Anda di halaman 1dari 89

PENGANTAR MANAJEMEN

Dr. Helisia Margahana SH., SE. MM.

Wahid Eka Saputra, S.E., MM.


PENGANTAR MANAJEMEN
Penulis : Dr. Helisia Margahana SH., SE., MM.
Wahid Eka Saputra, S.E., MM.

Desain Cover : Tim Hira Tech

Penerbit : CV. HIRA TECH


Redaksi : Dsn Tanjung Waras, Desa Merak Batin,
Kecamatan Natar Lampung Selatan 35362
Telp/Hp : 0821 7686 3021
Email : info@hira-tech.com
Website : www.hira-tech.com
Support by : Pustaka at-tirmidzi

Perpustakaan Nasional RI. Data Katalog Dalam Terbitan (KDT)


Bisnis Ekonomi/ Penulis, Dr. Helisia Margahana SH., SE., MM, Wahid Eka
Saputra, S.E., MM. -- Lampung Selatan : CV HIRA TECH, 2019.
000 hlm. ; 18 cm.

ISBN : 978-623-94008-0-4

Dilarang keras memfotocopy atau memperbanyak sebagian atau


keseluruhan isi buku ini tanpa seizin tertulis dari penerbit.

Sanksi Pelanggaran Pasal 72


Undang-undang No.19 Tahun 2002
Tentang Hak Cipta
(1) Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan
ayat (2) dipidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan
dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau
pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun/atau denda paling banyak Rp
5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah).
(2) Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau
menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak
cipta atau hak terkait sebagaimana dimaksut pada ayat (1) dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling bayak Rp
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Apabila anda menemukan kesalahan cetak dan atau kekeliruan informasi


pada buku ini, harap menghubungi redaksi Hira-Tech. Terimaksih.
KATA PENGANTAR

Alhamdullilah, adanya fasilitas perpustakaan yang lengkap


di STIE Trisna Negara menjadikan motivasi penulis untu menyusun
literatur berjudul “Pengantar Manajemen”. Buku ini dapat berguna
bagi mahasiswa ekonomi yang ingin mengetahui lebih luas lagi
mengenai manajemen. Buku ini disusun dari berbagai sumber
termasuk dari mata perkuliahan.

Semoga dengan adanya buku ini dapat bermanfaat bagi


semua dan kritik yang membangun terus penulis harapkan dari
semua pembaca.

Semoga Allah S.W.T menerima karya tulis ini sebagai bagian


dari ibadah penulis

BOKU Timur, Januari 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ...........................................................................

DAFTAR ISI..........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Manajemen Sebagai Ilmu dan Seni .......................................


B. Pengertian Manajemen ..............................................................
C. Perkembangan Manajemen Sebagai Ilmu dan Tokoh-
tokohnya ..........................................................................................
D. Macam-macam Mashab atau Aliran Manajemen ............
E. Manajer ............................................................................................

BAB II PLANNING

A. Bentuk-bentuk planning ...........................................................


B. Faktor-faktor yang membatasi Planning ............................
C. Kebaikan dan Keburukan Planning ......................................

BAB III PENGORGANISASIAN

A. Pengertian Pengorganisasian .................................................


B. Unsur-unsur organisasi .............................................................
C. Asas-asas organisasi ...................................................................
D. Rentang kendali ............................................................................
E. Jenis-jenis wewenang .................................................................
BAB IV STAFFING

A. Pengertian Staffing ......................................................................

BAB V FUNGSI PENGGERAKKAN

A. Pengertian Fungsi penggerakkan ..........................................


B. Perilaku Manusia..........................................................................
C. Motivasi............................................................................................
D. Kepemimpinan ..............................................................................
E. Komunikasi.....................................................................................

BAB VI CONTROLLING

A. Pengertian Controlling...............................................................
B. Tujuan Diadakan Controlling ..................................................
C. Prinsif-prinsif Controlling ........................................................
D. Prosedur Controlling ..................................................................
E. Bidang-bidang Controlling .......................................................

DAFTAR KEPUSTAKAAN
BAB I
PENDAHULUAN

A. MANAJEMEN SEBAGAI ILMU DAN SENI

Pada abad ke 20 merupakan kurun waktu timbulnya


manajemen sebagai suatu disiplin ilmu pengetahuan (Science).
Dimana manusia mulai menyadari perlunya kerjasama secara
efisien didalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Namun
manajemen sebagai seni (ART) atau manajemen dalam prakteknya
timbul bersama dengan peradaban manusia dari kenyataan
tersebut, bahwa manajemen terdiri dari dua unsur yaitu unusr
keilmuan dan unsur seni.

Manajemen mengandung unsur keilmuan karena memenuhi


persyaratan keilmuan yaitu mempunyai prinsip-prinsip, peraturan-
peraturan dan ketentuan-ketentuan yang merupakan satu
kesatuan sistem yang berlaku umum setelah melalui penelitian dan
pengujian sehingga dapat diterapkan pada setiap organisasi.

Unsur lain dari manajemen adalah seni (Art), dimana


manajemen diharapkan mempunyai kemahiran untuk menerapkan
ilmu yang dimilikinya. Kemahiran tersebut ditentukan oleh watak
kepribadian seseorang yang banyak dipengaruhi oleh bakat, naluri,
emosi, tingkat usia, pengalaman dan lain-lain.
B. PENGERTIAN MANAJEMEN

Manajemen adalah badan yang mengatur langsung kegiatan-


kegiatan untuk mencapai tujuan. Manajemen dari bahasa inggris
“To Manage” yang berarti mengatur. Dalam hal mengatur akan
menimbulkan masalah, proses dan pertanyaan tentang apa yang
diatur, siapa yang mengatur, mengapa harus diatur dan apa tujuan
pengaturan tersebut.

Untuk menjawab pertanyaan diatas, perlu kita mempelajari,


mendalami menghayati serta mempraktekkan manajemen yang
baik. Pengertian manajemen dapat dilihat dan diketahui dengan
mempelajari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli di
bawah ini.

Drs. Malayu S.P! Hasibuan, Manajemen adalah seni dan ilmu


mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-
sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu
tujuan tertentu.

G.R. Terry mengemukakan, management is distinct prosess


consisting of planning, organizing, actuating, and controlling
performed to de termine and accomplish stated objectives by the
use of human being and other resources. (Manajemen merupakan
suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan
perencanaan, pengorganisasian, menggerakkan dan pengendalian
yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran
yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia
dan sumber daya lainnya.
Sondang P. Siagian mengemukakan pengertian manajemen
adalah kemampuan dan keterampilan untuk memperoleh sesuatu
hasil dalam rangka pencapai tujuan melalui kegiatan-kegiatan
orang lain.

Dari definisi diatas maka dapat ditarik kesimpulan sebagai


berikut :

1. Manajemen adalah perpaduan antara ilmu pengetahuan dan


seni
2. Manajemen adalah proses yang sistematis, terkoordinasi
dan kopeeratif dalam usaha-usaha memanfaatkan sumber
daya manusia dan sumber-sumber lainnya.
3. Manajemen mempunyai tujuan tertentu.
4. Manajemen hanya dapat diterapkan pada sekelompok
manusia yang bekerja sama secara parmal serta mempunyai
tujuan yang sama pula.
5. Manajemen hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan
yang efektif dan efisien.
6. Manajemen merupakan sistem kerjasama yang kooperatif
dan rasional.
7. Manajemen didasarkan pada pembagian kerja, tugas, dan
tanggung jawab yang teratur.

Dalam ranga mencapai sasaran/tujuan yang ditetapkan,


manajemen memerlukan unsur-unsur manajemen (tools of
management) yang dirumuskan dengan 6 M yaitu :
1. Men, tenaga kerja manusia, baik tenaga kerja eksekutif
maupun operatif.
2. Money, uang yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang
diinginkan.
3. Methode, cara-cara yang dipergunakan dalam usaha untuk
mencapai tujuan. Untuk lancarnya kegiatan menuntut cara
kerja yang baik.
4. Material, bahan-bahan yang diperlukan untuk mencapai
tujuan.
5. Machines, mesin-mesin atau alat-alat yang diperlukan untuk
mencapai tujuan.
6. Market, pasar untuk menjual barang yang dihasilkan serta
jasa-jasa demi kelangsungan perusahaan.

Di dalam melaksanakan kegiatan manajemen, maka


diperlukan fungsi-fungsi manajemen. Adapun yang dimaksud
dengan fungsi manager ialah aktivitas menejer sebagai menejer.

Menurut Koonzt dan O’ Donnel adalah :

1. Planning, merupakan fungsi dasar atau fungsi fundamental


manajemen karena organizing, staffing, directing dan
controlling pun harus terlebih dahulu direncanakan.
Planning adalah suatu proses untuk menentukan rencana.
2. Organizing.
Fungsi pengorganisasian atau fungsi pembagian kerja
berkaitan erat dengan fungsi perencanaan, karena
pengorganisasian harus direncanakan. Pengorganisasian
adalah fungsi manajemen dan merupakan suatu proses yang
dinamis.
3. Staffing.
Fungsi pengisian jabatan adalah kegiatan untuk
memperoleh pegawai yang efektif yang akan mengisi
jabatan-jabatan yang kosong di organisasi perusahaan.
4. Directing
Fungsi penggerakan dapat dilakukan apabila fungsi
perencanaan, organisasi dan personalia sudah ada untuk
merealisasikan tujuan perusahaan.
5. Controlling
Fungsi pengawasan adalah fungsi yang terakhir dari fungsi-
fungsi manajemen. Pengawasan diperlukan untuk melihat
atau mengetahui penyimpangan-penyimpangan dari
rencana yang sudah ditetapkan oleh perusahaan.
C. PERKEMBANGAN MANAJEMEN SEBAGAI ILMU DAN
TOKOH-TOKOHNYA.

Munculnya manajemen sebagai ilmu (Science) seperti


dewasa ini berkat jasa penelitian para ahli, yang secara tertulis
dimulai abad ke 20. Praktis kurun waktu sebelumnya manajemen
belum dapat menunjukkan prinsip-prinsipnya sebagaimana
seharusnya sebagai ilmu. Hali itu menyebabkan masih segan
sebagian orang menerimanya sebagai ilmu yang baru.

Namun berkat ketekunan dan usaha penyelidikan para ahli


yang bisa disebutkan seperti: CHARLES BABBAGE; FREDERECH
WINSLOW TAYLOR dan HENRY FAYOL ketiga ahli tersebut disebut
sebagai tokoh-tokoh manajemen, sebab merekalah yang telah
merintis jalan dalam meletakkan dasar-dasar ilmu manajemen
(Scientific of management).

1. Charles Babbage (1792-1871), guru besar matematika di


Cambredge Univercity, Inggris. Pada tahun 1823 menulis
buku berjudul “The Economy of Manufaktur”, meletakkan
prinsip-prinsip manajemen melalui pengalaman.
Perhatiannya diarahkan pada masalah pembagian kerja.
2. F.W. Taylor (1856-1915)
Adalah seorang sarjana teknik yang berasal dari Amerika
Serikat Ia dikenal sebagai bapak scientific management
(manajemen berdasarkan ilmu) karena dialah orang yang
pertama mengemukakan ide serta menetapkan dasar-dasar
ilmu pengetahuan manajemen.
a. Pengembangan metode kerja yang baik, dimana setiap
pekerjaan harus ditentukan dengan cara-cara ilmiah.
b. Memilih pekerjaan yang terbaik untuk setiap tugas
tertentu yang selanjutnya dilatih dan dididik.
c. Kerjasama manajer dan pekerja untuk memperoleh
hasil yang sebaik-baiknya.
d. Tanggung jawab yang sepadan antara manajer dan
pekerja-pekerja dimana manajer bertanggung jawab
atas perencanaan dan organisasi kerja.
3. Henry Fayol (1841-1925)
Seorang insinyur pertambangan yang berasal dari perancis.
Selama hidupnya memberikan sumbangan pemikiran dan
pengembangan manajemen. Ia juga mengembangkan
pandangan-pandangan tentang manajemen sebagai suatu
hal yang terdiri dari fungsi-fungsi:
Planning, Organizing, Cordinating, Commanding dan
Controlling (P.O.C3).
Henry Fayol menemukan bahwa kegiatan-kegiatan dalam
usaha industry dapat dibagi dalam 6 bagian yaitu :
a. Teknis (Produksi).
b. Komersial (pembelian, pertukaran dan penjualan).
c. Financial yaitu mencari modal dan pemanfaatannya
secara optimal.
d. Keamanan, yaitu perlindungan terhadap hak milik dan
kesehatan orang-orang.
e. Pembukuan dan statistic.
f. Manajemen meliputi: Perencanaan, pengorganisasian,
pengkoordinasian, pengarahan dan pengendalian.
D. MACAM-MACAM MASHAB ATAU ALIRAN MANAJEMEN
1. Mashab manajemen berdasarkan kebiasaan.

