Anda di halaman 1dari 46

SELF ASSESSMENT

Tahapan Perencanaan Implementasi Kurikulum Merdeka di Satuan


Pendidikan

No Aspek A
1 Perancangan Kurikulum operasional satuan pendidikan Membuat penyesuaian
kecil terhadap dokumen
kurikulum operasional
satuan pendidikan yang
disediakan dari
Kemendikbudristek

2 Perancangan Alur Tujuan Pembelajaran Menggunakan contoh "alur


tujuan pembelajaran" yang
disediakan oleh
Kemendikbudristek
3 Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen Menggunakan contoh
perencanaan pembelajaran
dan asesmen yang
disediakan oleh
Kemendikbudristek

4 Penggunaan dan pengembangan perangkat ajar Menggunakan buku teks


dan modul ajar sebagai
sumber utama pengajaran

5 Perencanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila Menggunakan modul


projek yang disediakan
oleh Kemendikbudristek
tanpa penyesuaian atau
dengan penyesuaian yang
sangat sedikit

6 deskripsi
singkat SMA Negeri 1 Bunguran Utara mengembangkan KOSP, pengorganisasian dan perencanaan pe
Perangkat Ajar berdasarkan contoh dari KEMENDIKBUDRISTEK dengan cara analisis dan reflek
kependidikan di satuan Pendidikan dengan melibatkan perwakilan siswa, orang tua atau masy

Perencanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila menyesuaikan modul projek yang dised
Tahapan Pelaksanaan Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum
Merdeka di Satuan Pendidikan

No Aspek A
Menerapkan projek
penguatan profil pelajar
Pancasila dengan
jumlah yang lebih sedikit atau
lebih banyak dari yang
dianjurkan
Kemendikbudristek
6 Implementasi projek penguatan profil pelajar Pancasila Projek berorientasi pada
menghasilkan artifak (produk
seperti makanan, minuman),
belum menitikberatkan pada
pemahaman tentang konsep
dan/atau penyelesaian
masalah (problem
solving)

Guru menggunakan metode


pengajaran yang bervariasi
namun masih didominasi oleh
7 Penerapan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik peran seperti instruktur yang
mengarahkan kegiatan
peserta didik sepanjang
proses pembelajaran
Guru melakukan asesmen
pada awal pembelajaran
namun tidak digunakan untuk
merancang pembelajaran
ataupun untuk
mengidentifikasi peserta didik
yang membutuhkan perhatian
lebih.

Guru mulai melakukan


asesmen beberapa kali (tidak
8 Keterpaduan penilaian dalam pembelajaran hanya saatmendekati masa
pelaporan/rapor) namun
asesmen dilakukan hanya
untuk memberikan nilai
kepada siswa dan belum
digunakan untuk merancang
pembelajaran
Guru hanya menggunakan
asesmen yang disediakan
dalam buku teks
dan/atau modul ajar

Berdasarkan asesmen
formatif di awal
Pembelajaran sesuai tahap belajar peserta didik (pendidikan pembelajaran, guru mengajar
9 dasar dan menengah) seluruh siswa di kelasnya
sesuai dengan fase Capaian
Pembelajaran mayoritas siswa
di kelasnya.
Guru belum berkolaborasi
untuk keperluan
Kolaborasi antar guru untuk keperluan kurikulum dan pembelajaran intrakurikuler,
10 pembelajaran namun sudah berkolaborasi
untuk keperluan projek
penguatan profil pelajar
Pancasila.
Guru melalui satuan
pendidikan memberikan
informasi tentang kemajuan
belajar peserta didik kepada
orangtua/wali pada saat
penerimaan rapor dan saat
peserta didik mengalami
masalah belajar
11 Kolaborasi dengan orang tua/keluarga dalam pembelajaran
Komunikasi cenderung satu
arah, dari pihak satuan
pendidikan/ guru kepada
orang tua/wali, misalnya guru
memberikan saran kepada
orangtua/wali tentang apa
yang sebaiknya dilakukan
untuk mendukung proses
belajar peserta didik

Satuan pendidikan sudah


merancang pelibatan
masyarakat/
komunitas/industri dalam
Kolaborasi dengan masyarakat/komunitas/ industri proses pembelajaran
12 intrakurikuler maupun projek
penguatan profil pelajar
Pancasila, namun belum
terlaksana.
Refleksi dan evaluasi
Refleksi, evaluasi dan peningkatan kualitas implementasi implementasi kurikulum dan
pembelajaran cenderung satu
13 kurikulum
arah dari pimpinan satuan
pendidikan, dan belum
berbasis data.

