Buku matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2022 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
ini disusun untuk memberi pemahaman, pengetahuan, dan informasi bagi calon peserta Ujian
Dinas Tahun 2022 lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Materi yang
disajikan dalam buku matrikulasi ini merupakan rangkuman dari materi yang akan diujikan.
Materi yang terangkum dalam buku ini merupakan materi pokok/dasar yang harus
dipahami oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Dengan demikian diharapkan Pegawai Negeri Sipil Lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan dapat:
1. Memahami pokok-pokok yang terkandung dalam UUD 1945, Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, dan Pancasila, serta kajian sejarah Indonesia;
2. Mempunyai pengetahuan tentang Kepegawaian, KORPRI, dan Administrasi Perkantoran,
serta penguasaan Bahasa Indonesia;
3. Mempunyai pengetahuan umum tentang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
termasuk di dalamnya Tugas Pokok dan Fungsi dan Struktur Organisasi.
Di samping untuk tujuan ujian dinas, buku matrikulasi ini hendaknya dapat dijadikan
bahan rujukan dalam menjalankan tugas kedinasan.
Standar kelulusan ujian dinas berdasarkan Surat Keputusan (SK) Bersama Kepala Badan
Administrasi Kepegawaian Negara dan Ketua Lembaga Administrasi Negara Nomor: 12/SE/1981
dan Nomor: 193/Seklan/8/1981 tanggal 5 Agustus 1981 adalah:
Nilai batas lulus bagi peserta Ujian Dinas Tk. I adalah mencapai nilai tertimbang (NT)
serendah-rendahnya 65 dengan ketentuan:
1. Nilai prestasi (NPR) Pancasila dan UUD ’45 serendah-rendahnya 70.
2. Nilai prestasi (NPR) yang lainnya serendah-rendahnya 40.
Dan apabila hanya nilai minimal prestasi yang diperoleh maka nilai tertimbang tidak tercapai
dan yang bersangkutan tidak lulus.
FORMULASI DALAM PERHITUNGAN NILAI DENGAN RUMUS: NPR X NP = NT
100
NP = Nilai Patokan (%).
i
Sebagai gambaran dari simulasi sesuai SK Bersama tersebut di atas, apabila peserta ujian dinas
hanya mendapat nilai minimal maka nilai tertimbang (NT) belum mencapai 65, seperti contoh
berikut:
1 PANCASILA 70 15 10,5
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
4 40 10 4
KEPEGAWAIAN
5 KORPRI 40 10 4
7 TUPOKSI 40 8 3,2
10 SEJARAH INDONESIA 40 6 2
JUMLAH 100 49
Jika peserta ujian memperoleh nilai prestasi (NPR) minimal untuk seluruh materi ujian, maka
sesuai formulasi nilai tertimbang (NT) yang dicapai adalah 49 (tidak lulus).
ii
DAFTAR ISI
MATERI MATRIKULASI
PANCASILA ................................................................................................................ 1
KORPRI ..................................................................................................................... 88
iv
MATERI MATRIKULASI
PANCASILA
I. PENDAHULUAN
Pancasila sebagai dasar negara dalam mengatur penyelenggaraan negara di segala bidang, baik
bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya maupun hankam.
Kesetiaan, nasionalisme, dan patriotisme warga negara kepada bangsa dan negaranya dapat
diukur dalam bentuk kesetiaan terhadap filsafat negaranya yang secara formal diwujudkan
dalam bentuk peraturan perundang-undangan. Kesetiaan warga negara tersebut tampak dalam
sikap dan tindakan dalam menghayati, mengamalkan, dan mengamankan peraturan
perundang-undangan dimaksud. Kesetiaan ini semakin kokoh apabila kita mengakui, meyakini
kebenaran, kebaikan, dan keunggulan Pancasila sepanjang masa.
Pancasila juga terdapat dalam butir-butir UUD 1945. Pancasila dalam kedudukannya sebagai
ideologi negara, diharapkan mampu menjadi filter untuk menyerap pengaruh perubahan zaman
di era globalisasi.
Materi di bidang Ideologi Negara atau Pancasila yaitu tes menyangkut pemahaman Pegawai
Negeri Sipil (PNS) mengenai ideologi Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa dan negara,
serta pengetahuan dan pemahaman tentang kewarganegaraan. Peserta ujian dinas harus
mendapat nilai prestasi di atas nilai minimal (70), karena bobotnya cukup besar yaitu 15%.
1. Istilah Pancasila
Istilah Pancasila pertama kali ditemukan dalam buku Sutasoma karangan Mpu Tantular
yang ditulis pada zaman Majapahit (abad ke-14). Dalam buku tersebut istilah Pancasila
diartikan sebagai lima perintah kesusilaan (Pancasila Krama), yang berisi lima larangan
sebagai berikut:
a. Melakukan kekerasan;
b. Mencuri;
c. Berjiwa dengki;
d. Berbohong;
e. Mabuk akibat minuman keras.
Selanjutnya istilah “sila” dapat diartikan sebagai aturan yang melatarbelakangi perilaku
seseorang atau bangsa.
Kata Pancasila meskipun secara eksplisit tidak tercantum di dalam Pembukaan UUD 1945,
namun secara substantif, jiwa dan semangatnya ada di dalamnya. Oleh sebab itu, Pancasila
Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2022 1
yang menjadi kesepakatan bangsa Indonesia mesti dilaksanakan secara konsisten dalam
kehidupan sehari-hari dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara.
2. Lahirnya Pancasila
Pancasila lahir bersamaan dengan lahirnya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ia
menjadi dasar negara bagi penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara yang
sesuai dengan sosio-budaya masyarakat Indonesia. Pancasila diusulkan oleh Ir. Soekarno
sebagai dasar negara pada sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (BPUPKI) pada tanggal 1 Juni 1945, dengan rumusan usulan sebagai berikut :
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau perikemanusiaan
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan sosial
5. Ketuhanan yang berkebudayaan.
Pada sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus
1945 Pancasila ditetapkan sebagai Dasar Negara, yang tidak dapat dirubah oleh siapapun
termasuk oleh MPR hasil pemilu, adapun butir-butir Pancasila adalah sebagai berikut :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan
Perwakilan
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Presiden Joko Widodo pada tanggal 1 Juni 2016 telah menandatangani Keputusan Presiden
(Keppres) Nomor 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila sekaligus menetapkannya
sebagai hari libur nasional yang berlaku mulai tahun 2017.
Sebelumnya pada saat zaman Orde Baru, Pemerintah telah menetapkan tanggal 1 Oktober
sebagai Hari Kesaktian Pancasila melalui Surat Keputusan Presiden No. 153/1967.
Penetapan itu didasari oleh peristiwa yang terjadi pada hari dan bulan itu. Peristiwa
dimaksud adalah dikaitkan dengan penumpasan Gerakan 30 September Partai Komunis
Indonesia (G-30-S/PKI), yang melakukan usaha perongrongan terhadap Pancasila.
Pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, hari bersejarah yang
dirayakan setiap tanggal 1 Oktober ini dimaknai secara lebih luas. Jika pada perayaan-
perayaan sebelumnya Kesaktian Pancasila selalu dikaitkan dengan penumpasan Gerakan 30
September Partai Komunis Indonesia (G-30-S/PKI), maka kali ini "sejarah" Kesaktian
Pancasila dimaknai sejak proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945.
Demikian versi baru upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang berlangsung di
Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur. Selain pemaknaan yang baru atas
Sebaliknya, Orde Baru kemudian menetapkan 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila.
Ini diputuskan sendiri oleh Soeharto melalui Surat Keputusan Presiden No. 153/1967.
Alhasil, selama 32 tahun kekuasaan Orde Baru, hari kelahiran Pancasila tidak pernah
diperingati, tetapi Hari Kesaktian Pancasila selalu diperingati. Tanggal 1 Oktober sendiri
mengacu pada 1 Oktober 1965, yakni peristiwa dimulainya “kudeta merangkak” terhadap
pemerintahan Bung Karno.
V. KEWARGANEGARAAN
A. Demokrasi
1. Pengertian
Demokrasi secara sederhana berarti pemerintah dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Dalam pengertian yang lebih kompleks, demokrasi berarti suatu sistem pemerintahan yang
sering disebut rule by the people kemudian diartikan pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat,
dan untuk rakyat artinya bahwa rakyat selaku mayoritas mempunyai suara menentukan
dalam proses perumusan kebijakan pemerintahan melalui saluran-saluran yang tersedia,
seperti partai politik, kelompok kepentingan, kelompok penekanan, dan melalui pendapat
umum.
3. Ciri-ciri Demokrasi
Ciri-ciri demokrasi:
1) Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga.
2) Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang
sedang berubah.
3) Menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur.
4) Membatasi pemakaian kekerasan dalam menyelesaikan setiap masalah yang timbul
dalam masyarakat.
5) Mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman dalam masyarakat.
6) Menjamin tegaknya keadilan bagi seluruh masyarakat tanpa terkecuali.
4. Prinsip-Prinsip Demokrasi
Prinsip-prinsip demokrasi:
1) Keterlibatan warga negara dalam pembuatan keputusan politik.
2) Tingkat persamaan tertentu di antara warga Negara.
3) Tingkat kebebasan atau kemerdekaan tertentu yang diakui dan dipakai oleh warga
negara.
4) Suatu sistem perwakilan.
5) Suatu sistem pemilihan kekuasaan mayoritas.
Menurut Dasar yang menjadi titik perhatian atau prioritas, demokrasi dibedakan menjadi
tiga yaitu:
1) Demokrasi Formal, demokrasi ini diterapkan di negara-negara liberal, disebut sebagai
demokrasi formal karena secara hukum demokrasi ini menempatkan semua orang
secara sama dalam bidang politik tanpa mengurangi atau menghilangkan kesenjangan
dalam bidang ekonomi.
2) Demokrasi Material, bentuk demoraksi ini diterapkan di negara-negara sosial komunis.
Demokrasi ini menitikberatkan pada usaha-usaha untuk menghilangkan perbedaan
dalam bidang ekonomi, persamaan dalam bidang politik kurang diperhatikan bahkan
cenderang dihilangkan.
3) Demokrasi Campuran, demokrasi ini merupakan campuran dari kedua bentuk demokrasi
di atas. Bentuk demokrasi ini berusaha mengambil kelebihan dari dua demokrasi di atas
serta membuang kekurangannya. Tujuan dari demokrasi ini adalah untuk menciptakan
masyarakat yang sejahtera dan pemerintahan yang demokratis. Demokrasi ini banyak
diterapkan oleh negara-negara Non-Blok.
Menurut Dasar wewenang dan hubungan antara alat kelengkapan negara, demokrasi
dibedakan atas bentuk-bentuk berikut:
1) Demokrasi Sistem Parlementer, yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
a. Parlemen lebih kuat dari pemegang kekuasaan pemerintahan.
B. Hak Asasi
Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak diciptakan awal
dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun.
Sebagai warga negara yang baik kita mesti menjunjung tinggi nilai hak asasi manusia tanpa
membeda-bedakan status, golongan, keturunan, jabatan, dan lain sebagainya.
Hak asasi di Indonesia tercermin dalam pembukaan UUD ’45. Sedangkan pada batang
tubuh UUD ’45 yang sudah di-amandemen terdapat di Bab X pasal 26 sampai dengan pasal
28, dan Hak asasi manusia terdapat di Bab XI sejak pasal 28 A sampai dengan Bab XVI
pasal 34.
Hak asasi manusia memiliki wadah organisasi yang mengurus permasalahan seputar hak
asasi manusia yaitu Komnas Hak Asasi Manusia.
D. Wawasan Nusantara
Pengertian Wawasan Nusantara sebagai cara pandang bangsa Indonesia:
Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungan
sekitarnya berdasarkan ide nasionalnya yang berlandaskan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945 yang merupakan aspirasi bangsa Indonesia yang merdeka,
berdaulat, bermartabat serta menjiwai tata hidup dalam mencapai tujuan nasional.
Wawasan Nusantara mencakup perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan
politik ekonomi, sosial-budaya dan hankam.
Wawasan Nusantara memiliki dua tujuan yaitu tujuan ke dalam (mewujudkan kesatuan
dari segenap aspek kehidupan bangsa Indonesia), dan tujuan ke luar (ikut serta dalam
mewujudkan perdamaian dunia).
Tujuan ke dalam memiliki delapan aspek kehidupan bangsa Indonesia yang meliputi tiga
(tri) gatra bidang ilmiah dan lima (panca) gatra bidang sosial.
E. Bela Negara
a. Pengertian Bela Negara
Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada NKRI yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam menjalin
kelangsungan hidup bangsa dan negara.
Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara
dan syarat-syarat tentang pembelaan negara diatur dengan undang-undang.
Hak dan kewajiban warga negara dalam upaya bela negara diatur pada pasal 27
sampai dengan dan pasal 30 UUD 1945. Pada pasal 30 ayat 1, 2, 3, 4, dan 5
menyatakan hal berikut:
1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara.
2) Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan
dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian
Negara Republik Indonesia sebagai kekuatan utama, dan rakyat, sebagai kekuatan
pendukung.
3) Tentara Nasional Indonesia terdiri atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan
Angkatan Udara, sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan
memelihara keutuhan dan kedaulatan negara.
4) Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai sebagai alat negara yang menjaga
keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani
masyarakat serta menegakkan hukum.
5) Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik
Indonesia, hubungan kewenangan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian
Negara Republik Indonesia di dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat
keikutsertaan warga negara dalam usaha pertahanan dan keamanan negara dalam
usaha pertahanan dan keamanan negara, serta hal-hal yang terkait dengan
pertahanan dan keamanan diatur dengan undang-undang.
Sistem pertahanan negara yang dipakai di Indonesia adalah sistem pertahanan negara yang
bersifat semesta. Artinya, sistem pertahanan yang melibatkan seluruh warga negara,
wilayah, dan sumber daya nasional lainnya, serta dipersiapkan secara dini oleh pemerintah
yang diselenggarakan secara terpadu, terarah, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap
bangsa dari segala ancaman.
Komponen yang terlibat dalam sistem pertahanan negara yang bersifat semesta meliputi
komponen utama, cadangan, dan pendukung:
1) Komponen utama adalah TNI yang selalu siap mempertahankan negara dan
melaksanakan tugas tugas pertahanan.
2) Komponen cadangan adalah sumber daya nasional yang siap diarahkan untuk
mempertahankan negara guna memperbesar dan memperkuat kekuatan dan
kemampuan komponen utama. Komponen cadangan meliputi rakyat terlatih dan
perlawanan rakyat.
3) Komponen pendukung adalah sumber daya nasional yang siap mendukung komponen
utama dan cadangan dalam mempertahankan negara. “Komponen pendukung” adalah
“sumber daya nasional” yang dapat digunakan untuk meningkatkan kekuatan dan
kemampuan komponen utama dan komponen cadangan. Komponen pendukung tidak
membentuk kekuatan nyata untuk perlawanan fisik. “Sumber daya nasional” terdiri dari
sumber daya manusia, sumber daya alam, dan sumber daya buatan. Sumber daya
nasional yang dapat dimobilisasi dan didemobilisasi terdiri dari sumber daya
alam, sumber daya buatan, serta sarana dan prasarana nasional yang mencakup
berbagai cadangan materiil strategis, faktor geografi dan lingkungan, sarana dan
prasarana di darat, di perairan maupun di udara dengan segenap unsur
perlengkapannya dengan atau tanpa modifikasi.
Mengingat Undang-Undang Dasar adalah induk dari segala peraturan, oleh sebab itu
Undang-Undang Dasar ditetapkan oleh kekuasaan yang tertinggi dalam negara.
Dalam negara yang demokratis, Undang-Undang Dasar itu ditetapkan oleh rakyat dengan
perantaraan badan perwakilannya. Di Indonesia badan tersebut dinamakan Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) menurut Pasal 3 UUD 1945.
Undang-Undang Dasar 1945 adalah keseluruhan naskah yang terdiri dari Pembukaan dan
Pasal-Pasal (Pasal II Aturan Tambahan). Pembukaan terdiri atas 4 Alinea, yang di dalam
alinea keempat terdapat rumusan dari Pancasila, dan Pasal-Pasal Undang-Undang Dasar
1945 terdiri dari 20 Bab (Bab I sampai dengan Bab XVI) dan 73 Pasal (Pasal 1 sampai
UUD 1945 disahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara oleh Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus 1945. Sejak tanggal 27 Desember
1949, di Indonesia berlaku Konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS), dan sejak tanggal
17 Agustus 1950 di Indonesia berlaku UUD Sementara (UUDS) 1950. Dekrit Presiden 5
Juli 1959 kembali memberlakukan UUD 1945, dengan dikukuhkan secara aklamasi
oleh DPR pada tanggal 22 Juli 1959.
Selain hukum dasar yang tertulis yaitu UUD masih terdapat lagi hukum dasar yang tidak
tertulis, tetapi berlaku dan dipatuhi oleh para pendukungnya, yaitu yang lazim disebut
konvensi, yang berasal dari bahasa Inggris convention, yang dalam peristilahan
ketatanegaraan disebut kebiasaan-kebiasaan ketatanegaraan.
BPUPKI melaksanakan sidang sebanyak dua kali. Sidang pertama membahas tentang Dasar
Negara, dan sidang kedua membahas tentang UUD. Dalam sidang BPUPKI ini para tokoh
bekerja keras mempersiapkan hal-hal yang menyangkut pembentukan negara Indonesia
merdeka.
Pada sidang pertama yang berlangsung dari tanggal 28 Mei 1945 sampai dengan tanggal 1
Juni 1945 Ir.Soekarno menyampaikan gagasan tentang "Dasar Negara" yang diberi nama
Pancasila.
Kemudian BPUPKI membentuk Panitia Kecil yang terdiri dari 8 orang untuk
menyempurnakan rumusan Dasar Negara. Pada tanggal 22 Juni 1945, 38 anggota BPUPKI
membentuk Panitia Sembilan yang terdiri dari 9 orang untuk merancang Piagam Jakarta
yang akan menjadi naskah Pembukaan UUD 1945.
Naskah Pembukaan UUD 1945 disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Pengesahan UUD 1945 dikukuhkan oleh Komite
Nasional Indonesia Pusat (KNIP) yang bersidang pada tanggal 29 Agustus 1945. Masa
Sidang Kedua tanggal 10-17 Juli 1945. Naskah rancangan UUD 1945 Indonesia disusun
pada masa Sidang Kedua BPUPKI. Tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengesahkan UUD 1945
sebagai Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.
Keinginan Presiden Soekarno agar muncul kemandirian bangsa menyebabkan UUD 1945
ini kemudian dilengkapi dengan konsep Nasional Agama dan Komunis (NASAKOM) dan
Manifesto Politik yang dikenal sebagai Manipol UUD 1945, Sosialisme Indonesia,
Demokrasi dan Ekonomi (USDEK) Terpimpin dan Kepribadian Bangsa. Kalangan pendiri
Orde Baru mengatakannya sebagai penyelewengan UUD 1945 sekaligus penyelewengan
Pancasila.
e. Periode UUD 1945 Masa Orde Baru (11 Maret 1966 s.d 21 Mei 1998)
Pada masa Orde Baru, Pemerintah menyatakan akan menjalankan UUD 1945 dan
Pancasila secara murni dan konsekuen. Namun pelaksanaannya ternyata menyimpang
dari Pancasila dan UUD 1945 yang murni, terutama pelanggaran pasal 23 (hutang
Konglomerat/private debt dijadikan beban rakyat Indonesia/public debt) dan pasal 33
UUD 1945 yang memberi kekuasaan pada pihak swasta untuk menghancurkan hutan
dan sumber alam kita.
(1) Ketetapan MPR Nomor I/MPR/1983 yang menyatakan bahwa MPR berketetapan
untuk mempertahankan UUD 1945, tidak berkehendak akan melakukan perubahan
terhadapnya;
(2) Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1983 tentang Referendum yang antara lain
menyatakan bahwa bila MPR berkehendak mengubah UUD 1945, terlebih dahulu
harus meminta pendapat rakyat melalui referendum;
(3) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1985 tentang Referendum, yang merupakan
pelaksanaan TAP MPR Nomor IV/MPR/1983.
Tujuan perubahan UUD 1945 waktu itu adalah menyempurnakan aturan dasar seperti
tatanan negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, eksistensi negara
demokrasi dan negara hukum, serta hal-hal lain yang sesuai dengan perkembangan
aspirasi dan kebutuhan bangsa.
h. Periode 1999-2002
UUD 1945 mengalami 4 kali perubahan (amandemen) yang ditetapkan dalam Sidang
Umum dan Sidang Tahunan MPR:
1. Sidang Umum MPR 1999, tanggal 14−21 Oktober 1999 → Perubahan Pertama UUD
1945;
Pancasila sebagai Dasar Negara yang mendasari kemajemukan bangsa Indonesia yang
merupakan ciri-ciri bangsa Indonesia, untuk itu kita berkewajiban untuk melindungi seluruh
bangsa dan seluruh tanah air Indonesia mengingat:
1. “Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dengan berdasarkan atas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia”
2. Pengertian negara persatuan adalah negara yang melindungi seluruh bangsa dan tanah
airnya, mengatasi segala paham golongan, dan perseorangan.
3. Negara, menurut pengertian “pembukaan” itu menghendaki persatuan, meliputi
segenap bangsa Indonesia seluruhnya. Inilah dasar negara yang tidak boleh dilupakan.
4. Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat.
