Anda di halaman 1dari 4

Topik 1- Aksi Nyata

Nama : SITI YUNI LIANA

KELAS : PPG-PGSD-04

Belajar merupakan usaha sadar yang di lakukan seseorang dalam proses


perubahan kepribadian dalam bentuk peningkatan kualitas perilaku, seperti adanya
peningkatan pengetahuan, ketrampila, daya pikir, pemahaman, sikap, dan berbagai
kemampuan lainnya. Seperti contohnya Ani seorang anak perempuan berumur 3
tahun. Dirumah ani terdapat beberapa gambar hewan hewan yang ditempel di
dinding rumah. Ani sudah bisa menyebutkan beberapa nama hewan yang terdapat
pada gambar. Suatu hari Ani dan kedua orang tuanya pergi ke kebun binatang.
Terdapat hewan kambing seperti yang ada di gambar dinding rumah Ani. Ani dan
kedua orang tuanya member makan kambing. Awalnya ani memberikan roti yang
ia makan ke kambing tersebut, namun kambing tidak mau. Kemudian Ibu ani
mengajak ani memeri makan kambing dengan rumput dan ternyata kambing mau
makan rumput. Dari sini ani menjadi tau bahwa makanan kambing adalah rumput.
Perubahan tingkah laku dari tidak tahu menjadi tahu itulah yang dinamakan
“Belajar”.

Ada beberapa teori belajar, antara lain;

1. Teori Belajar Behavioristik; menurut teori behavioristik belajar adalah


perubahan perilaku sesorang sebagai hasil dari proses pembelajaran.
Terjadinya perubahan perilaku ini diakibatkan adanya interaksi antara
stimulus dan respon.
Contoh : Waktu saya SMA dulu ada program yang namanya Bank
Sampah. Program ini berjuan mencipkan lingkungan sehat dan memberi
pemahaman kepada Siswa pentingnya menjaga lingkungan. Guru dan staff
sekolah memberikan stimulus dengan menjadi nasabah yang sering
menabung di bank sampah dan memberikan pengertian bahwa sampah
bisa menjadi hal yang berguna dan bernilai rupiah apabila di tabung ke
Bank sampah. Guru sebagai pemberi motivasi kepada siswa untuk bisa
memanfaatkan sampah disekitar mereka agar menjadi hal yang berguna,
guru meberikan hadiah kepada siswa yang mentaati aturan dan selalu
menabung di bank sampah, guru memberikan hukuman kesiswa yang
meanggar aturan. Hasil tabungan bank sampah bisa digunakan setiap
bulannya untuk membayar SPP sekolah sebagai hadiah. Dari stimulus-
stimulus yang sudah dilakukan tersebut timbulah respon dari siswa yaitu
pertama siswa merasa termotivasi dengan contoh yang diberikan. Motivasi
merupakan kekuatan. Kekuatan bisa dari dalam ataupun dari luar yang
mendorong siswa mencapai tujuan tertentu yang sudah ditetapkan
seblumnya. Kedua, siswa senang dengan adanya nasihat dari guru sebagai
pendorong semangat untuk terus melestarikan dan menjaga lingkungan.
Ketiga, siswa tidak keberatan akan peringatan dari guru. Peringatan
diartikan oleh siswa untuk menyadarkan dari perilau kurang baik sehingga
memperbaiki agar tidak terjadi dikemudian hari. Keempat, siswa antusias
mengikuti dan menabungkan sampah di bank sampah sekolah. Dari
kegiatan sitimulus dan respon yang diterima siswa membuat siswa
menjadi paham menganai pentingnya menjadi lingungan dan paham
sampah bisa berguna dan bermanfaat. Hal ini terindikasi dari banyaknya
tabungan dari masingmasing siswa. Hasil dari stimulus yang diberikan
oleh personil sekolah. Teori belajar behavioristik menganggap bahwa yang
dinamakan belajar adalah perubah tingkah laku.

