Koefisien Dasar Bangunan (KDB) Koefisien Dasar Bangunan (KDB) adalahangka persentase perbandingan antara luas lantai dasar bangunangedung dan luas lahan/tanah perpetakan/daerah perencanaanyang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana tatabangunan dan lingkungan. Standar KDB di suatu kawasan berbeda pada masing-masing wilayah. Tujuan diberlakukannya KDB antara lain untuk menciptakan Ruang Terbuka Hijau (RTH), menjaga kelestarian daerah resapan air, dan membatasi ketinggian bangunan maksimal yang boleh didirikan. Untuk RDTR Jember sendiri menjelaskan bahwasannya ketentuan pemanfaatan ruang Zona perumahan Memiliki nilai KDB maksimal 65%
Bangunan Luas Lahan Luas Bangunan KDB
Rumah Type 45 72 m 2 45 m 2 46,8 m2 Rumah Type 60 90 m2 60 m2 58,5 m2 Club house 912 m2 547 m2 592,8 m2 Foodcourt 284 m 2 170 m 2 184,6 m2 Masjid 1357 m2 882 m2 882 m2
sistem keamanan (pos keamanan) 13 m2 8 m2 8,45 m2
Kantor pemasaran perumahan 90 m2 60 m2 58,5 m2
Koefisien Lantai Bangunan (KLB)
Koefisien Lantai Bangunan (KLB) adalah angka persentase perbandingan antara luas seluruh lantai bangunan gedung dan luas tanah perpetakan/daerah perencanaan yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana tata bangunan dan lingkungan Ketentuan KLB pada masing-masing daerah/kawasan/zona/subzona dapat berbeda-beda. KLB biasanya dinyatakan dalam angka seperti 1,5; 2 dan sebagainya. Bila di dalam PBS tertera KLB = 2, maka total luas bangunan yang boleh didirikan maksimal 2 kali luas lahan yang ada. Jika suatu bangunan dengan luas lahan yang dibangun sebesar 2000 m2 dan berada pada kavling lahan seluas 1000 m2 , maka Koefisien Lantai Bangunan (KLB) sebesar (2000 m2 : 1000 m2) = 2. Untuk RDTR Jember sendiri menjelaskan bahwasannya ketentuan pemanfaatan ruang Memiliki nilai KLB maksimal 1,3
Bangunan Luas Bangunan KLB
Rumah Type 45 45 M2 58,5 M2 Rumah Type 60 60 M 2 78 M2 Club house 547 M2 711 M2 Foodcourt 170 M2 221 M2 Masjid 882 M2 sistem keamanan (pos keamanan) 8 M2 10,4 M2 Kantor pemasaran perumahan 60 M2 78 M2
Garis Sempadan Bangunan (GSB)
Garis Sempadan Bangunan berfungsi sebagai pembatas ruang, atau jarak bebas minimum dari bidang terluar suatu massa bangunan terhadap lahan yang dikuasai, batas tepi sungai atau pantai, antara massa bangunan yang lain atau rencana saluran, jaringan tegangan tinggi listrik, jaringan pipa gas, dan sebagainya. GSB membatasi jarak terdekat bangunan terhadap tepi jalan, dihitung dari batas terluar saluran air kotor, atau riol, sampai batas terluar muka bangunan. GSB merupakan garis yg membatasi jarak bebas minimum dari sisi terluar sebuah massa bangunan terhadap batas lahan yg dikuasai. Patokan serta batasan untuk cara mengukur luas GSB ialah as atau garis tengah jalan, tepi pantai, tepi sungai, rel kereta api, dan/atau juga jaringan tegangan tinggi. Sehingga apabila sebuah rumah berada di sisi jalan, maka garis sempadannya diukur dari garis tengah jalan tersebut sampai dengan sisi terluar dari bangunan rumah. Panjang GSB ditentukan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk RDTR Jember sendiri menjelaskan bahwasannya ketentuan pemanfaatan ruang Memiliki nilai GSB Bangunan di jalan lingkungan minimal 3,5 meter
Koefisien Daerah Hijau (KDH)
Koefisien Daerah Hijau (KDH) adalah angka persentase perbandingan antara luas seluruh ruang terbuka di luar bangunan gedung yang diperuntukkan bagi pertamanan/penghijauan dan luas lahan/bidang tanah yang dikuasai sesuai rencana tata ruang dan rencana tata bangunan dan lingkungan. KDH ditetapkan sesuai dengan peruntukan dalam rencana tata ruang wilayah yang telah ditetapkan.KDH minimal 10% pada daerah sangat padat/padat. KDH ditetapkan meningkat setara dengan naiknya ketinggian bangunan dan berkurang kepadatan wilayah.KDH tersendiri dapat ditetapkan untuk tiap-tiap klas bangunan dalam kawasan-kawasan bangunan, dimana terdapat beberapa klas bangunan dan kawasan campuran. Ruang Terbuka Hijau (RTH) Ruang terbuka hijau adalah area rekreasi bagi penghuni atau masyarakat sekitar dan membantu meningkatkan keindahan serta kualitas lingkungan. untuk Kawasan perencanaan memiliki rth yang berisi Lapangan Olahraga, Playground, Jogging Track, Parkir dengan luas total 1800 M2
D.3 Tema (Hunia Terpadu)
Konsep hunian terpadu yang terdiri dari pusat perdagangan dan jasa, pusat olah raga dan hunian modern. Konsep hunian tersebut dinilai praktis memudahkan aktivitas para penghuninya sehingga tidak perlu bepergian jauh dalam memenuhi kebutuhan sehari harinya. Selain pusat perjas dan pusat lah raga, pengembang juga menghadirkan gedung pertemuan. Kenyamanan para penghuninya, juga ditunjang dengan konsep bangunan asri yang tetap memperhatikan keseimbangan
lingkungan. Gambar : Ilustrasi Perumahan dengan konsep hunian terpadu Sumber : Kawasan terpadu Vida Bekasi