Anda di halaman 1dari 15

No.

Dokumen : BM-PK-AGR-001
Tanggal Berlaku : 02 Januari 2019
Revisi No. :0
Tanggal Revisi :0
PEMBUKAAN AREAL MINERAL

PROSEDUR KERJA
PEMBUKAAN AREAL MINERAL

Diperiksa Oleh: Disiapkan Oleh:


General Manager Manager Estate

I Wayan Arianto Jimmy Ferinando Karo Karo


Tanggal : Tanggal :

Disahkan Oleh :
Direktur produksi

M. Riyanta
Tanggal :

Riwayat Perubahan Dokumen:


REVISI
No TGL. REVISI RINGKASAN PERUBAHAN HALAMAN
KE-

Halaman 1 dari 15
No. Dokumen : BM-PK-AGR-001
Tanggal Berlaku : 02 Januari 2019
Revisi No. :0
Tanggal Revisi :0
PEMBUKAAN AREAL MINERAL

1. TUJUAN
Menetapkan proses pembukaan areal mineral yang terstandar agar menghasilkan tanaman kelapa
sawit yang sesuai dengan kriteria mutu varietas tanaman dan menghasilkan produksi yang optimal.

2. RUANG LINGKUP
Prosedur ini berlaku di seluruh wilayah operasional Perusahaan yang dikelolah oleh PT. Binanga
Mandala dan akan disesuaikan dengan kondisi serta kebutuhan keadaan wilayah penerapannya bila
dibutuhkan.

3. REFERENSI
3.1. Permentan No. 47/permentan/OT.140/10/2006 tentang pedoman umum budidaya pertanian
pada lahan pengunungan
3.2. Permentan No. 11/Pernentan/OT.140/3/2015 tentang sistem sertifikasi kelapa sawit
berkelanjutan
3.3. Keputusan Presiden No. 32 Tahun 1990 Tentang Pengelolaan Kawasan Lindung
3.4. Manual Tata Kelola Organisasi Perusahaan

4. DEFINISI DAN SINGKATAN


4.1. Boundary adalah Perbatasan-perbatasan atau peringga/batas luar kebun
4.2. Stop bund adalah upaya untuk menahan aliran air dipermukaan tanah dan mencegah erosi pada
saat terjadi hujan.

5. TANGGUNG JAWAB
Seluruh uraian prosedur ini diimplementasikan sepenuhnya kepada Pelaksana Lapangan, Mandor,
Asisten, Askep, Manager dan General Manager serta harus bertanggung jawab dalam pelaksanaan
dan pengawasan terhadap instruksi kerja ini.

6. URAIAN PROSEDUR
6.1. Kebijakan pembukaan areal
6.1.1. Pembukaan lahan harus memenuhi kaidah-kaidah konservasi tanah dan air,
6.1.2. Pembukaan lahan tanpa bakar,
6.1.3. Pembuatan terasering bagi lahan dengan kemiringan tertentu sesuai lampiran
permentan No. 47/permentan/OT.140/10/2006 tentang pedoman umum budidaya
pertanian pada lahan pengunungan.
6.1.4. Dilarang membuka lahan dan menanam kelapa sawit sesuai lampiran permentan No.
11/permentan/OT.140/3/2015 untuk areal tepi waduk/danau, tepi mata air, tepi sungai,
tepi anak sungai, jurang dan tepi jurang.
6.1.5. Mempedomani ijin lingkungan yang telah didapatkan.

6.2. Tahapan Pelaksanaan Pembukaan Lahan


Teknis pembukaan lahan pada tanah mineral berbeda dengan lahan gambut (peat).
Teknis pembukaan lahan di areal gambut disajikan tersendiri pada Prosedur Kerja Pembukaan
Lahan Gambut.

Halaman 2 dari 15
No. Dokumen : BM-PK-AGR-001
Tanggal Berlaku : 02 Januari 2019
Revisi No. :0
Tanggal Revisi :0
PEMBUKAAN AREAL MINERAL

Teknis pembukaan lahan pada tanah mineral yang berasal dari hutan sekunder ke kultura kelapa
sawit (Jungle to Oil Palm) adalah sbb : 1) Pembukaan hutan sekunder (Secondary Forest
Clearing) : imas, tumbang, cincang merumpuk kayu tumbangan (pruning stacking). 2) Imas,
tumbang dan merumpuk (stacking) merupakan suatu rangkaian kerja yang harus dilaksanakan
secara sistematis, terencana dan terprogram.

