Anda di halaman 1dari 7

UNIVERSITAS PASUNDAN

FAKULTAS HUKUM
LABORATORIUM HUKUM

LEMBAR KERJA MAHASISWA


Mata Kuliah: Legal Drafting
Dosen/
R. Agung Prakoso, S.H., M.H
Instruktur:
Nama: Puja Anzhalna
NPM: 191000102
Kelompok: 3 (C)
Materi Praktikum :
NASKAH AKADEMIK
RANCANGAN PERATURAN DAERAH NOMOR… TAHUN…
KOTA PANGKALPINANG
TENTANG
KEWAJIBAN PENGGUNAAN DAN PENGELOLAAN KANTONG BELANJA RAMAH
LINGKUNGAN PADA PUSAT PERBELANJAAN, TOKO SWALAYAN, PASAR RAKYAT,
DAN DAERAH WISATA

PEMERINTAH PROVINSI KOTA PANGKALPINANG


TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan karunia dan rahmat-

Nya kami dapat menyelesaikan Naskah Akademik Peraturan Daerah tentang Kewajiban Penggunaan

dan Pengelolaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan Pada Pusat Perbelanjaan, Toko Swalayan, Pasar

Rakyat, dan Daerah Wisata Daerah Kota Pangkalpinang.

Penyusunan Naskah Akademik Peraturan Daerah tentang Kewajiban Penggunaan dan Pengelolaan

Kantong Belanja Ramah Lingkungan Pada Pusat Perbelanjaan, Toko Swalayan, Pasar Rakyat, dan

Daerah Wisata Daerah Kota Pangkalpinang diharapkan dapat memberikan masukan dalam rangka

pengaturan di bidang Lingkungan melalui Peraturan Daerah tentang Kewajiban Penggunaan dan

Pengelolaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan Pada Pusat Perbelanjaan, Toko Swalayan, Pasar

Rakyat, dan Daerah Wisata Daerah Kota Pangkalpinang dan bertujuan agar sesuai dengan kehidupan

masyarakat serta Peraturan Daerah yang dihasilkan tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.

Akhir kata, kami harapkan isi dari Naskah Akademik Peraturan Daerah tentang Kewajiban Penggunaan

dan Pengelolaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan Pada Pusat Perbelanjaan, Toko Swalayan, Pasar

Rakyat, dan Daerah Wisata Daerah Kota Pangkalpinang ini dapat memberikan masukan yang berharga

bagi Rencana Pemerintah Daerah dalam rangka Penyusunan Peraturan Daerah tentang Kewajiban

Penggunaan dan Pengelolaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan Pada Pusat Perbelanjaan, Toko

Swalayan, Pasar Rakyat, dan Daerah Wisata Daerah di Kota Pangkalpinang

Pangkalpinang, 2021

Tim Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………………………….. i

Daftar Isi……………………………………………………………………………………………… ii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………….

A. Latar Belakang………………………………………………………………………………...
B. Identifikasi Masalah…………………………………………………………………………..
C. Tujuan dan Kegunaan………………………………………………………………………….
D. Metode………………………………………………………………………………………….

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masalah sampah plastik di Kota Pangkalpinang menjadi salah satu permasalahan yang sulit untuk

dipecahkan. Kantong plastik telah menjadi sampah yang berbahaya dan sulit dikelola. Diperlukan

waktu puluhan bahkan ratusan tahun untuk membuat sampah bekas kantong plastik itu benar-

benar terurai. Namun yang menjadi persoalan adalah dampak negatif sampah plastik ternyata

sebesar fungsinya juga. Dibutuhkan waktu 1000 tahun agar plastik dapat terurai oleh tanah secara

terdekomposisi atau terurai dengan sempurna. Ini adalah sebuah waktu yang sangat lama.

Saat terurai, partikel-partikel plastik akan mencemari tanah dan air tanah. Jika dibakar, sampah

plastik akan menghasilkan asap beracun yang berbahaya bagi kesehatan yaitu jika proses

pembakaranya tidak sempurna, plastik akan mengurai di udara sebagai dioksin. Senyawa ini

sangat berbahaya bila terhirup manusia. Dampaknya antara lain memicu penyakit kanker,

hepatitis, pembengkakan hati, gangguan sistem saraf dan memicu depresi. Kantong plastik juga

menjadi penyebab banjir, karena menyumbat saluran-saluran air, tanggul. Sehingga

mengakibatkan banjir pada daerah-daerah tertentu di Kota Pangkalpinang.

