Akuntansi Manajemen I
Akuntansi Manajemen I
Ada tiga tujuan umum dari sistem informasi akuntansi manajemen yaitu :
1) Menyediakan informasi untuk perhitungan produk, jasa atau objek lainnya yang
dibutuhkan oleh manajemen. Dalam hal ini manajemen diharuskan memenuhi
perhitungan biaya produk, jasa dan objek lainnya dengan tepat atau akurat. Selain itu
penelusuran biaya dan ukuran non keuangan bagi kinerja dari waktu ke waktu.
2) Menyediakan informasi untuk perencanaan, pengendalian, pengevaluasian dan perbaikan
berkelanjutan (continous improvement). Dalam hal ini para manajer, eksekutif dan pekerja
membutuhkan sebuah informasi yang dapat mengidentifikasi berbagai masalah, seperti
kelebihan atau kekurangan biaya yang dianggarkan. Setelah masalah diketahui tindakan
untuk mengidentifikasi dan mengimplementasi solusinya dapat diambil. Solusi yang
diambil bertujuan dengan komitment perbaikan berkelanjutan. Perbaikan berkelanjutan
berarti mencari cara meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya.
3) Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan disini
berkaitan dengan dua tujuan utama misalnya, informasi biaya produk, proses pelanggan
dan objek lainnya menjadi perhatian serius bagi manajemen (tujuan utama) dalam hal
mengidentifikasi masalah serta melakukan alternatif solusinya. Demikian juga observasi
terhadap perencanaan, pengendalian dan evaluasi (tujuan ke dua) dapat dilakukan seperti
tujuan pertama.
2. PROSES MANAJEMEN
Disisi lain posisi atau peran akuntan manajemen bertanggung jawab mengidentifikasi,
mengumpulkan, mengukur, menganalisis, menginterpretasikan dan mengkomunikasikan
informasi yang digunakan oleh manajer untuk mencapai tujuan dasar organisasi. Akuntansi
manajemen biasanya terlibat secara dekat dalam proses manajemen sebagai anggota tim
manajemen.
Pada tahun 1925, penekanan pada prosedur akuntansi manajemen berubah menjadi perhitungan
biaya persediaan yang berawal dari penekanan pelaporan pihak eksternal. Pada tahun 1950-an
dan 1960-an beberapa usaha dilakukan untuk meningkatkan kegunaan manajerial dari sistem
biaya tradisional. Pada tahun-tahun belakangan ini terdapat usaha yang sangat signifikan untuk
mengubah praktek dan sifat akuntansi manajemen secara radikal. Sebagian besar sebagai
respon terhadap perubahan dramatis dalam lingkungan persaingan yang sangat ketat.
Perilaku etis melibatkan tindakan-tindakan yang “benar”,”sesuai” dan “adil”. Prinsip umum yang
mendasari sistem etika merupakan keyakinan bahwa setiap anggota kelompok bertanggung
jawab untuk kebaikan anggota lainnya. Keinginan untuk berkorban demi kebaikan kelompoknya
merupakan inti dari tindakan etis. Akuntan manajemen dan para manajer dalam mencapai laba
yang maksimal atau memaksimumkan kekayaan bersih perusahaan dengan cara-cara yang legal
dan etis.
Ada sepuluh nilai inti dalam menghasilkan prinsip-prinsip yang membedakan antara benar
dab salah dalam istilah umum yaitu :
1. Kejujuran
2. Integritas
3. Pemenuhan janji
4. Kesetiaan
5. Keadilan
6. Kepedulian terhadap sesama
7. Penghargaan kepada orang lain
8. Kewarganegaraan yang bertanggung jawab
9. Usaha untuk mencapai kesempurnaan
10. Akuntabilitas
Mempelajari akuntansi manajemen membutuhkan pemahaman arti biaya dan terminilogi yang
berkaitan dengan biaya. Pembebanan biaya pada produk, jasa, pelanggan dan objek lain yang
menjadi perhatian manajemen adalah salah satu tujuan dasar dari sistem informasi akuntansi
manajemen.
Biaya (cost) adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapat barang
dan jasa yang diharapkan memberikan manfaat saat ini atau dimasa depan bagi organisasi. Bagi
perusahaan atau organisasi yang mencari laba (organisation profit) bahwa biaya yang
dikorbankan untuk memberikan manfaat dimasa depan adalah pendapatan. Agar perusahaan
dapat tetap berjalan pendapatan harus lebih besar dari beban yang dikeluarkan untuk
memperoleh pendapatan.
Beban (expenses) adalah biaya yang telah dihabiskan (expired) untuk memperoleh
pendapatan (revenues)
Objek biaya (cost objective) adalah tempat dimana biaya diukur dan diakumulasikan.
Objek biaya dapat berupa apapun, seperti produk, pelanggan, departemen, proyek, aktivitas dan
lain-lain yang digunakan untuk mengukur dan membebankan biaya. Sebagai contoh, jika sebuah
pabrik sepatu ingin menetapkan biaya pengembangan sepatu baru, maka objek biayanya adalah
proyek pengembangan sepatu baru.
8. PEMBEBANAN BIAYA
Biaya dibebankan pada objek biaya, seperti produk, proyek, pabrik, departemen, pelanggan,
aktivitas dan lain-lain. Ada dua metode pembebanan biaya yaitu :
Andi dan Joko sepakat untuk berbagi biaya makan siang di rumah makan lesehan. Mereka
memesan nasi 1 bakul kecil (terbagi menjadi tiga piring) seharga Rp. 9.000, dan aatu teko kecil
es teh manis (dengan isi untuk tiga gelas) seharga Rp. 7.500 dan Andi memesan atu piring gado-
gado seharga Rp. 7.000 sedangkan Joko memesan satu mangkok sop ayam seharga Rp. 8.000.
Perlu diketahui bahwa Andi menghabiskan dua piring nasi dan Joko menghabiskan satu piring
nasi. Untuk es teh manis satu gelas untuk Andi dan dua gelas untuk Joko.
Jawab
1
Nasi 1 piring 3 x Rp.9.000 Rp. - Rp. 3.000
1
Teh manis 1 gelas 3 x Rp. 7.500 Rp. 2.500 Rp. –
2
Teh manis 2 gelas 3 x Rp.7.500 Rp. - Rp. 5.000
a. Metode penelusuran langsung merupakan pembebanan biaya ke objek biaya yang paling
akurat, disebabkan hubungan sebab akibat yang dapat diamati secara fisik. Sedangkan
metode penelusuran penggerak dianggap kurang akurat karena ukuran satu piring nasi dan
satu gelas es teh bisa berbeda.
b. Ada satu metode pembebanan biaya yang lebih dianggap kurang akurat (atau sebaiknya
dihindari) yaitu metode alokasi (allocation methode). Pembebanan biaya tidak langsung pada
objek biaya disebut metode alokasi. Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya-biaya
yang tidak dapat dibebankan pada objek biaya, baik dengan metode penelusuran langsung
maupun penelusuran penggerak. Biaya tidak langsung, tidak terdapat hubungan sebab
akibat, maka pembebanan biaya tidak langsung didasarkan pada kemudahan atau beberapa
asumsi yang berhubungan. Contoh, biaya tidak langsung adalah biaya penerangan dan
pemanasan ruangan pabrik yang memproduksi dua atau lebih produk yang berbeda. Namun
demikian pengalokasian biaya tidak langsung tetap dilakukan untuk tujuan pelaporan pihak
eksternal.
Keluaran (output) organisasi merupakan salah satu objek biaya terpenting. Ada dua jenis output
yaitu produk berwujud (barang) atau jasa. Produk berwujud (tangible product) adalah barang
yang dihasilkan dengan mengubah bahan baku melalui penggunaan tenaga kerja dan masukan
(input) modal, seperti pabrik, lahan dan mesin. Televisi, mobil, pakaian dan hamburger
merupakan produk berwujud. Jasa (service) adalah tugas atau aktivitas yang dilakukan
pelanggan dengan menggunakan produk berwujud atau fasilitas organisasi. Jasa (service) juga
do produksi dengan menggunakan bahan, tenaga kerja dan input modal. Perawatan kesehatan,
jasa pemakaman dan akuntansi merupakan contoh aktivitas jasa yang dilakukan pelanggan.
Sedangkan penyewaan kendaraan, alat ski dan video adalah jasa yang memungkinkan
pelanggan menggunakan produk atau fasilitas organisasi. Ada empat dimensi penting yang
membedakan jasa (service) dengan produk berwujud (tangible product) yaitu :
1. Tidak berwujud (intangible) artinya pembeli jasa tidak dapat melihat, merasakan, mendengar
atau mencicipi suatu jasa sebelum jasa tersebut dibeli.
2. Tidak tahan lama (perishability) artinya jasa tidak dapat disimpan untuk kegunaan masa
depan.
3. Tidak dapat dipisahkan (inseparability) artinya produsen dan pembeli jasa biasanya
melakukan kontak langsung saat terjadinya pertukaran (atau transaksi jasa).
4. Tidak selalu sama (heterogenity) artinya terdapat peluang variasi yang lebih besar pada
penyelenggaraan jasa daripada produk berwujud.
Perhitungan harga pokok produk untuk pelaporan keuangan eksternal, dikelompokkan menurut
fungsi organisasi dapat dibagi dua, yaitu :
1. Biaya produksi (manufacturing cost) adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang
dan penyediaan jasa.
a. Biaya bahan langsung (manufacturing cost) adalah bahan yang dapat di telusuri secara
langsung pada barang atau jasa yang sedang diproduksi.
b. Biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost) adalah tenaga kerja yang dapat di telusuri
secara langsung pada barang atau jasa yang sedang diproduksi.
c. Biaya overhead (overhead cost) adalah semua biaya produksi atau pabrik selain bahan
baku langsung (direct material cost) dan biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost).
Pada perusahaan manufacturing atau pabrikasi bahwa biaya overhead disebut juga biaya
pabrik (factory borden) atau overhead manufactur (overhead manufacturing).
Catatan : kombinasi dari ketiga jenis biaya produksi yang dijelaskan diatas dapat dibagi
dua yaitu, 1. Biaya utama (prime cost) adalah biaya bahan baku (direct material cost)
ditambah biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost) 2. Biaya konversi (conversion
cost) adalah biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost) ditambah biaya overhead
(overhead cost).
2. Biaya non produksi (non manufacturing cost) adalah biaya yang berkaitan dengan fungsi
desain, pengembangan, pemasaran, distribusi, layanan pelanggan dan administrasi umum.
Biaya non produksi atau sering disebut biaya komersil (commercial expense) atau biaya
operasi (operating expense) dapat dibagi dua kategori yaitu :
a. Biaya penjualan (selling expense) adalah biaya yang dikeluarkan sampai dengan barang
atau jasa kepada konsumen. Biaya pemasaran, biaya distribusi, biaya pelanggan
melupakan contoh dari biaya penjualan atau biaya pemasaran (marketing expense).
b. Biaya umum dan administrasi (general and administration expense) adalah biaya yang
dikeluarkan untuk mengkoordinir aktivitas penentu kebijakan, pengarahan, pengawasan
secara keseluruhan agar dapat berjalan secara efektif dan efisien. Biaya mendesain
produk dan jasa, pengembangan dan administrasi merupakan contoh dari biaya umum
dan administrasi (general and administration expense).
Laporan laba rugi (income statement) adalah laporan yang menjelaskan pendapatan dan beban
yang dikeluarkan untuk pendapatan pada suatu periode tertentu.
Syarat utama dalam laporan laba rugi eksternal, biaya produksi (bahan baku, tenaga kerja
dan overhead) dimasukkan pada perhitungan biaya produksin (cost of good manufactured)
sedangkan biaya non produksi (biaya penjualan dan biaya administrasi) dimasukkan dalam
laporan laba rugi (income statement). Hal ini dapat dipahami bahwa biaya penjualan serta biaya
umum dan administrasi dipandang sebagai biaya periode (period cost) yang tidak dapat ditunda
pembebanannya. Ada tiga jenis laporan laba rugi, sesuai dengan jenis usaha organisasi yaitu :
Ilustrasi
“Usaha dagang Kencana” menyajikan data-data untuk laporan laba rugi tahun 2011
(jutaan rupiah) sebagai berikut :
Persediaan barang dagang 1 Januari 2011 Rp. 80
Persediaan barang dagang 31 Desember 2011 Rp. 100
Penjualan Rp. 915
Retur penjualan Rp. 10
Potongan penjualan Rp. 15
Pembelian Rp. 400
Beban pembelian (beban angkut masuk) Rp. 12
Retur pembelian Rp. 7
Potongan pembelian Rp. 5
Beban penjualan Rp. 75
Beban administrasi dan umum Rp. 85
Beban bunga Rp. 8
Pajak penghasilan 30% dari laba sebelum pajak.
Ilustrasi
Usaha manufacture jet-set, menyajikan data-data biaya produksi dan laba rugi (jutaan
rupiah) pada tahun 2011 adalah sebagai berikut :
Persediaan bahan baku 1 Januari 2011 Rp. 50
Persediaan bahan baku 31 Desember 2011 Rp. 80
Persediaan barang dalam proses 1 Januari 2011 Rp. 75
Persediaan barang dalam proses 31 Desember 2011 Rp. 90
Persediaan barang jadi 1 Januari 2011 Rp. 100
Persediaan barang jadi 31 Desember 2011 Rp. 120
Penjualan Rp. 1.210
Retur penjualan Rp. 6
Potongan penjualan Rp. 4
Pembelian Rp. 650
Biaya angkut pembelian Rp. 15
Retur pembelian Rp. 10
Potongan pembelian Rp. 5
Upah tenaga kerja langsung Rp. 95
Overhead pabrik Rp. 105
Beban penjualan Rp. 85
Beban administrasi dan umum Rp. 75
Beban bunga Rp. 15
Pajak penghasilan 30% dari laba sebelum pajak.
Ilustrasi laporan laba rugi usaha jasa (tidak menggunakan bahan baku)
Kolam renang “sehat jasmani” menyajikan data-data laporan laba rugi (jutaan rupiah)
pada tahun 2011 adalah sebagai berikut :
Pendapatan jasa Rp. 850
Pendapatan lain-lain Rp. 50
Beban operasi Rp. 200
Beban bunga Rp. 20
Pajak peghasilan 30% dari laba sebelum pajak.
Ilustrasi laporan laba rugi usaha jasa memiliki barang dalam proses
Arsitektur Dr. Ir . Setiawan menyajikan data-data laporan laba rugi (jutaan rupiah) pada tahun
2011 adalah sebagai berikut :
Penjualan Rp. 650
Barang dalam proses 1 Januari 2011 Rp. 50
Barang dalam proses 31 Desember 2011 Rp. 40
Biaya jasa yang di tambahkan terdiri dari :
Bahan baku langsung Rp. 100
Upah tenaga kerja langsung Rp. 80
Overhead Rp. 90
Beban penjualan Rp. 50
Beban administrasi Rp. 60
Ditanya : Susun laporan laba rugi tahun 2011
Jawab :
Arsitektur Dr. Ir. Setiawan
Income Statement
For the year ended December 31, 2011
Sales Rp. 650
Cost of good service
Work in process-opening Rp. 50
Addition cost of service
Direct raw material Rp. 100
Direct labor Rp. 80
Overhead Rp. 90
Total cost of sales service Rp. 320
Work in process ending Rp. (40)
Cost of sales service – net Rp. 280
Gross margin Rp. 370
Operating expenses
Selling exspenses Rp. 50
Administration exspenses Rp. 60 Rp.(110)
Earning before interest and tax (EBIT) Rp. 260
12. TUJUAN SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN
Manajemen kualitas total (total quality management – TQM) adalah suatu pendekatan yang
memungkinkan produsen bekerja keras menciptakan lingkungan para pekerja membuat produk
sempurna (tanpa cacat). Filosofi TQM pada prinsipnya menciptakan lingkungan para pekerja
membuat produk tanpa cacat (zero defect). Rantai nilai (value chain) adalah rangkaian aktivitas
yang dibutuhkan untuk mendesain, mengembangkan, memproduksi, mamasarkan dan
memperbaiki suatu produk atau jasa.
Dalam sistem akuntansi manajemen ada dua jenis rantai nilai yaitu : 1. Rantai nilai
eksternal (internal value chain) 2. Rantai nilai industri (industrial value chain). Rantai nilai
eksternal (internal value chain) adalah rangkaian aktivitas mendesain, mengembangkan,
memproduksi, memasarkan serta mengirimkan produk ke pelanggan. Rantai nilai industri
(industrial value chain) adalah rangkaian aktivitas menciptakan nilai dan saling berhubungan,
mulai dari bahan baku hingga pemakaian produk akhir. Jadi orientasi nilai rantai (value chain)
adalah nilai bagi pelanggan (customer value). Nilai bagi pelanggan (customer value) adalah
selisih apa yang pelanggan terima (realisasi bagi pelanggan) dengan apa yang pelanggan
serahkan (pengorbanan pelanggan). Yang diterima pelanggan dari produk yang dibeli (realisasi
bagi pelanggan) meliputi fitur umum dan khusus. Suatu produk jasa, kualitas, petunjuk
penggunaan, reputasi, merk dan faktor-faktor lain yang dianggap penting oleh pelanggan. Yang
diserahkan pelanggan (pengorbanan pelanggan) meliputi biaya pembelian produk, waktu dan
usaha yang dikeluarkan pelanggan untuk mendapatkan dan mempelajari cara penggunaan
produk, serta biaya pasca pembelian. Seperti biaya pemeliharaan fitur (kualitas desain) adalah
karakteristik produk yang berbeda dari produk-produk sejenis yang fungsinya sama (contoh: fitur
yang berbeda untuk usaha penerbangan kelas utama dan ekonomi antara perusahaan garuda
dengan perusahaan mandala).
Diminta :
a. Klasifikasikanlah biaya bulan Desember 2011 dalam kategori berikutnya : biaya
produksi (bahan langsung, tenaga kerja langsung dan overhead manufaktur) dan biaya
operasi (beban penjualan dan administrasi) serta jumlah rupiah masing-masing.
b. Susunlah laporan laba rugi untuk pelaporan eksternal.
c. Asumsikanlah bahwa restoran hamburger juga memproduksi ayam panggang (artinya
ada dua jenis produk). Bagaimanakah anda membebankan biaya depresiasi untuk
peralatan masak pada setiap produk? Apakah hal ini termasuk penelusuran langsung,
penelusuran penggerak, atau alokasi ? Jelaskan!
