Anda di halaman 1dari 18

Menurut Richard P.

Rumel
t ( dalam Nilasari 2014 : 153 ) ada empat
kriteria dalam mengevaluasi strategi, yaitu :
a.Kesesuaian ( Consonance)
Faktor internal dan ekternal perusahaan disesuaikan. Sebuah strategi harus dapat
merepresentasikan respons adaptif pada lingkungan eksternal serta perubahan yang
terjadi.
b.Keunggulan (Advantage)
Sebuah strategi harus dapat menyediakan pembuatan atau pengaturan dari
keunggulan kompetitif. Keunggulan kompetitif normalnya merupakan hasil dari tiga
hal yaitu sumber daya, kemampuan ( Skill ), dan posisi.
c.Konsistensi (Consistency)
Sebuah strategi yang konsisten pada kebijakan dan juga tujuan strategi itu
sendiri dan ada tiga pedoman yang mendasari konsistensi yaitu persoalan
manajerial, keberhasilan departemen, dan isu kebijakan organisasi
d.Kelayakan (Feasibility)
Sebuah strategi jangan sampai membuat permasalahan baru yang sulit untuk
diselesaikan. Pada evlauasi strategi, penting untuk mengetahui apakah organisasi
mempunyai kemampuan, kompetensi, keterampilan, dan bakat yang diperlukan
untuk strategi yang diberikan.

Menurut Wahyudi manajemen strategis adalah suatu seni dan ilmu dari:
1. Pembuatan (formulating), yakni meliputi pengembangan misi dan tujuan
jangka panjang, identifikasi peluang dan ancaman dari luar serta kekuatan
18
dan kelemahan organisasi kompetitor, pengembangan alternatif-alternatif
strategi dan penentuan strategi yang sesuai untuk diadopsi.
2. Penerapan (implementating), meliputi penentuan sasaran-sasaran
operasional tahunan kebijakan organisasi, motivasi kader dan
mengalokasikan sumberdaya agar strategi yang telah ditetapkan dapat
diimplementasikan.
3. Evaluasi (evaluating), mencakup upaya-upaya untuk memonitoring
seluruh hasil dari pembuatan dan lembaga serta mengambil langkahlangkah
perbaikan jika diperlukan. (Hermawan, 2005:6)
Menurut potter, ada tiga landasan strategi yang dapat membantu organisasi
memiliki keunggulan kompetitif, yaitu
a.    keunggulan biaya,
b.    diferensiasi, dan
c.    fokus.
Adapun yang biasa digunakan untuk membuat strategi adalah dengan
menggunakan Analisis SWOT (Strengh, Weakness, Opportunity, Threat)

Adapun kriteria strategi yang baik adalah :


1. Tujuan yang jelas, sehingga mampu memberikan stabilitas dan kesatuan arah. Mampu
mendefinisiakan berhubungan dan tugas dan fungsi organisasi, dan tujuan pendirian
organisasi dan kontribusi organisasi pada sumberdaya manusia yang ada didalam organisasi.
2. Dirumuskan berdasarkan pemahaman kondisi lingkungan
Hal ini berhubungan dengan perubahan teknologi, social, ekonomi, budaya dan politik apa
yang memungkinkan menjadi peluang dan ancaman yang dihadapi oleh organisasi .
3. Dirumuskan berdasarkan penilaian objektif terhadap sumber yang dimiliki adalah
merupakan kajian terhadap ketersediaan sumber daya yang dimiliki organisasi dan faktor
alternative pilihan suatu tindakan dalam menghadapi hal yang enjadi hambatan penerapan
strategi
4. Bisa dimplementasikan secara efektif, yaitu strategi yang baik adalah strategi yang dapat
diterapkan dilingkungan organisasi dan adanya optimalisasi pemanfaatan sumber daya yang
tersedia.
Agar diperoleh SDM yang bermutu, pekerjaan yang dilaksanakan akan menghasilkan sesuatu
yang memang dikehendaki antara lain kesesuaian jabatan dan pekerjaan dengan kemampuan,
kecakapan, ketrampilan, kepribadian, sikap dan perilaku. sehingga pekerjaan itu dapat
diselesaikan sesuai rencana.
Peningkatan mutu sumber daya manusia antara lain adalah :
1. Menyiapkan seseorang pada suatu saat mampu diserahi tugas yang sesuai.
2. Memperbaiki kondisi seseorang yang merasa sedang ada kekurangan pada dirinya
diharapkan mampu mengemban tugas sebagaimana mestinya.
3. Mempersiapkan seseorang untuk diberi tugas tertentu yang lebih berat dari tugas yang
sedang dikerjakan
4. Melengkapi seseorang dengan hal-hal yang mungkin timbul disekitar tugasnya, baik yang
langsung maupun yang tidak langsung berpengaruh terhadap pelaksanaan tugasnya.
5. Menyesuaikan seseorang kepada tugas yang mengalami perubahan
6. Menambah keyakinan dan percaya dari kepada seseorang bahwa dia adalah orang yang
sesuai dengan tugas yang sedang diembannya.
7. Meningkatkan wibawa seseorang dari pandangan bawahan maupun orang lain baik teman
sejawat maupun para relasinya
Dalam penyususnan strategi Sumber daya manusia sama dengan strategi dalam penyususnan
strategi harus dilalui melali riset Analisis SWOT. Analisis SWOT pada dasarnya ditujukan
untuk mengembangkan ‘road map’ untuk memandu pemerintah daerah menuju masa depan.
SWOT itu sendiri merupakan analisis atas keadaan internal pemerintahan daerah (kekuatan
dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman).
Analisis SWOT mencakup:
1) Identifikasi atas berbagai kekuatan (potensi) signifikan daerah (ekonomi, sosial dan
sebagainnya) yang dapat mendorong pencapaian tujuan-tujuan. Kekuatan lazimnya adalah
yang sudah dilakukan dengan baik oleh daerah yang perlu dipelihara, ditingkatkan untuk
menghasilkan ‘competitive advantage’
2) Identifikasi atas berbagai kelemahan signifikan utama daerah- dampak perkembangan
eksternal yang dapat menghambat pencapaian tujuan-tujuan. Kelemahan adalah sesuatu yang
tidak dapat dilakukan dengan baik dan memerlukan upaya untuk mengatasinya, untuk
meminimalkan dampak negatifnya sehingga tidak akan mengurangi
‘competitive,disadvantage’
3) Identifikasi berbagai peluang-peluang signifikan utama daerah- dampak perkembangan
eksternal yang dapat mendorong pencapaian tujuan-tujuan. Peluang adalah potensi situasi
yang menguntungkan yang perlu dioptimasikan dan diprioritaskan untuk mendapatkan
manfaat yang sebesar-besarnya
4) Identifikasi berbagai ancaman signifikan terhadap pengembangan daerah, dampak
perkembangan eksternal yang dapat menghambat pencapaian tujuan-tujuan. Ancaman adalah
potensi situasi yang kurang menguntungkan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
kesejahteraan. Ancaman perlu diatasi agar dapat menjamin kelangsungan perkembangan
daerah
Beberapa tips dalam melakukan SWOT:
(1) ada dokumentasi informasi keadaan internal dan external
(2) gunakan kerangka berfikir, checklist
(3) ada masukan dari stakeholders
(4) pastikan bahwa SWOT mencerminkan keadaan/situasi sekarang
(5) individu terlibat dalam analisis SWOT mengetahui posisi dan peranan masing-masing
Menurut Sedarmayanti Strategi meningkatkan sumber daya manusia untuk dapat menghadapi
peluang dan tantangan serta perkembangan yang semakin pesat, perlu dilakukan secara terus
menerus, sehingga sehingga menjadikan sumber daya manusia tetap menjadi sumber daya
manusia yang produktif..
Upaya yang harus dilakukan dalam upaya peningkatan sumberdaya manusia adalah sebagai
berikut :
a. Meningkatkan Kompetensi.
Kompetensi mencakup 3 tiga hal sebagai berikut :
1. Kompetensi teknis : Pengetahuan dan keahlian, untuk mencapai hasil yang telah
disepakati, kemampuan untuk memikirkan persoalan dan mencari alternative baru.
2. Kompetensi konseptual : kemampuan melihat gambar besar, untuk menguji berbagai
pengendaian dan mengubah perspektif.
3. Kompetensi untuk hidup dalam ketergantungan: kemampuan untuk berinteraksi secara
efektif dengan orang lain, termasuk kemampuan mendengar, berkomunikasi, medapat
alternative lain kemampuan uuntuk melihat dan beroperasi secara aktif dalam organisasi.
Dalam organisasi pemerintahan pengertian Komptensi dapat dilihat pada penjelasan pasal 3
PP 101 tahun 2000 sebagai berikut:
“Yang dimaksud dengan kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki oleh
PNS berupa pengetahuan, keterampilan, dan sikap perilaku yang diperlukan dalam
pelaksanaan tugas jabatannya”.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kompetensi adalah kemampuan atau keahlian dan karakteristik
yang dimiliki sesorang untuk memcahkan persoalan dan mencari alternative pemecahan,
merubah perspektif atau pandangan dan kemampuan untuk beriteraksi secara afektif dengan
oranglain dalam melaksanakan tugas dan fungsi
b. Organisasi yang terus belajar
Menurut berkaitan dengan learning organization menurut Peter Senge yang dikutip oleh
sedarmayanti menjelaskan bahwa istilah organisasi yang terus belajar mempunyai arti luas.
Pada umumnya, ini berarti organisasi yang luwes, tanggap, adaptif, tidak birokratis dan
sebagainya.
Kemudian Marquart (1996) juga menjelaskan bahwa learning organization atau pembelajaran
organisasi adalah organisasi yang terus belajar secara sungguh- sungguh dan bersama- sama.
Kemudian mentransformasikan dirinya agar dapat mengoleksi, mengelola dan menggunakan
pengetahuannya secara lebih baik untuk keberhasilan organisasi.learning atau pembelajaran
organisasi dapat terjadi pada individu maupun kelompok.dan organisasi itu sendiri.

c. Mengembangkan kreatifitas dan inovasi


Kreatifitas merupakan penyatuan pengetahuan dari berbagai bidang pengalaman yang
berlainan untuk menghasilkan ide baru yang lebih baik.
Menurut west (2000) Pengertian Inovasi adalah pengenalan cara baru yang lebih baik dalam
mengerjakan berbagai hal di tempat kerja.
Inovasi tidak mengisyaratkan pembaharuan secara absolute dan perubahan bisa dipandang
sebagai suatu inovasi jika perubahan tersebut dianggap baru bagi seseorang, kelompok, atau
organisasi yang memperkenalkannya.
d. Mendayagunakan Modal Intelektual Sebagai Kekayaan Baru Organisasi.
Modal intelektual atau Inttelectual Capital secara umum merujuk kepada segala sesuatu yang
diketahui oleh organisasi sehingga dapat memberi daya saing, berbeda jenis dengan capital
lain seperti tanah, bangunan, peralatan, dan kas.
Intellectual capital adalah pengetahuan yang dimiliki oleh sumber daya manusia organisasi:
institusi dan pengetahuan para anggota tim yang menemukan berbagai inovasi, jaringan
elektronik yang mengalirkan informasi dengan kecepatan keseluruh organisasi sehingga
mampu beraksi lebih cepat dari pesaing , kolaborasi, dan pembelajaran secara bersama antara
organisasi dengan pelanggan.
Human capital (modal Manusia) : adalah sumber inovasi dan pembahuaruan serta focus bagi
semua gagasan. Human capital terbentuk dan digelar ketika semakin banyak waktu dan bakat
induvidu yang bekerja dalam organisasi dicurahkan pada kegiatan yang menghasilkan
inovasi.
d. Mengantisipasi Kompetensi Global.
Menurut Sedarmayanti memasuki kompetensi Global, masyarakat perlu diokndisikan kritis
terhadap mutu. Membangun sikap kompetitif memasuki era global, berarti membangun
sumber daya manusia handal, memliki wawasan luas, dan sekaligus “concern” terhadap
kemajuan.
Kaitannya dengan upaya mengantisipasi kompetensi, tuntutan terwujudnya sumber daya
menusia yang kreatif, inovasi dan mampu mendayagunakan modal intelektual tidak dapat
lepas dari perubahan lingkungan, karena perubahan lingkungan akan menuntut perubahan
besar dan mendasar cara hidup dalam berbagai tatanan dunia kerja yang mencakup antara
lain: para karyawan, manehjer dan pemimpin organisasi.
Manajemen sumber daya manusia adalah merupakan bagian dari pembahasan manajemen
yaitu dengan kajian tersendiri mebahas tentang manajemen sumber daya manusia. Usaha
dalam mengenbangkan sumber daya manusia adalah usaha untuk mengembangkan
manjemen. Sedangkan manajemen adalah merupakan bagian dari usaha pengembangan
organisasi sebagaiman pendapat Adam I Indarajaya “Pengembangan manajemen merupakan
suatu usaha perubahan berencana untuk meningkatkan efektifitas organisasi secara
menyeluruh.”
2.2 Peningkatan Kompetensi dan Profesionalisme Birokrasi.
Sesuai dengan PP Nomor 101 Tahun 2000 Tentang Pedidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai
Negeri Sipil Pasal 4 dijelaskan Jenis Diklat:
a. Diklat Prajabatan;
b. Diklat Dalam Jabatan.
1. Diklat Prajabatan
Dalam Pasal 7 PP Nomor 101 Tahun1999 Tentang Pedidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai
Negeri Sipil dijelaskan Diklat Prajabatan dilaksanakan untuk memberikan pengetahuan
dalam rangka pembentukan wawasan kebangsaan, kepribadian dan etika Pegawai negeri Sipil
(PNS), disamping pengetahuan dasar tentang sistem penyelenggaraan pemerintahan negara,
bidang tugas, dan budaya organisasinya agar mampu melaksanakan tugas dan perannya
sebagai pelayan masyarakat.
2. Diklat Dalam Jabatan
Adapun yang dimaksud dengan Diklat Dalam Jabatan dilaksanakan untuk mengembangkan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap Pegawai Negeri Sipil agar dapat melaksanakan tugas-
tugas pemerintahan dan pembangunan dengan sebaik-baiknya.
Diklat Dalam Jabatan terdiri dari:
1) Diklat Kepemimpinan;
Diklat Kepemimpinan dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi kepemimpinan
aparatur pemerintah yang sesuai dengan jenjang jabatan struktural. yang terdiri dari :
a. Diklatpim Tingkat IV adalah Diklatpim untuk Jabatan Struktural Eselon IV.
b. Diklatpim Tingkat III adalah Diklatpim untuk Jabatan Struktural Eselon III.
c. Dikaltpim Tingkat II adalah Diklatpim untuk Jabatan Struktural Eselon II.
d. Diklatpim Tingkat I adalah Diklatpim untuk Jabatan Struktural Eselon I.
2) Diklat Fungsional;
Diklat Fungsional dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi yang sesuai dengan
jenis dan jenjang Jabatan Fungsional masing-masing.
3) Diklat Teknis.
Diklat Teknis dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis yang diperlukan
untuk pelaksanaan tugas Pegawai Negeri Sipil.
2.3 Kinerja
Kenerja menurut Vietzal Rivai dan Dato, DR Ahmad Fawzi Mohd. Basri adalah “ hasil atau
tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu didalam
melaksanakan rugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja,
target dan sasaran atau criteria yang telah ditentukan lebih dahulu dan telah disepakati
bersama.
Menurut DR Wan (2006) ia menjelaskan”kinerja adalah mencakup tiga komponen penting
yaitu hasil kerja, proses kerja, dan satuan waktu kerja.
Kinerja adalah adalah keluaran/hasil dari kegiatan/program yang akan atau telah dicapai
sehubungan dengan penggunaan anggran dengan kuantitas dan kualitas yang terukur.
Sejalan dengan itu dalam Permen- PAN No:PER/09/M.PAN/5?2007 Tentang Pedoman
Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan instansi pemerintah, pasal 1
disebutkan bahwa kinerja instansi pemerintah adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian
sasarn ataupun tujuan instansi pemerintah sebagai penjabaran dari visi dan misi dan strategi
instansi pemerintah yang menghasilkan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan
kegiatan- kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan.
Manajemen kinerja adalah proses perumusan tujuan uotcome yang disertai ukuran kinerja
performance emessurement dan outcomes tersebut. Manajemen kinerja diarahkan pada
pengintegrasian berbagai fungsi manajemen sehingga semua pihak dalam organisasi
mengetahui dan termotivasi untuk berpartisipasi dalam mencapai tujuan organisasi.
Dalam Tata Cara Penyelenggaraan Klinik Konsultasi PenyusunanRenstra-Renja SKPD dari
United State America of Internasional Development USAID dijelaskan :
“Indikator kinerja adalah alat ukur spesifik secara kuantitatif dan/atau kualitatif untuk
masukan, proses, keluaran, hasil, manfaat, dan/atau dampak yang menggambarkan tingkat
capaian kinerja suatu program atau kegiatan”.
Sesuai dengan dengan PPKOD –LAN menerapkan 6 (enam) indicator untuk mengukur
kinerja Pemda yang meliputi :
1. Indikator mesukan (inputs), misalnya: jumlah dana yang dibutuhkan: jumlagh pegawai
yang dibutuhkan dan penggunaan waktu.
2. Indikator Proses (process) adalah mencakup Ketaatan pada aturan perundang- undangan
yang berlaku; dan masalah produksi barang atau jasa.
3. Indikator keluran (output) Jumlah Produk yang dihasilkan dan ketepatan waktu dalam
pelayanan.
4. Indikator Hasil (outcome) mencakup tingkat kualitas pelayanan dan produktifitas pegawai.
5. Indikator manfaat (benefit), mencakup tingkat kepuasan masyarakat dan partisipasi
masyarakat sehubungan dengan tugas dan fungsi
6. Indikator dampak (impact) mencakup peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan
peningkatan pendapatan masyarakat.
Dari pembahasan diatas dapat terlihat dengan jelas bahwa dalam usaha pengembangan
organisasi melibatkan sumber daya manusia sebagai pelaku dalam mencapai tujuan
organisasi dan kinerja pegawai (sumber daya manusia) organisasi secara keseluruhan sebagai
objek dalam mengukur kinerja sebuah organisasi adalah merupakan sesuatu yang terintegrasi
dengan system manajemen termasuk pengembangan organisasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja.
Kinerja merupakan suatu kontrak multidimensional yang mencakup banyak factor yang
mempengaruhi anata lain :
Kinerja suatu organisasi menurut Soesilo (2000)
a. Struktur organisasi sebagai hubungan internal dan berkaitan dengan fungsi yang
menjalankan aktivitas organisasi.
b. Kebijakan pengelola berupa visi dan misi organisasi
c. Sumber daya manusia, berkaitan dengan kualitas karyawan untuk bekerja dan berkarya
secara optimal.
d. Sistem informasi manajemen, berhubungan dengan pengelolaan data base yang digunakan
dalam mempertinggi kinerja organisasi.
e. Sarana dan prasarana yang dimiliki, berhubungan dengan teknologi bagi penyelenggaraan
organisasi pada setiap aktifitas organisasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi menurut Mahmudi adalah
a. Faktor personal/individu, pengetahuan, ketrampilan, kemauan, kepercayaan diri, motivasi,
komitmen yang dimiliki semua individu.
b. Faktor kepemimpinan merupakan kualitas dalam mendorong semangat arahan /dukungan
manajer dan stake holder.
c. Faktor tim meliputi kualitas dukungan dan semangat yang diberikan oleh rekan dalam satu
tim.
d. Faktor sistem merupakan system kerja, fasilitas kerja/infrastruktur yang diberikan
organisasi, proses organisasi dan kultur kinerja.
e. Faktor kontekstual (situasional) merupakan tekanan dan perubahan lingkungan eksternal
dan internal.
Menurut Sedarmayanti istrumen penilaian kinerja merupakan alat yang dipakai untuk menilai
kinerja individu seseorang karyawan yang meliputi :
1. Prestasi kerja, yaitu hasil kerja karyawan dalam menjalankan tugas, baik secara kualitas
maupun kuantitas kerja.
2. Keahlian, yaitu tingkat kemampuan teknis yang dimiliki oleh karyawan dalam
menjalankan tugas yang dibebankan padanya. Keahlian ini bisa dalam bentuk kerjasama,
komunikasi, inisiatif, dll.
3. Perilaku, yaitu sikap dan tingkah laku karyawan yang melekat pada dirinya dan dibawa
dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Pengertian perilaku disini juga mencakup kejujuran,
tanggung jawab dan disiplin.
4. Kepemimpinan, yaitu merupakan aspek kemampuan manajerial dan seni dalam
memberikan pengaruh kepada orang lain untuk mengkoordinasikan pekerjaan secara tepat
dan cepat, termasuk pengambilan keputusan dan penentuan prioritas.
Dari hasil penilaian dapat dilihat kinerja organisasi yang dicerminkan oleh kinerja karyawan
atau dengan kata lain, kinerja merupakan hasil kerja konkret yang dapat diamati dan dapat
diukur. Penilaian kinerja dapat mengacu pada suatu system formal dan terstruktur yang
digunakan untuk mengukur, menilai dan mempengaruhi sifat-sifat yang berkaitan dengan
pekerjaan, perilaku dan hasil termasuk tingkat ketidak hadiran.
2.4 Peranan Kepala Dinas Sehubungan Sumber Daya Manusia dan Kinerja Organisasi.
Menurut Sondang , pengertian dari peranan adalah sikap dan tindakan seseorang yang
menunjukkan tugas dan fungsi, tanggung jawab, wewenang yang
harus dilakukan sesuai dengan kedudukannya.
Berdasarkan pendapat diatas yang dimaksud dengan peranan adalah merupakan aktivitas atau
keinginan dari seseorang atau sekelompok orang dalam menjalankan tugas, fungsi dan
tanggung jawab serta wewenangnya dalam organisasi untuk memperlancar pencapaian tujuan
Pemimpin suatu organisasi adalah merupakan manejer dalam melaksanan fungsi manjemen
karena ditangan pemimpin sangat menentukan untuk pencapaian tujuan suatu organisasi.
Dinas Kependudukan Solok Selatan bukanlah organisasi yang berdiri sendiri, sebagai Satuan
kerja pemerintah daerah tentunya adanya koordinasi dan garis komando dalam memanajemen
organisasi dan terdapat intansi lain baik setingkat maupun dibawahnya yang harus
dokoordinasikan dalam pengmabilan keputusan. Meskipun demikian, banyak hal yang
memang menjadi tugas dan fungsi Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam
mengambil kebijakan dalam usaha meningkatkan peran dan pengembangan organisasi.
Sebagai manajer organisasi, Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Solok Selatan
dalam menjalankan fungsi manajemen organisasi sebagai sebagai berikut :
1. Fungsi Perencanaan
Perencanaan merupakan kegiatan yang harus dilakukan oleh manejer suatu organisasi secara
terus menerus, menurut Hadayaningrat , perencanaan adalah keputusan untuk waktu yang
akan datang. Apa yang akan dilakukan, bila mana akan dilakukan dan siapa yang akan
melakukan.
Pengertian tersebut mengandung arti bahwa perencanaan bukan merupakan suatu tindakan
akan tetapi merupakan suatu proses, proses yang dimaksud adalah untu mencapai tujuan yang
telah ditetapkan terlebih dahulu
Dinas Pencatatan Sipil dan Kependudukan bukan suatu organisasi yang berdiri sendiri, akan
tetapi berkaitan dengan berbagai organisasi lain baik ditingkat lebih atas maupun pada
organisasi lain seperti Pemerintah Nagari.
2. Fungsi Pengorganisasian
Pengorganisasian dapat diartikan sebagai keseluruhan program pengelompokan orang- orang,
alat- alat, tugas, tanggung jawab dan wewenang sedemikian rupa dalam rang mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Tugas seorang Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam upaya
pengorganissian sagatlah kompleks. Salah satunya adalah tugas mengorganisasikan
meningkatkan kinerja di lingkungan institusinya
Untuk dapat mencapai tujuan organisasi kepela dinas harus mampu memenage dengan baik
hal apa saja yang berkenaan dengan upaya pengorganisasian dalam mencapai tujuan
organisasi, termasuk dalam meningkatkan sumber daya manusia dan peningkatan kinerja
organisasi.
3. Fungsi Penggerakan
Menurut saragih adalah usaha agar semua anggota kelompok suka melaksanakan tercapainya
tujuan dengan kesadarannya dan berpedoman pada perencanaan (planning) dan usaha
pengorganisasian
Disini dapat disimpulakan dalam hubungannya dengan peningkatan Sumber daya manusia
kepala dinas harus mampu menggerakkan aparatur dan sebagai motivator dalam peaksanaan
aksi peningkatan sumber daya manusia di instansinya.

4. fungsi pengawasan
Pengawasan adalah salah satu fungsi manajemen merupakan salah satu usaha agar kegiatan
yang dilakukan dapat berhasil guna sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.
Dalam kamus bahasa Indonesia karangan J.S Badudu dan Zain menyebutkan :
Pengasawan berasal dari kata awas diartikan sebagai dapat melihat baik- baik, tajam,
waspada,dan memperhatikan untuk mengetahui.
Kemudian Sondang mengartiaknan pengawasan :
“Pengawasan adalah proses pengamatan dan pada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi
untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana
yang telah ditentukan”.
Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Solok Selatan berfungsi sebagai
pemngawas atas pelaksanaan kinerja pegawai baik efektifitas maupun efesiensi kerja aparatur
dalam melaksanakan tugas.

Perencanaan strategis perusahaan adalah suatu rencana jangka panjang yang bersifat menyeluruh,
memberikan rumusan ke mana perusahaan akan diarahkan, dan bagaimana sumberdaya
dialokasikan untuk mencapai tujuan selama jangka waktu tertentu dalam berbagai kemungkinan
keadaan lingkungan.

Perencanaan Strategic (Strategic Plans) juga merupakan suatu proses pemilihan tujuan-tujuan
organisasi, penentuan strategi, kebijaksanaan, program-program strategi yang diperlukan untuk
tujuan-tujuan tersebut.

Ada 3 ( tiga ) alasan yang menunjukkan pentingnya Perencanaan Strategis :

1. Perencanaan strategic memberikan kerangka dasar dalam mana semua bentuk-

bentuk perencanaan lainnya yang harus di ambil.

2. Pemahaman terhadap perencanaan strategic akan mempermudah pemahaman

bentuk-bentuk perencaaan lainnya.

3. Pemahaman terhadap perencanaan strategic akan mempermudah pemahaman


bentuk-bentuk perencaaan lainnya.

Dengan adanya perencanaan strategis ini maka konsepsi perusahaan menjadi jelas sehingga akan
memudahkan dalam memformulasikan sasaran serta rencana-rencana lain dan dapat mengarahkan
sumber-sumber organisasi secara efektif. Sehingga dapat dikatakan bahwa perencanaan strategi
dapat menentukan keberhasilan organisasi atau perusahaan, hal ini disebabkan karena:

1. Perencanaan strategi merupakan tipe perencanaan yang terpenting

2. Melakukan perencanaan strategi berarti menetapkan misi organisasi secara jelas

3. Perencanaan strategi memungkinkan manajer mempersiapkan diri terhadap kemungkinan


terjadinya perubahan pada lingkungan organisasinya. Perencanaan strategis tidak mengenal standar
baku, dan prosesnya mempunyai variasi yang tidak terbatas. Tiap penerapan perlu merancang
variasinya sendiri sesuai kebutuhan,situasi dan kondisi setempat. Meskipun demikian, secara umum
proses perencanaan strategis memuat unsur- unsur:

(1) perumusan visi dan misi,

(2) pengkajian lingkungan eksternal,

(3) pengkajian lingkungan internal,

(4) perumusan isu-isu strategis,

(5) penyusunan strategi pengembangan (yang dapat ditambah dengan tujuan dan sasaran).

Proses perencanaan strategis tidak bersifat sekuensial penuh, tapi dapat dimulaidari salah satu dari
langkah ke (1), (2), atau (3). Ketiga langkah tersebut salingmengisi. Setelah ketiga langkah pertama
ini selesai, barulah dilakukan langkahke (4), yang disusul dengan langkah ke (5). Setelah rencana
strategis (renstra)selesai disusun, maka diimplementasikan dengan terlebih dahulu
menyusunrencana-rencana kerja (aksi/tindakan)

Konsep Strategi

Strategi dirumuskan dalam dua perspektif berbeda :


Perspektif pertama strategi adalah program yang luas untuk mendefinisikan dan mencapai tujuan
organisasi dan melaksanakan misinya. Pengertian ini lebih mengarahkan pada peranan aktif
organisasi untuk melaksanakan program sebagai strategi organisasi menghadapi perubahan
lingkungan. Strategi ini dikenal sebagai perencanaan strategi. Perspektif kedua strategi adalah pola
tanggapan organisasi yang dilakukan terhadap lingkungan sepanjang waktu. Pengertian ini lebih
mengarahkan organisasi untuk bersikap pasif, yang artinya para manajer akan menganggapi dan

menyesuaikan diri dengan lingkungan hanya jika mereka merasa perlu untuk melakukannya. Strategi
ini dikenal sebagai strategi adaptif. Pembahasan pada materi ini akan lebih di tekankan pada
peranan aktif manajer yang dikenal sebagai perencanaan strategis yang fokusnya luas dan berjangka
panjang.

Disamping ke dua perspektif tersebut dikenal strategi entrepreneur yaitu strategi yang dirancang
pemimpin usaha berdasarkan inisiatif untuk pertumbuhan yang konstan dengan mencari peluang
baru secara aktif. Pengertian ini juga mengarahkan peranan aktif seseorang dalam hal ini adalah
seorang entrepreneur atau wirausahawan.

Ciri-ciri strategi meliputi :

1. Wawasan waktu, strategi menggambarkan kegiatan dengan cakrawala jangka panjang atau
pandangan yang jauh ke depan, yaitu waktu untuk melaksanakan dan melihat hasilnya.

2. Dampak, pengaruh strategi akan sangat berarti pada hasil akhirnya.

3. Pemusatan upaya, dengan memfokuskan pada kegiatan yang terpilih mengharuskan pemusatan
pemanfaatan sumber daya yang ada.

4. Pola keputusan, strategi mensyaratkan sederetan keputusan tertentu perlu diambil sepanjang
waktu mengiluti suatu pola yang konsisten.

5. Peresapan, strategi mencakup kegiatan yang luas mulai alokasi sumber daya sampai kegiatan
operasional perusahaan.

Proses Perencanaan Strategis

Proses perencanaan strategis atau manajemen strategis merupakan proses pengarahan usaha
perencanaan strategis dan menjamin strategi tersebut dilaksanakan dengan baik sehingga menjamin
kesuksesan organisasi dalam jangka panjang. Manajemen strategi meliputi formulasi dan
implementasi strategi sebagai berikut :

1. Formulasi Misi dan Tujuan

Pertanyaan mendasar dalam formulasi misi dan tujuan adalah “Apa usaha kita?” dan “Apa usaha kita
yang seharusnya?”.

