Rumel
t ( dalam Nilasari 2014 : 153 ) ada empat
kriteria dalam mengevaluasi strategi, yaitu :
a.Kesesuaian ( Consonance)
Faktor internal dan ekternal perusahaan disesuaikan. Sebuah strategi harus dapat
merepresentasikan respons adaptif pada lingkungan eksternal serta perubahan yang
terjadi.
b.Keunggulan (Advantage)
Sebuah strategi harus dapat menyediakan pembuatan atau pengaturan dari
keunggulan kompetitif. Keunggulan kompetitif normalnya merupakan hasil dari tiga
hal yaitu sumber daya, kemampuan ( Skill ), dan posisi.
c.Konsistensi (Consistency)
Sebuah strategi yang konsisten pada kebijakan dan juga tujuan strategi itu
sendiri dan ada tiga pedoman yang mendasari konsistensi yaitu persoalan
manajerial, keberhasilan departemen, dan isu kebijakan organisasi
d.Kelayakan (Feasibility)
Sebuah strategi jangan sampai membuat permasalahan baru yang sulit untuk
diselesaikan. Pada evlauasi strategi, penting untuk mengetahui apakah organisasi
mempunyai kemampuan, kompetensi, keterampilan, dan bakat yang diperlukan
untuk strategi yang diberikan.
Menurut Wahyudi manajemen strategis adalah suatu seni dan ilmu dari:
1. Pembuatan (formulating), yakni meliputi pengembangan misi dan tujuan
jangka panjang, identifikasi peluang dan ancaman dari luar serta kekuatan
18
dan kelemahan organisasi kompetitor, pengembangan alternatif-alternatif
strategi dan penentuan strategi yang sesuai untuk diadopsi.
2. Penerapan (implementating), meliputi penentuan sasaran-sasaran
operasional tahunan kebijakan organisasi, motivasi kader dan
mengalokasikan sumberdaya agar strategi yang telah ditetapkan dapat
diimplementasikan.
3. Evaluasi (evaluating), mencakup upaya-upaya untuk memonitoring
seluruh hasil dari pembuatan dan lembaga serta mengambil langkahlangkah
perbaikan jika diperlukan. (Hermawan, 2005:6)
Menurut potter, ada tiga landasan strategi yang dapat membantu organisasi
memiliki keunggulan kompetitif, yaitu
a. keunggulan biaya,
b. diferensiasi, dan
c. fokus.
Adapun yang biasa digunakan untuk membuat strategi adalah dengan
menggunakan Analisis SWOT (Strengh, Weakness, Opportunity, Threat)
Jadi dapat disimpulkan bahwa kompetensi adalah kemampuan atau keahlian dan karakteristik
yang dimiliki sesorang untuk memcahkan persoalan dan mencari alternative pemecahan,
merubah perspektif atau pandangan dan kemampuan untuk beriteraksi secara afektif dengan
oranglain dalam melaksanakan tugas dan fungsi
b. Organisasi yang terus belajar
Menurut berkaitan dengan learning organization menurut Peter Senge yang dikutip oleh
sedarmayanti menjelaskan bahwa istilah organisasi yang terus belajar mempunyai arti luas.
Pada umumnya, ini berarti organisasi yang luwes, tanggap, adaptif, tidak birokratis dan
sebagainya.
Kemudian Marquart (1996) juga menjelaskan bahwa learning organization atau pembelajaran
organisasi adalah organisasi yang terus belajar secara sungguh- sungguh dan bersama- sama.
Kemudian mentransformasikan dirinya agar dapat mengoleksi, mengelola dan menggunakan
pengetahuannya secara lebih baik untuk keberhasilan organisasi.learning atau pembelajaran
organisasi dapat terjadi pada individu maupun kelompok.dan organisasi itu sendiri.
