalkan X.
d. Sales BEP yang baru. Rumusnya sama seperti pendekatan aritmatika yang
dijelaskan diatas. Akan tetapi angka – angka yang dimasukkan kedalam rumus ,
adalah angka- angka setelah perubahan.

5. KETERBATASAN TIDAK IMPAS

Ada dua hal penting tentang keterbatasan titik impas, yaitu:

1. Karena perhitungan titik impas menggunakan biaya berdasarkan prilaku tetap dan
variabel, dimana biaya variabel pada nyatanya tidak selalu berubah secara proporsional
dengan perubahan aktivitas.
2. Asumsi titik impas adalah harga jual tidak berubah atau linear, nyatanya bisa non linear.
Ilustrasi
Perhitungan titik impas, grafik dan manfaat yang terkait
Rencana penjualan sebuah perusahaan untuk satu jenis produk pada tahun 2012 sebesar
10.000 unit. Harga jual adalah Rp 50.000 per unit sedangkan biaya variabel adalah Rp 30.000
per unit. Biaya tetap selama tahun 2012 sebesar Rp 100.000.000.

Diminta
a. Siapkan laporan laba rugi budget dengan metode variabel costing, serta tunjukkan
dalam angka absolut (Rp) dan rasio (%).
b. Hitunglah sales BEP (dalam Rp dan unit)
c. Buatlah sebuah grafik BEP.
d. Hitunglah sales MOS (dalam % dan Rp)
e. Hitunglah sales SOP( dalam Rp) biaya tetap tunai 80% dan sisanya 20% tidak tunai.
f. Hitunglah sales target (dalam Rp), apabila laba yang diinginkan 30% dari sales target.
g. Pada tahun 2013, perusahaan yang sedang dalam persaingan bisnis yang ketat ingin
menambah peralatan yang canggih. Dampak penambahan peeralatan, menambah
biaya tetap per tahun Rp. 20.000.000 .disisi lain biaya variabel turun 10% dari biaya
variabel tahun 2012, kuantitas penjualan naik 20% dari tahun 2012 dan harga jual
turun 5% dari harga jual tahun 2012.
Jawab :
a. Laporan laba rugi variable costing.

Keterangan Rp % Nama
rasio
Sales (s) 10.000 x 50.000 500.000.000 100% Sales ratio
Variabel cost (VC)10.000 x 300.000.000 60% VC.ratio
30.000
Contributin margin(CM) 200.000.000 40% CMR
Fixed cost(FC) 100.000.000 20% FC.ratio
Protif 100.000.000 20% Protif ratu

b. Sales BEP (Rp dan unit)


100.000.000
100.000 .000
Sales BEP (Rp) = 800.000 .000 = = Rp. 250.000.000
1− 0,4
500.000 .000
100.000 .000 100.000 .000
Sales BEP (unit) = 50.000−30.000 = 20.000 = 5.000 unit

Atau
sales BEP Rp 250.000 .000
Sales BEP (unit) = harga jual per unit = 50.000 = 5.000 unit

Catatan :
1. Apabila sales BEP (unit) yang lebih dahulu dihitung, maka sales BEP(RP) dihitung
dengan cara : sales BEP (Rp) = sales BEP (unit) x harga jual per unit
= 5000 unit x Rp. 50.000
= Rp. 250.000.000
2. Bukti, bahwa sales BEP tidak untung dan juga tidak rugi atau laba sama dengan
nol. Sales BEP 5000 x Rp 50.000 = Rp. 250.000.000
VC 5000 x 30.000 = Rp 150.000.000
CM, =Rp 100.000.000
FC. =Rp 100.000.000
Protif Rp.0

c. Grafik BEP
y = sales dan cost (jutaan rupiah)

500

400 profit area VC

300 sales Bep

200

100 loss area


FC

(Quantit
y)
1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000

Langkah – langkah mendesain grafik


1. Tarik garis vertikal y, berpotongan dan x.
2. Tentukan unit BEP dan Rp BEP untuk menentukan perpotongan dititik sales BEP.
3. Tarik garis lurus FC sejajar dengan garis x, kemudian tarik garis VC dari titik FC
uang berpotongan pada titik sales BEP.

d. Sales MOS (% dan Rp)


500.000 .000−250.000.000
Sales MOS (%) = 500.000 .000 X 100% = 50%

Sales MOS (Rp) = 50% x Rp 500.000.000 = Rp 250.000.000


Artinya jika penjualan turun 50% atau Rp 250.000.000 dari rencana, maka
perusahaan masih aman, artinya penjualan masih impas (BEP) atau Rp 500.000.000 –
250.000.000 = Rp 250.000.000

e. Sales SDP
100.000 .000 x 80
80.000.000
Sales SDP (Rp) = 800.000 .000 = = Rp. 200.000.000
1− 0,4
500.000 .000

Artinya: jika penjualan Rp 200.000.000, maka perusahaan masih dapat menutupi


biaya variabel dan biaya tetap tunai (biaya tetap tidak tunai 20% atau Rp 20.000.000
diabaikan, karena biaya non tunai merupakan biaya catatan seperti, depresiasi aktiva
tetap).
f. Sales target
Misalanya sales target adalah X ,maka persamaan adalah sebagai berikut:
100.000 .000+30 ( x )
100.000 .000+0,3 x
X= 800.000 .000 =
1− 0,4
500.000 .000
0,4X = 100.000.000 + 0,3x = 0,1x = 100.000.000
100.000 .000
X= x = Rp. 1.000.000.000

Artinya: jika target penjualan Rp. 1.000.000.000, maka perusahaan memperoleh laba
sebesar 30% x 1.000.000.000 = Rp. 300.000.000
Bukti:
Sales target Rp 1.000.000.000
Vc. 60% x Rp. 1.000.000.000 Rp. 600.000.000
CM Rp. 400.000.000
FC Rp. 100.000.000
300.000 .000
Profit Rp. 300.000.000 → 1.000 .000 .000 x 100% =

30%
g. Sales BEP yang baru ( tahun 2013).
Variabel – variabel yang berubah pada tahun 2013:
1. Biaya tetap 100.000.000 + 20.000.000 = Rp 120.000.000
2. Biaya variabel 30.000 – ( 10% x 30.000) = Rp 27.000
3. Kuantitas penjualan 10.000 + (20% + 10.000) = 12.000 unit
4. Harga jual per unit = 50.000 – ( 5% - 50.000) = Rp. 47.500
120.000 .000
120.000 .000
Sales BEP (Rp) = 1− 27.000 = 0,43 = Rp. 279.069.767
47.500
Atau
120.000 .000 120.000.000
120.000 .000
Sales BEP (Rp) = 27.000 x 12.000 = 324.000 .000 = =
1− 1− 0,43
47.500 x 12.000 570.000 .000

Rp.279.069.767 pembulatan

6. MULTI PRODUK
Pembahasan sebelumnya mengenai produk tunggal dalam menetapkan titik impas dan manfaat
yang terkait. Apabila sebuah perusahaan memiliki labih dari dua jenis produk disebut multi
produk. Perhitungan sales BEP pada prinsipnya adalah sama yang membuat berbeda adalah
perhitungan sales BEP masing – masing produk. Sales BEP masing – masing produk tergantung
kepada sales BEP total atau saels BEP perusahaan. Artinya lebih dahulu menetapkan sales BEP
total.

Ilustrasi

Data – data produk, harga jual dan biaya untuk tiga jenis produk A,B dan C untuk tahun 2012
adalah sebagai berikut:

Keterangan Produk A Produk B Produk C


Unit produk yang dijual 5.000 3.000 2.000
Harga jual per unit(Rp) 200.000 250.000 400.000
Biaya variabel per unit (Rp.) 120.000 150.000 240.000
Biaya tetap per tahun 200.000. 150.000.0 120.000.
000 00 000

Diminta:
Hitunglah sales BEP (Rp. dan unit) untuk produk A,B dan C.

Jawab
Menetapkan sales BEP total produk
Perbandingan kualitas produk A: B: C = 5.000 : 3.000 : 2.000 = 10.000
( 5.000 x 200.000 )+ ( 3.000 x 250.000 )+(2.000 x 400.000)
Sales rata – rata per unit = 10.000 =Rp. 255.000

( 5.000 x 120.000 )+ (3.000 x 150.000 )+(2.000 x 240.000)


VC rata- rata per unit= 10.000 = Rp. 153.000

Contribution margin rata –rata per unit (CM rata – rata ) Rp.
102.000
Total FC seluruh produk 470.000 .000
Sales BEP total (unit) = CM rata−rata = 102.000 = 4.608 unit (pembulatan)

Sales BEP total (Rp.) = 4.608 x 255.000 = Rp. 1.175.040.000

 Sales BEP produk A


5.000
Dalam Rp. = 10.000 x Rp. 1.175.040.000 = Rp. 587.520.000

5.000
Dalam unit = 10.000 x 4.608 unit = 2.304 unit

 Sales BEP produk B


3.000
Dalam Rp = 10.000 x Rp. 1.175.040.000 = Rp. 352.512.000

3.000
Dalam unit = 10.000 x 4.608 unit = 1.382 unit

 Sales BEP produk C


2.000
Dalam Rp = 10.000 x Rp. 1.175.040.000 = Rp. 235.512.000

2.000
Dalam unit = 10.000 x 4.608 unit = 922 unit

7. SOAL KAJI ULANG

Perhitungan sales BEP dan manfaat yang terkait (produk tunggal)

Laporan laba rugi PT. Sentosa pada tahun 2012 adalah sebagai berikut:
Penjualan yang dianggarkan 10.000 unit x Rp. 5.000 = Rp. 50.000.000
Jenis biaya variabel Tetap
Bahan baku 9.000.000 _
Upah langsung 8.000.000 _
Overhead 6.000.000 3.000.000
Pemasaran 5.000.000 3.000.000
Administrasi 2.000.000 4.000.000
Total 30.000.000 10.000.000 Rp. 40.000.000
Laba operasi Rp. 10.000.000

Diminta:
a. Siapkan laporan laba rugi variabel costing (tunjukkan dalam angka Rp,% dan nama
rasio)
b. Hitunglah sales BEP (Rp. dan unit), sales, MOS, dan SDP apabila biaya tetap tunai
80%.

Jawab :
a. Laporan laba rugi “variabel costing”
Keterangan Rp %
Nama rasio
Penjualan 10.000 x Rp 5.000 Rp 50.000.000 100%
SR
VC 10.000 x Rp3.000 Rp 30.000.000 60%
VCR
Laba kontribusi Rp 20.000.000 40%
CMR
FC Rp 10.000.000 20%
FCR
P Rp 10.000.000 20%
PR

10.000
b. 1. Sales BEP (Rp) = 30.000 .000
1−
50.000 .000
10.000 .000
= 0,4 = Rp 25.000.000

25.000 .000
Sales BEP( unit) = 5.000 = 5.000 unit

50.000 .000−25.000.000
2 Sales MOS (%) = 50.000 .000 x 100% = 50%

10.000 .000 x 80
3 Sales SDP(Rp) = 30.000 .000
1−
50.000 .000
8.000.000
= 0,4 = Rp. 20.000.000

8. SOAL UNTUK LATIHAN

8.1 Soal teori


1. Apa yang dimaksud dengan CVP analisis
2. Jelaskan pengertian dari perencanaan, pengambilan keputusan
3. Apa yang dimaksud dengan penjualan impas
4. Sebutkan dan jelaskan manfaat dari pada analisis impas (BEP analisis)
5. Jelaskan pengertian laba kontribusi (contribution margin) dan contribution margin
ratio (CMR)
6. Apa yang dimaksud dengan laba kontribusi per unit
7. Apa yang dimaksud dengan MOS( margin of safety) dan SDP (shut down point)
8. Dalam analisis BEP mengapa biaya dibagi berdasarkan perilaku biaya yang
bersifat variabel dan tetap

8.2 Soal Kasus


1. Sales, BEP, Grafik dan manfaat yang terkait(produk tunggal)
Budget penjualan dari sebuah perusahaan pada tahun 2012 adalah sebesar 50.000 unit
barang. Harga jual per unit sebesar Rp. 200.000. biaya variabel per unit Rp. 100.000. biaya
tetap per unit Rp. 2.000.000.000. biaya tetap terdiri dari yang bersifat tunai Rp.
1.500.000.000 dan tidak tunai Rp. 500.000.000

Diminta:
a. Susunlah laporan laba rugi metode variabel costing (dalam Rp. dan %)
b. Hitunglah sales BEP (Rp. dan unit)
c. Buatlah sebuah grafik BEP
d. Hitunglah sales MOS (Rp. dan%)
e. Hitunglah SDP (Rp. dan unit)
f. Hitunglah sales target apabila laba yang diinginkan Rp. 2.500.000.000
g. Dalam tingkat persaingan yang sangat ketat pada tahun 2013 perusahaan
ingin menambah peralatan yang lebih canggih untuk mereduksi biaya dan
memperbaiki kualitas produk sebagai dampaknya biaya tetap naik 20% dari
tahun 2012, biaya variabel turun 20% per unit dibandingkan 2012. Variabel
yang lain dianggap sama dengan tahun 2012 berapakah sales BEP tahun
2013 (dalam Rp. dan unit)

2. Sales BEP total untuk multi produk


Data – data biaya dari produk milik PT. Sanjaya yang menghasilkan tiga jenis produk yaitu X,
Y dan Z pada tahun 2012:

Keterangan Produk X Produk Y Produk Z


Unit produk yang dijual 6.000 unit 7.000 unit 8.000 unit
Harga jual per unit (Rp.)Rp 500 Rp 200Rp 1.000
Biaya variabel per unitRp 200 Rp 120Rp 500
(Rp.) Rp 1.000.000 Rp 260.000 Rp 2.000.000
Biaya tetap per tahun

Diminta :
a. Hitunglah sales BEP total produk (Rp. dan unit)
b. Hitunglah sales BEP masing – masing produk (Rp. dan unit).
BAB 6
PENGAMBILAN KEPUTUSAN TAKTIS
1. MODEL PENGEAMBILAN KEPUTUSAN TAKTIS

Pengaambilan keputusan taktis (tactical decision making) merupakan pemilihan diantara


berbagai alternatif dengan hasil yang langsung atau terbatas. Contohnya suatu perusahaan
sedang mempertimbangkan memproduksi satu jenis komponen atau suku cadang dari pada
membelinya dari pemasok. Tujuanya adalah untuk efisiensi biaya dalam memperoleh suku
cadang tersebut. Secara umum, ada enam langkah prosedur pengambilan keputusan yang
baik untuk direkomendasikan, yaitu :

1. Kenali dan definisikan Masalah


Pada langkag pertama ini, adalah mengenali dan mendefinisikan masalah yang spesifik.
Contohnya, suatu tim manajemen suatu perusahaan membutuhkan tambahan ruang
untuk gedung persediaan, jadi perlu dianalisis tentang luas ruang yang dibutuhkan,
mengapa dibutuhkan, dan bagaimana tambahan ruangan itu akan dimanfaatkan,
merupakan dimensi penting dari masalah tersebut.
2. Identifikasi setiap alternative solusi
Membuat daftar dan mempertimbangkan berbagai alternative solusi yang tepat. Misalnya,
kebutuhan tambahan ruangan pada langkah pertama diatas, terdapat berbagai solusi
yakni :
a. Membangun fasilitas sendiri dengan kapasitas yang cukup atau sesuai dengan
kebutuhan
b. Menyewa fasilitas tambahan yang mirip dengan yang ada pada saat ini. Atau dengan
kata lainya, menyewa gedung tambahan yang dimanfaatkan sebagai gudang
persediaan.
c. Membeli gedung untuk dimanfaatkan sebagai gedung persediaan.
Dari ketiga alternative diatas, perusahaan harus memilih alternative dengan risiko
yang lebih kecil atau disesuaikan dengan kemampuan perusahaan agar perusahaan
tetap survive.
3. Identifikasi biaya (cost) dan manfaat (benefit) setiap alternative solusi. Pada tahap ini
berbagai biaya yang tidak relevan dapat dieliminasi, hanya biaya relevan yang
diperhitungkan. Biaya relevan (relevan cost) adalah biaya dimasa yang akan datang yang
berubah disetiap alternatifnya.
4. Hitung total biaya dan manfaat yang relevandari setiap alternative. Dalam tahap ini harus
memperhitungkan penghematan biaya relevan setelah pemilihan alternative yang layak.
Misalkan ada dua alternative yang layak dan yang dipilih, yaitu menyewa gedung dengan
menyewa Rp. 50.000.000 per tahun dan membeli gedung seharga Rp. 600.000.000, untuk
memilih salah satu alternative yang baik tergantung arus kas yang terjadi dari setiap
alternative, alternative solusi yang demikian akan dibahas pada bab 6 berikutnya yang
membahas tentang keputusan infestasi jangka panjang.
5. Nilai factor-faktor kualitatif.
Walaupun biaya dan pendapatan (factor kualitatif) yang berhubungan dengan alternative
solusi sangat penting, namun factor kualitatif pun dipertimbangkan, Faktor kualitatif
sangat sulit diukur atau dinyataka dengan uang, namun demikian factor kualitatif dapat
mengancam kelangsungan hidup perusahaan. Sebagai contoh solusi alternative yang
dipilih untuk menambah ruangan untuk gudang adalah dengan membangun gudang
sendiri, maka factor kualitatifnya adalah seperti terjadinya kemungkinan banjir.
6. Pilihan Alternatif yang menawarkan manfaat terbesar. Secara keseluruhan keputusan
dapat dibuat setelah semua biaya dan manfaat (factor kuantitatif) yang relevan setiap
alternative solusi dinilai dengan factor-faktor kuantitatif juga dipertimbangkan.

2. BIAYA RELEVAN

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa definisi biaya relevan (relevan cost) adalah
biaya masa depan yang berbeda pada setiap alternative. Semua keputusan yang
berhubungan dengan masa depan hanya biaya masa depan yang relevan saja
dipertimbangkan, namun untuk menjadi relevan suatu biaya tidak hanya merupakan biaya
masa depan, tetapi juga harus berbeda dari suatu alternative ke alternative yang lain jika
biaya masa depan terdapat pada lebih dari suatu alternatif tetapi jumlahnya tidak berbeda
disebut biaya tidak relevan, dan tidak mempengaruhi pengambilan keputusan.

Ilustrasi Biaya Relevan


Perusahaan sedang mempertimbangkan memproduksi suku cadang x dengan mengeluarkan
upah langsung Rp. 150.000.000, dan atau membelinya dari pemasok luar. Apakah upah
langsung yang Rp. 150.000 dikatakan biaya relevan ? Jawaban, adalah ya. Jika suku cadang
dibeli dari pemasok luar maka upah langsung tersebut tidak ada atau nol.

3. BIAYA TIDAK RELEVAN

Biaya tidak relevan (irrelevant cost) adalah biaya yang jumlahnya selalu sama atau tidak
berubah diantara berbaga alternatif dan tidak punya pengaruh dalam pengambilan
keputusan contohnya, biaya penyusutan asset tetap. Penyusutan (depreciation) adalah
alokasi harga perolehan aktiva tetap selama umur ekonomis aktiva. Penyusutan merupakan
biaya tertanam (sunk cost) yaitu biaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh tindakan apapun
damasa depan. Biaya tertanam adalah biaya masa lalu dan selalu sama dalam setiap
alternative, sehingga tidak relevan.

4. APLIKASI BIAYA RELEVAN


Secara umum ada enam jenis aplikasi biaya relevan untuk pengambilan keputusan taktis
yaitu :
1. Keputusan membuat atau membeli
Manajer sering dihadapkan dengan keputusan apakah harus membuat sendiri atau
membeli komponen atau suku cadang tertentu
Ilustrasi
Sebuah perusahaan manufaktur telah memproduksi satu jenis komponen printer computer
yang di produksi sebanyak 10.000 unit dengan data-data sebagai berikut :

Jenis Biay Total Biaya Biaya Per


Unit
Bahan Langsung 150.000.000 15.000
Upah Langsung 170.000.000 17.000
Overhead Variabel 80.000.000 8.000
Overhead Tetap 100.000.000 10.000
Umum 50.000.000 5.000
Sewa Peralatan
Total 550.000.000 55.000

Pada saat ini ada tawaran dari pemasok pihak luar untuk komponen printer tersebut
seharga Rp. 400.000.000 untuk 10.000 unit berhubung karena penggunaan komponen
printer dari pemasok luar harus disosalisasikan ke perusahaan diperlukan biaya tenaga
kerja paruh waktu Rp. 30.000.000 pada saat pembelian.

Ditanya :
a. Sebutka biaya relevan dan biaya tidak relevan yang dikeluarkan perusahaan dalam
memproduksi komponen printer .
b. Keputusan apa yang dipilih perusahaan, apakah tetap memproduksi sendiri atau
membeli komponen printer tersebut.

Jawaban :
a. Biaya relevan, adalah bahan baku langsung, upah langsung, overhead variable, dan
sewa peralatan. Biaya tidak relevan, adalah Overhead tetap umum.
b. Memilih pengambilan keputusan

Jenis Biaya Produksi Membeli Dari Perbedaan


Sendiri Luar Jumlah
Bahan Langsung 150.000.000 - 150.000.000
Upah Langsung 170.000.000 - 170.000.000
Overhead Variabel 80.000.000 - 80.000.000
Sewa Peralatan 50.000.000 - 50.000.000
Biaya Pembelian - 400.000.000 (400.000.000)
Tenaga Kerja Paruh - 30.000.000 (30.000.000)
Waktu
450.000.000 430.000.000 20.000.000

Keputusan yang di ambil perusahaan adalah membeli dari pemasok luar, karena
ada penghematan biaya sebesar Rp. 20.000.000

Catatan :
Logika yang harus dikembangkan untuk pengambilan keputusan antara produksi
sendiri atau membeli dari pihak luar adalah menetapkan jumlah biaya relevan yang
terjadi, dan pilihlah keputusan yang biayanya lebih sedikit. Kata kunci adalah
mengambil keputusan yang biayanya lebih sedikit antara produksi sendiri dan
membeli dari pihak luar (make or buy decision).
2. Keputusan meneruskan atau menghentikan
Untuk perusahaan memproduksi lebih dari dua jenis produk ada kemungkinan satu jenis
produk menderita kerugian, pertanyaanya apakah produk yang merugikan itu dihentikan
atau diteruskan. Hal seperti ini bias juga berlaku bagi perusahaan memiliki beberapa
kantor cabang, divisi dan anak perusahaan.

