Anda di halaman 1dari 9

DISUSUN OLEH

Silvia Damayanti, S.Pd.


PETA KONSEP

Membangun sebuah cerita pendek


dengan memerhatikan
unsur pembangunnya.

Mengonstruksi Merangkai ide

Cerpen
menjadi kalimat-kalimat
Mengintegrasikan struktur
dan unsur pembangun cerita pendek

Mempersiapkan ide
dan mengabadikannya
dengan gambar sketsa sederhana
A. IDENTITAS MODUL
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : XI
Alokasi waktu : 4 X 45 menit
Judul Modul : Mengonstruksi Cerita Pendek

B. KOMPETENSI
Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian

C. DESKRIPSI SINGKAT MATERI


Selamat telah sampai pada tahap ini! Sebelumnya Anda telah mampu memahami dan menentukan struktur dan
unsur pembangun cerita pendek. Mempelajari karya sastra akan sangat menyenangkan jika Anda mampu
membuka hati untuk semua karya sastra yang telah tercipta oleh para penulis hebat.

Tahap selanjutnya Anda akan belajar dan memperdalam materi mengonstruksi cerita pendek. Sudah siapkah
Anda??? Selamat mengikuti materi dan petunjuk pada modul ini, para peserta didik hebat! Cerpen merupakan
karya tulis sastra yang dapat dibaca dalam surasi sekali duduk. Cerpen merupakan cerita fiksi cerita pendek atau
tidak benar-benar terjadi tetapi bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Cerita pendek memiliki unsur
pembangun yang meliputi unsur intrinsik dan ekstrinsik.

Jika pada kesempatan lalu Anda telah memahami dan mampu menganalisis unsur pembangun cerita pendek,
maka Anda sudah memiliki bekal penuh untuk mengonstruksi sebuah cerita pendek. Anda akan dengan mudah
mengonstruksi cerita pendek dengan melakukan petunjuk dalam modul ini.
D. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
Supaya belajar kalian dapat bermakna maka yang perlu kalian lakukan adalah :
1. Pastikan kalian memahami kompetensi yang akan dicapai.
2. Mulailah dengan membaca materi dengan saksama,
3. Kerjakan soal latihannya,
4. Jika sudah lengkap mengerjakan soal latihan, cobalah buka kunci jawaban yang ada
pada bagian akhir dari modul ini. Hitunglah skor yang kalian peroleh,
5. Jika skor masih dibawah 70, cobalah baca kembali materinya, usahakan jangan
mengerjakan ulang soal yang salah sebelum kalian membaca ulang materinya,
6. Jika skor kalian sudah minimal 70, kalian bisa melanjutkan ke pembelajaran berikutnya.

E. MATERI PEMBELAJARAN
Modul ini terbagi menjadi 2 pertemuan. Dalam modul ini terdapat uraian materi, lembar kerja, dan soal evaluasi.
Kedua pertemuan ini terangkai dalam satu penerapan model pembelajaran, yaitu penggabungan Project Based
Learning dengan model pembelajaran "CANTIK". Mengonstruki
KEGIATAN PEMBELAJARAN

Mengontruksi Sebuah Cerita Pendek dengan Memerhatikan Unsur-unsur Pembangun


Cerita Pendek

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul kegiatan pembelajaran ini diharapkan Anda dapat mengonstruksi salah
satu cerpen dengan memerhatikan unsur-unsur pembangun cerita pendek dengan teliti, cermat dan
bertanggung jawab.

B. Uraian Materi
Pada kegiatan pembelajaran sebelumnya, Anda sudah menganalisis unsur pembangun dalan cerita
pendek. Dalam kegiatan pembelajaran ini, kalian akan mengosntruksi cerita pendek dengan
memerhatikan unsur-unsur pembangunnya. Dengan demikian hasil konstruksi akan menjadi baik
karena menyertakan semua unsur pembangun dalam cerpennya.

