3
OBJEKTIF :
1. Mahasiswa dapat mengetahui Pengertian, Tujuan, dan Faktor-faktor yang
memengaruhi Anggaran Produksi.
2. Mahasiswa dapat memahami Perencanaan Produksi Just In Time (JIT).
3. Mahasiswa dapat mengetahui Penyusunan Anggaran Produksi
(Kebijaksanaan Persediaan).
proyek jangka pendek. Oleh karena itu, kehilangan penjualan adalah biaya
sesungguhnya dari penerapan sistem JIT. (Maryanne M. Mowen et al., 2017)
Triwulan
Keterangan Setahun
I II III IV
1. Jualan 43 45 47 47 182
2. Sediaan akhir + 16 17 16 15 15
persediaan akhir yang telah diketahui dari soal sebesar 15 pada kolom
sediaan akhir triwulan IV dan setahun.
3. Masukkan nilai produk jadi yaitu sebesar 46 botol (anggaran produk tiap
triwulan) pada kolom produk jadi triwulan I – IV dan menjumlahkan total
produk jadi pada kolom produk jadi setahun.
4. Pada triwulan I, untuk mencari produk siap jual dengan cara menambahkan
produk jadi dengan sediaan awal 46+13= 59 dan untuk mencari nilai
sediaan akhir dengan cara mengurangi produk siap jual dengan nilai jualan
59-43= 16.
5. Pada triwulan II, Persediaan akhir pada triwulan I akan menjadi persediaan
awal triwulan II yaitu sebesar 16 botol, kemudian untuk mencari produk
siap jual dengan cara menambahkan produk jadi dengan sediaan awal
46+16= 62 dan untuk mencari nilai sediaan akhir dengan cara mengurangi
produk siap jual dengan nilai jualan 62-45= 17.
6. Pada triwulan III, Persediaan akhir pada triwulan II akan menjadi
persediaan awal triwulan III yaitu sebesar 17 botol, kemudian untuk
mencari produk siap jual dengan cara menambahkan produk jadi dengan
sediaan awal 46+17= 63 dan untuk mencari nilai sediaan akhir dengan cara
mengurangi produk siap jual dengan nilai jualan 63-47= 16.
7. Pada triwulan IV, Persediaan akhir pada triwulan III akan menjadi
persediaan awal triwulan IV yaitu sebesar 16 botol, kemudian untuk
mencari produk siap jual dengan cara menambahkan produk jadi dengan
sediaan awal 46+16= 62.
8. Pada anggaran produk dalam setahun, produk siap jual didapat dari jualan
ditambah dengan sediaan akhir 182+15= 197 dan produk jadi didapat dari
produk siap jual dikurang dengan sediaan awal 197-13= 184.
Pada Tabel 3-1 tampak bahwa produk jadi konstan (stabil), yaitu 46 botol
tiap triwulan karena anggaran produk 184 botol setahun dapat dibagi 4 triwulan
menghasilkan bilangan bulat 46. Akan tetapi apabila produk dalam setahun dibagi
4 triwulan menghasilkan bilangan pecah, sedangkan satuan dalam botol tidak
boleh pecah maka hanya beberapa triwulan yang produknya konstan (stabil).
Contoh : produk setahun 183 botol dibagi 4 triwulan = 45,75 botol. Bila dibulatkan
per triwulan menjadi 46 botol, berarti setahun 4 x 46 = 184 botol, artinya kelebihan
1 botol karena setahun hanya 183 botol. Hal ini berarti ada satu triwulan yang
menghasilkan produk sebanyak 45 botol, sedangkan 3 triwulan lainnya
menghasilkan produk masing-masing 46 botol. Produk terendah 45 botol adalah
untuk jualan terendah 43 botol pada triwulan 1. Contoh: sediaan akhir = 14 botol
sedangkan tingkat jualan tidak berubah, maka anggaran produk Perusahaan Kecap
Asli tampak seperti pada Tabel 3-2.
• Langkah 2 :
➢ D26 : =46
➢ E26 : =45
➢ F26 : =47
➢ G26 : =47
➢ H26 : =SUM(D26:G26)
➢ G27 : =E6
➢ H27 : =E6
➢ D29 : =E5
➢ H29 : =E5
➢ D30 : =E17
➢ E30 : =E17
➢ F30 : =E17
➢ G30 : =E17
➢ H30 : =SUM(D30:G30)
➢ D28 : =SUM(D30:D29)
➢ D27 : =D28-D26
➢ E29 : =D27
➢ E28 : =SUM(E30:E29)
➢ E27 :=E28-E26
➢ F29 : =E27
➢ F28 : =SUM(F30:F29)
➢ F27 : =F28-F26
➢ G29 : =F27
➢ G28 : =SUM(G30:G29)
➢ G27 : =G28-G26
➢ H28 : =SUM(H26:H27)
➢ H30 : =H28-H29
Taksiran sediaan produk jadi awal dan sediaan produk jadi akhir
Jenis kecap: Sediaan awal: Sediaan akhir:
Sedang (S) 4 botol 7 botol
Manis (M) 3 botol 3 botol
Asin (A) 3 botol 5 botol
Total (T) 10 botol 15 botol
Anggaran jualan Perusahaan Kecap Asli pada tahun 2016 dapat dibuat secara
ringkas seperti yang tampak pada Tabel 3-3.
Tabel 3-3
Perusahaan Kecap Asli
Anggaran Jualan
Tahun Berakhir 31 Desember 2016 (Dalam Botol)
Triwulan
Jenis Setahun
I II III IV
Kecap
B M T B M T B M T B M T B M T
Sedang 14 7 21 15 8 23 16 8 24 16 8 24 61 31 92
Manis 9 4 13 9 4 13 9 5 14 9 5 14 36 18 54
Asin 6 3 9 6 3 9 6 3 9 6 3 9 24 12 36
Jumlah 29 14 43 30 15 45 31 16 47 31 16 47 121 61 182
B = Banjarmasin, M = Martapura, T = Total
Bila anggaran produk dibuat setahun dalam triwulan, maka produk tiap
triwulan = 187/4 = 46,75 botol atau bila dibulatkan 40 botol tiap triwulan. Bila
diproduksi tiap triwulan = 40 botol maka dalam setahun diproduksi hanya 160
botol (yaitu, 4 x 40). Dengan demikian, terdapat kekurangan = 187 – 160 = 27
botol.
