id
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2002 hingga tahun 2014 yang terlihat dari data Produk Domestik Bruto
menunjukan bahwa sektor pertanian yang didalamnya terdiri dari sub sektor
besar terhadap nilai total PDB yaitu sebesar 13%, namun masih berada
Tabel 1.1
Produk Domestik Bruto Indonesia Atas Dasar Harga Konstan 2000, Tahun
2002 - 2014 Siklus Enam Tahunan (dalam milyar rupiah).
No. Lapangan Usaha 2002 2008 2014 Rata-rata Kontribusi
Pertanian, Peternakan,
1 Kehutanan dan 231.613,5 284.619,1 350.722,2 288.984,9 13%
Perikanan
Pertambangan dan
2 169.932,0 172.496,3 195.425,0 179.284,4 8%
Penggalian
3 Industri Pengolahan 419.387,8 557.764,4 741.835,7 572.996,0 26%
Listrik, Gas, dan Air
4 9.868,2 14.994,4 22.423,5 15.762,0 1%
Bersih
5 Bangunan 84.469,8 131.009,6 194.093,4 136.524,3 6%
Perdagangan, Hotel
6 243.266,6 363.818,2 524.309,5 377.131,4 17%
dan Restoran
Pengangkutan dan
7 76.173,1 165.905,5 318.527,9 186.868,8 9%
Komunikasi
Keuangan, Persewaan
8 131.523,0 198.799,6 288.351,0 206.224,5 10%
dan Jasa Perusahaan
9 Jasa - Jasa 138.982,4 193.049,0 273.493,3 201.841,6 9%
Produk Domestik Bruto 1.505.216,4 2.082.456,1 2.909.181,5 2.165.618,0 100%
commit
Sumber: Badan Pusat Statistik, to user2016.
data diolah
1
perpustakaan.uns.ac.id 2
digilib.uns.ac.id
oleh tiga sektor usaha tersebut diatas. Kontribusi terbesar PDB Indonesia
selama tahun 2002 hingga 2014 yaitu dikuasai oleh sektor industri
migas sebesar 91% sedangkan sisanya pada bagian industri migas yanga
dan peranannya tetap bermakna, nilai tambah sektor pertanian dari waktu ke
waktu tetap selalu meningkat. Peranan sektor ini dalam menyerap tenaga
satu negara terkaya di dunia dengan keunggulan sumber daya alam yang
dimiliki, bentang alam berupa dataran dan kelautan yang begitu luas serta
sektoral produksi primer seperti pada sektor pertanian (tanaman pangan dan
sekunder (sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas, dan air bersih dan
sektor bangunan) kurang dari 20%, dan di sektoral produksi tersier (sektor
commit
perdagangan, hotel dan restoran, to user
sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor
perpustakaan.uns.ac.id 3
digilib.uns.ac.id
keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa) kurang lebih
sejumlah 20%. Konsentrasi pada produksi primer ini disebabkan oleh faktor-
faktor produksi tanah dan tenaga kerja yang relatif banyak di negara-negara
hanya untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri dan cenderung masih dalam
gandum, garam, kedelai, susu dan barang konsumsi lainnya serta impor
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 4
digilib.uns.ac.id
Tabel 1.2
Volume Net Export Menurut Golongan Standard International Trade
Classification (SITC), dengan Berat Bersih dalam Ribuan Ton, 2010 - 2013.
Selisis Ekspor - Impor (Net Export)
SITC Golongan Barang
2010 2011 2012 2013
Bahan makanan dan
0 -8.860,60 -13.970,90 -11.846,00 -12.224,00
binatang hidup
1 Minuman dan tembakau 39,00 58,20 -41,00 -21,70
Bahan-bahan mentah,
2 50.675,40 92.921,10 89.860,50 147.199,50
tidak untuk dimakan
Bahan bakar pelikan,
bahan penyemir dan
3 314.483,40 368.905,60 388.558,30 418.890,50
bahan-bahan yang
berkenaan dengan itu
Lemak serta minyak
4 18.543,70 18.720,10 23.117,60 25.777,00
hewan dan nabati
5 Bahan-bahan kimia -5.596,40 -7.468,50 -10.891,50 -7.370,30
Barang-barang buatan
6 pabrik dirinci menurut 820,00 -2.016,30 -10.410,20 -10.341,00
bahan
Mesin dan alat
7 -3.143,80 -4.104,20 -5.289,70 -3.794,70
pengangkutan
Berbagai jenis barang
8 1.190,70 953,30 795,00 781,10
buatan pabrik
Barang-barang transaksi
9 -5,60 -0,20 0,00 -1,00
tidak dirinci
Jumlah/Total 368.145,80 453.998,20 463.853,00 558.895,40
Sumber: Badan Pusat Statistik melalui dokumen kebabeanan Ditjen Bea dan
Cukai, data diolah 2016.
