Anda di halaman 1dari 24

QIYAS

MUCHAMAD CHOIRUN NIZAR


QIYAS

• Etimologis : ukuran, membandingkan atau menyamakan


sesuatu dengan yang lain.
• Terminologis : menghubungkan sesuatu yang tidak
disebutkan hukumnya dalam nash dengan sesuatu yang
disebutkan hukumnya oleh nash disebabkan kesamaan
illat hukum antara keduanya.
• Metode qiyas tidak menetapkan hukum sejak awal
(itsbat al-hukm), tapi hanya menyingkapkan dan
menjelaskan hukum (kasyf al-hukm wa idzharuh).
• Penyingkapan dan penjelasan dilakukan melalui
pembahasan dan penelitian terhadap illat.
UNSUR WAJIB DALAM QIYAS

• DUA PERKARA DG ILLAT SAMA


• SALAH SATUNYA SUDAH TETAP HUKUMNYA
DALAM NASH (ASHLU), SEDANG YG LAIN
BELUM (FAR’U)
• HUKUM ASHL DITERAPKAN KEPADA FAR’
DASAR PENGGUNAAN QIYAS
• QS. Al-Hasyr : 2 : “Maka ambillah i’tibar (pelajaran) hai orang-
orang yang memiliki pandangan”.
• Banyak ayat Al-Qur’an yang mengandung illat sebagai dasar
penetapannya.
• Hadits Mu’adz bin Jabal tentang ijtihad menggunakan ra’y, dan
qiyas termasuk dalam ijtihad semacam itu.
• Atsar Shahabat berupa perintah Umar kepada Abu Musa Al
Asyari →
‫أعرف األشباه والنظائر وقس األمور برأيك‬
RUKUN QIYAS

1. Ashl : perkara yang telah ditetapkan hukumnya oleh nash (yang


akan dijadikan patokan).
2. Far’ : perkara yang akan ditentukan hukumnya (yang tidak ada
nashnya).
3. Illat : alasan yang menjadi motif dalam menentukan hukum.
4. Hukm : hukum syara’ yang ditentukan oleh nash yang akan
diberlakukan pada far’.
SYARAT2 QIYAS
• HARUS NASH ATAU IJMA’
• DALIL ASHL TIDAK MENCAKUP FAR’
ASHL • DALIL ASHL HARUS LEBIH DULU

• KETETAPANNYA TIDAK MENDAHULUI ASHL


• ILLAT FAR’ DENGAN ASHL TIDAK HARUS SAMA SEMPURNA
FAR’ • KADAR ILLAT PADA FAR’ TIDAK BOLEH KURANG
• ILLAT DAN HUKUM FAR’ DAN ASHAL HARUS SAMA
• HARUS HUKUM SYARA’
• HUKUM PADA ASHL HARUS DISEPAKATI ULAMA
HUKUM • HUKUM ASHL YG DITRANSFER KPDA FAR’, MASIH MENJADI HUKUM ASHL
• TIDAK KELUAR DARI PEDOMAN QIYAS

• Illat harus berupa sifat yang nyata, dapat diindra. Ex : sifat makanan dlm perkara ribawi
• Harus berupa sifat yang mengikat tertentu, terbatas; terukur dg batasan;
ILLAH • Hendaknya berupa sifat yang sesuai; artinya sifat itu menjadi tempat dugaan untuk menerapkan hikmah hukum.
ILLAT

• Etimologis : sesuatu yang menyebabkan berubahnya keadaan


sesuatu yang lain dengan keberadaannya.
• Terminologis : Sifat yang berpengaruh terhadap hukum.
• Illat bukanlah hukum, tetapi penyebab adanya hukum (motiv
hukum).
• Jumhur : illat adalah hikmah yang menjadi motivasi dalam
menetapkan hukum, berupa pencapaian maslahat dan menolak
mafsadat.
MACAM ILLAT

• Dari segi cara mendapatkan :