Ilustrasi
Daftar perhitungan laba-rugi sebuah perusahaan yang memproduksi tiga jenis produk A, B
dan C adalah sebagai berikut:
Laporan Laba-rugi full costing

Keterangan Produk A Peoduk B Produk C Total


Penjualan 500.000.00 800.000.00 150.000.000 1.450.000.000
Biaya Variabel 0 0 140.000.000 870.000.000
250.000.00 480.000.00
0 0
Laba Kontribusi 250.000.00 320.000.00 10.000.000 580.000.000
0 0
Biaya tetap langsung
Iklan 10.000.000 10.000.000 10.000.000 30.000.000
Gaji 37.000.000 40.000.000 35.000.000 112.000.000
Penyusutan 53.000.000 40.000.000 10.000.000 103.000.000
Total biaya tetap langsung 100.000.00 90.000.000 55.000.000 245.000.000
0
Laba Operasi Segmen 150.000.00 230.000.00 (45.000.000) 335.000.000
0 0
Beban Tetap Umum - - - 125.000.000
Laba Operasi Perusahaan - - - 210.000.000
Diminta :
a. Tentukan Biaya yang Relevan dan Tidak Relevan
b. Apakah peoduk C diteruskan atau di hentikan

Jawaban
a. Biaya relevan dan tidak Relevan
Biaya relevan adalah Biaya Variabel, Biaya Iklan, Biaya Gaji
b. Pengambilan Keputusan

Keterangan Meneruskan Menghentikan Perbedaan


(Produk Total) Produk A dan B Jumlah
) Jika
meneruskan
Penjualan 1.450.000.000 1.300.000.000 150.000.000
Biaya Relevan 870.000.000 730.000.000 140.000.000
Laba Kontribusi 580.000.000 570.000.000 10.000.000
Biaya Tetap Langsung
Iklan 30.000.000 20.000.000 10.000.000
Gaji 112.000.000 77.000.000 35.000.000
Total Biaya Tetap 142.000.000 97.000.000 45.000.000
Langsung
Laba Operasi 438.000.000 473.000.000 (35.000.000)
Kesimpulan : Sebaiknya Produk C dihentikan, karena jika produk C diteruskan ada
penurunan laba operasi Rp. 35.000.000

Catatan :

Untuk menentukan meneruskan atau menghentikan produk yang merugi, berdasarkan


perbandingan laba operasi meneruskan atau menhentikan dengan jumlah laba yang mana
terbesar. Apabila laba operasi meneruskan lebih kecil dari pada laba operasi
menghentikan maka dihentikan dan jika sebaliknya meneruskan Produk produk yang
merugi tersebut.

3. Keputusan meneruskan atau menghentikan dengan berbagai pengaruh komble menter.


Pada saat keputusan menghentikan lini produk dilakukan, ada pengaruh penurunan
penjualan produk lainya, dengan asumsi produk yang dihentikan saling melengkapi
(Complementer). Misalnya, salah satu dari produk batu bata, genteng dihentikan, akan
mempengaruhi penjualan produk lainya.

Ilustrasi
Laporan laba-rugi (variable costing) untuk perusahaan yang memproduksi tiga jenis
produk A, B, dan C adalah sebagai berikut :
Keterangan Produk A Produk B Produk C Total
Penjualan 500.000.000 800.000.000 150.000.000 1.450.000.000
Biaya Variabel 250.000.000 480.000.000 140.000.000 870.000.000
Laba Kontribusi 250.000.000 320.000.000 10.000.000 580.000.000
Biaya Tetap
Langsung 10.000.000 10.000.000 10.000.000 30.000.000
Iklan 37.000.000 40.000.000 35.000.000 112.000.000
Gaji 53.000.000 40.000.000 10.000.000 103.000.000
Penyusutan
Total biaya tetap 100.000.000 90.000.000 55.000.000 245.000.000
langsung
Laba Operasi 150.000.000 230.000.000 (45.000.000) 335.000.000
Segmen
Beban Tetap Umum - - - 125.000.000
Laba Operasi - - - 210.000.000
Peusahaan

Perusahaan sedang mempertimbangkan apakah produk C (merugi) diteruskan atau


dihentikan. Namun manajer pemasaran memprediksi apabila produk C dihentikan, akan
mempengaruhi penurunan penjualan produk A sebanyak 10% dan Produk B sebesar 8%.

Diminta:
a. Tentukanlah jenis biaya yang relevan dan tidak relevan.
b. Apakah produk C diteruskan atau dihentikan

Jawaban:
a. Jenis biaya relevan dan Tidak Relevan.
Biaya Relevan : Biaya Variabel, Iklan, dan Gaji
Biaya Tidak Relevan : Penyusutan dan Biaya Tetap Umum
b. Mengambil Keputusan diteruskan atau dihentikan

Keterangan Meneruskan Menghentikan Perbedaan


(Produk Produk A dan Jumlah
Total) B) Jika
meneruskan
Penjualan 1.400.000.000 1.186.000.000* 264.000.000
Biaya Variabel 870.000.000 666.600.000** 203.400.000
Laba Kontribusi 580.000.000 519.400.000 60.600.000
Biaya Tetap Langsung
Iklan 30.000.000 20.000.000 10.000.000
Gaji 112.000.000 77.000.000 35.000.000
Total Biaya Tetap 142.000.000 97.000.000 45.000.000
Langsung
Laba Operasi 438.000.000 422.400.000 15.600.000

Keputusan yang diambil adalah meneruskan Produk C, karena laba operasi lebih
besar sebesar Rp. 15.600.000 dari pada menghentikan.
Keterangan
* Produk A + B = (90% x 500.000.000) + (92% x 800.000.000) = Rp.
1.186.000.000
** Produk A + B = (90% x 250.000.000) + (92% x 480.000.000) = Rp.
666.600.000

4. Meneruskan atau menghentikan dengan alternative penggunaan dari fasilitas


Ketika terjadi penghentian lini produk yang merugi, ada kemungkinan mengganti produk
yang baru dengan menggunakan fasilitas produk yang merugi tersebut. Disisi lain, produk
lini yang dihentikan dapat menurunkan penjualan lini produk yang lainya. Pertanyaanya,
apakah lini produk yang merugi tersebut tetap dihentikan dengan produk yang baru ?
Jawabanya, tergantung prediksi laba kontibusi jika menghentikan lini produk yang merugi
dan atau laba kontribusi jika mengganti produk yang baru.

Ilustrasi
Laporan laba rugi Variable costing yang memproduksi tiga jenis produk A, B dan C adalah
sebagai berikut :

Keterangan Produk A Produk B Produk C Total


Penjualan 500.000.000 800.000.000 150.000.000 1.450.000.000
Biaya Variabel 250.000.000 480.000.000 140.000.000 870.000.000
Laba Kontribusi 250.000.000 320.000.000 10.000.000 580.000.000
Biaya Tetap
Langsung 10.000.000 10.000.000 10.000.000 30.000.000
Iklan 37.000.000 40.000.000 35.000.000 112.000.000
Gaji 53.000.000 40.000.000 10.000.000 103.000.000
Penyusutan
Total biaya tetap 100.000.000 90.000.000 55.000.000 245.000.000
langsung
Laba Operasi 150.000.000 230.000.000 (45.000.000) 335.000.000
Segmen
Beban Tetap Umum - - - 125.000.000
Laba Operasi - - - 210.000.000
Peusahaan

Perusahaan sedang mempertimbangkan penghentian produk C (Merugi) dengan


mengganti produk baru yaitu produk D. Adapun prediksi laporan laba rugi produk D adalah
sebagai berikut :

Laporan Laba-rugi produk D, metode laba-rugi Variable Costing

Penjualan Rp. 100.000.000


Biaya Variabel Rp. 40.000.000
Laba Kontribusi Rp. 60.000.000
Beban Tetap Rp. 55.000.000
Langsung Rp. 5.000.000
Laba Operasi
Segmen

Akibat dari penghentian Produk C (yang merugi) diprediksi adanya penurunan penjualan
produk A sebesar 10% dan Produk B sebesar 8%

Diminta:
Apakah Produk C diganti dengan produk D.

Jawaban :
Menghentikan Produk C dengan mengganti produk D.

Keterangan Meneruskan Menghentikan Perbedaan


Produk dan jumlah
(A,B,C Total) Mengganti (A,B & Jika meneruskan
D)
Penjualan 1.450.000.000 * 1.286.000.000 164.000.000
Biaya Variabel 870.000.000 ** 706.600.000 163.400.000
Laba Kontribusi 580.000.000 579.000.000 600.000
Keputusan yang diambil adalah menghentikan produk C dengan mengganti produk baru D,
Alasanya, karena adanya tambahan laba kontribusi sebesar Rp. 60.000

Keterangan :

* Produk A, B dan D = (90% x 500.000.000) + (92% x 800.000.000) + 100.000.000 =


Rp. 1.286.000.000

** Produk A, B dan D = (90% x 250.000.000) + (92% x 480.000.000) + 40.000.000 =


Rp. 706.600.000

5. Keputusan pesanan khusus


Pada saat perusahaan sedang beroperasi di bawah kapasitas normal, ada pelanggan
memesan produk dibawah harga jual normal, tentu dapat dipertimbangkan apakah
pesanan khusus tersebut diterima atau ditolak. Sudah barang tentu dasar pertimbanganya
adalah menggunakan fasilitas yang belum terpakai atau menganggur serta pertambahan
laba akibat penerimaan pesanan khusus. Pada prinsipnya, pesanan khusus diterima
apabila terdapat penambahan laba dari penjualan normal, tetapi ditolak apabila tidak ada
penambahan laba.

Ilustrasi
Sebuah perusahaan memproduksi satu jenis produk berdasarkan kapasitas normal 10.000
unit per tahun. Pada saat ini perusahaan beroperasi pada kapasitas dibawah normal, yaitu
8.000 unit atau kapasitas 80%.
Data-data biaya dan Produk selama tahun 2011, yaitu :
Keteranga Jumlah Biaya Per
Biaya Unit
Rp. Rp.
Biaya Variabel :
Bahan baku langsung 160.000.000 20.000
Upah langsung 150.000.000 18.750
Overhead 80.000.000 10.000
Pengemasan 20.000.000 2.500
Komisi 16.000.000 2.000
Distribusi 8.000.000 1.000
Total Biaya Variabel 434.000.000 54.250
Biaya Tetap :
Gaji 120.000.000 8.000
Penyusutan 24.000.000 3.000
Utilitas 16.000.000 2.000
Pajak 10.000.000 1.250
Lain-lain 15.000.000 1.875
Total Biaya Tetap 175.000.000 18.125
Total Biaya 609.000.000 72.375

Unit barang yang diproduksi atau 8.000 telah laku dijual dengan harga Rp. 100.000 per
unit. pada tahun 2011, ada seorang pelanggan memesan khusus 1.000 unit dengan harga
penawaran dibawah total biaya per unit, yaitu seharga Rp. 65.000 per unit. penawaran
dilakukan langsung ke perusahaan sehingga tidak ada komisi perantara bisnis, serta biaya
distribusi ditanggung oleh pemesan.

Diminta :
Apakah perusahaan menerima atau menolak pesanan khusus tersebut.

Jawab :
Menerima atau menolak pesanan khusus

Keterangan Menolak Pesanan Menolak Pesanan


Khusus Khusus
(8.000) Unit (8.000) Unit
Penjualan 800.000.000 a 865.000.000 b
c
Biaya Variabel 434.000.000 485. 250.000 d
Laba Kontribusi 364.000.000 379.750.000
Keputusan yang diambil adalah menerima pesanan khusus, karena ada penambahan laba
kontribusi sebesar Rp. 15.570.000 atau Rp. 379.750.000 – Rp. 364.000.000

Keterangan :

a. Produk normal 8.000 x Rp. 100.000 = Rp. 800.000.000


b. Produk normal + Pesanan Khusus = (8.000 x 100.000) + 1.000 (65.000)
= Rp. 865.000.000
c. 8.000 unit x Rp. 54.250 = 434.000.000
d. (8.000 unit x Rp. 54.250) + 1.000 unit (Rp. 54.250 – Rp. 2.000 – Rp 1.000)
= Rp. 434.000.000 + 51.250.000 = Rp. 485.250.000
5. KEPUTUSAN MENJUAL ATAU MEMPROSES LEBIH LANJUT

Ada perusahaan yang menghasilkan produk gabungan dengan mengeluarkan biaya


bersama. Dan pada saat titik pemisahaan produk gabungan langsung dijual atau diproses
lebih lanjut, yang tujuanya adalah menambah pendapatan. Produk gabungan (joint product)
adalah produk-produk yang tidak dapat dipisahkan. Biaya bersama (common cost) adalah
biaya dari sumber daya yang digunakan dalam output dari dua atau lebih produk atau jasa
berbeda, setelah melalui proses bersama. Contoh perusahaan yang menghasilkan produk
bersama dengan mengeluarkan biaya bersama, seperti pegolahan bijih besi, yang
menghasilan emas, yang menghasilakan tembaga. Contoh lainya, pada pertanian yang
memproduksi tomat dimana tomat yang sudah matang disortir menjadi tomat yang besar
tanpa cacat, tomat berukuran sedang dan seterusnya.

Ilustrasi
Tuan joko adalah seorang petani Tomat yang professional dibidang pertanian. Pada bulan
Desember 2011 menghasilkan tomat yang sudah matang dan disortir menjadi jenis. Jenis A
adalah tomat berukuran besar tanpa cacat, tomat B adalah tomat berukuran sedang tanta
cacat, dan tomat C adalah tomat yang tidak dapat dikategorikan kepada jenis A dan B. Harga
jual per kg untuk tomat jenis A Rp. 25.000, jenis B Rp. 18.000 dan jenis C Rp. 10.000 . Jumlah
biaya bersama tmat sampai pada titik pisah Rp. 100.000.000 untuk setiap 10 Ton atau
10.000 kg tomat.
Tuan joko sedang mempertimbangkan untuk tomat jenis C apakah dijual pada saat titik
pisah atau diproses lebih lanjut menjadi saus tomat. Biaya pemrosesan saus tomat adalah
Rp. 1.500 per kg dan harga saos tomat per kg Rp. 13.000.

Diminta :
a. Apakah biaya bersama (joint cost) merupakan biaya relevan dalam pengambilan
keputusan untuk proses lebih lanjut jenis tomat C
b. Keputusan yang dipilih tuan joko apakah menjual pada titik pisah atau diproses lebih
lanjut menjadi saos tomat.

Jawaban :

a. Biaya bersama yang besarnya Rp. 100.000.000 merupakan biaya masa lalu (sunk
cost) dan tidak dapat mempengaruhi pengambilan keputusan untuk proses lebih lanjut
atas tomat jenis C oleh karena itu biaya bersama tersebut adalah biaya tidak relevan.
b. Mengambil keputusan menjual atau memproses lebih lanjut

Keterangan Memproses Menjual Perbedaan jk


Lebih Lanjut Memproses
Pendapatan per kg 13.000 10.000 3.000
Biaya Proses Lebih Lanjut 1.500 - 1.500
(per kg)
Manfaat 11.500 10.000 1.500
Keputusan yang dipilih adalah memproses lebih lanjut dari jenis tomat C menjadi saos
tomat. Alasanya mendapat pendapatan lebih besar Rp. 1.500 dari pada menjual
langsung pada titik pisah.

6. SOAL KAJI ULANG


Sukses perusahaan memproduksi satu jenis peralatan ringan dengan biaya per unit sebagai
berikut :

Bahan baku Rp. 20.000


langsung Rp. 10.000
Tenaga Kerja Rp. 30.000
Langsung Rp. 15.000
Overhead Variabel Rp. 75.000
Overhead Tetap
Total Biaya Per Unit

Informasi tambahan adalah :


1. Perusahaan mengeluarkan biaya penjualan variable Rp. 10.000 untuk setiap unit
peralatan yang terjual. Biaya penjualan tetap Rp. 300.000.000 per tahun dan Biaya
umum tetap Rp. 200.000.000 (tidak ada biaya umum variable)
2. Harha jual peralatan adalah Rp. 120.000 per unit
3. Kapasitas produksi normal adalah 300.000 unit per tahun karena kelesuan perusahaan
hanya memproduksi 180.000 unit.

Ternyata diluar wilayah perusahaan ada yang memesan kusus sebanyak Rp. 100.000 unit
dengan harga Rp. 7.000 per unit (dibawah harga jual normal)

Diminta :
Berikanlan justifikasi kualitatif dan kuantitatif apakah pesanan khusus tersebut diterima
atau ditolak.

Jawaban :
Justifikasi Kualitatif
Perusahaan beroperasi dibawah kapasitas normal, untuk itu menerima pesanan khusus
yang dapat mendorong hamper terpenuhinya kapasitas normal. Disisi lain jika pesanan
khusus diterima maka dapat dihindari Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). PHK dapat
mempengaruhi reputasi perusahaan yang berdampak pada kelangsungan hidup
perusahaan dimasa depan.

Justifikasi Kuantitatif
Harga penawaran khusus yang lebih rendah membuat perusahaan menghitung biaya dan
manfaat pesanan khusus yang mengacu pada profitabilitas perusahaan. Perhitungan
kuantitatif tentang biaya dan manfaat adalah sebagai berikut :

Keterangan Menerima Pesanan Menolak


Khusus (180 rb unit)
(180 rb + 100 rb = 280
rb)
a b
Pendapatan 28.600.000.000 21.600.000.000
Biaya Variabel
Bahan baku 5.600.000.000 c 3.600.000.000 d
Upah langsung 2.800.000.000 e 1.800.000.000 f
Pemasaran 1.800.000.000 g 1.800.000.000 h
Overhead 8.400.000.000 i 5.400.000.000 j
Total biaya variabel 18.600.000.000 12.600.000.000
Laba Kontribusi 10.000.000.000 9.000.000.000

Keputusanya adalah menerima pesanan khusus, karena ada penambahan laba kontribusi
Rp. 1.000.000.000 yaitu Rp. 10.000.000.000 - Rp. 9.000.000.000.

Keterangan :
a. (180.000 unit x Rp. 120.000) + (100.000 unit x Rp. 70.000) = Rp. 28.600.000.000
b. (180.000 unit x Rp. 120.000) = Rp. 21.600.000.000
c. (180.000 unit x Rp. 20.000) + (100.000 unit xRp. 20.000) = Rp. 5.600.000.000
d. (180.000 unit x Rp. 20.000) = Rp.
3.600.000.000
e. (180.000 unit x Rp. 10.000) + (100.000 unit x Rp. 10.000) = Rp. 2.800.000.000
f. (180.000 unit x Rp. 10.000) = Rp.
1.800.000.000
g. (180.000 unit x Rp. 10.000) + (100.000 unit x Rp.0) = Rp. 2.800.000.000
h. (180.000 unit x Rp. 10.000) = Rp.
1.800.000.000
i. (180.000 unit x Rp. 300.000) + (100.000 unit x Rp.30.000) = Rp. 2.800.000.000
j. (180.000 unit x Rp. 30.000) = Rp.
5.400.000.000

7. SOAL UNTUK LATIHAN

7.1. Soal Teori


1. Apa yang dimaksud pengambilan keputusan taktis ?
2. Secara umum ada enam langkah dalam pengambilan keputusan, sebutkan dan
jelaskan ?
3. Jelaskan pengertian biaya relevan dan biaya tidak relevan ?
4. Jelaskan apa yang dimaksud biaya bersama dan produk gabungan ?
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan penyusutan dan biaya tertanam ?
6. Apa yang dimaksud biaya bersama pada titik pisah
7. Mengapa pengaruh kualitatif diperlukan dalam pengambilan keputusan ?
8. Pada saat terjadi pengambilan keputusan membeli atau membeli (membuat) sendiri
untuk komponen tertentu, akhirnya keputusan jautuh pada membeli komponen
tersebut dari pihak luas. Sehingga terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Apakah
PHK berpengaruh terhadap reputasi perusahaan ? jelaskan !

7.2. Soal Kasus

1. Selama ini PT Dermawan memproduksi seluruh suku cadang X dengan data-data biaya
per unit sebagai berikut :
Bahan baku langsung Rp.
Tenaga Kerja Langsung 29.500
Overhead Variabel Rp.
Overhead Tetap 4.000
Total Biaya Produksi Per Rp.
Unit 18.000
Rp.
40.000
Rp.
91.500

Ada sebuah perusahaan lain menawarkan suku cadang X dengan harga Rp. 65.000 per
unit. PT Derwaman memproduksi 53.000 unit per tahun. Semuah
overhead tidak dapat dihapuskan walaupun produksi suku cadang X dihentikan.
Ditanya :
a. Tentukan jenis biaya yang mana saja sebagai biaya relevan dan tidak relevan
b. Keputusan seperti apa yang dilakukan PT Dermawan membeli atau tetap
memproduksi sendir
2. Keputusan melanjutkan atau membeli
Chenpai Company memproduksi tiga produk A, B dan C. Laporan laba-rigi sebagai
berikut :

Keterangan Produk A Produk B Produk C Total


Penjualan 150.000.00 160.000.00 210.000.000 3.610.000.00
Biaya Variabel 0 0 140.000.000 0
135.000.00 100.000.00 2.490.000.00
0 0 0
Laba Kontribusi 45.000.000 60.000.000 70.000.000 1.120.000.00
0
Beban Tetap 15.000.000 30.000.000 80.000.000 530.000.000
Langsung
Laba Operasi 30.000.000 30.000.000 (10.000.000) 590.000.000
Segmen
Beban Tetap Umum - - - 340.000.000
Laba Operasi - - - 250.000.000
Perusahaan
Beban tetap langsung termasuk penyusutan perlengkapan yang dipakai lini produk :
Produk A sebesar Rp. 20.000.000, Produk B sebesar Rp. 120.000.000 dan produk C
sebesar Rp. 250.000.000

Diminta :

a. Ada dampak pada laba jika produk C dihentikan.


b. Anggaplah produk C dihentikan dan dampaknya terjadi penurunan penjualan
produk A sebesar 8% dan produk B 5%, berapakah pengaruh laba jika produk C
dihentikan.