6.2.1. Survey Lahan


Survey lahan dilakukan untuk memastikan luas areal yang telah dikuasai, membuat
batas - batas areal dengan areal lain sekaligus memberikan informasi mengenai
topografi dan kondisi lahan yang akan dibuka.

Surveyor menginprestasikan hasil survey di lapangan ke dalam peta kebun yang


nantinya akan dijadikan panduan dalam pelaksanaan pembukaan lahan (LC). Biasanya
surveyor dibekali peta dasar yang diperoleh dari Departrnent Kehutanan-RI atau pihak
pemegang izin sebelumnya.

6.2.2. Penentuan Target Pembukaan Lahan (ha)


Luas areal yang akan dibuka target pembukaan lahan pertahun, system pembukaan
areal yang akan digunakan dan penunjukan kontraktor pekerjaan LC diseleksi oleh
panitia Tender yang ditunjuk oleh Dewan Direksi. Tata cara Penunjukan panitia tender
dapat dilihat di prosedur Pengadaan Barang dan Jasa BM-PK-PROC-001.

6.3. Blocking dan Boundry


6.3.1. Blocking
Blocking areal dilakukan oleh tim survey perusahaan berdasarkan luasan blok yang
ditentukan Dewan Direksi.
Pada areal datar, bloking dilakukan bersamaan dengan pembuatan badan jalan yang
nantinya difungsikan sebagai batas blok.
Pada areal berbukit, bloking dilakukan dengan menggunakan batas-batas alam sungai,
parit dan jalan sebagai batas blok.

6.3.2. Perbatasan (Boundary)


Perbatasan-perbatasan atau peringga/batas luar kebun, baik terhadap kebun rakyat,
kampung (pemukiman), kebun perusahaan lain atau hutan, harus mendapat
penanganan khusus karena daerah perbatasan biasanya menjadi tempat strategis
ancaman atau gangguan yang berasal dari luar.
a. Fungsi Boundary
• Sebagai pemisah areal kebun perusahaan (sebagai alat isolasi)
sehingga penggarapan lahan oleh pihak luar dapat dihindarkan.
• Sebagai jalan control, inspeksi (boundary road).
• Untuk mencegah serangan-serangan hama (babi hutan, gajah, dll)
dengan membangun parit perbatasan (boundary drain).

Halaman 3 dari 15
No. Dokumen : BM-PK-AGR-001
Tanggal Berlaku : 02 Januari 2019
Revisi No. :0
Tanggal Revisi :0
PEMBUKAAN AREAL MINERAL

• Pembuatan boundary harus disesuaikan dengan geografis areal dan


kebutuhan.
b. Jenis-Jenis Boundary
Strip boundary
• Hanya berupa garis perbatasan yang dibuat dengan rintis atau
slashing atau spraying selebar 1 m.
• Dapat ditanam pokok-pokok kayu seperti mahoni, jati, pinang dll.
Boundary road
• Perbatasan yang dibuat adalah jalan : lebar 4 m.
• Dapat digunakan sebagai jalan speksiipatroli.
Boundary drain
• Parit perbatasan dibuat berdasarkan kondisi lapangan dan kebutuhan.
• Sesuai untuk areal yang berbatasan dengan hutan atau kampong
untuk mencegah terjadinya serangan hama (babi, gajah) dan
pencurian oleh orang luar.
Keputusan untuk pemilihan jenis boundary berdasarkan kebutuhan dan kondisi
dilapangan atas persetujuan General Manager setempat.

6.4. Imas
Merupakan kegiatan memotong rapat semua kayu-kayuan dengan diameter < 20 cm. Pada
prakteknya imas bisa saja tidak dilakukan berdasarkan kondisi kerapatan yang tinggi dari
populasi kayu-kayuan sehingga memungkinkan untuk dilakukan pembersihan menggunakan alat
berat Dozer.

