Anda di halaman 1dari 20

SISTEM STARTING

Materi Kompetensi Indikator Pencapaian


Materi Pokok
Pembelajaran Dasar Kompetensi
Sistem Starting 4.2 Menjelaskan 4.3.1 Mendiskusikan proses  Wiring
cara kerja kerja sistem starting diagram
sistem starting 4.3.2 Menjelaskan cara kerja Sistem
sistem starting starting
4.3 Melakukan 4.3.3 Mendemonstrasikan  Cara kerja
perawatan perawatan sistem sistem sistem
pada sistem starting starting
starting 4.3.4 Melakukan perawatan
 Perawatan
pada sistem starting.
sistem
starting

a. Tujuan Kegiatan Belajar


1. Peserta didik dapat mendiskusikan proses kerja sistem starting
2. Peserta didik dapat menjelaskan cara kerja sistem starting
3. Peserta didik dapat mendemontrasikan perawatan pada sistem starting
4. Peserta didik dapat melakukan perawatan pada sistem starting

b. Uraian Materi
CARA KERJA SISTEM STARTING
a. Tipe Konvensional
1. Kunci Kontak Pada Posisi “START”
Bila kunci kontak diputar pada posisi START ,Terminal 50 akan mengalirkan arus listrik
dari baterai ke hold-in dan pull-in coil. Dari pull-in coil kemudian arus mengalir ke field
coil dan armature coil melalui terminal C. Pada titik ini,penurunan tegangan pada pull-in
coil mempertahankan aliran arus yang mengalir pada bagian motor (field coil dan
armature) kecil, sehingga motor berputar dengan putaran lambat .Pada saat yang
bersamaan medan magnet yang dibangkitkan oleh hold-in dan pull-in coil menarik
plunger ke kanan melawan pegas pengembali.Gerakan ini menyebabkan pinion gear
terdorong ke kiri dan berkaitan dengan ring gear.Kecepatan putar motor yang lambat akan
membuat perkaitan gigi menjadi lembut. Alur spiral membantu perkaitan pinion dan ring
gear menjadi lebih lembut.

Gambar 9. 1. Sistem starter dengan posisi pinion terkait

2. Pinion Gear dengan Ring gear Berkaitan


Bila magnetic switch dan ulir spiral mendorong pinion gear pada posisi dimana berkaitan
penuh dengan ring gear,contact plate yang tersentuh ujung plunger membuat main Relay
ON dengan menghubungkan terminal 30 dan C.Akibatnya hubungan ini maka arus yang
mengalir ke motor menjadi lebih besar dan menyebabkan motor berputar dengan momen
yang lebih besar.Alur spiral memperkuat perkaitan pinion gear dengan ring gear .Pada
saat itu tegangan pada ujung pull-in coil menjadi sama sehingga arus tidak lagi mengalir
pada kumparan ini,oleh karena itu plunger di tahan pada posisinya dengan gaya magnet
yang dihasilkan oleh hold-in coil.
Gambar 9. 2. Starter gigi pinion berhubungan penuh

3. Kunci Kontak Pada Posisi “ON”


Bila kunci kontak dikembalikan ke posisi ON dari posisi START,maka tegangan yang
diberikan ke terminal 50 akan terputus.Main switch tetap tertutup tetapi sebagian arus
mengalir dari terminal C ke hold-in coil melalui pull-in coil.Dengan mengalirnya arus
melalui hold-in coil dengan arah yang sama seperti pada saat kunci kontak diposisikan
pada START,ini akan membangkitkan medan magnet yang menarik plunger.Pada pull-in
coil arus mengalir dengan arah yang berlawanan,dan membangkitkan medan magnet
yang akan mengembalikan plunger ke posisinya semula.
Medan magnet yang terjadi pada kedua kumparan tersebut akan saling
meniadakan,sehingga plunger akan tertarik mudur kembali oleh pegas pembalik.Dengan
demikian ,maka arus besar yang diberikan ke motor akan terputus dan bersamaan
dengan itu pula plunger akan memutuskan hubungan pinion gear dengan ring gear.
Gambar 9. 3. Motor starter posisi switch OFF

1. Armature Brake
sesaat setelah start mesin pinion gear yang masih berputar karena gaya inertia dapat
menyebabkan kerusakan bila terjadi hubungan antara pinion gear dan ring gear.Untuk
mencegah hal ini,motor starter tipe konvensional dilengkapi dengan mekanisme brake
dengan konstruksi seperti diperlihatkan pada gambar dibawah.
Ketika return spring didalam magnetic switch menarik kembali pinion gear,brake spring
menarik armature melawan brush holder. Bila brush holder telah menyatu dengan
commutator end frame,armature akan segera berhenti berputar.

