Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Bagimu Negeri , Volume 1 No.2, Oktober 2017 Hlm.

84-90
ISSN Cetak : 2548-8651
ISSN Online : 2548-866X
DOI: https://doi.org/ 10.26638/jbn.477.8651

Pelatihan First Aid untuk Meningkatkan Sikap dan


Pengetahuan Guru di Sekolah Dasar
Ristina Mirwanti & Aan Nuraeni
Universitas Padjadjaran
Email: ristina.mirwanti@unpad.ac.id

Abstract

We often found emergency condition on children in elementary school which can lead
death. Teachers should have good knowledge and favorable attitude toward first aid so
they can give right intervention on emergency condition. The objective of this activity
was to improve attitude and knowledge of elementary school teachers toward it. This
activity be held on training program includes lecture, discussion, and practice. Result
showed there was any improvement of elementary school teachers’ attitude and
knowledge score. Reevaluation and retraining should be held to improve significant
score of teachers’ attitude and knowledge so do their skill toward first aid on children
emergency condition in elementary school.

Keywords: first aid, emergency condition, elementary school teachers, children

1. PENDAHULUAN anak melakukan aktivitas bersama


dengan kelompoknya.
Anak usia sekolah dasar mengalami
Kecenderungan anak usia sekolah
perubahan yang cukup pesat
dasar yang aktif dan banyak bergerak,
dibandingkan usia sebelumnya. Anak
dapat menyebabkan hal yang tidak
usia sekolah dasar mengalami perubahan
diharapkan seperti jatuh dan kecelakaan.
baik fisik, kognitif, dan psikososial. Dari
Dampak pada kondisi ini antara lain
segi fisik, anak usia sekolah dasar
adalah perdarahan, patah tulang, cedera
cenderung senang bergerak dan aktif.
kepala, dan sebagainya.
Pada anak laki‐laki dan perempuan usia
Risiko kecelakaan lain yang sering
sekolah dasar menganggap keikutsertaan
muncul pada anak usia sekolah dasar
dalam kelompok menumbuhkan perasaan
dapat berasal dari makanan yang
bahwa dirinya berharga (Sugiyanto,
dikonsumsi oleh anak tersebut. Sumber
2005). Hal ini akan mendorong anak-
makanan yag mungkin dapat
menyebabkan kecelakaan pada anak

Received 28 September 2017, Published 31 Oktober 2017

Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi-BerbagiSerupa 4.0 Internasional.


Dapat di Akses: http://ejournal.stkipmpringsewu-lpg.ac.id/index.php/bagimunegeri

84
Pelatihan First Aid untuk Meningkatkan Sikap dan …

seperti tersedak yaitu makanan yang menyebabkan perdarahan, membutuhkan


berbentuk padat seperti bakso, cilok, penanganan segera untuk menghentikan
permen. Tersedak dapat menyebabkan perdarahan. Pada anak usia sekolah dasar,
tertutupnya jalan nafas. Jika tidak segera kematian lebih cenderung akibat
ditangani, hal ini dapat menyebabkan kecelakaan, khususnya kecelakaan lalu
kematian pada anak. lintas yang sering terjadi pada anak-anak
Berbagai macam kasus kecelakaan yang berjalan kaki atau bersepeda
sudah sering terjadi dan diberitakan baik (Meadow & Newell, 2009)
di media cetak maupun di media Anak-anak usia sekolah dasar pada
elektronik. Tidak jarang hal ini membawa aktifitas sekolah berada pada pengawasan
risiko kecacatan hingga kematian pada guru, sehingga keamanan dan
anak. Salah satu riset di Utah bagian dari keselamatan anak-anak menjadi tanggung
negera bagian Midwestern di Amerika jawab sekolah. Guru diharapkan siap dan
Serikat selama dua tahun, terdapat mampu menangani kejadian yang dapat
140.455 kejadian yang membutuhkan menyebabkan kondisi kegawatdaruratan.
penanganan kegawatdaruratan dimana Guru juga merupakan first responder
12.603 (9, 0%) terjadi pada anak usia yang berada di tempat kejadian, sehingga
sekolah (Knight, Vernon, Fines, & Dean, diharapkan guru dapat memberikan
1999). Di Indonesia sendiri, angka pertolongan.
kejadian yang membutuhkan penanganan Pengetahuan dan sikap merupakan
kegawatdaruratan di usia sekolah dasar faktor yang menentukan perilaku
belum diketahui secara pasti. Namun seseorang, sehingga pengetahuan dan
diduga memiliki banyak kejadian yang sikap guru terhadap tindakan pertolongan
belum terpublikasi. pertama pada kondisi kegatwaruratan
Kecelakaan dan kondisi akan mempengaruhi pelaksanaan
kegawatdaruratan membutuhkan tindakan pertolongan pada anak di
pertolongan yang cepat dan tepat. Jika sekolah. Di Iran, pengetahuan guru
pertolongan yang diberikan terlambat, sekolah dasar mengenai pertolongan
maka akan berdampak fatal pada kondisi pertama terhadap trauma pada gigi
korban. Jika pertolongan tidak diberikan termasuk kategori rendah (Raoof,
dalam waktu kurang dari delapan menit, Zaherara, Shokouhinejad, &
dapat menyebabkan kematian otak secara Mohammadalizadeh, 2012) sehingga
permanen. Kecelakaan yang peningkatan pengetahuan pada guru

