Disetujui oleh :
Komisi Pembimbing,
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui:
Ketua Program Studi Akuntansi,
ii
HALAMAN PERSETUJUAN KOMISI PENGUJI PROPOSAL
Disetujui oleh :
Komisi Penguji,
Mengetahui :
Ketua Program Studi Akuntansi
iii
DAFTAR ISI
iv
3.1 Lokasi Penelitian ......................................................................................... 33
3.1.1 Sejarah Lokasi Penelitian ............................................................................ 33
3.1.2 Struktur Organisasi ...................................................................................... 35
3.1.3 Uraian Job Description ................................................................................ 35
3.2 Metode Penelitian........................................................................................ 38
3.2.1 Metode Pengumpulan Data ......................................................................... 38
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 38
3.2.3 Jenis dan Sumber Data ................................................................................ 38
3.2.4 Populasi dan Sampel .................................................................................... 39
3.2.5 Defenisi Operasional Variabel..................................................................... 41
3.2.6 Metode Analisis ........................................................................................... 45
3.2.7 Metode Pengujian Hipotesis ........................................................................ 47
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 50
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
tertentu pada tingkat penjualan, aset, dan modal saham tertentu (Priatna,
2016). Profitabilitas dapat mempengaruhi perusahaan dalam menentukan
kebijakan utang. Apabila perusahaan memiliki profitabilitas yang tinggi, maka
manajemen akan menahan labanya untuk kegiatan perusahaannya, sehingga
perusahaan tidak akan menggunakan sumber dana eksternal. Jika profitabilitas
rendah, maka perusahaan pada umumnya akan menggunakan utang sebagai
sumber pendanaan untuk kegiatan operasionalnya (Rahayu & Yasa, 2018).
Profitabilitas juga digunakan para investor sebagai tolak ukur penilaian
terhadap suatu perusahaan dan menjadi pengaruh terhadap keputusan investor
dalam memberikan investasi kepada perusahaan. Perusahaan atau lembaga
keuangan juga memperhatikan tingkat profitabilitas perusahaan dalam
memberikan pinjaman modal.
Selain profitabilitas, kepemilikan manajerial juga mempengaruhi
perusahaan dalam menetapkan kebijakan. Kepemilikan manajerial adalah
kepemilikan saham yang dimiliki oleh pihak manajemen dalam perusahaan
yang juga ikut serta dalam pengambilan keputusan. Menurut Karsana dan
Supriyadi dalam Rahayu & Yasa, (2018) Manajer perusahaan cenderung
berperilaku oportunis demi kepentingannya sendiri, yang sering tidak sejalan
dengan kepentingan pemegang saham. Untuk membatasi tindakan manajer
yang oportunis, pemegang saham memerlukan upaya pengawasan yang
menimbulkan adanya biaya keagenan, yang timbul karena adanya perbedaan
kepentingan antara pemegang saham yang menginginkan sisa dana tersebut
dibagikan untuk meningkatkan kesejahteraannya, sedangkan manajer
menginginkan agar dana tersebut digunakan untuk mengembangkan
perusahaan dengan melakukan investasi yang memberikan keuntungan
kedepannya bagi perusahaan. Pengawasan dari debtholders akan membuat
manajer berhati-hati dalam penggunaan utang. Kepemilikan manajerial dalam
hubungannya dengan kebijakan utang mempunyai peranan penting dalam
mengendalikan keuangan perusahaan agar sesuai dengan keinginan para
pemegang saham (Rahayu & Yasa, 2018). Semakin tinggi proporsi yang
5
dipegang oleh manajer, maka semakin rendah tingkat risiko yang harus
ditanggung perusahaan.
Pada penelitian ini menggunakan Investment Opportunity Set (IOS)
sebagai variabel moderasi. Dalam mencapai tujuan perusahaan, Investment
Opportunity Set juga berperan didalamnya. Manajer perusahaan yang
memiliki saham dari perusahaan akan lebih berhati-hati dalam mengambil
keputusan yang berhubungan dengan kebijakan utang (Ginting et al., 2021).