4. fungsi pengawasan
Pengawasan adalah salah satu fungsi manajemen merupakan salah satu usaha agar kegiatan
yang dilakukan dapat berhasil guna sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
Dalam kamus bahasa Indonesia karangan J.S Badudu dan Zain menyebutkan :
Pengasawan berasal dari kata awas diartikan sebagai dapat melihat baik- baik, tajam,
waspada,dan memperhatikan untuk mengetahui.
Kemudian Sondang mengartiaknan pengawasan :
“Pengawasan adalah proses pengamatan dan pada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi
untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana
yang telah ditentukan”.
Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Solok Selatan berfungsi sebagai
pemngawas atas pelaksanaan kinerja pegawai baik efektifitas maupun efesiensi kerja aparatur
dalam melaksanakan tugas.
Perencanaan strategis perusahaan adalah suatu rencana jangka panjang yang bersifat menyeluruh,
memberikan rumusan ke mana perusahaan akan diarahkan, dan bagaimana sumberdaya
dialokasikan untuk mencapai tujuan selama jangka waktu tertentu dalam berbagai kemungkinan
keadaan lingkungan.
Perencanaan Strategic (Strategic Plans) juga merupakan suatu proses pemilihan tujuan-tujuan
organisasi, penentuan strategi, kebijaksanaan, program-program strategi yang diperlukan untuk
tujuan-tujuan tersebut.
Dengan adanya perencanaan strategis ini maka konsepsi perusahaan menjadi jelas sehingga akan
memudahkan dalam memformulasikan sasaran serta rencana-rencana lain dan dapat mengarahkan
sumber-sumber organisasi secara efektif. Sehingga dapat dikatakan bahwa perencanaan strategi
dapat menentukan keberhasilan organisasi atau perusahaan, hal ini disebabkan karena:
(5) penyusunan strategi pengembangan (yang dapat ditambah dengan tujuan dan sasaran).
Proses perencanaan strategis tidak bersifat sekuensial penuh, tapi dapat dimulaidari salah satu dari
langkah ke (1), (2), atau (3). Ketiga langkah tersebut salingmengisi. Setelah ketiga langkah pertama
ini selesai, barulah dilakukan langkahke (4), yang disusul dengan langkah ke (5). Setelah rencana
strategis (renstra)selesai disusun, maka diimplementasikan dengan terlebih dahulu
menyusunrencana-rencana kerja (aksi/tindakan)
Konsep Strategi
menyesuaikan diri dengan lingkungan hanya jika mereka merasa perlu untuk melakukannya. Strategi
ini dikenal sebagai strategi adaptif. Pembahasan pada materi ini akan lebih di tekankan pada
peranan aktif manajer yang dikenal sebagai perencanaan strategis yang fokusnya luas dan berjangka
panjang.
Disamping ke dua perspektif tersebut dikenal strategi entrepreneur yaitu strategi yang dirancang
pemimpin usaha berdasarkan inisiatif untuk pertumbuhan yang konstan dengan mencari peluang
baru secara aktif. Pengertian ini juga mengarahkan peranan aktif seseorang dalam hal ini adalah
seorang entrepreneur atau wirausahawan.
1. Wawasan waktu, strategi menggambarkan kegiatan dengan cakrawala jangka panjang atau
pandangan yang jauh ke depan, yaitu waktu untuk melaksanakan dan melihat hasilnya.
3. Pemusatan upaya, dengan memfokuskan pada kegiatan yang terpilih mengharuskan pemusatan
pemanfaatan sumber daya yang ada.
4. Pola keputusan, strategi mensyaratkan sederetan keputusan tertentu perlu diambil sepanjang
waktu mengiluti suatu pola yang konsisten.
5. Peresapan, strategi mencakup kegiatan yang luas mulai alokasi sumber daya sampai kegiatan
operasional perusahaan.
