Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
tertulis yang dibuat di hadapan notaris memiliki suatu arti yang sangat penting
yaitu untuk menjamin adanya suatu kepastian hukum dan dapat digunakan
sebagai alat bukti yang sempurna bagi para pihak yang membuatnya.
berhati-hati, supaya setiap produk akta yang dibuat di hadapan notaris tidak
menimbulkan pemasalahan hukum walaupun ada sedikit niat jahat yang ada
1
R. Soegondo Notodisoerjo, Hukum Notariat di Indonesia, (Jakarta: PT. Raja Grafindo,
1993), hlm. 1-4
2
Seodharyo Soimin, Kitab Undang-undang hukum Perdata, (Jakarta: Sinar Grafika,
1996), hlm. 463.
pertanggunjawaban secara perdata, administrasi dan kode etik jabatan notaris.3
dengan sertipikat hak mili untuk selanjutnya disebut SHM nomor 717
Muria Rini selaku pembeli secara bertahap 10 kali tetapi penjual tidak
Rp. 790.000.000 sehingga dari total harga tanah yang akan dibeli oleh
maka, uang yang harus dibayar oleh pembeli tanah tersebut masih ada
3
Lihat pasal 16 dan 17 Nomor 02 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris
kekurangan sebesar Rp. 380.000.000 setelah terjadi kesepakatan harga
oleh Pembeli diganti dengan uang cash sebesar Rp. 135.000.000 dan
yang diterima Penjual adalah sebesar Rp. 335.000.000 dan masih ada
atas tanah milik Gregorius Daryanto SHM No. 717 dan SHM No. 718
dipersiapkan oleh Notaris yaitu Akta Tukar Guling dan beberapa kali
keluar Negeri untuk berbisnis dan baru tiba kembali ke Indonesia pada
Daryanto bahwa tanah tanah SHM No. 717 dan 718 telah dijual oleh
membeli tanah tersebut atas dasar adanya Akta Pengikatan Jual Beli
menandatangani Akta Tukar Guling jadi hanya satu akta saja yang dia
tandatangani namun tidak hanya terkait masalah tandatangan saja akan
tersebut atau sebagai pihak yang melakukan tukar guling tersebut merasa
tukar guling belum lunas di bayar namun tanah tersebut sudah di alihkan
tersangkanya adalah Notaris Endang Murniati dan Mawar Muria Rini selaku
pembeli atau pihak yang melakukan tukar guling dan hasil hasil putusan dalam
setelah dinyatakan bebas di tuntut kembali dengan peristiwa hukum yang sama
yaitu tentang tanah milik penjual kepada pihak lain karena pembayarannya
Slm yaitu “menjatuhkan pidana penjara kepada Notaris tersebut”. Untuk lebih
jelas dalam perkara ini maka penulis akan memberikan perbandingan dalam
Gregorius 1. Mawar muria Ini; “Pasal 378” jo 1. Menerima keberatan Lepas dari
Daryanto “Pasal 55 ayat (1) ke-1” dari Penasihat segala
2.Notaris Endang “Pasal 372” Jo “Pasal 55 Hukum Terdakwa; tuntutan
2. Menyatakan
Murniati ayat (1) ke-1 KUHP”
Penuntutan Umum
tidak dapat diterima
3. “Memulihkan hak
terdakwa dalam
kemampuan,
kedudukan dan
harkat serta
martabatnya”;
4. Memerintahkan
barang bukti yang
diajukan dalam
perkara ini sebanyak
(14 macam)
dikembalikan pada
saksi Ir. Gregorius
Daryanto;
Gregorius Notaris Endang 1. Pasal 263 ayat (1) 1. “secara sah dan Pidana
Daryanto Murniati KUHP menyakinkan bersalah penjara
2. Pasal 264 ayat (1) ke 1 melakukan tindak selama 1
KUHP pidana” “pemalsuan tahun 9
surat berupa akta bulan
otentik”;
2. Menjatuhkan pidana
kepada terdakwa Ny.
Endang Murniati, SH,
oleh karena itu dengan
pidana penjara selama 1
(satu) tahun dan 9
(sembilan) bulan
Berdasarkan pada putusan yang telah penulis uraikan dalam bentuk
“lepas dari segala tuntutan” karena tidak terbukti adanya unsur pidana
hak dari korban tidak terpenuhi yaitu proses pembayaran terhadap tanah tukar
guling tersebut belum lunas dibayar namun sudah dialihkan kepada pihak lain.
