Anda di halaman 1dari 40

Qualified Risk Management Officer/Profesional

Pelaksana/Profesional Manajemen Risiko


Berkualifikasi
Persiapan Sertifikasi Profesi
Manajemen Risiko Berbasis SNI ISO 31000
4 Oktober 2021

1
Skema QRMO

2
010.01
Mengaplikasikan Proses
Manajemen Risiko Sesuai
SNI ISO 31000

3
• Notes:

Unit Kompetensi

4
• Notes:

Unit Kompetensi

5
• Notes:

Tujuan Pembelajaran
• Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta diharapkan
mampu:
• Melakukan asesmen risiko
• Menetapkan perlakuan risiko terhadap risiko-risiko yang
telah diases
• Memantau dan meninjau ulang proses manajemen risiko

6
Studi Kasus Implementasi Proses
Manajemen Risiko Sektor Publik
• Sorotan Industri Pada awal tahun 2020, Stark sebagai Gubernur di
Provinsi Falnova mengadakan pertemuan dengan seluruh perangkat
kerja pemerintahan untuk membahas rencana kerja mereka untuk 5
tahun kedepan. Salah satu rencana kerja yang menjadi fokus
pembangunan provinsi adalah penyediaan infrastruktur untuk
menunjang mobilitas masyarakat melalui pembangunan moda
transportasi kereta cepat yang direncanakan bisa selesai dan siap
digunakan dalam 4 tahun kedepan. Stark menyatakan bahwa dalam
pembangunan kereta cepat, skema yang akan digunakan adalah
Public Private Partnership (PPP).

7
8
• Adapun pembagian tugas dalam kerjasama ini adalah (1) pihak pemerintah
bertanggung jawab dalam tahapan perencanaan dan pembangunan
sarana serta prasarana kereta cepat. Sementara itu, (2) penyediaan kereta
dan pengelolaan dilakukan oleh pihak swasta. Pada pertemuan tersebut,
Stark juga menyatakan mengapa skema PPP dipilih untuk pengadaan
barang publik. Stark mengatakan “Saya sadar betul selama proses
perencanaan, pembangunan, dan operasionalisasi kereta cepat, kita pasti
menghadapi banyak ketidakpastian yang mungkin menimbulkan risiko”.
Stark juga menegaskan “Skema PPP ini dipilih untuk membagi risiko yang
timbul dalam proyek kereta cepat dengan pihak lain. Perlu diingat oleh
bapak dan ibu sekalian, pembagian risiko ini tidak serta merta
menghilangkan risiko yang akan kita hadapi”. Kepada seluruh satuan kerja
pemerintahan yang terkait, Stark menambahkan beberapa faktor yang
harus diperhatikan diantaranya faktor lingkungan, pembiayaan, serta
operasional. Stark juga menyatakan bahwa selama proses pembangunan,
akan dihadapkan pada gejolak politik karena adanya pemilihan kepala
daerah dan juga presiden.

9
10
• Dalam hal memastikan seluruh proyek berjalan tepat waktu,
Stark mengatakan bahwa pemerintah menghadapi potensi fase
persiapan pembangunan tidak terselesaikan tepat waktu
karena pembebasan lahan yang terkendala oleh kepastian
hukum.. Pembebasan lahan dapat terkendala karena pemilik
lahan (a) enggan untuk menjual kepemilikan tanahnya. Selain
itu, gagalnya pembebasan lahan juga dapat disebabkan oleh
(b) para pihak yang saling mengklaim kepemilikan lahan
(sengketa). Aspek legalitas lahan ini perlu diperhatikan agar
pemerintah tidak tersandung permasalahan hukum. Selain itu,
apabila tanah yang dibutuhkan tidak bisa “terbebaskan”, maka
dikhawatirkan fase 1 pembangunan tidak tercapai dan
merugikan dari sisi anggaran.

11
12
• Faktor lainnya yang perlu diperhatikan adalah faktor manusia yang bekerja
di lapangan (proyek). Bagi pekerja lapangan, keselamatan kerja
merupakan hal krusial untuk bisa bekerja dengan produktif dan
menyelesaikan pembangunan yang dilakukan. Apabila keselamatan kerja
tidak diperhatikan, potensi pekerja lapang yang mengajukan resign dapat
meningkat. Kondisi saat ini jumlah pekerja lapang baru mencapai 90% dari
total pekerja yang seharusnya dipekerjakan. Pemerintah Falnova (a) belum
menyediakan sistem manajemen K3 (kesehatan dan keselamatan kerja)
dengan standar yang seharusnya. Selain itu, (b) para pekerja juga tidak
diikutsertakan pada asuransi keselamatan kerja, sehingga jika terjadi
kecelakaan kerja pekerja yang harus menanggung biayanya sendiri.
Apabila hal tersebut tidak diatasi dengan baik, maka ada kemungkinan
pemerintah menghadapi kondisi kekurangan pekerja untuk pembangunan
kereta cepat. Kondisi ini bisa memunculkan dampak yang kurang baik
yaitu terhambatnya proses pembangunan kereta cepat

13
14
• Dari sisi anggaran, faktor fluktuasi nilai tukar mata uang dan
ketepatan waktu pengiriman bahan baku juga perlu
diperhatikan. Pengadaan bahan baku untuk pembangunan
kereta cepat saat ini masih diimpor dari negara lain. Impor
yang dilakukan karena kualitas bahan baku dalam negeri dinilai
kurang baik untuk digunakan dalam proyek ini. Keterlambatan
pengiriman bahan baku pada akhirnya bisa berpengaruh pada
pembengkakan realisasi anggaran untuk bahan baku yang
digunakan dalam proses pembangunan. Dampak tersebut juga
dapat terjadi apabila kurs mata uang asing tidak dikelola
dengan baik, maka ada kemungkinan kerugian akibat mata
uang yang ditransaksikan memiliki nilai lebih tinggi dari
ekspektasi/rencana awal. Jika risiko terjadi, cost yang
dikeluarkan dapat lebih besar dari jumlah yang sudah
direncanakan.

15
16
• Berbicara mengenai sasaran, Stark berharap target yang
sudah ditetapkan dapat tercapai sesuai rencana. Stark
juga menambahkan, dalam rangka mencapai sasaran,
pasti akan ada berbagai tantangan dan ketidakpastian
yang dapat menimbulkan risiko. Stark mengatakan bahwa
beliau tidak ingin apabila perangkat kerja pemerintah
menghindari risiko yang muncul, tetapi ingin agar kita
menghadapi risiko tersebut dengan perhitungan yang
matang. Oleh karena itu, Stark menghimbau kepada
seluruh pihak yang terkait untuk menerima risiko yang
berdampak rendah atau sangat rendah, dengan
kemungkinan kejadian risiko yang sedang.

17
18
• Setiap sumber daya manusia pada perangkat kerja masing-masing harus
mampu berkontribusi dan bekerja sama dengan baik, agar sasaran setiap
unit perangkat kerja dapat tercapai. Selain itu, Stark juga
memperbolehkan bagi kepala sub bagian yang mampu memahami risiko
sub bagian lain untuk dapat membantu sub bagian tersebut. Karena
dengan kerja sama yang baik, sasaran akan dapat tercapai lebih cepat dan
mudah. Stark menginformasikan bahwa pengajuan anggaran untuk
pembangunan Provinsi Falnova 5 tahun kedepan adalah sebesar 100
Triliun sudah disetujui. Tetapi perlu diperhatikan bahwa Stark hanya
memperbolehkan deviasi kerugian maksimum adalah 15% dari total
anggaran pembangunan kereta cepat. Pada pertemuan berikutnya, Stark
mengumpulkan seluruh pemangku kepentingan yang relevan untuk
membahas dan menentukan kriteria risiko. Adapun pembahasan dari
pertemuan ini adalah diperbolehkan penggunaan parameter selain diukur
dengan nilai mata uang, serta persetujuan kriteria kemungkinan risiko
dengan menetapkan batas atas dan batas bawah untuk frekuensi kejadian
dan probabilitas.

19
20
• D1 Pertama adalah kriteria dampak perihal keuangan (D1).
Stark sudah menyetujui bahwa pembangunan kereta cepat
yang dilakukan akan membutuhkan biaya sebesar 10 Triliun.
Walaupun Stark tidak menginginkan adanya biaya lebih yang
harus dikeluarkan, namun beliau juga menyadari bahwa ada
kemungkinan pembengkakan anggaran. Oleh karena itu maka
Stark mengatakan bahwa parameter yang dapat digunakan
untuk kriteria dampak keuangan (D1) dimulai dari kerugian
terkecil < 100 Miliar, sedangkan kerugian terbesar adalah > 1,5
Triliun.
D2 Selanjutnya, untuk kriteria dampak hukum (D2). Parameter
dapat dimulai dari tahap terkecil yaitu tidak terdapat tuntutan,
sedangkan kriteria dampak terbesar yaitu organisasi dituntut
dan didenda, kontrak atau perjanjian batal demi hukum.

21
22
• D3 Serta untuk kriteria dampak sumber daya manusia (D3).
Stark mengatakan, kriteria dampak terkecil yaitu tidak terdapat
pekerja lapang (proyek) yang resign, sedangkan kriteria
dampak terbesar yaitu terdapat > 10% pekerja lapangan
(proyek) yang resign.

