Anda di halaman 1dari 11

No.

Dokumen : BM-PK-AGR-005
Tanggal Berlaku : 02 Januari 2019
Revisi No. :0
Tanggal Revisi :0
PENGENDALIAN GULMA PADA KELAPA SAWIT

PROSEDUR KERJA
PENGENDALIAN GULMA PADA KELAPA SAWIT

Diperiksa Oleh: Disiapkan Oleh:


General Manager Manager Estate

I Wayan Arianto Jimmy Ferinando Karo Karo


Tanggal : Tanggal :

Disahkan Oleh :
Direktur produksi

M. Riyanta
Tanggal :

Riwayat perubahan dokumen


TGL REVISI
NO RINGKASAN PERUBAHAN HALAMAN
REVISI KE

Halaman 1 dari 11
No. Dokumen : BM-PK-AGR-005
Tanggal Berlaku : 02 Januari 2019
Revisi No. :0
Tanggal Revisi :0
PENGENDALIAN GULMA PADA KELAPA SAWIT

1. TUJUAN
Menetapkan proses pengendalian gulma kelapa sawit yang terstandar agar menghasilkan tanaman kelapa
sawit yang sesuai dengan kriteria mutu dan hasil yang diharapkan.

2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini berlaku di seluruh wilayah operasional perusahaan yang dikelola oleh PT. Binanga Mandala
dan akan disesuaikan dengan kondisi serta kebutuhan keadaan wilayah penerapannya bila dibutuhkan.

3. REFERENSI
3.1. Pedoman ISPO No.11/Permentan/OT.140/3/2015
3.2. Manual Sistem Tata Kelola Organisasi Perusahaan

4. DEFINISI DAN SINGKATAN


4.1. Gulma merupakan tanaman pengganggu bagi tanaman utama maka diperlukan usaha untuk
mengendalikannya.
4.2. Land Clearing (LC) adalah kegiatan pembukaan dan pengolahan lahan sampai dengan lahan
tersebut siap ditanami kelapa sawit. Kegiatan Land clearing ini dilakukan bertujuan menyiapkan areal
siap tanam untuk menunjang pertumbuhan tanaman kelapa sawit dan memudahkan dalam
pengelolaan kebun pada saatnya nanti.
4.3. Legeum Cover Crop (LCC) adalah tanaman penutup lahan yang berfungsi meminimalkan kerugian
pencucian hara dan mengurangi kompetisi dari gulma berbahaya.
4.4. Imas (Underbrushing) adalah semua pohon/tanaman hutan berdiameter kurang dari 10 cm, semak
dan tanaman merambat (creeper) harus ditebas rapat ke permukaan tanah.

5. TANGGUNG JAWAB
Semua instruksi kerja diatas di implementasikan sepenuhnya kepada Pelaksana Lapangan, Mandor,
Asisten Kebun, Askep, Manager Kebun dan General Manager serta harus bertanggung jawab dalam
pelaksanaan dan pengawasan terhadap instruksi kerja ini.

6. URAIAN PROSEDUR
6.1. Metode pengendalian gulma
6.1.1. Pengendalian pada pembukaan Lahan (LC)
Pada prakteknya, pengendalian gulma harus dilakukan pada areal dengan sistem
pembukaan lahannva tidak dilakukan kegiatan imas (underbrushing). Pengendalian gulma
dilakukan dengan tujuan membersihkan areal dari segara tumbuhan diatasnya untuk
menyediakan tempat bagi pertumbuhan dan pengembangan tanaman penutup tanah
(LCC). Pengendalian pada areal ini dilakukan berdasarkan identifikasi jenis dan tipe gulma
sebagai berikut :