Proses perencanaan strategis atau manajemen strategis merupakan proses pengarahan usaha
perencanaan strategis dan menjamin strategi tersebut dilaksanakan dengan baik sehingga menjamin
kesuksesan organisasi dalam jangka panjang. Manajemen strategi meliputi formulasi dan
implementasi strategi sebagai berikut :
Pertanyaan mendasar dalam formulasi misi dan tujuan adalah “Apa usaha kita?” dan “Apa usaha kita
yang seharusnya?”.
Dalam perjalanan waktu, manajer suatu organisasi barangkali akan kehilangan “minat” terhadap misi
yang pertama kali mereka perjuangkan. Manajer harus diingatkan kembali pada misi awalnya.
3. Analisis Lingkungan
4. Analisis Sumberdaya
Dilakukan bersamaan dengan analisis lingkungan, melalui analisis kekuatan dan kelemahan
organisasi.
Kesempatan strategis merupakan gap antara situasi apabila organisasi menggunakan tujuan dan
strategi yang dirumuskan dalam proses penentuan tujuan dengan situasi apabila organisasi
menggunakan strategi sekarang ini (tanpa perubahan). Kesempatan strategis muncul apabila
organisasi menetapkan tujuan baru yang lebih sulit, atau apabila ada persaingan yang ketat dan
mengakibatkan organisasi tidak berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
7. Pelaksanaan Strategi
1. Misi . Sebuah misi perusahaan adalah alasan keberadaan. Misi sering diungkapkan dalam
pernyataan misi, yang menyampaikan rasa tujuan proyek kepada karyawan dan citra perusahaan
kepada pelanggan. Dalam perumusan proses strategi, pernyataan misi merupakan suasana hati
perusahaan kemana harus pergi
2. Tujuan Tujuan adalah tujuan konkret organisasi berusaha untuk mencapainya, misalnya, sebuah
target pertumbuhan pendapatan. Tujuan harus menantang tapi dapat dicap
3. Analisis Situasi Perubahan dalam lingkungan eksternal sering muncul peluang-peluang baru dan
cara-cara baru untuk mencapai tujuan. Scan lingkungan dilakukan untuk mengidentifikasi peluang-
peluang yang tersedia. Perusahan juga harus mengetahui kemampuan dan keterbatasn untuk
memilih peluang yang mengejar dengan probabilitas keberhasilan yang lebih tinggi. Lingkungan
eksternal memiliki dua aspek: lingkungan makro yang mempengaruhi semua perusahaan dan
lingkungan mikro yang mempengaruhi perusahaan dalam industri tertentu. Makro meliputi analisis
lingkungan politik, ekonomi, sosial, dan faktor-faktor teknologi yang kadang kadang disebut sebagai
ANALISIS PEST. Sebuah aspek penting dari analisis lingkungan mikro adalah industri dimana
perusahaan beroperasi atau sedang mempertimbankan operasi.
Analisis internal mempertimbangkan situasi di dalam perusahaan itu sendiri, seperti : budaya
perusahaan, citra perusahaan, struktur organisasi, staf kunci, akses ke sumber daya alam, posisi pada
kurva pengalaman, efisiensi, kapasitas operasional, merek, pasar , sumber keuangan, eksklusif
kontrak, paten dan rahasia dagang
4. Penyusunan Strategi. Begitu gambaran yang jelas tentang perusahaan dan lingkungannya yang
ada ditangan, alternatif strategis tertentu dapat dikembangkan. Sementara perusahaan yang
berbeda memiliki alternatif yang berbeda tergantung pada situasi mereka, ada juga strategi generik
yang dapat diterapkan diberbagai perusahaan. Michael Porter mengidentifikasi kepemimpinan
biaya, diferensiasi, dan fokus sebagai tiga strategi generic yang dapat dipertimbangkan sebagai
alternatif strategis.
5. Pelaksanaan. Kemungkinan strategi akan dinyatakan dalam tingkat tinggi istilah konseptual dan
prioritas. Implementasi yang efektif, perlu diterjemahkan ke dalam kebijakan yang lebih rinci dapat
dipahami di tingkat fungsional organisasi. Ekspresi strategi dalam hal kebijakan fungsional juga
berfungsi untuk menyoroti isu-isu praktis yang mungkin tidak terlihat pada tingkat yang lebih tinggi.
