Anda di halaman 1dari 39

salam aldo,

no 1 masih salah ya, berikut intruksi pengerjaan


> silakan tentukan terlebih dahulu probabliti dari 2 kejadian pada soal yaitu pria dan wanita
(modul 4.3)
> kemudian silakan hitung hasil dari pemeriksaan karyawan dimana untuk wanita 0,4 dan pria
0,6 (modul 4.21)
> untuk mencari probabiliti dari karyawan yang terkena c-19 yaitu probabiliti kejadian di kali (x)
data hasil pemeriksaan karyawan (perhitungannya berlaku untuk kedua data yaitu wanita dan
pria)

silakan di perbaiki

Selamat Malam

Yth. Bapak Tutor terimakasih atas tambahan materinya, pada diskusi 4 saya akan
mengemukakan jawaban saya, mohon koreksi dan sarannya.

1. Perusahaan  Sandal Oke mengadakan pemeriksaan tentang covid-19 terhadap


karyawan pria (P) dan wanita (W) karena dianggap mempunyai peluang yang sama
terkena penyakit tersebut. Hasil pemeriksaan ternyata  probabilitas karyawan yang
terken covid-19 adalah karyawan wanita 0,4 dan karyawan pria 0,6. Berapa probabilitas
yang terkena  penyakit tersebut adalah

 Karyawan Wanita

P= Kejadian yang diinginkan/seluruh kejadian

p = 0,4/1

   = 0,4
1. Cuplikan Acak adalah cuplikan yang diambil dari sebuah populasidengan menerapkan prinsip
ketika setiap anggota populasi mempunyai kemungkinan yang sama untuk terpilih .
Langkah langkah yang harus yang harus dilakukan untuk mencari cuplikan acak adalah:
- Mencatat setiap anggota populasi dalam satu kertas (kecil), digulung, dimasukkan dalam
satu tempat, misal toples
- Kemudian kita tentukan anggota cuplikannya, dengan cara mengambil satu persatu
gulungan kertas tadi sampai jumlah tertentu.
2. Nilai ujian Frekuensi Freq. Relatif X.P(X) (X-u)2.P(X)

 (X) P(X)
40 10 0,1
50 10 0,1
55 15 0,15
60 16 0,16
65 15 0,15
70 14 0,14
80 12 0,12
90 8 0,08

Selamat Pagi 

Yth Ibu Tutor terimakasih atas tambahan materinya, pada diskusi 4 ini saya akan
mengemukakan pendapat saya. 

Saya sangat setuju dengan perkataan anggaran yang baik harus disusun berdasarkan
kebutuhan. Karena dengan penyusunan anggaran yang tepat tujuan dari organisasi bisa
tercapai. Anggaran digunakan oleh pihak managemen untuk merencanakan dan
mengendalikan laba, sebagai acuan dalam pelaksanaan pekerjaan agar selaras dengan
keinginan managemen untuk mencapai target laba tertentu. Anggaran bisa tersusun
dengan baik apabila disaat penyusunan anggaran melibatkan semua unit departemen
yang ada diperusahaan dengan tujuan agar tidak terjadi kesalahan penyusunan
anggaran pada salah satu unit departemen karena itu akan berdampak besar terhadap
kelangsungan organisasi atau perusahaan. 

Contoh

Perusahaan a akan membuat produk baru maka pihak managemen mengumpulkan


semua unit – unit manager untuk berkumpul membuat perencanaan mengenai produk
tersebut

Unit manager bagian personalia menjelaskan anggaran yang diperlukan untuk gaji
karyawan yang akan mengerjakan produk tersebut
Unit manager produksi menjelaskan anggaran yang dibutuhkan untuk memproduksi
produk tersebut dari mulai bahan baku sampai menjadi produk.

Unit manager pemasaran menjelaskan anggaran yang diperlukan untuk memasarkan


produk tersebut mulai dari pembuatan iklan, promosi dan lain sebagainya.

Setelah masing – masing unit produksi menyampaikan program dan anggaran pihak
managemen merangkum dan menjadikannya sebagai anggaran yang nantinya harus
dilaksanakan dan dipatuhi masing masing unit manager yang nantinya dipakai sebagai
acuan kerja.
Selamat Malam

Yth Ibu Tutor terimakasih atas tambahan materinya, pada diskusi 4 ini saya akan
mengemukakan pendapat saya.

1. Diskusikan tentang  fungsi produksi dan  bagaimana biaya produksi dapat diperoleh

Jawab.

Fungsi Produksi merupakan hubungan antara input dan output yang dinyatakan dalam
persamaan matematika. Yang jadi penekanannya adalah hubungan antara input yang
digunakan dalam proses produksi dengan kuantitas output yang dihasilkan. Fungsi
produksi menurut periodenya dibedakan menjadi 2 yaitu Jangka Pendek dan Jangka
panjang.

Biaya produksi yang dimaksud disini adalah biaya ekonomis, yang mana biaya ekonomis
meliputi semua pengorbanan atau pengeluaran implisit baik untuk faktor faktor milik
sendiri atau bukan, hal tersebut dikenal dengan konsep biaya eksplisit.

Jadi Biaya ekonomis adalah sebagai pembayaran - pembayaran yang harus dilakukan
oleh perusahaan kepada para pemilik faktor produksi.

sehingga untuk mendapatkan biaya produksi adalah dengan dengan menjumlahkan


semua pengeluaran yang dikeluarkan oleh perusahaan.

Q = f (K, L, T, N)

Dimana 

Q = Kuantitas output yang diproduksi,

K = Faktor Kapital;

L = Faktor tenaga kerja;

T = Teknologi;

N = Tanah

2. Diskusikan tentang tentang periode produksi, dan berikanlah contoh


1. Jangka Pendek, pada periode ini dianggap paling tidak satu faktor produksi
adalah konstan sedangkan yang lainnya diubah atau merupakan faktor produksi
variabel. Disini berlaku hukum Penambahan hasil yang menyatakan bahwa bila
suatu faktor produksi atau input terus ditambah sedangkan faktor faktor produksi
lain dianggap konstan maka output yang dihasilkan terus bertambah, tetapi lewat
titik tertentu tambahan output akan berkurang. Contoh Pada perkebunan
cengkeh, pemilik perkebunan melakukan pembersihan gulma karena seudah
mendekati musim penghujan pemilik perkebunan menambah jumlah tenaga
kerja agar pekerjaan bisa selesai tepat waktu. tanah atau lahan perkebunan
merupakan faktor produksi tetap sedangkan tenaga kerja merupakan faktor
produksi variabel.
2. Jangka panjang, pada periode ini dianggap semua faktor merupakan faktor
variabel karena adanya cukup waktu bagi satuan usaha untuk mengubahnya.
Pada periode terdapat situasi, kondisi serta anggapan yang dihadapi oleh
perusahaan produsen individual yaitu :

 Hanya ada 2 faktor produksi yaitu tenaga kerja dan kapital yang mana
kesemuanya merupakan faktor variabel. Fungsi produksi diwakili oleh kurva iso
produk.
 harga faktor faktor produksi sudah tertentu dan tetap berapapun kuantitas faktor
produksi yang disewa dan yang digunakan.
 Pada tahap ini produsen berusaha mencapai kombinasi faktor yang memberikan
biaya terendah untuk setiap tingkat output yang diproduksi.

Contoh : Sebuah perusahaan produsen sepatu setelah beroperasi selama kurun waktu 2
tahun berencana untuk memperluas pabrik dengan menambahkan mesin dan
penambahan karyawan.

Demikian tanggapan saya, mohon koreksi dan sarannya.

Terimakasih.

Sumber :

1. Buku Materi Pokok ESPA4111/3sks/edisi2/Faried wijaya Mansoer/Modul 4


halaman 4.1 sampai 4.47
2. Materi inisisasi Sesi 4 teori produksi dan biaya
Ada cara untuk menonaktifkan NPWP yang perlu diketahui oleh wajib pajak. Namun tentunya, ada
beberapa alasan atau kondisi yang mana wajib pajak diperbolehkan menonaktifkan NPWP-nya. Apa
saja? Selengkapnya, akan dibahas di artikel ini.

Wajib Pajak Non-Efektif

Ketika memiliki NPWP, maka seseorang memiliki hak dan kewajiban perpajakan yang wajib ia penuhi,
salah satunya adalah lapor pajak melalui SPT Tahunan. Jika tidak melaporkan, wajib pajak akan
dikenakan sanksi denda, yaitu sebesar Rp100 ribu.

Namun bagaimana jika seorang wajib pajak tidak lagi bekerja atau memiliki penghasilan? Apakah ia
tetap harus melaporkan pajaknya?

Jika kondisinya seperti ini, wajib pajak diperbolehkan untuk menonaktifkan NPWP milknya atau menjadi
wajib pajak non-efektif (NE).

Berdasarkan SE-27/PJ/2020, wajib pajak non-efektif adalah wajib pajak yang tidak lagi memenuhi
persyaratan subjektif dan/atau objektif namun belum dilakukan penghapusan NPWP.

Penetapan status wajib pajak NE ini hanya dapat dilakukan oleh KPP, berdasarkan permohonan wajib
pajak sendiri atau secara jabatan oleh DJP. Namun, KPP perlu melakukan penelitian administrasi untuk
memberikan status ini.

Cara untuk Menonaktifkan NPWP

Tidak semua wajib pajak bisa menonaktifkan NPWP-nya. Berdasarkan PER-04/PJ/2020, ada beberapa
kondisi yang mana DJP dapat memberikan persetujuan untuk wajib pajak menjadi wajib pajak NE. Apa
saja?

Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang secara nyata tidak
lagi melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.

Wajib Pajak orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dan
penghasilannya di bawah PTKP.

Wajib Pajak orang pribadi sebagaimana dimaksud pada huruf b yang memiliki NPWP untuk digunakan
sebagai syarat administratif antara lain guna memperoleh pekerjaan atau membuka rekening keuangan.
Wajib Pajak orang pribadi yang bertempat tinggal atau berada di luar negeri lebih dari 183 hari dalam
jangka waktu 12 bulan yang telah dibuktikan menjadi subjek pajak luar negeri sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan dan tidak bermaksud meninggalkan Indonesia
untuk selama-lamanya.

Wajib Pajak yang mengajukan permohonan penghapusan NPWP dan belum diterbitkan keputusan.

Wajib Pajak yang tidak menyampaikan SPT dan/atau tidak ada transaksi pembayaran pajak baik melalui
pembayaran sendiri atau melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain, selama 2 tahun berturut-
turut.

Wajib Pajak yang tidak memenuhi ketentuan mengenai kelengkapan dokumen pendaftaran NPWP
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (7).

Wajib Pajak yang tidak diketahui alamatnya berdasarkan penelitian lapangan.

Wajib Pajak yang diterbitkan NPWP Cabang secara jabatan dalam rangka penerbitan SKPKB Pajak
Pertambahan Nilai atas kegiatan membangun sendiri.

Instansi Pemerintah yang tidak memenuhi persyaratan sebagai pemotong dan/atau pemungut pajak
namun belum dilakukan penghapusan NPWP.

Wajib Pajak selain sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf j yang tidak lagi
memenuhi persyaratan subjektif dan/atau objektif tetapi belum dilakukan penghapusan NPWP.

Ketika wajib pajak memenuhi salah satu dari kondisi di atas, maka ia dapat mengajukan permohonan
untuk menjadi wajib pajak NE. Berikut ini cara menonaktifkan NPWP:

Isi formulir permohonan penetapan wajib pajak non-efektif. Pengisian formulir ini dapat dilakukan
secara online melalui aplikasi e-registration di laman pajak.go.id atau mengisinya secara langsung di KPP.

Siapkan dokumen berupa surat pernyataan wajib pajak non-efektif dan dokumen pendukung.

Jika mengajukan permohonan melalui elektronik, semua dokumen harus dikirimkan dalam bentuk
digital (softcopy).

Jika mengajukan permohonan langsung ke KPP, wajib pajak dapat menyampaikan langsung atau
mengirimkan semua dokumen melalui pos dengan bukti pengiriman surat atau perusahaan jasa
ekspedisi/jasa kurir dengan bukti pengiriman surat.

Contoh surat dan dokumen pendukung lainnya dapat dilihat di lampiran PER-04/PJ/2020 atau di laman
pajak.go.id.

Jika permohonan diterima, KPP akan menerbitkan surat pemberitahuan penetapan wajib pajak non-
efektif. Namun jika tidak diterima, KPP akan menerbitkan surat penolakan penetapan wajib pajak non-
efektif.
Baca Juga:

Begini Cek NPWP Anda untuk Mengetahui Status Pajak Anda!

Wajib Pajak Non Efektif, Status yang Dikecualikan dari Kewajiban Pajak

Menonaktifkan NPWP vs Menghapus NPWP

Menonaktifkan NPWP tidak sama dengan menghapus NPWP. Penghapusan NPWP atau wajib pajak
hapus adalah wajib pajak yang tidak lagi memenuhi persyaratan subjektif dan objektif dan telah
dilakukan penghapusan NPWP. Dengan kata lain, nomor pokok wajib pajak tersebut tidak berlaku alias
‘mati’ secara permanen. Jika wajib pajak ingin menghidupkannya lagi, harus membuat NPWP baru.

Sedangkan menonaktifkan NPWP artinya nomor pokok wajib pajak tersebut hanya tidak aktif sementara
waktu. Wajib pajak dapat mengaktifkannya lagi dengan menjalani prosedur yang berlaku.

Cara Mengaktifkan NPWP Non Efektif

Berikut ini cara untuk mengaktifkan kembali NPWP Non Efektif Anda:

Pertama, Anda harus mengunduh formulir permohonan aktivasi NPWP.

Setelah formulir diisi dan ditandatangani, serahkan ke KPP terdekat atau terdaftar.

Lampirkan fotokopi KTP dan NPWP lama Anda.

Kemudian, petugas yang berwenang akan memeriksa secara teliti administrasi perpajakan dalam rangka
pengaktifan kembali wajib pajak.

Perlu di garis bawahi bahwa pengaktifan NPWP ini hanya berlaku bagi NPWP berstatus non efektif
(NPWP NE). Jadi, tahapan di atas adalah cara mengatifkan NPWP non efektif. Sedangkan bagi NPWP
yang non aktif karena telah dihapus dari sistem pajak, tidak dapat diaktifkan kembali.

Jadi, untuk wajib pajak yang sudah pernah mengajukan penghapusan NPWP dan suatu hari
membutuhkannya lagi tanpa Anda duga, maka Anda harus membuat NPWP baru. Oleh karena itu, agar
lebih aman ketika Anda sedang tidak membutuhkan NPWP, maka sebaiknya jangan segera dihapus,
melainkan ajukan permohonan NPWP non efektif. Dengan begitu, NPWP Anda hanya berstatus non aktif
sementara dan Anda dapat mengajukan aktivasi lagi apabila Anda telah membutuhkannya kembali.

Baca Juga: Surat Pernyataan Wajib Pajak Non Efektif? Ini Penjelasan Selengkapnya!
Tidak Telat dalam Lapor Pajak

DJP memberikan pilihan pada wajib pajak yang sudah tidak memenuhi persyaratan subjektif dan/atau
objektif perpajakan untuk menonaktifkan NPWP-nya sehingga menjadi wajib pajak NE. Namun, tidak
semua wajib pajak dapat mengajukan permohonan ini, hanya yang memenuhi kriteria disebutkan yang
bisa mendapatkan penetapan status wajib pajak NE. Jika masih memenuhi persyaratan subjektif dan
objektif perpajakan, diharapkan untuk menjalankan hak dan kewajiban perpajakan sesuai undang-
undang yang berlaku.
Selamat Malam

Yth Bapak Tutor terimakasih atas tambahan materinya, pada diskusi 4 ini saya akan
mengemukakan Tanggapan saya mengenai kasus Bapak Maman yang ingin menghapus NPWP.

Saya tidak Setuju dengan pendapat Bapak Maman yang ingin menghapus NPWP-nya
dikarenakan sudah tidak bekerja lagi. Walaupun itu dibenarkan menurut peraturan Menteri
Keuangan Republik Indonesia Nomor 182/PMK.03/2015, Tentang  Tata Cara Pendaftaran
Nomor Pokok Wajib Pajak, Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Penghapusan nomor Pokok
Wajib Pajak, dan Pencabutan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak. Pada pasal 8 Ayat 1, 2 dan 3.

Menurut pendapat saya lebih baik Bapak Maman menon-aktifkan NPWP sehingga akan menjadi
wajib pajak Non-Efektif (NE). ini dibenarkan menurut peraturan SE-27/PJ/2020, wajib pajak
non-efektif adalah wajib pajak yang tidak lagi memenuhi persyaratan subjektif dan/atau objektif
namun belum dilakukan penghapusan NPWP. Asalkan sudah memenuhi salah satu persyaratan
seperti :

1. Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang
secara nyata tidak lagi melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.
2. Wajib Pajak orang pribadi yang tidak melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas
dan penghasilannya di bawah PTKP.
3. Wajib Pajak orang pribadi sebagaimana dimaksud pada huruf b yang memiliki NPWP
untuk digunakan sebagai syarat administratif antara lain guna memperoleh pekerjaan atau
membuka rekening keuangan
4. Wajib Pajak orang pribadi yang bertempat tinggal atau berada di luar negeri lebih dari
183 hari dalam jangka waktu 12 bulan yang telah dibuktikan menjadi subjek pajak luar
negeri sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan dan tidak
bermaksud meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya.
5. Wajib Pajak yang mengajukan permohonan penghapusan NPWP dan belum diterbitkan
keputusan.
6. Wajib Pajak yang tidak menyampaikan SPT dan/atau tidak ada transaksi pembayaran
pajak baik melalui pembayaran sendiri atau melalui pemotongan atau pemungutan pihak
lain, selama 2 tahun berturut-turut.
7. Wajib Pajak yang tidak memenuhi ketentuan mengenai kelengkapan dokumen
pendaftaran NPWP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (7).
8. Wajib Pajak yang tidak diketahui alamatnya berdasarkan penelitian lapangan.
9. Wajib Pajak yang diterbitkan NPWP Cabang secara jabatan dalam rangka penerbitan
SKPKB Pajak Pertambahan Nilai atas kegiatan membangun sendiri.
10. Instansi Pemerintah yang tidak memenuhi persyaratan sebagai pemotong dan/atau
pemungut pajak namun belum dilakukan penghapusan NPWP.
11. Wajib Pajak selain sebagaimana dimaksud dalam huruf a sampai dengan huruf j yang
tidak lagi memenuhi persyaratan subjektif dan/atau objektif tetapi belum dilakukan
penghapusan NPWP.

Karena apabila suatu saat Bapak Maman bekerja lagi, Bapak maman bisa mengaktifkan kembali
NPWP tanpa merubah NPWP sehingga histori sebelumnya tidak akan hilang dibandingkan kalau
Bapak Maman Menghapus dan suatu saat bekerja kembali dan diharuskan mempunyai NPWP
sehingga Bapak Maman harus membuat lagi dengan NPWP yang baru sehingga semua history di
NPWP yang lama akan hilang dan tidak bisa digabungkan dengan NPWP Baru.

Jadi Kesimpulannya Bapak Maman tidak Perlu Menutup NPWP, cukup dengna Penon-Aktifan
NPWP.

Demikian pendapat Saya, mohon koreksi dan sarannya.

Terimakasih

Sumber :

1. Buku Materi Pokok EKSI4202/Edisi 3


2. https://perpajakan.ddtc.co.id/peraturan-pajak/read/peraturan-menteri-keuangan-
182pmk-032015#:~:text=Dalam%20hal%20penghapusan%20NPWP
%20dilakukan,Pajak%20badan%2C%20sejak%20tanggal%20permohonan
3. https://www.online-pajak.com/seputar-efiling/cara-menonaktifkan-npwp

JUDUL : Bahaya covid 19


Konteks : Presentasi Nyoman Artadana dalam sesi Diskusi 4

Kerangka : 1. Pembukaan

a. Salam Pembukaan
b. Sapaan Kehormatan
2. Pengertian dan Asal usul Covid – 19
3. Bahaya Covid – 19
a. Penyebaran yang cepat
b. Gejala Covid - 19
4. Cara Mencegah
a. Vakasinasi
b. Era adaptasi
c. Waspada Hoak
5. Penutup

Om Swastyastu

Assalammu’alaikum Wr.Wb

Salam Sejahtera bagi kita semua

Namo Budaya

Bapak tutor dan rekan rekan Mahasiswa/i pertama –tama marilah kita panjatkan puja dan puji
syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan karunai beliau kita bisa mengikuti
Diskusi sesi 4 dengan topik “Covid – 19” dalam keadaan sehat.

Bapak Tutor yang saya hormati dan banggakan serta rekan – rekan mahasiswa dan mahasiswi yang saya
banggakan pula.

Pada sesi diskusi 4 saya akan membawakan presentasi dengan judul “ Bahayanya Covid – 19”
Penyakit virus corona (COVID-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus
SARS-CoV-2 atau Coronavirus . Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan
penyakit pada manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran
pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome
(MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Coronavirus jenis baru yang ditemukan pada manusia sejak kejadian luar biasa muncul di Wuhan
Cina, pada Desember 2019, tanggal 12 Februari 2020, nama COVID-19 resmi digunakan untuk
penyakit baru ini dengan virus penyebabnya disebut SARS-CoV-2.
Virus ini menular dengan cepat dan menyebar ke wilayah lain di Cina dan sebagian
besar negara di dunia ini, termasuk Indonesia. Hari ke hari jumlah kasus meningkat hingga
adanya laporan kematian hingga akhirnya WHO menetapkan kasus ini sebagai Public Health
Emergency of International Concern /Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan
Dunia (PHEIC/KKMMD). Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan
ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti
infeksi paru-paru (pneumonia), Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS), bahkan bisa menimbulkan kematian.
Gejala Coronavirus bervariasi, mulai dari flu biasa hingga gangguan pernapasan berat
menyerupai pneumonia. Gejala Corona yang umum dialami mereka yang mengalami infeksi
coronavirus adalah: demam tinggi disertai menggigil, batuk kering, pilek, hidung berair dan
bersin-bersin, nyeri tenggorokan dan sesak napas. Gejala virus corona tersebut dapat
bertambah parah secara cepat dan menyebabkan gagal napas hingga kematian. Centers for
Disease Control and Prevention (CDC) gejala infeksi virus 2019-nCoV dapat muncul mulai dua
hari hingga 14 hari setelah terpapar virus tersebut.
Untuk itu marilah kita ikuti program pemerintah dengan melaksanakan 2 kalai vaksinasi,
karena dengan vaksinasi imun tubuh kita akan bisa melawan virus covid 19 apabila kita
terpapar.
Langkah berikutnya yang bisa kita lakukan adalah dengan mengikuti dan menjalankan
era adaptasi kehidupan baru dengan terus menjalakna protokol kesehatan covid – 19 seperti :
1. Gunakan masker dengan benar
2. Selalu menjaga jarak dan sebisa mungkin untuk menghindari kerumunan
3. Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir
4. Tingkatkan imun tubuh dengan olah raga dan asupan vitamin.
Yang lebih penting lagi adalah kita harus bisa menyaring informasi yang dapat, karena
banyak hoax – hoak yang beredar, sehingga kita dibuat binggung mengenai covid – 19. Carilah
infomasi yang tepat seperti di satgas Desa/Kelurahan, Aplikasi peduli lindungi serta website
kementrian kesehatan agar kita mendapatkan informasi yang benar.
Demikian presentasi saya pada sesi diskusi 4, semoga ini bisa bermanfaat bagi kita
semua. Apabila dalam. Mohon maaf yang sebesar besarnya apabila dalam presentasi ini ada
kesalahan.

Om Swastyastu
Assalammu’alaikum Wr.Wb
Salam Sejahtera bagi kita semua
Namo Budaya
Bapak tutor dan rekan rekan Mahasiswa/i pertama –tama marilah
kita panjatkan puja dan puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa
karena berkat rahmat dan karunai beliau kita bisa mengikuti Diskusi sesi
4 dengan topik “Covid – 19” dalam keadaan sehat walafiat.
Bapak Tutor yang saya hormati dan saya banggakan serta rekan –
rekan mahasiswa dan mahasiswi yang saya banggakan pula. Pada sesi
diskusi 4 ini saya akan membawakan presentasi dengan judul “
Bahayanya Covid – 19”
Penyakit virus corona (COVID-19) adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 atau Coronavirus . Coronavirus
merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada
manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit
infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius
seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom
Pernafasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Coronavirus jenis baru yang ditemukan pada manusia sejak kejadian luar
biasa muncul di Wuhan Cina, pada Desember 2019, tanggal 12 Februari
2020, nama COVID-19 resmi digunakan untuk penyakit baru ini dengan
virus penyebabnya disebut SARS-CoV-2.
Virus ini menular dengan cepat dan menyebar ke wilayah lain di
Cina dan sebagian besar negara di dunia ini, termasuk Indonesia. Hari ke
hari jumlah kasus meningkat sampai adanya laporan kematian hingga
akhirnya WHO menetapkan kasus ini sebagai Public Health Emergency
of International Concern /Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang
Meresahkan Dunia (PHEIC/KKMMD). Pada banyak kasus, virus ini
hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus
ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-
paru (pneumonia), Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), Severe
Acute Respiratory Syndrome (SARS), bahkan bisa menimbulkan
kematian.
Gejala Coronavirus bervariasi, mulai dari flu biasa hingga
gangguan pernapasan berat menyerupai pneumonia. Gejala Corona yang
umum dialami mereka yang mengalami infeksi coronavirus adalah:
demam tinggi disertai menggigil, batuk kering, pilek, hidung berair dan
bersin-bersin, nyeri tenggorokan dan sesak napas. Gejala virus corona
tersebut dapat bertambah parah secara cepat dan menyebabkan gagal
napas hingga kematian. Centers for Disease Control and Prevention
(CDC) gejala infeksi virus covid -19 dapat muncul mulai dua hari
hingga 14 hari setelah terpapar virus tersebut.
Untuk itu marilah kita ikuti program pemerintah dengan
melaksanakan 2 kali vaksinasi, karena dengan vaksinasi imun tubuh kita
akan bisa mengenal dan melawan virus covid 19 apabila kita terpapar.
Langkah berikutnya yang bisa kita lakukan adalah dengan
mengikuti dan menjalankan era adaptasi kehidupan baru dengan terus
menjalakan protokol kesehatan covid – 19 seperti :
1. Gunakan masker dengan benar
2. Selalu menjaga jarak dan sebisa mungkin untuk menghindari
kerumunan
3. Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir
4. Tingkatkan imun tubuh dengan olah raga dan asupan vitamin.
Yang lebih penting lagi adalah kita harus bisa menyaring informasi
yang kita dapat, karena banyak hoax – hoak yang beredar, sehingga kita
dibuat binggung mengenai covid – 19. Carilah infomasi yang tepat
seperti di satgas Desa/Kelurahan, Aplikasi peduli lindungi serta website
kementrian kesehatan agar kita mendapatkan informasi yang benar.
Demikian presentasi saya pada sesi diskusi 4, semoga ini bisa
bermanfaat bagi kita semua. Apabila dalam penyampaian presentasi ini
ada yang kurang berkenan Mohon maaf yang sebesar besarnya.
Om Santi, Santi, Santi Om
Wasalammualaikum Warahamtulahi Wabarakaatuk.
https://promkes.kemkes.go.id/menuju-adaptasi-kebiasaan-baru
https://hellosehat.com/infeksi/covid19/virus-corona-covid-19-sars-cov-2/
https://covid19.go.id/p/protokol/protokol-tatalaksana-covid-19-di-indonesia

Selamat Malam 
Terimakasih Atas tambahan materinya, sehingga saya punya referensi baru dalam
mempelajari mata kuliah Statistika Ekonomi. Sesi diskusi 5 saya akan mengemukakan
jawaban saya mengenai :

1. Pengertian cuplikan acak dan langkah-langkah melakukannya

Cuplikan Acak adalah cuplikan yang diambil dari sebuah populasi di mana setiap
anggota populasi mempunyai kemungkinan yang sama untuk terpilih.

Hasil pengambilan sebagian anggota populasi tempat diterapkan prinsip bahwa setiap
anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk diambil sebagai anggota
cuplikan.

Langkah - langkah untuk melakukan cuplikan acak adalah :

1. Mencatat setiap anggota populasi dalam satu kertas (kecil), digulung,


dimasukkan dalam satu tempat.
2. Mengambil satu persatu gulungan kertas tadi sampai jumlah tertentu.

2. 1). Menghitung distribusi Frekuensi

Nilai Ujian (X) Frekuensi Frek. relatif Atau P (X) X . P(X) (X-)2 . P(X)

40 10 0,1 4 53,82

50 10 0,1 5 17,42

55 15 0,15 8,25 10,08

60 16 0,16 9,6 1,63

65 15 0,15 9,75 0,49

70 14 0,14 9,8 6,47

80 12 0,12 9,6 33,87

90 8 0,08 7,2 57,46

 = 181,26
2

N = 100 1  = 63,2
 = 13,4631

2) Frekuensi Relatif adalah Perbandingan Banyaknya suatu kejadian dengan jumlah total
kejadian. Yang manan Frekuensi relati mengacu pada proporsi berapa kali nilai tertentu
muncul dalam rangkaian data spesifik.
3) Rata - Rata Populasi 

3) Rata - Rata Populasi 

E (X) = E((X1+X2+.....+Xn))

E (X) = E((40+50+55+60+65+70+80+90))

         = (510) = = 63,75

4). Simpangan Baku

 = 2/n

 = 

 = 

 = 4,76

Demikian Tanggapan saya Mohon Koreksi dan Sarannya.

Terimakasih

Sumber : Bahan Materi Pokok ESPA4123

Selamat Pagi
Yth Ibu Tutor, Terimakasih atas tambahan Materinya sehingga saya mempunyai
tambahan materi dalam mempelajari Penganggaran, pada sesi diskusi 5 saya akan
menjelaskan pendapat saya mengenai faktor-faktor apa yang perlu dipertimbangkan
dalam menentukan harga jual selain faktor biaya.

Faktor faktor lainnya yang perlu dipertimbangkan adalah 

1. Kualitas Produk
2. Persaingan atau harga pasar pesaing
3. Daya beli konsumen

1. Kualitas Produk

Kualitas produk merupakan evaluasi menyeluruh pelanggan atas kebaikan kinerja


barang atau jasa (Mowen and Minor, 2002). Dalam persaingan bebas yang semakin
ketat perusahaan dituntut dalam memproduksi dan menawarkan  produknya agar
berkualitas dan mempunyai nilai lebih serta memiliki ciri khas tersendiri sehingga
produk tersebut akan mempunyai daya tarik bagi konsumen untuk membeli produk
tersebut. yang mana dalam penawaran produk harga disesuaikan dengan kualitas
produk.

Contoh

Anton akan membelikan anaknya Handphone yang nantinya akan dipakai untuk
pembelajaran online, sesampainya di toko Anton ditawari 2 jenis Handphone dengan
harga yang sama yaitu Rp. 2.000.000.

Spesifikasi Handphone A Handphone B

Layar 6,5" 6,5'

Ram/Rom 128/4 128/6

Kamera 10 megapixel 10 Megapixel

Layar Super amoledd Super amoled

Berdasarkan tabel tersebut Anton membeli Handphone B yang mempunyai kualitas atau
keunggulan yang lebih tinggi pada Ram/Rom dibandingkan dengan Handphone A

2. Persaingan atau harga pasar pesaing

Adanya persaingan merupakan salah satu yang penting dalam penentuan harga suatu
produk. Persaingan biasanya terjadi akibat dari adanya Produk Serupa, produk
pengganti atau substitusi dan adanya produk yang tidak serupa tetapi menyasar
konsumen yang sama. Untukmengatasi hal tersebut perusahaan bisa melakukan
penyelidikan terhadap produk pesaing mulai dari harga, Kualitas dan konsumen yang
disasar. Dalam penelitian ini diharapkan sedetail mungkin sehingga perusahaan
mempunyai gambaran yang pasti mengenai produk pesaing.

Contoh Perusahaan akan membuat produk baru berupa sandal yang akan menyasar
konsumen kaum muda. Sebelumnya perusahaan membeli produk pesaing untuk
seharga Rp. 50.000 dengan harga itu didapat bahwa sandal tersebut mempunyai
spesifikasi terbuat dari karet yang lentur, anti selip dan setelah dilakukan survey ke
konsumen rata rata konsumen mengatakan sandal tesebut agak berat, berdasarkan data
yang diperoleh perusahaan membuat sandal dengan harga yang sama dengan kualitas
bahan dari karet yang lentur, anti selip srta dibuat lebih ringan dan nyaman dipakai
dengan tujuan produk tersebut akan lebih diminati oleh konsumen.

3. Daya Beli Konsumen

Konsumen merupakan faktor utama dalam pemasaran produk. Kemampuan daya beli
konsumen sangat mempengaruhi terhadap penjualan produk. Apalagi diera kemajuan
teknologi dan komunikasi ini konsumen akan leluasa untuk membicarakan produk
dengan berbagai komentarnya di media sosial. Oleh karena itu perusahaan harus benar
benar melakukan survey terhadap kemampuan daya beli konsumen sehingga
perusahaan akan mampu membuat produk sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
konsumen.

Contoh Perusahaan konveksi akan membuat baju dengan sasaran masyarakat dengan
penghasilan menengah keatas. Pada kalangan menengah keatas konsumen akan lebih
teliti dan selalu mencari produk pesaing sebagai perbandingan. Untuk itu perusahaan
menggunakan jasa survey untuk melakukan survey terhadap konsumen dengan tujuan
akan mendapatkan informasi yang sedetail mungkin.

Demikian penjelasan dari jawaban saya, mohon koreksi dan sarannya.

Terimakasih.

Sumber : Buku Materi pokok EKMA4570/Edisi 2/Modul 5 halaman 5.25

Pajak diskusi 5
e-Objection adalah sebuah fitur pada laman DJP yang dapat
mengakomodir pengajuan keberatan dengan cara lain yang telah
diamanatkan pada Peraturan Menteri Keuangan Nomor 9/PMK.03/2013
Dengan e-Objection, permohonan pengajuan keberatan dapat dilakukan
secara daring (dalam jaringan) dan tanpa perlu melakukan permohonan
secara langsung ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP). Hal ini tentu akan
melindungi wajib pajak terhadap kemungkinan terpapar virus Covid-19
serta mendukung upaya pemerintah dalam menanggulangi pandemi yang
tengah terjadi. Keunggulan lainnya yang dimiliki oleh fitur e-Objection
adalah wajib pajak dapat memanfaatkannya selama 24 jam penuh setiap
harinya. Hal ini tentu sangat membantu bagi wajib pajak yang ingin
mengajukan langsung permohonan keberatan namun berhalangan untuk
datang langsung ke KPP pada hari kerja.

Persyaratan dasar pengajuan keberatan melalui e-Objection dan manual


masih sama, yaitu diajukan secara tertulis dalam Bahasa Indonesia,
mengemukakan jumlah pajak yang disertai alasan yang menjadi dasar
penghitungan, satu keberatan hanya diajukan untuk satu ketetapan pajak,
wajib pajak telah melunasi pajak yang masih harus dibayar paling
sedikit sejumlah yang telah disetujui wajib pajak dalam pembahasan
akhir hasil pemeriksaan sebelum Surat Keberatan disampaikan, diajukan
dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal pengiriman ketetapan
kecuali keadaan di luar kekuasaan wajib pajak, dan surat keberatan
ditandatangani oleh wajib pajak.

Permohonan keberatan yang dapat diajukan melalui e-Objection adalah


pengajuan permohonan keberatan atas Surat Ketetapan Pajak (SKP)
kecuali atas SKP PBB, atas pemotongan atau pemungutan pajak oleh
pihak ketiga, diajukan oleh kuasa wajib pajak, dan yang diajukan di luar
kekuasaan wajib pajak. Terkait pengajuan permohonan keberatan yang
dikecualikan tersebut dapat diajukan secara manual melalui KPP.

Jangka waktu penyelesaian permohonan keberatan yang dilakukan


melalui e-Objection dan manual juga sama, yaitu 12 (dua belas) bulan
sejak tanggal surat keberatan diterima dan apabila dalam jangka waktu
12 (dua belas) bulan tersebut terlampaui dan DJP belum menerbitkan
surat keputusan atas permohonan keberatan tersebut, permohonan
keberatan wajib pajak dianggap dikabulkan dan DJP wajib menerbitkan
surat keputusan permohonan keberatan paling lama 1 (satu) bulan sejak
jangka waktu 12 (dua belas bulan) tersebut berakhir.

Panduan e-Objection

Sebelum mengajukan keberatan melalui e-Objection, wajib pajak harus


memiliki sertifikat elektronik yang masih berlaku. Apabila wajib pajak
belum memiliki sertifikat elektronik atau telah memilikinya namun lupa
passphrase, pengajuan sertifikat elektronik dapat dilakukan di KPP
tempat wajib pajak terdaftar atau KP2KP yang wilayah kerjanya
meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan wajib pajak. Pengajuan
sertifikat elektronik ini juga mudah karena kini dapat diajukan secara
online dengan mengirimkan permohonan tersebut ke alamat e-mail
masing-masing KPP dengan disertai verifikasi identitas wajib pajak atau
pengurus wajib pajak. Apabila wajib pajak telah memiliki sertifikat
elektronik, sertifikat elektronik tersebut dapat disimpan dan nantinya
akan digunakan pada saat penandatanganan surat keberatan secara
digital.
Wajib pajak dapat mengakses menu e-Objection ini dengan cara masuk
pada laman djponline.pajak.go.id. Apabila menu e-Objection tersebut
belum muncul di menu layanan, wajib pajak dapat mengaktifkan menu
e-Objection dengan cara klik tab profil, lalu klik menu aktivasi fitur
layanan, ceklist pada layanan e-Objection lalu klik ubah fitur layanan.
Akses menu e-Objection akan muncul pada menu layanan.

Apabila menu e-Objection telah tersedia, wajib pajak dapat memilih


menu “Tambah” lalu membaca dan menyetujui disclaimer. Lalu wajib
pajak dapat melanjutkan ke proses input Surat Keberatan. Proses input
Surat Keberatan diawali dengan memasukan nomor SKP yang akan
diajukan keberatan. Sistem akan melakukan validasi atas nomor SKP
yang telah diinput dan memberikan notifikasi dalam hal terdapat indikasi
sebagai berikut:

Kesalahan pengisian nomor SKP;


SKP tidak terdapat pada sistem;
Terlewatinya jangka waktu pengajuan keberatan;
Jumlah pajak yang masih harus dibayar yang disetujui pada pembahasan
akhir hasil pemeriksaan belum dilunasi;
SKP yang sama diajukan permohonan Pasal 36 UU KUP; atau
SKP yang sama sedang diajukan keberatan.
Dalam hal wajib pajak tidak mendapat notifikasi, sistem akan
melanjutkan proses dan menampilkan detail SKP. Apabila informasi
yang disajikan telah sesuai, wajib pajak dapat melanjutkan proses
dengan mengisi nomor dan tanggal Surat Keberatan sesuai administrasi
persuratan wajib pajak, dan mengisi jumlah pajak menurut perhitungan
wajib pajak. Lalu, wajib pajak mengisi alasan keberatan dengan cara
mengisi pada kolom yang tersedia dengan maksimal 4.000 karakter atau
dengan mengunggah dokumen alasan keberatan berbentuk portable
document format (pdf) dalam satu file dokumen alasan keberatan dengan
ukuran maksimal 5MB.

Selanjutnya, wajib pajak mengisi data pembayaran atas SKP yang


diajukan keberatan, dengan cara mengisi Nomor Transaksi Penerimaan
Negara (NTPN) dan/atau nomor Pemindahbukuan (Pbk). Dalam hal
tidak terdapat jumlah pajak yang masih harus dibayar yang disetujui
wajib pajak dalam pembahasan akhir hasil pemeriksaan atau keberatan
diajukan atas SKPN/SKPLB, wajib pajak dapat mengeklik menu
"lanjutkan" untuk ke proses selanjutnya.

Apabila proses input Surat Keberatan selesai, proses dilanjutkan dengan


penandatanganan Surat Keberatan secara elektronik menggunakan
sertifikat elektronik yang masih berlaku yang dimiliki oleh wajib pajak.
Penandatanganan dilakukan dengan cara mengisi passphrase dan
mengunggah file sertifikat elektronik dengan ekstensi file .p12 dan
kemudian mengeklik menu "Submit" untuk mengirimkan Surat
Keberatan. Selanjutnya, sistem akan menerbitkan Bukti Penerimaan
Elektronik (BPE) dan Surat Keberatan wajib pajak sebagai bukti bahwa
keberatan telah berhasil disampaikan.

Dengan telah tersedianya saluran lain dalam penyampaian permohonan


keberatan melalui e-Objection yang diakomodir oleh DJP, diharapkan
dapat mempermudah wajib pajak dalam melakukan upaya hukum
pengajuan permohonan keberatan.
*) Tulisan ini merupakan pendapat pribadi penulis dan bukan cerminan
sikap instansi penulis bekerja.

Dalam pengisian alasan keberatan, Wajib Pajak dapat memilih untuk


mengisi kolom yang tersedia atau melakukan unggah dokumen alasan
keberatan, dengan ketentuan: 1) Dalam hal Wajib Pajak memilih untuk
mengisi kolom yang tersedia, Wajib Pajak dapat mengisi alasan
keberatan dengan maksimal 4. 000 karakter.

Dalam hal Wajib Pajak memilih untuk melakukan unggah dokumen


alasan keberatan, dokumen yang diunggah harus memenuhi ketentuan
sebagai berikut: a) berbentuk portable documentfonnat (pdf) dalam 1
(satu) file; b) dokumen dalam bentuk pdf tersebut disarankan merupakan
hasil konversi dan bukan merupakan hasil pemindaian; dan c) dokumen
yang diunggah memiliki ukuran maksimal 5 MB dan dapat terbaca
dengan jelas.
Dalam hal Wajib Pajak telah meyakini kebenaran data yang telah diisi,
Wajib Pajak melanjutkan dengan proses penandatanganan Surat
Keberatan.
f. Wajib Pajak menandatangani Surat Keberatan menggunakan Tanda
Tangan Elektronik dengan cara memasukkan passphrase dan
mengunggah file Sertifikat Elektronik.
g. Wajib Pajak mengirim (submit) Surat Keberatan pada menu yang
disediakan.
h. Atas penyampaian Surat Keberatan secara elektronik (e-filing), Bukti
Penerimaan Elektronik disampaikan kepada Wajib Pajak melalui posel
( e-mails yang terdaftar dalam sistem informasi Direktorat J enderal
Pajak.
1. Bukti Penerimaan Elektronik juga dapat diunduh dalam aplikasi e-
objection.
J. Dalam hal berdasarkan hasil validasi sistem Wajib Pajak tidak dapat
melanjutkan proses penyampaian Surat Keberatan, Wajib Pajak dapat
menghubungi Kantor Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar
dan/atau tempat Pengusaha Kena Pajak dikukuhkan atau Kantor
Layanan Informasi dan Pengaduan (Kring Pajak 1500200) untuk
mendapatkan klarifikasi dan/ atau informasi lebih lanjut.

Selamat Siang

Yth. Bapak Tutor terimakasih atas tambahan materinya sehingga saya mempunyai
tambahan materi dalam mempelajari Materi Kuliah Hukum Pajak, pada sesi diskusi 5 ini
saya akan mengemukakan pendapat saya mengenai e-Objection.

e-Objection

e-Objection merupakan terobosan dari direktorat jenderal pajak dalam melayani wajib
pajak dalam hal pengajuan keberatan dimasa pandemi covid-19 sehingga wajib pajak
tidak harus datang ke kantor pelayanan pajak.

eObjection adalah sebuah fitur pada laman DJP yang dapat mengakomodir pengajuan
keberatan dengan cara lain yang telah diamanatkan pada peraturan Menteri Keuangan
Nomor 9/PMK.03/2013. Pengajuan keberatan dengan cara lain diatur melalui peraturan
Direktur Jenderal Pajak Nomor Per-14/PJ/2020 tentang Tata Cara Penyampaian surat
keberatan Secara Elektronik (e-Filling).

Wajib pajak dapat mengakses menu e-Objection  pada laman djponline.pajak.go.id.


Apabila menu e-Objection tersebut belum muncul di menu layanan, wajib pajak dapat
mengaktifkan menu e-Objection dengan cara klik tab profil, lalu klik menu aktivasi fitur
layanan, ceklist pada layanan e-Objection lalu klik ubah fitur layanan setelah itu proses
diawali dengan menginput no SKP yang diajukan keberatan. Disini wajib pajak wajib
menyetujui disclaimer baru dilanjutkan dengan input surat keberatan. Setelah
mendapatkan notifikasi, sistem akan melanjutkan proses dan menampilkan detail SKP
setelah itu wajib pajak tanggal Surat Keberatan sesuai administrasi persuratan wajib
pajak, dan mengisi jumlah pajak menurut perhitungan wajib pajak. Lalu, wajib pajak
mengisi alasan keberatan dengan cara mengisi pada kolom yang tersedia dengan
maksimal 4.000 karakter atau dengan mengunggah dokumen alasan keberatan
berbentuk portable document format (pdf) dalam satu file dokumen alasan keberatan
dengan ukuran maksimal 5MB. Apabila proses input Surat Keberatan selesai, proses
dilanjutkan dengan penandatanganan Surat Keberatan secara elektronik menggunakan
sertifikat elektronik yang masih berlaku yang dimiliki oleh wajib pajak. setelah semua
proses diikuti dengan baik dan benar sistem akan menerbitkan Bukti Penerimaan
Elektronik (BPE) dan Surat Keberatan wajib pajak sebagai bukti bahwa keberatan telah
berhasil disampaikan.

Keuntungan Aplikasi e-Objection bagi wajib pajak.

Ada beberapa keuntungan yang diperoleh Wajib Pajak dalam pengajuan keberatan
melalui Aplikasi e-Objection.

1. Dapat diakses 24 Jam. Wajib pajak yang mempunyai kesibukan yang padat
dengan aplikasi e-Objection merasa sangat dibantu karena bisa mengajukan
keberatan pajak tanpa terikat waktu sehingga bisa memanfaatkan waktu libur.
2. Bisa dilakukan dimanapun. Pada masa pandemi ini dengan adanya peraturan
pemerintah dengan dibatasinya kerumunan maka wajib pajak bisa memanfaatkan
aplikasi ini sehingga tidak mesti harus datang ke Kantor Pajak Pratama. Wajib
pajak bisa melakukan pengajuan keberatan dari manapun asalkan sudah
mempunyai aplikasi e-Objection
3. Tidak ada antrean. Dengan aplikasi ini wajib pajak tidak harus mengikuti antrean
panjang lagi di KPP karena sudah bisa dilakukan dari rumah.

Persyaratan pengajuan Surat Keberatan melalui e-Objection

Berdasarkan Peraturan DJP Nomor Per-11/PJ/2020 ada beberapa persyaratan yang


harus dipenuhi wajib pajak dalam pengajuan surat keberatan melalui e-Objection adalah
:

1. Wajib Pajak Mengakses laman DJP online (www.djponline.pajak.go.id)

2. Wajib Pajak memilih menu e-Objection pada laman DJP Online

3. Wajib Pajak melakukan pengisian Surat Keberatan sesuai petunjuk yang tertera dalam
aplikasi dan sesuai peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan.
4. Dalam pengisian alasan keberatan, Wajib Pajak dapat memilih untuk mengisi kolom
yang tersedia atau melakukan unggah dokumen alasan keberatan, dengan ketentuan :

 Dalam hal Wajib Pajak memilih untuk mengisi kolom yang tersedia, Wajib Pajak
dapat mengisi alasan keberatan dengan maksimal 4. 000 karakter
 Dalam hal Wajib Pajak memilih untuk melakukan unggah dokumen alasan
keberatan, dokumen yang diunggah harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

               a. berbentuk portable documentfonnat (pdf) dalam 1 (satu) file

               b. dokumen dalam bentuk pdf tersebut disarankan merupakan hasil konversi

                   dan bukan merupakan hasil pemindaian

               c. dokumen yang diunggah memiliki ukuran maksimal 5 MB dan dapat terbaca

                   dengan jelas.

5. Dalam hal Wajib Pajak telah meyakini kebenaran data yang telah diisi, Wajib Pajak
melanjutkan dengan proses penandatanganan Surat Keberatan

6. Wajib Pajak menandatangani Surat Keberatan menggunakan Tanda Tangan Elektronik


dengan cara memasukkan passphrase dan mengunggah file Sertifikat Elektronik. 

7. Wajib Pajak mengirim (submit) Surat Keberatan pada menu yang disediakan. 

8. Atas penyampaian Surat Keberatan secara elektronik (e-filing), Bukti Penerimaan


Elektronik disampaikan kepada Wajib Pajak melalui posel ( e-mails yang terdaftar dalam
sistem informasi Direktorat J enderal Pajak.

9. Bukti Penerimaan Elektronik juga dapat diunduh dalam aplikasi e-objection.

10. Dalam hal berdasarkan hasil validasi sistem Wajib Pajak tidak dapat melanjutkan
proses penyampaian Surat Keberatan, Wajib Pajak dapat menghubungi Kantor
Pelayanan Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar dan/atau tempat Pengusaha Kena Pajak
dikukuhkan atau Kantor Layanan Informasi dan Pengaduan (Kring Pajak 1500200) untuk
mendapatkan klarifikasi dan/ atau informasi lebih lanjut.

Demikian tanggapan saya pada sesi diskusi 5 ini, mohon koreksi dan sarannya.

Terimakasih
Sumber 

1. Buku Materi Pokok EKSI4202/edisi3


2. chrome-extension://efaidnbmnnnibpcajpcglclefindmkaj/viewer.html?pdfurl=https
%3A%2F%2Fwww.pajak.go.id%2Fsites%2Fdefault%2Ffiles%2F2020-08%2FPER-
14.PJ_.2020.pdf&chunk=true
3. https://pajak.go.id/id/artikel/e-objection-solusi-canggih-di-tengah-pandemi
4. https://www.pajakonline.com/pengajuan-surat-keberatan-pajak-pakai-e-
objection/

lessor sebagai penyandang dana untuk membiayai pembelian barang tersebut lebih dahulu dari pihak
supplier

Menerima pembayaran uang sewa guna usaha setiap bulannya dengan jumlah dan waktu yang telah
ditetapkan; 2) Memegang bukti-bukti kepemilikan atas barang objek sewa guna usaha; 3)
Memerintahkan lessee untuk membayar seluruh angsuran , menuntut pengembalian barang objek
perjanjian dari lessee, mengakhiri perjanjian secara sepihak, jika terjadi hal dalam kejadian tertentu,
misalnya karena kelalaian atas merosotnya harga barang, bangkrutnya usaha lessee, pihak lessee
terlibat dalam perkara perdata atau pidana, barang ditelantarkan oleh lessee sehingga barang tersebut
hilang atau rusak berat.

Menerima pembayaran uang sewa guna usaha setiap bulannya dengan jumlah dan waktu yang telah
ditetapkan;

Memegang bukti-bukti kepemilikan atas barang objek sewa guna usaha;

Memerintahkan lessee untuk membayar seluruh angsuran , menuntut pengembalian barang objek
perjanjian dari lessee, mengakhiri perjanjian secara sepihak, jika terjadi hal dalam kejadian tertentu,
misalnya karena kelalaian atas merosotnya harga barang, bangkrutnya usaha lessee, pihak lessee
terlibat dalam perkara perdata atau pidana, barang ditelantarkan oleh lessee sehingga barang tersebut
hilang atau rusak berat.

Memberikan pembiayaan pada lessee, yaitu dengan cara menyediakan dana dalam hal pembelian
barang yang menjadi objek perjanjian. 2) Menyerahkan barang tepat waktu dengan menghubungi
terlebih dahulu pihak supplier yang bersangkutan. 3) Menyerahkan bukti pemindahan kepemilikan
barang objek perjanjian setelah lessee menggunakan hak opsinya untuk membeli

Memberikan pembiayaan pada lessee, yaitu dengan cara menyediakan dana dalam hal pembelian
barang yang menjadi objek perjanjian

Menyerahkan barang tepat waktu dengan menghubungi terlebih dahulu pihak supplier yang
bersangkutan

Menyerahkan bukti pemindahan kepemilikan barang objek perjanjian setelah lessee menggunakan hak
opsinya untuk membeli
Bertanggung jawab penuh atas pembayaran pembelian barang objek perjanjian kepada supplier setelah
diterimanya surat penerimaan barang dan perintah untuk membayar; b. Lessor juga bertanggung jawab
untuk mengusahakan agar pihak supplier menyerahkan barang tepat waktu seperti yang tercantum
dalam order pembelian.

Bertanggung jawab penuh atas pembayaran pembelian barang objek perjanjian kepada supplier setelah
diterimanya surat penerimaan barang dan perintah untuk membayar

Lessor juga bertanggung jawab untuk mengusahakan agar pihak supplier menyerahkan barang tepat
waktu seperti yang tercantum dalam order pembelian

nasabah atau perusahaan yang bertindak sebagai pemakai


peralatan/barang yang akan di lease atau yang akan disewakan pihak
penyewa / lessor
nasabah atau perusahaan yang bertindak sebagai pemakai
peralatan/barang yang akan di lease atau yang akan disewakan pihak
penyewa / lessor
Memperoleh fasilitas pembiayaan sewa guna usaha dari pihak lessor untuk membiayai pembelian
barang yang menjadi objek perjanjian sewa guna usaha. Terhadap barang tersebut kepemilikannya
secara yuridis (legal owner) tetap dipegang oleh pihak lessor sedangkan pihak lessee hanya menguasai
secara fisik (economic owner). Lessee dapat memperoleh hak milik atas barang tersebut setelah
melunasi seluruh pembayaran sewa guna usaha dan menggunakan hak opsinya. 2) Menerima barang
yang menjadi objek perjanjian dari supplier tepat waktu sesuai dengan waktu yang tertera dalam order
pembelian. 3) Pada akhir masa kontrak, lessee dapat menggunakan hak opsinya

Memperoleh fasilitas pembiayaan sewa guna usaha dari pihak lessor untuk membiayai pembelian
barang yang menjadi objek perjanjian sewa guna usaha. Terhadap barang tersebut kepemilikannya
secara yuridis (legal owner) tetap dipegang oleh pihak lessor sedangkan pihak lessee hanya menguasai
secara fisik (economic owner). Lessee dapat memperoleh hak milik atas barang tersebut setelah
melunasi seluruh pembayaran sewa guna usaha dan menggunakan hak opsinya.

Menerima barang yang menjadi objek perjanjian dari supplier tepat waktu sesuai dengan waktu yang
tertera dalam order pembelian

Pada akhir masa kontrak, lessee dapat menggunakan hak opsinya

1) Membayar angsuran uang sewa guna usaha setiap bulannya dengan jumlah yang telah ditetapkan
dan pada waktu yang telah ditentukan; 2) Mengasuransikan objek sewa guna usaha, baik lessee
menunjuk sendiri perusahaan asuransinya atau menyerahkan pada pihak lessor; 3) Membayar nilai sisa
pada saat menggunakan hak opsi untuk membeli barang objek sewa guna usaha; 4) Menyelenggarakan
pembukuan yang telah diaudit oleh akuntan publik dan diserahkan kepada lessor.

Membayar angsuran uang sewa guna usaha setiap bulannya dengan jumlah yang telah ditetapkan dan
pada waktu yang telah ditentukan

Mengasuransikan objek sewa guna usaha, baik lessee menunjuk sendiri perusahaan asuransinya atau
menyerahkan pada pihak lessor

Membayar nilai sisa pada saat menggunakan hak opsi untuk membeli barang objek sewa guna usaha

Menyelenggarakan pembukuan yang telah diaudit oleh akuntan publik dan diserahkan kepada lessor

a. Pemakaian barang, lessee harus bertanggung jawab atas barang yang menjadi objek perjanjian dan
mempergunakan barang tersebut dengan baik; b. Perawatan barang, lessee memiliki tanggung jawab
untuk mematuhi setiap anjuran dari supplier perihal penyimpanan dan perawatan barang; c. Jika lessee
mengetahui terdapat cacat yang terlihat atau tersembunyi pada barang objek perjanjian dan ia tidak
segera melaporkan (7 hari setelah penyerahan barang) pada supplier maka lessee tetap
bertanggungjawab untuk memenuhi kewajibannya sebagai pihak dalam perjanjian; d. Lessee
bertanggung jawab penuh atas risiko, kehilangan, kerusakan atau musnahnya barang karena sebab
apapun juga kecuali akibat keadaan memaksa

Pemakaian barang, lessee harus bertanggung jawab atas barang yang menjadi objek perjanjian dan
mempergunakan barang tersebut dengan baik

Perawatan barang, lessee memiliki tanggung jawab untuk mematuhi setiap anjuran dari supplier perihal
penyimpanan dan perawatan barang

Jika lessee mengetahui terdapat cacat yang terlihat atau tersembunyi pada barang objek perjanjian dan
ia tidak segera melaporkan (7 hari setelah penyerahan barang) pada supplier maka lessee tetap
bertanggungjawab untuk memenuhi kewajibannya sebagai pihak dalam perjanjian

Lessee bertanggung jawab penuh atas risiko, kehilangan, kerusakan atau musnahnya barang karena
sebab apapun juga kecuali akibat keadaan memaksa

file:///C:/Users/PERSONAL/Downloads/340-Article%20Text-1047-1-
10-20151022.pdf
file:///C:/Users/PERSONAL/Downloads/2832-8216-1-SM.pdf
chrome-extension://efaidnbmnnnibpcajpcglclefindmkaj/viewer.html?
pdfurl=https%3A%2F%2Fmedia.neliti.com%2Fmedia%2Fpublications
%2F151339-ID-none.pdf&clen=153266&chunk=true
chrome-extension://efaidnbmnnnibpcajpcglclefindmkaj/viewer.html?
pdfurl=http%3A%2F%2Fstaffnew.uny.ac.id%2Fupload
%2F132318570%2Fpendidikan%2FSEWA%2BGUNA
%2BUSAHA.pdf&clen=263784&chunk=true
Dalam mekanisme financial lease, supplier langsung menyerahkan
barang kepada lessee tanpa melalui pihak lessor sebagai pihak yang
memberikan pembiayaan. Sebaliknya, dalam operating lease, supplier
menjual barangnya langsung kepada lessor dengan pembayaran sesuai
dengan kesepakatan kedua belah pihak, yaitu secara tunai atau berkala
Dalam mekanisme financial lease, supplier langsung menyerahkan
barang kepada lessee tanpa melalui pihak lessor sebagai pihak yang
memberikan pembiayaan. Sebaliknya, dalam operating lease, supplier
menjual barangnya langsung kepada lessor dengan pembayaran sesuai
dengan kesepakatan kedua belah pihak, yaitu secara tunai atau berkala
Tanggung jawab perusahan asuransi dalam proses leasing (sewa guna
usaha) adalah sebagai pihak dalam pejanjian leasing atau perjanjian
pembiayaan konsumen, memberikan proteksi atau perlindungan bagi
obyek leasing dan tanggung jawab dan perusahan asuransi adalah
memberikan ganti rugi terhadap obyek leasing, apabila timbul pengajuan
klaim, dimana terjadi sesuatu terhadap obyek leasing, baik karena
kehilangan, kerusakkan, atau lain-lain, dimana hal itu merupakan
kondisi pertanggungan dalam polis asuransi yang wajib ditanggung oleh
pihak penanggung (perusahan asuransi)
Tanggung jawab perusahan asuransi dalam proses leasing (sewa guna
usaha) adalah sebagai pihak dalam pejanjian leasing atau perjanjian
pembiayaan konsumen, memberikan proteksi atau perlindungan bagi
obyek leasing dan tanggung jawab dan perusahan asuransi adalah
memberikan ganti rugi terhadap obyek leasing, apabila timbul pengajuan
klaim, dimana terjadi sesuatu terhadap obyek leasing, baik karena
kehilangan, kerusakkan, atau lain-lain, dimana hal itu merupakan
kondisi pertanggungan dalam polis asuransi yang wajib ditanggung oleh
pihak penanggung (perusahan asuransi)
file:///C:/Users/PERSONAL/Downloads/340-Article%20Text-1047-1-
10-20151022.pdf
file:///C:/Users/PERSONAL/Downloads/2832-8216-1-SM.pdf
chrome-extension://efaidnbmnnnibpcajpcglclefindmkaj/viewer.html?
pdfurl=https%3A%2F%2Fmedia.neliti.com%2Fmedia%2Fpublications
%2F151339-ID-none.pdf&clen=153266&chunk=true
chrome-extension://efaidnbmnnnibpcajpcglclefindmkaj/viewer.html?
pdfurl=http%3A%2F%2Fstaffnew.uny.ac.id%2Fupload
%2F132318570%2Fpendidikan%2FSEWA%2BGUNA
%2BUSAHA.pdf&clen=263784&chunk=true

Selamat Malam

Yth Bapak Tutor terimakasih atas tambahan materinya, sehingga saya mempunyai tambahan
materi dalam mempelajari mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Non Bank.
Pada Sesi Diskusi 5 ini saya akan mengemukakan jawaban saya mengenai pihak-pihak yang
terkait dalam transaksi leasing.

Leasing adalah perjanjian/kontrak antara dua pihak, yaitu pihak lessor yang menyediakan aset
untuk dipakai oleh pihak lain (lessee) dalam jangka waktu tertentu sebagai imbalan atas
pembayaran sejumlah tertentu.

Dalam kegiatan leasing ada pihak - pihak yang terlibat baik secara langsung dalam perjanjian
maupun secara tidak langsung. 

A. Pihak - pihak Yang terlibat secara langsung dalam penjanjian adalah

1. Lessor

Lessor adalah perusahaan sewa guna usaha yang telah memperoleh izin usaha dari Menteri
Keuangan dan memberikan jasa pembiayaan kepada lessee dalam bentuk barang modal.

Lessor berdasarkan Pasal 1338 ayat 1 KUHPdt adalah hak dan kewajiban yaitu :

A. Hak lessor dalam perjanjian leassing

1. Menerima pembayaran uang sewa guna usaha setiap bulannya dengan jumlah dan waktu
yang telah ditetapkan
2. Memegang bukti-bukti kepemilikan atas barang objek sewa guna usaha
3. Memerintahkan lessee untuk membayar seluruh angsuran , menuntut pengembalian
barang objek perjanjian dari lessee, mengakhiri perjanjian secara sepihak, jika terjadi hal
dalam kejadian tertentu, misalnya karena kelalaian atas merosotnya harga barang,
bangkrutnya usaha lessee, pihak lessee terlibat dalam perkara perdata atau pidana, barang
ditelantarkan oleh lessee sehingga barang tersebut hilang atau rusak berat

B. Kewajiban Lessor dalam perjanjian leassing

1. Memberikan pembiayaan pada lessee, yaitu dengan cara menyediakan dana dalam hal
pembelian barang yang menjadi objek perjanjian
2. Menyerahkan barang tepat waktu dengan menghubungi terlebih dahulu pihak supplier
yang bersangkutan
3. Menyerahkan bukti pemindahan kepemilikan barang objek perjanjian setelah lessee
menggunakan hak opsinya untuk membeli

Selain mempunyai hak dan kewajiban lessor juga mempunyai tanggung jawab yaitu :

1. Bertanggung jawab penuh atas pembayaran pembelian barang objek perjanjian kepada
supplier setelah diterimanya surat penerimaan barang dan perintah untuk membayar
2. Lessor juga bertanggung jawab untuk mengusahakan agar pihak supplier menyerahkan
barang tepat waktu seperti yang tercantum dalam order pembelian.
Saham perusahaan pembiayaan atau perusahaan sewa guna usaha yang berbentuk Perseroan
Terbatas (PT) sesuai dengan Peraturan Presiden No. 9 Tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan
dapat dimiliki oleh :

1. Warga Negara Indonesia dan/atau Badan Hukum Indonesia


2. Badan Usaha Asing dan Warga Negara Indonesia atau Badan Hukum Indonesia (usaha
patungan) dengan ketentuan kepemilikan saham Badan Usaha asing paling besar 85%
dari modal disetor.

2. Lessee

Lessee adalah perusahaan atau perorangan yang menggunakan barang modal dengan pembiayaan
dari lessor, dengan kata lain nasabah atau perusahaan yang bertindak sebagai pemakai
peralatan/barang yang akan di lease atau yang akan disewakan pihak penyewa / lessor.

Lessee berdasarkan Pasal 1338 ayat 1 KUHPdt adalah hak dan kewajiban yaitu :

A. Hak lessee dalam perjanjian leassing

1. Memperoleh fasilitas pembiayaan sewa guna usaha dari pihak lessor untuk membiayai
pembelian barang yang menjadi objek perjanjian sewa guna usaha. Terhadap barang
tersebut kepemilikannya secara yuridis (legal owner) tetap dipegang oleh pihak lessor
sedangkan pihak lessee hanya menguasai secara fisik (economic owner). Lessee dapat
memperoleh hak milik atas barang tersebut setelah melunasi seluruh pembayaran sewa
guna usaha dan menggunakan hak opsinya
2. Menerima barang yang menjadi objek perjanjian dari supplier tepat waktu sesuai dengan
waktu yang tertera dalam order pembelian
3. Pada akhir masa kontrak, lessee dapat menggunakan hak opsinya

B. Kewajiban Lessee dalam perjanjian leassing

1. Membayar angsuran uang sewa guna usaha setiap bulannya dengan jumlah yang telah
ditetapkan dan pada waktu yang telah ditentukan
2. Mengasuransikan objek sewa guna usaha, baik lessee menunjuk sendiri perusahaan
asuransinya atau menyerahkan pada pihak lessor
3. Membayar nilai sisa pada saat menggunakan hak opsi untuk membeli barang objek sewa
guna usaha
4. Menyelenggarakan pembukuan yang telah diaudit oleh akuntan publik dan diserahkan
kepada lessor

Selain mempunyai hak dan kewajiban lessee juga mempunyai tanggung jawab yaitu :
1. Pemakaian barang, lessee harus bertanggung jawab atas barang yang menjadi objek
perjanjian dan mempergunakan barang tersebut dengan baik
2. Perawatan barang, lessee memiliki tanggung jawab untuk mematuhi setiap anjuran dari
supplier perihal penyimpanan dan perawatan barang
3. Jika lessee mengetahui terdapat cacat yang terlihat atau tersembunyi pada barang objek
perjanjian dan ia tidak segera melaporkan (7 hari setelah penyerahan barang) pada
supplier maka lessee tetap bertanggungjawab untuk memenuhi kewajibannya sebagai
pihak dalam perjanjian
4. Lessee bertanggung jawab penuh atas risiko, kehilangan, kerusakan atau musnahnya
barang karena sebab apapun juga kecuali akibat keadaan memaksa

3. Supplier (pemasok)

Supplier adalah pihak yang menyediakan barang modal yang disewakan untuk digunakan oleh
lessee. Barang modal tersebut dibayar tunai oleh lessor.

Dalam mekanisme financial lease, supplier langsung menyerahkan barang kepada lessee tanpa
melalui pihak lessor sebagai pihak yang memberikan pembiayaan. Sebaliknya, dalam operating
lease, supplier menjual barangnya langsung kepada lessor dengan pembayaran sesuai dengan
kesepakatan kedua belah pihak, yaitu secara tunai atau berkala

B. Pihak - pihak Yang terlibat secara tidak langsung dalam penjanjian adalah

1. Bank.

Keterlibatan bank dalam transaksi leasing adalah ketika lessor atau suplier menggunakan dana
yang berasal dari bank dalam penyediaan barang modal.

2. Asuransi

Tujuan dilibatkannya asuransi adalah untuk menghindari kerugian yang besar dalam transaksi
leasing. Dalam hal pembiayaan ditanggung oleh lessee. Tanggung jawab perusahan asuransi
dalam proses leasing (sewa guna usaha) adalah sebagai pihak dalam pejanjian leasing atau
perjanjian pembiayaan konsumen, memberikan proteksi atau perlindungan bagi obyek leasing
dan tanggung jawab dan perusahan asuransi adalah memberikan ganti rugi terhadap obyek
leasing, apabila timbul pengajuan klaim, dimana terjadi sesuatu terhadap obyek leasing, baik
karena kehilangan, kerusakkan, atau lain-lain, dimana hal itu merupakan kondisi pertanggungan
dalam polis asuransi yang wajib ditanggung oleh pihak penanggung (perusahan asuransi).

Demikian Jawaban saya mohon koreksi dan sarannya.

Terimakasih.
Sumber :

1. Buku Materi Pokok EKSI4205/edisi3/Murti Lestari/Modul 6 halaman 6.1-6.40


2. file:///C:/Users/PERSONAL/Downloads/340-Article%20Text-1047-1-10-20151022.pdf,
Perjanjian Sewa Guna Usaha Antara Lessee dan Lessor
3. file:///C:/Users/PERSONAL/Downloads/2832-8216-1-SM.pdf, Kedudukan Lessor Dalam
Perjanjian Operasional Leasing Terhadap Kepailitan Lessee di Indonesia

Tanda pisah dapat dipakai untuk membatasi penyisipan kata atau kalimat yang memberi
penjelasan di luar bangun kalimat
Tanda pisah dapat dipakai juga untuk menegaskan adanya keterangan aposisi atau
keterangan yang lain.
Tanda pisah dipakai di antara dua bilangan, tanggal, atau tempat yang berarti ‘sampai
dengan’ atau ‘sampai ke’

Tanda Hubung (-)


Fungsinya:

1. Menyambung suku-suku kata yang terpisah oleh pergantian baris,


2. Menyambung unsur-unsur kata ulang,
3. Merangkai unsur bahasa Indonesia dengan unsur bahasa asing.

Contohnya: Beratnya berkisar 1-3 kg dari berat sebelumnya.

Tanda hubung dipakai untuk menandai bagian kata yang terpenggal oleh pergantian baris
Tanda hubung dipakai untuk menyambung unsur kata ulang
Tanda hubung dipakai untuk menyambung tanggal, bulan, dan tahun yang dinyatakan
dengan angka atau menyam-bung huruf dalam kata yang dieja satu-satu
Tanda hubung dapat dipakai untuk memperjelas hubungan bagian kata atau ungkapan
Tanda hubung dipakai untuk merangkai

Wati suka membeli bika Ambon
2) Kita harus selalu menghormati Ibu dan Bapak Dosen 
3) Saya telah membaca novel Tenggelamnya Kapal van
Der wijck karya HAMKA 
4) Ibu Nana dari mana? “kata Wati” 
5) Pada tahun 2005, undang-undang Guru dan
Dosen sudah diresmikan. 
6) Saksi bisu pertemuan kita adalah sungai Bengawan Solo. 
dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan yang diikuti nama orang, nama instansi, atau
nama tempat yang digunakan sebagai pengganti nama orang tertentu
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang tidak
digunakan dalam pengacuan atau penyapaan

Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk


hubungan kekerabatan yang tidak digunakan dalam pengacuan atau
penyapaan
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk
semua unsur kata ulang sempurna) di dalam judul buku, majalah, surat
kabar, dan makalah, kecuali kata tugas seperti di, ke, dari, dan, yang, dan
untuk yang tidak terletak pada posisi awal
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang,
termasuk julukan

Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur nama orang,


termasuk julukan
Tanda petik dipakai untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari
pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain
Huruf kapital dipakai pada awal kalimat dalam petikan langsung
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang
sempurna yang terdapat pada nama lembaga resmi, lembaga
ketatanegaraan, badan, dokumen resmi, dan judul karangan
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk
semua unsur bentuk ulang sempurna) dalam nama negara, lembaga,
badan, organisasi, atau dokumen, kecuali kata tugas, seperti di, ke, dari,
dan, yang, dan untuk
Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama geografi
https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/sites/default/files/
PUEBI.pdf
https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/lamanbahasa/sites/default/files/
PUEBI.pdf

Anda mungkin juga menyukai