Pada mashab ini pemimpin, mengambil keputusan,


memecahkan persoalan dan lain-lainnya hanya didasarkan
pada kebiasaan, yang dilakukan oleh pihak-pihak yang
terdahulu, sehingga tidak menimbulkan kreasi-kreasi baru
dan menghilangkan daya pikir.
2. Mashab Manajemen Ilmiah

Manajemen ilmiah didasarkan atas penelitian secara


mendalam eksperimen-eksperimen yang dikendalikan dan
penapsiran data yang diperoleh secara hati-hati merupakan
landasan yang dapat dipercaya bagi terminal dan evaluasi
fakta-fakta baru yang dipergunakan oleh para menejer.

3. Mashab Kelakuan

Menurut mashab ini titik tolak tindakan manajemen adalah


kelakuan manusia. Apa yang dicapai bagaimana hal tersebut
dicapai, dan mengapa hal tersebut dicapai dipandang
berhubungan dengan pengaruhnya atas manusia yang
merupakan unsur penting dari pada manajemen.

4. Mashab Sosial

Pendekatan yang dipergunakan adalah sistem social, maka


orentasinya adalah ilmu sosial yang menentukan intraksi
kerjasama manusia untuk membentuk suatu sistem sosial.
Yang mendasari mashab sosial ini adalah kebutuhan untuk
memecahkan berbagai permasalahan yang dihadapi oleh
manusia dan lingkungan, dengan menggunakan kesatuan
sosial

5. Mashab Manajemen Sistem

Sistem ini dapat dianggap sebagai satu keseluruhan yang


terorganisir, terdiri dari bagian-bagian yang berhubungan
dengan cara tertentu dan ditunjukkan kearah tujuan
tertentu.

6. Mashab Manajemen berdasarkan keputusan-keputusan.

Penganut mashab ini beranggapan bahwa pengambilan


keputusan adalah merupakan tugas pokok daripada
manajemen.

7. Mashab Pengakuan Kwantitas

Ciri-ciri dari mashab ini adalah:

a. Mengoptimalkan atau menimbulkan input-output.


b. Penggunakan model-model matamatis.

Mashab ini berorientasi pada optimalisasi dengan


mengarahkan akltivitas manajemen.

8. Mashab Manajemen Prosos.


Para penganut mashab ini menganggap manajemen sebagai
sebuah aktivitas yang terdiri dari dari-sub-aktivitas
tertentu.
9. Mashab Manajemen Menurut keadaan.

Mashab ini adalah mashab relative baru muncul, para


pengikutnya menekankan relavansi tindakan-tindakan
manajemen dengan ciri-ciri khusus didasarkan atas situasi
dimana terjadinya kejadian-kejadian tersebut. Dengan
demikian manajemen harus dapat menyesuaikan dengan
lingkungannya.
E. MANAJER.

Orang yang melakukan aktivitas manjerial disebut manajer,


yaitu orang yang mempunyai keahlian untuk menggerakkan orang
lain guna mencapai tujuan organisasi secara efisien. Hal ini berarti
bahwa manajer adalah orang yang mempunyai jabatan dalam suatu
organisasi.

Ciri-ciri khusus kegiatan manajer adalah:

1. Mempunyai bawahan.
2. Bekerja tidak langsung pada dasarnya melakukan kegiatan
teknis.
3. Mengambil keputusan-keputusan.
4. Memberi perintah-perintah.
5. Meminta laporan-laporan dan lain-lain.

Manajer terdapat pada:

a. Setiap jenis organisasi, misalnya organisasi pemerintahan,


perusahaan, rumah sakit dan lain-lain.
b. Setiap bidang fungsi organisasi, misalnya manajer produksi,
manajer pemasaran, manajer keuangan dan lain-lain.
c. Setiap tingkat organisasi, misalnya Top Manager, Middle
manager, Power Manager.
GAMBAR TINGKATAN MANAJER
BAB II
PLANNING

Dengan kata lain bahwa perencanaan adalah pemilihan


diantara arah-arah tindakan yang dapat mungkin diambil. Sebagai
titik sentral dalam mengarahkan perhatian dan tindakan serta
memungkinkan penggunaan semua factor produksi secara efisien.
Didalam membuat rencana perlu adanya ketegasan mengenai 6
(enam) unsur pendapat yang terkenal: 5w + 1h.

1. What adalah apa yang akan dikerjakan.


2. Why adalah mengapa justru itu yang dikerjakan.
3. Who adalah siapa yang akan mengerjakan.
4. Where adalah dimana akan dikerjakan.
5. When adalah kapan dilaksanakan.
6. How adalah bagaimana mengerjakannya atau cara
pelaksanaannya.

Dengan demikian Flanning mempunyai 2 komponen yang


dominan bagi seorang flanner:

a. Pesimis, maksudnya: seorang flanner mempunyai


kepercayaan bahwa tujuan yang dimaksud tidak akan
tercapai.
b. Optimis, maksudnya: seorang flanner mempunyai suatu
kepercayaan sesuatu dapat dilakukan dengan harapan
bahwa tujuan yang diinginkan akan tercapai.

Rencana yang baik hendaknya bersifat sederhana, Rasional.


Fleksibel, dan Kontinue.

Sederhana : Kata-kata dan kalimat harus sederhana dan


jelas, serta mudah dimengerti.

Rasionil : Berdasarkan perhitungan, pemikiran serta


pertimbangan yang masak, bukan khayalan.

Fleksibel : Luwes/Cocok yaitu dapat mengikuti keadaan,


tempat dan waktu.

Kontinue : Berlangsung terus-menerus, dibuat bertahap-


tahap, sesuai dengan perkembangan.

A. BENTUK-BENTUK PLANNING.

Perencanaan merupakan hasil dari proses perencanaan itu


sendiri, disamping adanya rencana sesuai dengan tingkatan
Manajemen itu yang dijalankan:

1. Objectives (Tujuan): yaitu suatu hal yang merupakan titik


tujuan. Objectives itu merupakan titik akhir bagi flanning
maupun bagi fungsi manajemen lainnya. Dalam suatu
organisasi/ perusahaan misalnya, terdiri dari berbagaian,
maka tiap bagian ini mempunyai objectives yang tidak harus
sama dengan tujuan organisasi / perusahaan tersebut,
secara keseluruhan, tapi garus sinkron.
2. Strategies (Strategi): Tindakan perencanaan pimpinan
tingkat atas, strategis merupakan (penyesuaian rencana)
yaitu rencana pembuatannya dilihat dari rencana-rencana
para pesaing.
Banyak rencana yang dalam pelaksanaannya mengalami
kesulitan karena tak ada penyesuaian terhadap
kemungkinan timbulnya reaksi-reaksi dari pada pesaing
ataupun mungkin bagi perusahaan misalnya timbul dari
konsumen, leveransir, ataupun dari pemerintah: dalam
membuat strategi harus diperhatikan faktor :
a. Strategi dibuat tepat pada waktunya.
b. Tiap-tiap perubahan harus dipertimbangkan benar.
c. Setiap kali melaksanakan strategi, perlu diteruskan
sampai tuntas, kemudian dianalisa akibatnya dan kalau
di pandang perlu diadakan revisi setelah dikaji lebih
mendalam untung dan ruginya.
3. Policies (Kebijaksanaan): Kebijaksanaan merupakan
pernyataan umum perilaku dari pada organisasi. Pernyataan
yang menuntun, membimbing, atau menyalurkan pemikiran
menjadi pengambilan keputusan.
Kebijaksanaan yang baik harus memenuhi syarat-syarat
dibawah ini :
a. Jelas dan padat dimengerti, tertulis untuk menghindari
adanya berbagai sumber dan interpentasi serta konsiten
denga tujuan.
b. Stabil, artinya tidak harus di ubah atau direvisi setiap
waktu, tentunya dapat mentolier penyesuai
kebijaksanaan itu sendiri.
c. Fleksibel, artinya dapat diterapkan dalam berbagai
tingkatan dalam organisasi.
d. Sebagi kebijaksanaannya lebih tinggi/vertikal.
e. Sebagi unsur perlengkapan coordinator.
f. Konfrenhensip artinya kebijaksanaan itu bukan
merupakan formulasi yang dapat ditetapkan secara
menyeluruh untuk menyelesaikan persoalan-persoalan
yang ada.
4. Procedures (Prosedur) Sebagai penyaluran pikiran seperti
halnya policies.
5. Ruler (Aturan) Merupakan tindakan yang lebih sfesifik dan
pasti. Rules ini merupakan bagian dari prosedur,
didalamnya berisi sesuatu yang sifatnya harus dilakukan
atau sebaliknya.
Perbedaan Rules dengan Policies adalah Policies merupakan
pedoman/pembimbing dalam mengambil keputusan
sedangkan Rules merupakan pedoman dalam mengambil
tindakan-tindakan (dalam pelaksanaan flanning).
6. Program (Rencana Kerja). Program ini merupakan unsur
yang pokok dalam sistem rencana organisasi. Program ini
dibagi :
a. Program Primer (mayor / Primary Program)
b. Program Turunan (minor / Derivative Program)

Dengan kata lain, program adalah susunan dari


kebijaksanaan dan tatacara aturan, penegasan, dan unsur-
unsur dalam melaksanakan kegiatan tertentu.

7. Budget (Anggaran) adalah proses penentuan kegiatan yang


berhubungan dengan dana organisasi.
Budget merupakan suatu rencana yang meliputi sumber-
sumber dana yang ada kaitannya terhadap semua tahap-
tahap kegiatan untuk periode tertentu dan masa yang akan
datang, budget merupakan standar yang harus di capai dan
untuk mencapainya diperlukan waktu, serta kejelasannya.
Budget juga merupakan gambaran pemasukan dan
pengeluaran dalam melaksanakan Planning.
B. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMBATASI PLANNING
PERENCANAAN

1. Batas perencanaan

Louis A. Allen lain pula perumusnya. Ia mengatakan,


Planning is the determination of a course of action to achieve
a desired result. Jadi, Perencanaan adalah penentuan
serangkaian tindakan untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Hampir mendekati perumusan yang diberikan oleh Louis A.
Allen. Chales Bettleheim, mengatakan, a plan consist of
totality of arrangements decided upon in order to carry out
a project. Selanjutnya dia berkata bahwa dalam setiap
rencana terdapat dua elemen, yaitu :

a. a project, that is an end which one proposes to achieve,


dan

b. the arrangements decicec upon ini order that this end


may be achieved that is the determination of the means.

2. Unsur – unsure Suatu Rencana

Pada umumnya, suatu rencana yang baik berisikan atau


memuat beban unsur, yaitu the way, the where, the when,
the who, dan the how. Jadi, suatu rencana yang baik harus
memberikan jawaban kepada enam pertanyaan berikut :

a. Tindakan apa yang harus dikerjakan ?

b. Apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan ?

c. Dimanakah tindakan itu harus dikerjakan ?

d. Kapankah tindakan itu dilaksanakan ?

e. Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu ?

f. Bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan itu ?


