Area Monitoring : Mengidentifikasi pasien dengan benar
Standar SKP 1 : Mengidentifikasi pasien dengan benar Judul Indikator Pemakaian Gelang Identitas Tipe Indikator Struktur Proses Outcome Proses & Outcome
Dimensi Mutu Safety
Tujuan Memastikan semua pasien rawat inap telah memakai gelang identitas Definisi Gelang identitas adalah gelang yang dipasangkan pada Operasional tangan pasien dan berisi identitas pasien yang terdiri dari nama lengkap pasien dan nomor rekam medik. Gelang identitas dibedakan atas dua warna yang membedakan jenis kelamin pasien, yaitu gelang warna biru muda untuk pasien laki-laki dan gelang merah muda untuk pasien perempuan. Jumlah pasien rawat inap yang memakai gelang identitas diperoleh dengan menghitung selisih jumlah pasien rawat inap periode tertentu dikurangi jumlah pasien yang dilaporkan tidak memakai gelang identitas pada periode tertentu. Frekuensi 1 Bulan pengumpulan data Periode analisa data 3 Bulan & pelaporan Numerator Jumlah pasien rawat inap yang memakai gelang identitas Denominator Jumlah seluruh pasien rawat inap Formula Jumlah pasien rawat inap yang memakai gelang identitas Jumlah seluruh pasien rawat inap x 100% = ___% Standar 100% Sumber Data Rekam Medik dan Observasi Inklusi : Semua pasien di Ruang rawat inap. Ekslusi : Pasien yang menolak menggunakan gelang dan ada pernyataan penolakannya dalam dokumen rekam medis Area Ruang Rawat Inap Penanggung Jawab Koordinator rawat inap Pengumpul data / PJ
2. Area Monitoring : Meningkatkan komunikasi yang efektif
Standar SKP 2 : Meningkatkan komunikasi yang efektif Judul Indikator Kepatuhan Pelaksanaan Dokumentasi SBAR pada Rekam Medis Catatan Terintegrasi Tipe Indikator Struktur Proses Outcome Proses & Outcome Dimensi Mutu Safety Tujuan Tercapainya pelaksanaan Dokumentasi SBAR pada Formulir Terintegrasi di semua unit yang diukur Definisi Pelaksanaan Dokumentasi SBAR pada Formulir Operasional Terintegrasi dilakukan dengan menuliskan informasi / instruksi verbal pada lembar Rekam Medis Catatan Terintegrasi dengan menggunakan teknik SBAR (Situation- Background-Assesment-Recommendation) untuk runag perawatan pasien Alasan/Implikasi Komunikasi verbal khususnya pelaporan hasil kritis Rasionalisasi laboratorium merupakan tindakan yang sering dilakukan dalam pelayanan di rumah sakit, kegiatan ini memiliki resiko tinggi untuk terjadinya kesalahan istruksi yang diterima,sehingga tindakan dapat membahayakan pasien. Prosedur Readback adalah kegiatan untuk memastikan setiap instruksi verbal agar dilakukan dengan benar dan sesuai instruksi. Frekuensi 1 bulan pengumpulan data Periode analisa data 3 bulan & pelaporan Numerator Jumlah komunikasi via telephone yang sudah diverifikasi dengan SBAR Denominator Jumlah semua komunikasi via telephone yang didokumentasikan dalam Rekam Medis Terintegrasi Formula Jumlah komunikasi via telephone yang sudah diverifikasi dengan SBAR Jumlah semua komunikasi via telephone yang didokumentasikan dalam Rekam Medis Terintegrasi x 100% = ___% Standar 100% Sumber Data Rekam Medis Inklusi : Semua Komunikasi lisan via telepon yang didokumentasikan pada Rekam Medis Catatan Terintegrasi Ekslusi :- Area Ruang Rawat Inap Penanggung Jawab Ketua Ruang Perawatan Pasien Pengumpul data / PJ
3. Area Monitoring : Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus
diwaspadai Standar SKP 3 : Meningkatkan keamanan obat-obatan yang harus diwaspadai Judul Indikator Kejadian Obat High Alert yang tidak diberi Label Tipe Indikator Struktur Proses Outcome Proses & Outcome Dimensi Mutu Safety Tujuan Mencegah terjadinya medication error dengan memberikan label High Alert pada obat-obat yang dikendalikan Puskesmas .... Definisi Obat-obatan yang perlu diwaspadai (high alert medication) Operasional adalah obat yang sering menyebabkan terjadinya kesalahan serius (sentinel event) dan obat yang beresiko tinggi menyebabkan dampak yang tidak diinginkan (adverse event). Termasuk obat high alert yang telah ditetapkan di Puskesmas adalah sebagai berikut : 1. Heparin 2. Ca Gluconas 3. Epinefrin 4. Norepinefrin 5. Propofol, Ketamine 6. Amiodarone (Tyarit) 7. Glibenklamid 8. Digoxin Inj 9. Insulin Inj (Novorapid, Novomix, Levemir) 10.Midazolam Inj 11.Narkotik Inj, oral, transdermal 12.Vecuronium 13.NaCL 3% 14.MgSO4 Inj 15.KCl 7,46 % 16.Iopamidol 17.Dextrose 40% Alasan/Implikasi Obat high alert memiliki resiko lebih tinggi menyebabkan Rasionalisasi insiden ketika tidak dilakukan manajemen yang benar. Elektrolit pekat yang tidak dilakukan manajemen yang baik akan membahayakan bagi pasien jika diberikan dalam konsentrasi dalam konsentrasi yang tinggi. Apabila ada permintaan/order obat elektrolit pekat dari dokter yang tidak disertai dengan permintaan pengenceran maka akan dilaporkan sebagai insiden Kejadian Nyaris Cedera Frekuensi 1 bulan pengumpulan data Periode analisa data 3 bulan & pelaporan Numerator Jumlah obat-obat High Alert yang ditemukan tidak menggunakan label di ruang perawatan pasien dan farmasi Denominator Jumlah obat-obat high alert di ruang perawatan pasien dan farmasi Formula Jumlah obat-obat High Alert yang ditemukan tidak menggunakan label di ruang perawatan pasien dan farmasi Jumlah obat-obat high alert di ruang perawatan pasien dan farmasi x 100% = ___% Standar 0% Sumber Data Laporan Pemantauan obat high alert yang tidak diberikan label di Ruang Perawatan Pasien dan Farmasi Inklusi : Ruang perawatan UGD, ICU, OK dan Farmasi Ekslusi :- Area Ruang Rawat Inap / Instalasi Farmasi Penanggung Jawab Ketua Unit Farmasi Pengumpul data / PJ
4. Area Monitoring : Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur
yang benar, pembedahan pada pasien yang benar Standar PMKP 3.3. SKP 4 : Memastikan lokasi pembedahan yang benar, prosedur yang benar, pembedahan pada pasien yang benar Judul Indikator Kelengkapan pendokumentasian check list keselamatan pembedahan Tipe Indikator Struktur Proses Outcome Proses & Outcome Dimensi Mutu Safety, Readiness Tujuan Tergambarnya tanggung jawab staf medis dalam mendokumentasikan check list keselamatan bedah. Definisi Check list yang dipakai untuk membantu tim pada Instalasi Operasional Bedah Sentral untuk menghindarai kejadian Salah Pasien, Salah Prosedur dan Salah Tempat Operasi. Kejadian Salah Pasien, Salah Prosedur dan Salah Tempat Operasi dapat menyebabkan disabiltas bahkan kematian pada pasien. Check list tersebut diterapkan sesuai dengan rekomendasi WHO tentang Prosedur Operasi Aman (WHO : Guidelines For Safe Surgery 2009) untuk menghindari komplikasi- komplikasi operasi yang sebenarnya bisa di hindari termasuk didalamnya adalah kejadian insiden keselamatan pasien (Salah Pasien, Salah Prosedur dan Salah Tempat Operasi. Frekuensi 1 bulan pengumpulan data Periode analisa data 3 bulan & pelaporan Numerator Jumlah check list keselamatan