Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

Dan

ASUHAN KEPERAWATAN

HIPOPITUITARI

Disusun oleh :

Diana Julia Shinta Alimin

(202003009)

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

STIKES KARYA HUSADA KEDIRI

TAHUN AKADEMIK 2022/2023


LEMBAR PENGESAHAN

Laporan pendahuluan dan Asuhan keperawatan ini dibuat untuk memenuhi tugas KMB 2
secara mandiri oleh mahasiswa Program Studi D3 Keperawatan STIKES Karya Husada Kediri.

Nama : Diana Julia Shinta Alimin

NIM : 202003009

Judul : Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Hipopituitari

Mengetahui,

Mahasiswa Dosen pembimbing

(Diana Julia Shinta Alimin) (Nurul Laili,S.kep.Ns.,M.kep)

A. LAPORAN PENDAHULUAN HIPOPITUITARI

I. Definisi
Hipopituitarisme adalah hilangnya sebagian atau seluruh fungsi lobus anterior kelenjar
hipofisa. Hipopituitarisme juga merupakan komplikasi terapi radiasi pada bagian kepala dan
leher dan hipopituitarisme dapat terjadi akibat penyakit pada kelenjar hipofisis sendiri atau
pada hipotalamus, namun demikian, akibat kedua keadaan ini pada hakekatnya sama.

Hipopituitarisme adalah hiposekresi satu atau lebih hormon hipofisis anterior

(Barbara, 1996).

II. Etiologi

Hipopituitarisme dapat bersifat primer atau sekunder (Jennifer Kowalak, 2011).

Penyebab hipopituitarisme primer adalah:

 Tumor pada kelenjar hipofisis


 Defek kongenital (hipoplasia atau aplasia kelenjar hipofisis)
 Infark hipofisis (paling sering akibat perdarahan pasca partum)
 Hipofisektomi parsial atau total melalui pembedahan, iradiasi, atau zat kimia
 Penyakit granulomatosa, seperti tuberkulosis (jarang)
 Sebab idiopatik atau autoimun (kadang-kadang)

III. Manifestasi Klinis

Gejala hipopituitari bervariasi tergantung kepada jenis hormon apa yang kurang.

a. Kekurangan hormon GH

Kekurangan hormon pertumbuhan pada dewasa biasanya menyebabkan sedikit gejala atau
tidak menyebabkan gejala; tetapi pada anak-anak bisa menyebabkan lambatnya pertumbuhan,
kadang-kadang menjadi cebol (dwarfisme). Tanda-tandanya meliputi pertumbuhan lambat,
ukuran otot dan tulang kecil, tanda-tanda seks sekunder tidak berkembang, infertilitas,
impotensi, libido menurun, nyeri senggama pada wanita.

Kekurangan TSH menyebabkan hipotiroidisme, yang menimbulkan gejala berupa:


kebingungan, tidak tahan terhadap cuaca dingin, penambahan berat badan, sembelit, kulit
kering.
1. Kekurangan gonadotropin (LH dan FSH) pada wanita pre-menopause bisa
menyebabkan: terhentinya siklus menstruasi (amenore), kemandulan, vagina yang
kering, hilangnya beberapa ciri seksual wanita. Pada pria, kekurangan gonadotropin
menyebabkan impotensi, pengkisutan buah zakar, berkurangnya produksi sperma
sehingga terjadi kemandulan, hilangnya beberapa ciri seksual pria (misalnya
pertumbuhan badan dan rambut wajah).
2. Kekurangan hormon ADH menyebabkan diabetes insipidus gejalanya adalah : Poliuria
(Urin yang dikeluarkan dalam jumlah yang banyak, bisa mencapai 5-10 liter. Urine
sangat encer, berat jenis 1001-1005 atau 50-200mOsmol/kgBB.), Polidipsia (Rasa haus
yang berlebihan, biasanya mencapai 10 iter cairan tiap hari, terutama membutuhkan
air.
3. Penurunan berat badan, Noturia, Kelelahan, Konstipasi, Hipotensi.
4. Pada prolaktinoma gejala yang khas adalah sangat jelas pada wanita usia produktif dan
dimana terjadi tidak menstruasi ( yang bersifat primer dan sekunder), galaktorea
(sekresi ASI di luar masa kehamilan dan menyusui) dan infertilitas.
5. Pada adenoma somatotropik gejala klinik tergantung pada usia saat terjadi kondisi ini.
Pada klin pre pubertas mengakibatkan pertumbuhan tulang-tulang memanjang
sehingga mengakibatkan giggantisme. Pada pasien post pubertas mengakibatkan
akromegali yang ditandai dengan perbesaran ekstrimiitas ( jari, tangan, kaki), lidah,
rahang, dan hidung. Organ- organ dalam juga ikut membesar ( kardiomegali).
(Keperawatan medical bedah, 2000: hal 233).