3. Sifat Suatu Rencana Yang Baik

Rencana yang baik, haruslah mengandung sifat-sifat sebagai


berikut:

a. Pemakaian kata-kata yang sederhana dan terang,

b. Fleksible

c. Mempunyai stabilitas,

d. Ada dalam pertimbangan, dan

e. Meliputi semua tindakan yang diperlukan

4. Proses Pembuatan Rencana

Untuk membuat suatu rencana ada beberapa tindakan yang


harus dilalui. Tingkatan – tingkatan atau langkah – langkah
tersebut adalah sebagai berikut :

a. Menetapkan tugas dan tujuan,

b. Mengobservasi dan menganalisis,

c. Mengadakan kemungkinan-kemungkinan,

d. Membuat sintesis, dan

e. Menyusun rencana

Dengan tujuan dimaksudkan, nilai-nilai yang diharapkan


untuk dipelihara diperoleh atau diadakan.
5. Siapa Pembuat Rencana

a. Panitia Perencana

Tugas perencanaan dalam perusahaan merupakan tugas


yang tidak terus-menerus untuk pelaksanaan rencana
dengan kerja sama, oleh pemimpin sering di bentuk
sebuah perencanaan yang bertugas mengadakan
perencanaan. Orang yang diangkat sebagai panitia
perencana, khusus hanya kepala-kepala bagian, dapat
pula orang-orang ahli dari luar perusahaan, mungkin
pula kombinasi dari kedua perusahaan hal itu. Supaya
terdapat kerja tim dalam pelaksanaan rencana,
sebaiknya pegawai perusahaan di ikutsertakan, seperti
kepala bagian dan kepala-kepala seksi. Untuk
mendapatkan sokongan dari masyarakat guna
perencanaan tersebut, maka baik pula kalau unsur-
unsur yang ada di dalam masyarakat, diikutsertakan
didalam perencanaan tersebut.

a. Bagian Perencanaan

Seringkali tugas perencanaan merupakan tugas yang


terus menerus dan amat rumit seperti pada perusahaan
industry yang memproduksikan barang potongan. Pada
keadaan seperti ini sering dibentuk suatu bagian
perencanaan didalam perusahaan, yang khusus
bertugas di belakang perencanaan bagian perencanaan
memiliki kedudukan yang sama dengan bagian-bagian
lain yakni merencanakan segala sesuatu terutama
merencanakan tugas-tugas bagian produksi.

b. Tenaga Staf

Dalam suatu perusahaan, sering kali kita temui dua


golongan karyawan, golongan pemikir dan golongan
pelaksana. Pada umumnya, orang yang merencanakan
haruslah orang yang dapat berfikir dan dapat melihat ke
depan dan dapat menganalisis fakta-fakta yang tersedia,
orang seperti ini, sering disebut tenaga staf, tugasnya
mengalisis fakta-fakta kemudian merencanakan sesuatu
guna diserahkan kepada manajer. Mengingat waktu
pengetahuan dan perhatian manajer sangat terbatas
untuk merencanakan tindakan-tindakan apa yang akan
dilaksanakan oleh tenaga staf. Tenaga staf ini membuat
formulir suatu rencana yang berpedoman kepada yang
telah digariskan oleh manajer supaya disetujui oleh
manajer. Jadi tenaga staf hanya sebagai pelayan bagi
manager untuk merumuskan suatu rencana yang akan
dilaksanakan kemudian oleh perusahana.

Adapun faktor yang mempengaruhi planning :


1. Sulit mencari anggapan dasar secara teliti.
2. Perubahan yang sangat cepat. Kehidupan yang bersifat
dinamis adalah baik tapi jika perubahan itu terlalu cepat
akan menyulitkan penyusunan rencana.
3. Kekakuan internal terbagi dalam tiga permasalahan :
a. Kekakuan fisikologis.
b. Kekakuan adanya policy dan prosedur yang dibuat,
karena sekali saja diterima sulit untuk merubahnya.
c. Kekakuan sumber daya dan dana, apabila modal
telah ditanamkan menjadi aktiva tetap seperti
gedung, tanah dan lain-lain.
4. Kekauan external, hal ini sangat sulit untuk
dikendalikan dan diawasi oleh manajer, karena
berkaitan dengan unsur luar seperti sosial, politik,
teknologi, budaya ekonomi dan geografis.
5. Waktu dan daya, waktu yang disediakan untuk
menyusun peramalan menilai alternatif dan aspek lain
dari planning dapatlah dikatakan tidak terbatas.
C. KEBAIKAN DAN KEBURUKAN PLANNING
1. Kebaikan Planning :
a. Planning menimbulkan aktivitas-aktivitas yang teratur
dan bermanfaat.
b. Planning menekankan perlunya perubahan dimasa
mendatang.
c. Planning memberikan dasar untuk pengawasan.
d. Planning merangsang prestasi kerja.
e. Planning membantu seorang manajer mencapai hasil
kerja yang optimal.
2. Keburukan Planning :
a. Planning menjadi terbatas karena kurang tepatnya
keterangan-keterangan dan fakta-fakta yang akan
datang.
b. Planning memerlukan biaya yang besar.
c. Planning memastikan inisiatif.
BAB III
PENGORGANISASIAN

A. PENGERTIAN PENGORGANISASIAN

Fungsi pengorganisasian atau fungsi pembagian kerja


berkaitan erat dengan fungsi perencanaan, karena
pengorganisasian pun harus direncanakan. Pengertian organisasi
dan pengorganisasian berbeda.

Pengorganisasian adalah fungsi manajemen dan merupakan


suatu proses yang dinamis, sedang organisasi adalah statis yang
menggambarkan pola-pola, skema, bagan yang menunjukkan garis-
garis perintah, hubungan-hubungan yang ada.

Peorganisasian dapat diartikan penentuan pekerjaan-


pekerjaan yang harus dilakukan, pengelompokan tugas-tugas dan
membagi-bagikan pekerjaan pada setiap karyawan, menetapkan
departemen-departemen serta hubungan-hubungan. Organizing
berasal dari kata organism yang berarti menetapkan/menciptakan
struktur dengan bagian-bagian yang diintegrasikan sehingga satu
sama lain terikat oleh hubungan terhadap keseluruhan.
Organisasi terdiri dari dua bagian dasar :

1. Bagian-bagian/departemen-departemen/divisi-divisi.
Misalnya departemen produksi, departemen keuangan dan
lain-lain.
2. Hubungan-hubungan, yakni hubungan antara manusia,
antara departemen yang baru ditetapkan dengan jelas dan
tegas.

Hubungan-hubungan dalam suatu organisasi dapat


digolongkan :

a. Line relation.
b. Fungsional relation.
c. Staff relation.

G.R. Terry mengemukakan pendapat pengertian


pengorganisasian ialah;

1. Pengorganisasian dalam pengertian real (real sense)


menunjukkan hubungan antara sebagai akibat
organisasi.
2. Pengorganisasian dalam pengertian abstrak
menunjukkan hubungan antara unit-unit/departemen-
departemen kerja.
Drs. Soekarno K, mengemukakan pengertian organisasi
sebagai berikut:

1. Organisasi sebagai alat manajemen adalah wadah,


tempat manajemen, sehingga memberikan bentuk bagi
manajemen untuk bergerak bagi manajer.
2. Organisasi sebagai fungsi manajemen adalah organisasi
yang memberikan kemungkinan bagi manajemen dapat
bergerak dalam batas-batas tertentu.

ORGANISASI

1. Pengertian Organisasi

James D. Mooney mengatakan, “organisasi adalah bentuk


setiap perserikatan manusia untuk mencapai suatu tujuan
bersama “sedangkan Chester I, Barnard memberikan
pengertian organisasi sebagai suatu system dari aktivitas
kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.

Tanpa mendifinisikan apa organisasi, beberapa penulis


mengemukakan bahwa ada cirri dari suatu organisasi, yaitu:

a. Adanya sekelompok orang-orang,

b. Antar hubungan terjadi dalam suatu kerja sama yang


harmonis, dan

c. Kerja sama didasarkan atas hak, kewajiban dan


tanggung jawab masing-masing orang untuk mencapai
tujuan.
Dengan ketiga ciri yang dikemukakan, jelaskan apa yang
dapat dimasukan ke dalam pengertian organisasi dan apa
yang tidak dapat dimasukkan kedalamnya.

Dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa


organisasi itu dapat didefinisikan sebagai berikut :

a. Organisasi dalam arti badan adalah sekelompok orang


yang bekerja sama untuk mencapai suatu atau beberapa
tujuan tertentu.

b. Organisasi dalam arti bagian atau struktur adalah


gambaran secara skematis tentang hubungan-
hubungan, kerjasama dari orang-orang yang terdapat
dalam rangka usaha mencapai sautu tujuan.

2. Bentuk – bentuk Organisasi

Menurut pola hubungan kerja, serta melalui lintas


wewenang dan tanggung jawab, maka bentuk-bentuk
organisasi itu dapat dibedakan sebagai berikut :

a. Bentuk organisasi garis.

b. Bentuk organisasi fungsional

c. Bentuk organisasi garis dan staf

d. Bentuk organisasi fungsional dan staf


DEPARTEMENTASI

1. Pengertian Departementasi

Dengan departementasi dimaksudkan suatu proses


menghususkan atau membagi-bagi kegiatan (tugas)
pemimpin atau suatu badan dengan dasar tertentu.

Bermacam-macam dasar dalam membagi kegiatan-kegiatan


manajer atau menggolong-golongkan kegiatan dalam suatu
perusahaan. Dasar-dasar departemen dapat dibedakan
sebagai berikut :

a. Dasar territorial (daerah)

b. Dasar produksi

c. Dasar langganan

d. Dasar fungsi, dan

e. Dasar lain-lain seperti : proses, perkakas dan waktu

2. Dasar Departementasi

a. Dasar Territorial

Departementasi atas dasar territorial dimaksud


membagi-bagikan kegiatan berdasarkan daerah
geografi. Jadi segala kegiatan-kegiatan yang dilakukan
pada suatu daerah tertentu digolongkan menjadi
sesuatu kesatuan yang diawasi oleh seorang atasan.
b. Dasar Produski

Departementasi atas dasar produksi terjadi bilamana


kegiatan pimpinan itu dibagi-bagi atas dasar produksi,
hasil atau servis yang diberikan atau dijual. Jadi
kegiatan atau aktivitas yang berhubungan langsung
dengan sebuah hasil produksi digolongkan menjadi satu
bagian yang diawasi oleh seorang atasan .

c. Dasar Langganan

Pembagian pekerjaan atas dasar langganan yang


dilayani disebut penggolongan kegiatan atas dasar
langganan.

d. Dasar Fungsi

Departementasi atau penggolongan aktivitas-aktivitas


atas dasar fungsi terdapat dalam banyak perusahaan.
Dasar ini adalah yang terbanyak dipergunakan sebagai
dasar untuk mengorganisasi aktivitas perusahaan, dan
selalu dijumpai sedikit banyaknya dalam setiap struktur
organisasi perusahan.

3. Dasar Proses, Perkakas, dan Waktu

Banyak pula perusahaan yang mengadakan departementasi


atas dasar proses. Dengan proses dimaksudkan urut-urutan
pelaksanaan. Jadi, penggolongan aktifitas atas dasar proses
berarti bahwa aktivitas dibagi atas urut-urutan
pelaksanaannya.
4. Pokok-Pokok Yang Perlu Diperhatikan

Dalam mengadakan departementasi yang harus


diperhatikan kebutuhan-kebutuhan perusahaan sendiri di
dalam merealisasikan tujuannya. Dengan demikian perlu
diperhatikan hal-hal berikut ini.

a. Spesialisasi

Tugas-tugas yang sama atau bersama harus


dimaksukkan ke dalam suatu bagian misalnya bagian
kepegawaian harus mengurus kepegawaian saja
spesialisasi harus benar-benar diperhatikan

b. Mempermudah Pengawasan

Pengawasan dan pelaksanaan harus dipisah-pisahkan.


Semua aktivitas yang termasuk kedalam suatu bagian
haruslah disentralisasi tempatnya, jadi jangan
berpencar-pencar. Perusahaan yang mempunyai daerah
yang luas, diadakan departemen atas seksi-seksi yang
sama pada tempat yang berbeda sehingga dapat
dibandingkan hasil-hasil yang dicapai masing-masing
bagian atas seksi-seksi itu, misalnya daerah-daerah
penjualan. Dalam mengadakan pembagian pekerjaan
untuk mempermudah pengawasan haruslah
diperhatikan masalah span of management atau jenjang
pengawasan, ingat salah satu prinsip organisasi.
c. Koordinasi

Fungsi-fungsi yang mempunyai hubungan satu sama


lain didapatkan pada bagian yang sama.

d. Biaya

Bagian-bagian yang terdapat dalam perusahaan harus


sederhana mungkin untuk dapat menekan biaya.
Penambahan suatu departemen/seksi harus
dibandingkan dengan keuntungan dan pengeluaran
yang dibutuhkan.

5. Departemen Pokok dan Pembantu

Dalam suatu organisasi, menurut peranan bagian-bagian


yang terdapat dalam organisasi itu, kita dapati dua macam
bagian, bagian-bagian tersebut ialah bagian pokok dan
bagian pembantu atau bagian pelengkap atau departemen
pokok dan departemen pembantu.

Bagian pokok adalah setiap bagian yang bertanggung jawab


tentang terlaksananya tujuan perusahaan. Bagian
pelengkapan adalah bagian yang memberikan bantuan
kepada bagian pokok agar bagian pokok lebih mudah
melaksanakan tugas-tugasnya dalam merealisasikan tujuan
perusahaan.
STAF DAN PANITIA

1. Tugas – tugas Staf

Tugas staf menurut Moony dan Reily, disebutkan sebagai


berikut.