• D4 Selain itu, Stark juga mengatakan bahwa kriteria dampak


reputasi perlu diperhatikan selama proses pembangunan
kereta cepat (D4). Parameter paling kecil adalah adanya
pemberitaan negatif dan dimuat pada media sosial; berita
negatif dimuat pada media sosial dan menjadi trending
topic/viral, berita negatif dimuat pada media lokal, berita
negatif dimuat pada media nasional, dan paling besar adalah
berita negatif dimuat pada media nasional dan internasional.

23
24
25
Pemantauan Risiko:
• Risiko 1:
• Perkiraan konsekuensi terburuk dari penyebab risiko adalah
pembebasan lahan yang terkendala oleh ketidakpastian hukum yang
berakibat adanya tuntutan ganti rugi/denda terhadap organisasi,
kontrak atau perjanjian batal demi hukum. Dengan kemungkinan
kejadian terjadi sebesar 63%.
• Risiko 2:
• Perkiraan konsekuensi terburuk dari penyebab risiko adalah potensi
tingkat pekerja lapang (proyek) yang resign sebesar 15% dari jumlah
pegawai yang dipekerjakan. Dengan tingkat kemungkinan kejadian
terjadi sebesar 60%.
• Risiko 3:
• Perkiraan konsekuensi terburuk dari penyebab risiko adalah
pembengkakan biaya bahan baku melebihi 1,5 Triliun. Dengan tingkat
kemungkinan kejadian terjadi sebesar 96%.

26
Soal No 1
Buatlah kriteria Dampak dan Kemungkinan Risiko sesuai dengan
konteks organisasi.
Dampak D1 D2 D3 D4
Sangat Kecil
Kecil
Sedang
Besar
Sangat Besar

Kemungkinan Frekuensi Terjadi Probabilitas


Jarang
Kemungkinan Kecil Terjadi
Mungkin Terjadi
Kemungkinan Besar Terjadi
Hampir pasti terjadi

27
Soal No 2:
Tentukan kriteria selera dan toleransi risiko yang ditetapkan
oleh organisasi.

Selera Risiko
Toleransi Risiko

28
Soal No 3:
Tentukan kriteria pengukuran risiko beserta
tindakan/eskalasi yang harus dilakukan organisasi.

Tingkat Skala Minimum Skala Maksimum Tindakan


Sangat Rendah
dan Rendah
Sedang
Tinggi dan Sangat
Tinggi

29
30
Soal No 4:
Lakukan identifikasi peristiwa risiko dengan menemukan
tiga peristiwa risiko, penyebab, penyebab utaman, dan jenis
dampak untuk satu sasaran utama organisasi. Perhatikan
konteks internal dan eksternal berdasarkan soal pada studi
kasus.
Sasaran Risiko Penyebab 1 Penyebab 2 Dampak /
Proses Akibat

31
Soal No 5:
Lakukan analisis eksposur risiko untuk setiap risiko yang
teridentifikasi dengan cara menetapkan dan mengukur nilai
kemungkinan dan konsekuensi risiko.

5
Risiko Eksposur Risiko
K D N

32
Soal No 6:
Lakukan evaluasi risiko terhadap seluruh peristiwa risiko dengan cara
menentukan apakah setiap peristiwa risiko tersebut dapat diterima atau
tidak. Misal (Terima [TE]; Tolak [TO]; Berbagi [BG]; Turunkan [TU] dengan
memperhatikan hasil analis dan selera risiko yang telah ditetapkan.
Lakukan pemeringkatan prioritas risiko.

5 6
Risiko Eksposur Evaluasi Prioritas
Risiko Risiko Risiko
K D N

33
Soal No 7:
Buatlah rencana perlakuan risiko yang sesuai dengan jenis perlakuan
yang dipilih dengan memperhatikan peristiwa risiko dan
penyebabnya.
Lakukan penilaian kembali terhadap eksposur risiko setelah dilakukan
rencana pengendalian.
5 6 7
Risiko Eksposur Evaluasi Prioritas Rencana Perlakuan Eksposur
Risiko Risiko Risiko Risiko Risiko
K D N K D N

34
Soal 4:
• Buatlah rencana perlakuan risiko yang sesuai dengan jenis perlakuan
yang dipilih.

35
Soal No 8:
Buatlah rencana komunikasi dan konsultasi dengan
menggunakan metode RACI Matrix untuk masing-masing
risiko terindentifikasi.

36
RACI Matrix

37
Contoh Struktur Organisasi Pemerintahan

38
Soal No 9:
Prosedur Pemantauan dan Tinjauan
• Lakukan prosedur Pemantauan dan Tinjauan terhadap perlakuan risiko yang dipilih, meliputi:
• Menentukan pihak yang bertanggung jawab
• Media pemantauan dan tinjauan yang digunakan
• Frekuensi pemantauan dan tinjauan yang akan dilaksanakan
Rencana Perlakuan Media Pemantauan / Frekuensi Pemantauan /
PIC
Risiko Peninjauan Peninjauan

39
thank you

40

Anda mungkin juga menyukai