2. Analisis Tujuan dan Strategi Saat ini

Dalam perjalanan waktu, manajer suatu organisasi barangkali akan kehilangan “minat” terhadap misi
yang pertama kali mereka perjuangkan. Manajer harus diingatkan kembali pada misi awalnya.

3. Analisis Lingkungan

Bertujuan melihat perubahan-perubahan dalam lingkungan, demografis, politik, sosial, ekonomi,


yang akan mempengaruhi organisasi. Perubahan dalam lingkungan eksternal organisasi dapat
menghasilkan kesempatan maupun ancaman, tergantung bagaimana reaksi organisasi. Untuk
memperoleh informasi perubahan lingkungan, perlu dikembangkan system informasi strategis,
pengembangan bisnis data, keluhan atau komentar dari pihak luar (pelanggan dan supplier).

4. Analisis Sumberdaya

Dilakukan bersamaan dengan analisis lingkungan, melalui analisis kekuatan dan kelemahan
organisasi.

5. Identifikasi Kesempatan Strategis

Kesempatan strategis merupakan gap antara situasi apabila organisasi menggunakan tujuan dan
strategi yang dirumuskan dalam proses penentuan tujuan dengan situasi apabila organisasi
menggunakan strategi sekarang ini (tanpa perubahan). Kesempatan strategis muncul apabila
organisasi menetapkan tujuan baru yang lebih sulit, atau apabila ada persaingan yang ketat dan
mengakibatkan organisasi tidak berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

6. Pengambilan Keputusan Strategis

Organisasi dapat mengembangkan sejumlah altrnatif strategis untuk memanfaatkan kesempatan


strategis.

7. Pelaksanaan Strategi

Perencanaan strategi harus dijalankan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.


8. Evaluasi dan Pengendalian Strategis

Manajer harus selalu mengevaluasi pelaksanaan rencana strategis. Pengendalian strategis


merupakan pengendalian terhadap pelaksanaan rencana strategis.

Model diagram alur proses perencanaan strategis :

1. Misi . Sebuah misi perusahaan adalah alasan keberadaan. Misi sering diungkapkan dalam
pernyataan misi, yang menyampaikan rasa tujuan proyek kepada karyawan dan citra perusahaan
kepada pelanggan. Dalam perumusan proses strategi, pernyataan misi merupakan suasana hati
perusahaan kemana harus pergi

2. Tujuan Tujuan adalah tujuan konkret organisasi berusaha untuk mencapainya, misalnya, sebuah
target pertumbuhan pendapatan. Tujuan harus menantang tapi dapat dicap

3. Analisis Situasi Perubahan dalam lingkungan eksternal sering muncul peluang-peluang baru dan
cara-cara baru untuk mencapai tujuan. Scan lingkungan dilakukan untuk mengidentifikasi peluang-
peluang yang tersedia. Perusahan juga harus mengetahui kemampuan dan keterbatasn untuk
memilih peluang yang mengejar dengan probabilitas keberhasilan yang lebih tinggi. Lingkungan
eksternal memiliki dua aspek: lingkungan makro yang mempengaruhi semua perusahaan dan
lingkungan mikro yang mempengaruhi perusahaan dalam industri tertentu. Makro meliputi analisis
lingkungan politik, ekonomi, sosial, dan faktor-faktor teknologi yang kadang kadang disebut sebagai
ANALISIS PEST. Sebuah aspek penting dari analisis lingkungan mikro adalah industri dimana
perusahaan beroperasi atau sedang mempertimbankan operasi.

Analisis internal mempertimbangkan situasi di dalam perusahaan itu sendiri, seperti : budaya
perusahaan, citra perusahaan, struktur organisasi, staf kunci, akses ke sumber daya alam, posisi pada
kurva pengalaman, efisiensi, kapasitas operasional, merek, pasar , sumber keuangan, eksklusif
kontrak, paten dan rahasia dagang

4. Penyusunan Strategi. Begitu gambaran yang jelas tentang perusahaan dan lingkungannya yang
ada ditangan, alternatif strategis tertentu dapat dikembangkan. Sementara perusahaan yang
berbeda memiliki alternatif yang berbeda tergantung pada situasi mereka, ada juga strategi generik
yang dapat diterapkan diberbagai perusahaan. Michael Porter mengidentifikasi kepemimpinan
biaya, diferensiasi, dan fokus sebagai tiga strategi generic yang dapat dipertimbangkan sebagai
alternatif strategis.
5. Pelaksanaan. Kemungkinan strategi akan dinyatakan dalam tingkat tinggi istilah konseptual dan
prioritas. Implementasi yang efektif, perlu diterjemahkan ke dalam kebijakan yang lebih rinci dapat
dipahami di tingkat fungsional organisasi. Ekspresi strategi dalam hal kebijakan fungsional juga
berfungsi untuk menyoroti isu-isu praktis yang mungkin tidak terlihat pada tingkat yang lebih tinggi.
Strategi ini harus diterjemahkan ke dalam kebijakan- kebijakan khusus untuk bidang fungsional
seperti : pemasaran, penelitian dan pengembangan, pengadaan, produksi, SDM, sistem informasi.
Selain mengembangkan kebijakan fungsional, tahap pelaksanaan melibatkan identifikasi sumber
daya yang diperlukan dan meletakkan ke tempatnya yang diperlukan perubahan organisasi.

6. Control. Setelah diimplementasikan, hasil dari strategi perlu diukur dan dievaluasi, dengan
perubahan yang dibuat seperti yang diperlukan untuk tetap pada jalur rencana. Sistem kontrol harus
dikembangkan dan dilaksanakan untuk memfasilitasi pemantauan ini. Standar kinerja yang
ditetapkan, performa yang sebenarnya diukur, dan tindakan yang tepat diambil untuk memastikan
keberhasilan.

7. Dinamis dan proses berkelanjutan. Suatu perubahan dalam satu komponen dapat memerlukan
perubahan dalam seluruh strategi. Dengan demikian, proses proses harus diulang dalam rangka
strategi untuk mengadaptasi perubahan lingkungan. Sepanjang proses perusahaan mungkin
memerlukan siklus kembali ke tahap sebelumnya dan membuat penyesuaian.

8. Kerugian proses ini . Dalam masa-masa perubahan, beberapa strategi yang lebih sukses muncul
secara informal dari tingkat yang lebih rendah dari organisasi, dimana manajer yang lebih dekat
dengan pelanggan dari hari ke hari.

