Anda di halaman 1dari 9

Nama Sekolah : SMAN 1 Suralaga

Mata Pelajaran : Kimia

Kelas/Semester : XI/2

Alokasi waktu : 1× 30 menit ( 1 kau pertemuan )

A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyajikan dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis,
membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari
di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar Dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Peserta didik mampu :

No Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi


1. 3.14 Memprediksi terbentuknya endapan 3.14.1 Mendeskripsikan definisi kelarutan
dari suatu reaksi berdasarkan prinsip dan faktor-faktor yang mempengaruhinya
kelarutan dan data hasil kali kelarutan 3.14.2. Menjelaskan konsep hasil kali
(Ksp). kelarutan (Ksp)
3.14.3. Menunjukan hubungan kelarutan
dan hasil kali kelarutan (Ksp)
3.14.4. Menjelaskan konsep terjadinya
larutan tak jenuh, larutan jenuh dan
endapan
2. 4.14 Mengolah dan menganalisis data 4.14.1 Menyajikan kesimpulan dari hasil
hasil percobaan untuk memprediksi percobaan secara berkelompok di depan
terbentuknya endapan. kelas
4.14.2. Membandingan hasil percobaan
mengenai endapan dengan referensi Ksp
C. Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan pengertian kelarutan suatu senyawa dan faktor yang mempengaruhi
nya
2. Menjelaskan konsep hasil kali kelarutan Ksp
3. Menunjukkan hubungan kelarutan dan hasil kali kelarutan
4. Menjelaskan konsep terjadinya larutan jenuh, tak jenuh dan endapan
5. Menyajikan kesimpulan dari hasil percobaan secara berkelompok di depan kelas
6. Membandingkan hasil percobaan mengenai endapan dengan referensi Ksp
D. Metode Pembelajaran
Model pembelajaran: Discovery Learning
Metode pembelajaran : Tanya jawab dan percobaan
Pendekatan : Saintifik
E. Media Pembelajaran

Media pembelajaran : Spidol,. Papan tulis, Demonstrasi kelarutan ( percobaan )

Alat dan Bahan : Wadah air mineral/gelas, garam dapur, pengaduk, dan air.

F. Sumber belajar
1. Buku Siswa
Haris Watoni PenerbitYramaWidya
(2006). Kimia untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Penerbit Phibeta, (hal 207 – 222).
2. Buku Referensi
Salirawati, Das, dkk. (2012). Belajar Kimia Secara Menarik. Jakarta: Grasindo.
Purba, Michael. (2006). Kimia Kelas XI SMA /MA. Jakarta : Erlangga.
Soewadi,dkk. (2009). Panduan pembelajaran Kimia XI untuk SMA dan MA. Jakarta:
Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, (hal 157 – 159).
G. Langkah – Langkah Pembelajaran
No Langkah- Kegiatan Alokasi
langkah waktu
1. Kegiatan awal A. Tahap orientasi
( Pendahuluan 1. Melakukan pembukaan dengan
) salam pembuka, memanjatkan
puji syukur kepada Tuhan Yang 5 menit

Maha Esa, dan berdoa untuk


memulai pembelajaran.
2. Memeriksa kehadiran peserta
didik
3. Menanyakan kondisi fisik dan
psikis

B. Tahap apersepsi
4. Mengajukan pertanyaan yang ada
kaitannya dengan pelajaran yang akan
dilaksanakan
5. Pendidik menjelaskan tujuan
pembelajaran tentang konsep dan
pengertian Hasil Kali Kelarutan (Ksp).
6. Cakupan pembelajaran Pendidik
menjelaskan cakupan pembelajaran
tentang konsep dan pengertian Hasil
Kali Kelarutan (Ksp).