Deskripsi singkat yang berisi rangkuman dari pernyataan no


6-13 minimal 250 dan mak

Efektivitas kepemimpinan Kepala Sekolah sebagai Pemimpin Pembelajaran di Sekolah


No Aspek A
Kepala sekolah memahami
bahwa penting untuk
Kepala Sekolah memimpin perencanaan dan pelaksanaan
14 proses belajar yang berpusat pada murid mengembangkan kelas
sebagai sistem sosial yang
mewujudkan merdeka
belajar.

Kepala sekolah memimpin


Kepala Sekolah memimpin refleksi dan perbaikan kualitas pertemuan refleksi yang
15
proses belajar yang berpusat pada murid. melibatkan guru namun
belum secara berkala.
Kepala sekolah memahami
bahwa penting untuk
16 Kepala Sekolah memimpin upaya pengembangan lingkungan mengembangkan kelas
belajar yang berpusat pada murid sebagai sistem sosial yang
mewujudkan merdeka
belajar.

Kepala sekolah mulai


Kepala Sekolah melibatkan orang tua/wali murid sebagai memetakan peran orang
17 pendamping dan sumber belajar di sekolah tua/wali murid dan
masyarakat dalam
pengembangan sekolah.
Kepala sekolah memahami
Kepala Sekolah berpartisipasi aktif dalam jejaring dan bahwa penting mengikuti
18 organisasi yang relevan dengan kepemimpinan sekolah untuk kegiatan jejaring dan
mengembangkan karier organisasi profesi untuk
mengembangkan karier.

Kepala sekolah memahami


pentingnya pengelolaan
emosi, menggunakan prinsip
Kepala Sekolah menunjukkan kematangan spiritual, moral, moral, dan menunjukkan
19 dan emosi untuk berperilaku sesuai dengan kode etik. keyakinan terhadap Tuhan
yang Maha Esa dalam
berperilaku kerja yang
mengacu pada kode etik.

Kepala sekolah belum


20 Kepala sekolah mengembangkan komunitas praktisi memulai komunitas praktisi di
dalam satuan pendidikan
Kepala SMA Negeri 1 Bunguran Utara melibatkan seluruh warga
bagi aktivitas murid dan guru sehingga senantiasa terwujud mer
untuk perbaikan kualitas proses belajar. Dalam upaya mengemb
Deskripsi singkat yang berisi rangkuman dari pernyataan no 14-20 menggagas pembentukan komite kelas sebagai sarana komunik
jejaring dan organisasi profesi (seperti PGRI, PRAMUKA, MKKS, k
keyakinan terhadap Tuhan yang Maha Esa untuk mengembangk
komunitas praktisi di dalam satuan pendidikan dengan memper

Hambatan yang terjadi dalam satu bulan terakhir :

a. Sumber Daya Manusia (SDM) (misalnya: keterbatasan


jumlah PTK, kompetensi kepala sekolah dan guru, motivasi YA
rendah, gagap teknologi)

- Jumlah PTK tidak mencukupi (mandatory)

- Kompetensi/kapasitas rendah (mandatory)


- Komitmen kepala sekolah atau guru rendah (mandatory)

- Berhalangan tetap karena kondisi kesehatan (misalnya, sakit


(mandatory)
akut, stroke ringan)

b. Anggaran (Misalnya: Keterbatasan anggaran untuk


menjalankan program di satuan pendidikan) (mandatory)

- Anggaran belum tersedia (mandatory)


- Anggaran Kurang (mandatory)
c. Teknologi (mandatory)

- Aplikasi (misal, Aplikasi kurang user friendly, aplikasi tidak


compatible pada perangkat tertentu, aplikasi sering error (mandatory)
atau buging dll)

21 - Perangkat keras (Laptop/tablet/smartphone) belum


mencukupi kebutuhan (mandatory)