“fungsi staf dalam organisasi berarti pengabdian yang


berupa pemberi pendapat atau nasihat, yang dapat
dibedakan dari fungsi kekuasaan atau komando. Pengabdian
itu mempunyai tiga taraf yang timbul dalam hubungan yang
terjalin jelas. Taraf – taraf itu adalah taraf-taraf memberikan
keterangan, memberikan pendapat dan mengawasi. Taraf
member keterangan itu berhubungan dengan hal-hal yang
harus diketahui oleh yang berkuasa dalam merencanakan
keputusan –keputusan, taraf member pengawasan dengan
kedua taraf di muka sebagaimana dilaksanakan terhadap
semua detail pelaksanaan. Melalui taraf yang terakhir itu
sifat pemberian keterangan dan pemberian pendapat
menjadi operatif dalam seluruh organisasi”.

2. Kualifikasi Seorang Staf

Beishline, telah mengajukan enam pokok hal sebagai


kualifikasi seorang staf, yaitu sebagai berkut.

a. Pengetahuan yang luas tentang organisasi badan atau


perusahaan di mana ia bekerja.
b. Mempunyai sifat-sifat pribadi kesetiaan, tenaga yang
besar, kesehatan, inisiatif, pertimbangan yang baik, dan
kepandaian bergaul.

c. Mempunyai semangat kerjasama yang ramah tamah

d. Kestabilan emosi dan tingkah laku yang sopan

e. Kesederhanaan

f. Kemauan baik dan optimism

3. Jenis-jenis Staf

Pada umumnya staf itu digolongkan dengan dasar


banyaknya pimpinan yang dilayaninya. Seorang dapat
memberikan layanan khusus kepada seorang pimpinan saja,
dapat pula memberikan layanan kepada seluruh unsure
pimpinan di dalam suatu organisasi. Atas dasar pengelongan
yang kedua ini, maka staf itu dapat kita bedakan menjadi,

a. Specialist staff atau staf khusus

b. Personnel staff atau syaf pribadi

4. Panitia

Suatu pembatasan panitia adalah pembatasan dari Koontz


dan O’Donnel, yang mengatakan sebagai berikut “…a
committee is agroup of person to whom as agroup, some
matter is committed”. Jadi, sebuah panitia adalah
sekelompok orang terhadap siapa sebagai suatu kelompok
beberapa itu sinonim dengan istilah dewan, senat, majelis,
komisi commite board, commission, tas group court atau
satuan tugas (satgas)

DELEGASI

1. Unsur-unsur Delegasi

Dengan delegasi kita artikan kegiatan seorang manajer


untuk menugaskan bahwa untuk mengerjakan bagian dari
pada tugas manajer yang bersangkutan, dan pada waktu
yang bersamaan memberikan kekuasaan kepada bawahan
tersebut sehingga bawahan itu dapat melaksanakan tugas-
tugas itu sebaik-baiknya atau dapat
mempertanggungjawabkan hal-hal yang didelegasikan
kepadanya.

2. Tugas-tugas yang Didelegasikan

a. Dari Sudut Proses

Dari sudut proses kita ketahui bahwa tugas-tugas


manajer dan fungsi-fungsi manajer itu adalah planning,
organizing, assembling resources, directing, dan
controlling. Mana di antara kelima tugas itu yang dapat
didelegasikan?

b. Dari Sudut Bidang

Tugas-tugas seorang manajer bila kita tinjau dari sudut


bidang dapat kita golongkan atas tugas-tugas sebagai
berikut: Produksi, personalia, keuangan, tata usaha dan
statistik, marketing, dan lain-lain.
c. Delegasi Yang Efektif

Salah satu hal yang amat penting dalam masalah


delegasi ialah bagaimana supaya delegasi itu efektif.
Untuk mencapai hal tersebut ada beberapa hal yang
dapat dipedomani.

Pertama, unsure delegasi harus lengkap dan jelas.


Seorang manajer yang mendelegasikan harus
memperhatikan ketiga unsur delegasi dan member
penjelasan akan masing-masing unsur delegasi tersebut.
Jadi, harus diperinci apa yang menjadi pekerjaan-pekerjaan
dari seoran yang menerima tugas, demikian pula apa yang
menjadi hak atau wewenang serta apa yang diharapkan
untuk dihasilkannya bila ia mengerjakan pekerjaan-
pekerjaan tersebut dan memakai wewenang yang ada
padanya.

Kedua manajer harus mendelegasikan kepada orang


yang tepat. Tepat tidaknya seseorang untuk menerima
delegasi dapat diketahui bila ia sudah memenuhi kualifikasi
fisik dan psikis sebagai dibutuhkan oleh jabatannya. Bila
sudah terdapat orang tepat, maka seorang manajer harus
bersedia mendelegar kepadanya, bahkan walaupun
bawahan akan mengalami kegagalan dalam mencapai hasil
–hasil yang diharapkan dirinya. Dengan kata lain, seorang
manajer harus member kesempatan kepadanya bawahan
yang tepat untuk menerima tugas dan kekuasaan.
Ketiga, manajer yang mendelegasikan harus
memberikan peralatan yang cukup dan mengusahakan
keadaan sekitar yang efisien. Untuk dapat melaksanakan
tugas dengan baik, perlulah seseorang itu mempunyai
peralatan yang cukup, selanjutnya keadaan sekitar tempat
dimana seseorang melaksanakan tugasnya mempengaruhi
berhasil tidaknya seseorang dalam melaksanakan tugasnya.
Untuk menciptakan keadaan sekeliling yang efisien. Drs.
The Liang Gie, mengatakan tigal hal harus diperhatikan,
yaitu cahaya, udara dan suara.

Keempat, manajer yang mendeleger harus memberikan


insentif. Agar seseorang mau melaksanakan tugas sebaik-
baiknya, maka keadaannya harus diberi insentif atau
perangsang – perangsang itu ada yang bersifat material,
ada pula yang bersifat non material. Insentif mana yang
harus diberikan agar seorang bawahan melaksanakan tugas
sebaik-baiknya, merupakan kewajiban manajerlah untuk
menyelidikinya.

B. UNSUR-UNSUR ORGANISASI
Merupakan unsur yang sangat penting dalam menjalankan
organisasi perusahaan, yang terdiri dari :
1. Manusia (human factor)
Organisasi baru ada, jika ada unsur manusia yang bekerja
sama, ada pemimpin dan ada yang dipimpin.
2. Sasaran, organisasi baru ada, jika ada tujuan yang ingin di
capai.
3. Tempat kedudukan, artinya organisasi baru ada, jika ada
tempat kedudukan.
4. Pekerjaan, artinya organisasi baru ada, jika ada pekerjaan
yang akan dikerjakan serta adanya pembagian pekerjaan.
5. Teknologi, artinya organisasi baru ada, jika ada unsur-
unsur teknis.
6. Struktur, artinya organisasi baru ada, jika ada hubungan
antar manusia yang satu dengan yang lain, sehingga
tercipta organisasi.
7. Lingkungan, artinya organisasi baru ada, jika ada
lingkungan yang saling mempengaruhi.
C. ASAS-ASAS ORGANISASI

Untuk terwujudnya organisasi yang baik, efektif serta sesuai


dengan kebutuhan, secara selektif harus didasarkan pada asas-asas
organisasi sebagai berikut :

1. Principleof Organizational Objectives (asas tujuan


organisasi) sasaran perusahaan merupakan bagian penting
untuk menentukan struktur perusahaan.
2. Principle of departemen (asas pembagian kerja).
Yaitu mengelompokkan tugas-tugas atau kegiatan yang
sama ke dalam suatu unit kerja, dan lain-lain.
D. RENTANG KENDALI

Rentang kendali (Span of management merupakan salah


satu fungsi pembagian kerja atau fungsi pengorganisasian. Rentang
kendali perlu dalam organisasi, karena terbatasnya kemampuan
fisik dan mental manusia atau limits factor.

Pemimpin perusahaan sebagai manusia memiliki limitasi


(keterbatasan) dalam hal :

a. Keterbatasan waktu.
Pada waktu yang bersamaan seorang pemimpin tidak dapat
melakukan pekerjaan yang beraneka ragam.
b. Keterbatasan pengetahuan.
Pemimpin perusahaan mempunyai keterbatasan
pengetahuan, sehingga perlunya dibatasi jumlah
bawahannya.
c. Keterbatasan perhatian.
Pemimpin sebagai manusia terbatas perhatian, artinya
tidak semua masalah dapat diperhatikan, sehingga perlu
membatasi jumlah bawahan langsungnya yang harus
dipimpin.

Rentang kendali adalah batas jumlah bawahan langsung


yang dapat dipimpin dan dikendalikan secara efektif oleh seorang
manajer.

Faktor-faktor yang membatasi besar kecilnya rentang


kendali ialah;

1. Sifat dan perincian rencana.


2. Latihan-latihan dalam perusahaan.
3. Posisi pemimpin dalam struktur organisasi.
4. Dinamis atau statisnya organisasi/
5. Tipe pekerjaan yang dilakukan.
6. Kecakapan dan pengalaman manajer.
7. Dedikasi dan partisipasi bawahan.
E. JENIS-JENIS WEWENANG

Ada tiga jenis wewenang yang dapat didelegasikan, yaitu :

1. Line Authority (wewenang line).


Adalah fungsi-fungsi yang mempunyai tanggung jawab
langsung atas tercapainya tujuan perusahaan.
2. Staff Authority (wewenang staff).
Adalah fungsi yang tidak menyumbangkan secara langsung
pencapaian tujuan dasar, tetapi melakukan secara tidak
langsung dengan membantu dan memberikan fasilitas
kepada pelaksanaan fungsi lini.
3. Funcitonal Authority (wewenang fungsional).
Adalah wewenang/hak untuk memerintahkan bagian-
bagian yang lain sepanjang mengenai hal-hal khusus.
Misalnya mengenai prosedur-prosedur, proses, metode-
metode kerja, baik yang dimiliki oleh wewenang lini
maupun wewenang staff.

Berdasarkan tipe-tipenya/jenis wewenang/bentuk


organisasi dibedakan :

1. Organisasi Lini (Line Organization).


Tipe organisasi lini, kekuasaan berjalan secara langsung
dari atasan ke bawahan, langsung dari manajemen kepada
orang-orang sampai setiap orang tercakup didalamnya.
Organisasi lini ada suatu bentuk organisasi yang
didalamnya terdapat garis wewenang yang
menghubungkan langsung secara vertikal antara atasan
dengan bawahan.

Ciri-ciri organisasi lini :

a. Hubungan antara atasan dan bawahan masih bersifat


langsung melalui suatu garis wewenang.
b. Jumlah karyawannya sedikit, maka struktur organisasi
masih sederhana.
c. Pimpinan dengan karyawannnya saling mengenal dan
dapat berhubungan setiap hari kerja.
d. Pucuk pimpinan biasanya pemilik perusahaan.
e. Tingkat spesialisasi belum terlalu tinggi, juga alat-alat
yang diperlukan tidak beraneka macam.
f. Organisasinya kecil.

Contoh organisasi lini

Direktur

Kepala Bagian Kepala bagian


2. Organisasi Lini dan Staff
Pada tipe organisasi lini dan staff, asas kesatuan komando
tetap dipertahankan, pelimpahan wewenang berlangsung
secara vertikal dan sepenuhnya pimpinan tertinggi dibantu
oleh staff, tugas para staff hanya memberikan bantuan,
saran-saran, dan pelayanan kepada pimpinan sebagai
bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijaksanaan
/keputusan.
Ciri-ciri organisasi lini dan staff :
1. Organisasinya besar dan bersifat kompleks.
2. Jumlah karyawannya banyak.
3. Hubungan antara atasan dan bawahan tidak bersifat
langsung.
4. Pimpinan dan para karyawan tidak semuanya saling
mengenal.
5. Spesialisasi yang beraneka ragam diperlukan dan
digunakan, secara maksimal.
6. Kesatuan perintah dapat dipertahankan.
7. Terdapat dua kelompok wewenang yakni wewenang lini
dan wewenang staff.
Contoh Organisasi lini dan staff

Direktur Utama

Staff

Manajer
Manajer produksi pemasaran

Unit A Unit B Unit C Unit D

3. Organisasi Fungsional (Fungtional Organization).


Organisasi fungsional disusun berdasarkan sifat dan
macam-macam fungsi yang harus dilaksanakan. Pembagian
kerja didasarkan pada spesialisasi suatu tugas tertentu saja.
Pucuk pimpinan mendelagasikan pada manajer
dibawahannya dan meneruskan kepada para pelaksana
hanya mengenai tugas tertentu saja. Dengan demikian para
bawahan akan mendapat perintah dari beberapa atasan
yang masing-masing menguasai suatu keahlian tertentu dan
bertanggung jawab sepenuhnya pada bidang masing-
masing.
Ciri-cirinya :
1. Pembidangan tugas secara tegas dan jelas dapat
dibedakan.
2. Spesialisasi para karyawan dapat dikembangkan dan
digunakan secara optimal.
3. Bawahan akan menerima perintah dari beberapa
atasan.
4. Koordinasi pada keseluruhan dan mencakupan tingkat
yang paling atas.
5. Koordinasi antara karyawan yang menjalankan fungsi
yang sama biasanya mudah, karena masing-masing
sudah mempunyai pengertian yang mendalam
mengenai bidangnya.

