Anda di halaman 1dari 7

INDIKATOR : KEJADIAN REAKSI TRANFUSI DARAH

Judul indikator Kejadian reaksi transfui darah


Kode Indikator IT 1
Dasar pemikiran Tranfusi darah adalah memasukkan darah atau
produk darah dari orang lain kedalam tubuh
pasien.darah tranfusi dapat menimbulkan reaksi
imunologis dari tubuh.Reaksi yang paling berat dapat
dapat menimbulkan lisis terhadap seluruh darah
didalam tubuh.
Dimensi mutu Keselamatan Dan Kenyamanan
Tujuan Tergambarnya Manajemen Risiko pada unit
pelayanan darah
Definisi operasional Reaksi tranfusi adalah kejadian tidak diharapkan
(KTD)yang terjadi akibat transfusi darah dalam bentuk
reaksi alergi, infeksi akibat transfusi, hemolisi akibat
golongan darah tidak sesuai atau ganguan sistem
imun sebagai akibat pemberian transfusi darah
Jenis indikator Proses
Numerator Jumlah kejadian pasien yang mengalami reaksi
transfusi darah
Denomirator Jumlah seluruh pasien yang mendapatkan transfusi
darah dalam satu bulan
Target pencapaian 0%
Kriteria:
- Inklusi Seluruh pasien yang mendapatkan transfusi
- Eksklusi -
Jumlah Insiden Jumlah kegiatan tranfusi darah yang mengakibatkan
insiden reaksi tranfusi pada saat tranfusi darah dalam
satu bulan
Sumber data Seluruh area perawatan pasien yang dilakukan
tranfusi darah.
Metode pengumpul data restropektif
Instrumen pengambilan Formulir pengumpulan data pasien yang mengalami
reaksi tranfusi
Pengumpul data Harian
Periode analisis 3 bulan sekali
Penanggung jawab staf pengumpul data
INDIKATOR : INSIDEN SERIUS AKIBAT EFEK SAMPING OBAT

JUDUL INDIKATOR Insiden Serius Akibat Efek Samping Obat


KODE INDIKATOR IT 2
Dasar Pemikiran / Alasan Pemantauan Efek Samping Obat yang terjadi hendaknya
Pemilihan dicatat dan dilaporkan untuk lebih meningkatkan
kewaspadaan sebelum memberikan obat ke pasien. Pada
saat teridentifikasi adanya dugaan kejadian Efek Samping
Obat (ESO), maka Dokter atau Apoteker atau Perawat
mencatat ESO di Formulir Monitoring Efek Samping Obat
Nasional berwarna kuning yang tersedia di Nurse station di
masing-masing ruang perawatan. Pencatatan dilakukan
selengkap mungkin sesuai dengan kolom yang ada di
formulir MESO tersebut.
Dimensi mutu Keselamatan
Tujuan 1.Terwujudnya keselamatan penggunaan obat (medication
Keselamatan)
2.Terdatanya Efek samping obat ( ESO ) sedini mungkin
Terutama yang berat,tidak dikenal,frekuensinya jarang
Serta terinformasikan dengan sesegera mungkin kepada
Dokter
3.Tersediannya data kejadian Efek samping obat (ESO)
4.Teridentifikasinya faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
Timbulnya efek samping obat atau mempengaruhi angka
Kejadian dan tingkat keparahan efek samping yang terjadi
Definisi Operasional Merupakan kegiatan pemantauan dan pelaporan respon atau
reaksi obat yang merugikan / membahayakan dan tidak
dikehendaki, terjadi pada dosis lazim / normal untuk
profilaksis, diagnosis, terapi atau untuk memodifikasi fungsi
fisiologis
Jenis Indikator proses
Numerator -
Denumerator -
Target Pencapaian 0%
Kriteria Inklusi Seluruh insiden efek samping obat
Kriteria eksklusi -
Jumlah insiden Jumlah insiden yang diakibatkan oleh respon atau reaksi
obat yang merugikan /membahayakan dan tidak
dikehendaki,terjadi pada dosis lazim/normal untuk
profilaksis,diagnosis,terapi atau untuk memodifikasi fungsi
fisiologis.
Metode pengumpulan Restropektif
Data
Rekapitulasi Unit Setiap bulan
Frekuensi analisis 3bulan
Area monitoring Ruang Rawat Inap
Penanggung Jawab Kepala Unit Farmasi
INDIKATOR : Semua Kesalahan pengobatan (Medication Error)

