Anda di halaman 1dari 130

BAB I

KONSEP-KONSEP DASAR, PERAN, SEJARAH DAN ARAH AKUNTANSI


MANAJEMEN
1. SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN

Sistem Informasi Akuntansi Manajemen (Management Accounting Information System) menyediakan informasi yang
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan tujuan manajemen tertentu. Sistem informasi akuntansi manajemen tidak
terikat oleh kriteria formal apapun yang mendefinisikan sifat dan proses, masukan (input) maupun keluaran (output).

Ada tiga tujuan umum dari sistem informasi akuntansi manajemen yaitu :

1) Menyediakan informasi untuk perhitungan produk, jasa atau objek lainnya yang dibutuhkan oleh manajemen.
Dalam hal ini manajemen diharuskan memenuhi perhitungan biaya produk, jasa dan objek lainnya dengan tepat
atau akurat. Selain itu penelusuran biaya dan ukuran non keuangan bagi kinerja dari waktu ke waktu.
2) Menyediakan informasi untuk perencanaan, pengendalian, pengevaluasian dan perbaikan berkelanjutan
(continous improvement). Dalam hal ini para manajer, eksekutif dan pekerja membutuhkan sebuah informasi
yang dapat mengidentifikasi berbagai masalah, seperti kelebihan atau kekurangan biaya yang dianggarkan.
Setelah masalah diketahui tindakan untuk mengidentifikasi dan mengimplementasi solusinya dapat diambil.
Solusi yang diambil bertujuan dengan komitment perbaikan berkelanjutan. Perbaikan berkelanjutan berarti
mencari cara meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya.
3) Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan disini berkaitan dengan dua
tujuan utama misalnya, informasi biaya produk, proses pelanggan dan objek lainnya menjadi perhatian serius
bagi manajemen (tujuan utama) dalam hal mengidentifikasi masalah serta melakukan alternatif solusinya.
Demikian juga observasi terhadap perencanaan, pengendalian dan evaluasi (tujuan ke dua) dapat dilakukan
seperti tujuan pertama.

2. PROSES MANAJEMEN

Proses manajemen (Process Management) didefinisikan sebagai aktivitas perencanaan, pengendalian dan pengambilan
keputusan. Dengan kata lain manajer , pekerja, eksekutif harus memahami dengan baik dan benar tentang proses
manajemen tentang aktivitas perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan. Perencanaan (planning)
merupakan formulasi terperinci dari tindakan untuk mencapai tujuan tertentu.

Pengendalian (controlling) merupakan pemonitoran implementasi suatu rencana. Sedangkan pengambilan


keputusan (decision making) merupakan pemilihan diantara berbagai alternatif yang ada.

3. AKUNTANSI MANAJEMEN DAN AKUNTANSI KEUANGAN

Akuntansi manajemen (Management Accounting) berbeda dengan akuntansi keuangan (financial accounting) yaitu :
1) Informasi akuntansi manajemen ditujukan untuk pengguna internal, sedangkan informasi akuntansi keuangan
ditujukan untuk eksternal.
2) Akuntansi manajemen tidak terikat oleh aturan-aturan dari luar seperti Standar Akuntansi Keuangan (SAK),
sedangkan keuangan terikat dengan aturan-aturan dari luar seperti SAK.
3) Akuntansi manajemen lebih bersifat subjektif dan menggunakan ukuran keuangan dan non keuangan,
sedangakan akuntansi keuangan bersifat objektif dan diaudit akuntan publik (akuntan independen) atas
informasi keuangan yang tersedia.
4) Akuntansi manajemen menyediakan informasi lebih terperinci, lebih luas dan memilikin multi disiplin ilmu
dibandingkan akuntansi keuangan.

4. FOKUS DAN PERAN AKUNTANSI MANAJEMEN

Akuntansi manajemen harus menyediakan informasi yang memungkinkan manajemen untuk berfokus pada nilai
pelanggan, manajemen kualitas total dan persaingan berdasarkan waktu. Dalam hal ini manajer harus memutuskan
posisi strategis perusahaan seperti kepemimpinan biaya atau diferensiasi produk.

Disisi lain posisi atau peran akuntan manajemen bertanggung jawab mengidentifikasi, mengumpulkan,
mengukur, menganalisis, menginterpretasikan dan mengkomunikasikan informasi yang digunakan oleh manajer untuk
mencapai tujuan dasar organisasi. Akuntansi manajemen biasanya terlibat secara dekat dalam proses manajemen
sebagai anggota tim manajemen.

5. SEJARAH SINGKAT AKUNTANSI MANAJEMEN

Pada tahun 1925, penekanan pada prosedur akuntansi manajemen berubah menjadi perhitungan biaya persediaan yang
berawal dari penekanan pelaporan pihak eksternal. Pada tahun 1950-an dan 1960-an beberapa usaha dilakukan untuk
meningkatkan kegunaan manajerial dari sistem biaya tradisional. Pada tahun-tahun belakangan ini terdapat usaha yang
sangat signifikan untuk mengubah praktek dan sifat akuntansi manajemen secara radikal. Sebagian besar sebagai respon
terhadap perubahan dramatis dalam lingkungan persaingan yang sangat ketat.

6. PERILAKU ETIS BAGI MANAJER DAN AKUNTANSI MANAJEMEN

Perilaku etis melibatkan tindakan-tindakan yang “benar”,”sesuai” dan “adil”. Prinsip umum yang mendasari sistem etika
merupakan keyakinan bahwa setiap anggota kelompok bertanggung jawab untuk kebaikan anggota lainnya. Keinginan
untuk berkorban demi kebaikan kelompoknya merupakan inti dari tindakan etis. Akuntan manajemen dan para manajer
dalam mencapai laba yang maksimal atau memaksimumkan kekayaan bersih perusahaan dengan cara-cara yang legal
dan etis.

Ada sepuluh nilai inti dalam menghasilkan prinsip-prinsip yang membedakan antara benar dab salah dalam
istilah umum yaitu :

1. Kejujuran
2. Integritas
3. Pemenuhan janji
4. Kesetiaan
5. Keadilan
6. Kepedulian terhadap sesama
7. Penghargaan kepada orang lain
8. Kewarganegaraan yang bertanggung jawab
9. Usaha untuk mencapai kesempurnaan
10. Akuntabilitas

7. BIAYA DAN OBJEK BIAYA

Mempelajari akuntansi manajemen membutuhkan pemahaman arti biaya dan terminilogi yang berkaitan dengan biaya.
Pembebanan biaya pada produk, jasa, pelanggan dan objek lain yang menjadi perhatian manajemen adalah salah satu
tujuan dasar dari sistem informasi akuntansi manajemen.

Biaya (cost) adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapat barang dan jasa yang diharapkan
memberikan manfaat saat ini atau dimasa depan bagi organisasi. Bagi perusahaan atau organisasi yang mencari laba
(organisation profit) bahwa biaya yang dikorbankan untuk memberikan manfaat dimasa depan adalah pendapatan. Agar
perusahaan dapat tetap berjalan pendapatan harus lebih besar dari beban yang dikeluarkan untuk memperoleh
pendapatan.

Beban (expenses) adalah biaya yang telah dihabiskan (expired) untuk memperoleh pendapatan (revenues)

Objek biaya (cost objective) adalah tempat dimana biaya diukur dan diakumulasikan. Objek biaya dapat berupa
apapun, seperti produk, pelanggan, departemen, proyek, aktivitas dan lain-lain yang digunakan untuk mengukur dan
membebankan biaya. Sebagai contoh, jika sebuah pabrik sepatu ingin menetapkan biaya pengembangan sepatu baru,
maka objek biayanya adalah proyek pengembangan sepatu baru.

8. PEMBEBANAN BIAYA

Biaya dibebankan pada objek biaya, seperti produk, proyek, pabrik, departemen, pelanggan, aktivitas dan lain-lain. Ada
dua metode pembebanan biaya yaitu :

1) Penelusuran langsung (direct tracing) adalah suatu proses pengidentifikasian dan pembebanan biaya secara
khusus dan phisik dengan suatu objek biaya. Misalkan objek biaya adalah produk sepeda, produk sepeda
menggunakan bahan baku (direct material) dengan tenaga kerja langsung (direct labor). Bahan baku dan tenaga
kerja langsung yang dibutuhkan untuk membuat sepeda dapat diamati secara physik sehingga biaya dapat
dibebankan langsung pada sepeda tersebut.
2) Penelusuran penggerak (driver tracing) adalah penggunakan penggerak untuk membebankan biaya pada objek
biaya. Dalam kontek pembebanan biaya, penggerak (driver) adalah faktor penyebab yang mengukur konsumsi
(atau pemakaian) sumber daya ke objek biaya.

Ilustrasi, untuk memahami pembebanan biaya dengan penelusuran langsung (direct tracing) dan
penelusuran penggerak (driver tracing)
Andi dan Joko sepakat untuk berbagi biaya makan siang di rumah makan lesehan. Mereka memesan nasi 1 bakul kecil
(terbagi menjadi tiga piring) seharga Rp. 9.000, dan aatu teko kecil es teh manis (dengan isi untuk tiga gelas) seharga Rp.
7.500 dan Andi memesan atu piring gado-gado seharga Rp. 7.000 sedangkan Joko memesan satu mangkok sop ayam
seharga Rp. 8.000. Perlu diketahui bahwa Andi menghabiskan dua piring nasi dan Joko menghabiskan satu piring nasi.
Untuk es teh manis satu gelas untuk Andi dan dua gelas untuk Joko.

Berapakah biaya makan per orang (Andi dan Joko)

Jawab

Keterangan Andi Joko


Penelusuran Langsung (direct tracing)
Gado-gado Rp. 7.000 Rp. –
Sop Ayam Rp. - Rp. 8.000
Penelusuran penggerak (driver tracing)
2
Nasi 2 piring x Rp.9.000 Rp. 6.000 Rp. –
3
1
Nasi 1 piring x Rp.9.000 Rp. - Rp. 3.000
3
1
Teh manis 1 gelas x Rp. 7.500 Rp. 2.500 Rp. –
3
2
Teh manis 2 gelas x Rp.7.500 Rp. - Rp. 5.000
3
Biaya makan siang per orang Rp. 15.500 Rp. 16.000
Catatan :

a. Metode penelusuran langsung merupakan pembebanan biaya ke objek biaya yang paling akurat, disebabkan
hubungan sebab akibat yang dapat diamati secara fisik. Sedangkan metode penelusuran penggerak dianggap
kurang akurat karena ukuran satu piring nasi dan satu gelas es teh bisa berbeda.
b. Ada satu metode pembebanan biaya yang lebih dianggap kurang akurat (atau sebaiknya dihindari) yaitu metode
alokasi (allocation methode). Pembebanan biaya tidak langsung pada objek biaya disebut metode alokasi. Biaya
tidak langsung (indirect cost) adalah biaya-biaya yang tidak dapat dibebankan pada objek biaya, baik dengan
metode penelusuran langsung maupun penelusuran penggerak. Biaya tidak langsung, tidak terdapat hubungan
sebab akibat, maka pembebanan biaya tidak langsung didasarkan pada kemudahan atau beberapa asumsi yang
berhubungan. Contoh, biaya tidak langsung adalah biaya penerangan dan pemanasan ruangan pabrik yang
memproduksi dua atau lebih produk yang berbeda. Namun demikian pengalokasian biaya tidak langsung tetap
dilakukan untuk tujuan pelaporan pihak eksternal.

9. HARGA POKOK PRODUK DAN JASA

Keluaran (output) organisasi merupakan salah satu objek biaya terpenting. Ada dua jenis output yaitu produk berwujud
(barang) atau jasa. Produk berwujud (tangible product) adalah barang yang dihasilkan dengan mengubah bahan baku
melalui penggunaan tenaga kerja dan masukan (input) modal, seperti pabrik, lahan dan mesin. Televisi, mobil, pakaian
dan hamburger merupakan produk berwujud. Jasa (service) adalah tugas atau aktivitas yang dilakukan pelanggan
dengan menggunakan produk berwujud atau fasilitas organisasi. Jasa (service) juga do produksi dengan menggunakan
bahan, tenaga kerja dan input modal. Perawatan kesehatan, jasa pemakaman dan akuntansi merupakan contoh aktivitas
jasa yang dilakukan pelanggan. Sedangkan penyewaan kendaraan, alat ski dan video adalah jasa yang memungkinkan
pelanggan menggunakan produk atau fasilitas organisasi. Ada empat dimensi penting yang membedakan jasa (service)
dengan produk berwujud (tangible product) yaitu :

1. Tidak berwujud (intangible) artinya pembeli jasa tidak dapat melihat, merasakan, mendengar atau mencicipi suatu
jasa sebelum jasa tersebut dibeli.
2. Tidak tahan lama (perishability) artinya jasa tidak dapat disimpan untuk kegunaan masa depan.
3. Tidak dapat dipisahkan (inseparability) artinya produsen dan pembeli jasa biasanya melakukan kontak langsung saat
terjadinya pertukaran (atau transaksi jasa).
4. Tidak selalu sama (heterogenity) artinya terdapat peluang variasi yang lebih besar pada penyelenggaraan jasa
daripada produk berwujud.

10. HARGA POKOK PRODUK DAN PELAPORAN KEUANGAN EKSTERNAL

Perhitungan harga pokok produk untuk pelaporan keuangan eksternal, dikelompokkan menurut fungsi organisasi dapat
dibagi dua, yaitu :

1. Biaya produksi (manufacturing cost) adalah biaya yang berkaitan dengan pembuatan barang dan penyediaan jasa.

Biaya produksi terdiri dari tiga jenis, yaitu :

a. Biaya bahan langsung (manufacturing cost) adalah bahan yang dapat di telusuri secara langsung pada barang
atau jasa yang sedang diproduksi.
b. Biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost) adalah tenaga kerja yang dapat di telusuri secara langsung pada
barang atau jasa yang sedang diproduksi.
c. Biaya overhead (overhead cost) adalah semua biaya produksi atau pabrik selain bahan baku langsung (direct
material cost) dan biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost). Pada perusahaan manufacturing atau
pabrikasi bahwa biaya overhead disebut juga biaya pabrik (factory borden) atau overhead manufactur
(overhead manufacturing).
Catatan : kombinasi dari ketiga jenis biaya produksi yang dijelaskan diatas dapat dibagi dua yaitu, 1. Biaya
utama (prime cost) adalah biaya bahan baku (direct material cost) ditambah biaya tenaga kerja langsung (direct
labor cost) 2. Biaya konversi (conversion cost) adalah biaya tenaga kerja langsung (direct labor cost) ditambah
biaya overhead (overhead cost).

2. Biaya non produksi (non manufacturing cost) adalah biaya yang berkaitan dengan fungsi desain, pengembangan,
pemasaran, distribusi, layanan pelanggan dan administrasi umum.
Biaya non produksi atau sering disebut biaya komersil (commercial expense) atau biaya operasi (operating expense)
dapat dibagi dua kategori yaitu :
a. Biaya penjualan (selling expense) adalah biaya yang dikeluarkan sampai dengan barang atau jasa kepada
konsumen. Biaya pemasaran, biaya distribusi, biaya pelanggan melupakan contoh dari biaya penjualan atau
biaya pemasaran (marketing expense).
b. Biaya umum dan administrasi (general and administration expense) adalah biaya yang dikeluarkan untuk
mengkoordinir aktivitas penentu kebijakan, pengarahan, pengawasan secara keseluruhan agar dapat berjalan
secara efektif dan efisien. Biaya mendesain produk dan jasa, pengembangan dan administrasi merupakan
contoh dari biaya umum dan administrasi (general and administration expense).

11. LAPORAN LABA RUGI EKSTERNAL

Laporan laba rugi (income statement) adalah laporan yang menjelaskan pendapatan dan beban yang dikeluarkan untuk
pendapatan pada suatu periode tertentu.

Syarat utama dalam laporan laba rugi eksternal, biaya produksi (bahan baku, tenaga kerja dan overhead)
dimasukkan pada perhitungan biaya produksin (cost of good manufactured) sedangkan biaya non produksi (biaya
penjualan dan biaya administrasi) dimasukkan dalam laporan laba rugi (income statement). Hal ini dapat dipahami
bahwa biaya penjualan serta biaya umum dan administrasi dipandang sebagai biaya periode (period cost) yang tidak
dapat ditunda pembebanannya. Ada tiga jenis laporan laba rugi, sesuai dengan jenis usaha organisasi yaitu :

1) Usaha dagang (trading company)


Jenis usaha yang menjual dan membeli barang dagangan tanpa melalui perubahan kualitas maupun kuantitas.
Usaha dagang memiliki satu jenis barang persediaan untuk dijual yaitu persediaan barang dagangan
(merchandise inventory)

Ilustrasi
“Usaha dagang Kencana” menyajikan data-data untuk laporan laba rugi tahun 2011 (jutaan rupiah) sebagai
berikut :
Persediaan barang dagang 1 Januari 2011 Rp. 80
Persediaan barang dagang 31 Desember 2011 Rp. 100
Penjualan Rp. 915
Retur penjualan Rp. 10
Potongan penjualan Rp. 15
Pembelian Rp. 400
Beban pembelian (beban angkut masuk) Rp. 12
Retur pembelian Rp. 7
Potongan pembelian Rp. 5
Beban penjualan Rp. 75
Beban administrasi dan umum Rp. 85
Beban bunga Rp. 8
Pajak penghasilan 30% dari laba sebelum pajak.

Diminta : Susunlah laporan laba rugi tahun 2011


Jawab :
Usaha Dagang Kencana
Income Statement
For the year ended December 31, 2011
Gross sales Rp. 915
Sales return Rp. 10
Sales discount Rp. 15 Rp. (25)
Net sales Rp. 890
Cost of Good Sold (COGS)
Opening merchandise inventory Rp. 80
Purchase Rp. 400
Freight in Rp. 12
Purchase return Rp. (7)
Ending merchandise inventory Rp.(100)
Cost of Good Sold Rp. (380)
Gross profit (Gross margin) Rp. 510
Operating expenses
Selling expenses Rp. 75
General & administration expenses Rp. 85 Rp. (160)
Earning before interest and tax (EBIT) Rp. 350
Interest expenses Rp. (8)
Earning before tax (EBT) Rp. 342
Income tax 30% x Rp. 342 Rp.102,6
Earning after tax (EAT) or net income Rp.239,4

2) Usaha Pabrikasi (Manufactur)


Usaha pabrikasi adalah usaha yang mengolah bahan baku menjadi produk jadi (produk yang siap dijual ke pasar)
ada tiga jenis persediaan produk pada usaha manufaktur yaitu :
a. Persediaan bahan baku (raw material inventory) adalah bahan baku yang merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dengan produk jadi dan dapat ditelusuri langsung kepada produk jadi.
b. Persediaan barang dalam proses (work in process inventory) adalah persediaan yang memerlukan
pengerjaan lebih lanjut untuk menjadi produk jadi dalam periode tertentu.
c. Persediaan barang jadi (finish goods inventory) adalah produk jadi atau produk selesai yang siap untuk dijual.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa perusahaan manufaktur yang mengolah bahan baku sampai
dengan barang jadi, mengeluarkan biaya produksi (manufacturing cost) yaitu : bahan baku, tenaga kerja dan
overhead pabrik. Biaya produksi ini dimasukkan dalam laporan keuangan pendukung, yang disebut dengan
laporan harga pokok produksi (cost of good manufactured – COGM) beserta persediaan barang dalam proses
(work in process – WIP). Sedangkan persediaan barang jadi (finished good inventory) dan biaya operasi (atau
biaya penjualan dan biaya umum & administrasi) dimasukkan dalam laporan laba rugi (income statement).

Ilustrasi
Usaha manufacture jet-set, menyajikan data-data biaya produksi dan laba rugi (jutaan rupiah) pada tahun 2011
adalah sebagai berikut :
Persediaan bahan baku 1 Januari 2011 Rp. 50
Persediaan bahan baku 31 Desember 2011 Rp. 80
Persediaan barang dalam proses 1 Januari 2011 Rp. 75
Persediaan barang dalam proses 31 Desember 2011 Rp. 90
Persediaan barang jadi 1 Januari 2011 Rp. 100
Persediaan barang jadi 31 Desember 2011 Rp. 120
Penjualan Rp. 1.210
Retur penjualan Rp. 6
Potongan penjualan Rp. 4
Pembelian Rp. 650
Biaya angkut pembelian Rp. 15
Retur pembelian Rp. 10
Potongan pembelian Rp. 5
Upah tenaga kerja langsung Rp. 95
Overhead pabrik Rp. 105
Beban penjualan Rp. 85
Beban administrasi dan umum Rp. 75
Beban bunga Rp. 15
Pajak penghasilan 30% dari laba sebelum pajak.

Diminta : Susun laporan laba rugi pada tahun 2011


Jawab
Usaha Manufacture Jet – Set
Income Statement
For the year ended December 31, 2011
Gross sales Rp. 1.210
Sales return Rp. 6
Sales discount Rp. 4 Rp. (10)
Net sales Rp. 1.200
Cost of Good Sold (COGS)
Finished Goods inventory-opening Rp. 100
Cost of good manufactured-COGM Rp. 805
Finished Goods inventory-ending Rp.(120)
Cost of Good Sold Rp. (785)
Gross profit (gross margin) Rp. 415
Operating expenses
Selling expenses Rp. 85
General & administration expenses Rp. 75 Rp. (160)
Earning before interest and tax (EBIT) Rp. 255
Interest expenses Rp. (15)
Earning before tax (EBT) Rp. 240
Earning before tax (EBT) Rp. 240
Income tax 30% x Rp. 240 Rp. (72)
Earning after tax (EAT) or net income Rp. 168
Usaha Manufacture Jet – Set
Cost of Good Manufactured (COGM)
For the year ended December 31, 2011

Direct material inventory – opening Rp. 50


Purchases Rp. 650
Freight in Rp. 15
Purchases return Rp. (10)
Purchases discount Rp. (5)
Direct materials inventory – ending Rp. (80)
Direct materials cost Rp. 620
Direct labor cost Rp. 95
Overhead cost Rp. 105
Manufacturing cost Rp. 850
Work in Process inventory – opening Rp. 75
Work in Process inventory – ending Rp. (90)
Cost of good manufactured (COGM) Rp. 805
Catatan : Biaya utama (prime cost) = Direct material cost + direct labor cost
= Rp. 620 + Rp. 95 = Rp. 715
Biaya konversi (conversion cost) = Direct labor cost + overhead cost
= Rp. 95 + Rp. 105 = Rp. 200

3) Usaha Jasa (Service Company)


Jenis usaha jasa pada prinsipnya setiapm usaha yang memberikan atau menjual jasa kepada umum. Pada
halaman sebelumnya telah dijelaskan perbedaan dimensi untuk output organisasi berupa produk berwujud
(barang) dan jasa. Salah satu diantaranya bahwa output jasa tidak dapat disimpan dan tidak tahan lama. Laporan
laba rugi untuk usaha jasa, penulis membedakan usaha jasa yang tidak memerlukan penggunaan bahan baku
seperti kolam renang yang hanya menjual tiket atau karcis berenang sebagai hasil utama, namun demikian jenis
usaha ini memiliki pendapatan lain-lain seperti hasil penjualan kantin dan karcis parkir kendaraan. Namun
demikian tidak tertutup kemungkinan jenis usaha jasa yang menggunakan bahan baku, tenaga kerja langsung
dan overhead seperti halnya usaha manufaktur. Bedanya terletak pada persediaan barang jadi dan persediaan
bahan baku (persediaan awal dan akhir) tidak ada. Contoh jenis usaha jasa seperti ini adalah seorang arsitek
memiliki gambar dalam proses dan seorang dokter gigi memiliki pasien dengan berbagai tahap proses
pemasangan kawat gigi.

Ilustrasi laporan laba rugi usaha jasa (tidak menggunakan bahan baku)

Kolam renang “sehat jasmani” menyajikan data-data laporan laba rugi (jutaan rupiah) pada tahun 2011 adalah
sebagai berikut :
Pendapatan jasa Rp. 850
Pendapatan lain-lain Rp. 50
Beban operasi Rp. 200
Beban bunga Rp. 20
Pajak peghasilan 30% dari laba sebelum pajak.

Ditanya : Susun laporan laba rugi tahun 20Jawab

Usaha Jasa Kolam Renang “Sehat Jasmani”


Income Statement
For the year ended December 31, 2011

Service revenues Rp. 850


Other revenues Rp. 50
Total revenues Rp. 900
Operating expenses Rp. (200)
Earning before interest and tax (EBIT) Rp. 700
Interest Expenses Rp. (20)
Earning before tax (EBT) Rp. 680
Income tax 30% X Rp. 680 Rp. (204)
Earning after tax (EAT) Rp. 476

Ilustrasi laporan laba rugi usaha jasa memiliki barang dalam proses

Arsitektur Dr. Ir . Setiawan menyajikan data-data laporan laba rugi (jutaan rupiah) pada tahun 2011 adalah sebagai
berikut :
Penjualan Rp. 650
Barang dalam proses 1 Januari 2011 Rp. 50
Barang dalam proses 31 Desember 2011 Rp. 40
Biaya jasa yang di tambahkan terdiri dari :
Bahan baku langsung Rp. 100
Upah tenaga kerja langsung Rp. 80
Overhead Rp. 90
Beban penjualan Rp. 50
Beban administrasi Rp. 60
Ditanya : Susun laporan laba rugi tahun 2011

Jawab :
Arsitektur Dr. Ir. Setiawan
Income Statement
For the year ended December 31, 2011
Sales Rp. 650
Cost of good service
Work in process-opening Rp. 50
Addition cost of service
Direct raw material Rp. 100
Direct labor Rp. 80
Overhead Rp. 90
Total cost of sales service Rp. 320
Work in process ending Rp. (40)
Cost of sales service – net Rp. 280
Gross margin Rp. 370
Operating expenses
Selling exspenses Rp. 50
Administration exspenses Rp. 60 Rp.(110)
Earning before interest and tax (EBIT) Rp. 260
12. TUJUAN SISTEM AKUNTANSI MANAJEMEN

Berdasarkan fungsi dan aktivitas :


Sistem akuntansi manajemen dapat di klasifikasikan secara umum menjadi dua jenis, yaitu : 1. Sistem manajemen
berdasarkan fungsi (functional based management – FBM) 2. Sistem manajemen berdasarkan aktivitas – FBC). Sistem
manajemen berdasarkan fungsi adalah suatu pendekatan pembebanan biaya-biaya sumber daya kepada objek biaya
berdasarkan produksi atau fungsi-fungsi dalam suatu organisasi. Fungsi-fungsi biasanya dikelompokkan dalam unit-unit
organisasional seperti divisi, pabrik dan departemen (contohnya teknik pengendalian kualitas dan perakitan adalah
fungsi-fungsi yang diatur dalam departemen). Karena sistem FBM membebankan biaya berdasarkan fungsi produksi,
maka pendekatan pembebanan biaya produksi, dianggap sebagai perhitungan biaya sebagai produksi atau fungsi
(functional based costing – FBC). Sistem manajemen bedasarkan aktivitas – FBC adalah suatu pendekatan yang
terintegrasi doseluruh sistem yang memfokuskan perhatian manajemen berdasarkan aktivitas dalam pembebanan
biaya-biaya sumber daya kepada objek biaya dalam suatu organisasi. Karena sistem FBC membebankan biaya
berdasarkan aktivitas, maka pembebanan biaya dianggap sebagai perhitungan biaya berdasarkan aktivitas (activity
based costing – ABC).
Dari penjelasan yang disebutkan di atas, perbedaan karakteristik sistem FBM dan ABM, adalah sebagai berikut :

Sistem FBM Sistem FBC


1. Penggerak biaya berdasarkan unit produksi 1. Penggerak biaya unit produksi dan non unit
2. Intensif dalam pengalokasian biaya 2. Intensif dalam penelusuran biaya
3. Perhitungan harga pokok secara sempit 3. Perhitungan harga pokok secara luas dan fleksibel
4. Fokus pada pengelolaan biaya 4. Fokus pada pengelolaan aktivitas
5. Informasi aktivitas sedikit 5. Informasi aktivitas sangat luas
6. Maksimalisasi kerja individual 6. Maksimalisasi kerja seluruh sistem
7. Pengukuran kinerja hanya dibidang keuangan. 7. Pengukuran kinerja dibidang keuangan dan non
keuangan.

13. MANAJEMEN KUALITAS TOTAL DAN RANTAI NILAI

Manajemen kualitas total (total quality management – TQM) adalah suatu pendekatan yang memungkinkan produsen
bekerja keras menciptakan lingkungan para pekerja membuat produk sempurna (tanpa cacat). Filosofi TQM pada
prinsipnya menciptakan lingkungan para pekerja membuat produk tanpa cacat (zero defect). Rantai nilai (value chain)
adalah rangkaian aktivitas yang dibutuhkan untuk mendesain, mengembangkan, memproduksi, mamasarkan dan
memperbaiki suatu produk atau jasa.

Dalam sistem akuntansi manajemen ada dua jenis rantai nilai yaitu : 1. Rantai nilai eksternal (internal value
chain) 2. Rantai nilai industri (industrial value chain). Rantai nilai eksternal (internal value chain) adalah rangkaian
aktivitas mendesain, mengembangkan, memproduksi, memasarkan serta mengirimkan produk ke pelanggan. Rantai nilai
industri (industrial value chain) adalah rangkaian aktivitas menciptakan nilai dan saling berhubungan, mulai dari bahan
baku hingga pemakaian produk akhir. Jadi orientasi nilai rantai (value chain) adalah nilai bagi pelanggan (customer
value). Nilai bagi pelanggan (customer value) adalah selisih apa yang pelanggan terima (realisasi bagi pelanggan) dengan
apa yang pelanggan serahkan (pengorbanan pelanggan). Yang diterima pelanggan dari produk yang dibeli (realisasi bagi
pelanggan) meliputi fitur umum dan khusus. Suatu produk jasa, kualitas, petunjuk penggunaan, reputasi, merk dan
faktor-faktor lain yang dianggap penting oleh pelanggan. Yang diserahkan pelanggan (pengorbanan pelanggan) meliputi
biaya pembelian produk, waktu dan usaha yang dikeluarkan pelanggan untuk mendapatkan dan mempelajari cara
penggunaan produk, serta biaya pasca pembelian. Seperti biaya pemeliharaan fitur (kualitas desain) adalah karakteristik
produk yang berbeda dari produk-produk sejenis yang fungsinya sama (contoh: fitur yang berbeda untuk usaha
penerbangan kelas utama dan ekonomi antara perusahaan garuda dengan perusahaan mandala).

14. SOAL KAJIAN ULANG


1. Proses manufaktur, klasifikasi biaya, penelusuran biaya dan laporan laba rugi.
Informasi biaya sebuah restoran hamburger pada bulan Desember 2011, adalah sebagai berikut :
Daging Hamburger 16.000.000 Utilitas (listrik,air) 5.000.000
Tomat 3.000.000 Upah petugas kebersihan 1.200.000
Selada 2.500.000 Perlengkapan kebersihan 500.000
Roti 3.000.000 Sewa gedung 8.000.000
Bahan lainnya 200.000 Iklan 1.000.000
Upah koki 25.500.000 Depresiasi (penyusutan):
Upah pelayan 20.320.000 Peralatan masak 2.000.000
Upah supervisor 20.000.000 Mesin kas 500.000

Keterangan tambahan selama bulan Desember 2011 :


 Hamburger yang terjual 10.000 hamburger dengan harga Rp. 15.000 per burger
 Perusahaan menyewa gedung dan mempekerjakan beberapa orang koki, pelayan, dan petugas kebersihan
dan seorang supervisor (yaitu pemiliknya sendiri, Susana) petugas kebersihan hanya membersihkan gedung

Diminta :

a. Klasifikasikanlah biaya bulan Desember 2011 dalam kategori berikutnya : biaya produksi (bahan langsung,
tenaga kerja langsung dan overhead manufaktur) dan biaya operasi (beban penjualan dan administrasi)
serta jumlah rupiah masing-masing.
b. Susunlah laporan laba rugi untuk pelaporan eksternal.
c. Asumsikanlah bahwa restoran hamburger juga memproduksi ayam panggang (artinya ada dua jenis produk).
Bagaimanakah anda membebankan biaya depresiasi untuk peralatan masak pada setiap produk? Apakah hal
ini termasuk penelusuran langsung, penelusuran penggerak, atau alokasi ? Jelaskan!

Jawab :

a. Biaya produksi (manufacturing cost)


Bahan Langsung : Daging hamburger Rp. 16.000.000
Tomat Rp. 3.000.000
Selada Rp. 2.500.000
Roti Rp. 3.000.000
Total Rp. 24.500.000
Tenaga kerja langsung Upah koki Rp. 25.500.000
Overhead Manufaktur Bahan lainnya Rp. 200.000
Utilitas Rp. 5.000.000
Depresiasi peralatan masak Rp. 2.000.000
Upah petugas kebersihan Rp. 1.200.000
Perlengkapan kebersihan Rp. 500.000
Sewa gedung Rp. 8.000.000
Total Rp. 16.900.000
Biaya operasi (non manufacturing cost)
Biaya penjualan Upah pelayanan Rp. 20.320.000
Iklan Rp. 5.000.000
Depresiasi mesin kas Rp. 500.000
Total Rp. 25.820.000
Biaya administrasi Gaji supervisor Rp. 20.000.000
b. Laporan laba rugi (income statement) selama bulan Desember 2011 :
Penjualan (Rp. 15.000 x 10.000) Rp. 150.000.000
Harga pokok penjualan
Bahan langsung Rp. 24.500.000
Tenaga kerja langsung Rp. 25.500.000
Overhead manufacturing Rp. 16.900.000 Rp.(66.900.000)
Laba Kotor Rp. 83.100.000
Biaya Operasi
Beban Penjualan Rp. 21.820.000
Beban Administrasi Rp. 20.000.000 Rp.(41.820.000)
Laba bersih sebelum bunga dan pajak (EBIT) Rp. 41.180.000

c. Depresiasi peralatan masak dibebankan pada produk burger dan panggang tidak boleh berdasarkan
penelusuran langsung. Yang paling tepat bisa berdasarkan jam pemakaian mesin masak sesuai dengan
perbandingan jam pemakaian masing-masing produk. Hal ini merupakan penelusuran penggerak.

2. Usaha jasa, sistem biaya dan laporan laba rugi


Jasa pemakaman “Rest In Paradiso” di Jakarta menyelenggarakan jasa pemakaman. Data-data biaya selama
tahun 2011 adalah sebagai berikut :
Bahan langsung per unit Rp. 10.000.000
Tenaga kerja langsung per unit Rp. 1.000.000
Overhead per unit dengan rumus Y = Rp. 2.000.000 + Rp. 15.000X
Y = Total overhead tetap dan variabel
X = Overhead variabel setiap unit
Beban penjualan per tahun Rp. 800.000.000
Beban administrasi per tahun Rp. 950.000.000
Pemakaman yang dilakukan sebanyak 500 kali dengan harga yang di bebankan Rp. 40.000.000 setiap kali
pemakaman
Diminta :
a) Hitunglah harga pokok per unit (harga pokok setiap pemakaman)
b) Susunlah laba rugi
c) Apakah “Rest In Paradiso” menjual produk berwujud atau tidak berwujud jelaskan
d) Apakah “Rest In Paradiso” menggunakan sistem berdasarkan fungsi atau berdasarkan aktivitas? Jelaskan!
Jawab :

a) Harga pokok per unit (setiap pemakaman)


Bahan langsung Rp. 10.000.000
Upah tenaga kerja Rp. 1.000.000
Overhead
Tetap Rp. 2.000.000
Variabel Rp. 15.000 x Rp. 500 Rp. 7.500.000 Rp. 9.500.000
Total Rp. 20.500.000
b) Laporan laba rugi selama tahun 2011
Penjualan Rp. 40.000.000 x Rp. 500 Rp. 20.000.000.000
Harga pokok penjualan Rp. 20.500.000 x 500 Rp.(10.250.000.000)
Laba kotor Rp. 9.750.000.000
Beban operasi Rp. 800.000.000
Beban administrasi Rp. 950.000.000 Rp. (1.750.000.000)
Laba kotor sebelum bunga dan pajak Rp. 800.000.000
c) Jika pemakaman adalah produk tidak berwujud dengan alasan tidak dapat disimpan dan pelanggan
berhubungan langsung dengan produsennya (tidak dapat di pisah)
d) Sistem Akuntansi Manajemen yang dipakai “Rest In Paradiso” adalah berdasarkan fungsi (functional based
management – FBM) alasan yang paling tepat, karena pembebanan biaya kepada objek biaya (pelanggan
berdasarkan produksi unit pemakaman)

15. SOAL UNTUK LATIHAN

15.1 Soal Teori


1. Ada tiga tujuan umum dari sistem informasi akuntansi manajemen. Jelaskan!
2. Sebutkan dan jelaskan tentang proses manajemen!
3. Paling tidak ada empat perbedaan akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan. Sebutkan dan jelaskan!
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan perilaku “etis”?
5. Apa yang dimaksud dengan biaya dan objek biaya?
6. Apa yang dimaksud dengan pembebanan biaya kepada objek biaya berdasarkan penelusuran penggerak?
7. Sebutkan dan jelaskan apa yang dimaksud dengan biaya produksi (manufacturing cost) dan biaya non produksi
atau biaya operasi (non manufacturing)?
8. Apa yang dimaksud dengan total quality management (TQM) dan rantai nilai (value chain). Sebutkan dan
jelaskan?
9. Apa yang dimaksud dengan nilai bagi pelanggan (customer value)?
10. Sebutkan perbedaan karakteristik sistem FBM dan sistem FBC?

