Anda di halaman 1dari 17

1

DAFTAR ISI

Daftar Isi..................................................................................................................... i

BAB I

Latar Belakang...........................................................................................................2

BAB II

Pembahasan

Perencanaan Tenaga Kerja.........................................................................................3

Langkah – langkah Dalam Menyusun Anggaran Tenaga Kerja................................3-4

Perhitungan Standar Tenaga Kerja.............................................................................5-7

Anggaran Tenaga Kerja.............................................................................................7-8

BAB III

Kesimpulan................................................................................................................9

Daftar Pustaka............................................................................................................10

2
BAB I

Latar Belakang

ada setiap perusahaan


tentu ada tenaga
kerjanya untuk
melakukan semua
aktifitas
produksinya.Buruh atau
Tenaga kerja adalah
setiap orang yang
mampu melakukan
pekerjaan yang
menghasilkan barang dan
jasa yang berguna bagi

3
dirinya sendiri ataupun
masyarakat, tenaga kerja,
merupakan salah satu
factor produksi yang
utama dan selalu ada
dalam perusahaan,
meskipun pada
perusahaan tersebut sudah
digunakan mesin-mesin.
Mesin yang bekerja dalam
perusahaan tentu saja perlu
ditangani oleh tenaga
manusia, meskipun mesin-
mesin zaman sekarang
4
sudah banyak yang
bersifat
otomatis, dan untuk itu
perusahaan mengeluarkan
biaya tenaga kerja untuk
keperluan buruh atau
sebagai
balas jasa yang diterima
tenaga kerja. Untuk
membiayai tenaga kerja
dan untuk mengefisienkan
waktu
dan biaya perusahaan maka
sudah seharusnya
5
perusahaan menghitung
biaya tenaga kerja agar
tidak dalam
proses produksinya optimal.
ada setiap perusahaan
tentu ada tenaga
kerjanya untuk
melakukan semua
aktifitas
produksinya.Buruh atau
Tenaga kerja adalah
setiap orang yang
mampu melakukan
pekerjaan yang
6
menghasilkan barang dan
jasa yang berguna bagi
dirinya sendiri ataupun
masyarakat, tenaga kerja,
merupakan salah satu
factor produksi yang
utama dan selalu ada
dalam perusahaan,
meskipun pada
perusahaan tersebut sudah
digunakan mesin-mesin.
Mesin yang bekerja dalam
perusahaan tentu saja perlu

7
ditangani oleh tenaga
manusia, meskipun mesin-
mesin zaman sekarang
sudah banyak yang
bersifat
otomatis, dan untuk itu
perusahaan mengeluarkan
biaya tenaga kerja untuk
keperluan buruh atau
sebagai
balas jasa yang diterima
tenaga kerja. Untuk
membiayai tenaga kerja

8
dan untuk mengefisienkan
waktu
dan biaya perusahaan maka
sudah seharusnya
perusahaan menghitung
biaya tenaga kerja agar
tidak dalam
proses produksinya optimal.
Tenaga kerja langsung adalah daya kerja fisik maupun mental yang merupakan
sumbangsih manusia yang secara langsung terlibat untuk menghasilkan suatu produk
atau jasa tertentu. Tenaga kerja langsung sendiri merupakan satu elemen terpenting
dalam setiap perusahaan atau entitas usaha. Suatu produk tidak akan tercipta tanpa
adanya salah satu faktor produksi ini.

Selain berfokus pada imbalan yan akan diberikan kepada tenaga yang tela
memberikan tenaganya pada perusahaan tersebut, jangan sampai manajemen
perusahaan memiarkan produktivitas perusahaannnya menurun.

9
BAB II

PEMBAHASAN

A. Perencanaan Tenaga Kerja


Perencanaan tenaga kerja adalah proses memperkirakan kebutuhan tenaga
kerja dalam rangka mencapai tujuan bisnis di perusahaan. Perencanaan ini
dilakukan tim HR dengan menganalisis SDM yang tersedia.
Ada beberapa proses dalam perencanaan tenaga kerja, yaitu :
1. Menetapkan tujuan perencanaan
2. Memetakan SDM
3. Menghitung kebutuhan SDM
4. Menetapkan rencana tenaga kerja
5. Rekrutmen
6. Memonitor kesenjangan keterampilan
7. Mengadakan pelatihan
8. Evaluasi

B. Langkah – langkah Dalam Menyusun Anggaran Tenaga Kerja


Proses penyusunan anggaran membutuhkan koordinasi semua level
manajer yang terorganisir dalam komite anggaran yang memiliki tugas antara
lain:
1. Menyusun pedoman penyusunan anggaran
2. Menerima dan menganalisis setiap anggaran yang diajukan oleh setiap
seksi, bagian atau divisi.
3. Memberikan rekomendasi penyempurnaan
4. Menyetujui anggaran.
7 Sebelum menyusun anggaran tenaga kerja perlu ditentukan terlebih dahulu
dasar satuan utama yang digunakan untuk menghitungnya.