Menurut Boseman dan Phatak (1989), proses manajemen atau perencanaan stratejik mencakup
tujuh bagian yang saling berkaitan, sebagai berikut:

1. Penilaian terhadap organisasi, dalam hal kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan (strengths,
weakness, opportunities, and threats atau disingkat sebagai SWOT).

2. Perumusan misi organisasi.

3. Perumusan falsafah dan kebijakan organisasi.

4. Penetapan sasaran-sasaran stratejik.

5. Penetapan strategi organisasi.

6. Implementasi strateji organisasi.


7. Pengendalian (control) strateji organisasi.

Pengembangan Organisasi

Pengertian pokok pengembangan organisasi adalah perubahan yang terencana (planned change).
Perubahan , dalam bentuk pembaruan organisasi dan mpengembangan organisasiernisasi, terus
menerus terjadi dan mempunya pengaruh yang sangat dominan dalam masyarakat kini. Organisasi
beserta warganya, yang membentuk masyakat mpengembangan organisasiern , mau tidak mau
harus beradaptasi terhadap arus perubahan ini. Perubahan perubahan yang terjadi pada dasarnya
dapat dikelompokkan dalam empat katagori, yaitu perkembangan teknologi, perkembangan
prpengembangan organisasiuk, ledakan ilmu pengetahuan dan jasa yang mengakibatkan makin
singkatnya daur hidup para pengembangan organisasi, serta perubahan sosial yang mempengaruhi
perilaku, gaya hidup, nila nila dan harapan tiap orang.

Untuk dapat bertahan , organisasi harus mampu mengarahkan warganya agar dapat beradaptasi
dengan baik dan bahkan agar mampu memanfaatkan dampak positif dari berbagai pembaruan
tersebut dengan pengembangan diri dan pengembangan organisasi. Proses mengarahkan warga
organisasi dalam mengembangkan diri menghadapi perubahan inilah yang dikenal luas sebagai
proses organization development.

Karena menyangkut perubahan sikap, persepsi,perilaku dan harapan semua anggota organisasi,
pengembangan organisasi di definisikan sebagai upaya pimpinan yang terencana dalam
meningkatkan efektivitas organisasi, dengan menggunakan cara intervensi (oleh pihak ketiga) yang
didasarkan pada pendekatan perilaku manusia. Dengan kata lain penerapan pengembangan
organisasi dalam organisasi dilakukan dengan bantuan konsultan ahli, sistemis ,harus didukung oleh
pimpinan serta luas aplikasinya.

Menurut Robbins (1984), usaha Pengembangan Organisasi pada umumnya diarahkan pada dua
tujuan akhir, yaitu peningkatan keefektifan organisasi dan peningkatan kepuasan anggotanya.

Lebih lanjut, Robbins merinci tujuan PO sebagai berikut:


a.       Meningkatkan tingkat kepercayaan dan dukungan di antara anggota organisasi.

b.      Meningkatkan timbulnya konfrontasi terhadap masalah organisasi baik dalam kelompok maupun
antar-kelompok, sebagai kebalikan dari to sweeping problem under the rug.

c.       Terciptanya lingkungan dimana otoritas peran yang ditetapkan ditingkatkan dengan otoritas
berdasarkan pengetahuan dan keterampilan.

d.      Meningkatkan keterbukaan komunikasi secara horisontal, vertikal dan diagonal.

e.       Menaikkan tingkat antusiasme dan kepuasan personal dalam organisasi.

f.        Menemukan solusi yang sinergis terhadap masalah.

g.      Menaikkan tingkat responsibilitas diri dan kelompok dalam perencanaan dan implementasi.

Hampir semua pakar berpendapat bahwa pengembangan organisasi bertujuan melakukan


perubahan (Thoha, 2002). Dengan demikian, jika diterima pendapat bahwa penyempurnaan dalam
organisasi sebagai suatu sarana perubahan yang harus terjadi maka kemudian secara luas
pengembangan organisasi dapat diartikan pula sebagai perubahan organisasi (organizational change)
(Thoha, 2002: 8).

Reference :

-          http://ferialadrian.blogspot.co.id/2014/04/perubahan-pengembangan-organisasi.html

-         
http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/modulrencanastrategis/materi1_artipentingperencana
anstrategis.pdf+&cd=3&hl=id&ct=clnk&gl=id

Pengertian Strategi menurut Henry Mintzerg, Seorang Profesor dari Universitas McGill
Canada yang digambarkan dengan 2 Kategori dan 10 Macam Model, telah membawa Anda
kepada Pengertian Strategi secara lebih Jelas dan Lengkap.  Dengan demikian pada tahap
selanjutnya Anda perlu mengerti tentang Dimensi Strategi yang meliputi : Process (Proses),
Content (Subtansi) dan Context (Hubungan).

Gambaran Umum dari Dimension of Strategy adalah Kondisi yang berada disekitar Aktivitas
Strategi itu sendiri, seperti Tujuan Organisasi, Proses-proses Strategi dan Isi atau Subtansi
Strategi.
1.  Tujuan Organisasi adalah Inputan dalam Pembuatan Strategi, agar berjalan sesuai dengan
Proses sebagaimana mestinya.  Tujuan Organisasi menjadi petunjuk bagi rencana kerja
pelaksanaan strategi tersebut.

2.  Proses Strategi adalah Aktivitas-aktivitas yang berjalan Simultan untuk mencapai Tujuan
Organisasi.

3.  Substansi Strategi adalah Hasil Akhir dari setiap Proses Aktivitas yang telah dijalani
dengan Tepat dan Akurat.

Organizational Purpose –> Strategy Process –> Strategy Content

Strategy Process (Proses Strategi)

Proses-proses yang meliputi sebuah Strategi dapat berjalan secara Berkesinambungan adalah
Kombinasi dan Korelasi antara Manusia sebagai Pelaku, Strategi sebagai Alat dan Organisasi
sebagai Wadahnya.  Manusia yang menjalankan Strategi disebut Strategist, dimana Anda
perlu mengembangkan dan menjalankan Pola Pikir yang Strategis. Proses Berpikir yang
Strategis menjadi kewajiban seorang Strategist.  Selanjutnya Strategi menjadi Formasi Utama
agar proses berjalan sesuai dengan Rencana yang disepakati.  Setelah itu, Organisasi menjadi
Wadah agar pelaksanaan Proses Strategi berlangsung Tepat Sasaran dan mendapat Dukungan
dari Manajemen.  Implementasi Strategi akan mengarah pada Manajemen Perubahan yang
cukup berpengaruh pada Organisasi Umumnya dan Individu Khususnya.