15.2 Soal Kasus


1. Usaha dagang “LARIS” di Jakarta yang menjual satu jenis produk memberikan data-data biaya untuk tahun 2011
(dalam jutaan rupiah) adalah sebagai berikut :
Penjualan Rp. 980
Retur penjualan dan pengurang harga Rp. 20
Pembelian Rp. 410
Beban angkut pembelian Rp. 10
Retur pembelian dan pengurangan harga Rp. 15
Beban penjualan Rp. 75
Beban umum dan administrasi Rp. 90
Beban bunga Rp. 7
Persediaan barang dagang (awal) Rp. 75
Persediaan barang dagang (akhir) Rp. 60
Pajak penghasilan 28%
Diminta :
a. Siapkan harga pokok penjualan tahun 2011
b. Susun laporan laba rugi tahun 2011

2. Usaha manufaktur “Jansen” di Bekasi memberikan data-data biaya selama tahun 2011 (jutaan rupiah) sebagai
berikut :
Pembelian bahan baku Rp. 600
Beban angkut pembelian Rp. 20
Retur pembelian dan pengurangan harga Rp. 15
Penjualan barang jadi Rp.1.415
Retur penjualan dan pengurangan harga Rp. 25
Beban penjualan Rp. 100
Beban umum dan administrasi Rp. 115
Beban tenaga kerja langsung Rp. 140
Beban overhead pabrik Rp. 160
Beban bunga Rp. 20
Persediaan bahan baku 1 Januari 2011 Rp. 100
Persediaan bahan baku 31 Desember 2011 Rp. 120
Persediaan barang dalam proses 1 Januari 2011 Rp. 75
Persediaan barang dalam proses 31 Desember 2011 Rp. 85
Persediaan barang jadi 1 Januari 2011 Rp. 65
Persediaan barang jadi 31 Desember 2011 Rp. 50

Diminta :
a. Siapkan laporan harga pokok produksi (COGS)
b. Siapkan laporan harga pokok penjualan (COGM)
c. Siapkan laporan laba rugi (income statement)
d. Hitunglah besarnya biaya utama (prime cost) dan biaya konversi (conversion cost)
BAB 2

PERILAKU BIAYA DAN PERHITUNGAN BIAYA


BERDASARKAN AKTIVITAS.
1. PERILAKU BIAYA

Perilaku biaya (cost behavior) adalah istilah umum untuk menjelaskan apakah biaya berupah seiring dengan perubahan
aktivitas atau keluaran. Rentang waktu (times range) berparan penting dalam penentuan perilaku biaya, karena biaya
dapat berubah ketika ada perubahan aktivitas dalam bataswaktu yang relevan, rentang waktu relevan (relevan
range)adalah rentang keluaran dengan asumsi hubungan biaya dan keluaran atau aktivitas berlaku. Perilaku biaya dapat
dibagi tiga yaitu:

1) Biaya tetap
Biaya tetap (Fixed Cost-FC) adalah biaya yang jumlah keseluruhannya akan tetap konstan dalam rentang yang
relevan ketika tingkat aktivitas atau keluaran berubah, contoh: biaya sewa, biaya depresiasi dengan metode
garis lurus, gaji pegawai staf. Karakteristik biaya tetap adalah biaya keseluruhan atau total tetap konstan ketika
ada perubahan aktivitas, tetapi biaya per unit berubah.
2) Biaya variabel
Biaya variabel (variabel Cost-VC) adalah biaya yang secara keseluruhan berubah atau bervariasi secara
proporsional terhadap perubahan aktivitas atau keluaran, contoh: biaya bahan baku langsung, biaya tenaga
kerja langsung. Karakteristik biaya variabel adalah biaya keseluruhan tetap konstan namun biaya per unit
berubah secara proporsional terhadap perubahan aktivitas atau keluaran.
3) Biaya campuran
Biaya campuran (Mixed Cost-MC) adalah biaya yang memiliki komponen tetap dan variabel, contoh: komisi
penjualan, biaya listrik.

Untuk tujuan perhitungan harga pokok dan pelaporan laba rugi pihak eksternal, perlu dipisahkan jumlah variabel
dan tetap yang terdapat dalam biaya campuran(mixed cost-MC).

Pemisahan biaya variabel per unit dan biaya tetap per priode dalam jumlah biaya campuran dapat menggunakan
salah satu metode sebagai berikut:

a. Metode titik tertinggi dan terendah (High and Low Point-HLP)


Dengan metode ini lebih dulu dihitung biaya variabel per unit berdasarkan selisih antara unit produksi maupun
ukuran lainnya, seperti jam mesin, jam tenaga kerja langsung terhadap biaya campuran yang terjadi. Maka biaya
tetap dapat dihitung dengan rumus persamaan garis lurus(linear) yaitu = y = a + bx
Y= biaya campuran
a = biaya tetap yang terdapat dalam biaya campuran
x= biaya variabel per unit dalam biaya campuran
b= unit produksi atau ukuran lain
b. Metode kuadrat kecil (least square method-LS).
Dengan metode ini biaya variabel dan biaya tetap dihitung berdasarkan persamaan garis lurus (linear) yaitu = y
= a + bx
Y = Biaya campuran rata-rata per priode atau aktivitas
A = Biaya tetap yang terdapat dalam biaya campuran
X = Biaya variabel per unit dalam biaya campuran
B = unit produksi atau volume kegiatan atau ukuran lainnya seperti jam mesin jam tenaga kerja.

Cara perhitungan biaya variabel per unit dangan metode kuadrat terkecil terlebih dahulu menghitung rata-rat
biaya campuran ada aktivitas atau volume kegiatan. Lalu rata- rata biaya campuran dan volume kegiatan
merupakan penyimpangan.

Ʃ(x−x1) x ( y−y1)
Maka biaya variabel per unit =
Ʃ(x−x1)2

Keterangan
x-x1 = penympangan volume kegiatan atau aktivitas
y-y1 = penyimpangan biaya campuran

c. Metode Scatter Graph


Metode scatter graph adalah suatu metode pemisahan biaya tetap dan biaya variabel berdasarkan pendekatan
grafik atau diagram ( biasanya grafik garis ).

Catatan:
Metode paling akurat untuk pemisahan biaya variabel dan biaya tetap pada biaya campuran adalah metode
least square, namun perhitungan paling praktis adalah metode titik tertinggi dan terendah. Untuk itu penulis
hanya membahas kedua metode tersebut (metode least square dan high low point).

ILUSTRASI:
Anda adalah seorang akuntan manajemen yang berkeinginan untuk mengetahui komponen biaya variabel dan
biaya tetap pada biaya campuran dalam sebuah perusahaan. Data – data biaya dan unit produksi selama tiga
tahun berturut –turut adalah sebagai berikut:

Tahun Volume produksi Biaya campuran


(unit) (RP)
2009 10.000 400
2010 15.000 500
2011 13.000 400
Ditanya :
1. Hitunglah biaya variabel per unit dan biaya per tahun dengan metode hingh and low point
2. Hitunglah biaya variabel per unit dan biaya tetap per tahun dengan least square

Jawab :
1. Menetapkan biaya variabel per unit .
Keterangan volumeproduksi(unit) Biayacampuran(RP)
Titik tertinggi 15.000 500.000.000
Titik terendah 10.000 400.000.000
Selisih 5.000 100.000.000

100.000.000
Biaya variabel perunit = = Rp. 20.000 per unit
5.000

Menetapkan biaya per tahun


Nilai tertinggi: y = a + bx
500.000.000 = a + 20.000 (15.000)
500.000.000 = a + 300.000.000
a = RP. 200.000.000

atau
titik terendah: y = a + bx
400.000.000 = a + 20.000 (14.000)
400.000.000 = a + 200.000.000
a = RP. 200.000.000

2. Metode least square

Menetapkan biaya variabel per unit

Biaya campuran rata- rata pertahun = 400+500+460 = RP 453 (jutaan rupiah)


3
Volume produksi rata –rata per tahun= 10.000.+ 15.000 + 13.000= 9.333 unit
3
Biaya Penyimpangan Volume Penyimpangan (x-
Campuran(y) biaya produksi volume x1)*(y-
Tahun (RP) campuran(y1) (x) produksi (x1) (x-x1)2 y1)
(RP) (unit) (jutaan
rupiah)
2009 500 (53) 10.000(unit) 667 444.889 35.351
2010 500 47 15.000(unit) 5667 32.114.889 266.349
2011 460 7 13.000(unit) 3.667 13.446.889 25.669
Total 1.360 0 28.000(unit) 0 46006667 327.369
Biaya variabel per unit (b) = 327.369.000 =RP.7.116
46.006.667

Menetapkan biaya Tetap


Persamaan garis lurus: y = a +bx
453.000.000 = a + 7.116 (9.333)
453.000.000 = a + 66.413.628
a = Rp 368586372

catatan : perhitungan biaya variabel per unit dan biaya tetap per tahun dengan kedua metode high and low point
dengan metode least square,adalah sebagai berikut :

Metode Biaya tetap per tahun Biaya variabel per unit


High and low point 200.000.000 20.000
Least square 360.586372 7.116
Selisih 168.586.372 12.884

2. PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN AKTIVITAS

Perhitungan atau kalkulasi biaya berdasarkan aktivitas (activity based costing-ABC) adalah pendekatan pembebanan
biaya yang pertama- tama menggunakan penelusuran langsung(direct tracing) untuk membebankan biaya pada
aktivitas pada objek biaya(cost object) . kalkulasi biaya berdasarkan aktivitas pada umumnya digunakan untuk
perusahaan yang menghasilkan beberapa jenis produk, contohnya , perusahaan unilever yang memproduksi sabun
mandi, sabun cuci dan lain sebagainya . pembahasan kalkulasi berdasarkan aktivitas , terdiri dari beberapa subtopik
permbahasan yang terdiri dari :

2.1 Perincian Klasifikasi Aktivitas

Aktivitas (activity) adalah keseluruhan tindakan didaladm organisasi yang berupa bagi para manajer untuk tujuan
perencanaan , pengendalian dan pengambilan keputusan .

1. Aktivitas tingkatan unit (unit level activity) adalah aktivita yang dilakukan setiap kali sebuah unit produksi.
Sebagai contoh, pemesinan ,perakitan adalah aktivitas yang dikerjakan setiap kali sebuah unit produksi. Biaya
aktivitas tingkat unit jumlahnya berubah- ubah atau berpariasi terhadap perubahan jumlah unit yang
diproduksi.
2. Aktivitas tingkat tumpukan (batch level aktivity) adalah aktivitas yang dilakukan setiap batch produk diproduksi.
Sebagai contoh, penyetakan (set-up) , pemeriksaan, penjadwalan dan penanganan bahan adalah aktivitas yang
dilakukan setiap suatu batch produk diproduksi. Biaya aktivitas tingkat batch bervariasi besarnya terhadap
perubahan suatu batch produk diproduksi, tetapi tetap terhadap jumlah unit setiap batch.
3. Aktivitas tingkat produk (product level aktivity) adalah aktivitas yang dilakukan untuk mendukung berbagai
produk yang diproduksi perusahaan. Sebagai contoh , perubahan teknik , pengembangan prosedur pengijinan
produk, pemasaran, rekayasa teknik produk,dan pengujian adalah contoh – contoh aktivitas tingkat produk.
Biaya aktivitas tingkat produk cenderung mening kat dengan peningkatan jenis produk yang berbeda.
4. Aktivitas tingkat fasilitas (facility level aktivity) adalah aktivitas yang menumpang proses umum suatu pabrik.
Sebagai contoh, manajemen pabrik, tata letak(layout), dukungan untuk program masyarakat, keamanan, pajak
kekayaan, dan depresiasi atau penyusutan mesin pabrik.

Dari keempat tingkat tersebut, tiga yang pertama ,yaitu tingkat unit level, tingkat batch, dan tingkat produksi
mengandung aktivitas yang berkaitan dengan produk, sehingga dapat dibagi lebih lanjut berdasarkan rasio kosumsi
(Consumption Ratio).

Aktivitas dengan rasio kosumsi yang sama dapat menggunakan penggerakan aktivitas yang sama untuk
membebankan biaya. Oleh sebab itu, semua aktivitas dalam tiga tingkat pertama yang pertama penggerakan aktivitas
yang sama dikelompokkan bersama- sama .

Berbeda dengan katagori umum keempat( tingkat fasilitas ) memiliki masalah dengan filosofi ABC yaitu mengenai
penelusuran biaya pada produk. Aktivitas tingkat fasilitas ( dan biayanya ) adalah produk umum yang bervariasi dan
tidak mungkin mengidentifikasi bagaimana setiap produk menggunakan aktivitas tersebut. Jadi biaya tingkat fasilitas
tidak dibebankan keproduk, tetapi diperlakukan sebagai biaya periode(period cost).

2.2 Identifikasi Aktivitas dan Atributnya

Suatu aktivitas merupakan tindakan yang dilakukan orang dengan peralatan untuk orang lain, maka identifikasi aktivitas
dapat dilakukan dengan mewawancarai manajer atau para wakil diarea kerja fungsional (departemen). Serangkaian
pertanyaan diajukan untuk memperoleh jawaban , untuk digunakan untuk menyiapkan kamus aktivitas (aktivity
dictionary). Kamus aktivitas (aktivity dictionary) adalah daftar aktivitas – aktivitas dalam sebuah organisasi bersama
dengan atribut aktivitas yang penting. Atribut aktivitas (aktivity aktivity) adalah informasi keuangan dan non
keuanganyang menjelaskan aktivitas individual dan atribut yang digunakan tergantung pada tujuannya. Contoh –contoh
atribut aktivitas yang berhubungan dengan perhitungan biaya meliputi sumber daya yang digunakan ,objek biaya yang
menggunakan aktivitas , jumlah atau presentase waktu yang dihasilkan pekerja untuk suatu aktivitas ,pergerakan
aktivitas, dan nama aktivitas dan atribut nya, untuk mengetahui : (1)Sumber Daya, (2) jenis aktivitas, (3) objek biaya,
dan (4) penggerakan biaya.

ILUSTRASI

Pertanyaan- pertanyaan yang diajukan sebagai identifikasi aktivitas dan atributnya pada sebuah usaha jasa yang
memproduksi kartu kredit. Adapun pertanyaan-pertanyaan yang diajukan adakah sebagai berikut:
1. Berapa banyak karyawan dalam departemen anda? Misalnya, ada 6 orang . pertanyaan ini untuk mengetahui “
sumbernya” (tenaga kerja)
2. Apa saja aktivitas yang mereka lakukan? Misalnya , pemrosesan kartu kredit, pembuatan laporan kepada
pelanggan, dan penjawaban atas pertanyaan pelanggan. Pertanyaan ini untuk mengetahui “ jenis aktivitas”.
3. Peralatan apa saja yang digunakan? Misalnya, komputer dan printer, kertas dan meja. Tujuan pertanyaan ini
seperti tujuan nomor satu diatas, untuk mengetahui “ sumber daya” (peralatan).
4. Apakah output ( keluaran) dari setiap aktivitas? Misalnya pelanggan menggunakan kartu ATM. Tujuan
pertanyaan ini untuk mengetahui “objek biaya”.
5. Beberapa banyak waktu yang dihabiskan pekerja untuk setiap aktivitas dan peralatan? Misalnya, sebanyak 70%
digunakan untuk memproses transaksi 255 untuk menyiapkan laporan , dan yang 5 % lagi untuk menjawab
pertanyaan- pertanyaan ini untuk mengetahui “penggerakan aktivitas”.

2.3 Analisis Penggerakan Aktivitas dan Akar pemicu

Setiap aktivitas terdiri dari input dan output .input aktivitas adalah berbagai sumber daya yang dikonsumsi aktivitas
dalam rangka menghasilkan output-nya . output aktivikasi hasil atau produksi dari suatu aktivitas . sebagai contoh,
penulis sedang menulis buku akuntansi manajemen , maka berbagai input-nya adalah kertas, pulpen,komputer dan disk,
meja, dan lain-lain, sedangkan outputnya adalah buku manajemen akuntansi.
Ukuran output aktivitas adalah jumlah suatu aktivitas dilakukan sesuai dengan yang dibutuhkan. Ketika kebutuhan
suatu aktivitas berubah, biaya aktivitas pun berubah. Akar pemicu aktivitas (aktivity roof cause) adalah penyebab yang
paling dasar dari suatu aktivitas yang dilakukan. Analisis pergerakan (driver analysis) adalah usaha yang dilakukan untuk
mengidentivfikasi berbagai fektor yang merupakan akar pemicu (activity roofcase) dari biaya aktivitas. Dengan kata lain,
analisis pergerakan menggunakan akar pemicu. Contohnya, akar pemicu pemindahan bahan baku adalah tata letak
pabrik (layout) . perlu kita ketahui pula, akar pemicu dari biaya suatu aktivitas kerap merupakan pemicu dari berbagai
aktivitas terkait lainnya. Contohnya kualitas pemasok yang rendah merupakan pemicu biaya pemeriksaan bahan atau
suku cadang yang dibeli dan terjadi pemesanan ulang.

2.4 Analisis Aktivitas

Analisis aktivitas (aktivity analysis)adalah proses untuk mengidentifitkasi, menjelaskan, dan mengevaluasi berbagai
aktivitas yang dilakukan perusahaan. Analisis aktivitas harus menunjukan empat hasil : (1) aktivitas apa yang dilakukan,
(2) beberapa banyak orang yang melakukan suatu aktivitas , (3) waktu dan sumber daya yang dibutuhkan untuk
melakukan berbagai aktivitas dan (4) penilaian aktivitas- aktivitas yang dilakukan . tujuan yang terpenting dari analisis
aktivitas adalah mempertahankan aktivitas yang bernilai tambah (vallue added activity) dan mengeliminasi (
menghapuskan) aktivitas yang tidak bernilai tambah (non vallue added elimination) aktivitas yang bernilai tambah
(value added activity) adalah setiap aktivitas yang dibutuhkan perusahaan untuk bertambah dalam bisnis atau demi
kelangsungan hidup perusahaan. Aktivitas yang tidak bernilai tambah(non vallue added) adalah setiap aktivitas yang
tidak dapat menopang kelangsungan hidup perusahaan.
Ada tiga kriteria aktivitas bernilai tambah: (1) aktivitas yang menghasilkan perubahan kondisi, (2) perubahan
kondisi yang tidak bisa dicapai melalui aktivitas sebelumnya , dan (3) aktivitas yang memungkinkan berbagai aktivitas
lainnya dilakukan . jika, salah satu aktivitas tidak bernilai tambah.

2.5 Biaya Unit dan Harga Penawaran

Biaya per unit ( unit cost per unit) adalah jumlah biaya produksi( bahan baku, upah tenaga kerja langsung, dan
overhead manufaktur) dibagian output produksi ( volume produksi).pengertian diatas untuk perhitungan biaya produksi
per unit pada perusahaan manufaktur. Harga jual atau penawaran (sales price) adalah harga yang ditawarkan kepada
pihak lain atau pelanggan dengan jumlah costper unit ditambah markup (tambahan harga). Mark up ( tambahan harga
umumnya dinyatakan dalam presentase tertentu dari costper unit. Mark up tersebut dipandang sebagai laba yang
diharapkan perusahaan untuk melangsungkan hidup perusahaan. Perlu diketahui, bahwa biaya bahan baku dan upah
tenaga kerja langsung berdasarkan biaya aktual ( penelusuran langsung) , sedangkan overhead pabrik berdasarkan
suatu tarif atau pun penelusuran pergerakan biaya aktivitas.
Untuk memberikan gambaran perhitungan biaya per unit serta harga jual untuk sebuah perusahaan yang
menggunakan kalkulasi biaya tradisional( traditional base costing- TBC). Dikatakan kalkulasin tradisional ,karena alokasi
overhead pabrik kepada produkj berdasarkan tarif tunggal untuk seluruh departemen, seperti : jam mesin, jam tenaga
kerja langsung , dan bahan baku.

Gambaran perhitungan biaya perunit dan harga jual (kalkulasi biaya tradisional)

Perusahaan manufaktur “jaya” yang memproduksi satu jenis produk, menyajikan data- data biaya dan produksi
bahan Desember 2011, adalah sebagai berikut:
Biaya bahan baku RP 500.000.000

Upah tenaga kerja langsung RP 400.000.000

Overhead manufaktur yang dianggarkan RP 800.000.000

Unit produksi 1000 unit

Mark up 30% dari biaya produksi sebagai laba yang diinginkan

Diminta :
a. Hitunglah biaya produksi per unit
b. Hitunglah harga jual per unit

Jawab:

a. Biaya produksi: Bahan baku RP 500.000.000


Upah langsung RP 400.000.000
Overhead manufaktur RP 800.000.000
Total RP 1.700.000.000

Biaya per unti = 1.700.000.000 = RP 1.700.000.000


1.000

Harga jual per unit: biaya per unit RP 1.700.000


Work up 30% x 1700000 510.000
Harga jual per unit RP 2.210.000
Contoh perhitungan biaya per unit dan harga jual ( kalkulasi ABC)

Sebuah perusahaan manufaktur menyajikan data – data biaya produksi dan output selama tahun 2011:
1. Produk yang dihasilkan perusahaan ada dua jenis , yaitu produk x dan y.
2. Bahan baku tahunan untuk produk x RP.190 dan produk y RP 130
3. Upah tenaga kerja langsung per tahun untuk produk x RP 150 dan produk y RP 130
4. Overhead manufaktur dibebankan kepada produk berdasarkan rasio kosumsi aktivitas , dan 3 jenis
aktivitas yang terdapat pada perusahaan sehubungan dengan overhead (1) aktivitas pemeliharaan
mesin , (2) aktivitas penanganan bahan, dan (3) aktivitas penyetelan mesin (setup).

Data- data overhead manufactur yang dianggarkan tahun 2011:

Aktivitas Waktu aktivitas (jam) Biaya overhead (jutaan rupiah)


Pemeliharaan mesin 300 jam upah langsung 900
Penanganan bahan 20 perpindahan 100
Penyetelan mesin 10 kali proses produksi 150

Aktivitas yang dikosumsi masing – masing produk :

Produk x Produk y
Pemeliharaan mesin 200 Jam upaah langsung 100 jam upah langsung
Penanganan bahan 12 perpindahan 8 perpisahaan
Penyetelan mesin 7 proses produksi 3 proses produksi

5. Jumlah produksi selama tahun tersebut, peroduk A100 unit dan produk B 50 unit.

Ditanya :

a. Hitunglah biaya produksi produk x dan y per unit


b. Hitunglah harga jual produk x dan y per unit, apabila mark up 40% untuk masing-masing produk.

Jawab:
a. Biaya produksi per unit (jutaan rupiah )

Keterangan Produk x Produk y


Bahan baku (RP) 190 145
Tenagakerja langsung (RP) 150 130
*Overhead manufaktur 765 385
Total biaya produksi(RP) 1.105 660
Unit produksi 100 50
Biaya produksi per unit(RP) 11,05 13,20
*Tarif overhead manufaktur masing-masing aktivitas:

1. pemeliharaan mesin = 900 = RP 3 per jam tenaga kerja langsung


300

1. Penangana bahan = 100 = RP 5 per pindahan


20
2. Penyetelan mesin = 150 = RP 15 per proses produksi
10

Pembebanan overhead pabrik pada produk x dan y berdasarkan tarif

Aktivitas Produk X Produk Y


(Jutaan rupiah) (jutaan rupiah)
1.Pemeliharaan mesin 200 x Rp 3 = Rp. 600 100 x Rp 3 = Rp. 300
2.penanganan bahan 12 x Rp 5 = Rp. 60 8 x Rp 5 = Rp. 40
3.penyetelan mesin 7 x Rp 15 = Rp.105 3 x Rp 15 = Rp. 45
Total Rp.765 Rp 385

b. Harga jual per unit ( jutaan rupiah)


Keterangan Produk X Produk Y
Biaya produksi perunit Rp 11,05 Rp 13,20
Mask up 40% 4,42 5,28
Harga jual per unit Rp 15,47 Rp 18,48

Catatan:

Ada cara lain untuk menghitung pembebanan overhead pabrik, berdasarkan rasio kosumsi (consumption ratio) masing-
masing aktivitas.

Berdasarkan soal kalkulasi ABC diatas , rasio kosumsi aktivitas:

Aktivitas Produk A Produk B Penggerak aktivitas


1.Pemeliharaan mesin 200/300 x100%=67% 100/300 x 100% =33% Jam tenaga kerja langsung
2.penanganan bahan 12/20 x 100% = 60% 8/20 x 100% = 40% Perpindahan bahan
3.penyetelan mesin 7/10 x 100% = 70% 3/10 x 100% = 30% Proses produksi

Pembebanan overhead pabrik ke masing- masing produk

Aktivitas Produk A Produk B


1. Pemeliharaan mesin 67% x Rp. 900 = Rp.600 33% x Rp.900 = Rp.300
2. Penanganaan bahan 60% x Rp. 100 = Rp. 60 40% x Rp.100 = Rp. 40
3. Penyetelan mesin 70% x Rp. 150 = Rp. 105 30% x Rp. 105 = Rp. 45
Total Rp. 765 Rp.385
3. SOAL KAJI ULANG

1. Pemisahan biaya campuran dengan metode “highand low point” dan “least aquare” sebuah perusahaan
memiliki biaya campuran ( mixedcost) selama tahun 2011:

Bulan Mixed Cost (juataan rupiah) Jam mesin (jam)


Januari 768 6.800
Febuari 744 6.000
Maret 744 6.800
April 708 7.800
Mei 600 8.400
Juni 636 6.400
Juli 600 5.200
Agustus 600 5.200
September 636 6.200
Oktober 660 7.000
November 696 8.600
Desember 816 9.600
Total 8.203 84.000

Ditanya :
a. Hitunglah biaya variabel per unit dan biaya tetap per bulan(metode and low point)
b. Hitunglah biaya variabel per unit dan biaya tetap per bulan (metode least square)

Jawab :
a. Metode “high and lowpoint”
Keterangan MixedCost Jam mesin
Titik tertinggi Rp 816 9.600
Titk terendah Rp 600 5.200
Selisih Rp 216 4.400

Biaya variabel per unit = 216 = Rp. 0,05 atau Rp.50.000


4.400
Biaya tetap per bulan: y = a + bx
Titik tertinggi: Rp.816 = a + 9600 ( Rp 0,005)
816 = a + 480
a = Rp 336 atau Rp 336.000.000
b. Metode “least square”

Mixed Penyimpangan Jam Penyimpangan Dikuadratkan Perkalian


Bulan cost dari rata-rata Mesin rata-rata
Y y-y1 X x-x1 (x-x1)2 (y-y1)(x-x1)
Jan 768 84 6.800 (200) 40.000 (16.800)
Feb 744 60 6.000 (1.000) 1.000.000 (60.000)
Mar 744 60 6.800 (200) 40.000 (12.000)
Apr 708 24 7.800 (800) 640.000 19.200
Mei 600 (84) 8.400 (400) 1.960.000 (117.600)
Juni 630 (48) 6.400 (600) 360.000 28.800
Juli 600 (84) 5.200 (1.800) 3.240.000 151.200
Agus 600 (84) 5.200 (1.800) 3.240.000 151.200
t 636 (48) 6.200 (800) 640.000 38.400
Sep 660 (24) 7.000 0 0 0
Okt 696 12 8.600 1.600 2.560.000 14.200
Nov 819 132 9.600 2.600 6.760.000 343.400
Des
8.208 0 84.000 0 20.480.000 544.800

Biaya Variabel:

= (x – x1) x ( y – y1) = 544.800 = Rp. 0.03 atau Rp. 30.000

(x – x1)2 20.480.000

Biaya tetap

Y = a + bx

684* = a + 0,03

684 = a + 210

a = 474 atau Rp. 474.000.000

*=8.208 = Rp. 684

12

** = 84.000 = 7.000 jam

12
2. Kalkulasi biaya ABC , biaya per unit dan harga jual
Nabila manufakturing memproduksi dua jenis produk, yaitu produk A dan produk B. Data- data biaya dan
aktivitas pada tahun 2011 adlah sebagai berikut:

Data –data perhitungan harga pokok produksi

Keterangan Produk A Produk B Total


Unit produksi satu tahun 5.000 50.000 55.000
Biaya utama(bahan baku dan 780.000.000 780.000 1.518.000.000
upah) 10.000 40.000 50.000
Jam tenaga kerja langsung 20.000 80.000 100.000
Jam mesin 12 8 20
Proses produksi 130 70 200
Jumlah perpindahan

Biaya overhead manufaktur dan konsumsi aktivitas

Aktivitas Biaya aktivitas


1. Persiapan penyetelan mesin 1.200.000.000
2. Penanganan bahan 600.000.000
3. Energi 1.000.000.000
4. Pengujian / inspeksi 1.600.000.000
Total 4.400.000.000

Diminta:

a. Hitunglah rasio konsumsi untuk setiap aktivitas dan penggerakan aktivitas


b. Kelompokkan masing-masing aktivitas pada tingkat baktivitas (level activity)
c. Hitunglah tarif setia kelompok aktivitas dan pembebanan overhead
d. Hitumglah biaya per unit
e. Hitunglah harga jual per unit, jika mark up adalah 30%

Jawab :
a. Rasio konsumsi aktivitas dan penggerakan aktivitas
Aktivitas Produk A Produk B Penggerak aktivitas
1. Persiapan 12/20 x 100% = 60% 8/20 x 100% = 40% Proses produksi
2. Penanganan bahan 130/200x100%= 65% 70/200 x 100% =35% Jumlah perpindahan
3. Energi 20.000/100.000 x100% 80.000/100.000x100 Jam mesin
= 20% %= 80%
4. Pengujian 10.000/50.000x100% 40.000/50.000 Jam tenaga kerja
= 20% x100% =80% langsung
b. Pengelompokkan aktivitas ke tingkat aktivitas
Tingkat Unit (unit level) :aktivitas energi dan pengujian
Tingkat Bacth (bacth level) : aktivitas persiapan dan penanganan bahan

c. Perhitungan tarif kelompok aktivitas

Tingkat bacth (bach level aktivity) Tingkat unit (unit level aktivity)
1. Persiapan Rp 1.200.000.000 3.Energi Rp 1.000.000.000
2. Penanganan 4.Pengujian 1.600.000.000
Bahan 600.000.000
Total 1.800.000.000 Total 2.600.000.000
Proses produksi 20 Jam mesin 100.000
Tarif kelompok Rp90.000.000.000 per proses Tarif kelompok Rp 26.000 per jam mesin

d. Biaya produksi per unit


Keterangan Produk A Produk B
Biaya utama (bahan baku danupah) (Rp) 780.000.000 738.000.000
Biaya overhead (Rp) * 1.600.000.000 2.800.000.000
Total biaya produksi (Rp) 2.380.000.000 3.538.000.000
Unit produksi (unit) 5.000 50.000
Biaya produksi per unit(Rp) 476.000.0000 70.760.000

*perhitungan biaya overhead:


Produk A Produk B
Kelompok tingkat bacth
Rp 90.000.000 x 12 Rp 1.080.000.000 -
Rp 90.000.000 x 8 - Rp 720.000.000

Kelompok tingkat unit


Rp 26.000.000 x 20.000 jam Rp 520.000.000 -
Rp 26.000.000 x 80.000 jam - Rp2.080.000.000
Total Rp 1.600.000.000 Rp 2.800.000.000

e. Harga jual per unit


Keterangan Produk A Produk B
Biaya produksi per unit(Rp.) 476.000 70.760
Mark up 30% (Rp.) 142.800 21.228
Harga jual per unit (Rp.) 618.000 91.988
4. SOAL UNTUK LATIHAN

4.1 Soal latihan

1. sebutkan definisi biaya tetap, biaya variabel dan biaya campuran beserta karakteristiknya?
2. sebutkan definisi atau pengertian kalkulasi biaya ABC?
3. sebutkan rincian klasifikasi aktivitas dan berikan contohnya masing – masing
4. apa yang dimaksud dengan penelusuran langsung (direct tracing) penelusuran penggerakan
(drivert tracing)
5. apakah anda setuju, bahwa biaya bahan baku dan upah tenaga kerja langsung menggunakan penelusuran
penggerakan? Jika tidak setuju berikan alasannya?
6. apa yang dimaksud dengan kamus aktivitas(dictionary activity) dan atribut aktivitas (attribule activity)
7. apa yang dimaksud dengan rantai nilai( vallue chain), rantai nilai internal (internal value chain) dan rantai nilai
industri (industry value customer)
8. apa yang dimaksud dengan nilai pelangggan (value customer)
9. apa yang dimaksud dengan aktivitas nilai bertambah (added activity value) dan sebutkan karakteristiknya
10. jelaskan pengertian dari aktivitas yang tidak bernilai tambah (non added activity value)

4.2 Soal Kasus

1. Sebuah perusahaan memberikan data overhead manufaktur (biaya campuran ) untuk triwulan terakhir tahun
2011 yaitu sebagai berikut:
Bulan Overhead manufaktur Unit produksi
September 500.000.000 10.000
Oktober 550.000.000 12.000
November 800.000.000 15.000
Desember 600.000.000 12.500

Diminta :
a) Hitunglah biaya variabel per unit dan biaya tetap per bulan( gunakan metode high and low point)
b) Hitunglah biaya variabel per unit dan biaya tetap per bulan ( gunakan metode least square)

2. PT. Gapura memproduksi tiga jenis produk yaitu: Produk A, B dan C.


Data data aktivitas dan biaya overhead serta produk pada tahun 2011 adalah sebagai berikut:
Data harga pokok produksi
Keterangan Produk A Produk B Produk C Total
Unit yang diproduksi(unit) 15.0000 25.0000 10.000 50.000
Bahan baku (Rp) 350.000.000 300.000.000 200.000.000 850.000.000
Upah langsung(Rp) 200.000.000 150.000.000 150.000.000 500.000.000
Jam tenaga kerja langsung 10.000 20.000 20.000 50.000
Jam mesin 25.0000 35.000 40.000 100.000
Proses produksi 9 6 10 25
Jumlah pindahan bahan 80 70 100 250
Data aktivitas dan overhead

Aktivitas Biaya
Aktivitas
1. Penyetelan (set up) 400.000.000
2. Penanganan bahan (material handling) 250.000.000
3. Energi 150.000.000
4. Pengujian 100.000.000

Diminta :
1. Hitunglah rasio konsumsi aktivitas dan penggerakan aktivitas
2. Kelompokkan masing – masing aktivitas pada tingkat aktivitas (level activity)
3. Hitunglah tarif setiap kelompok aktivitas dan pembebanan overhead
4. Hitunglah biaya produksi per unit
5. Hitunglah harga jual per unit jika mark up 40%
BAB 3
KALKULASI BIAYA PRODUKSI PENUH DAN VARIABEL

1. BIAYA PRODUKSI PENUH VERSUS VARIABEL


Biaya produksi (manufakturing cost atau production cost) adalah biaya- biaya yang berhubungan dengan produkis
barang atau penyediaan jasa. Biaya produksi (manufakturing cost) terdiri dari biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead. Biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung bersifat variabel sehingga sering
disebut biaya langsung(direct cost) sedangkan biaya overhead merupakan biaya campuran (mixed cost) yang bersifat
variabel tetap. Untuk kalkulasi biaya tradisional biaya overhead tetap ditentukan dimuka(predetermined) berdasarkan
kapasitas produksi normal. Dalam pembebanannya bisa jam tenaga kerja langsung, jam mesin dan lain- lain . rumus
untuk menetapkan tarif overhead tetap adalah sebagai berikut:

Anggaran overhead tetap per periode


Tarif overhead per unit =
kapasitas produksi normal

Biaya produksi variabel (variable manufacturing cost) terdiri dari biaya bahan langsung, biaya tenaga kerja
langsung dan overhead variabel. Biaya produksi tetap (fixed manufacturing cost) terdiri dari overhead tetap saja.
Pemahaman biaya produksi yang telah dijelaskan diatas berguna untuk menetapkan kalkulasi biaya produksi biaya
variabel dan kalkulasi biaya penuh. Kalkulasi biaya variabel (variabel costing atau direct costing) adalah perhitungan
biaya produksi yang hanya memasukkan biaya variabel saja kedalam pengolahan produk barang atau penyediaan jasa.
Kalkulasi biaya penuh (full costing atau absorption costing) adalah perhitungan biaya produksi yang memasukkan biaya
produksi variabel dan tetap ke dalam produksi barang atau penyediaan jasa.

2. MANFAAT VARIABEL COSTING DAN FULL COSTING.

Kegunaan kalkulasi biaya produksi variabel (variabel costing) antara lain:


1. Membebankan semua biaya tetap ke dalam perhitungan atau laporan laba rugi sehingga tidak di tunda
pembebanan biaya tetap kepada periode selanjutnya. Dengan kata lain biaya tetap di pandang sebagai biaya
periode(periode cost).
2. Perencanaan laba rugi manajemen perusahaan dengan biaya produksi yang kompetitif dalam persaingan bisnis .
3. Mempermudah penyusunan laporan laba rugi segmen tingkat unit ,batch dan tingkat produk.
4. Memisahkan biaya berdasarkan perilaku atau perubahan aktivitas yaitu variabel dan tetap.
5. Pengambilan keputusan dan penguranan biaya atau reduksi biaya .

Kegunaan kalkulasi biaya produksi tetap (full costing atau absorpting costing) antara lain:
1. Pelaporan laba rugi kepada pihak eksternal yang telah ditetapkan berdasarkan standar Akuntansi Keuangan
(SAK)
2. Memisahkan biaya bukan berdasarkan perilaku biaya tetapi berdasarkan fungsi yaitu biaya produksi (
manufacturing cost) dan biaya non operasi (non manufacturing cost)
3. Menentukan kinerja fungsional seperti devisa, pabrik, pemasaran, dan administrasi.
3. LAPORAN LABA RUGI DAN REKONSILIASI LABA BERSIH

Akibat perbedaan perhitungan biaya produksi variabel dan penuh secara logis dimungkinkan ada perbedaan laba bersih
antara laporan laba rugi variabel costing dan full costing. Hal ini terjadi karena perlakuan overhead tetap dalam biaya
unit produksi. Untuk itu perlu diadakan rekonsiliasi atau penyesuaian atas perhitungan laba bersih tersebut. Adapun
rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Selisih laba bersih = ( unit produk jadi akhir – unit produk jadi awal) × tarif overhead tetap per unit.

Perlu diketahui laba bersih menurut variabel costing dan full costing jumlahnya sama besar apabila volume produksi
yang dianggarkan sama besarnya dengan volume produksi aktual.khusus untuk laporan laba rugi full costing ada
kemungkinan terjadi varian overhead tetap ( fixed overhead varian ) baik yang menguntungkan (favorable = F) ,
maupun yang tidak menguntungkan (D).
Selisaih overhead tetap (fixed overhead tetap ) adalah perbedaan overhead tetap yang terjadi jika volume produk
yang dianggarkan berbeda dengan unit produkis aktual. Rummus perhitungan adalah sebagai berikut :

Selisih overhead tetap = ( volume produksi yang diangarkan – volume produksi aktual) × tarif overhead tetap per unit.