5. Pokok yang ketiga yang terkandung dalam “pembukaan” ialah negara yang
berkedaulatan rakyat, berdasar atas kerakyataan dan permusyawaratan perwakilan.
6. Pokok pikiran yang keempat yang terkandung dalam “pembukaan” ialah negara
berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
1) Bentuk negara adalah kesatuan dengan prinsip otonomi yang luas, wilayah negara
terbagi dalam 33 provinsi.
Sesuai dengan UU nomor 20 Tahun 2012 menjadi 34 provinsi terakhir adalah
Kalimantan Utara yang beribu kota provinsi di Tanjung Selor.
2) Bentuk pemerintahan adalah Republik, sedangkan sistem pemerintahan adalah
Presidensial.
3) Pemegang kekuasaan Eksekutif adalah Presiden yang merangkap sebagai kepala
negara dan kepala pemerintahan.
Presiden dan Wakil Presiden dipilih dan diangkat oleh MPR untuk masa jabatan 5
tahun.
Pada tahun 2004 Presiden dan Wakil Presiden dipilih secara langsung oleh rakyat
dalam satu paket untuk masa jabatan 2004-2009.
4) Kabinet atau menteri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden, serta bertanggung-
jawab kepada Presiden.
5) Parlemen terdiri dari 2 bagian yaitu Dewan Pertimbangan Rakyat (DPR) dan Dewan
Perwakilan Daerah (DPD). Para anggota DPR dan DPD merupakan anggota MPR. DPR
terdiri atas para wakil rakyat yang dipilih melalui Pemilu dengan sistem proporsional
terbuka. Anggota DPD adalah para wakil dari masing-masing provinsi yang berjumlah
4 orang dari tiap provinsi. DPRD dan DPRD kabupaten/ kota yang anggotanya juga
dipilih melalui pemilu. DPR mempunyai kekuasaan legislatif dan kekuasaan
mengawasi jalannya pemerintahan.
6) Kekuasaan Yudikatif dijalankan oleh Mahkamah Agung dan badan peradilan
dibawahnya.
7) Sistem pemerintahan negara Indonesia setelah amandemen UUD 1945, masih tetap
menganut sistem pemerintahan presidensial karena Presiden tetap sebagai kepala
negara dan sekaligus kepala pemerintahan.
Perubahan politik Indonesia ditandai dengan adanya keberanian anggota dewan dalam
mengkritisi kebijakan pemerintah dan semakin produktif dalam menghasilkan peraturan
perundang-undangan yang pada masa Orde Baru hal ini tidak terjadi.
Demikian juga MPR dan lembaga-lembaga negara lain yang sudah mampu menunjukkan
keberadaannya. Dominasi eksekutif (lembaga Kepresidenan) sudah diminimalisir dengan
salah satu amandemen UUD 1945 pasal 7 tentang jabatan presiden yang maksimal 2
periode atau (10) tahun. Kedua, melalui Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang
Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden yang dipilih langsung oleh rakyat.
Dalam struktur ketatanegaraan, terjadi penambahan nama lembaga negara dan sekaligus
penghapusan satu lembaga negara.
UNDANG-UNDANG
DASAR 1945
MPR
UNDANG-UNDANG
DASAR 1945
No Kelebihan Kekurangan
1 Adanya pernyataan bahwa Indonesia Produk hukum belum banyak memihak
adalah negara berdasarkan atas hukum kepentingan rakyat, demikian juga
dan sistem konstitusi nasional. Hal ini aparat penegak hukum (polisi, jaksa,
telah memberikan kepastian hukum dan dan hakim) yang masih belum bekerja
supremasi hukum dalam penyelenggara- (beberapa oknum) secara profesional
an pemerintahan negara. sehingga dapat diajak berkolusi.
2 Majelis Permusyawaratan Rakyat, yang Majelis Permusyawaratan Rakyat yang
terdiri dari anggota DPR, Utusan Daerah, anggotanya terdiri atas anggota DPR,
dan Utusan Golongan (sekarang DPR dan Utusan Daerah, dan Utusan Golongan
DPD), berwenang mengubah UUD dan (sekarang DPR dan DPD), merupakan
memberhentikan presiden/wakil presiden lembaga negara yang sarat dengan
dalam masa jabatannya menurut UUD. muatan politis sehingga keputusan
4 Jalannya pemerintahan cenderung lebih Jika para menteri tidak terdiri dari
stabil karena program-program relatif orang-orang yang jujur, bersih, dan
lancar dan tidak terjadi krisis kabinet. Hal profesional, program-program peme-
ini dimungkinkan karena kabinet rintah tidak berjalan efektif dan populis
(menteri-menteri) yang diangkat dan (berpihak kepada rakyat). Hal ini akan
diberhentikan presiden hanya ber- berakibat munculnya arogansi
tanggung jawab kepada presiden. kekuasaan, salah urus, dan suburnya
Menteri-menteri adalah pembantu Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN).
presiden. Secara umum hal ini terjadi pada masa
pemerintahan Orde Baru, meskipun
harus diakui adanya keberhasilan di
bidang pembangunan fisik.
Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu,
maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan
dan perikeadilan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang
berbahagia dengan selamat sentausa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang
kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan
luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan
dengan ini kemerdekaannya.
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang
melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka
disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam Undang-Undang Dasar Negara
Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan
rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan
beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.
BAB I
BENTUK DAN KEDAULATAN
Pasal 1
(1) Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik.
(2) Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar.
***)
(3) Negara Indonesia adalah Negara Hukum. ***)
BAB II
MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT
Pasal 2
(1) Majelis Permusyawaratan Rakyat terdiri atas anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan
anggota Dewan Perwakilan Daerah yang dipilih melalui pemilihan umum dan diatur
lebih lanjut dengan undang-undang. ****)
Pasal 3
(1) Majelis Permusyawaratan Rakyat mengubah dan menetapkan Undang-Undang
Dasar.***)
(2) Majelis Permusyawaratan Rakyat melantik Presiden dan/atau Wakil Presiden.***/****)
(3) Majelis Permusyawaratan Rakyat hanya dapat memberhentikan Presiden dan/atau
Wakil Presiden dalam masa jabatannya menurut Undang-Undang Dasar.***/****)
BAB III
KEKUASAAN PEMERINTAHAN NEGARA
Pasal 4
(1) Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-
Undang Dasar.
(2) Dalam melakukan kewajiban Presiden dibantu oleh seorang Wakil Presiden.
Pasal 5
(1) Presiden berhak mengajukan rancangan undang-undang kepada Dewan Perwakilan
Rakyat.*)
(2) Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk menjalankan undang-undang
sebagaimana mestinya.
Pasal 6
(1) Calon Presiden dan calon Wakil Presiden harus seorang warga negara Indonesia sejak
kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain karena kehendaknya
sendiri, tidak pernah mengkhianati negara, serta mampu secara rohani dan jasmani
untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Presiden dan Wakil Presiden. ***)
(2) Syarat-syarat untuk menjadi Presiden dan Wakil Presiden diatur lebih lanjut dengan
undang-undang.***)
Pasal 6A
(!) Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat.
***)
(2) Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden diusulkan oleh partai politik atau
gabungan partai politik peserta pemilihan umum sebelum pelaksanaan pemilihan
umum.***)
(3) Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden yang mendapatkan suara lebih dari lima
puluh persen dari jumlah suara dalam pemilihan umum dengan sedikitnya dua puluh
Pasal 7
Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan selama masa lima tahun, dan sesudahnya
dapat dipilih kembali dalam jabatan yang sama, hanya untuk satu kali masa jabatan.*)
Pasal 7A
Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diberhentikan dalam masa jabatannya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat atas usul Dewan Perwakilan Rakyat, baik apabila terbukti telah
melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan,
tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela maupun apabila terbukti tidak lagi
memenuhi syarat sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden.***)
Pasal 7B
(1) Usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden dapat diajukan oleh Dewan
Perwakilan Rakyat kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat hanya dengan terlebih
dahulu mengajukan permintaan kepada Mahkamah Konstitusi untuk memeriksa,
mengadili, dan memutus pendapat Dewan Perwakilan Rakyat bahwa Presiden dan/atau
Wakil Presiden telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap
negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, atau perbuatan tercela, dan
atau pendapat bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden tidak lagi memenuhi syarat
sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden.***)
(2) Pendapat Dewan Perwakilan Rakyat bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden telah
melakukan pelanggaran hukum tersebut ataupun telah tidak lagi memenuhi syarat
sebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden adalah dalam rangka pelaksanaan fungsi
pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat.***)
(3) Pengajuan permintaan Dewan Perwakilan Rakyat kepada Mahkamah Konstitusi hanya
dapat dilakukan dengan dukungan sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota Dewan
Perwakilan Rakyat yang hadir dalam sidang paripurna yang dihadiri oleh sekurang-
kurangnya 2/3 dari jumlah anggota Dewan Perwakilan Rakyat.***)
(4) Mahkamah Konstitusi wajib memeriksa, mengadili, dan memutuskan dengan seadil-
adilnya terhadap Dewan Perwakilan Rakyat itu diterima oleh Mahkamah Konstitusi.***)
(5) Apabila Mahkamah Konstitusi memutuskan bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden
terbukti melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap negara,
korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya atau perbuatan tercela; dan/atau
terbukti bahwa Presiden dan/atau Wakil Presiden tidak lagi memenuhi syarat sebagai
Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2022 34
Presiden dan/atau Wakil Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat menyelenggarakan sidang
paripurna untuk meneruskan usul pemberhentian Presiden dan/atau Wakil Presiden
kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat.***)
(6) Majelis Permusyawaratan Rakyat wajib menyelenggarakan sidang untuk memutuskan
usul Dewan Perwakilan Rakyat tersebut paling lambat tiga puluh hari sejak Majelis
Permusyawaratan Rakyat menerima usul tersebut.***)
(7) Keputusan Majelis Permusyawaratan Rakyat atas usul pemberhentian Presiden
dan/atau Wakil Presiden harus diambil dalam rapat paripurna Majelis Permusyawaratan
Rakyat yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 3/4 dari jumlah anggota dan disetujui
oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota yang hadir, setelah Presiden
dan/atau Wakil Presiden diberi kesempatan menyapaikan penjelasan dalam rapat
paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat.***)
Pasal 7C
Presiden tidak dapat membekukan dan/atau membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat. ***)
Pasal 8
(1) Jika Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan
kewajibannya dalam masa jabatannya, ia digantikan oleh Wakil Presiden sampai habis
masa jabatannya.***)
(2) Dalam hal terjadi kekosongan Wakil Presiden, selambat-lambatnya dalam waktu enam
puluh hari, Majelis Permusyawaratan Rakyat menyelenggarakan sidang untuk memilih
Wakil Presiden dari dua calon yang diusulkan oleh Presiden.***)
(3) Jika Presiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat
melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya secara bersama, pelaksana tugas
kepresidenan adalah Menteri Luar Negeri, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri
Pertahanan secara bersama-sama. Selambat-lambatnya tiga puluh hari setelah itu,
Majelis Permusyawaratan Rakyat menyelenggarakan sidang untuk memilih Presiden dan
Wakil Presiden dari dua pasang calon Presiden dan Wakil Presiden yang diusulkan oleh
partai politik gabungan partai politik pasangan calon Presiden dan Wakil Presidennya
meraih suara terbanyak pertama dan kedua dalam pelilihan umum sebelumnya, sampai
berakhir masa jabatannya.****)
Pasal 9
(1) Sebelum memangku jabatannya, Presiden dan Wakil Presiden bersumpah menurut
agama, atau berjanji dengan sungguh-sungguh di hadapan Majelis Permusyawaratan
Rakyat atau Dewan Perwakilan Rakyat sebagai berikut:
(2) Jika Majelis Permusyawaratan Rakyat atau Dewan Perwakilan Rakyat tidak dapat
mengadakan sidang, Presiden dan Wakil Presiden bersumpah menurut agama, atau
berjanji dengan sungguh sungguh di hadapan pimpinan Majelis Permusyawaratan
Rakyat dengan disaksikan oleh Pimpinan Mahkamah Agung.*)
Pasal 10
Presiden memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan
Angkatan Udara.
Pasal 11
(1) Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan perang, membuat
perdamaian dan perjanjian dengan negara lain.****)
(2) Presiden dalam membuat perjanjian internasional lainnya yang menimbulkan akibat
yang luas dan mendasar bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangan
negara, dan/atau mengharuskan perubahan atau pembentukan undang-ungang harus
dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.***)
(3) Ketentuan lebih lanjut tentang perjanjian internasional diatur dengan undang-
undang.***)
Pasal 12
Presiden menyatakan keadaan bahaya. Syarat-syarat dan akibatnya keadaan bahaya
ditetapkan dengan undang-undang.
Pasal 13
(1) Presiden mengangkat duta dan konsul.
(2) Dalam mengangkat Duta, Presiden memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan
Rakyat.*)
(3) Presiden menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan
Dewan Perwakilan Rakyat.*)
Pasal 14
(1) Presiden memberikan grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan
Mahkamah Agung.*)
(2) Presiden memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan Dewan
Perwakilan Rakyat.*)
Pasal 16
Presiden membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberikan nasihat dan
pertimbangan kepada Presiden, yang selanjutnya diatur dalam undang-undang.****)
BAB IV
DEWAN PERTIMBANGAN AGUNG
(Amandemen Tahun 2004****)
BAB V
KEMENTERIAN NEGARA
Pasal 17
(1) Presiden dibantu oleh menteri-menteri negara.
(2) Menteri-menteri itu diangkat dan diberhentikan oleh Presiden.*)
(3) Setiap menteri membidangi urusan tertentu dalam pemerintahan.*)
(4) Pembentukan, pengubahan, dan pembubaran kementerian negara diatur dalam
undang-undang.***)
BAB VI
PEMERINTAH DAERAH
Pasal 18
(1) Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah
provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten dan
kota itu mempunyai pemerintah daerah, yang diatur dengan undang-undang.**)
(2) Pemerintah daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.**)
(3) Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota memiliki Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah yang anggota-anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.**)
(4) Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintahan daerah
provinsi kabupaten, dan kota dipilih secara demokratis.**)
(5) Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan
yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan Pemerintah Pusat.**)
(6) Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan
lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.**)
(7) Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan daerah diatur dalam undang-
undang.**)
Pasal 18 B
(1) Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat
khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang.**)
(2) Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta
hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan
masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam
undang-undang.**)
BAB VII
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
Pasal 19
(1) Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dipilih melalui pemilihan umum.**)
(2) Susunan Dewan Perwakilan Rakyat diatur dengan undang-undang.**)
(3) Dewan Perwakilan Rakyat bersidang sedikitnya sekali dalam setahun.**)
Pasal 20
(1) Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk undang-undang.*)
(2) Setiap rancangan undang-undang dibahas oleh Dewan Perwakilan Rakyat dan Presiden
untuk mendapatkan persetujuan bersama.*)
(3) Jika rancangan undang-undang itu tidak mendapatkan persetujuan bersama, rancangan
undang-undang itu tidak boleh diajukan lagi dalam persidangan Dewan Perwakilan
Rakyat masa itu.*)
(4) Pesiden mengesahkan rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama untuk
menjadi undang-undang.*)
(5) Dalam hal rancangan undang-undang yang telah disetujui bersama tersebut tidak
disahkan oleh Presiden dalam waktu tiga puluh hari semenjak rancangan undang-
undang tersebut sah menjadi undang-undang dan wajib diundangkan.**)
Pasal 20A
(1) Dewan Perwakilan Rakyat memiliki fungsi legalisasi, fungsi anggaran, dan fungsi
pengawasan.**)
(2) Dalam melaksanakan fungsinya, selain hak yang diatur dalam pasal-pasal lain Undang -
Undang Dasar ini, Dewan Perwakilan Rakyat mempunyai hak interpelasi, hak
angket, dan hak menyatakan pendapat. **)
Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2022 38
(3) Selain hak yang diatur dalam pasal-pasal lain Undang-Undang Dasar ini, Dewan
Perwakilan Rakyat mempunyai hak mengajukan pertanyaan, menyampaikan usul dan
pendapat, serta hak imunitas.**)
(4) Ketentuan lebih lanjut tentang hak Dewan Perwakilan Rakyat dan hak anggota Dewan
Perwakilan Rakyat diatur dalam Undang-Undang.**)
Pasal 21
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat berhak mengajukan usul rancangan undang-undang.*)
Pasal 22
(1) Dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa, Presiden berhak menetapkan peraturan
pemerintah sebagai pengganti undang-undang.
(2) Peraturan pemerintah itu harus mendapat persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat dalam
persidangan yang berikut.
(3) Jika tidak mendapat persetujuan, maka peraturan pemerintah itu harus dicabut.
Pasal 22 A
Ketentuan lebih lanjut tentang tata cara pembentukan undang-undang diatur dengan
undang-undang.**)
Pasal 22 B
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dapat diberhentikan dari jabatannya, yang syarat-
syarat dan tata caranya diatur dalam undang-undang.**)
BAB VIIA***)
DEWAN PERWAKILAN DAERAH
Pasal 22C
(1) Anggota Dewan Perwakilan Daerah dipilih dari setiap Provinsi melalui pemilihan
umum.***)
(2) Anggota Dewan Perwkilan Daerah dari setiap provinsi jumlahnya sama dan jumlah
seluruh anggota Dewan Perwakilan Daerah itu tidak lebih dari sepertiga jumlah anggota
Dewan Perwakilan Rakyat.***)
(3) Dewan Perwakilan Daerah bersidang sedikitnya sekali dalam setahun.***)
(4) Susunan dan kedudukan Dewan Perwakilan Daerah diatur dengan undang-undang.***)
Pasal 22D
(1) Dewan Perwakilan Daerah dapat mengajukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat
rancangan undang-undang yang berkaitan dengan otonomi daerah, hubungan pusat dan
daerah, pembentukan dan pemekaran serta penggabungan daerah, pengelolaan sumber
daya alam dan sumber daya ekonomi lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan
keuangan daerah pusat dan daerah.***)
BAB VIIB
PEMILIHAN UMUM
Pasal 22E
(1) Pemilihan umum dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil
setiap lima tahun sekali.***)
(2) Pemilihan umum diselenggarakan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden, dan Perwakilan Rakyat
Daerah.***)
(3) Peserta pemilihan umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Partai Politik.***)
(4) Peserta pemilihan umum untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Daerah adalah
perseorangan.***)
(5) Pemilihan umum diselenggarakan oleh suatu komisi pemilihan umum yang bersifat
nasional, tetap, dan mandiri.***)
(6) Ketentuan lebih lanjut tentang pemilihan umum diatur dengan undang-undang.***)
BAB VIII
HAL KEUANGAN
Pasal 23
(1) Anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wujud dari pengelolaan keuangan
negara ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang dan dilaksanakan secara
terbuka dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.***)
(2) Rancangan undang-undang anggaran pendapatan dan belanja negara diajukan oleh
Presiden untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan
pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah.***)
Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2022 40
(3) Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui rancangan anggaran pendapatan
dan belanja negara yang diusulkan oleh Presiden, Pemerintah menjalankan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara tahun yang lalu.***)
Pasal 23A
Pajak dan pungutan lain yang bersifat memaksa untuk keperluan negara diatur dengan undang-
undang.***)
Pasal 23B
Macam dan harga mata uang ditetapkan dengan undang-undang.****)
Pasal 23C
Hal-hal lain mengenai keuangan negara diatur dengan undang-undang.***)
Pasal 23D
Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung
jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang.****)
BAB VIIIA
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
Pasal 23E
(1) Untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan
satu Badan Pemeriksa keuangan yang bebas dan mandiri.***)
(2) Hasil pemeriksaan keuangan negara diserahkan kepada Dewan Perwakilan Rakyat,
Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, sesuai dengan
kewenangannya.***)
(3) Hasil pemeriksaan tersebut ditindaklanjuti oleh lembaga perwakilan dan/atau badan
sesuai dengan undang-undang.***)
Pasal 23F
(1) Anggota Badan Pemeriksa Keuangan dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat dengan
memperhatikan pertimbangan Dewan Perwakilan Dewan dan diresmikan oleh
Presiden***)
(2) Pimpinan Badan Pemeriksa Keuangan dipilih dari dan oleh anggota.***)
Pasal 23G
(1) Badan Pemeriksa Keuangan berkedudukan di ibukota negara, dan memiliki perwakilan
di setiap provinsi.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai Badan Pemeriksa Keuangan diatur dengan undang-
undang.***)
Pasal 24
(1) Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan
peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan.***)
(2) Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan
yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan
agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh
sebuah Mahkamah Konstitusi.***)
(3) Badan-badan lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman diatur dalam
undang-undang.****)
Pasal 24A
(1) Mahkamah agung berkenan mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan
perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap undang-undang, dan
mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh undang-undang.***)
(2) Hakim agung harus memiliki intergritas dan kepribadian yang tidak tercela, adil,
profesional, dan berpengalaman di bidang hukum.***)
(3) Calon hakim agung diusulkan Komisi Yudisial kepada Dewan Perwakilan Rakyat untuk
mendapatkan persetujuan dan selanjutnya ditetapkan sebagai hakim agung oleh
Presiden.***)
(4) Ketua dan Wakil Ketua Mahkamah Agung dipilih dari dan oleh hakim agung.***)
(5) Susunan, kedudukan keanggotaan, dan hukum acara Mahkamah Agung serta badan
peradilan di bawahnya diatur dengan undang-undang.***)
Pasal 24B
(1) Komisi Yudisial bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan pengangkatan hakim
agung dan mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan
kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim.***)
(2) Anggota Komisi Yudisial harus mempunyai pengetahuan dan pengalaman di bidang
hukum serta memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela.***)
(3) Anggota Komisi Yudisial diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dengan persetujuan
Dewan Perwakilan Rakyat.***)
(4) Susunan, kedudukan, dan keanggotaan Komisi Yudisial diatur dengan undang-
undang.***)
Pasal 24C
(1) Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang
putusannya bersifat final untuk menguji undang-undang terhadap Undang-Undang
Dasar, memutuskan sengketa, kewenangan lembaga negara yang kewenangannya
diberikan oleh Undang-Undang Dasar, memutuskan pembubaran partai politik, dan
memutuskan perselisihan tentang hasil pemilihan umum.***)
Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2022 42
(2) Mahkamah Konsitusi wajib memberikan putusan atas pendapat Dewan Perwakilan
Rakyat mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden dan/atau Wakil Presiden menurut
Undang-Undang Dasar.***)
(3) Mahkamah Konstitusi mempunyai sembilan orang anggota hakim konstitusi yang
ditetapkan oleh Presiden, yang diajukan masing-masing tiga orang oleh Mahkamah
Agung, tiga orang oleh Dewan Perwakilan Rakyat, dan tiga orang oleh Presiden.***)
(4) Ketua dan Wakil Ketua Mahkamah Konstitusi dipilih dari dan oleh hakim konstitusi.***)
(5) Hakim konstitusi harus memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela, adil,
negarawan yang menguasai konstitusi dan ketatanegaraan, serta tidak merangkap
sebagai pejabat negara.***)
(6) Pengangkatan dan pemberhentian hakim konstitusi, hukum acara serta ketentuan
lainnya tentang Mahkamah Konstitusi diatur dengan undang-undang.***)
Pasal 25
Syarat-syarat untuk menjadi dan untuk diperhentikan sebagai hakim ditetapkan dengan
undang-undang.