Kebijakan untuk tidak melakukan imas (under brushing) akan ditentukan oleh Dewan Direksi.

6.5. Tumbang
Sama halnya dengan pekerjaan imas, penumbangan pokok dapat juga tidak dilakukan apabila
ukuran diameter batang kayu kurang dari 20 cm sehingga cukup dilakukan dengan cara
mendorong tegakan kayu sekaligus membongkar perakaran yang ada dengan menggunakan alat
berat Dozer.

Kegiatan penumbangan dengan menggunakan mesin chainsaw hanya dilakukan pada kayu
dengan.ukuran diameter yang lebih besar dengan kriteria tidak dapat didorong menggunakan
alat berat Dozer. Pembuatan jalan baik koleksi maupun jalan utama dilakukan sebelum
pelaksanaan land clearing. Jalan yang telah dibuat dapat dimanfaatkan sebagai panduan untuk
penentuan arah tumbangan dan jalur rumpukan (stacking).

Penumbangan dilakukan segera setelah imas (apabila imas diperlukan). Penumbangan


dilakukan blok per blok dengan arah berdasarkan arah barisan tanaman. Penumbangan
diupayakan dimulai dari bagian tengah lokasi perkebunan, dengan tujuan untuk mempermudah
akses jalan. Biasanya pada areal hutan konversi, eksjalan logging dapat dipergunakan hanya

Halaman 4 dari 15
No. Dokumen : BM-PK-AGR-001
Tanggal Berlaku : 02 Januari 2019
Revisi No. :0
Tanggal Revisi :0
PEMBUKAAN AREAL MINERAL

sebagai jalan bantu. Tetapi biasanya konstruksi jalan logging tidak dapat dipergunakan secara
permanen sebagai jalan kebun

6.6. Cincang dan Rumpuk (Pruning & Stocking)


6.6.1. Cincang (Pruning)
Cincang dilakukan untuk memotong kayu-kayu hasil tumbangan yang relative panjang
diperkirakan dapat menghambat kegiatan merumpuk.

Kegiatan cincang (pruning) juga dilakukan pada cabang-cabang primer maupun


sekunder dari kayu tumbangan yang sudah berada pada jalur rumpukan untuk
memastikan cabang-cabang tersebut tidak berada pada baris maupun titik tanam.

Pembongkaran tunggul kayu yang berada di titik tanam maupun pasar pikul harus
segera dilakukan apabila memungkinkan. Jika pembongkaran tidak dapat sehubungan
ukuran tunggul yang terlalu besar maka titik tanam harus dipindah ke posisi depan
ataupun belakang pada baris tanam yang sama.

6.6.2. Merumpuk Kayu (Stacking)


Untuk memperoleh kualitas yang baik dari pekerjaan merumpuk kayu (Stacking),
dibutuhkan pengawasan yang ketat dari personil yang ditugaskan secara khusus
mengawasi pelaksanaannya dilapangan.

Pekerjaan yang tidak diawasi akan menghasilkan jalur rumpukan yang tidak lurus
dengan susunan kavu vang tidak rapi sehingga dapat mempersulit pemancangan titik
tanam sekaligus dapat mengganggu proses penanaman bibit di lapangan.
a. Stacking Pada Area Datar - Bergelombang
Rumpukan kayu (stacking) didasarkan pada mekanisme Zero Buring Sistem
(tanpa pembakaran)
Dengan demikian, perlu dibuat pancang kepala untuk memastikan bahwa
rumpukan (stacking) lurus dan memenuhi perbandingan yang sesuai dengan
jumlah barisan tanaman, contoh 1 : 2 (satu rumpukan untuk setiap 2 barisan
tanaman)
Pada areal datar, kayu dirumpuk dengan arah yang disesuaikan dengan arah baris
tanaman nantinya (U-S atau T-B). Arah barisan tanaman ditentukan oleh kebijakan
Direksi
Seluruh tunggul kayu dipotong kembali dengan ketinggian maksimal 1 m untuk
kayu yang berdiameter > 1 m, dan 30 cm untuk kayu yang berdiameter < 1 m.