Ilustrasi
Kalkulasi laporan laba rugi full dan variable costing serta rekonsiliasi laba bersih.
Perusahaan manufaktur PT. RIONATA menyajikan data – data produksi dan operasi untuk 2 tahun yaitu 2011 dan
2012.
1. Biaya produksi per unit tahun 2011 dan 2012 adalah sama yaitu:
Bahan baku Rp. 1.300
Upah langsung Rp. 1.500
Overhead variabel Rp. 200
Biaya produksi variabel per unit RP. 3.000
Overhead tetap pertahun berdasarkan budget produksi normal 150.000 unit adalah sebesar Rp.
150.000.000
2. Data produksi dan persediaan barang jadi serta unit yang dijual:
Keterangan Tahun 2010 Tahun 2011
Persediaan awal 0 unit 30.000 unit
Diproduksi 170.000 unit 140.000 unit
Dijual 140.000 unit 160.000 unit
Persediaan akhir 30.000 unit 10.000 unit
3. Beban operasi terdiri dari :
- Beban penjualan variabel 5% dari penjualan tiap tahun
Ditambah beban penjualan tetap Rp. 10.000.000 setiap tahun.
- Beban administrasi (sama tetap) , sebesar Rp. 55.000.000 tiap tahun.

4. Harga jual per unit, adalah Rp 5.000


Diminta
a. Hitunglah biaya produksi per unit dengan variabel costing dan full costing.
b. Hitunglah overhead variances tahun 2011 dan 2012
c. Susunlah laporan laba – rugi ,variabel costing dan full costing .
d. Buatlah rekonsiliasi selisih laba bersih variabel costing Dan full costing tahun 2011 dan 2012

Jawab
a. Biaya produksi per unit ( tahun 2011 dan 2012 adalah sama)
Jenis biaya produksi Variabel costing (Rp.) Full costing (Rp.)
Bahan baku 1.300 1.300
Upah langsung 1.500 1.500
Overhead pabrik variabel 200 200
*overhead tetap 0 1.000
Total 3.000 4.000

Rp.150.000.000
*Overhead tetap per unit = = Rp. 1.000
150.000

b. Overhead fixed variance (selisih overhead tetap)


Tahun 2011 = (150.000 – 170.000) Rp. 1.000 = Rp 20.000.000 (F)
Tahun 2012 = (150.000 – 140.000) Rp. 1.000 = Rp 10.000.000(U)

Catatan:
Jika unit produksi aktual lebih besar dari yang normal atau dianggarkan adalah yang
menguntungkan ( favorable = f ), demikian juga sebaliknya.

c. Laporan laba rugi variabel costing


Keterangan Tahun 2011 (Rp) Tahun 2012 (Rp.)
Penjualan Rp. 140.000× 5000 =700.000.000 160.000 × 5000 = 800.000.000
Biaya variabel
Produk variabel Rp.140.000× 3000 = 420.000.000 160.000× 3000 = 480.000.000
Pemasaran variabel 5% × 7.000.000 = 35.000.000 5%× 800.000.000 = 40.000.000
Total biaya variabel 455.000.000 520.000.000
Laba kontribusi 245.000.000 280.000.000
Biaya tetap
Pemasaran tetap 10.000.000 10.000.000
Administrasi tetap 55.000.000 55.000.000
Overhead tetap 150.000.000 150.000.000
Total biaya tetap
215.000.000 215.000.000
Laba bersih sebelum pajak Rp. 30.000.000 Rp. 65.000.000
Catatan :
1. Pada laporan laba rugi variabel costing, biaya dibagi menurut perilaku biaya, yaitu variabel dan tetap
2. Penjualan setelah dikurangi total biaya variabel disebut laba kontribusi (contribution margin – CM)

2. Laporan laba rugi full costing.


Keterangan Tahun 2011 (Rp.) Tahun 2012(Rp.)
Penjualan 140.000× 5000 = 700.000.000 160.000× 5000 = 800.000.000
Harga pokok penjualan
Biaya produksi 140.000× 4000 = 460.000.000 160.000 × 4000 = 640.000.000
Laba kotor 140.000.000 160.000.000
Selisih overhead tetap F 20.000.000 U 10.000.000
Laba kotor yang disesuaikan 160.000.000 150.000.0000
Beban operasi
Berdasarkan variabel
Pemasaran tetap 5%× 700.000.000 = 35.000.000 5%× 800.000.000 = 40.000.000
Administrasi tetap 10.000.000 10.000.000
Total beban operasi 55.000.000 55.000.000
Laba sebelum pajak Rp. 100.000.000 Rp. 105.000.000

Catatan:

1. Pada laporan laba rugi full costing, bahwa biaya dipisahkan secara fungsional yaitu biaya produksi dan
biaya non produksi ( biaya operasi).
2. Pada laporan laba rungi full costing , memungkinkan terjaid selisih overhead tetap, baik yang
menguntungkan maupun yang tidak menguntungkan. Selisih overhead tetap tersebut, disesuaikan
terhadap laba kotor, jika mengu7ntungkan menambah laba kotor, tetapi jika tidak menguntungkan
mengurangi laba kotor.

d. Rekonsiliasi laba bersih


Tahun 2011 : laba bersih variabel costing Rp 30.000.000
Laba bersih full costing Rp 60.000.000
Selisih Rp 30.000.000
Rekonsilisasi.( 30.000 unit – 0 unit) ×Rp. 1000 Rp 30.000.000
Tahun 2012 : Laba bersih variabel costing Rp 65.000.000
Laba bersih full costing Rp 45.000.000
Selisih Rp 20.000.000
Rekonsiliasi ( 10.000 unit – 30.000 unit) × Rp 1000 Rp 20.000.000
Catatan: Pengurangan unit didalam kurung selamanya dianggap plus.

4. SOAL KAJI ULANG


Kalkulasi, laporan laba rugi dan rekonsiliasi variabel & full costing
Data produksi dan biaya bulan desember tahun 2012 dari PT. Mulawarman , adalah sebagai berikut:
1. Biaya produksi terjadi dari bahan baku Rp 2.000 per unit, upah langsung Rp 1.500 per unit, dan overhead
tetap yang dianggakan Rp 960.000.000 per tahun. Adapun produksi yang dianggarkan pada tahun 2012
sebesar 1.200.000 unit barang. Overhead variabel Rp 500 per unit.
2. Persediaan barang pada awal bulan desember 2012 adalah 10.000 unit,produksi barang bulan desember
2012 adalah 95.000 unit.
3. Penjualan bulan desember 2012 sebesar 80.000 unit dengan harga Rp 10.000 per unit.
4. Beban operasional terdiri dari beban penjualan Rp 90.000.000 dan beban umum Rp 100.000.000 untuk
bulan Desember tahun 2012.
Presentasi biaya operasional adalah 60% bersifat variabel dan 40% bersifat tetap.

Diminta :
a. Hitunglah biaya produksi per unit dengan variabel costing dan full costing.
b. Hitunglah selisih overhead tetap bulan Desember 2012.
c. Susunlah laporan laba – rugi variabel costing dan full costing bulan Desember 2012.
d. Buatlah rekonsiliasi laba bersih veriabel costing dan full costing bulan Desember 2012.

Jawab
a. Perhitungan biaya produksi per unit
Jenis biaya produksi Variabel costing (Rp.) Full costing (Rp.)
Bahan baku 2.000 2.000
Upah langsung 1.500 1.500
Overhead variabel 500 500
*Overhead tetap 0 800
4.000 4.800

Rp.960.000.000
*Tarif overhead tetap per unit = = Rp. 800
1.200.000 unit

Produk yang dianggarkan per bulan = 1200.000 unit : 12 bulan = 100.000 unit

Rp.960.000.000
Overhead tetap per bulan = = = Rp. 80.000.000
12 bulan
b. Selisih overhead tetap
(100.000 unit – 95.000 unit) × Rp. 800 = Rp. 80.000.000

c. Laporan laba rugi full costing


Keterangan Tahun 2012 (Rp.)
Penjualan 80.000× 10.000 = 800.000.000
Harga pokok penjualan 80.000 × 4.800 = 384.000.000
Laba kotor 416.000.000
Selisih 0verhead tetap (U) 4.000.000
Laba kotor yang disesuaikan Rp 412.000.000
Beban operasi 60%× 90.000.000 = 54.000.000
Beban penjualan variabel 40% × 90.000.000 = 36.000.000
Beban penjualan tetap 60% × 100.000.000 = 60.000.000
Beban umum variabel 40%× 100.000.000= 40.000.000
Beban umum tetap
Total beban operasi 190.000.000
Laba sebelum pajak Rp 222.000.000

Laporan laba rugi variabel costing


Keterangan Tahun 2012 (Rp.)
Penjualan 80.000 × 10.000 =800.000.000
Biaya variabel
Biaya produksi variabel 80.000× Rp. 4.000= 320.000.000
Biaya penjualan variabel 60% × 90.000.000 = 54.000.000
Biaya umum variabel 60%× 100.000.000= 60.000.000
Total biaya variabel 434.000.000
Laba kontribusi 366.000.000
Biaya tetap
Overhead tetap 80.000.000
Beban penjualan tetap 40%× 90.000.000 = 36.000.000
Beban – beban tetap 40%× 100.000.000= 40.000.000
Laba sebelum pajak Rp 210.000.000

d. Rekonsiliasi laba bersih


Persediaan awal bulan Desember diketahui sebesar 10.000 unit
Persediaan akhir bulan Desember adalah 10.000 + 95.000 – 80.000 = 25.000 unit
Rekonsiliasi :
(25.000 – 10.000) × Rp. 800 = Rp. 12.000.000
Laba bersih full costing Rp. 222.000.000
Laba bersih variabel costing Rp. 210.000.000
12.000.000
5. SOAL UNTUK LATIHAN

5.1 Soal teori


1. Jelaskan pengertian full costing dan variabel costing
2. Jelaskan pengertian biaya produksi, biaya produksi variabel dan biaya produksi tetap
3. Sebutkan dan jelaskan manfaat full costing dan variabel costing
4. Jelaskan perbedaan biaya produksi per unit dengan biaya full costing dan variabel costing
5. Apa yang dimaksud dengan laba kontribusi
6. Mengapa terjaid varian overhead tetap
7. Varian overhead tetap dalam full costing dapat sebagai varian yang menguntungkan dan tidak
menguntungkan . sebutkan kereteria saat menguntungkan dan tidak menguntungkan
8. Menurut pendapat saudara apakah selamanya laba bersih berbeda antara full costing dan variabel
costing jelaskan
9. Sebutkan jenis biaya non produksi serta jelaskan definisinya
10. Apa yang dimaksud dengan laba kotor setelah penyesuaian pada laporan laba rugi full costing

5.2 Soal Kasus


1. Data – data produksi dan biaya yang terdapat pada PT. Jaya yang memproduksi sejenis barang pada
tahun 2011 adalah sebagai berikut:
a. Biaya produksi per unit terdiri :
Bahan baku Rp. 5.000
Upah tenaga kerja Rp. 3.000
Overhead variabel Rp. 1.000
Budget overhead dalam tahun2011 sebesar Rp. 40.000.000 dasar perhitungan tarif overhead
berdasarkan jam tenaga kerja langsung sebanyak 20.000jam
b. Perusahaan memiliki persediaan barang jadi pada tanggal 1 januari 2011 sebanyak 5000 unit.
Produksi selama tahun 2011 sebnayak 40.000 unit. Produksi normal per tahun sebanyak 50.000
unit barang.
c. Selama tahun 2011 perusahaan telah menjual produk jadi sebanyak 30.000 unit . harga jual per unit
adalah Rp. 15.000
d. Biaya non produksi atau biaya operasi pada tahun 2011 terdiri dari biaya penjualan variabel 10%
dari penjualan ditambah biaya penjualan tetap Rp. 9.000.000 per tahun. Sedangkan biaya
administrasi Rp. 18.000.000 per tahun dengan rincian bersifat variabel 20% dan bersifat tetap 80%.
Diminta:
1. Hitunglah biaya produksi per unit dengan full costing dan variabel costing
2. Susunlah laporan laba rugi full costing dan variabel costing
3. Hitunglah biaya produksi variabel dan biaya produksi tetap

2. Data – data tersedia untuk bulan desember 2011 untuk tujuan kalkulasi biaya variabel dan penuh
sebagai berikut:
a. Persediaan barang jadi awal 25.000 unit diproduksi pada bulan Desember 2011 sebanyak 150.000
unit dan dijual selama bulan tersebut 100.000 unit
b. Biaya produksi variabel Rp. 10.000 per unit dan overhead tetap Rp. 2.000 per unit
c. Harga jual per unit adalah Rp. 20.000 (biaya operasi dalam bulan tersebut Rp. 400.000.000 bersifat
variabel 70% dan tetap 30%)
Diminta:
1. Hitunglah laba kotor dan laba kontribusi
2. Hitunglah selisih overhead tetap
3. Hitunglah biaya produksi variabel dan biaya produksi tetap
3, Ketika anda sedang menyusun laporan laba rugi full costing pada tahun 2011 terdapat labaa
kotor Rp 40.000.000 selisih overhead Rp 10.000.000 (menguntungkan ). Biaya penjualan dan biaya
administrasi pada tahun tersebut adalah Rp. 150.000.000( variabel 70% dan tetap 30%)
Diminta:
1. Hitunglah laba kotor yang tealah disesuaikan
2. Hitunglah laba bersih sebelum pajak
3. Hitunglah biaya administarasi yang bersifat variabel dan tetap.
BAB 4
ANGGARAN SEBAGAI ALAT PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN
1. ANGGARAN, PERENCANAAN , DAN PENGENDALIAN

Anggaran, perencanaan, dan pengendalian benar – benar saling berhubungan dalam suatu organisasi bisnis. Anggaran
(budget) adalah rencana terincih yang dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif, biasanya dalam satuan uang,
untuk menunjukan perolehan dan pengguaan sumber – sumber suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu,
perencanaan (planning) adalah pandangan kedepan untuk melihat tindakan apa yang seharusnya dibuat atau dilakukan
untuk mencapai tujuan – tujuan tertentu . pengendalian (controling) adalah melihat kebelakang , menentukan apakah
yang sebenarnya terjadi dan membandingkannya dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya. Anggaran merupakan
komponen kunci dari perencanaan karena semua level manajemen bertindak berdasarkan anggaran yang telah
disetujui oleh komite anggaran. Komite anggaran (budget committee) adalah komite yang bertanggung jawab untuk
meninjau anggaran, memeberi pertunjuk kebijakan dan tujuan anggaran, memeberi petunjuk kebijakan dan tujuan
anggaran, mengatasi berbagai perbedaan yang muncul dalam prses pembuatan anggaran , menyetujui anggaran akhir ,
dan memonitor kerja sesungguhnya.

2. MANFAAT ANGARAN

Paling tidak ada empat manfaat dari pada anggaran yaitu

1. memperbaiki pengambilan keputusan.


Keputusan bisa berubah, khususnya dibidang keuangan ketika anggaran mengharuskan seperti itu. Misalanya,
anggaran penjualan menurun dari priode sebelumnya , secra logis ada penghematan biaya.
2. Memaksa para manajer melakukan perencanaan.
Anggaran memaksa manajeman untuk merencanakan maa depan dan sekaligus mendorong para manajer
menghubungkan organisasi secara menyeluruh untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.
3. Menyediakan standar evakuasi kinerja.
Anggaran dapat dipandang sebagai standar yang harus dicapai oleh manajemen, agara bertindak secara efisien
dan efektif dalam seala aktivitas. Dengan kata lain, anggaran dapat merubah setiap individual dalam melakukan
setiap aktivitas yang bernilai tambah (added value).
4. Memperbaiki komunikasi dan koordinasi
Secara formal, anggaran mengomunikasikan rencana organisasi pada setiap karyawan dalam mencapai
tujuannya, dipastikan pula untuk mencapai tujuan yang diharapkan, diperlukan koordinasi yang mantap dan
jelas.

3. ANGGARAN INDUK
Anggaran induk (master budget) adalah rencana keuangan menyeluruh ( komprehensif) bagi organisasi secara
keseluruhan , biasanya dalam satu tahun periode fiska. Anggaran tahunan, biasanya dipecah- pecahkan menjadi
bulanan, kwartal. Dan kwartalan. Anggaran induk memiliki komponen utama, yaitu,anggaran operasional dan anggaran
keuangan. Anggaran operasional (operational budget) adalah anggaran yang mendeskripsikan aktivitas yang
menghasilkan pendapatan bagi suatu perusahaan. Hasil akhir dari anggaran operasional adalah laporan laba yang
dianggarkan ( proforma laporan laba – rugi). Anggaran keuangan (financial budget) adalah anggaran yang merincikan kas
masuk (cash in) dan kas keluar (cash out), serta posisi keuangan secara umum. Hasil akhir dari anggaran keuangan
adalah proforma neraca ( aktual, kewajiban , dan equitas) anggaran operasional (operasional budget) terdiri dari
perkiraan laba rugi disertai dengan laporan anggaran pendukung, yaitu:
1. anggaran penjualan
anggaran penjualan (sales budget) adalah proyeksi yang disetujui oleh komite anggaran yang menjelaskan
penjualan yang diharapkan dalam satuan unit dan uang. Anggaran penjualan adalah dasar bagi semua anggaran
operasional dan sebagai anggaran keuangan , maka sabaiknya anggaran penjualan dihitung dan ditetapkan
secara akurat. Fungsi yang bertanggung jawab tentang anggaran penjualan adalah departemen pemasaran.
2. Anggaran produksi
Anggaran produksi (production budget) menjelaskan berapa banyak unit yang diproduksi untuk memenuhi
kebutuhan penjualan dan kebutuhan persediaan akhir, perlu diketahui bahwa persediaan akhir suatu priode,
menjadi persediaan awal pada priode berikutnya.
3. Anggaran pembelian bahan baku langsung
Anggarapemnbelian bahan baku langsung (direct materials purchass budget) adalah jumlah bahan baku yang
dibeli ( satuan unit dan uang) setiap periode. Jumlah kuantitas bahan baku langsung yang dibeli, tergantung pada
unit yang diproduksi dan rencana persediaan akhir bahan baku. Seperti halnya persedian awal periode
berikutnya, maka persediaan bahan baku pun demikian juga.
4. Anggaran biaya bahan baku (cost of materials budget) menjelaskan penggunaaan bahan baku keproduksi yang
dinyatakan dalam satuan unit dan uang. Besarnya biaya bahan baku, tergantung dari unit yang diproduksi serta
penggunaan bahan baku setiap unit produksi.
5. Anggaran tenaga kerja langsung
Anggaran tenaga kerja langsung (direct labor budget) menunjukan jumlah tenaga kerja langsung yang dibutuhkan
dan biaya upah tenaga kerja, yang besarnya tergantung pada unit yang diproduksi dan tarif upah langsung.
6. Anggaran overhead pabrik
Anggaran overhead (overhead budget) menunjukan konsumsi biaya tidak langsung. Overhead manufaktur atau
pabrik dapat bersifat variable dan tetap ( campuran). Overhead variable bervariasi, tetapi biasanya terpisahkan
overhead tunai dan tidak tunai. Overhead tunai (cash overhead ) adalah komponen overhead yang memerlukan
pengeluaran tunai. Sedangakan Overhead tidak tunai ( non cash overherad) adalah komponene overhead yang
tidak memerlukan pengeluaran tunai( misalanya: depresiasi).
7. Anggaran persediaan akhir barang jadi
Anggarana persediaan akhir barang jadi ( ending finished goods inventory budget)memebrikan informasi biaya
produksi per unit untuk tujuan perhitungan harga pokok produksi dan penjualan.
8. Anggaran harga pokok penjualan
Anggaran harga pokok penjualan (cost of goods sold budget) mengungkapkan harga pokok barang yang siapa
untuk dijual.
9. Anggran beban operasional
Anggaran beban operasional (operating expense budget) menguraikan rencana pengleuaran biaya operasi (
beban penjualan dan beban administrasi) atau biaya non manufaktur dalam satu periode.
Anggaran keuangan (financial budget) terdiri dari :

1. Anggaran kas
Anggaran kas (cash budget) adlah rencana terperincih tentang sumber dan Penggunaaan kas dalam satu periode.
Pada saat menyusun budget, harus memperhatikan kas minimum yang dipertahankan perusahaan, karena
mempengaruhi besarnya pinjaman yang dilakukan perusahaan jika kas defisit. Kas minimum (safety cash balance)
merupakan kas minimum yang dipertahankan, untuk kebutuhan yang tidak diduga sebelumnya.
2. Anggaran investasi
Anggaran investasi (investment budget) adalah rencana investasi jangka panjang untuk tujuan memperoleh
pengembalian investasi (rate of return).

Catatan penting:
Ketika anggaran penjualan (sales budget) selesai dibuat, penjualan dapat dilakukan secara tunai dan kredit. Apabila
penjuaslan dilakukan secara kredit, pelunasan piutang bias diangsur sesuai syarat kredit yang ditetapkan dan pelunasan
piutang tersebut disusun dalam satu defter atau tabel yang disebut daftar pengumpulan piutang (schedule of account
receivable collection ). Demikian juga tentang anggaran pembelian bahan baku (direct materials purchase budget),
apabila sudah selesai dibuat, jika pembayaran angsuran (kredit) , maka dibuat dartar pelunasan utang dagang (schedule
of account payable payment). Perlu diketahui bahwa tabel pengumpulan piutang (schedule of account receivable ) dan
tabel pelunasan piutang dagang (schedule of account payable payment)bukan merupakan komponen anggaran, tetapi
sebagai daftar pendukung untuk keperluan penyelesaian kas budget.

Ilustrasi Master Budget (Anggaran Induk)

Pt. Gajah mada menyediakan informasi keuangan sebagai dasar penggunaan anggaran pada tahun 2012, adalah
sebagai berikut :

1. Neraca Awal tahun anggaran, 1 januari 2012


Aktiva Kewajiban dan equitas
Aset Lancar Kewajiban Lancar
Kas Rp. 980.000.000 Hutang Dagang** Rp. 240.000.000
Piutang Dagang* Rp. 960.000.000 Equitas
Bahan baku*** Rp. 84.000.000
Barang Jadi**** Rp. 160.000.000
Total Aktiva Lancar Rp. 1.684.000.000

Aset Tetap
Tanah Rp. 1.000.000.000 Modal Saham Rp. 1.600.000.000
Aktiva tetap Rp. 3.000.000.000 Laba ditahan Rp. 2.224.000.000
Akm. Peny. Aktiva tetap (Rp. 1.600.000.000) Total Equitas Rp. 3.824.000.000
Total Aktiva tetap Rp. 2.400.000.000
Total Aktiva Rp. 4.084.000.000 Total Kewajiban dan Equitas Rp. 4.084.000.000

Keterangan neraca :
* Piutang dagang merupakan piutang dari penjualan kredit barang jadi

** Hutang dagang merupakan hutang atas pembelian bahan baku secara kredit

*** Persediaan bahan baku sebanyak 840 kg

**** Persediaan barang jadi sebanyak 200 unit.

2. Kebijakan Perusahaan
a. Penjualan barang jadi dilakukan secara kredit, pola pembayaran adalah 40% pada kwartal penjualan dan
60% pada kwartal berikutnya. Demikian juga atas pembelian bahan baku secara kredit, pola pembayaran
adalah 50 % pada kwartal pembelian dan sisanya pada kwartal berikutnya.
Pada saat keuangan perusahaan dalam keadaan defisit, dapat melakukan pinjaman ke bank, ketika keadaan
keuangan perusahaan surplus dapat digunakan membayar kembali pinjaman. Pada saat meminjam
maupun mengangsur pinjaman ke bank dengan memperhatikan saldo kas minimum, sebesar Rp.
400.000.000 setiap kwartal. Untuk mempermudah perhitungan pada saat meminjam dengan pembulatan
Rp. 5.000.000 Penuh.
b. Rencana persediaan akhir barang jadi tiap kwartal ditetapkan sebesar 10% dari penjualan kwartal
berikutnya. Sedangkan rencana persediaan akhir barang baku, ditetapkan sebesar 20% dari kebutuhan
bahan baku kwartal berikutnya. Perusahaan, juga sudah memutuskan anggaran tahun 2013, untuk
penjualan barang jadi kwartal I, sejumlah 2.200 unit. Demikian tentang rencana bahan baku yang
dibutuhkan pada kwartal I tahun 2013, ditetapkan sebesar 4.600kg. Harga bahan baku Rp. 100.000 per Kg.
c. Dividen tunai, dibayar setiap 6 bulan. Yaitu pada kwartal I dan kwartal III. Jumlah dividen yang dibayar
adalah 10% dari nilai nominal saham.
d. Perusahaan menggunakan kalkulasi biaya variable (variable costing) untuk menghitung biaya produksi per
unit dan pelaporan laba rugi.

3. Rencana beban operasi terdiri dari :


a. Beban penjualan variable secara berturut-turut tiap kwartal adalah Rp.120.000.000, Rp.180.000.000,
Rp.240.000.000, dan Rp.180.000.000.
b. Beban penjualan tetap secara berturut-turut tiap kwartal adalah Rp.200.000.000, Rp.200.000.000,
Rp.200.000.000, dan Rp.200.000.000.
c. Beban administrasi variable secara berturut-turut tiap kwartal adalah Rp.80.000.000, Rr.120.000.000,
Rp.160.000.000, dan Rp.120.000.000.
d. Beban administrasi tetap secara berturut-turut tiap kwartal adalah Rp.300.000.000, Rp.300.000.000,
Rp.300.000.000, dan Rp.300.000.000.
4. Rencana perhitungan biaya produksi per unit
a. Bahan baku yang digunakan hanya satu jenis dengan harga rata-rata Rp. 100.00 per Kg. Untuk
memproduksi barang jadi digunakan 2Kg setiap unit barang jadi.
b. Tenaga kerja langsung menghabiskan waktu selama 5 jam untuk setiap unit barang jadi, tarif rata-rata per
jam Rp. 80.000
c. Overhead variable menggunakan jam tenaga kerja langsung sebagai dasar pembebanannya, tarif overhead
variable Rp. 40.000 per jam kerja langsung.
d. Overhead tetap yang dibebankan untuk setiap kwartal jumlahnya sama yaitu Rp. 600.000.000
5. Bunga pinjaman bank adalah 12% per tahun. Pajak penghasilan perusahaan 25% per tahun, pajak penghasilan
tiap kwartal tidak langsung disetor ke kantor pajak (terhutang). Bunga dihitung dari jumlah pengembalian
hutang.
6. Pada kwartal II perusahaan membeli tunai peralatan seharga Rp. 800.000.000. aktiva tetap yang baru ini
memiliki penyusutan yang direncanakan untuk kwartal III Rp. 100.000.000 dan kwartal IV Rp. 100.000.000
7. Rencana penjualan setiap kwartal secara berturut-turut yaitu 2.000 unit, 4.000 unit dan 3.000 unit. Harga jual
rata-rata Rp. 1.500.000 per unit.

Diminta : Susunlah Budget Induk (Master Budget)

Jawab :

Budget penjualan (Sales Budget – SB)

Kwartal (Rp)
Keterangan Satu Tahun
I II III IV
Unit yang dijual 2.000 3.000 4.000 3.000 12.000
Harga per unit 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000 1.500.000
Total 3.000.000 4.500.000 6.000.000 4.500.000 18.000.000

Daftar pelunasan piutang (schedule of account receivable-SAR)

Periode Jumlah Penerimaan Kas dari Piutang Satu Tahun


I II III IV
Tr IV 960.000.000 960.000.000 960.000.000.
2012
Tr I 3.000.000.000 1.200.000.000 1.800.000.000 3.000.000.000
Tr II 4.500.000.000 1.800.000.000 2.700.000.000 4.500.000.000
Tr III 6.000.000.000 2.400.000.000 3.600.000.000 6.000.000.000
Tr IV 4.500.000.000 2.700.000.000
18.960.000.000 2.160.000.000 3.600.000.000 5.100.000.000 16.260.000.000

Budget Produksi (Production Budget-PB)

Keterangan Kwartal (Unit) Satu Tahun


I II III IV
Budget Penjualan 2.000 3.000 4.000 3.000 12.000
Persediaan Akhir 300 400 300 220 220
Kebutuhan 2.300 2.300 4.300 3.220 12.220
Persediaan Awal (200) (300) (400) (300) (200)
Budget Produksi 2.100 3.100 3.900 2.900 12.020
Budget Biaya bahan baku (Cost of raw material budget- CRMB)

Keterangan Kwartal (Unit) Satu Tahun


I II III IV
Unit Produksi 2.100 3.100 3.900 2.920 12.020
Bahan per unit 2 2 2 2 2
Kebutuhan Produksi 4.200 6.200 7.800 5.840 24.040
Harga per kg 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000
Total 420.000.000 620.000.000 780.000.000 584.000.000 2.404.000.000

Budget Pembelian Bahan Baku (Purchases of materials budget- PMB)

Keterangan Kwartal Satu Tahun


I II III IV (Rp)
Kebutuhan Produksi 4.200 6.200 7.800 5.840 24.040
Persediaan Akhir 1.240 1.560 1.168 920 920
Total Kebutuhan 5.440 7.760 8.968 6.760 24.960
Persediaan Awal (840) (1.240) (1.560) (1.168) (840)
Anggaran Pembelian 4.600 6.520 7.408 5.592 24.120
Harga per kg 100.000 100.000 100.000 100.000 100.000
Anggaran Pembelian 460.000.000 652.000.000 740.800.000 559.200.000 2.412.000.000

Daftar Pembayaran Hutang (schedule of account payble payment-SAPP)

Periode Jumlah Penerimaan Kas dari Piutang Satu Tahun


I II III IV
IV 240.000.000 240.000.000 240.000.000
2012

I 460.000.000 230.000.000 230.000.000 460.000.000


II 652.000.000 326.000.000 326.000.000 652.000.000
III 740.000.000 370.400.000 370.000.000 740.800.000
IV 559.000.000 279.600.000 279.600.000
2.652.000.000 470.000.000 556.000.000 696.400.000 650.000.000 2.372.400.000

Budget Upah tenaga kerja langsung (direct labor cost budget-DBC)

Keterangan Tri Wulan Satu Tahun


I II III IV
Unit Produksi 2.100 3.100 3.900 2.420 12.020
Bahan per unit 5 5 5 5 5
Kebutuhan Produksi 10.500 15.500 19.500 14.600 60.100
Harga per kg 80.000 80.000 80.000 80.000 80.000
Total 840.000.000 1.240.000.000 1.560.000.000 1.168.000.000 4.808.000.000
Budget Overhead (Overhead Budget)

Keterangan Kwartal Satu tahun


I II III IV
Jam kerja langsung 10.500 15.500 19.500.000 14.600 60.100
Tarif overhead
variabel 40.000.000 40.000 40.000 40.000 40.000
overhead variabel 420.000.000 620.000.000 780.000.000 584.000.000 2.404.000.000
Overhead tetap 600.000.000 600.000.000 700.000.000 700.000.000 2.600.000.000
Total Overhead 1.020.000.000 1.220.000.000 1.284.000.000 1.284.000.000 5.004.000.000
Overhead (non kas) (150.000.000) (150.000.000) (250.000.000) (250.000.000) (800.000.000)
Overhead (kas) 870.000.000 1.070.000.000 1.230.000.000 1.034.000.000 4.204.000.000

Anggaran biaya produksi per unit (Cost of production budget)

Kalkulasi Biaya Variabel (Variable costing)

Jenis Biaya Produksi Jumlah


Bahan Baku 2 x Rp. 100.000 = Rp. 200.000
Upah Langsung 5 x Rp. 80.000 = Rp. 400.000
Overhead Pabrik 5 x Rp. 40.000 = Rp. 200.000
Biaya Produksi variable per unit = Rp. 800.000

Anggaran biaya produksi variable (cost of production variable cost- CPVP)

Unit yang dijial Kwartal Satu Tahun


I II III IV
Unit yang dijual 2.000 3.000 4.000 3.000 12.000
Biaya Produksi 800.000 800.000 800.000 800.000 800.000
Variabel per unit
Total 1.600.000.000 2.400.000.000 3.200.000.000 2.400.000.000 9.600.000.000

Anggaran Biaya Operasi (operating cost budget)

Keterangan Kwartal Satu tahun


I II III IV
Pemasaran Variabel 120.000.000 180.000.000 240.000.000 180.000.000 720.000.000
Umum variabel 80.000.000 120.000.000 160.000.000 120.000.000 480.000.000
Operasi Variabel 200.000.000 300.000.000 400.000.000 300.000.000 1.200.000.000
Pemasaran tetap 200.000.000 200.000.000 200.000.000 200.000.000 800.000.000
Umum tetap 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 1.200.000..000
Operasi tetap 500.000.000 500.000.000 500.000.000 500.000.000 2.000.000.000
Total beban operasi 700.000.000 800.000.000 900.000.000 800.000.000 3.200.000.000
Anggaran Laba rugi (Income statemen budget- ISB) ‘’ Laporan Laba rugi variable costing’’

Keterangan Kwartal Satu tahun


I II III IV
Penjualan 3.000.000.000 4.500.000.000 6.000.000.000 4.500.000.000 18.000.000.000
Biaya Variabel
Produksi variable 1.600.000.000 24.000.000.000 3.200.000.000 2.400.000.000 9.600.000.000
Pemasaran variable 120.000.000 180.000.000 2.160.000.000 180.000.000 720.000.000
Umum variable 80.000.000 200.000.000 160.000.000 120.000.000 560.000.000
Total biaya variablel 1.800.000.000 2.780.000.000 3.600.000.000 2.700.000.000 10.880.000.000
Laba kontribusi 1.200.000.000 1.720.000.000 2.400.000.000 1.800.000.000 7.120.000.000

Biaya Tetap
Penjualan tetap 200.000.000 200.000.000 200.000.000 200.000.000 800.000.000
Umum tetap 300.000.000 300.000.000 300.000.000 300.000.000 1.200.000.000
Overhead tetap 600.000.000 600.000.000 700.000.000 700.000.000 2.600.000.000
Total biaya tetap 1.100.000.000 1.100.000.000 1.200.000.000 1.200.000.000 4.600.000.000
Laba bersih
sebelum bunga & 100.000.000 620.000.000 1.200.000.000 1.200.000.000 4.600.000.000
pajak
Beban bunga 0 0 45.000.000 114.300.000 159.300.000
Laba sebelum pajak 100.000.000 620.000.000 1.200.000.000 600.000.000 2.520.000.000
Pajak penghasilan
25% 25.000.000 155.000.000 288.750.000 121.425.000 590.175.000
Laba bersih sesudah
pajak 75.000.000 465.000.000 866.250.000 3.642.275.000 1.646.525.000

Catatan:

Perlu diingat kembali pembahasan pada BAB III tentang kalkulasi biaya variable (variable costing). Laporan laba rugi
Variabel costing memisahkan biaya variable dengan biaya tetap. Selisih antara penjualan dengan total biaya variable
disebut laba kontribusi (contribution margin). Anda harus memahami, bahwa anggaran dibuat oleh manajemen untuk
tujuan pihak internal sebagai perencanaan dan pengendalian. Untuk itu laporan laba rugi variable costing sebaiknya
untuk dilakukan.

Anggaran Kas (cash budgeting-CB)

Keterangan Kwartal Satu tahun


I II III IV
Saldo kas 480.000.000 400.000.000 404.000.000 412.000.000 1.696.600.000
Penerimaan kas (SAR) 2.160.000.000 3.600.000.000 5.100.000.000 5.400.000.000 16.260.000.000
Kas tersedia 2.640.000.000 4.000.000.000 5.504.000.000 5.812.600.000 17.956.600.000
Pengeluaran
Bahan baku (SAPP) 470.000.000 556.000.000 696.400.000 650.000.000 2.374.400.000
Tenaga kerja langsung
(DCB) 840.000.000 1.240.000.000 1.560.000.000 1.168.000.000 4.808.000.000
Overhead kas (OB) 870.000.000 1.070.000.000 1.230.000.000 1.034.000.000 4.204.000.000
Operasi (OCB) 700.000.000 800.000.000 900.000.000 800.000.000 3.200.000.000
Pajak penghasilan (ISB) 0 0 0 0 0
Aktiva tetap 0 800.000.000 0 0 0
Deviden 160.000.000 0 160.000.000 0 0
Total pengeluaran 3.040.000.000 4.466.000.000 4.546.400.000 3.652.000.000 14.584.400.000
Surplus (defisit) (400.000.000) (466.000.000) 957.600.000 2.160.600.000 3.372.200.000
Pinjaman 800.000.000 870.000.000 0 0 0
Pengembalian 0 0 (500.000.000) (1.170.000.000) (1.670.000.000)
Beban bunga 0 0 (45.000.000) (114.300.000) (159.300.000)
Saldo akhir 400.000.000 404.000.000 412.000.000 876.300.000 1.542.900.000

Keterangan
a. Pinjaman seharusnya 400.000.000 + 466.000.000= Rp. 866.000.000(Pembulatan Rp. 5.000.000) keatas. Jumlah
yang Rp. 400.000.000 , merupakan kas minimum.
b. Beban bunga : 9/12 x 12% x Rp. 500.000.000 = Rp. 45.000.000 (Kwartal III)
c. Beban bunga : 12/12 x 12%x Rp. 300.000.000 = Rp. 36.000.000 (Kwartal IV)
Beban bunga : 9/12 x 12% x Rp. 870.000.000 = Rp. 78.000.000 (Kwartal IV)
Total Rp. 114.300.000 (Kwartal IV)

Aktiva Kewajiban dan Equitas


Aset lancar Kewajiban lancar
Kas (CB) 1.542.900.000 Hutang lancar (SAPP) 279.600.000
Piutang dagang (SAR) 2.700.000.000 Hutang Pajak (ISB) 590.175.000
Bahan baku (PMB) 92.000.000 Total kewajiban lancar 869.775.000
Barang jadi 714.600.000
Total aktiva lancar 3.625.000.000
Aktiva tetap Equitas
Tanah 1.000.000.000 Modal saham 1.600.000.000
Bangunan & Peralatan 3.800.000.000 Laba ditahan 3.550.525.000
Akm. Pey. Barang & Peralatan (2.400.000.000) Total Equitas 5.150.525.000
Total Aktiva Tetap 2.400.000.000
Total Aktiva 6.020.300.000 Total Kewajiban dan Equitas 6.020.300.000
a. Rp. 3.000.000.000 + Rp. 800.000.000 = Rp. 3.800.000.000
b. Rp. 1.600.000.000 + Rp. 600.000.000 + Rp. 100.000.000 + Rp. 100.000.000 = Rp. 2.400.000.000
c. Rp. 2.224.000.000 + Rp. 1.646.525.000 – Rp. 320.000.000 = Rp. 3.550.525.000

4. SOAL KAJI ULANG

Anggaran penjualan bahan baku dan produksi

Perusahaan manufaktur abadi , memproduksi satu jenis produk yaitu produk A. Produk tersebut menggunakan 2
jenis bahan baku yaitu X dan Y. Selama smester I tahun 2012 terdapat data-data yang berhubungan dengan penyusunan
anggaran sebagian atau parsial. Adapun data atau informasi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Rencana penjualan Januari 2.500 unit, Februari 3.000 unit, Maret 4.000 unit, April 5.000 unit, Mei 5.000 unit Juni
6.000 unit dan Juli 6.000 unit. Penjualan dilakukan di daerah Sumatera dan Jawa dengan harga jual sama yaitu
Rp. 50.000 per unit. Proporsi penjualan di Jawa dan Sumatra adalah sama yaitu masing-masing 50%. Persediaan
barang jadi pada tanggal 31 Desember 2011 adalah 1.000 unit, sedangkan rencana persediaan akhir tiap bulan
adalah 20% dari rencana penjualan bulan berikutnya.
2. Bahan baku yang digunakan untuk membuat produksi A terdiri dari :
Bahan Baku X 5 kg
Bahan Baku Y 2 kg
Rencana persediaan akhir tiap bulan adalah 10% dari kebutuhan produksi bulan berikutnya. Kebutuhan bahan
baku untuk produksi bulan juli 2012 adalah 28.000 Kg untuk X dan 104.000 kg untuk Y.
Adapun harga bahan baku X adalah Rp. 8.000 per kg dan Y adalah Rp. 7.000 per kg. persediaan bahan baku X dan
Y pada Desember 2011 masing-masing 6.000 kg dan 3.000 kg.