BAB 7
KEPUTUSAN INVESTASI MODAL

1. PENGERTIAN DAN JENIS – JENIS INVESTASI MODAL


Keputusan investasi modal (capital investasi decision) adalah perencanaan, penetapan
tujuan dan prioritas , pengaturan perdanaan, dan penggunaan kereteria tertentu untuk
memilih aktiva jangka panjang. Setiap organisasi memiliki sumber daya yang terbatas
yang akan digunakan untuk mempertahankan atau meningkatkan profilalitas jangka
panjangnya. Sehingga, membuat keputusan investasi modal yang tepat merupakan hal
yang sangat penting untuk kelangsungan usaha dalam jangka panjang. Proses
pengambilan keputusan investasi modal disebut penganggaran modal (capital budgeting).
Ada dua jenis proyek penganggaran modal (capital budgeting) yaitu : proyek independen
dan proyek saling eksklusif. Proyek independen (independent projects) adalah proyek jika
diterima atau ditolak tidak akan mempengaruhi arus kas (cash flow) proyek lain. Misalnya
keputusan perusahaan untuk membangun pabrik baru untuk produk baru, tidak
mempengaruhi keputusan membuat produk baru jenis lainnya. Proyek saling eksklusif
(mutually exculusive projects) yaitu proyek yang apabila diterima akan menghalangi
proyek lain. Sebagai contoh, sebuah perusahaan yang selama ini menggunakan
operasional produksi secara manual, menggantikan ya dengan sistem otomatisasi. Jadi ,
jika benar diganti dengan sistem otomatisasi maka sistem manual akan tersingkir.
2. PENGEMBALIAN YANG WAJAR
Keputusan investasi modal yang tepat akan menerima kembali investasi awal sepanjang u
murnya dan menghasilkan pengembalian yang cukup atas investasi awal pada saat yang
sama. Jadi, salah satu tugas manajer adalah memutuskan apakah suatu investasi modal
akan mengembalikan sumber daya awalnya atau tidak dan memberikan pengambilan yang
wajar. Pengambilan yang wajar telah disepakati secara umum adalah setiap proyek yang
baru dapat menutup biaya . kesempatan dari dana yang di investasikah . sebagai contoh,
sebuah perusahaan yang memperoleh daya dari pasar uang dengan bunga 12 persen dan
menginvestasikannya dalam proyek baru , maka proyek baru tersebut harus memberikan
pengembalian investasi paling tidak 12 persen.
Pada kenyataannya , dana untuk investasi modal berasal dari sumber yang berbeda yang
berarti memiliki biaya kesempatan yang berbeda. Apabila menggunakan sumber daya
yang berbeda, maka perlu dihitung pembaruan biaya kesempatan yang terjadi perlu
dijelaskan. Biaya kesempatan (opportunity cost) adalah penghasilan yang hilang dari suatu
alternatif bisnis karena alternatif bisnis lain yang lebih menguntungkan.
3. LABA AKUNTANSI DAN LABA TUNAI
Dasar penilaian apakah suatu investasi modal diterima atau ditolak , adalah proyeksi hasil
atau laba dari investasi modal tersebut. Ada dua jenis laba yang berkaitan dengan
penilaian investasi modal yaitu : laba akuntansi dan laba tunai.
Laba akuntansi (profit accounting) adalah laba bersih setelah pajak (earnings after tax
–EAT ) atau cukup disebut laba bersih (net income) . laba tunai (cash profit)adalah laba
bersih setelah pajak (EAT) ditambah depresiasi atau penyusutan. Mengapa penyusutan
menambah laba bersih sesudah pajak? Alasannya, bahwa depresiasi adalah biaya tidak
tunai (non cash), atau depresiasi hanya sebagai biaya catatan atau biaya akuntansi yang
tidak perlu mengeluarkan uang tunai . laba tunai sering disebut arus kas masuk (net cash
flow – CCF) dan pengeluaran investasi disebut arus kas keluar (cash out flow – COF)
Ilustrasi
Data – data keuangan sebuah perusahaan selama tahun 2012 terdiri dari:
Penjualan Rp. 900.000.000, harga pokok penjualan Rp. 400.000.000, beban operasi tunai
Rp.200.000.000dan beban operasi tidak tunai ( depresiasi ) Rp. 50.000.000, beban bunga
Rp. 15.000.000 , dan pajak 30 persen
Diminta:
Hitunglah laba akuntansi dan laba tunai
Jawab:
Penjualan Rp. 900.000.000
Harga pokok penjualan 400.000.000
Laba kotor Rp. 500.000.000
Beban operasi tunai Rp. 200.000.000
Depresiasi (tidak tunai) 50.000.000 250.000.000
Laba sebelah bunga dan pajak Rp. 250.000.000
Beban bunga 15.000.000
Laba sebelah pajak Rp. 235.000.000
Pajak 30% × 235.000.000 70.500.000
Laba bersih sesudah pajak (EAT) Rp. 164.500.000

Maka: laba akuntansi Rp. 164.500.000 dan laba tunai Rp. 164.500.000 + Rp. 50.000 = Rp.
214.500.000

4. NILAI WAKTU DARI UANG


Nilai waktu dari uang (time value of money) merupakan nilai uang yang berbeda jika
diterima sekarang (at present) dibandingkan jika diterima kemudian (future). Hal ini dapat
diterima logika karena uang yang diterima saat ini atau sekarang lebih berharga
berhubungan karena dapat di investasikan untuk memperoleh hasil. Contoh sederhana,
pada awal tahun 2011 diterima uang Rp. 100.000.000 yang disimpan di bank untuk
memperoleh bunga 12 persen per tahun. Maka , jumlah uang pada awal tahun 2012
menjadi Rp. 112.000.000 dengan perhitungan Rp. 100.000.000 + ( 12% × Rp.
100.000.000) artinya, jumlah uang pada awal tahun 2012 sebesar Rp. 112.000.000 adalah
sama nilainya dengan jumlah uang Rp. 100.000.000 pada awal tahun 2011. Untuk
menghitung nilai uang sekarang (present value – PV) dapat menggunakan rumus :
1
PV = (1+i) n

Rumus ini dapat digunakan untuk menghitung nilai uang sekarang (PV) dari penerimaan
uang di masa depan dengan jumlah yang sama besarnya maupun tidak sama besarnya.
Apabila penerimaan uang di masa depan dengan jumlah yang sama besarnya, untuk
menghitung PV penerima – penerima tersebut dapat digunakan PV anuitas, dengan rumus:
1
1−
PV anuitas = ( 1+i ) n
i

anya bisa digunakan jika penerimaan uang beberapa periode di masa depan adalah sama
besarnya.
Keterangan :
I = interest atau tingkat bunga atau biaya modal atau r = rate
n= periode atau waktu

Pada umumnya PV tersebut telah ditetapkan dalam suatu tabel yang disebut dengan tabel
PV. Cara membaca tabel PV adalah yang disebut dengan melihat perpotongan n ( periode)
dengan I (interest).
Ilustrasi
1
Membaca tabel PV rumus PV = (1+i) n

n 10% 11% 12% 13% Cara membaca tabel

1 0,90 0,90 0,893 0,88 1


9 1 5  Jika n = 3 i = 12% PV = (1+0,12) 3 = 0,712

2 0,82 0,81 0,797 0,78


6 2 3

3 0,75 0,73 0,712 0,69 1


1 1 3  Jika n = 5 i = 13% PV = (1+0,13) 5 = 0,543

4 0,68 0,65 0,636 0,61


3 9 3

5 O,62 0,59 0,593 0,54


1 3 3

1
1−
Membaca tabel PV anuitas Rumus P PV anuitas= ( 1+i ) n
i

n 10% 12% 14% 16% Cara membaca tabel

1 0,90 0,89 0,87 0,862  Jika n =2 i=16% PV Anuitas =


9 3 7

1
1−
( 1+0,16 ) 2 = 1,605
0,16
2 1,73 1,69 1,64 1,605
6 0 7

3 2,48 2,40 2,32 2,246


7 2 2
4 3,17 3,03 2,91 2,798  Jika n=4 i=14% PV Anuitas=
0 7 4

1
1−
( 1+0,14 ) 4 = 2,914
0,14
5 3,79 3,60 3,43 3,274
1 5 3

5. MODEL DAN KRITERIA PENILAIAN


Ada dua model penelitian investasi modal dan masing – masing model terdiri dari dua
metode. Model dan metode penilaian tersebut terdiri dari:

5.1 Model Non Diskonto


model non diskonto (non discounting models) adalah suatu model yang mengabaikan
nilai waktu dari uang (time value of Money). Model non diskonto dibagi menjadi 2 cara:
a. periode pengambilan
periode pengambilan (payback periode – Pbp) adalah waktu yang dibutuhkan suatu
perusahaan untuk memperoleh investasi awalnya kembali. Dengan metode Pbp
didasarkan laba tunai(cash profit) periode

Investasi Awal
pengembalian = Laba Tunai Tahunan

perhitungan di atas dilakukan apabila laba tahunan besarnya sama. Apabila tidak
sama besarnya maka periode pengembalian dihitung dengan menambahkan laba
tahunan sampai dengan investasi awal yang lebih pendek. Jika telah ditentukan
standar periode pengembalian investasi maka proyek investasi diterima apabila Pbp
lebih pendek dari standar pengukuran dan jika sebaliknya ditolak. Kelemahan utama
dari metode ini adalah tidak memperhitungkan nilai waktu dari uang, sedangkan
keuntungannya dimana perhitungannya cukup mudah.

Ilustrasi
Rumah sakit sehat betul merencanakan pembelian “ generator canggih” untuk
mengatasi jika listrik padam. Harga generator Rp. 1.000.000.000, umur ekonomis 5
tahun dengan nilai residu nol. Laba tunai atau arus kas yang di proyeksikan dari
generator tersebut selama 5 tahun adalah Rp. 500.000.000 jumlahnya sama setiap
tahun.

Di minta:
1) hitunglah periode pengembalian (PbP) asumsikan pada standar periode
pengembalian 2,5 tahun. Apakah proyek investasi generator canggih diterima
atau ditolak?
2) Asumsikan pula arus kas masuk tahunan tidak sama besarnya, berubah menjadi
tahun I Rp.300.000.000, tahun II Rp.400.000.000, tahun ke III Rp.500.000.000,
tahun IV Rp. 600.000.000, dan tahun V Rp. 700.000.000, standar periode
pembelian sama yaitu 2,5 tahun. Hitunglah PbP dan apakah investasi in diterima
atau ditolak.

Jawab:
1. Arus kas tahunan sama besarnya.
1.000 .000 .000
Periode pengembalian = 500.000 .000 = 2 Tahun

Investasi proyek generator canggih diterima, karena periode pengembalian


lebih pendek dari standar periode pengembalian.

2. Arus kas tidak sama besarnya.


Tah Investasi awal yang belum tertutupi Arus kas tahunan
un (awal tahun)

1 Rp. 1.000.000.000 (investasi awal) Rp. 300.000.000(1


tahun

2 Rp. 700.000.000 Rp. 400.000.000 (1


tahun)

3 Rp. 300.000.000 Rp. 500.000.000 (0,6


bulan)

4 - Rp.600.000.000

5 - Rp.700.000.000

Pada tahun ke 3 bahwa investasi awal yang belum tertutupi Rp. 300.000.000,
sedangkan arus kas tahunan pada awal tahun ke 3 adalah Rp. 500.000.000. jadi , pada
tahun ke 3 waktu yang diperlukan untuk menutupi investasi awal adalah 0,6 bulan
dengan perhitungan
300.000 .000
500.000 .000 x 1 Tahun = 0,6 bulan

Jadi, periode pengembalian 2,6 bulan.


Keputusan yang diambil dengan menolak investasi generator karena melebihi standar
pengembalian investasi yaitu 2,5 tahun.

Catatan:
Contoh soal di atas adalah proyek independen, apabila proyek saling eksklusif harus
dipilih proyek investasi yang periode pengembaliannya lebih pendek, tetapi teknis
perhitungannya sama seperti di atas untuk masing - masing proyek investasi .
b. Tingkat pengembalian akuntansi
Tingkat pengembalian akuntansi (accounting rate of return – ARR) adalah suatu
metode yang mengukur pengembalian investasi proyek berdasarkan laba akuntansi
( bukan laba tunai) yang dinyatakan dalam persentase
¿∗Investasi Awal atau Investasi Rata−rata∗¿∗¿
rata∗¿
ARR (%) = Laba Akuntansi Rata− ¿
¿

Keterangan
Laba Akuntansi Selama Umur Proyek
*Laba akuntansi rata – rata = Umur Proyek
**Investasi awal = Investasi Mula-mula atau Awal Investasi
Investasi Awal+ Nilai Sisa
***Investasi rata – rata = 2

Kriteria pengukuran metode ARR dengan membandingkan ARR yang ditemukan sebagai
standar (proyek independen) dengan ketentuan jika ARR standar pengukuran lebih besar
dari ARR yang di proyeksikan maka proyek investasi di tolak dan jika sebaliknya diterima
akan tetapi untuk proyek saling eksklusif pilihlah ARR proyek yang lebih besar.

Ilustrasi
Investasi generator canggih pada sebuah rumah sakit dengan harga perolehan Rp.
1.000.000.000 umur investasi adalah 5 tahun tanpa nilai residu. Laba akuntansi adalah Rp
300.000.000 pada tahun I, Rp. 400.000.000 pada tahun II, Rp. 500.000.000 pada tahun III,
Rp.600.000.000 pada tahun IV, Rp. 700.000.000 pada tahun V.

Diminta:
Hitunglah ARR dan apakah proyek investasi diterima atau di tolak jika standar pengukuran
ARR adalah 40% ( gunakan investasi awal sebagai dasar pembagi laba akuntansi rata –
rata )

Jawab:
Laba akuntansi rata – rata =
300.000 .000+ 400.000.000+500.000 .000+600.000 .000+700.000 .000
5
= 500.000.000
500.000 .000
ARR = 1.000 .000 .000 x 100% = 50%

Keputusan investasi generator di terima proyeksi I ARR lebih besar dari ARR standar
pengukuran yaitu 40%

Catatan :
Kriteria pemakaian untuk metode ARR adalah menerima usulan proyek investasi apabila
ARR proyeksi lebih besar dari pada ARR standar pengukuran. Apabila tidak menggunakan
standar pengukuran gunakan prinsip pengembalian investasi (rate of return) yang wajar.
Kelemahan metode ARR sama seperti metode Pbp yaitu tidak memperhitungkan nilai
waktu dari uang dan keuntungannya pun sama seperti metode Pbp yaitu perhitungannya
cukup mudah.

5.2Model Diskonto
Model diskonto (discounting models) adalah suatu model analisis penilaian investasi
yang memasukkan nilai waktu dan uang ataupun konsep diskonto arus kas masuk ( laba
tunai) dan arus kas keluar, model diskonto memiliki dua metode yaitu:
1. Nilai sekarang bersih
Metode nilai sekarang bersih (net present value - NPV) merupakan selisih antara nilai
sekarang dari arus kas masuk (present value cash in – PV cash in) dan arus kas
keluar dari investasi (present value Investment) dengan suatu proyek atau dengan
rumus:
NPV = PV cash in - PV cash out.
Kriteria pengukuran dengan metode NPV adalah jika NPV positif berarti
menguntungkan atau diterima dan jika NPV negatif berarti rugi atau ditolak kembali
diingatkan apabila arus kas masuk jumlahnya sama setiap tahun dapat
menggunakan PV anuitas jika arus kas masuk jumlahnya berbeda – beda setiap
tahun bisa menggunakan PV anuitas dan atau PV tunggal.

Ilustrasi

Rencana proyek investasi sebesar Rp 3.600.000.000 dengan umur 5 tahun tanpa


nilai residu akan menghasilkan laba tunai atau arus kas masuk yang jumlahnya
sama besarnya tiap tahun yaitu Rp. 1.200.000.000.
Diminta :
a. Hitunglah NPV, jika biaya modal atau tingkat diskonto 12%.
b. Apakah rencana proyek investasi diterima atau tidak?
Jawab:
a. Menghitung NPV
Tahu Arus kas Faktor diskonto 12% PV arus kas
n masuk (PV Tunggal) masuk

1 1.200.000.000 0,893 1.071.600.000


2 1.200.000.000 0,797 956.400.000
3 1.200.000.000 0,712 854.400.000
4 1.200.000.000 0,636 763.200.000
5 1.200.000.000 0,567 680.400.000

Total PV dari arus kas masuk 4.326.000.000


PV dari investasi Rp. 3.600.000.000× 1,000 3.600.000.000

NPV proyek 726.000.000

b. Pengambilan keputusan berhubungan karena NPV positif yaitu sebesar Rp.


726.000.000 berarti untung atau proyek investasi diterima.
Catatan penting

1. Arus kas masuk tiap tahun sama besarnya maka menghitung PV arus kas dapat
menggunakan
1
1−
PV anuitas yaitu = ( 1+0,12 ) 5 = 3,605
0,12

Maka: Total PV arus kas masuk Rp. 1.200.000.000 × 3,605 = Rp. 4.326.000.000
PV investasi kas masuk Rp. 3.600.000.000 × 1000 = Rp. 3.600.000.000
NPV arus kas masuk Rp
726.000.000

2. Kembali diingatkan, jika arus kas masuk tidak sama besarnya atau berbeda – beda setiap
tahun hanya bisa menggunakan PV tunggal (PV anuitas tidak dapat digunakan)
3. Istilah faktor diskonto (discount factor – DF) mengacu pada besarnya biaya modal atau bunga
modal (interest – i ).
4. Apabila PNV dari perhitungan di atas negatif berarti rugi atau tidak.
5. Apabila proyek saling eksklusif , dipilih NPV yang paling besar.
6. Perhitungan PV tunggal dan anuitas dapat dilihat dari tabel PV (sebagai lampiran)

2. Tingkat pengembalian internal (IRR)


Tingkat pengembalian internal (internal rate of return – IRR)adalah suku bunga yang
mengatur nilai sekarang (PV) dari laba tunai atau arus kas masuk suatu proyek sama
dengan nilai sekarang (PV) investasi awal. Dengan kata lain PV dari arus kas masuk
setelah dikurangi PV investasi awal sama dengan nol. Apabila arus kas masuk
tahunan sama besarnya, maka lebih dahulu dihitung discount factor (DF) atau
tingkat bunga (interest – i) . berdasarkan PV anuitas dengan rumus, sebagai berikut:

Investasi Awal
df PV anuitas = Arus Kas Tahunan

Apabila df PV anuitas angkanya sama seperti dalam tabel PV anuitas, maka angka
yang tepat itu di kalikan arus kas tahunan merupakan jumlah PV arus kas proyek.
Akan tetapi jika df PV tidak persis sama, maka dilakukan dengan cara coba – coba
(Etty and error). Dipastikan menghasilkan NPV arus kas positif dan negatif. Pada
akhirnya, baru dapat ditentukan IRR yang tepat. Jika arus kas masuk dari proyek
tidak sama besarnya setiap tahun, maka untuk menghitung PV arus kas masuk
menggunakan dua tingkat suku bunga secara coba – coba, yaitu yang menghasilkan
NPV positif dan negatif sama seperti cara menghitung PV arus kas tahunan yang
jumlahnya sama setiap tahun. Adapun rumus mencari IRR yang tepat adalah
sebagai berikut:
NPVpstp+ NPV ¬¿
IRR = Ipts + [( NPVpstp
¿ ) x (ineg – ipstp) ]
Keterangan :
i pstp = tingkat bunga yang menghasilkan NPV positif
i neg = tingkat bunga yang menghasilkan NPV negatif
NPV neg = NPV negatif ( investasi awal lebih besar dari PV arus kas masuk atau rugi)
NPV pstp = NPV positif (investasi awal lebih kecil dari PV arus kas masuk atau
untung)

Ilustrasi

Arus kas masuk sama besarnya setiap tahun (IRR)


Sebuah perusahaan merencanakan investasi proyek Rp 1.201.000.000/ dengan
umur 3 tahun tanpa nilai sisa ( nilai residu).

Diminta:
a. Hitunglah IRR, apabila arus kas tahunan selama umur proyek 3 tahun Rp
500.000.000. apakah usulan proyek diterima atau ditolak apabila biaya modal
18%?
b. Hitunglah IRR, apabila arus kas tahunan selama umur proyek 3 tahun adalah Rp
509.330.000.000
Jawab
a. Menghitung IRR angka PV anuitas persis sama seperti dalam tabel PV anuitas df
1.201 .000 .000
PV anuitas => 500.000 .000 = 2,402 (Lihat tabel PV) Angka 2.402 Terdapat

pada perpotongan
n= 3; i = 20% maka, IRR adalah 20%

Bukti
PV arus kas masuk = Rp. 500.000.000 × 2,402 = Rp 1.201.000.000
PV investasi awal = Rp. 1.201.000.000 × 1.000 = Rp 1.201.000.000
NPV proyek Rp 0
Artinya . sesuai dengan definisi IRR yang telah dijelaskan di atas , bahwa PV arus
kas masuk dikurangkan terhadap investasi awal sama dengan nol.
b. Menghitung IRR. Angka PV anuitas tidak tepat sama pada tabel PV anuitas
1.201 .000 .000
df PV anuitas 509.330 .000 = 2,358

angka 2.358 berada antara i yaitu i 12% = 2.402 dan i= 14% adalah 2.322 pada n
yang sama yaitu 3 artinya pasti ada NPV yang positif dan negatif. Perhitungannya
adalah se bagai berikut:

Tah Arus kas df df df anuitas PV arus kas


un masuk anuit anuitas 2,402 masuk
tahunan as 2,322 12% 2,322
2,40 i=v=14%
2

1-3 Rp. 22,42 2,322 Rp. Rp.1.82.664.


