Anda di halaman 1dari 21

Studi kasus yang akan dibahas

• Penelitian bahasa Jawa Timur yang dituturkan di Surabaya (Suroboyoan)

• Pendokumentasian bahasa Lamaholot yang dituturkan di Lembata (Atadei)

• Penelitian sintaksis bahasa Vurës yang dituturkan di Vanuatu

• Penelitian bahasa Wagiman yang dituturkan di Australia Utara


Apa saja yang diteliti oleh seorang linguis?
• Seorang linguis (atau ahli bahasa) meneliti fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, varietas bahasa
dan sejarah bahasa.

• Fonologi:
• bunyi vokal (contoh: /a/)
• bunyi konsonan (contoh: /t/)
• fonem (contoh: g vs. k dalam gelas vs. kelas atau tongkat vs. tingkat)
• nada (contoh: nada tinggi vs. nada rendah dalam bahasa Thailand, Cina dll.)
• aspirasi (contoh: ph dalam bahasa Jerman Papa /phapha/)
• pelepasan sengau (contoh: dans dalam bahasa Perancis: /dã/)
• nirsuara vs. bersuara (contoh: /t/ vs. /d/)
Apa saja yang diteliti oleh seorang linguis?
• Seorang linguis (atau ahli bahasa) meneliti fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, varietas bahasa
dan sejarah bahasa

• Morfologi:
• morfem (contoh: di-per-tanggung-jawab-kan=nya adalah 6 morfem)
• awalan (contoh: di-, per-)
• akhiran (contoh: -kan, -i)
• sisipan (contoh: -em- dalam turun-temurun)
• konfiks (contoh: ke-an, per-an)
• reduplikasi (contoh: bahan-bahan, sayur-mayur)
• komposisi (contoh: kamar kecil, ibu rumah tangga)
Apa saja yang diteliti oleh seorang linguis?
• Seorang linguis (atau ahli bahasa) meneliti fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, varietas bahasa
dan sejarah bahasa

• Sintaksis:
• struktur kalimat (contoh: SPOK = subjek-predikat-objek-keterangan)
• kasus (contoh: nominatif vs. akusatif dalam bahasa Rusia mama vs. mamu)
• konstituen (contoh: summa cum laude ‘dengan kehormatan tertinggi’)
• kelas kata (contoh: kata sifat/adjektiva, kata kerja/verba)
• verba serial (contoh: saya pergi mengambil obat)
• sistem kaidah teoretis (tata bahasa generative seperti X-bar dan Minimalisme)
Apa saja yang diteliti oleh seorang linguis?
• Seorang linguis (atau ahli bahasa) meneliti fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, varietas bahasa
dan sejarah bahasa

• Varietas bahasa:
• variasi bahasa (anak muda vs. orang yang tua)
• idiolek (bentuk bahasa yang khas oleh seorang individu)
• pemetaan dialek
• perbedaan antara bahasa baku dan dialek
• ragam bahasa (contoh: bahasa hukum, slang)
• tingkat tutur bahasa (contoh: ngoko vs. kromo)
Apa saja yang diteliti oleh seorang linguis?
• Seorang linguis (atau ahli bahasa) meneliti fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, varietas bahasa
dan sejarah bahasa

• Sejarah bahasa:
• asal usul dan rumpun bahasa (contoh: Austronesia, Indo-Eropa) → metode komparatif
• etimologi dan rekonstruksi bahasa purba → rekonstruksi internal
• kata serapan (contoh: kertas dari bahasa Arab, saya dari bahasa Sansekerta)
• pinjam terjemah (contoh: pencakar langit dari bahasa Inggris skyscraper)
• neologisme (contoh: gojekin, mehong, gabut, ojol)
• metatesis (contoh: bahasa Inggris ask vs. aks)
• asimilasi (contoh: meN- + tulis = menulis)
• perubahan makna (berlayar bisa digunakan untuk kapal uap, bukan hanya untuk kapal layar)
• kematian bahasa dan revitalisasi (contoh: bahasa Ibrani, bahasa Irlandia, bahasa Latin)
Studi kasus 1: Suroboyoan
• Pada tahun 2014-2015, saya bertempat tinggal di
Surabaya untuk meneliti tingkat tutur bahasa Jawa
Timur logat Surabaya.
• Hasilnya adalah tesis S2 saya (Krauße 2017) dan sebuah makalah (Krauße 2018) sebagai kajian
sosiolinguistik tentang penggunaan bahasa di Surabaya.
• Kuesioner disebarkan antara 165 penduduk Surabaya, kebanyakan di bawah umur 30.
• Meskipun Suroboyoan dianggap ‘kasar’ karena konon tidak memiliki tingkat tutur bahasa seperti
bahasa Jawa Tengah, orangnya tidak kasar, melainkan mereka tetap memakai kata halus, hanya
penggunaannya berbeda.
Studi kasus 1: Suroboyoan
Sby biasa: ambèk/mbarèk “dengan” Sby halus: kaléh
Jateng ngoko: karo Jateng madya: kalih Jateng krama: kaliyan