Jawab :
c. Depresiasi peralatan masak dibebankan pada produk burger dan panggang tidak boleh
berdasarkan penelusuran langsung. Yang paling tepat bisa berdasarkan jam pemakaian
mesin masak sesuai dengan perbandingan jam pemakaian masing-masing produk. Hal
ini merupakan penelusuran penggerak.
Jawab :
2. Usaha manufaktur “Jansen” di Bekasi memberikan data-data biaya selama tahun 2011
(jutaan rupiah) sebagai berikut :
Pembelian bahan baku Rp. 600
Beban angkut pembelian Rp. 20
Retur pembelian dan pengurangan harga Rp. 15
Penjualan barang jadi Rp.1.415
Retur penjualan dan pengurangan harga Rp. 25
Beban penjualan Rp. 100
Beban umum dan administrasi Rp. 115
Beban tenaga kerja langsung Rp. 140
Beban overhead pabrik Rp. 160
Beban bunga Rp. 20
Persediaan bahan baku 1 Januari 2011 Rp. 100
Persediaan bahan baku 31 Desember 2011 Rp. 120
Persediaan barang dalam proses 1 Januari 2011 Rp. 75
Persediaan barang dalam proses 31 Desember 2011 Rp. 85
Persediaan barang jadi 1 Januari 2011 Rp. 65
Persediaan barang jadi 31 Desember 2011 Rp. 50
Diminta :
a. Siapkan laporan harga pokok produksi (COGS)
b. Siapkan laporan harga pokok penjualan (COGM)
c. Siapkan laporan laba rugi (income statement)
d. Hitunglah besarnya biaya utama (prime cost) dan biaya konversi (conversion cost)
BAB 2
PERILAKU BIAYA DAN PERHITUNGAN BIAYA
BERDASARKAN AKTIVITAS.
1. PERILAKU BIAYA
Perilaku biaya (cost behavior) adalah istilah umum untuk menjelaskan apakah biaya berupah
seiring dengan perubahan aktivitas atau keluaran. Rentang waktu (times range) berparan
penting dalam penentuan perilaku biaya, karena biaya dapat berubah ketika ada perubahan
aktivitas dalam bataswaktu yang relevan, rentang waktu relevan (relevan range)adalah rentang
keluaran dengan asumsi hubungan biaya dan keluaran atau aktivitas berlaku. Perilaku biaya
dapat dibagi tiga yaitu:
1) Biaya tetap
Biaya tetap (Fixed Cost-FC) adalah biaya yang jumlah keseluruhannya akan tetap konstan
dalam rentang yang relevan ketika tingkat aktivitas atau keluaran berubah, contoh: biaya
sewa, biaya depresiasi dengan metode garis lurus, gaji pegawai staf. Karakteristik biaya
tetap adalah biaya keseluruhan atau total tetap konstan ketika ada perubahan aktivitas,
tetapi biaya per unit berubah.
2) Biaya variabel
Biaya variabel (variabel Cost-VC) adalah biaya yang secara keseluruhan berubah atau
bervariasi secara proporsional terhadap perubahan aktivitas atau keluaran, contoh: biaya
bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung. Karakteristik biaya variabel adalah
biaya keseluruhan tetap konstan namun biaya per unit berubah secara proporsional
terhadap perubahan aktivitas atau keluaran.
3) Biaya campuran
Biaya campuran (Mixed Cost-MC) adalah biaya yang memiliki komponen tetap dan
variabel, contoh: komisi penjualan, biaya listrik.
Untuk tujuan perhitungan harga pokok dan pelaporan laba rugi pihak eksternal, perlu
dipisahkan jumlah variabel dan tetap yang terdapat dalam biaya campuran(mixed cost-MC).
Pemisahan biaya variabel per unit dan biaya tetap per priode dalam jumlah biaya
campuran dapat menggunakan salah satu metode sebagai berikut:
Cara perhitungan biaya variabel per unit dangan metode kuadrat terkecil terlebih dahulu
menghitung rata-rat biaya campuran ada aktivitas atau volume kegiatan. Lalu rata- rata
biaya campuran dan volume kegiatan merupakan penyimpangan.
Ʃ ( x−x 1 ) x ( y− y 1)
Maka biaya variabel per unit = Ʃ ( x−x 1 ) 2
Keterangan
x-x1 = penympangan volume kegiatan atau aktivitas
y-y1 = penyimpangan biaya campuran
Catatan:
Metode paling akurat untuk pemisahan biaya variabel dan biaya tetap pada biaya
campuran adalah metode least square, namun perhitungan paling praktis adalah metode
titik tertinggi dan terendah. Untuk itu penulis hanya membahas kedua metode tersebut
(metode least square dan high low point).
ILUSTRASI:
Anda adalah seorang akuntan manajemen yang berkeinginan untuk mengetahui
komponen biaya variabel dan biaya tetap pada biaya campuran dalam sebuah
perusahaan. Data – data biaya dan unit produksi selama tiga tahun berturut –turut adalah
sebagai berikut:
Ditanya :
1. Hitunglah biaya variabel per unit dan biaya per tahun dengan metode hingh and low
point
2. Hitunglah biaya variabel per unit dan biaya tetap per tahun dengan least square
Jawab :
1. Menetapkan biaya variabel per unit .
100.000 .000
Biaya variabel perunit = 5.000 = Rp. 20.000 per unit
atau
titik terendah: y = a + bx
400.000.000 = a + 20.000 (14.000)
400.000.000 = a + 200.000.000
a = RP. 200.000.000
catatan : perhitungan biaya variabel per unit dan biaya tetap per tahun dengan kedua metode
high and low point dengan metode least square,adalah sebagai berikut :
Perhitungan atau kalkulasi biaya berdasarkan aktivitas (activity based costing-ABC) adalah
pendekatan pembebanan biaya yang pertama- tama menggunakan penelusuran
langsung(direct tracing) untuk membebankan biaya pada aktivitas pada objek biaya(cost
object) . kalkulasi biaya berdasarkan aktivitas pada umumnya digunakan untuk perusahaan
yang menghasilkan beberapa jenis produk, contohnya , perusahaan unilever yang memproduksi
sabun mandi, sabun cuci dan lain sebagainya . pembahasan kalkulasi berdasarkan aktivitas ,
terdiri dari beberapa subtopik permbahasan yang terdiri dari :
Aktivitas (activity) adalah keseluruhan tindakan didaladm organisasi yang berupa bagi para
manajer untuk tujuan perencanaan , pengendalian dan pengambilan keputusan .
1. Aktivitas tingkatan unit (unit level activity) adalah aktivita yang dilakukan setiap kali
sebuah unit produksi. Sebagai contoh, pemesinan ,perakitan adalah aktivitas yang
dikerjakan setiap kali sebuah unit produksi. Biaya aktivitas tingkat unit jumlahnya
berubah- ubah atau berpariasi terhadap perubahan jumlah unit yang diproduksi.
2. Aktivitas tingkat tumpukan (batch level aktivity) adalah aktivitas yang dilakukan setiap
batch produk diproduksi. Sebagai contoh, penyetakan (set-up) , pemeriksaan, penjadwalan
dan penanganan bahan adalah aktivitas yang dilakukan setiap suatu batch produk
diproduksi. Biaya aktivitas tingkat batch bervariasi besarnya terhadap perubahan suatu
batch produk diproduksi, tetapi tetap terhadap jumlah unit setiap batch.
3. Aktivitas tingkat produk (product level aktivity) adalah aktivitas yang dilakukan untuk
mendukung berbagai produk yang diproduksi perusahaan. Sebagai contoh , perubahan
teknik , pengembangan prosedur pengijinan produk, pemasaran, rekayasa teknik
produk,dan pengujian adalah contoh – contoh aktivitas tingkat produk. Biaya aktivitas
tingkat produk cenderung mening kat dengan peningkatan jenis produk yang berbeda.
4. Aktivitas tingkat fasilitas (facility level aktivity) adalah aktivitas yang menumpang proses
umum suatu pabrik. Sebagai contoh, manajemen pabrik, tata letak(layout), dukungan
untuk program masyarakat, keamanan, pajak kekayaan, dan depresiasi atau penyusutan
mesin pabrik.
Dari keempat tingkat tersebut, tiga yang pertama ,yaitu tingkat unit level, tingkat batch, dan
tingkat produksi mengandung aktivitas yang berkaitan dengan produk, sehingga dapat dibagi
lebih lanjut berdasarkan rasio kosumsi (Consumption Ratio).
Aktivitas dengan rasio kosumsi yang sama dapat menggunakan penggerakan aktivitas yang
sama untuk membebankan biaya. Oleh sebab itu, semua aktivitas dalam tiga tingkat pertama
yang pertama penggerakan aktivitas yang sama dikelompokkan bersama- sama .
Berbeda dengan katagori umum keempat( tingkat fasilitas ) memiliki masalah dengan filosofi
ABC yaitu mengenai penelusuran biaya pada produk. Aktivitas tingkat fasilitas ( dan biayanya )
adalah produk umum yang bervariasi dan tidak mungkin mengidentifikasi bagaimana setiap
produk menggunakan aktivitas tersebut. Jadi biaya tingkat fasilitas tidak dibebankan keproduk,
tetapi diperlakukan sebagai biaya periode(period cost).
ILUSTRASI
Pertanyaan- pertanyaan yang diajukan sebagai identifikasi aktivitas dan atributnya pada sebuah
usaha jasa yang memproduksi kartu kredit. Adapun pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
adakah sebagai berikut:
1. Berapa banyak karyawan dalam departemen anda? Misalnya, ada 6 orang . pertanyaan ini
untuk mengetahui “ sumbernya” (tenaga kerja)
2. Apa saja aktivitas yang mereka lakukan? Misalnya , pemrosesan kartu kredit, pembuatan
laporan kepada pelanggan, dan penjawaban atas pertanyaan pelanggan. Pertanyaan ini
untuk mengetahui “ jenis aktivitas”.
3. Peralatan apa saja yang digunakan? Misalnya, komputer dan printer, kertas dan meja.
Tujuan pertanyaan ini seperti tujuan nomor satu diatas, untuk mengetahui “ sumber daya”
(peralatan).
4. Apakah output ( keluaran) dari setiap aktivitas? Misalnya pelanggan menggunakan kartu
ATM. Tujuan pertanyaan ini untuk mengetahui “objek biaya”.
5. Beberapa banyak waktu yang dihabiskan pekerja untuk setiap aktivitas dan peralatan?
Misalnya, sebanyak 70% digunakan untuk memproses transaksi 255 untuk menyiapkan
laporan , dan yang 5 % lagi untuk menjawab pertanyaan- pertanyaan ini untuk
mengetahui “penggerakan aktivitas”.
Setiap aktivitas terdiri dari input dan output .input aktivitas adalah berbagai sumber daya yang
dikonsumsi aktivitas dalam rangka menghasilkan output-nya . output aktivikasi hasil atau
produksi dari suatu aktivitas . sebagai contoh, penulis sedang menulis buku akuntansi
manajemen , maka berbagai input-nya adalah kertas, pulpen,komputer dan disk, meja, dan lain-
lain, sedangkan outputnya adalah buku manajemen akuntansi.
Ukuran output aktivitas adalah jumlah suatu aktivitas dilakukan sesuai dengan yang
dibutuhkan. Ketika kebutuhan suatu aktivitas berubah, biaya aktivitas pun berubah. Akar pemicu
aktivitas (aktivity roof cause) adalah penyebab yang paling dasar dari suatu aktivitas yang
dilakukan. Analisis pergerakan (driver analysis) adalah usaha yang dilakukan untuk
mengidentivfikasi berbagai fektor yang merupakan akar pemicu (activity roofcase) dari biaya
aktivitas. Dengan kata lain, analisis pergerakan menggunakan akar pemicu. Contohnya, akar
pemicu pemindahan bahan baku adalah tata letak pabrik (layout) . perlu kita ketahui pula, akar
pemicu dari biaya suatu aktivitas kerap merupakan pemicu dari berbagai aktivitas terkait
lainnya. Contohnya kualitas pemasok yang rendah merupakan pemicu biaya pemeriksaan bahan
atau suku cadang yang dibeli dan terjadi pemesanan ulang.
Biaya per unit ( unit cost per unit) adalah jumlah biaya produksi( bahan baku, upah tenaga kerja
langsung, dan overhead manufaktur) dibagian output produksi ( volume produksi).pengertian
diatas untuk perhitungan biaya produksi per unit pada perusahaan manufaktur. Harga jual atau
penawaran (sales price) adalah harga yang ditawarkan kepada pihak lain atau pelanggan
dengan jumlah costper unit ditambah markup (tambahan harga). Mark up ( tambahan harga
umumnya dinyatakan dalam presentase tertentu dari costper unit. Mark up tersebut dipandang
sebagai laba yang diharapkan perusahaan untuk melangsungkan hidup perusahaan. Perlu
diketahui, bahwa biaya bahan baku dan upah tenaga kerja langsung berdasarkan biaya aktual
( penelusuran langsung) , sedangkan overhead pabrik berdasarkan suatu tarif atau pun
penelusuran pergerakan biaya aktivitas.
Untuk memberikan gambaran perhitungan biaya per unit serta harga jual untuk sebuah
perusahaan yang menggunakan kalkulasi biaya tradisional( traditional base costing- TBC).
Dikatakan kalkulasin tradisional ,karena alokasi overhead pabrik kepada produkj berdasarkan
tarif tunggal untuk seluruh departemen, seperti : jam mesin, jam tenaga kerja langsung , dan
bahan baku.
Gambaran perhitungan biaya perunit dan harga jual (kalkulasi biaya tradisional)
Perusahaan manufaktur “jaya” yang memproduksi satu jenis produk, menyajikan data- data
biaya dan produksi bahan Desember 2011, adalah sebagai berikut:
Biaya bahan baku RP 500.000.000
Diminta :
a. Hitunglah biaya produksi per unit
b. Hitunglah harga jual per unit
Jawab:
Contoh perhitungan biaya per unit dan harga jual ( kalkulasi ABC)
Sebuah perusahaan manufaktur menyajikan data – data biaya produksi dan output selama
tahun 2011:
1. Produk yang dihasilkan perusahaan ada dua jenis , yaitu produk x dan y.
2. Bahan baku tahunan untuk produk x RP.190 dan produk y RP 130
3. Upah tenaga kerja langsung per tahun untuk produk x RP 150 dan produk
y RP 130
4. Overhead manufaktur dibebankan kepada produk berdasarkan rasio
kosumsi aktivitas , dan 3 jenis aktivitas yang terdapat pada perusahaan
sehubungan dengan overhead (1) aktivitas pemeliharaan mesin , (2)
aktivitas penanganan bahan, dan (3) aktivitas penyetelan mesin (setup).
Produk x Produk y
Pemeliharaan 200 Jam upaah 100 jam upah langsung
mesin langsung 8 perpisahaan
Penanganan 12 perpindahan 3 proses produksi
bahan 7 proses produksi
Penyetelan
mesin
5. Jumlah produksi selama tahun tersebut, peroduk A100 unit dan produk B
50 unit.
Ditanya :
Jawab:
a. Biaya produksi per unit (jutaan rupiah )
Catatan:
Ada cara lain untuk menghitung pembebanan overhead pabrik, berdasarkan rasio kosumsi
(consumption ratio) masing- masing aktivitas.
1. Pemisahan biaya campuran dengan metode “highand low point” dan “least aquare”
sebuah perusahaan memiliki biaya campuran ( mixedcost) selama tahun 2011:
Ditanya :
a. Hitunglah biaya variabel per unit dan biaya tetap per bulan(metode and low point)
b. Hitunglah biaya variabel per unit dan biaya tetap per bulan (metode least square)
Jawab :
a. Metode “high and lowpoint”
Keterangan MixedCost Jam
mesin
Titik tertinggi Rp 816 9.600
Titk terendah Rp 600 5.200
Selisih Rp 216 4.400
Biaya Variabel:
(x – x1) 2 20.480.000
Biaya tetap
Y = a + bx
684* = a + 0,03
684 = a + 210
12
12
Diminta:
Jawab :
a. Rasio konsumsi aktivitas dan penggerakan aktivitas
1. sebutkan definisi biaya tetap, biaya variabel dan biaya campuran beserta
karakteristiknya?
2. sebutkan definisi atau pengertian kalkulasi biaya ABC?
3. sebutkan rincian klasifikasi aktivitas dan berikan contohnya masing – masing
4. apa yang dimaksud dengan penelusuran langsung (direct tracing) penelusuran
penggerakan
(drivert tracing)
5. apakah anda setuju, bahwa biaya bahan baku dan upah tenaga kerja langsung
menggunakan penelusuran penggerakan? Jika tidak setuju berikan alasannya?
6. apa yang dimaksud dengan kamus aktivitas(dictionary activity) dan atribut aktivitas
(attribule activity)
7. apa yang dimaksud dengan rantai nilai( vallue chain), rantai nilai internal (internal value
chain) dan rantai nilai industri (industry value customer)
8. apa yang dimaksud dengan nilai pelangggan (value customer)
9. apa yang dimaksud dengan aktivitas nilai bertambah (added activity value) dan
sebutkan karakteristiknya
10.jelaskan pengertian dari aktivitas yang tidak bernilai tambah (non added activity value)
Diminta :
a) Hitunglah biaya variabel per unit dan biaya tetap per bulan( gunakan metode
high and low point)
b) Hitunglah biaya variabel per unit dan biaya tetap per bulan ( gunakan metode
least square)
Aktivitas Biaya
Aktivitas
1. Penyetelan (set up) 400.000.000
2. Penanganan bahan (material 250.000.000
handling)
3. Energi 150.000.000
4. Pengujian 100.000.000
Diminta :
1. Hitunglah rasio konsumsi aktivitas dan penggerakan aktivitas
2. Kelompokkan masing – masing aktivitas pada tingkat aktivitas (level activity)
3. Hitunglah tarif setiap kelompok aktivitas dan pembebanan overhead
4. Hitunglah biaya produksi per unit
5. Hitunglah harga jual per unit jika mark up 40%
BAB 3
KALKULASI BIAYA PRODUKSI PENUH DAN VARIABEL
Biaya produksi variabel ( variable manufacturing cost) terdiri dari biaya bahan langsung,
biaya tenaga kerja langsung dan overhead variabel. Biaya produksi tetap (fixed manufacturing
cost) terdiri dari overhead tetap saja. Pemahaman biaya produksi yang telah dijelaskan diatas
berguna untuk menetapkan kalkulasi biaya produksi biaya variabel dan kalkulasi biaya penuh.