Utang yang didapat perusahaan, biasanya digunakan oleh manajer dalam
melakukan investasi untuk memperoleh manfaat di masa yang akan datang
guna meningkatkan nilai perusahaan, sehingga pemilihan serangkaian set
kesempatan investasi (Investment Opportunity Set) yang aman, akan
digunakan perusahaan secara lebih efektif dan efisien. Jika terdapat
kesempatan investasi yang menguntungkan, maka manajer akan berusaha
untuk mengambil peluang tersebut untuk memaksimalkan kesejahteraan
pemegang saham. Semakin besar Investment Opportunity Set yang
menguntungkan, maka semakin besar juga investasi yang dilakukan oleh
manajer perusahaan. Investment Opportunity Set yang tinggi akan memperkuat
pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kebijakan utang.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan, A (2019) menyatakan
bahwa profitabilitas berpengaruh negatif terhadap kebijakan utang. Penelitian
Ginting et al., (2021) menyebutkan bahwa Investment Opportunity Set (IOS)
tidak mampu memoderasi hubungan profitabilitas dengan kebijakan utang.
Dalam studi yang dilakukan oleh Rahayu & Yasa, (2018) menunjukkan bahwa
kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap kebijakan utang dan
Investment Opportunity Set (IOS) tidak mampu memperkuat pengaruh negatif
kepemilikan manajerial terhadap kebijakan utang.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh
Rahayu & Yasa (2018) yang berjudul Investment Opportunity Set (IOS)
Sebagai Pemoderasi Pengaruh Profitabilitas Dan Kepemilikan Manajerial
Terhadap Kebijakan Utang. Namun, yang membedakan penelitian ini dengan
penelitian Rahayu & Yasa (2018) antara lain adalah: 1) Sampel yang
6
digunakan dalam penelitian Rahayu & Yasa (2018) adalah seluruh perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sedangkan, dalam
penelitian ini sampel yang digunakan lebih spesifik yaitu perusahaan
manufaktur sektor indutri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. 2) Periode penelitian yang digunakan oleh Rahayu & Yasa (2018)
adalah tahun 2012-2014, sedangkan penelitian ini menggunakan periode tahun
2018-2020.
Penelitian akan dilakukan kepada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri
Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2018-2020.
Dalam penelitian ini, peneliti memilih perusahaan manufaktur sektor industri
barang konsumsi yang terdaftar di bursa efek Indonesia, karena perusahaan
tersebut melakukan aktivitas secara menyeluruh mulai dari pembelian bahan
baku, melakukan produksi, dan mendistribusikannya ke pasaran. Selain itu,
perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi merupakan
perusahaan yang menghasilkan produk untuk dikonsumsi oleh masyarakat
dengan memanfaatkan penggunaan teknologi canggih dalam proses
produksinya, sehingga sebagian sumber modal untuk aktivitas usahannya akan
berkaitan dengan kebijakan utang yang ditetapkan perusahaan. Perusahaan
manufaktur sektor industri barang konsumsi juga merupakan sektor terbesar
dalam Bursa Efek Indonesia yang menjadi perhatian dan sorotan dari para
investor dan pelaku pasar modal lainnya. Sektor ini juga dapat bertahan di
berbagai kondisi ekonomi Indonesia. Dan dengan adanya persaingan bisnis
yang ketat membuat setiap perusahaan manufaktur industri barang konsumsi
berusaha untuk melakukan berbagai cara untuk meningkatkan nilai
perusahaannya, seperti dengan meningkatkan penggunaan teknologi,
pengembangan produk, maupun meningkatkan kualitas sumber daya yang
membutuhkan sumber pembiayaan yang cukup besar.
Dari latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Profitabilitas dan Kepemilikan Manajerial
Terhadap Kebijakan Utang dengan Investment Opportunity Set (IOS)
Sebagai Variabel Moderasi”.
7
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori-teori
11
12
2.1.5 Profitabilitas
semakin tinggi juga laba kotor yang dihasilkan oleh penjualan bersih.
Berikut rumus untuk menghitung Gross Profit Margin:
Tabel 2. 1
Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian
1. Ginting et al. Investment Profitabilitas, Secara simultan
(2021) Opportunity Set Kepemilikan variable
Sebagai Pemoderasi Manajerial, profitabilitas,
Pengaruh Ukuran kepemilikan
Profitabilitas, Perusaahaan, manajerial, dan
Kepemilikan Kebijakan ukuran perusahaan
Manajerial, dan Utang, dan berpengaruh
Ukuran Perusahaan Investment signifikan terhadap
terhadap Kebijakan Opportunity kebijakan utang.
Utang. Set. Investment
Opportunity Set
tidak mampu
memoderasi
hubungan antara
variable
profitabilitas,
kepemilikan
manajerial, dan
23
ukuran perusahaan
terhadap kebijakan
utang.