Lingkungan yang terjaga dan bersih merupakan hak dari setiap warga negara yang hidup di

indonesia. Oleh karena itu, biasanya pencemaran lingkungan terjadi akibat hasil transaksi jual –

beli yang menggunakan wadah dalam produk dan membuangnya sembarangan. Manusia menjadi
pelopor terbesar dalam berubahnya sebuah lingkungan. Seiring waktu manusia yang

menginginkan perubahan dapat menyebabkan beberapa masalah seperti pemanasan global yang

disebabkan oleh penipisan lapisan ozon yang merupakan hasil dari penebangan pohon secara

berlebihan, hal ini juga menyebabkan kurangnya tempat tinggal hewan – hewan yang tinggal atau

hidup di dalam lingkungan hutan atau pepohonan. Manusia merupakan penyebab terbesar dari

tidakseimbangnya suatu lingkungan dalam menggunakan sumber daya alam yang ada dan

membuang sampah sembarangan.

Pasal 28H ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD Tahun

1945) memberikan hak kepada setiap orang untuk mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan

sehat. Amanat UUD Tahun 1945 tersebut memberikan konsekuensi bahwa pemerintah wajib

memberikan pelayanan publik dalam pengelolaan sampah. Hal tersebut membawa konsekuensi

hukum bahwa pemerintah merupakan pihak yang berwenang dan bertanggungjawab dalam

pengelolaan sampah termasuk sampah plastik, meskipun secara operasional dapat bekerjasama

dan bermitra dengan badan usaha. Jaminan hak asasi manusia terhadap lingkungan yang baik dan

sehat dalam konstitusi di Indonesia disebutkan merupakan hak asasi dari setiap manusia,diantara

jaminan hak asasi manusia yang lain. Secara tersirat konsep negara kesejahteraan atau welfare

state sebagaimana yang tertuang dalam Pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia dalam Pasal 33:

Ayat (3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan

dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

Ayat (4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip

kebersamaan, efisiensi berkeadilan,berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian,serta

dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.

Berdasarkan kedua Pasal di atas maka sudah jelas bahwa UUD 1945 juga telah mengakomodasi

perlindungan konstitusi (constitutional protection), baik terhadap warga negaranya untuk

memperoleh lingkungan hidup yang memadai maupun jaminan terjaganya tatanan lingkungan

hidup yang lestari atas dampak negatif dari aktivitas perekonomian nasional. Dalam Undang-

Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah secara formil merupakan wujud
pemenuhan hak masyarakat untuk mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, sesuai

dengan ketentuan Pasal 28H ayat (1) UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945. Undang-undang ini menjadi payung hukum pengelolaan sampah secara terpadu dan

komprehensif yang memberikan kepastian hukum bagi masyarakat untuk memperoleh layanan

pengelolaan sampah yang baik, di samping mengatur kejelasan hak, tugas, wewenang, dan

tanggungjawab pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Sejak penetapan UU

Persampahan No. 18/2008 tersebut, kemudian dilakukan kajian dan evaluasi kebijakan yang telah

menerapkan sistem 3R (Reduce, Reuse, Recycle), ternyata masih menemukan sejumlah persoalan

sampah terutama sampah plastik di Kota Pangkalpinang yang diperkirakan terus mengingkat tiap

tahunnya.

B. Identifikasi Masalah

Merujuk pada latar belakang masalah sebagaimana diuraikan diatas, maka identifikasi masalahnya

dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Permasalahan apa yang dihadapi dalam penyelenggaraan kewajiban penggunaan dan

pengelolaan kantong belanja ramah lingkungan pada pusat perbelanjaan, toko swalayan, pasar

rakyat, dan daerah wisata?

2. Mengapa perlu Rancangan Peraturan Daerah Kota Pangkalpinang Tentang Tentang Kewajiban

Penggunaan dan Pengelolaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan Pada Pusat Perbelanjaan,

Toko Swalayan, Pasar Rakyat, dan Daerah Wisata sebagai dasar pemecahan masalah

tersebut?

3. Apa yang menjadi pertimbangan atau landasan filosofis, sosiologis, yuridis pembentukan

Rancangan Peraturan Daerah Kota Pangkalpinang Tentang Kewajiban Penggunaan dan

Pengelolaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan Pada Pusat Perbelanjaan, Toko Swalayan,

Pasar Rakyat, dan Daerah Wisata?

