Dokumen : BM-PK-AGR-001
Tanggal Berlaku : 02 Januari 2019
Revisi No. :0
Tanggal Revisi :0
PEMBUKAAN AREAL MINERAL
PROSEDUR KERJA
PEMBUKAAN AREAL MINERAL
Disahkan Oleh :
Direktur produksi
M. Riyanta
Tanggal :
Halaman 1 dari 15
No. Dokumen : BM-PK-AGR-001
Tanggal Berlaku : 02 Januari 2019
Revisi No. :0
Tanggal Revisi :0
PEMBUKAAN AREAL MINERAL
1. TUJUAN
Menetapkan proses pembukaan areal mineral yang terstandar agar menghasilkan tanaman kelapa
sawit yang sesuai dengan kriteria mutu varietas tanaman dan menghasilkan produksi yang optimal.
2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini berlaku di seluruh wilayah operasional Perusahaan yang dikelolah oleh PT. Binanga
Mandala dan akan disesuaikan dengan kondisi serta kebutuhan keadaan wilayah penerapannya bila
dibutuhkan.
3. REFERENSI
3.1. Permentan No. 47/permentan/OT.140/10/2006 tentang pedoman umum budidaya pertanian
pada lahan pengunungan
3.2. Permentan No. 11/Pernentan/OT.140/3/2015 tentang sistem sertifikasi kelapa sawit
berkelanjutan
3.3. Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang Pengelolaan Kawasan Lindung
3.4. Manual Tata Kelola Organisasi Perusahaan
5. TANGGUNG JAWAB
Seluruh uraian prosedur ini diimplementasikan sepenuhnya kepada Pelaksana Lapangan, Mandor,
Asisten, Askep, Manager dan General Manager serta harus bertanggung jawab dalam pelaksanaan
dan pengawasan terhadap instruksi kerja ini.
6. URAIAN PROSEDUR
6.1. Kebijakan pembukaan areal
6.1.1. Pembukaan lahan harus memenuhi kaidah-kaidah konservasi tanah dan air,
6.1.2. Pembukaan lahan tanpa bakar,
6.1.3. Pembuatan terasering bagi lahan dengan kemiringan tertentu sesuai lampiran
permentan No. 47/permentan/OT.140/10/2006 tentang pedoman umum budidaya
pertanian pada lahan pengunungan.
6.1.4. Dilarang membuka lahan dan menanam kelapa sawit sesuai lampiran permentan No.
11/permentan/OT.140/3/2015 untuk areal tepi waduk/danau, tepi mata air, tepi sungai,
tepi anak sungai, jurang dan tepi jurang.
6.1.5. Mempedomani ijin lingkungan yang telah didapatkan.
Halaman 2 dari 15
No. Dokumen : BM-PK-AGR-001
Tanggal Berlaku : 02 Januari 2019
Revisi No. :0
Tanggal Revisi :0
PEMBUKAAN AREAL MINERAL
Teknis pembukaan lahan pada tanah mineral yang berasal dari hutan sekunder ke kultura kelapa
sawit (Jungle to Oil Palm) adalah sbb : 1) Pembukaan hutan sekunder (Secondary Forest
Clearing) : imas, tumbang, cincang merumpuk kayu tumbangan (pruning stacking). 2) Imas,
tumbang dan merumpuk (stacking) merupakan suatu rangkaian kerja yang harus dilaksanakan
secara sistematis, terencana dan terprogram.
Halaman 3 dari 15
No. Dokumen : BM-PK-AGR-001
Tanggal Berlaku : 02 Januari 2019
Revisi No. :0
Tanggal Revisi :0
PEMBUKAAN AREAL MINERAL
6.4. Imas
Merupakan kegiatan memotong rapat semua kayu-kayuan dengan diameter < 20 cm. Pada
prakteknya imas bisa saja tidak dilakukan berdasarkan kondisi kerapatan yang tinggi dari
populasi kayu-kayuan sehingga memungkinkan untuk dilakukan pembersihan menggunakan alat
berat Dozer.
Kebijakan untuk tidak melakukan imas (under brushing) akan ditentukan oleh Dewan Direksi.
6.5. Tumbang
Sama halnya dengan pekerjaan imas, penumbangan pokok dapat juga tidak dilakukan apabila
ukuran diameter batang kayu kurang dari 20 cm sehingga cukup dilakukan dengan cara
mendorong tegakan kayu sekaligus membongkar perakaran yang ada dengan menggunakan alat
berat Dozer.