2. Marlina & Analisis Free Cash Free Cash Free cash flow dan
Rivandi Flow, Profitabilitas, Flow, profitabilitas
(2020) Deviden, dan Ukuran Profitabilitas, berpengaruh
Perusahaan terhadap Deviden, signifikan terhadap
Leverage Perusahaan Ukuran leverage perusahaan.
dengan Investment Perusahaan, Investment
Opportunity Set Leverage Opportunity Set
Sebagai Variabel Perusahaan, tidak mempengaruhi
Moderating pada dan hubungan antara free
Sektor Trade, Investment cash flow dan
Service, dan Opportunity profitabilitas
Investment yang Set. terhadap leverage
Terdaftar Pada BEI. perusahaan.
pengaruh negatif
profitabilitas dan
memperlemah
pengaruh negatif
kepemilikan
manajerial terhadap
kebijakan utang.
4. Kurniawan Analisis Free Cash Free Cash Free cash flow
(2019) Flow dan Flow, tidaak berdampak
Profitabilitas Profitabilitas, pada kebijakan
Terhadap Kebijakan Kebijakan hutang, namun
Hutang Dengan Utang, profitabilitas
Investment Investment berdampak terhadap
Opportunity Set. Opportunity kebijakan hutang,
Set. serta free cash flow
berdampak pada
investment
opportunity set
sedangkan
profitabilitas tidak
berdampak dan
investment
opportunity set tidak
berpengaruh
terhadap kebijakan
hutang.
5. A. S. Dewi Pengaruh Free Cash Free Cash Free Cash Flow dan
(2020) Flow, Profitabilitas, Flow, ukuran perusahaan
Kebijakan Deviden, Profitabilitas, tidak berpengaruh
Dan Ukuran Kebijakan terhadap leverage,
25
7. Agustin et al. Analisis Pengaruh Free Cash Free cash flow dan
(2019) Free Cash Flow Dan Flow, profitabilitas
Profitabilitas Profitabilitas, berpengaruh
Terhadap Leverage Leverage signifikan terhadap
Perusahaan Dengan Perusahaan, leverage perusahaan.
Investment Investment Investment
26
Gambar 2. 1
Kerangka Konseptual
Pengaruh Profitabilitas dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan Utang
Dengan Investment Opportunity Set (IOS) Sebagai Variabel Moderasi
28
Profitabilitas (Pr)
H1
H3
Kebijakan Utang
Kepemilikan H2 (KU)
Manajerial (KM)
H4 H5
Investment Opportunity
Set (IOS)
2.4 Hipotesis
bentuk laba ditahan yang merupakan sumber dana internal (Yap, 2016).
Semakin tinggi tingkat profitabilitas, maka semakin rendah juga
penggunaan utang sebagai sumber dana perusahaan, dan begitu juga
sebaliknya.
Penelitian yang dilakukan Amalia (2020) menunjukkan bahwa
profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan utang. Hal ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan Murtini (2019) yang menunjukkan
hasil bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan utang.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan hipotesis dalam
penelitian adalah sebagai berikut:
H1 : Diduga profitabilitas berpengaruh terhadap kebijakan utang.
PENELITIAN
33
34
organisasinya terdiri dari broker dan dealer. Pada bulan Desember 1988,
pemerintah meluncurkan Paket Desember 1988 (PAKDES 88) yang
memfasilitasi pencatatan perusahaan (kemudahan perusahaan untuk go
public), serta beberapa langkah lain yang berdampak positif pada
pertumbuhan pasar modal.
Bursa Efek Surabaya mulai beroperasi dan dikelola oleh PT swasta,
Bursa Efek Surabaya pada tahun 1989. UU No. 8 Tahun 1995 tentang
Pasar Modal dikeluarkan pemerintah pada tanggal 10 November 1995. UU
ini mulai berlaku pada bulan Januari 1996. Pada tahun 1995 Bursa Efek
Paralel Indonesia melakukan merger dengan Bursa Efek Surabaya. Pada
30 November 2007, Bursa Efek Surabaya (BES) dan Bursa Efek Jakarta
(BEJ) bergabung dan berganti nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI),
dan pada 8 Oktober 2008 diberlakukan penghentian sementara kegiatan
usaha. Pada tanggal 10 Agustus 2009, Penilai Harga Efek Indonesia
(PHEI) didirikan oleh pemerintah. Bursa Efek Indonesia meluncurkan
system perdagangan baru yang dinamakan JATS-NextG. Beberapa badan
lain juga dibentuk untuk meningkatkan kegiatan usaha, seperti pendirian
PT Indonesian Capital Market Electronic Library (ICaMEL) pada Agustus
2011. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Januari 2012 dan, pada akhir
2012, Securities Investor Protection Fund (SIPF), dan Prinsip Syariah dan
Mekanisme Perdagangan Syariah juga telah diperkenalkan. BEI juga telah
melakukan beberapa pembaharuan, yaitu pembaruan jam perdagangan
tanggal 2 Januari 2013 dan Lot Size dan Tick Price disesuaikan lagi pada
tahun berikutnya, dan pada tahun 2015 TICMI bergabung dengan
ICaMEL.