Kalkulasi biaya variabel (variabel costing atau direct costing) adalah perhitungan biaya produksi
yang hanya memasukkan biaya variabel saja kedalam pengolahan produk barang atau
penyediaan jasa. Kalkulasi biaya penuh (full costing atau absorption costing) adalah perhitungan
biaya produksi yang memasukkan biaya produksi variabel dan tetap ke dalam produksi barang
atau penyediaan jasa.
Kegunaan kalkulasi biaya produksi tetap (full costing atau absorpting costing) antara lain:
1. Pelaporan laba rugi kepada pihak eksternal yang telah ditetapkan berdasarkan
standar Akuntansi Keuangan (SAK)
2. Memisahkan biaya bukan berdasarkan perilaku biaya tetapi berdasarkan fungsi
yaitu biaya produksi ( manufacturing cost) dan biaya non operasi (non
manufacturing cost)
3. Menentukan kinerja fungsional seperti devisa, pabrik, pemasaran, dan administrasi.
3. LAPORAN LABA RUGI DAN REKONSILIASI LABA BERSIH
Akibat perbedaan perhitungan biaya produksi variabel dan penuh secara logis dimungkinkan ada
perbedaan laba bersih antara laporan laba rugi variabel costing dan full costing. Hal ini terjadi
karena perlakuan overhead tetap dalam biaya unit produksi. Untuk itu perlu diadakan
rekonsiliasi atau penyesuaian atas perhitungan laba bersih tersebut. Adapun rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut:
Selisih laba bersih = ( unit produk jadi akhir – unit produk jadi awal) × tarif overhead tetap per
unit.
Perlu diketahui laba bersih menurut variabel costing dan full costing jumlahnya sama besar
apabila volume produksi yang dianggarkan sama besarnya dengan volume produksi
aktual.khusus untuk laporan laba rugi full costing ada kemungkinan terjadi varian overhead
tetap ( fixed overhead varian ) baik yang menguntungkan (favorable = F) , maupun yang tidak
menguntungkan (D).
Selisaih overhead tetap (fixed overhead tetap ) adalah perbedaan overhead tetap yang
terjadi jika volume produk yang dianggarkan berbeda dengan unit produkis aktual. Rummus
perhitungan adalah sebagai berikut :
Selisih overhead tetap = ( volume produksi yang diangarkan – volume produksi aktual) × tarif
Ilustrasi
Kalkulasi laporan laba rugi full dan variable costing serta rekonsiliasi laba bersih.
Perusahaan manufaktur PT. RIONATA menyajikan data – data produksi dan operasi untuk 2
tahun yaitu 2011 dan 2012.
1. Biaya produksi per unit tahun 2011 dan 2012 adalah sama yaitu:
Bahan baku Rp. 1.300
Upah langsung Rp. 1.500
Overhead variabel Rp. 200
Biaya produksi variabel per unit RP. 3.000
Overhead tetap pertahun berdasarkan budget produksi normal 150.000 unit adalah
sebesar Rp. 150.000.000
2. Data produksi dan persediaan barang jadi serta unit yang dijual:
Diminta
a. Hitunglah biaya produksi per unit dengan variabel costing dan full costing.
b. Hitunglah overhead variances tahun 2011 dan 2012
c. Susunlah laporan laba – rugi ,variabel costing dan full costing .
d. Buatlah rekonsiliasi selisih laba bersih variabel costing Dan full costing tahun
2011 dan 2012
Jawab
a. Biaya produksi per unit ( tahun 2011 dan 2012 adalah sama)
Jenis biaya Variabel Full costing
produksi costing (Rp.) (Rp.)
Bahan baku 1.300 1.300
Upah langsung 1.500 1.500
Overhead pabrik 200 200
variabel 0 1.000
*overhead tetap
Total 3.000 4.000
Rp .150 .000.000
*Overhead tetap per unit = 150.000 = Rp. 1.000
Catatan:
Jika unit produksi aktual lebih besar dari yang normal atau dianggarkan adalah
yang menguntungkan ( favorable = f ), demikian juga sebaliknya.
10.000.000 10.000.000
55.000.000 55.000.000
150.000.000 150.000.000
215.000.000 215.000.000
Laba bersih sebelum Rp. 30.000.000 Rp. 65.000.000
pajak
Catatan :
1. Pada laporan laba rugi variabel costing, biaya dibagi menurut perilaku biaya, yaitu variabel
dan tetap
2. Penjualan setelah dikurangi total biaya variabel disebut laba kontribusi (contribution margin
– CM)
Catatan:
1. Pada laporan laba rugi full costing, bahwa biaya dipisahkan secara fungsional yaitu
biaya produksi dan biaya non produksi ( biaya operasi).
2. Pada laporan laba rungi full costing , memungkinkan terjaid selisih overhead tetap,
baik yang menguntungkan maupun yang tidak menguntungkan. Selisih overhead
tetap tersebut, disesuaikan terhadap laba kotor, jika mengu7ntungkan menambah
laba kotor, tetapi jika tidak menguntungkan mengurangi laba kotor.
Data produksi dan biaya bulan desember tahun 2012 dari PT. Mulawarman , adalah sebagai
berikut:
1. Biaya produksi terjadi dari bahan baku Rp 2.000 per unit, upah langsung Rp 1.500 per
unit, dan overhead tetap yang dianggakan Rp 960.000.000 per tahun. Adapun
produksi yang dianggarkan pada tahun 2012 sebesar 1.200.000 unit barang.
Overhead variabel Rp 500 per unit.
2. Persediaan barang pada awal bulan desember 2012 adalah 10.000 unit,produksi
barang bulan desember 2012 adalah 95.000 unit.
3. Penjualan bulan desember 2012 sebesar 80.000 unit dengan harga Rp 10.000 per
unit.
4. Beban operasional terdiri dari beban penjualan Rp 90.000.000 dan beban umum Rp
100.000.000 untuk bulan Desember tahun 2012.
Presentasi biaya operasional adalah 60% bersifat variabel dan 40% bersifat tetap.
Diminta :
a. Hitunglah biaya produksi per unit dengan variabel costing dan full costing.
b. Hitunglah selisih overhead tetap bulan Desember 2012.
c. Susunlah laporan laba – rugi variabel costing dan full costing bulan Desember 2012.
d. Buatlah rekonsiliasi laba bersih veriabel costing dan full costing bulan Desember 2012.
Jawab
a. Perhitungan biaya produksi per unit
Rp .960 .000.000
*Tarif overhead tetap per unit = 1.200.000 unit = Rp. 800
Produk yang dianggarkan per bulan = 1200.000 unit : 12 bulan = 100.000 unit
Rp .960 .000.000
Overhead tetap per bulan = = 12 bulan = Rp. 80.000.000
190.000.000
Rp 222.000.000
80.000.000
40% × 90.000.000 =
36.000.000
40% × 100.000.000=
40.000.000
Rp 210.000.000
2. Data – data tersedia untuk bulan desember 2011 untuk tujuan kalkulasi biaya
variabel dan penuh sebagai berikut:
a. Persediaan barang jadi awal 25.000 unit diproduksi pada bulan Desember 2011
sebanyak 150.000 unit dan dijual selama bulan tersebut 100.000 unit
b. Biaya produksi variabel Rp. 10.000 per unit dan overhead tetap Rp. 2.000 per
unit
c. Harga jual per unit adalah Rp. 20.000 (biaya operasi dalam bulan tersebut Rp.
400.000.000 bersifat variabel 70% dan tetap 30%)
Diminta:
1. Hitunglah laba kotor dan laba kontribusi
2. Hitunglah selisih overhead tetap
3. Hitunglah biaya produksi variabel dan biaya produksi tetap
3, Ketika anda sedang menyusun laporan laba rugi full costing pada tahun 2011
terdapat labaa kotor Rp 40.000.000 selisih overhead Rp 10.000.000
(menguntungkan ). Biaya penjualan dan biaya administrasi pada tahun tersebut
adalah Rp. 150.000.000( variabel 70% dan tetap 30%)
Diminta:
1. Hitunglah laba kotor yang tealah disesuaikan
2. Hitunglah laba bersih sebelum pajak
3. Hitunglah biaya administarasi yang bersifat variabel dan tetap.
BAB 4
ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN
PENGENDALIAN
1. ANGGARAN, PERENCANAAN , DAN PENGENDALIAN
Anggaran, perencanaan, dan pengendalian benar – benar saling berhubungan dalam suatu
organisasi bisnis. Anggaran (budget) adalah rencana terincih yang dinyatakan secara formal
dalam ukuran kuantitatif, biasanya dalam satuan uang, untuk menunjukan perolehan dan
pengguaan sumber – sumber suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu, perencanaan
(planning) adalah pandangan kedepan untuk melihat tindakan apa yang seharusnya dibuat atau
dilakukan untuk mencapai tujuan – tujuan tertentu . pengendalian (controling) adalah melihat
kebelakang , menentukan apakah yang sebenarnya terjadi dan membandingkannya dengan
rencana yang telah dibuat sebelumnya. Anggaran merupakan komponen kunci dari perencanaan
karena semua level manajemen bertindak berdasarkan anggaran yang telah disetujui oleh
komite anggaran. Komite anggaran (budget committee) adalah komite yang bertanggung jawab
untuk meninjau anggaran, memeberi pertunjuk kebijakan dan tujuan anggaran, memeberi
petunjuk kebijakan dan tujuan anggaran, mengatasi berbagai perbedaan yang muncul dalam
prses pembuatan anggaran , menyetujui anggaran akhir , dan memonitor kerja sesungguhnya.
2. MANFAAT ANGARAN
3. ANGGARAN INDUK
Anggaran induk (master budget) adalah rencana keuangan menyeluruh ( komprehensif) bagi
organisasi secara keseluruhan , biasanya dalam satu tahun periode fiska. Anggaran tahunan,
biasanya dipecah- pecahkan menjadi bulanan, kwartal. Dan kwartalan. Anggaran induk memiliki
komponen utama, yaitu,anggaran operasional dan anggaran keuangan. Anggaran operasional
(operational budget) adalah anggaran yang mendeskripsikan aktivitas yang menghasilkan
pendapatan bagi suatu perusahaan. Hasil akhir dari anggaran operasional adalah laporan laba
yang dianggarkan ( proforma laporan laba – rugi). Anggaran keuangan (financial budget) adalah
anggaran yang merincikan kas masuk (cash in) dan kas keluar (cash out), serta posisi keuangan
secara umum. Hasil akhir dari anggaran keuangan adalah proforma neraca ( aktual, kewajiban ,
dan equitas) anggaran operasional (operasional budget) terdiri dari perkiraan laba rugi disertai
dengan laporan anggaran pendukung, yaitu:
1. anggaran penjualan
anggaran penjualan (sales budget) adalah proyeksi yang disetujui oleh komite anggaran
yang menjelaskan penjualan yang diharapkan dalam satuan unit dan uang. Anggaran
penjualan adalah dasar bagi semua anggaran operasional dan sebagai anggaran keuangan
, maka sabaiknya anggaran penjualan dihitung dan ditetapkan secara akurat. Fungsi yang
bertanggung jawab tentang anggaran penjualan adalah departemen pemasaran.
2. Anggaran produksi
Anggaran produksi (production budget) menjelaskan berapa banyak unit yang diproduksi
untuk memenuhi kebutuhan penjualan dan kebutuhan persediaan akhir, perlu diketahui
bahwa persediaan akhir suatu priode, menjadi persediaan awal pada priode berikutnya.
3. Anggaran pembelian bahan baku langsung
Anggarapemnbelian bahan baku langsung (direct materials purchass budget) adalah
jumlah bahan baku yang dibeli ( satuan unit dan uang) setiap periode. Jumlah kuantitas
bahan baku langsung yang dibeli, tergantung pada unit yang diproduksi dan rencana
persediaan akhir bahan baku. Seperti halnya persedian awal periode berikutnya, maka
persediaan bahan baku pun demikian juga.
4. Anggaran biaya bahan baku (cost of materials budget) menjelaskan penggunaaan
bahan baku keproduksi yang dinyatakan dalam satuan unit dan uang. Besarnya biaya
bahan baku, tergantung dari unit yang diproduksi serta penggunaan bahan baku
setiap unit produksi.
5. Anggaran tenaga kerja langsung
Anggaran tenaga kerja langsung (direct labor budget) menunjukan jumlah tenaga kerja
langsung yang dibutuhkan dan biaya upah tenaga kerja, yang besarnya tergantung pada
unit yang diproduksi dan tarif upah langsung.
6. Anggaran overhead pabrik
Anggaran overhead (overhead budget) menunjukan konsumsi biaya tidak langsung.
Overhead manufaktur atau pabrik dapat bersifat variable dan tetap ( campuran). Overhead
variable bervariasi, tetapi biasanya terpisahkan overhead tunai dan tidak tunai. Overhead
tunai (cash overhead ) adalah komponen overhead yang memerlukan pengeluaran tunai.
Sedangakan Overhead tidak tunai ( non cash overherad) adalah komponene overhead yang
tidak memerlukan pengeluaran tunai( misalanya: depresiasi).
7. Anggaran persediaan akhir barang jadi
Anggarana persediaan akhir barang jadi ( ending finished goods inventory
budget)memebrikan informasi biaya produksi per unit untuk tujuan perhitungan harga
pokok produksi dan penjualan.
8. Anggaran harga pokok penjualan
Anggaran harga pokok penjualan (cost of goods sold budget) mengungkapkan harga pokok
barang yang siapa untuk dijual.
9. Anggran beban operasional
Anggaran beban operasional (operating expense budget) menguraikan rencana
pengleuaran biaya operasi ( beban penjualan dan beban administrasi) atau biaya non
manufaktur dalam satu periode.
1. Anggaran kas
Anggaran kas (cash budget) adlah rencana terperincih tentang sumber dan Penggunaaan
kas dalam satu periode. Pada saat menyusun budget, harus memperhatikan kas minimum
yang dipertahankan perusahaan, karena mempengaruhi besarnya pinjaman yang dilakukan
perusahaan jika kas defisit. Kas minimum (safety cash balance) merupakan kas minimum
yang dipertahankan, untuk kebutuhan yang tidak diduga sebelumnya.
2. Anggaran investasi
Anggaran investasi (investment budget) adalah rencana investasi jangka panjang untuk
tujuan memperoleh pengembalian investasi (rate of return).
Catatan penting:
Ketika anggaran penjualan (sales budget) selesai dibuat, penjualan dapat dilakukan secara tunai
dan kredit. Apabila penjuaslan dilakukan secara kredit, pelunasan piutang bias diangsur sesuai
syarat kredit yang ditetapkan dan pelunasan piutang tersebut disusun dalam satu defter atau
tabel yang disebut daftar pengumpulan piutang (schedule of account receivable collection ).
Demikian juga tentang anggaran pembelian bahan baku (direct materials purchase budget),
apabila sudah selesai dibuat, jika pembayaran angsuran (kredit) , maka dibuat dartar pelunasan
utang dagang (schedule of account payable payment). Perlu diketahui bahwa tabel pengumpulan
piutang (schedule of account receivable ) dan tabel pelunasan piutang dagang (schedule of
account payable payment)bukan merupakan komponen anggaran, tetapi sebagai daftar
pendukung untuk keperluan penyelesaian kas budget.
Pt. Gajah mada menyediakan informasi keuangan sebagai dasar penggunaan anggaran pada
tahun 2012, adalah sebagai berikut :
** Hutang dagang merupakan hutang atas pembelian bahan baku secara kredit
2. Kebijakan Perusahaan
a. Penjualan barang jadi dilakukan secara kredit, pola pembayaran adalah 40% pada
kwartal penjualan dan 60% pada kwartal berikutnya. Demikian juga atas pembelian
bahan baku secara kredit, pola pembayaran adalah 50 % pada kwartal pembelian
dan sisanya pada kwartal berikutnya.
Pada saat keuangan perusahaan dalam keadaan defisit, dapat melakukan pinjaman ke
bank, ketika keadaan keuangan perusahaan surplus dapat digunakan membayar
kembali pinjaman. Pada saat meminjam maupun mengangsur pinjaman ke bank
dengan memperhatikan saldo kas minimum, sebesar Rp. 400.000.000 setiap kwartal.
Untuk mempermudah perhitungan pada saat meminjam dengan pembulatan Rp.
5.000.000 Penuh.
b. Rencana persediaan akhir barang jadi tiap kwartal ditetapkan sebesar 10% dari
penjualan kwartal berikutnya. Sedangkan rencana persediaan akhir barang baku,
ditetapkan sebesar 20% dari kebutuhan bahan baku kwartal berikutnya.
Perusahaan, juga sudah memutuskan anggaran tahun 2013, untuk penjualan
barang jadi kwartal I, sejumlah 2.200 unit. Demikian tentang rencana bahan baku
yang dibutuhkan pada kwartal I tahun 2013, ditetapkan sebesar 4.600kg. Harga
bahan baku Rp. 100.000 per Kg.
c. Dividen tunai, dibayar setiap 6 bulan. Yaitu pada kwartal I dan kwartal III. Jumlah
dividen yang dibayar adalah 10% dari nilai nominal saham.
d. Perusahaan menggunakan kalkulasi biaya variable (variable costing) untuk
menghitung biaya produksi per unit dan pelaporan laba rugi.
