Mata Kuliah :
Laboratorium Pengukuran Dasar
Disusun oleh :
Sabaruddin (42120033)
I. TUJUAN
Selesai percobaan, praktikan diharapkan dapat :
1.1 Membandingkan hasil pengukuran metode thevenin dan pengukuran
langsung.
1.2 Membandingkan hasil pengukuran metode Northon dan pangukuran
langsung.
1.3 Membandingkan hasil pengukuran antara metode Thevenin dan metode
Northon.
I. PENDAHULUAN
Untuk mengetahui arus atau tegangan pada suatu cabang rangkaian, dapat
dicari dengan hukum,-hukum atau teori-teori rangkaian yang pada
prinsipnya untuk menyederhanakan rangkaian.
Diantaranya adalah metode thevenin dan northon.
1.1 Metode Thevenin
mengandung hanya sebuah sumber tegangan bebas yang seri dengan sebuah
tahanan; respons yang diukur pada tahanan beban tidak akan berubah.Suatu
rangkaian aktif (pemakai sumber arus dan/atau sumber tegangan tetap
maupun vertical) yang bersifat linier dengan 2 kutub (terminal) A dan B
dengan semua sumber tegangan VT seri dengan suatu tahanan RT.
Rangkaian
aktif linear RL Rt
Vt RL
R1 A
V R2 RL
3
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Untuk mencari tegangan thevenin (VT) bukalah terminbal A-B (open circuit)
sehingga rangkaian menjadi seperti sebagai berikut :
R1 A
V R2 VT
R1 A
Rd=0 R2
4
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Jika VT dan RT sudah diperoleh, maka rangkaian pada gambar 2.2 dapat diganti
menjadi :
RT A
I RL
VT RL
5
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
A
A Rt
Rangkaian RL IN Vt RL
aktif linier
B
6
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
3 7
12 V 6 RL
JARINGAN A JARINGAN B
7
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
4A 3 6 RL
JARINGAN A
8
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
4A 2 RL
JARINGAN A
3 7
8V RL
JARINGAN A
8V RL
JARINGAN A JARINGAN B
9
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
hasil akhir muncul dalam Gambar 2.8 d. Dari pandangan tahanan beban RL,
rangkaian ini (ekivalen Thevenin) adalah ekivalen dengan rangkaian asal;
dari pandangan kita, rangkaian itu jauh lebih sederhana dan kita sekarang
dapat dengan mudah mengitung daya yang diberikan pada beban.
Hasilnya
rangkaian ekivalen lebih cepat dan lebih mudah, walaupun dalam rangkaian
yang lebih sukar.
Metode Thevenin:
11
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Ekivalen Norton dari sebuah jaringan penahan yang aktif adalah sumber
arus Norton isc yang paralel dengan tahanan Thevenin Rth.
Ada hubungan penting diantara ekivalen Thevenin dan Ekivalen Norton
dari sebuah jaringan penahan aktif. Hubungan ini dapat diperoleh dapat
digunakan dengan transformasi sumber kepada salah satu jaringan ekivalen.
Misalnya, jika kita mentransformasikan ekivalen Norton, maka kita
12
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
R1, 2K2 R2 1K
S
V1, 12 V A
V2, 6V
V
RL,4K7
13
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
3.3 Menutup saklar S, catat arus dan tegangan beban RL pada tabel 4.1
3.4 Membuka saklar S sehingga A-B terbuka, ukurlah tegangan VT pada
terminal A-B
3.5 Mengganti kedua sumber tegangan dengan rangkaian hubung singkat
3.6 Mengukur harga tahanan antara terminal A-B
3.7 Mengganti rangkaian pada gambar 4.1 dengan gambar 4.2 berikut:
A
RT
VT V
RL, 4K7
B. Metode Norton
3.9 Membuat rangkaian seperti gambar 4.1, harga RL diganti dengan hubung
singkat
3.10 Mengukur arus IN yang melalui terminal A-B dan mencatat pada table 4.2
3.11 Mengukur besar tahanan Norton RN, caranya seperti mengukur RT,
3.12 Mengganti rangkaian pada gambar 4.1 dengan gambar 4.3 berikut:
14
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
R1, 1K
A
RN, 1K
A
RN
V
RL
15
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
V. DATA PERCOBAAN
Tabel 4.1 percobaan 3.1
Tabel 4.2
Table 4.3
16
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
VI. JAWABAN
R1, R2
I1 I2
V1, 12 V
V2, 6V
RL,
praktek 1,45 mA
=0
=0
17
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
=1,46 mA
18
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
praktek 1,45 mA
19
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
SAKLAR OFF
20
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
R1, R2
FAB
IAB=…..?
V2, 6V
21
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Untuk tegangan 12 V
V
IAB praktek = 16 mA
= 5,4 mA = 6 mA
22
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
(Ω)
23
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
680
A
RT
VT V
7,875 RL, 4K7
Rangkaian Thevenin
= 6,86 V
24
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
No
RN=687,5
→
RL=47KΩ
25
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Diketahui bahwa
= 6,815 V
26
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
No
27
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
VIII. KESIMPULAN
Pada tabel 4.1 tentang teori Thevenin adalah pengukurannya belum tepat,
karena masih banyak perbedaan yaitu pada IRL secara teori didapatkan 1,46
mA dan pada prakteknya didapatkan 1,45 mA. IAB secara teori didapatkan
nilai 11,45 mA dan pada praktek =16 mA. Ini didapatkan karena dalam
pengukuran terdapat kesalahan, kesalahan teknis maupun sistematis.
Pada table 4.2 metode Thevenin, dalam pengukuran belum presisi. Ini
dibuktikan oleh nilai yang diperoleh dari teori dan praktek.hasil teori
RT=RAB=687,5 Ω, dan pada praktek =640 Ω.
Pengukuran dengan metode Thevenin dan Northon pada dasarnya sama
meskipun dengan rumus yang berbeda, yaitu untuk mencari arus dan
tegangan, hasil perhitungannya pun tidak berbeda jauh.
Perbandingan hasil pengukuran antara metode Thevenin dan Northon,
mendapatkan data yang tidak jauh dalam hasil teori dan prakteknya. Ini
dibuktikan pada metode Thevenin dengan VRL yang diperoleh pada
pengukuran yaitu 6,3 V sedangkan pda metode Northon VRL yang
diperoleh secara praktek ialah 6,0 V. dari hasil teori, pada metode Thevenin
VRL= 6,86 V dan metode Northon = 6,86 V. Jadi hasil pengukuran secara
metode Thevenin dan Northon mendekati nilai ketepatan. Perbandingan
hasil perhitungan metode Norton dan Thevenin adalah sama untuk mencari
nilai VRL.
28