Halaman 2 dari 11
No. Dokumen : BM-PK-AGR-005
Tanggal Berlaku : 02 Januari 2019
Revisi No. :0
Tanggal Revisi :0
PENGENDALIAN GULMA PADA KELAPA SAWIT

a. Bekas perladangan, semprot dengan glifosat dengan dosis 4.0 - 6.0 l/ha blanket.
b. Gulma pakis, semprot dengan paraquat diklorida 2.0 - 3.0 l/ha + metyl metsulfuron 75-
150 gr/ha blanket.
c. Gulma pakisan (arternatif) khusus pakis Kaw at (Dicranopteris miliaris) dengan
menggunakan glyphosate + metyl metsulfuron.
d. Semak berukar, semprot dengan trikropir 0.5 - 1.0 L/ha atau Metylmetsulfuron 75- 150
gr/ha blanket.
6.1.2. Pengendalian gulma pada pembibitan (Nursery)
a. Dalam polybag
Pengendalian gulma dalam polybag di areal pembibitan baik pada pembibitan awal
(pre nursery) maupun pada pembibitan utama (Main nursery) harus dilakukan secara
manual dengan cara mencabut Gulma yang tumbuh satu per satu (dilarang keras
melakukan penyemprotan bahan kimia).
b. Antara polybag dan pasar Kontrol
Pengendalian Gulma yang tumbuh dilakukan diantara polybag dan pasar kontrol
dilakukan dengan cara menyemptorkan paraquat (Gramoxone) 1.0-2.0 l/ha blanket
tergantung ketebalan gulma.
6.1.3. Pengendalian gulma di piringan pada Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
a. Tanaman umur 0- 12 bulan (Tahun pertama atau TBM-1)
Prinsipnya adalah menyediakan tempat untuk penanaman dan tempat penyebaran
pupuk bagi setiap pokok kelapa sawit dengan ukuran lebar (diameter) minimal 1.50 m
sekeliling pokok. Pengendalian gulma pada piringan areal TBM tahun ke-l
direkomendasikan 100% secara manual dengan peralatan manual yang disesuaikan
sampai dengan umur tanaman 6 (enam) bulan dengan interval rotasi 1 - 2 bulan
tergantung kondisi gulma. Biasanya, alat-alat seperti cangkul, sabit, parang, garu dan
lain-lain yang sering digunakan dalam metode pengendalian dalam secara manual
tersebut.
b. Tanaman umur 13-24 bulan (Tahun kedua atau TBM-2)
• Pengendalian gulma dilakukan dengan mengkombinasikan teknis manual dan
penyemprotan herbisida.
• Penghitungan dosis herbisida untuk pasar pikur dan piringan adalah dengan
mengalikan dosis penyemprotan blanket dengan faktor penyemprotan (spray
factor) 0.25.
• Penyemprotkan herbisida menggunakan glifosat dengan dosis 1.5 - 2.0 l/ha
blanket atau campur dengan starane (fluroksifir) dengan dosis 375 ml/ha blanket
jika piringan didominasi oleh gulma berdaun lebar dengan interval penyemprot
an 2 -3 bulan.
• Alat yang digunakan VLV 100 (deflector kuning), jika memungkinkan dilengkapi
dengan penutup (cover) untuk memperkecil terjadinya semprotan liar (drift)
yang akan

Halaman 3 dari 11
No. Dokumen : BM-PK-AGR-005
Tanggal Berlaku : 02 Januari 2019
Revisi No. :0
Tanggal Revisi :0
PENGENDALIAN GULMA PADA KELAPA SAWIT

• mengakibatiran terganggunya pertumbuhan tanaman sawit yang terkena bahan


kimia di atas.
c. Tanaman Umur 25 -36 Bulan (Tahun ketiga atau TBM-3)
• Pembersihan piringan pada periode TBM-3 dapat dikombinasikan dengan cara
manual berdasarkan kondisi pertumbuhan gulma misalnya pada areal dengan
penggunaan tanaman penutup tanah Mucuna Bracteata.
• Semprotkan herbisida pada piringan dengan radius 2- 2.5 meter. Untuk gulma umum
dianjurkan untuk menggunakan herbisida grifosat dengan dosis 1.5 l/ha branket pada
umur ini tetapi dapat dicampur dengan starane 37 cc/ha branket bila dijumpai gulma
berdaun lebar yang toleran dan tebal. Interval penyemprotan tergantung gulma dan
umumnya 2-3 bulan.
• Catatan: dalam periode ini dilarang keras menggunakan herbisida bersifat hormonal
seperti 2.4 D Amine dan sebagainya sampai dengan tanaman berumur 48 bulan
setelah tanam.

