Belajar merupakan usaha sadar yang di lakukan seseorang dalam proses
perubahan kepribadian dalam bentuk peningkatan kualitas perilaku, seperti adanya peningkatan pengetahuan, ketrampila, daya pikir, pemahaman, sikap, dan berbagai kemampuan lainnya. Seperti contohnya Ani seorang anak perempuan berumur 3 tahun. Dirumah ani terdapat beberapa gambar hewan hewan yang ditempel di dinding rumah. Ani sudah bisa menyebutkan beberapa nama hewan yang terdapat pada gambar. Suatu hari Ani dan kedua orang tuanya pergi ke kebun binatang. Terdapat hewan kambing seperti yang ada di gambar dinding rumah Ani. Ani dan kedua orang tuanya member makan kambing. Awalnya ani memberikan roti yang ia makan ke kambing tersebut, namun kambing tidak mau. Kemudian Ibu ani mengajak ani memeri makan kambing dengan rumput dan ternyata kambing mau makan rumput. Dari sini ani menjadi tau bahwa makanan kambing adalah rumput. Perubahan tingkah laku dari tidak tahu menjadi tahu itulah yang dinamakan “Belajar”.
Ada beberapa teori belajar, antara lain;
1. Teori Belajar Behavioristik; menurut teori behavioristik belajar adalah
perubahan perilaku sesorang sebagai hasil dari proses pembelajaran. Terjadinya perubahan perilaku ini diakibatkan adanya interaksi antara stimulus dan respon. Contoh : Waktu saya SMA dulu ada program yang namanya Bank Sampah. Program ini berjuan mencipkan lingkungan sehat dan memberi pemahaman kepada Siswa pentingnya menjaga lingkungan. Guru dan staff sekolah memberikan stimulus dengan menjadi nasabah yang sering menabung di bank sampah dan memberikan pengertian bahwa sampah bisa menjadi hal yang berguna dan bernilai rupiah apabila di tabung ke Bank sampah. Guru sebagai pemberi motivasi kepada siswa untuk bisa memanfaatkan sampah disekitar mereka agar menjadi hal yang berguna, guru meberikan hadiah kepada siswa yang mentaati aturan dan selalu menabung di bank sampah, guru memberikan hukuman kesiswa yang meanggar aturan. Hasil tabungan bank sampah bisa digunakan setiap bulannya untuk membayar SPP sekolah sebagai hadiah. Dari stimulus- stimulus yang sudah dilakukan tersebut timbulah respon dari siswa yaitu pertama siswa merasa termotivasi dengan contoh yang diberikan. Motivasi merupakan kekuatan. Kekuatan bisa dari dalam ataupun dari luar yang mendorong siswa mencapai tujuan tertentu yang sudah ditetapkan seblumnya. Kedua, siswa senang dengan adanya nasihat dari guru sebagai pendorong semangat untuk terus melestarikan dan menjaga lingkungan. Ketiga, siswa tidak keberatan akan peringatan dari guru. Peringatan diartikan oleh siswa untuk menyadarkan dari perilau kurang baik sehingga memperbaiki agar tidak terjadi dikemudian hari. Keempat, siswa antusias mengikuti dan menabungkan sampah di bank sampah sekolah. Dari kegiatan sitimulus dan respon yang diterima siswa membuat siswa menjadi paham menganai pentingnya menjadi lingungan dan paham sampah bisa berguna dan bermanfaat. Hal ini terindikasi dari banyaknya tabungan dari masingmasing siswa. Hasil dari stimulus yang diberikan oleh personil sekolah. Teori belajar behavioristik menganggap bahwa yang dinamakan belajar adalah perubah tingkah laku.