Kekurangan 27 botol ini ditambahkan pada tingkat jualan tertinggi pada
tahun tersebut, yaitu triwulan II, III, IV masing-masing mendapatkan tambahan 9
botol (yaitu, 27 ÷ 3).
Jualan kecap triwulan II, III, dan IV untuk masing-masing jenis kecap berjumlah :
Kecap sedang = 23 + 24 + 24 = 71 botol
Kecap manis = 13 + 14 + 14 = 41 botol
Kecap asin = 9 + 9 + 9 = 27 botol +
Jumlah = = 139 botol
Triwulan
Setahun
Keterangan I II
III IV
S M A T S M A T S M A T S M A T S M A T
Jualan 21 13 9 43 23 13 9 45 24 14 9 47 24 14 9 47 92 54 36 182
Sediaan akhir + 3 2 2 7 5 3 3 11 6 3 4 13 7 3 5 15 7 3 5 15
Kebutuhan 24 15 11 50 28 16 12 56 30 17 13 60 31 17 14 62 99 57 41 197
Sediaan awal - 4 3 3 10 3 2 2 7 5 3 3 11 6 3 4 13 4 3 3 10
Produk jadi 20 12 8 40 25 14 10 49 25 14 10 49 25 14 10 49 95 54 38 187
Manis (M) sebanyak 54 botol, Asin (A) sebanyak 36 botol dan Total (T)
sebanyak 182 botol.
2. Memasukkan nilai persediaan akhir setiap produk yang telah diketahui di
soal pada kolom persediaan akhir triwulan IV dan setahun. Persediaan
akhir untuk jenis kecap Sedang (S) sebanyak 7 botol, Manis (M) sebanyak
3 botol, Asin (A) sebanyak 5 botol dan Total (T) sebanyak 15 botol.
3. Memasukkan nilai persediaan awal setiap produk yang telah diketahui di
soal pada kolom persediaan awal triwulan I dan setahun. Persediaan awal
untuk jenis kecap Sedang (S) sebanyak 4 botol, Manis (M) sebanyak 3 botol,
Asin (A) sebanyak 3 botol dan Total (T) sebanyak 10 botol.
4. Memasukkan nilai produk jadi pada kolom produk jadi untuk triwulan I, II,
III dan IV yang telah dihitung sebelumnya. Nilai produk jadi triwulan I untuk
jenis kecap Sedang (S) sebanyak 20 botol, Manis (M) sebanyak 12 botol,
Asin (A) sebanyak 8 botol dan Total (T) sebanyak 40 botol. Nilai produk jadi
triwulan II untuk jenis kecap Sedang (S) sebanyak 25 botol, Manis (M)
sebanyak 14 botol, Asin (A) sebanyak 10 botol dan Total (T) sebanyak 49
botol. Nilai produk jadi triwulan III untuk jenis kecap Sedang (S) sebanyak
25 botol, Manis (M) sebanyak 14 botol, Asin (A) sebanyak 10 botol dan
Total (T) sebanyak 49 botol. Nilai produk jadi triwulan IV untuk jenis kecap
Sedang (S) sebanyak 25 botol, Manis (M) sebanyak 14 botol, Asin (A)
sebanyak 10 botol dan Total (T) sebanyak 49 botol.
5. Mencari nilai kebutuhan setiap produk dengan cara menambahkan produk
jadi dengan sediaan awal setiap produk dan kemudian mencari nilai
sediaan akhir setiap produk dengan cara mengurangi nilai kebutuhan
dengan penjualan setiap produk pada triwulan I. Nilai kebutuhan triwulan
I untuk jenis kecap Sedang (S) sebanyak 20+4= 24 botol, Manis (M)
sebanyak 12+3= 5 botol, Asin (A) sebanyak 8+3= 11 botol dan Total (T)
sebanyak 40 +10= 50 botol. Nilai persediaan akhir triwulan I untuk jenis
kecap Sedang (S) sebanyak 24-21= 3 botol, Manis (M) sebanyak 15-13= 2
botol, Asin (A) sebanyak 11-9= 2 botol dan Total (T) sebanyak 50-43= 7
botol.
6. Untuk mencari persediaan awal triwulan II yang didapat dari persediaan
akhir triwulan I, nilai persediaan awal triwulan II untuk jenis kecap Sedang
(S) sebanyak 3 botol, Manis (M) sebanyak 2 botol, Asin (A) sebanyak 2 botol
dan Total (T) sebanyak 7 botol. Kemudian mencari nilai kebutuhan produk
triwulan II dengan cara menambahkan nilai produk jadi setiap produk
dengan nilai sediaan awal setiap produk, untuk jenis kecap Sedang (S)
sebanyak 25+3= 28 botol, Manis (M) sebanyak 14+2= 16 botol, Asin (A)
sebanyak 10+2= 12 botol dan Total (T) sebanyak 49+7= 56 botol. Kemudian
mencari nilai sediaan akhir setiap produk dengan cara mengurangi nilai
kebutuhan dengan nilai penjualan setiap produk pada triwulan II, untuk
jenis kecap Sedang (S) sebanyak 28-23= 5 botol, Manis (M) sebanyak 16-
13= 3 botol, Asin (A) sebanyak 12-9= 3 botol dan Total (T) sebanyak 56-45=
11 botol.
7. Untuk mencari persediaan awal triwulan III yang didapat dari persediaan
akhir triwulan II, untuk jenis kecap Sedang (S) sebanyak 5 botol, Manis (M)
sebanyak 3 botol, Asin (A) sebanyak 3 botol dan Total (T) sebanyak 11
botol. Kemudian mencari nilai kebutuhan produk triwulan III dengan cara
menambahkan nilai produk jadi setiap produk dengan nilai sediaan awal
setiap produk, untuk jenis kecap Sedang (S) sebanyak 25+5= 30 botol,
Manis (M) sebanyak 214+3= 17 botol, Asin (A) sebanyak 10+3= 13 botol
dan Total (T) sebanyak 49+11= 60 botol. Kemudian mencari nilai sediaan
akhir setiap produk dengan cara mengurangi nilai kebutuhan dengan nilai
penjualan setiap produk pada triwulan III, untuk jenis kecap Sedang (S)
sebanyak 30-24= 6 botol, Manis (M) sebanyak 17-14= 3 botol, Asin (A)
sebanyak 13-9= 4 botol dan Total (T) sebanyak 60-47= 13 botol.
