TINJAUAN PUSTAKA
Siklus hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari
evaporasi dan transpirasi. Pemanasan air laut oleh sinar matahari merupakan
kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara terus menerus. Air
berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan
kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman
sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak
awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air
yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es.
celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat
bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau
utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka
biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan
daerah aliran sungai menuju laut.Air permukaan, baik yang mengalir maupun
yang tergenang (danau, waduk, rawa), dan sebagian air bawah permukaan
akan terkumpul dan mengalir membentuk sungai dan berakhir ke laut. Proses
hidrologi yang membentuk sistem Daerah Aliran Sungai (DAS). Jumlah air di
bumi secara keseluruhan relatif tetap, yang berubah adalah wujud dan
tempatnya.
rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa dan irigasi tambak (PP. No. Th. 2006
dalam kamus istilah Bidang Pekerjaan Umum: 27). Sedangkan menurut Basak
(1999 : 1), irigasi adalah suatu proses dari penerapan rekayasa air untuk tanah
mempelajari tentang perencanaan dan desain dari sistem penyediaan air untuk
tanah pertanian guna melindungi tanaman dari dampak buruk musim kering(
kemarau) atau rendahnya curah hujan. Ada beberapa irigasi yaitu irigasi
permukaan, irigasi bawah permukaan, irigasi pancaran, irigasi tetes, dan irigasi
tradisional.
tanah dan membiarkan air meresap (infiltrasi) ke dalam tanah. Air dibawa dari
sumber ke lahan melalui saluran terbuka baik dengan atau lining maupun melalui
irigasi permukan relatif lebih kecil daripada irigasi curah maupun tetes kecuali
1999).
air oleh tanaman lebih efektif. Sistem irigasi alur adalah pemberian air di atas
lahan melalui alur, alur kecil atau melalui selang atau pipa kecil dan
dan lain-lain untuk menentukan cara irigasi dan kebutuhan air tanamannya
Suatu daerah irigasi permukaan terdiri dari susunan tanah yang akan diairi
secara teratur dan terdiri dari susunan jaringan saluran air dan bangunan lain
air. Dari sumbernya, air disalurkan melalui saluran primer lalu dibagi-bagikan ke
saluran sekunder dan tersier dengan perantaraan bangunan bagi dan atau sadap
terser ke petak sawah dalam satuan petak tersier. Petak tersier merupakan petak-
petak pengairan/pengambilan dari saluran irigasi yang terdiri dari gabungan petak
sawah. Bentuk dan luas masing-masing petak tersier tergantung pada topografi
dan kondisi lahan akan tetapi diusahakan tidak terlalu banyak berbeda. Apabila
terlalu besar akan menyulitkan pembagian air tetapi apabila terlalu kecil akan
datar : 200-300 ha, di tanah agak miring : 100-200 ha dan di tanah perbukitan :
sesuai untuk semua kondisi lahan, besarnya air yang mengalir dalam lahan akan
meresap kedalam tanah untuk dipergunakan oleh tanaman secara efektif, efisien
pemakaian air lebih besar dibandingkan dengan sistem irigasi genangan (basin)
Takeda, 1987).
bebas dan penggenangan. Dalam hal ini air diberikan pada areal irigasi dengan
jalan peluapan untuk menggenangi kiri atau kanan sungai yang mempunyai
permukaan datar. Sebagai contoh adalah sistem irigasi kuno di Mesir. Sistem ini
terkendali. Cara yang umum digunakan dalam hal ini adalah dengan
(1) bendung
Sistem ini air distribusikan dengan cara pipanisasi. Di sini juga berlaku
gravitasi, di mana lahan yang tinggi mendapat air lebih dahulu. Namun air yang
Disamping untuk memenuhi kebutuhan air tanaman. Sistem ini dapat pula
pupuk dan lain-lain. Pada irigasi curah air dialirkan dari sumber melalui jaringan
pipa yang disebut mainline dan sub-mainlen dan ke beberapa lateral yang masing-
Sistem irigasi curah dibagi menjadi dua yaitu set system (alat pencurah
memiliki posisi yang tepat),serta continius system (alat pencurah dapat dipindah-
pindahkan). Pada set system termasuk ; hand move, wheel line lateral, perforated
pipe, sprinkle untuk tanaman buah-buahan dan gun sprinkle. Sprinkle jenis ini
ada yang dipindahkan secara periodic dan ada yang disebut fixed system atau
tetap (main line lateral dan nozel tetap tidak dipindah-pindahkan). Yang termasuk
continius move system adalah center pivot, linear moving lateral dan traveling
Menurut Hansen et. Al (1992) menyebutkan ada tiga jenis penyiraman yang
umum digunakan yaitu nozel tetap yang dipasang pada pipa, pipa yang dilubangi
(perforated sprinkle) dan penyiraman berputar. Sesuai dengan kapasitas dan luas
lahan yang diairi serta kondisi topografi, tata letak system irigasi curah dapat
1. Farm system, system dirancang untuk suatu luas lahan dan merupakan
3. Incomplete farm system, system dirancang untuk dapat diubah dari farm
adalah:
a) Memerlukan biaya investasi dan operasional yang cukup tinggi, antara lain
b) Memerlukan rancangan dan tata letak yang cukup teliti untuk memperoleh
keseragaman penyebaran air dari sprinkle. Apabila penyebaran air tidak seragam,
maka dikatakan efisiensi irigasi curah rendah. Parameter yang umum digunakan
dari 85%.