Sehingga hakim menimbang bahwa ini bagian dari hukum perdata yang
dasar perkara yang sama sebagaimana telah di adili dan di putus dalam
putusan yang kedua ini tidak ada hal yang baru yang penulis temukan. Mulai
objek yang dipermasalahkan adalah sama yang telah diputus dan diadili dalam
hukumnya.
“bukti baru” (“novum”) dalam putusan tersebut, sehingga dalam hal ini penulis
tidak terpenuhinya ketentuan Pasal 188 ayat (3) KUHAP. 4 Serta secara nyata
(1) “kecuali dalam keputusan hakim masih boleh diubah lagi, maka
orang tidak boleh dituntut sekali lagi lantaran perbuatan yang
baginya telah diputuskan oleh hakim Negara Indonesia, dengan
keputusan yang tidak boleh diubah lagi, yang dimaksudkan disini
dengan hakim Indonesia, adalah juga hakim dalam negeri yang
rajanya atau penduduk Indonesianya berhak memerintah sendiri.
4
Penilaian atas kekuatan pembuktian dari suatu petunjuk dalam setiap keadaan tertentu
dilakukan oleh hakim dengan arif dan bijaksana setelah ia mengadakan pemeriksaan dengan
penuh kecermatan dan kesaksamaan berdasrkan hati nuraninya
Demikian juga dinegeri yang penduduknya Indonesia dibiarkan
memakai ketentuan pidana sendiri”.
(2) “jika putusan tersebut berasal dari hakim lain, maka penuntutan
tidak boleh dijalankan terhadap orang itu oleh sebab perbuatan
itu juga dalam hal“ :
1. Pembebasan
2. Lepas dari segala tuntutan
3. Putusan hukuman dan putusan “hukumannya telah
dijalankannya, atau mendapat ampun atau hukuman itu
gugur” (tidak dapat dijalankan lagi karena lewat waktunya)
dalam hukum pidana yang disebut dengan “Asas Nebis In Idem” yang artinya :
“orang tidak boleh dituntut dua kali dalam perkara yang sama lantaran
perkara atau persitiwa hukumnya sudah pernah di putus dan diadili serta
baik secara formal maupun secara tidak formal hingga sampai pada kecakapan
tehnik membuatnya.6 Oleh sebab itu hakim dalam memberikan putusan tidak
dapat berbuat sesuka hatinya namun harus mmeiliki pertimbangan yang jelas
karena itu hakim tidak berarti dapat berbuat sesuka hatinya, melainkan hakim
5
R. Soesilo, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Serta Komentar-
Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal, (Bogor: Politea, 1980), hlm. 90
6
Ahmad Rifai, Penemuan Hukum oleh Hakim Dalam Persfektif Hukum Progresif,
(Jakarta: Sinar Grafika, 2010), hlm. 94
“Dalam memberikan putusan terhadap suatu perkara pidana,
seharusnya putusan hakim tersebut berisi alasan-alasan dan
pertimbangan-pertimbangan yang bisa memberikan rasa keadilan
bagi terdakwa. Dimana dalam pertimbangan-pertimbangan itu dapat
dibaca motivasi yang jelas dari tujuan putusan diambil, yaitu untuk
menegakkan hukum (kepastian hukum) dan memberikan keadilan”.7
ada hal-hal yang patut dalam penjatuhan putusan hakim apakah pertimbangan
hukum dan rasa keadilan supaya tidak keliru dalam menerapkan hukum,
uraian diatas sangat jelas bahwa putusan hakim tersebut bertentangan dengan
asas Nebis in idem, karena pada perkara sebelumnya terdakwa sudah pernah di
putus dalam bidang hukum yang sama dan peristiwa hukum yang
notaris yang pernah di adili dan telah berkekutan hukum tetap sebagaimana
7
Nanda Agung Dewantara, Masalah Kebebasan Hakim Dalam Menangani Suatu
Masalah Perkara Pidana, (Jakarta: Aksara Persada Indonesia, 1987), hlm. 50
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka penulis akan
NOMOR 67/Pid.B/2012/PN.Slm)”.