1. Illat manshushah : yang dikandung langsung oleh nash. Ada 2 =
• Sharih; secara jelas ditunjukkan nash. Biasanya dg lafadz min ajli, li ajli, kay, li, dzalika bianna.
Ex: ‫ُون دُولَةً بَ ْي َن األ َ ْغنِيَاء ِمن ُك ْم‬
َ ‫َك ْي ال يَك‬
• Dilalah. Dengan penunjukan/indikasi. Ada 4 metode.
a. Implikasi akibat. Ex; menggunakan fa’ litta’qib. ‫من احيا ارضا فهي له‬
b. Sifat yg relevan dg hukum. ‫ِإن َجاء ُك ْم فَا ِس ٌق ِبنَبَ ٍأ فَتَبَيَّنُوا‬
c. Jawaban atas pertanyaan tertentu. Ex: penyusutan barang
‫عن التمر بالرطب فقال لمن حوله أينقص الرطب إذا يبس قالوا نعم فنهى عنه‬
d. Membedakan 2 hal. ً ‫ وللرجل َسهْما‬، ‫للفَ َرس َس ْه َميْن‬
2. Illat mustanbathah : yang digali oleh mujtahid dari nash sesuai
dengan kaidah yang ditentukan dan kaidah bahasa Arab.
Ada dua jenis ;
• Istinbat melalui indikasi lafadz. Ex: ayat solat Jumat. Illat larangan jual
beli = mengganggu solat Jumat. (indikasi dr perintah mencari rizki
setelah selesai)
• Istinbat melalui qiyas. Ex: ‫ال يقضين حكم بين أثنين وهو غضبان‬. Sifat
marah mengindikasikan sifat lain jg yakni pusing, tertekan
dll.
Syarat yg kedua= harus isim musytaq, dapat difahami secara jelas,
• Dari segi cakupannya :
1. Illat muta’addiyah : yang ditetapkan oleh nash dan bisa
diterapkan pada kasus hukum lainnya.
2. Illat qashirah : yang terbatas pada nash, dan tidak
terdapat pada kasus lain.
SYARAT ILLAT

1. Mengandung motivasi hukum


2. Dapat diukur dan berlaku untuk semua orang.
3. Jelas, nyata, dan bisa ditangkap oleh indera.
4. Bisa diterapkan pada kasus hukum yang lain.
APAKAH HUKUM TUHAN SELALU TERKAIT
DENGAN ILLAT

• Asy’ariyah : hukum Tuhan tidak boleh dikaitkan dengan illat,


karena kalau begitu akan mengurangi independensi Tuhan
• Mu’tazilah : harus selalu terkait dengan tujuan maslahat, kalau
tidak maka akan percuma Tuhan menetapkan hukum
• Maturidiyah : hukum Tuhan memang terkait dengan illat, tapi
itu bukan kewajiban Tuhan
ALASAN TIDAK SETUJU TA’LIL

1. Hakikat illat tidak dapat diketahui, kecuali dijelaskan sendiri oleh


Syari’.
2. Ta’lil merupakan sesuatu yang bersifat spekulatif.
3. Bila gagal menemukan illat hukumnya, maka dapat mengurangi
keikhlasan dalam melaksanakan hukum tersebut.
4. Mukmin yang baik akan melaksanakan titah Allah tanpa perlu
bertanya.
KEHUJJAHAN QIYAS

• Jumhur : qiyas bisa dijadikan sebagai metode istinbat hukum →


harus diamalkan.
• Mu’tazilah : wajib diamalkan dengan dua syarat :
1. illatnya manshush
2. hukum far’ harus lebih utama daripada hukum ashl.
• Zhahiriyah : secara logika qiyas boleh, tapi tidak wajib diamalkan.
• Syi’ah Imamiyah : qiyas tidak bisa dijadikan landasan hukum dan
tidak wajib diamalkan.
• Alasan penolakan QS.Yunus : 36 : “Sesungguhnya zhann
(persangkaan) itu tidak berfaidah sedikitpun terhadap kebenaran”
→ dan qiyas bersifat zhann.
MACAM QIYAS