- Jaringan internet tidak ada/tidak stabil (mandatory)


d. Kegiatan pembelajaran (mandatory)
21

- Kegiatan pembelajaran belum berjalan (misalnya


dikarenakan guru mangkir atau peserta didik tidak bisa (mandatory)
mengikuti pembelajaran)

- Perangkat ajar tidak memadai (keterbatasan akses terhadap


buku teks, contoh modul ajar, contoh penguatan projek profil (mandatory)
pelajar Pancasila)

e. Dukungan Pemerintah Daerah (mandatory)


- Anggaran tidak tersedia/tidak cukup (mandatory)

- Kebijakan/regulasi belum sesuai dengan program sekolah


(mandatory)
penggerak

- Terjadi rotasi kepala sekolah/pengawas sekolah (mandatory)


- Tidak ada dukungan dari pengawas (mandatory)
f. Dukungan internal sekolah (mandatory)
-Yayasan tidak mendukung (mandatory)
- Guru non komite pembelajaran tidak mendukung (mandatory)
g. Kondisi Mendesak (mandatory)
- Terjadi bencana alam (mandatory)

- Pandemi COVID-19 menjadi penghambat pelaksanaan


pembelajaran (pembatasan akses, kekhawatiran terkena
wabah terutama di wilayah tanpa internet akibat pandemi, (mandatory)
dll)

H. Hambatan lainnya (mandatory)


OPSI
B C D
Mengembangkan kurikulum C
satuan pendidikan yang
kontekstual dan sesuai aspirasi
warga satuan pendidikan serta
hasil analisis dan refleksi diri
satuan
pendidikan,menstrukturkan
pembelajaran sesuai visi-misi
Mengembangkan Mengembangkan dan konteks satuan pendidikan
kurikulum operasional kurikulum operasional dengan melibatkan perwakilan
satuan pendidikan satuan pendidikan peserta didik, orangtua dan
berdasarkan contoh berdasarkan contoh masyarakat.
dokumen kurikulum dokumen kurikulum satuan
satuan pendidikan yang pendidikan yang
disediakan oleh disediakan oleh
Kemendikbudristek Kemendikbudristek dengan
dengan cara cara memodifikasi bagian
memodifikasi bagian pengorganisasian dan
pengorganisasian dan perencanaa pembelajaran
perencanaa sesuai kondisi, sarana,
pembelajaran sesuai prasarana dan tenag
kondisi satuan pendidik serta
pendidikan, tanpa kependidikan di satuan
didasarkan pada refleksi pendidikan dengan
terhadap hasil analisis melibatkan perwakilan
karakteristik satuan siswa, orang tua atau
pendidikannya mayarakat.
Melakukan penyesuaian Melakukan perombakan Mengembangkan "alur tujuan B
terhadap alur tujuan terhadap alur tujuan pembelajaran" secara mandiri
pembelajaran yang pembelajaran yang dengan merujuk pada capaian
disediakan oleh disediakan pembelajaran . Koordinator
Kemendikbudristek Kemendikbudristek kurikulum di satuan pendidikan
berdasarkan kebutuhan berdasarkan kebutuhan memimpin proses
peserta didik peserta didik. perancangan memonitor
implementasi, dan memimpin
proses pengembangan dn
evaluasi alur tujuan
pembelajaran sehingga
pengembangan alur tujuan
pembeajaran menjadi bagian
dari sistem perencanaan dan
evaluasi kurukulum satuan
pendidikan.
Melakukan Melakukan perombakan
penyesuaikan terhadap terhadap contoh Melakukan pengembangan
contoh perencanaan perencanaan pembelajaran perencanaan pembelajaran
pembelajaran dan dan asesmen yang dan asesmen berdasarkan
asesmen yang disedikan disediakan oleh kebutuhann peserta didik
oleh Kemendikbudristek Kemendikbudristek
berdasarkan kebutuhan berdasarkan kebutuhan
peserta didik peserta didik B
Guru dapat memilih Guru dapat Guru dapat mengkombinasikan
materi dari buku teks mengkombinasikan berbagai perangkat ajar
dan modul ajar, serta berbagai perangkat ajar menyesuaikan dengan konteks
bahan ajar lainnya menyesuaikan dengan lokal dan kebutuhan peserta
supaya sesuai konteks konteks lokal dan didik
lokal dan kebutuhan kebutuhan peserta didik
peserta didik

