Anda di halaman 1dari 6

Pengukuran Kadar Bahan Organik Tanah pada Sampel Tanah Hutan

Produksi, Lindung, Lahan Agroforestry, dan Lahan Kritis


Yusuf Nur Alfandi
202110320311003
Email: adelaviorela1@gmail.com
Jurusan Kehutanan, Fakultas Pertanian-Peternakan, Universitas Muhammadiyah
Malang(University of Muhammadiyah Malang), Jl. Raya Tlogomas No.246, Malang, Jawa Timur,
Indonesia

ABSTRAK
Sumber bahan organik tanah yang utama adalah hasil fotosintesis yaitu bagian atas tanaman seperti
daun, duri serta sisa tanaman lainnya termasuk rumput, gulma dan limbah pasca panen. Bahan
organik di dalam tanah terdiri dari bahan organik kasar dan bahan organik halus atau humus.
Humus terdiri dari bahan organik halus yang berasal dari hancuran bahan organik kasar serta
senyawa-senyawa baru yang dibentuk dari hancuran bahan organik tersebut melalui kegiatan
mikroorganisme di dalam tanah. Bahan organik tanah (BOT) adalah bahan organik dalam tanah
yang telah mengalami lebih dari separuh dekomposisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
klas tekstur tanah melalui pengujian secara kuantitatif yakni pengujian didalam laboratorium
dengan menggunakan beberapa sampel tanah.. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium
Agroteknologi I Universitas Muhammadiyah Malang, pada hari Rabu 22 Juni 2022 pukul 07.00-
08.40 WIB. Pengamatan ini dilakukan dengan menggunakan dua metode yakni metode kuantitatif
dan metode kualitatif. Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan bahwa sampel lahan kritis
mendominasi hasil yang menunjukkan bahwa sampel tanah lahan kritis memiliki kandungan bahan
organik yang tinggi dengan cara kualitatif maupun kuantitatif. Hal ini terjadi karena Tanah-tanah
dengan kadar liat tinggi umumnya kadar bahan organiknya lebih tinggi dibandingkan dengan tanah
yang kandungan liatnya rendah. Walaupun sampel tanah lahan kritis disini didapati memiliki
bahan organik yang tinggi, namun tidak bisa dijadikan acuan bahwa tingkat kesuburan sampel
tanah ini juga tinggi.

PENDAHULUAN tanah terdiri dari bahan organik kasar


dan bahan organik halus atau humus.
Tanah dan air merupakan
Humus terdiri dari bahan organik
sumber alam yang menyokong
halus yang berasal dari hancuran
kehidupan berbagai makluk hidup di
bahan organik kasar serta senyawa-
bumi, sebagai media tanam bagi
senyawa baru yang dibentuk dari
tanaman, dan tempat berpijak
hancuran bahan organik tersebut
makluk hidup di atasnya, termasuk
melalui kegiatan mikroorganisme di
manusia. (Arsyad, 2012). Bahan
dalam tanah. Bahan organik tanah
organik tanah cenderung
(BOT) adalah bahan organik dalam
terkonsentrasi pada lapisan atas tanah
tanah yang telah mengalami lebih
dan pada lapisan atas tanah selalu
dari separuh dekomposisi. Dengan
mendapat suplai bahan organik yang
demikian, bahan organik tanah sudah
terus menerus (Siringoringo.
tidak bisa dikenali bentuknya seperti
2013).Sumber bahan organik tanah
daun, ranting dan lain-lain. Bahan
yang utama adalah hasil fotosintesis
organik tanah biasanya menyusun
yaitu bagian atas tanaman seperti
sekitar 5% bobot total tanah,
daun, duri serta sisa tanaman lainnya
meskipun hanya sedikit tetapi bahan
termasuk rumput, gulma dan limbah
organik memegang peran penting
pasca panen. Bahan organik di dalam
dalam menentukan kesuburan tanah, tanah, berdrainase baik sehingga
baik secara fisik, kimiawi maupun mudah melalukan air, dan mampu
secara biologis tanah. memegang air banyak. Sebagai
akibatnya tanah tidak mudah
Bahan organik tanah
memadat karena rusaknya struktur
dikelompokan menjadi dua, yaitu,
tanah.Penambahan bahan organik
bahan yang belum mengalami
juga menambah ketersediaan hara
perubahan meliputi sisa-sisa yang
dalam tanah.Selain itu juga sebagai
masih segar dan komponen-
penyedia sumber energi bagi
komponen yang belum mengalami
aktivitas mikroorganisme sehingga
transformasi yaitu senyawa yang
meningkatkan kegiatan organisme,
masih berupa sisa peruraian yang
baik mikro maupun makro di dalam
terdahulu. Lalu bahan yang telah
tanah. Praktikum ini sangat
mengalami transformasi Disebut
diperlukan karena berguna untuk
dengan humus. Humus adalah zat
memberikan informasi mengenai
humat yang bercampur bersama
sifat biologi tanah dan Kadar Bahan
dengan produk-produk sintesis
Organik Tanah pada Lahan
mikroba yang sudah menjadi suatu
Hortikultura Agroforestry, Sawah,
senyawa yang stabil serta telah
dan Kritis
menjadi bagian dari tanah.Memiliki
morfologi dan struktur yang berbeda Praktikum ini bertujuan untuk
dengan bahan aslinya. Proses mengetahui klas tekstur tanah
penguraian pembentukan humus melalui pengujian secara kuantitatif
disebut humifikasi. Dalam yakni pengujian didalam
pembentukan humus terjadi laboratorium dengan menggunakan
penurunan yang cepat mengenai beberapa sampel tanah.
komponen-komponen yang dapat
melarut dalam air, dan senyawa- METODE DAN BAHAN
senyawa organik yang mudah Tempat dan Waktu
terdekomposisi.Bahan organik tanah
sering disebut humus. Humus adalah Praktium ini dilaksanakan di
senyawa kompleks asal jaringan Laboratorium Agroteknologi 1
organik tanaman/fauna yang telah Universitas Muhammadiyah Malang
dimodifikasikan atau disintesis oleh pada hari Rabu 22 Juni 2022 pukul
mikroba, yang bersifat agak resisten 07.00-08.40 WIB.
pelapukan, berwarna coklat, amorfus Alat dan Bahan
(tanpa bentuk) dan bersifat koloidal.
Alat yang digunakan dalam
Bahan organik tanah praktikum ini yakni palet plastik,
memiliki peran dan fungsi yang botol pemencar air, timbangan
sangat vital di dalam perbaikan analitik, gelas arloji, corong kaca,
tanah, meliputi sifat fisika, kimia gelas ukur, pipet biasa, pipet gondok,
maupun biologi tanah. Terhadap sifat pipet ukur(510ml), gelas ukur 10 ml,
fisik tanah, bahan organik berperan gelas beker, erlenmeyer 10ml, buret
dalam proses pembentukan dan statip, penjepit, labu ukur 30ml, alat
mempertahankan kestabilan struktur tulis dan alat dokumentasi.
Bahan yang digunakan dalam mortal-martil, menimbang sampel
praktikum ini yakni aquades, tanah halus sebanyak 1 gram,
K2Cr2O7 1N, H2SO4 pekat, H2O2 30%, memasukkan 1 garm sampel tanah
indikator diphenylamine, FeSO4 1N kedalam labu ukur, menambahkan
dan sampel tanah. H2SO4 pekat dan K2Cr2O2 1N ke
dalam labu ukur sampai warnanya
Metode Kerja
berubah kehijauan, mencampurkan
Metode kerja pada praktikum larutan dan mendinginkannya selama
ini yakni menggunakan dua cara 30 menit,melakukan hal yang sama
yakni cara kuantitatif dan kualitatif. tanpa sampel taanh dengan jumlah
Cara kualitatif yakni dengan H2SO41N dan K2Cr2O7 sama untuk
menyiapkan alat bahan. Kemudian blanko,menambah kan 1 ml aquadest
menghaluskan sampel dan hingga larutan menjadi 50 ml,
meletakkan dicawan petri dan mengocok campuran, mengambil 5
menetsi tanah dengan H2O2 30%. ml campuran larutan dan
Setalah itu mengamati percikan gas dipindahkan ke labu erlemayer baru
yang keluar. dan menambahkan 15 ml aquadest,
Cara kuantitatif yakni menetesi FeSO41N sampai larutan
menyiapkan alat dan bahan, berwarna hijau cerah,
menghaluskan tanah menggunakan mendokumentasikan kegiatan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Data praktikum diperoleh dengan pengamatan pada sampel tanah hutan
produksi, tanah hutan lindung, tanah lahan agroforestry, dan tanah lahan kritis.
Hasil tersebut disajikan dengan berupa tabel seperti dibawah. Hasil pengamatan
menunjukkan kandungan bahan organik secara kualitatif dan kuantitatif.
Tabel 1.Hasil Kualitatif (Lapang)
No
Sampel Gejala Klasifikasi
.
Percikan sedang timbul
gelembung sampai ±3
1 Tanah Hutan Produksi mm,mudah terlihat Tinggi
tanpa loup (kaca
pembesar)
Percikan sedikit /
2 Tanah Hutan Lindung nyaris tak tampak atau Rendah
terbatas
Percikan sedikit /
Tanah Hutan
3 nyaris tak tampak atau Rendah
Agroforestry
terbatas
Percikan sedang timbul
gelembung sampai ±3
4 Tanah Lahan Kritis mm,mudah terlihat Tinggi
tanpa loup (kaca
pembesar)
Keberadaan bahan organik pada tanpa loup/kaca pembesar,
lapisan bahwa diakibatkan karena sedangkan sampel tanah hutan
adanya pengelolaan tanah, lindung dan sampel tanah lahan
pengankutan oleh organisme tanah agroforestry memiliki klasifikasi
dan pencucian bahan organic rendah bahan organik yang rendah dengan
(Ichriani, dkk. 2013). Berdasarkan gejala yang timbul saat pengamatan
hasil pengamatan pada tabel 1 dapat yaitu percikan sedikit atau nyaris
diketahui bahwa sampel tanah hutan tidak terlihat dan terbatas. Hal ini
produksi dan sampel tanah lahan terjadi karena Tanah-tanah dengan
kritis memiliki klasifikasi bahan kadar liat tinggi umumnya kadar
organik yang tinggi dengan gejala bahan organiknya lebih tinggi
yang timbul saat pengamatan yaitu dibandingkan dengan tanah yang
percikan sedang dan timbul kandungan liatnya rendah. (Foth,
gelembung sampai ±3mm serta 2012).
gelembung tersebut mudah terlihat