Bursa Efek Indonesia juga meluncurkan kampanye “Yuk Nabung
Saham” yang ditujukan kepada seluruh masyarakat Indonesia agar mau
memulai investasi di pasar modal. BEI pertama kali memperkenalkan
kampanye tersebut pada tanggal 12 November 2015, dan kampanye ini
masih berlanjut sampai sekarang. Pada tahun yang sama LQ-45 Index
Futures juga diresmikan. Pada tahun 2016, Tick Size dan batas
35
Gambar 3. 1
Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia
Sumber : www.idx.co.id
2. Direktorat Pengembangan
Direktur pengembangan bertanggung jawab atas kegiatan
operasional yang terkait dengan Pengelolaan riset pasar modal dan
ekonomi, Pengembangan produk dan usaha, Kegiatan pemasaran,
Kegiatan edukasi dan sosialisasi, serta melakukan koordinasi dengan
divisinya yang terdiri dari Divisi Riset, Divisi Pengembangan Bisnis,
Divisi Inkubasi Bisnis, Divisi Pengembangan Pasar, dan Divisi Pasar
Modal Syariah.
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif yang menunjukkan angka yang pasti yang tergantung pada
waktu pengumpulannya, data ini termasuk dalam tipe Data Time
Series, yaitu data yang diambil dalam jangka waktu tertentu dan data
yang dikumpulkan secara urut dalam waktu lebih dari satu tahun.
2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian adalah data
sekunder, yaitu data yang diperoleh dari pihak lain atau sumber lain
yang telah ada. Dalam penelitian ini sumber data yang diperoleh
berasal dari laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur sektor
39
Tabel 3. 1
Kriteria Sampel Penelitian
No. Keterangan Jumlah
1. Perusahaan manufaktur sektor industri barang
konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 54
Periode Tahun 2018-2020.
2. Perusahaan manufaktur sektor industri barang
konsumsi yang tidak menerbitkan laporan (3)
keuangan secara urut dari tahun 2018-2020.
3. Perusahaan manufaktur sektor industri barang
konsumsi periode tahun 2018-2020 yang tidak (33)
memiliki data yang lengkap terkait dengan
variabel-variabel yang digunakan dalam
penelitian.
Jumlah Sampel 18
Sumber : Data Diolah
Tabel 3. 2
Daftar Perusahaan Yang Menjadi Sampel Dalam Penelitian
No. Kode Nama Perusahaan
1. CAMP Campina Ice Cream Industry Tbk
2. GOOD Garudafood Putra Putri Jaya Tbk
3. HOKI Buyung Poetra Sembada Tbk
4. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
41
b. Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial adalah kepemilikan saham
perusahaan oleh manajer atau dengan kata lain manajer berperan
juga sebagai pemegang saham (T. Wahyuningsih, 2020).
Informasi tentang kepemilkan saham oleh pihak manajer
ditampilkan dalam catatan atas laporan keuangan. Menurut
Nuraeni & Hadiwibowo (2019), rasio kepemilikan manajerial
dapat diukur dengan persentase saham yang dimikili manajemen
43
Tabel 3. 3
Definisi Operasional Variabel
No. Nama Variabel Definisi Variabel Pengukuran
1. Profitabilitas Merupakan ROA:
perbandingan antara
laba setelah pajak Laba Bersih x 100%
dengan nilai total aset Total Aset
2. Kepemilikan Merupakan KM:
Manajerial perbandingan antara
lembar saham yang Jumlah saham manajer
dimiliki oleh manajer Jumlah saham beredar
dengan jumlah saham
45
yang beredar.
3. Kebijakan Utang Merupakan DER:
perbandingan antara
total kewajiban Total Utang
dengan total ekuitas Total Ekuitas
4. Investment Menggunakan proksi MVBVE:
Opportunity Set MVBVE yang
membandingkan Lembar saham yang
perkalian lembar beredar x Harga saham
saham yang beredar penutupan / Total Ekuitas
dan harga penutupan
dengan total ekuitas
1) Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan analisis statistik dengan
memberikan gambaran secara umum mengenai karakteristik dari
masing-masing variabel penelitian yang dilihat dari ukuran pemusatan
data, seperti nilai rata-rata (mean), maksimum, minimum, dan standar
deviasi.
