Anda di halaman 1dari 62

A KA N KA H

INDONESIA
M E N JA L I N
HU B U N GA N
D E N GA N
ISRAEL?

#39
DR RIYAN MAG
‫ارى َحتَّى تَت َّ ِب َع‬ َ َ ‫ص‬ َّ ‫ن‬ ‫ال‬ َ
‫ل‬ ‫و‬َ ُ
‫د‬ ‫و‬ ‫ه‬
ُ َ ‫ي‬ ْ
‫ال‬ ‫ك‬
َ ْ
‫ن‬ ‫ع‬
َ ‫ى‬ ‫ض‬
َ ‫ر‬ْ َ ‫ت‬ ْ
‫ن‬ َ ‫َول‬
َ ‫َّللا ُه َو ا ْل ُه َدى َولَ ِئ ِن اتَّبَ ْع‬
‫ت‬ ِ َّ ‫ِملَّت َ ُه ْم قُ ْل ِإ َّن ُه َدى‬
ِ َّ ‫أ َ ْه َوا َء ُه ْم بَ ْع َد الَّ ِذي َجا َء َك ِم َن ا ْل ِع ْل ِم َما لَ َك ِم َن‬
‫َّللا‬
‫ير‬
ٍّ ‫َص‬ِ ‫ِم ْن َو ِلي ٍّ َو َل ن‬
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti
agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan
sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu,
maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (QS.Al-Baqarah: 120)
CEO United States International Development Finance Corporation
(DFC) Adam Boehler menandatangani Letter of Interest (LOI) untuk
menginvestasikan sebesar US$ 2 Miliar kepada Lembaga Pengelola
Investasi atau Sovereign Wealth Fund Indonesia di Washington DC pada
Hari Kamis, 19 November 2020. Sumber: Kementerian Koordinator
Bidang Maritim dan Investasi

TEMPO.CO, - CEO US International Development Finance Corp, Adam


Boehler, mengatakan Amerika Serikat akan memberikan bantuan sebesar
US$ 2 miliar atau Rp 28,5 triliun kepada Indonesia jika berdamai dengan
Israel. Hal ini ia ungkapkan dalam wawancara dengan Bloomberg, kemarin.

"Kami sedang membicarakannya dengan mereka (Indonesia). Jika mereka


siap, mereka siap, dan jika mereka siap, maka kami akan dengan senang
hati bahkan mendukung lebih banyak secara finansial daripada yang kami
lakukan," kata Boehler dikutip dari Times Of Israel, Rabu, 23 Desember
2020.

Seperti diketahui, di penghujung masa jabatannya, pemerintahan Donald


Trump gencar melobi negara-negara Arab dan mayoritas Islam untuk
memperbaiki hubungannya dengan Israel.

Bahrain, Uni Emirat Arab, Sudan, dan Maroko telah sepakat


untuk menormalisasi hubungan mereka dengan Israel. Negara lain yang
disebut-sebut akan menyusul adalah Oman dan Arab Saudi.
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Luar Negeri Indonesia
menyatakan tidak akan menanggapi rayuan pemerintah
Amerika Serikat yang menawarkan dana bantuan
pembangunan hingga miliaran dolar, dengan syarat
pemerintah melakukan normalisasi hubungan dengan
Israel.

"Saya ada membaca artikel dengan sinyalemen tersebut. Namun,


bukankah Ibu Menlu sudah sampaikan bahwa hingga saat ini
tidak terdapat niatan Indonesia membuka hubungan diplomatik
dengan Israel," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Teuku
Faizasyah, saat dikonfirmasi oleh CNNIndonesia.com, Rabu
(23/12).

"Oleh karenanya tidak ada urgensi menanggapi artikel atau


sinyalemen tersebut," lanjut Faizasyah.
Biden menyambut baik kesepakatan normalisasi hubungan dengan Israel yang dilakukan oleh Uni Emirat Arab
(UEA), Bahrain, Sudan dan Maroko.

Akan tetapi, dia menyayangkan pendekatan diplomasi transaksional ala pengusaha yang
digunakan oleh Trump.

Sebab dari kesepakatan itu, UEA diizinkan membeli jet tempur siluman F-35 dari AS.
Selain itu, AS juga mengakui kedaulatan Maroko atas wilayah Sahara Barat, dan
mencabut Sudan dari daftar negara yang mendukung terorisme.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan Indonesia hingga saat ini tidak berniat membuka hubungan
diplomatik dengan Israel.