Diminta :

a. Susunlah Budget penjualan semester I 2012


b. Susunlah Budget Produksi sesester I 2012
c. Susunlah Budget biaya bahan baku semester I 2012
d. Susunlah Anggaran pembelian bahan baku semester I 2012

Jawaban :

1. Anggaran Penjualan
Bulan Jawa Sumatera Jumlah
Januari 1.250 1.250 2.500
Februari 1.500 1.500 3.000
Maret 2.000 2.000 4.000
April 2.500 2.500 5.000
Mei 2.500 2.500 5.000
Juni 2.500 2.500 5.000
Total Penjualn (unit) 12.250 12.250 24.500
Harga per unit 50.000 50.000 50.000
Total Penjualan Rp. 612.500.000 612.500.000 1.225.000.000

2. Anggaran Produksi

Keterangan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Per


Smester
Unit yang dijual 2.500 3.000 4.000 5.000 5.000 5.000 24.000
Persediaan akhir 600 800 1.000 1.000 1.000 1.200 1.200
Kebutuhan 3.100 3.800 5.000 6.000 6.000 6.200 25.700
Persediaan awal (1.000) (600) (800) (1.000) (1.000) (1.000) (1.000)
Rencana produksi 2.100 3.200 4.200 5.000 5.000 5.200 24.700
3. Anggaran biaya bahan baku X

Keterangan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Per Smester


Unit yang di
produksi 2.100 3.200 4.200 5.000 5.000 5.200 24.700
Bahan yang
digunakan 5 5 5 5 5 5 5
Kebutuhan 10.500 16.000 21.000 25.000 25.000 26.000 123.500
Harga per kg 8.000 8.000 8.000 8.000 8.000 8.000 8.000
Biaya bahan
baku X 84.000.000 128.000.000 168.000.000 200.000.000 200.000.000 208.000.000 988.000.000

Anggaran biaya bahan baku Y

Keterangan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Per Smester


Unit yang di
produksi 2.100 3.200 4.200 5.000 5.000 5.200 24.700
Bahan yang
digunakan 2 2 2 2 2 2 2
Kebutuhan 4.200 6.400 8.400 10.000 10.000 10.400 123.500
Harga per kg 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 8.000
Biaya bahan
baku Y 84.000.000 128.000.000 168.000.000 200.000.000 200.000.000 208.000.000 988.000.000
4. Anggaran pemnelian bahan baku X

Keterangan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Per


Smester
Kebutuhan
produksi 10.500 16.000 21.000 25.000 25.000 26.000 122.500
Persediaan
akhir 1.600 2.100 2.500 2.500 2.600 2.800 2.800
Kebutuhan 12.100 18.100 23.500 27.500 27.600 28.800 125.300
Persediaan
awal (6.000) (1.600) (2.100) (2.500) (2.500) (2.600) (6.000)
Total
pembelian
(kg) 6.100 16.500 21.400 25.000 25.100 26.200 119.300
Harga per kg 8.000 8.000 8.000 8.000 8.000 8.000 8.000
Total
pembelian 48.800.000 132.000.000 171.200.000 200.000.000 200.800.000 209.600.000 954.400.000
Anggaran Pembelian Bahan Baku Y

Keterangan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Per


Smester
Kebutuhan
produksi 9.200 6.400 4.800 10.000 10.000 10.400 24.500
Persediaan
akhir 640 480 1.000 1.000 1.040 1.040 1.040
Kebutuhan 4.840 6.880 5.800 11.000 11.040 11.440 25.540
Persediaan
awal (3.000) (640) (480) (1.000) (1.000) (1.040) (3.000)
Total
pembelian
(kg) 1.840 6.240 5.320 10.000 10.040 10.100 22.540
Harga per kg 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000
Total
pembelian 12.880.000 43.680.000 37.240.000 70.000.000 70.280.000 70.700.000 157.780.000

5. SOAL UNTUK LATIHAN

5.1 Soal Teori

1. Mengapa, anggaran, perencanaan, dan pengendalian sangat berhubungan erat dalam suatu bisnis (Perusahaan)
2. Apa yang dimaksud dengan Anggaran dan Komite Anggaran
3. Sebutkan dan jelaskan manfaat dari Anggaran
4. Apa yang dimaksud dengan anggaran penjualan, produksi dan biaya produksi
5. Apakah perbedaan anggaran produksi dengan biaya produksi
6. Mengapa anggaran penjualan merupakan titik tolak membuat anggaran produksi
7. Apa yang dimaksud dengan anggaran biaya tenaga kerja langsung
8. Pada saat anda menyusun anggaran overhead, perlu dipisahkan anggaran overhead tunai dan tidak tuna.
Mengapa perlu dipisahkan
9. Pada saat menyusun anggaran laba rugi, digunakan metode “variable costing”. Mengapa demikian
10. Apa yang dimaksud dengan Aanggaran Induk (Master Budget)

5.2 Soal Kasus

Penyusunan Budget kas

1. Dalam rangka penyusunan budget kas untuk kwaetal I tahun 2012 (dirinci dalam bulan), terdapat informasi sebagai
berikut :
a. Saldo kas untuk 31 Desember 2011, sebesar Rp. 500.000.000
b. Rencana penjualan, bulan Januari Rp. 2.000.000.000, Februari Rp. 2.500.000.000, dan Maret Rp.
4.000.000.000. Penjualan tunai 20% dan kredit 80%. Penerimaan kas dari penjualan kredit adalah 40% pada
bulan penjualan dan 60% pada penjualan bulan berikutnya
c. Rencana pembelian bahan baku dengan kredit, bulan Januari Rp. 800.000.000, Februari Rp. 900.000.000,
dan Maret Rp. 900.000.000. pola pelunasan hutang pembelian bahan baku dilakukan sebesar 70% pada
bulan pembelian dan yang 30% lagi pada bulan berikutnya
d. Pembayaran beban operasi, terdiri dari :

Bulan Beban Pemasaran Beban Administrasi


Januari Rp. 50.000.000 Rp. 40.000.000
Februari Rp. 55.000.000 Rp. 40.000.000
Maret Rp. 58.000.000 Rp. 45.000.000

e. Pembayaran overhead kas dan upah tenaga kerja langsung.

Bulan Beban Pemasaran Beban Administrasi


Januari Rp. 60.000.000 Rp. 20.000.000
Februari Rp.62.000.000 Rp. 22.000.000
Maret Rp.64.000.000 Rp. 25.000.000

f. Pada bulan januari perusahaan meminjam uang ke bank Rp. 400.000.000. Bunga dibayar tiap bulan setelah
bulan peminjaman. Bunga adalah sebesar 1% per bulan dan secara tunai, bungan dihitung dari jumlah
pinjaman pokok dan tidak ada pengembalian pinjaman pada kwartal I tahun 201

Diminta :

Siapkan Budget kas kwartal I tahun 2012 untuk bulan Januari, Februari, dan Maret. Buat daftar pendukung
untuk penerimaan piutang dan pelunasan hutang.

2. Budget biaya tenaga kerja langsung dan overhead.


Informasi sebuah perusahaan manufaktur pada kwartal I tahun 2012 (dirinci menjadi bulan Januari, Februari dan
Maret) rencana unit produksi untuk bulan Januari 5.000 unit, Februari 8.000 unit dan Maret 10.000 upah yang
dikerjakan selama 3 jam per unit, tariff upah Rp. 20.000 perjam. Overhead variable berdasarkan jam tenaga
kerja langsung, tariff Overhead variable Rp. 10.000 perjam tenaga kerja langsung Overhead tetap sebesar Rp.
70.000.000 tiap bulan.

Diminta :
Siapka Budget biaya tenaga kerja langsung dan Overhead.
BAB 5
ANALISIS BIAYA VOLUME LABA ALAT PERENCANAAN
MANAJERIAL

1. PENGATURAN
Analisis biaya, volume, dan laba (cost, volume, and profit analysis – CPV analysis) merupakan suatu alat perencanaan
dan pengambilan keputusan. Perencanaan(planning) adalah pandangan kedepan untuk melakukan tindakan apa yang
seharusnya dilakukan mencapai tujuan – tujuan tertentu. Pengambilan keputusan (decision making) adalah proses
memilih antara berbagai alternatif yang memungkinkan untuk dilaksanakan. Analisis biaya, volume,laba (CVP analisis )
menekankan keterkaitan antara biaya ,volume atau kuantitas yang terjual, harga jual dan semua informasi keuangan
terkandung didalamnya. Dengan kata lain perubahan biaya harga jual dan kualitas yang terjual dapat mempengaruhi
laba yang diperoleh suatu perusahaan.

2. TITIK IMPAS
Salah satu manfaat CVP, adalah menentukan panjualan impas balik dalam unit maupun uang. Penjualan impas(sales
break even point – BEP sales) adalah titik dimana total pendapatan ( total penjualan) sama dengan total biaya.
Pendapatan atau penjualan (sales – s ) adalah kualitas barang atau jasa yang dijual dikalikan terhadap harga jual. Total
biaya (total cost – TC) adalah jumlah biaya variabel yang ditambah jumlah biaya tetap. Biaya variabel (variabel cost – VC)
adalah biaya yang bervariasi besarnya secara proposional dengan perubahan aktivitas. Biaya tetap (fixed cost – FC)
adalah biaya yang jumlahya selalu konstan dan tidak dipengaruhi oleh perubahan aktivitas sampai dengan perubahan
range tertentu.

3. MANFAAT TITIK IMPAS

Penjualan impas (sales BEP) memiliki berbagai manfaat antara lain:

1. Batas penjualan yang aman (margin of safety – MOS ) yaitu penurunan penjualan yang boleh terjadi namun tidak
mengalami dan tidak memperoleh keuntungan
2. Indikator penutupan usaha (skate down point – SDP ) yaitu apakah yang sebaiknya perusahaan ditutup apabila
biaya variabel dan biaya tetap tunai tidak dapat tertutup
3. Menetapkan target penjualan ( sales target – ST ) yaitupenjualan yang diharapkan memperoleh laba yang
diinginkan (desi net propit)
4. Menetapkan sales BEP yang baru akibat adanya perubahan – perubahan biaya, harga jual serta kuantitas yang
dijual bertujuan untuk menghadapi persaingan bisnis.

4. RUMUS – RUMUS TITIK IMPAS DAN MANFAAT YANG TERKAIT.

Teknit perhitungan titik impaas(sales BEP) dapat menggunakan dua cara yaitu:

1. Pendekatan aritmatika.
FC FC
Sales BEP (Rp.) = VC atau
1− CMR
𝑆
FC FC
Sales BEP (Rp) = atau
S per unit−VC per unit CM per unit

Keterangan:
FC = fixed cost atau biaya tetap
VC = variabel cost atau biaya variabel
S = sales atau penjualan S = Q x P
Q = Kuantitas yang dijual, sedangkan P adalah harga dijual per unit.
CMR = contribution margin ratio atau persentase biaya variabel terhadap penjualan
CM = Contribution margin atau laba kontribusi adalah penjualan dikurangi biaya variabel
S per unit = Sales per unit atau harga jual per unit atau sering disebut dengan price(P).
VC per unit= Variabel cost per unit atau biaya variabel per unit.
CM perunit= Contribution per unit atau laba kontribusi per unit.

2. Pendekatan grafik
Menggunakan metode stastistik yaitu grafik atau diagram. Grafik yang digunakan adalah grafik garis.
Rumus – rumus manfaat yang terkait, adalah sebagai berikut:
FC Cash
a. Sales SDD (Rp) = VC
1−
S
FC cash = biaya tetap tunai. Biaya tetap tidak tunai (FC non cash) seperti depresiasi aktiva tetap tidak
diperhitungkan.
sakes budget (Rp.)− sales BEP (Rp.)
b. Sales Mos (%) =
Sales Budget(Rp.)
= ˣ 100%
FC+Desired profil
c. Sales target (Rp) = VC
1−
S
Jika, desired profil dinyatakan dalam presentase. Maka sales target dimaksimalkan dengan X . jika
desired profil dalam Rp, sales target tidak perlu dimisalkan X.
d. Sales BEP yang baru. Rumusnya sama seperti pendekatan aritmatika yang dijelaskan diatas. Akan tetapi
angka – angka yang dimasukkan kedalam rumus , adalah angka- angka setelah perubahan.

5. KETERBATASAN TIDAK IMPAS

Ada dua hal penting tentang keterbatasan titik impas, yaitu:

1. Karena perhitungan titik impas menggunakan biaya berdasarkan prilaku tetap dan variabel, dimana biaya
variabel pada nyatanya tidak selalu berubah secara proporsional dengan perubahan aktivitas.
2. Asumsi titik impas adalah harga jual tidak berubah atau linear, nyatanya bisa non linear.
Ilustrasi
Perhitungan titik impas, grafik dan manfaat yang terkait
Rencana penjualan sebuah perusahaan untuk satu jenis produk pada tahun 2012 sebesar 10.000 unit. Harga jual
adalah Rp 50.000 per unit sedangkan biaya variabel adalah Rp 30.000 per unit. Biaya tetap selama tahun 2012 sebesar
Rp 100.000.000.

Diminta
a. Siapkan laporan laba rugi budget dengan metode variabel costing, serta tunjukkan dalam angka absolut
(Rp) dan rasio (%).
b. Hitunglah sales BEP (dalam Rp dan unit)
c. Buatlah sebuah grafik BEP.
d. Hitunglah sales MOS (dalam % dan Rp)
e. Hitunglah sales SOP( dalam Rp) biaya tetap tunai 80% dan sisanya 20% tidak tunai.
f. Hitunglah sales target (dalam Rp), apabila laba yang diinginkan 30% dari sales target.
g. Pada tahun 2013, perusahaan yang sedang dalam persaingan bisnis yang ketat ingin menambah peralatan
yang canggih. Dampak penambahan peeralatan, menambah biaya tetap per tahun Rp. 20.000.000 .disisi
lain biaya variabel turun 10% dari biaya variabel tahun 2012, kuantitas penjualan naik 20% dari tahun 2012
dan harga jual turun 5% dari harga jual tahun 2012.
Jawab :
a. Laporan laba rugi variable costing.

Keterangan Rp % Nama rasio


Sales (s) 10.000 x 50.000 500.000.000 100% Sales ratio
Variabel cost (VC)10.000 x 30.000 300.000.000 60% VC.ratio
Contributin margin(CM) 200.000.000 40% CMR
Fixed cost(FC) 100.000.000 20% FC.ratio
Protif 100.000.000 20% Protif ratu

b. Sales BEP (Rp dan unit)


100.000.000 100.000.000
Sales BEP (Rp) = 800.000.000 = = Rp. 250.000.000
1− 0,4
500.000.000
100.000.000 100.000.000
Sales BEP (unit) = = = 5.000 unit
50.000−30.000 20.000
Atau
sales BEP Rp 250.000.000
Sales BEP (unit) = = = 5.000 unit
harga jual per unit 50.000
Catatan :
1. Apabila sales BEP (unit) yang lebih dahulu dihitung, maka sales BEP(RP) dihitung dengan cara : sales
BEP (Rp) = sales BEP (unit) x harga jual per unit
= 5000 unit x Rp. 50.000
= Rp. 250.000.000
2. Bukti, bahwa sales BEP tidak untung dan juga tidak rugi atau laba sama dengan nol. Sales BEP 5000 x
Rp 50.000 = Rp. 250.000.000
VC 5000 x 30.000 = Rp 150.000.000
CM, =Rp 100.000.000
FC. =Rp 100.000.000
Protif Rp.0

c. Grafik BEP
y = sales dan cost (jutaan rupiah)

500

400 profit area VC

300 sales Bep

200

100 loss area FC

(Quantity)
1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000

Langkah – langkah mendesain grafik


1. Tarik garis vertikal y, berpotongan dan x.
2. Tentukan unit BEP dan Rp BEP untuk menentukan perpotongan dititik sales BEP.
3. Tarik garis lurus FC sejajar dengan garis x, kemudian tarik garis VC dari titik FC uang berpotongan pada
titik sales BEP.
d. Sales MOS (% dan Rp)
500.000.000−250.000.000
Sales MOS (%) = X 100% = 50%
500.000.000
Sales MOS (Rp) = 50% x Rp 500.000.000 = Rp 250.000.000

Artinya jika penjualan turun 50% atau Rp 250.000.000 dari rencana, maka perusahaan masih aman, artinya
penjualan masih impas (BEP) atau Rp 500.000.000 – 250.000.000 = Rp 250.000.000

e. Sales SDP
100.000.000 x 80% 80.000.000
Sales SDP (Rp) = 800.000.000 = = Rp. 200.000.000
1− 0,4
500.000.000

Artinya: jika penjualan Rp 200.000.000, maka perusahaan masih dapat menutupi biaya variabel dan biaya
tetap tunai (biaya tetap tidak tunai 20% atau Rp 20.000.000 diabaikan, karena biaya non tunai merupakan
biaya catatan seperti, depresiasi aktiva tetap).
f. Sales target
Misalanya sales target adalah X ,maka persamaan adalah sebagai berikut:
100.000.000+30% (x) 100.000.000+0,3x
X= 𝟖𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎 =
1− 0,4
𝟓𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎
0,4X = 100.000.000 + 0,3x = 0,1x = 100.000.000
100.000.000
X= = Rp. 1.000.000.000
x

Artinya: jika target penjualan Rp. 1.000.000.000, maka perusahaan memperoleh laba sebesar 30% x
1.000.000.000 = Rp. 300.000.000
Bukti:
Sales target Rp 1.000.000.000
Vc. 60% x Rp. 1.000.000.000 Rp. 600.000.000
CM Rp. 400.000.000
FC Rp. 100.000.000
300.000.000
Profit Rp. 300.000.000 → x 100% = 30%
1.000.000.000
g. Sales BEP yang baru ( tahun 2013).
Variabel – variabel yang berubah pada tahun 2013:
1. Biaya tetap 100.000.000 + 20.000.000 = Rp 120.000.000
2. Biaya variabel 30.000 – ( 10% x 30.000) = Rp 27.000
3. Kuantitas penjualan 10.000 + (20% + 10.000) = 12.000 unit
4. Harga jual per unit = 50.000 – ( 5% - 50.000) = Rp. 47.500

120.000.000 120.000.000
Sales BEP (Rp) = 27.000 = = Rp. 279.069.767
1− 0,43
47.500
Atau
120.000.000 120.000.000 120.000.000
Sales BEP (Rp) = 27.000 x 12.000 = 324.000.000 = = Rp.279.069.767 pembulatan
1− 1− 0,43
47.500 x 12.000 570.000.000

6. MULTI PRODUK
Pembahasan sebelumnya mengenai produk tunggal dalam menetapkan titik impas dan manfaat yang terkait. Apabila
sebuah perusahaan memiliki labih dari dua jenis produk disebut multi produk. Perhitungan sales BEP pada prinsipnya
adalah sama yang membuat berbeda adalah perhitungan sales BEP masing – masing produk. Sales BEP masing – masing
produk tergantung kepada sales BEP total atau saels BEP perusahaan. Artinya lebih dahulu menetapkan sales BEP total.

Ilustrasi

Data – data produk, harga jual dan biaya untuk tiga jenis produk A,B dan C untuk tahun 2012 adalah sebagai berikut:
Keterangan Produk A Produk B Produk C
Unit produk yang dijual 5.000 3.000 2.000
Harga jual per unit(Rp) 200.000 250.000 400.000
Biaya variabel per unit (Rp.) 120.000 150.000 240.000
Biaya tetap per tahun 200.000.000 150.000.000 120.000.000

Diminta:
Hitunglah sales BEP (Rp. dan unit) untuk produk A,B dan C.

Jawab
Menetapkan sales BEP total produk
Perbandingan kualitas produk A: B: C = 5.000 : 3.000 : 2.000 = 10.000
( 5.000 x 200.000)+ (3.000 x 250.000)+ (2.000 x 400.000)
Sales rata – rata per unit = =Rp. 255.000
10.000

(5.000 x 120.000)+ (3.000 x 150.000)+ (2.000 x 240.000)


VC rata- rata per unit= = Rp. 153.000
10.000

Contribution margin rata –rata per unit (CM rata – rata ) Rp. 102.000

Total FC seluruh produk 470.000.000


Sales BEP total (unit) = = = 4.608 unit (pembulatan)
CM rata−rata 102.000

Sales BEP total (Rp.) = 4.608 x 255.000 = Rp. 1.175.040.000

 Sales BEP produk A


5.000
Dalam Rp. = x Rp. 1.175.040.000 = Rp. 587.520.000
10.000
5.000
Dalam unit = x 4.608 unit = 2.304 unit
10.000

 Sales BEP produk B


3.000
Dalam Rp = x Rp. 1.175.040.000 = Rp. 352.512.000
10.000
3.000
Dalam unit = x 4.608 unit = 1.382 unit
10.000

 Sales BEP produk C


2.000
Dalam Rp = x Rp. 1.175.040.000 = Rp. 235.512.000
10.000
2.000
Dalam unit = x 4.608 unit = 922 unit
10.000

7. SOAL KAJI ULANG

Perhitungan sales BEP dan manfaat yang terkait (produk tunggal)

Laporan laba rugi PT. Sentosa pada tahun 2012 adalah sebagai berikut:
Penjualan yang dianggarkan 10.000 unit x Rp. 5.000 = Rp. 50.000.000
Jenis biaya variabel Tetap
Bahan baku 9.000.000 _
Upah langsung 8.000.000 _
Overhead 6.000.000 3.000.000
Pemasaran 5.000.000 3.000.000
Administrasi 2.000.000 4.000.000
Total 30.000.000 10.000.000 Rp. 40.000.000
Laba operasi Rp. 10.000.000

Diminta:
a. Siapkan laporan laba rugi variabel costing (tunjukkan dalam angka Rp,% dan nama rasio)
b. Hitunglah sales BEP (Rp. dan unit), sales, MOS, dan SDP apabila biaya tetap tunai 80%.

Jawab :
a. Laporan laba rugi “variabel costing”
Keterangan Rp % Nama rasio
Penjualan 10.000 x Rp 5.000 Rp 50.000.000 100% SR
VC 10.000 x Rp3.000 Rp 30.000.000 60% VCR
Laba kontribusi Rp 20.000.000 40% CMR
FC Rp 10.000.000 20% FCR
P Rp 10.000.000 20% PR
10.000
b. 1. Sales BEP (Rp) = 30.000.000
1−
50.000.000
10.000.000
= = Rp 25.000.000
0,4
25.000.000
Sales BEP( unit) = = 5.000 unit
5.000

50.000.000−25.000.000
2 Sales MOS (%) = x 100% = 50%
50.000.000
10.000.000 x 80%
3 Sales SDP(Rp) = 30.000.000
1−
50.000.000
8.000.000
= = Rp. 20.000.000
0,4

8. SOAL UNTUK LATIHAN

8.1 Soal teori


1. Apa yang dimaksud dengan CVP analisis
2. Jelaskan pengertian dari perencanaan, pengambilan keputusan
3. Apa yang dimaksud dengan penjualan impas
4. Sebutkan dan jelaskan manfaat dari pada analisis impas (BEP analisis)
5. Jelaskan pengertian laba kontribusi (contribution margin) dan contribution margin ratio (CMR)
6. Apa yang dimaksud dengan laba kontribusi per unit
7. Apa yang dimaksud dengan MOS( margin of safety) dan SDP (shut down point)
8. Dalam analisis BEP mengapa biaya dibagi berdasarkan perilaku biaya yang bersifat variabel dan tetap

8.2 Soal Kasus


1. Sales, BEP, Grafik dan manfaat yang terkait(produk tunggal)
Budget penjualan dari sebuah perusahaan pada tahun 2012 adalah sebesar 50.000 unit barang. Harga jual per unit
sebesar Rp. 200.000. biaya variabel per unit Rp. 100.000. biaya tetap per unit Rp. 2.000.000.000. biaya tetap
terdiri dari yang bersifat tunai Rp. 1.500.000.000 dan tidak tunai Rp. 500.000.000

Diminta:
a. Susunlah laporan laba rugi metode variabel costing (dalam Rp. dan %)
b. Hitunglah sales BEP (Rp. dan unit)
c. Buatlah sebuah grafik BEP
d. Hitunglah sales MOS (Rp. dan%)
e. Hitunglah SDP (Rp. dan unit)
f. Hitunglah sales target apabila laba yang diinginkan Rp. 2.500.000.000
g. Dalam tingkat persaingan yang sangat ketat pada tahun 2013 perusahaan ingin menambah peralatan yang lebih
canggih untuk mereduksi biaya dan memperbaiki kualitas produk sebagai dampaknya biaya tetap naik 20% dari
tahun 2012, biaya variabel turun 20% per unit dibandingkan 2012. Variabel yang lain dianggap sama dengan tahun
2012 berapakah sales BEP tahun 2013 (dalam Rp. dan unit)

2. Sales BEP total untuk multi produk


Data – data biaya dari produk milik PT. Sanjaya yang menghasilkan tiga jenis produk yaitu X, Y dan Z pada tahun
2012:
Keterangan Produk X Produk Y Produk Z
Unit produk yang dijual 6.000 unit 7.000 unit 8.000 unit
Harga jual per unit (Rp.) Rp 500 Rp 200 Rp 1.000
Biaya variabel per unit (Rp.) Rp 200 Rp 120 Rp 500
Biaya tetap per tahun Rp 1.000.000 Rp 260.000 Rp 2.000.000

Diminta :
a. Hitunglah sales BEP total produk (Rp. dan unit)
b. Hitunglah sales BEP masing – masing produk (Rp. dan unit).
BAB 6

PENGAMBILAN KEPUTUSAN TAKTIS

1. MODEL PENGEAMBILAN KEPUTUSAN TAKTIS

Pengaambilan keputusan taktis (tactical decision making) merupakan pemilihan diantara berbagai alternatif dengan
hasil yang langsung atau terbatas. Contohnya suatu perusahaan sedang mempertimbangkan memproduksi satu
jenis komponen atau suku cadang dari pada membelinya dari pemasok. Tujuanya adalah untuk efisiensi biaya
dalam memperoleh suku cadang tersebut. Secara umum, ada enam langkah prosedur pengambilan keputusan yang
baik untuk direkomendasikan, yaitu :

1. Kenali dan definisikan Masalah


Pada langkag pertama ini, adalah mengenali dan mendefinisikan masalah yang spesifik. Contohnya, suatu tim
manajemen suatu perusahaan membutuhkan tambahan ruang untuk gedung persediaan, jadi perlu dianalisis
tentang luas ruang yang dibutuhkan, mengapa dibutuhkan, dan bagaimana tambahan ruangan itu akan
dimanfaatkan, merupakan dimensi penting dari masalah tersebut.
2. Identifikasi setiap alternative solusi
Membuat daftar dan mempertimbangkan berbagai alternative solusi yang tepat. Misalnya, kebutuhan
tambahan ruangan pada langkah pertama diatas, terdapat berbagai solusi yakni :
a. Membangun fasilitas sendiri dengan kapasitas yang cukup atau sesuai dengan kebutuhan
b. Menyewa fasilitas tambahan yang mirip dengan yang ada pada saat ini. Atau dengan kata lainya, menyewa
gedung tambahan yang dimanfaatkan sebagai gudang persediaan.
c. Membeli gedung untuk dimanfaatkan sebagai gedung persediaan.
Dari ketiga alternative diatas, perusahaan harus memilih alternative dengan risiko yang lebih kecil atau
disesuaikan dengan kemampuan perusahaan agar perusahaan tetap survive.
3. Identifikasi biaya (cost) dan manfaat (benefit) setiap alternative solusi. Pada tahap ini berbagai biaya yang tidak
relevan dapat dieliminasi, hanya biaya relevan yang diperhitungkan. Biaya relevan (relevan cost) adalah biaya
dimasa yang akan datang yang berubah disetiap alternatifnya.
4. Hitung total biaya dan manfaat yang relevandari setiap alternative. Dalam tahap ini harus memperhitungkan
penghematan biaya relevan setelah pemilihan alternative yang layak. Misalkan ada dua alternative yang layak
dan yang dipilih, yaitu menyewa gedung dengan menyewa Rp. 50.000.000 per tahun dan membeli gedung
seharga Rp. 600.000.000, untuk memilih salah satu alternative yang baik tergantung arus kas yang terjadi dari
setiap alternative, alternative solusi yang demikian akan dibahas pada bab 6 berikutnya yang membahas tentang
keputusan infestasi jangka panjang.
5. Nilai factor-faktor kualitatif.
Walaupun biaya dan pendapatan (factor kualitatif) yang berhubungan dengan alternative solusi sangat penting,
namun factor kualitatif pun dipertimbangkan, Faktor kualitatif sangat sulit diukur atau dinyataka dengan uang,
namun demikian factor kualitatif dapat mengancam kelangsungan hidup perusahaan. Sebagai contoh solusi
alternative yang dipilih untuk menambah ruangan untuk gudang adalah dengan membangun gudang sendiri,
maka factor kualitatifnya adalah seperti terjadinya kemungkinan banjir.
6. Pilihan Alternatif yang menawarkan manfaat terbesar. Secara keseluruhan keputusan dapat dibuat setelah
semua biaya dan manfaat (factor kuantitatif) yang relevan setiap alternative solusi dinilai dengan factor-faktor
kuantitatif juga dipertimbangkan.

2. BIAYA RELEVAN

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa definisi biaya relevan (relevan cost) adalah biaya masa depan
yang berbeda pada setiap alternative. Semua keputusan yang berhubungan dengan masa depan hanya biaya masa
depan yang relevan saja dipertimbangkan, namun untuk menjadi relevan suatu biaya tidak hanya merupakan biaya
masa depan, tetapi juga harus berbeda dari suatu alternative ke alternative yang lain jika biaya masa depan
terdapat pada lebih dari suatu alternatif tetapi jumlahnya tidak berbeda disebut biaya tidak relevan, dan tidak
mempengaruhi pengambilan keputusan.

Ilustrasi Biaya Relevan


Perusahaan sedang mempertimbangkan memproduksi suku cadang x dengan mengeluarkan upah langsung Rp.
150.000.000, dan atau membelinya dari pemasok luar. Apakah upah langsung yang Rp. 150.000 dikatakan biaya
relevan ? Jawaban, adalah ya. Jika suku cadang dibeli dari pemasok luar maka upah langsung tersebut tidak ada
atau nol.

3. BIAYA TIDAK RELEVAN

Biaya tidak relevan (irrelevant cost) adalah biaya yang jumlahnya selalu sama atau tidak berubah diantara berbaga
alternatif dan tidak punya pengaruh dalam pengambilan keputusan contohnya, biaya penyusutan asset tetap.
Penyusutan (depreciation) adalah alokasi harga perolehan aktiva tetap selama umur ekonomis aktiva. Penyusutan
merupakan biaya tertanam (sunk cost) yaitu biaya yang tidak dapat dipengaruhi oleh tindakan apapun damasa
depan. Biaya tertanam adalah biaya masa lalu dan selalu sama dalam setiap alternative, sehingga tidak relevan.

4. APLIKASI BIAYA RELEVAN


Secara umum ada enam jenis aplikasi biaya relevan untuk pengambilan keputusan taktis yaitu :
1. Keputusan membuat atau membeli
Manajer sering dihadapkan dengan keputusan apakah harus membuat sendiri atau membeli komponen atau
suku cadang tertentu
Ilustrasi
Sebuah perusahaan manufaktur telah memproduksi satu jenis komponen printer computer yang di produksi
sebanyak 10.000 unit dengan data-data sebagai berikut :
Jenis Biay Total Biaya Biaya Per Unit
Bahan Langsung 150.000.000 15.000
Upah Langsung 170.000.000 17.000
Overhead Variabel 80.000.000 8.000
Overhead Tetap Umum 100.000.000 10.000
Sewa Peralatan 50.000.000 5.000
Total 550.000.000 55.000
Pada saat ini ada tawaran dari pemasok pihak luar untuk komponen printer tersebut seharga Rp. 400.000.000
untuk 10.000 unit berhubung karena penggunaan komponen printer dari pemasok luar harus disosalisasikan ke
perusahaan diperlukan biaya tenaga kerja paruh waktu Rp. 30.000.000 pada saat pembelian.

Ditanya :
a. Sebutka biaya relevan dan biaya tidak relevan yang dikeluarkan perusahaan dalam memproduksi
komponen printer .
b. Keputusan apa yang dipilih perusahaan, apakah tetap memproduksi sendiri atau membeli komponen
printer tersebut.

Jawaban :

a. Biaya relevan, adalah bahan baku langsung, upah langsung, overhead variable, dan sewa peralatan.
Biaya tidak relevan, adalah Overhead tetap umum.
b. Memilih pengambilan keputusan

Jenis Biaya Produksi Membeli Dari Perbedaan


Sendiri Luar Jumlah
Bahan Langsung 150.000.000 - 150.000.000
Upah Langsung 170.000.000 - 170.000.000
Overhead Variabel 80.000.000 - 80.000.000
Sewa Peralatan 50.000.000 - 50.000.000
Biaya Pembelian - 400.000.000 (400.000.000)
Tenaga Kerja Paruh Waktu - 30.000.000 (30.000.000)
450.000.000 430.000.000 20.000.000

Keputusan yang di ambil perusahaan adalah membeli dari pemasok luar, karena ada penghematan biaya
sebesar Rp. 20.000.000

Catatan :
Logika yang harus dikembangkan untuk pengambilan keputusan antara produksi sendiri atau membeli
dari pihak luar adalah menetapkan jumlah biaya relevan yang terjadi, dan pilihlah keputusan yang
biayanya lebih sedikit. Kata kunci adalah mengambil keputusan yang biayanya lebih sedikit antara
produksi sendiri dan membeli dari pihak luar (make or buy decision).
2. Keputusan meneruskan atau menghentikan
Untuk perusahaan memproduksi lebih dari dua jenis produk ada kemungkinan satu jenis produk menderita
kerugian, pertanyaanya apakah produk yang merugikan itu dihentikan atau diteruskan. Hal seperti ini bias juga
berlaku bagi perusahaan memiliki beberapa kantor cabang, divisi dan anak perusahaan.

Ilustrasi
Daftar perhitungan laba-rugi sebuah perusahaan yang memproduksi tiga jenis produk A, B dan C adalah sebagai
berikut:
Laporan Laba-rugi full costing
Keterangan Produk A Peoduk B Produk C Total
Penjualan 500.000.000 800.000.000 150.000.000 1.450.000.000
Biaya Variabel 250.000.000 480.000.000 140.000.000 870.000.000
Laba Kontribusi 250.000.000 320.000.000 10.000.000 580.000.000
Biaya tetap langsung
Iklan 10.000.000 10.000.000 10.000.000 30.000.000
Gaji 37.000.000 40.000.000 35.000.000 112.000.000
Penyusutan 53.000.000 40.000.000 10.000.000 103.000.000
Total biaya tetap langsung 100.000.000 90.000.000 55.000.000 245.000.000
Laba Operasi Segmen 150.000.000 230.000.000 (45.000.000) 335.000.000
Beban Tetap Umum - - - 125.000.000
Laba Operasi Perusahaan - - - 210.000.000
Diminta :
a. Tentukan Biaya yang Relevan dan Tidak Relevan
b. Apakah peoduk C diteruskan atau di hentikan

Jawaban
a. Biaya relevan dan tidak Relevan
Biaya relevan adalah Biaya Variabel, Biaya Iklan, Biaya Gaji
b. Pengambilan Keputusan
Keterangan Meneruskan Menghentikan Perbedaan Jumlah
(Produk Total) Produk A dan B ) Jika meneruskan
Penjualan 1.450.000.000 1.300.000.000 150.000.000
Biaya Relevan 870.000.000 730.000.000 140.000.000
Laba Kontribusi 580.000.000 570.000.000 10.000.000
Biaya Tetap Langsung
Iklan 30.000.000 20.000.000 10.000.000
Gaji 112.000.000 77.000.000 35.000.000
Total Biaya Tetap Langsung 142.000.000 97.000.000 45.000.000
Laba Operasi 438.000.000 473.000.000 (35.000.000)
Kesimpulan : Sebaiknya Produk C dihentikan, karena jika produk C diteruskan ada penurunan laba operasi
Rp. 35.000.000

Catatan :

Untuk menentukan meneruskan atau menghentikan produk yang merugi, berdasarkan perbandingan laba
operasi meneruskan atau menhentikan dengan jumlah laba yang mana terbesar. Apabila laba operasi
meneruskan lebih kecil dari pada laba operasi menghentikan maka dihentikan dan jika sebaliknya meneruskan
Produk produk yang merugi tersebut.