Sby biasa: sak’iki “sekarang” Sby halus: sakniki


Jateng ngoko: saiki Jateng madya: saniki Jateng krama: sapunika

Sby biasa: opo iku? “apa itu?” Sby halus: nopo niku?
Jateng ngoko: apa kuwi? Jateng madya: napa niku? Jateng krama: punapa punika?
Studi kasus 1: Suroboyoan
• Contoh pertanyaan: “Apakah kata halus untuk yo’opo?”
Studi kasus 1: Suroboyoan
• Contoh pertanyaan: “Anda memakai bahasa apa untuk menghitung?”
Studi kasus 2: Atadei di Lembata
• Pada tahun 2015, saya sempat terdampar di Pulau Lembata (Flores Timur) setelah menyetir sepeda
motor dari Surabaya dan dijamu oleh sebuah keluarga yang berasal dari Kecamatan Atadei.
• Bahasa mereka tidak pernah diteliti hingga saat itu sehingga saya mulai mencatat yang mereka
tuturkan dan menerbitkan sebuah ringkasan tata bahasa deskriptif Atadei (Krauße 2016).
• Contoh penelitian:
• Bagaimana bilang “rumah saya”?
• Bagaimana bilang “dia sudah makan nasi”?
• Bagaimana bilang “anjing”?
Studi kasus 2: Atadei di Lembata
• Sebagai seorang linguis, saya cepat memahami bahwa bahasa ini mirip dengan bahasa Lamaholot
(yang dituturkan di Larantuka), tetapi cukup berbeda juga.

Lamaholot Flores Atadei Indonesia


lima-kən lima-g tangan-ku
lima-ko lima-m tangan-mu
lima-nən lima-n tangan-nya
lima-te lim-ha tangan kita
lima-kən lim-ha tangan kami
lima-ke lim-ai tangan kalian
lima-ka lim-ai tangan mereka (Krauße 2018b)
Studi kasus 2: Atadei di Lembata
• Sebagai seorang linguis, saya cepat memahami bahwa bahasa ini mirip dengan bahasa Lamaholot
(yang dituturkan di Larantuka), tetapi cukup berbeda juga.

Lamaholot Flores Atadei Indonesia


manuk go’en manuk góĕn ayam-ku
manuk mo’en manuk móĕn ayam-mu
manuk na’en manuk naĕn ayam-nya
manuk tete’en manuk tité ayam kita
manuk kame’en manuk kamé ayam kami
manuk mion manuk miòn ayam kalian
manuk ra’en manuk daĕn ayam mereka (Krauße 2018b)
Studi kasus 2: Atadei di Lembata
• Sebagai seorang linguis, saya cepat memahami bahwa bahasa ini mirip dengan bahasa Lamaholot
(yang dituturkan di Larantuka), tetapi cukup berbeda juga.

Lamaholot Flores Atadei Indonesia


ia’-kən k-ia aku tinggal
ia’-ko m-ia kamu tinggal
ia’-na n-ia dia tinggal
ia’-te t-ia kita tinggal
ia’-kən m-ia kami tinggal
ia’-ke m-ia kalian tinggal
ia’-ka d-ia mereka tinggal (Krauße 2018b)
Studi kasus 2: Atadei di Lembata
Studi kasus 3: Vurës diVanuatu
• Dari tahun 2017-2021, saya mengerjakan tesis S3 saya di Australia.
• Bahan penelitiannya adalah sintaksis komparatif antara sebuah bahasa Oseanik (rumpun bahasa
Austronesia) dan sebuah bahasa Australia.
• Bahasa Oseanik yang dipilih adalah bahasa Vurës (Vanuatu utara, 2000 penutur)
• Karena serumpun dengan bahasa Indonesia, ada kemiripan juga:

Vurës Indonesia Austronesia purba


ten̄ tangis *Caŋis
mete mata *maCa
vet batu *batux
Studi kasus 3: Vurës diVanuatu
• Saya merekam cerita rakyat, percakapan, kegiatan sehari-hari dan wawancara dalam bahasa Bislama.
• Tujuannya adalah elisitasi berbagai verba serial:

(1) Nē mö=wöt tēqēl o ga.


dia sudah=lempar turun ART tali
‘Dia tadi lempar tali ke bawah.’

(2) Rōrō a=gav qilian̄.


mereka.berdua ASP=terbang hilang
‘Keduanya terbang sampai tak terlihat lagi.’
Studi kasus 3: Vurës diVanuatu
• Hasilnya adalah perbandingan sintaksis antara
bahasa Vurës dan bahasa Wagiman (Australia)
• Pada diagram sintaksis, terlihat bahwa kedua
kata kerja wöt ‘lempar’ dan tēqēl ‘turun’ berada
di tingkat yang berbeda dengan subjeknya
sendiri, tetapi muncul berdekatan di dalam
kalimat
Studi kasus 3: Vurës diVanuatu
Terima kasih atas perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai