Anda di halaman 1dari 75

FENOMENOLOGI

NANANG KRISDINANTO
FIKOM UKWMS
Song of Sabdatama
We are from Jogja
The heart of Java Ngono kuwi jiwa Jawi
Our rhyme is mantra Manunggaling kawula Gusti
Flows down like lava Mbalung sungsum pada diugemi
Minangka tekad dadi sesanti
We are from Jogja Sadumuk bathuk sanyari bumi
The heart of Java Ditohi pecahing dada luntaking
Our culture is weapon ludira nganti pati
Yeah, this Song of Sabdatama Negeri merdika bakal tak belani

Merapi ya iku, keraton ya iku, Merapi horeg, laut kidul gedeg,


segara ya iku, pancer ing Tugu angin ribut, udan bledek
Mijil tuwuh saka kono dumunungku Tanda bumi reresik nandang gawe
Yo Ngayogyokarto Hadiningrat Marang donya lan manungsane
Negeriku Marang sedulur sikep kudu ngajeni
Nagari gemah ripah kang merdika lan ngopeni
Kaya kang kaserat ing Sabdatama Bumi pertiwi saudara kami
Merapi ngelingake marang ing gusti Yang harus dijaga dan dihormati
Segara ngelingake kudu ngidak Menerima sekaligus memberi
bumi
ILUSTRAS
I DARI
MERAPI
Gunung
Merapi.
Simbol api.

Simbol
keseimbangan
vertikal: hubungan
manusia dengan
Tuhan. Peringatan
agar manusia tetap
ingat Tuhan.

Dijaga Ratu
Sekar Kedaton,
putri Nyai Roro
Kidul atau Mbah
Merapi.
Pantai
Parangtritis.

Simbol
keseimbangan
horisontal:
hubungan antar-
manusia
(peringatan agar
Ilustras manusia tetap
menjejak bumi.
i dari
Dijaga Nyai Roro
Merapi Kidul.
Nyai Roro Kidul, penguasa Pantai Selatan. Dipercayamenjadi istri
semua raja Jogja, simbol kepenguasaan Raja Jogja atas dunia wadag
Tugu Jogja menjadi simbol 'manunggaling kawulo gusti' yang juga
berarti bersatunya raja dan rakyat. Simbol ini juga dapat dilihat dari segi
mistis yaitu persatuan Khalik (Sang Pencipta) dan makhluk (ciptaan).
Keraton Jogja.

Simbol pusat bersatunya


(harmoni)
makrokosmos
dan mikrokosmos.

Simbol bertahtanya
kehendak
Sang Pencipta
di dunia.
GARIS
IMAJINER

Merapi –
Keraton Jogja
- Tugu -
Pantai
Selatan
berada dalam
garis lurus.

Keraton
berada di titik
sentral
keseimbanga
n antara api
(Merapi) dan
air
(Parangtritis).
 Apa makna bencana bagi warga
Jogjakarta?

 Apa makna letusan Gunung Merapi


bagi warga Jogjakarta?

 Benarkah mereka hanya


memaknainya sebagai gejala alam
belaka?

 Mengapa banyak warga Jogja yang


lebih memercayai Mbah Maridjan
ketimbang Vulkanologi atau Sultan
Jogja?

 Siapa gerangan Mbah Maridjan


(bagi warga Jogja)?

 Apa pula Gunung Merapi?

