FAKULTAS HUKUM
LABORATORIUM HUKUM
Puji syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan karunia dan rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan Naskah Akademik Peraturan Daerah tentang Kewajiban Penggunaan
dan Pengelolaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan Pada Pusat Perbelanjaan, Toko Swalayan, Pasar
Penyusunan Naskah Akademik Peraturan Daerah tentang Kewajiban Penggunaan dan Pengelolaan
Kantong Belanja Ramah Lingkungan Pada Pusat Perbelanjaan, Toko Swalayan, Pasar Rakyat, dan
Daerah Wisata Daerah Kota Pangkalpinang diharapkan dapat memberikan masukan dalam rangka
pengaturan di bidang Lingkungan melalui Peraturan Daerah tentang Kewajiban Penggunaan dan
Pengelolaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan Pada Pusat Perbelanjaan, Toko Swalayan, Pasar
Rakyat, dan Daerah Wisata Daerah Kota Pangkalpinang dan bertujuan agar sesuai dengan kehidupan
masyarakat serta Peraturan Daerah yang dihasilkan tidak menimbulkan masalah di kemudian hari.
Akhir kata, kami harapkan isi dari Naskah Akademik Peraturan Daerah tentang Kewajiban Penggunaan
dan Pengelolaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan Pada Pusat Perbelanjaan, Toko Swalayan, Pasar
Rakyat, dan Daerah Wisata Daerah Kota Pangkalpinang ini dapat memberikan masukan yang berharga
bagi Rencana Pemerintah Daerah dalam rangka Penyusunan Peraturan Daerah tentang Kewajiban
Penggunaan dan Pengelolaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan Pada Pusat Perbelanjaan, Toko
Pangkalpinang, 2021
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………………………………….. i
Daftar Isi……………………………………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………………….
A. Latar Belakang………………………………………………………………………………...
B. Identifikasi Masalah…………………………………………………………………………..
C. Tujuan dan Kegunaan………………………………………………………………………….
D. Metode………………………………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah sampah plastik di Kota Pangkalpinang menjadi salah satu permasalahan yang sulit untuk
dipecahkan. Kantong plastik telah menjadi sampah yang berbahaya dan sulit dikelola. Diperlukan
waktu puluhan bahkan ratusan tahun untuk membuat sampah bekas kantong plastik itu benar-
benar terurai. Namun yang menjadi persoalan adalah dampak negatif sampah plastik ternyata
sebesar fungsinya juga. Dibutuhkan waktu 1000 tahun agar plastik dapat terurai oleh tanah secara
terdekomposisi atau terurai dengan sempurna. Ini adalah sebuah waktu yang sangat lama.
Saat terurai, partikel-partikel plastik akan mencemari tanah dan air tanah. Jika dibakar, sampah
plastik akan menghasilkan asap beracun yang berbahaya bagi kesehatan yaitu jika proses
pembakaranya tidak sempurna, plastik akan mengurai di udara sebagai dioksin. Senyawa ini
sangat berbahaya bila terhirup manusia. Dampaknya antara lain memicu penyakit kanker,
hepatitis, pembengkakan hati, gangguan sistem saraf dan memicu depresi. Kantong plastik juga
Lingkungan yang terjaga dan bersih merupakan hak dari setiap warga negara yang hidup di
indonesia. Oleh karena itu, biasanya pencemaran lingkungan terjadi akibat hasil transaksi jual –
beli yang menggunakan wadah dalam produk dan membuangnya sembarangan. Manusia menjadi
pelopor terbesar dalam berubahnya sebuah lingkungan. Seiring waktu manusia yang
menginginkan perubahan dapat menyebabkan beberapa masalah seperti pemanasan global yang
disebabkan oleh penipisan lapisan ozon yang merupakan hasil dari penebangan pohon secara
berlebihan, hal ini juga menyebabkan kurangnya tempat tinggal hewan – hewan yang tinggal atau
hidup di dalam lingkungan hutan atau pepohonan. Manusia merupakan penyebab terbesar dari
tidakseimbangnya suatu lingkungan dalam menggunakan sumber daya alam yang ada dan
Pasal 28H ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD Tahun
1945) memberikan hak kepada setiap orang untuk mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan
sehat. Amanat UUD Tahun 1945 tersebut memberikan konsekuensi bahwa pemerintah wajib
memberikan pelayanan publik dalam pengelolaan sampah. Hal tersebut membawa konsekuensi
hukum bahwa pemerintah merupakan pihak yang berwenang dan bertanggungjawab dalam
pengelolaan sampah termasuk sampah plastik, meskipun secara operasional dapat bekerjasama
dan bermitra dengan badan usaha. Jaminan hak asasi manusia terhadap lingkungan yang baik dan
sehat dalam konstitusi di Indonesia disebutkan merupakan hak asasi dari setiap manusia,diantara
jaminan hak asasi manusia yang lain. Secara tersirat konsep negara kesejahteraan atau welfare
state sebagaimana yang tertuang dalam Pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara Republik
Ayat (3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
Ayat (4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip
Berdasarkan kedua Pasal di atas maka sudah jelas bahwa UUD 1945 juga telah mengakomodasi
memperoleh lingkungan hidup yang memadai maupun jaminan terjaganya tatanan lingkungan
hidup yang lestari atas dampak negatif dari aktivitas perekonomian nasional. Dalam Undang-
Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah secara formil merupakan wujud
pemenuhan hak masyarakat untuk mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat, sesuai
dengan ketentuan Pasal 28H ayat (1) UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945. Undang-undang ini menjadi payung hukum pengelolaan sampah secara terpadu dan
komprehensif yang memberikan kepastian hukum bagi masyarakat untuk memperoleh layanan
pengelolaan sampah yang baik, di samping mengatur kejelasan hak, tugas, wewenang, dan
Persampahan No. 18/2008 tersebut, kemudian dilakukan kajian dan evaluasi kebijakan yang telah
menerapkan sistem 3R (Reduce, Reuse, Recycle), ternyata masih menemukan sejumlah persoalan
sampah terutama sampah plastik di Kota Pangkalpinang yang diperkirakan terus mengingkat tiap
tahunnya.