Contoh bagan organisasi fungsional

Presiden Direktur

Direktur Direktur Direktur


Perencanaan Teknik Peralatan

Proyek A Proyek B Proyek C Proyek D

4. Organisasi Komite/panitia (Committes Organization).


Organisasi ini mengutamakan pimpinan, artinya dalam
organisasi ini terdapat pimpinan kolektif dan komite ini
bersifat manajerial. Komite ini dapat bersifat formal dan
informal dan juga ada yang bersifat tetap dan bersifat
sementara. Bersifat tetapkan organisasi yang bersifat
sementara jika para anggotanya di tetapkan berdasarkan
orangnya.
Ciri-cirinya :
1. Pembagian tugasnya jelas dan tertentu.
2. Wewenang semua anggota sama besarnya.
3. Tugas pimpinan dilaksanakan secara kolektif dan
tanggung jawabnya pun secara kolektif.
4. Para pelaksana dikelompokkan menurut tugas tertentu
yang harus dilaksanakan dalam bentuk gugus tugas.
BAB IV
STAFFING

A. PENGERTIAN STAFFING

Fungsi pengisian jabatan adalah kegiatan untuk


memperoleh pegawai yang efektif untuk mengisi jabatan-jabatan
yang kosong di organisasi perusahaan. Fungsi pengisian jabatan
bertujuan untuk menarik, menempatkann pegawai-pegawai
menurut jumlah, jenis, keahlian dan ketrampilan sesuai dengan
kebutuhan perusahaan, agar pegawai dapat bekerja efektif
sehingga tujuan perusahaan tercapai.

Asas pengisian jabatan adalah “Penempatan orang-orang


yang tepat pada tempat yang tepat dan menempatkan orang-orang
yang tepat untuk jabatan yang tepat, atau” “The right man on the
right place and the right man behind the right run”.

Pokok-pokok masalah yang harus dikaji dalam fungsi


staffing :

1. Pengadaan pegawai (Recruiting)


Agar para pegawai dapat bekerja secara efektif, maka
terlebih dahulu melakukan analisa jabatan, uraian jabatan
(Job Description) dan spesifikasi pekerjaan (Job
Specifications), karena melalui cara ini dapat ditarik orang-
orang yang sesuai dengan kebutuhan yang dinginkan oleh
perusahaan.
Analisa jabatan adalah menganalisa kegiatan-kegiatan apa
saja yang harus dilaksanakan pada satu jabatan, mengapa
pekerjaan itu harus dilakukan dan bagaimana
melakukannya, uraian jabatan adalah uraian berbagai hak
dan kewajiban seorang pejabat pada satu jabatan.
Untuk melakukan pengisian jabatan melalui tahap-tahap
sebagai berikut :
a. Recruiting atau merekrut.
b. Appraisal atau menilai.
c. Selection dan promosi.
d. Retirement atau pengunduran diri.

Spesifikasi pekerjaan (Job Specifikasi), adalah uraian


persyaratan minimum pegawai yang dapat memangku
suatu jabatan tertentu, agar dapat bekerja secara efektif.

2. Pengadaan pegawai (Precuiting).


Recruiting atau merekrut adalah mencari dan memperoleh
pelamar-pelamar pekerjaan untuk mengisi lowongan yang
ada pada perusahaan.
3. Sumber Pegawai.
Sebelum melakukan penarikan pegawai terlebih dahulu
ditetapkan sumber pegawai yang akan mengisi lowongan
pekerjaan yang ada. Sumber pegawai yang akan mengisi
lowongan pekerjaan yang ada. Sumber pegawai dapat dari
perusahaan itu sendiri (internal) dan dari luar perusahaan
(external).
4. Pengembangan pegawai (Develoning).
Pengembangan pegawai dimaksud untuk meningkatkan
keahlian dan keterampilan pegawai, melalui pendidikan
dan latihan.
Pendidikan meningkatkan keahlian teoritis, moral pegawai,
sedangkan pelatihan bertujuan untuk meningkatkan
ketrampilan teknis pelaksanaan pekerjaan para pegawai.
Tujuan pengembangan pegawai adalah untuk
meningkatkan efisiensi dan efektifitas pegawai.
5. Pemeliharaan Pegawai.
Pemeliharaan pegawai perlu diperhatikan oleh pimpinan
perusahaan supaya perputaran (turn over) tingkat absensi
karyawan dapat minimal. Perputaran adalah arus pegawai
yang masuk dan keluar perusahaan. Perputaran ini
merupakan petunjuk kestabilan pegawai, semakin tinggi
perputaran berarti semakin sering terjadi pergantian
pegawai.
Supaya absensi dan perputaran rendah penggantian
pegawai, manajer perlu memperhatikan pemeliharaan
pegawai misalnya dengan memberikan gaji wajar,
menciptakan suasana kerja yang baik perlakuan yang baik
dan lain-lain.
6. Pemindahan Pegawai.
Pemindahan pegawai dari suatu jabatan ke jabatan lain,
bertujuan untuk memajukan pegawai tersebut. Pemindahan
dapat terjadi karena keinginan pegawai ataupun karena
keinginan atasan.
Tetapi tidak semua pemindahan pegawai dimaksudkan
untuk kemajuan pegawai, misalnya replacement transfer
yaitu pemindahan pegawai yang sudah lama masa dinasnya
ke departemen yang lain dalam jabatan yang sama pula.
Temporary transfer yaitu pemindahan sementara pegawai
untuk memangku jabatan orang lain, karena orang lain itu
tidak hadir.
7. Penilaian Pegawai.
Penilaian pegawai harus dilakukan, karena dengan
penilaian dapat ditetapkan apakah seorang pegawai pantas
untuk dipromosikan atau tidak. Penilaian kecakapan adalah
penilaian secara sistematis terhadap seseorang pegawai
oleh atasannya atau oleh beberapa orang yang cakap, yang
menguasai tugas pegawai yang akan dinilai.
Hal-hal yang dinilai oleh seorang manajer, adalah :
a. Pengetahuan umum (Knowledge).
b. Kerja sama (Cooperation).
c. Depentability (dapat dipercaya).
d. Kualitas hasil pekerjaan.
e. Pemecahan masalah.
f. Inisiatif.
g. Kualitas hasil pekerjaan.
h. Kepemimpinannya.
i. Kesehatan.
8. Pemberhentian Pegawai.
Pemberhentian berarti pemutusam hubungan kerja dengan
pegawai.
Pemberhentian pegawai oleh perusahaan, disebabkan
pegawai tersebut tidak bermanfaat/merugikan perusahaan
baik ditinjau dari sudut material maupun sudut moral.
9. Pemensiunan Pegawai.
Aturan pemensiunan pegawai dapat dipelajari dalam
undang-undang pensiunan pegawai Negeri No. 20 tahun
1952.
Pegawai yang dapat dipensiunkan adalah antara lain : yang
sudah tua, yang invalid, yang tidak dapat bekerja dalam
jabatan apapun karena sakit, yang diremajakan. Mereka ini
masih mendapat uang pensiunan, sesuai dengan peraturan
yang ada.

MEMPEROLEH PEGAWAI

1. Pendahuluan

Fungsi personalia, itu meliputi tugas-tugas memperoleh


pegawai, memajukan pegawai, dan memanfaatkan pegawai.

Fungsi memperoleh pegawai meliputi tugas-tugas


menganalisis jabatan, menyeleksi pegawai, dan
memperkenalkan pegawai kedalam perusahaan.
2. Analisis Jabatan

Menganalisis suatu jabatan untuk tujuan tersebut adalah


suatu usaha untuk mendapatkan keterangan-keterangan
terinci tentang suatu jabatan, terutama mengenai hal-hal
sebagai berikut.

a. Apa yang pegawai kerjakan pada jabatan itu ?

b. Wewenang dan tanggung jawab pegawai

c. Perkakas yang dipergunakan

d. Kondisi-kondisi pekerjaan dan bahaya-bahaya yang


inheren

e. Latihan dan pendidikan yang dibutuhkan

f. Besarnya upah, lama jam kerja, kemungkinan promosi,


dan lain-lain.

3. Sumber-Sumber Pegawai

Suatu badan usaha yang membutuhkan tenaga kerja selain


harus menetapkan kualifikasi para pegawai yang
dibutuhkan, harus pula menentukan dari mana calon-calon
pegawai tersebut harus di tarik.

Ada berbagai macam sumber pegawai bagi suatu


perusahaan dan efektif tidaknya masing-masing sumber itu,
tergantung kepada letak perusahaan itu, jenis perusahaan
dan jenis jabatan sebagai berikut
a. Dari dalam perusahaan itu sendiri

b. Teman-teman pegawai perusahaan.

c. Jawaban penempatan tenaga

d. Melalui advertensi atau iklan

e. Sumber-sumber lain

4. Seleksi Pegawai

Pada umumnya proses seleksi pegawai itu adalah sebagai


berikut

a. Pengisian formulir – formulir

b. Tes psikologi

c. Wawancara, dan

d. Referansi

Formulir isian itu memuat untuk diisi yang disedikan oleh


perusahaan. Formulir isian itu memuat untuk diisi
keterangan-keterangan mengenai hal-hal sebagai berikut :

a. Keterangan pengenal, seperti nama, alamat dan nomor


telepon

b. Keterangan perorangan, seperti kawin, belum kawin,


umur, tanggungan, jumlah saudara, tempat dan alamat
orang tua.

c. Keterangan fisik, seperti tinggi, berat, kesehatan, cacat,


dan sebagainya
d. Pendidikan

e. Pengalaman

f. Keterangan

g. Keterangan lain-lain seperti hobi, keanggotaan dalam


organisasi dan sebagainya.

5. Memperkenalkan Pegawai

Memperkenalkan pegawai ke dalam perusahaan berarti


mengusahakan agar pegawai yang sudah diterima bekerja
dalam perusahaan sesegera mungkin dapat menyesuaikan
dirinya kedalam perusahaan. Terutama dalam hal-hal
sebagai berikut :

a. Sejarah perusahaan.

b. Barang – barang yang dihasilkan perusahaan

c. Struktur organisasi perusahaan

d. Taat kerja dalam perusahaan

e. Pedoman-pedoman tentang kesejahteraan pegawai

f. Pedoman-pedoman tentang kemungkinan promosi dan


lain sebagainya.

Dimaksudkan setiap usaha dari pemimpin atau atasan untuk


menambah keahlian dan efisensi kerja dari bawahannya
dalam melakukan tugas-tugasnya dan menempatkan ia pada
jabatan yang setepat-tepatnya.
6. Latihan

Melatih pegawai untuk berinisitif adalah tugas setiap


manajer, bukan saja pada saat diterimanya pegawi baru,
tetapi pula pada saat seseorang dipromosikan kejabatan
yang lebih tinggi atau pada saat perubahaan teknologi yang
diterapkan ke dalam perusahaan.

Latihan-latihan dapat dibedakan atas

a. Meperkenalkan pegawai ke dalam perusahaan

b. Melatih pegawai yang akan dipromosikan

c. Melatih pegawai yang akan dipromosikan

d. Melatih para manajer.

7. Promosi

Yakni member kekuasaan dan tanggung jawab yang lebih


besar kepada bawahan dari pada kekuasaan dan tanggung
jawab sebelumnya adalah salah.

8. Pemindahan

Pemindahan pegawai dari jabatan yang satu ke jabatan


lainnya, dimaksudkan oleh pemimpin untuk memajukan
bawahannya.

9. Penilaian Kecakapan

Penilaian kecakapan adalah penilaian secara sistematik


terhadap seorang pegawai oleh atasannya atau oleh
beberapa orang yang cakap yang mengetahui benar cara
melakukan tugas pegawai yang dinilai.