 Apa hubungannya dengan Tugu


Jogja, Keraton Jogja, Pantai
Parangtritis, mitos Nyai Roro Kidul
dan Ratu Sekar Kedaton?
▪ Bagi warga Jogja. Merapi
meletus bukanlah sekadar
gejala alam. Merapi
meletus dimaknai sebagai
simbol peringatan karena
penguasa (Sultan HB X)
dianggap melanggar
perjanjian dengan tidak
menjaga amanat leluhur,
yaitu:
▪ Melaksanakan tradisi
persembahan untuk Ratu
Sekar Kedaton dan Nyai
Roro Kidul, hanya karena
kompromi politik dengan
kalangan muslim
modernis.
▪ HB X dianggap gagal
menjaga harmoni.
▪ HB X dianggap terlalu
mementingkan politik
praktis, dan melupakan
So, apa hubungan Gunung Merapi dengan
fenomenologi?
FENOMENOLOGI
• Fenomenologi berasal dari bahasa Yunani,
phainomenon (gejala atau fenomena), yang berarti apa
yang tampak atau yang menampak.
• Fenomenologi merupakan ilmu pengetahuan (logos)
tentang apa yang tampak (phainomenon). Jadi,
fenomenologi mempelajari sesuatu yang tampak atau
apa yang menampakkan diri.
• Fenomenologi bertujuan menggali kesadaran
terdalam para subjek mengenai pengalaman beserta
maknanya.
FENOMENOLOGI
• Fenomenologi: filosofi sekaligus pendekatan
metodologis
• Penerapan sebagai metode pertama kali digunakan di
bidang sosiologi dan psikologi
• Fenomenologi berupaya memasuki sudut pandang
orang lain dan berusaha memahami mengapa
mereka menjalani hidup dengan cara demikian
• Fenomenologi menawarkan cara memahami kerangka
pemikiran individu yang membentuk tanggapan
mereka terhadap pengalaman yang mereka alami.
ILUSTRASI DARI MERAPI

Bagi warga Jogja, letusan Merapi juga


dimaknai sebagai simbol kemarahan rakyat.
Magma merapi dimaknai sebagai simbol
rakyat yang suaranya tidak boleh disumbat.
Jika disumbat, akan terjadi letusan luar biasa
sepertu letusan Merapi. Gemuruh magma
Merapi, bagi warga Jogja, adalah simbol
gemuruh revolusi rakyat yang hak-haknya
disumbat.
FENOMENOLOGI
Fenomenologi berupaya
memahami perilaku orang
melalui pandangannya.
“Human behaviour is a
refelection of human mind”.
Yang membedakan dengan
metode penelitian kualitatif
yang lain, fenomenologi
menggunakan orang sebagai
subjek kajian, bukan teks atau
organisasi, dsb.
ASUMSI DASAR
• Tiap gejala atau peristiwa yang tampak tidak pernah berdiri
sendiri. Selalu ada rangkaian peristiwa lain yang
melingkupinya. Apa yang tampak bukan merupakan fakta
atau realitas sesungguhnya, ia hanya merupakan pantulan
yang ada di baliknya.
• Fenomenologi merupakan kontras dari positivistik. Jika
positivistik memusatkan perhatian pada data empirik dan
mencari hubungan antar-variabel, fenomenologi berfokus
pada data abstrak dan simbolik dengan tujuan memahami
gejala yang muncul sebagai kesatuan utuh.
• Kompleksitas realitas atau masalah itu disebabkan oleh
pandangan atau perspektif subjek. Karena itu, subjek yang
berbeda karena memiliki pengalaman berbeda akan
memahami gejala yang sama dengan pandangan yang
berbeda.
FOKUS PENELITIAN
FENOMENOLOGI

Textural Description
Apa yang dialami subjek penelitian tentang
sebuah fenomena. (PENGALAMAN
SUBJEK).

Structural Description:
Bagaimana subjek mengalami dan
memaknai pengalamannya (PEMAKNAAN
SUBJEK)Å.
Teori dalam Penelitian Fenomenologi

• Fenomenologi berprinsip
“apriori” sehingga tidak didasari
atau diawali oleh teori tertentu.
• Lebih penting dalam penelitian
fenomenologi adalah apa yang
diamati dan bagaimana cara
mengamatinya.
Posisi Peneliti dalam Fenomenologi

• Fenomenologi sosial (fokus pada tindakan sosial dan


Pilih salah satu pengalaman kelompok)
dasar filosofis • Fenomenologi transendental (fokus pada pengalaman
individu)

Mengurung • Nyatakan dulu asumsi-asumsi yang dimiliki peneliti (cth:


asumsi prasangka, pandangan pribadi)
• Kesampingkan asumsi-asumsi tersebut
pribadi

Berfokus pada
fenomena • Fokus pada pengalaman orang yang diteliti (Epoche)
utama
Premis Dasar Fenomenologi