1. Qiyas aulawi : hukum pada far’ lebih kuat daripada hukum ashl.
Ex: Menghina, memukul orang tua
2. Qiyas musawi : hukum pada far’ sama kualitasnya dengan hukum
pada ashl. Ex: membakar harta anak yatim dg memakannya
3. Qiyas adna : hukum pada far’ lebih rendah kualitasnya dengan
hukum pada ashl. Riba fadhl mengqiyaskan apel kepada beras.
PERMASALAHAN SEPUTAR QIYAS

• QIYAS UNTUK HUKUM HAD DAN KAFARAT. (SYAFII,


AHMAD DAN KEBANYAKAN ULAMA)
• ILLAT KRITERIA RIBA FADHL DALAM 6 HAL YG
DISEBUTKAN HADIS (HANAFI KARNA TIMBANGAN,
MALIKI KARNA PERMODALAN)
‫مسالك العلة‬
(CARA MENGETAHUI ILLAT)

NASH SHARIH = JELAS


- QATH’I secara tekstual disebutkan. Ex=
‫ين َواب ِْن‬ َ ‫سو ِل َو ِلذِي ْالقُ ْربَى َو ْاليَتَا َمى َو ْال َم‬
ِ ‫سا ِك‬ ُ ‫لر‬ ِ َّ ِ َ ‫سو ِل ِه ِم ْن أَ ْه ِل ْالقُ َرى‬
َّ ‫لِلَف َو ِل‬ َّ ‫َّما أَفَاء‬
ُ ‫َّللاُ َعلَى َر‬
‫سبِي ِل َك ْي ال يَ ُكونَ دُولَةً بَيْنَ األ َ ْغنِيَاء ِمن ُك ْم‬ َّ ‫ال‬
- DZANNI secara asumatif . Ex= ‫سها رسول هللا فسجد‬

GHAIRU SHARIH = TIDAK JELAS


1. Penetapan Hukum setelah permasalahan. Ex= ‫( اعتق رقبة‬jima
ramadhan)
2.Penyebutan sifat (penting) dalam penetapan.
Ex: ‫ال يقضين حكم بين أثنين وهو غضبان‬
LANJUTAN...

IJMA’ Berdasar ketetapan Ijma’ ex: ‫ال‬


‫يقضين حكم بين أثنين وهو غضبان‬
Ulama sepakat bahwa marah daat
mengacaukan analisa.
LANJUTAN...

AL 1. AS SABRU WAT TAQSIM (MEMBATASI KEMUNGKINAN ILLAT DAN


MEMBATALKAN YG TIDAK MUNGKIN JADI ILLAT)
ISTIQRA’ EX : mengqiyaskan jagung dengan gandum.
Mungkin illat = makanan dan selain makanan
Mujtahid berijtihad hingga menetapkan hanya karna makananlah
keduanya bisa diqiyaskan

2. Al Munasabah (Keserasian antara sifat dan hukum)


Ex: ‫كل مسكر حرام‬
Illat memabukkan serasi dengan HARAM.
LANJUTAN...

AL 3. Tanqih al Manath (Menyamakan ashl dg far’ tanpa


mempedulikan perbedaannya)
ISTIQRA’ EX : menyamakan hamba sahaya laki2 dan perempuan

4. Tahqiq al Manath (menetapkan illat pada kasus far’u)


Ex: Pencurian kain kafan di kuburan.
Illat = pengambilan sembunyi2 dari hirzu mitsli
(tempat penyimpanan layak)
QIYAS DARI ASPEK KEJELASAN ILLAT

• QIYAS JALI = ILLATNYA JELAS


• QIYAS KHAFI = ILLAT NYA SAMAR.
OPERASIONALISASI QIYAS

•WILAYAH RASIONAL . Ex Khamr


•WILAYAH IRRASIONAL . Ex= masalah
Ibadah.
Hukum cambuk 80x oleh Umar

Anda mungkin juga menyukai