B. Identifikasi Masalah
Merujuk pada latar belakang masalah sebagaimana diuraikan diatas, maka identifikasi masalahnya
pengelolaan kantong belanja ramah lingkungan pada pusat perbelanjaan, toko swalayan, pasar
2. Mengapa perlu Rancangan Peraturan Daerah Kota Pangkalpinang Tentang Tentang Kewajiban
Penggunaan dan Pengelolaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan Pada Pusat Perbelanjaan,
Toko Swalayan, Pasar Rakyat, dan Daerah Wisata sebagai dasar pemecahan masalah
tersebut?
3. Apa yang menjadi pertimbangan atau landasan filosofis, sosiologis, yuridis pembentukan
Pengelolaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan Pada Pusat Perbelanjaan, Toko Swalayan,
4. Apa sasaran yang akan diwujudkan, ruang lingkup pengaturan, jangkauan, dan arah
dan Pengelolaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan Pada Pusat Perbelanjaan, Toko
Swalayan, Pasar Rakyat, dan Daerah Wisata?
Akademik meliputi:
pengelolaan kantong belanja ramah lingkungan pada pusat perbelanjaan, toko swalayan, pasar
Kewajiban Penggunaan dan Pengelolaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan Pada Pusat
Perbelanjaan, Toko Swalayan, Pasar Rakyat, dan Daerah Wisata sebagai dasar pemecahan
masalah tersebut.
Pengelolaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan Pada Pusat Perbelanjaan, Toko Swalayan,
4. Merumuskan sasaran yang akan diwujudkan, ruang lingkup pengaturan, jangkauan, dan arah
Penggunaan dan Pengelolaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan Pada Pusat Perbelanjaan,
Sementara itu, kegunaan penyusunan Naskah Akademik adalah sebagai acuan atau referensi
Kewajiban Penggunaan dan Pengelolaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan Pada Pusat
D. Metode
Metode yang yang digunakan dalam kajian ini Metode yuridis empiris atau sosiolegal adalah
penelitian yang diawali dengan penelitian normatif atau penelaahan terhadap peraturan perundang-
undangan (normatif ) yang dilanjutkan dengan observasi yang mendalam serta penyebarluasan
kuesioner untuk mendapatkan data faktor nonhukum yang terkait dan yang berpengaruh terhadap
peraturan perudang-undangan yang diteliti.
Analisis data, dalam kajian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif. Dengan metode
kualitatif dimaksudkan yaitu hasil pengkajian diungkapkan dengan cara menggambarkan dengan
atas:
d. Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah bagaimana telah beberapa
e. Peraturan Daerah Provinsi Bangka Belitung No. 8 Tahun 2018 Tentang Pengendalian
Data yang diperoleh dari hasil penelitian, selanjutnya dilakukan analisis dengan metode deskriptif
yuridis dan kualitatif, melalui proses interpretasi, penalaran konseptual dan kontekstualitasnya
dengan masalah yang dikaji. Hasil survei lapangan dan observasi disandingkan dengan hasil desk
study, teori, peraturan dan kebijakan-kebijakan yang kemudian dirumuskan untuk menjawab
segala permasalahan yang dihadapi dalam hal pengelolaan sampah dalam kehidupan masyarakat
di daerah kajian yang akhirnya dapat disimpulkan untuk menjawab segala permasalahan dengan
sasaran akhir adalah muatan Rancangan Peraturan Daerah Kota Pangkalpinang tentang Kewajiban
Penggunaan dan Pengelolaan Kantong Belanja Ramah Lingkungan Pada Pusat Perbelanjaan, Toko
1
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi III. Cet. Kesepuluh. Jakarta : Rineka Cipta,
1996, hal 243.