"Sebagai tindak lanjut arahan bapak presiden kepada menteri luar negeri, saya ingin
menyampaikan dua hal. Hingga saat ini tidak terdapat niatan Indonesia untuk membuka
hubungan diplomatik dengan Israel," kata Retno dalam jumpa pers virtual Kementerian Luar
Negeri, 16 Desember lalu.

Retno menyatakan Indonesia akan tetap berpegang pada solusi dua negara dan parameter
internasional lain yang telah disepakati. Indonesia akan terus mendukung kemerdekaan Palestina.

"Dukungan Indonesia terhadap kemerdekaan Palestina berdasarkan two state solution dan parameter
internasional lain yang disepakati, secara konsisten akan tetap dilakukan," ujarnya.
Jakarta, CNN Indonesia -- Israel menganggap Indonesia
mau tidak mau harus menjalin hubungan resmi dengan Tel
Aviv jika ingin berkontribusi terhadap perdamaian di
Timur Tengah, terutama terkait konflik Israel-Palestina.

Menurut Duta Besar Israel untuk Singapura Sagi


Karni, tanpa menjalin hubungan dengan Israel,
Indonesia tidak bisa berbuat banyak membantu
menciptakan perdamaian antara Tel Aviv dan
Ramallah.

"Saya tidak bisa berbicara atas nama Indonesia, tetapi saya


hanya ingin menekankan lagi bahwa untuk bisa
memberikan dampak dan memainkan peran positif dalam
proses perdamaian, setiap pihak ketiga harus memiliki
hubungan normal dan baik dengan seluruh pihak yang
berkonflik," kata Karni dalam wawancara virtual bersama
CNNIndonesia.com pada Senin (21/12).
Duta Besar Israel untuk Singapura Sagi Karni.
(Foto: Arsip Kedubes Israel untuk Singapura)
"Siapa pun yang ingin berkontribusi secara positif terhadap proses perdamaian di Timur Tengah, mereka harus menjalin
hubungan yang baik juga dengan Israel. Tanpa itu, saya rasa akan mustahil untuk memainkan peran positif dalam proses
perdamaian," ujar eks konsul jenderal di Hong Kong dan Macau itu menambahkan.
Karni memaparkan hal itu sudah disadari oleh sejumlah negara di Timur Tengah. Empat negara di kawasan itu memutuskan
normalisasi hubungan dengan Israel dalam tiga bulan terakhir. Mengikuti jejak Mesir dan Yordania, keempat negara itu terdiri
dari Bahrain, Uni Emirat Arab, Sudan, dan Maroko. Keempat negara tersebut sebelumnya tidak memiliki hubungan resmi
dengan Israel sebagai bentuk protes kepada Tel Aviv dan solidaritas terhadap Palestina.
Namun menurut Karni, Timur Tengah saat ini berbeda dari 50 tahun yang lalu. Sejumlah negara di kawasan yang berpikiran
moderat, katanya, mulai menggunakan cara baru agar bisa menciptakan terobosan dalam mencapai perdamaian dan stabilitas
di Timur Tengah. Hal itu, papar Karni, termasuk dengan menjalin relasi dengan Israel.
"Banyak negara di kawasan yang sudah melakukannya. Israel sudah tidak terisolasi lagi. Negara-negara moderat berupaya
mencari stabilitas, hubungan yang lebih baik, perekonomian yang lebih baik dan sebagainya," papar Karni.
Karni berujar dunia Arab saat ini mulai menyadari bahwa untuk menyelesaikan semua masalah di kawasan, semua negara
harus saling berbicara. "Jika tidak mau saling berdiskusi dan menjalin hubungan, bagaimana kita bisa menyelesaikan masalah?"
ujarnya menambahkan. "Saya juga ingin menekankan lagi bahwa normalisasi hubungan dengan Israel tidak berhubungan
dengan sikap melawan Palestina. Pada akhirnya saya yakin itu akan membantu (Palestina) juga," kata Karni.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo berkukuh bahwa Indonesia tak berniat membuka jalur diplomatik dengan Israel.
Hal itu ditegaskan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pada pekan lalu setelah muncul laporan bahwa Israel mencoba
mendekati Indonesia untuk menjajaki normalisasi. Retno juga mengatakan Indonesia akan tetap berpegang pada solusi dua
negara dan parameter internasional lain yang telah disepakati. Indonesia akan terus mendukung kemerdekaan Palestina.
Penegasan itu diutarakan Indonesia menyusul laporan media Israel yang menuturkan bahwa pemerintahan Presiden Benjamin
Netanyahu tengah membidik Oman dan Indonesia untuk menyepakati normalisasi hubungan. (evn)
SEJARAH PALESTINA
HIJAU: Batas-batas Syria Palaestina Romawi, sedangkan garis
hijau putus-putus menunjukkan batas antara Palaestina Prima
Romawi Timur (kemudian menjadi Jund Filastin) dan Palaestina
Secunda (kemudian menjadi Jund al-Urdunn), serta Palaestina
Salutaris (kemudian menjadi Jabal at-Tih dan Jifar)