Gambar 9. 4. Komutator dan rem angker

b. Tipe Reduksi
1. Bila kunci kontak diputar pada posisi START.
Terminal 50 dilalui arus listrik dari baterai ke hold-in dan pull-in coil. Dari pull-in coil, arus
kemudian mengalir ke field coil dan armature coil melalui terminal C. Pada titik ini, motor
berputar pada kecepatan rendah, dengan adanya energi pada pull-in coil menyebabkan
tegangan turun yang mana akan membatasi arus yang mengalir ke komponen motor (field
coil dan armature).
Pada saat yang sama pull-in dan hold-in membangkitkan medan magnet yang menekan
plunger ke kiri melawan return spring. Pinion gear kemudian bergeser ke kiri sampai
berhubungan dengan ring gear. Kecepatan motor yang rendah pada tahap ini
menyebabkan kedua roda gigi berhubungan dengan lembut.
Alur spiral juga membantu pinion dan ring gear untuk berhubungan lebih lembut.

Gambar 9. 5. Rangkaian sistem starter tipe reduksi.

2. Pinion dan Ring gear Berhubungan


Bila magnetic switch dan alur spiral mendorong pinion gear pada posisi dimana berkaitan
penuh dengan ring gear, contact plate menyentuh plunger membuat main switch on oleh
hubungan singkat antara terminal 30 dan C. Akibat hubungan ini maka arus yang melalui
motor starter lebih besar, yang menyebabkan motor berputar dengan momen yang lebih
besar pula. Alur sepitral membantu pinion gear berkaitan lebih kuat dengan ring gear.
Pada saat yang sama, tegangan pada kedua ujung pull-in coil menjadi sama sehingga
tidak ada arus yang mengalir melalui kumparan ini. Plunger kemudian ditahan pada
posisinya hanya dengan gaya magnet yang dihasilkan oleh hold-in coil.

Gambar 9. 6. Kerja sistem starter posisi gigi pinion berhubungan.

3. Kunci Kontak Pada Posisi “ON”


Bila kunci kontak dikembalikan ke posisi ON dari posisi START, maka tegangan yang
diberikan ke terminal 50 akan terputus. Main switch akan tetap tertutp, tetapi
sebagian arus mengalir dari terminal C ke hold-in coil melalui pull-in coil. Dengan
mengalirnya arus melalui hold-in coil dengan arah yang sama seperti pada saat kunci
kontak pada posisi START, hal ini akan membangkitkan medan magnet yang menarik
plunger. Pada pull-in coil, arus mengalir dengan arah yang berlawanan, dan
membangkitkan medan magnet yang akan mengembalikan plunger pada posisinya
semula.
Medan magnet yang dihasilkan oleh kedua kumparan ini akan saling
meniadakan, sehingga plunger akan tertarik mundur oleh return spring. Dengan demikian,
arus yang besaryang diberikan ke motor akan terputus dan bersama dengan itu pula
plunger akan membebaskan hubungan pinion dengan ring gear.
Armature yang digunakan pada motor starter tipe reduksi mempunyai gaya inertia
lebih kecil bila dibandingkan dengan tipe konvensional, sehingga akan segera berhenti
bila terjadi gesekan. Motor starter tipe ini tidak memerlukan mekanisme brake seperti
yang digunakan pada motor starter tipe konvensional.