1. system berputar (rotaring hed system) terdiri dari satu atau dua buah
nozzle miring yang berputar dengan sumbu vertical akibat adanya gerakan
kg/cm2 , hingga sumber tekanan cukup diperoleh dari tangkai air yang
Sumber tenaga penggerak pompa dapat berupa motor listrik atau motor
bakar. Pipa utama adalah pipa yang mengalirkan air ke pipa lateral. Pipa lateral
adalah pipa yang mengalirkan air dari pipa utama ke sprinkle. Kepala sprinkle
samping itu juga pemborosan tenaga kerja yang harus menenteng ember.
Irigasi tetes adalah suatu sistem pemberian air melalui pipa/ selang
berlubang dengan menggunakan tekanan tertentu, dimana air yang keluar berupa
tetesan-tetesan langsung pada daerah perakaran tanaman. Tujuan dari irigasi tetes
interval (selang)yang sering, atau frekuensi pemberian air yang tinggi , air
diberikan pada daerah perakaran tanaman, aliran air bertekanan dan efisiensi serta
a. Sumber air, dapat berupa sumber air permanen (sungai, danu, dan lain-lain),
b. Sumber daya, sumber tenaga yang digunakan untuk mengalirkan air dapat
dari gaya gravitasi (bila sumber air lebih tinggi daripada lahan pertanaman),
dan untuk sumber air yang sejajar atau lebih rendah dari pada lahan
sumber air yang dalam, maka diperlukan pompa penghisap pompa air sumur
dalam.
alat penyaring, yaitu saringan utama (primary filter) yang dipasang dekat
sumber air, sringan kedua (secondary filter) diletakkan antara saringan utama
Irigasi tetes adalah teknik penambahan kekurangan air pada tanah yang
penampung air yang disertai lubang tetes di bawahnya. Air akan keluar secara
perlahan -lahan dalam bentuk tetesan ke tanah yang secara terbatas membasahi
tanah. Lubang tetes air dapat diatur sedemikian rupa sehingga air cukup hanya
membasahi tanah di sekitar perakaran (http://mekanisasi.litbang.deptan.go.id -
b. Mengurangi kehilangan air yang begitu cepat akibat penguapan dan infiltrasi.
e. Melakukan pemanenan air hujan lewat wadah irigasi tetes secara terbatas
Sistem irigasi tetes memang konsep pemanfaatan air tanaman yang belum
populer Namun, sistem ini telah membumi di belahan bumi lain. Orang asing
telah menginsyafi seberapa banyak porsi air minum yang bisa mengobati dahaga
air, nutrisi yang mesti diserap tanaman bisa hanyut. Andai kebanyakan air pun
batang tanaman bisa membusuk. Jadi, jangan menyiram tanaman sampai tampak
memakai sistem ini. Tanaman cukup ditetesi air sesuai porsi yang diperlukannya.
Cara ini bukan hanya membantu tanaman tak sampai kelebihan mengonsumsi air,
tempat tertentu diberi lubang untuk jalan keluarnya air menetes ke tanah.