BAB IXA**)
WILAYAH NEGARA
Pasal 25A****)
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri
nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan dengan undang-
undang.**)
BAB X
WARGA NEGARA DAN PENDUDUK**)
Pasal 26
(1) Yang menjadi warga negara ialah orang-orang Indonesia asli dan orang-orang bangsa
lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
(2) Penduduk ialah waga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di
Indonesia.**)
(3) Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan undang-undang.**)
Pasal 27
(1) Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan
wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
(2) Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan.
(3) Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.**)
BAB XA
HAK ASASI MANUSIA
Pasal 28A
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupan.**)
Pasal 28B
(1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan yang sah.**)
(2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.**)
Pasal 28C
(1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya,
berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan
umat manusia.**)
(2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangan haknya secara
kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya.**)
Pasal 28D
(1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang
adil serta perlakuan yang sama di hadapan hukum.**)
(2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapatkan imbalan dan perlakuan yang adil
dan layak dalam hubungan kerja.**)
(3) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam
pemerintahan.**)
(4) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.**)
Pasal 28E
(1) Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih
pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih
tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.**
(2) Setiap orang berhak atas kebebasan menyakini kepercayaan, menyatakan pikiran, dan
sikap, sesuai dengan hati nuraninya.**)
(3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan
pendapat.**)
Pasal 28G
(1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan
harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan
perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang
merupakan hak asasi.**)
(2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan
derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari negara lain.**)
Pasal 28H
(1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan.**)
(2) Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh
kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan.**)
(3) Setiap orang berhak atas jasmani sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya
secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.**)
(4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh
diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapa pun.**)
Pasal 28I
(1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak
beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan
hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak
asasi manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun.**)
(2) Setiap orang berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apa pun
dan berhak mendapat perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif.**)
(3) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan
perkembangan zaman dan peradaban.**)
(4) Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah
tanggung jawab negara, terutama pemerintah.**)
(5) Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip negara
hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur, dan
dituangkan dalam peraturan perundang-undangan.**)
Pasal 28J
(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam tertib kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.**)
Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2022 45
(2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada
pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-mata
untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain, dan
untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai
agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatau masyarakat demokratis.**)
BAB XI
AGAMA
Pasal 29
(1) Negara berdasar atas ketuhanan Yang Maha Esa.
(2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya dan untuk
beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu.
BAB XII
PERTAHANAN DAN KEAMANAN NEGARA
Pasal 30
(1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara.**)
(2) Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan
keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama, dan rakyat sebagai kekuatan
pendukung.**)
(3) Tentara Nasional Indonesia terdiri dari Angkatan Darat, Angkatan Laut, Angkatan Udara
sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan
dan kedaulatan negara.**)
(4) Kepolisian Rebuplik Indonesia sebagai alat negara yang menjaga keamanan dan
ketertiban masyarakat bertugas melindungi, mengayomi, melayani masyarakat, serta
menegakkan hukum.**)
(5) Susunan dan kedudukan Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Rebuplik
Indonesia, hubungan kewenangan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik
Indonesia di dalam menjalankan tugasnya, syarat-syarat keikutsertaan warga negara,
dalam usaha pertahanan dan keamanan negara, serta hal-hal yang terkait dengan
pertahanan dan kemanan diatur dengan undang-undang.**)
BAB XIII
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN ****)
Pasal 31
(1) Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.****)
(2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib
membiayainya.***)
Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2022 46
(3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistim pendidikan nasional yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.****)
(4) Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari anggaran
pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran pendapatan belanja daerah untuk
memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional .****)
(5) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-
nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat
manusia.
Pasal 32
(1) Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan
menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai
budayanya.****)
(2) Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya
nasional.****)
BAB XIV
PEREKONOMIAN NASIONAL DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL****)
Pasal 33
(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan.
(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup
orang banyak dikuasai oleh negara.
(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
(4) Perekonomian nasional diselengarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip
kebersamaan, efesiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,
kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi
nasional.****)
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-
undang.****)
Pasal 34
(1) Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara.****)
(2) Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan
masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.****)
(3) Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas
pelayanan umum yang layak.****)
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-
undang.****)
Pasal 35
Bendera Negara Indonesia ialah Sang Saka Merah Putih.
Pasal 36
Bahasa Negara Indonesia ialah Bahasa Indonesia.
Pasal 36A
Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.**)
Pasal 36B
Lagu kebangsaan ialah Indonesia Raya.***)
Pasal 36C
Ketentuan lebih lanjut mengenai Bendera, Bahasa dan Lambang Negara, serta Lagu
Kebangsaan diatur dangan undang-undang.**)
BAB XVI
PERUBAHAN UNDANG-UNDANG DASAR
Pasal 37
(1) Usut perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar diagendakan dalam sidang Majelis
Permusyawaratan Rakyat apabila diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari jumlah
anggota Majelis Permusyawaran Rakyat.****)
(2) Setiap usul perubahan pasal-pasal Undang-Undang Dasar diajukan secara tertulis dan
ditunjukkan dengan jelas bagian yang diusulkan untuk diubah beserta alasannya.****)
(3) Untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang Dasar Majelis Permusyawaratan Rakyat
dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota Majelis Permusyawaratan
Rakyat.****)
(4) Putusan untuk mengubah pasal-pasal Undang-Undang Dasar dilakukan dengan
persetujuan sekurang-kurangnya lima puluh persen ditambah satu dari seluruh anggota
Majelis Permusyawaratan Rakyat.****)
(5) Khusus tentang bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakukan
perubahan.****)
ATURAN PERALIHAN
Pasal I
Segala peraturan perundang-undangan yang ada masih tetap berlaku selama belum
diadakan yang baru menurut Undang-Undang Dasar ini.****)
Pasal III
Mahkamah Konstitusi dibentuk selambat-lambatnya pada 17 Agustus 2003 dan sebelum
dibentuk segala kewenangannya dilakukan oleh Mahkamah Agung.****)
ATURAN TAMBAHAN
Pasal I
Majelis Permusyarawatan Rakyat ditugasi untuk melakukan peninjauan terhadap materi
dan status hukum Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara dan ketetapan
Permusyawaratan Rakyat Sementara untuk diambil putusan pada sidang Permusyawaratan
Rakyat Sementara 2003.****)
Pasal II
Dengan ditetapkannya perubahan Undang-Undang Dasar ini, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terdiri atas pembukaan dan pasal-pasal.****)
Pelaksanaan perubahan (amandemen) pertama terhadap UUD’45, berdasarkan hasil rapat
Paripurna MPR-RI ke-12 tanggal 10 Oktober 1999 yang kemudian disahkan pada tanggal 19
Oktober 1999, memiliki dasar politis dan yuridis.
a. Dasar Politis:
mempelajari, menelaah, dan mempertimbangkan dengan seksama dan sungguh-sungguh
hal-hal yang bersifat mendasar yang dihadapi oleh rakyat, bangsa dan negara.
b. Dasar Yuridis:
menggunakan kewenangan berdasarkan Pasal 37 UUD 1945.
KETERANGAN:
* Amandemen pertama
** Amandemen kedua
*** Amandemen ketiga
**** Amandemen keempat.
I. PENDAHULUAN
Materi yang diujikan untuk Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dalam Ujian Dinas Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) adalah menyangkut pemahaman Pegawai Negeri Sipil (PNS)
terhadap berbagai segi yang termaktub dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional. Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang dimaksud
adalah khusus untuk pengetahuan dan pemahaman mengenai Program Pembangunan Nasional
(PROPENAS) yang mulai berlaku sejak 1999 sampai saat ini.
Pada materi ini peserta ujian dinas harus mendapat skor di atas nilai minimal (40), mengingat bobot
untuk materi Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional cukup besar yaitu 15%. Substansi tes
sepenuhnya bersumber dari Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional.
7. Asas akuntabilitas yaitu asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari
kegiatan Penyelenggaraan Negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau
rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan ketentuan perundang-
undangan.
pembangunan nasional;
3. Diperkuatnya Otonomi Daerah dan desentralisasi pemerintahan dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Rangkaian perencanaan untuk Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional telah melalui berbagai
pendekatan yang mencakup politik, teknokratik, partisipatif, atas bawah (top-down) dan bawah atas
(bottom-up).
Tahapan Perencanaan Pembangunan Nasional meliputi :
1. Penyusunan Rencana;
2. Penetapan Rencana;
D. Tujuan
Sistem perencanaan pembangunan nasional bertujuan untuk:
1. Mendukung koordinasi antar pelaku pembangunan;
2. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar daerah, antar ruang, antar
waktu, antar fungsi pemerintahan maupun antara Pusat dan Daerah;
3. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan
pengawasan;
4. Mengoptimalkan partisipasi masyarakat; dan
5. Menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efesien, efektif, berkeadilan, dan
berkelanjutan.
budaya.
5. Meningkatkan pembangunan daerah.
G. Sistematika
Sistematika Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional sebagai berikut:
BAB I Ketentuan Umum
BAB II Azas dan Tujuan
BAB III Ruang Lingkup Perencanaan Pembangunan Nasional
BAB IV Tahapan Perencanaan Pembangunan Nasional
BAB V Penyusunan dan Penetapan Rencana
BAB VI Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
BAB VII Data dan Infomasi
BAB VIII Kelembagaan
2. ditiadakannya Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) sebagai pedoman penyusunan rencana
pembangunan nasional
3. penguatan otonomi daerah dan desentralisasi pemerintahan dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI)
Guna menjaga pembangunan tetap berkelanjutan, maka diperlukan suatu Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional. RPJP Nasional tersebut mencakup beberapa tahapan pembangunan jangka
menengah. Kurun waktu RPJP Nasional adalah hingga tahun 2025.
Secara juridis formal keberadaan RPJP Nasional dilegitimasi melalui terbitnya Undang-Undang
Rebuplik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional 2005 – 2025 Tanggal 5 Pebruari 2007. Batang tubuh UU Nomor 17 Tahun 2017 memuat 5
Bab dan 9 Pasal.
2. Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat.
Untuk itu seluruh komponen bangsa sepakat menetapkan sistem perencanaan pembangunan melalui
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2005 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (UU
SPPN) yang didalamnya diatur perencanaan jangka panjang (20 tahun), jangka menengah (5 tahun),
dan pembangunan tahunan.
4. Ikut menciptakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan
sosial.
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah telah dicabut dan dinyatakan tidak berlaku).
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah
Pusat dan Pemerintah Daerah.
Bab I Pendahuluan;
Bab II Kondisi Umum;
J. Lain-Lain
Dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional masih tercantum Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
sebagai landasan operasional pembangunan nasional. Seiring dengan perkembangan dinamika
penyelenggaraan pemerintahan dan perkembangan tuntutan masyarakat, maka telah terbit Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Selanjutnya dengan terbitnya Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2014 maka Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku.
7. Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan
kepentingan nasional.
8. Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan dunia internasional.
B. RPJMN
RPJMN adalah dokumen perencanaan pembangunan nasional untuk periode 5 tahun.Saat ini
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) masuk dalam tahap ke IV (2020-2024).
RPJMN 2020-2024 disusun sebagai penjabaran dari Visi, Misi, dan Program Aksi Presiden/Wakil
Presiden hasil Pemilihan Umum tahun 2019, serta berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional 2005-2025.
1. Tahapan RPJMN
a. RPJM ke-1 (2005-2009)
RPJM ke-1 diarahkan untuk menata kembali dan membangun Indonesia di segala bidang
yang ditujukan untuk menciptakan Indonesia yang aman dan damai, yang adil dan
demokratis, dan yang tingkat kesejahteraan rakyatnya meningkat.
b. RPJM ke-2 (2010-2014)
RPJM ke-2 ditujukan untuk lebih memantapkan penataan kembali Indonesia di segala bidang
dengan menekankan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia termasuk
pengembangan kemampuan ilmu dan teknologi serta penguatan daya saing perekonomian.
c. RPJM ke-3 (2015-2019)
RPJM ke-3 ditujukan untuk lebih memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai
bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan
keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan ilmu
dan teknologi yang terus meningkat.
RPJM ke-4 ditujukan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan
makmur melalui percepatan pembangunan di berbagai bidang dengan menekankan
terbangunnya struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif di
berbagai wilayah yang didukung oleh SDM berkualitas dan berdaya saing.
b) Terjaganya NKRI berdasarkan Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika
f) Berkembangnya nilai baru yang positif dan produktif pada setiap aspek kehidupan
2) Indikator keberhasilan untuk Indonesia yang adil dan demokratis:
d) Terciptanya landasan bagi upaya penegakan supremasi hukum dan penegakan hak-
hak asasi manusia yang bersumber pada Pancasila dan UUD 1945
e) Tertatanya sistem hukum nasional
b) Kuatnya peran masyarakat sipil dan partai politik dalam kehidupan bangsa
i) Makin mantapnya nilai-nilai baru yang positif dan produtif dalam rangka memantapkan
budaya dan karakter bangsa
4) Indikator keberhasilan untuk Daya saing perekonomian:
a) Berkembangnya proses rehabilitasi dan konservasi sumber daya alam dan lingkungan
hidup yang disertai dengan menguatnya partisipasi aktif masyarakat.
b) Terpeliharanya keanekaragaman hayati dan kekhasan sumber daya alam tropis yang
dimanfaatkan untuk mewujudkan nilai tambah, daya saing bangsa serta modal
pembangunan nasional.
c) Mantapnya kelembagaan dan kapasitas antisipatif serta penanggulangan bencana di
setiap tingkatan pemerintahan
d) Terlaksananya pembangunan kelautan sebagai gerakan yang didukung oleh semua
sektor.
e) Meningkatnya kualitas tata ruang yang terintegrasi ke dalam dokumen perencanaan
pembangunan dan penegakan peraturan dalam rangka pengendalian pemanfaatan
ruang.
c. RPJM ke-3
1) Indikator keberhasilan untuk Kemampuan pertahanan nasional dan keamanan dalam
i) Tercapainya kondisi penduduk tumbuh seimbang dan mantapnya budaya dan karakter
bangsa
2) Indikator keberhasilan untuk Semakin mantapnya pelaksanaan pembangunan
berkelanjutan:
a) Terjaganya daya dukung lingkungan dan kemampuan pemulihan
ruang:
a) Berkembangnya jaringan infrastruktur trasnportasi
e) Terwujudnya konservasi sumber daya air yang mampu menjaga keberlanjut-an fungsi
sumber daya air dan pengembangan sumber daya air serta terpenuhinya penyediaan
air minum untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat
f) Terpenuhnya kebutuhan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana
pendukung yang didukung oleh sistem pembiayaan perumahan jangka panjang dan
berkelanjutan, efisien dan akuntabel.
d. RPJM ke-4
c) Terjaganya keutuhan wilayah NKRI dan kedaulatan negara dari ancaman, baik dari
dalam maupun luar negeri.
2) Indikator keberhasilan untuk Kesejahteraan masyarakat yang terus meningkat :
h) Kesadaran, sikap mental, dan perilaku masyarakat makin mantap dalam pengelolaan
industri, pertanian, kelautan dan sumber daya alam dan sektor jasa.
b) Lembaga dan pranata ekonomi telah tersusun, tertata, serta berfungsi dengan baik.
e) Menumbuhkan Kewirausahaan.
7) Perlindungan Bagi Segenap Bangsa dan Memberikan Rasa Aman pada Seluruh Warga
b) Melanjutkan Transformasi Sistem Pertahanan yang Modern dan TNI yang Profesional
Presiden menetapkan 5 (lima) arahan utama sebagai strategi dalam pelaksanaan misi
Nawacita. Kelima arahan tersebut mencakup:
1) Pembangunan SDM
Membangun SDM pekerja keras yang dinamis, produktif, terampil, menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi didukung dengan kerjasama industri dan talenta global.
2) Pembangunan Infrastruktur
A. Pengertian
Rencana Pembangunan Tahunan Nasional disebut juga dengan Rencana Kerja Pemerintah (RKP).
RKP adalah dokumen perencanaan nasional untuk periode 1 (satu) tahun yang memuat prioritas
pembangunan nasional, rancangan kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran
perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal, serta program
kementerian/lembaga, lintas kementerian/lembaga kewilayahan dalam bentuk kerangka regulasi dan
pendanaan yang bersifat indikatif.
3. Integratif, yaitu upaya keterpaduan pelaksanaan perencanaan program Presiden yang dilihat dari
peran Kementerian/ Lembaga, daerah dan pemangku kepentingan lainnya dan upaya
keterpaduan dari berbagai sumber pembiayaan;
4. Spasial, yaitu kegiatan pembangunan yang direncanakan secara fungsional lokasinya harus
berkaitan satu dengan lain dalam satu kesatuan wilayah dan keterkaitan antarwilayah.
Rencana Kerja Pemerintah memiliki poin utama untuk mencapai tujuan kerja pemerintah setahun
kedepan dengan membuat prioritas nasional. Prioritas Nasional ditetapkan mulai pada tahun 2017
dan terdapat 23 Prioritas Nasional. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah
mendukung 14 Prioritas Nasional dari 23 Prioritas nasional, 21 Proyek Prioritas Nasional dan 47
Kegiatan prioritas Nasional. Prioritas Nasional di Tahun 2018 dan Tahun 2019 dilakukan penajaman
atau refocusing. Pada Tahun 2018 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mendukung
9 dari 10 Prioritas Nasional, 13 Program Prioritas, dan 23 Kegiatan Prioritas sedangkan di Tahun
2019 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mendukung 3 dari 5 Prioritas Nasional, 13
Program Prioritas dan 23 Kegiatan Prioritas. Tahun 2020, Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan terdapat di dalam Prioritas Nasional yang sama dengan Tahun 2019 namun terdapat
perbedaan detail di dalam nomenklatur.
Tujuannya yaitu untuk mengsinkronisasikan realisasi rencana kerja tahun sebelumnya dengan
Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2022 69
rencana kerja tahun berikutnya sesuai dengan RPJMN dan Rencana Strategis Tahun 2020-2024.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengintegrasikan pembangunan dalam rencana
kerja pemerintah Tahun 2020, dimana posisi pembangunan LHK diintegrasikan dalam 3 dari 5
prioritas nasional :
1. pembangunan manusia dan pengentasan kemiskinan,
3. ketahanan pangan, air, energi dan lingkungan hidup. Pembangunan tematik Kementerian
Lingkungan hidup dan Kehutanan tahun 2020 mendukung RKP 2020 meliputi Kesetaraan Gender,
Tata Kelola, Kerentanan Bencana dan Perubahan Iklim, Modal Sosial Budaya, dan Tranformasi
Digital. Target Pembangunan Tahun 2020 yaitu pertumbuhan ekonomi 5.3-5.5%, tingkat
kemiskinan 8-9%, tingkat pengangguran terbuka 4.7-5.1%, indeks pembangunan manusia 72.5,
dan indeks gini 0.375-0.38.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam Rencana Kerja Tahun 2020 mendukung
Prioritas Nasional I pembangunan manusia dan pengentasan kemiskinan. Strategi
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang mendukung Prioritas Nasional tersebut
adalah pengembangan Iptek-inovasi bidang LHK, pelaksanaan reformasi agrarian, dan
perhutanan sosial. Pada era revolusi industri 4.0 saat ini, KementerianLingkungan Hidup dan
Kehutanan bersinergi untuk meningkatkan Iptek-inovasi agar menghilangkan kesan hutan
tempat produksi menjadi pengembangan potensi hutan dari segala sektor untuk menciptakan
hutan lestari yang melalui pengembangan Iptek-inovasi hasil hutan kayu, hasil hutan non kayu,
jasa lingkungan, dan sosial ekonomi masyarakat sekitar hutan. Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan melakukan kemitraan dengan masyarakat melalui perhutanan sosial dengan
memberian akses kelola hutan kepada masyarakat dalam bentuk Hutan Kemitraan (HKm), Hutan
Desa (HD), Hutan Tanaman Rakyat/Izin Pemanfaatan Hutan Perhutanan Sosial (HTR/IPHPS),
Hutan Adat (HA) dan kemitraan kehutanan.
