C
MLIK
PERPUSTAKAN
POLITEKNIK
NEOERIPADANG
Hak Cipta
Dilindungi Undang-undang
Dilarang keras memperbanyak, memfotokopi
atau seluruh isi buku ini, serta sebagian
memperjualbelikannya
tanpa mendapat izin tertulis dari Penerbit.
A. PENDAHULUAN
B. KOMPLEKSITAS
tersebut dijamin
dimensi
ketiga
sebuah organisasi. tingkat diferensiasi yang da
ada
si ata,
mempertimbangkan
spesialisasi. atau
Kompleksitas
termasuk di dalamnya
tingkat
rki organisasi
hirarki organisasi,
tingkat
.sert
dalam organisasi, di dalam
tingkatan n
kerja, junmlah t e r s e b a r secara geografic
pembagian
unit-unit organisasi Pada
tingkat sejauh
mana
dan makin ban
saat tugas-tugas
organisasi
semakin terspesialisasi
maka organisasi
banyak
ditambah di dalam hirarkinya, menjadi
tingkatan yang
semakin kompleks.
horizontal adalah tingkat diferensiasi antar
Indikasi diferensiasi
sifat daritugas yang
vano
unit-unit berdasarkan
orientasi para anggotanya,
serta pelatihannya. Danatt
mereka laksanakan, tingkat pendidikan
ada dalam
dikatakan bahwa semakin banyak jenis pekerjaan yang
membutuhkan pengetahuan dan keterampilan vano
ang
organisasi yang
istimewa, semakin kompleks pula organisasi tersebut. Apabila
organisasi memiliki kelompok-kelompok khusus atau memperluas
tujuan dari departemen, maka mereka mendiferensiasikan kelompok
yang satu dari yang lain, sehingga interaksi antara kelompok makin
kompleks. Apabila organisasi itu memiliki staf yang memiliki latar
belakang, pendidikan, dan pelatihan yang sama, maka mereka akan
memiliki pandangan yang sama. Sebaliknya, keanekaragaman latar
belakang, pendidikan, dan pelatihan staf, tentu akan mempunyai tujuan,
orientasi dan waktu yang berbeda-beda.
Robbins (1994) mengungkapkan bahwa bukti yang
menekankan diferensiasi horisontal paling nampak
dan
pada organisasi adalah spesialisasi
departementalisasi. Spesialisasi mengindikasikan
aktivitas tertentu yang
diperankan oleh satu individu.
pengelompoKAT
dilakukan dengan satu atau dua
cara. Bentuk
Spesialisasi dapa
dikenal adalah
spesialisasi fungsional, di mana spesialisasi yang Pa ecah
menjadi tugas yang sederhana dan pekerjaan dipecahp
pembagian kerja (division of labor), berulang, Dikenal juga sebog bagai
Organisasi danManajem
karena pada
Pembagian kerja sangat diperlukan dalam organisasi
serta
organisasi yang besar cenderung pekerjaannya sangat kompleks
individu dalanm
memerlukan pengalaman. Padahal, tidak ada satupun
Keterbatasan penge
organisasi yang dapat mengerjakan semua tugas.
tahuan keterampilan individu juga merupakan hambatan. Apabila
maka
banyak tugas yang membutuhkan sejumlah besar keterampilan,
melakukan
tidak mungkin untuk mendapatkan orang yang mampu
C. FORMALISASI
Formalisasi menggambarkan
tingkat sejauh mana sebuah organisasi
mendasari aktivitasnya pada norma (apa
yang dapat dan tidak dapat
dilakukan) dan prosedur untuk mengatur perilaku pengurus dan
anggotanya. Haas dan Johnson (Liliweri, 1997) memberikan beberapa
batasan atas beberapa dimensi
yang dibahas dalam 'formalisasi' yakni;
a. Peranan (roles) adalah aktivitas
dalam organisasi
yang diperankan oleh seseorang
yang juga dapat diartikan sebagai kedudukan
seseorang dalam organisasi.
b. Hubungan kekuasaan (authority relations) terdiri dari: tingkatan atdu
struktur kekuasaan yang diakui oleh
organisasi dan sejauh ma ana
komunikasi;
terhadap pekerjaannya.
Formalisasi merupakan peraturan yang tertulis maupun tidak.