Perbedaan dengan sistem pancaran adalah besarnya tekanan pada pipa yang tidak
begitu besar. Gambar dibawah ini memberikan Ilustrasi mengenai sistem irigasi
tetes.
klimatologi, topografi, fisik dan kimiawi lahan, biologis tanaman, sosial ekonomi
dan budaya, teknologi (sebagai masukan sistem irigasi) serta keluaran atau hasil
air, jenis pertimbangan lain. tergantung pada kondisi tanah, keadaan tanaman,
iklim, kebiasaan petani dan Cara pemberian air irigasi yang termasuk dalam eara
a. Wild flooding : air digenangkan pada suatu daerah yang luas pada waktu
pembasahannya, cara ini hanya cocok apabila cadangan dan ketersediaan air
cukup banyak.
b. Free flooding: daerah yang akan diairi dibagi dalam beberapa bagian, atau air
keuntungan dari sistem ini adalah bahwa air tidak dialirkan pada daerah yang
sudah diairi.
d. Border strip method : daerah pengairan dibagi-bagi dalam luas yang keeil
jajaran atau persegi panjang, tiap petak dibagi lagi dengan bantuan galengan
dan air akan mengalir melingkar sebelum meneapai lubang pengeluaran. Cara
ini menjadi dasar dari pengenalan perkembangan teknik dan peralatan irigasi.
g. Furrow method : cara ini digunakan pada perkebunan bawang dan kentang
1. untuk membasahi tanah, yaitu pembahasan tanah pada daerah yang curah
sepanjang waktu pada saat dibutuhkan, baik pada musim kemarau maupun
musim penghujan.
lumpur dan zat-zat hara penyubur tanaman pada daerah pertanian tersebut,
Air adalah faktor penting dalam bercocok tanam. Suatu sistem pengairan yang
sumbernya. Hubungan erat antara air dan tanaman disebabkan karena fungsi air
c. Penggunaan konsumtif
f. Efisiensi irigasi
Kebutuhan air irigasi dapat ditentukan salah satunya dengan metode FPR (
Faktor Palawija Relatif)- LPR (Luas Palawija Relatif). Persamaan untuk metode
FPR yaitu :
FPR = ............................................................(2.1)
Dengan :
kurang dari 50% FPR yang telah ditentukan sehingga perlu diadakan pergiliran
air. Kriteria FPR Berdasarkan jenis tanah dapat dilihat pada tabel berikut :
Untuk nilai LPR adalah perbandingan kebutuhan air antara jenis tanaman
satu dengan jenis tanaman lainnya. Tanaman pembanding yang digunakan adalah
palawija yang mempunyai nilai 1 (satu). Semua kebutuhan tanaman yang akan
dicari terlebih dahulu dikonversikan dengan kebutuhan air palawija yang akhirnya
didapatkan satu angka sebagai faktor konversi untuk setiap jenis tanaman.
Q1 = .............................................................(2.2)
Q2 = ...........................................................(2.3)
Dimana :
Dari jenis pemberian air irigasi, dapat dikelompokkan menjadi dua cara,
yaitu :
(1) Terus menerus dan proporsional pada kondisi debit puncak dan debit berubah
Faktor K = ...............................(2.4)
Data yang di peroleh untuk perhitungan faktor K adalah :
Ketersediaan air cukup apabila luas lahan yang tersedia untuk diairi lebih kecil
setelah konstruksi selesai, apabila areal yang akan dikembangkan masih tetap
2. Ketersediaan air disungai < dari perkiraan debit sungai yang digunakan
Pemberiaan air dengan sistem golongan adalah suatu cara pemberian air
irigasi secara teratur dan terarah pada daerah yang beririgasi teknis menurut lahan
demi lahan. Dimana pemberiaan airnya disesuaikan dengan keadaan jumlah air
yang tersedia serta faktor kebutuhan air irigasi (Prosida, 1975: 37 dalam Wahjono,
1986:18).