2. Prioritas Nasional 3: Nilai Tambah Sektor Riil, Industrialisasi, Dan Kesempatan Kerja
Strategi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam mendukung Prioritas Nasional
Nilai Tambah Ekonomi dan Kesempatan Kerja adalah optimalisasi hasil hutan untuk
meningkatkan PNBP, Pengembangan model iptek di 7 destinasi pariwisata prioritas dan 2 KEK
pariwisata, pengembangan ekowisata dan wisata bahari pada kawasan konservasi, serta
pelaksanaan pendidikan dan pelatihan vokasi untuk meningkatkan SDM yang siap kerja dibidang
LHK.
Pembangunan nasional yang telah dilaksanakan selama ini telah menunjukkan kemajuan di berbagai
bidang kehidupan masyarakat. Namun demikian masih banyak pula tantangan atau masalah yang belum
sepenuhnya terselesaikan. Untuk itu masih diperlukan upaya untuk mengatasinya dalam pembangunan
nasional beberapa tahun kedepan.
A. Permasalahan
Pembangunan dalam rangka mencapai tujuan nasional, bangsa Indonesia dihadapkan pada tiga
masalah pokok bangsa, yakni (1) merosotnya kewibawaan negara, (2) melemahnya sendi-sendi
perekonomian nasional, dan (3) merebaknya intoleransi dan krisis kepribadian bangsa.
1. Ancaman Terhadap Wibawa Negara
Wibawa negara merosot ketika negara tidak kuasa memberikan rasa aman kepada segenap
warga negara, tidak mampu mendeteksi ancaman terhadap kedaulatan wilayah, membiarkan
pelanggaran hak asasi manusia (HAM), lemah dalam penegakan hukum, dan tidak berdaya dalam
mengelola konflik sosial. Negara semakin tidak berwibawa ketika masyarakat semakin tidak
percaya kepada institusi publik dan pemimpin tidak memiliki kredibilitas yang cukup untuk
menjadi teladan dalam menjawab harapan publik terhadap perubahan ke arah yang lebih baik.
2. Kelemahan Sendi Perekonomian Bangsa
Lemahnya sendi-sendi perekonomian bangsa terlihat dari belum terselesaikannya persoalan
kemiskinan, kesenjangan sosial, kesenjangan antar wilayah, kerusakan lingkungan hidup sebagai
akibat dari eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan, dan ketergantungan dalam hal
pangan, energi, keuangan, dan teknologi. Negara tidak mampu memanfaatkan kandungan
kekayaan alam yang sangat besar, baik yang mewujud (tangible) maupun bersifat nonfisik
(intangible), bagi kesejahteraan rakyatnya.
3. Intoleransi dan Krisis Kepribadian bangsa
Politik penyeragaman telah mengikis karakter Indonesia sebagai bangsa pejuang, memudarkan
solidaritas dan gotong-royong, serta meminggirkan kebudayaan lokal. Jati diri bangsa terkoyak
oleh merebaknya konflik sektarian dan berbagai bentuk intoleransi. Negara abai dalam
menghormati dan mengelola keragaman dan perbedaan yang menjadi karakter Indonesia
sebagai bangsa yang majemuk. Sikap untuk tidak bersedia hidup bersama dalam sebuah
komunitas yang beragam telah melahirkan ekspresi intoleransi dalam bentuk kebencian,
Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2022 72
permusuhan, diskriminasi, dan tindakan kekerasan terhadap “yang berbeda”. Kegagalan
pengelolaan keragaman itu terkait dengan masalah ketidakadilan dalam realokasi dan redistribusi
sumber daya nasional yang memperuncing kesenjangan sosial. Pada saat yang sama, kemajuan
teknologi informasi dan transportasi yang begitu cepat telah melahirkan “dunia tanpa batas”
(borderless-state) yang pada gilirannya membawa dampak negatif berupa kejut budaya (culture
shock) dan ketunggalan identitas global di kalangan generasi muda Indonesia.
Tantangan utama stabilitas sosial dan politik adalah memelihara kebhinnekaan Indonesia agar
tetap menjadi faktor yang menginspirasi, memperkaya dan menguatkan Indonesia dalam
mencapai visi pembangunan nasional.
2. Tata Kelola Birokrasi dan Efisien
Agar dapat mendukung keberhasilan pembangunan dan peningkatan daya saing nasional,
tantangan utamanya adalah meningkatkan integritas, akuntabilitas; efektifitas, dan efisiensi
birokrasi dalam menyelenggarakan pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan publik.
3. Pemberantasan Korupsi
Tantangan utama untuk melaksanakan pemberantasan korupsi adalah bagaimana
mengefektifkan penegakan hukum. Hal ini memerlukan perbaikan kualitas dan integritas aparat
penegak hukum, di samping upaya menyempurnaan regulasi dan peraturan perundangan.
Tantangan lain dalam pemberantasan korupsi adalah bagaimana mengoptimalkan upaya
pencegahan tindak pidana korupsi dengan meningkatkan efektifitas reformasi birokrasi serta lebih
meningkatkan kepedulian dan keikutsertaan masyarakat luas.
4. Pertumbuhan Ekonomi
Tujuan pembangunan nasional adalah mencapai kemakmuran dan kesejahteraan rakyat setara
dengan negara maju, artinya Indonesia masuk dalam negara berpendapatan perkapita yang
tinggi (high income). Pada saat yang sama, perekonomian global juga tumbuh, artinya batas
antara negara berpenghasilan rendah dan negara berpengasilan tinggi juga bergerak. Agar
Indonesia mampu menjadi negara berpendapatan tinggi, tentu memerlukan pertumbuhan yang
Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2022 73
tinggi, lebih tinggi dari pertumbuhan global. Dengan posisi Indonesia saat ini, untuk mencapai
negara berpenghasilan tinggi pada tahun 2030, perekonomian nasional dituntut tumbuh rata-rata
antara 6 – 8 persen per tahun. Inilah tantangan utama pembangunan ekonomi. Agar
pembangunan ekonomi berkelanjutan, pertumbuhan yang tinggi tersebut harus bersifat inklusif,
serta tetap menjaga kestabilan ekonomi.
5. Percepatan Pemerataan dan Keadilan
Tantangan dalam menghilangkan kesenjangan pembangunan yang mampu meningkatkan
standar hidup penduduk 40 persen terbawah dan memastikan bahwa penduduk miskin
memperoleh perlindungan sosial adalah:
a. Menciptakan pertumbuhan inklusif.
6. Keberlanjutan Pembangunan
Ada beberapa tantangan untuk mewujudan pelaksanaan pembangunan berkelanjutan secara
konkrit ke dalam berbagai bidang dan daerah, yaitu:
a. Masih perlu adanya kesamaan dan meluasnya pemahaman berbagai pemangku kepentingan
tentang pentingnya pembangunan berkelanjutan di seluruh aspek kehidupan;
b. Pengembangan data dan ukuran pembangunan berkelanjutan serta pencerminannya ke dalam
kegiatan konkrit, baik pada dimensi (pilar) lingkungan hidup, dimensi ekonomi, maupun pada
dimensi sosial yang tercermin pada perilaku berkelanjutan;
d. Pengembangan tata kelola yang mendorong penggunaan sumberdaya dan teknologi bersih,
termasuk langkah-langkah pengendalian pencemaran dan upaya penegakan hukum yang
disertai dengan pengembangan kapasitas institusi dan SDM secara keseluruhan.
7. Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia
Tantangan pembangunan SDM meliputi:
a. Tantangan dalam pembangunan kesehatan dan gizi masyarakat
BAB II ASAS, PRINSIP, NILAI DASAR SERTA KODE ETIK DAN KODE PERILAKU
Pasal 2
Penyelenggaraan kebijakan dan Manajemen ASN berdasarkan pada asas :
a. Asas Kepastian Hukum adalah dalam setiap penyelenggaraan kebijakan dan Manajemen
ASN, mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan.
b. Asas Profesionalitas adalah mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik dan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
c. Asas Proporsionalitas adalah mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban
Pegawai ASN.
d. Asas Keterpaduan adalah pengelolaan Pegawai ASN didasarkan pada satu sistem
pengelolaan yang terpadu secara nasional.
e. Asas Delegasi adalah bahwa sebagian kewenangan pengelolaan Pegawai ASN dapat
didelegasikan pelaksanaannya kepada kementerian, lembaga pemerintah non kementerian,
dan pemerintah daerah.
f. Asas Netralitas adalah bahwa setiap Pegawai ASN tidak berpihak dari segala bentuk
pengaruh manapun dan tidak memihak kepada kepentingan siapapun.
g. Asas Akuntabilitas adalah bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan Pegawai ASN
harus dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
h. Asas Efektif dan Efisien adalah bahwa dalam menyelenggarakan Manajemen ASN sesuai
dengan target atau tujuan dengan tepat waktu sesuai dengan perencanaan yang ditetapkan.
i. Asas Keterbukaan adalah bahwa dalam penyelenggaraan Manajemen ASN bersifat terbuka
untuk publik.
j. Asas Nondiskriminatif adalah bahwa dalam penyelenggaraan Manajemen ASN, KASN tidak
membedakan perlakuan berdasarkan jender, suku, agama, ras, dan golongan.
k. Asas Persatuan dan Kesatuan adalah bahwa Pegawai ASN sebagai perekat Negara Kesatuan
Republik Indonesia
l. Asas Keadilan dan Kesetaraan adalah bahwa pengaturan penyelenggaraan ASN harus
mencerminkan rasa keadilan dan kesamaan untuk memperoleh kesempatan akan fungsi dan
peran sebagai Pegawai ASN.
m. Asas Kesejahteraan adalah bahwa penyelenggaraan ASN diarahkan untuk mewujudkan
peningkatan kualitas hidup Pegawai ASN.
Pasal 4
Nilai dasar ASN meliputi :
a. Memegang teguh ideologi Pancasila;
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
serta pemerintahan yang sah;
c. Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia;
d. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
e. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
f. Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif;
g. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur;
h. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
i. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah;
j. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya
guna, berhasil guna, dan santun;
k. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
l. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;
m. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
n. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan
o. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat sistem
karier.
Pasal 5
Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan perilaku agar Pegawai ASN:
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan berintegritas tinggi;
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin;
c. Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan;
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat yang Berwenang sejauh
tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan etika
pemerintahan;
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara;
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif, dan
efisien;
Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2022 78
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan tugasnya;
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada pihak lain yang
memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan;
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status, kekuasaan, dan jabatannya
untuk mendapat atau mencari keuntungan atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang
lain;
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan integritas ASN; dan
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai disiplin Pegawai ASN.
Pasal 7
Status ASN adalah :
PNS sebagaimana dimaksud merupakan Pegawai ASN yang diangkat sebagai pegawai tetap
oleh Pejabat Pembina Kepegawaian dan memiliki nomor induk pegawai secara nasional.
PPPK sebagaimana dimaksud merupakan Pegawai ASN yang diangkat sebagai pegawai dengan
perjanjian kerja oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan kebutuhan Instansi
Pemerintah dan ketentuan Undang-Undang.
Pasal 8
Pegawai ASN berkedudukan sebagai unsur aparatur negara.
Pasal 9 :
a. Pegawai ASN melaksanakan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan Instansi Pemerintah.
b. Pegawai ASN harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik.
Pasal 11
Pegawai ASN bertugas:
a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
Pasal 12
Peran Pegawai ASN : sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas
umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan pelayanan
publik yang profesional, bebas dari intervensi politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi,
dan nepotisme.
Pasal 14 dan 15
Jabatan Administrasi terdiri atas:
a. Jabatan administrator; bertanggung jawab memimpin pelaksanaan seluruh kegiatan
pelayanan publik serta administrasi pemerintahan dan pembangunan
b. Jabatan pengawas; bertanggung jawab mengendalikan pelaksanaan kegiatan yang
dilakukan oleh pejabat pelaksana ; dan
c. Jabatan pelaksana; bertanggung jawab melaksanakan kegiatan pelayanan publik serta
administrasi pemerintahan dan pembangunan.
Pasal 18
Jabatan Fungsional
(1) Jabatan Fungsional dalam ASN terdiri atas jabatan fungsional keahlian dan jabatan
fungsional keterampilan.
(2) Jabatan fungsional keahlian terdiri atas:
a. Ahli Utama;
b. Ahli Madya;
c. Ahli Muda; dan
d. Ahli Pertama.
(3) Jabatan fungsional keterampilan terdiri atas:
a. Penyelia; adalah Pegawai ASN yang diangkat berdasarkan keterampilan, pendidikan, dan
pengalamannya untuk melaksanakan fungsi koordinasi dalam penyelenggaraan jabatan
fungsional keterampilan.
b. Mahir; adalah Pegawai ASN yang diangkat berdasarkan keterampilan, pendidikan, dan
pengalamannya untuk melaksanakan fungsi utama dalam Jabatan Fungsional.
c. Terampil; adalah Pegawai ASN yang diangkat berdasarkan keterampilan, pendidikan,
dan pengalamannya untuk melaksanakan fungsi lanjutan dalam jabatan fungsional
Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2022 80
keterampilan. dan
d. Pemula, adalah Pegawai ASN yang diangkat berdasarkan keterampilan, pendidikan, dan
pengalamannya untuk pertama kali dan melaksanakan fungsi dasar dalam jabatan
fungsional keterampilan.
Pasal 19
Jabatan Pimpinan Tinggi
(1) Jabatan Pimpinan Tinggi terdiri atas:
a. Jabatan pimpinan tinggi utama; adalah kepala lembaga pemerintah non kementerian.
b. Jabatan pimpinan tinggi madya; meliputi sekretaris jenderal kementerian, sekretaris
kementerian, sekretaris utama, sekretaris jenderal kesekretariatan lembaga negara,
sekretaris jenderal lembaga nonstruktural, direktur jenderal, deputi, inspektur jenderal,
inspektur utama, kepala badan, staf ahli menteri, Kepala Sekretariat Presiden, Kepala
Sekretariat Wakil Presiden, Sekretaris Militer Presiden, Kepala Sekretariat Dewan
Pertimbangan Presiden, sekretaris daerah provinsi, dan jabatan lain yang setara.
c. Jabatan pimpinan tinggi pratama, meliputi direktur, kepala biro, asisten deputi,
sekretaris direktorat jenderal, sekretaris inspektorat jenderal, sekretaris kepala badan,
kepala pusat, inspektur, kepala balai besar, asisten sekretariat daerah provinsi,
sekretaris daerah kabupaten/kota, kepala dinas/kepala badan provinsi, sekretaris Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah, dan jabatan lain yang setara.
(2) Jabatan Pimpinan Tinggi sebagaimana dimaksud diatas berfungsi memimpin dan
memotivasi setiap Pegawai ASN pada Instansi Pemerintah melalui:
a. Kepeloporan dalam bidang:
1. keahlian profesional;
2. analisis dan rekomendasi kebijakan; dan
3. kepemimpinan manajemen.
b. Pengembangan kerja sama dengan instansi lain; dan
c. Keteladanan dalam mengamalkan nilai dasar ASN dan melaksanakan kode etik dan kode
perilaku ASN.
Pasal 20
(1) Jabatan ASN diisi dari Pegawai ASN.
(2) Jabatan ASN tertentu dapat diisi dari:
a. Prajurit Tentara Nasional Indonesia; dan
b. Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia.
(3) Pengisian Jabatan ASN tertentu yang berasal dari prajurit Tentara Nasional Indonesia dan
anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dilaksanakan pada Instansi Pusat sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tentang
Tentara Nasional Indonesia dan Undang-Undang tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia.
e. Pengembangan kompetensi.
Pasal 23
Kewajiban Pegawai ASN :
a. Setia dan taat pada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan pemerintah yang sah;
b. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa;
c. Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pejabat pemerintah yang berwenang;
d. Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan;
e. Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan
tanggung jawab;
f. Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku, ucapan dan tindakan kepada
setiap orang, baik di dalam maupun di luar kedinasan;
g. Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
h. Bersedia ditempatkan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pasal 52
Manajemen ASN meliputi Manajemen PNS dan Manajemen PPPK.
Untuk melaksanakan berbagai hal yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014
tentang Aparatur Sipil Negara dibuatlah Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil.
SISTEMATIKA PP NOMOR 11 TAHUN 2017 JO. PP NOMOR 17 TAHUN 2020 ADALAH SEBAGAI
BERIKUT:
BAB I KETENTUAN UMUM
BAB II PENYUSUNAN DAN PENETAPAN KEBUTUHAN
BAB III PENGADAAN
BAB IV PANGKAT DAN JABATAN
BAB V PENGEMBANGAN KARIER, PENGEMBANGAN KOMPETENSI, DAN SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN KARIER
BAB VI PENILAIAN KINERJA DAN DISIPLIN
BAB VII PENGHARGAAN
BAB VIII PEMBERHENTIAN
BAB IX PENGGAJIAN, TUNJANGAN, DAN FASILITAS
BAB X JAMINAN PENSIUN DAN JAMINAN HARI TUA
BAB XI PERLINDUNGAN
BAB XII CUTI
BAB XIII KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 47
Jabatan PNS terdiri atas: a. JA; b. JF; dan c. JPT.
Pasal 163
Penyelenggaraan manajemen karier PNS bertujuan untuk:
a. Memberikan kejelasan dan kepastian karier kepada PNS;
b. Menyeimbangkan antara pengembangan karier PNS dan kebutuhan instansi;
c. Meningkatkan kompetensi dan kinerja PNS; dan
d. Mendorong peningkatan profesionalitas PNS.
Pasal 229
(1) Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dalam kelancaran pelaksanaan tugas, PNS wajib
mematuhi disiplin PNS.
(2) Instansi Pemerintah wajib melaksanakan penegakan disiplin terhadap PNS serta
melaksanakan berbagai upaya peningkatan disiplin.
(3) PNS yang melakukan pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin.
(4) Hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dijatuhkan oleh pejabat yang berwenang
menghukum.
Pasal 230
Ketentuan lebih lanjut mengenai penilaian kinerja PNS dan disiplin PNS sebagaimana dimaksud,
diatur dengan Peraturan Pemerintah yaitu Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 30
Tahun 2019 tentang Penilaian Kinerja Pegawai Negeri Sipil.
Pasal 232
Penghargaan sebagaimana dimaksud, dapat berupa pemberian:
a. tanda kehormatan;
b. kenaikan pangkat istimewa;
c. kesempatan prioritas untuk pengembangan kompetensi; dan/atau
d. kesempatan menghadiri acara resmi dan/atau acara kenegaraan.
BAB XI PERLINDUNGAN
Pasal 308
Pemerintah wajib memberikan perlindungan berupa: a. jaminan kesehatan; b. jaminan
kecelakaan kerja; c. jaminan kematian; dan d. bantuan hukum.
Materi di bidang Korpri yaitu tes menyangkut pemahaman Pegawai Negeri Sipil (PNS)
mengenai isi serta tujuan–tujuan dan kewenangan korpri dalam pembinaan pegawai. Pada
materi ini peserta ujian dinas harus mendapat skor di atas nilai minimal (40). Karena bobotnya
10%.
Materi KORPRI berdasarkan Keputusan Musyawarah Nasional VIII KORPRI Nomor: KEP-
05/MUNAS.VIII/XII/2015 tentang Penetapan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
KORPRI.
ARAH KEBIJAKSANAAN DAN SASARAN PROGRAM UMUM KORPRI TAHUN 2015 – 2020
(Berdasarkan Keputusan MUNAS VIII KORPRI Tahun 2015)
1. Penguatan organisasi dan tata kerja dengan sasaran terbangunnya organisasi KORPRI
yang solid, kuat, dan mampu melaksanakan tugas-tugas secara efektif dan efisien.
2. Penguatan jiwa Korsa dengan sasaran terbangunnya soliditas dan solidaritas anggota
KORPRI sebagai Abdi Negara, Abdi Masyarakat dan Aparat Birokrasi.
3. Pengembangan usaha dengan sasaran meningkatnya kesejahteraan anggota.
4. Pengayoman dan perlindungan hukum dengan sasaran terciptanya rasa aman bagi
anggota dalam rangka melaksanakan tugas-tugas kedinasan.
5. Peningkatan profesionalisme, disiplin dan pemberiaan penghargaan dengan sasaran
terciptanya aparatur yang kompeten, berdedikasi dan berintegritas.