Strategi ini harus diterjemahkan ke dalam kebijakan- kebijakan khusus untuk bidang fungsional
seperti : pemasaran, penelitian dan pengembangan, pengadaan, produksi, SDM, sistem informasi.
Selain mengembangkan kebijakan fungsional, tahap pelaksanaan melibatkan identifikasi sumber
daya yang diperlukan dan meletakkan ke tempatnya yang diperlukan perubahan organisasi.
6. Control. Setelah diimplementasikan, hasil dari strategi perlu diukur dan dievaluasi, dengan
perubahan yang dibuat seperti yang diperlukan untuk tetap pada jalur rencana. Sistem kontrol harus
dikembangkan dan dilaksanakan untuk memfasilitasi pemantauan ini. Standar kinerja yang
ditetapkan, performa yang sebenarnya diukur, dan tindakan yang tepat diambil untuk memastikan
keberhasilan.
7. Dinamis dan proses berkelanjutan. Suatu perubahan dalam satu komponen dapat memerlukan
perubahan dalam seluruh strategi. Dengan demikian, proses proses harus diulang dalam rangka
strategi untuk mengadaptasi perubahan lingkungan. Sepanjang proses perusahaan mungkin
memerlukan siklus kembali ke tahap sebelumnya dan membuat penyesuaian.
8. Kerugian proses ini . Dalam masa-masa perubahan, beberapa strategi yang lebih sukses muncul
secara informal dari tingkat yang lebih rendah dari organisasi, dimana manajer yang lebih dekat
dengan pelanggan dari hari ke hari.
Menurut Boseman dan Phatak (1989), proses manajemen atau perencanaan stratejik mencakup
tujuh bagian yang saling berkaitan, sebagai berikut:
1. Penilaian terhadap organisasi, dalam hal kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan (strengths,
weakness, opportunities, and threats atau disingkat sebagai SWOT).
Pengembangan Organisasi
Pengertian pokok pengembangan organisasi adalah perubahan yang terencana (planned change).
Perubahan , dalam bentuk pembaruan organisasi dan mpengembangan organisasiernisasi, terus
menerus terjadi dan mempunya pengaruh yang sangat dominan dalam masyarakat kini. Organisasi
beserta warganya, yang membentuk masyakat mpengembangan organisasiern , mau tidak mau
harus beradaptasi terhadap arus perubahan ini. Perubahan perubahan yang terjadi pada dasarnya
dapat dikelompokkan dalam empat katagori, yaitu perkembangan teknologi, perkembangan
prpengembangan organisasiuk, ledakan ilmu pengetahuan dan jasa yang mengakibatkan makin
singkatnya daur hidup para pengembangan organisasi, serta perubahan sosial yang mempengaruhi
perilaku, gaya hidup, nila nila dan harapan tiap orang.
Untuk dapat bertahan , organisasi harus mampu mengarahkan warganya agar dapat beradaptasi
dengan baik dan bahkan agar mampu memanfaatkan dampak positif dari berbagai pembaruan
tersebut dengan pengembangan diri dan pengembangan organisasi. Proses mengarahkan warga
organisasi dalam mengembangkan diri menghadapi perubahan inilah yang dikenal luas sebagai
proses organization development.
Karena menyangkut perubahan sikap, persepsi,perilaku dan harapan semua anggota organisasi,
pengembangan organisasi di definisikan sebagai upaya pimpinan yang terencana dalam
meningkatkan efektivitas organisasi, dengan menggunakan cara intervensi (oleh pihak ketiga) yang
didasarkan pada pendekatan perilaku manusia. Dengan kata lain penerapan pengembangan
organisasi dalam organisasi dilakukan dengan bantuan konsultan ahli, sistemis ,harus didukung oleh
pimpinan serta luas aplikasinya.