MERAH: Batas-batas Mandat Britania atas Palestina

BIRU: Batas-batas Negara Palestina (Tepi Barat dan Jalur Gaza)


Istilah Peleset (Transliterasi dari Hieroglif Mesir sebagai P-r-s-t)
ditemukan di berbagai dokumen Mesir yang merujuk kepada
sebuah bangsa atau tanah yang berdekatan, bermula dari sekitar
tahun 1150 SM selama Dinasti kedua puluh Mesir. Penyebutan
pertama diperkirakan ada di dalam teks-teks dari Kuil Medinet
Habu, yang merekam sebuah bangsa yang disebut Peleset ada di
antara Bangsa Laut, yang menyerbu Mesir pada masa
berkuasanya Ramses III,[4] kemudian diikuti oleh sebuah ukiran
pada Patung Padiiset. Orang Assyria menyebut wilayah ini
sebagai Palashtu (Palasthu) atau Pilistu, dimulai Adad-nirari III
pada Lempeng Nimrod sekitar tahun 800 SM, sampai kaisar
Sargon II, dalam hikayatnya sekitar 1 abad setelah Lempeng
Nimrod.[5][6]
Palestina (bahasa Arab: ‫ فلسطين‬Filasṭīn, Falasṭīn, Filisṭīn; bahasa Yunani: Παλαιστίνη, Palaistinē; bahasa Latin:
Palaestina; bahasa Ibrani: ‫פלשתינה‬Palestina) adalah sebuah wilayah geografis di Timur Tengah antara Laut
Tengah dan Sungai Yordan. Nama "Palestina" digunakan oleh penulis-penulis Yunani Kuno, dan kemudian
digunakan untuk provinsi Romawi Syria Palaestina, provinsi Romawi Timur Palaestina Prima dan provinsi
Umayyah dan Abbasiyah Jund Filastin. Wilayah ini juga dikenal sebagai Tanah Israel (bahasa Ibrani: ‫ארץ־ישראל‬
Eretz-Yisra'el),[1] Tanah Suci, Levant Selatan[2], Cisjordan, dan secara historis dikenal dengan nama-nama
lainnya seperti Kanaan, Suriah Selatan dan Kerajaan Yerusalem.

Terletak di lokasi yang strategis, di antara Mesir, Suriah dan Jazirah Arab, dan tempar lahirnya Agama Yahudi
dan Kekristenan, wilayah ini mempunyai sejarah yang panjang dan riuh sebagai persimpangan untuk agama,
budaya, peradagangan dan politik. Wilayah ini telah dikuasai oleh berbagai bangsa, yaitu: Orang Mesir Kuno,
Orang Kanaan, Bani Israil, Orang Assyiria, Orang Babilonia, Orang Farsi, Orang Yunani Kuno, Orang Romawi,
Orang Romawi Timur, Kekhalifahan Arab Sunni, Kekhalifahan Fatimiyah Syi'ah, Orang Salibi, Ayyubiyyah,
Mamluk, Kesultanan Utsmaniyah, Orang Britania, Orang Israel modern dan Bangsa Palestina.