85
Ristina Mirwanti & Aan Nuraeni

terhadap pertolongan pertama dianggap penanganan fraktur, dan penanganan


menjadi hal yang penting. kecelakaan medis yang sering terjadi
Untuk menurunkan dampak buruk pada anak usia sekolah dasar.
akibat kondisi kecelakaan yang bersifat Alat dan bahan yang digunakan
darurat, baik itu kecacatan atau bahkan pada kegiatan ini adalah laptop, layar,
kematian, diperlukan upaya dari berbagai dan infokus untuk penyampaian materi
pihak yang terkait. Salah satu upaya yang dalam bentuk ceramah, alat-alat
dapat dilakukan dengan meningkatkan kesehatan yang digunakan pada kegiatan
pengetahuan dan sikap dalam melakukan praktik, serta modul pelatihan.
pertolongan pertama pada Untuk mengetahui sikap dan
kegawatdaruratan. Upaya ini dapat pengetahuan peserta kegiatan ini, tim
dilakukan melalui pelatihan dalam bentuk mengukur pre test dan post test peserta.
ceramah, diskusi dan praktik. Instrumen yang digunakan adalah
kuesioner School Staff First Aid
2. METODE PELAKSANAAN
Knowledge (SSFAKT) untuk mengkaji
Kegiatan pengabdian kepada
pengetahuan dan sikap guru sekolah
masyarakat ini dilaksanakan pada tanggal
dasar terhadap penanganan
30 September 2016 di ruang kelas salah
kegawatdaruratan di sekolah.
satu sekolah dasar swasta di Jatinangor.
Untuk data pengetahuan,
Sasaran kegiatan pengabdian kepada
diklasifikasikan menjadi pengetahuan
masyarakat ini dihadiri oleh kepala
baik dan kurang. Pengetahuan guru baik
sekolah dan guru sejumlah 33 orang guru.
jika >50%, dan kurang jika nilai
Kegiatan ini berbentuk pelatihan,
pengetahuan guru ≤50%. Klasifikasi ini
bertujuan agar peserta dapat praktik
berdasarkan pengetahuan tentang
secara langsung setelah mendapatkan
perilaku kesehatan pada orang awam
materi. Materi pelatihan diberikan dalam
yang bukan tenaga kesehatan.
empat sesi. Setiap sesi disampaikan
Untuk kuesioner sikap, karena data
dalam bentuk ceramah, diskusi tanya
tidak terdistribusi normal, maka
jawab, dan praktik. Materi yang
digunakan median. Berdasarkan total
disampaikan antara lain kewaspadaan
nilai jawaban dari 20 item pertanyaan,
kondisi kegawatdaruratan pada anak usia
jika nilai ≥ median maka sikap guru
sekolah dasar, resusitasi jantung paru,
mendukung, sedangkan jika nilai <