3. Keputusan meneruskan atau menghentikan dengan berbagai pengaruh komble menter.


Pada saat keputusan menghentikan lini produk dilakukan, ada pengaruh penurunan penjualan produk lainya,
dengan asumsi produk yang dihentikan saling melengkapi (Complementer). Misalnya, salah satu dari produk
batu bata, genteng dihentikan, akan mempengaruhi penjualan produk lainya.
Ilustrasi
Laporan laba-rugi (variable costing) untuk perusahaan yang memproduksi tiga jenis produk A, B, dan C adalah
sebagai berikut :
Keterangan Produk A Produk B Produk C Total
Penjualan 500.000.000 800.000.000 150.000.000 1.450.000.000
Biaya Variabel 250.000.000 480.000.000 140.000.000 870.000.000
Laba Kontribusi 250.000.000 320.000.000 10.000.000 580.000.000
Biaya Tetap Langsung
Iklan 10.000.000 10.000.000 10.000.000 30.000.000
Gaji 37.000.000 40.000.000 35.000.000 112.000.000
Penyusutan 53.000.000 40.000.000 10.000.000 103.000.000
Total biaya tetap langsung 100.000.000 90.000.000 55.000.000 245.000.000
Laba Operasi Segmen 150.000.000 230.000.000 (45.000.000) 335.000.000
Beban Tetap Umum - - - 125.000.000
Laba Operasi Peusahaan - - - 210.000.000

Perusahaan sedang mempertimbangkan apakah produk C (merugi) diteruskan atau dihentikan. Namun manajer
pemasaran memprediksi apabila produk C dihentikan, akan mempengaruhi penurunan penjualan produk A
sebanyak 10% dan Produk B sebesar 8%.

Diminta:
a. Tentukanlah jenis biaya yang relevan dan tidak relevan.
b. Apakah produk C diteruskan atau dihentikan

Jawaban:
a. Jenis biaya relevan dan Tidak Relevan.
Biaya Relevan : Biaya Variabel, Iklan, dan Gaji
Biaya Tidak Relevan : Penyusutan dan Biaya Tetap Umum
b. Mengambil Keputusan diteruskan atau dihentikan
Keterangan Meneruskan Menghentikan Perbedaan Jumlah
(Produk Total) Produk A dan B ) Jika meneruskan
Penjualan 1.400.000.000 1.186.000.000* 264.000.000
Biaya Variabel 870.000.000 666.600.000** 203.400.000
Laba Kontribusi 580.000.000 519.400.000 60.600.000
Biaya Tetap Langsung
Iklan 30.000.000 20.000.000 10.000.000
Gaji 112.000.000 77.000.000 35.000.000
Total Biaya Tetap Langsung 142.000.000 97.000.000 45.000.000
Laba Operasi 438.000.000 422.400.000 15.600.000

Keputusan yang diambil adalah meneruskan Produk C, karena laba operasi lebih besar sebesar Rp.
15.600.000 dari pada menghentikan.
Keterangan
* Produk A + B = (90% x 500.000.000) + (92% x 800.000.000) = Rp. 1.186.000.000
** Produk A + B = (90% x 250.000.000) + (92% x 480.000.000) = Rp. 666.600.000

4. Meneruskan atau menghentikan dengan alternative penggunaan dari fasilitas


Ketika terjadi penghentian lini produk yang merugi, ada kemungkinan mengganti produk yang baru dengan
menggunakan fasilitas produk yang merugi tersebut. Disisi lain, produk lini yang dihentikan dapat menurunkan
penjualan lini produk yang lainya. Pertanyaanya, apakah lini produk yang merugi tersebut tetap dihentikan
dengan produk yang baru ? Jawabanya, tergantung prediksi laba kontibusi jika menghentikan lini produk yang
merugi dan atau laba kontribusi jika mengganti produk yang baru.

Ilustrasi
Laporan laba rugi Variable costing yang memproduksi tiga jenis produk A, B dan C adalah sebagai berikut :

Keterangan Produk A Produk B Produk C Total


Penjualan 500.000.000 800.000.000 150.000.000 1.450.000.000
Biaya Variabel 250.000.000 480.000.000 140.000.000 870.000.000
Laba Kontribusi 250.000.000 320.000.000 10.000.000 580.000.000
Biaya Tetap Langsung
Iklan 10.000.000 10.000.000 10.000.000 30.000.000
Gaji 37.000.000 40.000.000 35.000.000 112.000.000
Penyusutan 53.000.000 40.000.000 10.000.000 103.000.000
Total biaya tetap langsung 100.000.000 90.000.000 55.000.000 245.000.000
Laba Operasi Segmen 150.000.000 230.000.000 (45.000.000) 335.000.000
Beban Tetap Umum - - - 125.000.000
Laba Operasi Peusahaan - - - 210.000.000

Perusahaan sedang mempertimbangkan penghentian produk C (Merugi) dengan mengganti produk baru yaitu
produk D. Adapun prediksi laporan laba rugi produk D adalah sebagai berikut :

Laporan Laba-rugi produk D, metode laba-rugi Variable Costing


Penjualan Rp. 100.000.000
Biaya Variabel Rp. 40.000.000
Laba Kontribusi Rp. 60.000.000
Beban Tetap Langsung Rp. 55.000.000
Laba Operasi Segmen Rp. 5.000.000

Akibat dari penghentian Produk C (yang merugi) diprediksi adanya penurunan penjualan produk A sebesar 10%
dan Produk B sebesar 8%
Diminta:
Apakah Produk C diganti dengan produk D.

Jawaban :
Menghentikan Produk C dengan mengganti produk D.
Keterangan Meneruskan Produk Menghentikan dan Perbedaan jumlah
(A,B,C Total) Mengganti (A,B & D) Jika meneruskan
Penjualan 1.450.000.000 * 1.286.000.000 164.000.000
Biaya Variabel 870.000.000 ** 706.600.000 163.400.000
Laba Kontribusi 580.000.000 579.000.000 600.000
Keputusan yang diambil adalah menghentikan produk C dengan mengganti produk baru D, Alasanya, karena
adanya tambahan laba kontribusi sebesar Rp. 60.000

Keterangan :

* Produk A, B dan D = (90% x 500.000.000) + (92% x 800.000.000) + 100.000.000 = Rp. 1.286.000.000

** Produk A, B dan D = (90% x 250.000.000) + (92% x 480.000.000) + 40.000.000 = Rp. 706.600.000

5. Keputusan pesanan khusus


Pada saat perusahaan sedang beroperasi di bawah kapasitas normal, ada pelanggan memesan produk dibawah
harga jual normal, tentu dapat dipertimbangkan apakah pesanan khusus tersebut diterima atau ditolak. Sudah
barang tentu dasar pertimbanganya adalah menggunakan fasilitas yang belum terpakai atau menganggur serta
pertambahan laba akibat penerimaan pesanan khusus. Pada prinsipnya, pesanan khusus diterima apabila
terdapat penambahan laba dari penjualan normal, tetapi ditolak apabila tidak ada penambahan laba.

Ilustrasi
Sebuah perusahaan memproduksi satu jenis produk berdasarkan kapasitas normal 10.000 unit per tahun. Pada
saat ini perusahaan beroperasi pada kapasitas dibawah normal, yaitu 8.000 unit atau kapasitas 80%.
Data-data biaya dan Produk selama tahun 2011, yaitu :
Keteranga Jumlah Biaya Biaya Per Unit
Rp. Rp.
Biaya Variabel :
Bahan baku langsung 160.000.000 20.000
Upah langsung 150.000.000 18.750
Overhead 80.000.000 10.000
Pengemasan 20.000.000 2.500
Komisi 16.000.000 2.000
Distribusi 8.000.000 1.000
Total Biaya Variabel 434.000.000 54.250
Biaya Tetap :
Gaji 120.000.000 8.000
Penyusutan 24.000.000 3.000
Utilitas 16.000.000 2.000
Pajak 10.000.000 1.250
Lain-lain 15.000.000 1.875
Total Biaya Tetap 175.000.000 18.125
Total Biaya 609.000.000 72.375

Unit barang yang diproduksi atau 8.000 telah laku dijual dengan harga Rp. 100.000 per unit. pada tahun 2011,
ada seorang pelanggan memesan khusus 1.000 unit dengan harga penawaran dibawah total biaya per unit, yaitu
seharga Rp. 65.000 per unit. penawaran dilakukan langsung ke perusahaan sehingga tidak ada komisi perantara
bisnis, serta biaya distribusi ditanggung oleh pemesan.

Diminta :
Apakah perusahaan menerima atau menolak pesanan khusus tersebut.

Jawab :
Menerima atau menolak pesanan khusus
Keterangan Menolak Pesanan Khusus Menolak Pesanan Khusus
(8.000) Unit (8.000) Unit
Penjualan 800.000.000 a 865.000.000 b
Biaya Variabel 434.000.000 c 485. 250.000 d
Laba Kontribusi 364.000.000 379.750.000
Keputusan yang diambil adalah menerima pesanan khusus, karena ada penambahan laba kontribusi sebesar Rp.
15.570.000 atau Rp. 379.750.000 – Rp. 364.000.000

Keterangan :

a. Produk normal 8.000 x Rp. 100.000 = Rp. 800.000.000


b. Produk normal + Pesanan Khusus = (8.000 x 100.000) + 1.000 (65.000)
= Rp. 865.000.000
c. 8.000 unit x Rp. 54.250 = 434.000.000
d. (8.000 unit x Rp. 54.250) + 1.000 unit (Rp. 54.250 – Rp. 2.000 – Rp 1.000)
= Rp. 434.000.000 + 51.250.000 = Rp. 485.250.000

5. KEPUTUSAN MENJUAL ATAU MEMPROSES LEBIH LANJUT

Ada perusahaan yang menghasilkan produk gabungan dengan mengeluarkan biaya bersama. Dan pada saat titik
pemisahaan produk gabungan langsung dijual atau diproses lebih lanjut, yang tujuanya adalah menambah
pendapatan. Produk gabungan (joint product) adalah produk-produk yang tidak dapat dipisahkan. Biaya bersama
(common cost) adalah biaya dari sumber daya yang digunakan dalam output dari dua atau lebih produk atau jasa
berbeda, setelah melalui proses bersama. Contoh perusahaan yang menghasilkan produk bersama dengan
mengeluarkan biaya bersama, seperti pegolahan bijih besi, yang menghasilan emas, yang menghasilakan tembaga.
Contoh lainya, pada pertanian yang memproduksi tomat dimana tomat yang sudah matang disortir menjadi tomat
yang besar tanpa cacat, tomat berukuran sedang dan seterusnya.
Ilustrasi
Tuan joko adalah seorang petani Tomat yang professional dibidang pertanian. Pada bulan Desember 2011
menghasilkan tomat yang sudah matang dan disortir menjadi jenis. Jenis A adalah tomat berukuran besar tanpa
cacat, tomat B adalah tomat berukuran sedang tanta cacat, dan tomat C adalah tomat yang tidak dapat
dikategorikan kepada jenis A dan B. Harga jual per kg untuk tomat jenis A Rp. 25.000, jenis B Rp. 18.000 dan jenis C
Rp. 10.000 . Jumlah biaya bersama tmat sampai pada titik pisah Rp. 100.000.000 untuk setiap 10 Ton atau 10.000
kg tomat.
Tuan joko sedang mempertimbangkan untuk tomat jenis C apakah dijual pada saat titik pisah atau diproses lebih
lanjut menjadi saus tomat. Biaya pemrosesan saus tomat adalah Rp. 1.500 per kg dan harga saos tomat per kg Rp.
13.000.

Diminta :
a. Apakah biaya bersama (joint cost) merupakan biaya relevan dalam pengambilan keputusan untuk proses
lebih lanjut jenis tomat C
b. Keputusan yang dipilih tuan joko apakah menjual pada titik pisah atau diproses lebih lanjut menjadi saos
tomat.

Jawaban :

a. Biaya bersama yang besarnya Rp. 100.000.000 merupakan biaya masa lalu (sunk cost) dan tidak dapat
mempengaruhi pengambilan keputusan untuk proses lebih lanjut atas tomat jenis C oleh karena itu biaya
bersama tersebut adalah biaya tidak relevan.
b. Mengambil keputusan menjual atau memproses lebih lanjut
Keterangan Memproses Menjual Perbedaan jk
Lebih Lanjut Memproses
Pendapatan per kg 13.000 10.000 3.000
Biaya Proses Lebih Lanjut (per kg) 1.500 - 1.500
Manfaat 11.500 10.000 1.500
Keputusan yang dipilih adalah memproses lebih lanjut dari jenis tomat C menjadi saos tomat. Alasanya
mendapat pendapatan lebih besar Rp. 1.500 dari pada menjual langsung pada titik pisah.

6. SOAL KAJI ULANG


Sukses perusahaan memproduksi satu jenis peralatan ringan dengan biaya per unit sebagai berikut :
Bahan baku langsung Rp. 20.000
Tenaga Kerja Langsung Rp. 10.000
Overhead Variabel Rp. 30.000
Overhead Tetap Rp. 15.000
Total Biaya Per Unit Rp. 75.000

Informasi tambahan adalah :


1. Perusahaan mengeluarkan biaya penjualan variable Rp. 10.000 untuk setiap unit peralatan yang terjual. Biaya
penjualan tetap Rp. 300.000.000 per tahun dan Biaya umum tetap Rp. 200.000.000 (tidak ada biaya umum
variable)
2. Harha jual peralatan adalah Rp. 120.000 per unit
3. Kapasitas produksi normal adalah 300.000 unit per tahun karena kelesuan perusahaan hanya memproduksi
180.000 unit.

Ternyata diluar wilayah perusahaan ada yang memesan kusus sebanyak Rp. 100.000 unit dengan harga Rp.
7.000 per unit (dibawah harga jual normal)

Diminta :
Berikanlan justifikasi kualitatif dan kuantitatif apakah pesanan khusus tersebut diterima atau ditolak.

Jawaban :
Justifikasi Kualitatif
Perusahaan beroperasi dibawah kapasitas normal, untuk itu menerima pesanan khusus yang dapat mendorong
hamper terpenuhinya kapasitas normal. Disisi lain jika pesanan khusus diterima maka dapat dihindari
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). PHK dapat mempengaruhi reputasi perusahaan yang berdampak pada
kelangsungan hidup perusahaan dimasa depan.

Justifikasi Kuantitatif
Harga penawaran khusus yang lebih rendah membuat perusahaan menghitung biaya dan manfaat pesanan
khusus yang mengacu pada profitabilitas perusahaan. Perhitungan kuantitatif tentang biaya dan manfaat adalah
sebagai berikut :
Keterangan Menerima Pesanan Khusus Menolak
(180 rb + 100 rb = 280 rb) (180 rb unit)
Pendapatan 28.600.000.000 a 21.600.000.000 b
Biaya Variabel
Bahan baku 5.600.000.000 c 3.600.000.000 d
e
Upah langsung 2.800.000.000 1.800.000.000 f
Pemasaran 1.800.000.000 g 1.800.000.000 h
i
Overhead 8.400.000.000 5.400.000.000 j
Total biaya variabel 18.600.000.000 12.600.000.000
Laba Kontribusi 10.000.000.000 9.000.000.000

Keputusanya adalah menerima pesanan khusus, karena ada penambahan laba kontribusi Rp. 1.000.000.000
yaitu Rp. 10.000.000.000 - Rp. 9.000.000.000.

Keterangan :
a. (180.000 unit x Rp. 120.000) + (100.000 unit x Rp. 70.000) = Rp. 28.600.000.000
b. (180.000 unit x Rp. 120.000) = Rp. 21.600.000.000
c. (180.000 unit x Rp. 20.000) + (100.000 unit xRp. 20.000) = Rp. 5.600.000.000
d. (180.000 unit x Rp. 20.000) = Rp. 3.600.000.000
e. (180.000 unit x Rp. 10.000) + (100.000 unit x Rp. 10.000) = Rp. 2.800.000.000
f. (180.000 unit x Rp. 10.000) = Rp. 1.800.000.000
g. (180.000 unit x Rp. 10.000) + (100.000 unit x Rp.0) = Rp. 2.800.000.000
h. (180.000 unit x Rp. 10.000) = Rp. 1.800.000.000
i. (180.000 unit x Rp. 300.000) + (100.000 unit x Rp.30.000) = Rp. 2.800.000.000
j. (180.000 unit x Rp. 30.000) = Rp. 5.400.000.000

7. SOAL UNTUK LATIHAN

7.1. Soal Teori


1. Apa yang dimaksud pengambilan keputusan taktis ?
2. Secara umum ada enam langkah dalam pengambilan keputusan, sebutkan dan jelaskan ?
3. Jelaskan pengertian biaya relevan dan biaya tidak relevan ?
4. Jelaskan apa yang dimaksud biaya bersama dan produk gabungan ?
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan penyusutan dan biaya tertanam ?
6. Apa yang dimaksud biaya bersama pada titik pisah
7. Mengapa pengaruh kualitatif diperlukan dalam pengambilan keputusan ?
8. Pada saat terjadi pengambilan keputusan membeli atau membeli (membuat) sendiri untuk komponen
tertentu, akhirnya keputusan jautuh pada membeli komponen tersebut dari pihak luas. Sehingga terjadi
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Apakah PHK berpengaruh terhadap reputasi perusahaan ? jelaskan !

7.2. Soal Kasus

1. Selama ini PT Dermawan memproduksi seluruh suku cadang X dengan data-data biaya per unit sebagai
berikut :
Bahan baku langsung Rp. 29.500
Tenaga Kerja Langsung Rp. 4.000
Overhead Variabel Rp. 18.000
Overhead Tetap Rp. 40.000
Total Biaya Produksi Per Unit Rp. 91.500

Ada sebuah perusahaan lain menawarkan suku cadang X dengan harga Rp. 65.000 per unit.
PT Derwaman memproduksi 53.000 unit per tahun. Semuah overhead tidak dapat dihapuskan walaupun
produksi suku cadang X dihentikan. Ditanya :
a. Tentukan jenis biaya yang mana saja sebagai biaya relevan dan tidak relevan
b. Keputusan seperti apa yang dilakukan PT Dermawan membeli atau tetap memproduksi sendir
2. Keputusan melanjutkan atau membeli
Chenpai Company memproduksi tiga produk A, B dan C. Laporan laba-rigi sebagai berikut :

Keterangan Produk A Produk B Produk C Total


Penjualan 150.000.000 160.000.000 210.000.000 3.610.000.000
Biaya Variabel 135.000.000 100.000.000 140.000.000 2.490.000.000
Laba Kontribusi 45.000.000 60.000.000 70.000.000 1.120.000.000
Beban Tetap Langsung 15.000.000 30.000.000 80.000.000 530.000.000
Laba Operasi Segmen 30.000.000 30.000.000 (10.000.000) 590.000.000
Beban Tetap Umum - - - 340.000.000
Laba Operasi Perusahaan - - - 250.000.000
Beban tetap langsung termasuk penyusutan perlengkapan yang dipakai lini produk : Produk A sebesar Rp.
20.000.000, Produk B sebesar Rp. 120.000.000 dan produk C sebesar Rp. 250.000.000

Diminta :

a. Ada dampak pada laba jika produk C dihentikan.


b. Anggaplah produk C dihentikan dan dampaknya terjadi penurunan penjualan produk A sebesar 8%
dan produk B 5%, berapakah pengaruh laba jika produk C dihentikan.
BAB 7
KEPUTUSAN INVESTASI MODAL

1. PENGERTIAN DAN JENIS – JENIS INVESTASI MODAL


Keputusan investasi modal (capital investasi decision) adalah perencanaan, penetapan tujuan dan prioritas ,
pengaturan perdanaan, dan penggunaan kereteria tertentu untuk memilih aktiva jangka panjang. Setiap
organisasi memiliki sumber daya yang terbatas yang akan digunakan untuk mempertahankan atau meningkatkan
profilalitas jangka panjangnya. Sehingga, membuat keputusan investasi modal yang tepat merupakan hal yang
sangat penting untuk kelangsungan usaha dalam jangka panjang. Proses pengambilan keputusan investasi modal
disebut penganggaran modal (capital budgeting). Ada dua jenis proyek penganggaran modal (capital budgeting)
yaitu : proyek independen dan proyek saling eksklusif. Proyek independen (independent projects) adalah proyek
jika diterima atau ditolak tidak akan mempengaruhi arus kas (cash flow) proyek lain. Misalnya keputusan
perusahaan untuk membangun pabrik baru untuk produk baru, tidak mempengaruhi keputusan membuat
produk baru jenis lainnya. Proyek saling eksklusif (mutually exculusive projects) yaitu proyek yang apabila
diterima akan menghalangi proyek lain. Sebagai contoh, sebuah perusahaan yang selama ini menggunakan
operasional produksi secara manual, menggantikan ya dengan sistem otomatisasi. Jadi , jika benar diganti dengan
sistem otomatisasi maka sistem manual akan tersingkir.
2. PENGEMBALIAN YANG WAJAR
Keputusan investasi modal yang tepat akan menerima kembali investasi awal sepanjang u murnya dan
menghasilkan pengembalian yang cukup atas investasi awal pada saat yang sama. Jadi, salah satu tugas manajer
adalah memutuskan apakah suatu investasi modal akan mengembalikan sumber daya awalnya atau tidak dan
memberikan pengambilan yang wajar. Pengambilan yang wajar telah disepakati secara umum adalah setiap
proyek yang baru dapat menutup biaya . kesempatan dari dana yang di investasikah . sebagai contoh, sebuah
perusahaan yang memperoleh daya dari pasar uang dengan bunga 12 persen dan menginvestasikannya dalam
proyek baru , maka proyek baru tersebut harus memberikan pengembalian investasi paling tidak 12 persen.
Pada kenyataannya , dana untuk investasi modal berasal dari sumber yang berbeda yang berarti memiliki biaya
kesempatan yang berbeda. Apabila menggunakan sumber daya yang berbeda, maka perlu dihitung pembaruan
biaya kesempatan yang terjadi perlu dijelaskan. Biaya kesempatan (opportunity cost) adalah penghasilan yang
hilang dari suatu alternatif bisnis karena alternatif bisnis lain yang lebih menguntungkan.
3. LABA AKUNTANSI DAN LABA TUNAI
Dasar penilaian apakah suatu investasi modal diterima atau ditolak , adalah proyeksi hasil atau laba dari investasi
modal tersebut. Ada dua jenis laba yang berkaitan dengan penilaian investasi modal yaitu : laba akuntansi dan
laba tunai.
Laba akuntansi (profit accounting) adalah laba bersih setelah pajak (earnings after tax –EAT ) atau cukup
disebut laba bersih (net income) . laba tunai (cash profit)adalah laba bersih setelah pajak (EAT) ditambah
depresiasi atau penyusutan. Mengapa penyusutan menambah laba bersih sesudah pajak? Alasannya, bahwa
depresiasi adalah biaya tidak tunai (non cash), atau depresiasi hanya sebagai biaya catatan atau biaya akuntansi
yang tidak perlu mengeluarkan uang tunai . laba tunai sering disebut arus kas masuk (net cash flow – CCF) dan
pengeluaran investasi disebut arus kas keluar (cash out flow – COF)
Ilustrasi
Data – data keuangan sebuah perusahaan selama tahun 2012 terdiri dari:
Penjualan Rp. 900.000.000, harga pokok penjualan Rp. 400.000.000, beban operasi tunai Rp.200.000.000dan
beban operasi tidak tunai ( depresiasi ) Rp. 50.000.000, beban bunga Rp. 15.000.000 , dan pajak 30 persen
Diminta:
Hitunglah laba akuntansi dan laba tunai
Jawab:
Penjualan Rp. 900.000.000
Harga pokok penjualan 400.000.000
Laba kotor Rp. 500.000.000
Beban operasi tunai Rp. 200.000.000
Depresiasi (tidak tunai) 50.000.000 250.000.000
Laba sebelah bunga dan pajak Rp. 250.000.000
Beban bunga 15.000.000
Laba sebelah pajak Rp. 235.000.000
Pajak 30% × 235.000.000 70.500.000
Laba bersih sesudah pajak (EAT) Rp. 164.500.000

Maka: laba akuntansi Rp. 164.500.000 dan laba tunai Rp. 164.500.000 + Rp. 50.000 = Rp. 214.500.000

4. NILAI WAKTU DARI UANG


Nilai waktu dari uang (time value of money) merupakan nilai uang yang berbeda jika diterima sekarang (at
present) dibandingkan jika diterima kemudian (future). Hal ini dapat diterima logika karena uang yang diterima
saat ini atau sekarang lebih berharga berhubungan karena dapat di investasikan untuk memperoleh hasil. Contoh
sederhana, pada awal tahun 2011 diterima uang Rp. 100.000.000 yang disimpan di bank untuk memperoleh
bunga 12 persen per tahun. Maka , jumlah uang pada awal tahun 2012 menjadi Rp. 112.000.000 dengan
perhitungan Rp. 100.000.000 + ( 12% × Rp. 100.000.000) artinya, jumlah uang pada awal tahun 2012 sebesar Rp.
112.000.000 adalah sama nilainya dengan jumlah uang Rp. 100.000.000 pada awal tahun 2011. Untuk
menghitung nilai uang sekarang (present value – PV) dapat menggunakan rumus :
1
PV = n
(1+𝑖)
Rumus ini dapat digunakan untuk menghitung nilai uang sekarang (PV) dari penerimaan uang di masa depan
dengan jumlah yang sama besarnya maupun tidak sama besarnya. Apabila penerimaan uang di masa depan
dengan jumlah yang sama besarnya, untuk menghitung PV penerima – penerima tersebut dapat digunakan PV
anuitas, dengan rumus:
1
1− (1+𝑖 )𝑛
PV anuitas =
𝑖
anya bisa digunakan jika penerimaan uang beberapa periode di masa depan adalah sama besarnya.
Keterangan :
I = interest atau tingkat bunga atau biaya modal atau r = rate
n= periode atau waktu

Pada umumnya PV tersebut telah ditetapkan dalam suatu tabel yang disebut dengan tabel PV. Cara membaca
tabel PV adalah yang disebut dengan melihat perpotongan n ( periode) dengan I (interest).
Ilustrasi
1
Membaca tabel PV rumus PV = n
(1+𝑖)
n 10% 11% 12% 13% Cara membaca tabel
1
1 0,909 0,901 0,893 0,885  Jika n = 3 i = 12% PV = (1+0,12)3 = 0,712

2 0,826 0,812 0,797 0,783


1
3 0,751 0,731 0,712 0,693  Jika n = 5 i = 13% PV = (1+0,13)5 = 0,543

4 0,683 0,659 0,636 0,613

5 O,621 0,593 0,593 0,543

1
1− (1+𝑖)𝑛
Membaca tabel PV anuitas Rumus P PV anuitas= 𝑖
n 10% 12% 14% 16% Cara membaca tabel

1 0,909 0,893 0,877 0,862 1


1− (1+0,16)2
 Jika n =2 i=16% PV Anuitas = = 1,605
0,16

2 1,736 1,690 1,647 1,605

3 2,487 2,402 2,322 2,246

4 3,170 3,037 2,914 2,798 1


1− (1+0,14)4
 Jika n=4 i=14% PV Anuitas= = 2,914
0,14

5 3,791 3,605 3,433 3,274

5. MODEL DAN KRITERIA PENILAIAN


Ada dua model penelitian investasi modal dan masing – masing model terdiri dari dua metode. Model dan
metode penilaian tersebut terdiri dari:
5.1 Model Non Diskonto
model non diskonto (non discounting models) adalah suatu model yang mengabaikan nilai waktu dari uang
(time value of Money). Model non diskonto dibagi menjadi 2 cara:
a. periode pengambilan
periode pengambilan (payback periode – Pbp) adalah waktu yang dibutuhkan suatu perusahaan untuk
memperoleh investasi awalnya kembali. Dengan metode Pbp didasarkan laba tunai(cash profit) periode

𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝐴𝑤𝑎𝑙
pengembalian =
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑇𝑢𝑛𝑎𝑖 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛

perhitungan di atas dilakukan apabila laba tahunan besarnya sama. Apabila tidak sama besarnya maka
periode pengembalian dihitung dengan menambahkan laba tahunan sampai dengan investasi awal yang
lebih pendek. Jika telah ditentukan standar periode pengembalian investasi maka proyek investasi
diterima apabila Pbp lebih pendek dari standar pengukuran dan jika sebaliknya ditolak. Kelemahan utama
dari metode ini adalah tidak memperhitungkan nilai waktu dari uang, sedangkan keuntungannya dimana
perhitungannya cukup mudah.

Ilustrasi
Rumah sakit sehat betul merencanakan pembelian “ generator canggih” untuk mengatasi jika listrik
padam. Harga generator Rp. 1.000.000.000, umur ekonomis 5 tahun dengan nilai residu nol. Laba tunai
atau arus kas yang di proyeksikan dari generator tersebut selama 5 tahun adalah Rp. 500.000.000
jumlahnya sama setiap tahun.

Di minta:
1) hitunglah periode pengembalian (PbP) asumsikan pada standar periode pengembalian 2,5 tahun.
Apakah proyek investasi generator canggih diterima atau ditolak?
2) Asumsikan pula arus kas masuk tahunan tidak sama besarnya, berubah menjadi tahun I
Rp.300.000.000, tahun II Rp.400.000.000, tahun ke III Rp.500.000.000, tahun IV Rp. 600.000.000, dan
tahun V Rp. 700.000.000, standar periode pembelian sama yaitu 2,5 tahun. Hitunglah PbP dan
apakah investasi in diterima atau ditolak.

Jawab:
1. Arus kas tahunan sama besarnya.
1.000.000.000
Periode pengembalian = = 2 Tahun
500.000.000

Investasi proyek generator canggih diterima, karena periode pengembalian lebih pendek dari
standar periode pengembalian.
2. Arus kas tidak sama besarnya.
Tahun Investasi awal yang belum tertutupi (awal tahun) Arus kas tahunan

1 Rp. 1.000.000.000 (investasi awal) Rp. 300.000.000(1 tahun

2 Rp. 700.000.000 Rp. 400.000.000 (1 tahun)

3 Rp. 300.000.000 Rp. 500.000.000 (0,6 bulan)

4 - Rp.600.000.000

5 - Rp.700.000.000

Pada tahun ke 3 bahwa investasi awal yang belum tertutupi Rp. 300.000.000, sedangkan arus kas tahunan
pada awal tahun ke 3 adalah Rp. 500.000.000. jadi , pada tahun ke 3 waktu yang diperlukan untuk menutupi
investasi awal adalah 0,6 bulan dengan perhitungan

300.000.000
x 1 Tahun = 0,6 bulan
500.000.000

Jadi, periode pengembalian 2,6 bulan.


Keputusan yang diambil dengan menolak investasi generator karena melebihi standar pengembalian
investasi yaitu 2,5 tahun.

Catatan:
Contoh soal di atas adalah proyek independen, apabila proyek saling eksklusif harus dipilih proyek investasi
yang periode pengembaliannya lebih pendek, tetapi teknis perhitungannya sama seperti di atas untuk
masing - masing proyek investasi .
b. Tingkat pengembalian akuntansi
Tingkat pengembalian akuntansi (accounting rate of return – ARR) adalah suatu metode yang mengukur
pengembalian investasi proyek berdasarkan laba akuntansi ( bukan laba tunai) yang dinyatakan dalam
persentase
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐴𝑘𝑢𝑛𝑡𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 ∗
ARR (%) =
∗∗𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝐴𝑤𝑎𝑙 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑅𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎∗∗∗

Keterangan
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐴𝑘𝑢𝑛𝑡𝑎𝑛𝑠𝑖 𝑆𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑈𝑚𝑢𝑟 𝑃𝑟𝑜𝑦𝑒𝑘
*Laba akuntansi rata – rata =
𝑈𝑚𝑢𝑟 𝑃𝑟𝑜𝑦𝑒𝑘
**Investasi awal = Investasi Mula-mula atau Awal Investasi
𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝐴𝑤𝑎𝑙+𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑆𝑖𝑠𝑎
***Investasi rata – rata =
2

Kriteria pengukuran metode ARR dengan membandingkan ARR yang ditemukan sebagai standar (proyek
independen) dengan ketentuan jika ARR standar pengukuran lebih besar dari ARR yang di proyeksikan maka
proyek investasi di tolak dan jika sebaliknya diterima akan tetapi untuk proyek saling eksklusif pilihlah ARR
proyek yang lebih besar.

Ilustrasi
Investasi generator canggih pada sebuah rumah sakit dengan harga perolehan Rp. 1.000.000.000 umur investasi
adalah 5 tahun tanpa nilai residu. Laba akuntansi adalah Rp 300.000.000 pada tahun I, Rp. 400.000.000 pada
tahun II, Rp. 500.000.000 pada tahun III, Rp.600.000.000 pada tahun IV, Rp. 700.000.000 pada tahun V.

Diminta:
Hitunglah ARR dan apakah proyek investasi diterima atau di tolak jika standar pengukuran ARR adalah 40% (
gunakan investasi awal sebagai dasar pembagi laba akuntansi rata – rata )

Jawab:
300.000.000+400.000.000+500.000.000+600.000.000+700.000.000
Laba akuntansi rata – rata =
5
= 500.000.000
500.000.000
ARR = x 100% = 50%
1.000.000.000
Keputusan investasi generator di terima proyeksi I ARR lebih besar dari ARR standar pengukuran yaitu 40%

Catatan :
Kriteria pemakaian untuk metode ARR adalah menerima usulan proyek investasi apabila ARR proyeksi lebih
besar dari pada ARR standar pengukuran. Apabila tidak menggunakan standar pengukuran gunakan prinsip
pengembalian investasi (rate of return) yang wajar. Kelemahan metode ARR sama seperti metode Pbp yaitu
tidak memperhitungkan nilai waktu dari uang dan keuntungannya pun sama seperti metode Pbp yaitu
perhitungannya cukup mudah.

5.2 Model Diskonto


Model diskonto (discounting models) adalah suatu model analisis penilaian investasi yang memasukkan nilai
waktu dan uang ataupun konsep diskonto arus kas masuk ( laba tunai) dan arus kas keluar, model diskonto
memiliki dua metode yaitu:
1. Nilai sekarang bersih
Metode nilai sekarang bersih (net present value - NPV) merupakan selisih antara nilai sekarang dari arus
kas masuk (present value cash in – PV cash in) dan arus kas keluar dari investasi (present value
Investment) dengan suatu proyek atau dengan rumus:
NPV = PV cash in - PV cash out.
Kriteria pengukuran dengan metode NPV adalah jika NPV positif berarti menguntungkan atau diterima
dan jika NPV negatif berarti rugi atau ditolak kembali diingatkan apabila arus kas masuk jumlahnya sama
setiap tahun dapat menggunakan PV anuitas jika arus kas masuk jumlahnya berbeda – beda setiap tahun
bisa menggunakan PV anuitas dan atau PV tunggal.

Ilustrasi

Rencana proyek investasi sebesar Rp 3.600.000.000 dengan umur 5 tahun tanpa nilai residu akan
menghasilkan laba tunai atau arus kas masuk yang jumlahnya sama besarnya tiap tahun yaitu Rp.
1.200.000.000.
Diminta :
a. Hitunglah NPV, jika biaya modal atau tingkat diskonto 12%.
b. Apakah rencana proyek investasi diterima atau tidak?
Jawab:
a. Menghitung NPV
Tahun Arus kas masuk Faktor diskonto 12% PV arus kas masuk
(PV Tunggal)
1 1.200.000.000 0,893 1.071.600.000
2 1.200.000.000 0,797 956.400.000
3 1.200.000.000 0,712 854.400.000
4 1.200.000.000 0,636 763.200.000
5 1.200.000.000 0,567 680.400.000

Total PV dari arus kas masuk 4.326.000.000


PV dari investasi Rp. 3.600.000.000× 1,000 3.600.000.000

NPV proyek 726.000.000

b. Pengambilan keputusan berhubungan karena NPV positif yaitu sebesar Rp. 726.000.000 berarti
untung atau proyek investasi diterima.
Catatan penting

1. Arus kas masuk tiap tahun sama besarnya maka menghitung PV arus kas dapat menggunakan
1
1−(1+0,12)5
PV anuitas yaitu = = 3,605
0,12
Maka: Total PV arus kas masuk Rp. 1.200.000.000 × 3,605 = Rp. 4.326.000.000
PV investasi kas masuk Rp. 3.600.000.000 × 1000 = Rp. 3.600.000.000
NPV arus kas masuk Rp 726.000.000

2. Kembali diingatkan, jika arus kas masuk tidak sama besarnya atau berbeda – beda setiap tahun hanya bisa
menggunakan PV tunggal (PV anuitas tidak dapat digunakan)
3. Istilah faktor diskonto (discount factor – DF) mengacu pada besarnya biaya modal atau bunga modal (interest – i ).
4. Apabila PNV dari perhitungan di atas negatif berarti rugi atau tidak.
5. Apabila proyek saling eksklusif , dipilih NPV yang paling besar.
6. Perhitungan PV tunggal dan anuitas dapat dilihat dari tabel PV (sebagai lampiran)

2. Tingkat pengembalian internal (IRR)


Tingkat pengembalian internal (internal rate of return – IRR)adalah suku bunga yang mengatur nilai
sekarang (PV) dari laba tunai atau arus kas masuk suatu proyek sama dengan nilai sekarang (PV) investasi
awal. Dengan kata lain PV dari arus kas masuk setelah dikurangi PV investasi awal sama dengan nol.
Apabila arus kas masuk tahunan sama besarnya, maka lebih dahulu dihitung discount factor (DF) atau
tingkat bunga (interest – i) . berdasarkan PV anuitas dengan rumus, sebagai berikut:

𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 𝐴𝑤𝑎𝑙
df PV anuitas =
𝐴𝑟𝑢𝑠 𝐾𝑎𝑠 𝑇𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛

Apabila df PV anuitas angkanya sama seperti dalam tabel PV anuitas, maka angka yang tepat itu di
kalikan arus kas tahunan merupakan jumlah PV arus kas proyek. Akan tetapi jika df PV tidak persis sama,
maka dilakukan dengan cara coba – coba (Etty and error). Dipastikan menghasilkan NPV arus kas positif
dan negatif. Pada akhirnya, baru dapat ditentukan IRR yang tepat. Jika arus kas masuk dari proyek tidak
sama besarnya setiap tahun, maka untuk menghitung PV arus kas masuk menggunakan dua tingkat suku
bunga secara coba – coba, yaitu yang menghasilkan NPV positif dan negatif sama seperti cara
menghitung PV arus kas tahunan yang jumlahnya sama setiap tahun. Adapun rumus mencari IRR yang
tepat adalah sebagai berikut:

IRR = Ipts + [( 𝑁𝑃𝑉𝑝𝑠𝑡𝑝


𝑁𝑃𝑉𝑝𝑠𝑡𝑝+𝑁𝑃𝑉 𝑛𝑒𝑔
) x (ineg – ipstp) ]
Keterangan :
i pstp = tingkat bunga yang menghasilkan NPV positif
i neg = tingkat bunga yang menghasilkan NPV negatif
NPV neg = NPV negatif ( investasi awal lebih besar dari PV arus kas masuk atau rugi)
NPV pstp = NPV positif (investasi awal lebih kecil dari PV arus kas masuk atau untung)
Ilustrasi

Arus kas masuk sama besarnya setiap tahun (IRR)


Sebuah perusahaan merencanakan investasi proyek Rp 1.201.000.000/ dengan umur 3 tahun tanpa nilai
sisa ( nilai residu).