Susunan Keputusan Hasil Musyawarah Nasional VIII KORPRI Tahun 2015, Nomor: KEP-
05/MUNAS.VIII/XII/2015 tentang Penetapan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
KORPRI, adalah sebagai berikut:
BAB I : Ketentuan Umum
BAB II : Nama, Sifat, Pembentukan dan Kedudukan
BAB III : Dasar dan Kedaulatan Organisasi
BAB IV : Visi, Misi, Fungsi dan Program
BAB V : Doktrin, Kode Etik, Lambang, Panji, Lagu, Atribut dan Pakaian Seragam
BAB VI : Keanggotaan, Hak, dan Kewajiban
BAB VII : Kepengurusan dan Hubungan Kerja
BAB VIII : Penasihat, Dewan Pengurus dan Sekretariat Jenderal Dewan Pengurus
KORPRI Nasional
BAB IX : Penasihat, Dewan Pengurus, Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI
Kementerian/Lembaga Pemerintah Non Kementerian/Kesekretariatan
Lembaga Negara
BAB X : Penasihat, Dewan Pengurus dan Sekretariat Dewan Pengurus KORPRI
Provinsi
I. Umum
A. Beberapa pengertian yang berada dalam Ketentuan Umum, antara lain:
1. KORPRI adalah satu-satunya wadah untuk menghimpun seluruh Pegawai
Republik Indonesia yang meliputi Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Badan Usaha
Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah, Badan Hukum Milik Negara dan atau
Badan Hukum Pendidikan, Lembaga Penyiaran Publik Pusat dan Daerah, Badan
Layanan Umum Pusat dan Daerah dan Badan Otorita/Kawasan Ekonomi Khusus
yang kedudukan dan kegiatannya dari Kedinasan.
2. Pegawai Negeri Sipil adalah setiap warga Negara Republik Indonesia yang telah
memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh Pejabat yang berwenang dan
diserahi tugas dalam suatu Jabatan Negeri, atau diserahi tugas negara lainnya,
dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Pegawai Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah adalah setiap
warga Negara Republik Indonesia yang memenuhi syarat yang ditentukan,
diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan
dan digaji oleh perusahaan Negara atau perusahaan Daerah.
4. Dewan Pengurus KORPRI Kementerian/Lembaga Pemerintah Non Kementerian
adalah suatu kepengurusan yang bersifat kolektif dan berbentuk dewan yang
diangkat berdasarkan musyawarah anggota KORPRI di tingkat
Kementerian/Lembaga Pemerintah Non Kementerian, dan bertugas menjalankan
roda organisasi KORPRI di tingkat Kementerian/Lembaga Pemerintah Non
Kementerian/ Kesekretariatan lembaga Negara.
1. Mewujudkan Organisasi KORPRI yang kuat, berwibawa dan mencakup seluruh tingkat
kepengurusan;
2. Membangun solidaritas dan soliditas pegawai Republik Indonesia sebagai perekat dan
alat pemersatu bangsa dan negara;
3. Mewujudkan kesejahteraan, penghargaan, pengayoman, dan perlindungan hukum
untuk meningkatkan harkat dan martabat anggota;
4. Membangun pegawai Republik Indonesia yang bertaqwa, profesional, disiplin, bebas
kolusi, korupsi dan nepotisme dan mampu melaksanakan tugas-tugas
kepemerintahan yang baik;
5. Mewujudkan KORPRI yang netral dan bebas dari pengaruh politik.
Dalam rangka pembinaan jiwa korsa, KORPRI mempunyai Doktrin, Kode Etik, Lambang,
Panji, lagu dan Atribut serta Pakaian Seragam, yang ketentuannya ditetapkan oleh
Musyawarah Nasional.
B. Hak Anggota
a. Anggota Biasa mempunyai hak:
1. Memilih dan dipilih dalam kepengurusan;
2. Mengajukan pendapat dan saran untuk kemajuan organisasi;
3. Mendapat perlindungan dan pembelaan atas perlakuan yang tidak adil;
4. Mendapat pendampingan dan bantuan hukum;
5. Memperoleh kesejahteraan sesuai kemampuan organisasi;
C. Kewajiban Anggota
a. Anggota Biasa mempunyai kewajiban untuk:
1. Mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta Peraturan
Organisasi;
2. Menjaga netralitas solidaritas dan soliditas anggota;
3. Membela dan menjunjung tinggi organisasi;
4. Menjaga dan meningkatkan moral anggota dan etika organisasi;
5. Menghadiri rapat, pertemuan-pertemuan, serta kegiatan-kegiatan yang
diadakan organisasi;
6. Membayar iuran anggota.
b. Anggota Luar Biasa mempunyai kewajiban untuk:
1. Mentaati Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta peraturan
organisasi;
2. Menjaga netralitas solidaritas dan soliditas anggota;
3. Membela dan menjunjung tinggi organisasi;
4. Menjaga dan meningkatkan moral anggota dan etika organisasi;
5. Menghadiri rapat, pertemuan-pertemuan, serta kegiatan-kegiatan tertentu.
3. Sanksi dikenakan setelah dilakukan pemeriksaan oleh Rapat Dewan Pengurus KORPRI
lengkap sesuai dengan tingkat kepengurusan.
Kode etik KORPRI adalah Panca Prasetya KORPRI. Kode etik bagi organisasi sangat
penting sebagai pedoman sikap dan tingkat laku anggotanya.
Pegawai Negeri Sipil atau PNS memiliki lima butir janji atau komitmen terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia, Pemerintah dan Masyarakat umum. PNS secara non
kedinasan tergabung dalam wadah KORPRI. Panca Prasetya Korpri disebut juga sebagai
sumpah/janji Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bertujuan agar dapat menciptakan sosok
PNS yang profesional, jujur, bersih dari segala korupsi, kolusi, nepotisme, berjiwa sosial,
dan sebagainya.
Panji KORPRI
Pengertian: Panji adalah Bendera Organisasi berbentuk persegi panjang, dengan
bahan dasar beludru, warna dasar hijau tua/hijau daun dilengkapi dengan gambar
lambang organisasi yang disulam timbul dipasang di tengah, bertuliskan “ABDI
NEGARA” yang dipasang di bawah lambang serta berumbai dari benang emas yang
dipilin dipasang pada ketiga sisi tepi kain.
KAMI ANGGOTA KORPS PEGAWAI REPUBLIK INDONESIA, ADALAH INSAN YANG BERIMAN
DAN BERTAQWA KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA, BERJANJI:
Materi di bidang Pengetahuan Perkantoran yaitu tes menyangkut pemahaman Pegawai Negeri
Sipil (PNS) mengenai Administrasi Perkantoran serta tujuan–tujuannya. Pada materi ini peserta
ujian dinas harus mendapat skor di atas nilai minimal (40), karena bobotnya 8%.
Manajemen Perkantoran
Sebagai suatu cabang manajemen yang berhubungan dengan pelayanan (service) dalam
perolehan, pencatatan dan penganalisisan informasi, perencanaan dan pengkomunikasian
yang dengan fungsi-fungsi itu manajemen organisasi merawat aktivanya, mengembangkan
fungsi-fungsi dan kegiatan-kegiatannya, dan mencapai sasaran-sasarannya.
Pengertian Manajemen
1. Manajemen sebagai individu atau sekelompok individu yang bertanggung jawab untuk
menganalisis, merumuskan keputusan dan memprakarsai tindakan yang memadai yang
dapat menghubungkan organisasi;
2. Manajemen sebagai suatu proses pengalokasian masukan suatu organisasi melalui
perencanaan, pengarahan dan pengawasan agar dapat memproduksi dan memasarkan
keluaran yang dibutuhkan oleh para pelanggan sehingga sasaran organisasi itu dapat
tercapai;
3. Manajemen sebagai kegiatan pengalokasian dan pengintegrasian masukan organisasi
dalam suatu lingkungan melalui fungsi-fungsi yang didasarkan pada norma-norma
tertentu dengan jalan memproduksi keluaran yang dibutuhkan masyarakat agar tujuan
organisasi itu dapat tercapai;
4. Manajemen sebagai ilmu yang mengkaji upaya manusia untuk mencapai tujuan yang
telah diperhitungkan dengan bantuan sejumlah sumber daya melalui metode yang
efisien dan efektif.
2. SURAT
Surat adalah:
Alat komunikasi tertulis yang berasal dari satu pihak dan ditujukan kepada pihak lain untuk
menyampaikan warta.
Macam-macam surat:
1. Menurut Wujudnya
- Kartu Pos;
- Warkat Pos;
- Surat bersampul;
- Memorandum dan Nota Dinas;
- Telegram;
- Surat Pengantar.
2. Menurut Tujuannya
- Surat Pemberitahuan;
- Surat Perintah;
- Surat Permintaan;
- Surat Peringatan;
- Surat Panggilan;
- Surat Susulan;
- Surat Keputusan;
- Surat Laporan;
- Surat Perjanjian;
- Surat Penawaran, Pesanan, dll.
8. Menurut Jangkauannya
- Surat intern;
- Surat ekstern.
Bahasa Surat
Salah satu syarat agar surat dikatakan baik, apabila surat tersebut jelas, sopan dan
menggunakan bahasa yang praktis, yang dimaksud bahasa praktis adalah jika:
a. Menggunakan kata-kata yang minim, dapat dimengerti artinya oleh penerima atau
pembaca surat;
b. Penulis mampu menggunakan kosa kata tepat;
c. Kata-kata yang dipergunakan: sederhana dan umum, bukan kata-kata daerah, kata-
kata asing, ,dan lain-lain.
Istilah file, record dan archive di Indonesia dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. File merupakan jenis arsip aktif, yaitu arsip yang masih dipergunakan secara langsung
dalam proses administrasi, sehingga arsip ini masih terdapat di unit kerja.
b. Record merupakan jenis arsip inaktif yang sudah menurun nilai kegunaannya dalam
proses administrasi sehari-hari, arsip ini tidak terdapat di unit kerja, akan tetapi sudah
berada di unit kearsipan organisasi yang bersangkutan.
c. Archive merupakan arsip statis, yaitu arsip yang tidak secara langsung digunakan dalam
proses penyelenggaraan administrasi negara. Arsip ini berada di Arsip Nasional R.I.
Pusat atau Arsip Nasional R.I. Daerah. Arsip statis merupakan bahan
pertanggungjawaban Nasional bagi kegiatan Pemerintah untuk generasi yang akan
datang.
Penyusutan Arsip
Menurut Widjaja (1990: 133), berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
34 tahun 1979 pasal 2 tentang penyusutan arsip, maka yang dimaksud dengan
penyusutan arsip adalah kegiatan pengurangan arsip dengan cara:
a. Memindahkan arsip inaktif dari Unit Pengolah ke Unit Kearsipan dalam lingkungan
Lembaga Negara atau Badan Pemerintahan masing-masing.
b. Memusnahkan arsip sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.
c. Menyerahkan arsip statis oleh Unit Kearsipan kepada Arsip Nasional.
Sistem kearsipan yang dijalankan oleh suatu instansi dikatakan baik apabila mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut:
1. Mudah dilaksanakan.
2. Mudah dimengerti.
3. Murah/ekonomis.
4. Tidak memakan tempat.
5. Mudah dicapai.
6. Cocok bagi organisasi.
7. Fleksibel atau luwes.
8. Dapat mencegah kerusakan dan kehilangan arsip.
9. Mempermudah pengawasan.
Pengertian Filing
Salah satu jenis pekerjaan kantor yang banyak dilakukan oleh setiap instansi atau lembaga
ialah menyimpan warkat, dokumen atau surat-surat lainnya. Aktivitas yang berhubungan
dengan penyimpanan warkat atau dokumen ini sering disebut administrasi kearsipan; apa
saja yang menyangkut arsip dinamakan administrasi kearsipan, atau sering disebut secara
singkat dengan istilah kearsipan. Dalam istilah yang lebih populer, administrasi kearsipan
atau kearsipan ini sering disebut istilah filing.
Sistem yang dipergunakan dalam pengurusan atau pengaturan arsip dinamakan sistem
filing (filing system).
Tentang tugas dan kewajiban dokumentasi sebenarnya telah diatur dalam Peraturan
Presiden No. 20 Tahun 1961 Tentang Tugas dan Kewajiban dan Lapangan Pekerjaan
Dokumentasi dan Perpustakaan dalam lingkungan Pemerintah (Lembar Negara Tahun 1961
No. 311, Tambahan Lembaran Negara 2369). Dalam Pasal 2 ayat (1) Peraturan Presiden
itu ditetapkan bahwa tugas kewajiban dokumentasi ialah menyediakan keterangan-
keterangan dalam bentuk dokumen baru tentang pengetahuan dalam arti kata yang luas
sebagai hasil kegiatan manusia dan untuk keperluan itu mengumpulkan dan menyusun
keterangan- keterangan tersebut, ditegaskan bahwa dokumentasi menjalankan pekerjaan-
pekerjaan sebagai berikut (pasal 3):
• Menyediakan keterangan-keterangan berikut yang dikutip, disadur, diterjemahkan,
disaring, difotokopi atau direkam dari segala dokumen pustaka.
• Memberitahukan perihal tersedianya keterangan-keterangan itu.
• Atas permintaan menyusun suatu dokumen baru sebagai lanjutan dari usaha dimaksud
pada angka/butir 1.
5. LAPORAN
Laporan
Laporan adalah suatu bentuk informasi, baik berupa lisan maupun tertulis.
Syarat laporan:
1. Benar dan objektif.
2. Jelas dan cermat.
3. Lengkap.
4. Langsung mengenai sasaran.
5. Tegas dan konsisten.
6. Dibuat segera setelah suatu kejadian/peristiwa berlangsung.
7. Tepat penerimaannya.
Peranan laporan administrasi:
1. Pertanggungjawaban dan pengawasan.
2. Penyampaian informasi.
3. Bahan pengambilan keputusan.
4. Alat pembina kerjasama.
5. Alat pengembangan cakrawala wawasan.
Sistematika Laporan:
1. Batang Tubuh Laporan
Bagian ini merupakan bagian yang terpenting dari sebuah laporan, karena pada bagian
inilah dipaparkan segala data fakta yang telah diolah. Batang tubuh laporan yang merupakan
isi pokok dari laporan biasanya mengandung uraian tentang:
• Data dan fakta pelaksanaan kegiatan.
• Fakta tentang tujuan yang telah dicapai.
• Masalah-masalah yang dihadapi.
• Pembahasan atau analisis masalah.
2. Kesimpulan adalah hal-hal yang besar dalam penyajian bab sebelumnya. Perlu diingat bahwa
masalah tidak disimpulkan, yang disimpulkan adalah fakta dan pemecahan masalah.
3. Saran adalah semacam terapi atau pengobatannya atau langkah-langkah yang akan
dijalankan untuk pemecahan masalah baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Saran sifatnya harus dinamis, saran pada dasarnya berasal dari yang telah disajikan maupun
yang berasal di luar penyajian yang telah disajikan.
Sistematika penyajian laporan di sini adalah pembidangan atau pengelompokan dan materi
yang disajikan, sistematika laporan yang lazim dikenal di Indonesia ini ada dua, yaitu:
a. Sistem desimal (digit system).
b. Sistem gabungan angka dan huruf.
Untuk tercapainya keseragaman suatu sistem pengelolaan tata naskah dinas di Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan, diterbitkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor: P.63/Menlhk-Setjen/2015 tanggal 2 Februari 2016, tentang
Pedoman Tata Naskah Dinas Kementerian Lingkungan Hidup Kehutanan dengan
mempunyai:
1. Maksud
Sebagai pedoman pengelolaan tata naskah dinas Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan.
2. Tujuan
Untuk menciptakan kelancaran komunikasi tulis yang efektif dan efisien kedinasan yang
berhasilguna dan pemberdayaan dalam pelaksanaan tugas Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan.
3. Sasaran
a. Tercapainya kesamaan pengertian bahasa dan penafsiran serta penyelenggaraan tata
naskah dinas Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
b. Terwujudnya keterpaduan pengelolaan tata naskah dinas dengan unsur lainnya dalam
lingkup administrasi umum.
c. Terwujudnya kemudahan dan kelancaran komunikasi tulis kedinasan serta kemudahan
dalam pengendalian.
d. Tercapainya efektivitas dan efisien penyelenggaraan tata naskah dinas.
e. Berkurangnya tumpang tindih dan pemborosan penyelenggaraan tata naskah dinas
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
4. Asas
Dalam penyusunan naskah dinas ada beberapa asas yang harus diperhatikan adalah:
5. Pengertian
a. Naskah dinas adalah informasi tertulis sebagai alat komunikasi kedinasan yang dibuat
dan/atau dikeluarkan oleh pejabat yang berwenang di lingkungan instansi pemerintah
dalam rangka penyelenggaraan tugas pemerintahan dan pembangunan.
b. Tata naskah dinas adalah pengelolaan informasi tertulis yang meliputi pengaturan jenis,
format, penyiapan, pengamanan, pengabsahan, distribusi, dan penyimpanan naskah
dinas, serta media yang digunakan dalam komunikasi.
c. Administrasi umum adalah rangkaian kegiatan administrasi yang meliputi tata naskah
dinas, penamaan lembaga, singkatan dan akronim, kearsipan serta tata ruang
perkantoran.
d. Komunikasi intern adalah tata hubungan penyampaian informasi kedinasan yang
dilakukan oleh instansi dengan pihak lain di luar lingkungan instansi yang bersangkutan.
e. Komunikasi ekstern adalah tata hubungan penyampaian informasi kedinasan yang
dilakukan oleh instansi dengan pihak lain di luar lingkungan instansi yang bersangkutan.
f. Korespondensi adalah hal yang berkaitan dengan surat menyurat.
g. Format adalah susunan dan bentuk naskah yang menggambarkan tata letak dan
redaksional, serta penggunaan lambang negara, logo dan cap dinas.
h. Kewenangan penandatangan naskah dinas adalah hak dan kewajiban yang ada pada
pejabat untuk menandatangani naskah dinas sesuai dengan tugas dan tanggung jawab
kedinasan pada jabatannya.
I. PENDAHULUAN
Materi yang diujikan untuk tugas dan fungsi organisasi dalam Ujian Dinas Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan (LHK) adalah menyangkut pemahaman PNS terhadap tugas dan fungsi
Kementerian LHK hingga struktur organisasi terkecilnya. Presiden Republik Indonesia telah menetapkan
pembentukan Kementerian LHK melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2015
tentang Kementerian LHK.
Pada materi ini peserta ujian dinas harus mendapat skor di atas nilai minimal (40), mengingat bobot
untuk materi tugas dan fungsi organisasi cukup besar yaitu 15%. Substansi tes sepenuhnya bersumber
dari Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2015, Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Republik Indonesia Nomor P.18/MENLHK-II/2015 serta peraturan lainnya terkait dengan tugas dan
fungsi Kementerian LHK.
Unit Pelaksana Teknis pada Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem
adalah sebagai berikut:
a. UPT Taman Nasional
Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.7/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis
Taman Nasional. Taman Nasional adalah unit pengelola penyelenggaraan konservasi sumber
daya alam dan ekosistemnya yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur
Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem. Unit Pelaksana Teknis Taman
Nasional seluruhnya berjumlah 48 sebagai berikut:
1) Balai Besar TN Kerinci Seblat
2) Balai Besar TN Gunung Gede Pangrango
3) Balai Besar TN Leuser
4) Balai Besar TN Betung Kerihun dan Danau Sentarum
5) Balai Besar TN Lore Lindu
6) Balai Besar TN Teluk Cendrawasih
Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2022 121
7) Balai Besar TN Bukit Barisan Selatan
8) Balai Besar TN Bromo Tengger Semeru
9) Balai TN Batang Gadis
10) Balai TN Berbak dan Sembilang
11) Balai TN Way Kambas
12) Balai TN Ujung Kulon
13) Balai TN Kepulauan Seribu
14) Balai TN Gunung Halimun-Salak
15) Balai TN Meru Betiri
16) Balai TN Bali Barat
17) Balai TN Komodo
18) Balai TN Tanjung Puting
19) Balai TN Sebangau
20) Balai TN Kayan Mentarang
21) Balai TN Wakatobi
22) Balai TN Rawa Aopa Watumohai
23) Balai TN Togean
24) Balai TN Bogani Nani Wartabone
25) Balai TN Aketajawe Lolobata
26) Balai TN Wasur
27) Balai TN Lorentz
28) Balai TN Manupeu Tanah Daru dan Laiwangi Wanggameti
29) Balai TN Tesso Nilo
30) Balai TN Siberut
31) Balai TN Bukit Tiga Puluh
32) Balai TN Bukit Dua Belas
33) Balai TN Gunung Ciremai
34) Balai TN Karimunjawa
35) Balai TN Gunung Merbabu
36) Balai TN Gunung Merapi
37) Balai TN Baluran
38) Balai TN Alas Purwo
39) Balai TN Gunung Rinjani
Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2022 122
40) Balai TN Kelimutu
41) Balai TN Tambora
42) Balai TN Bukit Baka Bukit Raya
43) Balai TN Gunung Palung
44) Balai TN Kutai
45) Balai TN Taka Bone Rate
46) Balai TN Bulusaraung
47) Balai TN Bunaken
48) Balai TN Manusela
b. UPT Balai Besar/Balai Konservasi Sumber Daya Alam
Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor
P.8/Menlhk/Setjen/OTL.0/1/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis
Konservasi Sumber Daya. Balai Besar/Balai Konservasi Sumber Daya Alam adalah unit
pengelola penyelenggaraan konservasi sumber daya alam dan ekosistemnya di cagar alam,
suaka margasatwa, taman wisata alam dan taman buru serta koordinasi teknis pengelolaan
taman hutan raya dan kawasan ekosistem esensial. Balai Besar/Balai Konservasi Sumber
Daya Alam berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Konservasi
Sumber Daya Alam dan Ekosistem. Unit Pelaksana Teknis Balai Besar/Balai Konservasi
Sumber Daya Alam seluruhnya berjumlah 26 sebagai berikut:
1) Balai Besar KSDA Jawa Barat
2) Balai Besar KSDA Jawa Timur
3) Balai Besar KSDA Sumatera Utara
4) Balai Besar KSDA Papua
5) Balai Besar KSDA Nusa Tenggara Timur
6) Balai Besar KSDA Riau
7) Balai Besar KSDA Papua Barat
8) Balai Besar KSDA Sulawesi Selatan
9) Balai KSDA Sumatera Barat
10) Balai KSDA Bengkulu
11) Balai KSDA Jambi
12) Balai KSDA Sumatera Selatan
13) Balai KSDA Jakarta
14) Balai KSDA Nusa Tenggara Barat
Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2022 123
15) Balai KSDA Kalimantan Tengah
16) Balai KSDA Kalimantan Selatan
17) Balai KSDA Kalimantan Barat
18) Balai KSDA Kalimantan Timur
19) Balai KSDA Maluku
20) Balai KSDA Aceh
21) Balai KSDA Jawa Tengah
22) Balai KSDA Yogyakarta
23) Balai KSDA Bali
24) Balai KSDA Sulawesi Tengah
25) Balai KSDA Sulawesi Tenggara
26) Balai KSDA Sulawesi Utara
3. Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai Dan Hutan Lindung
Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung mempunyai tugas
menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan daya dukung
daerah aliran sungai dan hutan lindung.