4. Luasnya areal irigasi( Dirjen Pengairan Dep. PU. KP-01, 1986: 171-177)
dipakai, yaitu:
2. Neraca air
Kegiatan Keandalan
adalah karena evapotranspirasi ini memberikan nilai yang besar untuk terjadinya
debit dari suatu daerah aliran sungai. Rumus evapotranspirasi yang digunakan
dibutuhkan yaitu :
ETo = c × ETo*
Dimana :
Dimana :
N = lama cahaya matahari maksimum yang mungkin dalam satu hari (jam)
ea – ed = defisit tekanan uap yaitu selisish antara tekanan uap jenuh (ea) pada
T rata-rata dalam (mbar) dan tekanan uap sebenarnya (ed) dalam (mbar)
ea=ed = ea × RH/100………………………………………………….…....(2.10)
Formulasi inilah yang dipakai dalam Metode Mock untuk menghitung
dinyatakan dalam mm/hari. Berikut ini adalah tabel hubungan T dengan Ea, W
dan f(T).
matahari ini berubah-ubah menurut bulan, seperti Tabel 3.7 pada halaman berikut
memuat nilai koefisien refleksi yang digunakan dalam metode Mock. Sedangkan
tabel angka koreksi (c) bulanan untuk rumus Penman dapat dilihat pada Tabel 3.9.
Tabel 2.7 hubungan Nilai Radiasi ekstra Matahari (Ra) dengan letak lintang
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nop Des Tahun
st
5º LU 13,7 14,5 15 15 14,5 14,1 14,2 14,6 14,9 14,6 13,9 13,4 14,39
0º 14,5 15 15,2 14,7 13,9 13,4 13,5 14,2 14,9 15 14,6 14,3 14,45
5º LS 15,2 15,4 15,2 14,3 13,2 12,5 12,7 13,6 14,7 15,2 15,2 15,1 14,33
10º 15,8 15,7 15,1 13,8 12,4 11,6 11,9 13 14,4 15,7 15,7 15,8 14,21
LS
Bulan C Bulan C
Januari 1,04 Juli 0,9
Februari 1,05 Agustus 1
Maret 1,06 September 1,1
April 0,9 Oktober 1,1
Mei 0,9 Nopember 1,1
Juni 0,9 Desember 1,1
Dimana :
WS = water surplus
S = R – Ea
cenderung besar. Namun jika kemiringan tanahnya terjal dimana air tidak sempat
bernilai kecil.
Infiltrasi terus terjadi sampai mencapai zona tampungan air tanah (ground water
storage, disingkat GS). keadaan perjalanan air di permukaan tanah dan di dalam
dari air tanah bulan lalu yang masih ada bulan sekarang. Nilai K ini
cenderung lebih besar pada bulan basah. Nilai k diambil antara 0 – 1,0.
tertentu. Dengan demikian maka nilai asumsi awal bulan pertama tahun
pertama harus dibuat sama dengan nilai bulan terakhit tahun terakhir.
GS = {0,5 × (1 + K) × I} + {K × GSom}…………………………(2.13)
Seperti telah dijelaskan, metode Mock adalah metode memprediksi debit
didasarkan pada water balance. Oleh sebab itu, batasan-batasan water balance ini
(ΔGS) selama rentang waktu tahunan tertentu adalah nol, atau (misalnya untuk 1
tahun) :
Perubahan groundwater storage ini penting bagi terbentuknya aliran dasar sungai
(base flow, disingkat BF). Dalam hal ini base flow merupakan selisih antara
BF = I – ΔGS……………………………………………………………....(2.14)
Jika pada suatu bulan ΔGS bernilai negatif (terjadi karena GS bulan yang
ditinjau lebih kecil dari bulan sebelumnya), maka base flow akan lebih besar dari
nilai infiltrasinya. Karena water balance merupakan siklus tertutup dengan periode
selama 1 tahun adalah nol. Dari persamaan di atas maka dalam 1 tahun jumlah
Selain base flow, komponen debit yang lain adalah direct run off
permukaan berasal dari water surplus yang telah mengalami infiltrasi. Jadi direct
DRO = WS – I………………...…………………………………….(2.15)
Setelah base flow dan direct run off komponen pembentuk debit yang lain adalah
storm run off, yaitu limpasan langsung ke sungai yang terjadi selama hujan deras.
Storm run off ini hanya beberapa persen saja dari hujan.. storm run off hanya
dimasukkan ke dalam total run off, bila presipitasi kurang dari nilai maksimum
soil moisture capacity. Menurut Mock storm run off dipengaruhi oleh percentage
factor, disimbolkan dengan PF. Percentage factor adalah persen hujan yang
37,3%.
1. Jika presipitasi (P) > maksimum soil moisture capacity maka nilai storm
run off = 0.