Akibat Semprotan 2,4-D amine Akibat Penyemprotan Glifosat

Akibat semprotan Paraquat

Gambar 1. Gejala keracunan herbisida pada pokok sawit TBM

Halaman 4 dari 11
No. Dokumen : BM-PK-AGR-005
Tanggal Berlaku : 02 Januari 2019
Revisi No. :0
Tanggal Revisi :0
PENGENDALIAN GULMA PADA KELAPA SAWIT

6.1.4. Pengendalian gulma di Piringan pada Tanaman Menghasilkan (TM)


a. Tanaman umur 36 bulan - 15 tahun
• Setelah tanaman berumur lebih dari 36 bulan ke atas, naungan oleh pelepah
kelapa sawit akan menekan pertumbuhan gulma di piringan, sehingga
pertumbuhan gulma akan berkurang.
• Pada periode ini untuk pengendalian gulma umum, semprotkan herbisida
glifosat radius minimal 2 meter dengan dosis 0.5 - 1 Uha blanket tergantung
ketebalan gulma.
• Jika piringan didominasi oleh gulma berdaun lebar, semprot piringan dengan
campuran herbisida glifosat + 2.4 D Amine dosis 300 cc/ha blangket dengan
interval penyemprotan 2 - 3 kali per tahun atau sesuai dengan kebutuhan yang
diatur dalam budget tahun berjalan.
b. Lebih dari 15 tahun
• Pada periode ini dianjurkan untuk menyemprot piringan dengan Glifosat 750 -
1,250 cc/ha blanket tergantung ketebalan guhna dengan interval 3-4 kali per
tahun umumnya sudah efektif

6.1.5. Pengendalian Gulma di Pasar Pikul (Hanesting Path) dan Pasar Kontrol
a. Pengendalian gulma di jalan panen atau pasar pikul dan pasar kontrol harus dilakukan
secara manual untuk pertama kali dengan ukuran 1.0-1.20 meter.
b. Perawatan lanjutan dapat disemprot dengan dosis yang sama seperti yang dilakukan
pada penyemprotan piringan.
c. Catatan: Gunakan peralatan knapsack sprayer dengan nozzle low volume atau bisa
juga menggunakan micron herbi.

6.1.6. Pengendalian Gulma di Gawangan (Inter-Row )


Pengendalian gulma berbahaya di gawangan harus secara intensif dilakukan untuk
mengendalikan gulma yang tumbuh sangat cepat seperti :

Tabel 1. Jenis gulma yang tumbuh sangat cepat


Gulma rumput Gulma berdaun lebar Gulma berkayu Gulma Pakis

1. Imperata 1. Musa spp Clidemia hirta Stenoclaena


cylindrical (Pisang liar) Chromolaena odorata palustris
2. Setaria plicata 2. Colocasia sp Melastoma malabatrichum
(Keladi rambat) Rifina humilis
Tumbuhan berkayu lainnya

Halaman 5 dari 11
No. Dokumen : BM-PK-AGR-005
Tanggal Berlaku : 02 Januari 2019
Revisi No. :0
Tanggal Revisi :0
PENGENDALIAN GULMA PADA KELAPA SAWIT

6.1.7. Pengendalian gulma di gawangan


a. Mencabut gulma
Gulma berkayu yang tumbuh dalam kelompok kecil harus dikendalikan dengan
mencabut dengan menggunakan tangan atau cangkur, untuk ini tidak dianjurkan
dibabat.
b. Penyemprotan
Semprot gulma secara rutin atau bersamaan dengan penyemprotan piringan. Jenis
dan dosis herbisida yang diperlukan dapat dilihat pada Tabel 2.
c. Pembabatan
Colocasia sp (keladi rambat) harus dibabat untuk mengendalikan tanaman ini.
Namun, keladi lain yang tidak merambat harus didongkel dan umbinya harus
dibongkar.
d. Pengkuasan
Dapat dilakukan pada pengendalian bamboo.