4. Apa sasaran yang akan diwujudkan, ruang lingkup pengaturan, jangkauan, dan arah

pengaturan Rancangan Peraturan Daerah Kota Pangkalpinang Tentang Kewajiban Penggunaan

dan Pengelolaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan Pada Pusat Perbelanjaan, Toko
Swalayan, Pasar Rakyat, dan Daerah Wisata?

C. Tujuan dan Kegunaan

Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas, tujuan penyusunan Naskah

Akademik meliputi:

1. Merumuskan permasalahan yang dihadapi dalam penyelenggaraan kewajiban penggunaan dan

pengelolaan kantong belanja ramah lingkungan pada pusat perbelanjaan, toko swalayan, pasar

rakyat, dan daerah wisata

2. Merumuskan alasan pembentukan Rancangan Peraturan Daerah Kota Pangkalpinang Tentang

Kewajiban Penggunaan dan Pengelolaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan Pada Pusat

Perbelanjaan, Toko Swalayan, Pasar Rakyat, dan Daerah Wisata sebagai dasar pemecahan

masalah tersebut.

3. Merumuskan pertimbangan atau landasan filosofis, sosiologis, yuridis pembentukan

Rancangan Peraturan Daerah Kota Pangkalpinang Tentang Kewajiban Penggunaan dan

Pengelolaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan Pada Pusat Perbelanjaan, Toko Swalayan,

Pasar Rakyat, dan Daerah Wisata

4. Merumuskan sasaran yang akan diwujudkan, ruang lingkup pengaturan, jangkauan, dan arah

pengaturan dalam Rancangan Peraturan Daerah Kota Pangkalpinang Tentang Kewajiban

Penggunaan dan Pengelolaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan Pada Pusat Perbelanjaan,

Toko Swalayan, Pasar Rakyat, dan Daerah Wisata

Sementara itu, kegunaan penyusunan Naskah Akademik adalah sebagai acuan atau referensi

penyusunan dan pembahasan Rancangan Peraturan Daerah Kota Pangkalpinang Tentang

Kewajiban Penggunaan dan Pengelolaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan Pada Pusat

Perbelanjaan, Toko Swalayan, Pasar Rakyat, dan Daerah Wisata

D. Metode

Metode yang yang digunakan dalam kajian ini Metode yuridis empiris atau sosiolegal adalah

penelitian yang diawali dengan penelitian normatif atau penelaahan terhadap peraturan perundang-

undangan (normatif ) yang dilanjutkan dengan observasi yang mendalam serta penyebarluasan

kuesioner untuk mendapatkan data faktor nonhukum yang terkait dan yang berpengaruh terhadap
peraturan perudang-undangan yang diteliti.

Analisis data, dalam kajian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif. Dengan metode

kualitatif dimaksudkan yaitu hasil pengkajian diungkapkan dengan cara menggambarkan dengan

katakata atau kalimat.1

Penelitian ini mempergunakan penelaahan terhadap peraturan perundang-undangan yang terdiri

atas:

a. Pasal 18 Ayat (6) UUD 1945;

b. Undang - Undang No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah;

c. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan;

d. Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah bagaimana telah beberapa

kali diubah terakhir dengan Undang-Undang No. 9 Tahun 2015;

e. Peraturan Daerah Provinsi Bangka Belitung No. 8 Tahun 2018 Tentang Pengendalian

Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup;

Data yang diperoleh dari hasil penelitian, selanjutnya dilakukan analisis dengan metode deskriptif

yuridis dan kualitatif, melalui proses interpretasi, penalaran konseptual dan kontekstualitasnya

dengan masalah yang dikaji. Hasil survei lapangan dan observasi disandingkan dengan hasil desk

study, teori, peraturan dan kebijakan-kebijakan yang kemudian dirumuskan untuk menjawab

segala permasalahan yang dihadapi dalam hal pengelolaan sampah dalam kehidupan masyarakat

di daerah kajian yang akhirnya dapat disimpulkan untuk menjawab segala permasalahan dengan

sasaran akhir adalah muatan Rancangan Peraturan Daerah Kota Pangkalpinang tentang Kewajiban

Penggunaan dan Pengelolaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan Pada Pusat Perbelanjaan, Toko

Swalayan, Pasar Rakyat, dan Daerah Wisata yang akan dibentuk.

1
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi III. Cet. Kesepuluh. Jakarta : Rineka Cipta,
1996, hal 243.

Anda mungkin juga menyukai