Oleh sebab itu, persepsi sama pentingnya dengan realitas. Formalisasi
dapat ditemukan dalam bentuk dokumen resmi organisasi dan sikap
(attitudes). Melalui formalisasi, akan semakin sedikit kebijaksanaan yang
diharapkan dari pegawai/ pemegang jabatan.
Perbedaan formalisasi tidak hanya pada pekerjaan yang tidak
melainkan juga berbeda pada
terampil (unskilled) atau profesional,
Oleh sebab itu
tingkatan organisasi dan departemen fungsional.
formalisasi semakin penting karena dapat mengatur perilaku para
pegawai. Standardisasi perilaku dapat mengurangi keanekaragaman.
koordinasi.
Selain itu, standardisasi juga dapat mendorong
Menurut Robbins (1994) ada beberapa teknik formalisasi, yaitu:
D. SENTRALISASI
Ada
menggambarkan posisi pusat pengambilan keputusan.
Sentralisasi
disentralisasi.
beberapa organisasi yang pengambilarn-keputusannya
bentuk keputusan, merupakan
Menetapkan desain organisasi di dalam
salah satu faktor utama di dalam menentukan bentuk struktur yang
akan digunakan.
Istilah sentralisasi merujuk kepada tingkat di mana pengambilan
suatu pimpinan di dalam organisasi.
keputusan disentralisasikan pada
Konsentrasi yang tinggi menyatakan adanya sentralisasi yang tinggi,
sentralisasi yang
sedangkan konsentrasi yang rendah menunjukkan
desentralisasi.
rendah atau yang disebut
89
Organisasi dad Menejemen
E. UKURAN ORGANISASI
90
Orgenisesi den Manajeme
tidak mempunyai staf dan penasehat, dan (v) hanya cocok untuk
organisasi yang masih kecil dan sederhana.
Kelebihan yang dimiliki struktur ini adalah (i) sederhana dan jelas,
(i) wewenang dan tanggung jawabnya mengalir dengan jelas, (i) mata
rantai perintah menghubungkan semua pekerjaan beserta pejabat satu
dengan yang lainnya secara menyeluruh, (iv) semua instruksi,
penugasan dan laporan pertanggungjawaban dapat terlaksana dengan
cepat, (v) ada kesatuan pengarahan sehingga tidak membingungkan
bawahannya, dan (vi) ada kesatuan perintah satu atasan dan satu
bawahan (one man one boss relationship), sehingga tidak membutuhkan
tenaga staff penasehat.
Kekurangan yang dimiliki struktur ini adalah (i) struktur ini hanya
cocok untuk organisasi yang masih sederhana, (i) pucuk pimpinan akan
mengalami kesulitan apabila organisasi ini berkembang, dan (ii)
mengalirnya jalur perintah secara hirarki kadang akan menghambat
kelancaran kegiatan apabila suatu pekerjaan dilaksanakan dengan
segera.
Lihat contoh Struktur Linier berikut ini.
Struktur Linier
B1 B2
Cl C2 C3 C4
Dalam struktur ini, staf ahli bertindak sebagai penasehat sesuai dengan
bidangnya untuk memberikan pelayanan dan bantuan kepada pim-
pinan. Kelebihan struktur ini, yaitu: (i) cocok untuk organisasi yang
sudah berkembang, (i) tugas pucuk pimpinan menjadi semakin ringan,
(ii) staff penasehat dapat memberikan alternatif pemecahan, dan (iv)
PIMPINAN
STAFF
81
82
3. Struktur
Fungsional (Functional Structure)
Struktur ini memberikan
untuk wewenang kepada masing-masing kepala unt
memberikan komando
sesuai dengan bidan dan (instruksi, meminta laporan, dan lain-lain)
bawah ini. fungsinya. Contoh Struktur
Fungsional di
Struktur Fungsional
PIMPINAN
B1
82
92
Organisasi dan Manojemes
Struktur organisasi dibuat dan difungsikan tidak hanya dimak-
sudkan agar organisasi berfungsi efektif, namun struktur organisasi
dibuat untuk mencapai tujuan organisasi. Menurut Cushway dan Lodge
(1993: 66) struktur organisasi dimaksudkan untuk:
a. Menunjang strategi organisasi. Struktur harus dirancang sedemikian
rupa untuk memastikan pencapaian sasaran dan tujuan organisasi.