6.1.8. Pengendalian Gulma Khusus / Berbahaya (Noxious Weed)


a. Mikania micranta
• Metode Pengendalian Kimiawi
Metode pengendaliannya adalah dengan cara menyemprotkan bahan kimia
Lindomn (2.4 D Amine) dengan dosis 2.2 - 4.4 liter/ha.
• Metode Pengendalian Biologis
Pengendalian Mikania micranta secara biologis adalah dengan memanfaatkan
tumbuhan Cuscuta campestris atau yang sering disebut dengan tali putri yang
disebarkan di atas hamparan gulma Mikania tersebut.Tali putri hidup dan
berkembang biak dengan jalan menghisap cairan tubuh inangnya (Miknnia
micrantha) sehingga lambat laun inang tersebut akan mati. Dari percobaan yang
sudah dilakukan, dalam jangka waktu 3 bulan, tali putri dapat mengontrol
Mikania micrantha lebih dari 80%.
b. Rumpun bambu
Metode pengendalian rumpun bambu dengan cara mengoles campuran 50% glifosat
+ 50% larutan parakuat (l : 1) yang dicampurkan secara merata adalah yang paling
efektif sampai dengan saat ini.
• Sebelum dilakukan pengolesan, seluruh batang bambu yang ada dalam rumpun
tersebut terlebih dahulu ditebas sampai dengan ruas yang pertama (+ 20 cm
dari tanah).
• Setelah ditebas, langsung dioleskan campuran larutan glyphosate + paraquat
(murni 1 : 1) pada seluruh permukaan tebasan batang bambu tanpa ada yang
terlewati.
• Biasanya setelah 1 minggu pada batang bamboo yang tidak kena oles, akan
tumbuh tunasan baru. Pada kondisi ini harus di ikuti dengan penyemprot.

Halaman 6 dari 11
No. Dokumen : BM-PK-AGR-005
Tanggal Berlaku : 02 Januari 2019
Revisi No. :0
Tanggal Revisi :0
PENGENDALIAN GULMA PADA KELAPA SAWIT

c. Pisang liar
• Secara manual
Pengendalian pisang liar dengan rumpun kecil dan spot-spot cukup dilakukan
eradikasi langsung dengan cara membongkar rumpun tersebut dengan
menggunakan cangkul atau tembilang.
• Secara kimiawi
Untuk rumpun besar dan menyebar merata, metode pengendaliannya adalah
dengan cara aplikasi bahan kimia 2.4-D dimetil amina murni menggunakan
tusuk gigi.
d. Keladi – keladian
Metode pengendaliannya adalah dengan cara menyemprotkan bahan kimia 2.4-D
dimetil amina 40 ml + isopropil amina glifosat 80 ml per kep.
e. Pohon dan tunggul (sisa tanaman mati)
Metode pengendaliannya adalah dengan cara mengoleskan campuran bahan kimia
Triklopir + Solar (1 : 19) ke sekeliling batang pohon dengan ketinggian 75 cm dari
permukaan tanah dengan paqiang olesan sekitar 30cm.
f. Kentosan/Volunteer Oil Palm Seedlings (VOPS)
Metode pengendaliannya adalah dengan cara menyemprotkan bahan kimia Paraquat
di Chlorida (Gramoxone) dengan dosis 3.3 -4.4 ltr/ha.

Tabel 2. Dosis herbisida yang direkomendasikan untuk pengendalian gulma berbahaya.


Dosis Konsentrasi
Jenis Gulma Herbisida Bahan Aktif Keterangan
(ltr, kg/ha) Cc/ltr

Imperata cylindrical Kleen Up, Round Up Glyphosate 4-6 8.9-13.3


Lakukan
Eleusine indica Kleen Up, Round Up Glyphosate 1-2 2.2-4.4
follow up
Setaria plicata Kleen Up, Round Up Glyphosate 0.5-1 1.1-2.2
Mikania micranta Lindomin, 2.4 1-2 2.2-4.4
Borreria latifolia DMA 6 Starane Diamine Fluroxypyr 0.375-0.5 0.83-1.1
Tumbuhan kayu:
Clidemia hirta Ally Metylmetsuylfuron 0.1-0.15 0.22-0.33
Lakukan
Chromolaena odorata
follow up
Melstoma malabathicum Garlon Triclopyr 0.5-1.0 1.1-2.2
Rifina humilis
Semprot
Stenoclaena palustris Paraquat+
Gramoxone+Ally 1.5+75 3.3-4.4+0.17 sampai
Dicranopteris linearis Metylmetsuylfuron
basah sekali
Semprot
sampai
VOP’s Gramoxone Paraquat 3.3-4.4
basah
sekali