2. Teori Belajar Kognitif; belajar merupakan suatu proses usaha yang
melibatkan aktivitas mental (tahap kognitif) yang terjadi dalam diri manusia sebagai akibat dari proses interaksi antara individu dengan lingkungan untuk memperoleh suatu perubahan dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, tingkah laku, ketrampilan dan nilai sikap yang bersifat relative dan berbekas. Berbeda dnegan teori behavioristik, jika teori behavioristik mementingkan hasil perubahan tingkah laku, teori kognif lebih menekankan pda proses belajar. Pada teori belajar kognif proses belajar harus disesuaikan dnegan tahap perkembangan kognitif yaitu a. Tahap sesnsorimotor (anak usia 0-2th) b. Tahap praoperasional (anak usia 2-7 th) c. Tahap operasional kongkret (anak usia 7-11 th) d. Tahap operasional formal (anak usia diatas 12 th) Contohnya : Saya seorang guru kelas 2 SD. Rata-rata kelas 2 SD anak berusia 8 th. Saya mengajar matematika dengan materi bangun datar. Sebagai seorang guru saya harus bisa menyesuaikan bagaimana saya menyampaikan pembelajaran terhadap anak yang usia 8 th, saya harus memperhatikan bahagaimana karateristik mental anak-anak usia 8th. Anak usia 8 th memahami sebuah pembelajaran dengan benda-benda kongkrit. Jadi saya menyampaikan pembelajaran matematika materi bangun datar member contoh nyata apa saja bangun datar di sekitar atau di dalam kelas. Saya juga memberikan waktu atau peluang bagi anak-anak agar bisa saling berinteraksi.
3. Teori Belajar Konstruktivisme
Teori belajar konstruktivisme adalah teori belajar yang mengedepankan kegiatan mencipta serta membangun dari sesuatu yang telah dipelajari. Mengapa demikian? Kegiatan membangun bisa memacu peserta didik untuk selalu aktif, sehingga kecerdasannya akan meningkat. Pada pembelajaran konstruktivisme lebih menekankan bagaimana siswa belajar bukan bagaimana guru mengajar. Sebagai fasilitator guru bertanggung jawab terhadap kegiatan pembelajaran di kelas. Diantara tanggung jawab guru dalam pembelajaran adalah menstimulasi dan memotivasi siswa. Contoh : saya seorang guru SD kelas 5. Hari ini saya akan membahas mengenai pelajaran matematika materi Keliling persegi panjang. Saya sudah menyediakan huruf 1, B, C, dan D pada kertas ukuran A4. Saya sudah menyediakan rol meteran dengan panjang 50 meter. Saya ajak siswa saya ke lapangan basket sekolah dan meletakkan huruf A-D ke ujung- ujung lapangan basket. Saya minta satu siswa untuk berjalan mengeilingi lapangan basket sekolah. Selanjutnya saya minta dua siswa untuk mengukur pajang dari titik A ke titik B, kemudian dari titik B ke titik C, lalu dari titik C ke titik D, dan dari titik D ke titik A. sementara siswa lainnya saya minta untuk menulis panjang atau jarak masing-masing titik tersebut. Setelah diketahui panjang masing-masing titik, saya minta masing-masing siswa untuk menjumlahkan hasil pengukuran. Sehingga di dapat penjumlahan 20 + 15 + 20 + 15 = 70. Setelah itu, saya minta siswa untuk menyederhanakan penjumlahan tersebut, sehingga di dapat (2 x 20) + (2 x 15) = 70. Saya memberikan penjelasan tentang arti panjang dan lebar. Sehingga penyederhanaan penjumlahan tadi bisa diganti menjadi 2P + 2L = K.
Menjadi guru tidaklah mudah, guru harus mengetahui karateristik siswa
dan tahu bagaiman cara mengajar yang tepat yang bisa digunakan sesuai dengan karateristik dan kebutuhan siswa nya. Mengajar bukan sekedar meminta siswa untuk membaca, menghafal dan menjawab pertanyaan dengan benar, melainkan belajar harus melalui proses disesuaikan dengan karateristik dan mental siswa sehingga nantinya diperoleh pengalaman, pengetahuan baru bahkan bisa membangun pengetahuan sendiri sehingga terjadi perubahan tingkah laku ke arah yang baik yang terjadi secara terus menerus. Guru harus bisa menumbuhkan motivsi belajar siswa sesuai dengan kemampuan dan usia nya. Motivasi tersebut bisa dibangun melalui beberapa pendekatan. Misalnya bisa mengemas proses pembelajaran menjadi menyenagkan an tidak monoton. Atau mungkin bisa dengan member apresiasi atau masukan masukan yang membangun.