Gambar 9. 7. Sistem starter kunci kontak posisi OFF.

c. Tipe Planetary
1. Mekanisme Pengurangan Kecepatan
Pengurangan kecepatan poros armature dilakukan oleh tiga buah planetary gear dan 1
internal gear. Pada poros armature berputar, maka planetary gear akan berputar dengan
arah sebaliknya yang selanjutnya menyebabkan internal gear berputar. Akan tetapi karena
internal gear terikat, planetary gear itu sendiri akhirnya berputar di dalam internal gear.
Karena planetary gear terpasang ada poros planetary gear, mkan putaran planetary gear
akan menyebabkan poros planetary gear berputar juga. Perbandingan gigi antara gigi
poros armature dengan planetary gear dan internary gear adalah 11:15:43 yang
menghasilkan perbandingan reduksi sekitar 5, mengurangi kecepatan putar pinion gear
1/5 dari putaran yang sebenarnya.

Gambar 9. 8. Cara kerja planetary.

2. Damping device
Internal gear biasanya dipasang mati, tetapi bila momen yang diberikan ke starter terlalu
besar, maka internal gear pada akhirnya akan berputar untuk membuang momen yang
berlebihan dan mencegah kerusakan pada armature dan bagian- bagian lain. Internal
gear diikat dengan clutch plate dan clutch plate didorong oleh spring washer. Bila
memang yang berlebihan membawa internal gear, clutch plate akan menahan gaya
dorong spring washer berputar sehingga internal gear ikut berputar. Dengan cara itulah
momen yang berlebihan dapat diredam.

Gambar 9. 9. Rumah planetary.

PERAWATAN SISTEM STARTING


Problem saat starter (starting) dapat dikelompokkan dalam dua kategori :
1. Mesin dapat berputar normal tetapi tidak dapat hidup.
2. Kecepatan putar terlalu rendah untuk menghidupkan mesin.
Bila mesin dapat berputar normal tetapi tidak dapat hidup, masalahnya terletak pada sistem
pengapian bahan bakar atau kompresi. Akan tetapi bila putarannya terlalu lambat untuk
menghidupkan mesin, maka permasalahannya terletak pada sistim starter, akan tetapi tidak
tertutup kemungkinan problem pada mesin itu sendiri. Pada tempratur yang sangat rendah
diperluakn momen yang jauh lebih besar untuk memutarkan mesin karena viskositas
minyak pelumas amat tinggi.
Pada troubleshooting diperlukan penelitian yang cermat pada kondisi dimana masalah
timbul, untuk membantu anda menentukan lokasi sumber masalah dengan tepat.

1. Garis besar pemeriksaan pada kendaraan


Bila terpikir bahwa penyebab gangguan tidak terletak pada mesin melainkan pada sistem
starter, maka pertama-tama periksalah apakah tegangan yang diberikan pada motor starter
norml atau tidak dengan motor starter terpasang pada kendaraan.
Meskipun sirkuit yang digunakan pada autounit alat berat yang sebenranya bervariasi
konfogurasinya dari satu model ke model lainnya, merekan d klompokkan dalam dua tipe,
yaitu: yang mempunyai Relay starter dan tanpa Relay. Diagram di bawah menggambarkan
pada kedua tipe, terminal 30 tetap terhubung dengan terminal baterai sedangkan Terminal
50 hanya terhubung pada saat kunci kontak pada posisi START. Sirkut starter yang
digunakan pada kendaraan dengan transmisi otomatis juga mempunyai netral start
switch untuk mencegah terhubungnya sirkuit yang dapat menghidupkan motor starter
kecuali bila shift lever pada posisi N (neutral) atau P (park).
Bila kendaraan dengan clutch start sistem (model transmisi manual untuk US dan Canada),
clutch starter Relay dan dan clutch start switch di pasang untuk mencegah start bila pedal
kopling tidak diinjak.
Gambar 9. 10. Rangkaian sistem starter tanpa menggunakan Relay.

Gambar 9. 11. Rangkaian sistem starter menggunakan Relay.

Periksaan pada kendaran mencakup tiga item berikut :


1. Periksa tegangan terminal baterai ( V1)
2. Periksa tegangan terminal 30 (V2)
3. Periksa tegangan terminal 50 (V3)
Gambar 9. 12. Pemeriksaan rangkaian sistem starter.