C. Kegiatan Mengonstruksi Cerita Pendek dengan Model "CANTIK"

1. Cari Ide
Topik cerita pendek dapat diambil dari kehidupan diri sendiri ataupun pengalaman orang lain. Tugas
seorang penulis cerpen adalah memperlakukan pengalaman itu sesuai dengan emosi dan nuraninya sendiri.
Unsur emosi memang penting dalam menulis cerpen. Kata-kata yang tidak mampu membangkitkan suasana
”emosi”, sering membuat karangan itu terasa hambar dan tidak menarik. Namun demikian, kata- kata
tersebut tidak harus dibuat-buat. Kata-kata atau ungkapan yang kita pilih adalah kata-kata yang
mempribadi. Kata-kata itu dibiarkan mengalir apa adanya. Dengan cara demikian, akan terciptalah sebuah
karya yang segar, menarik, dan alamiah. Memilih kata-kata memerlukan kemampuan yang apik dan kreatif.
Pemilihan kata-kata yang biasabiasa saja, tanpa ada sentuhan emosi, tidak akan begitu menarik bagi
pembaca. Jika penulis melukiskan keadaan kota Jakarta, misalnya, tentang gedung-gedung yang tinggi,
kesemerawutan lalu lintas, dan keramaian kotanya, berarti dalam karangan itu tidak ada yang baru. Akan
tetapi, ketika seorang penulis melukiskan keadaan kota Jakarta dengan mengaitkannya dengan suasana hati
tokoh ceritanya, maka penggambaran itu menjadi begitu menarik.

2. Abadikan dengan Gambar Sketsa Sederhana


Langkah ini akan sangat membantu Anda dalam mengonstruksi cerita pendek. Sketsa dalam hal ini tidak
harus berbentuk gambar. Bagi Anda yang tidak bisa menggambar dengan baik atau tidak percaya diri dengan
karya gambarnya, tentu saja dapat membuat peta konsep atau desain lainnya
3. Narasikan Menjadi Kalimat
Langkah ini akan semakin memotivasimu dalam mengonstruksi cerita pendek. Berusahalah untuk dapat
mengembangkan sketsa menjadi rangkaian kalimat yang berisi pokok-pokok cerita. Kumpulan kalimat
yang dimaksud adalah sebuah pokok cerita dari cerita pendek yang akan dikonstruksi nantinya.

4. Terapkan struktur
Anda diharapkan sudah memahami struktur cerita pendek sehingga pada praktik mengembangkan
pokok cerita tadi dapat menyesuaikan sruktur yang sesuai.

a. Orientasi
Elemen dari struktur cerita pendek lainnya adalah orientasi.
Orientasi merupakan hal yang berhubungan dengan latar waktu, suasana serta tempat yang terdapat di
dalam cerita pendek.
Orientasi inilah yang membuat cerita pendek menjadi lebih hidup dan menarik.
Tanpa ada orientasi, maka sebuah cerita pendek tidak akan terbentuk.

b. Komplikasi
Komplikasi merupakan gambaran dari urutan kejadian yang ada di dalam cerita pendek tersebut.
Komplikasi akan mejelaskan bagaimana suatu peristiwa dapat terjadi, bagaimana sebab dan akibatnya
pada cerita dan apa saja pengaruhnya bagi tokoh yang ada di dalam cerita tersebut.

c. Evaluasi
Evaluasi adalah sebuah tahapan di dalam cerita pendek mulai memasuki tahapan konflik hingga menuju
klimaksnya.
Pada tahapan evaluasi ini, penyelesaian dari konflik sudah mulai ada.
d. Resolusi
Resolusi merupakan penjelasan mengenai apa saja solusi dari konflik yang ada.
Resolusi ini juga merupakan tahapan penyelesaian konflik setelah mencapai tahap klimaksnya di
dalam cerita pendek.

e. Koda
Elemen terakhir yang terdapat di dalam struktur cerita pendek adalah koda.
Pada koda biasanya memuat apa saja amanah yang terkandung di dalam cerita pendek tersebut.
Amanah tersebut biasanya dapat dijadikan pembelajaran bagi pembaca.