Jawab :
I 230.000.0 460.000.000
II 460.000.00 230.000.0 00 326.000.0 652.000.000
III 0 00 326.000.0 00 370.000.00 740.800.000
IV 652.000. 00 370.400.0 0 279.600.000
000 00 279.600.00
740.000.00 0
0
559.000.00
0
2.652.000. 470.000.0 556.000.0 696.400.0 650.000.00 2.372.400.00
000 00 00 00 0 0
Anggaran Laba rugi (Income statemen budget- ISB) ‘’ Laporan Laba rugi variable costing’’
Catatan:
Perlu diingat kembali pembahasan pada BAB III tentang kalkulasi biaya variable (variable
costing). Laporan laba rugi Variabel costing memisahkan biaya variable dengan biaya tetap.
Selisih antara penjualan dengan total biaya variable disebut laba kontribusi (contribution
margin). Anda harus memahami, bahwa anggaran dibuat oleh manajemen untuk tujuan pihak
internal sebagai perencanaan dan pengendalian. Untuk itu laporan laba rugi variable costing
sebaiknya untuk dilakukan.
Keterangan
a. Pinjaman seharusnya 400.000.000 + 466.000.000= Rp. 866.000.000(Pembulatan Rp.
5.000.000) keatas. Jumlah yang Rp. 400.000.000 , merupakan kas minimum.
b. Beban bunga : 9/12 x 12% x Rp. 500.000.000 = Rp. 45.000.000 (Kwartal III)
c. Beban bunga : 12/12 x 12%x Rp. 300.000.000 = Rp. 36.000.000 (Kwartal IV)
Beban bunga : 9/12 x 12% x Rp. 870.000.000 = Rp. 78.000.000 (Kwartal IV)
Total Rp. 114.300.000 (Kwartal IV)
Perusahaan manufaktur abadi , memproduksi satu jenis produk yaitu produk A. Produk
tersebut menggunakan 2 jenis bahan baku yaitu X dan Y. Selama smester I tahun 2012 terdapat
data-data yang berhubungan dengan penyusunan anggaran sebagian atau parsial. Adapun data
atau informasi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Rencana penjualan Januari 2.500 unit, Februari 3.000 unit, Maret 4.000 unit, April 5.000
unit, Mei 5.000 unit Juni 6.000 unit dan Juli 6.000 unit. Penjualan dilakukan di daerah
Sumatera dan Jawa dengan harga jual sama yaitu Rp. 50.000 per unit. Proporsi penjualan
di Jawa dan Sumatra adalah sama yaitu masing-masing 50%. Persediaan barang jadi pada
tanggal 31 Desember 2011 adalah 1.000 unit, sedangkan rencana persediaan akhir tiap
bulan adalah 20% dari rencana penjualan bulan berikutnya.
2. Bahan baku yang digunakan untuk membuat produksi A terdiri dari :
Bahan Baku X 5 kg
Bahan Baku Y 2 kg
Rencana persediaan akhir tiap bulan adalah 10% dari kebutuhan produksi bulan
berikutnya. Kebutuhan bahan baku untuk produksi bulan juli 2012 adalah 28.000 Kg untuk
X dan 104.000 kg untuk Y.
Adapun harga bahan baku X adalah Rp. 8.000 per kg dan Y adalah Rp. 7.000 per kg.
persediaan bahan baku X dan Y pada Desember 2011 masing-masing 6.000 kg dan 3.000
kg.
Diminta :
Jawaban :
1. Anggaran Penjualan
2. Anggaran Produksi
Keterangan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Per
Smeste
r
Unit yang 2.500 3.000 4.000 5.000 5.000 5.000 24.000
dijual 600 800 1.000 1.000 1.000 1.200 1.200
Persediaan
akhir
Kebutuhan 3.100 3.800 5.000 6.000 6.000 6.200 25.700
Persediaan (1.000 (600) (800) (1.000) (1.000) (1.000) (1.000)
awal )
Rencana 2.100 3.200 4.200 5.000 5.000 5.200 24.700
produksi
1. Dalam rangka penyusunan budget kas untuk kwaetal I tahun 2012 (dirinci dalam bulan),
terdapat informasi sebagai berikut :
a. Saldo kas untuk 31 Desember 2011, sebesar Rp. 500.000.000
b. Rencana penjualan, bulan Januari Rp. 2.000.000.000, Februari Rp. 2.500.000.000, dan
Maret Rp. 4.000.000.000. Penjualan tunai 20% dan kredit 80%. Penerimaan kas dari
penjualan kredit adalah 40% pada bulan penjualan dan 60% pada penjualan bulan
berikutnya
c. Rencana pembelian bahan baku dengan kredit, bulan Januari Rp. 800.000.000,
Februari Rp. 900.000.000, dan Maret Rp. 900.000.000. pola pelunasan hutang
pembelian bahan baku dilakukan sebesar 70% pada bulan pembelian dan yang 30%
lagi pada bulan berikutnya
d. Pembayaran beban operasi, terdiri dari :
f. Pada bulan januari perusahaan meminjam uang ke bank Rp. 400.000.000. Bunga
dibayar tiap bulan setelah bulan peminjaman. Bunga adalah sebesar 1% per bulan
dan secara tunai, bungan dihitung dari jumlah pinjaman pokok dan tidak ada
pengembalian pinjaman pada kwartal I tahun 201
Diminta :
Siapkan Budget kas kwartal I tahun 2012 untuk bulan Januari, Februari, dan Maret. Buat
daftar pendukung untuk penerimaan piutang dan pelunasan hutang.
Diminta :
Siapka Budget biaya tenaga kerja langsung dan Overhead.
BAB 5
ANALISIS BIAYA VOLUME LABA ALAT
PERENCANAAN
MANAJERIAL
1. PENGATURAN
Analisis biaya, volume, dan laba (cost, volume, and profit analysis – CPV analysis) merupakan
suatu alat perencanaan dan pengambilan keputusan. Perencanaan(planning) adalah pandangan
kedepan untuk melakukan tindakan apa yang seharusnya dilakukan mencapai tujuan – tujuan
tertentu. Pengambilan keputusan (decision making) adalah proses memilih antara berbagai
alternatif yang memungkinkan untuk dilaksanakan. Analisis biaya, volume,laba (CVP analisis )
menekankan keterkaitan antara biaya ,volume atau kuantitas yang terjual, harga jual dan semua
informasi keuangan terkandung didalamnya. Dengan kata lain perubahan biaya harga jual dan
kualitas yang terjual dapat mempengaruhi laba yang diperoleh suatu perusahaan.
2. TITIK IMPAS
Salah satu manfaat CVP, adalah menentukan panjualan impas balik dalam unit maupun uang.
Penjualan impas(sales break even point – BEP sales) adalah titik dimana total pendapatan ( total
penjualan) sama dengan total biaya. Pendapatan atau penjualan (sales – s ) adalah kualitas
barang atau jasa yang dijual dikalikan terhadap harga jual. Total biaya (total cost – TC) adalah
jumlah biaya variabel yang ditambah jumlah biaya tetap. Biaya variabel (variabel cost – VC)
adalah biaya yang bervariasi besarnya secara proposional dengan perubahan aktivitas. Biaya
tetap (fixed cost – FC) adalah biaya yang jumlahya selalu konstan dan tidak dipengaruhi oleh
perubahan aktivitas sampai dengan perubahan range tertentu.
1. Batas penjualan yang aman (margin of safety – MOS ) yaitu penurunan penjualan yang
boleh terjadi namun tidak mengalami dan tidak memperoleh keuntungan
2. Indikator penutupan usaha (skate down point – SDP ) yaitu apakah yang sebaiknya
perusahaan ditutup apabila biaya variabel dan biaya tetap tunai tidak dapat tertutup
3. Menetapkan target penjualan ( sales target – ST ) yaitupenjualan yang diharapkan
memperoleh laba yang diinginkan (desi net propit)
4. Menetapkan sales BEP yang baru akibat adanya perubahan – perubahan biaya, harga jual
serta kuantitas yang dijual bertujuan untuk menghadapi persaingan bisnis.
Teknit perhitungan titik impaas(sales BEP) dapat menggunakan dua cara yaitu:
1. Pendekatan aritmatika.
FC
FC
Sales BEP (Rp.) = VC atau
1− CMR
S
FC FC
Sales BEP (Rp) = S per unit−VC per unit atau CM per unit
Keterangan:
FC = fixed cost atau biaya tetap
VC = variabel cost atau biaya variabel
S = sales atau penjualan S = Q x P
Q = Kuantitas yang dijual, sedangkan P adalah harga dijual per unit.
CMR = contribution margin ratio atau persentase biaya variabel terhadap
penjualan
CM = Contribution margin atau laba kontribusi adalah penjualan dikurangi biaya
variabel
S per unit = Sales per unit atau harga jual per unit atau sering disebut dengan
price(P).
VC per unit= Variabel cost per unit atau biaya variabel per unit.
CM perunit= Contribution per unit atau laba kontribusi per unit.
2. Pendekatan grafik
Menggunakan metode stastistik yaitu grafik atau diagram. Grafik yang digunakan
adalah grafik garis.
Rumus – rumus manfaat yang terkait, adalah sebagai berikut:
FC Cash
a. Sales SDD (Rp) = VC
1−
S
FC cash = biaya tetap tunai. Biaya tetap tidak tunai (FC non cash) seperti
depresiasi aktiva tetap tidak diperhitungkan.
sakes budget ( Rp. ) −sales BEP (Rp .)
b. Sales Mos (%) = Sales Budget ( Rp .) = ˣ 100%
FC + Desired profil
c. Sales target (Rp) = VC
1−
S
Jika, desired profil dinyatakan dalam presentase. Maka sales target dimaksimalkan
dengan X . jika desired profil dalam Rp, sales target tidak perlu dimisalkan X.
d. Sales BEP yang baru. Rumusnya sama seperti pendekatan aritmatika yang
dijelaskan diatas. Akan tetapi angka – angka yang dimasukkan kedalam rumus ,
adalah angka- angka setelah perubahan.
1. Karena perhitungan titik impas menggunakan biaya berdasarkan prilaku tetap dan
variabel, dimana biaya variabel pada nyatanya tidak selalu berubah secara proporsional
dengan perubahan aktivitas.
2. Asumsi titik impas adalah harga jual tidak berubah atau linear, nyatanya bisa non linear.
Ilustrasi
Perhitungan titik impas, grafik dan manfaat yang terkait
Rencana penjualan sebuah perusahaan untuk satu jenis produk pada tahun 2012 sebesar
10.000 unit. Harga jual adalah Rp 50.000 per unit sedangkan biaya variabel adalah Rp 30.000
per unit. Biaya tetap selama tahun 2012 sebesar Rp 100.000.000.
Diminta
a. Siapkan laporan laba rugi budget dengan metode variabel costing, serta tunjukkan
dalam angka absolut (Rp) dan rasio (%).
b. Hitunglah sales BEP (dalam Rp dan unit)
c. Buatlah sebuah grafik BEP.
d. Hitunglah sales MOS (dalam % dan Rp)
e. Hitunglah sales SOP( dalam Rp) biaya tetap tunai 80% dan sisanya 20% tidak tunai.
f. Hitunglah sales target (dalam Rp), apabila laba yang diinginkan 30% dari sales target.
g. Pada tahun 2013, perusahaan yang sedang dalam persaingan bisnis yang ketat ingin
menambah peralatan yang canggih. Dampak penambahan peeralatan, menambah
biaya tetap per tahun Rp. 20.000.000 .disisi lain biaya variabel turun 10% dari biaya
variabel tahun 2012, kuantitas penjualan naik 20% dari tahun 2012 dan harga jual
turun 5% dari harga jual tahun 2012.
Jawab :
a. Laporan laba rugi variable costing.
Keterangan Rp % Nama
rasio
Sales (s) 10.000 x 50.000 500.000.000 100% Sales ratio
Variabel cost (VC)10.000 x 300.000.000 60% VC.ratio
30.000
Contributin margin(CM) 200.000.000 40% CMR
Fixed cost(FC) 100.000.000 20% FC.ratio
Protif 100.000.000 20% Protif ratu
Atau
sales BEP Rp 250.000 .000
Sales BEP (unit) = harga jual per unit = 50.000 = 5.000 unit
Catatan :
1. Apabila sales BEP (unit) yang lebih dahulu dihitung, maka sales BEP(RP) dihitung
dengan cara : sales BEP (Rp) = sales BEP (unit) x harga jual per unit
= 5000 unit x Rp. 50.000
= Rp. 250.000.000
2. Bukti, bahwa sales BEP tidak untung dan juga tidak rugi atau laba sama dengan
nol. Sales BEP 5000 x Rp 50.000 = Rp. 250.000.000
VC 5000 x 30.000 = Rp 150.000.000
CM, =Rp 100.000.000
FC. =Rp 100.000.000
Protif Rp.0
c. Grafik BEP
y = sales dan cost (jutaan rupiah)
500
200
(Quantit
y)
1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000
e. Sales SDP
100.000 .000 x 80
80.000.000
Sales SDP (Rp) = 800.000 .000 = = Rp. 200.000.000
1− 0,4
500.000 .000
Artinya: jika target penjualan Rp. 1.000.000.000, maka perusahaan memperoleh laba
sebesar 30% x 1.000.000.000 = Rp. 300.000.000
Bukti:
Sales target Rp 1.000.000.000
Vc. 60% x Rp. 1.000.000.000 Rp. 600.000.000
CM Rp. 400.000.000
FC Rp. 100.000.000
300.000 .000
Profit Rp. 300.000.000 → 1.000 .000 .000 x 100% =
30%
g. Sales BEP yang baru ( tahun 2013).
Variabel – variabel yang berubah pada tahun 2013:
1. Biaya tetap 100.000.000 + 20.000.000 = Rp 120.000.000
2. Biaya variabel 30.000 – ( 10% x 30.000) = Rp 27.000
3. Kuantitas penjualan 10.000 + (20% + 10.000) = 12.000 unit
4. Harga jual per unit = 50.000 – ( 5% - 50.000) = Rp. 47.500
120.000 .000
120.000 .000
Sales BEP (Rp) = 1− 27.000 = 0,43 = Rp. 279.069.767
47.500
Atau
120.000 .000 120.000.000
120.000 .000
Sales BEP (Rp) = 27.000 x 12.000 = 324.000 .000 = =
1− 1− 0,43
47.500 x 12.000 570.000 .000
Rp.279.069.767 pembulatan
6. MULTI PRODUK
Pembahasan sebelumnya mengenai produk tunggal dalam menetapkan titik impas dan manfaat
yang terkait. Apabila sebuah perusahaan memiliki labih dari dua jenis produk disebut multi
produk. Perhitungan sales BEP pada prinsipnya adalah sama yang membuat berbeda adalah
perhitungan sales BEP masing – masing produk. Sales BEP masing – masing produk tergantung
kepada sales BEP total atau saels BEP perusahaan. Artinya lebih dahulu menetapkan sales BEP
total.
Ilustrasi
Data – data produk, harga jual dan biaya untuk tiga jenis produk A,B dan C untuk tahun 2012
adalah sebagai berikut:
Diminta:
Hitunglah sales BEP (Rp. dan unit) untuk produk A,B dan C.
Jawab
Menetapkan sales BEP total produk
Perbandingan kualitas produk A: B: C = 5.000 : 3.000 : 2.000 = 10.000
( 5.000 x 200.000 )+ ( 3.000 x 250.000 )+(2.000 x 400.000)
Sales rata – rata per unit = 10.000 =Rp. 255.000
Contribution margin rata –rata per unit (CM rata – rata ) Rp.
102.000
Total FC seluruh produk 470.000 .000
Sales BEP total (unit) = CM rata−rata = 102.000 = 4.608 unit (pembulatan)
5.000
Dalam unit = 10.000 x 4.608 unit = 2.304 unit
3.000
Dalam unit = 10.000 x 4.608 unit = 1.382 unit
2.000
Dalam unit = 10.000 x 4.608 unit = 922 unit
Laporan laba rugi PT. Sentosa pada tahun 2012 adalah sebagai berikut:
Penjualan yang dianggarkan 10.000 unit x Rp. 5.000 = Rp. 50.000.000
Jenis biaya variabel Tetap
Bahan baku 9.000.000 _
Upah langsung 8.000.000 _
Overhead 6.000.000 3.000.000
Pemasaran 5.000.000 3.000.000
Administrasi 2.000.000 4.000.000
Total 30.000.000 10.000.000 Rp. 40.000.000
Laba operasi Rp. 10.000.000
Diminta:
a. Siapkan laporan laba rugi variabel costing (tunjukkan dalam angka Rp,% dan nama
rasio)
b. Hitunglah sales BEP (Rp. dan unit), sales, MOS, dan SDP apabila biaya tetap tunai
80%.
Jawab :
a. Laporan laba rugi “variabel costing”
Keterangan Rp %
Nama rasio
Penjualan 10.000 x Rp 5.000 Rp 50.000.000 100%
SR
VC 10.000 x Rp3.000 Rp 30.000.000 60%
VCR
Laba kontribusi Rp 20.000.000 40%
CMR
FC Rp 10.000.000 20%
FCR
P Rp 10.000.000 20%
PR
10.000
b. 1. Sales BEP (Rp) = 30.000 .000
1−
50.000 .000
10.000 .000
= 0,4 = Rp 25.000.000
25.000 .000
Sales BEP( unit) = 5.000 = 5.000 unit
50.000 .000−25.000.000
2 Sales MOS (%) = 50.000 .000 x 100% = 50%
10.000 .000 x 80
3 Sales SDP(Rp) = 30.000 .000
1−
50.000 .000
8.000.000
= 0,4 = Rp. 20.000.000
Diminta:
a. Susunlah laporan laba rugi metode variabel costing (dalam Rp. dan %)
b. Hitunglah sales BEP (Rp. dan unit)
c. Buatlah sebuah grafik BEP
d. Hitunglah sales MOS (Rp. dan%)
e. Hitunglah SDP (Rp. dan unit)
f. Hitunglah sales target apabila laba yang diinginkan Rp. 2.500.000.000
g. Dalam tingkat persaingan yang sangat ketat pada tahun 2013 perusahaan
ingin menambah peralatan yang lebih canggih untuk mereduksi biaya dan
memperbaiki kualitas produk sebagai dampaknya biaya tetap naik 20% dari
tahun 2012, biaya variabel turun 20% per unit dibandingkan 2012. Variabel
yang lain dianggap sama dengan tahun 2012 berapakah sales BEP tahun
2013 (dalam Rp. dan unit)
Diminta :
a. Hitunglah sales BEP total produk (Rp. dan unit)
b. Hitunglah sales BEP masing – masing produk (Rp. dan unit).
BAB 6
PENGAMBILAN KEPUTUSAN TAKTIS
1. MODEL PENGEAMBILAN KEPUTUSAN TAKTIS
2. BIAYA RELEVAN
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa definisi biaya relevan (relevan cost) adalah
biaya masa depan yang berbeda pada setiap alternative. Semua keputusan yang
berhubungan dengan masa depan hanya biaya masa depan yang relevan saja
dipertimbangkan, namun untuk menjadi relevan suatu biaya tidak hanya merupakan biaya
masa depan, tetapi juga harus berbeda dari suatu alternative ke alternative yang lain jika
biaya masa depan terdapat pada lebih dari suatu alternatif tetapi jumlahnya tidak berbeda
disebut biaya tidak relevan, dan tidak mempengaruhi pengambilan keputusan.
Biaya tidak relevan (irrelevant cost) adalah biaya yang jumlahnya selalu sama atau tidak
berubah diantara berbaga alternatif dan tidak punya pengaruh dalam pengambilan
keputusan contohnya, biaya penyusutan asset tetap. Penyusutan (depreciation) adalah
alokasi harga perolehan aktiva tetap selama umur ekonomis aktiva. Penyusutan merupakan
biaya tertanam (sunk cost) yaitu biaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh tindakan apapun
damasa depan. Biaya tertanam adalah biaya masa lalu dan selalu sama dalam setiap
alternative, sehingga tidak relevan.
Pada saat ini ada tawaran dari pemasok pihak luar untuk komponen printer tersebut
seharga Rp. 400.000.000 untuk 10.000 unit berhubung karena penggunaan komponen
printer dari pemasok luar harus disosalisasikan ke perusahaan diperlukan biaya tenaga
kerja paruh waktu Rp. 30.000.000 pada saat pembelian.
Ditanya :
a. Sebutka biaya relevan dan biaya tidak relevan yang dikeluarkan perusahaan dalam
memproduksi komponen printer .
b. Keputusan apa yang dipilih perusahaan, apakah tetap memproduksi sendiri atau
membeli komponen printer tersebut.
Jawaban :
a. Biaya relevan, adalah bahan baku langsung, upah langsung, overhead variable, dan
sewa peralatan. Biaya tidak relevan, adalah Overhead tetap umum.
b. Memilih pengambilan keputusan
Keputusan yang di ambil perusahaan adalah membeli dari pemasok luar, karena
ada penghematan biaya sebesar Rp. 20.000.000
Catatan :
Logika yang harus dikembangkan untuk pengambilan keputusan antara produksi
sendiri atau membeli dari pihak luar adalah menetapkan jumlah biaya relevan yang
terjadi, dan pilihlah keputusan yang biayanya lebih sedikit. Kata kunci adalah
mengambil keputusan yang biayanya lebih sedikit antara produksi sendiri dan
membeli dari pihak luar (make or buy decision).
2. Keputusan meneruskan atau menghentikan
Untuk perusahaan memproduksi lebih dari dua jenis produk ada kemungkinan satu jenis
produk menderita kerugian, pertanyaanya apakah produk yang merugikan itu dihentikan
atau diteruskan. Hal seperti ini bias juga berlaku bagi perusahaan memiliki beberapa
kantor cabang, divisi dan anak perusahaan.
Ilustrasi
Daftar perhitungan laba-rugi sebuah perusahaan yang memproduksi tiga jenis produk A, B
dan C adalah sebagai berikut:
Laporan Laba-rugi full costing
Jawaban
a. Biaya relevan dan tidak Relevan
Biaya relevan adalah Biaya Variabel, Biaya Iklan, Biaya Gaji
b. Pengambilan Keputusan
Catatan :
Ilustrasi
Laporan laba-rugi (variable costing) untuk perusahaan yang memproduksi tiga jenis
produk A, B, dan C adalah sebagai berikut :
Keterangan Produk A Produk B Produk C Total
Penjualan 500.000.000 800.000.000 150.000.000 1.450.000.000
Biaya Variabel 250.000.000 480.000.000 140.000.000 870.000.000
Laba Kontribusi 250.000.000 320.000.000 10.000.000 580.000.000
Biaya Tetap
Langsung 10.000.000 10.000.000 10.000.000 30.000.000
Iklan 37.000.000 40.000.000 35.000.000 112.000.000
Gaji 53.000.000 40.000.000 10.000.000 103.000.000
Penyusutan
Total biaya tetap 100.000.000 90.000.000 55.000.000 245.000.000
langsung
Laba Operasi 150.000.000 230.000.000 (45.000.000) 335.000.000
Segmen
Beban Tetap Umum - - - 125.000.000
Laba Operasi - - - 210.000.000
Peusahaan
Diminta:
a. Tentukanlah jenis biaya yang relevan dan tidak relevan.
b. Apakah produk C diteruskan atau dihentikan
Jawaban:
a. Jenis biaya relevan dan Tidak Relevan.
Biaya Relevan : Biaya Variabel, Iklan, dan Gaji
Biaya Tidak Relevan : Penyusutan dan Biaya Tetap Umum
b. Mengambil Keputusan diteruskan atau dihentikan
Keputusan yang diambil adalah meneruskan Produk C, karena laba operasi lebih
besar sebesar Rp. 15.600.000 dari pada menghentikan.
Keterangan
* Produk A + B = (90% x 500.000.000) + (92% x 800.000.000) = Rp.
1.186.000.000
** Produk A + B = (90% x 250.000.000) + (92% x 480.000.000) = Rp.
666.600.000
Ilustrasi
Laporan laba rugi Variable costing yang memproduksi tiga jenis produk A, B dan C adalah
sebagai berikut :
Akibat dari penghentian Produk C (yang merugi) diprediksi adanya penurunan penjualan
produk A sebesar 10% dan Produk B sebesar 8%
Diminta:
Apakah Produk C diganti dengan produk D.
Jawaban :
Menghentikan Produk C dengan mengganti produk D.
Keterangan :
Ilustrasi
Sebuah perusahaan memproduksi satu jenis produk berdasarkan kapasitas normal 10.000
unit per tahun. Pada saat ini perusahaan beroperasi pada kapasitas dibawah normal, yaitu
8.000 unit atau kapasitas 80%.
Data-data biaya dan Produk selama tahun 2011, yaitu :
Keteranga Jumlah Biaya Per
Biaya Unit
Rp. Rp.
Biaya Variabel :
Bahan baku langsung 160.000.000 20.000
Upah langsung 150.000.000 18.750
Overhead 80.000.000 10.000
Pengemasan 20.000.000 2.500
Komisi 16.000.000 2.000
Distribusi 8.000.000 1.000
Total Biaya Variabel 434.000.000 54.250
Biaya Tetap :
Gaji 120.000.000 8.000
Penyusutan 24.000.000 3.000
Utilitas 16.000.000 2.000
Pajak 10.000.000 1.250
Lain-lain 15.000.000 1.875
Total Biaya Tetap 175.000.000 18.125
Total Biaya 609.000.000 72.375
Unit barang yang diproduksi atau 8.000 telah laku dijual dengan harga Rp. 100.000 per
unit. pada tahun 2011, ada seorang pelanggan memesan khusus 1.000 unit dengan harga
penawaran dibawah total biaya per unit, yaitu seharga Rp. 65.000 per unit. penawaran
dilakukan langsung ke perusahaan sehingga tidak ada komisi perantara bisnis, serta biaya
distribusi ditanggung oleh pemesan.
Diminta :
Apakah perusahaan menerima atau menolak pesanan khusus tersebut.
Jawab :
Menerima atau menolak pesanan khusus
Keterangan :
Ilustrasi
Tuan joko adalah seorang petani Tomat yang professional dibidang pertanian. Pada bulan
Desember 2011 menghasilkan tomat yang sudah matang dan disortir menjadi jenis. Jenis A
adalah tomat berukuran besar tanpa cacat, tomat B adalah tomat berukuran sedang tanta
cacat, dan tomat C adalah tomat yang tidak dapat dikategorikan kepada jenis A dan B. Harga
jual per kg untuk tomat jenis A Rp. 25.000, jenis B Rp. 18.000 dan jenis C Rp. 10.000 . Jumlah
biaya bersama tmat sampai pada titik pisah Rp. 100.000.000 untuk setiap 10 Ton atau
10.000 kg tomat.
Tuan joko sedang mempertimbangkan untuk tomat jenis C apakah dijual pada saat titik
pisah atau diproses lebih lanjut menjadi saus tomat. Biaya pemrosesan saus tomat adalah
Rp. 1.500 per kg dan harga saos tomat per kg Rp. 13.000.
Diminta :
a. Apakah biaya bersama (joint cost) merupakan biaya relevan dalam pengambilan
keputusan untuk proses lebih lanjut jenis tomat C
b. Keputusan yang dipilih tuan joko apakah menjual pada titik pisah atau diproses lebih
lanjut menjadi saos tomat.
Jawaban :
a. Biaya bersama yang besarnya Rp. 100.000.000 merupakan biaya masa lalu (sunk
cost) dan tidak dapat mempengaruhi pengambilan keputusan untuk proses lebih lanjut
atas tomat jenis C oleh karena itu biaya bersama tersebut adalah biaya tidak relevan.
b. Mengambil keputusan menjual atau memproses lebih lanjut
Ternyata diluar wilayah perusahaan ada yang memesan kusus sebanyak Rp. 100.000 unit
dengan harga Rp. 7.000 per unit (dibawah harga jual normal)
Diminta :
Berikanlan justifikasi kualitatif dan kuantitatif apakah pesanan khusus tersebut diterima
atau ditolak.
Jawaban :
Justifikasi Kualitatif
Perusahaan beroperasi dibawah kapasitas normal, untuk itu menerima pesanan khusus
yang dapat mendorong hamper terpenuhinya kapasitas normal. Disisi lain jika pesanan
khusus diterima maka dapat dihindari Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). PHK dapat
mempengaruhi reputasi perusahaan yang berdampak pada kelangsungan hidup
perusahaan dimasa depan.
Justifikasi Kuantitatif
Harga penawaran khusus yang lebih rendah membuat perusahaan menghitung biaya dan
manfaat pesanan khusus yang mengacu pada profitabilitas perusahaan. Perhitungan
kuantitatif tentang biaya dan manfaat adalah sebagai berikut :
Keputusanya adalah menerima pesanan khusus, karena ada penambahan laba kontribusi
Rp. 1.000.000.000 yaitu Rp. 10.000.000.000 - Rp. 9.000.000.000.
Keterangan :
a. (180.000 unit x Rp. 120.000) + (100.000 unit x Rp. 70.000) = Rp. 28.600.000.000
b. (180.000 unit x Rp. 120.000) = Rp. 21.600.000.000
c. (180.000 unit x Rp. 20.000) + (100.000 unit xRp. 20.000) = Rp. 5.600.000.000
d. (180.000 unit x Rp. 20.000) = Rp.
3.600.000.000
e. (180.000 unit x Rp. 10.000) + (100.000 unit x Rp. 10.000) = Rp. 2.800.000.000
f. (180.000 unit x Rp. 10.000) = Rp.
1.800.000.000
g. (180.000 unit x Rp. 10.000) + (100.000 unit x Rp.0) = Rp. 2.800.000.000
h. (180.000 unit x Rp. 10.000) = Rp.
1.800.000.000
i. (180.000 unit x Rp. 300.000) + (100.000 unit x Rp.30.000) = Rp. 2.800.000.000
j. (180.000 unit x Rp. 30.000) = Rp.
5.400.000.000
1. Selama ini PT Dermawan memproduksi seluruh suku cadang X dengan data-data biaya
per unit sebagai berikut :
Bahan baku langsung Rp.
Tenaga Kerja Langsung 29.500
Overhead Variabel Rp.
Overhead Tetap 4.000
Total Biaya Produksi Per Rp.
Unit 18.000
Rp.
40.000
Rp.
91.500
Ada sebuah perusahaan lain menawarkan suku cadang X dengan harga Rp. 65.000 per
unit. PT Derwaman memproduksi 53.000 unit per tahun. Semuah
overhead tidak dapat dihapuskan walaupun produksi suku cadang X dihentikan.
Ditanya :
a. Tentukan jenis biaya yang mana saja sebagai biaya relevan dan tidak relevan
b. Keputusan seperti apa yang dilakukan PT Dermawan membeli atau tetap
memproduksi sendir
2. Keputusan melanjutkan atau membeli
Chenpai Company memproduksi tiga produk A, B dan C. Laporan laba-rigi sebagai
berikut :
Diminta :
BAB 7
KEPUTUSAN INVESTASI MODAL
Maka: laba akuntansi Rp. 164.500.000 dan laba tunai Rp. 164.500.000 + Rp. 50.000 = Rp.
214.500.000
Rumus ini dapat digunakan untuk menghitung nilai uang sekarang (PV) dari penerimaan
uang di masa depan dengan jumlah yang sama besarnya maupun tidak sama besarnya.
Apabila penerimaan uang di masa depan dengan jumlah yang sama besarnya, untuk
menghitung PV penerima – penerima tersebut dapat digunakan PV anuitas, dengan rumus:
1
1−
PV anuitas = ( 1+i ) n
i
anya bisa digunakan jika penerimaan uang beberapa periode di masa depan adalah sama
besarnya.
Keterangan :
I = interest atau tingkat bunga atau biaya modal atau r = rate
n= periode atau waktu
Pada umumnya PV tersebut telah ditetapkan dalam suatu tabel yang disebut dengan tabel
PV. Cara membaca tabel PV adalah yang disebut dengan melihat perpotongan n ( periode)
dengan I (interest).
Ilustrasi
1
Membaca tabel PV rumus PV = (1+i) n
1
1−
Membaca tabel PV anuitas Rumus P PV anuitas= ( 1+i ) n
i
1
1−
( 1+0,16 ) 2 = 1,605
0,16
2 1,73 1,69 1,64 1,605
6 0 7
1
1−
( 1+0,14 ) 4 = 2,914
0,14
5 3,79 3,60 3,43 3,274
1 5 3
Investasi Awal
pengembalian = Laba Tunai Tahunan
perhitungan di atas dilakukan apabila laba tahunan besarnya sama. Apabila tidak
sama besarnya maka periode pengembalian dihitung dengan menambahkan laba
tahunan sampai dengan investasi awal yang lebih pendek. Jika telah ditentukan
standar periode pengembalian investasi maka proyek investasi diterima apabila Pbp
lebih pendek dari standar pengukuran dan jika sebaliknya ditolak. Kelemahan utama
dari metode ini adalah tidak memperhitungkan nilai waktu dari uang, sedangkan
keuntungannya dimana perhitungannya cukup mudah.
Ilustrasi
Rumah sakit sehat betul merencanakan pembelian “ generator canggih” untuk
mengatasi jika listrik padam. Harga generator Rp. 1.000.000.000, umur ekonomis 5
tahun dengan nilai residu nol. Laba tunai atau arus kas yang di proyeksikan dari
generator tersebut selama 5 tahun adalah Rp. 500.000.000 jumlahnya sama setiap
tahun.
Di minta:
1) hitunglah periode pengembalian (PbP) asumsikan pada standar periode
pengembalian 2,5 tahun. Apakah proyek investasi generator canggih diterima
atau ditolak?
2) Asumsikan pula arus kas masuk tahunan tidak sama besarnya, berubah menjadi
tahun I Rp.300.000.000, tahun II Rp.400.000.000, tahun ke III Rp.500.000.000,
tahun IV Rp. 600.000.000, dan tahun V Rp. 700.000.000, standar periode
pembelian sama yaitu 2,5 tahun. Hitunglah PbP dan apakah investasi in diterima
atau ditolak.
Jawab:
1. Arus kas tahunan sama besarnya.
1.000 .000 .000
Periode pengembalian = 500.000 .000 = 2 Tahun
4 - Rp.600.000.000
5 - Rp.700.000.000
Pada tahun ke 3 bahwa investasi awal yang belum tertutupi Rp. 300.000.000,
sedangkan arus kas tahunan pada awal tahun ke 3 adalah Rp. 500.000.000. jadi , pada
tahun ke 3 waktu yang diperlukan untuk menutupi investasi awal adalah 0,6 bulan
dengan perhitungan
300.000 .000
500.000 .000 x 1 Tahun = 0,6 bulan
Catatan:
Contoh soal di atas adalah proyek independen, apabila proyek saling eksklusif harus
dipilih proyek investasi yang periode pengembaliannya lebih pendek, tetapi teknis
perhitungannya sama seperti di atas untuk masing - masing proyek investasi .
b. Tingkat pengembalian akuntansi
Tingkat pengembalian akuntansi (accounting rate of return – ARR) adalah suatu
metode yang mengukur pengembalian investasi proyek berdasarkan laba akuntansi
( bukan laba tunai) yang dinyatakan dalam persentase
¿∗Investasi Awal atau Investasi Rata−rata∗¿∗¿
rata∗¿
ARR (%) = Laba Akuntansi Rata− ¿
¿
Keterangan
Laba Akuntansi Selama Umur Proyek
*Laba akuntansi rata – rata = Umur Proyek
**Investasi awal = Investasi Mula-mula atau Awal Investasi
Investasi Awal+ Nilai Sisa
***Investasi rata – rata = 2
Kriteria pengukuran metode ARR dengan membandingkan ARR yang ditemukan sebagai
standar (proyek independen) dengan ketentuan jika ARR standar pengukuran lebih besar
dari ARR yang di proyeksikan maka proyek investasi di tolak dan jika sebaliknya diterima
akan tetapi untuk proyek saling eksklusif pilihlah ARR proyek yang lebih besar.
Ilustrasi
Investasi generator canggih pada sebuah rumah sakit dengan harga perolehan Rp.
1.000.000.000 umur investasi adalah 5 tahun tanpa nilai residu. Laba akuntansi adalah Rp
300.000.000 pada tahun I, Rp. 400.000.000 pada tahun II, Rp. 500.000.000 pada tahun III,
Rp.600.000.000 pada tahun IV, Rp. 700.000.000 pada tahun V.