JUDUL INDIKATOR Kesalahan penggunaan obat ( medication Errors)


meliputi KTD,Sentinel,KNC dan KTC
KODE INDIKATOR IT 3
Dasar pemikiran / Alasan Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien dengan
Pemilihan kebijakan Unit Farmasi tentang Keselamatan Pasien yang
meliputi Kejadian Tidak Diharapkan (KTD), Kejadian
Nyaris Cedera (KNC), Kejadian Sentinel, dan langkah-
langkah yang harus dilakukan oleh apoteker dan asisten
apoteker, perawat, pasien dan keluarga jika terjadi insiden
Dimensi mutu Keselamatan
Tujuan Peningkatan Mutu Tergambarnya Insiden Keselamatan Pasien Rumah Sakit
Kejadian Nyaris Cedera (KNC) Kesalahan Dispensing Obat
oleh Unit Farmasi, sehingga tidak menimbulkan cidera
kepada pasien yang harus teridentifikasi sebelum obat
diberikan kepada pasien
Definisi Operasional Medication errors adalah kejadian yang merugikan pasien
akibat pemakaian obat selama dalam penanganan tenaga
kesehatan,yang sebetunya dapat dicegah.
Kejadian medication error dibagi dalam 4 fase,yaitu fase
prescribing,fase transcribing,fase dispensing dan fase
administration.
1. Fase prescribing adalah error yang terjadi pada fase
penulisan resep.fase ini meliputi : obat yang
diresepkan tidak tepat indikasi,tidaktepat pasien atau
kontraindikasi,tidak tepat obat atau ada obat yang
tidak ada indikasinya,tidak tepat dosis dan aturan
pakai.
2. Fase transcribing error terjadi pada saat pembacaan
rese untuk proses dispensing
3. 3.Error pada fase dispensing terjadi pada saat
penyiapan hingga penyerahan resep oleh petugas
apotek.
4. 4.Error pada fase administration adalah error yang
terjadi pada proses penggunaan obat.Fase ini dapat
melibatkan petugas apotek dan pasien atau
keluarganya
Jenis Indikator Proses
Numerator -
Denumerator -
Target Pencapaian 0
Kriteria Inklusi Seluruh obat yang diorder dalam resep setiap pasien
Kriteria eksklusi Resep obat yang ditunda
Jumlah Insiden Jumlah kesalahan pengobatan yang signifikan yang meliputi
KTD,KNC,KTC, dan kejadian Sentinel
Metode pengumpulan Retrospectif
Data
Instrumen pengambil data Formulir kesalahan dispensi obat
Rekapitulasi Unit Setiap bulan
Analisa & Pelaporan Setiap bulan
Sumber data Rekam medik
Penanggung Jawab Kepala Unit Farmasi
INDIKATOR : Semua Ketidakcocokan (Discrepancy) antara Diagnosis Pra dan
Pasca Operasi Dianalisis
JUDUL INDIKATOR Ketidaksesuaian Diagnosa Medik Pre dan Post Operasi
KODE INDIKATOR IT 4
Dasar pemikiran / Alasan Ketidakselarasan diagnosa sebelum dan setelah tindakan
Pemilihan operasi mengindikasikan kesalahan diagnosis dan kesalahan
prosedur operasi
Dimensi mutu Keselamatan
Tujuan Mengetahui ketepatan penegakan diagnosa pre operasi oleh
dokter ahli bedah dengan harapan menghindari kesalahan
diagnosis
Definisi Operasional Ketidaksesuaian Diagnosa Medik Pre dan Post Operasi
adalah ketidak selarasan antara diagnosa utama yang
ditegakkan sebelum dan setelah operasi.
Jenis indikator Proses
Numerator -
Denumerator -
Target Pencapaian 0%
Kriteria Inklusi Seluruh pasien dengan tindakan operasi.
Kriteria eksklusi Pasien dengan tindakan operasi yang bertujuan untuk
diagnostik
Pasien batal atau tunda tindakan operasi
Pasien dengan tindakan operasi emergency
Jumlah insiden Jumlah pasien yang dilaporkan dengan diagnosa medik pre
op dan post operasi tidak sesuai
Metode pengumpul data Restropektif
Instrumen pengambil data Formulir ketidak sesuaian diagnosa
Pengumpul data Setiap bulan
Frekuensi Analisa data Setiap 3 bulan
Metodologi Analisis data 1.Setiap ada kejadian dilaporkan ke Tim keselamatan pasien
2.Dilakukan analisis akar penyebab kejadian
Sumber data Rekam medis pasien operasi
Penanggung Jawab Kepala Unit Kamar Operasi
INDIKATOR : pola efek samping selama sedasi moderat atau dalam dan pemakaian
anastesi
JUDUL INDIKATOR Insiden De-saturasi O2 Durante Anestesi pada Pasien
dengan General Anestesi umum,sedasi dalam dan sedasi
sedang
KODE INDIKATOR IT 5
Dasar Pemikirean /Alasan Mencegah terjadinya hipoksia jaringan saat proses tindakan
Pemilihan anastesi.
Mengetahui Kemampuan Dokter Spesialis anastesi untuk
memantau pasien selama proses tindakan anastesi
Dimensi mutu Keselamatan
Tujuan Mengetahui kempuan dokter anastesi dalam melaksanakan
prosedur pemantauan pasien anastesi umum / sedasi dalam
dan sedasi sedang, untuk menghindari insiden desaturasi
Definisi Operasional Insiden Desaturasi oksigen adalah kejadian penurunan
saturasi oksigen dibawah 90 % (<90%) selama diberikan
anastesi umum,sedasi dalam dan sedasi sedang.yang terdiri
dari:
1.Seluruh pasien operasi dengan anastesi umum /sedasi
dalam dan sedang.
2.Overdosis obat anastesi
3.Salah penempatan pipa jalan nafas
4.Reaksi alergi obat anastesi
Jenis indikator Proses
Numerator -
Denumerator -
Target Pencapaian 0%
Kriteria Inklusi -
Kriteria eksklusi Tidak dikatakan suatu insiden desaturasi oksigen apabila :
1. Pasien yang telah mengalami desaturasi oksigen
sebelum premidikasi
2. Pasien yang mengalami desaturasi oksigen diruang
pemulihan.
3. Pasien yang diketahui sebelumnya mengalami
kesulitan intubasi
4. Pasien yang menggunakan probe saturasi yang tidak
sesuai dengan ukurannya
5. Pasien yang probe saturasinya tidak terpasang
dengan baik saat monitor menunjukkan nilai
abnormal (<90%)
6. Pasien yang sebelumnya mengalami kelaianan
paru /desaturasi
Jumlah Insiden Jumlah kejadian de-saturasi 02 pada saat durante anastesi
pasien dengan General Anastesi dalam satu bulan
Metode pengumpulan data Retrospectif
Frekuensi pengumpul data Setiap bulan
Frekuensi analisis data Setiap 3 bulan
Metodologi analisis data 1.Setiap ada kejadian dilaporkan ke tim keselamatan pasien
Rumah Sakit sebagai laporan keselamatan pasien
2.Dilakukan analisis akar penyebab kejadian.
3.Laporan analisis dilaporkan ke Direktur dan ditembuskan
Komite mutu
Sumber data Rekam medis pasien dan Observasi selama pemberian
anastesi
Penanggung Jawab (nama Kepala Unit Kamar Operasi
& jabatan)