509.330.000 1.223.410.66 260
0

PV Investasi awal Rp.1.201.000.000 1.201.000.00 1.201.000.00


0 0

NPV proyek +Rp-. -


22.410.660 (Rp.18.335.7
40)

22.410 .660
IRR = 12% + [( 22.410 .660+18.335 .740 ) x (14% – 12% ) ]
22.410.660
= 12% + [( 40.746 .400 ) x (14% – 12% ) ]
= 12% + 0,011%
=12,011% atau 0,12011

Bukti :
Hitung dulu PV anuitas dari 12,011% =>
PV arus kas = Rp. 509.330.000 × 2,358 = Rp.
1.201.000.140
PV Investasi = Rp. 1.201.000.000 × 1.000 = Rp.
1.201.000.000
NPV proyek (seharusnya nol tapi karena
pembulatan )Rp.140

Ilustrasi
Arus kas masuk (cash in) tidak sama besarnya tiap tahun (IRR)
Rencana untuk sebuah investasi proyek dengan investasi awal adalah Rp.400.000.000.
dengan umur 4 tahun tanpa nilai sisa. Arus kas masuk tahunan adalah : tahun Rp
190.000.000, tahun 2 Rp 170.000.000, tahun 3 Rp 130.000.000, dan tahun 4 Rp
110.000.000, gunakan tingkat recount faktor (df) 20% dan 22%.

Diminta:
a. Hitunglah IRR
b. Asumsikan biaya modal (cost of capital) sebesar 17%, apakah usulan proyek diterima
atau ditolak .
Jawab:
a. Menghitung IRR (6 maka PV tunggal)
Tahu Cash in df= 20% df = 22% PV cash in PV cash
n tahun (20%) in (22%)

1 190.000.000 0,8333 0.8197 158.327.00 155.743.0


0 00

2 170.000.000 0,6944 0.6719 118.048.00 114.223.0


0 00

3 130.000.000 0,5507 0.5507 75.231.000 71.591.00


0

4 110.000.000 0,4823 0.4514 53.053.000 49.654.00


0

PV dari cash in 404.659.00 391.311.0


0 00

PV dari investasi 400.000.00 400.000.0


0 00

NPV proyek +4.653.000 -


8.789.000

4.653 .000
IRR = 20% [( 4.653 .000+ 8.789 .000 ) x (22% – 20% ) ]
= 20% + 0,7%
= 20,7% atau 0,207

Usulan proyek diterima karena IRR lebih besar dari biaya modal sebesar 17%

6. PENYESUAIAN ARUS KAS MASUK DAN NILAI SISA TERHADAP INFLASI


Pada saat pengambilan keputusan investasi terdapat dua faktor yang harus disesuaikan
pada arus kas masuk, yaitu: inflasi dan nilai residu atau nilai sisa. Inflasi adalah daya beli
uang yang menurun, sementara waktu harga barang dan jasa semakin mengingkat untuk itu
faktor diskonto (discount faktor – df) harus disesuaikan terhadap tingkat inflasi prosedur
sebagai berikut:

1. Hitunglah dulu indeks harga, dengan memperhitungkan : indeks harga =(1 + tingkat
inflasi )
2. Faktor diskonto dengan memperhitungkan tingkat inflasi adalah tingkat bunga (interest –i)
+ tingkat inflasi + ( i × tingkat inflasi). Nilai residu atau nilai sisa (salvage value) aktiva
jangka panjang adalah takssiran harga yang wajar dari suatu investasi atau investasi
jangka panjang pada akhir umur ekonomis investasi tersebut. Nilai sisa investasi juga
harus disesuaikan dengan tingkat inflasi pada akhir tahun investasi.
Ilustrasi
Penyesuaian arus kas masuk dan nilai sisa terhadap inflasi
Rencana investasi proyek dengan nilai investasi awal adalah Rp. 18.000.000. umur proyek
adalah 2 tahun dengan nilai residu Rp. 10.000.000. tingkat bunga adalah 16% per tahun,
sedangkan tingkat inflasi 10% per tahun, arus masuk tiap tahun sama besarnya yaitu Rp.
120.000.000

Diminta:
Hitunglah NPV proyek, apabila tidak memperhitungkan tingkat inflasi dan dengan
memperhitungkan tingkat inflasi (menggunakan metode NPV)

Jawab:
Tidak memperhitungkan tingkat inflasi

Tahun Arus kas masuk & df atau i = 16% PV arus kas masuk &
nilai sisa nilai sisa

1 120.000.000 0,862 103.440.000


2 120.000.000 0,743 89.160.000
3 20.000.000 0,743 18.860.000

Total PV cash in dan nilai sisa 207.460.000


Pv investasi awal Rp 180.000.000 × 1,000 180.000.000

NPV proyek +27.460.000

Tahu Arus kas masuk Indeks Arus kas masuk Df yang PV dari
n dgn nilai sisa harga dengan nilai disesuaika arus kas
sisa yang n dengan masuk dan
disesuaikan inflasi nilai sisa

1 120.000.000 1.100a 132.000.000 0,784c 103.488.00


2 120.000.000 1,210b 145.200.000 0,614d 0
3 20.000.000 1,210 24.200.000 0,614 89.152.800
14.858.800

Total PV cash in dan nilai sisa 207.499.60


PV investasi awal Rp 180.000.000 × 1,000 0
180.000.00
0

NPV proyek +27.499.60


0

Keterangan
Dengan memperhitungkan inflasi
Indeks harga,
a. (1 +0,1)1 = 1.100
b. (1 + 0,1)2= 1.210
dF yang disesuaikan dengan tingkat inflasi
1
c. 0,16 + 0,1 + (0,16 × 0,1) = 27,6% atau 0,276 => (1+0,216) 1 = 0,784

1
d. 0,16 + 0,1 + ( 0,16 × 0,1) = 27,6% atau 0,276 => (1+0,216) 2 = 0,614

7. PERHITUNGAN INFLASI AWAL TERHADAP PENGHEMATAN PAJAK


Salah satu contoh keputusan investasi untuk proyek saling eksklusif (mutually axclusive)
adalah penggantian aktiva tetap yang lama dengan aktiva tetap yang baru. Alasan yang
menyebabkan penggantian aktiva tetap yang baru karena yang lama rusak dan atau
ketinggalan jaman. Pada umumnya aktiva tetap yang lama dijual sehingga mungkin timbul laba
atau rugi penjualan aktiva. Untuk menghitung laba dan rugi penjualan aktiva tetap adalah nilai
buku aktiva tetap dibandingkan dengan harga jualnya. Apabila nilai buku aktiva tetap lebih
besar dari harga jualnya merupakan laba penjualan aktiva, jika sebaliknya merupakan rugi
penjualan aktiva. Laba atau rugi penjualan aktiva tetap dikenakan pajak dengan prinsip
sebagai berikut:

1. Jika, terjadi laba penjualan aktiva tetap dikenakan pajak tambahan, sehingga mengurangi
arus kas yang diterima dari penjualan aktiva tetap.
2. Jika, terjadi rugi penjualan aktiva tetap dapat mengurangi laba kena pajak, sehingga
menghasilkan penghematan pajak. Hasil dari penjualan aktiva tetap yang lama mengurangi
nilai harga perolehan investasi aktiva tetap yang baru.

Ilustrasi

Perencanaan investasi tentang penggantian mesin lama dengan mesin baru untuk sebuah
perusahaan memiliki data – data sebagai berikut:
1. Mesin lama dibeli 3 tahun yang lalu dengan harga perolehan Rp 500.000.000, dan telah
disusutkan sebesar Rp 300.000.000
2. Mesin lama dijual, dan digantikan dengan mesin baru seharga Rp 30.000.000, tingkat
diskonto yang digunakan untuk mesin baru adalah 10% per tahun, tarif pajak penjualan
mesin lama adalah 30% dan proyeksi laba tunai atau arus kas masuk mesin baru selama
umur ekonomis adalah sebesar Rp 480.000.000 setiap tahun.

Diminta:
a. Hitunglah nilai investasi awal mesin baru, apabila harga jual mesin lama Rp 160.000.000
b. Hitunglah nilai investasi mesin baru, apabila harga jual mesin lama Rp. 240.000.000
c. Berdasarkan jawaban nomor a diatas, hitunglah NPV mesin baru dengan menggunakan
metode NPV.
Jawab:
a. Harga jual mesin lama Rp
160.000.000
Nilai buku mesin lama Rp 500.000.000 – 300.000.000 Rp
(200.000.000)
Rugi penjualan mesin baru Rp
( 40.000.000)
Penghematan atau pajak 30% × 40.000.000 Rp
12.000.000
Hasil bersih penjualan mesin lama:
Harga jual mesin lama Rp
160.000.000
Penghematan pajak 12.000.000
Hasil bersih penjualan mesin Rp
172.000.000
Maka, nilai investasi awal mesin baru Rp 844.000.000 + 172.000.000= Rp 672.000.000
b. Harga jual mesin lama Rp
240.000.000
Nilai buku mesin lama 500.000.000 – 300.000.000
200.000.000
Laba penjualan mesin lama Rp
40.000.000
Pajak tambahan 30% × 40.000.000 Rp
12.000.000
Hasil bersih penjualan mesin lama :
Harga jual mesin lama Rp
240.000.000
Pajak tambahan
( 12.000.000)
Hasil bersih hasil penjualan lama Rp
228.000.000
Maka, nilai investasi awal mesin baru Rp 844.000.000 + 228.000.000= Rp 616.000.000
c. Menghitung NPV mesin baru ( metode NPV)
Tahun Arus kas masuk& Faktor diskonto PV arus kas masuk %
nilai sisa 10% nilai sisa

1 480.000.000 0,909 436.320.000


2 480.000.000 0,826 396.480.000
3 30.000.000 0,826 24.780.000

Total PV cash in dan nilai sisa 857.580.000


PV investasi awal Rp. 672.000.000 × 1.000 672.000.000

NPV mesin baru +185.580.000


8. SOAL KAJI ULANG
Proyek eksklusif dengan metode Pbp, ARR, NPN dan IRR:
PT. Namora merencanakan dua jenis investasi proye A dan B
Investasi awal proyek A Rp 300.000.000 dengan umur ekonomis 3 tahun, dan nilai residu
nol, investasi awal proyek B Rp. 210.000.000 dengan umur 2 tahun dan nilai residu nol.
Proyeksi laba masing – masing proyek adalah :

Proyek A

Tahun Laba bersih setealh Depres


pajak iasi

1 80.000.000 100.000

2 85.000.000 100.000

3 90.000.000 100.000

Proyek B

Tah Laba bersih setelah Depresiasi


un pajak

1 70.000.000 105.000.00
0

2 90.000.000 105.000.00
0

Diminta :
a. Hitunglah laba akuntansi dan laba tunai atau cash in masing – masing proyek
b. Hitunglah Pbp dan proyek yang mana saudara pilih
c. Hitunglah ARR dan proyek yang mana suadara pilih
d. Hitunglah Npv dengan metode NPV dan proyek yang mana saudara pilih
e. Faktor diskonto yang digunakan sebesar 12% untuk masing – masing proyek.
f. Hitunglah IRR dan proyek yang mana saudara pilih
g. Faktor diskonto yang digunakan adalah sebesar 30% dan 40% untuk proyek A,
sedangkan untuk proyek B 44% dan 48%.

Jawab :
a. Laba tunai dan laba akuntansi
Proyek A
Laba akuntansi adalah sebesar laba setelah pajak tahun ke 1 Rp. 80.000.000,
tahun ke 2 Rp. 85.000.000, dan tahun ke 3 Rp. 90.000.000
Laba tunai adalah laba setelah pajak ditambah depresiasi tahun ke 1 Rp
180.000.000, tahun ke 2 Rp 185.000.000, dan tahun ke 3 Rp. 190.000.000

Proyek B
Laba akuntansi adalah sebesar laba setelah pajak tahun ke 1 Rp 70.000.000, dan
tahun ke 2 Rp. 90.000.000
Laba tunai adalah sebesar laba setelah pajak tahun ke 1 Rp. 175.000.000, dan
tahun ke 2 Rp 195.000.000

Catatan untuk diingat kembali :


 Metode ARR berdasarkan laba akuntansi sedangkan metode Pbp,NPV, dan IRR
berdasarkan laba tunai (cash in).
 Metode Pbp dan ARR tidak memperhitungkan nilai waktu dari uang atau model
non discounting, sedangkan metode NPV dan IRR memperhitungkan nilai waktu
dari uang atau model discounting.
b. Metode PbP
Proyek A

Tahun Investasi awal yang belum Cash in tahunan


tertutup

1 300.000.000 (1 tahun)
2 120.000.000 180.000.000
3 - (7,78 bulan)
185.000.000
190.000.000

 Pada tahun kedua investasi awal yang belum tertutup Rp 120.000.000


sedangkan arus kas masuk tahun ke 2 Rp 185.000.000 jadi pada tahun ke
2 waktu yang dibutuhkan untuk menutupi investasi awal selama 7,78
bulan dengan perhitungan:
120.000 .000
185.000 .000 x 12 bulan = 7,78 bulan (8 bulan),

Maka PbP 1,8 bulan

Proyek B

Tahun Investasi awal yang belum Cash in tahunan


tertutup
1 210.000.000 (1 tahun)
2 35.000.000 180.000.000
(0,2 bulan)
185.000.000

 Pada tahun ke 2 investasi awal yang belum tertutup Rp. 35.000.000 maka tahun
ke 2 waktu yang dibutuhkan menutupi investasi awal adalah 0,2 bulan. Maka Pbp
adalah 1,02 bulan.

Keputusan investasi memilih proyek B karena periode pengembaliannya lebih


pendek dari proyek A.

c. Metode ARR
Proyek A
80.000.000+ 85.000.000+ 90.000.000
Lab akuntansi rata – rata = 3 = Rp.

195.000.000
195.000 .000
ARR = 300.000 .000 = 100% = 65%

Proyek B
70.000 .000+90.000 .000
Laba akuntansi rata – rata = 2 = 8.000.000

8.000 .000
ARR= 210.000 .000 x 100% = 38,1%

Keputusan investasi : memilih proyek A karena ARR proyek A lebih besar dari
proyek B

d. Metode NPV
Proyek A

Tah Arus kas masuk & Faktor PV arus kas masuk


un nilai sisa diskonto 12% &nilai sisa

1 180.000.0000 0,893 160.740.000


2 185.000.000 0,797 147.445.000
3 190.000.000 0,712 135.280.000

Total PV cash in dan nilai sisa 443.465.000


Pv investasi awal Rp 300.000.000 × 1,000 300.000.000

NPV Mesin Baru 143.465.000


Proyek B

Tahu Arus kas masuk & Faktor PV arus kas masuk &
n nialai sisa diskonto 12% nilai sisa

1 175.000.000 0,893 156.275.000

2 195.000.000 0,797 155.415.000

Total PV cash in dan nilai sisa 311.690.000


210.000.000
PV investasi awal Rp. 210.000.000 × 1,000

NPV mesin baru 101.690.000

Keputusan investasi memilih proyek A karena menghasilkan NPV positif yang lebih
besar dibandingkan dengan proyek B.

e. Metode IRR

Proyek A

Tahun Cash in tahun Df=36% Df=40% PV cash in PV cash in


(36%) (36%)
1 180.000.000 0,735 0,714 132.300.000 128.520.000
2 185.000.000 0,541 0,510 100.085.000 94.350.000
3 190.000.000 0,398 0,364 75.620.000 69.160.000
PV dari Cash in 308.005.000 292.030.000
PV dari investasi Awal 300.000.000 300.000.000
NPV Proyek +8.005.000 -7.970.000

8.005 .000
IRR = 36% + [( 8.805.000+7.970 .000 ) x (40% - 3%)]
= 36% + 0,02%
= 36,02 %

Proyek B

Tahun Cash in tahun Df=36% Df=40% PV cash in PV cash in


(36%) (36%)
1 175.000.000 0,694 0,676 121.450.000 128.520.000
2 195.000.000 0,482 0,457 93.990.000 89.115.000

PV dari Cash in 215.440.000 204.035.000


PV dari investasi Awal 210.000.000 210.000.000
NPV Proyek +5.440.000 -5.965.000

5.440.000
IRR = 36% + [( 5.8440 .000+5.965 .000 ) x (44% - 40%)]
= 44% + 0,02%
= 44,02 %

Keputusan investasi : memilih proiyek B dari pada proyek A karena IRR proyek B lebih
besar dari proyek A.

9. SOAL UNTUK LATIHAN


9.1 Soal teori
1. Jelaskan pengertian dari pengambilan keputuan (capital investment decision)
2. Ada dua jenis proyek penganggaran modal (capital bugeting), sebutkan dan
jelaskan
3. Sebutkan sebuah contoh untuk proyek independen dan proyek saling eksklusif
4. Jelaskan pengertian dari pengembalian yang normal
5. Apa yang dimaksud dengan biaya kesempatan (opportunity cost)
6. Apa yang dimaksud dengan laba akuntansi dan laba tunai (cash in flow)
7. Jelaskan pengertian dari nilai waktu dari uang
8. Apa yang dimaksud dengan nilai sisa atau nilai residu investasi atau aktiva
9. Apa yang dimaksud dengan NPV positif dan NPV negatif
10.Apa yang dimaksud dengan investasi (inflation)

9.2 Soal kasus


1. Isilah kolom ditolak atau diterima dari tabel yang berikut ini:
N Metode Hasil Standar Ditolak
o penilaian peneilaian pengukuran atau
penilaian Diterima

1 Pbp 2 tahun 2,5 tahun


2 ARR 30% 28%
3 NPV Positif Positif
4 IRR 25% 23%

2. sebuah perusahaan sedang mengevaluasi sebuah investasi proyek dengan nilai


investasi awal sebesar Rp. 400.000.000 dengan nilai residu nol. Umur ekonomis
adalah 4 tahun, selma umur ekonomis diperkirakan dapat memperoleh laba bersih
setelah pajak pada tahun ke 1 Rp. 90.000.000, tahun ke 2 Rp. 70.000.000, tahun ke
3 Rp. 30.000.000, dan tahunke 4 Rp. 10.000.000. penyusutan atau depresiasi
dengan jumlah yang sama besarnya yaitu Rp. 100.000.000 setiap tahun.
Diminta :
a. hitunglah laba akuntansi dan laba tunai setiao tahun
b. hitunglah Pbp
c. hitunglah ARR
d. hitunglah NPV, apabila tingka diskonto 20% per tahun dengan menggunakan
metode NPV.
e. Hitunglah IRR adalah 20% dan 22%
3. Rencana investasi proyek dengan nilai investasi awal Rp. 200.000.000. umur proyek
2 tahun dengan nilai residu Rp. 20.000.000. arus kas masuk yang diperkirakan
setiap tahun selama 2 tahun adalah sama besarnya yaitu Rp 150.000.000 tingkat
diskonto adalah 18% per tahun.
Diminta:
Hitunglah NPV dengan menggunakan metode NPV.
BAB 8
BIAYA STANDAR

1. ALASAN BIAYA STANDAR DITERAPKAN

Biaya standar (standard cost) adalah biaya yang seharusnya terjadi untuk membuat atau
memproduksi barang atau jasa, dan biaya standar sudah ditentukan sebelum proses
produksi dimulai atau dilakukan.

Ada dua alasan untuk menetapkan biaya standar, yaitu:

1. Perencanaan dan pengendalian


Sistem biaya standar dapatmemperbaiki perencanaan dan pengendalian, serta
memperbaiki ukuran kinerja dengan kata lain biaya standar yang ditentukan lebih dahulu
sebagai perencanaan kemudian dibandingkan dengan biaya aktual sebagai dasar
pengukuran kinerja dan pengendalian biaya.
2. Perhitungan harga pokok produk
Dalam sistem biaya standar, biaya- biaya yang dibebankan pada produk dengan
menggunakan standar harga dan kualitas untuk ketiga biaya produksi: bahan baku
langsung upah tenaga keja langsung dan biaya overhead. Standar harga mengacu pada
jumlah harga yang seharusnya dibayar untuk jumlah input yang digunakan, sedangkan
standar kualitas mengacu pada jumlah input yang seharusnya digunakan per unit
output(atau keluaran).

2. JENIS-JENIS STANDAR DAN BIAYA STANDAR PER UNIT


Secara umum ada dua jenis standar: standar ideal dan standar yang saat ini tercapai.standar
ideal membutuhkan efisien maksimum dan hanya dapay dicapai jika segala sesuatu
beroperasi secara efisien . misalanya , tidak ada mesin rusak , menganggur atau kurangnya
keterampilan untuk melakukan suatu aktivitas. Standar yang saat ini dapat tercapai artinya
segala sesuatu dilakukan secara efisien, tetapi diberikan kelonggaran untuk kerusakan
normal , gangguan , kurangnya keterampilan dan lain-lain dalam batas normal. Disarankan
agar menggunakan standar yang saat ini dapat tercapai, karena jika terlalu ideal membuat
pekerja frustasi yang pada gilirannya menurunkan kinerja.
Biaya produksi standar per unit adalah biaya bahan baku tenaga kerja langsung. Dan
overhead untuk setiap unit produk. Biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga langsung
(atau upah langsung) bersifat variabel sedangkan overhead bersifat variabel dan tetap
( atau biaya campuran).