2. Garis besar test kemampuan


Bila pemeriksaan pada kendaraan telah menemukan bahwa motor starter harus dilepaskan
dari kendaraan dan harus di overhaul, maka sebelum mulai membongkar motor stater,
pertama-tama secara kasar dianjurkan untuk menentukan sumber gangguan dengan
mengikuti cara test kemampuan dan ini akan mempercepat pekerjaan ovelhaul.
Test kemampuan mencangkup empat item berikut :
1. Test pull-in
2. Test hold-in
3. Test kembalinya pinion
4. Test tampa beban
Prosedur trouble shooting

Ada sekitar 6 gejala yang dapat terlihat pada sistem starter :


1. Gejala 1
Saat kunci kontak diputar ke posisi START motor starter tidak bekerja. (Pinion gear tidak
bergerak keluar dan motor starter tidak berputar)
Gangguan semacam ini mungkin terdapat pada bagian kelistrikan yang berhubungan
dengan terminal 50,atau pada motor starter.
1. Ukur tegangan terminal baterai.
Pada saat kunci kontak diposisikan ke START,tegangannya harus 9,6 V atau lebih
tinggi.Bila hasil pengukuran ternyata lebih rendah, lakukan pengisian atau gati
baterai .Periksa juga kerak atau kotoran pada terminal baterai.
2. Ukur tegangan terminal 50 motor starter dengan massa.
Pada saat kunci kontak pada posisikan START,tegangan arus 8 V atau lebih tinggi.Bila
tegangannya dibawah harga tersebut,periksa bagian-bagian wiring antara baterai
dengan terminal 50 dan perbaiki atau ganti bagian-bagian yang rusak.
3. Sebelum membongkar motor starter ,dengan menentukan secara kasar sumber masalah
akan memperlancar pekerjaan .(Dalam hal ini gangguan mungkin saja terjadi karena
gangguan pada pull-in coil,field coil ,kabel- kabel dari terminal C sampai dengan
bagian-bagian motor dan sebagainya).

2. Gejala 2
Kunci kontak putar ke posisi START ,menyebabkan pinion gear bergerak keluar dengan
suara klik ,tetapi motor starter tetap diam atau tidak berputar. Permasalahan seperti ini
biasanya terdapat pada motor starter ,mesin itu sendiri,atau pada sistem kelistrikan
sampai ke terminal 30.
1. Periksa tahanan putaran mesin
Periksa apabila diperlukan momen yang lebih besar dari biasanya untuk memutar
mesin dengan cara memutarkan poros engkol dengan kunci sok, dan sebagainya.
2. Ukur tegangan terminal baterai
Pada saat kunci kontak pada posisi START ,tegangan pada terminal baterai harus 9,6 V
atau lebih besar. Bila hasil pengukuran berada di bawah harga tersebut, lakukan
pengisian (recharge) atau ganti baterai. Periksa juga kotoran dan karat pada terminal
baterai.
3. Ukur tegangan antara terminal 30 motor starter dengan massa. Pada saat kunci kontak
di posisikan pada START ,tegangan harus 8 V atau lebih besar.
Bila hasil pengukuran di bawah harga tersebut, periksa kabel antara terminal baterai
dengan terminal 30 dan perbaiki atau ganti bila perlu.
4. Sebelum membongkar motor starter, menentukan sumber masalah secara kasar akan
sangat membantu, sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan dengan lebih lancar (Dalam
hal ini, gangguan mungkin timbul pada switch contact yang keadaannya kurang baik,
tahanan listrik antara komutator dengan brush terlalu tinggi, starter clutch slip dan lain-lain).