Tabel 2.Hasil Kuantitatif (Laboratorium)


No
Sampel ML BOT (%)
.
1 Tanah Hutan Produksi 1,25 ml 5,24%

2 Tanah Hutan Lindung 1,25 ml 5,36%


Tanah Hutan
3 1,25 ml 5,37%
Agroforestry
4 Tanah Lahan Kritis 1,25 ml 5,41%
Blanko : 2 ml

Berdasarkan hasil tanah hutan produksi dengan


pengamatan pada tabel 2 dapat persentase 5,24%. Penurunan kadar
diketahui bahwa setiap sampel bahan organik di dalam tanah dapat
memiliki persentase bahan organik berakibat buruk pada sifat-sifat tanah
tanah yang berbeda namun tidak jauh tersebut, sehingga kadar bahan
berbedanya, masing – masing sampel organik dapat dijadikan sebagai salah
tanah ditambahkan dengan Fe SO 4 satu parameter penting dalam
sebanyak 1,25 ml. Maka dapat kaitannya dengan tingkat kesuburan
diketahui bahwa sampel tanah yang tanah (Sombroek ,N. 2012).
memiliki persentase bahan organik
tertinggi terdapat pada sampel tanah KESIMPULAN
lahan kritis dengan persentase Berdasarkan hasil
5,41%, sedangkan bahan organik pembahasan dapat disimpulkan
tanah terendah terdapat pada sampel bahwa sampel lahan kritis
mendominasi hasil yang Region). In. Report of the
menunjukkan bahwa sampel tanah Expert Consultation of the Asian
lahan kritis memiliki kandungan Network on Problem Soils.
bahan organik yang tinggi dengan Bangkok. Thailand.
cara kualitatif maupun kuantitatif.
Hal ini terjadi karena Tanah-tanah
dengan kadar liat tinggi umumnya
kadar bahan organiknya lebih tinggi
dibandingkan dengan tanah yang
kandungan liatnya rendah. Walaupun
sampel tanah lahan kritis disini
didapati memiliki bahan organik
yang tinggi, namun tidak bisa
dijadikan acuan bahwa tingkat
kesuburan sampel tanah ini juga
tinggi.