3. ANALISIS VARIASI, PENCATATAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN


Seperti yang telah dijelaskan tentang biaya standar merupakan biaya yang seharusnya
terjadi dan ditentukan sebelum proses produksi dilaksanakan. Ketika proses produksi dimulai
dan selsai, berati biaya sesungguhnya ( atau biaya aktual) dapat diketahui, sehingga biaya
aktual dibandingkan dengan biaya standar melahirkan variasi atau selisih. Apabila biaya
standar lebih kecil dari pada biaya aktual merupakan selisih menguntungkan(favorable-F )
dan jika sebaliknya merupakan selisih yang merugikan(unfavorable – U) . pencatatan atau
akuntasi biaya biaya produk merupakan mekanisme mendebet dan mengkredit variasi-
variasi bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Pada
prinsipnya biaya standar bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan overhead
pabrik dicatat keperkiraan barang dalam proses sebesar biaya standar dan variasi yang
menguntungkan dikredit dan variansi biaya produksi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Selisih biaya bahan baku langsung
Selisih biaya bahan baku langsung terdiri dari dua faktor, yaitu: selisih harga bahan baku
dan selisih penggunaan ( atau pemakaian ) bahan baku. Selisih bahan baku(materials
price variance) merupakan perbedaan harga bahan baku standar dan harga bahan baku
aktual (atau harga beli aktual) dan yang bertanggung jawab atas selisih harga bahan
baku adalah agen pembeli dan bagian pembeli dalam perusahaan.
Selisih penggunaan bahan baku materials usage variance) adalah perbedaan antara
bahan baku langsung pakai yang digunakan ( atau aktual) dan penggunaan bahan baku
standar. Yang bertanggungjawab atas selisih penggunaan bahan baku adalah sebagaian
produksi dalam perusahaan.
2. Selisih biaya tenaga kerja langsung
Selisih biaya tenaga kerja langsung terdiri dari dua faktor, yaitu: selisih tarif upah
langsung dan selisih efisiensi tarif upah langsung.
Selisih upah langsung (direct labor rate variance) merupakan perbedaan upah tenaga
kerja aktual ( atau yang dibayar kepada pekerja ) dan biaya standar upah tenaga kerja
yang bertanggung jawab atas selisih tarif upah adalah manajer produksi dalam
perusahaan.
Selisih efisiensi upah (direct labor efficiency variance) merupakan perbedaan jam tenaga
kerja aktual dan jam tenaga kerja standar dan yang bertanggung jawab atas selisih
efisiensi upah juga manajer produksi.
3. Selisih overhead (atau overheadmanufakturing).
Selisih overhead terdiri dari dua faktor, yaitu: selisih overhead variabel dan selisih
overhead tetap. Selisih overhead variabel merupakan selisih antar tarif overhead aktual
dan tarif overhead standar.selisih overhead variabel dibagi lagi menjadi dua , yaitu:
selisih pengeluaran overhead variabel dan selisih efisiensi overhead. Selisih overhead
tetap merupakan perbedaaan antara overhead tetap aktual dengan overhead tetap yang
dibebankan ( overhead tetap yang dibebankan di peroleh tarif standar,overhead tetap
dikalikan dengan jam standar upah langsung yang diizinkan ). Selisih overhead tetap
dibagi lagi mejadi dua , yaitu : selisih pengeluaran overhead tetap dan selisih efisiensi
overhead tetap, yang bertanggung jawab atas selisih overheadnvariabel dan tetap
adalah departemen produksi melalui manajer produksi.

Ilustrasi
Analisis variasi dan pencatatan biaya bahan baku langsung, upah langsung, dan overhead.
Biaya standar dari sebuah perusahaan manufaktur untuk tahun 2012 yang
memproduksi suatu jenis produk dan menggunakan satu jenis bahan baku untuk setiap unit
produk, adalah sebagai berikut:

Bahan baku langsung 2 kg @Rp 5000 Rp 10.000


Tenaga kerja langsung 0.5 jam @ Rp 10.000 Rp 5.000
Overhead tetap 0,5 jam @ Rp 2.000 Rp 1.000
Overhead variabel 0,5 jam @ 4.000 Rp 2.000
Biaya standar per unit Rp 18.000

Tarif overhead berdasarkan jam tenaga kerja langsung, aktivitas normal pada tahun 2012
adalah 2500 jam tenaga kerja langsung data – data biaya dan produksi pada tahun 2012,
yaitu :

Jumlah yang diproduksi 6.000 unit


Bahan baku yang dibeli dan digunakan 11750 kg Rp 61.100.000
Tenaga kerja langsung 2900 jam Rp 29.580.000
Overhead tetap Rp 6.000.000
Overhead variabel Rp 10.500.000

Diminta
a. Hitunglah variansi harga bahan baku, variansi penggunaan bahan baku dan
jurnal yang diperlukan untuk mencatat variasi – variasi tersebut.
b. Hitunglah variansi tarif tenaga kerja langsung, variansi efisiensi tenaga kerja
langsung, dan jurnal untuk mencatat variansi- variansi tersebut
c. Hitunglah variansi pengeluaran overhead variabel, variabel efisiensi overhead
variabel, variansi pengeluaran overhead tetap , variansi efisiensi overhead tetap,
dan jurnal mencatat variansi – variansi tersebut.

Jawab
a. 1. Rumus untuk menghitung variansi harga bahan baku
VHB = ( HA per satuan – HS per satuan ) KA persatuan
2. Rumus untuk menghitung variansi penggunaan bahan baku
VPB = ( KA per satuan – KS per satuan ) HS persatuan
Keterangan :
VPB = Varian penggunaan bahan baku
KA = Kuantitas aktual bahan baku per satuan
KS = Kuantitas standar bahan baku per satuan
HS = harga standar bahan baku per satuan
Maka
VHB = ( 11.750Kg – 12.000Kg*) 11.750
= Rp. 1.250.000 F
*2Kg x 6.000 unit = 12.000Kg

b. 1 Rumus untuk menghitung variansi tarif tenaga kerja langsung


VTTKL = ( TATKL per jam – TSTKL per jam ) AJTKL

Keterangan:
VTTKL = Variansi tarif tenaga kerja langsung
TATKL = Tarif aktual tenaga kerja langsung
TSTKL = Tarif standar tenaga kerja langsung
AJTKL = Aktual jam tenang kerja langsung
Maka
VHB = (Rp. 10.200* - Rp. 10.000) 2.900
= Rp. 580.000 U
29.580 .000
* 2.900 jam = 5.200

2 Rumus untuk menghitung variansi efisiensi tenaga kerja langsung


VETKL = ( AJTKL – SJTKL ) TSTKL per jam
Keterangan
VETKL = Varian efisiensi tenaga kerja langsung
AJTKL = Aktual jam tenaga kerja langsung
SJTKL = Standar jam tenaga kerja langsung
TSTKL = Tarif standar tenaga kerja langsung
Maka
VETKL = ( 2.900 jam - 3.000 jam*) Rp. 10.000
= Rp. 1.000.000 F
*0,5 jam x 6.000 unit = 3.000Kg

c. 1 variansi pengeluaran overhead variansi (VPOV) => Tanpa rumus


overhead actual ( tetap dan variabel ) 6.000.000 + 10.500.000 Rp. 16.500.000
overhead tetap pada kapasitas normal 2500 jam x Rp 200 (5.000.000)
overhead variabel sesungguhnya (atau aktual) Rp. 11.500.000
overhead variabel pada kapasitas aktual 2900 jam x Rp 4000 (11.600.000)
variansi pengeluaran overhead variabel Rp
100.000 F

2 Rumus untuk menghitung variansi efisien overhead variabel.


VEOV = (KA – KS ) TSOV

Keterangan
VEOV = Variansi efisiensi overhead variabel
KA = Kapasitas aktual
KS = Kapasitas standar
TSOV = Tarif, standar overhead variabel

Jika kapasitas aktual (KA) lebih besar dari KS adalah U, jika sebaliknya adalah F, maka:
VEOV =(2900 JAM – 3000 Jam) Rp 4000
= Rp 400.000 F

3 Rumus untuk menghitung variansi pengeluaran overhead tetap


VPOT =( KA – KN ) TSOT => (2.900 jam – 2.500 jam) x RP. 2.000 = Rp.80.000 F
4 Rumus untuk menghitung variansi efisiensi overhead tetap
VEOT = (KA – KS ) TSOT

Keterangan
VEOT = Variansi efisiensi overhead tetap
KA = Kapasitas aktual
KS = Kapasitas standar
TSOT = Tarif standar overhead tetap

Jika KA lebih besar dari KS adalah U, jika sebaliknya F.


Maka:
VEOT = (2900 jam – 3000 jam ) x Rp 2.000
= Rp 200.000 F

Jumlah mencatat variansi – variansi jawaba a, b, dan c.

a. Variansin harga bahan baku langsung (VHB)


Persediaan bahan baku (D) Rp 58.750.000
(11750 Kg x Rp 5000)
Variansi harga bahan baku (VHB) (K) Rp
2.350.000
Hutang dagang/ kas (K) Rp
61.100.000
Keterangan : pada saat membeli bahan baku langsung

Variansi penggunaan bahan baku langsung (VPB)


Barang dalam proses Rp 60.000.000
(12.000 kg X Rp 5000)
Variansi penggunaan bahan baku (VPB) Rp. 1.250.000
Persediaan bahan baku Rp.
58.750.000
Keterangan : pada saat bahan bakku dimasukkan dalam proses produksi.
b. Variansi tarif tenaga kerga langsung (VTTKL Dan variansi efisiensi tenaga kerja
langsung(VETKL) dibebankan kedalam proses produksi.
Barang dalam proses Rp 30.000.000
(3rb jam x Rp.10rb )
Variansi tarif tenaga kerja langsung (VTTKL) Rp 580.000
Variansi efisiensi tenaga kerja langsung (VETKL) Rp 1.000.000
Utang jagi dan upah RP
29.580.000
c. Variansi pengeluaran overhead variabel (VPOV), Variansi efisien overhead
variabel(VEOV), Variansi pengeluaran overhead tetap (VPOT), dan variansi efisien
overhead tetap dibebankan kedalam proses produksi.
Barang dalam proses Rp 18.000.000
{6000 unit x (Rp 2000 + Rp 1000)}
Variansi pengeluaran overhead variabel(VPOV) Rp 100.000
Variansi efisiensi overhead variabel (VEOV) Rp 400.000
Variansi pengeluaran overhead tetap (VPOT) Rp 800.000
Variansi efisien overhead tetap (VEOT) Rp 200.000
Overhead pabrik aktual Rp
16.500.000
4. BAURAN BAHAN BAKU
Jenis variansi yang telah dibahas diatas adalah variansi – variansi yang menggunakan
bahan baku satu jenis untuk satu suatu jenis produk tertentu. Apabila menggunakan lebih
dari satu jenis bahan baku untuk satu jenis produk tertentu akan menimbulkan selisih
komposisi bahan baku ( material mix variance) adalah penyimpangan komposisi standar
dengan komposisi aktual( atau sesungguhnya). Selisih hasil(yield variance) adalah
penyimpangan presentase hasil standar dengan presentase hasil aktual . selisih hasil
yang terjadi terdiri dari selisih bahan baku , selisih hasil tenaga kerja langsung, dan
selisih overhead pabrik. Selisih komposisi bahan baku, selisih hasil bahan baku, selisih
hasil tenaga kerja langsung, dan selisih overhead dapat sebagai hasil yang
menguntungkan (F) dan yang merugikan(U).

Ilustrasi

Selisih komposisi bahan bakudan selisih hasil


Data – data biaya standar untuk memproduksi 5 unit barang adalah sebagai berikut:
- Bahan baku X sebanyak 6 Kg dengan harga Rp 1500 Per Kg
- Bahan baku y sebanyak 4 Kg dengan harga Rp 2000 per Kg
- Tenaga kerja langsung Rp 15.000
- Overhead ( tetap dan variabel ) Rp 20.000
- Selama bulan desember tahun 2012 telah diproduksi 4.550 unit barang dengan
mengunakan bahan baku X 5.200 Kg dan bahan baku Y Rp 3.800 Kg

Diminta :

a. Selisih komposisi bahan baku (materials mix variance)


Tabel :
Kompos Selisih
Jenis %kompo isi Komposi Selisih Harga komposisi
bahan sisi standar s aktual komposi standar bahan
baku srandar bahan bahanb si bahanb baku yang
bahanba baku aku bahanb aku per diminta
ku (2) x aku (kg) kg (5) x (6)
9.000 (3) –(4)
Kg
1 2 3 4 5 6 7
X 60%* 54.000 5.200 kg 200 kg Rp. 1.500 Rp. 300.000
Y 40%* Kg 3.800 kg 200 kg Rp. 2.000 F
36.000 Rp. 400.000
kg U
100% 90.000 9.000 kg - - Rp. 100.000
kg U

Bahan baku standar x sebanyak 6 Kg setiap 5 unit produk


Bahan baku standar y sebanyak 4 Kg setiap 5 unit produk
Total bahan baku x dan y sebanyak 10 Kg setiap 5 unit produk

6
 Komposis standar bahan baku X = 10 x 100% = 60%

4
 Komposis standar bahan baku Y = 10 x 100% = 40%

Catatan
Jika, komposis standar lebih besar dari komposisi aktual (dalam Kg) adalah
menguntungkan (F) , jika , sebaliknya merugikan (U)

b. 1 Rumus untuk menghitung variansi bahan baku


VHB = ( HA Per satuan - HS per satuan) HrSb persatuan

Keterangan :
VHB = Varian hasil bahan baku
HA = Harga aktual barang diproduksi
HS = Harga standar barang diproduksi
HrSB = Harga rata – rata standar bahan baku

Maka
VHB = (4.550 unit – 4.500 unit*) Rp. 3.400**
= Rp. 170.000 F
61.100 .000
11.750 Kg = 5.200
*presentase hasil untuk 5 unit barang dibutuhkan bahan baku X dan Y sebanyak 6Kg + 4
Kg
5
= 10 Kg, maka presentase hasil 10 x 100% = 50% maka HS = 50% x 9.000 kg =

4.500 Kg
( 6 x 1.500 ) (4 x 2.000)
**harga rata – rata bahan baku persatuan = 6 +4 : 5 unit = Rp. 3.400

2 Rumus untuk menghitung variansi hasil tenaga kerja langsung


VHTKL = (Ha dalam satuan - HA dalam satuan ) Trs TKL per satuan
Keteranga :
VHTKL = Variansi hasil tenaga kerja langsung
HA = Harga aktual barang diproduksi
HS = Harga standar barang diproduksi
Trs TKL = Tarif rata – rata standar tenaga kerja langsung
Maka
VHTKL = (4.550 Unit – 4.500 unit ) Rp. 3000*
= Rp. 150.000 F
*Rp. 150.000 : 5 = Rp. 3.000

3 Rumus untuk menghitung selisih hasil overhead


VHO =(Ha dalam satuaan – HS dalam satuan) Tr SO per satuan
Keterangan:
HA = Harga aktual barang diproduksi
HS = Harga standar barang diproduksi
Tr SO = Tarif rata – rata standar overhead
Maka
VHO = (4.550 unit -4.500 unit) Rp. 4.000*
= Rp. 200.000 F
*Rp. 200.000 : 5 = Rp. 4.000

5. LAPORAN LABA RUGI


Laporan laba rugi bagi perusahaan yang menggunaakan biaya standar dalam
menghitung biaya produksi, variasi – variasi biaya produksi yang timbul diperlakukan
sebagai penambahan laba kotor untuk variasi yang merugikan. Barikut ini adalah bagan
laporan laba rugi perusahaan yang menggunakan biaya standar:

Laporan laba rugi


Penjualan
Rp. xxxx
Harga pokok penjualan standar
xxxx
Laba kotor standar
Rp. xxxx

Penyesuaian laba kotor standar


Variansi yang menguntungkan Rp. xxxx
Variansi yang merugikan xxxx
xxxx
Laba kotor yang disesuaikan Rp
xxxx
Beban operasi
Beban penjualan -
Beban penjualan Rp xxxx
Beban umum dan administrasi xxxx
xxxx
Laba bersih sebelum
Rp. xxxx
Beban bunga
xxxx
Laba bersih sebelum pajak Rp.
xxxx
Pajak penghasilan
xxxx
Laba bersih sesudah pajak Rp.
xxxx

6. SOAL KAJI ULANG


Selisih biaya produksi jurnal dan laporan laba rugi variansi baiya produksi, jurnal dan
laporan laba rugi sebuah perusahaan yang menggunakan biaya standar, dengan biaya
standar per unit, adalah sebagai berikut:
Bahan baku langsung 3 Kg @ Rp. 10.000 Rp. 30.000
Tenaga kerja langsung 0,4 jam@ Rp. 20.000 8.000
Overhead tetap 0,4 jam@ Rp. 4.000 1.600
Overhead variabel 0,4 jam @ Rp. 8.000 3.200 +
Biaya standar per unit Rp. 42.800

Tarif overhead tetap berdasarkan jam tenaga kerja langsung dan kapasitas normal
perusahaan pada tahun 2012 adalah 2600 jam tenaga kerja langsung.
Informasi biaya dan produksi yang terjadi pada tahun 2012:
Jumlah barang yang diproduksi sebanyak 7000 unit
Tenaga kerja selama 2.650 jam Rp.
55.650.000
Overhead tetap
11.000.000
Overhead variabel
15.000.000
Bahan baku yang dibeli dan digunakan 22.000 kg
231.000.000

Dimita :
a. Hitunglah selisih harga bahan baku, selisih pengunaan bahan baku, dan jurna untuk
membuat selisih – selisih tersebut.
b. Hitunglah selisih tarif upah langsung (atau tenaga kerja langsung), selisih efisiensi
tenaga kerja langsung, dan jurnal untuk mencatat selisih – selisih tersebut.
c. Hitunglah selisih pengeluaran overhead variabel, selisih pengeluaran overhead tetap ,
dan jurnal untuk mecatat selisih – selisih tersebut
d. Pada tahun 2012 telah terjual sebanyak 6000 unit dengan harga jual Rp. 80.000 per
unit, biaya penjualan Rp. 60.000.000 dan biaya umum Rp. 70.000.000. beban bunga
Rp. 11.000.000 dan tarif pajak penghasilan 28%. Siapkan lah laporan laba rugi tahun
2012.

Jawab :

a. 1 variansi harga bahan baku (VBH) =(HA per satuan – HS per satuan) KA per
satuan
= (Rp. 10.500* - Rp. 10.000) 22.000
=Rp. 11.000.000 **U
Rp .231.000 .000
* 22.000 kg = Rp. 10.500

** Apabila HA persatuan lebih besar dari HS persatuan adalah U (merugika) dan


jika sebaliknya menguntungkan (F).

2 variansi penggunaan bahan baku(VBH) = (KA per satuan – KS per satuan ) HS


persatuan
= ( 22.000 kg – 21.000 kg*) Rp. 10.000
= Rp. 10.000.000 U**
*KS = 3kg x 7000 unit = 21.000 kg
** Apabila KA lebih besar dari KS sebagai yang merugikan (U), jika sebaliknya
mengeuntungkan (F).

3 jurnal variasi harga beli


Persediaan bahan baku Rp.220.000.000
(22.000 kg x Rp 10.000)
Variansi penggunaan bahan baku Rp. 11.000.000
Utang dagang/kas Rp. 231.000.000
Jurnal variansi penggunaan bahan baku
Barang dalam proses Rp. 210.000.000
(21.000 kg x Rp. 10.000)
Variansi penggunaan bahan baku Rp. 10.000.000
Persediaan bahan baku Rp. 220.000.000
b. 1 . variansi tarif tenaga kerja langsung (VTTKL) = ( TA per satuaan – TS per
satuan)AJTKL
=(Rp. 21.000* - Rp.20.000) 2650 jam
= Rp. 2.650.000 U*
RP .55.650 .000
* 2.650 Jam = Rp. 21.000

** Apabila TA per satuan lebih besar dari TS per satuan dianggap sebagai yang
merugikan (U) , jika sebaliknya menguntungkan (F)
2 variansi efisiensi tenaga kerja langsung = (AJTKL – SJTKL) TSTKL per jam
= (2.650 jam – 2.800 jam*)
= Rp. 3.000.000 F**
*0,4 jam x 7.000 unit = 2800 jam
** Apabila AJTKL lebih besar dari SJTKL berarti merugikan (U) , jika sebaliknya
menguntungkan (F).
3 jurnal variansi tarif tenaga kerja langsung dan variansi efisiensi tenaga kerja langsung
yang dibutuhkan ke produksi.
Barang dalam proses Rp. 56.000.000
(7.000 jam x Rp. 8.000)
Variansi tarif tenaga kerja langsung 2.650.000
Variansi efisiensi tenaga kerja langsung Rp. 3.000.000
Untung gaji atau upah Rp. 556.650.000

c. 1. Variansi pengeluaran overhead variabel


Overhead actual (tetap dan variabel)* Rp. 11.000.000 + Rp. 15.000.000 Rp.
26.000.000
Overhead pada kapasitas normal 2.600 jam x Rp. 4.000
10.400.000
Overhead variabel actual Rp.
15.600.000
Overhead variabel pada kapasitas aktual 2650 jam x Rp. 8.000
21.200.000
Variansi pengeluaran overhead variabel Rp.
5.600.000 F

2 variansi efisiensi overhead variabel (VEOV) = (KA – KS ) TSOV

=(2650 jam – 2600 jam) Rp.8000

= Rp. 1.200.000 F

*jika kapasitas aktual (KA) lebih besar dari KS berarti menguntung (U) dan jika sebaliknya
merugikan (F).

3 Variansi pengeluaran overhead tetap (VPOT) = (KA – KS )TSOV

= (2.650 jam – 2600 jam) Rp. 4.000

= Rp. 200.000 F*

*jika KA lebih besar dari pada KN merupakan yang menguntukan (F), jika sebaliknya
merugikan (U).

4 Variansi efisiensi overhead tetap (VEOT) = (KA – KS ) TSOT

= ( 2.650 Jam – 2.800 jam) Rp.4.000

= Rp. 600.000 F

5 jurnal variansi pengeluaran overhead variabel , variansi efisiensi overhead variabel,


variansi pengeluaran overhead ttetap, dan variansi efisiensi overhead tetap.
Barang dalam proses Rp. 84.000.000

(7.000 unit x ( Rp. 1.600 + Rp 3.200)

Variansi efisiensi overhead variabel Rp. 1.200.000

Variansi efisiensi overhead tetap Rp. 600.000

Variansi pengeluaran overhead variabel Rp. 5.600.000

Variansi pengeluaran overhead tetap Rp. 1.200.000

Overhead yang di bebankan Rp.