Angka pada tabel 1.2 menunjukan nilai selisih dari ekspor dikurangi
impor yang bisa diartikan sebagai nilai ekspor neto (net export). Nilai net
export (ekspor bersih) merupakan nilai bersih kegiatan ekspor yang terjadi
dari suatu negara. Ketika nilainya menunjukan angka positif, artinya suatu
negara tersebut lebih besar melakukan penjualan, namun jika nilai net-export
besar melakukan pembelian, maka dapat dikatakan sebesar nilai negatif itulah
salah satu sistem hubungan luar negeri yang harus terus terjalin dalam usaha
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 5
digilib.uns.ac.id
sebagai penghasil produk, bukan hanya sebagai pihak pembeli atau pelaku
Pada dasarnya kemajuan dan kesejahteraan suatu negara dapat dicapai jika
kesejahteraan dan rasa aman tanpa ada ketergantungan dari negara lain.
dan nilai dasar desentralisasi teritorial) yang dikembangkan dalam UUD 1945
commit
ketentuan yang berlaku dengan to user
harapan pembelanjaan keuangan daerah dapat
perpustakaan.uns.ac.id 6
digilib.uns.ac.id
daerah dan masyarakat di daerah tersebut mengelola sumber daya yang ada
dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor
seperti ini tidak bisa dilakukan secara instan, namun perlu adanya kerja keras
masyarakatnya baik dari sisi pertanian atau bisnis yang berorientasi pada
cara peternakan sapi perah sebagai penghasil susu merupakan salah satu
solusi alternatif mengisi kekosongan yang ada agar tercipta suatu produk susu
„swasembada susu‟.
karena faktanya sebesar 80% stok susu Indonesia masih berasal dari luar
negeri (impor) dan hanya kisaran 20% yang berasal dari peternak lokal dalam
besar dibandingkan dengan angka produksi susu dalam negeri yang hanya
sebesar 3,29%. Konsumsi susu penduduk Indonesia saat ini berada pada
kisaran angka 11 liter per kapita per tahun atau mencapai sekitar 3 juta ton
per tahun yang diantaranya sekitar 1,8 juta hingga 2 juta ton lebih berasal dari
impor, sedangkan sisanya sekitar < 1 juta ton berasal dari peternak dalam
commit
negeri, padahal konsumsi susu to userIndonesia masih terbilang rendah
penduduk
perpustakaan.uns.ac.id 8
digilib.uns.ac.id
jika dibandingkan dengan sejumlah negara ASEAN yaitu sekitar > 20 liter
per kapita. Lebih jelasnya tentang jumlah ternak, jumlah produksi susu segar
dalam negeri dan besaran angka permintaan susu yang tidak bisa dipenuhi
dari dalam negeri dapat dilihat pada tabel 1.3 berikut ini.
Tabel 1.3
Banyaknya Ternak Sapi Perah, Produksi Susu, Jumlah Penduduk Indonesia,
Permintaan Susu Nasional dan Permintaan Susu yang Tidak Bisa Dipenuhi
dari Dalam Negeri Pada Tahun 2000 – 2015.