5. Ikat Unsur-unsurnya
Unsur yang dimaksud pada tahap ini adalah unsur pembangun seperti yang sudah Anda dapatkan
pada pertemuan sebelumnya. Sebagai pengingat, unsur pembangun cerita pendek meliputi tema,
latar, alur, tokoh, penokohan, sudut pandang, amanat. Hendaknya kesemua unsur ini terikat dalam
kesatuan cerita yang akan dikembangkan nantinya.

6. Kembangkan
Pada akhir tahapnya, Anda akan mengembangkan ide pokok cerita yang sudah dinarasikan menajdi
kaliamt-kalimat tadinya diselaraskan dengan struktur dan unsur pembangunnya. Gunakan juga
kaidah kebahasaan yang sesuai dengan penulisan cerita pendek. Kembangkanlah sekreatif mungkin
sehingga membuat pembaca menangkap tema, konflik, dan penyelesaiannya dengan baik, serta
memahami amanat yang terkandung dalam cerita pendek tersebut.

Kaidah Kebahasaan Cerita Pendek

1. Banyak menggunakan kalimat bermakna lampau, yang ditandai oleh fungsi-fungsi


keterangan yang bermakna kelampauan, seperti ketika itu, beberapa tahun yang lalu,
telah terjadi.
2. Banyak menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi kronologis).
Contoh: sejak saat itu,setelah itu, mula-mula, kemudian.
3. Banyak menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi,
seperti menyuruh, membersihkan, menawari, melompat, menghindar.
4. Banyak menggunakan kata kerja yang menunjukkan kalimat tak langsung sebagai
cara menceritakan tuturan seorang tokoh oleh pengarang. Contoh: mengatakan
bahwa, menceritakan tentang, mengungkapkan, menanyakan, menyatakan, menuturkan.
5. Banyak menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau
dirasakan oleh tokoh. Contoh: merasakan,menginginkan, mengarapkan,
mendambakan, mengalami.
6. Menggunakan banyak dialog. Hal ini ditunjukkan oleh tanda petik ganda (“….”) dan kata
kerja yang menunjukkan tuturan langsung.
Contoh: a. Alam berkata, “Jangan diam saja, segera temui orang itu!”
b. “Di mana keberadaan temanmu sekarang?” tanya Ani pada temannya.
c. “Tidak. Sekali saya bilang, tidak!” teriak Lani.
7. Menggunakan kata-kata sifat (descriptive language) untuk meng- gambarkan tokoh,
tempat, atau suasana. Contoh:
Segala sesuatu tampak berada dalam kendali sekarang: Bahkan, kamarnya sekarang sangat rapi dan
bersih. Segalanya tampak tepat berada di tempatnya sekarang, teratur rapi dan tertata dengan baik. Ia
adalah juru masak terbaik yang pernah dilihatnya, ahli dalam membuat ragam makanan Timur dan Barat
‘yang sangat sedap’. Ayahnya telah menjadi pencandu beratnya.

D. Penugasan

Petunjuk!
1. Buatlah sebuah cerita pendek berdasarkan pengalaman hidup yang kamu alami sendiri
ataupun pengalaman orang lain tentang!
2. Tentukanlah topiknya yang menarik dan dianggap khas atau langka.
3. Catatlah kata-kata kunci yang berkaitan dengan topik; lalu susunlah menjadi kerangka
cerpen secara kronologis. Silakan abadikan dengan menggunakan gambar sketsa cerita
sederhana!
4. Kembangkanlah kerangka itu menjadi cerpen yang utuh dengan menggunakan
kekuataan emosi dengan memerhatikan struktur dan unsur pembangun cerita pendek!
5. Lakukanlah silang baca dengan teman sebangku untuk saling memberikan koreksi
berkaitan dengan pilihan kata, ejaan, dan tanda bacanya!

Kriteria Penilaian

Anda mungkin juga menyukai