C. Tahap motivasi
7. Memberikan manfaat mempelajari
pelajaran yang akan dipelajari dalam
kehidupan sehari-hari.

2. Kegiatan Inti a. Mengamati 20 menit


Peserta didik memperhatikan penjelasan
awal pendidik mengenai Ksp dan
mengamati pembuatan larutan garam yang
didemonstrasikan pendidik :
 Larutan garam a. Garam larut semua
 Larutan garam b. Garam ada yang
larut dan ada yang mengendap
 Larutan garam c. Garam paling
banyak mengendap
H. Uraian Materi
1. Pengertian kelarutan dan faktor yang mempengaruhi nya
Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat terlarut
(solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent)[1] Kelarutan dinyatakan dalam
jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam suatu pelarut pada kesetimbangan.
Larutan hasil disebut larutan jenuh. Zat-zat tertentu dapat larut dengan
perbandingan apapun terhadap suatu pelarut. Contohnya adalah etanol di dalam
air. Sifat ini lebih dalam bahasa Inggris lebih tepatnya disebut miscible.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan:
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kelarutan;
a. Suhu pemanasan pelarut dapat mempercepat larutnya zat terlarut. Pelarut
dengan suhu yang lebih tinggi akan lebih cepat melarutkan zat terlarut
dibandingkan pelarut dengan suhu lebih rendah. Ketika pemanasan dilakukan,
partikel pada suhu tinggi bergerak lebih cepat dibandingkan pada suhu rendah.
Akibatnya, kontak antara zat terlarut dengan zat pelarut menjadi lebih efektif.
Hal ini menyebabkan zat terlarut menjadi lebih mudah larut pada suhu tinggi.
Kebanyakan benda padat sulit larut bila suhu pelarutnya rendah. Sebaliknya,
benda padat lebih mudah larut bila suhu pelarutnya tinggi. Sifat ini membantu
kita ketika membuat minuman. Bila ingin membuat minuman dingin, kita
harus melarutkan gula pasir terlebih dahulu kedalam air panas, baru kemudian
ditambahkan air dingin.
b. zat terlarut dengan ukuran kecil (serbuk) lebih mudah melarut dibandingkan
dengan zat terlarut yang berukuran besar. Pada zat terlarut berbentuk serbuk,
permukaan sentuh antara zat terlarut dengan pelarut semakin banyak.
Akibatnya, zat terlarut berbentuk serbuk lebih cepat larut daripada zat terlarut
berukuran besar.
c. pelarut yang besar akan lebih mudah melarutkan zat terlarut.
Pengadukan menyebabkan partikel-partikel antara zat terlarut dengan pelarut
akan semakin sering untuk bertabrakan. Hal ini menyebabkan proses pelarutan
menjadi semakin cepat.
2. Hubungan kelarutan dan hasil kali kelarutan
Kelarutan zat-zat yang sukar larut dapat ditentukan berdasarkan harga Ksp zat
tersebut. Demikian pula harga Ksp dapat ditentukan jika konsentrasi ion-ion zat
terlarut diketahui.
Karena nilai kelarutan (s) dan hasil kali kelarutan (Ksp) sama-sama dihitung pada
larutan jenuh, maka terdapat hubungan yang sangat erat di antara keduanya.
Untuk senyawa AmBn yang terlarut, maka ia akan mengalami ionisasi dalam
sistem kesetimbangan:
AmBn (s) ↔ mAn+ (aq) + nBm– (aq)
Jika harga kelarutan dari senyawa AmBn sebesar s mol L–1, maka di dalam reaksi
kesetimbangan tersebut konsentrasi ion-ion An+ dan Bm– adalah:
AmBn (s) ↔ mAn+ (aq) + nBm– (aq)
S mol L–1 m . s mol L–1 n . s mol L–1
Sehingga harga hasil kali kelarutannya adalah:
Ksp AmBn = [An+]m [Bm–]n
= (ms)m . (ns)n
= mm.sm.nn.sn
= mm.nn.sm+n
Sm+n = S
Hubungan kelarutan dengan hasil kali kelarutan dapat pula dinyatakan dengan
persamaan berikut:
Ksp = (n – 1)n–1 . sn
Dengan:
N = jumlah ion dari elektrolit
S = kelarutan elektrolit (mol.L–1)
Untuk elektrolit biner (n = 2): Ksp = s2 atau s = √Ksp
Untuk elektrolit terner (n = 3): Ksp = 4s3 atau s = 3√Ksp/4
3. Konsep terjadinya larutan jenuh, tak jenuh, dan endapan
a. tak jenuh.
Larutan tak jenuh merupakan larutan yang dapat melarutkan sempurna
jika ditambahkan zat terlarut tanpa melalui pemanasan. Bisa pula
dikatakan, larutan tak jenuh memiliki kandungan zat terlarut lebih sedikit
dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh di suhu tertentu.
Misalnya yaitu larutan garam tak jenuh, yang airnya masih bisa dipakai
melarutkan sewaktu ditambahkan garam kembali.
b. jenuh.
Larutan jenuh yaitu larutan yang pelarutnya tidak bisa lagi melarutkan
zat terlarut kecuali harus dipanaskan. Dalam larutan ini, pelarut memiliki
batas maksimal untuk melarutkan di suhu tertentu. Contohnya adalah
larutan garam jenuh, yakni air masih bisa melarutkan asal dilakukan
pemanasan.
c. lewat jenuh.
Larutan lewat jenuh adalah larutan yang pelarutnya sudah tidak mampu
melarutkan meski sudah dilakukan pemanasan. Pada kasus ini, jumlah
zat terlarut melebihi dari yang dimiliki larutan jenuh di suhu tertentu.
Contoh pada larutan garam lewat jenuh, air tidak bisa lagi melarutkan
meski dipanaskan saat ditambahkan zat pelarut garam.
Jawablah soal-soal berikut ini dengan memilih huruf A, B, C, D, atau E
pada jawaban yang Benar dan tepat!
1. Jenuh basa L(OH)3 mempunyai pH = 10. Nilai Ksp basa itu adalah . . . .
a. L3 x 10-17
b. 4 x 10-16
c. 2,7 x 10-1
d. 4× 10-12
e. 3,3 x 10-5
2. hasil kali kelarutan (KSP) Ag2CrO4 dinyatakan sebagai…
A. [Ag] [CrO4]
B. [Ag+] [CrO4-2]
C. [Ag+]2 [CrO4-2]
D. [Ag+] [CrO–]
E. [Ag4+]2 [CrO2]4
3. kelarutan Ca(OH)2 dalam air adalah s mol L-1, maka hasil kali kelarutan
Ca(OH)2 adalah . . .
A. S2
B. S3
C. 2s3
D. 4s3
E. 16s4
4. Jika konsentrasi Ca+2 dalam larutan jenuh CaF2 = 2 x 10-4 mol L-1, maka
hasil kali kelarutan CaF2 adalah . . .

a. 8 x 10-8
b. 3,2 x 10-11
c. 1,6 x 10-1
d. 2 x 10-12
e. 4 x 10-12
5. Suhu tertentu 0,350 g BaF2 (Mr = 175) melarut dalam air murni membentuk 1
liter larutan jenuh. Hasil kali kelarutan BaF2 pada suhu itu adalah…
a. 1,7 x 10-2
b. 3,2 x 10-6
c. 3,2 x 10-8
d. 3,2 x 10-9
e. 4,0 x 10-9
I. Penilaian
A. Penilaian sikap

No Nama Aspek perilaku yang dinilai Julah Skor Kode


siswa skor sikap nilai
BS JJ TJ DS

B.Pengetahuan

No Aspek yang SB B C KB
dinilai
1. Kesesuaian respon
dengan
pertanyaan
2. Keserasian
pemilihan kata
3. Penguasaan
materi diskusi
4. Kemampuan
menjawab
pertanyaan
5. Kemampuan
menyelesaikan
masalah

Keterangan:

BS : Bekerjasama

JJ : jujur

TJ: Tanggung jawab

DS: disiplin

Aspek yang dinilai

100: sangat baik

75: baik

50: cukup

25: kurang baik

Anda mungkin juga menyukai