Kegiatan penumbangan dengan menggunakan mesin chainsaw hanya dilakukan pada kayu
dengan.ukuran diameter yang lebih besar dengan kriteria tidak dapat didorong menggunakan
alat berat Dozer. Pembuatan jalan baik koleksi maupun jalan utama dilakukan sebelum
pelaksanaan land clearing. Jalan yang telah dibuat dapat dimanfaatkan sebagai panduan untuk
penentuan arah tumbangan dan jalur rumpukan (stacking).
Halaman 4 dari 15
No. Dokumen : BM-PK-AGR-001
Tanggal Berlaku : 02 Januari 2019
Revisi No. :0
Tanggal Revisi :0
PEMBUKAAN AREAL MINERAL
sebagai jalan bantu. Tetapi biasanya konstruksi jalan logging tidak dapat dipergunakan secara
permanen sebagai jalan kebun
Pembongkaran tunggul kayu yang berada di titik tanam maupun pasar pikul harus
segera dilakukan apabila memungkinkan. Jika pembongkaran tidak dapat sehubungan
ukuran tunggul yang terlalu besar maka titik tanam harus dipindah ke posisi depan
ataupun belakang pada baris tanam yang sama.
Pekerjaan yang tidak diawasi akan menghasilkan jalur rumpukan yang tidak lurus
dengan susunan kavu vang tidak rapi sehingga dapat mempersulit pemancangan titik
tanam sekaligus dapat mengganggu proses penanaman bibit di lapangan.
a. Stacking Pada Area Datar - Bergelombang
Rumpukan kayu (stacking) didasarkan pada mekanisme Zero Buring Sistem
(tanpa pembakaran)
Dengan demikian, perlu dibuat pancang kepala untuk memastikan bahwa
rumpukan (stacking) lurus dan memenuhi perbandingan yang sesuai dengan
jumlah barisan tanaman, contoh 1 : 2 (satu rumpukan untuk setiap 2 barisan
tanaman)
Pada areal datar, kayu dirumpuk dengan arah yang disesuaikan dengan arah baris
tanaman nantinya (U-S atau T-B). Arah barisan tanaman ditentukan oleh kebijakan
Direksi
Seluruh tunggul kayu dipotong kembali dengan ketinggian maksimal 1 m untuk
kayu yang berdiameter > 1 m, dan 30 cm untuk kayu yang berdiameter < 1 m.
Halaman 5 dari 15
No. Dokumen : BM-PK-AGR-001
Tanggal Berlaku : 02 Januari 2019
Revisi No. :0
Tanggal Revisi :0
PEMBUKAAN AREAL MINERAL
50 meter
60 meter
Baris Tanaman
Collection Road
1000 meter
Halaman 6 dari 15
No. Dokumen : BM-PK-AGR-001
Tanggal Berlaku : 02 Januari 2019
Revisi No. :0
Tanggal Revisi :0
PEMBUKAAN AREAL MINERAL
Lebar rumpukan kayu adalah jarak aktual dari jarak antar barisan tanaman
dikurangi dengan 4 m (masing-masing 2 meter jari-jari piringan tanaman sebelah
kiri dan kanan dari rumpukan).
Sebagai contoh, dengan jarak antar barisan tanaman 7.6 meter berarti lebar
rnaksimum rumpukan kayu adalah 3.6 meter (7.6 m - 4.0 m piringan sebelah kiri
dan knnan rumpukan)
Halaman 7 dari 15
No. Dokumen : BM-PK-AGR-001
Tanggal Berlaku : 02 Januari 2019
Revisi No. :0
Tanggal Revisi :0
PEMBUKAAN AREAL MINERAL
Kegiatan bajak dan harrow tersebut dilakukan pada areal rencana jalur tanam dan pembajakan
dilakukan dengan menggunakan unit whell tractor atau yang lainnya yang dapat menjalankan
fungsi pembajakan tersebut.
Halaman 8 dari 15
No. Dokumen : BM-PK-AGR-001
Tanggal Berlaku : 02 Januari 2019
Revisi No. :0
Tanggal Revisi :0
PEMBUKAAN AREAL MINERAL
Sedangkan pembuatan jalan pada lahan datar dengan kondisi drainase yang buruk
(potensi tergenang) mengikuti prosedur sebagai berikut:
a. Pembersihan bagian jalan yang direncanakan
b. Penandaan badanjalan, menggunakan pancang.
c. Tinggi pancang ± 2 m dan diberi bendera plastik atau cat merah pada ujungnya.
d. Gali parit disisi badan jalan dengan jarak minimal 3 m dari sisi badan jalan baru
tersebut.
e. Selanjutnya timbun dan ratakan badan jalan dengan tanah galian tadi,
ketinggian tanah timbun adalah + 40 cm setelah compact (pengerasan).
f. Setelah penimbunan dan perataan, selanjutnya pembentukan badan jalan
pabilatimbunan tanah tadi sudah kering.
g. Lakukan penimbunan kembali dengan pasir + batu (sirtu), dengan ketebalan ±
20cm
h. Lakukan pengerasan secara mekanis.