8. Untuk mencari persediaan awal triwulan IV yang didapat dari persediaan
akhir triwulan III, untuk jenis kecap Sedang (S) sebanyak 6 botol, Manis (M)
sebanyak 3 botol, Asin (A) sebanyak 4 botol dan Total (T) sebanyak 13
botol. Kemudian mencari nilai kebutuhan produk triwulan IV dengan cara
menambahkan nilai produk jadi setiap produk dengan nilai sediaan awal
setiap produk pada triwulan IV, untuk jenis kecap Sedang (S) sebanyak
24+27= 31 botol, Manis (M) sebanyak 14+3= 17 botol, Asin (A) sebanyak
9+5= 14 botol dan Total (T) sebanyak 47+15= 62 botol.
9. Kebutuhan produk Setahun didapat dengan cara menambahkan Penjualan
dengan Persediaan Akhir dalam setahun, untuk jenis kecap Sedang (S)
sebanyak 92+7= 99 botol, Manis (M) sebanyak 54+3= 57 botol, Asin (A)
sebanyak 36+5= 41 botol dan Total (T) sebanyak 182+15= 197 botol.
Kemudian mencari produk jadi setiap produk dalam setahun dengan cara
mengurangi nilai kebutuhan dengan persediaan awal setiap produk dalam
setahun, untuk jenis kecap Sedang (S) sebanyak 99-4= 95 botol, Manis (M)
sebanyak 57-3= 54 botol, Asin (A) sebanyak 41-3= 38 botol dan Total (T)
sebanyak 197-10= 187 botol.
Dari Tabel 3-4, terlihat pola produk konstan (stabil) pada triwulan II, III, IV,
yaitu masing-masing botol produk sebanyak 49 botol dan hanya pada triwulan I
produk total sebanyak 40 botol. Seharusnya tiap triwulan total produk jumlahnya
sama, tetapi karena produk berbeda dengan produk triwulan lainnya.
➢ I31 : =I29-I30
➢ K33 : =I31/4
➢ Q33 : =40
➢ K36 : =Q33*4
➢ Q36 : =I31-K36
• Langkah 2
➢ K44 : =((E19/E22)*Q33)
➢ K45 : =((E20/E22)*Q33)
➢ K46 : =((E21/E22)*Q33)
➢ K47 : =SUM(K44:K46)
➢ K49 : =H19+K19+N19
➢ K50 : =H20+K20+N20
➢ K51 : =H21+K21+N21
➢ K52 : =SUM(K49:K51)
➢ K54 : =((K49/K52)*49)
➢ K55 : =((K50/K52)*49)
➢ K56 : =((K51/K52)*49)
➢ K57 : =SUM(K54:K56)
• Langkah 3
1. Masukkan nilai penjualan masing-masing dan total produk yang tertera
pada anggaran penjualan di kolom Penjualan atau Jualan,
➢ E70 : =E19
➢ F70 : =E20
➢ G70 : =E21
➢ H70 : =E22
➢ I70 : =H19
➢ J70 : =H20
➢ K70 : =H21
➢ L70 : =H22
➢ M70 : =K19
➢ N70 : =K20
➢ O70 : =K21
➢ P70 : =K22
➢ Q70 : =Q19
➢ R70 : =Q20
➢ S70 : =Q21
➢ T70 : =Q22
2. Memasukkan nilai persediaan akhir yang telah diketahui di soal pada kolom
persediaan akhir triwulan IV dan setahun,
➢ Q71 : =H6
➢ R71 : =H7
➢ S71 : =H8
➢ T71 : =H9
➢ U71 : =H6
➢ V71 : =H7
➢ W71 : =H8
➢ X71 : =H9
3. Memasukkan nilai persediaan awal yang telah diketahui di soal pada kolom
persediaan awal triwulan I dan setahun,
➢ E73 : =D6
➢ F73 : =D7
➢ G73 : =D8
➢ H73 : =D9
➢ U73 : =D6
➢ V73 : =D7
➢ W73 : =D8
➢ X73 : =D9
4. Memasukkan nilai produk jadi untuk triwulan I, II, III dan IV yang telah
dihitung sebelumnya di langkah 2,
➢ E74 : =K44
➢ F74 : =K45
➢ G74 : =K46
➢ H74 :=K47
➢ I74 : =K54
➢ M74 : =K54
➢ Q74 : =K54
➢ J74 : =K55
➢ N74 : =K55
➢ R74 : =K55
➢ K74 : =K56
➢ O74 : =K56
➢ S74 : =K56
➢ L74 : =K57
➢ P74 : =K57
➢ T74 : =K57
5. Mencari nilai kebutuhan produk dan persediaan awal dan akhir triwulan
berikutnya,
➢ E72 : =SUM(E74:E73)
➢ F72 : =SUM(F74:F73)
➢ G72 : =SUM(G74:G73)
➢ H72 : =SUM(H74:H73)
➢ E71 : =E72-E70
➢ F71 : =F72-F70
➢ G71 : =G72-G70
➢ H71 : =H72-H70
➢ I73 : =E71
➢ J73 : =F71
➢ K73 : =G71
➢ L73 : =H71
➢ I72 : =SUM(I74:I73)
➢ J72 :=SUM(I74:I73)
➢ K72 : =SUM(I74:I73)
➢ L72 : =SUM(I74:I73)
➢ I71 : =I72-I70
➢ J71 : =J72-J70
➢ K71 : =K72-K70
➢ L71 : =L72-L70
➢ M73 : =I71
➢ N73 : =J71
➢ O73 : =K71
➢ P73 : =L71
➢ M72 : =SUM(M74:M73)
➢ N72 : =SUM(N74:N73)
➢ O72 : =SUM(O74:O73)
➢ P72 : =SUM(P74:P73)
➢ M71 : =M72-M70
➢ N71 : =N72-N70
➢ O71 : =O72-O70
➢ P71 : =P72-P70
➢ Q73 : =M71
➢ R73 : =N71
➢ S73 : =O71
➢ T73 : =P71
➢ Q72 : =SUM(Q74:Q73)
➢ R72 : =SUM(R74:R73)
➢ S72 : =SUM(S74:S73)
➢ T72 : =SUM(T74:T73)
➢ U72 : =SUM(U70:U71)
➢ V72 : =SUM(V70:V71)
➢ W72 : =SUM(W70:W71)
➢ X72 : =SUM(X70:X71)
➢ U74 : =U72-U73
➢ V74 : =V72-V73
➢ W74 : =W72-W73
➢ X74 : =X72-X73
Tabel 3-5
Perusahaan Kecap Asli
Anggaran Produk
Tahun Berakhir 31 Desember 2016
(Dalam Botol)
Triwulan
Keterangan Setahun
I II III IV
1. Jualan 43 45 47 47 182
2. Sediaan akhir + 10 10 10 10 10
8. Pada anggaran produk dalam setahun, produk siap jual didapat dari jualan
ditambah dengan sediaan akhir 182+10= 192 dan produk jadi didapat dari
produk siap jual dikurang dengan sediaan awal 192-10= 182.