2. Jika P < maksimum soil moisture capacity maka storm run off adalah
jumlah curah hujan dalam satu bulan yang bersangkutan dikali percentage
factor, atau :
SRO = P × PF.....................................................................................(2.16)
Dengan demikian maka total run off (TRO) yang merupakan komponen-
komponen pembentuk debit sungai (stream flow) adalah jumlah antara base flow,
dengan catchment area (luas daerah tangkapan air) dalam km2 dengan suatu angka
Kebutuhan air irigasi merupakan jumlah air irigasi yang digunakan oleh
lahan dan tanaman pada selang waktu dan jumlah tertentu. Kebutuhan air untuk
dan untuk pertumbuhan sampai saat panen. Sedangkan untuk tanaman bukan padi
Kebutuhan air irigasi adalah jumlah air yang diperlukan tanaman untuk
memenuhi kebutuhan air tanaman dengan luasan tertentu. Kebutuhan air ini
Kebutuhan air untuk palawija hanya untuk pertumbuhannya saja yang dinyatakan
dengan evapotranspirasi tanaman. Akan tetapi untuk tanaman padi kebutuhan air
sampai saat panen, serta kebutuhan air untuk mengganti air yang hilang karena
4. Perkolasi
5. Efisiensi air irigasi
IG= EI × A ………………………………………..……………..................(2.18)
Dengan :
P = perkolasi (mm/hari)
EI = efisiensi irigasi
didasarkan pada kebutuhan air untuk mengganti kehilangan air akibat evaporasi
dan perkolasi di sawah yang sudah dijenuhkan selama periode penyiapan lahan.
lahan dan jumlah air yang diperlukan untuk penyiapan lahan. Untuk perhitungan
kebutuhan air irigasi untuki penyiapan lahan dapat digunakan metode yang
berikut.
IR = M ……………………………………………………….....................(2.19)
Dengan :
P= Eo + P ……………………………….……....…..…………......………(2.20)
P = perkolasi (mm/hari)
k = (M x T)/S …………………………………………………………….(2.22)
penyiapan lahan padi kedua. Ini sudah termasuk banyaknya air untuk
untuk persemaian.tabel kebutuhan air irigasi selama masa penyiapan lahan dapat
Sumber : KP – 01 (1986)
2.16 Keutuhan Air Untuk Konsumtif (ETc)
lahan dengan memasukkan faktor koefisien tanaman (kc). Persamaan umum yang
Dengan:
Kc = koefisien tanaman.
Kebutuhan air konsumtif ini dibutuhkan untuk mengganti air yang hilang
akibat penguapan. Air dapat menguap melalui permukaan air atau tanah maupun
kebutuhan air konsumtif ini adalah sebesar air yang hilang akibat proses
koefisien tanaman (kc) mengikuti cara ndeco atau prosidan seperti tercantum
dalam dirjen pengairan (1985), yaitu varietas biasa dengan masa pertumbuhan
tanaman padi selama 3,5 bulan dan dapat dilihat pada Tabel 3.13 dan Tabel 3.14.
Tabel 2.11 Koefisien Tanaman Padi dan Jagung
Tanaman Periode
I II III IV V VI VII
Perkolasi adalah masuknya air dari daerah tak jenuh ke dalam daerah jenuh
air, pada proses ini air tidak dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Laju perkolasi
sangat tergantung pada sifat tanah daerah tinjauan yang dipengaruhi oleh
1 Tanah 1,0-2,0
lempungan
pasiran
Curah hujan efektif diperoleh dari data hujan data stasiun pengamatan
hujan terdekat. Data hujan andalan 80%, sedangkan hujan efektif harian yang
dipakai adalah sebesar 70% dari hujan andalan 80% seperti diberikan pada
Re = 0,7 × R80..................................................................................(2.24)
Dimana :
80 %.