Direktorat Jenderal Pengendalian Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung menyelenggarakan
fungsinya:
a. perumusan kebijakan di bidang penyelenggaraan, pengelolaan daerah aliran sungai,
pembinaan kesatuan pengelolaan hutan lindung, perbenihan tanaman hutan, penanaman
dan pemeliharaan tanaman hutan, pemulihan kerusakan ekosistem perairan darat,
rehabilitasi hutan dan lahan, serta konservasi tanah dan air;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang penyelenggaraan, pengelolaan daerah aliran sungai,
pembinaan kesatuan pengelolaan hutan lindung, perbenihan tanaman hutan, penanaman
dan pemeliharaan tanaman hutan, pemulihan kerusakan ekosistem perairan darat,
rehabilitasi hutan dan lahan, serta konservasi tanah dan air;
c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang penyelenggaraan, pengelolaan
daerah aliran sungai, pembinaan kesatuan pengelolaan hutan lindung, perbenihan tanaman
hutan, penanaman dan pemeliharaan tanaman hutan, pemulihan kerusakan ekosistem
perairan darat, rehabilitasi hutan dan lahan, serta konservasi tanah dan air;
d. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan, pengelolaan daerah
aliran sungai, pembinaan kesatuan pengelolaan hutan lindung, perbenihan tanaman hutan,
Tes materi substantif yaitu tes menyangkut pemahaman PNS mengenai visi dan misi dari
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta pemahaman terhadap substansi di bidang
lingkungan hidup dan kehutanan. Untuk materi di bidang ini, peserta ujian dinas harus
mendapat skor di atas nilai minimal (40), karena bobot untuk materi tersebut 8%.
I. Pendahuluan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024 telah
ditetapkan dengan Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020.
Visi pembangunan nasional Tahun 2020-2024 adalah “Terwujudnya Indonesia yang
Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong”.
Misi yang diemban untuk memenuhi visi yang telah dirumuskan disebut Nawacita Kedua, adalah :
1. Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia;
2. Struktur Ekonomi yang Produktif, Mandiri, dan Berdaya Saing;
3. Pembangunan yang Merata dan Berkeadilan;
4. Mencapai Lingkungan Hidup yang Berkelanjutan;
5. Kemajuan Budaya yang Mencerminkan Kepribadian Bangsa;
6. Penegakan Sistem Hukum yang Bebas Korupsi, Bermartabat, dan Terpercaya;
7. Perlindungan bagi Segenap Bangsa dan Memberikan Rasa Aman pada Seluruh Warga;
8. Pengelolaan Pemerintahan yang Bersih, Efektif, dan Terpercaya; dan,
9. Sinergi Pemerintah Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan.
Berpedoman pada visi dan misi di atas, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
merumuskan visi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2020-2024, yaitu
“Terwujudnya Keberlanjutan Sumber Daya Hutan dan Lingkungan Hidup untuk
Kesejahteraan Masyarakat”.
Peran utama Kementerian tahun 2020-2024 yang akan diusung sebagai tujuan KLHK, adalah:
1. Meningkatkan kualitas lingkungan hidup dan kehutanan serta ketahanan terhadap perubahan iklim;
2. Meningkatkan pemanfaatan potensi ekonomi dari sumber daya hutan dan lingkungan hidup;
3. Meningkatkan akses kelola hutan bagi masyarakat baik laki-laki maupun perempuan secara adil dan
setara dengan tetap menjaga keberadaan dan kelestarian fungsi hutan;
4. Meningkatkan tata kelola, inovasi dan daya saing bidang lingkungan hidup dan kehutanan.
b. Tujuan
Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup bertujuan:
1. melindungi wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dari pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan hidup;
2. menjamin keselamatan, kesehatan, dan kehidupan manusia;
3. menjamin kelangsungan kehidupan makhluk hidup dan kelestarian ekosistem;
4. menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup;
5. mencapai keserasian, keselarasan, dan keseimbangan lingkungan hidup;
6. menjamin terpenuhinya keadilan generasi masa kini dan generasi masa depan;
7. menjamin pemenuhan dan perlindungan hak atas lingkungan hidup sebagai
bagian dari hak asasi manusia;
8. mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana;
9. mewujudkan pembangunan berkelanjutan; dan
10. mengantisipasi isu lingkungan global.
c. Ruang Lingkup
Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup meliputi:
1) perencanaan;
Perencanaan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dilaksanakan
melalui tahapan :
a) inventarisasi lingkungan hidup, dilaksanakan untuk memperoleh data dan
informasi mengenai sumber daya alam yang meliputi:
• potensi dan ketersediaan;
• jenis yang dimanfaatkan;
• bentuk penguasaan;
• pengetahuan pengelolaan;
• bentuk kerusakan; dan
• konflik dan penyebab konflik yang timbul akibat pengelolaan.
b) penetapan wilayah ekoregion; dilaksanakan dengan mempertimbangkan
kesamaan:
• karakteristik bentang alam;
• daerah aliran sungai;
• iklim;
Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2022 144
• flora dan fauna;
• sosial budaya;
• ekonomi;
• kelembagaan masyarakat; dan
• hasil inventarisasi lingkungan hidup.
c) penyusunan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(RPPLH), memuat rencana tentang:
• pemanfaatan dan/atau pencadangan sumber daya alam;
• pemeliharaan dan perlindungan kualitas dan/atau fungsi lingkungan hidup;
• pengendalian, pemantauan, serta pendayagunaan dan pelestarian sumber
daya alam; dan
• adaptasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim.
2) pemanfaatan;
Pemanfaatan sumber daya alam dilakukan berdasarkan Rencana Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH). Dalam hal RPPLH sebagaimana
dimaksud belum tersusun, pemanfaatan sumber daya alam dilaksanakan
berdasarkan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup dengan
memperhatikan:
• keberlanjutan proses dan fungsi lingkungan hidup;
• keberlanjutan produktivitas lingkungan hidup; dan
• keselamatan, mutu hidup, dan kesejahteraan masyarakat.
3) pengendalian;
Pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup meliputi:
a) pencegahan;
Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup
terdiri atas:
• kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS);
• tata ruang;
• baku mutu lingkungan hidup; meliputi
baku mutu air;
baku mutu air limbah;
baku mutu air laut;
baku mutu udara ambien;
baku mutu emisi;
baku mutu gangguan; dan
baku mutu lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
• kriteria baku kerusakan lingkungan hidup; meliputi kriteria baku kerusakan
Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2022 145
ekosistem dan kriteria baku kerusakan akibat perubahan iklim.
Kriteria baku kerusakan ekosistem meliputi:
kriteria baku kerusakan tanah untuk produksi biomassa;
kriteria baku kerusakan terumbu karang;
kriteria baku kerusakan lingkungan hidup yang berkaitan dengan
kebakaran hutan dan/atau lahan;
kriteria baku kerusakan mangrove;
kriteria baku kerusakan padang lamun;
kriteria baku kerusakan gambut;
kriteria baku kerusakan karst; dan/atau
kriteria baku kerusakan ekosistem lainnya sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kriteria baku kerusakan akibat perubahan iklim didasarkan pada paramater
antara lain:
kenaikan temperatur;
kenaikan muka air laut;
badai; dan/atau
kekeringan.
• amdal;
• UKL-UPL;
• perizinan;
• instrumen ekonomi lingkungan hidup;
• peraturan perundang-undangan berbasis lingkungan hidup;
• anggaran berbasis lingkungan hidup;
• analisis risiko lingkungan hidup;
• audit lingkungan hidup; dan
• instrumen lain sesuai dengan kebutuhan dan/atau perkembangan ilmu
pengetahuan.
c) pemulihan
Pemulihan fungsi lingkungan hidup dilakukan dengan tahapan:
• penghentian sumber pencemaran dan pembersihan unsur pencemar;
• remediasi;
• rehabilitasi;
• restorasi; dan/atau
• cara lain yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
4) pemeliharaan;
5) pengawasan; dan
6) penegakan hukum.
Setiap orang yang melakukan pengelolaan limbah B3 wajib melakukan pemberian simbol
limbah B3 dan pelabelan limbah B3 yang dikelolanya. Pemberian simbol limbah B3
dilakukan pada:
Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2022 148
a. wadah dan/atau kemasan limbah B3,
b. tempat penyimpanan limbah B3, dan
c. alat angkut limbah B3.
Pelabelan limbah B3 dilakukan pada wadah dan/atau kemasan limbah B3.
Terdapat 8 (delapan) jenis simbol limbah B3 untuk penandaan karakteristik limbah B3,
yaitu:
1 2 3 4
5 6 7 8
Makna simbol:
1. mudah meledak 5. beracun
2. cairan mudah menyala 6. korosif
3. padatan mudah menyala 7. infeksius
4. reaktif 8. berbahaya terhadap lingkungan.
1 2 3
Keterangan:
Gambar 1 merupakan label limbah B3 untuk wadah dan/atau kemasan limbah B3.
Gambar 2 merupakan label limbah B3 untuk wadah dan/atau kemasan limbah B3 kosong.
Gambar 3 merupakan label limbah B3 untuk penunjuk tutup wadah dan/atau kemasan.
IV. Plastik yang aman digunakan :
Tidak semua plastik aman untuk digunakan. Oleh karena itu dibuatlah kode-kode pada tiap
plastik tersebut untuk informasi tentang jenis bahan, cara pembuatan, dan dampak
pemanfaatannya bagi pemakai.
Kode ini dikeluarkan oleh The Society of Plastic Industry pada tahun 1988 di Amerika
Serikat dan diadopsi pula oleh lembaga-lembaga yang mengembangkan sistem kode,
seperti ISO (International Organization for Standardization).
Secara umum tanda pengenal plastik tersebut :
– berada atau terletak di bagian dasar
– berbentuk segi tiga yang terbentuk dari 3 tanda panah
– di dalam segitiga akan terdapat angka
– serta nama jenis plastik di bawah segitiga.
PETE atau PET (polyethylene terephthalate) biasa dipakai untuk botol plastik yang
jernih/transparan/tembus pandang seperti botol air mineral, botol jus, dan hampir semua
botol minuman lainnya.
Botol jenis PET/PETE ini direkomendasikan HANYA SEKALI PAKAI. Kenapa? Bila terlalu
sering dipakai, apalagi digunakan untuk menyimpan air hangat apalagi panas, akan
mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut akan meleleh dan mengeluarkan zat
karsinogenik (dapat menyebabkan kanker) dalam jangka panjang.
Jadi buat yang memakai botol bekas air mineral untuk didinginkan di kulkas, sebaiknya ganti
botol2 tersebut jadi botol yang terbuat dari kaca.
Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2022 150
Kode 2: HDPE (High density polyethylene )
HDPE (high density polyethylene) memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih
tahan terhadap suhu tinggi. Kode 2 ini biasa dipakai untuk botol susu yang berwarna putih
susu, tupperware, galon air minum dan lain-lain.
HDPE merupakan salah satu bahan plastik yang aman untuk digunakan karena kemampuan
untuk mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik berbahan HDPE dengan
makanan/minuman yang dikemasnya. Walaupun begitu, kode 2 ini juga
direkomendasikan HANYA SEKALI PAKAI. Kenapa? karena pelepasan senyawa antimoni
trioksida terus meningkat seiring waktu.
Kode 3: V or PVC (Polyvinyl chloride )
V atau PVC (polyvinyl chloride) adalah plastik yang paling sulit didaur ulang. Plastik ini bisa
ditemukan pada plastik pembungkus (cling wrap), dan botol-botol. Kandungan dari PVC yaitu
DEHA yang terdapat pada plastik pembungkus dapat bocor dan masuk ke makanan berminyak
bila dipanaskan. Reaksi yang terjadi antara PVC dengan makanan yang dikemas dengan
plastik ini berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan. Sebaiknya kita mencari
alternatif pembungkus makanan lain (bukan bertanda 3 dan V) seperti plastik yang terbuat
dari polietilena atau bahan alami (daun pisang misalnya).
LDPE (low density polyethylene) biasa dipakai untuk tempat makanan, plastik kemasan, dan
botol-botol yang lembek. Barang-barang dengan kode 4 dapat didaur ulang dan baik untuk
barang-barang yang memerlukan fleksibilitas tetapi kuat. Barang dengan kode 4 bisa dibilang
tidak dapat dihancurkan tetapi tetap baik untuk tempat makanan karena sulit bereaksi secara
kimiawi dengan makanan yang dikemas dengan bahan ini.
PP (polypropylene) adalah pilihan terbaik untuk bahan plastik terutama untuk yang
berhubungan dengan makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol
minum dan terpenting botol minum untuk bayi. Karakteristiknya adalah transparan, tidak
jernih atau berawan, dan cukup mengkilap. Polypropilen lebih kuat dan ringan dengan daya
tembus uap yang rendah, ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi.
Jenis PP (polypropylene) ini adalah PILIHAN BAHAN PLASTIK TERBAIK, terutama untuk
tempat makanan dan minuman seperti tempat menyimpan makanan, botol minum dan
terpenting botol minum untuk bayi. Carilah dengan kode angka 5 bila membeli barang
berbahan plastik untuk menyimpan kemasan berbagai makanan dan minuman.
Kode 6: PS (Polystyrene )
PS (polystyrene) biasa dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam, tempat minum sekali
pakai, dll. Bahan Polystyrene bisa membocorkan bahan styrine ke dalam makanan ketika
makanan tersebut bersentuhan. Bahan Styrine berbahaya untuk kesehatan otak, mengganggu
hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah reproduksi, dan sistem syaraf.
Selain tempat makanan, styrine juga bisa didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan dan
bahan konstruksi gedung. Bahan ini harus dihindari dan banyak negara bagian di Amerika
sudah melarang pemakaian tempat makanan berbahan styrofoam termasuk negara China.
Kode 7: OTHER
Untuk jenis plastik 7 Other ini ada 4 jenis, yaitu SAN (styrene acrylonitrile), ABS (acrylonitrile
butadiene styrene), PC (polycarbonate) dan Nylon.
Other (biasanya polycarbonate) bisa didapatkan di tempat makanan dan minuman seperti
botol minum olahraga, suku cadang mobil, alat-alat rumah tangga, komputer, alat-alat
elektronik, dan plastik kemasan. Polycarbonate bisa mengeluarkan bahan utamanya yaitu
Bisphenol-A ke dalam makanan dan minuman yang berpotensi merusak sistem hormon.
Hindari bahan plastik Polycarbonate.
Jadi mulai sekarang mulailah memperhatikan kode plastik sebelum membeli. Sebisa mungkin
gunakan tempat makanan atau minuman dengan kode 4 atau kode 5 karena kode tersebut
yang paling aman digunakan.
Perintis lingkungan adalah kategori penerima kalpataru yang merupakan warga negara
Indonesia (perseorangan) bukan pegawai negeri dan tokoh organisasi formal. Pengabdi
lingkungan adalah kategori penerima kalpataru yang merupakan petugas lapangan atau
pegawai negeri. Penyelamat lingkungan adalah kategori penerima kalpataru yang
merupakan kelompok masyarakat (formal maupun informal). Sedangkan Pembina
lingkungan adalah kategori penerima kalpataru yang merupakan pejabat, peneliti,
pengusaha, atau tokoh masyarakat.
Kalpataru sendiri diberikan pertama kali pada tahun 1981. Sedangkan nama kalpataru
diambil dari bahasa sanskerta ‘kalpataru‘ atau ‘kalpawreksa‘ yang mempunyai arti ‘pohon
kehidupan’. Penggunaannya terinspirasi oleh relief kalpataru yang terdapat di dinding
candi-candi di Indonesia seperti di Candi Mendut dan Prambanan.
3. Adiwiyata
Adiwiyata adalah penghargaan yang diberikan kepada sekolah-sekolah (SD, SMP, dan SMA)
yang dinilai berhasil mendidik siswa menjadi individu yang cinta dan bertanggung jawab
terhadap lingkungan hidup.
Adiwiyata sendiri berasal dari kata “adi” yang berarti besar, agung, baik, ideal dan
sempurna dan kata “wiyata” yang berarti tempat seseorang mendapat ilmu pengetahuan,
norma dan etika dalam berkehidupan sosial.
A. Ketentuan Umum
1. Kehutanan adalah sistem pengurusan yang bersangkut paut dengan hutan,
kawasan hutan, dan hasil hutan yang diselenggarakan secara terpadu.
2. Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber
daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam
lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.
3. Tata Hutan adalah kegiatan rancang bangun unit pengelolaan hutan, mencakup
kegiatan pengelompokan sumber daya hutan sesuai dengan tipe ekosistem dan
potensi yang terkandung didalamnya dengan tujuan untuk memperoleh manfaat
yang sebesar-besarnya bagi masyarakat secara lestari.
4. Pemanfaatan Hutan adalah kegiatan untuk memanfaatkan kawasan hutan,
memanfaatkan jasa lingkungan, memanfaatkan hasil hutan kayu dan bukan kayu
serta memungut hasil hutan kayu dan bukan kayu serta optimal dan adil untuk
kesejahteraan masyarakat.
5. Pemanfaatan Kawasan Hutan adalah kegiatan untuk memanfaatkan ruang tumbuh
sehingga diperoleh manfaat lingkungan, manfaat sosial dan mafaat ekonomi
secara optimal dengan tidak mengurangi fungsi utamanya.
6. Hutan mempunyai 3 fungsi yaitu fungsi konservasi, lindung dan produksi.
Pemerintah menetapkan hutan berdasarkan fungsi pokoknya yaitu hutan
konservasi, hutan lindung dan hutan produksi.
7. Izin Usaha Pemanfaatan Kawasan yang selanjutnya disingkat IUPK adalah izin
usaha yang diberikan untuk memanfaatkan kawasan pada hutan lindung dan /
atau hutan produksi.
8. Izin Usaha Pemanfaatan Jasa Lingkungan yang selanjutnya disingkat IUPJL adalah
izin usaha yang diberikan untuk memanfaatkan jasa lingkungan pada hutan
lindung dan/atau hutan produksi.
9. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu yang selanjutnya disingkat IUPHHK dan
/atau izin usaha pemanfaatan hasil hutan bukan kayu yang selanjutnya disebut
IUPHHBK adalah izin usaha yang diberikan untuk memanfaatkan hasil hutan
berupa kayu dan/atau bukan kayu dalam hutan alam pada hutan produksi melalui
kegiatan pemanenan atau penebangan, pengayaan, pemeliharaan dan pemasaran.
10. IUPHHK restorasi ekosistem dalam hutan alam adalah izin usaha yang diberikan
untuk membangun kawasan dalam hutan alam pada hutan produksi yang memiliki
ekosistem penting sehingga dapat dipertahankan fungsi dan keterwakilannya
melalui kegiatan pemeliharaan, perlindungan, dan pemulihan ekosistem hutan
termasuk penanaman, pengayaan, penjarangan, penangkaran satwa,
Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2022 154
pelepasliaran flora dan fauna untuk mengembalikan unsur hayati (flora & Fauna)
serta unsur non hayati tanah, Iklim dan topografi) pada suatu kawasan kepada
jenis asli, sehingga tercapai keseimbangan hayati dan ekosistemnya.
11. Izin Pungutan Hasil Hutan Kayu yang selanjutnya disingkat IPHHK adalah izin
untuk mengambil hasil hutan berupa kayu pada hutan produksi melalui kegiatan
pemanenan, pengangkutan, dan pemasaran untuk jangka waktu dan volume.
12. Hutan Hak adalah hutan yang berada pada tanah yang dibebani hak atas tanah.
13. Hutan Kemasyarakatan adalah hutan negara yang pemanfaatan utamanya
ditujukan untuk memberdayakan masyarakat.
14. Hutan Desa adalah hutan negara yang belum dibebani izin/hak yang dikelola oleh
desa dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan desa.
15. Iuran Izin Usaha Pemanfaatan Hutan yang selanjutnya disingkat IIUPH adalah
pungutan yang dikenakan kepada pemegang izin usaha pemanfaatan hutan atas
suatu kawasan hutan tertentu.
16. Agroforestry adalah bentuk pemanfaatan lahan yang dapat memenuhi kebutuhan
petani, rimbawan, dan/atau peternak.
17. Appendix I CITES adalah golongan jenis tumbuhan dan satwa yang dianggap
sangat langka sehingga pemanfaatannya harus diawasi secara ketat hanya untuk
keperluan tertentu seperti konservasi, pendidikan dan ilmu pengetahuan serta
bukan untuk kepentingan komersial, kecuali bila berasal dari penangkaran.