IV. Patofisiologi

Hipofungsi kelenjar hipofisis (hipopituitarisme) dapat terjadi akibat penyakit pada kelenjar
hipofisis sendiri atau pada hipotalamus, namun demikian akibat kedua keadaan ini pada
hakekatnya sama. Hipopituitarisme dapat terjadi akibat kerusakan lobus anterior kelenjar
hipofisis. Panhipopituitarisme (penyakit Simmond) merupakan keadaan tidak adanya seluruh
sekresi hipofisis dan penyakit ini jarang dijumpai. Nekrosis hipofisis pascapartus (sindrom
Sheehan) merupakan penyebab lain kegagalan hipofisis anterior yang jarang. Keadaan ini lebih
cenderung terjadi pada wanita yang mengalami kehilangan darah, hipovolemia dan hipotensi
pada saat melahirkan.

Hipopituitarisme juga merupakan komplikasi terapi radiasi pada bagian kepala dan leher.
Kerusakan total kelenjar hipofisis akibat trauma, tumor atau lesi vaskuler akan menghilangkan
semua stimulus yang secara normal diterima oleh kelenjar tiroid, gonad dan adrenal. Akibatnya
adalah penurunan berat badan yang ektrim, pelisutan tubuh, atrofi semua kelenjar serta organ
endokrin, kerontokan rambut impotensi anemor, hipometabolisme dan hipoglikemia. Koma
dan kematian akan terjadi jika tidak dilakukan terapi hormone pengganti.

V. Pemeriksaan Penunjang

Untuk mengetahui kelainan struktural pada hipofisa dilakukan pemeriksaan CT scan atau
MRI.

Pemeriksaan darah dilakukan untuk mengetahui kadar hormon-hormon berikut:

 LH (berkurang)
 FSH (berkurang)
 testosteron (berkurang)
 estrogen (berkurang)
 kortisol (berkurang)
 T4 (berkurang)
 TSH (berkurang)
 hormon pertumbuhan (berkurang)

 IGF-1 (insulin-like growth factor 1) (berkurang).

Angiografi dilakukan untuk menilai pembuluh darah yang menuju ke hipofisa.

VI. Penatalaksanaan

Pengobatan lebih ditujukan kepada menggantikan kekurangan hormon target, bukan


hormon hipofisa. Jika terjadi kekurangan TSH maka diberikan hormon tiroid, jika terjadi
kekurangan kortikotropin diberikan hormon adrenokortikal dan jika terjadi kekurangan LH dan
FSH diberikan estrogen, progesteron atau testosteron. Hormon pertumbuhan biasanya
diberikan kepada anak-anak. Jika penyebabnya adalah tumor hipofisa yang kecil, maka
dilakukan pengangkatan tumor. Tumor penghasil prolaktin diatasi dengan pemberian
bromokriptin. Penyinaran dengan kekuatan tinggi atau dengan proton juga bisa digunakan
untuk menghancurkan tumor hipofisa. Tumor yang besar dan telah menyebar keluar sela
tursika tidak mungkin hanya diatasi dengan pembedahan. Setelah pembedahan harus diberikan
penyinaran berkekuatan tinggi untuk membunuh sisa sel-sel tumor.
Terapi penyinaran cenderung menyebabkan hilangnya fungsi hipofisa secara perlahan, baik
sebagian maupun keseluruhan. Karena itu fungsi kelenjar target biasanya dinilai setiap 3-6
bulan untuk tahun pertama kemudian setiap tahun pada tahun berikutnya.

B. ASUHAN KEPERAWATAN HIPOPITUITARI

Anda mungkin juga menyukai