Anda di halaman 1dari 3

NAME: ALFANUARI

NIM: 19019002

AUSTRALIAN LITERATURE

WEEK 6

ASSIGNMENT 2

Buwad the Fly

Seorang laki-laki harus ditahan di dalam suatu penjara tanpa mengetahui apa alasannya. Ia
ditahan setelah meninggalkan tempat tinggalnya di semak dan menuju ke kota. Ia kemudian
ditangkap ketika bertemu dengan orang-orang kulit putih. Kondisi di dalam sel penjara sangat
buruk. Sempit, sirkulasi udara buruk, dan selalu gelap.

Suatu hari, laki-laki itu melihat sepupunya, Katungal, di luar sel penjara. Katungal diperintahkan
oleh orang kulit putih untuk menandatangani suatu dokumen. Dokumen itu merupakan
pernyataan penyerahan tanah. Sayangnya, Katungal tidak mengerti apa maksud orang-orang kulit
putih itu. Katungal bahkan tidak tahu cara menulis. Laki-laki yang berada dalam sel penjara
sudah mencoba melarang Katungal untuk menandatangani dokumen itu, namun suaranya tak
dapat didengar. Akhirnya, orang kulit putih itu berhasil mendapatkan tanda tangan Katungal
setelah mengajarinya menulis. Penandatanganan ini diabadikan oleh fotografer sehingga seluruh
dunia mengetahuinya.

Seorang laki-laki itu hanya berharap pada kakeknya untuk bisa keluar dari penjara. Ia teringat
cerita kakeknya tentang nenek moyang mereka, Buwad. Buwad hidup ketika sumber makanan
sangat melimpah. Namun suatu hari, Wuruk atau roh jahat mengambil sumber makanan tersebut.
Akhirnya Buwad berubah menjadi seekor lalat kemudian memohon untuk mendapatkan
makanan. Kapanpun Buwad mencium aroma makanan, ia pasti akan terbang dan meminta
makanan itu. Buwad dijuluki sebagai pria terbang.

Laki-laki itu terus saja berharap kepada kakeknya. Suatu hari, helikopter terbang melintas. Ia
berpikir bahwa helikopter tersebut adalah kakeknya yang datang untuk menyelamatkannya. Ia
juga berpikir bahwa ia akan berubah menjadi lalat.

Gririgiri, the Tra

Seorang laki-laki aborigin bekerja kepada orang kulit putih. Ia bekerja untuk mencari batu-
batuan berharga. Orang kulit putih tiba dengan helikopternya. Setelah turun, orang kulit putih itu
kemudian menanyakan kepada laki-laki aborigin tengang keberadaan pekerja dan alat-alat kerja.
Laki-laki aborigin itu tidak senang akan kedatangan tuannya. Ia merasa bahwa orang kulit putih
tersebut ingin diperlakukan seperti Tuhan. Sayangnya, ia tak bisa berbuat banyak.
Orang kulit putih berencana membawa pekerjanya ke Girigiri. Sebelumnya, laki-laki aborigin
bermimpi bertemu dengan Wudal. Wudal merupakan nenek moyangnya dari Dreaming. Wudal
berpesan untuk menjaga batu paling suci mereka, Bad-maraiin. Batu tersebut merupakan
peninggalan Wudal, dan tidak berasal dari Girigiri. Laki-laki aborigin tidak tahu harus berbuat
apa.

Mereka kemudian sampai di Girigiri. Alat-alat dikerahkan untuk mencari batu-batuan berharga.
Namum, mereka tak kunjung mendapatkan batu Bad-maraiin. Hingga malam hari mereka
akhirnya beristirahat di dalam tenda yang mereka bangun. Pada malam hari itu, tercium aroma
air yang sangat segar. Di kolam, ternyata air menyembur ke udara. Air tersebut terasa manis,
sehingga membuat pekerja merasakan kesegaran yang sudah lama tak mereka rasakan.

Orang kulit putih kemudian datang dengan helikopternya. Saat itu angin begitu kencang.
Helikopter itu akhirnya hanyut. Orang kulit putih sudah mencoba menahannya, namun gagal.
Pekerja yakin bahwa helikopter tersebut dibawa oleh Wudal menuju Bralgu. Pekerja kemudian
berisitirahat dan berencana untuk berenang menuju pulau utama sebagaimana yang telah
dilakukan ayahnya.

Goarang, the Anteater

Salah satu perempuan anggota suku Aborigin ditahan di dalam tahanan oleh orang berkulit putih.
Ia ditahan di dalam ruangan yang sempit, ia menyebutnya “kandang”. Sekali dalam sehari, orang
berkulit putih akan membuka kandangnya untuk memasukkan makanan. Namun, makanan yang
diberikan adalah makanan yang tidak layak dimakan oleh manusia seperti kadal dan segenggam
semut.

Di ruangan tersebut, ia dijaga oleh seorang perempuan. Perempuan penjaga tersebut masuk
membawa koran di tangannya. Ia menjelaskan bagaimana perkembangan bangsa Aborigin.
Orang-orang berkulit putih hanya mengatakan apa yang mereka mau katakan. Tidak ada seorang
professor pun yang bisa tahu bagaimana perkembangan kehidupan orang Aborigin. Hanya nenek
moyang di Bralgu yang tahu. Orang-orang berkulit putih tidak ada yang bisa memahami konsep
itu. Satu-satunya yang diharapkan bisa mengerti adalah Gardagan, atau biasa dipanggil sebagai
Rio Tinto oleh orang-orang berkulit putih. Ia harusnya sudah belajar bersamaan dengan waktu
yang dihabiskannya di Ulaki, tempat tinggal mereka. Gardagan telah menjelajahi hampir
keseluruhan wilayah Ulaki.

Perempuan yang ditahan tadi diberikan kepada Gardagan untuk membuat kemah, mencari
makanan, dan beberapa hal lainnya. Ulaki adalah tempat yang sangat luas, sehingga dia
dibutuhkan untuk menjaga Gardagan. Awalnya, orang-orang Ulakan mengira Gardagan akan
memenuhi syarat untuk mengikuti upacara dan kemudian bisa mencari tempat tinggal sendiri di
Ulaki. Orang-orang tua dari Ulaki tidak keberatan dengan keberadaan Gardagan. Hal ini
dikarenakan Gardagan suka membawa barang-barang untuk kemudian dibagian kepada orang-
orang Ulaki. Gardagan telah memiliki beberapa orang anak dari wanita tersebut. Namun,
Gardagan selalu menghiraukan keberadaan anak-anak mereka.

Orang-orang kulit putih memiliki makanan yang melimpah. Hal ini sangat bertolak belakang
dengan penduduk asli Ulakan. Suatu hari, seorang perempuan mencuri sebuah roti dari toko.Ia
kemudian ditangkap dan dipenjara. Semasa ia dipenjara, ia dijadikan sebagai bahan penelitian
perubahan bentuk orang-orang Aborigin. Ketika orang-orang berkulit putih telah pergi, ia
berharap agar bisa mendapatkan waktu berdua dengan Gardagan. Ia sudah sngat lama
menantikan momen itu untuk memberitahu Gardagan tentang anak-anak mereka. Namun,
Gardagan terlihat tidak bisa didekati.

Anda mungkin juga menyukai