Permintaan
Permintaan
Susu
Ternak Produksi Jumlah Susu yang
Nasional
Sapi Susu Penduduk Tidak Bisa
Tahun (dalam ton
Perah Segar Indonesia Dipenuhi
dengan
(ekor) (ton) (orang) dari Dalam
asumsi 11
Negeri (ton)*
liter/kapita)*
2000 354.253 495.647 205.100.000 2.256.100 1.760.453
2001 346.998 479.947 216.400.000 2.380.400 1.900.453
2002 358.386 493.375 210.700.000 2.317.700 1.824.325
2003 373.753 553.442 213.600.000 2.349.600 1.796.158
2004 364.062 549.945 216.400.000 2.380.400 1.830.455
2005 no data 535.960 219.800.000 2.417.800 1.881.840
2006 369.008 616.548 222.700.000 2.449.700 1.833.152
2007 374.067 567.682 225.600.000 2.481.600 1.913.918
2008 457.577 646.953 231.600.000 2.547.600 1.900.647
2009 474.701 827.249 235.000.000 2.585.000 1.757.751
2010 488.448 909.533 238.500.000 2.623.500 1.713.967
2011 597.213 974.694 242.000.000 2.662.000 1.687.306
2012 611.940 959.731 245.400.000 2.699.400 1.739.669
2013 444.266 786.849 248.800.000 2.736.800 1.949.951
2014 502.516 800.749 252.200.000 2.774.200 1.973.451
2015 525.171 805.363 255.461.700 2.810.079 2.004.716
Sumber: Badan Pusat Statistik, data diolah 2016.
* Data sementara.
pemenuhan konsumsi susu dalam negeri tanpa harus bergantung dari negara
perah penghasil susu segar hanya berpusat di beberapa wilayah, tidak mampu
Pulau Jawa, yaitu pada Provinsi Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat data persebaran populasi sapi perah pada
tabel 1.4.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 10
digilib.uns.ac.id
Tabel 1.4
Populasi Sapi Perah Menurut Provinsi Pada Tahun 2011 - 2015.
Populasi Sapi Perah Menurut Provinsi (ekor)
No. Provinsi
Rata-
2011 2012 2013 2014 2015 Kontribusi
rata
1 Aceh 31 28 25 90 113 57 0,011%
Sumatera
2 894 1057 1901 1088 1147 1217 0,227%
Utara
Sumatera
3 484 646 1101 674 722 725 0,135%
Barat
4 Riau 172 228 266 143 149 192 0,036%
5 Jambi 81 66 64 64 72 69 0,013%
Sumatera
6 154 130 324 95 130 167 0,031%
Selatan
7 Bengkulu 247 277 183 190 216 223 0,042%
8 Lampung 201 346 268 285 280 276 0,051%
Kep. Bangka
9 119 126 408 147 155 191 0,036%
Belitung
10 Kep. Riau - - 5 6 7 6 0,001%
11 DKI. Jakarta 2728 2775 2686 2638 2820 2729 0,509%
1399 1360 1038 1231 1353 1276
12 Jawa Barat 23,809%
70 54 32 40 45 68
1499 1543 1037 1225 1233 1308
13 Jawa Tengah 24,395%
31 98 94 66 65 11
DI.
14 3522 3934 4326 3990 4504 4055 0,756%
Yogyakarta
2963 3088 2229 2452 2538 2654
15 Jawa Timur 49,501%
50 41 10 46 30 35
16 Banten 19 44 31 36 37 33 0,006%
17 Bali 139 133 142 97 107 124 0,023%
Nusa
18 Tenggara 18 18 18 - - 18 0,003%
Barat
Nusa
19 Tenggara 32 34 39 45 46 39 0,007%
Timur
Kalimantan
20 227 290 169 49 51 157 0,029%
Barat
Kalimantan
21 - - - - - - -
Tengah
Kalimantan
22 110 209 156 232 220 185 0,035%
Selatan
Kalimantan
23 32 42 28 77 81 52 0,010%
Timur
Kalimantan
24 - - - 2 2 2 0,000%
Utara
Sulawesi
25 22 216 106 88 99 106 0,020%
Utara
Sulawesi
26 8 8 10 10 10 9 0,002%
Tengah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 11
digilib.uns.ac.id
dibawah satu persen. Produsen utama susu sapi seperti pada provinsi Jawa
Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat dengan kontribusi cukup besar
permintaan susu segar sebagai bahan baku industri maupun langsung pada
meng-impor produk susu dalam bentuk skim milk powder, anhyrdrous milk
fat, dan butter milk powder dari berbagai negara seperti Australia, New
Perindustrian).