3. Gejala 3
Bila kunci kontak diputar ke posisi START, pinion gear akan bergerak keluar masuk
berulang-ulang. Masalah ini biasanya disebabkan tegangan pada terminal 50 tidak cukup,
atau kerusakan pada motor starter itu sendiri.
1. Ukur tegangan terminal baterai.
Bila kunci kontak diputar ke posisi START, tegangan terminal baterai harus 9,6 V atau lebih
besar.
Bila hasil pengukuran ternyata berada di bawah harga terebut, lakukan pengisian
(recharge) atau gati baterai. Periksa juga kotoran dan karat pada terminal baterai.
2. Ukur tegangan antara terminal 50 motor starter dengan massa.
Bila kunci kontak diposisikan ke START, maka tegangannya harus 8 V atau lebih besar.
Bila hasil pengukurannya ternyata berada di bawah harga tersebut, periksa komponen
wiring antara baterai dengan terminal 50 dan perbaiki atau ganti bila ada bagian yang
rusak.
3. Sebelum membongkar motor starter, tentukan sumber masalah secara kasar sehingga
pekerjaan dapat dilaksanakan dengan lebih lancar (Dalam hal ini gangguan mungkin saja
terjadi karena gangguan pada hold-in coil yang rusak, massa hold-in coil yang kurang baik
dan sebagainya).

4. Gejala 4
Motor starter terus bekerja meskipun kunci kontak telah dikembalikan ke posisi ON dari
posisi START.
Masalah ini sumbernya mungkin terdapat pada kunci kontak, Relay starter atau motor
starter
1. Periksa kunci kontak
Pada saat kunci kontak dikembalikan ke posisi ON, hubungan ke motor starter harus
terputus.
2. Periksa Relay starter, bila ada.
Periksa dan pastikan bahwa Relay/bekerja normal.
3. Sebelum membokar motor starter,tentuka sumber gangguan secara kasar dan ini akan
sangat membantu memperlancar pekerjaan (Dalam hal ini, gangguan mungkin disebabkan
oleh return spring yang sudah lemah, plunger macet dan sebagainya)

5. Gejala 5
Bila kunci kontak di putar ke posisi START akan menyebabkan pinion gear bergerak keluar.
Starter berputar, dan menimbulkan suara berisik yang tidak wajar tetapi mesin tidak
berputar.
Masalah seperti ini biasanya disebabkan oleh pinion gear atau ring gear yang rusak. Bila
ditentukan kerusakan maka gantilah gear.

6. Gejala 6
Bila kunci kontak dikembalikan ke posisi START setelah mesin gagal hidup, maka pinion
gear akan membuat suara berisik yang tidak wajar (hanya terjadi pada motor tipe
konvensional).
Dalam hal ini gangguan biasanya terletak pada mekanisme brake. Lakukan test motor
starter tanpa beban dah lihat bahwa pinion gear segera berhenti berputar bila daya
diputuskan. Bila tidak berhenti dengan segera, perbaiki mekanisme brake.
c. Rangkuman
CARA KERJA
1. Kunci Kontak Pada Posisi “START”

Bila kunci kontak diputar pada posisi START ,Terminal 50 akan mengalirkan arus listrik
dari baterai ke hold-in dan pull-in coil. Dari pull-in coil kemudian arus mengalir ke field coil
dan armature coil melalui terminal C. Pada titik ini, penurunan tegangan pada pull-in coil
mempertahankan aliran arus yang mengalir pada bagian motor (field coil dan armature)
kecil, sehingga motor berputar dengan putaran lambat. Pada saat yang bersamaan medan
magnet yang dibangkitkan oleh hold-in dan pull-in coil menarik plunger ke kanan
melawan pegas pengembali. Gerakan ini menyebabkan pinion gear terdorong ke kiri dan
berkaitan dengan ring gear. Kecepatan putar motor yang lambat akan membuat perkaitan
gigi menjadi lembut. Alur spiral membantu perkaitan pinion dan ring gear menjadi lebih
lembut.

Gambar 9. 13. Sistem starter dengan posisi pinion terkait

2. Pinion Gear dengan Ring gear Berkaitan


Bila magnetic switch dan ulir spiral mendorong pinion gear pada posisi dimana berkaitan
penuh dengan ring gear, contact plate yang tersentuh ujung plunger membuat main Relay
ON dengan menghubungkan terminal 30 dan C.Akibatnya hubungan ini maka arus yang
mengalir ke motor menjadi lebih besar dan menyebabkan motor berputar dengan momen
yang lebih besar. Alur spiral memperkuat perkaitan pinion gear dengan ring gear. Pada
saat itu tegangan pada ujung pull-in coil menjadi sama sehingga arus tidak lagi mengalir
pada kumparan ini, oleh karena itu plunger di tahan pada posisinya dengan gaya magnet
yang dihasilkan oleh hold-in coil.