Nebis in idem.
Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam hasil penelitian ini sebagai
berikut :
ini adalah meneliti tentang putusan hakim yang bertentangan dengan Asas
landasan philosofis dan yuridis dari asas nebis in idelm dalam hukum pidana
penelitian ini menganalisis putusan hakim terhadap notaris yang diputus bebas
adalah meneliti tentang perlindungan hukum bagi notaris terhadap akta yang
8
Muhammad Arif Sahlepi, Asas Nebis In Idem Dalam Hukum Pidana, Program Pascasarjana
Universitas Sumatra Utara Medan, Tahun 2009
dibuatnya, kemudian perbedaan dari penelitian ini adalah meneliti akibat
perkara yang telah diputus, serta kontribusi yang diberikan adalah sebagai
ini adalah meneliti tentang perlindungan bagi notaris yang membuka isi akta,
diperkarakan kembali pada perkara yang telah diputus, serta kontribusi yang
pidana”.10
9
Ratih Tri Jayanati, Perlindungan Hukum Notaris Dalam Kaitannya Dengan Akta Yang
dibuatnya Manakala Ada Sengketa Di Pengadilan Negeri, Program Pascasarjana Universitas
Diponegoro, Tahun 2010
10
Yenny Lestari Milamarta, Perlindungan Hukum bagi Notaris Yang Membuka Isi
akta, Program Pascasarjana Universitas Indonesia, Tahun 2011
Dalam Hukum berhubungan diputus pidana dalam
Utara/2009 dihubungkan
in idem dan
perlindungan
hukumnya bagi
notaris tersebut
sedangkan dalam
penelitian yang
dilakukan oleh
Muhammad Arif
Sahlepi hanya
meneliti tentang
landasan filosofi
hukum pidana
sedangkan dalam
penelitian yang
dilakukan oleh
perlindungan
dibuatnya
perlindungan
hukumnya bagi
notaris tersebut
sedangkan dalam
penelitian yang
dilakukan oleh
perlindungan
dibuatnya
a. Kerangka Teoritik
“teori berasal dari kata theoria dalam bahasa yang berarti “perenungan”
yang pada gilirannya berasal dari kata the dalam bahasa Yunani yang
berarti “cara atau hasil pandang” yaitu suatu kontruksi di alam ide
Bruggink dalam arti luas yaitu seluruh rangkaian dalam ilmu hukum,
ini, maka teori yang tepat yang digunakan adalah sebagai berikut :
yang boleh dan tidak boleh dilakukan, dan yang kedua adalah berupa
11
Soetandyo Wignjoesoebroto, Pergeseran Paradigma Dalam Kajian-Kajian sosial dan
hukum, (Malang: Setara Press, 2013), hlm. 5
12
JJH Bruggink, Refleksi tentang Hukum, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 1999), hlm. 162
pasal-pasal dalam undang-undang, melainkan juga adanya konsistensi
Nebis In idem.
13
Abdul Rachmad Budiono, Pengantar Ilmu Hukum, ( Malang: Bayumedia, 2005) hlm. 22
14 Sudikno
Mertokusumo, Mengenal Hukum, Sebuah Pengantar, Liberty, Yogyakarta, 2007, h.
145.
15
Bachsan Mustafa, Sistem Hukum Administrasi Negara Indonesia, Citra Aditya Bhakti,
Bandung, 2001, h. 53.
1.6.2 Teori Perlindungan Hukum
UUD 1945) Pasal 1 ayat (3) yang berbunyi : “Indonesia adalah negara
dibagi menjadi dua yaitu bersifat preventif dan represif, yaitu sebagai
16
Phillipus M. Hadjon, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia,
(Surabaya : PT. Bina Ilmu, 1987), hlm. 2
berikut:17
dihadapan Notaris.
17
Ibid
dari melindungi meliputi tiga bagian, pertama menutupi supaya
merugikan orang lain atau karena disakiti orang lain dan diberikan
oleh hak penuh untuk dilindungi berdasarkan hak yang diakui oleh
kepada subjeknya20.