Strategi akan menjadi salah satu pokok yang menentukan struktur
b. Mengorganisasikan sumberdaya dengan cara yang paling efisien dan
efektif.
c. Mengadakan persiapan pembagian tugas dan pertanggungjawaban
yang efektif antara perorangan dan kelompok. Pembagian dengan
cara ini memungkinkan spesialisasi antara disiplin dan kegiatan
khusus, yang menjadi lebih penting bila organisasi tumbuh menjadi
besar dan rumit.
d. Memastikan koordinasi kegiatan organisasi yang efektif dan
menggambarkan proses pembuatan keputusan.
e. Mengembangkan dan menggambarkan garis-garis komunikasi ke
atas, ke bawah dan ke seluruh organisasi.
f. Memungkinkan pemantauan dan peninjauan kegiatan-kegiatan
organisasi secara efektif.
g. Menyediakan mekanisme untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan dan keadaan lingkungan internal dan eksternal.
h. Memberikan sarana penanganan keadaan genting dan masalah.
i. Membantu memotivasi, mengatur dan memberi kepuasan kerja
kepada setiap anggota organisasi.
i Menyiapkan penggantian manajemen (suksesi).
Struktur organisasi dan desain organisasi bagaikan dua sisi mata
uang yang tidak dapat dipisahkan. Robbins (1994:7) berpendapat bahwa
desain organisasi dibutuhkan untuk mempertimbangkan konstruksi dan
mengubah struktur organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.
Selanjutnya menurut Cushway dan Lodge (1993: 67) ada 4 (empat)
prinsip-prinsip pokok desain organisasi yang baik, yaitu:
a. Struktur harus mengikuti strategi. Organisasi dan berbagai kompo-
nennya harus secara terpisah dan secara bersama-sama menunjang
sasaran dan tujuan organisasi.
H. PENGAWASAN ORGANISASI
nentukan berapa
anggota/ bawahan. Setiap organisasi harus dapat menentukan
jumlah bawahan yang dapat dikontrol dengan atasan (Hersey
Blanchard, 1972: 83).
dan
Tingkatan kewenangan biasa juga disebut rentang kendali a
atau
span of control'. Istilah tingkatan kewenangan mengacu pada diferensi.
yang vertikal dalam organisasi. Tingkat kewenangan selalu dihubur
kan dengan agregasi pengurus/ anggota berdasarkan derajat susuna
dalam organisasi. Rentang kendali diartikan dengan jumlah orang
berada di bawah pengawasan langsung seorang pimpinan. yang
Pimpinan
hanya akan mampu mengawasi secara efektif tidak lebih dari lima at
atau
orang dalam satu bagian. Selanjutnya Sutarto (1985: 157n
mengisyaratkan beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan
'rentang kendali' yaitu; corak pekerjaan/
keanekaragaman pekerjaan,
jarak atau letak para pejabat dengan bawahannya, stabil
tidaknya
organisasi, banyaknya tugas pejabat, dan jumlah waktu yang diperlukan
untuk menyelesaikan pekerjaan.
Menurut Syamsi (1988: 148)
tujuan pengawasan/ pengendalian
adalah; (a) untuk mengetahui apakah
pelaksanaan program tidak
mengalami kendala yang berarti; (b)untuk mengetahui
pelaksanaan program cukup efisien; (c) untuk mengetahui apakah
apabila terjadi penyimpangan; dan (d) untuk mencari penyebab
kendala, sehingga pelaksanaan pemecahan
program sesuai dengan perencanaan.
Selanjutnya, syarat-syarat pengawasan/
menurut Syamsi adalah; pengendalian yang efektif
(a) pengawasan/ pengendalian harus
direncanakan mengenai apa,
mengapa,
bagaimana pengawasan/ pengendaliansiapa,
di mana, kapan dan
itu akan dilaksanakan,
pengawasan/ pengendalian dilakukan
(b) pengawasan/ pengendalian harus dengan serius tanpa ragu-rag
pengurus/ anggota organisasi yang perlu mencerminkan kebutuhan
diawasi; (c) melaporkan has
pengawasan/ pengendalian tersebut; (d) pengawasan/
harus bersifat fleksibel namun pengenda
tetap tegas; (e) pengawasan/
dalian mengikuti pola pe
organisasi;
dilakukan seefisien mungkin; dan () pengawasan/ pengenaaialian
(g) pengawasan/
disertai dengan perbaikan. pengernda
98
Orgenisesi dan Manajeme"