Gambar 9. 14. Starter gigi pinion berhubungan penuh

PERAWATAN
Pemeriksaan pada kendaran mencakup tiga item berikut :
1. Periksa tegangan terminal baterai ( V1)
2. Periksa tegangan terminal 30 (V2)
3. Periksa tegangan terminal 50 (V3)
Pemeriksaan Pada Motor Starter
Bila pemeriksaan pada kendaraan telah menemukan bahwa motor starter harus dilepaskan
dari kendaraan dan harus di overhaul, maka sebelum mulai membongkar motor stater,
pertama-tama secara kasar dianjurkan untuk menentukan sumber gangguan dengan
mengikuti cara test kemampuan dan ini akan mempercepat pekerjaan overhaul.
Test kemampuan mencangkup empat item berikut :
1. Test pull-in
2. Test hold-in
3. Test kembalinya pinion
4. Test tampa beban

d. Tes formatif
1) Jelaskan cara kerja motor starter konvensional saat posisi mulai start !
2) Jelaskan cara kerja motor starter konvensional saat posisi berkaitan!
3) Jelaskan cara pemeriksaan sistem starter pada kendaraan serta gambarkan
ilustrasinya!
4) Sebutkan poin pemeriksaan motor starter!

e. Kunci jawaban formatif


1) Kunci Kontak Pada Posisi “MULAI START”

Bila kunci kontak diputar pada posisi MULAI START, Terminal 50 akan mengalirkan arus
listrik dari baterai ke hold-in dan pull-in coil. Dari pull-in coil kemudian arus mengalir ke
field coil dan armature coil melalui terminal C. Pada titik ini, penurunan tegangan pada
pull-in coil mempertahankan aliran arus yang mengalir pada bagian motor (field coil dan
armature) kecil, sehingga motor berputar dengan putaran lambat. Pada saat yang
bersamaan medan magnet yang dibangkitkan oleh hold-in dan pull-in coil menarik
plunger ke kanan melawan pegas pengembali. Gerakan ini menyebabkan pinion gear
terdorong ke kiri dan berkaitan dengan ring gear. Kecepatan putar motor yang lambat
akan membuat perkaitan gigi menjadi lembut. Alur spiral membantu perkaitan pinion dan
ring gear menjadi lebih lembut.

2) Pinion Gear dengan Ring gear Berkaitan

Bila magnetic switch dan ulir spiral mendorong pinion gear pada posisi dimana berkaitan
penuh dengan ring gear, contact plate yang tersentuh ujung plunger membuat main Relay
ON dengan menghubungkan terminal 30 dan C. Akibatnya hubungan ini maka arus yang
mengalir ke motor menjadi lebih besar dan menyebabkan motor berputar dengan momen
yang lebih besar. Alur spiral memperkuat perkaitan pinion gear dengan ring gear. Pada
saat itu tegangan pada ujung pull-in coil menjadi sama sehingga arus tidak lagi mengalir
pada kumparan ini, oleh karena itu plunger di tahan pada posisinya dengan gaya magnet
yang dihasilkan oleh hold-in coil.
3) Pemeriksaan sistem starter pada kendaran mencakup tiga item berikut :
1. Periksa tegangan terminal baterai ( V1)
2. Periksa tegangan terminal 30 (V2)
3. Periksa tegangan terminal 50 (V3)

4) Pemeriksaan Pada Motor Starter


Bila pemeriksaan pada kendaraan telah menemukan bahwa motor starter harus dilepaskan
dari kendaraan dan harus di overhaul, maka sebelum mulai membongkar motor stater,
pertama-tama secara kasar dianjurkan untuk menentukan sumber gangguan dengan
mengikuti cara test kemampuan dan ini akan mempercepat pekerjaan overhaul.
Test kemampuan mencangkup empat item berikut :
1. Test pull-in
2. Test hold-in
3. Test kembalinya pinion
4. Test tampa beban

Anda mungkin juga menyukai