18
Salim HS dan Erlies Septiana Nurbani , Penerapan Teori hukum pada penelitian tesis
dan disertasi (Jakarta: RajaGrafiko Persada, 2013) hlm .259
19
Satijipto Raharjo dalam Salim HS dan Erlies Septiana Nurbani, Ibid, hlm. 262.
20
Ibid, hlm.263.
21
Ibid.
22
Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum, (Bandung, Citra Aditya Bakti, 2000), hlm.53.
tersebut ditujukan pada subyek hukum yaitu pendukung hak dan
23
Habib Adjie, Meneropong Khasanah Notaris dan PPAT Indonesia, (Bandung, PT
Citra Aditya Bakti, 2009), hlm. 83
24
Andi Rio Idris Padjalangi, Perlindungan Hukum Notaris, Renvoi, Edisi Nomor 11
Tahun Ketiga, tanggal 11 Januari 2006, hlm. 61
memberikan perlindungan hukum bagi notaris, hal ini karena
sebagai poko pikiran bagi lahirnya peraturan hukum. Asas hukum sebagai
dasar dengan kekuatan yang tidak akan pernah habis untuk selalu
etnis masyarakat.25
yang tidak dianggap dari pertauran umum”, “dan bahwa asas hukum itu
25
Satjipto Rahardjo, Ilmu Hukum, Cet. Ke-3, (Bandung: Alumni, 1991), hlm. 13
26
Sudikno Martokusumo, Mengenal Hukum, (Jakarta: Liberty, 1988), hlm. 32
27
S.R Sianturi, Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia dan Penerapannya, (Jakarta:
Alumni AHAEM-PETEHAEM, 1996), hlm. 418
kejahatan atau tindak pidana tersebut”.28
Asas “Nebis In Idem” ini tertuang dalam “Pasal 76 ayat (1) KUHP
yang berbunyi” :
berikut :
atau lepas dari segala tuntutan hukum dalam hal serta menurut cara yang
28
I Wayan Parthiana, Hukum Pidana Internasional, (Bandung: Yrama Widya, 2006),
hlm. 65
29
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1981, tentang KUHAP dan
Penjelasannya, (Titik Terang, 1995), hlm. 13
1.7 Metode Penelitian
putusan yang pertama dan putusan yang kedua ini memiliki kesamaan
30
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Jakarta: Kencana, 2005) hlm. 35
(permasalahan-permasalahan) yang sedang dicari jawabannya.31 Macam-
adalah :
undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum yang
1945;
3. Pasal 76 KUHP
31
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Edisi Pertama Cetakan ke-7,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hlm. 93
Indonesia Nomor 3209. Yang menjadi fokus dalam penelitian
32
Yahya Harahap, Pembahasan Permasalahan dan Penerapan KUHAP Penyidika dan
Penuntutannya, Jakarta, Sinar Grafika, 2008, hlm. 152
Bahan hukum primer yang digunakan dalam penelitian ini
pendapat praktisi hukum, serta berbagai buku yang relevan yang terkait
dengan putusan hakim terhadap notaris yang diputus bebas dihubungkan
dan isu hukum yang akan diteliti dan mengumpulkan semua informasi
undangan satu dengan lain dalam hal ini menganalisis serta menemukan
bahan hukum lainnya, misalnya adalah teori dan konsep hukum dan
adalah menarik sesuatu dari khusus ke umum atau dalam hal ini adalah
peraturan umum yang ada, selain itu digunakan Interpretasi logis untuk
akan memberikan suatu persepsi yang sama untuk memperjelas apa maksud
kata atau istilah tersebut. Beberapa kata atau istilah yang dianggap penting
sidang pengadilan.
dan memutus perkara pidana berdasarkan asas bebas, jujur, dan tidak
memihak di sidang pengadilan dalam hal dan menurut cara yang diatur
peristiwa pidana.
pengadilan terbuka, yang dapat berupa pemidanaan atau bebas atau lepas
dari segala tuntutan hukum dalam hal serta menurut cara yang diatur
6. Upaya hukum adalah hak terdakwa atau penuntut umum untuk tidak
ini.
7. Nebis in idem adalah orang tidak boleh di tuntut sekali lagi lantaran
penelitian ini yang akan diuraikan per bab secara berurutan, yang akan
BAB I : “PENDAHULUAN”
hasil pembahasan.