Memanfaatkan Pegawai

1. Pendahuluan

Memanfaatkan pegawai adalah kegiatan pemimpin yang


dimaksud untuk memperkerjakan pegawai yang member
prestasi besar atau menguntungkan ke dalam perusahaan.

2. Pemberhentian

Dengan pemberhentian berarti pemutusan hubungan kerja


dengan pegawai. Pemberhentian pegawai dapat terjadi
karena keinginan pegawai, karena keinginan perusahaan,
karena meninggalnya pegawai, dan karena penetapan dalam
perjanjian kerja antara perusahaan dengan buruh
(pegawai).

3. Pemensiunan

Telah dinyatakan pada uraian sebelumnya bahwa tujuan


memanfaatkan pegawai adalah mempekerjakan pegawai
yang memberikan prestasi besar dan menguntungkan
kedalam perusahaan. Ini tidak berarti pegawai itu parasit di
dalam perusahaan dapat diberhentikan begitu saja. Seperti
telah dibicarakan terdahulu, dalam pemberhentian pegawai,
perusahaan harus mempunyai tanggung jawab moral
kepada pegawai yang diberhentikan, kecuali kepada
pegawai yang diberhentikan dengan tidak hormat.
BAB V
FUNGSI PENGGERAKAN

A. PENGERTIAN

Apabila fungsi perencanaan, oraganisasi dan personalia


sudah ada, maka fungsi penggerakkan dapat dilakukan untuk
merealisasi tujuan perusahaan. Masalah penggerakkan berkaitan
dengan manusia dan merupakan suatu masalah yang kompleks
serta yang paling sulit untuk dilakukan dari semua fungsi
manajemen.

Penggerakkan adalah membuat semua anggta kelompok


agar mau bekerja sama dan bekerja secara ikhlas serta bergairah
untuk mencapai tujuan perusahaan yang sesuai dengan
perencanaan dan usaha-usaha peng organisasian. (G. R Terry).

Koontz dan O’Donneld mengemukakan adalah


penggerakkan merupakan hubungan antara aspek-aspek individual
yang di timbulkan oleh adanya pengaturan terhadap bawahan-
bawahan yang dapat di mengerti dan pembagian pekerjaan yang
efektif dan efisien untuk tujuan perusahaan yang nyata. Jadi
penggerakkan adalah kegiatan yang dilakukan untuk memberikan
bimbingan, mengarahkan, mengatur segala kegiatan yang diberi
tugas dalam melaksanakan sesuatu kegiatan usaha.
Pokok-pokok masalah yang akan dibahas dalam
penggerakkan:

1. Perilaku manusia (Human Behaviour).


2. Motivasi (Motivation).
3. Kepemimpinan (Leadership).
4. Komunikasi (Communication).
5. Hubungan manusia (Human Relation).
B. Perilaku Manusia

Pemimpin dalam mengarahkan dan mendorong kegairahan


kerja para bawahan harus memahami faktor-faktor manusia dan
perilaku manusia. Untuk mengetahui perilaku manusia peran
psikologis, sosiologis, antrophologi dan psikologi sosial cukup
besar, karena ilmu pengetahuan ini membahas masalah manusia.

Seni manajemen sangat menentukan keberhasilan seorang


pemimpin dalam mempengaruhi bawahan mematuhi perintah-
perintah yang diberikannya.

Para ahli yang mempelajari perilaku manusia antara lain:

1. Elton Mayo (1880-1949)


Elton Mayo dilahirkan di Australia, sebagai staff dosen di
Universitas Harvard. Hasil penelitiannya adalah:
a. Masalah manusia hanya dapat diselesaikan secara
manusiawi.
b. Moral atau semangat kerja lebih besar peranannya dan
pengaruhnya terhadap produktivitas karyawan.
2. Douglas Mc G Regor
Adalah seorang psikolog Amerika yang memimpin suatu
varietas proye riset dalam hal motivasi dan tingkah laku
umum dari para anggota organisasi. Karyanya yang paling
terkenal adalah pembedaan teori dasar mengenai
tingkahlaku manusia yang lebih dikenal Teori X dan Teori Y.

Teori X beranggapan bahwa:

a. Rata-rata karyawan itu malas dan tidak suka bekerja.


b. Umumnya karyawan tidak berambisi dan
menghindarkan tanggung jawab.
c. Karyawan lebih suka dibimbing, diperintah dan
dikendalikan.
d. Karyawan lebih mementingkan diri sendiri dan tidak
mementingkan sasaran organisasi.

Tipe kepemimpinan teori X adalah otoriter sedangkan gaya


kepemimpinanya yang berorientasi pada prestasi.

Teori Y beranggapan:

a. Rata-rata karyawan rajin dan sungguh bekerja sama.


Pekerjaan tidak perlu dihindari dan dipaksakan, banyak
orang tidak betah dan merasa kesal jika tidak bekerja.
b. Banyak kryawan lebih bertanggung jawab dan
berambisi untuk maju.
c. Karyawan selalu berusaha untuk mencapai sasaran
organisasi dan mengembangkan dirinya untuk
mencapai sasaran. Organisasi seharusnya menunjukkan
potensinya sendiri dengan memberikan sumbangan
tercapai sasaran organisasi.

Mc Gregor memandang suatu organisasi efektif sebagai


organisasi bila menggantikan pengendali dan pengarahan dengan
integrasi dan kerjasama, orang terikat pada keputusan tertentu
tetapi dapat memberikan sumbangan keputusan, tegas dedikasi
dan partisipasi lebih menjamin tercapainya sasaran organisasi.

Dengan demikian manajemen partsipasi harus


dikembangkan. Tipe teori Y adalah demokrasi sedangkan tipe
kepemimpinannya menjaga keseimbangan dan menjaga kompromi.

Tipe-tipe perilaku:

1. Tipe Austistik
Hidupnya seperti tumbuhan. Tidak mempunyai atau tidak
punya daya juang dalam arti umum tidak dapat dikaryakan.
2. Tipe Animistik
Dia sadar akan lingkungannya tetapi kurang memahami
akan lingkungannya. Motifnya paling dominan adalah
mempertahankan kelangsungan hidup tetapi ia dikuasai
oleh hal-hal aneh.
3. Tipe Kejutan
Ia sadar dan takut akan daya-daya yang bertentangan dalam
dirinya sendiri dan dunia sebagian saja yang dipahaminya.
Ia hanya melakukan dan manfaatkan peluang bila tidak ada
resiko yang mengancam keamanan dirinya.
4. Tipe Agresif dan Gila Usaha.
Ia menentang tradisi dan tata tertib yang sudah mapan, ia
lebih senang mengatur diri sendiri. Motif yang paling
dominan adalah kepemimpinan dan prestise. Motif
keamanan tidak di acuhkannya, orang macam ini sulit di
atur dengan tekanan yang ketat akan menjadi lebih buruk.
C. Motivasi (Motivation)

Motivasi atau dorongan manajemen hanya di tujukan pada


sumber daya manusia umumnya dan bawahan khususnya. Motivasi
mempersoalkan bagaimana cara mengarahkan gaya dan potensi
bawahan agar secara produktif berhasil mencapai tujuan yang
telah di tentukannya.

Peterson dan Plawman mengatakan bahwa orang mau


bekerja keras karena:

1. The desire to life


Artinya keinginan untuk hidup merupkana keinginan utama
dari setiap orang. Manusia bekerja untuk dapat makan
sehingga dapat melanjutkan hidupnya.
2. The desire for position.
Artinya keinginan untuk memiliki sesuatu merupakan
keinginan manusia, salah satu sebabnya manusia mau
bekerja.
3. The desire for power
Artinya keinginan kekuasaan merupakan keinginan
selangkah diatas untuk memiliki keinginan, mendorong
orang mau bekerja.
4. The desire for regnation
Artinya keinginan akan pengakuan jenis terakhir dari
kebutuhan dan mendorong untuk bekerja.

Dengan demikian bahwa sebagian bekerja mempunyai motif


atau needs tertentu dan mengharapkan kepuasan dari hasil
pekerjaan.

Kebutuhan-kebutuhan yang di puaskan dengan bekerja


adalah:

a. Kebuthuan fisik dan keamanan.


b. Kebutuhan sosial.
c. Kebutuhan egoistik.

Kebutuhan fisik terpuaskan dari luar pekerjaan, kebutuhan


sosial terpuaskan melalui hubungan pribadi disekitar pekerjaan,
sedangkan hubungan egoistik terpuaskan melalui pekerjaan.

Status adalah kebutuhan sosial, tetapi status yang diperoleh


dari jabatan penting sama sekali dinikmati baik dari luar maupun
di dalam pekerjaan. Pujian adalah kebutuhan sosial lainnya, tetapi
pujian dari majikan paling mudah dicapai dengan cara
mengerjakan pekerjaan sebaik mungkin.

Motivasi adalah pemberian daya perangsang atau gairah


kerja kepada pegawai, agar bekerja dengan segala upayanya.
Adapun menurut Edwin B. F. Lippo motivasi adalah suatu keahlian
dalam mengarahkan pegawai dan organisasi mau bekerja secara
berhasil, sehingga tercapai keinginan para pegawai dan tujuan
perusahaan.

Asas-asa motivasi.

1. Asas mengikutsertakan.
Motivasi untuk mencapai hasil-hasil akan bertambah jika
kepada para karyawan diberikan kesempatan untuk ikut
serta berpartisipasi dalam keputusan-keputusan yang
mempengaruhi hasil itu.
2. Asas komunikasi.
Motivasi untuk mencapai hasil-hasil cenderung meningkat
jika bawahan diberitahu tentang soal-soal yang
mempengaruhi hasil.
3. Asas pengakuan
Motivasi untuk mencapai hasil-hasil cenderung meningkat,
jika para bawahan diberikan pengakuan atas sumbangannya
terhadap hasil-hasil yang dicapai.
4. Asas wewenang yang dilegasikan.
Motivasi untuk mencapai hasil-hasil akan bertambah kalau
bawahan diberikan wewenang untuk mengambil
keputusan-keputusan yang mempengaruhi hasil-hasil itu.
5. Asas perhatian timbal balik.
Para bawahan biasanya akan dimotivasi untuk mencapai
hasil-hasil yang diinginkan sejauh ini memberikan minat
terhadap hasil yang diinginkan.
Teori-teori Motivasi.

1. Teori Motivasi Klasik.


Teori ini dikemukakan oleh F.W. Taylor berpendapat
motivasi para pekerja hanya dari sudut kebutuhan biologis
saja. Kebutuhan biologis tersebut terpenuhi melalui gaji
atau upah yang diberikan, baik berupa uang maupun berupa
barang sebagai imbalan dari prestasi yang telah diberikan.
2. Teori Motivasi Abraham Maslow.
Teori ini mengikuti jamak, yakni seseorang
berprilaku/bekerja, karena adanya dorongan untuk
memenuhi bermacam-macam kebutuhan. Kebutuhan
menurut Maslow adalah kebutuhan berjenjang atau
bertingkat. Adapun tingkatannya tersusun sebagai berikut :
a. Kebutuhan Fisik (Phisiological Needs)
Yaitu kebutuhan untuk mempertahankan hidup, yang
termasuk kebutuhan ini adalah kebutuhan makan,
minum, udara dan lain-lain.
b. Kebutuhan keselamatan (Security of Safety needs)
Kebutuhan ini mengarahkan kepada dua bentuk yakni :
a) Kebutuhan akan keamanan jiwa, yang bagi
pimpinan organisasi keselamatan kerja.
b) Kebutuhan keamanan harta, ditempat pekerjaan
pada waktu jam-jam kerja.
c. Kebutuhan social (affiliation or acceptance needs).
Karena manusia adalah mahluk sosial, pasti mempunyai
kebutuhan sosial yang digolongkan dalam empat yaitu :
a) Kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain
di lingkungan tempat tinggal dan bekerja.
b) Kebutuhan akan perasaan dihormati, karena setiap
manusia merasa dirinya penting. Serendah-
rendahnya pendidikan dan kedudukan seseorang ia
tetap merasa dirinya penting,.
c) Kebutuhan akan perasaan maju dan tidak gagal.
d) Kebutuhan akan perasaan ikut serta.
d. Kebutuhan akan penghargaan prestise (Esteem or
status needs) Idealnya prestise timbul karena adanya
prestasi. Tetapi semakin tinggi kedudukan seseorang
semakin tinggi pula prestise.
e. Self actuazation (Aktualisasi diri).
Kebutuhan ini merupakan realisasi lengkap potensi
seseorang secara penuh. Pemenuhan kebutuhan ini
dapat dilakukan para pimpinan perusahaan dengan
menyelenggarakan pendidikan dan latihan, kebutuhan
aktualisasi diri berbeda dengan kebutuhan lain dalam
dua :
a) Kebutuhan aktualisasi diri tidak dapat dipenuhi dari
luar, pemenuhannya berdasarkan usaha individu itu
sendiri.
b) Aktualisasi diri berhubungan dengan pertumbuhan
seorang individu. Kebutuhan ini berlangsung
sejalan dengan meningkatnya jenjang karir seorang
individu.
Maslow menggambarkan tingkat-tingkat kebutuhan sebagai
berikut :

MASLOW’S NEED HIERARCHY


5. Self actuali
tion
4. Esteem or
status
3. Affiliton
or acceptance
2. Security of
safety
1. Physiological
needs

Jenis-Jenis Motivasi.