Menurut Robbins (1984), usaha Pengembangan Organisasi pada umumnya diarahkan pada dua
tujuan akhir, yaitu peningkatan keefektifan organisasi dan peningkatan kepuasan anggotanya.
b. Meningkatkan timbulnya konfrontasi terhadap masalah organisasi baik dalam kelompok maupun
antar-kelompok, sebagai kebalikan dari to sweeping problem under the rug.
c. Terciptanya lingkungan dimana otoritas peran yang ditetapkan ditingkatkan dengan otoritas
berdasarkan pengetahuan dan keterampilan.
g. Menaikkan tingkat responsibilitas diri dan kelompok dalam perencanaan dan implementasi.
Reference :
- http://ferialadrian.blogspot.co.id/2014/04/perubahan-pengembangan-organisasi.html
-
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/modulrencanastrategis/materi1_artipentingperencana
anstrategis.pdf+&cd=3&hl=id&ct=clnk&gl=id
Pengertian Strategi menurut Henry Mintzerg, Seorang Profesor dari Universitas McGill
Canada yang digambarkan dengan 2 Kategori dan 10 Macam Model, telah membawa Anda
kepada Pengertian Strategi secara lebih Jelas dan Lengkap. Dengan demikian pada tahap
selanjutnya Anda perlu mengerti tentang Dimensi Strategi yang meliputi : Process (Proses),
Content (Subtansi) dan Context (Hubungan).
Gambaran Umum dari Dimension of Strategy adalah Kondisi yang berada disekitar Aktivitas
Strategi itu sendiri, seperti Tujuan Organisasi, Proses-proses Strategi dan Isi atau Subtansi
Strategi.
1. Tujuan Organisasi adalah Inputan dalam Pembuatan Strategi, agar berjalan sesuai dengan
Proses sebagaimana mestinya. Tujuan Organisasi menjadi petunjuk bagi rencana kerja
pelaksanaan strategi tersebut.
2. Proses Strategi adalah Aktivitas-aktivitas yang berjalan Simultan untuk mencapai Tujuan
Organisasi.
3. Substansi Strategi adalah Hasil Akhir dari setiap Proses Aktivitas yang telah dijalani
dengan Tepat dan Akurat.
Proses-proses yang meliputi sebuah Strategi dapat berjalan secara Berkesinambungan adalah
Kombinasi dan Korelasi antara Manusia sebagai Pelaku, Strategi sebagai Alat dan Organisasi
sebagai Wadahnya. Manusia yang menjalankan Strategi disebut Strategist, dimana Anda
perlu mengembangkan dan menjalankan Pola Pikir yang Strategis. Proses Berpikir yang
Strategis menjadi kewajiban seorang Strategist. Selanjutnya Strategi menjadi Formasi Utama
agar proses berjalan sesuai dengan Rencana yang disepakati. Setelah itu, Organisasi menjadi
Wadah agar pelaksanaan Proses Strategi berlangsung Tepat Sasaran dan mendapat Dukungan
dari Manajemen. Implementasi Strategi akan mengarah pada Manajemen Perubahan yang
cukup berpengaruh pada Organisasi Umumnya dan Individu Khususnya.
Strategi akan mempengaruhi banyak Level Organisasi, mulai dari Level terbawah sampai
Puncak, mulai dari Internal Organisasi sampai dengan Eksternal. Pada akhirnya Strategi
adalah sebuah Mekanisme yang terkait pada semua bagian Organisasi, seperti Functional,
Operational, Corporate dan Partnership. Masing-masing Bagian tersebut akan membentu
sebuah Strategi tersendiri yang merupakan bagian ter-Integrasi kepada seluruh Strategi
Organisasi.
Relasi dalam sebuah Strategi sebagaimana Strategy Content merupakan Hubungan Timbal
Balik Internal dan Eksternal. Hubungan Internal terlibat antar Departemen atau Manajer dan
Divisi, sedangkan Hubungan Eksternal melibatkan Antar Industri sejenis dan Antar Negara
terkait.