pembedahan yang lengkap pada satu bulan. Denominator Jumlah pelaksanaan check list pada bulan yang sama. Formula Jumlah check list keselamatan pembedahan yang lengkap pada satu bulan Jumlah pelaksanaan check list pada bulan yang sama x 100 % = ___ % Standar 100% Sumber Data Pengumpulan data dilakukan dengan mencatat seluruh check list pembedahan yang digunakan pada rekam medis Inklusi : semua pelaksanaan check list keselamatan pembedahan yang dilakukan selama pasien masih dalam proses pembedahan. Ekslusi : semua pelaksanaan check list keselamatan pembedahan yang dilakukan setelah proses pembedahan. Penanggung Jawab Kepala Instalasi Bedah Sentral Pengumpul data / PJ
5. Area Monitoring : Mengurangi resiko infeksi akibat perawatan kesehatan
Standar PMKP 3.3. SKP 5 : Mengurangi resiko infeksi akibat perawatan kesehatan Judul Indikator Persentase kepatuhan petugas kesehatan dalam melakukan kebersihan tangan dengan metode enam langkah dan lima momen Tipe Indikator Struktur Proses Outcome Proses & Outcome Dimensi Mutu Safety Tujuan Tergambarnya upaya rumah sakit dalam menjaga keselamatan pasien khususnya infeksi nosokomial Definisi Kepatuhan cuci tangan adalah ketaatan petugas dalam Operasional melakukan prosedur cuci tangan dengan menggunakan metode 6 langkah dan lima momen. Lima momen yang dimaksud : 1. Sebelum kontak dengan pasien 2. Sebelum melakukan tindakan aseptic 3. Setelah kontak dengan pasien 4. Setelah kontak dengan cairan tubuh pasien 5. Setelah kontak dengan alat dan lingkungan sekitar pasien Frekuensi 1 bulan pengumpulan data Periode analisa data 3 bulan & pelaporan Numerator Jumlah petugas yang melakukan 6 langkah cuci tangan dengan benar Denominator Jumlah petugas yang dilakukan survey Formula Jumlah petugas yang melakukan 6 langkah cuci tangan dengan benar Jumlah petugas yang dilakukan survey x 100% = ___% Standar 100% Sumber Data Survey ini dilakukan oleh tim PPI RS dengan dimungkinkan melakukan sampling (quick survey). Survey dilakukan 5 hari dengan jumlah sample tertentu Inklusi : Semua staf di Puskesmas .... Ekslusi : Penanggung Jawab Ketua Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Pengumpul data / PJ
6. Area Monitoring : Mengurangi resiko cedera pasien akibat terjatuh
Standar PMKP 3.3. SKP 6 : Mengurangi resiko cedera pasien akibat terjatuh Judul Indikator Angka Insiden Pasien Jatuh Tipe Indikator Struktur Proses Outcome Proses & Outcome Dimensi Mutu Safety Tujuan Mengetahui jumlah pasien jatuh pada Puskesmas .... Definisi Insiden pasien jatuh adalah suatu peristiwa dimana Operasional seseorang berada secara tiba-tiba bukan dikarenakan oleh pukulan ataupun factor kesengajaan dengan atau tanpa cedera. Pasien berisiko jatuh adalah pasien-pasien yang memiliki risiko jatuh setelah dilakukan pengkajian jatuh di ruang perawatan dengan kategori resiko sedang (skore 25- 50 untuk dewasa, 7-11 untuk anak); kategori risiko tinggi (skore >50 untuk dewasa, >11 untuk anak). Frekuensi 1 bulan pengumpulan data Periode analisa data 3 bulan & pelaporan Numerator Jumlah insiden pasien jatuh dalam satu bulan Denominator Jumlah hari rawat pasien dalam bulan yang sama Formula Jumlah insiden pasien jatuh dalam satu bulan Jumlah hari rawat pasien dalam bulan yang sama x 1000 Standar 0%0 Sumber Data Sistem Pelaporan Inklusi : Semua pasien rawat inap Ekslusi : Penanggung Jawab Kepala Unit Rawat Inap Pengumpul data / PJ