• Dalam proses penelitian, peneliti berangkat dari


kesadaran sbb:
– Sebuah peristiwa berarti bagi mereka yang
mengalami secara langsung
– Pengalaman objektif dimediasi oleh pengalaman
subjektif
– Pengalaman informan tidak dikonstruksi oleh peneliti
tetapi peneliti menemukan struktur pengalaman itu
sendiri sesuai dengan apa yang dialami informan.
Tahapan Penelitian
Fenomenologi
• Memilih Informan
Tidak ada pedoman pasti dalam memilih informan,
yang penting memenuhi kriteria umum sbb:
– Informan harus mengalami langsung situasi yang
terkait topik penelitian
– Informan mampu menggambarkan kembali
fenomena yang telah dialaminya
– Bersedia terlibat dalam penelitian yang mungkin
memerlukan waktu lama
– Bersedia diwawancara dan direkam aktivitasnya
– Memberikan persetujuan untuk mempublikasikan
hasil penelitian
Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara mendalam
dengan subjek penelitian.
2. Kelengkapan data dapat
diperdalam dengan :
observasi partisipan,
penulusuran dokumen, dan
lain-lain.
TAHAPAN WAWANCARA

1. Menggali life history (biografi)


subjek.
2. Menggali pengalaman subjek
tentang sesuatu (tema
penelitian).
3. Menggali pemaknaan subjek
terhadap pengalaman
tersebut.
Contoh Penelitian
Fenomenologi Komunikasi
Makna (kampanye) MCK bagi warga bantaran Kali Surabaya.
Hubungan fans K-Pop dengan bintang-
bintang K-Pop. Makna budaya Korea
bagi penggemar K-Pop.
Makna (kampanye) ASI bagi
ibu-ibu menyusui dan ibu-ibu
yang tidak menyusui.
Gaya Hidup Arisan Sosialita
Kampanye rokok bagi remaja,
perempuan urban, dll
Makna kampanye fairplay bagi bonek atau supporter.
Makna amplop bagi
wartawan.

Hubungan antara
wartawan penerima
amplop dengan wartawan
yang menolak amplop.

Makna kampanye anti-


amplop bagi wartawan.
Akar Filosofi 1 – Husserl (1859-1938)

Dunia kehidupan yg unik


(Lebenswelt)

Pengalaman
Objek subjektif

Orang-
orang Tindakan
Individu

Lembaga-
lembaga
• Husserl memposisikan kita sebagai individu
yang berada dalam dunia yang unik
(lebenswelt)
• Dunia setiap individu terdiri dari objek,
orang-orang, tindakan, lembaga-lembaga,
dst.
• Dunia tersebut merupakan pengalaman
subjektif setiap orang mengenai kehidupan
sehari-hari mereka.
• Pengalaman inilah yang merupakan realitas
sosial setiap individu
Penerapan filosofi Husserl pada Penelitian
Fenomenologis

Untuk menemukan intisarikehidupan, peneliti perlu


berusaha memahami fenomena dengan membuat
sesuatu yang kelihatannya alami (normal) menjadi
“asing” sehingga unsur-unsur intinya dapat
dikenali
Akar Filosofi 2 – Schultz (1899-1959)

Intersubjektivitas
• Individu tidak saja memiliki pengalaman pribadi yang
subjektif, tapi juga berbagi kemanusiaannya (human-ness)
dengan individu lain yang berhubungan dengannya
• Manusia kerap berasumsi bahwa orang lain juga memiliki
perspektif yang sama dengannya
• Dalam berkomunikasi dengan orang lain kita sering
beranggapan “coba bila anda menjadi saya, Anda akan
melihat situasi ini sama seperti saya”
• Setiap individu punya stok pengetahuan (stock of knowledge)
dalam dirinya
STOK PENGETAHUAN (STOCK STOK PENGETAHUAN (STOCK
OF KNOWLEDGE): OF KNOWLEDGE):
1. Unikdanpribadi 1. Unikdanpribadi
2. Bersifatluas 2. Bersifatluas