investasi dan fasilitas publik lainnya yang terus menjadi perhatian dalam
tiap daerah yang berada di kawasan Jawa Tengah ataupun diluar Jawa Tengah
bukanlah yang terbesar diantara provinsi yang lain karena masih berada
dibawah Jawa Timur, namun patut ditelusuri lebih dalam dan lebih dalam
sapi perah di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2015 yaitu berjumlah 134.670
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 13
digilib.uns.ac.id
Tabel 1.5
Populasi Ternak Sapi Perah Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa
Tengah pada Tahun 2015 (ekor).
Kabupaten/ Sapi Kabupaten/ Sapi
No. Kontribusi No. Kontribusi
Kota Perah Kota Perah
Kab.
1 11 0,01% 19 Kab. Kudus 261 0,19%
Cilacap
Kab.
2 2.570 1,91% 20 Kab. Jepara 19 0,01%
Banyumas
Kab.
3 116 0,09% 21 Kab. Demak 13 0,01%
Purbalingga
Kab.
Kab.
4 Banjarnegar 2.543 1,89% 22 25.780 19,14%
Semarang
a
Kab. Kab.
5 30 0,02% 23 270 0,20%
Kebumen Temanggung
Kab.
6 44 0,03% 24 Kab. Kendal 458 0,34%
Purworejo
Kab.
7 990 0,74% 25 Kab. Batang 167 0,12%
Wonosobo
Kab. Kab.
8 2.528 1,88% 26 166 0,12%
Magelang Pekalongan
Kab. Kab.
9 86.363 64,13% 27 7 0,01%
Boyolali Pemalang
10 Kab. Klaten 5.486 4,07% 28 Kab. Tegal 233 0,17%
Kab.
11 13 0,01% 29 Kab. Brebes 47 0,03%
Sukoharjo
Kab. Kota
12 37 0,03% 30 36 0,03%
Wonogiri Magelang
Kab. Kota
13 365 0,27% 31 15 0,01%
Karanganyar Surakarta
Kota
14 Kab. Sragen 17 0,01% 32 3.475 2,58%
Salatiga
Kab. Kota
15 362 0,27% 33 1.703 1,26%
Grobogan Semarang
Kota
16 Kab. Blora 32 0,02% 34 293 0,22%
Pekalongan
Kab.
17 5 0,00% 35 Kota Tegal - -
Rembang
18 Kab. Pati 215 0,16% Jumlah/Total 134.670 100,00%
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, data diolah 2016.
tabel 1.5) juga tidak merata seperti halnya yang terjadi pada tabel 1.4 di
Tengah yang memberikan kontribusi atau tingkat pengaruh paling besar yaitu
commit Bagian
beberapa kecamatan dan desa-desa. to user kedua yaitu berada di Kabupaten
perpustakaan.uns.ac.id 14
digilib.uns.ac.id
Semarang sebesar 19% dengan populasi berjumlah 25.780 ekor sapi perah,
Provinsi Jawa Tengah (kecuali Kota Tegal) yang rata-rata hanya memberikan
susu segar di Kabupaten Boyolali pada tahun 2015 telah menghasilkan susu
Boyolali).
industri kecil berupa produksi olahan yang dibuat dari bahan baku susu segar
yaitu seperti tahu susu, dodol susu, yogurt dan juga keju. Produk turunan
tersebut bertujuan agar susu sapi sepenuhnya bisa dipakai secara maksimal
dengan peningkatan kualitas produk yang mampu bertahan lebih lama. Hal
turunan olahan susunya bisa dimanfaatkan lebih luas dan tetap bernilai
ekonomis.