10
Manning table, merupakan daftar kebutuhan tenaga kerja yang
menjelaskan:
1. Jenis atau kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan.
2. Jumlah masing-masing jenis tenaga kerja tersebut pada berbagai tingkat
kegiatan.
3. Bagian-bagian yang membutuhkannya.
Sering kali ditemui dalam praktik yakni satuan hitung atas dasar jam
buruh langsung (Direct Labor Hour/DHL) dan biaya buruh langsung (Direct
Labor Cost). Dalam persiapan penyusunan anggaran ini terlebih dahulu
membuat manning table. Ini disusun sebagai hasil perkiraan langsung
masingmasing kepala bagian perkiraan ini dapat dilakukan dengan
berdasarkan judgment saja, tetapi dapat pula dengan berdasarkan pengalaman-
pengalaman pada waktu-waktu yang lalu, dengan berpedoman pada tingkat
kegiatan perusahaan. Setelah itu lalu dihitung jam buruh langsung untuk
masing-masing jenis barang yang dihasilkan atau masing-masing bagian
tempat mereka bekerja. Jam buruh langsung ini dapat dihitung dengan
berbagai cara, diantaranya dengan analisa gerak dan waktu.
Analisis gerak yaitu pengamatan terhadap gerakan-gerakan yang
dilakukan dalam rangka proses produksi satu jenis barang tertentu. Sedangkan
analisa waktu yaitu perhitungan terhadap waktu yang dibutuhkan untuk setiap
gerakan yang dilakukan dalam rangka proses produksi. Sebagai hasil
dilakukannya analisa gerak dan waktu ini akan diperoleh waktu standar yang
diperlukan untuk menyelesaikan satu unit barang tertentu, yang dinyatakan
dengan DLH /Direct Labor Hour. Setelah dihitung jam buruh langsung untuk
masing-masing jenis barang, kemudian dibuat perkiraan tentang tingkat upah
rata-rata (average wage rate) untuk tahun anggaran yang bersangkutan. Cara
yang termudah untuk mencari 8 tingkat rata-rata per orang per jam buruh
langsung adalah dengan membagi jumlah rupiah yang dikeluarkan untuk

11
membayar tenaga kerja langsung dengan jumlah jam tenaga kerja langsung
yang diperlukan.

C. Perhitungan Standar Tenaga Kerja


Secara stuktural, anggaran tenaga kerja harus sesuai dengan stuktur
rencana tahunan. Oleh karena itu anggaran ini harus menunjukan biaya dan
jam kerja langsung menurut tanggung jawab, menurut waktu dan produk.
Biaya kerja langsung sehari-hari terlepas dari pengawasan langsung. Banyak
perusahaan mengembangkan standar-standar kerja yang realistis untuk banyak
aktivitas laporan ini dibandingkan dengan hasil sebenarnya dan dilaporkan
setiap hari. Laporan ini pada dasarnya menunjukkan:
1. Jam yang dikerjakan sebenarnya
2. Jam standar untuk produksi sebenarnya
3. Selisih waktu

D. Perhitungan Standar Tenaga Kerja Langsung


Pada dasarnya budget tenaga kerja berhubungan erat dengan rencana laba
tahunan, karena merupakan biaya yang paling besar jika dibanding dengan
biaya lainnya. Anggaran tenaga kerja harus dikembangkan menurut jam kerja
dan biaya langsung dan juga harus dikembangkan menurut tanggung jawab
dan menurut periode antara hal ini penting untuk penaksiran biaya produksi
tiap produk.

E. Beberapa Sistem Upah


Upah dibedakan menjadi dua macam, yaitu upah menurut waktu dan
upah menurut kesatuan hasil. Upah menurut waktu yaitu upah yang diberikan
kepada pekerja menurut waktu kapasitas kerjanya, pembayaran upah tersebut
dilakukan secara harian, mingguan maupun bulanan. Sedangkan upah

12
menurut kesatuan hasil yaitu upah yang diberikan kepada para pekerja
menurut prestasi yang dihasilkan oleh para pekerja tersebut, antara lain:
1. Sistem upah harian

Berdasarkan sistem upah harian tiap karyawan diberi jumlah untuk satu
hari kerja. Satu jumlah jam kerja tertentu biasanya terdiri hari standar dan oleh
karena sistem upah harian sama dengan sistem upah per jam. Cara
menentukan Jam Kerja Tenaga Langsung (JKTL):

a. Menghitung rata-rata jam kerja yang digunakan dalam pelaksanaan,


pekerjaan berdasarkan data tahun lalu.

b. Mencoba menjalankan operasi di bawah keadaan normal yang diharapkan.

c. Mengadakan penyelidikan gerak dan waktu.

d. Mengadakan taksiran yang wajar.

e. Memperhitungkan kelonggaran waktu untuk istirahat, penundaan kerja


yang tidak dapat dihindari dan factor kelelahan.