Diminta:
Hitunglah ARR dan apakah proyek investasi diterima atau di tolak jika standar pengukuran
ARR adalah 40% ( gunakan investasi awal sebagai dasar pembagi laba akuntansi rata –
rata )
Jawab:
Laba akuntansi rata – rata =
300.000 .000+ 400.000.000+500.000 .000+600.000 .000+700.000 .000
5
= 500.000.000
500.000 .000
ARR = 1.000 .000 .000 x 100% = 50%
Keputusan investasi generator di terima proyeksi I ARR lebih besar dari ARR standar
pengukuran yaitu 40%
Catatan :
Kriteria pemakaian untuk metode ARR adalah menerima usulan proyek investasi apabila
ARR proyeksi lebih besar dari pada ARR standar pengukuran. Apabila tidak menggunakan
standar pengukuran gunakan prinsip pengembalian investasi (rate of return) yang wajar.
Kelemahan metode ARR sama seperti metode Pbp yaitu tidak memperhitungkan nilai
waktu dari uang dan keuntungannya pun sama seperti metode Pbp yaitu perhitungannya
cukup mudah.
5.2Model Diskonto
Model diskonto (discounting models) adalah suatu model analisis penilaian investasi
yang memasukkan nilai waktu dan uang ataupun konsep diskonto arus kas masuk ( laba
tunai) dan arus kas keluar, model diskonto memiliki dua metode yaitu:
1. Nilai sekarang bersih
Metode nilai sekarang bersih (net present value - NPV) merupakan selisih antara nilai
sekarang dari arus kas masuk (present value cash in – PV cash in) dan arus kas
keluar dari investasi (present value Investment) dengan suatu proyek atau dengan
rumus:
NPV = PV cash in - PV cash out.
Kriteria pengukuran dengan metode NPV adalah jika NPV positif berarti
menguntungkan atau diterima dan jika NPV negatif berarti rugi atau ditolak kembali
diingatkan apabila arus kas masuk jumlahnya sama setiap tahun dapat
menggunakan PV anuitas jika arus kas masuk jumlahnya berbeda – beda setiap
tahun bisa menggunakan PV anuitas dan atau PV tunggal.
Ilustrasi
1. Arus kas masuk tiap tahun sama besarnya maka menghitung PV arus kas dapat
menggunakan
1
1−
PV anuitas yaitu = ( 1+0,12 ) 5 = 3,605
0,12
Maka: Total PV arus kas masuk Rp. 1.200.000.000 × 3,605 = Rp. 4.326.000.000
PV investasi kas masuk Rp. 3.600.000.000 × 1000 = Rp. 3.600.000.000
NPV arus kas masuk Rp
726.000.000
2. Kembali diingatkan, jika arus kas masuk tidak sama besarnya atau berbeda – beda setiap
tahun hanya bisa menggunakan PV tunggal (PV anuitas tidak dapat digunakan)
3. Istilah faktor diskonto (discount factor – DF) mengacu pada besarnya biaya modal atau bunga
modal (interest – i ).
4. Apabila PNV dari perhitungan di atas negatif berarti rugi atau tidak.
5. Apabila proyek saling eksklusif , dipilih NPV yang paling besar.
6. Perhitungan PV tunggal dan anuitas dapat dilihat dari tabel PV (sebagai lampiran)
Investasi Awal
df PV anuitas = Arus Kas Tahunan
Apabila df PV anuitas angkanya sama seperti dalam tabel PV anuitas, maka angka
yang tepat itu di kalikan arus kas tahunan merupakan jumlah PV arus kas proyek.
Akan tetapi jika df PV tidak persis sama, maka dilakukan dengan cara coba – coba
(Etty and error). Dipastikan menghasilkan NPV arus kas positif dan negatif. Pada
akhirnya, baru dapat ditentukan IRR yang tepat. Jika arus kas masuk dari proyek
tidak sama besarnya setiap tahun, maka untuk menghitung PV arus kas masuk
menggunakan dua tingkat suku bunga secara coba – coba, yaitu yang menghasilkan
NPV positif dan negatif sama seperti cara menghitung PV arus kas tahunan yang
jumlahnya sama setiap tahun. Adapun rumus mencari IRR yang tepat adalah
sebagai berikut:
NPVpstp+ NPV ¬¿
IRR = Ipts + [( NPVpstp
¿ ) x (ineg – ipstp) ]
Keterangan :
i pstp = tingkat bunga yang menghasilkan NPV positif
i neg = tingkat bunga yang menghasilkan NPV negatif
NPV neg = NPV negatif ( investasi awal lebih besar dari PV arus kas masuk atau rugi)
NPV pstp = NPV positif (investasi awal lebih kecil dari PV arus kas masuk atau
untung)
Ilustrasi
Diminta:
a. Hitunglah IRR, apabila arus kas tahunan selama umur proyek 3 tahun Rp
500.000.000. apakah usulan proyek diterima atau ditolak apabila biaya modal
18%?
b. Hitunglah IRR, apabila arus kas tahunan selama umur proyek 3 tahun adalah Rp
509.330.000.000
Jawab
a. Menghitung IRR angka PV anuitas persis sama seperti dalam tabel PV anuitas df
1.201 .000 .000
PV anuitas => 500.000 .000 = 2,402 (Lihat tabel PV) Angka 2.402 Terdapat
pada perpotongan
n= 3; i = 20% maka, IRR adalah 20%
Bukti
PV arus kas masuk = Rp. 500.000.000 × 2,402 = Rp 1.201.000.000
PV investasi awal = Rp. 1.201.000.000 × 1.000 = Rp 1.201.000.000
NPV proyek Rp 0
Artinya . sesuai dengan definisi IRR yang telah dijelaskan di atas , bahwa PV arus
kas masuk dikurangkan terhadap investasi awal sama dengan nol.
b. Menghitung IRR. Angka PV anuitas tidak tepat sama pada tabel PV anuitas
1.201 .000 .000
df PV anuitas 509.330 .000 = 2,358
angka 2.358 berada antara i yaitu i 12% = 2.402 dan i= 14% adalah 2.322 pada n
yang sama yaitu 3 artinya pasti ada NPV yang positif dan negatif. Perhitungannya
adalah se bagai berikut:
22.410 .660
IRR = 12% + [( 22.410 .660+18.335 .740 ) x (14% – 12% ) ]
22.410.660
= 12% + [( 40.746 .400 ) x (14% – 12% ) ]
= 12% + 0,011%
=12,011% atau 0,12011
Bukti :
Hitung dulu PV anuitas dari 12,011% =>
PV arus kas = Rp. 509.330.000 × 2,358 = Rp.
1.201.000.140
PV Investasi = Rp. 1.201.000.000 × 1.000 = Rp.
1.201.000.000
NPV proyek (seharusnya nol tapi karena
pembulatan )Rp.140
Ilustrasi
Arus kas masuk (cash in) tidak sama besarnya tiap tahun (IRR)
Rencana untuk sebuah investasi proyek dengan investasi awal adalah Rp.400.000.000.
dengan umur 4 tahun tanpa nilai sisa. Arus kas masuk tahunan adalah : tahun Rp
190.000.000, tahun 2 Rp 170.000.000, tahun 3 Rp 130.000.000, dan tahun 4 Rp
110.000.000, gunakan tingkat recount faktor (df) 20% dan 22%.
Diminta:
a. Hitunglah IRR
b. Asumsikan biaya modal (cost of capital) sebesar 17%, apakah usulan proyek diterima
atau ditolak .
Jawab:
a. Menghitung IRR (6 maka PV tunggal)
Tahu Cash in df= 20% df = 22% PV cash in PV cash
n tahun (20%) in (22%)
4.653 .000
IRR = 20% [( 4.653 .000+ 8.789 .000 ) x (22% – 20% ) ]
= 20% + 0,7%
= 20,7% atau 0,207
Usulan proyek diterima karena IRR lebih besar dari biaya modal sebesar 17%
1. Hitunglah dulu indeks harga, dengan memperhitungkan : indeks harga =(1 + tingkat
inflasi )
2. Faktor diskonto dengan memperhitungkan tingkat inflasi adalah tingkat bunga (interest –i)
+ tingkat inflasi + ( i × tingkat inflasi). Nilai residu atau nilai sisa (salvage value) aktiva
jangka panjang adalah takssiran harga yang wajar dari suatu investasi atau investasi
jangka panjang pada akhir umur ekonomis investasi tersebut. Nilai sisa investasi juga
harus disesuaikan dengan tingkat inflasi pada akhir tahun investasi.
Ilustrasi
Penyesuaian arus kas masuk dan nilai sisa terhadap inflasi
Rencana investasi proyek dengan nilai investasi awal adalah Rp. 18.000.000. umur proyek
adalah 2 tahun dengan nilai residu Rp. 10.000.000. tingkat bunga adalah 16% per tahun,
sedangkan tingkat inflasi 10% per tahun, arus masuk tiap tahun sama besarnya yaitu Rp.
120.000.000
Diminta:
Hitunglah NPV proyek, apabila tidak memperhitungkan tingkat inflasi dan dengan
memperhitungkan tingkat inflasi (menggunakan metode NPV)
Jawab:
Tidak memperhitungkan tingkat inflasi
Tahun Arus kas masuk & df atau i = 16% PV arus kas masuk &
nilai sisa nilai sisa
Tahu Arus kas masuk Indeks Arus kas masuk Df yang PV dari
n dgn nilai sisa harga dengan nilai disesuaika arus kas
sisa yang n dengan masuk dan
disesuaikan inflasi nilai sisa
Keterangan
Dengan memperhitungkan inflasi
Indeks harga,
a. (1 +0,1)1 = 1.100
b. (1 + 0,1)2= 1.210
dF yang disesuaikan dengan tingkat inflasi
1
c. 0,16 + 0,1 + (0,16 × 0,1) = 27,6% atau 0,276 => (1+0,216) 1 = 0,784
1
d. 0,16 + 0,1 + ( 0,16 × 0,1) = 27,6% atau 0,276 => (1+0,216) 2 = 0,614
1. Jika, terjadi laba penjualan aktiva tetap dikenakan pajak tambahan, sehingga mengurangi
arus kas yang diterima dari penjualan aktiva tetap.
2. Jika, terjadi rugi penjualan aktiva tetap dapat mengurangi laba kena pajak, sehingga
menghasilkan penghematan pajak. Hasil dari penjualan aktiva tetap yang lama mengurangi
nilai harga perolehan investasi aktiva tetap yang baru.
Ilustrasi
Perencanaan investasi tentang penggantian mesin lama dengan mesin baru untuk sebuah
perusahaan memiliki data – data sebagai berikut:
1. Mesin lama dibeli 3 tahun yang lalu dengan harga perolehan Rp 500.000.000, dan telah
disusutkan sebesar Rp 300.000.000
2. Mesin lama dijual, dan digantikan dengan mesin baru seharga Rp 30.000.000, tingkat
diskonto yang digunakan untuk mesin baru adalah 10% per tahun, tarif pajak penjualan
mesin lama adalah 30% dan proyeksi laba tunai atau arus kas masuk mesin baru selama
umur ekonomis adalah sebesar Rp 480.000.000 setiap tahun.
Diminta:
a. Hitunglah nilai investasi awal mesin baru, apabila harga jual mesin lama Rp 160.000.000
b. Hitunglah nilai investasi mesin baru, apabila harga jual mesin lama Rp. 240.000.000
c. Berdasarkan jawaban nomor a diatas, hitunglah NPV mesin baru dengan menggunakan
metode NPV.
Jawab:
a. Harga jual mesin lama Rp
160.000.000
Nilai buku mesin lama Rp 500.000.000 – 300.000.000 Rp
(200.000.000)
Rugi penjualan mesin baru Rp
( 40.000.000)
Penghematan atau pajak 30% × 40.000.000 Rp
12.000.000
Hasil bersih penjualan mesin lama:
Harga jual mesin lama Rp
160.000.000
Penghematan pajak 12.000.000
Hasil bersih penjualan mesin Rp
172.000.000
Maka, nilai investasi awal mesin baru Rp 844.000.000 + 172.000.000= Rp 672.000.000
b. Harga jual mesin lama Rp
240.000.000
Nilai buku mesin lama 500.000.000 – 300.000.000
200.000.000
Laba penjualan mesin lama Rp
40.000.000
Pajak tambahan 30% × 40.000.000 Rp
12.000.000
Hasil bersih penjualan mesin lama :
Harga jual mesin lama Rp
240.000.000
Pajak tambahan
( 12.000.000)
Hasil bersih hasil penjualan lama Rp
228.000.000
Maka, nilai investasi awal mesin baru Rp 844.000.000 + 228.000.000= Rp 616.000.000
c. Menghitung NPV mesin baru ( metode NPV)
Tahun Arus kas masuk& Faktor diskonto PV arus kas masuk %
nilai sisa 10% nilai sisa
Proyek A
1 80.000.000 100.000
2 85.000.000 100.000
3 90.000.000 100.000
Proyek B
1 70.000.000 105.000.00
0
2 90.000.000 105.000.00
0
Diminta :
a. Hitunglah laba akuntansi dan laba tunai atau cash in masing – masing proyek
b. Hitunglah Pbp dan proyek yang mana saudara pilih
c. Hitunglah ARR dan proyek yang mana suadara pilih
d. Hitunglah Npv dengan metode NPV dan proyek yang mana saudara pilih
e. Faktor diskonto yang digunakan sebesar 12% untuk masing – masing proyek.
f. Hitunglah IRR dan proyek yang mana saudara pilih
g. Faktor diskonto yang digunakan adalah sebesar 30% dan 40% untuk proyek A,
sedangkan untuk proyek B 44% dan 48%.
Jawab :
a. Laba tunai dan laba akuntansi
Proyek A
Laba akuntansi adalah sebesar laba setelah pajak tahun ke 1 Rp. 80.000.000,
tahun ke 2 Rp. 85.000.000, dan tahun ke 3 Rp. 90.000.000
Laba tunai adalah laba setelah pajak ditambah depresiasi tahun ke 1 Rp
180.000.000, tahun ke 2 Rp 185.000.000, dan tahun ke 3 Rp. 190.000.000
Proyek B
Laba akuntansi adalah sebesar laba setelah pajak tahun ke 1 Rp 70.000.000, dan
tahun ke 2 Rp. 90.000.000
Laba tunai adalah sebesar laba setelah pajak tahun ke 1 Rp. 175.000.000, dan
tahun ke 2 Rp 195.000.000
1 300.000.000 (1 tahun)
2 120.000.000 180.000.000
3 - (7,78 bulan)
185.000.000
190.000.000
Proyek B
Pada tahun ke 2 investasi awal yang belum tertutup Rp. 35.000.000 maka tahun
ke 2 waktu yang dibutuhkan menutupi investasi awal adalah 0,2 bulan. Maka Pbp
adalah 1,02 bulan.
c. Metode ARR
Proyek A
80.000.000+ 85.000.000+ 90.000.000
Lab akuntansi rata – rata = 3 = Rp.
195.000.000
195.000 .000
ARR = 300.000 .000 = 100% = 65%
Proyek B
70.000 .000+90.000 .000
Laba akuntansi rata – rata = 2 = 8.000.000
8.000 .000
ARR= 210.000 .000 x 100% = 38,1%
Keputusan investasi : memilih proyek A karena ARR proyek A lebih besar dari
proyek B
d. Metode NPV
Proyek A
Tahu Arus kas masuk & Faktor PV arus kas masuk &
n nialai sisa diskonto 12% nilai sisa
Keputusan investasi memilih proyek A karena menghasilkan NPV positif yang lebih
besar dibandingkan dengan proyek B.
e. Metode IRR
Proyek A
8.005 .000
IRR = 36% + [( 8.805.000+7.970 .000 ) x (40% - 3%)]
= 36% + 0,02%
= 36,02 %
Proyek B
5.440.000
IRR = 36% + [( 5.8440 .000+5.965 .000 ) x (44% - 40%)]
= 44% + 0,02%
= 44,02 %
Keputusan investasi : memilih proiyek B dari pada proyek A karena IRR proyek B lebih
besar dari proyek A.
Biaya standar (standard cost) adalah biaya yang seharusnya terjadi untuk membuat atau
memproduksi barang atau jasa, dan biaya standar sudah ditentukan sebelum proses
produksi dimulai atau dilakukan.
Ilustrasi
Analisis variasi dan pencatatan biaya bahan baku langsung, upah langsung, dan overhead.
Biaya standar dari sebuah perusahaan manufaktur untuk tahun 2012 yang
memproduksi suatu jenis produk dan menggunakan satu jenis bahan baku untuk setiap unit
produk, adalah sebagai berikut:
Tarif overhead berdasarkan jam tenaga kerja langsung, aktivitas normal pada tahun 2012
adalah 2500 jam tenaga kerja langsung data – data biaya dan produksi pada tahun 2012,
yaitu :
Diminta
a. Hitunglah variansi harga bahan baku, variansi penggunaan bahan baku dan
jurnal yang diperlukan untuk mencatat variasi – variasi tersebut.
b. Hitunglah variansi tarif tenaga kerja langsung, variansi efisiensi tenaga kerja
langsung, dan jurnal untuk mencatat variansi- variansi tersebut
c. Hitunglah variansi pengeluaran overhead variabel, variabel efisiensi overhead
variabel, variansi pengeluaran overhead tetap , variansi efisiensi overhead tetap,
dan jurnal mencatat variansi – variansi tersebut.