Batas-batas dari wilayah ini selalu berubah sepanjang sejarah, dan terakhir kali ditetapkan pada zaman
modern oleh Persetujuan batas Prancis-Britania (1920) dan Nota Transyordania (tanggal 16 September
1922), selama periode Mandat Palestina.[3] Sekarang, wilayah ini terdiri dari Negara Israel dan Negara
Palestina.[3]
# KOMPETISI GLOBAL
ROMAWI DAN PERSIA
PERKEMBANGAN DAULAH ISLAM*
(1) DAKWAH
(2) JIHAD

*Daulah Islam adalah negara ideologis (daulah mabdaiyyah), yang


senantiasa menyebarkan Islam sebagai Rahmatan Lil Alamin.
#DAKWAH:
SERUAN KEPADA MANUSIA UNTUK
MASUK ISLAM, MENINGGALKAN
KEGELAPAN (JAHILIYYAH) MENUJU
TERANGNYA CAHAYA (ISLAM). ISLAM
RAHMAT LIL ‘ALAMIN.

#JIHAD:
PERANG MENINGGIKAN KALIMAT ALLAH
SWT (ISLAM) MELAWAN ORANG KAFIR. JIHAD
DILAKUKAN UNTUK MENGHILANGKAN
PENGHALANG DAKWAH.
#MASA KHALIFAH UMAR R.A ( 634-6 43 M) :
B A R AT: P E R A N G YA R M U K ( 6 3 5 M ) , M E N A K L U K K A N
DA M A S K U S , H I M S , P E N A K LU K A N B A I T U L M AQ D I S ,
PA L E S T I N A ( 6 3 4 M ) , M E M B U K A KO T A
S H U WA R , S H I DA , B E I RU T, M E S I R , T H A R A B L I S
(TRIPOLI).

TIMUR: PERANG NAMARIQ, JISR, BUWAIB,


QADHISIYAH (SAAD BIN ABI WAQASH VS RUSTUM
120.000 TENTARA), MADAIN PERSIA DIBUKA,
JALAWLA, NAHAWAND ( NU’MAN BIN MAQRAN AL
MAZINI, 30.000 VS 150.000 TENTARA PERSIA), DLL.
KECERDASAN AMIRUL MUKMININ UMAR RA
• ASPEK PEMIKIRAN: (1) Beliau, menjadikan politik luar negeri dengan dakwah dan
jihad. (2) beliau menempatkan panglima Abu Ubaidah bin Al Jarrah untuk membuka
daerah Syam. (3) Perang ini disebut dengan perang Ajnadin, yaitu perang yang berkobar
antara kaum muslimin yang dipimpin oleh Abu Ubaidah bin Jarrah ra di bawah komando
khalifah Umar bin Khattab ra, dengan pasukan Romawi yang dipimpin oleh panglima
Arthabun, seorang panglima yang ketika di bawah kekuasaannya kekuatan tentara
Romawi hancur.
• ASPEK SIKAP: (1) Beliau sangat sabar untuk musyawarah dengan para sahabat agar Al
Quds dapat dibuka dengan damai. (2) Beliau memutuskan datang sendiri ke Al Quds.
• ASPEK TINDAKAN: (1) Beliau menerima kunci Al Quds dan membuat perjanjian
Umariyah dengan pendeta Sofronius, dam melindungi semua warga Al Quds, kecuali
Yahudi.
Perjanjian Umariyah:
Berikut adalah isi dari perjanjian tersebut:

،‫ عمر أمير المؤمنين أهل إيلياء من األمان‬:‫هذا ما أعطى عبد هللا‬. ‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬
.‫ وسائر ملتها‬،‫ وسقيمها وبريئها‬،‫ ولكنائسهم وصلبانهم‬،‫ وأموالهم‬،‫ أمانا ً ألنفسهم‬:‫أعطاهم‬
‫ ول من‬،‫ص ِلي ِبهم‬
َ ‫ ول ينتقص منها ول من َح ِي ِزها ول من‬،‫ ول تهدم‬،‫وأل تسكن كنائسهم‬
‫ ول يضار أحد منهم ول يسكن بإيلياء معهم‬،‫ ول يُكرهون على دينهم‬،‫شيء من أموالهم‬
‫أحد من اليهود‬.