perah seperti yang terjadi di Kabupaten Boyolali sebenarnya sudah ada sejak
lama dan juga memerlukan waktu yang cukup lama hingga menjadi daerah
sentra penghasil susu segar terbesar di Jawa Tengah. Produk susu sapi segar
secara perorangan atau biasa disebut juga sebagai peternakan rakyat. Ciri-ciri
peternakan rakyat di Indonesia pada umumnya yaitu seperti skala usaha kecil
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 15
digilib.uns.ac.id
dan modal usaha terbatas, teknologi dan teknik pengolahan yang sederhana
produktifitas dan mutu produk yang dihasilkan relatif rendah dan cenderung
sapi perah umumnya berada di daerah selatan dan dataran tinggi yang
berudara dingin karena sapi perah yang dikembangkan saat ini berasal dari
peternak lokal dengan jumlah ternak yang bervariatif, antara 1 ekor hingga
besar masyarakat Cepogo bekerja sebagai petani dan peternak. Dari sisi
peternakan sapi perah berjumlah 18.994 ekor, sapi potong 2.993 ekor, kuda
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 16
digilib.uns.ac.id
15 ekor, kambing 12.611 ekor, domba 2.699 ekor, babi 79 ekor, dan kelinci
607 ekor, serta terdapat pula peternakan unggas seperti ayam petelur, ayam
pedaging, ayam buras, itik, dan burung puyuh (Kecamatan Cepogo Dalam
Angka 2016).
sapi perah di Kabupaten Boyolali dengan jumlah populasi ternak yang cukup
tinggi, namun tidak sebanding dengan produksinya pada tahun 2015 yaitu
hanya menghasilkan susu sebesar 4.229.640 liter per tahun atau rata-rata
11.749 liter per hari. Angka produksi susu yang dihasilkan tersebut sangat
paling tinggi pada urutan kedua tersebut ternyata hanya didominasi oleh sapi
sapi perah betina. Jumlah populasi sapi perah jantan pada tahun 2015 yaitu
berjumlah 11.854 ekor sedangkan sapi betina hanya 6.319 ekor, itu pun masih
terbagi dalam kategori sapi betina anakan, muda, dan dewasa. Sapi betina
kebutuhan pakan yang tinggi pula karena tidak ada perbedaan perlakuan
antara sapi perah jantan dan sapi perah betina, jumlah pakannya cenderung
media tanam pakan hijauan menyebabkan peternak sapi perah tidak dapat
yang tumbuh subur di lahan miliknya sendiri atau rumput liar yang tumbuh di
gajah dan tebon/daun pohon jagung) dari daerah lain, yang menyebabkan
dan interaksi sosial yang terjadi secara langsung kepada pihak-pihak dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 18
digilib.uns.ac.id
bahan baku susu segar, juga kesadaran masyarakat luas terhadap kebutuhan
gizi yang cukup seperti kegiatan mengkonsumsi susu telah menjadi suatu
susu segar dengan berbagai varian rasa maupun susu murni yang menjajakan
dagangannya secara kaki lima ataupun dengan membuka kios (outlet) secara
terhadap keberlanjutan usaha peternakan sapi perah itu sendiri, karena kunci
dan harga jualnya tinggi, maka peluang usaha tersebut cenderung akan
perah merupakan usaha yang potensial. Oleh sebab itu, peternakan sapi perah
perlu dikembangkan lagi baik dari sisi jumlah ternak, jumlah output/produksi
dalam wilayah tersebut ataupun sebagai pembelajaran bagi wilayah lain yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 19
digilib.uns.ac.id
peternakan yang ada saat ini untuk mengetahui eksistensi usaha susu sapi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 20
digilib.uns.ac.id
B. Rumusan Masalah
gambaran umum yang kemudian dapat ditarik beberapa poin penting yang
C. Tujuan
didapatkan tujuan dari penelitian ini secara khusus kepada beberapa hal
sebagai berikut :
D. Manfaat Penelitian
secara pribadi bagi penulis sendiri maupun bagi semua pembaca, pemerintah
kekurangan yang dihadapi oleh pelaku usaha peternakan sapi perah, serta
pendapatan masyarakat.
agar dapat digunakan sebagai referensi atau acuan untuk penelitian yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id 22
digilib.uns.ac.id
E. Sistematika Penelitian
Penelitian ini terdiri dari lima pokok pembahasan, berupa bab satu
sampai dengan bab lima yang diperluas menjadi beberapa sub-bab dalam
BAB I PENDAHULUAN
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
commit
peternak, pemerintah, to userpembaca.
dan semua