Untuk lebih jelas koefisien curah hujan untuk padi dibagi beberapa golongan dan
besarnya koefisien curah hujan efektif untuk tanaman padi berdasarkan Tabel
Bulan Golongan
1 2 3 4 5 6
0,5 0,36 0,18 0,12 0,09 0,07 0,06
1 0,7 0,53 0,35 0,26 0,21 0,18
1,5 0,4 0,55 0,46 0,36 0,29 0,24
2 0,4 0,4 0,5 0,46 0,37 0,31
2,5 0,4 0,4 0,4 0,48 0,45 0,37
3 0,4 0,4 0,4 0,4 0,46 0,44
3,5 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,45
4 0 0,2 0,27 0,3 0,32 0,33
4,5 0,13 0,2 0,24 0,27
5 0,1 0,16 0,2
5,5 0,08 0,13
6 0,07
jumlah air yang diambil akan hilang sebelum air itu sampai disawah. Kehilangan
dilakukan apabila kelulusan tanah cukup tinggi (KP-03, 1986). Pada umumnya
sebagai berikut :
dalam (inflow) dan aliran keluar (outflow) di suatu daerah untuk suatu periode
tertentu disebut neraca air atau keseimbangan air (water balance). Bentuk
P = Ea + ΔGS + TRO......................................................................................(2.25)
Dari rumus diatas maka didapat keseimbangan air (water balance) untuk lebih
P = Presipitasi
Ea = Evapotranspirasi
menggunakan beberapa metode, yaitu metode Mock, NRECA dan Tank Model.
Secara umum analisis debit menggunakan metodeempiris dari Dr. FJ. Mock
bulanan berdasarkan tranformasi data curah hujan bulanan dan data klimatologi.
Berikut ini adalah tabel notasi dan satuan yang dipakai untuk data iklim.
langsung menjadi direct runoff dan sebagian lagi akan masuk ke dalam tanah atau
kemudian terjadi perkolasi ke air tanah danakan keluar sebagai base flow. Hal ini
terdapat keseimbangan antara air hujan yang jatuh dengan evapotranspirasi, direct
runoff dan infiltrasi, dimana infiltrasi ini kemudian berupa soil moisture dan
ground water discharge. Aliran dalam sungai adalah jumlah aliran yang langsung
limpasan air hujan langsung (direct runoff) aliran dasar/air tanah dan limpasan air
Metode ini adalah salah satu metode dalam analisis frekuensi untuk
kemudian dikembangkan oleh Gumbel (1945), lalu Chow (1953), Velz (1952),
1995:114):
P(Xm) = .....................................................................................(2.26)
T(Xm) = ......................................................................................(2.27)
Dimana:
perioda pengamatan.
nilai yang(Xm).
pada daerah dengan tanah memiliki tekstur berpasir. Tanah-tanah seperti ini
memiliki kemampuan meloloskan air yang sangat tinggi sehingga tidak dapat
menyimpan air dalam waktu lama. Prinsip sumur renteng adalah menampung air
untuk irigasi dalam sebuah bak penampung berbentuk selinder yang terhubung
dengan bak penampung lainnya melalui pipa kapiler. Keunggulan sistem irigasi
Ada beberapa tipe sumur renteng yang digunakan pada lahan pasir, antara
lain :
c. Sistem sembur
Sumber air dari air tanah atau sungai, embung dialirkan ke bak
sumur rentengmelalui pipa. Bak sumur renteng dibuat dari bis beton(Gambar 2.6).
Tipe ini paling peraktis, karena dapat digunakan setiap saat, pada kondisi tower
berisi air. Eksistensi kelelmbagaan sangat berperan pada sistem ini, agar tower
Sumber air dari air tanah atau sungai atau embung dialirkan ke bak sumur
Sumber air dari air tanah, atau sungai disedot dengan diesel dan langsung
dialirkan ke pipa distributor tanpa melalui bak penampung berupa tower maupun
Ketersediaan air tanah dangkal dan diesel sebagai modal utama. Sistem ini
modal. Sistem ini berlaku pada semua lahandan digunakan setiap waktu sesuai
kebutuhan dan fase tanaman yang diusahakan. Meskipun demikian sistem ini
diawali oleh daerah pantai, disamping untuk pnyiraman tanaman juga berfungsi
sebagai pencuci kadar garam yang menempel pada daun. Garam yang menempel
massa cairan sel dalam tanaman keluar tanaman melalui stomatadaun. Aliran
cairan terjadi karena perbedaan kepekatan dipermukaan daun karena adanya
Gambar 2.8 Sketsa dan cara kerja sumur sembur, tahun 2006
dengan beda tinggi antara air sungai dengan tower (vertical internal)
kepemilikan petani)
4. engan energi gravitasi air tower mengalir kesumur renteng dan aliran
airdari sumur renteng yang satu kesumur renteng yang lain dihubungkan
dengan paralon.