Pada Tabel 3-5 tampak bahwa sediaan awal sama dengan sediaan akhir
(konstan) tiap triwulan, yaitu sebanyak 10 botol dan sebagai akibatnya tingkat
jualan sama dengan tingkat produk.
Bila rencana jualan sama dengan Tabel 3-5 dan perusahaan ingin menyusun
anggaran produk dengan mengutamakan stabilitas sediaan, maka dibuat seperti
pada Tabel 3-6.
Tabel 3-6
Perusahaan Kecap Asli
Anggaran Produk
Tahun Berakhir 31 Desember 2016
(Dalam Botol)
Triwulan
Keterangan Setahun
I II III IV
1. Jualan 43 45 47 47 182
2. Sediaan akhir + 11 11 11 13 13
siap jual dengan cara menambahkan produk jadi dengan sediaan awal
45+11= 56 dan untuk mencari nilai sediaan akhir dengan cara mengurangi
produk siap jual dengan nilai jualan 56-45= 11.
6. Pada triwulan III, Persediaan akhir pada triwulan II akan menjadi
persediaan awal triwulan III yaitu sebesar 11 botol, kemudian untuk
mencari produk siap jual dengan cara menambahkan produk jadi dengan
sediaan awal 47+11= 58 dan untuk mencari nilai sediaan akhir dengan cara
mengurangi produk siap jual dengan nilai jualan 58-47= 11.
7. Pada triwulan IV, Persediaan akhir pada triwulan III akan menjadi
persediaan awal triwulan IV yaitu sebesar 11 botol, kemudian untuk
mencari produk siap jual dengan cara menambahkan produk jadi dengan
sediaan awal 49+11= 60.
8. Pada anggaran produk dalam setahun, produk siap jual didapat dari jualan
ditambah dengan sediaan akhir 182+13= 195 dan produk jadi didapat dari
produk siap jual dikurang dengan sediaan awal 195-10= 185.
➢ F28 : =10
➢ G28 : =10
➢ H28 : =10
➢ D30 : =10
➢ H30 : =10
➢ E30 : =D28
➢ F30 : =E28
➢ G30 : =F28
➢ D29 : =SUM(D27:D28)
➢ E29 : =SUM(E27:E28)
➢ F29 : =SUM(F27:F28)
➢ G29 : =SUM(H27:H28)
➢ H29 : =SUM(G27:G28)
➢ D31 : =D29-D30
➢ E31 : =E29-E30
➢ F31 : =F29-F30
➢ G31 : =G29-G30
➢ H31 : =H29-H30
• Langkah 1
➢ F40 : =10
➢ F41 : =13
➢ F42 : =F41-F40
• Langkah 2
➢ D55 : =D5
➢ E55 : =D6
➢ F55 : =D7
➢ G55 : =D8
➢ H55 : =D9
➢ G56 : =13
➢ H56 : =13
➢ D58 : =10
➢ H58 : =10
➢ E58 : =11
➢ F58 : =11
➢ G58 : =11
➢ D56 : =E58
➢ E56 : =F58
➢ F56 : =G58
➢ D57 : =SUM(D55:D56)
➢ E57 : =SUM(E55:E56)
➢ F57 : =SUM(F55:F56)
➢ G57 : =SUM(H55:H56)
➢ H57 : =SUM(G55:G56)
➢ D59 : =D57-D58
➢ E59 : =E57-E58
➢ F59 : =F57-F58
➢ G59 : =G57-G58
➢ H59 : =H57-H58
Bila anggaran produk setahun disusun secara triwulan, maka selisih yang
dibagi 3 tersebut ditambahkan pada sediaan awal tiap triwulan, kecuali sediaan
awal triwulan I dan sediaan akhir triwulan IV. Untuk kecap sedang sediaan awal
tiap triwulan, yaitu triwulan II, III, dan IV ditambah 1 botol.
Kecap manis tidak mendapatkan tambahan sediaan karena sediaan awal
kecap manis sama dengan sediaan akhir. Untuk kecap asin, karena selisih sediaan
0,67 tidak merupakan bilangan bulat, maka selisih 0,67 dijadikan 1. Artinya
sediaan awal tiap triwulan ditambah 1, tetapi hanya 2 triwulan yang mendapatkan
tambahan sediaan yaitu triwulan yang tingkat jualannya tertinggi. Bila anggaran
jualan tahun 2016 yang kita gunakan data sama dengan Tabel 3-3, maka sediaan
awal kecap asin yang tidak mendapatkan tambahan sediaan adalah pada triwulan
II dan yang mendapatkan tambahan sediaan awal adalah pada triwulan III dan IV.
Jualan kecap asin tiap triwulan berjumlah 9 botol, seharusnya tiap triwulan
mendapatkan tambahan sediaan awal sebanyak 1 botol, tetapi karena selisih
sediaan kecap asin hanya 2 botol, maka pada triwulan III dan IV yang total
penjualannya tertinggi yang mendapat tambahan sediaan masing-masing
sebanyak 1 botol.
