Anda di halaman 1dari 3

Cek List Penanganan Psikososial

Pada Kelompok Besar Pasca bencana

No Aspek Nilai
0 1
Fase Orientasi
1 Memperkenalkan diri dan berikanlah penjelasan singkat tentang apa yang
akan berlangsung selama pertemuan itu

2 Sampaikan tujuan dari pertemuan ini


3 Menjelaskan tata tertib yakni semua orang yang ada di kelompok ini
diundang untuk mengeluarkan pikirannya.
4 Menjelaskan pertemuan ini bersifat rahasia sehingga apa yang
disampaikan harus dijaga kerahasiaannya oleh mereka yang hadir dalam
kelompok tersebut

5 Menjelaskan bahwa tidak akan ada jam istirahat (break) dalam proses
diskusi ini, Jika ada peserta yang perlu kebelakang silahkan
melakukannya dan segera kembali masuk ke dalam kelompok

6 Peserta hanya boleh menyampaikan pikiran, perasaan dan reaksi mereka


pribadi

7 Tanyakan sudah berapa lama di pengungsian, apakah sering sakit kepala,


apakah sudah minta obat ke petugas kesehatan, apakah ada perbaikan.
Tanyakan pula apakah badan pegal-pegal, katakan hal itu karena biasa
bekerja ke ladang dsb tetapi di tempat pengungsian tidak ada kegiatan.
Tanyakan pula tentang makan, apakah selera makan biasa atau tidak selera
makan.Tanyakan pula tentang tidur, apakah susah tidur, tidur terganggu,
sering terbangun dan mimpi buruk

8 Kelilingilah lingkaran tersebut dan mintalah peserta menyebutkan nama


dan di mana mereka pada saat insiden terjadi. Ini akan membantu
melakukan reka-ulang kejadian tersebut dan menyajikan fakta-fakta
penting disekitar kejadian/ insiden ini

9 Kontrak Waktu untuk diskusi kelompok besar ini

Fase Kerja
10 Mintalah peserta berbagi pikiran tentang apa yang telah mereka dengar
dan lihat. Mintalah mereka untuk membagikan apa yang pertama-tama
muncul di benak mereka

10 Berikan penghiburan dan lanjutkan kepada peserta berikutnya

11 Mintalah agar peserta menggambarkan bagian mana yang paling buruk


dari insiden yang mereka alami
12 Mintalah agar peserta memeriksa diri sendiri apakah ada masalah fisik,
emosi/ pikiran atau perilaku yang mereka rasakan (jika ada) dan
menceritakannya kepada kelompok sejauh yang mereka bisa

13 Mintalah agar para peserta mengidentifikasi gejala yang mereka rasakan


itu. Apa yang dirasakannya tepat sesudah insiden terjadi, beberapa hari
sesudahnya dan sekarang saat pertemuan ini berlangsung

14 Berikanlah keyakinan bahwa apa yang dirasakan dan dialami peserta


adalah normal bagi orang yang baru saja melewati peristiwa traumatik
Pemberian Terapi
15 Latihan nafas dalam
Menghela nafas dari hidung dan mengeluarkannya dari mulut (kedua bibir
menyatu) dan memperhatikan mengembang dan mengempisnya perut
16 Mengingatkan kebersihan diri
Cuci tangan sebelum makan dan cuci tangan sesudah buang air. Juga
makan, minum dan istirahat yang seimbang
17 Latihan perfokus pada lima jari
Sambil mengingat kondisi tubuh yang segar; orang-orang yang
memperhatikan dan peduli; pujian/ penghargaan/ keberhasilan yang
pernah dirasakan; tempat indah yang pernah dikunjungi
18 Latihan menghentikan pikiran
Pikiran yang susah dengan mengatakan stop setiap kali pikiran susah
muncul dan pikirkan hal positif yang masih dimiliki
19 Latihan membangun interaksi
Dalam keluarga (suami, istri, anak), teman sekampung yang sama-sama
tinggal dipengungsian, saudara lain yang tinggal di satu tempat
pengungsian.
20 Melakukan ibadah dan kegiatan sosial bersama-sama
Fase Terminasi
21 Mengevaluasi respon subyektif dan obyektif
22 Meminta pasien untuk mengulangi apa yang telah diajarkan
23 Rencana tindak lanjut
24 Kontrak waktu dan topik berikutnya
Cara Hipnotis Lima Jari

1 Atur posisi klien senyaman mungkin


2 Pejamkan mata dan lakukan teknik napas dalam secara perlahan sebanyak 3 kali
3 Minta pasien untuk relaks
4 Minta pasien untuk menautkan ibu jaridengan jari telunjuk, dan minta pasien untuk
membayangkan kondisi dirinya ketika kondisi begitu sehat
5 Tautkan ibu jari dengan jari tengah minta pasien membayangkan ketika berada
ditengah-tengah orang yang disayang
6 Tautkan ibu jari kepada jari manis, bayangkan ketika Anda mendapat suatu
penghargaan
7 Tautkan ibu jari dengan jari kelingkng, bayangkan ketika Anda berada di tempat
yang paling nyaman, tempat yang membuat pasien merasa sangat bahagia
8 Tarik nafas, lakukan perlahan, lakukan selama 3 kali
9 Meminta pasien membuka mata

Cara Menghentikan Pikiran/ thougth stopping

1 Identifikasi pikiran –pikiran yang menggangu dan membuat cemas


2 Tanyakan pada pasien pikiran yang muncul itu kenyataan atau tidak, membuat klien
termotivasi atau tidak, yakin atau tidak, bersifat netral dan mudah dimonitor atau
tidak
3 Tuliskan pikiran yang mengganggu dan membuat cemas dalam buku
Kerja. Pasien menuliskan masalahnya pada buku kerja dikolom
sebelah kiri
4 Minta pasien memilih pikiran yang paling mengganggu dan membuat cemas serta
tidak memotivasi.
5 Minta pasien pikirkan tentang pikiran yang mengganggu dan membuat cemas serta
bayangkan klien berada dalam situasi pikiran yang muncul seolah-olah terjadi selama 3
menit dengan memandang ke satu titik pada dinding
6 Ingatkan terus pikiran tersebut
selama waktu berlangsung.
7 Minta pasien berhenti memikirkan pikiran yang mengganggu dan membuat cemas ketika
terapis berteriak “stop”.
Instruksikan pasien tarik nafas dalam
8 Biarkan pasien relaks selama 1 menit, tanyakan pikiran apa yang muncul dan nilai
apakah pikiran yang muncul positif atau tidak
9 Lakukan latihan sebanyak 3 kali sampai pada akhir muncul pikiran positif dan membuat
Termotivasi

Anda mungkin juga menyukai