Jam buruh langsung ini dapat dihitung dengan berbagai cara, diantaranya
dengan analisa gerak dan waktu yang sudah dijelaskan di atas.

2. Sistem upah perpotong

Berdasarkan jumlah upah dari pada jumlah barang produksi yang


diproduksi karena menurut teori karyawan harus dibayar menurut hasil kerja
nyata. Upah yang besarnya berdasarkan unit yang diselesaikan dikalikan
dengan tarif upahnya. Contoh: PT Unpam 552 mempunyai 3 bagian produksi,
yakni bagian I, II dan III. Ada dua macam barang yang di produksi, yakni X
dan barang X diproduksi melalui ketiga bagian, sedangkan barang Y hanya
melalui bagian I dan II saja.

13
3. Sistem upah bonus
Dalam sistem upah bonus setiap karyawan dibayar secara harian di
dalam memproduksi sejumlah minimum tertentu, dan untuk jumlah diatas
minimum karyawan menerima tambahan kompensasi. Biaya tenaga kerja
langsung hanya menyangkut perkalian satuan dengan yang lainnya. Suatu
pendekatan yang kurang cermat terhadap suatu penentuan rasio historis
antara upah yang dibayarkan dengan jam kerja langsung yang dikerjakan
di departemen produksi. Rasio historis ini kemudian disesuaikan dengan
kondisi-kondisi yang telah berubah atau memang diharapkan berubah.
Perlu dipahami, bahwa upah rata-rata yang didasarkan pada pada
historis hanya berguna untuk perencanaan waktu yang akan datang apabila
terdapat konsistensi-konsistensi dalam aktivitas dan jam-jam yang
dikerjakan ditetapkan dengan tarif yang berbeda.

F. Anggaran Tenaga Kerja


Anggaran tenaga kerja merupakan perencanaan khusus tentang jam buruh
langsung (DLH) dan biaya buruh langsung (DLC) menurut waktu jenis barang
yang diprodusir.
Ada beberapa tahapan dalam anggaran tenaga kerja, yaitu :
1. Jenis atau kualifikasi TK yang dibutuhkan
2. Jumlah masing-masing jenis TK pada berbagai tingkat kegiatan
3. Bagian-bagian yang membutuhkan

Perkiraan dapat dibuat berdasarkan judgment saja, tapi juga berdasarkan


pengalaman. Setelah itu dihitung jam buruh langsung untuk masingmasing
jenis barang yang dihasilkan atau masing-masing bagian tempat bekerja.

14
Contoh Soal
Pada tahun 2014 dalam sebuah perusahaan, tenaga kerja langsung di pabrik di
golongkan menjadi 3 tingkatan, yakni golongan 1.2.3
Upah Perjam tenaga kerja langsung masing masing golongan adalah:
· Golongan 1=Rp.450 /orang/DLH
· Golongan 2=Rp.600 /orang/DLH
· Golongan 3=Rp.750 /orang/DLH
Jumlah masing masing golongan adalah:
· Golongan 1 = 50 orang
· Golongan 2 = 20 orang
· Golongan 3 = 5 orang
Penyelesaian
Tingkat Upah rata rata tenaga kerja langsung adalah
Tingkat Jumlah Tk Jumlah
Golongan Jumlah
upah/jam/orang (orang) DLH(jam)
1 450 50 100 2.250.000
2 600 20 100 1.200.000
3 750 5 100 375.000
Total 75 100 3.825.000

Tingkat Upah Rata rata=Rp. 3.825.000/7.500=Rp.510 /DLH

15
BAB III

KESIMPULAN
Tenaga kerja langsung adalah SDM dimana keahlian dan ketrampilannya
berperan langsung dalam konversi bahan menjadi produk atau penyerahan jasa
kepada konsumennya.
Anggaran tenaga kerja adalah anggaran yang merencanakan secara terperinci
tentang upah yang akan dibayarkan kapada tenaga kerja langsung untuk periode yang
akan datang.
Factor-faktor yang Mempengaruhi Anggaran Tenaga Kerja: Kebutuhan tenaga
kerja, Penarikan tenaga kerja, Latihan tenaga kerja, Evaluasi atau spesifikasi
pekerjaan bagi tenaga kerja, Gaji dan upah, Pengawasan tenaga kerja.

16
Daftar Pustaka

Dalimunthe, P. (2022). Anggaran Tenaga Kerja. Yogyakarta

Adisaputro,gunawan.2008.Anggaran Perusahaan Buku 1 Edisi 2.Yogyakarta:BPFE-


Yogyakarta

Glenn A,dkk.2002.Anggaran Perencanaan dan Pengendalian laba.Jakarta:Salemba


Empat

17

Anda mungkin juga menyukai