Diminta:
a. Hitunglah IRR, apabila arus kas tahunan selama umur proyek 3 tahun Rp 500.000.000. apakah usulan
proyek diterima atau ditolak apabila biaya modal 18%?
b. Hitunglah IRR, apabila arus kas tahunan selama umur proyek 3 tahun adalah Rp 509.330.000.000

Jawab
a. Menghitung IRR angka PV anuitas persis sama seperti dalam tabel PV anuitas df
1.201.000.000
PV anuitas => = 2,402 (Lihat tabel PV) Angka 2.402 Terdapat pada perpotongan
500.000.000
n= 3; i = 20% maka, IRR adalah 20%

Bukti
PV arus kas masuk = Rp. 500.000.000 × 2,402 = Rp 1.201.000.000
PV investasi awal = Rp. 1.201.000.000 × 1.000 = Rp 1.201.000.000
NPV proyek Rp 0
Artinya . sesuai dengan definisi IRR yang telah dijelaskan di atas , bahwa PV arus kas masuk
dikurangkan terhadap investasi awal sama dengan nol.
b. Menghitung IRR. Angka PV anuitas tidak tepat sama pada tabel PV anuitas
1.201.000.000
df PV anuitas = 2,358
509.330.000
angka 2.358 berada antara i yaitu i 12% = 2.402 dan i= 14% adalah 2.322 pada n yang sama yaitu 3
artinya pasti ada NPV yang positif dan negatif. Perhitungannya adalah se bagai berikut:

Tahun Arus kas masuk df df anuitas df anuitas 2,402 PV arus kas


tahunan anuitas 2,322 12% masuk 2,322
2,402 i=v=14%

1-3 Rp. 509.330.000 22,42 2,322 Rp. Rp.1.82.664.260


1.223.410.660
PV Investasi awal Rp.1.201.000.000 1.201.000.000 1.201.000.000

NPV proyek +Rp-. 22.410.660 -(Rp.18.335.740)


IRR = 12% + [( 22.410.660
22.410.660 +18.335.740
) x (14% – 12% ) ]

= 12% + [( 22.410.660
40.746.400
) x (14% – 12% ) ]
= 12% + 0,011%
=12,011% atau 0,12011

Bukti :
Hitung dulu PV anuitas dari 12,011% =>
PV arus kas = Rp. 509.330.000 × 2,358 = Rp. 1.201.000.140
PV Investasi = Rp. 1.201.000.000 × 1.000 = Rp. 1.201.000.000
NPV proyek (seharusnya nol tapi karena pembulatan )Rp.140

Ilustrasi
Arus kas masuk (cash in) tidak sama besarnya tiap tahun (IRR)
Rencana untuk sebuah investasi proyek dengan investasi awal adalah Rp.400.000.000. dengan umur 4 tahun
tanpa nilai sisa. Arus kas masuk tahunan adalah : tahun Rp 190.000.000, tahun 2 Rp 170.000.000, tahun 3 Rp
130.000.000, dan tahun 4 Rp 110.000.000, gunakan tingkat recount faktor (df) 20% dan 22%.

Diminta:
a. Hitunglah IRR
b. Asumsikan biaya modal (cost of capital) sebesar 17%, apakah usulan proyek diterima atau ditolak .
Jawab:
a. Menghitung IRR (6 maka PV tunggal)
Tahun Cash in tahun df= 20% df = 22% PV cash in PV cash in
(20%) (22%)

1 190.000.000 0,8333 0.8197 158.327.000 155.743.000

2 170.000.000 0,6944 0.6719 118.048.000 114.223.000

3 130.000.000 0,5507 0.5507 75.231.000 71.591.000

4 110.000.000 0,4823 0.4514 53.053.000 49.654.000

PV dari cash in 404.659.000 391.311.000


PV dari investasi 400.000.000 400.000.000

NPV proyek +4.653.000 -8.789.000

IRR = 20% [( 4.653.000


4.653.000 +8.789.000
) x (22% – 20% ) ]
= 20% + 0,7%
= 20,7% atau 0,207

Usulan proyek diterima karena IRR lebih besar dari biaya modal sebesar 17%

6. PENYESUAIAN ARUS KAS MASUK DAN NILAI SISA TERHADAP INFLASI


Pada saat pengambilan keputusan investasi terdapat dua faktor yang harus disesuaikan pada arus kas masuk, yaitu:
inflasi dan nilai residu atau nilai sisa. Inflasi adalah daya beli uang yang menurun, sementara waktu harga barang
dan jasa semakin mengingkat untuk itu faktor diskonto (discount faktor – df) harus disesuaikan terhadap tingkat
inflasi prosedur sebagai berikut:

1. Hitunglah dulu indeks harga, dengan memperhitungkan : indeks harga =(1 + tingkat inflasi )
2. Faktor diskonto dengan memperhitungkan tingkat inflasi adalah tingkat bunga (interest –i) + tingkat inflasi + ( i
× tingkat inflasi). Nilai residu atau nilai sisa (salvage value) aktiva jangka panjang adalah takssiran harga yang
wajar dari suatu investasi atau investasi jangka panjang pada akhir umur ekonomis investasi tersebut. Nilai sisa
investasi juga harus disesuaikan dengan tingkat inflasi pada akhir tahun investasi.
Ilustrasi
Penyesuaian arus kas masuk dan nilai sisa terhadap inflasi
Rencana investasi proyek dengan nilai investasi awal adalah Rp. 18.000.000. umur proyek adalah 2 tahun dengan
nilai residu Rp. 10.000.000. tingkat bunga adalah 16% per tahun, sedangkan tingkat inflasi 10% per tahun, arus
masuk tiap tahun sama besarnya yaitu Rp. 120.000.000

Diminta:
Hitunglah NPV proyek, apabila tidak memperhitungkan tingkat inflasi dan dengan memperhitungkan tingkat inflasi
(menggunakan metode NPV)

Jawab:
Tidak memperhitungkan tingkat inflasi
Tahun Arus kas masuk & nilai sisa df atau i = 16% PV arus kas masuk & nilai sisa

1 120.000.000 0,862 103.440.000


2 120.000.000 0,743 89.160.000
3 20.000.000 0,743 18.860.000

Total PV cash in dan nilai sisa 207.460.000


Pv investasi awal Rp 180.000.000 × 1,000 180.000.000

NPV proyek +27.460.000

Tahun Arus kas masuk dgn Indeks Arus kas masuk Df yang PV dari arus
nilai sisa harga dengan nilai sisa yang disesuaikan kas masuk dan
disesuaikan dengan inflasi nilai sisa

1 120.000.000 1.100a 132.000.000 0,784c 103.488.000


2 120.000.000 1,210b 145.200.000 0,614d 89.152.800
3 20.000.000 1,210 24.200.000 0,614 14.858.800

Total PV cash in dan nilai sisa 207.499.600


PV investasi awal Rp 180.000.000 × 1,000 180.000.000

NPV proyek +27.499.600

Keterangan
Dengan memperhitungkan inflasi
Indeks harga,
a. (1 +0,1)1 = 1.100
b. (1 + 0,1)2= 1.210
dF yang disesuaikan dengan tingkat inflasi
1
c. 0,16 + 0,1 + (0,16 × 0,1) = 27,6% atau 0,276 => 1 = 0,784
(1+0,216)
1
d. 0,16 + 0,1 + ( 0,16 × 0,1) = 27,6% atau 0,276 => 2 = 0,614
(1+0,216)
7. PERHITUNGAN INFLASI AWAL TERHADAP PENGHEMATAN PAJAK
Salah satu contoh keputusan investasi untuk proyek saling eksklusif (mutually axclusive) adalah penggantian aktiva
tetap yang lama dengan aktiva tetap yang baru. Alasan yang menyebabkan penggantian aktiva tetap yang baru karena
yang lama rusak dan atau ketinggalan jaman. Pada umumnya aktiva tetap yang lama dijual sehingga mungkin timbul
laba atau rugi penjualan aktiva. Untuk menghitung laba dan rugi penjualan aktiva tetap adalah nilai buku aktiva tetap
dibandingkan dengan harga jualnya. Apabila nilai buku aktiva tetap lebih besar dari harga jualnya merupakan laba
penjualan aktiva, jika sebaliknya merupakan rugi penjualan aktiva. Laba atau rugi penjualan aktiva tetap dikenakan
pajak dengan prinsip sebagai berikut:

1. Jika, terjadi laba penjualan aktiva tetap dikenakan pajak tambahan, sehingga mengurangi arus kas yang diterima
dari penjualan aktiva tetap.
2. Jika, terjadi rugi penjualan aktiva tetap dapat mengurangi laba kena pajak, sehingga menghasilkan penghematan
pajak. Hasil dari penjualan aktiva tetap yang lama mengurangi nilai harga perolehan investasi aktiva tetap yang
baru.

Ilustrasi

Perencanaan investasi tentang penggantian mesin lama dengan mesin baru untuk sebuah perusahaan memiliki data –
data sebagai berikut:
1. Mesin lama dibeli 3 tahun yang lalu dengan harga perolehan Rp 500.000.000, dan telah disusutkan sebesar Rp
300.000.000
2. Mesin lama dijual, dan digantikan dengan mesin baru seharga Rp 30.000.000, tingkat diskonto yang digunakan
untuk mesin baru adalah 10% per tahun, tarif pajak penjualan mesin lama adalah 30% dan proyeksi laba tunai atau
arus kas masuk mesin baru selama umur ekonomis adalah sebesar Rp 480.000.000 setiap tahun.

Diminta:
a. Hitunglah nilai investasi awal mesin baru, apabila harga jual mesin lama Rp 160.000.000
b. Hitunglah nilai investasi mesin baru, apabila harga jual mesin lama Rp. 240.000.000
c. Berdasarkan jawaban nomor a diatas, hitunglah NPV mesin baru dengan menggunakan metode NPV.
Jawab:
a. Harga jual mesin lama Rp 160.000.000
Nilai buku mesin lama Rp 500.000.000 – 300.000.000 Rp (200.000.000)
Rugi penjualan mesin baru Rp ( 40.000.000)
Penghematan atau pajak 30% × 40.000.000 Rp 12.000.000
Hasil bersih penjualan mesin lama:
Harga jual mesin lama Rp 160.000.000
Penghematan pajak 12.000.000
Hasil bersih penjualan mesin Rp 172.000.000
Maka, nilai investasi awal mesin baru Rp 844.000.000 + 172.000.000= Rp 672.000.000
b. Harga jual mesin lama Rp 240.000.000
Nilai buku mesin lama 500.000.000 – 300.000.000 200.000.000
Laba penjualan mesin lama Rp 40.000.000
Pajak tambahan 30% × 40.000.000 Rp 12.000.000
Hasil bersih penjualan mesin lama :
Harga jual mesin lama Rp 240.000.000
Pajak tambahan ( 12.000.000)
Hasil bersih hasil penjualan lama Rp 228.000.000
Maka, nilai investasi awal mesin baru Rp 844.000.000 + 228.000.000= Rp 616.000.000
c. Menghitung NPV mesin baru ( metode NPV)
Tahun Arus kas masuk& nilai sisa Faktor diskonto 10% PV arus kas masuk % nilai sisa

1 480.000.000 0,909 436.320.000


2 480.000.000 0,826 396.480.000
3 30.000.000 0,826 24.780.000

Total PV cash in dan nilai sisa 857.580.000


PV investasi awal Rp. 672.000.000 × 1.000 672.000.000

NPV mesin baru +185.580.000

8. SOAL KAJI ULANG


Proyek eksklusif dengan metode Pbp, ARR, NPN dan IRR:
PT. Namora merencanakan dua jenis investasi proye A dan B
Investasi awal proyek A Rp 300.000.000 dengan umur ekonomis 3 tahun, dan nilai residu nol, investasi awal
proyek B Rp. 210.000.000 dengan umur 2 tahun dan nilai residu nol. Proyeksi laba masing – masing proyek adalah :

Proyek A
Tahun Laba bersih setealh pajak Depresiasi

1 80.000.000 100.000

2 85.000.000 100.000

3 90.000.000 100.000
Proyek B

Tahun Laba bersih setelah pajak Depresiasi

1 70.000.000 105.000.000

2 90.000.000 105.000.000

Diminta :
a. Hitunglah laba akuntansi dan laba tunai atau cash in masing – masing proyek
b. Hitunglah Pbp dan proyek yang mana saudara pilih
c. Hitunglah ARR dan proyek yang mana suadara pilih
d. Hitunglah Npv dengan metode NPV dan proyek yang mana saudara pilih
e. Faktor diskonto yang digunakan sebesar 12% untuk masing – masing proyek.
f. Hitunglah IRR dan proyek yang mana saudara pilih
g. Faktor diskonto yang digunakan adalah sebesar 30% dan 40% untuk proyek A, sedangkan untuk proyek
B 44% dan 48%.

Jawab :
a. Laba tunai dan laba akuntansi
Proyek A
Laba akuntansi adalah sebesar laba setelah pajak tahun ke 1 Rp. 80.000.000, tahun ke 2 Rp. 85.000.000,
dan tahun ke 3 Rp. 90.000.000
Laba tunai adalah laba setelah pajak ditambah depresiasi tahun ke 1 Rp 180.000.000, tahun ke 2 Rp
185.000.000, dan tahun ke 3 Rp. 190.000.000

Proyek B
Laba akuntansi adalah sebesar laba setelah pajak tahun ke 1 Rp 70.000.000, dan tahun ke 2 Rp.
90.000.000
Laba tunai adalah sebesar laba setelah pajak tahun ke 1 Rp. 175.000.000, dan tahun ke 2 Rp
195.000.000

Catatan untuk diingat kembali :


 Metode ARR berdasarkan laba akuntansi sedangkan metode Pbp,NPV, dan IRR berdasarkan laba
tunai (cash in).
 Metode Pbp dan ARR tidak memperhitungkan nilai waktu dari uang atau model non discounting,
sedangkan metode NPV dan IRR memperhitungkan nilai waktu dari uang atau model discounting.
b. Metode PbP
Proyek A
Tahun Investasi awal yang belum tertutup Cash in tahunan

1 300.000.000 (1 tahun) 180.000.000


2 120.000.000 (7,78 bulan) 185.000.000
3 - 190.000.000

 Pada tahun kedua investasi awal yang belum tertutup Rp 120.000.000 sedangkan arus kas
masuk tahun ke 2 Rp 185.000.000 jadi pada tahun ke 2 waktu yang dibutuhkan untuk
menutupi investasi awal selama 7,78 bulan dengan perhitungan:
120.000.000
x 12 bulan = 7,78 bulan (8 bulan),
185.000.000

Maka PbP 1,8 bulan

Proyek B
Tahun Investasi awal yang belum tertutup Cash in tahunan

1 210.000.000 (1 tahun) 180.000.000


2 35.000.000 (0,2 bulan) 185.000.000

 Pada tahun ke 2 investasi awal yang belum tertutup Rp. 35.000.000 maka tahun ke 2 waktu yang
dibutuhkan menutupi investasi awal adalah 0,2 bulan. Maka Pbp adalah 1,02 bulan.

Keputusan investasi memilih proyek B karena periode pengembaliannya lebih pendek dari proyek A.

c. Metode ARR
Proyek A
80.000.000+85.000.000+90.000.000
Lab akuntansi rata – rata = = Rp. 195.000.000
3
195.000.000
ARR = = 100% = 65%
300.000.000

Proyek B
70.000.000+ 90.000.000
Laba akuntansi rata – rata = = 8.000.000
2
8.000.000
ARR= x 100% = 38,1%
210.000.000

Keputusan investasi : memilih proyek A karena ARR proyek A lebih besar dari proyek B

d. Metode NPV
Proyek A
Tahun Arus kas masuk & nilai sisa Faktor diskonto 12% PV arus kas masuk &nilai sisa

1 180.000.0000 0,893 160.740.000


2 185.000.000 0,797 147.445.000
3 190.000.000 0,712 135.280.000

Total PV cash in dan nilai sisa 443.465.000


Pv investasi awal Rp 300.000.000 × 1,000 300.000.000

NPV Mesin Baru 143.465.000

Proyek B
Tahun Arus kas masuk & nialai Faktor diskonto 12% PV arus kas masuk & nilai sisa
sisa
1 175.000.000 0,893 156.275.000

2 195.000.000 0,797 155.415.000

Total PV cash in dan nilai sisa 311.690.000


PV investasi awal Rp. 210.000.000 × 1,000 210.000.000

NPV mesin baru 101.690.000

Keputusan investasi memilih proyek A karena menghasilkan NPV positif yang lebih besar dibandingkan
dengan proyek B.

e. Metode IRR

Proyek A

Tahun Cash in tahun Df=36% Df=40% PV cash in (36%) PV cash in (36%)


1 180.000.000 0,735 0,714 132.300.000 128.520.000
2 185.000.000 0,541 0,510 100.085.000 94.350.000
3 190.000.000 0,398 0,364 75.620.000 69.160.000
PV dari Cash in 308.005.000 292.030.000
PV dari investasi Awal 300.000.000 300.000.000
NPV Proyek +8.005.000 -7.970.000
IRR = 36% + [ ( 8.805.000+7.970.000
8.005.000
) x (40% - 3%)]
= 36% + 0,02%
= 36,02 %

Proyek B

Tahun Cash in tahun Df=36% Df=40% PV cash in (36%) PV cash in (36%)


1 175.000.000 0,694 0,676 121.450.000 128.520.000
2 195.000.000 0,482 0,457 93.990.000 89.115.000

PV dari Cash in 215.440.000 204.035.000


PV dari investasi Awal 210.000.000 210.000.000
NPV Proyek +5.440.000 -5.965.000

IRR = 36% + [ ( 5.8440.000+5.965.000


5.440.000
) x (44% - 40%)]
= 44% + 0,02%
= 44,02 %

Keputusan investasi : memilih proiyek B dari pada proyek A karena IRR proyek B lebih besar dari proyek A.

9. SOAL UNTUK LATIHAN


9.1 Soal teori
1. Jelaskan pengertian dari pengambilan keputuan (capital investment decision)
2. Ada dua jenis proyek penganggaran modal (capital bugeting), sebutkan dan jelaskan
3. Sebutkan sebuah contoh untuk proyek independen dan proyek saling eksklusif
4. Jelaskan pengertian dari pengembalian yang normal
5. Apa yang dimaksud dengan biaya kesempatan (opportunity cost)
6. Apa yang dimaksud dengan laba akuntansi dan laba tunai (cash in flow)
7. Jelaskan pengertian dari nilai waktu dari uang
8. Apa yang dimaksud dengan nilai sisa atau nilai residu investasi atau aktiva
9. Apa yang dimaksud dengan NPV positif dan NPV negatif
10. Apa yang dimaksud dengan investasi (inflation)
9.2 Soal kasus
1. Isilah kolom ditolak atau diterima dari tabel yang berikut ini:
No Metode penilaian Hasil peneilaian Standar pengukuran Ditolak atau
penilaian Diterima

1 Pbp 2 tahun 2,5 tahun


2 ARR 30% 28%
3 NPV Positif Positif
4 IRR 25% 23%
2. sebuah perusahaan sedang mengevaluasi sebuah investasi proyek dengan nilai investasi awal sebesar
Rp. 400.000.000 dengan nilai residu nol. Umur ekonomis adalah 4 tahun, selma umur ekonomis
diperkirakan dapat memperoleh laba bersih setelah pajak pada tahun ke 1 Rp. 90.000.000, tahun ke 2
Rp. 70.000.000, tahun ke 3 Rp. 30.000.000, dan tahunke 4 Rp. 10.000.000. penyusutan atau depresiasi
dengan jumlah yang sama besarnya yaitu Rp. 100.000.000 setiap tahun.
Diminta :
a. hitunglah laba akuntansi dan laba tunai setiao tahun
b. hitunglah Pbp
c. hitunglah ARR
d. hitunglah NPV, apabila tingka diskonto 20% per tahun dengan menggunakan metode NPV.
e. Hitunglah IRR adalah 20% dan 22%
3. Rencana investasi proyek dengan nilai investasi awal Rp. 200.000.000. umur proyek 2 tahun dengan nilai
residu Rp. 20.000.000. arus kas masuk yang diperkirakan setiap tahun selama 2 tahun adalah sama
besarnya yaitu Rp 150.000.000 tingkat diskonto adalah 18% per tahun.
Diminta:
Hitunglah NPV dengan menggunakan metode NPV.
BAB 8
BIAYA STANDAR

1. ALASAN BIAYA STANDAR DITERAPKAN

Biaya standar (standard cost) adalah biaya yang seharusnya terjadi untuk membuat atau memproduksi barang atau
jasa, dan biaya standar sudah ditentukan sebelum proses produksi dimulai atau dilakukan.

Ada dua alasan untuk menetapkan biaya standar, yaitu:

1. Perencanaan dan pengendalian


Sistem biaya standar dapatmemperbaiki perencanaan dan pengendalian, serta memperbaiki ukuran kinerja
dengan kata lain biaya standar yang ditentukan lebih dahulu sebagai perencanaan kemudian dibandingkan
dengan biaya aktual sebagai dasar pengukuran kinerja dan pengendalian biaya.
2. Perhitungan harga pokok produk
Dalam sistem biaya standar, biaya- biaya yang dibebankan pada produk dengan menggunakan standar harga dan
kualitas untuk ketiga biaya produksi: bahan baku langsung upah tenaga keja langsung dan biaya overhead.
Standar harga mengacu pada jumlah harga yang seharusnya dibayar untuk jumlah input yang digunakan,
sedangkan standar kualitas mengacu pada jumlah input yang seharusnya digunakan per unit output(atau
keluaran).

2. JENIS-JENIS STANDAR DAN BIAYA STANDAR PER UNIT


Secara umum ada dua jenis standar: standar ideal dan standar yang saat ini tercapai.standar ideal membutuhkan
efisien maksimum dan hanya dapay dicapai jika segala sesuatu beroperasi secara efisien . misalanya , tidak ada
mesin rusak , menganggur atau kurangnya keterampilan untuk melakukan suatu aktivitas. Standar yang saat ini
dapat tercapai artinya segala sesuatu dilakukan secara efisien, tetapi diberikan kelonggaran untuk kerusakan
normal , gangguan , kurangnya keterampilan dan lain-lain dalam batas normal. Disarankan agar menggunakan
standar yang saat ini dapat tercapai, karena jika terlalu ideal membuat pekerja frustasi yang pada gilirannya
menurunkan kinerja.
Biaya produksi standar per unit adalah biaya bahan baku tenaga kerja langsung. Dan overhead untuk setiap unit
produk. Biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga langsung (atau upah langsung) bersifat variabel sedangkan
overhead bersifat variabel dan tetap ( atau biaya campuran).

3. ANALISIS VARIASI, PENCATATAN, DAN PERTANGGUNGJAWABAN


Seperti yang telah dijelaskan tentang biaya standar merupakan biaya yang seharusnya terjadi dan ditentukan
sebelum proses produksi dilaksanakan. Ketika proses produksi dimulai dan selsai, berati biaya sesungguhnya ( atau
biaya aktual) dapat diketahui, sehingga biaya aktual dibandingkan dengan biaya standar melahirkan variasi atau
selisih. Apabila biaya standar lebih kecil dari pada biaya aktual merupakan selisih menguntungkan(favorable-F ) dan
jika sebaliknya merupakan selisih yang merugikan(unfavorable – U) . pencatatan atau akuntasi biaya biaya produk
merupakan mekanisme mendebet dan mengkredit variasi- variasi bahan baku langsung, biaya tenaga kerja
langsung, dan overhead pabrik. Pada prinsipnya biaya standar bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung,
dan overhead pabrik dicatat keperkiraan barang dalam proses sebesar biaya standar dan variasi yang
menguntungkan dikredit dan variansi biaya produksi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Selisih biaya bahan baku langsung
Selisih biaya bahan baku langsung terdiri dari dua faktor, yaitu: selisih harga bahan baku dan selisih
penggunaan ( atau pemakaian ) bahan baku. Selisih bahan baku(materials price variance) merupakan
perbedaan harga bahan baku standar dan harga bahan baku aktual (atau harga beli aktual) dan yang
bertanggung jawab atas selisih harga bahan baku adalah agen pembeli dan bagian pembeli dalam perusahaan.
Selisih penggunaan bahan baku materials usage variance) adalah perbedaan antara bahan baku langsung pakai
yang digunakan ( atau aktual) dan penggunaan bahan baku standar. Yang bertanggungjawab atas selisih
penggunaan bahan baku adalah sebagaian produksi dalam perusahaan.
2. Selisih biaya tenaga kerja langsung
Selisih biaya tenaga kerja langsung terdiri dari dua faktor, yaitu: selisih tarif upah langsung dan selisih efisiensi
tarif upah langsung.
Selisih upah langsung (direct labor rate variance) merupakan perbedaan upah tenaga kerja aktual ( atau yang
dibayar kepada pekerja ) dan biaya standar upah tenaga kerja yang bertanggung jawab atas selisih tarif upah
adalah manajer produksi dalam perusahaan.
Selisih efisiensi upah (direct labor efficiency variance) merupakan perbedaan jam tenaga kerja aktual dan jam
tenaga kerja standar dan yang bertanggung jawab atas selisih efisiensi upah juga manajer produksi.
3. Selisih overhead (atau overheadmanufakturing).
Selisih overhead terdiri dari dua faktor, yaitu: selisih overhead variabel dan selisih overhead tetap. Selisih
overhead variabel merupakan selisih antar tarif overhead aktual dan tarif overhead standar.selisih overhead
variabel dibagi lagi menjadi dua , yaitu: selisih pengeluaran overhead variabel dan selisih efisiensi overhead.
Selisih overhead tetap merupakan perbedaaan antara overhead tetap aktual dengan overhead tetap yang
dibebankan ( overhead tetap yang dibebankan di peroleh tarif standar,overhead tetap dikalikan dengan jam
standar upah langsung yang diizinkan ). Selisih overhead tetap dibagi lagi mejadi dua , yaitu : selisih
pengeluaran overhead tetap dan selisih efisiensi overhead tetap, yang bertanggung jawab atas selisih
overheadnvariabel dan tetap adalah departemen produksi melalui manajer produksi.

Ilustrasi
Analisis variasi dan pencatatan biaya bahan baku langsung, upah langsung, dan overhead.
Biaya standar dari sebuah perusahaan manufaktur untuk tahun 2012 yang memproduksi suatu jenis produk
dan menggunakan satu jenis bahan baku untuk setiap unit produk, adalah sebagai berikut:

Bahan baku langsung 2 kg @Rp 5000 Rp 10.000


Tenaga kerja langsung 0.5 jam @ Rp 10.000 Rp 5.000
Overhead tetap 0,5 jam @ Rp 2.000 Rp 1.000
Overhead variabel 0,5 jam @ 4.000 Rp 2.000
Biaya standar per unit Rp 18.000

Tarif overhead berdasarkan jam tenaga kerja langsung, aktivitas normal pada tahun 2012 adalah 2500 jam tenaga
kerja langsung data – data biaya dan produksi pada tahun 2012, yaitu :
Jumlah yang diproduksi 6.000 unit
Bahan baku yang dibeli dan digunakan 11750 kg Rp 61.100.000
Tenaga kerja langsung 2900 jam Rp 29.580.000
Overhead tetap Rp 6.000.000
Overhead variabel Rp 10.500.000

Diminta
a. Hitunglah variansi harga bahan baku, variansi penggunaan bahan baku dan jurnal yang diperlukan untuk
mencatat variasi – variasi tersebut.
b. Hitunglah variansi tarif tenaga kerja langsung, variansi efisiensi tenaga kerja langsung, dan jurnal untuk
mencatat variansi- variansi tersebut
c. Hitunglah variansi pengeluaran overhead variabel, variabel efisiensi overhead variabel, variansi pengeluaran
overhead tetap , variansi efisiensi overhead tetap, dan jurnal mencatat variansi – variansi tersebut.

Jawab
a. 1. Rumus untuk menghitung variansi harga bahan baku
VHB = ( HA per satuan – HS per satuan ) KA persatuan
2. Rumus untuk menghitung variansi penggunaan bahan baku
VPB = ( KA per satuan – KS per satuan ) HS persatuan
Keterangan :
VPB = Varian penggunaan bahan baku
KA = Kuantitas aktual bahan baku per satuan
KS = Kuantitas standar bahan baku per satuan
HS = harga standar bahan baku per satuan
Maka
VHB = ( 11.750Kg – 12.000Kg*) 11.750
= Rp. 1.250.000 F
*2Kg x 6.000 unit = 12.000Kg

b. 1 Rumus untuk menghitung variansi tarif tenaga kerja langsung


VTTKL = ( TATKL per jam – TSTKL per jam ) AJTKL

Keterangan:
VTTKL = Variansi tarif tenaga kerja langsung
TATKL = Tarif aktual tenaga kerja langsung
TSTKL = Tarif standar tenaga kerja langsung
AJTKL = Aktual jam tenang kerja langsung
Maka
VHB = (Rp. 10.200* - Rp. 10.000) 2.900
= Rp. 580.000 U
29.580.000
* = 5.200
2.900 𝑗𝑎𝑚

2 Rumus untuk menghitung variansi efisiensi tenaga kerja langsung


VETKL = ( AJTKL – SJTKL ) TSTKL per jam
Keterangan
VETKL = Varian efisiensi tenaga kerja langsung
AJTKL = Aktual jam tenaga kerja langsung
SJTKL = Standar jam tenaga kerja langsung
TSTKL = Tarif standar tenaga kerja langsung
Maka
VETKL = ( 2.900 jam - 3.000 jam*) Rp. 10.000
= Rp. 1.000.000 F
*0,5 jam x 6.000 unit = 3.000Kg

c. 1 variansi pengeluaran overhead variansi (VPOV) => Tanpa rumus


overhead actual ( tetap dan variabel ) 6.000.000 + 10.500.000 Rp. 16.500.000
overhead tetap pada kapasitas normal 2500 jam x Rp 200 (5.000.000)
overhead variabel sesungguhnya (atau aktual) Rp. 11.500.000
overhead variabel pada kapasitas aktual 2900 jam x Rp 4000 (11.600.000)
variansi pengeluaran overhead variabel Rp 100.000 F

2 Rumus untuk menghitung variansi efisien overhead variabel.


VEOV = (KA – KS ) TSOV

Keterangan
VEOV = Variansi efisiensi overhead variabel
KA = Kapasitas aktual
KS = Kapasitas standar
TSOV = Tarif, standar overhead variabel

Jika kapasitas aktual (KA) lebih besar dari KS adalah U, jika sebaliknya adalah F, maka:
VEOV =(2900 JAM – 3000 Jam) Rp 4000
= Rp 400.000 F

3 Rumus untuk menghitung variansi pengeluaran overhead tetap


VPOT =( KA – KN ) TSOT => (2.900 jam – 2.500 jam) x RP. 2.000 = Rp.80.000 F
4 Rumus untuk menghitung variansi efisiensi overhead tetap
VEOT = (KA – KS ) TSOT

Keterangan
VEOT = Variansi efisiensi overhead tetap
KA = Kapasitas aktual
KS = Kapasitas standar
TSOT = Tarif standar overhead tetap

Jika KA lebih besar dari KS adalah U, jika sebaliknya F.


Maka:
VEOT = (2900 jam – 3000 jam ) x Rp 2.000
= Rp 200.000 F

Jumlah mencatat variansi – variansi jawaba a, b, dan c.

a. Variansin harga bahan baku langsung (VHB)


Persediaan bahan baku (D) Rp 58.750.000
(11750 Kg x Rp 5000)
Variansi harga bahan baku (VHB) (K) Rp 2.350.000
Hutang dagang/ kas (K) Rp 61.100.000
Keterangan : pada saat membeli bahan baku langsung

Variansi penggunaan bahan baku langsung (VPB)


Barang dalam proses Rp 60.000.000
(12.000 kg X Rp 5000)
Variansi penggunaan bahan baku (VPB) Rp. 1.250.000
Persediaan bahan baku Rp. 58.750.000
Keterangan : pada saat bahan bakku dimasukkan dalam proses produksi.
b. Variansi tarif tenaga kerga langsung (VTTKL Dan variansi efisiensi tenaga kerja langsung(VETKL) dibebankan
kedalam proses produksi.
Barang dalam proses Rp 30.000.000
(3rb jam x Rp.10rb )
Variansi tarif tenaga kerja langsung (VTTKL) Rp 580.000
Variansi efisiensi tenaga kerja langsung (VETKL) Rp 1.000.000
Utang jagi dan upah RP 29.580.000
c. Variansi pengeluaran overhead variabel (VPOV), Variansi efisien overhead variabel(VEOV), Variansi
pengeluaran overhead tetap (VPOT), dan variansi efisien overhead tetap dibebankan kedalam proses
produksi.
Barang dalam proses Rp 18.000.000
{6000 unit x (Rp 2000 + Rp 1000)}
Variansi pengeluaran overhead variabel(VPOV) Rp 100.000
Variansi efisiensi overhead variabel (VEOV) Rp 400.000
Variansi pengeluaran overhead tetap (VPOT) Rp 800.000
Variansi efisien overhead tetap (VEOT) Rp 200.000
Overhead pabrik aktual Rp 16.500.000
4. BAURAN BAHAN BAKU
Jenis variansi yang telah dibahas diatas adalah variansi – variansi yang menggunakan bahan baku satu jenis
untuk satu suatu jenis produk tertentu. Apabila menggunakan lebih dari satu jenis bahan baku untuk satu jenis
produk tertentu akan menimbulkan selisih komposisi bahan baku ( material mix variance) adalah
penyimpangan komposisi standar dengan komposisi aktual( atau sesungguhnya). Selisih hasil(yield variance)
adalah penyimpangan presentase hasil standar dengan presentase hasil aktual . selisih hasil yang terjadi terdiri
dari selisih bahan baku , selisih hasil tenaga kerja langsung, dan selisih overhead pabrik. Selisih komposisi bahan
baku, selisih hasil bahan baku, selisih hasil tenaga kerja langsung, dan selisih overhead dapat sebagai hasil yang
menguntungkan (F) dan yang merugikan(U).