Motivasi terbagi dalam dua bagian yaitu :

1. Motivasi Positif.
Suatu dorongan yang bersifat positif, artinya jika para
pegawai dapat menghasilkan prestasi diatas prestasi
standar maka pegawai tersebut diberikan berupa
hadiah.
2. Motivasi Negatif.
Mendorong karyawan dengan ancaman hukuman, jika
prestasinya di atas standar tidak diberikan hadiah.

Tujuan motivasi manajemen antara lain sebagai berikut :

1. Untuk mengubah perilaku pegawai sesuai dengan


keinginan pimpinan.
2. Untuk meningkatkan gairah kerja pegawai.
3. Untuk meningkatkan disiplin pegawai.
4. Untuk menjaga kestabilan pegawai.
5. Untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai.
6. Untuk meningkatkan prestasi pegawai.
7. Untuk mempertinggi moral pegawai.
8. Untuk meningkatkan rasa tanggung jawab pegawai pada
tugas-tugasnya.
9. Untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi.

Kesulitan-kesulitan dalam memotivasi adalah :

1. Untuk menentukan alat motivasi adalah sukar, karena


keinginan setiap individu tidak sama.
2. Kemampuan perusahaan terbatas untuk memberikan
insentif.
3. Pemimpin sulit untuk mengetahui motivasi kerja setiap
individu pegawai.
4. Pemimpin sulit memberikan insentif yang adil dan
tepat.
D. KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP)

Seorang pemimpin selalu mempunyai misi/tujuan yang


harus dicapai dan tujuan tersebut dapat terealisasi bila terdapat
kerjasama di antara pimpinan dengan bawahan.

Karyawan dalam suatu perusahaan dibedakan dalam dua


kelompok :
1. White collar worker : terdiri dari Top Management, Middle
Management dan Lower Management, yaitu seseorang yang
menjaga wewenangnya dan kepemimpinannya untuk
fungsi-fungsi manajerial memotivasi, mengarahkan,
membimbing, mempengaruhi dan membujuk para
bawahannya untuk bekerja keras demi tercapainya tujuan
perusahaan yang telah ditetapkan.
2. Blue Collar worker.
Adalah seseorang yang tidak mempunyai wewenang
terhadap orang lain, melainkan hanya menerima suatu tugas
dan menjalankannya dibawah pengendalian manajer.

Kepemimpinan menurut G.R. Terry adalah kegiatan-


kegiatan untuk mempengaruhi orang-orang agar mau bekerja sama
untuk mencapai tujuan.

Macam-macam authority seorang pemimpin.

1. Wewenang Formal.
Wewenang yang sah dimiliki seorang pemimpin, karena
kedudukannya dalam perusahaan.
Wewenang kepemimpinan ini berasal dari :
a. Top down authority.
Wewenang yang berasal dari kekuasan puncak turun
kepemimpin yang paling rendah.
b. Bottom up authority.
Pemimpin diterima oleh karyawan yang akan menjadi
bawahannya.
2. Authority Pribadi.
Wewenang karena wibawa yang dimiliki seseorang.
UNSUR-UNSUR KEPEMIMPINAN

Adapun unsur-unsur yang termasuk dalam kepemimpinan :

1. Leader adalah orang-orang yang dipimpin.


2. Pengikut adalah orang-orang yang dipimpin.
3. Organisasi yang bersangkutan.
4. Objective adalah sasaran yang ingin dicapai.
5. Lingkungan adalah ahli-ahli sosial, pertimbangan ekonomis
dan politis.

Tingkatan-tingkatan manajemen.

1. Top Management.
Adalah pemimpin yang menduduki posisi puncak dalam
organisasi. Dalam tingkatan ini pemimpin lebih banyak
melakukan fungsi perencanaan dan fungsi
pengorganisasian.
2. Lower Management.
Adalah pemimpin yang secara langsung mengarahkan para
pekerja untuk melakukan pekerjaan, yang termasuk dalam
ini adalah kepala mandor dan mandor, mereka lebih banyak
pada fungsi pengarahan dan pengendalian.
3. Middle Management.
Adalah pemimpin yang posisinya berada di atas manajemen
lini tingkat pertama dan dibawah manajemen puncak,
tugasnya menjabarkan kebijaksanaan manajemen puncak
dan memberikan contoh pelaksanaan tugas-tugas tersebut
pada manajemen lini pertama.
Hal-hal yang menyebabkan seseorang menjadi pemimpin
adalah :

1. Tradisi/warisan.
2. Kekuatan pribadi.
3. Pengangkatan atasan.
4. Pemilihan.

TEORI-TEORI KEPEMIMPINAN

1. Teori Keadaan.
Dalam teori in kepemimpinan dipengaruhi oleh keadaan
pemimpin para pengikut, organisasi dan pengaruh sosial,
ekonomi kebudayaan, agma dan politik. Keberhasilan
pemimpin dipengaruhi keadaan artinya ada seorang
pemimpin berhasil baik dalam keadaan normal, tetapi
pemimpin lain dalam keadaan kritis.
2. Teori Sifat.
Teori ini mengemukakan bahwa untuk menentukan sifat-
sifat kepemimpinan yang baik, perlu diteliti secara induktif,
mengamati pemimpin yang diakui berhasil dan
menyebutkan sifat-sifat yang dimilikinya masing-masing.
E. KOMUNIKASI (COMMUNICATION).

Komunikasi merupakan hal yangs sangat penting dalam


manajemen untuk menyampaikan perintah, informasi, berita,
laporan maupun hal-hal menjalin hubungan seseorang dengan
orang lain. Pemimpin yang efektif berarti komunikasi yang efektif.
Komunikasi dilihat dari ruang lingkupnya dapat dibedakan ;

1. Komunikasi masa (Public Communication).


Ialah komunikasi yang ditujukan kepada masyarakat luas,
misalnya surat kabar, majalah dan lain-lain.
2. Business Communication.
Komunikasi yang dilakukan dalam suatu perusahaan,
organisasi seperti memberikan perintah, laporan.
Komunikasi ini dalam pengertian sempit.
Komunikasi adalah suatu alat untuk menyampaikan, ide
pesan, perintah berita, informasi dari seseorang kepada
orang lain, agar dapat timbal balik atau interaksi.
Menurut G.R. Terry komunikasi adalah suatu joint process
sebab bila seseorang berkata-kata yang lainnya mendengar
untuk menangkap pemikiran yang sedang dikemukakan
serta melihat pertemuan pemikiran yang berbeda.
Unsur-unsur komunikasi.
a. Komunikator (Giver), adalah orang yang menyampaikan
ide, pesan.
b. Pesan adalah informasi, ide yang disampaikan.
c. Saluran (channel) adalah alat yang dipakai untuk
berkomunikasi.
d. Receiver adalah orang yang menerima informasi.
e. Feed back adalah reaksi yang diberikan receiver.
Tipe-tipe komunikasi.

1. Komunikasi Formal.
Adalah komunikasi yang dilakukan mengikuti rangkaian
hirarki formal organisasi serta ada hubungan dengan
tugas dan tanggung jawab.
2. Komunikasi Informal.
Informasi atau berita menyebar dari seseorang kepada
orang lain.

Syarat-syarat komunikasi yang baik :

1. Mempergunakan bahasa yang baik, agar artinya jelas.


2. Lengkap agar pesan yang disampaikan dipahami
komunikan secara menyeluruh.
3. Tepat, komunikasi yang diberikan itu benar.
4. Jelas artinya disampaikan secara benar pada orang yang
tepat.
BAB VI
CONTROLLING

A. PENGERTIAN CONTROLLING

Controlling merupakan fungsi terakhir yang perlu


dilaksanakan dalam manajemen. Controlling adalah fungsi
manajemen yang merupakan pengukuran dan perbaikan dari
pelaksanaan kegiatan-kegiatan para bawahannya agar supaya
yakin bahwa sasaran perusahaan dan rencana-rencana yang telah
dirancang untuk di capai.

Dengan kata lain controlling adalah :


Merupakan peng-evaluasian dan korektif terhadap hasil
kerja dengan rencana sebagai alat pembanding.

Dengan demikian controlling harus berpedoman terhadap :

a. Rencana (planning) yang telah diputuskan.


b. Perintah (order) terhadap pelaksanaan pekerjaan
(parfermance).
c. Tujuan (objective).s
d. Kebijaksanaan yang telah ditentukan sebelumnya.

1. Tujuan Pemberian Perintah

Tujuan utama dalam pemberian perintah oleh atasan


kepada bawahan ialah untuk mengkoordinasi kegiatan
bawahan, agar kegiatan masing-masing bawahan yang
beraneka macam itu terkoordinasi kepada suatu arah, yaitu
kepada tujuan perusahaan.

2. Definisi Perintah

Perintah adalah suatu instruksi resmi dari seorang atasan


kepada bawahan untuk mengerjakan atau untuk melakukan
suatu, guna merealisasi tujuan kepada realisasi tujuan
perusahaan.

Dari batasan perintah yang diberikan diatas, ternyata ada


empat unsure suatu perintah, yaitu

a. Instruktur resmi,

b. Dari atasan kepada bawahan, mengerjakan atau tidak


mengerjakan suatu hal, dan

c. Merealisasikan tujuan perusahaan.

3. Perintah Satu Aspek Dari Komunikasi

Suatu perusahaan hanya akan merealisasi tujuannya jika


setiap petugas bekerja secara efisiensi dan ada kerja sama
antara petugas yang satu dengan petugas lain dalam badan
usaha adalah dengan pertemuan-pertemuan, berbicara
melalui telepon, mengirim surat, berbicara langsung,
pemberian laporan pemberian petunjuk, dan pemberian
perintah. Komunikasi secara garis besarnya dibedakan atas
dua macam, yaitu komunikasi ke dalam dan komunikasi ke
luar.
Komunikasi ke dalam itu sesuai dengan tujuan kepada siapa
warta itu disampaikan, dibedakan pula atas dua macam,
yaitu komunikasi vertical dan komunikasi horizontal.
Komunikasi vertical berarti proses penyampaian sesuatu
warta dari pihak pimpinan kepada pihak pegawai atau
sebaliknya. Dengan demikian, komunikasi vertival itu di
bedakan pula atas komunikasi ke bawah dan komunikasi ke
atas.

Komunikasi luar juga bertujuan menjamin hubungan yang


baik antara pihak atasan dari perusahaan itu dengan pihak
luar, diwujudkan dengan telepon, berbicara langsung atau
dengan pengiriman surat.

4. Jenis – Jenis Perintah

Hampir tidak ada penulis yang menolak adanya perintah


lisan. Meskipun demikian, mereka tidak sependapat tentang
suatu perintah dapat diberikan secara lisan. Dalam dua hal,
para penulis sependapat bahwa perintah dapat diberikan
dlam bentuk lisan apabila :

a. Tugas yang diperintahkan itu merupakan tugas yang


sederhana dan

b. Dalam keadaan darurat.

Selain dalam kedua hal tersebut diadakan perintah lisan


dapat juga dipergunakan dalam keadaan sebagai berikut.
a. Bawahan yang diperintahkan sudah pernah
mengerjakan perintah

b. Perintah itu dapat selesai dalam waktu singkat.

c. Apabila dalam mengerjakan tugas itu adalah kesalahan,


tidak akan membawa akibat yang besar.

d. Untuk menjelaskan perintah adalah buta huruf.

e. Apabila bawahannya yang diperintah adalah buta huruf.