78.700.000

d. Laporan laba rugi tahun 2012


Penjualan 6000 unit x Rp. 80.000 Rp.
480.000.000
Harga pokok standar 6000 unit x Rp. 42.800
Rp.256.800.000
Laba kotor standar Rp.
223.200.000
Penyesuaian laba kotor
Variansi yang menguntungkan (F)
1. Variansi efisiensi tenaga kerja langsung Rp. 3 000.000
2. Variansi pengeluaran overhead variabel 5.600.000
3. Variansi efisiensi overhead variabel 1.200.000
4. Variansi overhead tetap 200.000
5. Variansi efisiensi oberhead tetap Rp. 600.000
Total variansi yang menguntungkan (F) Rp.
10.600.000
Variansi yang merugikan (U)
1. Variansi harga bahan baku Rp. 11.000.000
2. Variansi penggunaan bahan baku 10.200.000
3. Variansi tarif uapah langsung Rp. 2.650.000
Total variansi yang merugikan (U) Rp.
23.650.000
Variansi bersih merugikan(U) Rp.
13.050.000
Laba kotor yang disesuaikan Rp.
210.150.000
Beban operasi
Beban penjualan Rp. 60.000.000
Beban umum Rp.70.000.000 Rp. 130.000.000
Laba bersih sebelum bunga dan pajak Rp. 80.150.000
Beban bunga
11.000.000
Laba bersih sebelum pajak 69.150.000
Pajak penghasilan 28% x Rp. 69.150.000 19.362.000
Laba bersih sesudah pajak Rp. 49.788.000

7 . SOAL UNTUK LATIHAN

7.1 Soal Teori


1. jelaskan definisi biaya standar
2. sebutkan dan jelaskan jenis biaya produksi
3. ada dua alasan bagi perusahaan untuk menetapkan biaya standar sebutkan dan
jelaskan
4. sebutkan dan jelaskan jenis – jenis standar
5. apa yang dimaksud dengan biaya produksi standar per unit
6. siapa yang bertangungjawab atas terjadinya selisih harga bahan baku dan selisih
pemakaian bahan baku
7. siapa yang bertanggung jawab atas terjadinya selisih tarif upah langsung dan selisih
efisiensi upah langsung
8. apa yang dimaksud dengan selisih hasil dan selisih komposis bahan baku
9. apabiala baiay produksi standar lebih besar dari pada biaya produksi aktual meruakan
kerugian (unfavorable), jelaskan alasannya, mengapa demikian
10.variansi – variansi biaya produksi baik menguntungkan maupun merugikan disesuaikan
terhadap laba kotor pada saat menyusun laporan laba rugi . apa yang dimaksud
dengan disesuaikan terhadap laba kotor, jelaskan

7.2 Soal Kasus


1. Menghitung selisih komposis bahan baku dan selisih hasil
Untuk menghasilkan produk A menggunakan dau jenis bahan baku x dan y. Data –
data biaya produksi standar untuk memproduksi 4 unit produk A, adalah sebagai
berikut:
Bahan baku x sebanyak 7 kg dengan harga Rp.30.000 per kg
Bahan baku y sebanyak 3 kg dengan harga Rp. 40.000 per kg
Tenaga kerja langsung Rp. 300.000
Overhead variabel dan tetap Rp. 400.000
Selama bulan desember 2012 terdapat informasi:
Jumlah produk A yang telah diproduksi sebanyak 4200 unit
Baha baku yang digunakan terdiri dari : bahan baku x 6000 kg dan
Bahan baku sebanyak 4000 kg.
Diminta :
a. Hitunglah komposisi bahan baku
b. Hitunglah selisih hasil bahan baku, selisih tenaga kerja langsung dan selisih hasil
overhead.

2. Variansi biaya produksi dan laporan laba rugi


Data – data biaya produksi standar untuk membuat satu jenis produk pada tahun
2012 adalah sebagai berikut:
Bahan baku langsung 4 kg @ Rp. 5.000 Rp. 20.000
Tenaga kerja langsung 0,5 jam @ Rp. 10.000 5.000
Overhead variabel 0,5 jam @ Rp. 4.000 2.000
Overhead tetap 0,5 jam @ Rp. 2.000
1.000
Biaya produksi standar per unit Rp.
28.000

Kapasitas normal produksi per tahun adalah 3000 jam tenaga kerja langsung . data – data
biaya produksi aktual tahun 2012 adalah sebagai berikut:
Jumlah produk yang diperoduksi sebanyak 1000
unit
Bahan baku yang dibeli dan digunakan 11.800 kg sebesar Rp.
584.100.000
Tenaga kerja langsung selama 4.990 jam sebesar
24.700.500
Overhead pabrik variabel
19.760.000
Overhead tetap
6.400.000

Informasi penjualan proyek pada tahun 2012 yaitu telah dijuala sebanyak 9.000 unit
dengan harga Rp. 60.000 per unit.
Beban penjual Rp. 50.000.000 dan bahan umum Rp. 70.000.000
Beban bunga Rp. 10.000 dan pajak penghasilan 28%.

Diminta :
a. Hitunglah selisih harga bahan baku dan selisih efisiensi upah langsung
b. Hitunglah selisih tarif upah langsung dan selisih efisiensi upah langsung
c. Hitunglah selisih pengeluaran overhead variabel , selisih efisiensi overhead variabel,
selisih pengeluaran overhead tetap, dan selisih efisiensi overhead tetap
d. Siapkan laporan laba rugi.

BAB 9
MANAJEMEN PERSEDIAAN TRADISIONAL DAN
JUST IN TIME
1. MANAJEMEN PERSEDIAAN TRADISIONAL

Definisi persediaan (inventory) untuk perusahaan manufaktur adalah uang yang dihabiskan
organisasi untuk mengubah bahan baku (atau bahan mentah) menjadi barang jadi.
Persediaan bahan baku (raw materials inventory) untuk perusahaan manufaktur dengan
sistem tradisional harus tersedia dalam jumlah yang cukup untuk menghindari hal – hal yang
tidak diinginkan disebut manajemen persediaan tradisional. Namun demikian, perlu
diketahui bahwa persediaan yang cukup besar menelan biaya penyimpanan yang cukup
besar juga, yang pada gilirannya mengurangi laba yang diperoleh perusahaan. Dan
perusahaan yang memiliki persediaan yang ditinggi dibandingkan persaingan cenderung
berada pada posisi kompetitif yang lemah. Ada dua kelompok biaya persediaan (inventory
cost) yaitu:
Biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Biaya pemesanaan (ordering cost – OC)
adalah biaya – biaya untuk menempatkan dan menerima pesanan ( biaya administrasi dam
dokumen), biaya asuransi untuk pengiriman dan biaya pembongkaran. Biaya penyimpanan
persediaan ( carrying cost – CC) adalah biaya – biaya untuk menyimpan persediaan .
contohnya asuransi pajak persediaan, biaya penanganan , biaya keuangan, sewa ruang
penyimpanan, dan biaya peluang dari dana yang terikat dalam persediaan.

2. KUANTITAS PESANAN EKONOMIS DAN PEMESANAN KEMBALI


Kuantitass atau jumlah pesanan ekonomis (economic order quantity – EOQ) adalah jumlah
yang seharusnya dipesan ( atau diproduksi) untuk minimalkan biaya persediaan
(inventory cost). Biaya persediaan adalah total biaya pemesanan ditambah biaya
penyimpanan.
Rumus untuk menghitung kuantitas pesanan ekonomis (EOQ) yaitu:

Rumus : EOQ = √ 2 x D x OC
CC

Keterangan:
EOQ = kuantitas atau jumlah pesanan ekonomis
D = permintaan atau persediaan yang dibutuhkan dalam priode tertentu
( biasanya satu tahun).
OC = biaya pemesanan persediaan
CC = biaya penyimpanan ( atau biaya persiapan)

Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa total biaya persediaan adalah biaya
pemesanan (ordering cost - OC) ditambah biaya penyimpanan (carrying cost – CC)

Jumlah biaya pemesanan (OC) = frequensi pemesanan X biaya pemesanan setiap kali
memesan
Jumlah biaya penyimpanan(CC) = kuantitas persediaan rata –rata (Q/2) X biaya penyimpanan
satiap satu unit persediaan.
Pemesanan kembali (re – order porint – ROP) adalah titik waktu dimana sebuah pesanan baru
dilakukan kembali. Hal ini merupakan fungsi EOQ, waktu tunggu (lead time), dan dimana
tingkat persediaan hampir habis. Waktu tunggu (lead time) adalah waktu yang diperlukan
untuk menerima kuantitas pesanan setelah pesanan dilakukan , sering kali setelah pesanan
kembali dilakukan, tidak ada kepastian atas persediaan yang dipesan. Misalnya , karena
kemacetan, kondisi cuaca yang buruk dan lain – lain yang membuat pesanan tidak tepat
diterima pada saat persediaan sudah hampir habis. Untuk mengatasi ketidak pastian ini perlu
perusahaan mengadakan persediaan pengamanan. Persediaan pengamanan (safety stock)
adalah persediaan ekstra yang disimpan sebagai jaminan atas fluktuansi pemesanan dengan
rumus perhitungan sebagai berikut:

Safety stock = (penggunaan maksimal – rata - rata penggunaan) X lead time (waktu tunggu)
Maka , ROP = (tingkat rata – rata penggunaan X lead time)

Ilustrasi
Menghitung EOQ, ROP, safety,dan Inventory cost.
bahan baku yang dibutuhkan suatu perusahaan adalah 10.000 unit per tahun. Biaya pesanan
setiap kali memesan Rp. 250.000, sedangkan biaya penyimpanan dari rata – rata persediaan
adalah Rp. 20.000 setiap unit.

Diminta :
a) Hitunglah EOQ dan biaya EOQ, hitung juga persediaan untuk 10 kali, 25 kali memesan
b) Asumsikan bahan yang digunakan setiap hari maksimal 60 unit, penggunaan rata – rata
bahan baku satiap hari 50 unit . waktu tunggu pesanan adalah 4 hari . hitunglah safety
stock dan ROP

Jawab :
a) 1. Menghitung EOQ

EOQ = √ 2 x 10.000 x 250.000


20.000 = √ 250.000 = 500 Unit
2 Menghitung biaya persediaan EOQ
Biaya pemesanan = 20* x Rp. 250.000 = Rp. 5.000.000
Biaya penyimpanan = 500/2 x Rp. 20.000 = 500.000
Jumlah biaya persediaan pada EOQ ( 20 kali memesan) Rp. 5.500.000

10.000 unit
*pesanan setiap tahun sebanyak 20 kali pemesanan = 500 unit = 20 kali

**Artinya biaya persediaan paling ekonomis sebanyak 20 kali memesan dan jumlah
tiap kali memesan 500 unit dengan total biaya persediaan paling minimal ( atau
ekonomis) Rp. 5.500.000
3. Biaya persediaan 10 kali memesan:
Biaya pemesanan 10 x Rp. 250.000 Rp.
2.500.000
1.000∗¿
Biaya penyimpanan 2 x Rp. 20.000
¿
10.000.000
10.000 unit
* 10 kali = 1.000 unit

Total Rp.
12.500.000

Biaya persediaan 25 kali memesan:


Biaya pemesanan 25 x Rp.250.000 Rp.
6.250.000
400
Biaya penyimpan 2 x Rp. 20.000

4.000.000
10.000 unit
* 25 kali = 400 unit

Total Rp.
10.250.000

b) 1. Menghitung safety stock


Penggunaan maksimal per hari 60 unit
Penggunaan rata – rata tiap hari 50 unit
Selisih (safety stock) 10 unit x 4hari = 40 unit
2 ROP = ( 4 x 50 unit) + 40 unit = 240 unit

3. MANAJEMEN PERSEDIAAN JUST IN TIME


Persediaan jusr in time (JIT) meminimalkan persediaan sampai serendah mungkin dan
menekan biaya persediaan sampai dengan nol. JIT menganggap memiliki persediaan yang
tinggi merupakan pemborosan bahkan ketidakmampuan bersaing yang dimungkinkan karena
kualitas rendah dan harganya mahal. Sistem JIT(just in time manufakturing) adalah suatu
sistem berdasarkan tarikan permintaan yang membutuhkan barang untuk ditarik melalui
sistem permintaan yang ada, bukan didorong kedalam sistem pada waktu tertentu
berdasarkan permintaan yang diantisipasi. Pembeli JIT( Just ini time purchasing)
mensyaratkan para pemasok untuk mengirimkan bahan baku atas suku cadang tepat pada
waktu diproduksi. Produk dan pembelian JIT mewakili usaha terus menerus dalam mengejar
produktivitas melalui penghematan biaya, pengendalian biaya, peningkatan laba, persaingan
harga , kinerja pengiriman yang baik, dan meningkatkan kualitas.

4. KARAKTERISTIK DASAR JIT


Secara umum ada empat karakteristik dasar JIT, yaitu:
1. Tata letak pabrik.
Dalam lingkungan tradisional proses manufaktur secara batch, produk dipindahkan dari
satu kelompok mesin yang sama ke kelompok mesin yang lain. Masing dengan fungsi
yang sama ditempatkan dalam satu area yang disebut departemen, para pekerja
memiliki keahlian spesialisasi . nerneda dengan model JIT, menggunakan pola sel
manufaktur (manufakturing cell) terdiri atas mesin – mesin yang diatur sedemikian rupa,
sehingga dapat digunakan untuk melakukan berbagai operasi secara berurutan. Tiap sel
di persiapkan untuk menghasilkan produk atau kumpulan produk tertentu. Produk
dipindahkan dari satu mesin kemesin lainnya dari awal hingga selesai, sehingga para
pekerja yanmg dibutuhkan bukan spesialisasi, akan tetapi memiliki beberapa keahlian.

Berikut ini digambarkan tata letak manufaktur tradisional dan JIT.

Manufaktur tradisional
Produk A →A →A →A

Produk B →B →B →B
Mesin bubut Alat gerinda Alat peleburan
JIT manufaktur
Gerinda
Gerinda
Bubut peleburan
Bubut peleburan

Produk A barang jadi Produk B barang jadi

2. pengelompokan dan pemberdayaan karyawan


pelatihan pekerja sel untuk melakukan tugas ganda memiliki pengaruh pada relokasi
dukungan pelayanan sel, dengan kata lain para pekerja atau karyawan model JIT
memiliki multi keahlian, bukan terspesialisasi, dan sekaligus memiliki tingkat
partisipasi yang lebih tinggi dalam manajemen organisasi.
3. Total pengendalian kualitas
Total pengendalian kualitas (total quality control – TOC) pada intinya suatu usaha
tanpa henti untuk suatu kualitas sempurna, usaha mendapatkan desai produk, dan
proses manufaktur tanpa cacat. Artinya kualitas yang rendah tidak dapat ditoleransi.
4. Ketelusuran overhead pabrik
Dalam model JIT pembebenan overhead pabrik terproduksi hampir seratus persen
dengan penelusuran langsung (direct tracing) , jika ada penelusuran alokasi dan
penggerak tidak terlalu signifikan menghitung biaya produksi per unit sangat mudah
karna seluruh biaya produksi (bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, dan
overhead ) berdasarkan penelusuran langsung untuk pembebanan biaya produksi ke
produk.

5. KETERBATASAN JIT
Apapun keunggulan suatu metode atau model termasuk JIT, memiliki keterbatasan atau
kelemahan antara lain:
1. Para pemasok mungkin merasa tertekan karena kontak
jangka panjang, memungkinkan perlunya perjanjian yang baru dalam hal menaikan
harga.
2. Bagi pelanggan atau pengecer pada saat tertentu tidak
memperoleh produk yang diinginkan karena mode JIT tidak memiliki banyak persediaan.

Para pekerja atau karjawan perusahaan yang melakukan model JIT, seringkali merasa
tenaganya diperas ketika perusahaan yang bersangkutan beroperasi untuk menghasilkan
produk yang banyak atas permintaan pelanggan. Selain hal diatas , mencari pekerja yang
memiliki beberapa keahliat ganda sangat sulit dan jika pun adaupah atau gaji mereka sangat
tinggi.

6. SOAL KAJI ULANG


Menghitung EOQ, biaya persediaan, ROP, dan persediaan pengaman. Sebuah perusahaan
manufaktur membutuhkan bahan baku dalam 1 tahun sebanyak 80.000 unit. Penggunaan
bahan baku rata – rata 320 unit per hari , sedangkan penggunaan bahan baku maksimal 340
unit per hari. Biaya pemesanaan bahan baku Rp. 1.250.000 setiap kali memesan dan biaya
penyimpanan Rp.500 per unit. Waktu tunggu (lead time) adalah 10 hari.

Diminta:
1. Hitunglah EOQ, dan biaya persediaan pada EOQ.
2. Hitunglah biaya persediaan untuk 2 kali dan 5 kali memesan.
3. Hitunglah safety stock dan ROP.

Jawab :

1. a. √ 2 ×80.000 ×1.250 .000


500 = √ 400.000 .000 = 20.000 unit

b biaya persediaan pada EOQ


biaya pemesanan = 4* × Rp. 1.250.000 = Rp. 5.000.000
20.000
biaya penyimpanan = × Rp. 500 =Rp. 5.000.000
2
biaya persediaan 4 kali memesan =Rp. 10.000.000
80.000unit
20.000unit = 4 kali memesan dalam 1 tahun

2. a . Biaya persediaan 2 kali memesan


biaya pemesanan 2 × Rp. 1.250.000 Rp. 2.500.000
40.000
biaya penyimpanan = × Rp. 500 Rp. 10.000.000
2
biaya penyimpanan 2 kali memesan Rp. 12.500.000
80.000unit
* 5 = 40.000 unit

b . Biaya persediaan 5 kali memesan


biaya pemesanan × Rp. 1.250.000 Rp. 6.250.000
16
biaya penyimpanan × Rp. 500 Rp. 4.000.000
2
biaya persediaan 5 kali memesan Rp.10.250.000
80.000unit
* 5 = 16.000 unit

3. a Safety stock ( persediaan pengaman)


kebutuhan maksimal per hari 340 unit
kebutuhan rata – rata per hari 320 unit
selisih (safety stock) = 20 unit × 10 hari = 200 unit

b ROP = (10 × 320 unit) + 200 unit = 3400 unit

catatan penting:
perusahaan yang memproduksi sendiri komponen atau suku cadang atau bahan
baku( bukan dibeli dari pihak luar) maka biaya pemesanan tidak ada, maka sebagai
gantinya adalah biaya persiapan (set up cost) . biaya persiapan (set up cost) adalah biaya –
biaya untuk menyiapkan peralatan dan fasilitas sehingga dapat digunakan untuk
memproduksi komponen atau suku cadang atau bahan baku tertentu.

7. SOAL UNTUK LATIHAN

7.1 Soal teori


1. Sebutkan definisi persediaan untuk perusahaan manufaktur
2. Ada dua kelompok biaya persediaan, sebutkan dan jelaskan.
3. Apa yang dimaksud dengan ROP dan EOQ.
4. Pada lingkungan manufaktur tradisional bahwa dibutuhkan persediaan yang
cukup tinggi. Apa dampaknya terhadap laba perusahaan.
5. Mengapa persediaan yang tinggi bagi sebuah perusahaan merupakan posisi
yang lemah dalam besaingan pada bisnis, jelaskan alasannya.
6. Jelaskan pengertian dari JIT manufaktur dan JIT pembelian.
7. Ada empat karakteristik dasar dari JIT. Sebutkan dan jelaskan.
8. Jelaskan keterbatasan JIT.

7.2 Soal Kasus


Menghitung EOQ, biaya persediaan, persediaan pengaman, dan ROP.
Sebuah perusahaan membutuhkan bahan baku 80.000 unit setiap tahun.
Biaya pemesanan Rp 1.000.000 setiap kali memesan dan biaya penyimpanan Rp.
400 per unit. Bahan baku yang digunakan setiap hari 220 unit, sedangkan bahan
baku maksimal yang digunakan 225 unit setiap hari. Waktu tunggu adalah 9 hari.

Diminta:
A. Hitunglah EOQ, dan biaya persediaan pada EOQ.
B. Hitunglah biaya persediaan untuk 1 kali,2 kali, dan 5 kali memesan.
C. Hitunglah persediaan pengeman (safety stock dan ROP).

BAB 10
PUSTA PERTANGGUNGJAWABAN DAN PENETAPAN HARGA
TRANSFER

1. PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN
Sisitem akuntansi pertanggungjawaban (responcilibty accounting system) adalah sistem
yang mengukur berbagai hasil yang dicapai setiap pusat pertanggungjawaban menurut
informasi yang dibutuhkan para manajer untung mengoperasikan pusat
pertanggungjawaban mereka. perusahaan yang memiliki beberapa pusat
pertanggungjawaban dapat memilih salah satu dari dua pendekatan pengambilan
keputusan untuk menglola kegiatan mereka yaitu: tersentralisasi dan desentralisasi
.pengambilan keputusan tersentralisasi (centerlized decision making) merupakan berbagai
keputusan dibuat pada berbagai tingkat manajemen pusat( manajemen puncak) dan
manajer pada jenjang yang lebih rendah bertanggungjawab atas pengimplementasian
keputusan tersebut. Pengambilan keputusan terdesentralisasi (decentralized decision
making) adalah praktek pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada jenjang
yang paling rendah. Alasan – alasan untuk melakukan sistem desentralisasi secara umum
ada empat yaitu:

1. Mengumpulkan dan menggunakan informasi lokal


Manajemen puncak tidak terlalu mengetahui kondisi lokal, akan tetapi manajer tingkat
yang lebih rendah lebih menguasai informasi lokal sehingga mereka sering berada
dalam suatu posisi yang lebih baik untuk membuat keputusan lokal.
2. Dengan mendesentralisasikan keputusan – keputusan operasional sehari – heri kepada
manajer yang lebih rendah, maka manajemen pusat lebih fokus menanganin
perencanaan dan pengambilan keputusan strategi. Dengan kata lain, keberlangsungan
hidup jangka panjang perusahaan harus lebih penting bagi manajemen pusat dari pada
operasional sehari – hari.
3. Melatih dan memotifasi para manajer
Setiap organisasi selalu membutuhkan generasi penerus manajer yang lebih tinggi,
artinya manajer lokal atau manajer yang lebih rendah diberikan peluang membuat
keputusan – keputusan penting. Manajer – manajer lokal yang berhasil mengambil
keputusan terbaik akan dipromosikan kemanajer yang lebih tinggi.
4. Meningkatkan daya saing.
Manajer yang lebih renda dapat mengambil keputusan tentang unit yang dipimpinnya
sebagai unit yang mandiri dalam hal menentukan harga dapat bersaing untuk pihak
eksternal dan internal.

2. JENIS – JENIS PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN


Pusat pertanggungjawaban (responsibility center ) merupakan segmen atau devinisi bisnis
yang manajernya bertanggungjawab terhadap serangkaian kegiatan – kegiatan tertentu.
Ada empat jenis utama pusat pertanggungjawaban yaitu:
1. Pusat biaya
Pusat biaya (cost center) dimana manajernya bertenggung jawab hanya terhadap biaya.
Contohnya, manajer departemen produksi.
2. Pusat pendapatan
Pusat pendapatan (revenue center) dimana manjernya bertanggung jawab hanya
terhadap penjual. Contohnya manajer depertemen pemasaran.
3. Pusat laba
Pusat laba (profit center ) dimana manajernya bertanggung jawab hanya terhadap
penjualan dan biaya, contohnya, manajer cabang atau devisi.
4. Pusat investasi (investment center )
Dimana manajernya bertanggung jawab terhadap biaya, penjualan dan investasi .
contohnya, manajer investasi.

3. PENGUKURAN KINERJA PERTANGGUNGJAWAB


Setiap pusat pertanggungjawaban yang telah dijelaskan diatas, harus bertanggungjawab
tentang kegiatan apa yang diembannya, yang pada giliranya mengukur kesuksesan para
manajer pertanggungjawaban yang bersangkutan. Berikut ini penjelasan pengukuran
kinerja masing – masinag pusat pertanggungjawaban, yaitu:
1. Pusat biaya
Fokus kepada efisiensi biaya, seperti membandingkan anggaran atau standar biaya
aktual untuk mengetahui variansi yang terjadi. Disini , manajer pusat biaya juga harus
memahami perhitungan biaya produksi variabel costing dan full costing, atau
memahami tentang biaya aktivitas ( activity based costing – ABC). Sebaiknya diulang
kembali mengenali variabel dan full costing, biaya standar, dan biaya aktivitas yang
telah dibahas pada bab sebelumnya.
2. Pusat pendapatan
Fokus kepada bagaimana meningkatkan penjualan saja, tanpa melihat struktur
perubahan biaya. Namun demikian perlu kordinasi kepada pusat biaya dengan kata lain,
pusat pendapatan berusaha untuk meningkatkan penjualan dari satu priode kepada
periode berikutnya.
3. Pusat laba
Laba adalah selisih penjualan dengan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh laba
tersebut. Pada prinsipnya pusat laba berusaha untuk meningkatkan laba segmen atau
devisi yang dipimpinya masing – masing manajer devisi atau cabang. Laba masing –
masing devisi atau cabang atau anak perusahaan dapat dilihat dari laporan laba rugi
masing – masing unit.

Ilustrasi
Laporan labarugi segmen atau devisi.
Sebuah perusahaan memiliki dua devisi yaitu devisi radio dan televisi.
Informasi berikut ini untuk bulan desember 2011

Keterangan Devisi televisi Devisi radio


Penjualan Rp. Rp. 2.900.000.000
4.000.000.000
Harga pokok penjualamn 2.000.000.000 1.500.000.000
variabel
Overhead tetap langsung 300.000.000 200.000.000
devisi

Tambahan informasi
- Komisi penjualan 5% dari penjualan
- Beban penjualan dan administrasi langsung devisi. Devisi televisi Rp 100.000.000 dan
devisi radio Rp 150.000.000
- Beban penjualan dan administrasi umum seluruh devisi Rp. 200.000.000 dan
overhead umumnya semua devisi Rp. 100.000.000

Diminta:
Siapkan laporan laba rugi segmen atau divisi (metode variabel costing)

Jawab:
Laporan laba rugi segmen ( jutaan rupiah).

Keterangan Devisi Devisi Total


televisi radio
Penjualan 4.000 2.900 6.900
Biaya variabel
Harga pokok penjualan variabel 2.000 1.500 3.500
Komisi penjualan 5% dari penjualan 200 145 345
Total biaya variabel 2.200 1.645 3.845
Laba kontribusi segmen 1.800 1.255 3.055
Biaya tetap langsung
Biaya penjualan dan adm 100 150 250
Laba bersih segmen 1.700 1.105 2.805
Beban penjualan dan administrasi umum 200
Beban overhead umum 100
Total beban umum 300
Laba bersih perusahaan 2.505
Komisi penjualan televisi = 5% x 4.000 = 200
Komisi penjualan radio = 5% x 2.900 = Rp. 145

4. Pusat investasi
Pengukuran kinerja pusat investasi dapat mengunakan dari salah satu dari tiga cara
dibawah ini yaitu :
1. Berdasarkan pengembalian investasi (return on investemnt – ROI) ROI dinyatakan
dalam presentase (relatif) dengan membandingkan laba operasi ( atau laba bersih
sebelum bungan dan pajak) dan investasi atau aktiva operasi rata – rata atau dengan
rumus sebagai berikut:
Laba sebelum bunga pajak
ROI (%) = Aktiva operasi rata−rata ˣ 100%

Nilai buku aktiva awal+ Nilai buku aktiva akhir


Aktiva operasi rata- rata = 2

2. Berdasarkan laba residu (residul value – RV) yaitu laba bersih sebelum bunga dan
pajak dikurangi tingkat pengembalian investasi atau aktiva operasi rata – rata .
3. Berdasarkan nilai tambah ekonomi(economic added value - EVA) yaitu laba bersih
(laba bersih setelah pajak ) dikurangi pengembalian yang diharapkan dari investasi
atau aktiva operasi rata – rata . jika, EVA positif perusahaan menciptakan kekayaan
dan jika negatif perusahaan menyia – nyiakan modal atau investasinya.

Ilustrasi
Perhitungan ROI, RV, dan EVA.
Sebuah proyek investasi memberikan data – data laporan laba – rugi pada tahun 2012 yaitu:
Penjualan Rp 2.000.000.000
Harga pokok penjualan 1.500.000.000
Beban penjualan dan administrasi 240.000.000
Beban bunga 10.000.000
Pajak penghasilan 28% dari laba sebelum pajak
Aktiva operasi rata – rata Rp. 1.000.000.000

Diminta :
a. Siapkan laporan laba rugi (metode full costing)
b. Hitunglah ROI, RV, dan EVA. Tingkat pengembalian modal perusahaan 12,5% per tahun.

Jawab :
a. Laporan laba rugi (metode full costing)
Penjualan Rp.
2.000.000.000
Harga pokok penjualan
1.500.000.000
Laba kotor Rp.
500.000.000
Beban penjualan dan administrasi
240.000.000
Laba bersih sebelum bunga dan pajak Rp.
260.000.000
Beban bunga
10.000.000
laba bersih sebelum pajak Rp.
250.000.000
pajak penghasilan 28% X Rp 250.000.000
70.000.000
laba bersih (laba bersih sesudah pajak) Rp
180.000.000

b. 1. Menghitung ROI
260.000 .000
ROI = 1.000 .000 .000 X 100% = 26%

2 Menghitung RV (residual value)


Laba bersih sebelum bunga dan pajak Rp.
260.000.000
Pengambilan modal 12,5% x 1.000.000.000 125.000.000
RV Rp.
135.000.000
3 menghitung EVA
Laba bersih sesudah pajak Rp.
180.000.000
Pengambilan modal 12.5% x 1.000.000.000 125.000.000
EVA Rp.
55.000.000
Catatan penting:
Disanrankan menggunakan EVA untuk mengukur pusat investasi, artinya lebih jelas diketahui
apakah pusat investasi menambah kekayaan perusahaan atau menyia – nyiakan investasinya
atau modal yang digunakan. Seperti jawaban soal diatas dengan menggunakan EVA , artinya
kekayaan perusahaan bertambah Rp. 55.000.000 pada tahun 2012. Perlu diingat kembali,
bahwa tujuan jangka panjang perusahaan adalah memakmurkan pemilik perusahaan dan
secara logis akan menambah kesejahteraan para pegawainya( pada khususnya manajer).

4. PENETAPAN HARGA TRANSFER


Ketika satu devisi dari satu perusahaan menjual pada devisi lainnya, maka semua devisi –
devisi tersebut seta perusahaan secara keseluruhan teerkena pengaruhnya. Artinya, masing
– maasing devisi( penjual dan pembeli) berusaha untuktidak dirugikan akibat harga transfer.
Untuk itu diperlukan kebijakan (policy) tentang penetapan harga transfer. Dalam penyusun
kebijakan penetapan harga transfer bagi penjual maupun bagi pembeli harus
mempertimbangkan biaya peluang (opportunity cost). Pertimbangan biaya peluang artinya
adanya harga transfer minimum bagi evisi penjual dan harga transfer maksimum bagi
devisi pembeli. Harga transfer minimum (minimum transfer pricing) artinya harga transef
devisi penjual tidak lebih buruk dibandingkan jika dijual diluar, kondisi seperti ini sering
disebut “ batas bawah (floor)” dari rentang penawaran . harga transfer maksimum
(maximum transfer pricing) artinya harga transfer bagi devisi pembeli tidak lebih buruk jika
dibeli dari luar. Kondisi seperti ini sering disebut “batas atas(ceiling)” rentang penawaran
pada prakteknya, ada tiga kebijakan harga transfer yaitu:
1. Harga transfer berdasarkan harga pasar
Jika cara ini yang dilakukan, berarti telah tersedia harga pasar komponen atau suku
caadang yang dijual devisi penjual kepada devisi pembeli. Dengan demikian manajemen
pusat tidak perlu campur dengan tenang harga transfer, karna harga psar sudah jelas
untuk dilakukan.
2. Harga transfer berdasarkan biaya
Jika harga pasar produksi ( suku cadang atau komponen) tidak tersedia, maka harga
transfer berdasarkan pembuatan ditambah kenaikan harga (mark up). Mark up
dinyatakan dalam presentase tertentu dari jumlah biaya pembuatan produk . berbicara
tentang biaya perlu diingat kembali penggolongan biaya, misalnya :
Biaya penuh (full cost), biaya variabel, dan lain- lain.

Ilustrasi

Sebuah perusahaan memiliki dua devisi yaitu devisi A dan B. Devisi A menjual produk
yang di hasilkannya ke DEVISI B, biaya produksi per unit DEVISI A adalah sebagai
berikut:
Bahan baku langsung Rp 15.000
Upah langsung Rp 5.000
Overhead variabel 3.000
Overhead tetap 1.500
Biaya produksi per unit Rp 24.500

Diminta :

a. Hitunglah transfer dengan biaya produk DIVISI A ke DIVISI B. Mark up 20% dari biaya
produksi penuh (full costing)
b. Hitunhlah harga transfer produk DIVISI A ke DIVISI B.mark up 20% dari biaya
produksi variabel ( variabel costing)

Jawab
a. Harga transfer dengan biaya produksi penuh (full costing)
Biaya produksi penuh Rp.
24.500
Mark up 20% X Rp. 24.500
4.900
Harga transfer per unit Rp.
29.400
b. Harga transfer dengan biaya variabel (variabel costing)
Biaya produksi variabel
Rp. 23.000
Mark up 20% X Rp. 23.000
4.000
Harga transfer per unit Rp.
27.600
3. Harga transfer dinegosiasikan .
Jika kondisi pasar tidak sempurna, harga transfer dinegosisasikan oleh divisi penjual dan
devisi pembeli dengan mempertimbangkan harga pasar dan kondisi terjual bagi devisi
penjual.

Ilustrasi
Dalam sebuah perusahaan yang memiliki devisi A dan B. Devisi A mengelurkan biaya
produksi penuh per unit adalah Rp. 27.500. jika produk devisi A dijual keluar dengan
harga Rp. 31.500 per unit dan komisi penjualan Rp. 3.500 per unit.

Diminta :
Hitunglah harga transfer yang dinegosiasikan dari devisi A apa bila dijual ke devisi B.

Jawab :
Jika devisi A menjual keluar, maka harga jual bersih per unit adalah Rp. 31.500 – Rp.
3.500 = Rp. 28.000.
Maka harga transfer negosiasi yang memungkinkan antara harga Rp. 28.000 sampai
dengan Rp. 31.500 per unit.

5 SOAL KAJI ULANG


1. Menyusun laporan laba rugi segmen (metode variabel costing) sebuah perusahaan
memiliki 2 devisi yaitu devisi A dan devisi B. Informasih masing – masing devisi pada
tahun 2012 adalah sebagai berikut:

Keterangan Devisi A Devisi B


Penjualan Rp. Rp. 4.000.000.000
5.000.000.000
Harga pokok penjualn 2.500.000.000 2.000.000.000
variabel
Overhead tetap langsung 750.000.000 500.000.000
devisi
Biaya operasi langsung 200.000.000 150.000.000
devisi
Biaya operasi umum devisi 125.000.000 100.000.000

Informasih tambahan
Devisi A dan B menjual produknya keluar dengan komisi penjualan 30% dari penjualan.

Diminta:
Siapkan laporan laba rugi segmen(metode variabel costing)

Jawab:
Laporan laba rugi segmen( jutaan rupiah). Metode variabel costing.

Keterangan Devisi A Devisi B Total


Penjualan 5.000 4.000 9.000
Biaya variabel :
HP penjualan variabel 2.500 2.000 4.500
Komisi penjualan 3% dari penjualan 150 120 270
Total biaya variabel 2.650 2.120 4.770
Laba kontribusi segmen 2.350 1.980 4.230
Biaya tetap langsung
Biaya operasi 125 100 225
Laba bersih segmen 2.225 1.880 4.105
Beban operasi umum devisi (Rp.125.000 + Rp.100.000) 225
Laba bersih perusahaan 3.880

*3% x Rp. 5.000 = 150


**3% x Rp. 4.000 = 120

2. Menetapkan harga transfer (harga pasar,biaya dan negosiasi)


Perusahaan yang memiliki devisi X dan Y dengan ketentuan produk devisi X ditransfer
ke devisi Y. Biaya produksi per unit devisi A adalah sebagai berikut:

Bahan baku langsung Rp 25.000


Tenaga kerja langsung Rp 15.000
Overhead variabel Rp 5.000
Overhead tetap Rp 1.000
Biaya produksi per unit Rp 46.000
Harga pasar produksi devisi X adalah Rp 60.000 per unit

Diminta
Hitunglah harga transfer devisi X ke devisi Y, apabila :
a. Berdasarkan harga pasar
b. Berdasarkan biaya ditambah mark up 20% (metode full costing)
c. Berdasarkan negosiasi, jika devisi A menjual keluar memberikan komisi penjualan
4% dari harga pasar

Jawab
a. Harga transfer berdasarkan harga pasar yaitu Rp. 60.000
b. Harga transferberdasarkan biaya plus mark up.
Biaya produksi penuh Rp.
46.000
Mark up 20% x Rp 46.000
9.200
Harga transfer Rp.
55.200
c. Harga jual bersih jika di jual keluar Rp 60.000 – ( 4% x 60.000) = Rp 58.600
Harga transfer negosiasi antara Rp 58.600 sampai Rp 60.000.

6 SOAL UNTUK LATIHAN

6.1 SOAL TEORI


1. Sebutkan definidi sistem akuntansi pertanggungjawaban dan akuntansi
pertanggungjawaban.
2. Jelaskan pengertian keputusan tersentralisasi dan keputusan tersentralisasi
3. Sebutkan dan jalaskan alasan – alasan diperlukannya sistem tersentralisasi
4. Sebutkan dan jelaskan jenis – jenis pusat pertanggungjawaban
5. Sebutkan dan jelaskan jenis – jenis kinerja pusat biaya
6. Jelaskan pengeluaran kinerja pusat pendapatan( atau penjualan)
7. Jelaskan pengukuran kinerja pusat biaya dan pendapatan
8. Jelaskan pengukuran kinerja pusat investasi
9. Jelaskan apa yang dimaksud harga transfer minimum dan harga transfer maksimum
10.Ada tiga kerugian harga transfer. Sebutkan dan jelaskan

6.2 Soal Kasus


Perusahaan yang memiliki divisi X ke divisi Y telah disepakati bahwa produk yang
dihasilkan divis X ditransfer ke divisi.
Biaya produksi per unit divisi X yaitu:
Bahan baku langsung Rp. 50.000
Tenaga kerja langsung Rp 2.000
Overhead pabrik variabel Rp. 10.000
Overhead pabrik tetap Rp. 5.000
Biaya produksi penuh per unit Rp. 91.000

Diminta:
Hitunglah harga transfer dari divisi X ke divisi Y, berdasarkan biaya plus mark up 25%
apabila
1. Berdasarkan biaya produksi penuh (full costing)
2. Berdasarkan biaya produksi variabel (variabel costing )

BAB 11
BALANCED SCORE CARD, BIAYA TARGET DAN BISNIS
INTERNASIONAL
1. BALANCED SCORE CARD (BSC)
Balanced score card adalah sistem manajemen strategis yang mengdefinisikan sistem
akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan strategis. Dengan kata lain balance score card
menerjemahkan misi dan strategi organiusasi dalam tujuan operasional dan ukuran kinerja
dalam empat tahun perspektif yaitu Perspektif keuangan, perspektif pelanggan, Perspektif
proses bisnis internal dan Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
Sebelum membahas masing – masing perspektif lbih dahulu didefinisikan tentang strategi
dan penerjemah strategi. Strategi adalah pengspesifikasian hubungan yang diinginkan
manajemen diantara 4 perspektif yang dijelaskan diatas. Penerjemahan strategi dalam
kerangkan balanced score card adalah “ pemilihan segmen pasar dan pelanggan yang unit
bisnis layani, pengidentifikasian proses internal, serta memiliki kemampuan individual dan
organisasional yang dibutuhkan untuk tujuan internal, pelanggan, dan keuangan”.
Penjelasan ringkasan tentang 4 perspektif balanced score card adalah:
1. Perspektif keuangan
Perspektif keuangan menetapkan tujuan kinerja keuangan jangka pendek dan
jangkan panjang.
Perspektif keuangan memiliki 3 tema strategi yaitu: pertumbuhan pendapatan,
penurunan biaya dan penempatan aset (aktiva).
- Pertum buhan pendapatan, mengacu pada peningkatan pendapatan, seperti:
menciptakan produk baru, mengembangkan pelanggan dan pasar yang baru dan
lain – lain yang pada prinsipnya dapat meningkatkan pendapatan perusahaan.
- Penurunan biaya , mengacu pada berkurangnya biaya- biaya yang terjadi pada
periode sebelumnya melalui pembebanan yang tepat, nemar , dan adil kepada
objek biaya misalnya, sistem biaya aktivitas sangat cocok untuk penurunan biaya.
- Penggunaan aset, mengacu pada pemanfaatan aset perusahaan secara efektif,
efesien, dan produktif.
2. Perspektif pelanggan
Perspektif pelanggan merupakan umber komponen pendapatan dari tujuan perspekti
keuangan. Pada prinsipnya perspengtif pelanggan mengacu pada nilai pelanggan.
Nilai pelanggan (cusromer value)perbedaan antara realisasi dan pengorbana, dimana
realisasi merupakan apa yang pelanggan terima sedangkan pengorbanan adalah apa
yang diserahkan pelanggan dengan tegasnya, pelanggan harus puas dengan produk
atau jasa yang mereka beli. Puas adalah memenuhi harapan bahkan bila perlu
melebihi harapan.
3. Perspektif proses bisnis internal
Proses adalah sarana menciptakan nilai bagi pelanggan dan pemegang saham
perusahaan (atau pemilik perusahaan) untuk mencapai tujuan perspektif proses
bisnis internal diperlukan rantai nilai proses. Rantai nilai proses terdiri dari 3 proses
inovasi, proses operasional dan proses pasca penjualan.

4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan


Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan memiliki 3 tujuan utama: peningkatan
kemampuan pegawai, peningkatan motivasi dan pemberdayaan dan pelibatan
pegawai, serta peningkatan sistem informasi.
2. BIAYA TARGET
Manajemen siklus hidup menekankan penurunan biaya, bukan pengendalian biaya.
Manajemen siklus hidup (life cycle cost manajemen ) berfokus pada pengelolaan rantai nilai
sehingga terbentuk keunggulan bersaing. Untuk mencapai tujuan ini, para manajer harus
menyeibangkan biaya hidup keseluruhan produk, metode pengiriman , kinerja dan atribut
produk, keistimewaan, ketahanannya, keindahannya, dan kualitas yang dimilikinya. Bagi
keseluruhan hidup produk (whole life cycle of product) adalah biaya siklus hidup suatu
produk plus biaya paksa pembelian oleh pelanggan yang meliputi operasional, dukungan,
pemeliharaan, dan pembuangan.
Arus nilai terdiri dari semua aktivitas yang bernilai tambah dan yang tidak bernilai
tambah yang dibutuhkan untuk membawa sekelompok produk atau jasa dari titik awalnya
( seperti pesanan pelanggan atas produk baru) ketahap produk jadi ketangan pelanggan.
Buangan adalah segala sesuatu yang tidak menambah nilai pelanggan. Contohnya, produk
cacat, waktu tunggu yang lama, transportasi barang yang tidak perlu dan lain- lain.
Biaya target (cost target) adalah perbedaan antara harga penjualan yang dibutuhkan
untuk menangkap pangsa pasar yang telah ditentukan terlebih dahulu dan laba per unit yang
diinginkan (desired profit). Jika biaya target kurang dari apa yang saat ini dicapai maka
manajemen harus menemukan penurunan biaya yang menggerakkan biaya aktual ke biaya
target. Menemukan penurunan biaya merupakan tantangan utama dari perhitungan biaya
target. Secara umum ada tiga metode penuruna biaya yaitu:
1) Rekayasa berlawanan
Metode ini membedakan produk pesaing untuk mencari lebih banyak keisitmewaan
rencangan yang membuat oenurunan biaya
2) Arus nilai
Arus nilai berfokus pada menaksir nilai yang ditetapkan pada berbagai fungsi produk
pada pelanggan. Arus nilai (value chain) arus yang membentuk semua aktivitas baik
yang menambah nilai maupun yang tidak menambah nilai untuk membawa
sekelompok barang atau jasa dari awal sampai produk jadi ditangan pelanggan.
3) Perbaikan proses
Perbaikan proses mengacu pada efisiensi biaya dimulai dari perancangan, desain
produk sampai dengan produk jadi ditangan konsumen atau pelanggan.

3. PERHITUNGAN BIAYA TARGET


Perhitungan biaya target sangat mudah sekali, yang sulit adalah bagaimana mendefinisikan
biaya, pembebanan biaya kepada objek biaya secara tepat, benar dan adil. Dan yang lebih
sulit lagi ketika di perlukan penurunan biaya dari masing – masing objek biaya.

Ilutrasi
Menetapkan biaya target dan penurunan biaya
Perusahaan manufaktur telah mengeluarkan biaya per unit produk sebesar Rp 225.000.
laba yang diharapkan per unit Rp 50.000. sementara waktu harga pesaing di pasar adalah
Rp.250.000 per unit.