Setelah itu dapat disusun anggaran produk seperti yang tampak pada tabel 3-7.
Tabel 3-7
Perusahaan Kecap Asli
Anggaran Produk
Tahun Berakhir 31 Desember 2016 (Dalam Botol)
Triwulan
Setahun
Keterangan I II
III IV
S M A T S M A T S M A T S M A T S M A T
Jualan 21 13 9 43 23 13 9 45 24 14 9 47 24 14 9 47 92 54 36 182
Sediaan akhir + 5 3 3 11 5 3 4 12 5 3 4 12 7 3 5 15 7 3 5 15
Kebutuhan 26 16 12 54 28 16 13 57 29 17 13 59 31 17 14 62 99 57 41 197
Sediaan awal - 4 3 3 10 5 3 3 11 5 3 4 12 5 3 4 12 4 3 3 10
Produk jadi 22 13 9 44 23 13 10 46 24 14 9 47 26 14 10 50 95 54 38 187
dan Total (T) sebanyak 10 botol. Kemudian triwulan II-IV. Anggaran jualan
triwulan II untuk jenis kecap Sedang (S) sebanyak 5 botol, Manis (M)
sebanyak 3 botol, Asin (A) sebanyak 3 botol dan Total (T) sebanyak 11
botol. Anggaran jualan triwulan III untuk jenis kecap Sedang (S) sebanyak
5 botol, Manis (M) sebanyak 3 botol, Asin (A) sebanyak 4 botol dan Total
(T) sebanyak 12 botol. Anggaran jualan triwulan IV untuk jenis kecap
Sedang (S) sebanyak 5 botol, Manis (M) sebanyak 3 botol, Asin (A)
sebanyak 4 botol dan Total (T) sebanyak 12 botol.
3. Memasukkan nilai sediaan akhir yang telah diketahui di soal pada kolom
sediaan akhir triwulan IV dan setahun, untuk jenis kecap Sedang (S)
sebanyak 7 botol, Manis (M) sebanyak 3 botol, Asin (A) sebanyak 5 botol
dan Total (T) sebanyak 15 botol. Kemudian triwulan I-III. Persediaan awal
triwulan IV adalah persediaan akhir triwulan III, untuk jenis kecap Sedang
(S) sebanyak 5 botol, Manis (M) sebanyak 3 botol, Asin (A) sebanyak 4 botol
dan Total (T) sebanyak 12 botol. Persediaan awal triwulan III adalah
persediaan akhir triwulan II, untuk jenis kecap Sedang (S) sebanyak 5 botol,
Manis (M) sebanyak 3 botol, Asin (A) sebanyak 4 botol dan Total (T)
sebanyak 12 botol. Persediaan awal triwulan II adalah persediaan akhir
triwulan I, untuk jenis kecap Sedang (S) sebanyak 5 botol, Manis (M)
sebanyak 3 botol, Asin (A) sebanyak 3 botol dan Total (T) sebanyak 11
botol.
4. Mencari nilai kebutuhan dengan cara menambahkan nilai jualan dengan
persediaan akhir. Kebutuhan produk triwulan I, untuk jenis kecap Sedang
(S) sebanyak 21+5= 26 botol, Manis (M) sebanyak 13+3= 16 botol, Asin (A)
sebanyak 9+3= 12 botol dan Total (T) sebanyak 43+11= 54 botol.
Kebutuhan produk triwulan II, untuk jenis kecap Sedang (S) sebanyak 23+5=
28 botol, Manis (M) sebanyak 13+3= 16 botol, Asin (A) sebanyak 9+4= 13
botol dan Total (T) sebanyak 45+12= 57 botol. Kebutuhan produk triwulan
III, untuk jenis kecap Sedang (S) sebanyak 24+5= 29 botol, Manis (M)
sebanyak 14+3= 17 botol, Asin (A) sebanyak 9+4= 13 botol dan Total (T)
sebanyak 47+12= 59 botol. Kebutuhan produk triwulan IV, untuk jenis
kecap Sedang (S) sebanyak 24+7= 31 botol, Manis (M) sebanyak 14+3= 17
botol, Asin (A) sebanyak 9+5= 14 botol dan Total (T) sebanyak 47+15= 62
botol. Kebutuhan produk dalam setahun untuk jenis kecap Sedang (S)
sebanyak 92+7= 99 botol, Manis (M) sebanyak 54+3= 57 botol, Asin (A)
sebanyak 36+5= 41 botol dan Total (T) sebanyak 182+15= 197 botol.
5. Mencari nilai Produk jadi dengan cara mengurangkan nilai kebutuhan
dengan persediaan awal. Produk jadi triwulan I, untuk jenis kecap Sedang
(S) sebanyak 26-4= 22 botol, Manis (M) sebanyak 16-3= 13 botol, Asin (A)
sebanyak 12-3= 9 botol dan Total (T) sebanyak 54-10= 44 botol. Produk jadi
triwulan II, untuk jenis kecap Sedang (S) sebanyak 28-5= 23 botol, Manis
(M) sebanyak 16-3= 13 botol, Asin (A) sebanyak 13-3= 10 botol dan Total
(T) sebanyak 57-11= 46 botol. Produk jadi triwulan III, untuk jenis kecap
Sedang (S) sebanyak 29-5= 24 botol, Manis (M) sebanyak 17-3= 14 botol,
Asin (A) sebanyak 13-4= 9 botol dan Total (T) sebanyak 59-12= 47 botol.
Produk jadi triwulan IV, untuk jenis kecap Sedang (S) sebanyak 31-5= 26
botol, Manis (M) sebanyak 17-3= 14 botol, Asin (A) sebanyak 14-4= 10
botol dan Total (T) sebanyak 62-12= 50 botol. Produk jadi dalam setahun
untuk jenis kecap Sedang (S) sebanyak 99-4= 95 botol, Manis (M) sebanyak
57-3= 54 botol, Asin (A) sebanyak 41-3= 38 botol dan Total (T) sebanyak
197-10= 187 botol.