B
Guru dapat memodifikasi Guru dapat mengembangkan
beberapa bagian dari modul ajar untuk salah satu
modul ajar yang disediakan atau sebagian materi
Kemendikbudristek untuk pembelajaran, serta berbagi
salah satu atau sebagian modul ajar yang dibuatnya
materi pelajaran kepada guru lain

satuan pendidikan
menyelenggarakan sesi
pengembangan modul ajar
secara kolaboratif

Membuat penyesuaian Membuat penyesuaian Mengembangkan ide dan C


terhadap modul projek terhadap modul proyek modul projek sesuai konteks
yang disediakan oleh yang disedikaan lokal , serta minat peserta didik
Kemendikbudristek Kemendikbudristek sesuai dengan melibatkan pendapat
sesuai dengan konteks konteks lokal, kebutuhan, dan ide-ide peserta didik
lokal dan kebutuhan serta minat peserta didik
peserta didik dengan melibatkan
pendapat dan ide-ide
peserta didik

SP, pengorganisasian dan perencanaan pembelajaran, merancang Alur Tujuan Pembelajaran, Modul Ajar dan
BUDRISTEK dengan cara analisis dan refleksi terhadap kondisi, sarana parasarana dan tenaga pendidik serta
an perwakilan siswa, orang tua atau masyarakat.

ila menyesuaikan modul projek yang disediakan oleh KEMDIKBUDRISTEK sesuai konteks lokal, kebutuhan, dan minat dengan menggali ide

B C D
Menerapkan projek
penguatan profil pelajar Menerapkan projek Menerapkan projek penguatan
Pancasila dengan jumlah penguatan profil pelajar profil pelajar Pancasila dengan
yang lebih sedikit atau Pancasila dengan jumlah yang lebih sedikit atau
lebih banyak dari yang jumlah yang lebih sedikit atau lebih banyak dari yang dianjurkan
dianjurkan lebih banyak dari yang Kemendikbudristek
Kemendikbudristek dianjurkan
Kemendikbudristek Projek diawali dengan identifikasi
Projek diawali dengan masalah yang lebih banyak
identifikasi masalah yang Projek diawali dengan dilakukan berdasarkan inisiatif B
dipandu atau diarahkan identifikasi masalah yang siswa dan difasilitasi guru
lebih banyak oleh guru difasilitasi oleh guru sehingga dan/atau mitra komunitas yang
sehingga kegiatan projek kegiatan projek mulai terlibat sebagai fasilitator atau
mulai berorientasi pada berorientasi pada narasumber sehingga kegiatan
pemahaman tentang pemahaman tentang konsep projek berorientasi pada
konsep dan/atau dan/atau penyelesaian pemahaman tentang konsep
penyelesaian masalah masalah (problem solving) dan/atau penyelesaian masalah
(problem solving) sesuai sesuai tema (problem solving) sesuai tema
tema

Guru menggunakan metode


pembelajaran yang bervariasi
dan berpusat pada peserta Guru membedakan metode
pembelajaran sesuai dengan
Guru menggunakan didik, serta sesuai dengan kebutuhan, capaian/performa,
tujuan pembelajaran dan
metode pembelajaran kebutuhan peserta didik dan minat siswa.
yang bervariasi dan
berpusat pada peserta Guru lebih terampil berperan B
Peran sebagai fasilitator lebih
didik, serta metode yang dominan, ditunjukkan dengan sebagai fasilitator dengan
sesuai dengan tujuan dengan memberikan lebih memberikan lebih banyak
pembelajaran kesempatan untuk peserta didik
banyak kesempatan untuk belajar mandiri dan bertanggung
siswa belajar mandiri,
bertanggung jawab atas jawab atas proses belajar mereka
proses belajar mereka
Guru melakukan asesmen
formatif pada awal pembelajaran
Guru melakukan asesmen dan hasilnya digunakan untuk
formatif pada awal merancang pembelajaran
Guru melakukan asesmen pembelajaran dan hasilnya terdiferensiasi sesuai dengan
formatif pada awal digunakan untuk merancang tahap capaian peserta didik
pembelajaran dan hasilnya pembelajaran (teaching at the right level)
digunakan untuk berikutnya yang sesuai
mengidentifikasi peserta dengan capaian mayoritas Guru mampu melakukan
didik yang membutuhkan peserta didik di kelasnya penyesuaian pembelajaran
perhatian lebih Ketika (belum merupakan rencana sepanjang proses pembelajaran B
merancang asesmen, guru pembelajaran terdiferensiasi) agar semua peserta didik
mulai memperhatikan mencapai tujuan pembelajaran.
kesesuaian antara Guru melakukan asesmen
asesmen dengan tujuan untuk mendapatkan umpan Satuan pendidikan
pembelajaran. balik tentang kebutuhan mengembangkan kebijakan yang
belajar peserta didik dan mendorong guru untuk
menentukan tindak lanjutnya menggunakan hasil asesmen
dalam merancang kurikulum dan
pembelajaran.