INDIKATOR : Kejadian lain, seperti Ledakan Infeksi Mendadak

JUDUL INDIKATOR Identifikasi Pasien Potensial Wabah berdasarkan


Alamat Tempat Tinggal
KODE INDIKATOR IT 6
Dasar Pemikiran / Alasan Pencatatan yang regular sangat diperlukan untuk
Pemilihan memberikan informasi kepada unit kesehatan masyarakat
dalam rangka kegiatan preventif untuk mengurangi
penyebaran wabah yang dapat terjadi
Dimensi mutu Keselamatan
Tujuan Tergambarnya distribusi penyakit potensial wabah
berdasarkan alamat tempat tinggal untuk dapat dilaksanakan
pelaporan dengan cepat dan tindak lanjut
Definisi Operasional Diagnosa penyakit potensial wabah adalah penyakit yang
mempunyai resiko menjadi pandemi dan atau endemi terkait
dengan demografi pasien atau tempat terjadinya kasus.
Jenis indikator Proses
Numerator -
denumerator -
Kriteria Inklusi Penyakit yang mempunyai resiko menjadi pandemi dan atau
endemi
Kriteria eksklusi -
Jumlah kejadian wabah Jumlah penyakit yang dinyatakan sebagai wabah
penyakit teridentifikasi sesuai dengan alamat tempat tinggal pasien
Metode pengumpulan data Restropektif
Instrumen pengambil data Formulir sensius harian
Rekapitulasi Unit Setiap bulan
Frekuensi analisa data Setiap 3 bulan
Metodologi Analisis Data 1.Data dikumpulkan sesuai dengan penyakit yang
dinyatakan sebagai wabah dan diidentifikasi alamat
tempat tinggal pasien tersebut.
2.Data direkap berdasarkan diagnosis dan alamat tempat
Tinggal
3.Data dianalisis dengan diagram batang dan pie untuk
Membandingkan diagnosis dan alamat tempat tinggal
Yang terbanyak wabah.
4.Laporan insiden dilaporkan ke kepala rumah sakit dan
ditembuskan komite mutu

Sumber data Rekam Medis


Penanggung Jawab Ka Bidang pelayanan Medis

Anda mungkin juga menyukai