18. Appendix II CITES adalah golongan jenis tumbuhan dan satwa yang dianggap
langka tetapi masih dapat dimanfaatkan secara terbatas antara lain dengan
penjatahan (quota) dan pengawasan.
19. Appendix III CITES adalah golongan jenis tumbuhan dan satwa yang dianggap
langka untuk geografi atau negara tertentu, sehingga ekspor spesimen dari negara
atau kawasan tersebut harus diperlukan seperti jenis-jenis yang tergolong dalam
Appendix I.
20. Areal Buru adalah areal di luar taman buru dan kebun buru (dapat berupa hutan
lindung, hutan produksi terbatas, hutan produksi tetap, hutan produksi yang dapat
dikonservasi, tanah negara lainnya dan tanah milik) yang di dalamnya terdapat
satwa buru, yang dapat diselenggarakan perburuan.
21. Cagar alam adalah kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya
mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu
yang diperlukan dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami.
22. Habitat adalah lingkungan tempat tumbuhan atau satwa dapat hidup dan
berkembangbiak secara alami.
23. Hak pengusahaan hutan adalah hak untuk pengusaha hutan di dalam suatu
kawasan hutan yang meliputi kegiatan-kegiatan penebangan kayu, permudaan
dan pemeliharaan hutan, pengolahan dan pemasaran hasil hutan sesuai dengan
Rencana Pengusahaan Hutan menurut ketentuan-ketentuan yang berlaku serta
berdasarkan azas kelestarian hutan dan azas perusahaan.
24. Hasil Hutan adalah benda-benda hayati, non hayati dan turunannya serta jasa
B. Penyelenggaraan Kehutanan
Penyelenggaraan kehutanan bertujuan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat yang
berkeadilan dan berkelanjutan dengan:
1. menjamin keberadaan hutan dengan luasan yang cukup dan sebaran yang
proporsional;
2. mengoptimalkan aneka fungsi hutan yang meliputi fungsi konservasi, fungsi lindung,
dan fungsi produksi untuk mencapai manfaat lingkungan, sosial, budaya, dan
ekonomi, yang seimbang dan lestari;
3. meningkatkan daya dukung daerah aliran sungai;
4. meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan kapasitas dan keberdayaan
Pemerintah dapat menetapkan kawasan hutan tertentu untuk tujuan khusus dengan
tidak mengubah fungsi pokok kawasan hutan, yang ditujukan untuk kepentingan
umum seperti:
1. penelitian dan pengembangan,
2. pendidikan dan latihan, dan
3. religi dan budaya.
D. Rehabilitasi Hutan
Rehabilitasi hutan dan lahan dimaksudkan untuk memulihkan, mempertahankan, dan
meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktivitas, dan
peranannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga.
Rehabilitasi hutan dan lahan diselenggarakan melalui kegiatan:
a. reboisasi,
b. penghijauan,
c. pemeliharaan,
d. pengayaan tanaman, atau
e. penerapan teknis konservasi tanah secara vegetatitf dan sipil teknis, pada lahan
kritis dan tidak produktif.
Kegiatan rehabilitasi dilakukan di semua hutan dan kawasan hutan kecuali cagar alam
dan zona inti taman nasional.
Penyelenggaran rehabilitasi hutan dan lahan dilaksanakan berdasarkan kondisi spesifik
biofisik yang pelaksanaannya diutamakan melalui pendekatan partisipatif dalam rangka
mengembangkan potensi dan memberdayakan masyarakat.
Pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar dapat dilaksanakan dalam bentuk :
a. pengkajian, penelitian dan pengembangan;
b. penangkaran;
c. perburuan;
d. perdagangan;
e. peragaan;
f. pertukaran;
g. budidaya tanaman obat-obatan;
h. pemeliharaan untuk kesenangan.
Sumber Daya Alam menurut kemungkinan pemulihannya dapat dikelompokkan ke
dalam tiga golongan sebagai berikut;
1. Sumber Daya Alam yang selalu tersedia adalah jenis sumber daya alam yang
senantiasa ada, dan dapat dimanfaatkan oleh manusia secara terus menerus,
seperti sinar matahari dan udara.
2. Sumber Daya Alam yang dapat diperbaharui adalah jenis sumber daya alam yang
jika persediaannya telah berkurang atau habis, akan dapat diproduksi kembali,
pembaharuan tersebut dapat dilakukan secara alamiah atau dengan bantuan
(rekayasa manusia).
3. Sumber Daya Alam yang tidak dapat diperbaharui adalah jenis sumber daya alam
yang jika habis tidak dapat diperbaharui lagi, kalaupun dapat diperbaharui, akan
memakan waktu yang cukup lama.
Sumber Daya Alam menurut sifatnya terbagi ke dalam dua kelompok, yaitu:
1. Sumber Daya Alam Fisik (an-organik), yaitu sumber daya alam berupa benda
mati, seperti tanah, batuan, dan udara.
2. Sumber Daya Alam Hayati (organik), yaitu sumber daya alam berupa benda hidup,
yang meliputi kelompok hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2022 161
Sumber Daya Alam menurut lokasinya terbagi ke dalam dua kelompok yaitu:
1. Sumber Daya Alam Terestrial, yaitu kelompok sumber daya alam yang terdapat di
wilayah daratan.
2. Sumber Daya Alam Akuatik, yaitu kelompok sumber daya alam yang terdapat di
wilayah perairan, baik danau, sungai, rawa maupun laut.
Sumber Daya Alam menurut wujudnya terbagi menjadi dua jenis yaitu:
1. Sumber Daya Alam Nyata, seperti tumbuh-tumbuhan, hewan, dan bebatuan.
2. Sumber Daya Alam Abstrak, yang tidak dapat dilihat dan diraba dengan panca
indera, seperti udara, panas bumi, dan sinar matahari.
Sumber Daya Alam menurut nilai kegunaannya dibagi menjadi dua bagian yaitu:
1. Sumber Daya Alam Ekonomis, yaitu sumber daya alam yang dapat diperoleh dengan
mengeluarkan biaya, seperti logam mulia, gamping, kaolin, pasir, dan batubara.
2. Sumber Daya Alam Non – Ekonomis, yaitu sumber daya alam yang dapat diperoleh
tanpa perlu mengeluarkan biaya, seperti sinar matahari dan udara.
G. Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH)
Kesatuan pengelolaan hutan adalah wilayah pengelolaan hutan sesuai fungsi pokok
dan peruntukannya, yang dapat dikelola secara efisien dan lestari. Organisasi KPH
mempunyai tugas dan fungsi:
1. menyelenggarakan pengelolaan hutan yang meliputi :
a. tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan;
Kegiatan tata hutan di KPH terdiri atas :
• tata batas;
• inventarisasi hutan;
• pembagian ke dalam blok atau zona;
• pembagian petak dan anak petak; dan
• pemetaan.
b. pemanfaatan hutan
bertujuan untuk memperoleh manfaat hasil dan jasa hutan secara optimal, adil,
dan lestari bagi kesejahteraan masyarakat, dapat dilakukan melalui kegiatan:
• pemanfaatan kawasan;
• pemanfaatan jasa lingkungan;
• pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan kayu; dan
• pemungutan hasil hutan kayu dan bukan kayu
c. penggunaan kawasan hutan;
d. rehabilitasi hutan dan reklamasi; dan
e. perlindungan hutan dan konservasi alam.
2. menjabarkan kebijakan kehutanan nasional, provinsi dan kabupaten/kota bidang
kehutanan untuk diimplementasikan;
3. melaksanakan kegiatan pengelolaan hutan di wilayahnya mulai dari perencanaan,
KPH meliputi;
a. KPH Konservasi (KPHK);
b. KPH Lindung (KPHL); dan
c. KPH Produksi (KPHP).
H. Pengelolaan Hutan
Rencana pengelolaan hutan dibagi menjadi 2 (dua) yaitu :
1. Rencana pengelolaan hutan jangka panjang, disusun oleh Kepala KPH, memuat
unsur-unsur sebagai berikut :
a. Tujuan yang akan dicapai KPH
b. Kondisi yang dihadapi dan
c. Strategi serta kelayakan pengembangan pengelolaan hutan, yang meliputi tata
hutan, pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan, rehabilitasi dan reklamasi
hutan, dan perlindungan hutan dan konservasi alam.
2. Rencana pengelolaan jangka pendek, disusun oleh pejabat yang ditunjuk oleh
kepala KPH, memuat unsur-unsur sebagai berikut:
a. Tujuan pengelolaan hutan jangka pendek dalam skala KPH yang bersangkutan;
b. Evaluasi hasil rencana jangka pendek sebelumnya;
c. Target yang akan dicapai;
d. Basis data dan informasi;
e. Kegiatan yang akan dilaksanakan;
f. Status neraca sumber daya hutan;
g. Pemantauan, evaluasi, dan pengendalian kegiatan; dan
h. Partisipasi para pihak.
I. Pemanfaatan Hutan
Pemanfaatan hutan bertujuan untuk memperoleh manfaat hasil dan jasa hutan secara
optimal, adil, dan lestari bagi kesejahteraan masyarakat. Pemanfaatan hutan dilakukan
melalui kegiatan:
• pemanfaatan kawasan;
• pemanfaatan jasa lingkungan;
• pemanfaatan hasil hutan kayu dan bukan kayu; dan
• pemungutan hasil hutan kayu dan bukan kayu.
Pemanfaatan hutan dapat dilakukan pada seluruh kawasan hutan, yaitu kawasan;
• hutan konservasi, kecuali pada cagar alam, zona rimba dan zona inti pada taman
nasional;
Pemanfaatan kawasan pada hutan produksi dilakukan antara lain melalui kegiatan
usaha:
a. budidaya tanaman obat;
b. budidaya tanaman hias;
c. budidaya jamur;
d. budidaya lebah;
e. penangkaran satwa; dan
f. budidaya sarang burung walet.
Pemanfaatan jasa lingkungan pada hutan produksi dilakukan, antara lain, melalui
kegiatan:
a. pemanfaatan aliran air;
b. pemanfaatan air;
c. wisata alam;
d. perlindungan keanekaragaman hayati;
e. penyelamatan dan perlindungan lingkungan; dan
f. penyerapan dan/atau penyimpanan karbon.
Pemanfaatan hasil hutan kayu dalam hutan alam pada hutan produksi dapat
dilakukan melalui kegiatan usaha :
a. pemanfaatan hasil hutan kayu; atau
b. pemanfaatan hasil hutan kayu restorasi ekosistem.
Pemanfaatan hasil hutan kayu dalam hutan tanaman pada hutan produksi dapat
dilakukan pada:
a. HTI;
b. HTR; atau
c. HTHR.
Pemanfaatan hasil hutan bukan kayu dalam hutan alam pada hutan produksi antara
lain berupa pemanfaatan:
a. rotan, sagu, nipah, bambu, yang meliputi kegiatan penanaman, pemanenan,
pengayaan, pemeliharaan, pengamanan, dan pemasaran hasil.
b. getah, kulit kayu, daun, buah atau biji, gaharu yang meliputi kegiatan
pemanenan, pengayaan, pemeliharaan, pengamanan, dan pemasaran hasil.
NO TANGGAL KEGIATAN
1 10 JANUARI Hari Perencanaan Gerakan 1 Juta Pohon
2 2 FEBRUARI Hari Lahan Basah se-Dunia
3 21 FEBRUARI Hari Peduli Sampah nasional
4 6 MARET Hari Strategi konservasi se-Dunia
5 16 MARET Hari Bhakti Rimbawan
6 20 MARET Hari Kehutanan se-Dunia
7 21 MARET Hari Hutan Internasional
8 22 MARET Hari Air se-Dunia
9 23 MARET Hari Meteorologi
10 22 APRIL Hari Bumi
11 21 MEI Hari Keanekaragaman Hayati
12 5 JUNI Hari Lingkungan Hidup se-Dunia
13 17 JUNI Hari Penanggulangan Degradasi Lahan dan Kekeringan se-Dunia
14 10 AGUSTUS Hari Konservasi Alam Nasional
15 16 SEPTEMBER Hari Ozon Internasional
16 6 OKTOBER Hari Habitat se-Dunia
17 16 OKTOBER Hari Pangan se-Dunia
18 5 NOVEMBER Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional
19 28 NOVEMBER HMPI dan BMN
20 4 DESEMBER Hari Konservasi Kehidupan Liar se-Dunia
Materi di bidang Bahasa Indonesia yaitu tes menyangkut pemahaman PNS (Pegawai Negeri
Sipil) tentang Bahasa Indonesia sebagai bahan tulis resmi yang digunakan dalam pekerjaan
sehari-hari. Peserta ujian dinas harus mendapat skor di atas nilai minimal (40), karena bobot
untuk materi tersebut 6%.
Tanda titik dipakai untuk memisahkan angka jam, menit, dan detik yang
menunjukkan waktu.
Contoh: Pukul 01.35.20 (pukul 1 lewat 35 menit 20 detik).
1.3 Tanda titik dipakai di antara nama penulis, judul tulisan yang tidak berakhir
dengan tanda tanya dan tanda seru, dan tempat terbit dalam daftar pustaka.
Contoh: Kosasih, E. 2007. Mari Berani Bercinta. Jakarta: Erlangga.
Tanda titik dipakai untuk memisahkan jumlah atau bilangan ribuan dan
kelipatannya.
Contoh: Akila pergi membawa 1.450 bibit bukan 14.500 bibit pohon mangga.
Kawasan itu berpenduduk 24.200 orang
Gempa yang terjadi semalaman menewaskan 1.123 jiwa.
Tanda titik tidak dipakai untuk akhir judul pada karangan, karya tulis, kepala
ilustrasi, tabel, dan sebagainya.
Contoh: Analisis Kesehatan terhadap Bahaya Rokok
Daftar Imbuhan dalam Bahasa Indonesia
Tanda titik tidak dipakai di belakang alamat pengirim dan tempat tanggal surat.
Contoh: Jalan Sukatani 15A (tanpa titik)
Kota Yogyakarta (tanpa titik)
26 April 1973 (tanpa titik)
Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat dan induk kalimat jika anak
kalimat itu mendahului induk kalimatnya.
Contoh: Kalau hari hujan, saya tidak akan datang.
Karena sibuk, ia lupa akan janjinya.
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan anak kalimat dan induk kalimat jika
anak kalimat itu mengiringi kalimatnya.
Contoh: Saya tidak akan datang kalau hari hujan.
Ia lupa akan janjinya karena sibuk.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kata seperti o, ya, wah, aduh,
kasihan dari kata lain yang terdapat di dalam kalimatnya.
Contoh: O, begitu?
Wah, bagus sekali permainanmu!
Hati-hati, ya, nanti jatuh.
Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam
kalimat.
Contoh: Kata ibu, “Saya gembira sekali!”
“Saya gembira sekali” kata ibu, “karena kamu lulus.”
Tanda koma dipakai di antara (1) nama dan alamat, (2) bagian-bagian alamat,
(3) tempat dan tanggal, dan (4) nama tempat dan wilayah atau negeri yang
ditulis berurutan.
Contoh: Surat ini harap dialamatkan kepada Saudara Syaifulrachman, Kelas
IX, SMP Mulia Tunas Bangsa, Bogor
Bapak E. Kosasih, Jalan Sukamaju 14 A, Tasikmalaya
Jakarta, 1 Januari 2006
Medan, Sumatera Utara
Tanda koma dipakai untuk memisahkan nama yang dibalik susunannya dalam
daftar pustaka.
Contoh: Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 1995. Sosiolinguistik, Perkenalan
Awal. Jakarta: Rineka Cipta.
Tanda koma dipakai di antara orang dan gelar akademik yang mengikutinya
untuk membedakan dari singkatan nama diri, keluarga, atau marga.
Contoh: Dra. Ice Sutari K.Y., M.Pd.
Asep Juanda, S.Pd.
Tanda koma dipakai di muka angka persepuluh atau di antara rupiah dan sen
yang dinyatakan dengan angka.
Contoh: 12,5 m Rp 12,50
Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan yang sifatnya tidak
membatasi.
Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2022 170
Contoh: Guru saya, Pak Ridwanuddin, pandai sekali.
Di daerah kami, masih banyak lelaki yang makan sirih.
Semua siswa, baik laki maupun perempuan, harus mengikuti acara
pengajian nanti sore.
Tanda koma dipakai di belakang keterangan yang terdapat di awal kalimat untuk
menghindari salah baca.
Contoh: Atas bantuan Pak Asep, Juanda mengucapkan terima kasih.
Dalam mengelola kampung, kita perlu kerja sama dengan aparat
desa.
Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain
yang mengiringi dalam kalimat jika petikan langsung itu berakhir dengan tanda
tanya atau tanda seru.
Contoh: “Kamu sekarang kuliah dimana?” Tanya kakek pada Agus.
“Tolong kembalikan buku ini ke perpustakaan” ujar Guru kepada Sari.
Tanda titik koma dapat dipakai sebagai pengganti kata penghubung untuk
memisahkan kalimat yang setara di dalam kalimat majemuk.
Contoh: Kakak membaca di ruang tengah; ibu membaca koran di ruang tamu.
Ayah mengurus tanamannya di kebun itu; ibu sibuk bekerja di dapur.
Tanda titik dua tidak di pakai jika rangkaian atau pemerian itu merupakan
pelengkap yang mengakhiri suatu pernyataan.
Contoh: Kita memerlukan kursi, meja, dan lemari.
Di rumahku kini ada Ayah, Ibu, Nenek, Kakek, dan Paman.
Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau ungkapan yang memerlukan pemerian.
Contoh: Nama : EL-Islam Purnama Alam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Jalan Sukamaju 14A, Kota Tasikmalaya
Contoh:
Benar Salah
1. Di samping itu, ada juga cara-ca- 1. Mungkin beberapa minggu ini i-
ra a tidak akan datang ke sekolah.
2. Tidak lama lagi Paman akan da- 2. Persoalan yang kita hadapi itu a-
tang dari Bandung. kan kita selesaikan melalui dialog.
Contoh:
Benar Salah
1. Untuk itu, saya dan dia akan me- 1. Karena sudah lelah, mari kita akhir-
rencanakannya dalam satu minggu i pertemuan ini.
ini.
2. Walaupun dia anak kecil, dengar- 2. Setiap pagi, kami berdua mengair-
kan saja perkataannya. i sawah tersebut.
Tanda hubung menyambung huruf kata yang dieja satu-satu dan bagian-bagian
tanggal.
Contoh: p-a-n-i-t-i-a,
26-4-1973
Tanda hubung boleh dipakai untuk memperjelas (1) hubungan bagian kata atau
ungkapan, dan (2) penghilangan bagian kelompok kata.
Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2022 172
Contoh: ber-evolusi
dua puluh-lima-ribuan (maksudnya ada 20 helai uang pecahan 5000)
Tanda hubung digunakan untuk merangkaikan (1) imbuhan dengan kata yang
dimulai dengan huruf kapital, (2) ke- dengan angka, (3) angka dengan -an, (4)
singkatan dengan huruf kapital dengan imbuhan atau kata, dan (5) nama jabatan
rangkap.
Contoh: se-Indonesia
ber-Tuhan
di-PHK
ke-2
tahun 70-an
hari-H
sinar-X
Menteri-Sekretaris Negara
Tanda pisah dipakai di antara dua bilang, tanggal, atau nama kota dengan arti
“sampai” atau “sampai ke”.
Contoh: 1981−2008
Jakarta−Bandung
Tanda tanya dipakai dalam tanda untuk menyatakan bagian kalimat yang
disangsikan atau kurang dapat dibuktikan kebenarannya.
Contoh: Ia dilahirkan tahun 1973 (?)
Uangnya sebanyak lima juta rupiah (?) hilang
Tanda petik mengapit judul syair karangan atau bab buku yang dipakai dalam
kalimat.
Contoh: Sajak “Aku” karya Chairil Anwar terdapat di halaman 44 buku ini.
Tanda petik mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang
mempunyai arti khusus.
Contoh: Pekerjaan ini dilaksanakan dengan cara “coba dan ralat” saja.
Indonesia.”
Karena tubuhnya yang mungil, teman-teman memanggilnya “Si
Kancil”.
Tanda garis miring dipakai sebagai pengganti kata atau, dan, dan tiap.
Contoh:
Dikirim lewat darat/laut → ‘dikirim lewat darat atau lewat
laut’
Harganya Rp 1.000,00/kantung → ’harganya Rp 1.000,00 per
kantung’
Putra/putri → ’putri atau putra’
B. PENULISAN HURUF
1. Huruf Besar atau Huruf Kapital digunakan untuk:
a. Huruf Besar atau huruf kapital sebagai huruf pertama kata di awal kalimat.
Contoh:
Ayahnya seorang penulis di Penerbit Erlangga.
Kita harus bekerja keras.
c. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan
dengan nama Tuhan, agama, dan kitab suci.
Contoh:
Allah Alquran Kristen
Islam Injil Taurat
d. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan,
dan keagamaan yang diikuti nama orang.
Contoh:
Nabi Muhammmad
Sultan Hasanuddin
Kiai Haji Abdul Somad
Huruf kapital tidak digunakan sebagai huruf pertama nama orang yang
digunakan sebagai jenis atau satuan ukuran.
Contoh:
20 ampere mesin diesel 10 volt
g. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa.