Halaman 5 dari 15
No. Dokumen : BM-PK-AGR-001
Tanggal Berlaku : 02 Januari 2019
Revisi No. :0
Tanggal Revisi :0
PEMBUKAAN AREAL MINERAL

Gambar I : Contoh stacking dengan pola 1 : 2 (satu rumpukan untuk setiap 2


barisan tanaman) pada blok dengan luas 30 ha berbentuk persegi
panjang dengan ukuran 9 m x 7.60 m dan SPH 150.

300 meter Collection Road


Main Road

50 meter
60 meter

Baris Tanaman
Collection Road

1000 meter

Keterangan : Pancang wama merah (pancang kepala) berfungsi sebagai pancang


utama pada setiap jalur rumpukan sedangkan pancang wama biru difungsikan
sebagai pancang pembantu agar jalur rumpukan lurus.

Untuk memperoleh jalur stacking yang lurus, dibutuhkan pancang bantuan


(pancang biru) setiap 50 meter yang dibuat dengan bantuan kompas suunto
(Gambar l).
Efisiensi dan efektifitas pekerjaan merumpuk (stacking), sangat dipengaruhi oleh
hasil pekerjaan sebelumnya, yaitu penumbangan (felling).
Penentuan rasio “rumpukan : barisan tanaman", sangat ditentukan oleh jumlah
(volume) kayu, jenis dan type alat berat yang digunakan.

Jumlah (volume) kayu yang semakin banyah rasio diperbesar misalnya 1 : 2,


sebab jika rasio diperkecil, misalnya 1 : 4, rumpukan (stacking) kayu menjadi
sangat tinggi dan mernperbesar risiko kebakaran.
Tujuan memperkecil rasio (contoh dari 1:2 ke 1:4) adalah agar supaya kerja alat
berat lebih efisien dan efektif pada kondisi dimana volume kayu sedikit.

Halaman 6 dari 15
No. Dokumen : BM-PK-AGR-001
Tanggal Berlaku : 02 Januari 2019
Revisi No. :0
Tanggal Revisi :0
PEMBUKAAN AREAL MINERAL

Lebar rumpukan kayu adalah jarak aktual dari jarak antar barisan tanaman
dikurangi dengan 4 m (masing-masing 2 meter jari-jari piringan tanaman sebelah
kiri dan kanan dari rumpukan).

Sebagai contoh, dengan jarak antar barisan tanaman 7.6 meter berarti lebar
rnaksimum rumpukan kayu adalah 3.6 meter (7.6 m - 4.0 m piringan sebelah kiri
dan knnan rumpukan)

b. Peletakan Kayu Pada Areal Berbukit


Pada pelaksanaan LC pada areal berbukit dimana tanaman ditanam pada terasan,
istilah merumpuk (stacking) tidak sesuai untuk digunakan dan akan lebih sesuai
menggunakan istilah peletakan kayu.
Pada areal berbukit peletakan kayu dilakukan pada gawangan yang terdapat
diantara terasan.

Untuk mempermudah peletakan kayu-kayu dengan ukuran yang relatif panjang,


disarankan terlebih dahulu melakukan pemotongan dengan panjang 3.0 meter.
Pada prinsipnya peletakan kayu di gawangan (antar terasan) tidak mengganggu
kegiatan perawatan lapangan seperti penyemprotan gulma (selective spraying)
maupun pengendalian secara manual (selective manual).
Pada areal berbukit, merumpuk sekaligus dilaksanakan pada saat pembuatan
teras dan kayu-kayu dirumpuk diantara teras (dinding bukit), lihat Gambar 2.
Seluruh tunggul kayu dipotong kembali dengan ketinggian maksimal 1 m untuk
kayu yang berdiameter > 1 m, dan 30 cm untuk kayu yang berdiameter < 1 m.

Gambar 2. Pola sebaran peletakan kayu pada areal berbukit.

Halaman 7 dari 15
No. Dokumen : BM-PK-AGR-001
Tanggal Berlaku : 02 Januari 2019
Revisi No. :0
Tanggal Revisi :0
PEMBUKAAN AREAL MINERAL

6.7. Pengolahan Lahan


Pengolahan lahan bertujuan mengemburkan tanah agar tercipta kondisi fisik, khemis dan biologis
tanah menjadi lebih baik. Kegiatan ini menggunakan alat bajak/cangkul dan harrow.