Berdasarkan asesmen Berdasarkan asesmen formatif di


Berdasarkan asesmen formatif di awal awal pembelajaran, siswa di kelas
formatif di awal
pembelajaran, guru pembelajaran, siswa di kelas yang sama dibagi menjadi dua
mengajar seluruh siswa di yang sama dibagi menjadi dua kelompok menurut capaian
kelompok menurut capaian belajar mereka. Dengan demikian,
kelasnya sesuai dengan belajar mereka. Dengan setiap siswa dapat belajar sesuai
fase capaian belajar demikian, setiap siswa dapat dengan capaian belajarnya.
mayoritas siswa di
belajar sesuai dengan capaian B
kelasnya dan dengan belajarnya. Sekolah menyelenggarakan
memberikan perhatian berbagai program seperti
khusus terhadap sebagian
siswa yang membutuhkan Sekolah menyelenggarakan pelajaran tambahan untuk siswa
program pelajaran tambahan yang belum siap untuk belajar
perlakuan (materi untuk siswa yang belum siap sesuai dengan kelasnya dan untuk
dan/atau metode belajar) untuk belajar sesuai dengan siswa yang membutuhkan
yang berbeda.
kelasnya. pengayaan atau tantangan lebih.
Guru berkolaborasi untuk
perencanaan pembelajaran
diawal semester dan dalam
Guru berkolaborasi dalam proses pembelajaran sepanjang
perencanaan pembelajaran di semester, misalnya melalui diskusi
Guru berkolaborasi dalam awal semester (perencanaan) tentang kemajuan belajar peserta
proses perencanaan didik,
pembelajaran diawal atau dan dalam proses
pembelajaran sepanjang berbagi praktik baik, berbagi info
akhir semester, misalnya semester, misalnya melalui tentang perangkat ajar, dsb.,
diskusi tentang kemajuan diskusi tentang kemajuan untuk keperluan projek
belajar peserta didik di penguatan profil pelajar Pancasila,
belajar peserta didik, berbagi
akhir semester, berbagi praktik baik, berbagi info dan terlibat B
praktik baik, berbagi info tentang perangkat ajar, dsb., dalam pengembangan kurikulum
tentang perangkat ajar, operasional satuan pendidikan.
dsb., dan berkolaborasi dan berkolaborasi untuk
keperluan projek penguatan
untuk keperluan projek profil pelajar Pancasila serta Satuan pendidikan memiliki
penguatan profil pelajar terlibat dalam evaluasi kebijakan dan mekanisme yang
Pancasila. mendorong kolaborasi guru untuk
kurikulum di satuan kegiatan belajar intrakurikuler
pendidikan. dan juga projek, misalnya melalui
observasi kelas, kegiatan refleksi
pembelajaran, kegiatan berbagi
praktik baik, dsb.
Guru berkomunikasi dengan guru
lain melalui satuan pendidikan
Guru berkoordinasi memberikan informasi tentang
dengan guru lain melalui kemajuan belajar peserta didik
satuan pendidikan kepada orangtua/wali pada saat
memberikan informasi Guru berkoordinasi dengan penerimaan rapor dan secara
tentang kemajuan belajar guru lain melalui satuan berkala dalam proses belajar
pendidikan memberikan
peserta didik kepada informasi tentang kemajuan
orangtua/wali pada saat belajar peserta didik kepada Ada saluran komunikasi yang
penerimaan rapor dan berkala untuk orang tua
secara orangtua/wali pada saat memberikan umpan balik
penerimaan rapor dan
berkala dalam proses secaraberkala dalam proses terhadap kurikulum dan
belajar. belajar. pembelajaran.
C
Komunikasi cenderung Komunikasi cenderung dialog Orang tua berkesempatan untuk
satu arah, dari pihak dua arah, di mana pihak terlibat dalam pembelajaran,
satuan pendidikan/ guru misalnya menjadi narasumber
kepada orang tua/wali, satuan pendidikan/guru dan dalam intrakurikuler dan/atau
orang tua/ wali, mencari ide
misalnya guru dan kesepakatan tentang apa dalam projek penguatan profil
memberikan saran kepada yang sebaiknya dilakukan pelajar Pancasila
orangtua/wali tentang apa
yang sebaiknya dilakukan bersama untuk mendukung Komunikasi melibatkan tiga pihak,
untuk proses belajar peserta didik yaitu guru-siswa-orang tua untuk
mendukung proses belajar mendiskusikan tahapan belajar
peserta didik dan tindak lanjut yang perlu
dilakukan untuk mendukung
proses belajar siswa