Halaman 7 dari 11
No. Dokumen : BM-PK-AGR-005
Tanggal Berlaku : 02 Januari 2019
Revisi No. :0
Tanggal Revisi :0
PENGENDALIAN GULMA PADA KELAPA SAWIT

6.2. Jenis Alat Semprot


Untuk aplikasi pestisida digunakan alat - alat semprot yang jenis dan fungsinya berkembang sejalan
dengan kemajuan teknologi perlindungan tanaman. Penggunaan alat semprot berbagai tipe dapat
efektif jika tiap komponen yang mempengaruhi kualitas semprotan dapat dikuasai dan dioptimalkan.
6.2.1. Alat Semprot Punggung (Knapsack Sprayer)
Berdasarkan cara kerjanya maka alat semprot punggung dapat dibedakan menjadi:
6.2.2. AIat Semprot Punggung Konvensional
Alat ini dioperasikan dengan tekanan tinggi hingga 5 kg/cm2 dan sebelum dipakai
menyemprot harus dipompa terlebih dahulu. Pada umumnya alat ini terbuat dari logam
dengan isi tangki l5 liter. Jenis alat kurang disukai karena sebelum penyemprotan harus
dipompa terlebih dahulu sehingga memerlukan waktu tambahan, akibatnya output kerja
berkurang.
6.2.3. Alat Semprot Punggung Semi – Otomatis
Alat ini umumnya dipergunakan pada kebun - kebun yang memerlukan pengelolaan unit
semprot di dalam perawatan tanaman, pengendalian hama dan penyakit dan lain - lain.
Beberapa alat semprot punggung semi-otomatis yang digunakan di lingkungan perkebunan
Indonesia diantaranya :

a. Sprayer gendong Solo


Tabel 3. Spesifikasi sprayer gendong Solo
Spesifikasi Type 425 Type 475
Sistem Pompa Torak Membran
Untuk Aplikasi Insektisida & fungisida Herbisida
Tekanan Maksimum 6 kg/cm3 2 kg/cm3
Kapasitas Tangki 15 liter 15 liter
Berat Kosong 4.5 kg 4.5 kg

Gambar 2. Knapshack sprayer Solo

b. RB/SA15 Knapsack Sprayer

Halaman 8 dari 11
No. Dokumen : BM-PK-AGR-005
Tanggal Berlaku : 02 Januari 2019
Revisi No. :0
Tanggal Revisi :0
PENGENDALIAN GULMA PADA KELAPA SAWIT

Merupakan alat semprot gendong yang didisain secara luas untuk dipergunakan di
perkebunan maupun pertanian dan hortikultura dengan volume tangki 15 liter dan
tekanan tinggl pada piston 5 – 6 bar.
Beberapa jenis nozzle yang dapat dipergunakan pada SA15 yaitu :
• Hollow cone (HC 02)
• VLV 100 Yellow (DEF 02)
• VLV 200 Red (DEF 04

Gambar 3. RB/SA15 Knapsack Sprayer

6.2.4. Alat Semprot Otomatis


a. Controlled Droplet Applicator (CDA) / Mic ron Herbi
Alat semprot ini digunakan untuk sistem aplikasi cairan dengan volume rendah (ultra
low volume) dengan kisaran antara 20 – 40 liter per ha blanket. Semprotannya
menghasilkan butiran halus yang terkendali dengan ukuran yang seragam (r 250
mikron) dan konsentrasi herbisida yang tinggi. Alat ini ringan dan mudah
pemakaiannya sehingga output karyawan penyemprot tinggi.