1
STRATEGI DAN MANAJEMEN STRATEGI A.
Pengertian Strategi
Kata strategi berasal dari bahasa Yunani "strategia" yang diartikan sebagai "the art of the
general" atau seni seorang panglima yang biasanya digunakan dalam peperangan. Dalam
pengertian umum, strategi adalah cara untuk mendapatkan kemenangan atau mecapai tujuan.
Strategi pada dasarnya merupakan seni dan ilmu menggunakan dan mengembangkan
kekuatan (ideologi, politik, ekonomi,sosial-budaya dan hankam) untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya.
Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan
pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu
tertentu. Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja,
memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip
pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki taktik untuk
mencapai tujuan secara efektif. Strategi dibedakan dengan taktik yang memiliki ruang
lingkup yang lebih sempit dan waktu yang lebih singkat, walaupun pada umumnya orang
sering kali mencampuradukkan ke dua kata tersebut. Pengertian khusus strategi yaitu
merupakan suatu tindakan yang bersifat terus-menerus mengalami peningkatan dan
dilakukan sesuai dengan sudut pandang tentang apa yang diinginkan serta diharapkan oleh
para konsumen untuk waktu di masa depan. Dengan strategi ini maka ada yang hampir
dimulai dari apa yang selalu untuk bisa terjadi dan bukan yang dimulai dari apa yang terjadi.
Dengan terjadinya ada suatu kecepatan berinovasi pada pasar yang baru dan juga perubahan-
perubahan pola konsumen yang sangat memerlukan kemampuan inti maka hendaknya
perusahaan perlu untuk mencari dan mengambil kemampuan inti atau juga kompetensi inti di
dalam bisnis yang dilakukan.
2.
Proses Manajemen Strategi
a.Formulasi Strategi, Meliputi pengembangan misi bisnis, mengidentifikasi peluang dan
ancaman eksternal, mengukur dan menetapkan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan
tujuan jangka panjang, mengumpulkan alternatif, serta memilih strategi-strategi khusus yang
akan diberlakukan untuk kasus-kasus tertentu. Di dalam formulasi strategi telah mencakup
tentang obyek organisasi baru yang akan digarap, obyek bisnis yang akan ditinggalkan,
pengalokasian sumber daya (baik sumber daya finansial maupun sumber daya non finansial),
apakah perlu mengembangkan kegiatan atau diversifikasi produk, apakah akan masuk pasar
internasional atau cukup pada pasar domestik, apakah diperlukan merger atau tidak, dan
bagaimana menghindarkan diri dari pengambilalihan organisasi oleh pesaing. Karena tidak
ada organisasi yang mempunyai sumber daya tak terbatas, maka strategi harus berni
memutuskan strategi alternatif mana yang akan memberi dampak positif terbaik sehingga
akan memberikan keuntungan optimal bagi perusahaan. Strategi harus memberikan
keunggulan komparatif dan pada khirnya dalam jangka panjang dapat memberikan
keunggulan kompetitif.
c. Mengevaluasi dan Mengawasi Strategi, evaluasi dan pengawasan merupakan tahap terakhir
dalam proses strategi. Semua strategi merupakan subyek modifikasi di masa yang akan
datang, sebab berbagai faktor internal dan eksternal akan selalu mengalami perubahan.
Richard P. Rumelt mengidentifikasi empat tolak ukur yang digunakan untuk menguji baik
atau tidaknya suatu strategi, yaitu ( Rumelt, 1997 ):
1. consistency : strategi tidak boleh menghadirkan sasaran dan kebijakan yang tidak konsisten
4. Feasibility : Strategi tidak boleh menggunakan sumber – sumber secara berlebihan ( di luar
kemampuan ) dan tidak boleh menghadirkan persoalan – persoalan baru yang tidak
terpecahkan.