Ilustrasi

Selisih komposisi bahan bakudan selisih hasil


Data – data biaya standar untuk memproduksi 5 unit barang adalah sebagai berikut:
- Bahan baku X sebanyak 6 Kg dengan harga Rp 1500 Per Kg
- Bahan baku y sebanyak 4 Kg dengan harga Rp 2000 per Kg
- Tenaga kerja langsung Rp 15.000
- Overhead ( tetap dan variabel ) Rp 20.000
- Selama bulan desember tahun 2012 telah diproduksi 4.550 unit barang dengan mengunakan bahan baku
X 5.200 Kg dan bahan baku Y Rp 3.800 Kg

Diminta :

a. Selisih komposisi bahan baku (materials mix variance)


Tabel :

Komposisi Selisih
Jenis %komposisi standar Komposis Selisih Harga komposisi
bahan srandar bahan aktual komposisi standar bahan baku
baku bahanbaku baku (2) x bahanbaku bahanbaku bahanbaku yang diminta
9.000 Kg (kg)(3) –(4) per kg (5) x (6)
1 2 3 4 5 6 7
X 60%* 54.000 Kg 5.200 kg 200 kg Rp. 1.500 Rp. 300.000 F
Y 40%* 36.000 kg 3.800 kg 200 kg Rp. 2.000 Rp. 400.000 U
100% 90.000 kg 9.000 kg - - Rp. 100.000 U

Bahan baku standar x sebanyak 6 Kg setiap 5 unit produk


Bahan baku standar y sebanyak 4 Kg setiap 5 unit produk
Total bahan baku x dan y sebanyak 10 Kg setiap 5 unit produk

6
 Komposis standar bahan baku X = x 100% = 60%
10
4
 Komposis standar bahan baku Y = x 100% = 40%
10
Catatan
Jika, komposis standar lebih besar dari komposisi aktual (dalam Kg) adalah menguntungkan (F) , jika , sebaliknya
merugikan (U)

b. 1 Rumus untuk menghitung variansi bahan baku


VHB = ( HA Per satuan - HS per satuan) HrSb persatuan

Keterangan :
VHB = Varian hasil bahan baku
HA = Harga aktual barang diproduksi
HS = Harga standar barang diproduksi
HrSB = Harga rata – rata standar bahan baku

Maka
VHB = (4.550 unit – 4.500 unit*) Rp. 3.400**
= Rp. 170.000 F
61.100.000
= 5.200
11.750 Kg

*presentase hasil untuk 5 unit barang dibutuhkan bahan baku X dan Y sebanyak 6Kg + 4 Kg
5
= 10 Kg, maka presentase hasil x 100% = 50% maka HS = 50% x 9.000 kg = 4.500 Kg
10
(6 x 1.500)(4 x 2.000)
**harga rata – rata bahan baku persatuan = : 5 unit = Rp. 3.400
6+4

2 Rumus untuk menghitung variansi hasil tenaga kerja langsung


VHTKL = (Ha dalam satuan - HA dalam satuan ) Trs TKL per satuan
Keteranga :
VHTKL = Variansi hasil tenaga kerja langsung
HA = Harga aktual barang diproduksi
HS = Harga standar barang diproduksi
Trs TKL = Tarif rata – rata standar tenaga kerja langsung
Maka
VHTKL = (4.550 Unit – 4.500 unit ) Rp. 3000*
= Rp. 150.000 F
*Rp. 150.000 : 5 = Rp. 3.000

3 Rumus untuk menghitung selisih hasil overhead


VHO =(Ha dalam satuaan – HS dalam satuan) Tr SO per satuan
Keterangan:
HA = Harga aktual barang diproduksi
HS = Harga standar barang diproduksi
Tr SO = Tarif rata – rata standar overhead
Maka
VHO = (4.550 unit -4.500 unit) Rp. 4.000*
= Rp. 200.000 F
*Rp. 200.000 : 5 = Rp. 4.000

5. LAPORAN LABA RUGI


Laporan laba rugi bagi perusahaan yang menggunaakan biaya standar dalam menghitung biaya produksi,
variasi – variasi biaya produksi yang timbul diperlakukan sebagai penambahan laba kotor untuk variasi yang
merugikan. Barikut ini adalah bagan laporan laba rugi perusahaan yang menggunakan biaya standar:

Laporan laba rugi


Penjualan Rp. xxxx
Harga pokok penjualan standar xxxx
Laba kotor standar Rp. xxxx

Penyesuaian laba kotor standar


Variansi yang menguntungkan Rp. xxxx
Variansi yang merugikan xxxx xxxx
Laba kotor yang disesuaikan Rp xxxx
Beban operasi
Beban penjualan -
Beban penjualan Rp xxxx
Beban umum dan administrasi xxxx xxxx
Laba bersih sebelum Rp. xxxx
Beban bunga xxxx
Laba bersih sebelum pajak Rp. xxxx
Pajak penghasilan xxxx
Laba bersih sesudah pajak Rp. xxxx

6. SOAL KAJI ULANG


Selisih biaya produksi jurnal dan laporan laba rugi variansi baiya produksi, jurnal dan laporan laba rugi sebuah
perusahaan yang menggunakan biaya standar, dengan biaya standar per unit, adalah sebagai berikut:
Bahan baku langsung 3 Kg @ Rp. 10.000 Rp. 30.000
Tenaga kerja langsung 0,4 jam@ Rp. 20.000 8.000
Overhead tetap 0,4 jam@ Rp. 4.000 1.600
Overhead variabel 0,4 jam @ Rp. 8.000 3.200 +
Biaya standar per unit Rp. 42.800

Tarif overhead tetap berdasarkan jam tenaga kerja langsung dan kapasitas normal perusahaan pada tahun
2012 adalah 2600 jam tenaga kerja langsung.
Informasi biaya dan produksi yang terjadi pada tahun 2012:
Jumlah barang yang diproduksi sebanyak 7000 unit
Tenaga kerja selama 2.650 jam Rp. 55.650.000
Overhead tetap 11.000.000
Overhead variabel 15.000.000
Bahan baku yang dibeli dan digunakan 22.000 kg 231.000.000

Dimita :
a. Hitunglah selisih harga bahan baku, selisih pengunaan bahan baku, dan jurna untuk membuat selisih –
selisih tersebut.
b. Hitunglah selisih tarif upah langsung (atau tenaga kerja langsung), selisih efisiensi tenaga kerja langsung,
dan jurnal untuk mencatat selisih – selisih tersebut.
c. Hitunglah selisih pengeluaran overhead variabel, selisih pengeluaran overhead tetap , dan jurnal untuk
mecatat selisih – selisih tersebut
d. Pada tahun 2012 telah terjual sebanyak 6000 unit dengan harga jual Rp. 80.000 per unit, biaya penjualan
Rp. 60.000.000 dan biaya umum Rp. 70.000.000. beban bunga Rp. 11.000.000 dan tarif pajak penghasilan
28%. Siapkan lah laporan laba rugi tahun 2012.

Jawab :

a. 1 variansi harga bahan baku (VBH) =(HA per satuan – HS per satuan) KA per satuan
= (Rp. 10.500* - Rp. 10.000) 22.000
=Rp. 11.000.000 **U
Rp.231.000.000
* = Rp. 10.500
22.000 kg
** Apabila HA persatuan lebih besar dari HS persatuan adalah U (merugika) dan jika sebaliknya
menguntungkan (F).

2 variansi penggunaan bahan baku(VBH) = (KA per satuan – KS per satuan ) HS persatuan
= ( 22.000 kg – 21.000 kg*) Rp. 10.000
= Rp. 10.000.000 U**
*KS = 3kg x 7000 unit = 21.000 kg
** Apabila KA lebih besar dari KS sebagai yang merugikan (U), jika sebaliknya mengeuntungkan (F).

3 jurnal variasi harga beli


Persediaan bahan baku Rp.220.000.000
(22.000 kg x Rp 10.000)
Variansi penggunaan bahan baku Rp. 11.000.000
Utang dagang/kas Rp. 231.000.000
Jurnal variansi penggunaan bahan baku
Barang dalam proses Rp. 210.000.000
(21.000 kg x Rp. 10.000)
Variansi penggunaan bahan baku Rp. 10.000.000
Persediaan bahan baku Rp. 220.000.000
b. 1 . variansi tarif tenaga kerja langsung (VTTKL) = ( TA per satuaan – TS per satuan)AJTKL
=(Rp. 21.000* - Rp.20.000) 2650 jam
= Rp. 2.650.000 U*
RP.55.650.000
* = Rp. 21.000
2.650 Jam
** Apabila TA per satuan lebih besar dari TS per satuan dianggap sebagai yang merugikan (U) , jika
sebaliknya menguntungkan (F)
2 variansi efisiensi tenaga kerja langsung = (AJTKL – SJTKL) TSTKL per jam
= (2.650 jam – 2.800 jam*)
= Rp. 3.000.000 F**
*0,4 jam x 7.000 unit = 2800 jam
** Apabila AJTKL lebih besar dari SJTKL berarti merugikan (U) , jika sebaliknya menguntungkan (F).
3 jurnal variansi tarif tenaga kerja langsung dan variansi efisiensi tenaga kerja langsung yang dibutuhkan ke
produksi.
Barang dalam proses Rp. 56.000.000
(7.000 jam x Rp. 8.000)
Variansi tarif tenaga kerja langsung 2.650.000
Variansi efisiensi tenaga kerja langsung Rp. 3.000.000
Untung gaji atau upah Rp. 556.650.000

c. 1. Variansi pengeluaran overhead variabel


Overhead actual (tetap dan variabel)* Rp. 11.000.000 + Rp. 15.000.000 Rp. 26.000.000
Overhead pada kapasitas normal 2.600 jam x Rp. 4.000 10.400.000
Overhead variabel actual Rp. 15.600.000
Overhead variabel pada kapasitas aktual 2650 jam x Rp. 8.000 21.200.000
Variansi pengeluaran overhead variabel Rp. 5.600.000 F

2 variansi efisiensi overhead variabel (VEOV) = (KA – KS ) TSOV

=(2650 jam – 2600 jam) Rp.8000

= Rp. 1.200.000 F

*jika kapasitas aktual (KA) lebih besar dari KS berarti menguntung (U) dan jika sebaliknya merugikan (F).

3 Variansi pengeluaran overhead tetap (VPOT) = (KA – KS )TSOV

= (2.650 jam – 2600 jam) Rp. 4.000

= Rp. 200.000 F*

*jika KA lebih besar dari pada KN merupakan yang menguntukan (F), jika sebaliknya merugikan (U).
4 Variansi efisiensi overhead tetap (VEOT) = (KA – KS ) TSOT

= ( 2.650 Jam – 2.800 jam) Rp.4.000

= Rp. 600.000 F

5 jurnal variansi pengeluaran overhead variabel , variansi efisiensi overhead variabel, variansi pengeluaran
overhead ttetap, dan variansi efisiensi overhead tetap.

Barang dalam proses Rp. 84.000.000

(7.000 unit x ( Rp. 1.600 + Rp 3.200)

Variansi efisiensi overhead variabel Rp. 1.200.000

Variansi efisiensi overhead tetap Rp. 600.000

Variansi pengeluaran overhead variabel Rp. 5.600.000

Variansi pengeluaran overhead tetap Rp. 1.200.000

Overhead yang di bebankan Rp. 78.700.000

d. Laporan laba rugi tahun 2012


Penjualan 6000 unit x Rp. 80.000 Rp. 480.000.000
Harga pokok standar 6000 unit x Rp. 42.800 Rp.256.800.000
Laba kotor standar Rp. 223.200.000
Penyesuaian laba kotor
Variansi yang menguntungkan (F)
1. Variansi efisiensi tenaga kerja langsung Rp. 3 000.000
2. Variansi pengeluaran overhead variabel 5.600.000
3. Variansi efisiensi overhead variabel 1.200.000
4. Variansi overhead tetap 200.000
5. Variansi efisiensi oberhead tetap Rp. 600.000
Total variansi yang menguntungkan (F) Rp. 10.600.000
Variansi yang merugikan (U)
1. Variansi harga bahan baku Rp. 11.000.000
2. Variansi penggunaan bahan baku 10.200.000
3. Variansi tarif uapah langsung Rp. 2.650.000
Total variansi yang merugikan (U) Rp. 23.650.000
Variansi bersih merugikan(U) Rp. 13.050.000
Laba kotor yang disesuaikan Rp. 210.150.000
Beban operasi
Beban penjualan Rp. 60.000.000
Beban umum Rp.70.000.000 Rp. 130.000.000
Laba bersih sebelum bunga dan pajak Rp. 80.150.000
Beban bunga 11.000.000
Laba bersih sebelum pajak 69.150.000
Pajak penghasilan 28% x Rp. 69.150.000 19.362.000
Laba bersih sesudah pajak Rp. 49.788.000

7 . SOAL UNTUK LATIHAN

7.1 Soal Teori


1. jelaskan definisi biaya standar
2. sebutkan dan jelaskan jenis biaya produksi
3. ada dua alasan bagi perusahaan untuk menetapkan biaya standar sebutkan dan jelaskan
4. sebutkan dan jelaskan jenis – jenis standar
5. apa yang dimaksud dengan biaya produksi standar per unit
6. siapa yang bertangungjawab atas terjadinya selisih harga bahan baku dan selisih pemakaian bahan baku
7. siapa yang bertanggung jawab atas terjadinya selisih tarif upah langsung dan selisih efisiensi upah langsung
8. apa yang dimaksud dengan selisih hasil dan selisih komposis bahan baku
9. apabiala baiay produksi standar lebih besar dari pada biaya produksi aktual meruakan kerugian
(unfavorable), jelaskan alasannya, mengapa demikian
10. variansi – variansi biaya produksi baik menguntungkan maupun merugikan disesuaikan terhadap laba kotor
pada saat menyusun laporan laba rugi . apa yang dimaksud dengan disesuaikan terhadap laba kotor, jelaskan

7.2 Soal Kasus


1. Menghitung selisih komposis bahan baku dan selisih hasil
Untuk menghasilkan produk A menggunakan dau jenis bahan baku x dan y. Data – data biaya produksi
standar untuk memproduksi 4 unit produk A, adalah sebagai berikut:
Bahan baku x sebanyak 7 kg dengan harga Rp.30.000 per kg
Bahan baku y sebanyak 3 kg dengan harga Rp. 40.000 per kg
Tenaga kerja langsung Rp. 300.000
Overhead variabel dan tetap Rp. 400.000
Selama bulan desember 2012 terdapat informasi:
Jumlah produk A yang telah diproduksi sebanyak 4200 unit
Baha baku yang digunakan terdiri dari : bahan baku x 6000 kg dan
Bahan baku sebanyak 4000 kg.
Diminta :
a. Hitunglah komposisi bahan baku
b. Hitunglah selisih hasil bahan baku, selisih tenaga kerja langsung dan selisih hasil overhead.

2. Variansi biaya produksi dan laporan laba rugi


Data – data biaya produksi standar untuk membuat satu jenis produk pada tahun 2012 adalah sebagai
berikut:
Bahan baku langsung 4 kg @ Rp. 5.000 Rp. 20.000
Tenaga kerja langsung 0,5 jam @ Rp. 10.000 5.000
Overhead variabel 0,5 jam @ Rp. 4.000 2.000
Overhead tetap 0,5 jam @ Rp. 2.000
1.000
Biaya produksi standar per unit Rp. 28.000

Kapasitas normal produksi per tahun adalah 3000 jam tenaga kerja langsung . data – data biaya produksi aktual
tahun 2012 adalah sebagai berikut:
Jumlah produk yang diperoduksi sebanyak 1000 unit
Bahan baku yang dibeli dan digunakan 11.800 kg sebesar Rp. 584.100.000
Tenaga kerja langsung selama 4.990 jam sebesar 24.700.500
Overhead pabrik variabel 19.760.000
Overhead tetap 6.400.000

Informasi penjualan proyek pada tahun 2012 yaitu telah dijuala sebanyak 9.000 unit dengan harga Rp. 60.000 per
unit.
Beban penjual Rp. 50.000.000 dan bahan umum Rp. 70.000.000
Beban bunga Rp. 10.000 dan pajak penghasilan 28%.

Diminta :
a. Hitunglah selisih harga bahan baku dan selisih efisiensi upah langsung
b. Hitunglah selisih tarif upah langsung dan selisih efisiensi upah langsung
c. Hitunglah selisih pengeluaran overhead variabel , selisih efisiensi overhead variabel, selisih pengeluaran
overhead tetap, dan selisih efisiensi overhead tetap
d. Siapkan laporan laba rugi.
BAB 9
MANAJEMEN PERSEDIAAN TRADISIONAL DAN
JUST IN TIME

1. MANAJEMEN PERSEDIAAN TRADISIONAL

Definisi persediaan (inventory) untuk perusahaan manufaktur adalah uang yang dihabiskan organisasi untuk
mengubah bahan baku (atau bahan mentah) menjadi barang jadi. Persediaan bahan baku (raw materials inventory)
untuk perusahaan manufaktur dengan sistem tradisional harus tersedia dalam jumlah yang cukup untuk
menghindari hal – hal yang tidak diinginkan disebut manajemen persediaan tradisional. Namun demikian, perlu
diketahui bahwa persediaan yang cukup besar menelan biaya penyimpanan yang cukup besar juga, yang pada
gilirannya mengurangi laba yang diperoleh perusahaan. Dan perusahaan yang memiliki persediaan yang ditinggi
dibandingkan persaingan cenderung berada pada posisi kompetitif yang lemah. Ada dua kelompok biaya
persediaan (inventory cost) yaitu:
Biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Biaya pemesanaan (ordering cost – OC) adalah biaya – biaya untuk
menempatkan dan menerima pesanan ( biaya administrasi dam dokumen), biaya asuransi untuk pengiriman dan
biaya pembongkaran. Biaya penyimpanan persediaan ( carrying cost – CC) adalah biaya – biaya untuk menyimpan
persediaan . contohnya asuransi pajak persediaan, biaya penanganan , biaya keuangan, sewa ruang penyimpanan,
dan biaya peluang dari dana yang terikat dalam persediaan.

2. KUANTITAS PESANAN EKONOMIS DAN PEMESANAN KEMBALI


Kuantitass atau jumlah pesanan ekonomis (economic order quantity – EOQ) adalah jumlah yang seharusnya
dipesan ( atau diproduksi) untuk minimalkan biaya persediaan (inventory cost). Biaya persediaan adalah total
biaya pemesanan ditambah biaya penyimpanan.
Rumus untuk menghitung kuantitas pesanan ekonomis (EOQ) yaitu:
2 x D x OC
Rumus : EOQ = √
CC

Keterangan:
EOQ = kuantitas atau jumlah pesanan ekonomis
D = permintaan atau persediaan yang dibutuhkan dalam priode tertentu ( biasanya satu tahun).
OC = biaya pemesanan persediaan
CC = biaya penyimpanan ( atau biaya persiapan)

Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa total biaya persediaan adalah biaya pemesanan (ordering cost -
OC) ditambah biaya penyimpanan (carrying cost – CC)

Jumlah biaya pemesanan (OC) = frequensi pemesanan X biaya pemesanan setiap kali memesan
Jumlah biaya penyimpanan(CC) = kuantitas persediaan rata –rata (Q/2) X biaya penyimpanan satiap satu unit
persediaan.
Pemesanan kembali (re – order porint – ROP) adalah titik waktu dimana sebuah pesanan baru dilakukan kembali. Hal
ini merupakan fungsi EOQ, waktu tunggu (lead time), dan dimana tingkat persediaan hampir habis. Waktu tunggu
(lead time) adalah waktu yang diperlukan untuk menerima kuantitas pesanan setelah pesanan dilakukan , sering kali
setelah pesanan kembali dilakukan, tidak ada kepastian atas persediaan yang dipesan. Misalnya , karena kemacetan,
kondisi cuaca yang buruk dan lain – lain yang membuat pesanan tidak tepat diterima pada saat persediaan sudah
hampir habis. Untuk mengatasi ketidak pastian ini perlu perusahaan mengadakan persediaan pengamanan.
Persediaan pengamanan (safety stock) adalah persediaan ekstra yang disimpan sebagai jaminan atas fluktuansi
pemesanan dengan rumus perhitungan sebagai berikut:

Safety stock = (penggunaan maksimal – rata - rata penggunaan) X lead time (waktu tunggu)
Maka , ROP = (tingkat rata – rata penggunaan X lead time)

Ilustrasi
Menghitung EOQ, ROP, safety,dan Inventory cost.
bahan baku yang dibutuhkan suatu perusahaan adalah 10.000 unit per tahun. Biaya pesanan setiap kali memesan Rp.
250.000, sedangkan biaya penyimpanan dari rata – rata persediaan adalah Rp. 20.000 setiap unit.

Diminta :
a) Hitunglah EOQ dan biaya EOQ, hitung juga persediaan untuk 10 kali, 25 kali memesan
b) Asumsikan bahan yang digunakan setiap hari maksimal 60 unit, penggunaan rata – rata bahan baku satiap hari 50
unit . waktu tunggu pesanan adalah 4 hari . hitunglah safety stock dan ROP

Jawab :
a) 1. Menghitung EOQ
2 x 10.000 x 250.000
EOQ = √ = √250.000 = 500 Unit
20.000
2 Menghitung biaya persediaan EOQ
Biaya pemesanan = 20* x Rp. 250.000 = Rp. 5.000.000
Biaya penyimpanan = 500/2 x Rp. 20.000 = 500.000
Jumlah biaya persediaan pada EOQ ( 20 kali memesan) Rp. 5.500.000

10.000 unit
*pesanan setiap tahun sebanyak 20 kali pemesanan = = 20 kali
500 unit
**Artinya biaya persediaan paling ekonomis sebanyak 20 kali memesan dan jumlah tiap kali memesan 500
unit dengan total biaya persediaan paling minimal ( atau ekonomis) Rp. 5.500.000
3. Biaya persediaan 10 kali memesan:
Biaya pemesanan 10 x Rp. 250.000 Rp. 2.500.000
1.000∗
Biaya penyimpanan x Rp. 20.000 10.000.000
2
10.000 unit
* = 1.000 unit
10 kali
Total Rp. 12.500.000

Biaya persediaan 25 kali memesan:


Biaya pemesanan 25 x Rp.250.000 Rp. 6.250.000
400
Biaya penyimpan x Rp. 20.000 4.000.000
2
10.000 unit
* = 400 unit
25 kali
Total Rp. 10.250.000

b) 1. Menghitung safety stock


Penggunaan maksimal per hari 60 unit
Penggunaan rata – rata tiap hari 50 unit
Selisih (safety stock) 10 unit x 4hari = 40 unit
2 ROP = ( 4 x 50 unit) + 40 unit = 240 unit

3. MANAJEMEN PERSEDIAAN JUST IN TIME


Persediaan jusr in time (JIT) meminimalkan persediaan sampai serendah mungkin dan menekan biaya persediaan
sampai dengan nol. JIT menganggap memiliki persediaan yang tinggi merupakan pemborosan bahkan
ketidakmampuan bersaing yang dimungkinkan karena kualitas rendah dan harganya mahal. Sistem JIT(just in time
manufakturing) adalah suatu sistem berdasarkan tarikan permintaan yang membutuhkan barang untuk ditarik
melalui sistem permintaan yang ada, bukan didorong kedalam sistem pada waktu tertentu berdasarkan permintaan
yang diantisipasi. Pembeli JIT( Just ini time purchasing) mensyaratkan para pemasok untuk mengirimkan bahan baku
atas suku cadang tepat pada waktu diproduksi. Produk dan pembelian JIT mewakili usaha terus menerus dalam
mengejar produktivitas melalui penghematan biaya, pengendalian biaya, peningkatan laba, persaingan harga ,
kinerja pengiriman yang baik, dan meningkatkan kualitas.

4. KARAKTERISTIK DASAR JIT


Secara umum ada empat karakteristik dasar JIT, yaitu:
1. Tata letak pabrik.
Dalam lingkungan tradisional proses manufaktur secara batch, produk dipindahkan dari satu kelompok mesin
yang sama ke kelompok mesin yang lain. Masing dengan fungsi yang sama ditempatkan dalam satu area yang
disebut departemen, para pekerja memiliki keahlian spesialisasi . nerneda dengan model JIT, menggunakan
pola sel manufaktur (manufakturing cell) terdiri atas mesin – mesin yang diatur sedemikian rupa, sehingga
dapat digunakan untuk melakukan berbagai operasi secara berurutan. Tiap sel di persiapkan untuk
menghasilkan produk atau kumpulan produk tertentu. Produk dipindahkan dari satu mesin kemesin lainnya
dari awal hingga selesai, sehingga para pekerja yanmg dibutuhkan bukan spesialisasi, akan tetapi memiliki
beberapa keahlian.
Berikut ini digambarkan tata letak manufaktur tradisional dan JIT.

Manufaktur tradisional
Produk A →A →A →A

Mesin bubut Alat gerinda Alat peleburan


Produk B →B →B →B

JIT manufaktur

Gerinda
Gerinda
Bubut peleburan
Bubut peleburan

Produk A barang jadi Produk B barang jadi

2. pengelompokan dan pemberdayaan karyawan


pelatihan pekerja sel untuk melakukan tugas ganda memiliki pengaruh pada relokasi dukungan pelayanan
sel, dengan kata lain para pekerja atau karyawan model JIT memiliki multi keahlian, bukan terspesialisasi,
dan sekaligus memiliki tingkat partisipasi yang lebih tinggi dalam manajemen organisasi.
3. Total pengendalian kualitas
Total pengendalian kualitas (total quality control – TOC) pada intinya suatu usaha tanpa henti untuk suatu
kualitas sempurna, usaha mendapatkan desai produk, dan proses manufaktur tanpa cacat. Artinya kualitas
yang rendah tidak dapat ditoleransi.
4. Ketelusuran overhead pabrik
Dalam model JIT pembebenan overhead pabrik terproduksi hampir seratus persen dengan penelusuran
langsung (direct tracing) , jika ada penelusuran alokasi dan penggerak tidak terlalu signifikan menghitung
biaya produksi per unit sangat mudah karna seluruh biaya produksi (bahan baku langsung, tenaga kerja
langsung, dan overhead ) berdasarkan penelusuran langsung untuk pembebanan biaya produksi ke produk.

5. KETERBATASAN JIT
Apapun keunggulan suatu metode atau model termasuk JIT, memiliki keterbatasan atau kelemahan antara lain:
1. Para pemasok mungkin merasa tertekan karena kontak jangka panjang, memungkinkan perlunya perjanjian
yang baru dalam hal menaikan harga.
2. Bagi pelanggan atau pengecer pada saat tertentu tidak memperoleh produk yang diinginkan karena mode JIT
tidak memiliki banyak persediaan.

Para pekerja atau karjawan perusahaan yang melakukan model JIT, seringkali merasa tenaganya diperas ketika
perusahaan yang bersangkutan beroperasi untuk menghasilkan produk yang banyak atas permintaan pelanggan.
Selain hal diatas , mencari pekerja yang memiliki beberapa keahliat ganda sangat sulit dan jika pun adaupah atau
gaji mereka sangat tinggi.

6. SOAL KAJI ULANG


Menghitung EOQ, biaya persediaan, ROP, dan persediaan pengaman. Sebuah perusahaan manufaktur
membutuhkan bahan baku dalam 1 tahun sebanyak 80.000 unit. Penggunaan bahan baku rata – rata 320 unit per
hari , sedangkan penggunaan bahan baku maksimal 340 unit per hari. Biaya pemesanaan bahan baku Rp. 1.250.000
setiap kali memesan dan biaya penyimpanan Rp.500 per unit. Waktu tunggu (lead time) adalah 10 hari.

Diminta:
1. Hitunglah EOQ, dan biaya persediaan pada EOQ.
2. Hitunglah biaya persediaan untuk 2 kali dan 5 kali memesan.
3. Hitunglah safety stock dan ROP.

Jawab :
2 ×80.000 ×1.250.000
1. a. √ = √400.000.000 = 20.000 unit
500
b biaya persediaan pada EOQ
biaya pemesanan = 4* × Rp. 1.250.000 = Rp. 5.000.000
20.000
biaya penyimpanan = 2
× Rp. 500 =Rp. 5.000.000
biaya persediaan 4 kali memesan =Rp. 10.000.000
80.000 unit
= 4 kali memesan dalam 1 tahun
20.000 unit

2. a . Biaya persediaan 2 kali memesan


biaya pemesanan 2 × Rp. 1.250.000 Rp. 2.500.000
40.000
biaya penyimpanan = × Rp. 500 Rp. 10.000.000
2
biaya penyimpanan 2 kali memesan Rp. 12.500.000
80.000 unit
* = 40.000 unit
5
b . Biaya persediaan 5 kali memesan
biaya pemesanan × Rp. 1.250.000 Rp. 6.250.000
16
biaya penyimpanan × Rp. 500 Rp. 4.000.000
2
biaya persediaan 5 kali memesan Rp.10.250.000
80.000 unit
* 5
= 16.000 unit

3. a Safety stock ( persediaan pengaman)


kebutuhan maksimal per hari 340 unit
kebutuhan rata – rata per hari 320 unit
selisih (safety stock) = 20 unit × 10 hari = 200 unit
b ROP = (10 × 320 unit) + 200 unit = 3400 unit
catatan penting:
perusahaan yang memproduksi sendiri komponen atau suku cadang atau bahan baku( bukan dibeli dari pihak
luar) maka biaya pemesanan tidak ada, maka sebagai gantinya adalah biaya persiapan (set up cost) . biaya
persiapan (set up cost) adalah biaya – biaya untuk menyiapkan peralatan dan fasilitas sehingga dapat digunakan
untuk memproduksi komponen atau suku cadang atau bahan baku tertentu.

7. SOAL UNTUK LATIHAN

7.1 Soal teori


1. Sebutkan definisi persediaan untuk perusahaan manufaktur
2. Ada dua kelompok biaya persediaan, sebutkan dan jelaskan.
3. Apa yang dimaksud dengan ROP dan EOQ.
4. Pada lingkungan manufaktur tradisional bahwa dibutuhkan persediaan yang cukup tinggi. Apa
dampaknya terhadap laba perusahaan.
5. Mengapa persediaan yang tinggi bagi sebuah perusahaan merupakan posisi yang lemah dalam
besaingan pada bisnis, jelaskan alasannya.
6. Jelaskan pengertian dari JIT manufaktur dan JIT pembelian.
7. Ada empat karakteristik dasar dari JIT. Sebutkan dan jelaskan.
8. Jelaskan keterbatasan JIT.

7.2 Soal Kasus


Menghitung EOQ, biaya persediaan, persediaan pengaman, dan ROP.
Sebuah perusahaan membutuhkan bahan baku 80.000 unit setiap tahun. Biaya pemesanan Rp
1.000.000 setiap kali memesan dan biaya penyimpanan Rp. 400 per unit. Bahan baku yang digunakan
setiap hari 220 unit, sedangkan bahan baku maksimal yang digunakan 225 unit setiap hari. Waktu
tunggu adalah 9 hari.

Diminta:
A. Hitunglah EOQ, dan biaya persediaan pada EOQ.
B. Hitunglah biaya persediaan untuk 1 kali,2 kali, dan 5 kali memesan.
C. Hitunglah persediaan pengeman (safety stock dan ROP).
BAB 10
PUSTA PERTANGGUNGJAWABAN DAN PENETAPAN HARGA TRANSFER

1. PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN
Sisitem akuntansi pertanggungjawaban (responcilibty accounting system) adalah sistem yang mengukur berbagai
hasil yang dicapai setiap pusat pertanggungjawaban menurut informasi yang dibutuhkan para manajer untung
mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka. perusahaan yang memiliki beberapa pusat
pertanggungjawaban dapat memilih salah satu dari dua pendekatan pengambilan keputusan untuk menglola
kegiatan mereka yaitu: tersentralisasi dan desentralisasi .pengambilan keputusan tersentralisasi (centerlized
decision making) merupakan berbagai keputusan dibuat pada berbagai tingkat manajemen pusat( manajemen
puncak) dan manajer pada jenjang yang lebih rendah bertanggungjawab atas pengimplementasian keputusan
tersebut. Pengambilan keputusan terdesentralisasi (decentralized decision making) adalah praktek pendelegasian
wewenang pengambilan keputusan kepada jenjang yang paling rendah. Alasan – alasan untuk melakukan sistem
desentralisasi secara umum ada empat yaitu:

1. Mengumpulkan dan menggunakan informasi lokal


Manajemen puncak tidak terlalu mengetahui kondisi lokal, akan tetapi manajer tingkat yang lebih rendah
lebih menguasai informasi lokal sehingga mereka sering berada dalam suatu posisi yang lebih baik untuk
membuat keputusan lokal.
2. Dengan mendesentralisasikan keputusan – keputusan operasional sehari – heri kepada manajer yang lebih
rendah, maka manajemen pusat lebih fokus menanganin perencanaan dan pengambilan keputusan strategi.
Dengan kata lain, keberlangsungan hidup jangka panjang perusahaan harus lebih penting bagi manajemen
pusat dari pada operasional sehari – hari.
3. Melatih dan memotifasi para manajer
Setiap organisasi selalu membutuhkan generasi penerus manajer yang lebih tinggi, artinya manajer lokal atau
manajer yang lebih rendah diberikan peluang membuat keputusan – keputusan penting. Manajer – manajer
lokal yang berhasil mengambil keputusan terbaik akan dipromosikan kemanajer yang lebih tinggi.
4. Meningkatkan daya saing.
Manajer yang lebih renda dapat mengambil keputusan tentang unit yang dipimpinnya sebagai unit yang
mandiri dalam hal menentukan harga dapat bersaing untuk pihak eksternal dan internal.

2. JENIS – JENIS PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN


Pusat pertanggungjawaban (responsibility center ) merupakan segmen atau devinisi bisnis yang manajernya
bertanggungjawab terhadap serangkaian kegiatan – kegiatan tertentu. Ada empat jenis utama pusat
pertanggungjawaban yaitu:
1. Pusat biaya
Pusat biaya (cost center) dimana manajernya bertenggung jawab hanya terhadap biaya. Contohnya, manajer
departemen produksi.
2. Pusat pendapatan
Pusat pendapatan (revenue center) dimana manjernya bertanggung jawab hanya terhadap penjual.
Contohnya manajer depertemen pemasaran.
3. Pusat laba
Pusat laba (profit center ) dimana manajernya bertanggung jawab hanya terhadap penjualan dan biaya,
contohnya, manajer cabang atau devisi.
4. Pusat investasi (investment center )
Dimana manajernya bertanggung jawab terhadap biaya, penjualan dan investasi . contohnya, manajer
investasi.

3. PENGUKURAN KINERJA PERTANGGUNGJAWAB


Setiap pusat pertanggungjawaban yang telah dijelaskan diatas, harus bertanggungjawab tentang kegiatan apa
yang diembannya, yang pada giliranya mengukur kesuksesan para manajer pertanggungjawaban yang
bersangkutan. Berikut ini penjelasan pengukuran kinerja masing – masinag pusat pertanggungjawaban, yaitu:
1. Pusat biaya
Fokus kepada efisiensi biaya, seperti membandingkan anggaran atau standar biaya aktual untuk mengetahui
variansi yang terjadi. Disini , manajer pusat biaya juga harus memahami perhitungan biaya produksi variabel
costing dan full costing, atau memahami tentang biaya aktivitas ( activity based costing – ABC). Sebaiknya
diulang kembali mengenali variabel dan full costing, biaya standar, dan biaya aktivitas yang telah dibahas pada
bab sebelumnya.
2. Pusat pendapatan
Fokus kepada bagaimana meningkatkan penjualan saja, tanpa melihat struktur perubahan biaya. Namun
demikian perlu kordinasi kepada pusat biaya dengan kata lain, pusat pendapatan berusaha untuk
meningkatkan penjualan dari satu priode kepada periode berikutnya.
3. Pusat laba
Laba adalah selisih penjualan dengan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh laba tersebut. Pada
prinsipnya pusat laba berusaha untuk meningkatkan laba segmen atau devisi yang dipimpinya masing –
masing manajer devisi atau cabang. Laba masing – masing devisi atau cabang atau anak perusahaan dapat
dilihat dari laporan laba rugi masing – masing unit.

Ilustrasi
Laporan labarugi segmen atau devisi.
Sebuah perusahaan memiliki dua devisi yaitu devisi radio dan televisi.
Informasi berikut ini untuk bulan desember 2011
Keterangan Devisi televisi Devisi radio
Penjualan Rp. 4.000.000.000 Rp. 2.900.000.000
Harga pokok penjualamn variabel 2.000.000.000 1.500.000.000
Overhead tetap langsung devisi 300.000.000 200.000.000

Tambahan informasi
- Komisi penjualan 5% dari penjualan
- Beban penjualan dan administrasi langsung devisi. Devisi televisi Rp 100.000.000 dan devisi radio Rp
150.000.000
- Beban penjualan dan administrasi umum seluruh devisi Rp. 200.000.000 dan overhead umumnya semua
devisi Rp. 100.000.000

Diminta:
Siapkan laporan laba rugi segmen atau divisi (metode variabel costing)

Jawab:
Laporan laba rugi segmen ( jutaan rupiah).

Keterangan Devisi televisi Devisi radio Total


Penjualan 4.000 2.900 6.900
Biaya variabel
Harga pokok penjualan variabel 2.000 1.500 3.500
Komisi penjualan 5% dari penjualan 200 145 345
Total biaya variabel 2.200 1.645 3.845
Laba kontribusi segmen 1.800 1.255 3.055
Biaya tetap langsung
Biaya penjualan dan adm 100 150 250
Laba bersih segmen 1.700 1.105 2.805
Beban penjualan dan administrasi umum 200
Beban overhead umum 100
Total beban umum 300
Laba bersih perusahaan 2.505

Komisi penjualan televisi = 5% x 4.000 = 200


Komisi penjualan radio = 5% x 2.900 = Rp. 145

4. Pusat investasi
Pengukuran kinerja pusat investasi dapat mengunakan dari salah satu dari tiga cara dibawah ini yaitu :
1. Berdasarkan pengembalian investasi (return on investemnt – ROI) ROI dinyatakan dalam presentase
(relatif) dengan membandingkan laba operasi ( atau laba bersih sebelum bungan dan pajak) dan investasi
atau aktiva operasi rata – rata atau dengan rumus sebagai berikut:
Laba sebelum bunga pajak
ROI (%) = ˣ 100%
Aktiva operasi rata−rata

Nilai buku aktiva awal+Nilai buku aktiva akhir


Aktiva operasi rata- rata =
2

2. Berdasarkan laba residu (residul value – RV) yaitu laba bersih sebelum bunga dan pajak dikurangi tingkat
pengembalian investasi atau aktiva operasi rata – rata .
3. Berdasarkan nilai tambah ekonomi(economic added value - EVA) yaitu laba bersih (laba bersih setelah
pajak ) dikurangi pengembalian yang diharapkan dari investasi atau aktiva operasi rata – rata . jika, EVA
positif perusahaan menciptakan kekayaan dan jika negatif perusahaan menyia – nyiakan modal atau
investasinya.

Ilustrasi
Perhitungan ROI, RV, dan EVA.
Sebuah proyek investasi memberikan data – data laporan laba – rugi pada tahun 2012 yaitu:
Penjualan Rp 2.000.000.000
Harga pokok penjualan 1.500.000.000
Beban penjualan dan administrasi 240.000.000
Beban bunga 10.000.000
Pajak penghasilan 28% dari laba sebelum pajak
Aktiva operasi rata – rata Rp. 1.000.000.000

Diminta :
a. Siapkan laporan laba rugi (metode full costing)
b. Hitunglah ROI, RV, dan EVA. Tingkat pengembalian modal perusahaan 12,5% per tahun.

Jawab :
a. Laporan laba rugi (metode full costing)
Penjualan Rp. 2.000.000.000
Harga pokok penjualan 1.500.000.000
Laba kotor Rp. 500.000.000
Beban penjualan dan administrasi 240.000.000
Laba bersih sebelum bunga dan pajak Rp. 260.000.000
Beban bunga 10.000.000
laba bersih sebelum pajak Rp. 250.000.000
pajak penghasilan 28% X Rp 250.000.000 70.000.000
laba bersih (laba bersih sesudah pajak) Rp 180.000.000

b. 1. Menghitung ROI
260.000.000
ROI = X 100% = 26%
1.000.000.000
2 Menghitung RV (residual value)
Laba bersih sebelum bunga dan pajak Rp. 260.000.000
Pengambilan modal 12,5% x 1.000.000.000 125.000.000
RV Rp. 135.000.000
3 menghitung EVA
Laba bersih sesudah pajak Rp. 180.000.000
Pengambilan modal 12.5% x 1.000.000.000 125.000.000
EVA Rp. 55.000.000
Catatan penting:
Disanrankan menggunakan EVA untuk mengukur pusat investasi, artinya lebih jelas diketahui apakah pusat investasi
menambah kekayaan perusahaan atau menyia – nyiakan investasinya atau modal yang digunakan. Seperti jawaban
soal diatas dengan menggunakan EVA , artinya kekayaan perusahaan bertambah Rp. 55.000.000 pada tahun 2012.
Perlu diingat kembali, bahwa tujuan jangka panjang perusahaan adalah memakmurkan pemilik perusahaan dan
secara logis akan menambah kesejahteraan para pegawainya( pada khususnya manajer).