Kegiatan bajak dan harrow tersebut dilakukan pada areal rencana jalur tanam dan pembajakan
dilakukan dengan menggunakan unit whell tractor atau yang lainnya yang dapat menjalankan
fungsi pembajakan tersebut.

Kegiatan bajak dilakukan dengan membajak/mencangkul areal dengah kedalaman 25-30 cm


dengan tujuan membalik tanah dan mengemburkannya. Kegiatan ini dilakukan 2 kali. Setelah
dilakukan pencangkulan 2 kali maka selnjutnya dilakukan pencincangan dan perataan tanah
dengan menggunakan alat horrow sebanyak 1 kali.

6.8. Pembuatan Sarana dan Prasarana


Jalan Kebun
6.8.1. Jenis dan Ukuran Jalan
Pembuatan jalan kebun haruslah senantiasa disesuaikan dengan konsisi dan
kebutuhan.
a. Jalan Utama (main roads)
Secara umum berfungsi menghubungkan semua jalan koleksi dan juga
penghubung antar divisi, main road dapat juga difungsikan sebagai jalan akses
utama (main access road) yang menghubungkan lokasi kebun dengan luar
kebun.

Ukuran Jalan Utama (Main roads) :


Lebar Efektif : 7.0 meter
Kaki Lima : 1 m kiri dan kanan
Parit : tergantung kondisi (minimal lebar 1.0 m)

b. Jalan Koleksi (collection roads)


Berfungsi utama sebagai transportasi produksi (TBS) sekaligus pembatas blok.
Sehubungan dengan fungsi dan ukurannya, beban (tonase) angkutan pada jalan
koleksi biasanya lebih kecil dibandingkan jalan utama (main road)

Ukuran Jalan Koleksi (collection roads) :


Lebar efektif : 5.0 m
Kaki lima : 1 m kiri & kanan
Parit : tergantung kondisi (minimal lebar 1.0 m)

Halaman 8 dari 15
No. Dokumen : BM-PK-AGR-001
Tanggal Berlaku : 02 Januari 2019
Revisi No. :0
Tanggal Revisi :0
PEMBUKAAN AREAL MINERAL

6.8.2. Pembuatan Jalan pada Lahan Datar Drainase Baik


Pernbuatan jalan pada lahan datar dengan kondisi drainase yang baik mengikuti
prosedur sebagai berikut :
a. Pembersihan bagian jalan yang direncanakan.
b. Penandaanbadanjalan,menggunakanpancang.
c. Tinggi pancang +2 m dan diberi bendera plastik atau cat merah pada ujungnya.
d. Pembentukan jalan dengan cara manuat atau mekanis
e. Jalan dibentuk dengan menimbun bagian tengah jalan lebih lebar dan lebih tinggi
berbentuk trapezium, kemudian dipadatkan.
f. Aplikasi pasir + batu (sirtu) dapat dilakukan jika memang dibutuhkan.
g. Pengerasan badan jalan.

Sedangkan pembuatan jalan pada lahan datar dengan kondisi drainase yang buruk
(potensi tergenang) mengikuti prosedur sebagai berikut:
a. Pembersihan bagian jalan yang direncanakan
b. Penandaan badanjalan, menggunakan pancang.
c. Tinggi pancang ± 2 m dan diberi bendera plastik atau cat merah pada ujungnya.
d. Gali parit disisi badan jalan dengan jarak minimal 3 m dari sisi badan jalan baru
tersebut.
e. Selanjutnya timbun dan ratakan badan jalan dengan tanah galian tadi,
ketinggian tanah timbun adalah + 40 cm setelah compact (pengerasan).
f. Setelah penimbunan dan perataan, selanjutnya pembentukan badan jalan
pabilatimbunan tanah tadi sudah kering.
g. Lakukan penimbunan kembali dengan pasir + batu (sirtu), dengan ketebalan ±
20cm
h. Lakukan pengerasan secara mekanis.