2. Teori Belajar Kognitif; belajar merupakan suatu proses usaha yang


melibatkan aktivitas mental (tahap kognitif) yang terjadi dalam diri
manusia sebagai akibat dari proses interaksi antara individu dengan
lingkungan untuk memperoleh suatu perubahan dalam bentuk
pengetahuan, pemahaman, tingkah laku, ketrampilan dan nilai sikap yang
bersifat relative dan berbekas. Berbeda dnegan teori behavioristik, jika
teori behavioristik mementingkan hasil perubahan tingkah laku, teori
kognif lebih menekankan pda proses belajar. Pada teori belajar kognif
proses belajar harus disesuaikan dnegan tahap perkembangan kognitif
yaitu
a. Tahap sesnsorimotor (anak usia 0-2th)
b. Tahap praoperasional (anak usia 2-7 th)
c. Tahap operasional kongkret (anak usia 7-11 th)
d. Tahap operasional formal (anak usia diatas 12 th)
Contohnya :
Saya seorang guru kelas 2 SD. Rata-rata kelas 2 SD anak berusia 8 th.
Saya mengajar matematika dengan materi bangun datar. Sebagai
seorang guru saya harus bisa menyesuaikan bagaimana saya
menyampaikan pembelajaran terhadap anak yang usia 8 th, saya harus
memperhatikan bahagaimana karateristik mental anak-anak usia 8th.
Anak usia 8 th memahami sebuah pembelajaran dengan benda-benda
kongkrit. Jadi saya menyampaikan pembelajaran matematika materi
bangun datar member contoh nyata apa saja bangun datar di sekitar
atau di dalam kelas. Saya juga memberikan waktu atau peluang bagi
anak-anak agar bisa saling berinteraksi.

3. Teori Belajar Konstruktivisme


Teori belajar konstruktivisme adalah teori belajar yang mengedepankan
kegiatan mencipta serta membangun dari sesuatu yang telah dipelajari.
Mengapa demikian? Kegiatan membangun bisa memacu peserta didik
untuk selalu aktif, sehingga kecerdasannya akan meningkat. Pada
pembelajaran konstruktivisme lebih menekankan bagaimana siswa belajar
bukan bagaimana guru mengajar. Sebagai fasilitator guru bertanggung
jawab terhadap kegiatan pembelajaran di kelas. Diantara tanggung jawab
guru dalam pembelajaran adalah menstimulasi dan memotivasi siswa.
Contoh : saya seorang guru SD kelas 5. Hari ini saya akan membahas
mengenai pelajaran matematika materi Keliling persegi panjang. Saya
sudah menyediakan huruf 1, B, C, dan D pada kertas ukuran A4. Saya
sudah menyediakan rol meteran dengan panjang 50 meter. Saya ajak siswa
saya ke lapangan basket sekolah dan meletakkan huruf A-D ke ujung-
ujung lapangan basket. Saya minta satu siswa untuk berjalan mengeilingi
lapangan basket sekolah. Selanjutnya saya minta dua siswa untuk
mengukur pajang dari titik A ke titik B, kemudian dari titik B ke titik C,
lalu dari titik C ke titik D, dan dari titik D ke titik A. sementara siswa
lainnya saya minta untuk menulis panjang atau jarak masing-masing titik
tersebut. Setelah diketahui panjang masing-masing titik, saya minta
masing-masing siswa untuk menjumlahkan hasil pengukuran. Sehingga di
dapat penjumlahan 20 + 15 + 20 + 15 = 70. Setelah itu, saya minta siswa
untuk menyederhanakan penjumlahan tersebut, sehingga di dapat (2 x 20)
+ (2 x 15) = 70. Saya memberikan penjelasan tentang arti panjang dan
lebar. Sehingga penyederhanaan penjumlahan tadi bisa diganti menjadi 2P
+ 2L = K.

Menjadi guru tidaklah mudah, guru harus mengetahui karateristik siswa


dan tahu bagaiman cara mengajar yang tepat yang bisa digunakan sesuai
dengan karateristik dan kebutuhan siswa nya. Mengajar bukan sekedar
meminta siswa untuk membaca, menghafal dan menjawab pertanyaan
dengan benar, melainkan belajar harus melalui proses disesuaikan dengan
karateristik dan mental siswa sehingga nantinya diperoleh pengalaman,
pengetahuan baru bahkan bisa membangun pengetahuan sendiri sehingga
terjadi perubahan tingkah laku ke arah yang baik yang terjadi secara terus
menerus. Guru harus bisa menumbuhkan motivsi belajar siswa sesuai
dengan kemampuan dan usia nya. Motivasi tersebut bisa dibangun melalui
beberapa pendekatan. Misalnya bisa mengemas proses pembelajaran
menjadi menyenagkan an tidak monoton. Atau mungkin bisa dengan
member apresiasi atau masukan masukan yang membangun.

Anda mungkin juga menyukai