5. Air tenton dibak bis sumur renteng ditimba untuk menyiram tanaman.
Petani menimba air secara langsung menggunakan ember atau gembor dan
1. perinsip kerja hampir sama dengan cara kerja pengairan sistem sumur
renteng tanpa bak penampung, yaitu dilengkapi sumur tanah pada setiap
kepemilikan lahan.
1. Bis sumur renteng diisi langsung dari diesel, tanpa melalui tower. Air
berasal dari air yang mengalir disungai menuju laut yang dibendung,
disedot.
tanah pasir sampai ketemu air tanah. Pipa posong dalam tersebut
memungkin terisi air tanah, pada bagian atas diperkcil sesuai dengan pipa
4. Air tendon dan bak bis sumur renteng ditimba untuk menyimpan tanaman.
Salah satu metoda dalam sumur renteng umtuk mengalirkan air dari saluran
irigasi kedalam sumur maupun menghubungkan dari sumur satu ke sumur lainnya
Hf = f. . ............................................................................(2.28)
Dimana:
Dimana :
2
V= . . h........................................................................(2.29)
Dimana:
= atau 3,14
Q = A x V............................................................................(2.30)
Dimana:
Q = ....................................................................................(2.31)
Dimana:
waktu pengisian sumur renteng pada saat pertama kali menerima air dari saluran
sekunder dan waktu perpindahan air dari sumur renteng satu ke sumur renteng
yang lain, jika sumur yang bersangkutan dihubungkan dengan pipa secara seri.
Q= D2 √ ...............................................(2.32)
Dimana:
= atau 3,14
Waktu perpindahan air dari satu sumur ke sumur yang lain, jika sumur
√
T= √ -√ )....................................(2.33)
√
Dimana:
2 (detik)
H1 = beda tinggi muka air awal antara sumur 1 dan sumur 2 (m)
H2 = beda tinggi muka air akhir antara sumur 1 dan sumur 2 (m)
disebut pori (voids) antara butir- butir tersebut. Pori-pori ini selalu berhubungan
satu dengan yang lain sehingga air dapat mengalir melalui rungan pori tersebut.
Proses ini disebut rembesan (sepage) dan kemampuan tanah untuk dapat dirembes
air disebut daya rembesan (permeability). Rembesan air dalam tanah sangat
penting dalam bidang goteknik, misalnya pada saat pembuatan tanggul atau
bendungan untuk menahan air, juga penggalian pondasi dimuka air tanah.
Pergerakan air dalam tanah merupakan bagian dari siklus hidrologi. Pergerakan
air dalam tanah pada umumnya air bergerak dengan aliran relatif lambat atau
dalam kondisi laminer. Untuk lebih jelas dapat dilihat komposisi tanah pada
gambar dibawah.
Kadar air adalah persentase kandungan air suatu bahan yang dapat
dinyatakan berdasarkan berat basah (wet basis) atau berdasarkan berat kering (dry
basis). Kadar air berat basah mempunyai batas maksimum teoritis sebesar 100
persen, sedangkan kadar air berdasarkan berat kering dapat lebih dari 100 persen.
bahan. Dalam hal ini terdapat dua metode untuk menentukan kadar air bahan
tersebut yaitu berdasarkan bobot kering (dry basis) dan berdasarkan bobot basah
(wet basis). Dalam penentuan kadar air bahan pangan biasanya dilakukan
menggunakan Volume yang diketahui dari materi dan pengeringan oven. Kadar
θ=
Dimana :
Mwet dan Mdry = massa dari sample sebelum dan sesudah pengeringan dalam
oven.
ρ = densitas air
Dalam ilmu tanah, hidrologi, dan ilmu pertanian, kandungan air memiliki
peran penting untuk mengisi ulanag air dalam tanah. Kadar air dalam tanah
disetiap tempat berbeda, misalnya kadar air cendrung meningkat apabila didaerah
yang basah dan cendrung menurun apabila ditempat yang kering, untuk daerah
yang lembab kadar air berada pada kondisi dimana kondisi kadar air menengah.
untuk daerah dimana tanah lembab dan sudah dibasahi air hujan dan dialiri irigasi
2-3 hari memiliki kadar air sebesar 0,1- 0,35 dan untuk kadar air sisa dimana
terdapat pada daerah yang kering kadar air sebesar 0,001- 0,1 Untuk lebih jelas
mengenanai kadar air dan besarnya kadar air didaerah yang berbeda dapat diolihat
dibawah ini :
Δθ = θfc- θwp
Dimana :