4. PENETAPAN HARGA TRANSFER


Ketika satu devisi dari satu perusahaan menjual pada devisi lainnya, maka semua devisi – devisi tersebut seta
perusahaan secara keseluruhan teerkena pengaruhnya. Artinya, masing – maasing devisi( penjual dan pembeli)
berusaha untuktidak dirugikan akibat harga transfer. Untuk itu diperlukan kebijakan (policy) tentang penetapan
harga transfer. Dalam penyusun kebijakan penetapan harga transfer bagi penjual maupun bagi pembeli harus
mempertimbangkan biaya peluang (opportunity cost). Pertimbangan biaya peluang artinya adanya harga transfer
minimum bagi evisi penjual dan harga transfer maksimum bagi devisi pembeli. Harga transfer minimum (minimum
transfer pricing) artinya harga transef devisi penjual tidak lebih buruk dibandingkan jika dijual diluar, kondisi
seperti ini sering disebut “ batas bawah (floor)” dari rentang penawaran . harga transfer maksimum (maximum
transfer pricing) artinya harga transfer bagi devisi pembeli tidak lebih buruk jika dibeli dari luar. Kondisi seperti ini
sering disebut “batas atas(ceiling)” rentang penawaran pada prakteknya, ada tiga kebijakan harga transfer yaitu:
1. Harga transfer berdasarkan harga pasar
Jika cara ini yang dilakukan, berarti telah tersedia harga pasar komponen atau suku caadang yang dijual devisi
penjual kepada devisi pembeli. Dengan demikian manajemen pusat tidak perlu campur dengan tenang harga
transfer, karna harga psar sudah jelas untuk dilakukan.
2. Harga transfer berdasarkan biaya
Jika harga pasar produksi ( suku cadang atau komponen) tidak tersedia, maka harga transfer berdasarkan
pembuatan ditambah kenaikan harga (mark up). Mark up dinyatakan dalam presentase tertentu dari jumlah
biaya pembuatan produk . berbicara tentang biaya perlu diingat kembali penggolongan biaya, misalnya :
Biaya penuh (full cost), biaya variabel, dan lain- lain.

Ilustrasi

Sebuah perusahaan memiliki dua devisi yaitu devisi A dan B. Devisi A menjual produk yang di hasilkannya ke
DEVISI B, biaya produksi per unit DEVISI A adalah sebagai berikut:
Bahan baku langsung Rp 15.000
Upah langsung Rp 5.000
Overhead variabel 3.000
Overhead tetap 1.500
Biaya produksi per unit Rp 24.500
Diminta :

a. Hitunglah transfer dengan biaya produk DIVISI A ke DIVISI B. Mark up 20% dari biaya produksi penuh (full
costing)
b. Hitunhlah harga transfer produk DIVISI A ke DIVISI B.mark up 20% dari biaya produksi variabel ( variabel
costing)

Jawab
a. Harga transfer dengan biaya produksi penuh (full costing)
Biaya produksi penuh Rp. 24.500
Mark up 20% X Rp. 24.500 4.900
Harga transfer per unit Rp. 29.400
b. Harga transfer dengan biaya variabel (variabel costing)
Biaya produksi variabel Rp. 23.000
Mark up 20% X Rp. 23.000 4.000
Harga transfer per unit Rp. 27.600
3. Harga transfer dinegosiasikan .
Jika kondisi pasar tidak sempurna, harga transfer dinegosisasikan oleh divisi penjual dan devisi pembeli
dengan mempertimbangkan harga pasar dan kondisi terjual bagi devisi penjual.

Ilustrasi
Dalam sebuah perusahaan yang memiliki devisi A dan B. Devisi A mengelurkan biaya produksi penuh per unit
adalah Rp. 27.500. jika produk devisi A dijual keluar dengan harga Rp. 31.500 per unit dan komisi penjualan
Rp. 3.500 per unit.

Diminta :
Hitunglah harga transfer yang dinegosiasikan dari devisi A apa bila dijual ke devisi B.

Jawab :
Jika devisi A menjual keluar, maka harga jual bersih per unit adalah Rp. 31.500 – Rp. 3.500 = Rp. 28.000.
Maka harga transfer negosiasi yang memungkinkan antara harga Rp. 28.000 sampai dengan Rp. 31.500 per
unit.

5 SOAL KAJI ULANG


1. Menyusun laporan laba rugi segmen (metode variabel costing) sebuah perusahaan memiliki 2 devisi yaitu
devisi A dan devisi B. Informasih masing – masing devisi pada tahun 2012 adalah sebagai berikut:
Keterangan Devisi A Devisi B
Penjualan Rp. 5.000.000.000 Rp. 4.000.000.000
Harga pokok penjualn variabel 2.500.000.000 2.000.000.000
Overhead tetap langsung devisi 750.000.000 500.000.000
Biaya operasi langsung devisi 200.000.000 150.000.000
Biaya operasi umum devisi 125.000.000 100.000.000
Informasih tambahan
Devisi A dan B menjual produknya keluar dengan komisi penjualan 30% dari penjualan.

Diminta:
Siapkan laporan laba rugi segmen(metode variabel costing)

Jawab:
Laporan laba rugi segmen( jutaan rupiah). Metode variabel costing.
Keterangan Devisi A Devisi B Total
Penjualan 5.000 4.000 9.000
Biaya variabel :
HP penjualan variabel 2.500 2.000 4.500
Komisi penjualan 3% dari penjualan 150 120 270
Total biaya variabel 2.650 2.120 4.770
Laba kontribusi segmen 2.350 1.980 4.230
Biaya tetap langsung
Biaya operasi 125 100 225
Laba bersih segmen 2.225 1.880 4.105
Beban operasi umum devisi (Rp.125.000 + Rp.100.000) 225
Laba bersih perusahaan 3.880

*3% x Rp. 5.000 = 150


**3% x Rp. 4.000 = 120

2. Menetapkan harga transfer (harga pasar,biaya dan negosiasi)


Perusahaan yang memiliki devisi X dan Y dengan ketentuan produk devisi X ditransfer ke devisi Y. Biaya
produksi per unit devisi A adalah sebagai berikut:

Bahan baku langsung Rp 25.000


Tenaga kerja langsung Rp 15.000
Overhead variabel Rp 5.000
Overhead tetap Rp 1.000
Biaya produksi per unit Rp 46.000
Harga pasar produksi devisi X adalah Rp 60.000 per unit

Diminta
Hitunglah harga transfer devisi X ke devisi Y, apabila :
a. Berdasarkan harga pasar
b. Berdasarkan biaya ditambah mark up 20% (metode full costing)
c. Berdasarkan negosiasi, jika devisi A menjual keluar memberikan komisi penjualan 4% dari harga pasar
Jawab
a. Harga transfer berdasarkan harga pasar yaitu Rp. 60.000
b. Harga transferberdasarkan biaya plus mark up.
Biaya produksi penuh Rp. 46.000
Mark up 20% x Rp 46.000 9.200
Harga transfer Rp. 55.200
c. Harga jual bersih jika di jual keluar Rp 60.000 – ( 4% x 60.000) = Rp 58.600
Harga transfer negosiasi antara Rp 58.600 sampai Rp 60.000.

6 SOAL UNTUK LATIHAN

6.1 SOAL TEORI


1. Sebutkan definidi sistem akuntansi pertanggungjawaban dan akuntansi pertanggungjawaban.
2. Jelaskan pengertian keputusan tersentralisasi dan keputusan tersentralisasi
3. Sebutkan dan jalaskan alasan – alasan diperlukannya sistem tersentralisasi
4. Sebutkan dan jelaskan jenis – jenis pusat pertanggungjawaban
5. Sebutkan dan jelaskan jenis – jenis kinerja pusat biaya
6. Jelaskan pengeluaran kinerja pusat pendapatan( atau penjualan)
7. Jelaskan pengukuran kinerja pusat biaya dan pendapatan
8. Jelaskan pengukuran kinerja pusat investasi
9. Jelaskan apa yang dimaksud harga transfer minimum dan harga transfer maksimum
10. Ada tiga kerugian harga transfer. Sebutkan dan jelaskan

6.2 Soal Kasus


Perusahaan yang memiliki divisi X ke divisi Y telah disepakati bahwa produk yang dihasilkan divis X ditransfer
ke divisi.
Biaya produksi per unit divisi X yaitu:
Bahan baku langsung Rp. 50.000
Tenaga kerja langsung Rp 2.000
Overhead pabrik variabel Rp. 10.000
Overhead pabrik tetap Rp. 5.000
Biaya produksi penuh per unit Rp. 91.000

Diminta:
Hitunglah harga transfer dari divisi X ke divisi Y, berdasarkan biaya plus mark up 25% apabila
1. Berdasarkan biaya produksi penuh (full costing)
2. Berdasarkan biaya produksi variabel (variabel costing )
BAB 11
BALANCED SCORE CARD, BIAYA TARGET DAN BISNIS INTERNASIONAL

1. BALANCED SCORE CARD (BSC)


Balanced score card adalah sistem manajemen strategis yang mengdefinisikan sistem akuntansi
pertanggungjawaban berdasarkan strategis. Dengan kata lain balance score card menerjemahkan misi dan strategi
organiusasi dalam tujuan operasional dan ukuran kinerja dalam empat tahun perspektif yaitu Perspektif keuangan,
perspektif pelanggan, Perspektif proses bisnis internal dan Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
Sebelum membahas masing – masing perspektif lbih dahulu didefinisikan tentang strategi dan penerjemah
strategi. Strategi adalah pengspesifikasian hubungan yang diinginkan manajemen diantara 4 perspektif yang
dijelaskan diatas. Penerjemahan strategi dalam kerangkan balanced score card adalah “ pemilihan segmen pasar dan
pelanggan yang unit bisnis layani, pengidentifikasian proses internal, serta memiliki kemampuan individual dan
organisasional yang dibutuhkan untuk tujuan internal, pelanggan, dan keuangan”.
Penjelasan ringkasan tentang 4 perspektif balanced score card adalah:
1. Perspektif keuangan
Perspektif keuangan menetapkan tujuan kinerja keuangan jangka pendek dan jangkan panjang.
Perspektif keuangan memiliki 3 tema strategi yaitu: pertumbuhan pendapatan, penurunan biaya dan
penempatan aset (aktiva).
- Pertum buhan pendapatan, mengacu pada peningkatan pendapatan, seperti: menciptakan produk
baru, mengembangkan pelanggan dan pasar yang baru dan lain – lain yang pada prinsipnya dapat
meningkatkan pendapatan perusahaan.
- Penurunan biaya , mengacu pada berkurangnya biaya- biaya yang terjadi pada periode sebelumnya
melalui pembebanan yang tepat, nemar , dan adil kepada objek biaya misalnya, sistem biaya aktivitas
sangat cocok untuk penurunan biaya.
- Penggunaan aset, mengacu pada pemanfaatan aset perusahaan secara efektif, efesien, dan produktif.
2. Perspektif pelanggan
Perspektif pelanggan merupakan umber komponen pendapatan dari tujuan perspekti keuangan. Pada
prinsipnya perspengtif pelanggan mengacu pada nilai pelanggan. Nilai pelanggan (cusromer
value)perbedaan antara realisasi dan pengorbana, dimana realisasi merupakan apa yang pelanggan terima
sedangkan pengorbanan adalah apa yang diserahkan pelanggan dengan tegasnya, pelanggan harus puas
dengan produk atau jasa yang mereka beli. Puas adalah memenuhi harapan bahkan bila perlu melebihi
harapan.
3. Perspektif proses bisnis internal
Proses adalah sarana menciptakan nilai bagi pelanggan dan pemegang saham perusahaan (atau pemilik
perusahaan) untuk mencapai tujuan perspektif proses bisnis internal diperlukan rantai nilai proses. Rantai
nilai proses terdiri dari 3 proses inovasi, proses operasional dan proses pasca penjualan.
4. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan memiliki 3 tujuan utama: peningkatan kemampuan pegawai,
peningkatan motivasi dan pemberdayaan dan pelibatan pegawai, serta peningkatan sistem informasi.

2. BIAYA TARGET
Manajemen siklus hidup menekankan penurunan biaya, bukan pengendalian biaya. Manajemen siklus hidup (life
cycle cost manajemen ) berfokus pada pengelolaan rantai nilai sehingga terbentuk keunggulan bersaing. Untuk
mencapai tujuan ini, para manajer harus menyeibangkan biaya hidup keseluruhan produk, metode pengiriman ,
kinerja dan atribut produk, keistimewaan, ketahanannya, keindahannya, dan kualitas yang dimilikinya. Bagi
keseluruhan hidup produk (whole life cycle of product) adalah biaya siklus hidup suatu produk plus biaya paksa
pembelian oleh pelanggan yang meliputi operasional, dukungan, pemeliharaan, dan pembuangan.
Arus nilai terdiri dari semua aktivitas yang bernilai tambah dan yang tidak bernilai tambah yang dibutuhkan
untuk membawa sekelompok produk atau jasa dari titik awalnya ( seperti pesanan pelanggan atas produk baru)
ketahap produk jadi ketangan pelanggan. Buangan adalah segala sesuatu yang tidak menambah nilai pelanggan.
Contohnya, produk cacat, waktu tunggu yang lama, transportasi barang yang tidak perlu dan lain- lain.
Biaya target (cost target) adalah perbedaan antara harga penjualan yang dibutuhkan untuk menangkap pangsa
pasar yang telah ditentukan terlebih dahulu dan laba per unit yang diinginkan (desired profit). Jika biaya target
kurang dari apa yang saat ini dicapai maka manajemen harus menemukan penurunan biaya yang menggerakkan
biaya aktual ke biaya target. Menemukan penurunan biaya merupakan tantangan utama dari perhitungan biaya
target. Secara umum ada tiga metode penuruna biaya yaitu:
1) Rekayasa berlawanan
Metode ini membedakan produk pesaing untuk mencari lebih banyak keisitmewaan rencangan yang
membuat oenurunan biaya
2) Arus nilai
Arus nilai berfokus pada menaksir nilai yang ditetapkan pada berbagai fungsi produk pada pelanggan. Arus
nilai (value chain) arus yang membentuk semua aktivitas baik yang menambah nilai maupun yang tidak
menambah nilai untuk membawa sekelompok barang atau jasa dari awal sampai produk jadi ditangan
pelanggan.
3) Perbaikan proses
Perbaikan proses mengacu pada efisiensi biaya dimulai dari perancangan, desain produk sampai dengan
produk jadi ditangan konsumen atau pelanggan.

3. PERHITUNGAN BIAYA TARGET


Perhitungan biaya target sangat mudah sekali, yang sulit adalah bagaimana mendefinisikan biaya, pembebanan
biaya kepada objek biaya secara tepat, benar dan adil. Dan yang lebih sulit lagi ketika di perlukan penurunan biaya
dari masing – masing objek biaya.

Ilutrasi
Menetapkan biaya target dan penurunan biaya
Perusahaan manufaktur telah mengeluarkan biaya per unit produk sebesar Rp 225.000. laba yang diharapkan per
unit Rp 50.000. sementara waktu harga pesaing di pasar adalah Rp.250.000 per unit.
Diminta:
1. Hitunglah biaya target
2. Berapakah jumlah penurunan biaya
3. Apakah tantangan bagi manajemen dalam persoalan pertanyaan no 1 dan 2

Jawab:
1. Biaya target
Biaya target = Rp 250.000 – Rp 50.000 = Rp 200.000
2. Penurunan biaya
Penurunan biaya = Rp 225.000 - Rp 200.000 = Rp 25.000
3. Tantangan bagi manajemen
Tantangan yang paling utama bagi manajemen adalah dari objek biaya yang manakah penurunan biaya itu
dicapai, serta bagaimana caranya menurunkan biaya dari objek biaya tersebut.

4. BISNIS INTERNASIONAL
Pembahasan tentang bisnis internasional dibagi menjadi empat sub topik yaitu:
1. Tingkat keterlibatan dalam perdagangan internasional
Perusahaan multinasional (multinational corporation – MNC) adalah perusahaan yang menjalankan bisnis
dilebih dari satu negara dalam suatu volume dimana kesehatan dan pertumbuhan perusahaan bergantung lebih
dari satu negara. Contohnya, makanan siap saji KFC yang perusahaan induknya di Amerika memiliki cabang KFC
di Indonesia dan banyak negara lainnya harus mempertimbangkan sistem hukum yang berlaku dinegara yang
diinginkan menjadi fatner bisnissebagai dasar untuk menentukan struktur perusahaan yang akan dilakukan.
Pada umumnya ada tiga pilihan yaitu : joint venture, anak perusahaan milik sendiri dan ekspor – impor.
Joint venture (perusahaan patungan ) adalah sebuah kemitraan diman para investor menjadi bagian dari
pemilik perusahaan. Contohnya, Toshiba, siemens dan IBM membuat chip memori.
Anak perusahaan yang dimiliki sendiri adalah suatu perusahaan disuatu negara membeli perusahaan yang
sudah berdiri dinegara lain. Jadi perusahaan yang dibeli menjadi anak perusahaan sedangkan perusahaan yang
membeli menjadi perusahaan induk.
Ekspor impor adalah perusahaan yang melakukan penjualan produk ke luar negri ( atau ekspor) dan atau
perusahaan yang membeli produk dari luar negar (impor).
2. Nilai tukar mata uang asing
Apapun struktur perusahaan yang dijelaskan diatas (joint venture, anak perusahaan yang dimiliki sendiri dari
ekspor impor) memiliki persoalan yang utama mengenai nilai tukar mata uang asing. Apabila nilai tukar tetap
maka tidak akan ada masalah. Namaun nilai tukar sering berubah bahkan mengalami perubahan harian.
Misalnya 1 dollar yang ditukar dengan 150 yen pada hari tertentu dapat berubah menjadi senilai 125 yen pada
hari yang lain .
Fluktuasi nilai tukar mengakibatkan ketidakpastian dari operasional perusahaan dalam area internasional.
Salah satu peran penting dari akuntan manajemen adalah mengelola risiko mata uang. Manajemen risiko mata
uang ( currency risk management) mengacu pada pengelolaan perusahaan terhadap risiko transaksi, ekonomi
dan transaksi ( penerjemahan) karena fluktuasi nilai tukar. Risiko transaksi mengacu pada kemungkinan transaksi
tunai dimasa depan akan dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tular. Risiko ekonomi mengacu pada kemungkinan
bahwa nilai sekarang dari arus kas perusahaan dimasa depan akan dipengaruhi oleh fluktuasi nlai tukar. Risiko
transaksi atau risiko akuntansi adalah tingkat dimana laporan keuangan perusahaan terpengaruh oleh nilai
tukar.
3. Menentukan nilai tukar dan jenis mata uang suatu negara
Menentukan nilai tukar mata uang suatu negara dengan negara lain dapat menggunakan cara langsung dan
tidak langsung misalnya 1 dollar Amerika = Rp 10.000(langsung) atau Rp 1 = 0,0001 dollar ( cara tidak langsung) .

Jenis dan singkatan mata uang beberapa negara antara lain:


Nama Mata uang Singkatan dan kepanjangan
Indonesia Rupiah (Rp) IDR= indonesia rupiah
Amerika Dollar ($) USD= United States Dollar
Australia Dollar ($) AUD= Australia Dollar
Jepang Yen (Y) JPY = Japanes Yen
Hongkong Dollar ($) HKD= Hongkong Dollar
Malaysia Ringgit MYR = Malaysia Ringgit
Singapura Dollar ($) SGD = singpura Dollar
Inggris Pound GBP = Great Britain Pound
Arab Real SAR = Saudi Arabia Real
India Ruppe INR = Indian Ruppe
Catatan: mata uang Euro adalah mata uang untuk beberapa negara seperti : Italia , Jerman ,
Francis , Austria, Portugal, Belanda, Islandia, Portugal, Belgia, Finlandia, Yunani, Monako,
Kosovo, Spanyol, Vatikan, Montenegro, San Mario dan Andorra.

4. Keuntungan dan Kerugian nilai tukar


Jika terjadi transaksi bisnis ekspor dan impor memungkinkan timbulnya keuntungan ataupun kerugian nilai
tukar kurs akibat transaksi nilai tukar atau dengan kata lain nilai mata uang satu negara menguat ataupun
melemah dibandingkan dengan mata uang negara lainnya. Istilah menguat (apresiasi) artinya satu unit mata
uang suatu negara mampu membeli lebih banyak mata uang negara kedua, sebaliknya melemah (depresiasi)
berarti mata uang suatu negara membeli unit negara lain lebih sedikit. Apabila terjadi transaksi bisnis antara
satu negara dengan negara lainnya ada dua jenis nilai tukar (Kurs) yaitu Kurs spot dan kurs forward. Kurs spot
adalah nilai tukar dari sutu jenis mata uang terhadap mata uang lain untuk transaksi langung (hari ini). Kurs
forward (kurs diwaktu yang akan datang atau masa yang akan datang) adalah nilai tukar dari satu jenis mata
uang dengan mata uang yang lain dimasa depan tertentu. Kurs forward digunakan untuk lindung nilai
(hedging). Lindung nilai (hedging) adalah suatu cara untuk mengatasi risiko perubahan nilai tukar berdasarkan
kontrak dimasa depan. Kontak dimasa depan (forward contract) mensyaratkan pembeli atau penjual menukar
sejumlah mata uang tertentu ( nilai tukar krus forward) pada tanggal yang sudah di tentukan dimasa depan.
Selisih antara kurs spot dan kurs forward merupakan beban premi ( dianggap sebagai premi asuransi).

Ilustrasi 1
Laba rugi nilai tukar bagi eksportir dan lindung nilai (hedging) supertubs, Inc , yang berbasis di Oklahoma yang
menjual bak mandi cantik didalm negri dan kepada distributor prancis sebnayak 100 unit bak mandi seharga $1.000
per unit dan pembayarannya tanggal 15 maret dengan menggunakan Euro. Nilai tukar pada tanggal 15 januari 0,82
Euro per Dollar ($), berarti piutang supertubs Inc adalah 82.000 Euro ( 0,82 × 100 × $1.000)

Ditanya:
a. Hitunglah beberapa Dollar yang diterima sipenjual bak mandi (SuperTubs Inc) pada tanggal 15 maret, apabila nilai
tukar Euro per dollar tidak berubah yaitu 0,82 Euro per dollar.
b. Berapa dollarkah yang diterima penjual bak mandi ( Super Tubs Inc) apabila nila tukar 0,84 Euro per dollar, dan
beberapa dollar kerugian Super tubs inc akibat penurunan nilai tukar bagi Super Tubs Inc.
c. Asumsikan pula pada tanggal 15 Maret, 0.8 Euro per dollar, berapa dollarkah keuntungan nilai tukar bagi Super
Tubs Inc.
d. Aumsikan juga pada tanggal 15 maret Super Tubs Inc membuat kontrak di depan dengan kurs forward untuk
pembayaran tanggal 15 maret, 0,825 Euro per dollar ( melakukan Hedging) dimana Super Tubs Inc.

Jawab:
a. Dollar yang diterima Super Tubs Inc
Karena Euro tidak berubah nilai tukarnya dari tanggal 15 Januari ke tanggal 15 Maret, tidak ada laba rugi nilai tukar,
jumlah yang diterima PT. Tubs adalah 100 unit x $1.000= $100.000
b. Dollar yang diterima Super Tubs Inc dan laba rugi Nilai tukar
Piutang dollar yang di terima 15 Januari $ 100.000
Penerimaan piutang dalam dollar tanggal 15 Maret 97.619*
Kerugian nilai tukar $ 2.381

82.000 𝑒𝑢𝑟𝑜
∗ = $ 99.619 (𝑝𝑒𝑚𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡𝑎𝑛)
0,84 𝑒𝑢𝑟𝑜

c. Dollar yang diterima Super Tubs Inc dan laba rugi nilai tukar
Piutang dollar yang diterima tanggal 15 Januari $ 100.000
82.000 𝑒𝑢𝑟𝑜
Pembayaran dollar yang diterima tanggal 15 Maret $ 102.000
0,80 𝑒𝑢𝑟𝑜
Keuntungan nilai tukar bagi Super Tubs Inc $ 2.500
d. Menghitung beban premi nilai tukar (Hedging)
Piutang dollar yang di terima tanggal 15 Januari $ 100.000
82.000 𝑒𝑢𝑟𝑜
Pembayaran dollar yang diterima tanggal 15 Maret $ 99.394
0,80 𝑒𝑢𝑟𝑜
Beban premi nilai tukar (untuk pihak bank & Money changer) $ 606
Catatan :

Seandainya Super Tubs Inc, tidak melakukan hedging dengan asuransi 0,84 Euro per dollar makan yang di terima Super
Tubs Inc $ 97.619 (jawab b). Akibat melakukan hedging yang diterima $ 99.394, jadi ada penghematan kerugian sebesar
$ 2.381 (jawab a) -$ 606 = $ 1.775

Ilustrasi 2
Laba rugi nilai tukar bagi Importir dan hedging
Pada tanggal 20 Februari, perusahaan America Inc, di negara bagian Montana membeli komputer perusahaan Jepang,
seharga $ 50.000. pembayaran utang di lakukan pada tanggal 20 Mei dengan menggunakan yen. Nilai tukar pada tanggal
20 Februari (kurs spot) adalah 130 yen per dollar (atau $ 50.000 x 130 yen = 6.500.000 yen)

Diminta:

a. Hitunglah beberapa Dollar yang diterima sipenjual bak mandi (SuperTubs Inc) pada tanggal 20 Mei, apabila kurs
pada tanggal 20 Mei tetap atau 130 yen per dollar.
b. Hitunglah laba-rugi nilai tukar bagi perusahaan America Inc, apabila kurs pada tanggal 20 Mei adalah 135 yen per
dollar.
c. Hitunglah laba-rugi nilai tukar bagi perusahaan America Inc, apabila kurs pada tanggal 20 Mei adalah 129 yen per
dollar.
d. Asumsikan perusahaan America Inc, melakukan hedging, dengan menggunakan kurs forward, pada tanggal 20 Mei
adalah 128,7 yen per dollar. Hitunglah bebas premi nilai tukar untuk perusahaan America Inc.

Jawab:

a. Jumlah yang dibayar perusahaan America Inc,


Kewajiban yang dibayar America Inc, tetap $ 50.000 atau 6.500.000 yen, karena nilai tukar yen tidak berubah
dengan kurs spot 130 yen per dollar.
b. Laba-rugi nilai tukar bagi perusahaan America Inc,
Kewajiban dalam dollar pada tanggal 20 Februari $ 50.000
6.500.000
Kewajiban yang dibayar dills tanggal tapsal 20 Mei $ 48.148*
135
Keuntungan nilai tukar $ 1.852
c. Laba-rugi nilai tukar bagi America Inc,
Kewajiban dalam dollar pada tanggal 20 Februari $ 50.000
6.500.000
Pembayaran dollar yang diterima tanggal 15 Maret $ 50.388
129
Keuntungan nilai tukar bagi Super Tubs Inc $ 388
d. Beban premi nilai tukar (Hedging)
Kewajiban yang dibayar pada tanggal 20 Februari $ 50.000
6.500.000
Kewajiban yang dibayar dalam dollar tanggal 20 Mei $ 50.505
128,7
Beban premi nilai tukar untuk perusahaan America, Inc $ 505

Catatan :

Beban premi $ 505 diberikan kepada pihak bank sebagai asuransi (jaminan)

5. SOAL KAJI ULANG


1. Menetapkan biaya target dan penurunan biaya.
Perusahaan manufaktur jaya memproduksi satu jenis barang dengan biaya produk per unit Rp. 300.000. laba yang
diinginkan perusahaan itu adalah 30% dari biaya produksi per unit. Harga jual barang tersebut dipasar adalan Rp.
200.000.

Diminta :

a. Hitunglah biaya target


b. Hitunglah biaya per unit yang di turunkan agar perusahaan mampu bersaing sesuai harga jual pasar
Jawab

a. Biaya target
Biaya target = Rp. 300.000 – (30% x Rp. 300.000) = Rp. 210.000
b. Penurunan Biaya
Penurunan Biaya = Rp. 210.000- Rp. 200.000 = Rp. 10.000

2. Laba-rugi nilai tukar, hedging bagi eksportir (Penjual)


Produk X milik PT Angkasa dijual kepada perusahaan Jansen di Amerika pada tanggl 10 Januari 2011. Kurs spot pada
tanggal 10 Januari 2011 untuk 1 dollar Amerika adalah Rp. 10.000. Harga jual produk tersebut Rp. 1.000.000.000
atau 100.000 dollar US. Pembayaran dilakukan tanggal 10 Maret 2011 dengan menggunakan dollar US (USD).

Diminta :

a. Hitunglah laba-rugi nilai tukar bagi PT Angkasa dalam rupiah apabila nilai tukar (kurs) 1 dollar adalah Rp. 11.000
pada tanggal 10 Maret 2011.
b. Hitunglah laba-rugi nilai tukar bagi PT Angkasa dalam rupiah apabila nilai tukar (kurs) 1 dollar adalah Rp. 9.000 pada
tanggal 10 Maret 2011.
c. PT Angkasa melakukan hedging dengan kurs forward yang ditentukan pada tanggal 10 Januari 2011 untuk 1 dollar
US adalah Rp 9.500. hitunglah beban premi yang dibayar PT Angkasa kepada lembaga bank sebagai fasilita hedging.
Jawab

a. Menghitung laba-rugi nilai tukar untuk PT Angkasa dalam rupiah.


Piutang yang diakui pada tanggal 10 Januari 2011 Rp. 1.000.000.000
Piutang yang diakui pada tanggal 10 Maret 2011,
Rp 11.000 x $ 100.000 1.100.000.000
Keuntungan nilai tukar untuk PT Angkasa Rp. 100.000

Catatan :

Keuntungan nilai tukar yang diperoleh PT Angkasa karena dollar US menguat terhadap rupiah, dimana pembayaran
dilakukan dalam dollar US. Dengan kata lain dollar menguat (apresiasi) dalam rupiah melemah (depresiasi).

b. Menghitung laba-rugi nilai tukar untuk PT. Angkasa dalam rupiah


Piutang yang diakui pada tanggal 10 Februari 2011 Rp. 1.000.000.000
Piutang yang diterima tanggal 10 Maret 2011,
Rp. 9.000 x $ 100.000 900.000.000
Kerugian nilai tukar untuk PT. Angkasa Rp. 100.000.000

Catatan

Kerugian nilai tukar, karena dollar US melemah (depresiasi) terhadap dollar (apresiasi) dimana pelunasan piutang dalam
dollar US.

c. Menghitung beban premi bagi PT. Angkasa karena hedging


Piutang yang diakui pada tanggal 15 Januari 2011 Rp. 1.000.000.000
Piutang yang diterima tanggal 10 Maret 2011,
Rp. 9.500 x $ 100.000 950.000.000
Beban premi yang diterima untuk bank dari PT. Angkasa Rp. 50.000.000

3. Laba rugi nilai tukar, hedging bagi importir (pembeli)


PT Angkasa perusahaan indonesia mengimpor sejenis produk dari perusahaan Amerika pada tanggal 15 Januari
2011 seharga $ 100.000. Kurs spot pada tanggal 15 Januari 2011 adalah 1 dollar US sama dengan Rp. 10.000.
Pembayaran dilakukan pada tanggal 15 Maret 2011 dengan menggunakan dollar US (USD)
Diminta :
a. Hitunglah laba rugi nilai tukar untuk PT Angkasa dalam rupiah, apabila kurs pada tanggal 15 Maret untuk 1 dollar
US adalah Rp. 11.000
b. Hitunglah laba-rugi nilai tukar untuk PT Angkasa dalam rupiah, apabila kurs pada tanggal 15 Maret 2012 adalah
Rp. 9.000 per satu dollar US
c. PT Angkasa melakukan hedging dengan kurs forward pada salah satu bank dengan kurs forward pada tanggal 15
Maret 2011 adalah Rp. 9.500 per satu dollar US. Hitunglah beban premi basi pada PT Angkasa kepada bank.

Jawab

a. Menghitung laba-rugi nilai tukar bagi PT Angkasa dalam rupiah


Kewajiban yang diakui tanggal 15 Januari 2011,
Rp. 10.000 x $ 100.000 Rp. 1.000.000.000
Kewajiban yang dibayar tanggal 15 Maret 2011,
Rp. 11.000 x $ 100.000 1.100.000.000
Kerugian nilai tukar untuk PT Angkasa Rp. 100.000.000
Catatan :
Kerugian nilai tukar untuk PT. Angkasa karena pembayaran dalam dollar US, dimana dollar menguat (apresiasi)
terhadap rupiah yang melemah (depresiasi)

b. Menghitung laba-rugi nilai tukar PT Angkasa dalam rupiah


Kewajiban yang diakui tugas tanggal 15 Januari 2011,
Rp. 10.000 x $ 100.000 Rp. 1.000.000.000
Kewajiban yang dibayar tanggal 15 Maret 2011,
Rp. 9.000 x $ 100.000 900.000.000
Keuntungan nilai tukar basi PT Angkasa Rp. 100.000.000
Catatan :
Keuntungan nilai tukar untuk PT Angkasa karena pembayaran dalam dollar US, dimana dollar US melemah
(depresiasi) terhadap rupiah yang menguat (apresiasi)
c. Menghitung beban premi bagi PT Angkasa
Kewajiban yang diakui pada tanggal 15 Januari 2011,
Rp. 10.000 x $ 100.000 Rp. 1.000.000.000
Kewajiban yang dibayar tanggal 15 Maret 2011,
Rp. 9.500 x $ 100.000 950.000.000
Beban premi bagi PT Angkasa untuk bank Rp. 50.000.000

6. SOAL UNTUK LATIHAN


6.1 Soal Teori

1. Jelaskan pengertian Balanced Score Card ?


2. Balanced Score Card dalam menerjemahkan misi dan strategi organisasi dalam tujuan operasional dan ukuran
kinerja memiliki empat perspektif. Sebutkan dan jelaskan perspektif-perspektif terebut?
3. Apa yang dimaksud dengan penerjemahan strategi dalam Balanced Score Card ?
4. Apa yang dimaksud dengan manajemen siklus hidup, biaya keseluruhan hidup produk?
5. Jelaskan pengertian arus nilai dan buangan
6. Jelaskan pengertian biaya target (target cost) ?
7. Ada tiga cara penurunan biaya dalam penetapan biaya target. Sebutkan dan jelaskan?
8. Jelaskan pengertian perusahaan multi nasional (MNC) ?
9. Pada umumnya ada tiga pilihan struktur perusahaan internasional. Sebutkan dan jelaskan?
10. Jelaskan pengertian dari risiko transaksi, risiko ekonomi, dan risiko translasi dalam bisnis internasional. Dan apa
yang dimaksud dengan depresiasi dan apresiasi suatu mata uang?

6.2 Soal Kasus

1. Biaya target dan penurunan biaya target.


PT. Matahari memproduksi satu jenis produk, dengan biaya produksi per unit Rp. 500.000. Harga jual produk
tersebut dipasar adalah Rp. 900.000 per unit, laba yang diinginkan PT. Matahari adalah Rp. 400.000 per unit.

Diminta :
a. Hitunglah biaya target untuk PT. Matahari
b. Berapakah penurunan biaya yang harus dilakukan PT. Matahari agar bisa bersaing dengan harga jual
pesaing dipasar.
2. Menghitung laba-rugi nilai tukar dan hedging bagi eksportir (penjual)
PT. Kencana mengekspor produknya ke Jepang pada tanggal 20 Maret 2011, seharga 10.000.000 yen. Kurs spot
pada tanggal 20 Maret adalah Rp. 120 setiap yen, dan pembayaran dilakukan dengan yen pada tanggal 20 Mei
2011.
Diminta :
a. Apabila nilai tukar (kurs) yen terhadap rupiah adalah Rp. 125. Hitunglah laba-rugi nilai tukar bagi PT.
Kencana dalam rupiah pada tanggal 20 Mei 2011.
b. Apabila nilai tukar yen pada tanggal 20 Mei 2011 adalah Rp. 115 per yen. Hitunglah laba-rugi nilai tukar bagi
PT. Kencana.
c. PT. Kencana melakukan hedging dengan menggunakan kurs forward yang ditetapkan pada tanggal 20
Maret 2011 adalah Rp. 116 per yen. Hitunglah beban premi yang ditanggung beban PT. Kencana.
3. Menghitung laba-rugi nilai tukar, hedging bagi importir (pembelian)
PT. Indoraya adalah perusahaan Indonesia mengimpor suku cadang tertentu dari Amerika dari seharga 500.000
dollar US pada tanggal 5 Juli 2011 kurs spot pada tanggal 5 Mei 2011 adalah Rp. 10.000 per 1 dollar US.
Pembayaran dalam kurs US.
Diminta :
a. Hitunglah laba-rugi nilai tukar untuk PT. Indo Raya pada tanggal 5 September 2011 dalam rupiah.
Diasumsikan kurs pada tanggal 5 September 2011 adalah Rp. 10.500 per 1 dollar US.
b. Hitunglah laba-rugi nilai tukar untuk PT. Indo Raya pada tanggal 5 September 2011. Diasumsikan kurs pada
tanggal 5 September adalah Rp. 9.500 per 1 dollar US. (Laba-rugi) PT. Indo Raya dinyatakan dalam rupiah).
c. PT. Indo Raya melakukan hedging dengan kurs forward yang ditetapkan pada tanggal 5 September adalah
Rp. 9.850 per 1 dollar US. Hitunglah beban premi yang ditanggung PT. Indo Raya.

Anda mungkin juga menyukai