Misalnya rencana jualan sama dengan Tabel 3-3 seperti yang baru dibahas,
maka anggaran produk dapat kita susun seperti pada Tabel 3-8.
Tabel 3-8
Perusahaan Kecap Asli
Anggaran Produk
Tahun Berakhir 31 Desember 2016 (Dalam Botol)
Triwulan
Setahun
Keterangan I II
III IV
S M A T S M A T S M A T S M A T S M A T
Jualan 21 13 9 43 23 13 9 45 24 14 9 47 24 14 9 47 92 54 36 182
Sediaan akhir + 6 3 4 13 6 3 4 13 6 3 5 14 4 3 3 10 4 3 3 10
Kebutuhan 27 16 13 56 29 16 13 58 30 17 14 61 28 17 12 57 96 57 39 192
Sediaan awal - 7 3 5 15 6 3 4 13 6 3 4 13 6 3 5 14 7 3 5 15
Produk jadi 20 13 8 41 23 13 9 45 24 14 10 48 22 14 7 43 89 54 34 177
Pada Tabel 3-8 tampak bahwa sediaan stabil pada triwulan I dan II (masing-
masing kecap sedang sebanyak 6 botol, kecap manis sebanyak 3 botol, dan kecap
asin sebanyak 4 botol).
sebanyak 9 botol dan Total (T) sebanyak 47 botol. Anggaran jualan triwulan
IV untuk jenis kecap Sedang (S) sebanyak 24 botol, Manis (M) sebanyak 14
botol, Asin (A) sebanyak 9 botol dan Total (T) sebanyak 47 botol. Anggaran
jualan dalam setahun untuk jenis kecap Sedang (S) sebanyak 92 botol,
Manis (M) sebanyak 54 botol, Asin (A) sebanyak 36 botol dan Total (T)
sebanyak 182 botol.
2. Memasukkan nilai sediaan awal yang telah diketahui di soal pada kolom
persediaan awal triwulan I dan setahun, untuk jenis kecap Sedang (S)
sebanyak 7 botol, Manis (M) sebanyak 3 botol, Asin (A) sebanyak 5 botol
dan Total (T) sebanyak 15 botol. Kemudian triwulan II-IV. Anggaran jualan
triwulan II untuk jenis kecap Sedang (S) sebanyak 6 botol, Manis (M)
sebanyak 3 botol, Asin (A) sebanyak 4 botol dan Total (T) sebanyak 13
botol. Anggaran jualan triwulan III untuk jenis kecap Sedang (S) sebanyak
6 botol, Manis (M) sebanyak 3 botol, Asin (A) sebanyak 4 botol dan Total
(T) sebanyak 13 botol. Anggaran jualan triwulan IV untuk jenis kecap
Sedang (S) sebanyak 6 botol, Manis (M) sebanyak 3 botol, Asin (A)
sebanyak 5 botol dan Total (T) sebanyak 14 botol.
3. Memasukkan nilai sediaan akhir yang telah diketahui di soal pada kolom
sediaan akhir triwulan IV dan setahun, untuk jenis kecap Sedang (S)
sebanyak 4 botol, Manis (M) sebanyak 3 botol, Asin (A) sebanyak 4 botol
dan Total (T) sebanyak 10 botol. Kemudian triwulan I-III. Persediaan awal
triwulan IV adalah persediaan akhir triwulan III, untuk jenis kecap Sedang
(S) sebanyak 6 botol, Manis (M) sebanyak 3 botol, Asin (A) sebanyak 5 botol
dan Total (T) sebanyak 14 botol. Persediaan awal triwulan III adalah
persediaan akhir triwulan II, untuk jenis kecap Sedang (S) sebanyak 6 botol,
Manis (M) sebanyak 3 botol, Asin (A) sebanyak 4 botol dan Total (T)
sebanyak 13 botol. Persediaan awal triwulan II adalah persediaan akhir
triwulan I, untuk jenis kecap Sedang (S) sebanyak 6 botol, Manis (M)
sebanyak 3 botol, Asin (A) sebanyak 4 botol dan Total (T) sebanyak 13
botol.
4. Mencari nilai kebutuhan dengan cara menambahkan nilai jualan dengan
persediaan akhir. Kebutuhan produk triwulan I, untuk jenis kecap Sedang
(S) sebanyak 21+6= 27 botol, Manis (M) sebanyak 13+3= 16 botol, Asin (A)
sebanyak 9+4= 13 botol dan Total (T) sebanyak 43+13= 56 botol.
Kebutuhan produk triwulan II, untuk jenis kecap Sedang (S) sebanyak 23+6=
29 botol, Manis (M) sebanyak 13+3= 16 botol, Asin (A) sebanyak 9+4= 13
botol dan Total (T) sebanyak 45+13= 58 botol. Kebutuhan produk triwulan
III, untuk jenis kecap Sedang (S) sebanyak 24+6= 30 botol, Manis (M)
sebanyak 14+3= 17 botol, Asin (A) sebanyak 9+5= 14 botol dan Total (T)
sebanyak 47+14= 61 botol. Kebutuhan produk triwulan IV, untuk jenis
kecap Sedang (S) sebanyak 24+4= 28 botol, Manis (M) sebanyak 14+3= 17
botol, Asin (A) sebanyak 9+3= 12 botol dan Total (T) sebanyak 47+10= 57
botol. Kebutuhan produk dalam setahun untuk jenis kecap Sedang (S)
sebanyak 92+4= 96 botol, Manis (M) sebanyak 54+3= 57 botol, Asin (A)
sebanyak 36+3= 39 botol dan Total (T) sebanyak 182+10= 192 botol.
5. Mencari nilai Produk jadi dengan cara mengurangkan nilai kebutuhan
dengan persediaan awal. Produk jadi triwulan I, untuk jenis kecap Sedang
(S) sebanyak 27-7= 20 botol, Manis (M) sebanyak 16-3= 13 botol, Asin (A)
sebanyak 13-5= 8 botol dan Total (T) sebanyak 56-15= 41 botol. Produk jadi
triwulan II, untuk jenis kecap Sedang (S) sebanyak 29-6= 23 botol, Manis
(M) sebanyak 16-3= 13 botol, Asin (A) sebanyak 13-4= 9 botol dan Total (T)
sebanyak 58-13= 45 botol. Produk jadi triwulan III, untuk jenis kecap
Sedang (S) sebanyak 30-6= 24 botol, Manis (M) sebanyak 17-3= 14 botol,
Asin (A) sebanyak 14-4= 10 botol dan Total (T) sebanyak 61-13= 48 botol.