Halaman 9 dari 15
No. Dokumen : BM-PK-AGR-001
Tanggal Berlaku : 02 Januari 2019
Revisi No. :0
Tanggal Revisi :0
PEMBUKAAN AREAL MINERAL
Gambar 3. Contoh lay-out jalan pada lahan datar untuk luas block 30 ha.
300 meter
Main Road
1000 meter
Pasar Kontrol
Collection Road
Main Road
Karena tidak memotoqg bukit maka diusahakan badan jalan landai sehingga bentuk
jalan tidak harus lurus.
Semua jalan koleksi harus berhubungan dengan jalan utama.
Halaman 10 dari 15
No. Dokumen : BM-PK-AGR-001
Tanggal Berlaku : 02 Januari 2019
Revisi No. :0
Tanggal Revisi :0
PEMBUKAAN AREAL MINERAL
Prosedur
a. Pembersihan bagian jalan yang direncanakan.
b. Penandaan badan jalan, menggunakan pancang.
c. Tinggi pancang ± 2 m dan diberi bendera plastik atau cat merah pada
ujungnya.
d. Pembentukan jalan dengan cara manual atau mekanis.
e. Tanah galian parit diposisikan pada bagian tengah jalan untuk
mendapatkan permukaan badan jalan yang cembung.
f. Aplikasi pasir + batu (sirtu) dapat dilakukan jika memang dibutuhkan.
g. Pengerasan badan jalan.
h. Pembuatan parit pembuangan air sisi jalan (road side out-let drain)
dilakukan untuk setiap 30 m (umumnya) panjang jalan efektif.
Namun demikian, jumlah road side out-let drain untuk setiap panjang jalan efektif,
sangat ditentukan oleh tingkat kecuraman jalan.
Semakin curam badan jalan dan semakin panjang bagian badan jalan yang curam,
maka jarak antar road side out-let drain semakin pendek (< 30 m).
i. Rasio panjang jalan per ha tergantung kondisi aktual di lapangan.
j. Pembuatan jalan dilakukan oleh kontraktor.
k. Harga per-meter akan ditentukan oleh Dewan Direksi.
Main Road
Collection Road
Countour Terrace
Photo 1. Posisi jalan koleksi dan jalan utama yang tidak memotong bukit, tetapi
sedikit mengikuti contour.
Halaman 11 dari 15
No. Dokumen : BM-PK-AGR-001
Tanggal Berlaku : 02 Januari 2019
Revisi No. :0
Tanggal Revisi :0
PEMBUKAAN AREAL MINERAL
Halaman 12 dari 15
No. Dokumen : BM-PK-AGR-001
Tanggal Berlaku : 02 Januari 2019
Revisi No. :0
Tanggal Revisi :0
PEMBUKAAN AREAL MINERAL
4 meter
Tanah timbun
Photo 2. Teras dengan kemiringan standart (10 ° - 15° kearah dinding bukit) sangat
membantu bagi usaha konservasi air tanah yang secara langsung mempengaruhi
pertumbuhan dan produksi kelapa sawit.
Halaman 13 dari 15
No. Dokumen : BM-PK-AGR-001
Tanggal Berlaku : 02 Januari 2019
Revisi No. :0
Tanggal Revisi :0
PEMBUKAAN AREAL MINERAL
Arah Penimbunan
Photo 3. Silt pit dibuat untuk tempat menyimpan air sehingga mengurangi resiko
genangan pada permukaan teras.
Galian
1m
2m
Timbunan
10° - 15°
Catatan : Agar tanah timbunan kuat dan tidak mudah longsor, pada saat membuatnya
harus dipukul dengan menggunakan kayu yang dioles oli kotor atau gunakan karung
bekas sebagai penahan dinding tapak kuda.
Halaman 14 dari 15
No. Dokumen : BM-PK-AGR-001
Tanggal Berlaku : 02 Januari 2019
Revisi No. :0
Tanggal Revisi :0
PEMBUKAAN AREAL MINERAL
30 cm
Divisi :
Block :
Var :
Luas :
TT : Keterangan :
Cat dasar merah pada bagian Sisi Depan
100 cm
Tulisan menggunakan car berwarna putih
7. LAMPIRAN
7.1. BM-FRM-AGR-001 Realisasi Pemamfaatan Lahan
Halaman 15 dari 15