Satuan pendidikan Satuan pendidikan melibatkan


melibatkan masyarakat/ masyarakat/ komunitas/industri
komunitas/industri hanya Satuan pendidikan secara berkelanjutan untuk
untuk mendukung melibatkan masyarakat/ mendukung pembelajaran
kegiatan yang tidak komunitas/industri untuk intrakurikuler dan projek
berkelanjutan atau mendukung pembelajaran penguatan profil pelajar Pancasila
kegiatan yang tidak intrakurikuler atau projek C
berkaitan dengan penguatan profil pelajar, Komunitas/industri yang
pembelajaran untuk kegiatan yang lebih dilibatkan lebih beragam sesuai
intrakurikuler maupun panjang jangka waktunya tujuan pembelajaran
projek penguatan profil intrakurikuler dan projek
pelajar Pancasila. penguatan profil pelajar Pancasila
Refleksi dan evaluasi
implementasi kurikulum dan
pembelajaran
Refleksi dan evaluasi dilakukan mayoritas atau semua
implementasi kurikulum guru. Hasil refleksi (pengalaman
dan Refleksi dan evaluasi dan persepsi guru) dilengkapi
implementasi kurikulum dan dengan data Rapor Pendidikan
pembelajarandilakukan pembelajaran dilakukan
sebagian guru sebagian guru. Hasil refleksi Guru-guru dalam tim kecil
Refleksi dan evaluasi (pengalaman dan persepsi (berdasarkan kelompok mata
guru serta rekan sejawat) pelajaran dalam satu fase, guru
tersebut belum berbasis dilengkapi dengan data hasil kelas dalam satu fase, dan/ atau
data, melainkan penilaian belajar peserta didik, serta berbagai mata pelajaran dalam
masing-masing guru
masukan orangtua/ wali. satu fase/ level) berdiskusi dan C
berdasarkan pengalaman Rapor Pendidikan juga mulai berkolaborasi untuk melakukan
pribadi dan/atau digunakan data untuk refleksi perencanaan pembelajaran
pandangan rekan sejawat
dan evaluasi berdasarkan hasil refleksi dan
evaluasi.
Sebagian guru Sebagian guru menyesuaikan
menyesuaikan perencanaan pembelajaran Satuan pendidikan telah memiliki
perencanaan
pembelajaran berdasarkan berdasarkan hasil refleksi dan t kebijakan mengenai refleksi dan
hasil refleksi dan evaluasi evaluasi tersebut. evaluasi kurikulum (contohnya
melalui komunitas belajar,
tersebut pertemuan rutin guru, kebijakan
tentang penulisan rapor dan
pemberian umpan balik kepada
peserta didik).