Produk jadi triwulan IV, untuk jenis kecap Sedang (S) sebanyak 28-6= 22
botol, Manis (M) sebanyak 17-3= 14 botol, Asin (A) sebanyak 12-5= 7 botol
dan Total (T) sebanyak 57-14= 43 botol. Produk jadi dalam setahun untuk
jenis kecap Sedang (S) sebanyak 96-7= 89 botol, Manis (M) sebanyak 57-3=
54 botol, Asin (A) sebanyak 39-5= 34 botol dan Total (T) sebanyak 192-15=
177 botol.
2. Memasukkan nilai sediaan awal yang telah diketahui di soal pada kolom
persediaan awal triwulan I dan setahun, kemudian triwulan II-IV.
➢ E50 : =D7
➢ F50 : =D8
➢ G50 : =D9
➢ H50 : =D10
➢ U50 : =D7
➢ V50 : =D8
➢ W50 : =D9
➢ X50 : =D10
➢ I50 : =5
➢ J50 : =3
➢ K50 : =3
➢ L50 : =SUM(I50:K50)
➢ M50 : =5
➢ N50 : =3
➢ O50 : =4
➢ P50 : =SUM(M50:O50)
➢ Q50 : =5
➢ R50 : =3
➢ S50 : =4
➢ T50 : =SUM(Q50:S50)
3. Memasukkan nilai sediaan akhir yang telah diketahui di soal pada kolom
sediaan akhir triwulan IV dan setahun, kemudian triwulan I-III.
➢ Q48 : =G7
➢ R48 : =G8
➢ S48 : =G9
➢ T48 : =G10
➢ U48 : =G7
➢ V48 : =G8
➢ W48 : =G9
➢ X48 : =G10
➢ M48 : =Q50
➢ N48 : =R50
➢ O48 : =S50
➢ P48 : =T50
➢ I48 : =M50
➢ J48 : =N50
➢ K48 : =O50
➢ L48 : =P50
➢ E48 : =I50
➢ F48 : =J50
➢ G48 : =K50
➢ H48 : =L50
➢ O49 : =SUM(O47:O48)
➢ P49 : =SUM(P47:P48)
➢ Q49 : =SUM(Q47:Q48)
➢ R49 : =SUM(R47:R48)
➢ S49 : =SUM(S47:S48)
➢ T49 : =SUM(T47:T48)
➢ U49 : =SUM(U47:U48)
➢ V49 : =SUM(V47:V48)
➢ W49 : =SUM(W47:W48)
➢ X49 : =SUM(X47:X48)
➢ U51 : =U49-U50
➢ V51 : =V49-V50
➢ W51 : =W49-W50
➢ X51 : =X49-X50
2. Memasukkan nilai sediaan awal yang telah diketahui di soal pada kolom
persediaan awal triwulan I dan setahun, kemudian triwulan II-IV.
➢ E65 : =D15
➢ F65 :=D16
➢ G65 : =D17
➢ H65 : =D18
➢ U65 : =D15
➢ V65 : =D16
➢ W65 : =D17
➢ X65 : =D18
➢ I65 : =6
➢ J65 : =3
➢ K65 : =4
➢ L65 : =SUM(I65:K65)
➢ M65 : =6
➢ N65 : =3
➢ O65 : =4
➢ P65 : =SUM(M65:O65)
➢ Q65 : =6
➢ R65 : =3
➢ S65 : =5
➢ T65 : =SUM(Q65:S65)
3. Memasukkan nilai sediaan akhir yang telah diketahui di soal pada kolom
sediaan akhir triwulan IV dan setahun, kemudian triwulan I-III.
➢ Q63 : =G15
➢ R63 : =G15
➢ S63 : =G15
➢ T63 : =G15
➢ U63 : =G15
➢ V63 : =G5
➢ W63 : =G15
➢ X63 : =G15
➢ M63 : =Q65
➢ N63 : =R65
➢ O63 : =S65
➢ P63 : =T65
➢ I63 : =M65
➢ J63 : =N65
➢ K63 : =O65
➢ L63 : =P65
➢ E63 : =I65
➢ F63 : =J65
➢ G63 : =K65
➢ H63 : =L65
➢ O64 : =SUM(O62:O63)
➢ P64 : =SUM(P62:P63)
➢ Q64 : =SUM(Q62:Q63)
➢ R64 : =SUM(R62:R63)
➢ S64 : =SUM(S62:S63)
➢ T64 : =SUM(T62:T63)
➢ U64 : =SUM(U62:U63)
➢ V64 : =SUM(V62:V63)
➢ W64 : =SUM(W62:W63)
➢ X64 : =SUM(X62:H63)
➢ U66 : =U64-U65
➢ V66 : =V64-V65
➢ W66 : =W64-W65
➢ X66 : =X64-X65
Triwulan I 43 botol
II 45 botol
III 47 botol
IV 47 botol
Setahun 182 botol
Dari data tersebut di atas dapat dibuat anggaran produk dengan cara
kombinasi seperti yang tampak pada Tabel 3-9.
Tabel 3-9
Perusahaan Kecap Asli
Anggaran Produk
Tahun Berakhir 31 Desember 2016 (Dalam Botol)
Triwulan
Keterangan Setahun
I II III IV
1. Jualan 43 45 47 47 182
2. Sediaan akhir + 11 11 13 15 15
Pada Tabel 3-9 tampak bahwa triwulan III dan IV produk stabil (konstan)
dengan tingkat produk sebanyak 49 botol, namun pada triwulan I dan II tampak
bahwa sediaan akhir stabil dengan tingkat sediaan sebanyak 11 botol dan tingkat
produk yang berfluktuasi.
produk siap jual dengan cara menambahkan nilai jualan dengan sediaan
akhir, pada triwulan I produk siap jual sebesar 43+11= 54 dan nilai produk
jadi didapat dari produk siap jual dikurang dengan sediaan awal, produk
jadi triwulan I sebesar 54-10= 44. Pada triwulan II produk siap jual sebesar
45+11= 56 dan produk jadi triwulan II sebesar 56-11= 45.