Jawab
a. 1. Rumus untuk menghitung variansi harga bahan baku
VHB = ( HA per satuan – HS per satuan ) KA persatuan
2. Rumus untuk menghitung variansi penggunaan bahan baku
VPB = ( KA per satuan – KS per satuan ) HS persatuan
Keterangan :
VPB = Varian penggunaan bahan baku
KA = Kuantitas aktual bahan baku per satuan
KS = Kuantitas standar bahan baku per satuan
HS = harga standar bahan baku per satuan
Maka
VHB = ( 11.750Kg – 12.000Kg*) 11.750
= Rp. 1.250.000 F
*2Kg x 6.000 unit = 12.000Kg
Keterangan:
VTTKL = Variansi tarif tenaga kerja langsung
TATKL = Tarif aktual tenaga kerja langsung
TSTKL = Tarif standar tenaga kerja langsung
AJTKL = Aktual jam tenang kerja langsung
Maka
VHB = (Rp. 10.200* - Rp. 10.000) 2.900
= Rp. 580.000 U
29.580 .000
* 2.900 jam = 5.200
Keterangan
VEOV = Variansi efisiensi overhead variabel
KA = Kapasitas aktual
KS = Kapasitas standar
TSOV = Tarif, standar overhead variabel
Jika kapasitas aktual (KA) lebih besar dari KS adalah U, jika sebaliknya adalah F, maka:
VEOV =(2900 JAM – 3000 Jam) Rp 4000
= Rp 400.000 F
Keterangan
VEOT = Variansi efisiensi overhead tetap
KA = Kapasitas aktual
KS = Kapasitas standar
TSOT = Tarif standar overhead tetap
Ilustrasi
Diminta :
6
Komposis standar bahan baku X = 10 x 100% = 60%
4
Komposis standar bahan baku Y = 10 x 100% = 40%
Catatan
Jika, komposis standar lebih besar dari komposisi aktual (dalam Kg) adalah
menguntungkan (F) , jika , sebaliknya merugikan (U)
Keterangan :
VHB = Varian hasil bahan baku
HA = Harga aktual barang diproduksi
HS = Harga standar barang diproduksi
HrSB = Harga rata – rata standar bahan baku
Maka
VHB = (4.550 unit – 4.500 unit*) Rp. 3.400**
= Rp. 170.000 F
61.100 .000
11.750 Kg = 5.200
*presentase hasil untuk 5 unit barang dibutuhkan bahan baku X dan Y sebanyak 6Kg + 4
Kg
5
= 10 Kg, maka presentase hasil 10 x 100% = 50% maka HS = 50% x 9.000 kg =
4.500 Kg
( 6 x 1.500 ) (4 x 2.000)
**harga rata – rata bahan baku persatuan = 6 +4 : 5 unit = Rp. 3.400
Tarif overhead tetap berdasarkan jam tenaga kerja langsung dan kapasitas normal
perusahaan pada tahun 2012 adalah 2600 jam tenaga kerja langsung.
Informasi biaya dan produksi yang terjadi pada tahun 2012:
Jumlah barang yang diproduksi sebanyak 7000 unit
Tenaga kerja selama 2.650 jam Rp.
55.650.000
Overhead tetap
11.000.000
Overhead variabel
15.000.000
Bahan baku yang dibeli dan digunakan 22.000 kg
231.000.000
Dimita :
a. Hitunglah selisih harga bahan baku, selisih pengunaan bahan baku, dan jurna untuk
membuat selisih – selisih tersebut.
b. Hitunglah selisih tarif upah langsung (atau tenaga kerja langsung), selisih efisiensi
tenaga kerja langsung, dan jurnal untuk mencatat selisih – selisih tersebut.
c. Hitunglah selisih pengeluaran overhead variabel, selisih pengeluaran overhead tetap ,
dan jurnal untuk mecatat selisih – selisih tersebut
d. Pada tahun 2012 telah terjual sebanyak 6000 unit dengan harga jual Rp. 80.000 per
unit, biaya penjualan Rp. 60.000.000 dan biaya umum Rp. 70.000.000. beban bunga
Rp. 11.000.000 dan tarif pajak penghasilan 28%. Siapkan lah laporan laba rugi tahun
2012.
Jawab :
a. 1 variansi harga bahan baku (VBH) =(HA per satuan – HS per satuan) KA per
satuan
= (Rp. 10.500* - Rp. 10.000) 22.000
=Rp. 11.000.000 **U
Rp .231.000 .000
* 22.000 kg = Rp. 10.500
** Apabila TA per satuan lebih besar dari TS per satuan dianggap sebagai yang
merugikan (U) , jika sebaliknya menguntungkan (F)
2 variansi efisiensi tenaga kerja langsung = (AJTKL – SJTKL) TSTKL per jam
= (2.650 jam – 2.800 jam*)
= Rp. 3.000.000 F**
*0,4 jam x 7.000 unit = 2800 jam
** Apabila AJTKL lebih besar dari SJTKL berarti merugikan (U) , jika sebaliknya
menguntungkan (F).
3 jurnal variansi tarif tenaga kerja langsung dan variansi efisiensi tenaga kerja langsung
yang dibutuhkan ke produksi.
Barang dalam proses Rp. 56.000.000
(7.000 jam x Rp. 8.000)
Variansi tarif tenaga kerja langsung 2.650.000
Variansi efisiensi tenaga kerja langsung Rp. 3.000.000
Untung gaji atau upah Rp. 556.650.000
= Rp. 1.200.000 F
*jika kapasitas aktual (KA) lebih besar dari KS berarti menguntung (U) dan jika sebaliknya
merugikan (F).
= Rp. 200.000 F*
*jika KA lebih besar dari pada KN merupakan yang menguntukan (F), jika sebaliknya
merugikan (U).
= Rp. 600.000 F
Kapasitas normal produksi per tahun adalah 3000 jam tenaga kerja langsung . data – data
biaya produksi aktual tahun 2012 adalah sebagai berikut:
Jumlah produk yang diperoduksi sebanyak 1000
unit
Bahan baku yang dibeli dan digunakan 11.800 kg sebesar Rp.
584.100.000
Tenaga kerja langsung selama 4.990 jam sebesar
24.700.500
Overhead pabrik variabel
19.760.000
Overhead tetap
6.400.000
Informasi penjualan proyek pada tahun 2012 yaitu telah dijuala sebanyak 9.000 unit
dengan harga Rp. 60.000 per unit.
Beban penjual Rp. 50.000.000 dan bahan umum Rp. 70.000.000
Beban bunga Rp. 10.000 dan pajak penghasilan 28%.
Diminta :
a. Hitunglah selisih harga bahan baku dan selisih efisiensi upah langsung
b. Hitunglah selisih tarif upah langsung dan selisih efisiensi upah langsung
c. Hitunglah selisih pengeluaran overhead variabel , selisih efisiensi overhead variabel,
selisih pengeluaran overhead tetap, dan selisih efisiensi overhead tetap
d. Siapkan laporan laba rugi.
BAB 9
MANAJEMEN PERSEDIAAN TRADISIONAL DAN
JUST IN TIME
1. MANAJEMEN PERSEDIAAN TRADISIONAL
Definisi persediaan (inventory) untuk perusahaan manufaktur adalah uang yang dihabiskan
organisasi untuk mengubah bahan baku (atau bahan mentah) menjadi barang jadi.
Persediaan bahan baku (raw materials inventory) untuk perusahaan manufaktur dengan
sistem tradisional harus tersedia dalam jumlah yang cukup untuk menghindari hal – hal yang
tidak diinginkan disebut manajemen persediaan tradisional. Namun demikian, perlu
diketahui bahwa persediaan yang cukup besar menelan biaya penyimpanan yang cukup
besar juga, yang pada gilirannya mengurangi laba yang diperoleh perusahaan. Dan
perusahaan yang memiliki persediaan yang ditinggi dibandingkan persaingan cenderung
berada pada posisi kompetitif yang lemah. Ada dua kelompok biaya persediaan (inventory
cost) yaitu:
Biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Biaya pemesanaan (ordering cost – OC)
adalah biaya – biaya untuk menempatkan dan menerima pesanan ( biaya administrasi dam
dokumen), biaya asuransi untuk pengiriman dan biaya pembongkaran. Biaya penyimpanan
persediaan ( carrying cost – CC) adalah biaya – biaya untuk menyimpan persediaan .
contohnya asuransi pajak persediaan, biaya penanganan , biaya keuangan, sewa ruang
penyimpanan, dan biaya peluang dari dana yang terikat dalam persediaan.
Rumus : EOQ = √ 2 x D x OC
CC
Keterangan:
EOQ = kuantitas atau jumlah pesanan ekonomis
D = permintaan atau persediaan yang dibutuhkan dalam priode tertentu
( biasanya satu tahun).
OC = biaya pemesanan persediaan
CC = biaya penyimpanan ( atau biaya persiapan)
Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa total biaya persediaan adalah biaya
pemesanan (ordering cost - OC) ditambah biaya penyimpanan (carrying cost – CC)
Jumlah biaya pemesanan (OC) = frequensi pemesanan X biaya pemesanan setiap kali
memesan
Jumlah biaya penyimpanan(CC) = kuantitas persediaan rata –rata (Q/2) X biaya penyimpanan
satiap satu unit persediaan.
Pemesanan kembali (re – order porint – ROP) adalah titik waktu dimana sebuah pesanan baru
dilakukan kembali. Hal ini merupakan fungsi EOQ, waktu tunggu (lead time), dan dimana
tingkat persediaan hampir habis. Waktu tunggu (lead time) adalah waktu yang diperlukan
untuk menerima kuantitas pesanan setelah pesanan dilakukan , sering kali setelah pesanan
kembali dilakukan, tidak ada kepastian atas persediaan yang dipesan. Misalnya , karena
kemacetan, kondisi cuaca yang buruk dan lain – lain yang membuat pesanan tidak tepat
diterima pada saat persediaan sudah hampir habis. Untuk mengatasi ketidak pastian ini perlu
perusahaan mengadakan persediaan pengamanan. Persediaan pengamanan (safety stock)
adalah persediaan ekstra yang disimpan sebagai jaminan atas fluktuansi pemesanan dengan
rumus perhitungan sebagai berikut:
Safety stock = (penggunaan maksimal – rata - rata penggunaan) X lead time (waktu tunggu)
Maka , ROP = (tingkat rata – rata penggunaan X lead time)
Ilustrasi
Menghitung EOQ, ROP, safety,dan Inventory cost.
bahan baku yang dibutuhkan suatu perusahaan adalah 10.000 unit per tahun. Biaya pesanan
setiap kali memesan Rp. 250.000, sedangkan biaya penyimpanan dari rata – rata persediaan
adalah Rp. 20.000 setiap unit.
Diminta :
a) Hitunglah EOQ dan biaya EOQ, hitung juga persediaan untuk 10 kali, 25 kali memesan
b) Asumsikan bahan yang digunakan setiap hari maksimal 60 unit, penggunaan rata – rata
bahan baku satiap hari 50 unit . waktu tunggu pesanan adalah 4 hari . hitunglah safety
stock dan ROP
Jawab :
a) 1. Menghitung EOQ
10.000 unit
*pesanan setiap tahun sebanyak 20 kali pemesanan = 500 unit = 20 kali
**Artinya biaya persediaan paling ekonomis sebanyak 20 kali memesan dan jumlah
tiap kali memesan 500 unit dengan total biaya persediaan paling minimal ( atau
ekonomis) Rp. 5.500.000
3. Biaya persediaan 10 kali memesan:
Biaya pemesanan 10 x Rp. 250.000 Rp.
2.500.000
1.000∗¿
Biaya penyimpanan 2 x Rp. 20.000
¿
10.000.000
10.000 unit
* 10 kali = 1.000 unit
Total Rp.
12.500.000
4.000.000
10.000 unit
* 25 kali = 400 unit
Total Rp.
10.250.000
Manufaktur tradisional
Produk A →A →A →A
Produk B →B →B →B
Mesin bubut Alat gerinda Alat peleburan
JIT manufaktur
Gerinda
Gerinda
Bubut peleburan
Bubut peleburan
5. KETERBATASAN JIT
Apapun keunggulan suatu metode atau model termasuk JIT, memiliki keterbatasan atau
kelemahan antara lain:
1. Para pemasok mungkin merasa tertekan karena kontak
jangka panjang, memungkinkan perlunya perjanjian yang baru dalam hal menaikan
harga.
2. Bagi pelanggan atau pengecer pada saat tertentu tidak
memperoleh produk yang diinginkan karena mode JIT tidak memiliki banyak persediaan.
Para pekerja atau karjawan perusahaan yang melakukan model JIT, seringkali merasa
tenaganya diperas ketika perusahaan yang bersangkutan beroperasi untuk menghasilkan
produk yang banyak atas permintaan pelanggan. Selain hal diatas , mencari pekerja yang
memiliki beberapa keahliat ganda sangat sulit dan jika pun adaupah atau gaji mereka sangat
tinggi.
Diminta:
1. Hitunglah EOQ, dan biaya persediaan pada EOQ.
2. Hitunglah biaya persediaan untuk 2 kali dan 5 kali memesan.
3. Hitunglah safety stock dan ROP.
Jawab :
catatan penting:
perusahaan yang memproduksi sendiri komponen atau suku cadang atau bahan
baku( bukan dibeli dari pihak luar) maka biaya pemesanan tidak ada, maka sebagai
gantinya adalah biaya persiapan (set up cost) . biaya persiapan (set up cost) adalah biaya –
biaya untuk menyiapkan peralatan dan fasilitas sehingga dapat digunakan untuk
memproduksi komponen atau suku cadang atau bahan baku tertentu.
Diminta:
A. Hitunglah EOQ, dan biaya persediaan pada EOQ.
B. Hitunglah biaya persediaan untuk 1 kali,2 kali, dan 5 kali memesan.
C. Hitunglah persediaan pengeman (safety stock dan ROP).
BAB 10
PUSTA PERTANGGUNGJAWABAN DAN PENETAPAN HARGA
TRANSFER
1. PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN
Sisitem akuntansi pertanggungjawaban (responcilibty accounting system) adalah sistem
yang mengukur berbagai hasil yang dicapai setiap pusat pertanggungjawaban menurut
informasi yang dibutuhkan para manajer untung mengoperasikan pusat
pertanggungjawaban mereka. perusahaan yang memiliki beberapa pusat
pertanggungjawaban dapat memilih salah satu dari dua pendekatan pengambilan
keputusan untuk menglola kegiatan mereka yaitu: tersentralisasi dan desentralisasi
.pengambilan keputusan tersentralisasi (centerlized decision making) merupakan berbagai
keputusan dibuat pada berbagai tingkat manajemen pusat( manajemen puncak) dan
manajer pada jenjang yang lebih rendah bertanggungjawab atas pengimplementasian
keputusan tersebut. Pengambilan keputusan terdesentralisasi (decentralized decision
making) adalah praktek pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada jenjang
yang paling rendah. Alasan – alasan untuk melakukan sistem desentralisasi secara umum
ada empat yaitu:
Ilustrasi
Laporan labarugi segmen atau devisi.
Sebuah perusahaan memiliki dua devisi yaitu devisi radio dan televisi.
Informasi berikut ini untuk bulan desember 2011
Tambahan informasi
- Komisi penjualan 5% dari penjualan
- Beban penjualan dan administrasi langsung devisi. Devisi televisi Rp 100.000.000 dan
devisi radio Rp 150.000.000
- Beban penjualan dan administrasi umum seluruh devisi Rp. 200.000.000 dan
overhead umumnya semua devisi Rp. 100.000.000
Diminta:
Siapkan laporan laba rugi segmen atau divisi (metode variabel costing)
Jawab:
Laporan laba rugi segmen ( jutaan rupiah).
4. Pusat investasi
Pengukuran kinerja pusat investasi dapat mengunakan dari salah satu dari tiga cara
dibawah ini yaitu :
1. Berdasarkan pengembalian investasi (return on investemnt – ROI) ROI dinyatakan
dalam presentase (relatif) dengan membandingkan laba operasi ( atau laba bersih
sebelum bungan dan pajak) dan investasi atau aktiva operasi rata – rata atau dengan
rumus sebagai berikut:
Laba sebelum bunga pajak
ROI (%) = Aktiva operasi rata−rata ˣ 100%
2. Berdasarkan laba residu (residul value – RV) yaitu laba bersih sebelum bunga dan
pajak dikurangi tingkat pengembalian investasi atau aktiva operasi rata – rata .
3. Berdasarkan nilai tambah ekonomi(economic added value - EVA) yaitu laba bersih
(laba bersih setelah pajak ) dikurangi pengembalian yang diharapkan dari investasi
atau aktiva operasi rata – rata . jika, EVA positif perusahaan menciptakan kekayaan
dan jika negatif perusahaan menyia – nyiakan modal atau investasinya.
Ilustrasi
Perhitungan ROI, RV, dan EVA.
Sebuah proyek investasi memberikan data – data laporan laba – rugi pada tahun 2012 yaitu:
Penjualan Rp 2.000.000.000
Harga pokok penjualan 1.500.000.000
Beban penjualan dan administrasi 240.000.000
Beban bunga 10.000.000
Pajak penghasilan 28% dari laba sebelum pajak
Aktiva operasi rata – rata Rp. 1.000.000.000
Diminta :
a. Siapkan laporan laba rugi (metode full costing)
b. Hitunglah ROI, RV, dan EVA. Tingkat pengembalian modal perusahaan 12,5% per tahun.
Jawab :
a. Laporan laba rugi (metode full costing)
Penjualan Rp.
2.000.000.000
Harga pokok penjualan
1.500.000.000
Laba kotor Rp.
500.000.000
Beban penjualan dan administrasi
240.000.000
Laba bersih sebelum bunga dan pajak Rp.
260.000.000
Beban bunga
10.000.000
laba bersih sebelum pajak Rp.
250.000.000
pajak penghasilan 28% X Rp 250.000.000
70.000.000
laba bersih (laba bersih sesudah pajak) Rp
180.000.000
b. 1. Menghitung ROI
260.000 .000
ROI = 1.000 .000 .000 X 100% = 26%
Ilustrasi
Sebuah perusahaan memiliki dua devisi yaitu devisi A dan B. Devisi A menjual produk
yang di hasilkannya ke DEVISI B, biaya produksi per unit DEVISI A adalah sebagai
berikut:
Bahan baku langsung Rp 15.000
Upah langsung Rp 5.000
Overhead variabel 3.000
Overhead tetap 1.500
Biaya produksi per unit Rp 24.500
Diminta :
a. Hitunglah transfer dengan biaya produk DIVISI A ke DIVISI B. Mark up 20% dari biaya
produksi penuh (full costing)
b. Hitunhlah harga transfer produk DIVISI A ke DIVISI B.mark up 20% dari biaya
produksi variabel ( variabel costing)
Jawab
a. Harga transfer dengan biaya produksi penuh (full costing)
Biaya produksi penuh Rp.