2. Uji Multikoliniearitas
Uji multikoliniearitas bertujuan untuk mengetahui apakah
dalam model regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau
sempurna antar variabel independen (Ghozali & Ratmono, 2018).
Jika terdapat multikolinearitas dalam model maka model tersebut
memiliki standar eror yang besar sehingga koefisien tidak dapat
ditaksir dengan akurasi yang tinggi.
3. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas merupakan pengujian asumsi klasik
yang digunakan untuk melihat apakah terdapat penyimpangan
asumsi pada model regresi. Menurut (Perdana, 2016), uji
heteroskedastisitas dilakukan untuk mengetahui ketidaksamaan
varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya.
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah pengujian yang dilakukan untuk
mengetahui adanya korelasi antara kesalahan pengganggu pada
periode tertentu dengan kesalahan pengganggu pada periode
sebelumnya (Perdana, 2016).
2. Uji t
Uji t dikenal dengan uji parsial, yaitu untuk menguji bagaimana
pengaruh masing-masing variabel bebasnya secara sendiri-sendiri
terhadap variabel terikatnya. Uji t pada dasarnya menunjukkan
48
3. Uji F
Uji F adalah uji untuk melihat bagaimanakah pengaruh semua
variabel bebasnya secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya
atau untuk menguji apakah model regresi yang dibuat baik/signifikan
atau tidak baik/non signifikan (Ghozali & Ratmono, 2018). Uji F
merupakan metode pengujian statistika yang bertujuan untuk
menentukan kecermatan dari metode yang dipakai, yaitu menentukan
besar kecilnya variansi dari metode pengujian yang dilakukan secara
berulang.
49
Agustin, P., Sutra, A., Sekolah, D., Ilmu, T., & Kbp, E. (2019). ANALISIS
PENGARUH FREE CASH FLOW DAN PROFITABILITAS TERHADAP
LEVERAGE PERUSAHAAN DENGAN INVESMENT OPPORTUNITY SET
SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA SEKTOR TRADE, SERVICES
&INVESTMENT YANG TERDAFTAR PADA BEI.
Amalia, N. (2020). PENGARUH PROFITABILITAS, PERTUMBUHAN
PERUSAHAAN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN KEPEMILIKAN
INSTITUSIONALTERHADAP KEBIJAKAN HUTANG PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR.
Anam, K. (2020). PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEPEMILIKAN
INSTITUSIONAL, PROFITABILITAS DAN KEBIJAKAN HUTANG
TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN. http://lib.unnes.ac.id/id/eprint/37965
Dewi, A. S. (2020). Pengaruh Free Cash Flow, Profitabilitas, Kebijakan Deviden,
dan Ukuran Perusahaan Terhadap Leverage Pada Perusahaan Manufaktur
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Pundi, 4.
Dewi, P. S. M. Y., & Wirama, D. G. (2017). PECKING ORDER THEORY:
PENGARUH PROFITABILITAS DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN
PADA KEPUTUSAN PENDANAAN PERUSAHAAN. E-Jurnal Akuntansi
Universitas Udayana, 18.
Fatmawatie, N. (2015). Pengaruh struktur modal dan kebijakan dividen terhadap
biaya keagenan dan nilai perusahaan : studi pada perusahaan yang tercatat
pada Bursa Efek Indonesia.
Fernando, A., & Ibrahim, M. (2017). PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN
MANAGERIAL, INSTITUSIONAL DAN PROFITABILITAS TERHADAP
KEBIJAKAN HUTANG PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
SEKTOR KIMIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.
In JOM FISIP (Vol. 4, Issue 2).
Ghozali, I., & Ratmono, D. (2018). ANALISIS MULTIVARIAT DAN
EKONOMETRIKA Teori, Konsep, dan Aplikasi dengan EViews 10 (2nd ed.).
Universitas Diponegoro.
Ginting, S., Larosa, S. E., & Pandia, S. E. N. S. (2021). Investment Opportunity
Set sebagai Pemoderasi Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Manajerial, dan
Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Utang. JURNAL AKUNTANSI DAN
BISNIS : Jurnal Program Studi Akuntansi, 7(1), 23–32.
https://doi.org/10.31289/jab.v7i1.4289
Handayani, K. D. (2019). PENGARUH PROFITABILITAS DAN KEPEMILIKAN
SAHAM TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG DENGAN INVESTMENT
OPPORTUNITY SET SEBAGAI VARIABEL MODERASI PERUSAHAAN
PROPERTI DAN REAL ESTATE.
50
51