Artinya : Dengan menyebut nama Allah yang maha Pengasih lagi


Penyayang. Ini adalah perdamaian yang diberikan hamba Allah Umar
bin Khattab Amirul mukminin kepada penduduk Elia berupa jaminan
keamanan. Beliau telah memberikan mereka keamanan terhadap
jiwa-jiwa mereka, harta-harta mereka, tempat ibadah mereka, salib-
salib mereka, yang sakit dan yang sehat dari mereka, dan semua
ajaran agama mereka. Tempat ibadah mereka tidak boleh diduduki,
dan tidak boleh dihancurkan atau dimusnahkan, begitu pun dengan
salib-salib mereka dan harta-harta mereka. Agama mereka tidak
boleh dibenci dan tidak seorang pun dari mereka yang boleh
diserang. Dan tidak seorang Yahudi pun yang boleh tinggal di Elia
bersama mereka.
# MASA KHILAFAH
ABASIYAH
#MASA PERANG SALIB
(1095 -1292 M) :

MEREKA MENGUASAI BAITUL MAQDIS PADA 1099 M.


BERHASIL DIREBUT KEMBALI OLEH PANGLIMA
SHALAHUDDIN AL AYYUBI PADA 1187 M. SEBELUMNYA
SHALAHUDDIN JUGA BERHASIL MENGALAHKAN
PASUKAN SALIB DI PERANG HITHTHIN PADA 1187 M.
KECERDASAN SEORANG SHALAHUDDIN
• ASPEK PEMIKIRAN: (1) Beliau menjadi panglima diusia 32 tahun saat
mengalahkan pasukan salib di Perang Hittin (2) beliau memikirkan semua
perencanaan penaklukan Al Quds diiringi dengan upaya perbaikan pemahaman
akan pentingnya persatuan karena saat ini kekuatan Islam terbelah dua
• ASPEK SIKAP: (1) Beliau sangat sabar dan tekun menunggu momen untuk
mengambil kesempatan dalam penaklukan Al Quds. Yang sudah dirindukan umat
hampir satu abad.
• ASPEK TINDAKAN: (1) Beliau berhasil menaklukkan Al Quds dari tentara
Salib pada 1187 M, (2) Beliau melindungi penduduknya dan menjaga kota tetap
dengan Syariah Islam
# MASA KHILAFAH
UTSMANIYAH
# PERANG DUNIA I
(1914-1918)
Dr. Theodore Herzl Khalifah Abdul Hamid II
Bapak Zionis Khilafah Utsmaniyyah
Tanah itu bukan milikku, tetapi milik ummatku
(Khalifah Abdul Hamid II, 1897)
Nasihati Dr. Hertzl supaya jangan meneruskan rencananya.
Aku tidak akan melepaskan walaupun segenggam tanah ini (Palestina),
karena ia bukan milikku. Tanah itu adalah hak umat Islam.
Umat Islam telah berjihad demi kepentingan tanah ini
dan mereka telah menyiraminya dengan darah mereka.
Yahudi silakan menyimpan harta mereka.
Jika Daulah Khilafah Utsmaniyah dimusnahkan pada suatu hari,
maka mereka boleh mengambil Palestina tanpa membayar harganya.
Akan tetapi, sementara aku masih hidup, aku lebih rela menusukkan pedang ke tubuhku
daripada melihat Tanah Palestina dikhianati dan dipisahkan dari Daulah Islamiyah.
Perpisahan adalah sesuatu yang tidak akan terjadi.
Aku tidak akan memulai pemisahan tubuh kami selagi kami masih hidup
(Khalifah Abdul Hamid II, 1902)
# POLITIK PECAH BELAH BARAT:
PERANCIS DAN INGGRIS
MELALUI PERJANJIAN SYKES-PICOT
(1916)
Mark Sykes (Inggris) dan George Picot (Perancis) Negosiasi Sykes-Picot selesai pada Maret 1916 dan sudah resmi,
meskipun diam-diam ditandatangani pada 19 Mei 1916.
# KHILAFAH ISLAM DI
TURKI DIRUNTUHKAN
(3 MARET 1924 M, 1342 H)
Konspirasi Barat-Yahudi Menghancurkan Khilafah