Halaman 9 dari 15
No. Dokumen : BM-PK-AGR-001
Tanggal Berlaku : 02 Januari 2019
Revisi No. :0
Tanggal Revisi :0
PEMBUKAAN AREAL MINERAL

Gambar 3. Contoh lay-out jalan pada lahan datar untuk luas block 30 ha.

300 meter

Main Road
1000 meter

Pasar Kontrol

Collection Road

Main Road

6.8.3. Pembuatan Jalan pada Lahan Berbukit / Curam


Diusahakan saat pembuatan badan jalan, posisi badan jalan terhadap teras jangan
terlalu rendah sehingga mempersulit evakuasi buah dari TPH di teras ke alat transportasi
buah (traktor/truck).

Karena tidak memotoqg bukit maka diusahakan badan jalan landai sehingga bentuk
jalan tidak harus lurus.
Semua jalan koleksi harus berhubungan dengan jalan utama.

Halaman 10 dari 15
No. Dokumen : BM-PK-AGR-001
Tanggal Berlaku : 02 Januari 2019
Revisi No. :0
Tanggal Revisi :0
PEMBUKAAN AREAL MINERAL

Prosedur
a. Pembersihan bagian jalan yang direncanakan.
b. Penandaan badan jalan, menggunakan pancang.
c. Tinggi pancang ± 2 m dan diberi bendera plastik atau cat merah pada
ujungnya.
d. Pembentukan jalan dengan cara manual atau mekanis.
e. Tanah galian parit diposisikan pada bagian tengah jalan untuk
mendapatkan permukaan badan jalan yang cembung.
f. Aplikasi pasir + batu (sirtu) dapat dilakukan jika memang dibutuhkan.
g. Pengerasan badan jalan.
h. Pembuatan parit pembuangan air sisi jalan (road side out-let drain)
dilakukan untuk setiap 30 m (umumnya) panjang jalan efektif.

Namun demikian, jumlah road side out-let drain untuk setiap panjang jalan efektif,
sangat ditentukan oleh tingkat kecuraman jalan.
Semakin curam badan jalan dan semakin panjang bagian badan jalan yang curam,
maka jarak antar road side out-let drain semakin pendek (< 30 m).
i. Rasio panjang jalan per ha tergantung kondisi aktual di lapangan.
j. Pembuatan jalan dilakukan oleh kontraktor.
k. Harga per-meter akan ditentukan oleh Dewan Direksi.

Main Road

Collection Road

Countour Terrace

Photo 1. Posisi jalan koleksi dan jalan utama yang tidak memotong bukit, tetapi
sedikit mengikuti contour.

Halaman 11 dari 15
No. Dokumen : BM-PK-AGR-001
Tanggal Berlaku : 02 Januari 2019
Revisi No. :0
Tanggal Revisi :0
PEMBUKAAN AREAL MINERAL

6.8.4. Pembuatan Jembatan dan Gorong-Gorong


Prosedur pembuatan prasarana yang meliputi jembatan dan gorong-gorong diatur dan
dibuat tersendiri oleh Departemen PU/Sipil.

6.9. Konservasi Tanah dan Air


Konservasi tanah dan air merupakan tindakan pengawetan pada tanah maupun air yang
berfungsi mempertahankan kesuburan tanah baik dari aspek biologi, kimia maupun fisika tanah.
Konservasi tanah dan air dapat dilihat pada Prosedur BM-PK-AGR-014 Pengelolaan Konservasi
Tanah dan Air.

6.10. Teras Kontur (Contour Terrace)


Pembuatan teras kontur berdasarkan pada pedoman umum budidaya pertanian pada lahan
pegunungan permentan No. 47/Permentan/OT.140/10/2006.
Prosedur
6.10.1. Pancang Teras (Terrace Lining)