DAFTAR PUSTAKA
Arsyad. S. 2012. Konservasi Tanah
dan Air. IPB Press. Bogor.
Foth, H.D. 2012. Dasar-dasar Ilmu
tanah. Gadjah Mada University
Press. Yogyakarta.
Ichriani, G. I., T. A. Atikah., S.
Zubaidah dan R. Fatmawati.
2013. Kompos Tandan Kosong
Kelapa Sawit untuk
Perbaikan Daya Simpan Air Tanah
Kapasitas Lapangan. Jurnal
Penelitian Universitas
Palangkaraya.
Siringoringo, HH, 2013, Perbedaan
Simpanan Karbon Organik
Pada Hutan Tanaman Acacia
mangium Willd Dan Hutan
Sekunder Muda, Jurnal
Penelitian Hutan dan Konservasi
Alam, Vol. 11, No. 1, Hal. 13-39.
Sombroek, W.G. and F.O.
Nacktergaele. 2012. Identification
and Management of Problem
Soils inTropics and Subtropics (with
emphasis on the Asia Pasifics
LAMPIRAN 100
BOT = 3,11 x % = 5,30%
 Kelompok 1 (Tanah Hutan Produksi) 58

( B− A ) × N . 3  Kelompok 3 (Lahan Agroforestry)


100
[C] = 100 x 10 x x 100%
X mgr 77
100+ KL ( 2−1,25 ) × 1. 3
100
( 2−1,25 ) × 1 .3 [C] = 100 x 10 x x
100 X 1000 77
= 100 x 10 x x 100% 100+6,57
X 1000 77 100%
100+3,84
( 0,75 ) × 3 100 0,75 100
= × 10× ×100 %
= x 10 x x 100% 0,930× 1000 77
0,960× 1000 77
2,25 100
2,26 100 = ×10 × × 100 %
= ×10 × ×100 % 930 77
960 77 100
= 0,0023 x 10 x ×100 %
100 77
= 0,0023 x 10 x x 100% = 0,0312 x 100% = 3,12%
77
100
100 BOT = 3,12 x % = 5,37%
= 0,0234 x x 100% 58
77
= 0,0304 x 100%  Kelompok 4 (Lahan Kritis)
= 3,04 %
100 ( 2−1,25 ) × 1. 3
BOT = [C] = % 100
58 [C] = 100 x 10 x x
X 1000 77
100+7,35
100 100%
= 3, 04 x %
58
0,75 .3 100
= 5,24% = ×10 × × 100 %
0,931× 1000 77
 Kelompok 2 (Hutan Lindung)
2,25 100
= ×10 × × 100 %
( 2−1,25 ) × 1. 3 931 77
100
[C] = 100 x 10 x x
X 1000 77 100
100+6,66 = 0,00242 x 10 x ×100 %
77
100%
0,75 . 3 100 = 0,0314 x 100% = 3,14%
= × 10× ×100 %
0,937 ×1000 77 100
BOT = 3,14 x % = 5,41%
2,25 100 58
= ×10 × × 100 %
937 77
100
= 0,0024 x 10 x ×100 %
77
100
= 0,024 x ×100 %
77
= 0,0311 x 100%
= 3,11%

Anda mungkin juga menyukai