minimal 250 dan maksimal 500 karakter

B C D E
Kepala sekolah
mengembangkan
sistem yang
memastikan
masukan dan
aspirasi murid
sebagai
pertimbangan
Kepala sekolah memastikan dan dalam penyusunan
Kepala sekolah melibatkan membangun komunikasi serta kebijakan dan
Kepala sekolah mengajak seluruh warga sekolah untuk interaksi persuasif seluruh warga praktik belajar pada
guru untuk berpartisipasi dalam
sekolah dalam berpartisipasi level kelas dan
mengembangkan kelas mewujudkan lingkungan mewujudkan lingkungan sekolah sekolah dengan
sebagai sistem sosial yang belajar yang aman dan yang kondusif, aman, dan nyaman dukungan dari
mewujudkan merdeka nyaman bagi aktivitas murid
belajar. dan guru sehingga senantiasa bagi aktivitas murid dan guru
sehingga senantiasa terwujud
warga sekolah yang
lain untuk
terwujud merdeka belajar. merdeka belajar. mewujudkan
lingkungan belajar
yang kondusif,
aman, dan nyaman
bagi aktivitas murid
dan guru sehingga
sehingga senantiasa
terwujud merdeka
belajar.

Kepala sekolah
mengembangkan
Kepala sekolah memimpin mekanisme refleksi
Kepala sekolah memimpin secara berkala yang
Kepala sekolah memimpin pertemuan refleksi secara pertemuan refleksi secara berkala melibatkan semua
pertemuan refleksi secara berkala yang melibatkan yang melibatkan semua guru guru berdasarkan
berkala yang melibatkan semua guru berdasarkan
berdasarkan analisis data yang analisis data yang
semua guru untuk analisis data yang menghasilkan inisiatif kolaboratif menghasilkan
perbaikan kualitas proses menghasilkan inisiatif untuk
belajar. perbaikan kualitas proses untuk perbaikan kualitas proses inisiatif kolaboratif
belajar yang terukur. belajar yang terukur. untuk perbaikan
kualitas proses
belajar yang
terukur.
Kepala sekolah
mengembangkan
sistem yang
memastikan
masukan dan
aspirasi murid
sebagai
pertimbangan
Kepala sekolah memastikan dan dalam penyusunan
Kepala sekolah melibatkan membangun komunikasi serta kebijakan dan
Kepala sekolah mengajak seluruh warga sekolah untuk interaksi persuasif seluruh warga praktik belajar pada
guru untuk berpartisipasi dalam
sekolah dalam berpartisipasi level kelas dan
mengembangkan kelas mewujudkan lingkungan mewujudkan lingkungan sekolah sekolah dengan
sebagai sistem sosial yang belajar yang aman dan yang kondusif, aman,dan nyaman dukungan dari
mewujudkan merdeka nyaman bagi aktivitas murid
belajar. dan guru sehingga senantiasa bagi aktivitas murid dan guru
sehingga senantiasa terwujud
warga sekolah yang
lain untuk
terwujud merdeka belajar. merdeka belajar. mewujudkan
lingkungan belajar
yang kondusif,
aman, dan nyaman
bagi aktivitas murid
dan guru sehingga
senantiasa terwujud
merdeka belajar.

Kepala sekolah
membangun
mekanisme yang
memfasilitasi
komunikasi hasil
Kepala sekolah Kepala sekolah pengembangan
Kepala sekolah mengomunikasikan dengan mengomunikasilkan hasil
mengomunikasikan dan menggunakan berbagai pengembangan sekolah serta sekolah dan
meminta masukan dari strategi komunikasi menyediakan kesempatan penyediaan
kesempatan bagi
orang tua/wali murid dan yangmendorong keterlibatan bagiorang tua/wali murid dan orang tua/wali
masyarakat terkait orang tua/wali murid dan masyarakatuntuk mengambil murid dan
dampak hasil masyarakat dalam peran dalam program
masyarakat untuk
pengembangan sekolah pengembangan sekolah yang pengembangan sekolah yang mengambil peran
pada peningkatan kualitas berdampak pada peningkatan berdampak pada
belajar murid. kualitas belajar murid. peningkatankualitas belajar dalam program
murid. pengembangan
sekolah yang
berdampak pada
peningkatan
kualitasbelajar
murid.
Kepala sekolah guru
lain dalam
membuat karya
dan/atau
memberikan
Kepala sekolah membuat karya layanan yang
Kepala sekolah secara aktif dan/atau memberikan layanan bermakna, dalam
kegiatan jejaring dan
Kepala sekolah mengikuti organisasi profesi untuk yang bermakna, berbagi praktik berbagi praktik baik
kegiatan jejaring dan mengekplorasi beragam baik pembelajaran, dan pembelajaran, dan
mengambil beragam peran pada dalam mengambil
organisasi profesi untuk pengalaman belajar yang
mengembangkan karier relevan dengan kebutuhan kegiatan jejaring dan organisasi beragam peran
belajar untuk profesi yang relevan dengan pada kegiatan
kebutuhan belajar untuk jejaring dan
mengembangkan karier mengembangkan karier organisasi profesi
yang relevan
dengan kebutuhan
belajar untuk
mengembangkan
karier