4. Menetapkan nilai produk jadi triwulan III dan IV yang sama besar yaitu
sebesar 49 (karena stabilitas produk). Kemudian mencari nilai produk siap
jual dengan cara menambahkan nilai produk jadi dengan sediaan awal dan
mencari nilai sediaan akhir dengan cara mengurangi nilai produk siap jual
dengan nilai anggaran jualan. Nilai produk siap jual triwulan III sebesar
49+11= 60 dan nilai sediaan akhir triwulan III sebesar 60-47= 13. Sediaan
akhir triwulan III akan menjadi sediaan awal triwulan IV yaitu sebesar 13.
Nilai produk siap jual triwulan IV sebesar 49+13= 62.
5. Nilai produk siap jual dalam setahun didapat dari 182+15= 197 kemudian
mencari nilai produk jadi dengan cara menambahkan nilai produk siap jual
dengan sediaan awal, nilai produk jadi dalam setahun yaitu sebesar 197-
10= 187.
➢ E29 : =SUM(E27:E28)
➢ E31 : =E29-E30
➢ F28 : =11
➢ F29 : =SUM(F27:F28)
➢ F30 : =E28
➢ F31 : =F29-F30
➢ G31 : =49
➢ G30 : =F28
➢ G29 : =SUM(G31:G30)
➢ G28 : =G29-G27
➢ H29 : =SUM(H27:H28)
➢ H30 : =G28
➢ I29 : =SUM(I27:I28)
➢ I31 : =I29-I30
Dengan demikian, bila sediaan awal tahun sebanyak 10 botol maka anggaran
produk dibuat seperti yang tampak pada Tabel 3-10.
Dengan tingkat sediaan akhir seperti tampak pada Tabel 3-10 berarti
manajemen menghendaki putaran sediaan triwulan I = 43 botol ÷ 11 botol = 3,91
kali; triwulan II = 45 botol ÷ {(11 botol + 12 botol) ÷ 2} = 3,91 kali, triwulan III = 47
botol ÷ {(12 botol + 13 botol) ÷ 2} = 3,76 kali, triwulan IV = 47 botol ÷ {(13 botol +
13 botol) ÷ 2} = 3,62 kali. Tingkat putaran sediaan dihitung dengan rumus:
Jualan
Putaran sediaan produk jadi =
Rata-rata sediaan produk jadi
Sediaan produk jadi awal + Sediaan produk jadi akhir
Putaran sediaan produk jadi =
2
Tabel 3-10
Perusahaan Kecap Asli
Anggaran Produk
Tahun Berakhir 31 Desember 2016 (Dalam Botol)
Triwulan
Keterangan Setahun
I II III IV
1. Jualan 43 45 47 47 182
2. Sediaan akhir + 11 12 13 13 13
➢ G27 : =E14
➢ H27 : =E15
➢ I27 : =E16
2. Masukkan nilai Sediaan akhir triwulan I-IV dan setahun pada kolom Jualan,
dengan cara :
➢ E28 : =H5
➢ F28 : =H6
➢ G28 : =H7
➢ H28 : =H8
➢ I28 : =H8
3. Masukkan nilai Sediaan awal triwulan I-IV dan setahun pada kolom Sediaan
awal, dengan cara :
➢ E30 : =H9
➢ I30 : =H9
➢ F30 : =E28
➢ G30 : =F28
➢ H30 : =G28
4. Mencari nilai Produk siap jual triwulan I, II, III, IV dan tahunan ,
➢ E29 : =SUM(E27:E28)
➢ F29 : =SUM(F27:F28)
➢ G29 : =SUM(G27:G28)
➢ H29 : =SUM(H27:H28)
➢ I29 : =SUM(I27:I28)
➢ F31 =F29-F30
➢ G31 : =G29-G30
➢ H31 : =H29-H30
➢ I31 : =I29-I30
Kesimpulan
Anggaran produksi adalah suatu perencanaan secara terpisah mengenai
jumlah unit produk yang akan diproduksi selama periode yang akan datang, yang
didalamnya mencakup rencana mengenai jenis (kualitas), jumlah (kuantitas)
waktu (kapan) produksi akan dilakukan. Tujuan disusunnya anggaran produksi
antara lain adalah untuk (a) Menunjang kegiatan penjualan, sehingga barang
dapat disediakan sesuai dengan yang telah direncanakan, (b) Menjaga tingkat
persediaan yang memadai dan (c) Mengatur produksi sedemikian rupa sehingga
biaya-biaya produksi yang dihasilkan akan seminimal mungkin atau dengan
menekan biaya-biaya produksi barang seminim mungkin. Faktor-faktor yang
memengaruhi besar kecilnya jumlah barang yang harus diproduksi oleh
perusahaan selama periode waktu tertentu adalah (a) Jumlah barang yang telah
direncanakan untuk dijual, sebagaimana yang tercantum dalam anggaran
penjualan, (b) Kapasitas mesin dan peralatan pabrik, (c) Tenaga kerja yang dimiliki
yang terkait dengan kualitas maupun kuantitasnya, (d) Stabilitas bahan baku, (d)
Modal kerja yang dimiliki dan (f) Fasilitas gudang.
Pendekatan just in time menyatakan bahwa barang seharusnya ditarik
melalui sistem oleh permintaan saat ini bukan didorong melalui jadwal yang tetap
REFERENSI :
Haruman, Tendi dan Sri Rahayu. 2007. Penyusunan Anggaran Perusahaan. Graha
Ilmu. Yogyakarta
Herlianto, Didit. 2011. Teknik Penyusunan Anggaran Operasional Perusahaan.
Gosyen Publishing. Yogyakarta
Nafarin, M. 2019. Penganggaran Perusahaan, Edisi Ketiga. Salemba Empat.
Jakarta
Mowen, Maryanne M. et al. 2017. Dasar-Dasar Akuntansi Manajerial, Edisi Kelima.
Salemba Empat. Jakarta