INTERSUBJEKTIVITAS

STOK PENGETAHUAN (STOCK


OF KNOWLEDGE):
1. Unikdanpribadi
2. Bersifatluas
Stok Pengetahuan (Schultz)
1. Bersifat unikdan personal
– Fakta-fakta yang diketahui
– Kepercayaan
– Bias pribadi
– Keinginan
– Peraturan
2. Bersifat luas yang disepakati olehsemua
anggota kebudayaan
– Norma
– Mitos
– Dongeng-dongeng
Pemikiran Schutz
• Objek penelitian ilmu sosial pada dasarnya
berhubungan degan interpretasi terhadap
realitas. Jadi, sebagai peneliti, kita pun harus
membuat interpretasi terhadap realitas yang
diamati. Orang-orang saling terikat satu sama
lain ketika membuat interpretasi ini. Tugas
peneliti adalah menjelaskan secara ilmiah proses
ini.
• Dalam melakukan penelitian fenomenologi,
peneliti harus menggunakan metode interpretasi
yang sama dengan orang yang diamati, sehingga
peneliti bisa masuk ke dalam dunia interpretasi
orang yang dijadikan objek penelitian.
Pemikiran Schutz
• Peneliti mengasumsikan dirinya sebagai
orang yang tidak tertarik atau bukan bagian
dari dunia orang yang diamati. Peneliti
hanya terlibat secara kognitif dengan orang
yang diamati. Peneliti dapat memilih
‘posisi’ yang dirasakan nyaman oleh subjek
penelitiannya, sehingga ketika subjek
merasa nyaman maka dirinya dapat menjadi
diri sendiri. Ketika ia menjadi dirinya sendiri
inilah yang menjadi bahan kajian penelitian
fenomenologi.
Cara manusia berinteraksi (Schultz)

• Untuk memahami dunia, manusia


cenderung menggolong-golongkan orang
dan peristiwa menurut apa yang dianggap
sebagai ciri khasnya. Ini disebut
“typification”.
• Interaksi sosial dan komunikasi yang
dilakukan oleh manusia didasarkan pada
typification
• Ini membentuk intersubjektivitas
Tahapan Penelitian Fenomenologi
• Membuat daftar pertanyaan
– Mengikutsertakan pertanyaan tentang makna sosial
yang personal
– Dinyatakan dalam kalimat jelas dan konkrit
– Membuat kata-kata kunci yang menjadi fokus
penelitian
– Mengklarifikasikan arti istilah dan kata-kata kunci
kepada informan
– Bentuk pertanyaan yang spesifik
– Memastikan bahwa aspek-aspek dalam topik
penelitian secara tidak langsung masuk dalam
kesadaran informan ketika menjawab pertanyaan
Tahapan Penelitian Fenomenologi
• Menjelaskan Latar Belakang Penelitian
– Bersifat induktif
– Dimulai dengan menjelaskan inti/ fokus penelitian
– Biasanya, latar belakang penelitian dinyatakan juga
dalam pertanyaan penelitian (rumusan masalah)
Tahapan Penelitian Fenomenologi
• Telaah Dokumen (Cooper, 1989)
– Tinjauan integratif → tinjauan terhadap
literatur yang berhubungan dengan topik
penelitian, dari penelitian terdahulu
– Tinjauan teori → tinjauan terhadap catatan-
catatan yang ada mengenai masalah yang
dibahas
– Tinjauan metodologis → tinjauan terhadap
metode penelitian pada penelitian yang sudah
dilakukan sebelumnya
– Tinjauan tematik → tinjauan terhadap tema-
tema besar yang muncul dalam penelitian
fenomenologi sebelumnya
Analisis Data PenelitianFenomenologi
(Creswell, 1998)
• Peneliti mendesripsikan secara
menyeluruh pengalamannya
• Horizontalisasi data:
– Peneliti menemukan pernyataan dalam
wawancara tentang bagaimana informan
memahami topik yang diteliti,
– Peneliti merinci pernyataan tersebut
– Peneliti mengembangkan perincian tersebut
dengan tidak melakukan pengulangan
Analisis Data PenelitianFenomenologi
(Creswell, 1998)
• Mengelompokkan pernyataan-pernyataan
tersebut ke dalam unit-unit yang bermakna, dan
menjelaskan masing-masing unit disertai dengan
contoh
• Peneliti merefleksikan pemikirannya
– Menyusun variasi data (Imaginative variation)
– Membuat deskripsi yang terstruktur (Structural
description)
– Mencari perspektif yang berbeda (Divergent
perspectives)
– Mempertimbangkan rujukan atas fenomena yang
diteliti
Analisis Data PenelitianFenomenologi
(Creswell, 1998)
• Peneliti mengkonstruksikan seluruh
penjelasannya tentang makna dan esensi
pengalamannya
• Peneliti menjabarkan pengalaman
informan
• Peneliti menulis deskripsi gabungan
pengalamannya dengan pengalaman
informan (composite description)

Anda mungkin juga menyukai