86
Pelatihan First Aid untuk Meningkatkan Sikap dan …

median, maka hal ini berarti sikap guru Tabel 1. Data Demografi (n = 33)
tidak mendukung terhadap penanganan Variable F %
Jenis kelamin
kegawatdaruratan anak di sekolah. Data Laki – laki 10 30,30
yang telah didapatkan dianalisa Perempuan 23 69,70
Tingkat pendidikan
menggunakan program komputer.
SMA 10 30,30
Hasil rata – rata skor sikap dan S1 22 66,67
S2 1 3,03
pengetahuan guru pada sebelum dan
Pengalaman memberikan
setelah kegiatan pengabdian akan pertolongan pertama
Ya 29 87,88
dibandingkan untuk melihat apakah
Tidak 4 12,12
terdapat efektifitas pelaksanaan kegiatan Lokasi pemberian
pertolongan pertama
pengabdian ini.
Sekolah 17 58,62
Pada akhir kegiatan, dilakukan Luar sekolah 3 10,34
Keduanya 7 24,14
penyerahan bantuan peralatan P3K Tidak menjawab 1 3,4
(pertolongan pertama pada kecelakaan) Pelatihan pertolongan
pertama 8 24,24
yang berisi alat habis pakai dan peralatan Ya 25 75,76
yang dibutuhkan pada penanganan Tidak
Mendapat informasi
kondisi kecelakaan maupun tentang pertolongan
kegawatdaruratan baik medis maupun pertama 21 63,64
Ya 12 36,36
trauma yang dapat terjadi pada anak usia Tidak
sekolah dasar.
Berdasarkan tabel di atas,
3. HASIL DAN PEMBAHASAN mayoritas guru di sekolah dasar adalah
Kegiatan pengabdian ini perempuan dengan latar belakang tingkat
melibatkan 33 orang guru yang pendidikan pada tingkat sarjana.
seluruhnya mengumpulkan instrumen pre Mayoritas guru pernah melakukan
test lengkap, tetapi hanya 27 orang guru tindakan pertolongan pertama di sekolah,
yang mengumpulkan instrumen post test akan tetapi baru sedikit guru yang pernah
lengkap. Data demografi guru yang mengikuti pelatihan penanganan
mengikuti pelatihan dapat dilihat pada kegawatdaruratan.
tabel 1 di bawah ini :

87
Ristina Mirwanti & Aan Nuraeni

Tabel 2 Rata – rata dan median sikap dan perilaku tersebut, yang kemudian akan
pengetahuan guru sebelum pelatihan (n =
33) menentukan perilaku yang muncul.
Begitu juga dengan pelaksanaan tindakan
Variabel Rata – rata Median
(SD) (Min-Max) pertolongan pertama pada kondisi
Pengetahuan 28,58(6,23) 30 (15 – 41)
kegawatdaruratan pada anak di sekolah
Sikap 55,72 (6,17) 57 (41 – 64)
dasar.
Tabel 3 Rata – rata dan median sikap dan Peningkatan nilai sikap guru pada
pengetahuan guru setelah pelatihan (n =
28) kegiatan ini memberikan harapan
terhadap peningkatan kegiatan
Variabel Rata – rata Median
(SD) (Min-Maks) pertolongan pertama yang akan dilakukan
Pengetahuan 29,86 (5,58) 30 (19 – 42)
oleh guru ketika terjadi kondisi
Sikap 60,67 (4,38) 60 (51 – 69)
kegawatdaruratan pada anak di sekolah.
Berdasarkan tabel 2 dan 3, terdapat Hal ini akan memberikan dampak pada
peningkatan rata-rata pengetahuan guru pencegahan kecacatan bahkan sampai
dari sebelum dengan sesudah pelatihan. kematian.
Peningkatan rata-rata pengetahuan tidak Untuk meningkatkan skor sikap
signifikan. Akan tetapi nilai minimal dan guru yang signifikan, pada kegiatan
maksimal pengetahuan mengalami pengabdian selanjutnya perlu
peningkatan. mempertimbangkan pendekatan attitude-
Sikap guru terhadap pertolongan focused yang lebih efektif mengubah
pertama pada kondisi kegawatdaruratan sikap guru dibandingkan dengan
anak usia sekolah dasar mengalami pengajaran yang ilmiah (Van Aalderen-
peningkatan yang cukup tinggi, baik jika Smeets & Van Der Molen, 2015).
dilihat dari rata-rata maupun nilai
minimal dan maksimal nilai sikap guru. Tabel 4 Sikap dan tingkat pengetahuan
guru sebelum pelatihan (n = 33)
Sikap merupakan salah satu
antiseden dari intensi seseorang Variabel F %
Pengetahuan
melakukan suatu perilaku (Mirwanti, Baik 1 3,03
Kurang 32 96,97
Arifin, & Agustina, 2015). Jika sikap
Sikap
seseorang cenderung mendukung Mendukung 18 54,54
Tidak mendukung 15 45,45
terhadap suatu perilaku, maka intensinya
juga akan mengarah pada pelaksanaan