Gambar 4. Controlled Droplet Applicator (CDA/Mikron Herbi

Halaman 9 dari 11
No. Dokumen : BM-PK-AGR-005
Tanggal Berlaku : 02 Januari 2019
Revisi No. :0
Tanggal Revisi :0
PENGENDALIAN GULMA PADA KELAPA SAWIT

6.2.5. Alat Pelindung Diri (APD)


Alat pelindung diri wajib dipersiapkan dan digunakan bagi setiap penyemprot (applicator)
sebelum melakukan penyemprotan dengan herbisida untuk melindungi dirinya terpapar oleh
bahan kimia secara terus menerus.
Alat pelindung diri (APD) terdiri dari :
a. Apron (rompi panjang),
b. Baju lengan panjang,
c. Sarung tangan,
d. Sepatu karet,
e. Pelindung mata,
f. Masker mulut dan hidung
g. Alat pelindung kepala dan lain sebagainya

Gambar 5. Alat Pelindung Diri (APD) wajib bagi setiap penyemprot (aplikator) herbisida.

6.2.6. Pelaporan
a. Sebelum Pelaksanaan Aplikasi Perawatan Tanaman/pengendalian gulma
Sebelum melakukan aplikasi Perawatan Tanaman/pengendalian gulma sehari
sebelumnya Asisten Divisi harus sudah dipersiapkan :
• Formulir Rencana Harian Kerja (RKH) BM-FRM-AGR-002, meliputi jenis
pekerjaan, lokasi pekerjaan, jumlah tenaga kerja dan volume bahan kimia dan
pengawas.
• Formulir permintaan pengeluaran barang BM-FRM-WH-002 sudah disetujui
oleh Manager Estate bila pekerjaan membutuhkan bahan kimia pengendali
gulma, meliputi lokasi pekerjaan dan volume bahan kimia.

Halaman 10 dari 11
No. Dokumen : BM-PK-AGR-005
Tanggal Berlaku : 02 Januari 2019
Revisi No. :0
Tanggal Revisi :0
PENGENDALIAN GULMA PADA KELAPA SAWIT

• Permintaan Pekerjaan (SPO) jika memerlukan transportasi, hal ini untuk


pengaturan armada dan diserahkan ke Asisten Traksi, memuat lokasi
pekerjaan, waktu pekerjaan, volume dan jenis alat yang digunakan.
b. Setelah Pelaksanaan Aplikasi Perawatan Tanaman/pengendalian gulma.
• Mandor membuat laporan harian realisasi pemeliharaan tanaman dengan
menggunakan formulir BM-FRM-AGR-003, dengan menuliskan uraian
pekerjaan, nama pekerja, lokasi kerja, hasil kerja, jumlah HK, jumlah biaya dan
bahan yang dipakai pada hari itu juga setelah selesai pengawasan realisasi
pekerjaan.
• Kerani Divisi membuat laporan harian realisasi biaya pemeliharaan tanaman
menggunakan formulir BM-FRM-AGR-004 berdasarkan laporan realisasi
pemeliharaan tanaman dari mandor. Laporan harian realisasi pemeliharaan
tanaman ditanda tangani oleh Asisten Divisi sebagai wujud laporan pertanggung
jawaban realisasi pekerjaan ke Aska dan Manager Estate. Formulir ini disimpan
dalam bentuk format softcopy dan diprint out setiap hari.
• Kerani Divisi membuat laporan bulanan pemakaian Kimia dengan formulir BM-
FRM-AGR-005 meliputi jenis bahan kimia yang dipakai, volume kimia, areal
pekerjaan dan harus sesuai dengan laporan pengeluaran bahan kimia dari
gudang

7. LAMPIRAN
7.1. BM-FRM-AGR-02 Rencana Harian Kerja (RKH)
7.2. BM-FRM-WH-002 Permintaan Pengeluaran Barang
7.3. BM-FRM-AGR-003 Laporan Harian Realisasi Pemeliharaan Tanaman
7.4. BM-FRM-AGR-004 Laporan Harian Realisasi Biaya Pemeliharaan Tanaman
7.5. BM-FRM-AGR-005 Laporan Bulanan Pemakaian bahan Kimia

Halaman 11 dari 11

Anda mungkin juga menyukai