Anda di halaman 1dari 3

NAMA: Mohammad Sulton Amirur Rizal

KLS: 2J

NPM: 2112010272

MATKUL: komunikasi Bisnis

1. Apa yang di maksud dengan proses negoisasi dalam bisnis?

Jawaban:Secara sederhana, negosiasi bisnis adalah keadaan dimana dua atau beberapa pihak
saling mempengaruhi atau bertransaksi untuk kepentingan pihaknya dalam menjalankan bisnis.
Tujuan idealnya adalah mencari win-win solution agar semua pihak diuntungkan, karena
pastinya tidak ada pihak yang ingin dirugikan. Walaupun realitanya tidak semua negosiasi selalu
ideal, dimana ada pihak yang merasa diuntungkan dan ada pihak yang merasa dirugikan.
Terlepas dari itu semua, negosiasi sesungguhnya untuk mencari titik temu antara dua pihak atau
lebih.

2. Bagai mana tahapan dalam bernegoisasi?

Jawban:
1. Tahap Persiapan
Tahapan persiapan adalah kunci keberhasilan negosiasi. Dalam tahapan ini penting untuk
mengenal pihak yang ingin bernegosiasi.
Dalam melakukan tahap persiapan akan berkaitan dengan langkah berikut:
a. Usahakan berpikir dengan cara berpikir lawan, seolah-olah kepentingan lawan sama dengan
kepentingan kita.
b. Sebaiknya persiapkan pertanyaan-pertanyaan sebelum pertemuan. ajukan dalam bahasa yang
jelas, dan jangan sekali-kali memojokan pihak lawan.
c. Memahami kepentingan masing-masing.
d. Identifikasi masalah apakah bisa menjadi masalah bersama atau tidak.
e. Menyiapkan agenda logistik, ruangan, dan konsumsi.
f. Menyiapkan tim dan strategi.
g. Menentukan alternatif lain atau harga dasar.

2. Tahap Orientasi dan Mengatur Posisi


Dalam melakukan tahap orientasi akan berkaitan dengan langkah berikut:
a. Bertukar informasi.
b. Saling menjelaskan permasalahan dan kebutuhan.
c. Mengajukan tawaran awal.

3. Tahap Pemberian Konsesi atau Tawar Menawar


Dalam melakukan tahap pemberian konsesi akan berkaitan dengan langkah berikut:
a. Para pihak saling menyampaikan tawarannya, dengan menjelaskan alasan untuk membujuk
pihak lain untuk menerimanya.
b. Dapat menawarkan konsesi, tapi pastikan memperoleh sesuatu sebagai imbalannya.
c. Mengindentifikasi kebutuhan bersama, mengembangkan dan mendiskusikan opsi-opsi
penyelesaian.
4. Tahapan Penutup

Dalam melakukan tahap penutup akan berkaitan dengan langkah berikut:


Mengevaluasi opsi-opsi berdasarkan kriteria objektif.
Kesepakatan hanya menguntungkan, bila tidak ada opsi lain yang lebih baik, bila tidak
berhasil mencapai kesepakatan, membatalkan atau menyatakan tidak ada komitmen.