Kepala sekolah
membantu
kepemimpinan
sekolah yang lain
dalam mengelola
emosi,
Kepala sekolah mengelola emosi, menggunakan
Kepala sekolah mengelola Kepala sekolah mengelola menggunakan prinsip moral, dan prinsip moral, dan
menunjukkan keyakinan terhadap menunjukkan
emosi, menggunakan emosi, menggunakan prinsip Tuhan yang Maha Esa keyakinan terhadap
prinsip moral, dan moral, dan menunjukkan untuk mengembangkan perilaku Tuhan yang Maha
menunjukkan keyakinan keyakinan terhadap Tuhan
terhadap Tuhan yang yang Maha Esa untuk kerja dan pembelajaran yang Esa untuk
Maha Esa untuk mengembangkan perilaku mengacu pada kode etik, serta mengembangkan
mengantisipasi pelanggaran kode perilaku kerja dan
berperilaku kerja yang kerja dan pembelajaran yang etik dan menghindari konflik pembelajaran yang
mengacu pada kode etik. mengacu pada kode etik.
kepentingan. mengacu pada kode
etik serta
mengantisipasi
terjadinya
pelanggaran kode
etik dan
menghindari konflik
kepentingan.

Kepala sekolah memulai


komunitas praktisi di Kepala sekolah menjadikan Kepala sekolah mulai bergerak
dalam satuan pendidikan komunitas praktisi sebagai menyebarluaskan pengetahuan
dengan memperkenalkan agenda rutin di satuan dan praktik baik ke satuan
dan membentuk pendidikan pendidikan lain
komunitas praktisi
ri 1 Bunguran Utara melibatkan seluruh warga sekolah untuk berpartisipasi dalam mewujudkan lingkungan belajar yang aman dan nyaman
d dan guru sehingga senantiasa terwujud merdeka belajar. Secara berkala memimpin pertemuan refleksi syang melibatkan semua guru
ualitas proses belajar. Dalam upaya mengembangkan sekolah yang berdampak pada peningkatan kualitas belajar murid, kepala sekolah
entukan komite kelas sebagai sarana komunikasi yang melibatkan orang tua/ wali dan masyarakat. Selain itu aktif tergabung di berabagai
isasi profesi (seperti PGRI, PRAMUKA, MKKS, kombel). Kepala sekolah mengelola emosi, menggunakan prinsip moral, dan menunjukkan
ap Tuhan yang Maha Esa untuk mengembangkan perilaku kerja dan pembelajaran yang mengacu pada kode etik. Kepala sekolah memulai
i di dalam satuan pendidikan dengan memperkenalkan dan membentuk komunitas praktisi (seperti pembentukan kombel)

an yang terjadi dalam satu bulan terakhir :

(Deskripsikan solusi
yang perlu
TIDAK Data Belum Tersedia (Deskripsikan singkat dan jelas dilakukan baik oleh
hambatan yang terjadi)
pelatih ahli maupun
pemerintah)

minimal 250 dan maksimal 500 diisi solusi


TIDAK penyelesaian
karakter hambatan

TIDAK
TIDAK

TIDAK

TIDAK

TIDAK
TIDAK

TIDAK

TIDAK

TIDAK
TIDAK

TIDAK

TIDAK

TIDAK

TIDAK
TIDAK

-
TIDAK

TIDAK

TIDAK

TIDAK
n, dan minat dengan menggali ide-ide dari peserta didik.
C

B
C

C
C

B
yang aman dan nyaman
libatkan semua guru
murid, kepala sekolah
ergabung di berabagai
al, dan menunjukkan
epala sekolah memulai
kombel)

Status
Hambatan

(opsional,
pilihan
jawaban) :
Dalam
Proses,
Butuh
Dukungan,
Selesai

Anda mungkin juga menyukai