Tahun 1855 M negara-negara Eropa, khususnya Inggris, memaksa Khilafah Utsmaniyah untuk melakukan amandemen
UUD sehingga dikeluarkanlah Hemayun Script pada tanggal 11 Pebruari 1855 M.
Tahun 1908 M Turki Muda yang berpusat di Salonika—pusat komunitas Yahudi Dunamah—melakukan pemberontakan.
Tanggal 18 Juni 1913 M, pemuda-pemuda Arab mengadakan kongres di Paris dan mengumumkan Nasionalisme Arab.
Dokumen yang ditemukan di Konsulat Prancis di Damaskus telah membongkar rencana pengkhianatan mereka kepada
Khilafah Utsmaniyah yang didukung oleh Inggris dan Prancis.
Perang Dunia I tahun 1914 M dimanfaatkan oleh Inggris untuk menyerang Istanbul, dan menduduki Gallipoli. Dari sinilah,
kampanye Dardanelles yang terkenal itu mulai dilancarkan. Pendudukan Inggris di kawasan ini juga dimanfaatkan untuk
mendongkrak popularitas Mustafa Kamal Pasha, yang sengaja dimunculkan sebagai pahlawan dalam Perang Ana Forta,
tahun 1915 M. Kamal Pasha, seorang agen Inggris keturunan Yahudi Dunamah dari Salonika itu, akhirnya menjalankan
agenda Inggris: melakukan revolusi kufur untuk menghancurkan Khilafah Islam.
Pada tanggal 21 November 1923 terjadi perjanjian antara Inggris dan Turki. Dalam perjanjian tersebut Inggris mengajukan
syarat-syarat agar pasukannya dapat ditarik dari wilayah Turki, yang dikenal dengan “Persyaratan Curzon”. Isinya: Turki
harus menghapuskan Khilafah Islamiyah, mengusir Khalifah, dan menyita semua harta kekayaannya; Turki harus
menghalangi setiap gerakan yang membela Khilafah; Turki harus memutuskan hubungannya dengan Dunia Islam serta
menerapkan hukum sipil sebagai pengganti hukum Khilafah Utsmaniah yang bersumberkan Islam.
Persyaratan tersebut diterima oleh Mustafa Kamal dan perjanjian ditandatangani tanggal 24 Juli 1923. Delapan bulan
setelah itu, tepatnya tanggal 3 Maret 1924 M, Kamal Pasha mengumumkan pemecatan Khalifah, pembubaran sistem
Khilafah, mengusir Khalifah ke luar negeri, dan menjauhkan Islam dari negara. Inilah titik klimaks revolusi kufur yang
dilakukan oleh Kamal Attaturk, la’natu-Llâh ‘alayh.
# MASA SETELAH
PERANG DUNIA II
(1945-2020)
14 Mei 1948 – Israel Declaration
Peta Tepi Barat dan Jalur Gaza, 2007
# CATATAN PENTING
# 1- TANAH PALESTINA
ADALAH TANAH
KHARAJIYAH
# 2- ISRAEL MENJAJAH
TANAH PALESTINA DENGAN
BANTUAN INGGRIS DAN
AMERIKA
# 3- UMAT ISLAM TERPECAH
BELAH LEBIH DARI 50
NEGARA BANGSA YANG
LEMAH
# 4 –KEMBALINYA TANAH PALESTINA KE
PANGKUAN UMAT ISLAM MEMBUTUHKAN
KEKUATAN ADIDAYA SEBAGAIMANA
SEBELUMNYA
(KHILAFAH ISLAMIYAH)
# 5- KEKALAHAN YAHUDI (ISRAEL)
DAN NASRANI ( ROMA) ADALAH
KENICAYAAN, SECARA
KEYAKINAN DAN SUNNATULLAH
‫عةُ َحتَّى‬ َّ ‫سلَّ َم قَا َل َل تَقُو ُم ال‬
َ ‫سا‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬
َ ُ‫َّللا‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللا‬ِ َّ ‫سو َل‬ ُ ‫ع ْن أ َ ِبي ُه َري َْرة َ أ َ َّن َر‬
َ
ِ ‫ئ ْاليَ ُهو ِدي ِم ْن َو َر‬
‫اء‬ َ ‫ون َحتَّى يَ ْخت َ ِب‬ َ ‫ون ْاليَ ُهو َد فَيَ ْقتُلُ ُه ْم ْال ُم ْس ِل ُم‬َ ‫يُقَاتِ َل ْال ُم ْس ِل ُم‬
‫َّللا َه َذا يَ ُهو ِدي‬ِ َّ ‫ع ْب َد‬
َ ‫ش َج ُر يَا ُم ْس ِل ُم يَا‬ َّ ‫ش َج ِر فَيَقُو ُل ْال َح َج ُر أ َ ْو ال‬ َّ ‫ْال َح َج ِر َوال‬
‫ش َج ِر ْاليَ ُهو ِد‬َ ‫خ َْل ِفي فَتَعَا َل فَا ْقت ُ ْلهُ ِإ َّل ْالغ َْرقَ َد فَإِنَّهُ ِم ْن‬
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda : “Kiamat tidak akan terjadi sehingga kaum Muslimin memerangi
Yahudi, lalu kaum Muslimin akan membunuh mereka sampai-sampai setiap orang
Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon, tetapi batu dan pohon itu berkata,
‘Wahai Muslim, wahai hamba Allah, ada orang Yahudi di belakangku, kemarilah dan
bunuhlah dia.’ Kecuali (pohon) gharqad karena ia adalah pohon Yahudi.”
Lantas, pohon apakah gharqad itu? Umumnya, orang merujuk pada dua tanaman berduri yang hidup di padang pasir. Ada
yang menyebut gharqad adalah tanaman yang dalam bahasa Arab disebut ausaj. Para ilmuwan menyebut spesies ini sebagai
Lycium shawii. Pohon ini kerap pula disebut dengan istilah boxt horn. Menurut laman milik the Hebrew University of
Jerusalem, istilah lainnya adalah lycium arabicum boiss atau arabian boxthorn. Tanaman ini masuk kategori semak belukar,
yang tingginya satu hingga empat meter.