Diminta:
1. Hitunglah biaya target
2. Berapakah jumlah penurunan biaya
3. Apakah tantangan bagi manajemen dalam persoalan pertanyaan no 1 dan 2

Jawab:
1. Biaya target
Biaya target = Rp 250.000 – Rp 50.000 = Rp 200.000
2. Penurunan biaya
Penurunan biaya = Rp 225.000 - Rp 200.000 = Rp 25.000
3. Tantangan bagi manajemen
Tantangan yang paling utama bagi manajemen adalah dari objek biaya yang manakah
penurunan biaya itu dicapai, serta bagaimana caranya menurunkan biaya dari objek biaya
tersebut.

4. BISNIS INTERNASIONAL
Pembahasan tentang bisnis internasional dibagi menjadi empat sub topik yaitu:
1. Tingkat keterlibatan dalam perdagangan internasional
Perusahaan multinasional (multinational corporation – MNC) adalah perusahaan yang
menjalankan bisnis dilebih dari satu negara dalam suatu volume dimana kesehatan dan
pertumbuhan perusahaan bergantung lebih dari satu negara. Contohnya, makanan siap
saji KFC yang perusahaan induknya di Amerika memiliki cabang KFC di Indonesia dan
banyak negara lainnya harus mempertimbangkan sistem hukum yang berlaku dinegara
yang diinginkan menjadi fatner bisnissebagai dasar untuk menentukan struktur
perusahaan yang akan dilakukan. Pada umumnya ada tiga pilihan yaitu : joint venture,
anak perusahaan milik sendiri dan ekspor – impor.
Joint venture (perusahaan patungan ) adalah sebuah kemitraan diman para investor
menjadi bagian dari pemilik perusahaan. Contohnya, Toshiba, siemens dan IBM membuat
chip memori.
Anak perusahaan yang dimiliki sendiri adalah suatu perusahaan disuatu negara
membeli perusahaan yang sudah berdiri dinegara lain. Jadi perusahaan yang dibeli
menjadi anak perusahaan sedangkan perusahaan yang membeli menjadi perusahaan
induk.
Ekspor impor adalah perusahaan yang melakukan penjualan produk ke luar negri ( atau
ekspor) dan atau perusahaan yang membeli produk dari luar negar (impor).
2. Nilai tukar mata uang asing
Apapun struktur perusahaan yang dijelaskan diatas (joint venture, anak perusahaan yang
dimiliki sendiri dari ekspor impor) memiliki persoalan yang utama mengenai nilai tukar
mata uang asing. Apabila nilai tukar tetap maka tidak akan ada masalah. Namaun nilai
tukar sering berubah bahkan mengalami perubahan harian. Misalnya 1 dollar yang ditukar
dengan 150 yen pada hari tertentu dapat berubah menjadi senilai 125 yen pada hari yang
lain .
Fluktuasi nilai tukar mengakibatkan ketidakpastian dari operasional perusahaan dalam
area internasional. Salah satu peran penting dari akuntan manajemen adalah mengelola
risiko mata uang. Manajemen risiko mata uang ( currency risk management) mengacu
pada pengelolaan perusahaan terhadap risiko transaksi, ekonomi dan transaksi
( penerjemahan) karena fluktuasi nilai tukar. Risiko transaksi mengacu pada kemungkinan
transaksi tunai dimasa depan akan dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tular. Risiko ekonomi
mengacu pada kemungkinan bahwa nilai sekarang dari arus kas perusahaan dimasa
depan akan dipengaruhi oleh fluktuasi nlai tukar. Risiko transaksi atau risiko akuntansi
adalah tingkat dimana laporan keuangan perusahaan terpengaruh oleh nilai tukar.
3. Menentukan nilai tukar dan jenis mata uang suatu negara
Menentukan nilai tukar mata uang suatu negara dengan negara lain dapat menggunakan
cara langsung dan tidak langsung misalnya 1 dollar Amerika = Rp 10.000(langsung) atau
Rp 1 = 0,0001 dollar ( cara tidak langsung) .

Jenis dan singkatan mata uang beberapa negara antara lain:

Nama Mata uang Singkatan dan kepanjangan


Indonesia Rupiah (Rp) IDR= indonesia rupiah
Amerika Dollar ($) USD= United States Dollar
Australia Dollar ($) AUD= Australia Dollar
Jepang Yen (Y) JPY = Japanes Yen
Hongkong Dollar ($) HKD= Hongkong Dollar
Malaysia Ringgit MYR = Malaysia Ringgit
Singapura Dollar ($) SGD = singpura Dollar
Inggris Pound GBP = Great Britain Pound
Arab Real SAR = Saudi Arabia Real
India Ruppe INR = Indian Ruppe
Catatan: mata uang Euro adalah mata uang untuk beberapa negara seperti :
Italia , Jerman , Francis , Austria, Portugal, Belanda, Islandia, Portugal, Belgia,
Finlandia, Yunani, Monako, Kosovo, Spanyol, Vatikan, Montenegro, San Mario
dan Andorra.

4. Keuntungan dan Kerugian nilai tukar


Jika terjadi transaksi bisnis ekspor dan impor memungkinkan timbulnya keuntungan
ataupun kerugian nilai tukar kurs akibat transaksi nilai tukar atau dengan kata lain nilai
mata uang satu negara menguat ataupun melemah dibandingkan dengan mata uang
negara lainnya. Istilah menguat (apresiasi) artinya satu unit mata uang suatu negara
mampu membeli lebih banyak mata uang negara kedua, sebaliknya melemah
(depresiasi) berarti mata uang suatu negara membeli unit negara lain lebih sedikit.
Apabila terjadi transaksi bisnis antara satu negara dengan negara lainnya ada dua jenis
nilai tukar (Kurs) yaitu Kurs spot dan kurs forward. Kurs spot adalah nilai tukar dari sutu
jenis mata uang terhadap mata uang lain untuk transaksi langung (hari ini). Kurs forward
(kurs diwaktu yang akan datang atau masa yang akan datang) adalah nilai tukar dari
satu jenis mata uang dengan mata uang yang lain dimasa depan tertentu. Kurs forward
digunakan untuk lindung nilai (hedging). Lindung nilai (hedging) adalah suatu cara untuk
mengatasi risiko perubahan nilai tukar berdasarkan kontrak dimasa depan. Kontak
dimasa depan (forward contract) mensyaratkan pembeli atau penjual menukar sejumlah
mata uang tertentu ( nilai tukar krus forward) pada tanggal yang sudah di tentukan
dimasa depan. Selisih antara kurs spot dan kurs forward merupakan beban premi
( dianggap sebagai premi asuransi).

Ilustrasi 1
Laba rugi nilai tukar bagi eksportir dan lindung nilai (hedging) supertubs, Inc , yang berbasis
di Oklahoma yang menjual bak mandi cantik didalm negri dan kepada distributor prancis
sebnayak 100 unit bak mandi seharga $1.000 per unit dan pembayarannya tanggal 15 maret
dengan menggunakan Euro. Nilai tukar pada tanggal 15 januari 0,82 Euro per Dollar ($),
berarti piutang supertubs Inc adalah 82.000 Euro ( 0,82 × 100 × $1.000)

Ditanya:
a. Hitunglah beberapa Dollar yang diterima sipenjual bak mandi (SuperTubs Inc) pada tanggal
15 maret, apabila nilai tukar Euro per dollar tidak berubah yaitu 0,82 Euro per dollar.
b. Berapa dollarkah yang diterima penjual bak mandi ( Super Tubs Inc) apabila nila tukar 0,84
Euro per dollar, dan beberapa dollar kerugian Super tubs inc akibat penurunan nilai tukar
bagi Super Tubs Inc.
c. Asumsikan pula pada tanggal 15 Maret, 0.8 Euro per dollar, berapa dollarkah keuntungan
nilai tukar bagi Super Tubs Inc.
d. Aumsikan juga pada tanggal 15 maret Super Tubs Inc membuat kontrak di depan dengan
kurs forward untuk pembayaran tanggal 15 maret, 0,825 Euro per dollar ( melakukan
Hedging) dimana Super Tubs Inc.

Jawab:
a. Dollar yang diterima Super Tubs Inc
Karena Euro tidak berubah nilai tukarnya dari tanggal 15 Januari ke tanggal 15 Maret, tidak
ada laba rugi nilai tukar, jumlah yang diterima PT. Tubs adalah 100 unit x $1.000= $100.000
b. Dollar yang diterima Super Tubs Inc dan laba rugi Nilai tukar
Piutang dollar yang di terima 15 Januari $ 100.000
Penerimaan piutang dalam dollar tanggal 15 Maret 97.619*
Kerugian nilai tukar $ 2.381

82.000 euro
¿ =$ 99.619 (pembulatan)
0,84 euro

c. Dollar yang diterima Super Tubs Inc dan laba rugi nilai tukar
Piutang dollar yang diterima tanggal 15 Januari $ 100.000
82.000 euro
Pembayaran dollar yang diterima tanggal 15 Maret 0,80 euro $ 102.000

Keuntungan nilai tukar bagi Super Tubs Inc $ 2.500


d. Menghitung beban premi nilai tukar (Hedging)
Piutang dollar yang di terima tanggal 15 Januari $ 100.000
82.000 euro
Pembayaran dollar yang diterima tanggal 15 Maret 0,80 euro $ 99.394

Beban premi nilai tukar (untuk pihak bank & Money changer) $ 606
Catatan :

Seandainya Super Tubs Inc, tidak melakukan hedging dengan asuransi 0,84 Euro per dollar
makan yang di terima Super Tubs Inc $ 97.619 (jawab b). Akibat melakukan hedging yang
diterima $ 99.394, jadi ada penghematan kerugian sebesar $ 2.381 (jawab a) -$ 606 = $ 1.775

Ilustrasi 2
Laba rugi nilai tukar bagi Importir dan hedging
Pada tanggal 20 Februari, perusahaan America Inc, di negara bagian Montana membeli komputer
perusahaan Jepang, seharga $ 50.000. pembayaran utang di lakukan pada tanggal 20 Mei
dengan menggunakan yen. Nilai tukar pada tanggal 20 Februari (kurs spot) adalah 130 yen per
dollar (atau $ 50.000 x 130 yen = 6.500.000 yen)

Diminta:

a. Hitunglah beberapa Dollar yang diterima sipenjual bak mandi (SuperTubs Inc) pada tanggal
20 Mei, apabila kurs pada tanggal 20 Mei tetap atau 130 yen per dollar.
b. Hitunglah laba-rugi nilai tukar bagi perusahaan America Inc, apabila kurs pada tanggal 20
Mei adalah 135 yen per dollar.
c. Hitunglah laba-rugi nilai tukar bagi perusahaan America Inc, apabila kurs pada tanggal 20
Mei adalah 129 yen per dollar.
d. Asumsikan perusahaan America Inc, melakukan hedging, dengan menggunakan kurs
forward, pada tanggal 20 Mei adalah 128,7 yen per dollar. Hitunglah bebas premi nilai tukar
untuk perusahaan America Inc.

Jawab:

a. Jumlah yang dibayar perusahaan America Inc,


Kewajiban yang dibayar America Inc, tetap $ 50.000 atau 6.500.000 yen, karena nilai tukar
yen tidak berubah dengan kurs spot 130 yen per dollar.
b. Laba-rugi nilai tukar bagi perusahaan America Inc,
Kewajiban dalam dollar pada tanggal 20 Februari $ 50.000
6.500 .000
Kewajiban yang dibayar dills tanggal tapsal 20 Mei 135 $ 48.148*

Keuntungan nilai tukar $ 1.852


c. Laba-rugi nilai tukar bagi America Inc,
Kewajiban dalam dollar pada tanggal 20 Februari $ 50.000
6.500 .000
Pembayaran dollar yang diterima tanggal 15 Maret 129 $ 50.388

Keuntungan nilai tukar bagi Super Tubs Inc $ 388


d. Beban premi nilai tukar (Hedging)
Kewajiban yang dibayar pada tanggal 20 Februari $ 50.000
6.500 .000
Kewajiban yang dibayar dalam dollar tanggal 20 Mei 128,7 $ 50.505

Beban premi nilai tukar untuk perusahaan America, Inc $ 505

Catatan :

Beban premi $ 505 diberikan kepada pihak bank sebagai asuransi (jaminan)

5. SOAL KAJI ULANG


1. Menetapkan biaya target dan penurunan biaya.
Perusahaan manufaktur jaya memproduksi satu jenis barang dengan biaya produk per unit
Rp. 300.000. laba yang diinginkan perusahaan itu adalah 30% dari biaya produksi per unit.
Harga jual barang tersebut dipasar adalan Rp. 200.000.

Diminta :

a. Hitunglah biaya target


b. Hitunglah biaya per unit yang di turunkan agar perusahaan mampu bersaing sesuai harga
jual pasar
Jawab

a. Biaya target
Biaya target = Rp. 300.000 – (30% x Rp. 300.000) = Rp. 210.000
b. Penurunan Biaya
Penurunan Biaya = Rp. 210.000- Rp. 200.000 = Rp. 10.000

2. Laba-rugi nilai tukar, hedging bagi eksportir (Penjual)


Produk X milik PT Angkasa dijual kepada perusahaan Jansen di Amerika pada tanggl 10
Januari 2011. Kurs spot pada tanggal 10 Januari 2011 untuk 1 dollar Amerika adalah Rp.
10.000. Harga jual produk tersebut Rp. 1.000.000.000 atau 100.000 dollar US. Pembayaran
dilakukan tanggal 10 Maret 2011 dengan menggunakan dollar US (USD).

Diminta :

a. Hitunglah laba-rugi nilai tukar bagi PT Angkasa dalam rupiah apabila nilai tukar (kurs) 1 dollar
adalah Rp. 11.000 pada tanggal 10 Maret 2011.
b. Hitunglah laba-rugi nilai tukar bagi PT Angkasa dalam rupiah apabila nilai tukar (kurs) 1 dollar
adalah Rp. 9.000 pada tanggal 10 Maret 2011.
c. PT Angkasa melakukan hedging dengan kurs forward yang ditentukan pada tanggal 10
Januari 2011 untuk 1 dollar US adalah Rp 9.500. hitunglah beban premi yang dibayar PT
Angkasa kepada lembaga bank sebagai fasilita hedging.
Jawab

a. Menghitung laba-rugi nilai tukar untuk PT Angkasa dalam rupiah.


Piutang yang diakui pada tanggal 10 Januari 2011 Rp. 1.000.000.000
Piutang yang diakui pada tanggal 10 Maret 2011,
Rp 11.000 x $ 100.000 1.100.000.000
Keuntungan nilai tukar untuk PT Angkasa Rp. 100.000

Catatan :

Keuntungan nilai tukar yang diperoleh PT Angkasa karena dollar US menguat terhadap rupiah,
dimana pembayaran dilakukan dalam dollar US. Dengan kata lain dollar menguat (apresiasi)
dalam rupiah melemah (depresiasi).

b. Menghitung laba-rugi nilai tukar untuk PT. Angkasa dalam rupiah


Piutang yang diakui pada tanggal 10 Februari 2011 Rp. 1.000.000.000
Piutang yang diterima tanggal 10 Maret 2011,
Rp. 9.000 x $ 100.000 900.000.000
Kerugian nilai tukar untuk PT. Angkasa Rp. 100.000.000

Catatan

Kerugian nilai tukar, karena dollar US melemah (depresiasi) terhadap dollar (apresiasi) dimana
pelunasan piutang dalam dollar US.

c. Menghitung beban premi bagi PT. Angkasa karena hedging


Piutang yang diakui pada tanggal 15 Januari 2011 Rp. 1.000.000.000
Piutang yang diterima tanggal 10 Maret 2011,
Rp. 9.500 x $ 100.000 950.000.000
Beban premi yang diterima untuk bank dari PT. Angkasa Rp. 50.000.000

3. Laba rugi nilai tukar, hedging bagi importir (pembeli)


PT Angkasa perusahaan indonesia mengimpor sejenis produk dari perusahaan Amerika pada
tanggal 15 Januari 2011 seharga $ 100.000. Kurs spot pada tanggal 15 Januari 2011 adalah 1
dollar US sama dengan Rp. 10.000. Pembayaran dilakukan pada tanggal 15 Maret 2011
dengan menggunakan dollar US (USD)
Diminta :
a. Hitunglah laba rugi nilai tukar untuk PT Angkasa dalam rupiah, apabila kurs pada tanggal
15 Maret untuk 1 dollar US adalah Rp. 11.000
b. Hitunglah laba-rugi nilai tukar untuk PT Angkasa dalam rupiah, apabila kurs pada tanggal
15 Maret 2012 adalah Rp. 9.000 per satu dollar US
c. PT Angkasa melakukan hedging dengan kurs forward pada salah satu bank dengan kurs
forward pada tanggal 15 Maret 2011 adalah Rp. 9.500 per satu dollar US. Hitunglah beban
premi basi pada PT Angkasa kepada bank.

Jawab

a. Menghitung laba-rugi nilai tukar bagi PT Angkasa dalam rupiah


Kewajiban yang diakui tanggal 15 Januari 2011,
Rp. 10.000 x $ 100.000 Rp. 1.000.000.000
Kewajiban yang dibayar tanggal 15 Maret 2011,
Rp. 11.000 x $ 100.000 1.100.000.000
Kerugian nilai tukar untuk PT Angkasa Rp. 100.000.000
Catatan :
Kerugian nilai tukar untuk PT. Angkasa karena pembayaran dalam dollar US, dimana dollar
menguat (apresiasi) terhadap rupiah yang melemah (depresiasi)

b. Menghitung laba-rugi nilai tukar PT Angkasa dalam rupiah


Kewajiban yang diakui tugas tanggal 15 Januari 2011,
Rp. 10.000 x $ 100.000 Rp. 1.000.000.000
Kewajiban yang dibayar tanggal 15 Maret 2011,
Rp. 9.000 x $ 100.000 900.000.000
Keuntungan nilai tukar basi PT Angkasa Rp. 100.000.000
Catatan :
Keuntungan nilai tukar untuk PT Angkasa karena pembayaran dalam dollar US, dimana
dollar US melemah (depresiasi) terhadap rupiah yang menguat (apresiasi)
c. Menghitung beban premi bagi PT Angkasa
Kewajiban yang diakui pada tanggal 15 Januari 2011,
Rp. 10.000 x $ 100.000 Rp. 1.000.000.000
Kewajiban yang dibayar tanggal 15 Maret 2011,
Rp. 9.500 x $ 100.000 950.000.000
Beban premi bagi PT Angkasa untuk bank Rp. 50.000.000

6. SOAL UNTUK LATIHAN


6.1 Soal Teori

1. Jelaskan pengertian Balanced Score Card ?


2. Balanced Score Card dalam menerjemahkan misi dan strategi organisasi dalam tujuan
operasional dan ukuran kinerja memiliki empat perspektif. Sebutkan dan jelaskan
perspektif-perspektif terebut?
3. Apa yang dimaksud dengan penerjemahan strategi dalam Balanced Score Card ?
4. Apa yang dimaksud dengan manajemen siklus hidup, biaya keseluruhan hidup produk?
5. Jelaskan pengertian arus nilai dan buangan
6. Jelaskan pengertian biaya target (target cost) ?
7. Ada tiga cara penurunan biaya dalam penetapan biaya target. Sebutkan dan jelaskan?
8. Jelaskan pengertian perusahaan multi nasional (MNC) ?
9. Pada umumnya ada tiga pilihan struktur perusahaan internasional. Sebutkan dan
jelaskan?
10.Jelaskan pengertian dari risiko transaksi, risiko ekonomi, dan risiko translasi dalam bisnis
internasional. Dan apa yang dimaksud dengan depresiasi dan apresiasi suatu mata uang?

6.2 Soal Kasus

1. Biaya target dan penurunan biaya target.


PT. Matahari memproduksi satu jenis produk, dengan biaya produksi per unit Rp. 500.000.
Harga jual produk tersebut dipasar adalah Rp. 900.000 per unit, laba yang diinginkan PT.
Matahari adalah Rp. 400.000 per unit.

Diminta :
a. Hitunglah biaya target untuk PT. Matahari
b. Berapakah penurunan biaya yang harus dilakukan PT. Matahari agar bisa bersaing
dengan harga jual pesaing dipasar.
2. Menghitung laba-rugi nilai tukar dan hedging bagi eksportir (penjual)
PT. Kencana mengekspor produknya ke Jepang pada tanggal 20 Maret 2011, seharga
10.000.000 yen. Kurs spot pada tanggal 20 Maret adalah Rp. 120 setiap yen, dan
pembayaran dilakukan dengan yen pada tanggal 20 Mei 2011.
Diminta :
a. Apabila nilai tukar (kurs) yen terhadap rupiah adalah Rp. 125. Hitunglah laba-rugi nilai
tukar bagi PT. Kencana dalam rupiah pada tanggal 20 Mei 2011.
b. Apabila nilai tukar yen pada tanggal 20 Mei 2011 adalah Rp. 115 per yen. Hitunglah
laba-rugi nilai tukar bagi PT. Kencana.
c. PT. Kencana melakukan hedging dengan menggunakan kurs forward yang ditetapkan
pada tanggal 20 Maret 2011 adalah Rp. 116 per yen. Hitunglah beban premi yang
ditanggung beban PT. Kencana.
3. Menghitung laba-rugi nilai tukar, hedging bagi importir (pembelian)
PT. Indoraya adalah perusahaan Indonesia mengimpor suku cadang tertentu dari Amerika
dari seharga 500.000 dollar US pada tanggal 5 Juli 2011 kurs spot pada tanggal 5 Mei
2011 adalah Rp. 10.000 per 1 dollar US. Pembayaran dalam kurs US.

Diminta :
a. Hitunglah laba-rugi nilai tukar untuk PT. Indo Raya pada tanggal 5 September 2011
dalam rupiah. Diasumsikan kurs pada tanggal 5 September 2011 adalah Rp. 10.500
per 1 dollar US.
b. Hitunglah laba-rugi nilai tukar untuk PT. Indo Raya pada tanggal 5 September 2011.
Diasumsikan kurs pada tanggal 5 September adalah Rp. 9.500 per 1 dollar US. (Laba-
rugi) PT. Indo Raya dinyatakan dalam rupiah).
c. PT. Indo Raya melakukan hedging dengan kurs forward yang ditetapkan pada tanggal 5
September adalah Rp. 9.850 per 1 dollar US. Hitunglah beban premi yang ditanggung
PT. Indo Raya.

Anda mungkin juga menyukai