Meskipun pemakaian perintah lisan itu adalah terbatas,


tetapi harus dinyatakan bahwa perintah lisan mengandung
beberapa sifat kebaikan sebagai berikut :

a. Tidak membutuhkan banyak waktu untuk


mempersiapkannya

b. Mempunyai kemungkinan untuk menjelaskan hal-hal


yang kurang jelas

c. Dapat dipergunakan kepad banyak orang

Jenis kedua dari perintah adalah perintah tertulis. Sebagai


alasannya, perintah tertulis mengandung kebaikan-kebaikan
sebagai berikut :

a. Perintah tertulis dapat mudah diperiksa guna


memelihara kebenaran

b. Adanya perintah tertulis menyebabkan orang yang


menerima perintah mengetahui benar tanggung
jawabnya.
c. Perintah tertulis merupakan cara terbaik untuk
menjamin persamaan dan keserupaan pelaksanaan di
seluruh unsure organisasi.

Meskipun demikian terdapat juga beberapa keburukan dari


pada perintah tertulis, yakni memakan waktu, menelan
biaya dan mengandung infleksibilitas. Pada umumnya
perintah tertulis dapat diberikan dalam hal-hal sebagai
berikut :

a. Pada pekerjaan yang ruwet, memerlukan keterangan


detail, angka-angka yang pasti dan teliti.

b. Bila pegawai yang diperintahkan berada di tempat lain.

c. Jika pegawai yang diperintah sering lupa

d. Jika tugs yang diperintahkan itu berlangsung dari suatu


bagian ke bagian lain

e. Jika dalam pelaksanaan perintah itu, kesalahan yang


terjadi dapat menimbulkan akibat yang besar.

5. Prinsip-prinsip Perintah

a. Perintah harus jelas

b. Perintah diberi satu per satu perintah harus positif

c. Perintah harus diberikan kepada orang yang tepat

d. Perintah harus erat dengan motivasi

e. Perintah satu aspek berkomunikasi


PENGAWASAN

1. Arti dan Tujuan Pengawasan

Pengawasan dapat diartikan sebagai suatu proses untuk


menerapkan pekerjaan apa yang sudah dilakukan,
menilainya, dan bila perlu mengoreksi dengan maksud
supaya pelaksanakan pekerjaan sesuai dengan rencana
semula.

2. Prinsip-prinsip pengawasan

Selain kedua prinsip pokok diatas, maka suatu system


pengawasan haruslah mengandung prinsip-prinsip berikut :

a. Dapat mereflektir sifat – sifat dan kebutuhan-kebutuhan


dari kegiatan yang harus diawasi.

b. Dapat dengan segera melaporkan penyimpangan-


penyimpangan

c. Fleksibel

d. Dapat mereflektir pola organisasi

e. Ekonomis

f. Dapat dimengerti

g. Dapat menjamin diadakannya tindakan korektif.


B. TUJUAN DIADAKAN CONTROLLING
1. Untuk mengetahui apakah sesuatu berjalan dengan rencana
yang telah digariskan.
2. Untuk mengetahui apakah segala sesuatu dilaksanakan
sesuai dengan intruksi dan prinsif-prinsif yang telah
diintruksikan.
3. Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan, kelemahan-
kelemahan dalam bekerja.
4. Untuk mencari jalan keluar bila ternyata dijumpai kesulitan-
kesulitan atau kegagalan-kegagalan kearah perbaikan.
C. PRINSIF-PRINSIF CONTROLLING.
1. Controlling ber-orentasi kepada tujuan organisasi.
2. Controlling harus objektif, jujur dan mendahulukan
kepentingan umum daripada kepentingan pribadi.
3. Controlling harus ber-orentasi terhadap kebenaran menurut
peraturan yang berlaku, ber-orentasi terhadap kebenaran
atas prosedur yang telah ditetapkan dan ber-orentasi
terhadap tujuan (manfaat) dalam pelaksanaan pekerjaan.
4. Controlling harus menjamin daya dan hasil guna pekerjaan.
5. Controlling harus berdasarkan atas standar yang objektif,
teliti dan tetap.
6. Controlling harus bersifat terus menerus.
7. Hasil controlling harus dapat memberikan umpan balik
terhadap perbaikan dan penyempurnaan dalam
pelaksanaan perencanaan dan kebijaksanaan waktu yang
akan datang.
D. PROSEDUR CONTROLLING.
1. Observasi dan Pengamatan.
Observasi terhadap bawahannya yaitu perlu tentang cara
bekerja, sistem kerja, dan hasil-hasil pekerjaannya dan
sebaliknya mengenai pengaruh dari observasi itu sendiri.
2. Pemberian contoh.
Pemberian contoh adalah penting bagi pemimpin, karena
pemimpin sering menjumpai suatu pemberian contoh yang
akan dapat membantu hasil dari controlling.
3. Pencatatan dan Pelaporan.
Ini penting bagi organisasi sebagai suatu alat pembukti
organisasi yang baik dan menyadari pencatatan sangat
penting dan laporan akan menyediakan anggaran tersendiri,
untuk mempelajari dan menerapkan sistem pencatatan
serta prosedur dari pelaporan dengan mengurangi pos
lainnya.
4. Pembatasan wewenang.
Bawahan yang mempunyai wewenang melebihi ketentuan
maka perlu adanya pembatasan agar tidak terjadi
penyimpangan missal, seorang Bendaharawan hanya boleh
menyimpan uang dalam kas sebanyak Rp.2.000.000,- bila
lebih berarti penyimpanan dan membahayakan keselamatan
uang Negara.
5. Menentukan Peraturan, Perintah dan Prosedur.
Peraturan umumnya melarang bentuk tingkah laku khusus
atau kalau diizinkan dapat mengganggu usaha-usaha dan
membahayakan kehidupan suatu organisasi, misal pegawai
negeri dilarang main judi.
Perintah adalah memberikan informasi kepada individu-
individu apa yang harus dikerjakan sesuai dengan situasi
yang mungkin terjadi pada suatu waktu.
Prosedur adalah mengatur kegiatan yang harus dilakukan
yang merupakan suatu rangkaian kegiatan melalui anggota-
anggota suatu organisasi untuk melayani dan menerima
dalam suatu situasi tertentu, misal; prosedur pengeluaran
uang Negara mulai dengan diterbitkan surat keputusan
otorisasi, kemudian spmu, spj dan sebagainya.
E. BIDANG-BIDANG CONTROLLING.

Controlling meliputi bidang-bidang :

1. Management of Personel.
Dalam bidang ini pertama-tama harus dikontrol adalah
mengenai struktur organisasi, kemudian policy. Disamping
control terhadap policy, juga diadakan control terhadap
prosedur, khususnya untuk mengatur siapa, bagaimana, dan
bilamana seseorang harus bertindak, apakah mereka yang
menduduki posisi tertentu itu sudah cocok dengan
keahliannya. Apakah kualitas yang diperlukan itu sesuai
dengan kenyataan.
2. Product.
Berhasilnya planning mempengaruhi Profitability dan
Stability perusahaan, hal ini terletak pada product yang
dihasilkan. Salah satu usaha untuk mempermudah control
dalam bidang-bidang ini adalah dengan melakukan Riset,
dan Development, khususnya pada Product line.
3. Financial.
Financial Control biasanya meliputi :
a. Control terhadap Cost of operation, dengan salah satu
ukurannya adalah standard cost.
b. Control terhadap private investment, termasuk gudang-
gudang, pabrik, Eguipment, mesin-mesin dan
sebagainya.
c. Control terhadap alat-alat liquit (cash) meskipun suatu
perusahaan solpabel, tapi masih tetap memerlukan
control terhadap alat-alat liquit.

Untuk keperluan control diperlukan budget (anggaran) yang


didasarkan kepada suatu ramalan dari penerima-penerima
dan pengeluaran dalam periode tertentu.

Tujuan budget adalah agar setiap manajemen mengetahui


bahwa pada setiap waktu tersedia uang kas yang dapat
digunakan untuk kelancaran usaha.

4. Control of over all Performance.


Control ini meliputi usaha keseluruhan perusahaan dan
bukan dilihat pada tiap-tiap bagian yang ada dalam
perusahaan, baik Mayor Function maupun Minor Function
dan bagian-bagian yang kecil lainnya, semua dilaksanakan
tepat berdasarkan Planning, maka Control of over all
performance kurang begitu diperlukan, karena diadakan
control terhadap masing-masing bagian tersendiri, dengan
sendirinya mengakibatkan adanya control terhadap
keseluruhan.
5. Quality of Management.
Control ini khususnya kepada Mutu Manajemen (bukan
terhadap data yang menggambarkan penyimpangan
rencana). Control ini dapat dibedakan menjadi 2 macam :
a. Indirect Control.
Menganalisa gejala-gejala yang tak diingini dnegan
meneliti sebab-sebabnya pada orang yang bertanggung
jawab dan mengadakan perbaikan sehingga gejala itu
tak terulang lagi.
b. Direct Control.
Prinsip direct control mempunyai asumsi :
a) Dianggap bahwa Qualified manajer membuat
kesalahan dalam jumlah minimal.
b) Mutu dari pada kegiatan manajemen dapat diukur.
c) Terdapat prinsif-prinsif umum dari manajemen yang
dapat digunakan untuk menilai pelaksanaan
pekerjaan.
d) Penggunaan prinsif-prinsif manajemen dapat dinilai.

Indirect maupun Direct control ini dapat digunakan dalam


suatu organisasi bersama-sama. Dan lebih baik kalau
diselidiki dahulu apakah prinsif-prinsif manajemen
dilaksanakan secara tepat atau tidak, kalau benar baru
diselidiki orangnya.
Beberapa asumsi dalam indirect control adalah :

a. Aktivitas-aktivitas dapat diukur, dalam satuan waktu,


berat dengan rata-rata.
b. Adanya personal responsibility terhadap kegiatan yang
dilaksanakan.
c. Penyimpangan dapat diketahui dan waktunya.
d. Orang yang bertanggung jawab mau mengambil tindak-
tindakan korektif.
DAFTAR PUSTAKA

A.A. Rahmat M.Z. S.E. Manajemen Suatu Pengantar, Remaja Karya


CV. Bandung, 1984.

Malayu S.P. Hasibuan, Drs. Manajemen dasar, Pengertian dan


Masalah, Universitas Gajah Mada, 1987.

Manullang. M. Drs. Dasar-dasar Management, Ghalia Indonesia,


Jakarta, 1984.

Soewarno Handayaningrat, Drs. Pengantar Studi Ilmu Administrasi


dan Manajemen, Gunung Agung, Jakarta, 1983.

Winardi, DR., SE., Asas-asas Manajemen, Alumni, Bandung, 1981.

Allen, Louis A. 1963, Karya Manajemen, terjemahan J.M.A tuhutera.


Jakarta: PT. Pembangunan.

American Management Association. 1964. Kepemimpinan dalam


Perusahaan, diterjemahkan oleh Slamet Wijadi. Jakarta:
Bharata.

Beach, Dale S. Personnel. 1980. The Management of People at


Work, 4th Edition, New York: Macmillan Publishing Co. Inc.

Beishline, John Robbert. 1957. Perencanaan, Organisasi, Komando


dan Kontrol dalam Pertahanan Nasional, diterjemahkan oleh
Daan Yahya dan Mohammad Said. B.B.A. Jakarta: Indira.
Bellows, Roger. 1961. Psychology of Personnel in Business and
Industry, Third Edition. New York: Prentice Hall Inc,
Englewood Cliffs.

Davis, Ralp Currier. 1951. The Fundamentals of Top Management.


Tokyo: Kogakusha Company Ltd.

Dale, Ernest. Planning and Developing the Company Organization


Structur. New York: AMA.

Dwivedi, R.S. 1980. Manpower Management an Integrated


Approach to Personnel Management and Labour Relations.
New Delhi: Prentive Hall of India Private Ltd.

Ghosh, Bishanath. 1976. Personnel Manajement an Intgrated


Approach to Personnel Management and Labour, Theory
and Pratice in India. Calcutta: The World Press Private, Ltd.

Gie, The Liang. 1962. Organisasi dan Administrasi Kantor Modern.


Yogyakarta: Percetakan Negara.

H. Siagian. 1977. Manajemen, Suatu Pengantar. Bandung: Alumni.

Kristyanto, Handoyo. 1986. Sistem Insetif yang Tepat Guna dan


Manajemen, Nomor 32, Tahun X, Januari-Februari.

Koontz, Harold dan Cyril O’Donnel. Principles of Management, an


analysis of Manajement Functions. Tokyo: Kogakusha
Company, Ltd. Asian Students Edition.

Lee, Oey Liang. Pengertian Manajemen. BPA Universitas Gajah


Mada. Bulletin No. 1
Manoppa, Arun et. Al. 1970. Personnel Management. Tata Mc Graw
Hill Publishing Company Ltd.

Anda mungkin juga menyukai