Tabel l. Kemiringan bukit dan jarak antar teras


Kemiringan Bukit Jarak Antar Teras Jenis Teras
5° - 10° 9.5 m Teras individu/tapak kuda
11° - 20° 9.0 m Teras kontur
21° - 30° 8.4 m Teras Kontur
31° - 45° 7.8 m Teras Kontur
a. Buat pancang kepala dari puncak bukit lurus ke dasar bukit dengan jarak
tertentu (9.5 m, 9.0 m, 8.4 m atau 7.8 m) sesuai dengan kemiringan bukit.
b. Tinggi pancang ± 2 m dan poda ujungnya diberi bendera plastic atau cat
merah.
c. Lakukan pemancangan mengikuti contour bukit dengan pedoman
pancang kepala.
6.10.2. Pembuatan Teras
Dibuat dengan menggunakan bulldozer (type bulldozer disesuaikan dengan kemiringan
areal dan lebar teras)
Lebar teras 4 m.
Kemiringan teras ± 10° - 15° ke dinding bukit
6.10.3. Pengukuran dan Pemetaan Teras
Pengukuran teras harus uptodate.
Teras digambar di dalam peta blok/divisi.

Halaman 12 dari 15
No. Dokumen : BM-PK-AGR-001
Tanggal Berlaku : 02 Januari 2019
Revisi No. :0
Tanggal Revisi :0
PEMBUKAAN AREAL MINERAL

Gambar 4. Konstruksi Teras


9 meter

4 meter

Planting hole Back slope 10°

Tanah timbun

1 - 1,5 mtr 2,5 - 3 mtr


Sisi dinding teras
berikutnya

Foto areal dengan terasan yang baik dengan kemiringan 10-150 °

Photo 2. Teras dengan kemiringan standart (10 ° - 15° kearah dinding bukit) sangat
membantu bagi usaha konservasi air tanah yang secara langsung mempengaruhi
pertumbuhan dan produksi kelapa sawit.

Halaman 13 dari 15
No. Dokumen : BM-PK-AGR-001
Tanggal Berlaku : 02 Januari 2019
Revisi No. :0
Tanggal Revisi :0
PEMBUKAAN AREAL MINERAL

Arah Penimbunan

Photo 3. Silt pit dibuat untuk tempat menyimpan air sehingga mengurangi resiko
genangan pada permukaan teras.

6.10.4. Tapak Kuda (Platform atau Individual Terrace)


a. Lakukan pemancangan (seperti pancang teras).
b. Buat tapak kuda secara manual dengan ukuran 3 m x 3 m.
c. Kemiringan tapak kuda 100 - 150 mengarah ke dinding bukit.
d. Padatkan tanah timbunan tapak kuda bagian luar.
e. Catat data tapak kuda pada setiap blok.

Gambar 5. Penampang teras

Galian

1m
2m
Timbunan
10° - 15°

Permukaan tanah asli

Catatan : Agar tanah timbunan kuat dan tidak mudah longsor, pada saat membuatnya
harus dipukul dengan menggunakan kayu yang dioles oli kotor atau gunakan karung
bekas sebagai penahan dinding tapak kuda.

Halaman 14 dari 15
No. Dokumen : BM-PK-AGR-001
Tanggal Berlaku : 02 Januari 2019
Revisi No. :0
Tanggal Revisi :0
PEMBUKAAN AREAL MINERAL

6.10.5. Penanaman Kacangan


Panduan mengenai teknis-teknis penanaman kacangan dibahas tersendiri pada
Prosedur BM-PK-AGR-003 Penanaman Kacangan.

6.11. Penanaman Bibit Kerapa sawit dan pembuatan patok Blok


6.11.1. Khusus mengenai panduan teknis penanaman bibit kerapa sawit ke lapangan dibahas
tersendiri pada Prosedur BM-PK-004 Penanaman Kelapa Sawit
6.11.2. Realisasi alih fungsi lahan dibuat dan dilaporkan secara periodik dalam form BM-FRM-
AGR-001 Realisasi Pemamfaatan lahan.
6.11.3. Pembuatan Patok Blok diatur tersendiri oleh departement teknik.

Gambar 7. Patok Blok


30 cm

30 cm

Divisi :
Block :
Var :
Luas :
TT : Keterangan :
Cat dasar merah pada bagian Sisi Depan
100 cm
Tulisan menggunakan car berwarna putih

7. LAMPIRAN
7.1. BM-FRM-AGR-001 Realisasi Pemamfaatan Lahan

Halaman 15 dari 15

Anda mungkin juga menyukai