3. Kemukakanlajh contoh masalah yang dapat dinegoisasikan .apa kendalanya dan solusi apa yang
di ambil?

Jawaban: Pelaksanaan Penyelesaian  Sengketa Utang Piutang Melalui Negosiasi (Studi Kasus Non
Litigasi Di Kabupaten Sanggau)”. Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut : Untuk mengetahui Pelaksanaan perjanjian utang piutang yang dilakukan oleh
para pihak. Untuk mengetahui bagaimana proses pelaksanaan penyelesaian sengketa utang
piutang melalui proses negosiasi diantara kedua belah pihak  Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode yuridis normatif dengan pendekatan diskriptif analisis yaitu melakukan
penelitian dengan menggambarkan dan menganalisa fakta-fakta yang secara nyata diperoleh
atau dilihat pada saat penelitian ini dilakukan di lapangan hingga sampai pada kesimpulan akhir.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh hasil sebagai berikut : Bahwa
pelaksanaan  perjanjian utang piutang yang dilakukan oleh para pihak antara Ibu Suryanti
dengan Apin dilakukan dengan cara lisan tanpa dibuat suatu perjanjian secara tertulis. Agar Ibu
Suryanti memiliki kepercayaan kepada Apin, telah dititipkan sebuah sertifikat tanah untuk
dijadikan jaminan dalam perjanjian hutan piutang tersebut. Bahwa proses pelaksanaan
penyelesaian sengketa utang piutang melalui proses negosiasi diantara kedua belah pihak dipilih
untuk membantu mereka dalam menyelesaikan persoalan diantara kedua belah pihak. Cara
negosiasi dipilih karena para pihak tidak menginginkan ersoalan hutang piutang ini dibawa
sampai ke ranah pengadilan. Kehidupan masyarakat selalu bersama dengan masyarakat yang
lainnya, mereka selalu membutuhkan antara satu dan yang lainnya. Berbagai usaha dilakukan
oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, baik itu sekedar kebutuhan sehari-hari
maupun kehidupan perekonomian lainnya. Mulai dengan bekerja untuk mendapatkan
penghasilan maupun dengan meminjam uang dari rekan atau teman. Masyarakat maupun
perusahaan baik itu perusahaan kecil ataupun perorangan maupun berbadan hukum jika
membutuhkan modal dari luar perusahaan maka terjadi hutang piutang. Pihak pemberi modal
uang mengerjakan piutang dan pihak penerima modal mengerjakan utang. Saling membantu
merupakan sifat manusia dalam menjalankan interaksi kehidupannya tidak terkecuali dalam
interaksi bisnis. Utang piutang merupakan hal yang biasa dilakukan oleh masyarakat baik secara
perorangan ataupun secara bersama-sama dalam suatu badan usaha. Namun sering kali
persoalan utang piutang menjadi hal yang rumit untuk diselesaikan. Kegiatan utang piutang
kadang kala menimbulkan konflik diantara kreditur dan debitur. Konflik ini memerlukan
penyelesaian agar tidak menjadi suatu persoalan yang tambah komplek.  Konflik utang piutang
ini terjadi dalam kehidupan masyarakat sekitar tempat tinggal penulis, ada kasus utang pitang
antara masyarakat yang menimbulkan konflik karena salah satu pihak khususnya pihak debitur
yang tidak melakukan kewajiban pembayaran hutang dengan kesepatakan awal. Banyaknya
utang yang tidak dibayar menyebabkan salah satu pihak kreditur memiliki piutang yang belum
tertagih. Piutang yang tidak tertagih ini kemudian menjadi konflik diantara para pihak yang
memerlukan penyelesaian. Sengketa atau konflik umumnya bersumber dari adanya perbedaan
pendapat atau ketidaksesuaian di antara para pihak. Apabila ada pihak-pihak yang tidak berhasil
menemukan bentuk penyelesaian yang tepat, maka perbedaan pendapat ini dapat berakibat
buruk bagi kelangsungan hubungan di antara keduanya. Oleh  karena itu, setiap menghadapi
perbedaan pendapat para pihak selalu berupaya menemukan cara-cara penyelesaian yang
tepat. Upaya manusia untuk menemukan cara-cara penyelesaian yang lebih mendahulukan
kompromi, dimulai pada saat melihat bentuk-bentuk penyelesaian yang dipergunakan pada saat
itu (terutama lembaga peradilan) menunjukkan berbagai kelemahan/kekurangan, seperti : biaya
tinggi, lamanya proses pemeriksaan, dan sebagainya. Akibat semakin meningkatnya efek negatif
dari lembaga pengadilan, maka pada permulaan tahun 1970-an mulailah suatu pergerakan
dikalangan pengamat hukum dan akademisi Amerika Serikat untuk mulai memperhatikan
bentuk-bentuk penyelesaian hukum lain. Berdasarkan pengalaman penulis dimana dalam
kehidupan masyarakat persoalan utang pitang ini dicontohkan dalam kasus seseorang yang
bernama Apin yang meminjam sejumlah uang kepada temannya Suryanti sebanyak Rp
80.000.000,- yang mana Apin menjanjikan akan mengmbalikan uang tersebut dalam jangka
waktu selama 3 bulan, namun sudah setahun lewat uang tersebut belum juga dikembalikan. Hal
ini menimbulkan ketidaksenangan oleh pihak Suryanti atas tindakan Apin yang belum
mengembalikan uang pinjaman tersebut, sampai saat ini prosespenyelesaian masih dilakukan
oleh pihak Suryanti. Berkaitan dengan persoalan utang piutang yang terjadi di dalam masyarakat
diusahakan diselesaikan melalui jalan musyawarah. Bagaimanakah prosedurnya dan apakah
jalan penyelesaian itu dapat menemukan titik temu yang baik akan dibahsa pada bab
selanjutnya. Berdasarkan uraian dan penjelasan tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian terhadap penyelesaian sengketa antara masyarakat dalam kasus utang
piutang dengan judul : “PELAKSANAAN PENYELESAIAN SENGKETA UTANG PIUTANG MELALUI
NEGOSIASI (STUDI KASUS NON LITIGASI DI KABUPATEN SANGGAU)” Berdasarkan uraian diatas
yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah : “Bagaimana Pelaksanaan Penyelesaian
Utang Piutang Yang Dilakukan Melalui Proses Negosiasi Antara Para Pihak Yang Terjadi Di
Kabupaten Sanggau?” Jadi hutang piutang yaitu merupakan kegiatan antara orang yang
berhutang dengan orang lain/ pihak lain pemberi hutang atau disebut pelaku piutang, dimana
kewajiban untuk melakukan suatu prestasi yang dipaksakan melalui suatu perjanjian atau
melalui pengadilan.  Atau dengan kata lain : merupakan hubungan yang menyangkut hukum
atas dasar seseorang mengharapkan prestasi dari seorang yang lain jika perlu dengan perantara
hukum. Utang piutang yang terjadi diantara kedua belah pihak terjadi karena adanya perjanjian.
Eksistensi perjanjian sebagai salah satu sumber perikatan dapat kita temui landasannya pada
ketentuan Pasal 1233 Kitab Undang-undang Hukum Perdata yang menyatakan bahwa : Tiap-tiap
perikatan dilahirkan, baik karena perjanjian baik karena undang-undang. Pengertian perjanjian
yang diatur dalam Pasal 1313 KUHPerdata menyatakan bahwa suatu perjanjian adalah suatu
perbuatan dimana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih.
Dengan demikian jelaslah bahwa perjanjian melahirkan perikatan yang menimbulkan hubungan
hukum antara dua pihak atau lebih. Perjanjian adalah sumber perikatan disamping sumber-
sumber lainnya.

4. Hamilton,new York, pernah diadakan kursus AMA colgate Universty yang di hadiri seklelompok
eksekutif.dalam acar itu muncul sebuah pertanyaan menarik yang kemudian mejandi salah satu
topik pokok.”kesalahan terbesar apakah yangpernah dibuat oleh seorang eksekutif?”
Pada prinsinya,semua kesalahan terbesar adalah hilangnya kesempatan emas yang seharusnya
bisa dimanfaatkan,karena terlabat meraihnya. Salah satu kesimpualan kursus manajemen itu
adalah “insiatif”

Anda mungkin juga menyukai