Strategy Content (Substansi Strategi)

Strategi akan mempengaruhi banyak Level Organisasi, mulai dari Level terbawah sampai
Puncak, mulai dari Internal Organisasi sampai dengan Eksternal.  Pada akhirnya Strategi
adalah sebuah Mekanisme yang terkait pada semua bagian Organisasi, seperti Functional,
Operational, Corporate dan Partnership.  Masing-masing Bagian tersebut akan membentu
sebuah Strategi tersendiri yang merupakan bagian ter-Integrasi kepada seluruh Strategi
Organisasi.

Strategy Context (Relasi Strategi)

Relasi dalam sebuah Strategi sebagaimana Strategy Content merupakan Hubungan Timbal
Balik Internal dan Eksternal.  Hubungan Internal terlibat antar Departemen atau Manajer dan
Divisi, sedangkan Hubungan Eksternal melibatkan Antar Industri sejenis dan Antar Negara
terkait.

 
1
STRATEGI DAN MANAJEMEN STRATEGI A.
 
Pengertian Strategi

Kata strategi berasal dari bahasa Yunani "strategia" yang diartikan sebagai "the art of the
general" atau seni seorang panglima yang biasanya digunakan dalam peperangan. Dalam
pengertian umum, strategi adalah cara untuk mendapatkan kemenangan atau mecapai tujuan.
Strategi pada dasarnya merupakan seni dan ilmu menggunakan dan mengembangkan
kekuatan (ideologi,  politik, ekonomi,sosial-budaya dan hankam) untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya.
 
Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang  berkaitan dengan
pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu
tertentu. Di dalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja,
memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip
pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan, dan memiliki taktik untuk
mencapai tujuan secara efektif. Strategi dibedakan dengan taktik yang memiliki ruang
lingkup yang lebih sempit dan waktu yang lebih singkat, walaupun pada umumnya orang
sering kali mencampuradukkan ke dua kata tersebut. Pengertian khusus strategi yaitu
merupakan suatu tindakan yang  bersifat terus-menerus mengalami peningkatan dan
dilakukan sesuai dengan sudut pandang tentang apa yang diinginkan serta diharapkan oleh
para konsumen untuk waktu di masa depan. Dengan strategi ini maka ada yang hampir
dimulai dari apa yang selalu untuk bisa terjadi dan bukan yang dimulai dari apa yang terjadi.
Dengan terjadinya ada suatu kecepatan berinovasi pada pasar yang baru dan juga perubahan-
perubahan pola konsumen yang sangat memerlukan kemampuan inti maka hendaknya
perusahaan perlu untuk mencari dan mengambil kemampuan inti atau juga kompetensi inti di
dalam bisnis yang dilakukan.

2.
 
Proses Manajemen Strategi
a.Formulasi Strategi, Meliputi pengembangan misi bisnis, mengidentifikasi peluang dan
ancaman eksternal, mengukur dan menetapkan kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan
tujuan jangka panjang, mengumpulkan alternatif, serta memilih strategi-strategi khusus yang
akan diberlakukan untuk kasus-kasus tertentu. Di dalam formulasi strategi telah mencakup
tentang obyek organisasi baru yang akan digarap, obyek bisnis yang akan ditinggalkan,
pengalokasian sumber daya (baik sumber daya finansial maupun sumber daya non finansial),
apakah  perlu mengembangkan kegiatan atau diversifikasi produk, apakah akan masuk  pasar
internasional atau cukup pada pasar domestik, apakah diperlukan merger atau tidak, dan
bagaimana menghindarkan diri dari pengambilalihan organisasi oleh pesaing. Karena tidak
ada organisasi yang mempunyai sumber daya tak terbatas, maka strategi harus berni
memutuskan strategi alternatif mana yang akan memberi dampak positif terbaik sehingga
akan memberikan keuntungan optimal bagi perusahaan. Strategi harus memberikan
keunggulan komparatif dan pada khirnya dalam jangka panjang dapat memberikan
keunggulan kompetitif.

  

 b.Mengimplementasikan strategi, Sering juga disebut sebagai tahapan dari tindakan


manajemen strategi. Dalam tahapan ini perusahaan menetapkan atau merumuskan tujuan
perusahaan tahunan (annual objective of business), memikirkan dan merumuskan kebijakan,
motivasi karyawan serta mengalokasikan sumberdaya sehingga strategi yang telah
diformulasikan dapat dilaksanakan. Implementasi strategi meliputi budaya yang mendukung
pengembangan organisasi bisnis, menciptakan struktur organisasi yang efektif, merefleksikan
berbagai usaha pemasaran, mempersiapkan anggaran, mengembangkan dan memanfaatkan
sistem informasi, serta memotivasi individu agar mau melaksanakan dan berkerja sebaik
mungkin. Implementasi strategi memerlukan kinerja dan disiplin yang tinggi yang juga harus
diimbangi dengan imbalan yang memadai.

c. Mengevaluasi dan Mengawasi Strategi, evaluasi dan pengawasan merupakan tahap terakhir
dalam proses strategi. Semua strategi merupakan subyek modifikasi di masa yang akan
datang, sebab berbagai faktor internal dan eksternal akan selalu mengalami  perubahan.

Richard P. Rumelt mengidentifikasi empat tolak ukur yang digunakan untuk menguji baik
atau tidaknya suatu strategi, yaitu ( Rumelt, 1997 ):

1. consistency : strategi tidak boleh menghadirkan sasaran dan kebijakan yang tidak konsisten

2. Consonance : Strategi harus merepresentasikan respons adaptif terhadap lingkungan


eksternal dan terhadap perubahan – perubahan penting yang mungkin terjadi

3. Advantage : Strategi harus memberikan peluang bagi terjadinya pembuatan atau


pemeliharaan keunggulan kompetitif dalam suatu wilayah aktivitas tertentu ( terpilih)

4. Feasibility : Strategi tidak boleh menggunakan sumber – sumber secara berlebihan ( di luar
kemampuan ) dan tidak boleh menghadirkan persoalan – persoalan baru yang tidak
terpecahkan.

Anda mungkin juga menyukai