Namun, sumber lain menyebut gharqad adalah Nitraria retusa. Bentuk kedua pohon ini mirip, begitu pun dengan tingginya.
Namun, Lycium shawii dan Nitraria retusa sebenarnya sangat berbeda dari sisi klasifikasi tumbuhan, sejak ordo, famili, hingga
genus (lihat: Gharqad, Pohon Yahudi Bernama Belakang Arab).

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu beberapa kali menanam pohon, yang kemudian ramai diberitakan sebagai
pohon gharqad antara lain penanaman pohon pada Februari 1999 lalu.

Selain itu, penanaman pohon dilakukan di tempatlainnya di beberapa permukiman di wilayah pendudukan Israel, yang
disponsori Jewish National Fund (JNF). Langkah Netanyahu menanam pohon yang diduga gharqad itu menuai banyak
perbincangan hingga hari ini.

Dalam Yahoo! Answer, misalnya, seseorang bertanya, "Mengapa Israel menanam boxthorn (gharqad) lebih daripada pohon-
pohon lainnya? Apakah ada alasan spesifik?"

Respons pengguna internet bermacam-macam. Seorang bernama Ever green mengatakan, "Pohon boxthorn adalah bagian
kunci nubuat tentang Israel pada akhir zaman."
Penjawab lainnya, Sameer, menulis, "Karena pohon gharqad tidak akan memberitahu…."

"Karena Israel berpikir bahwa ramalan Islam tentang Israel akan terjadi sehingga lebih baik menanam banyak boxthorn,"
kata Waleed.

Seorang bernama Arilou berbeda pendapat dengan yang lain. Dia mengatakan, "Israel tidak menanam pohon boxthorn.
Kebanyakan pohon yang ditanam Israel saat ini adalah pinus. Maaf memecahkan gelembungmu."

"Itu adalah pohon Yahudi," kata Redland.

Sementara itu, Kimberly, hanya menulis, "Hmmm…."

Perdebatan di internet memang selalu berakhir menjadi debat kusir belaka.

Namun, Israel memang gencar melakukan penghijauan di sana. Bahkan, upaya penanaman pohon itu telah dilakukan sebelum
berdirinya negara Israel pada 1948.

Jewish National Fund (JNF) merupakan salah satu organisasi yang gencar melakukan penanaman itu. JNF atau Keren
Kayemet LeYisrael (KKL) didirikan pada Kongres Zionis kelima di Basel, 1901 lalu.

Sejak didirikan, JNF/KKL gencar membeli tanah saat wilayah Palestina masih berada di bawah Khilafah Turki Utsmani. Pada
1935 lalu, misalnya, JNF mengeklaim menanam 1,7 juta pohon di kawasan seluas tujuh kilometer persegi, di tanah Palestina.

Anda mungkin juga menyukai