88
Pelatihan First Aid untuk Meningkatkan Sikap dan …

Tabel 5 Sikap dan tingkat pengetahuan 4. KESIMPULAN


guru setelah pelatihan (n = 28)

Variabel F % Kegiatan pengabdian kepada masyarakat


Pengetahuan berupa pelatihan pertolongan pertama
Baik 3 10,71
Kurang 25 89,28 terhadap kondisi kegawatdaruratan pada
Sikap
anak usia sekolah dasar yang
Mendukung 16 57,14
Tidak mendukung 12 42,86 dilaksanakan di salah satu sekolah dasar
di Jatinangor dapat meningkatkan sikap
Berdasarkan tabel 4 dan 5, terdapat
dan pengetahuan guru terhadap
peningkatan jumlah guru yang memiliki
penanganan kondisi kegawatdaruratan
pengetahuan yang baik mengenai
anak di sekolah.
pertolongan pertama pada kondisi
Pelatihan secara berkala
kegawatdaruratan. Akan tetapi hasil
diperlukan untuk mengevaluasi dan
tingkat pengetahuan masih didominasi
meningkatkan kembali pengetahuan dan
oleh jumlah guru yang memiliki
sikap guru. Evaluasi terhadap tindakan
pengetahuan kurang. Pengetahuan guru
penatalaksanaan kegawatdaruratan juga
terhadap kesehatan siswa masih menjadi
perlu dilakukan untuk mengetahui sejauh
kendala, bukan hanya di Indonesia. di
mana pengaplikasian sikap dan
Negeria guru juga kurang mengetahui
pengetahuan guru.
tentang masalah kesehatan siswa
terutama mengenai epilepsi (Owolabi, 5. DAFTAR PUSTAKA
Shehu, & Owolabi, 2014).
Knight, S., Vernon, D. D., & Fines, R. J.
Secara umum, proses pelaksanaan (1999). Prehospital emergency care
kegiatan pengabdian kepada masyarakat for children at school and nonschool
locations. Pediatrics, 103(6), e81-
ini berjalan lancar dan tidak mengalami e81.http://doi.org/10.1542/peds.103.
kendala yang berarti. Untuk mengetahui 6.e81
Meadow, R., & Newell, S. J. Lecture
efektifitas kegiatan pengabdian ini, pada notes: pediatrika. Edisi ke-7.
kegiatan pengabdian selanjutnya perlu Jakarta: Penerbit Erlangga.
Mirwanti, R., Arifin, M. Z., & Agustina,
dilakukan refreshing terkait materi yang H. R. (2015). Intensi Perawat
pernah diajarkan dan melakukan evaluasi Melakukan Pencegahan Luka Tekan
di Ruang Intensif berdasarkan
hingga pada ketrampilan guru melakukan Theory Planned of Behaviour.
pertolongan pertama. Jurnal Keperawatan Padjadjaran,
3(2).
Owolabi, L. F., Shehu, N. M., &
Owolabi, S. D. (2014). Epilepsy and

89
Ristina Mirwanti & Aan Nuraeni

education in developing countries: a


survey of school teachers’
knowledge about epilepsy and their
attitude towards students with
epilepsy in Northwestern Nigeria.
The Pan African Medical Journal,
18.http://doi.org/10.11604/pamj.201
4.18.255.3607
Raoof, M., Zaherara, F., Shokouhinejad,
N., & Mohammadalizadeh, S.
(2012). Elementary school staff
knowledge and attitude with regard
to first-aid management of dental
trauma in Iran: A basic premise for
developing future intervention.
Dental Traumatology, 28(6), 441–
447. http://doi.org/10.1111/j.1600-
9657.2011.01085.x
Sugiyanto. (2005). Karakteristik anak
usia SD, 1–7. Diperoleh dari
http://staff.uny.ac.id/sites/default/file
s/tmp/Karakteristik%20Siswa%20S
D.pdf
Van Aalderen-Smeets, S. I., & Van Der
Molen, J. H. W. (2015). Improving
primary teachers’ attitudes toward
science by attitude-focused
professional development. Journal
of Research in Science Teaching,
52(5), 710–734. http://doi.org/
10.1002/tea.21218

90

Anda mungkin juga menyukai