24.500
Mark up 20% X Rp. 24.500
4.900
Harga transfer per unit Rp.
29.400
b. Harga transfer dengan biaya variabel (variabel costing)
Biaya produksi variabel
Rp. 23.000
Mark up 20% X Rp. 23.000
4.000
Harga transfer per unit Rp.
27.600
3. Harga transfer dinegosiasikan .
Jika kondisi pasar tidak sempurna, harga transfer dinegosisasikan oleh divisi penjual dan
devisi pembeli dengan mempertimbangkan harga pasar dan kondisi terjual bagi devisi
penjual.
Ilustrasi
Dalam sebuah perusahaan yang memiliki devisi A dan B. Devisi A mengelurkan biaya
produksi penuh per unit adalah Rp. 27.500. jika produk devisi A dijual keluar dengan
harga Rp. 31.500 per unit dan komisi penjualan Rp. 3.500 per unit.
Diminta :
Hitunglah harga transfer yang dinegosiasikan dari devisi A apa bila dijual ke devisi B.
Jawab :
Jika devisi A menjual keluar, maka harga jual bersih per unit adalah Rp. 31.500 – Rp.
3.500 = Rp. 28.000.
Maka harga transfer negosiasi yang memungkinkan antara harga Rp. 28.000 sampai
dengan Rp. 31.500 per unit.
Informasih tambahan
Devisi A dan B menjual produknya keluar dengan komisi penjualan 30% dari penjualan.
Diminta:
Siapkan laporan laba rugi segmen(metode variabel costing)
Jawab:
Laporan laba rugi segmen( jutaan rupiah). Metode variabel costing.
Diminta
Hitunglah harga transfer devisi X ke devisi Y, apabila :
a. Berdasarkan harga pasar
b. Berdasarkan biaya ditambah mark up 20% (metode full costing)
c. Berdasarkan negosiasi, jika devisi A menjual keluar memberikan komisi penjualan
4% dari harga pasar
Jawab
a. Harga transfer berdasarkan harga pasar yaitu Rp. 60.000
b. Harga transferberdasarkan biaya plus mark up.
Biaya produksi penuh Rp.
46.000
Mark up 20% x Rp 46.000
9.200
Harga transfer Rp.
55.200
c. Harga jual bersih jika di jual keluar Rp 60.000 – ( 4% x 60.000) = Rp 58.600
Harga transfer negosiasi antara Rp 58.600 sampai Rp 60.000.
Diminta:
Hitunglah harga transfer dari divisi X ke divisi Y, berdasarkan biaya plus mark up 25%
apabila
1. Berdasarkan biaya produksi penuh (full costing)
2. Berdasarkan biaya produksi variabel (variabel costing )
BAB 11
BALANCED SCORE CARD, BIAYA TARGET DAN BISNIS
INTERNASIONAL
1. BALANCED SCORE CARD (BSC)
Balanced score card adalah sistem manajemen strategis yang mengdefinisikan sistem
akuntansi pertanggungjawaban berdasarkan strategis. Dengan kata lain balance score card
menerjemahkan misi dan strategi organiusasi dalam tujuan operasional dan ukuran kinerja
dalam empat tahun perspektif yaitu Perspektif keuangan, perspektif pelanggan, Perspektif
proses bisnis internal dan Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
Sebelum membahas masing – masing perspektif lbih dahulu didefinisikan tentang strategi
dan penerjemah strategi. Strategi adalah pengspesifikasian hubungan yang diinginkan
manajemen diantara 4 perspektif yang dijelaskan diatas. Penerjemahan strategi dalam
kerangkan balanced score card adalah “ pemilihan segmen pasar dan pelanggan yang unit
bisnis layani, pengidentifikasian proses internal, serta memiliki kemampuan individual dan
organisasional yang dibutuhkan untuk tujuan internal, pelanggan, dan keuangan”.
Penjelasan ringkasan tentang 4 perspektif balanced score card adalah:
1. Perspektif keuangan
Perspektif keuangan menetapkan tujuan kinerja keuangan jangka pendek dan
jangkan panjang.
Perspektif keuangan memiliki 3 tema strategi yaitu: pertumbuhan pendapatan,
penurunan biaya dan penempatan aset (aktiva).
- Pertum buhan pendapatan, mengacu pada peningkatan pendapatan, seperti:
menciptakan produk baru, mengembangkan pelanggan dan pasar yang baru dan
lain – lain yang pada prinsipnya dapat meningkatkan pendapatan perusahaan.
- Penurunan biaya , mengacu pada berkurangnya biaya- biaya yang terjadi pada
periode sebelumnya melalui pembebanan yang tepat, nemar , dan adil kepada
objek biaya misalnya, sistem biaya aktivitas sangat cocok untuk penurunan biaya.
- Penggunaan aset, mengacu pada pemanfaatan aset perusahaan secara efektif,
efesien, dan produktif.
2. Perspektif pelanggan
Perspektif pelanggan merupakan umber komponen pendapatan dari tujuan perspekti
keuangan. Pada prinsipnya perspengtif pelanggan mengacu pada nilai pelanggan.
Nilai pelanggan (cusromer value)perbedaan antara realisasi dan pengorbana, dimana
realisasi merupakan apa yang pelanggan terima sedangkan pengorbanan adalah apa
yang diserahkan pelanggan dengan tegasnya, pelanggan harus puas dengan produk
atau jasa yang mereka beli. Puas adalah memenuhi harapan bahkan bila perlu
melebihi harapan.
3. Perspektif proses bisnis internal
Proses adalah sarana menciptakan nilai bagi pelanggan dan pemegang saham
perusahaan (atau pemilik perusahaan) untuk mencapai tujuan perspektif proses
bisnis internal diperlukan rantai nilai proses. Rantai nilai proses terdiri dari 3 proses
inovasi, proses operasional dan proses pasca penjualan.
Ilutrasi
Menetapkan biaya target dan penurunan biaya
Perusahaan manufaktur telah mengeluarkan biaya per unit produk sebesar Rp 225.000.
laba yang diharapkan per unit Rp 50.000. sementara waktu harga pesaing di pasar adalah
Rp.250.000 per unit.
Diminta:
1. Hitunglah biaya target
2. Berapakah jumlah penurunan biaya
3. Apakah tantangan bagi manajemen dalam persoalan pertanyaan no 1 dan 2
Jawab:
1. Biaya target
Biaya target = Rp 250.000 – Rp 50.000 = Rp 200.000
2. Penurunan biaya
Penurunan biaya = Rp 225.000 - Rp 200.000 = Rp 25.000
3. Tantangan bagi manajemen
Tantangan yang paling utama bagi manajemen adalah dari objek biaya yang manakah
penurunan biaya itu dicapai, serta bagaimana caranya menurunkan biaya dari objek biaya
tersebut.
4. BISNIS INTERNASIONAL
Pembahasan tentang bisnis internasional dibagi menjadi empat sub topik yaitu:
1. Tingkat keterlibatan dalam perdagangan internasional
Perusahaan multinasional (multinational corporation – MNC) adalah perusahaan yang
menjalankan bisnis dilebih dari satu negara dalam suatu volume dimana kesehatan dan
pertumbuhan perusahaan bergantung lebih dari satu negara. Contohnya, makanan siap
saji KFC yang perusahaan induknya di Amerika memiliki cabang KFC di Indonesia dan
banyak negara lainnya harus mempertimbangkan sistem hukum yang berlaku dinegara
yang diinginkan menjadi fatner bisnissebagai dasar untuk menentukan struktur
perusahaan yang akan dilakukan. Pada umumnya ada tiga pilihan yaitu : joint venture,
anak perusahaan milik sendiri dan ekspor – impor.
Joint venture (perusahaan patungan ) adalah sebuah kemitraan diman para investor
menjadi bagian dari pemilik perusahaan. Contohnya, Toshiba, siemens dan IBM membuat
chip memori.
Anak perusahaan yang dimiliki sendiri adalah suatu perusahaan disuatu negara
membeli perusahaan yang sudah berdiri dinegara lain. Jadi perusahaan yang dibeli
menjadi anak perusahaan sedangkan perusahaan yang membeli menjadi perusahaan
induk.
Ekspor impor adalah perusahaan yang melakukan penjualan produk ke luar negri ( atau
ekspor) dan atau perusahaan yang membeli produk dari luar negar (impor).
2. Nilai tukar mata uang asing
Apapun struktur perusahaan yang dijelaskan diatas (joint venture, anak perusahaan yang
dimiliki sendiri dari ekspor impor) memiliki persoalan yang utama mengenai nilai tukar
mata uang asing. Apabila nilai tukar tetap maka tidak akan ada masalah. Namaun nilai
tukar sering berubah bahkan mengalami perubahan harian. Misalnya 1 dollar yang ditukar
dengan 150 yen pada hari tertentu dapat berubah menjadi senilai 125 yen pada hari yang
lain .
Fluktuasi nilai tukar mengakibatkan ketidakpastian dari operasional perusahaan dalam
area internasional. Salah satu peran penting dari akuntan manajemen adalah mengelola
risiko mata uang. Manajemen risiko mata uang ( currency risk management) mengacu
pada pengelolaan perusahaan terhadap risiko transaksi, ekonomi dan transaksi
( penerjemahan) karena fluktuasi nilai tukar. Risiko transaksi mengacu pada kemungkinan
transaksi tunai dimasa depan akan dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tular. Risiko ekonomi
mengacu pada kemungkinan bahwa nilai sekarang dari arus kas perusahaan dimasa
depan akan dipengaruhi oleh fluktuasi nlai tukar. Risiko transaksi atau risiko akuntansi
adalah tingkat dimana laporan keuangan perusahaan terpengaruh oleh nilai tukar.
3. Menentukan nilai tukar dan jenis mata uang suatu negara
Menentukan nilai tukar mata uang suatu negara dengan negara lain dapat menggunakan
cara langsung dan tidak langsung misalnya 1 dollar Amerika = Rp 10.000(langsung) atau
Rp 1 = 0,0001 dollar ( cara tidak langsung) .
Ilustrasi 1
Laba rugi nilai tukar bagi eksportir dan lindung nilai (hedging) supertubs, Inc , yang berbasis
di Oklahoma yang menjual bak mandi cantik didalm negri dan kepada distributor prancis
sebnayak 100 unit bak mandi seharga $1.000 per unit dan pembayarannya tanggal 15 maret
dengan menggunakan Euro. Nilai tukar pada tanggal 15 januari 0,82 Euro per Dollar ($),
berarti piutang supertubs Inc adalah 82.000 Euro ( 0,82 × 100 × $1.000)
Ditanya:
a. Hitunglah beberapa Dollar yang diterima sipenjual bak mandi (SuperTubs Inc) pada tanggal
15 maret, apabila nilai tukar Euro per dollar tidak berubah yaitu 0,82 Euro per dollar.
b. Berapa dollarkah yang diterima penjual bak mandi ( Super Tubs Inc) apabila nila tukar 0,84
Euro per dollar, dan beberapa dollar kerugian Super tubs inc akibat penurunan nilai tukar
bagi Super Tubs Inc.
c. Asumsikan pula pada tanggal 15 Maret, 0.8 Euro per dollar, berapa dollarkah keuntungan
nilai tukar bagi Super Tubs Inc.
d. Aumsikan juga pada tanggal 15 maret Super Tubs Inc membuat kontrak di depan dengan
kurs forward untuk pembayaran tanggal 15 maret, 0,825 Euro per dollar ( melakukan
Hedging) dimana Super Tubs Inc.
Jawab:
a. Dollar yang diterima Super Tubs Inc
Karena Euro tidak berubah nilai tukarnya dari tanggal 15 Januari ke tanggal 15 Maret, tidak
ada laba rugi nilai tukar, jumlah yang diterima PT. Tubs adalah 100 unit x $1.000= $100.000
b. Dollar yang diterima Super Tubs Inc dan laba rugi Nilai tukar
Piutang dollar yang di terima 15 Januari $ 100.000
Penerimaan piutang dalam dollar tanggal 15 Maret 97.619*
Kerugian nilai tukar $ 2.381
82.000 euro
¿ =$ 99.619 (pembulatan)
0,84 euro
c. Dollar yang diterima Super Tubs Inc dan laba rugi nilai tukar
Piutang dollar yang diterima tanggal 15 Januari $ 100.000
82.000 euro
Pembayaran dollar yang diterima tanggal 15 Maret 0,80 euro $ 102.000
Beban premi nilai tukar (untuk pihak bank & Money changer) $ 606
Catatan :
Seandainya Super Tubs Inc, tidak melakukan hedging dengan asuransi 0,84 Euro per dollar
makan yang di terima Super Tubs Inc $ 97.619 (jawab b). Akibat melakukan hedging yang
diterima $ 99.394, jadi ada penghematan kerugian sebesar $ 2.381 (jawab a) -$ 606 = $ 1.775
Ilustrasi 2
Laba rugi nilai tukar bagi Importir dan hedging
Pada tanggal 20 Februari, perusahaan America Inc, di negara bagian Montana membeli komputer
perusahaan Jepang, seharga $ 50.000. pembayaran utang di lakukan pada tanggal 20 Mei
dengan menggunakan yen. Nilai tukar pada tanggal 20 Februari (kurs spot) adalah 130 yen per
dollar (atau $ 50.000 x 130 yen = 6.500.000 yen)
Diminta:
a. Hitunglah beberapa Dollar yang diterima sipenjual bak mandi (SuperTubs Inc) pada tanggal
20 Mei, apabila kurs pada tanggal 20 Mei tetap atau 130 yen per dollar.
b. Hitunglah laba-rugi nilai tukar bagi perusahaan America Inc, apabila kurs pada tanggal 20
Mei adalah 135 yen per dollar.
c. Hitunglah laba-rugi nilai tukar bagi perusahaan America Inc, apabila kurs pada tanggal 20
Mei adalah 129 yen per dollar.
d. Asumsikan perusahaan America Inc, melakukan hedging, dengan menggunakan kurs
forward, pada tanggal 20 Mei adalah 128,7 yen per dollar. Hitunglah bebas premi nilai tukar
untuk perusahaan America Inc.
Jawab:
Catatan :
Beban premi $ 505 diberikan kepada pihak bank sebagai asuransi (jaminan)
Diminta :
a. Biaya target
Biaya target = Rp. 300.000 – (30% x Rp. 300.000) = Rp. 210.000
b. Penurunan Biaya
Penurunan Biaya = Rp. 210.000- Rp. 200.000 = Rp. 10.000
Diminta :
a. Hitunglah laba-rugi nilai tukar bagi PT Angkasa dalam rupiah apabila nilai tukar (kurs) 1 dollar
adalah Rp. 11.000 pada tanggal 10 Maret 2011.
b. Hitunglah laba-rugi nilai tukar bagi PT Angkasa dalam rupiah apabila nilai tukar (kurs) 1 dollar
adalah Rp. 9.000 pada tanggal 10 Maret 2011.
c. PT Angkasa melakukan hedging dengan kurs forward yang ditentukan pada tanggal 10
Januari 2011 untuk 1 dollar US adalah Rp 9.500. hitunglah beban premi yang dibayar PT
Angkasa kepada lembaga bank sebagai fasilita hedging.
Jawab
Catatan :
Keuntungan nilai tukar yang diperoleh PT Angkasa karena dollar US menguat terhadap rupiah,
dimana pembayaran dilakukan dalam dollar US. Dengan kata lain dollar menguat (apresiasi)
dalam rupiah melemah (depresiasi).
Catatan
Kerugian nilai tukar, karena dollar US melemah (depresiasi) terhadap dollar (apresiasi) dimana
pelunasan piutang dalam dollar US.
Jawab
Diminta :
a. Hitunglah biaya target untuk PT. Matahari
b. Berapakah penurunan biaya yang harus dilakukan PT. Matahari agar bisa bersaing
dengan harga jual pesaing dipasar.
2. Menghitung laba-rugi nilai tukar dan hedging bagi eksportir (penjual)
PT. Kencana mengekspor produknya ke Jepang pada tanggal 20 Maret 2011, seharga
10.000.000 yen. Kurs spot pada tanggal 20 Maret adalah Rp. 120 setiap yen, dan
pembayaran dilakukan dengan yen pada tanggal 20 Mei 2011.
Diminta :
a. Apabila nilai tukar (kurs) yen terhadap rupiah adalah Rp. 125. Hitunglah laba-rugi nilai
tukar bagi PT. Kencana dalam rupiah pada tanggal 20 Mei 2011.
b. Apabila nilai tukar yen pada tanggal 20 Mei 2011 adalah Rp. 115 per yen. Hitunglah
laba-rugi nilai tukar bagi PT. Kencana.
c. PT. Kencana melakukan hedging dengan menggunakan kurs forward yang ditetapkan
pada tanggal 20 Maret 2011 adalah Rp. 116 per yen. Hitunglah beban premi yang
ditanggung beban PT. Kencana.
3. Menghitung laba-rugi nilai tukar, hedging bagi importir (pembelian)
PT. Indoraya adalah perusahaan Indonesia mengimpor suku cadang tertentu dari Amerika
dari seharga 500.000 dollar US pada tanggal 5 Juli 2011 kurs spot pada tanggal 5 Mei
2011 adalah Rp. 10.000 per 1 dollar US. Pembayaran dalam kurs US.
Diminta :
a. Hitunglah laba-rugi nilai tukar untuk PT. Indo Raya pada tanggal 5 September 2011
dalam rupiah. Diasumsikan kurs pada tanggal 5 September 2011 adalah Rp. 10.500
per 1 dollar US.
b. Hitunglah laba-rugi nilai tukar untuk PT. Indo Raya pada tanggal 5 September 2011.
Diasumsikan kurs pada tanggal 5 September adalah Rp. 9.500 per 1 dollar US. (Laba-
rugi) PT. Indo Raya dinyatakan dalam rupiah).
c. PT. Indo Raya melakukan hedging dengan kurs forward yang ditetapkan pada tanggal 5
September adalah Rp. 9.850 per 1 dollar US. Hitunglah beban premi yang ditanggung
PT. Indo Raya.