Contoh:
bangsa Indonesia
suku Dayak
bahasa Melayu
Huruf kapital tidak dipakai jika nama bangsa, suku, dan bahasa itu dipakai
sebagai bentuk dasar kata turunan.
Contoh: Pengindonesiaan kata asing
Kesunda-sundaan
h. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari raya, dan
peristiwa sejarah.
Contoh:
tahun Hijriah Perang Dunia
bulan Agustus Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
hari Natal hari Jumat
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak
dipakai sebagai nama.
Contoh:
Soekarno dan Hatta memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.
Perlombaan senjata membawa resiko pecahnya perang dunia.
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak
menjadi unsur nama diri.
Contoh:
daerah tenggara pergi ke bukit
air danau berenang di sungai
k. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama Negara, lembaga
pemerintah dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi, kecuali kata seperti
dan.
Contoh:
Republik Indonesia
Majelis Permusyawaratan Rakyat
l. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama semua kata di dalam buku,
majalah, surat kabar, dan judul karangan, kecuali kata seperti di, ke, dari,
dan, yang, untuk yang tidak terletak di posisi awal.
Contoh:
Sudah dua bulan Ayah berlangganan Koran Republika.
Siswa itu sedang menyusun makalah berjudul “Hak-hak Anak dalam Keluarga”.
m. Huruf kapital dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar,
pangkat, dan sapaan.
Contoh:
M.Pd (magister pendidikan) Tn. (tuan)
S.H. (sarjana hukum) Ny. (nyonya)
S.S. (sarjana sastra) Sdr. (saudara)
Huruf kapital tidak dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan
kekerabatan yang tidak dipakai dalam pengacuan atau penyapaan.
c. Huruf miring dalam cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau
ungkapan asing, kecuali yang telah disesuaikan ejaannya.
Contoh:
Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia mangostana.
Lalat buah Drosophila melanogaster memiliki 13.600 gen.
2. Kata berimbuhan adalah kata yang telah mengalami proses pengimbuhan atau kata
yang telah dilekati oleh imbuhan, baik berupa awalan, sisipan, atau akhiran. Aturan
penulisan kata berimbuhan adalah sebagai berikut.
Imbuhan dengan kata dasarnya harus ditulis serangkai
3. Kata ulang adalah kata yang mengalami proses pengulangan, baik sebagian ataupun
seluruhnya. Kata ulang ditulis secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung (-).
Contoh: Sayur-mayur, huru-hara, tukar-menukar, tunggang-langgang, kertas-kertas,
berlari-larian.
4. Gabungan kata adalah bentuk kata yang terdiri dari dua kata yang berhubungan
secara padu dan membentuk arti atau makna baru. Aturan penulisan gabungan kata
adalah sebagai berikut:
Secara umum gabungan kata ditulis terpisah.
Contoh: duta besar, kambing hitam, rumah sakit umum.
Gabungan kata yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian dapat ditulis
dengan tanda hubung.
Contoh: alat pandang-dengar, anak-isteri saya, buku sejarah-baru.
Gabungan kata yang hubungan antar unsur-unsurnya sudah sangat erat ditulis
serangkai hubung.
Contoh:
acapkali kacamata sebagaimana
adakalanya kasatmata sediakala
5. Kata ganti ku-, kau-, -mu, dan nya ditulis serangkai dengan kata yang mengikuti dan
yang diikutinya.
Contoh: kubaca, kauambil, bukumu, rumahnya
Kata ganti di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya, kecuali
PARTIKEL
a. Partikel -kah
Partikel-kah kadang-kadang bersifat manasuka dan kadang-kadang wajib. Hal ini
bergantung pada jenis kalimatnya. Berikut ini adalah kaidah pemakaiannya.
1. Partikel -kah membentuk kalimat tanya.
Contoh:
a) Diakah yang akan datang nanti?
(Bandingkan: Dia yang akan datang.)
b) Hari inikah pekerjaan itu harus selesai?
(Bandingkan: Hari ini pekerjaan itu harus selesai.)
2. Jika dalam kalimat tanya sudah ada kata tanya seperti di mana atau bagaimana
maka-kah bersifat manasuka. Pemakaian -kah menjadikan kalimat tersebut lebih
formal dan sedikit lebih halus.
Contoh:
a) Apakah ayahmu sudah datang?
b) Bagaimanakah penyelesaian soal ini jadinya?
b. Partikel -lah
Partikel -lah dipakai dalam kalimat perintah atau kalimat berita. Berikut adalah kaidah
pemakaiannya.
1. Dalam kalimat perintah, -lah dipakai untuk menghaluskan nadaperintahnya.
Contoh:
a) Pergilah sekarang sebelum hujan turun!
b) Bawalah mobil ini ke bengkel besok pagi!
c. Partikel -pun
Partikel pun hanya dipakai dalam kalimat berita. Kaidah pemakaiannya adalah
sebagai berikut.
1. Pun dipakai untuk mengeraskan arti kata yang diiringinya. Pun juga bisa berarti
‘juga’. Dalam tulisan, penulisan pun dipisahkan dari kata yang mendahuluinya.
Contoh:
Mereka pun akhirnya setuju dengan usul kami.
Yang tidak perlu pun dibelinya.
Siapa pun yang tidak setuju pasti akan diawasi.
2. Partikel pun pada konjungsi ditulis serangkai, misalnya walaupun, meskipun,
kendatipun, adapun, sekalipun, biarpun, dan sungguhpun.
Contoh:
Walaupun jalanan sedang macet, Ayah memaksakan diri untuk tetap
pergi ke kantor dengan membawa kendaraan.
Adapun temannya yang tinggal di Bandung, sekarang sudah pindah ke
Jakarta.
D. JENIS-JENIS KATA
Menurut ciri atau karakteristiknya, kata terbagi ke dalam beberapa jenis. Berdasarkan hal itu,
kata-kata dalam bahasa Indonesia pun terbagi ke dalam beberapa jenis, yakni kata kerja,
kata benda, kata ganti, kata bilangan, kata keterangan, kata sandang, kata depan, kata
sambung, dan kata seru.
1. Kata Kerja
Kata kerja (verba) adalah kata yang menyatakan makna perbuatan, pekerjaan,
tindakan, proses, atau keadaan.
Contoh:
makan, belajar, berlari-lari, mengelus
2. Kata Benda
Kata benda (nomina) adalah kata yang mengacu pada manusia, benda, konsep atau
pengertian.
Contoh:
hadiah, perdamaian, pelajar, meja
3. Kata Ganti
Kata ganti (pronomina) adalah kata yang menggantikan kata benda atau kata yang
dibendakan. Menurut fungsinya, kata ganti dibedakan sebagai berikut.
a. Kata ganti orang
Contoh:
saya, engkau, mereka
b. Kata petunjuk
Contoh:
ini, itu, anu, sini, situ, sana, begini, begitu
c. Kata penanya
Contoh:
apa, siapa, di mana, kapan, berapa, bagaimana, mengapa
4. Kata Bilangan
Kata bilangan (numeralia) adalah kata yang dipakai untuk menghitung banyaknya
wujud (orang, binatang, atau barang) dan konsep.
Contoh:
nol, kedelapan, banyak, beberapa
7. Kata Depan
Kata depan (preposisi) adalah kata tugas yang berfungsi sebagai unsur pembentuk
frase preposional.
Contoh:
bagi, untuk, bersama, daripada, kepada
8. Kata Hubung
Kata hubung (konjungsi) adalah kata yang menghubungkan kata, klausa, kalimat,
atau paragraf.
Contoh:
dan, atau, tetapi, seakan-akan, sesudah itu, mengenai
9. Kata Seru
Kata seru (interjeksi) adalah kata untuk mengungkapkan rasa hati manusia, seperti
memperkuat rasa gembira, sedih, heran, jijik, dan lain-lain.
Contoh:
asyik, ah, nah, hai
2. Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata,
ataupun gabungan huruf awal dan suku kata dari deret kata yang diperlukan.
a. Akronim nama dari yang berupa gabungan huruf awal dan dari deret kata ditulis
seluruhnya dengan huruf kapital.
Contoh: OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah)
KAGI (Kesatuan Aksi Guru Indonesia)
UPI (Universitas Pendidikan Indonesia)
b. Akronim nama dari yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku
kata deret kata ditulis dengan huruf kapital.
Contoh: Depdiknas (Departemen Pendidikan Nasional)
Unpad (Unversitas Padjajaran)
Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional)
Menakertrans (Menteri Tenaga kerja dan Transmigrasi)
c. Akronim yang bukan nama dari yang berupa gabungan huruf awal, suku kata,
ataupun gabungan huruf, suku kata dari deret kata seluruhnya, ditulis dengan huruf
kecil.
Contoh: sembako (sembilan bahan pokok)
pungli (pungutan liar)
curanmor (pencurian kendaraan bermotor)
II. KALIMAT
Pengertian Kalimat dan Unsur Kalimat
Kalimat adalah gabungan dari dua buah kata atau lebih yang menghasilkan suatu
pengertian dan pola intonasi akhir.
Kalimat dapat dibagi-bagi lagi berdasarkan jenis dan fungsinya yang akan dijelaskan pada
bagian lain.
Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2022 184
Contohnya seperti kalimat lengkap, kalimat tidak lengkap, kalimat pasif, kalimat perintah,
kalimat majemuk, dan lain sebagainya.
Berikut ini adalah contoh kalimat secara umum:
- Joy Tobing adalah pemenang lomba Indonesian Idol yang pertama.
- Bang Napi dihadiahi timah panas oleh polisi yang mabok minuman keras itu.
2. Kalimat Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai suatu perbuatan atau aktivitas.
Kalimat pasif biasanya diawali oleh awalan ter- atau di-
- Pak lurah dimintai pertanggungjawaban oleh pak camat
- Bunga anggrek hitam itu terinjak si lay
Mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif dan kalimat pasif manjadi kalimat aktif.
Untuk mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif dan juga sebaliknya dapat dilakukan
langkah-langkah mudah berikut ini:
1. Mengubah awalan pada predikat yaitu menukar awalan me- atau ber- dengan di-
atau ter- dan begitu sebaliknya.
2. Menukar subjek dengan objek dan sebaliknya menukar kata benda yang tadinya
menjadi objek menjadi subjek dan begitu sebaliknya.
Contoh:
Ibu memasak sayur => Sayur dimasak oleh ibu.
Joni berkawan dengan Ariel => Ariel dikawani Joni.
Bentuk paragraf yang baik mempunyai syarat. Kesatuan (unity), kepaduan makna
(koherensi), mempunyai satu ide pokok, dan berkalimat efektif. Paragraf (ide) utama
dan gagasan (ide) penjelasan.
a. Gagasan utama
Gagasan utama atau juga ide utama merupakan gagasan yang menjadi dasar
pengembangan sebuah paragraf. Terdapat pada kalimat utama yang bisa
terletak di awal, tengah, akhir paragraf. Gagasan utama ini dapat ditandai
dengan beberapa kata kunci, diantaranya: kesimpulannya, pada intinya, yang
terpenting, pada dasarnya, oleh karena itu, dengan demikian, dan sebagainya.
b. Jenis Paragraf
Beberapa jenis paragraf berdasarkan letak gagasan utama terdiri atas, deduktif
(kalimat utama di awal), induktif (kalimat utama di akhir), campuran (kalimat utama
awal/akhir), ineratif (kalimat utama di tengah), dan deskriptif (semua kalimat utama).
Untuk ineratif dan deskriptif sebenarnya adalah jenis paragraf yang sudah tidak
umum dan tidak berkembang. Oleh karena itu kedua paragraf tersebut biasanya tidak
dipelajari maupun diujikan.
a. Deduktif
Paragraf deduktif sering disebut juga paragraf umum-khusus. Paragraf deduktif
mempunyai gagasan utama yang terletak di awal paragraf. Paragraf ini
mempermasalahkan hal-hal yang umum (luas) disusul oleh penjelas-penjelas
(sempit).
b. Induktif
Paragraf induktif disebut juga paragraf khusus-umum. Paragraf induktif
mempunyai gagasan utama yang terletak di akhir paragraf. Paragraf ini
mempermasalahkan uraian atau penjelasan di awal yang kemudian meluas di
akhir kalimat.
c. Campuran
Paragraf campuran disebut juga paragraf deduktif/induktif. Paragraf campuran
mempunyai gagasan utama yang terletak di awal dan di akhir paragraf. Paragraf
ini mempermasalahkan uraian atau penjelasan di awal dan akhir yang kemudian
meluas diantara awal dan akhir kalimat.
B. KARANGAN
1. Karangan adalah membuat, menciptakan, menyusun, atau merangkai bahasa kata-
kata dalam bentuk tulis-menulis. Kegiatan mengarang dituangkan dalam tulis-menulis
yang berupa bacaan atau berupa paragraf. Untuk karangan terbagi atas fiksi dan
nonfiksi.
Karangan fiksi, yaitu karangan berdasarkan hayalan, kisahan, cerita, atau imajinasi
pengarang. Misalnya: roman, novel, dan cerpen. Karangan fiksi lebih dipengaruhi
subjektivitas pengarang karena berusaha menghidupkan perasaan atau menggugah
emosi pembacanya. Selain itu, bahasanya bersifat konotasi, asosiatif, yaitu bermakna
bukan sebenarnya atau kiasan.
Karangan Nonfiksi, yaitu karangan yang dibuat berdasarkan fakta, realita, atau
kenyataan yang terjadi dalam kehidupan. Misalnya karya ilmiah, laporan, feature, skripsi,
makalah, dan sebagainya.
2. Jenis karangan
Jenis karangan secara umum terdiri atas deskripsi, eksposisi, persuasi, argumentasi,
dan narasi.
Deskripsi, merupakan bentuk karangan, tulisan, atau paragraf yang bersifat
menggambarkan objek tertentu dengan kata-kata secara jelas dan terperinci.
Penggambaran atas dasar, pengamatan, bersifat informatif, dan seolah-olah pembaca
merasakan kesan-kesan yang disampaikan.
Eksposisi, merupakan bentuk karangan, tulisan, atau paragraf yang bersifat mamaparkan
suatu pendapat bertujuan menjelaskan maksud dan tujuan tertentu. Selain itu, jenis
karangan eksposisi ini menerangkan suatu pokok masalah tanpa harus menyimpulkan.
Persuasi, merupakan bentuk karangan, tulisan, atau paragraf yang bersifat
membuktikan pendapat, membujuk, dan meminta agar meyakinkan pembaca. Persuasi
ini disampaikan secara ringkas, menarik, dan mengajak, serta dapat memengaruhi si
pembacanya.
Argumentasi, merupakan bentuk karangan, tulisan, atau paragraf yang
memberikan alasan untuk memperkuat atau menolak pendapat gagasan
tersebut. Bentuk karangan argumentasi dicirikan dengan adanya simpulan di
akhir paragraf.
Narasi, merupakan bentuk karangan, tulisan, atau paragraf yang berbentuk
cerita. Karangan narasi bertujuan menceritakan berupa kronologis atau
rangkaian cerita secara runtun.
C. BUKU HARIAN
Buku harian lebih populer disebut diary adalah buku yang berisikan catatan sehari-hari
yang bersifat pribadi. Menulis buku harian dapat menggunakan bahasa yang bebas dan
sesukanya. Selain itu, buku harian dapat bersifat rahasia. Oleh karena itu, hanya
penulisnya saja yang dapat membacanya. Diary berfungsi untuk mencatat cerita atau
pengalaman pribadi yang bersifat senang, sedih, jengkel, dan lain-lain.
Adanya dari memberikan berbagai manfaat diantaranya sebagai tempat curahan hati,
bahan biografi, arena kreativitas, teman di waktu luang, membentuk kepercayaan diri,
dan sebagai cerminan diri sendiri.
E. SURAT MENYURAT
1. Surat adalah sebuah media komunikasi tulisan antara seseorang dengan sesamanya
atau instansi dan juga sebaliknya untuk maksud dan tujuan tertentu. Secara umum
jenis surat dan surat terbagi dalam tiga jenis, yaitu surat pribadi, surat resmi dan
surat niaga.
2. Jenis-jenis Surat
Secara umum jenis surat dan surat terbagi dalam tiga jenis, yaitu surat pribadi, surat
resmi dan surat niaga:
Surat Pribadi
Surat pribadi adalah surat yang ditulis atas dikirim atas nama personal
(individu) kepada orang lain atau instansi yang bersifat pribadi. Surat yang
bersifat pribadi berisi tentang perkenalan, persahabat, ataupun
kekeluargaan. Sedangkan surat pribadi yang bersifat resmi adalah surat
lamaran pekerjaan atau surat ijin kepada instansi.
Bagian-bagian surat pribadi:
a. Tempat dan tanggal
b. Alamat tujuan
c. Salam pembuka
d. Isi
e. Salam penutup
f. Pengirim surat
Surat Resmi
Surat resmi adalah surat yang ditulis atau dikirim oleh suatu instansi, baik
pemerintah maupun swata kepada instasi lain atau seseorang. Surat resmi
menyangkut persoalan-persoalan kedinasan.
Surat Niaga
Surat niaga adalah surat yang ditulis atau dikirim oleh perusahaan untuk
kepentingan perdagangan atau perniagaan. Dalam surat niaga ini bersifat
berdiri sendiri tidak resmi atau pribadi sehingga aturan menyesuaikan tiap-
tiap perusahaan.
Misal: surat tagihan, surat pengirima barang, surat penawaran, surat
permintaan, surat jalan, dan lain-lain.
F. PENGUMUMAN
Pengumuman adalah pemberian atau pemakluman tentang sesuatu hal yang ditujukan
kepada seseorang, kelompok tertentu, maupun masyarakat luas atau khalayak ramai.
Pengumuman dapat ditempelkan atau dipublikasikan di berbagai media sosial baik
elektronik maupun tulis, misal radio, televisi, internet, surat kabar, majalah, maupun
tempat-tempat strategis.
Pengumuman dibuat dengan tujuan untuk memberikan informasi-informasi kepada
khalayak tentang sesuatu hal. Pengumuman termasuk sebagai salah satu alat
komunikasi. Oleh karena itu, hal penting yang harus diperhatikan adalah siapa yang
mengumumkan, kepada siapa ditujukan, isi pengumuman, dan bahasa pengumuman.
Bahasa yang digunakan harus efektif, baik, dan benar. bahasa efektif adalah
menggunakan bahasa yang logis, singkat, padat, jelas, lugas, dan tidak menggunakan
yang mubazir.
G. MEMORANDUM
Memorandum atau yang lebih sering disebut memo merupakan bentuk media
komunikasi tertulis dalam suatu lingkup kecil dan bersifat informal.
Memo dibagi dua, yaitu memo vertikal yang sering dibuat oleh atasan ditujukan kepada
bawahannya. Sedangkan memo horizontal ditujukan dari orang yang berkedudukan
H. TAJUK RENCANA
Tajuk rencana merupakan editorial dalam surat kabar yang berisi artikel utama sebuah
pandangan redaksi terhadap hal-hal penting dan bersifat aktual ketika surat kabar itu
diterbitkan. Tajuk rencana mengungkapkan informasi, masalah aktual, opini redaksi
terhadap berita hangat, kritik atau saran atas berbagai permasalahan. Harapannya agar
masyarakat mempunyai peran serta terhadap berita atau informasi tersebut. Dalam
tajuk rencana terdapat kesimpulan redaksi yang merupakan opini dan sudut pandang
tentang permasalahan yang diangkat.
I. RESENSI
Resensi adalah ulasan yang berisi penilaian terhadap semua jenis buku. Penilaian ini
hanya sebatas memberikan pengetahuan atau memperkenalkan kepada khalayak umum
agar mau membaca atau tertarik dengan buku tersebut.
Unsur-unsur sebuah resensi terdiri atas:
1. Identitas buku (judul, pengarang, penerbit, cetakan, tebal buku, kota terbit).
2. Ringkasan atau ikhtisar buku tersebut.
3. Pendapat tentang kelebihan dan kekurangan atau kelemahannya.
4. Saran atau kesimpulan terhadap buku tersebut.
J. DAFTAR PUSTAKA
Daftar pustaka merupakan susunan yang terdiri atas beberapa bagian dan disusun
berdasarkan abjad. Penulisan daftar pustaka terdiri atas bagian yang harus diperhatikan,
yaitu:
1. Penulisan nama harus dibalik jika terdiri atas dua atau lebih. Gelar tidak berlaku
untuk ditulis.
2. Judul buku dicetak miring atau digarisbawahi.
3. Urutan daftar pustaka adalah nama pengarang, tahun terbit, judul, tempat, dan
penerbit.
4. Perhatikan penggunaan tanda titik sesudah nama pengarang, sesudah tahun terbit,
sesudah judul buku, dan sesudah nama penerbit.
5. Perhatikan pula penggunaan titik dua sesudah tempat terbit serta tanda koma pada
penulisan nama pengarang.
B. ANTONIM
Antonim adalah suatu kata yang artinya berlawanan satu sama lain. Antonim disebut
juga dengan lawan kata.
Contoh Antonim:
naik x turun
atas x bawah
tarik x ulur
alami x buatan
Homofon adalah suatu kata yang memiliki bunyi yang sama tetapi dalam bentuk tulisan
dan maknanya berbeda.
Contoh Homofon:
+ Penyanyi rock Indonesia beraksi di atas panggung menggunakan rok.
+ Syarat yang diajukan oleh Budi sarat akan kecurangan.
Homograf adalah suatu kata yang mempunyai tulisan sama tetapi pelafalan dan
maknanya berbeda.
Contoh Homograf:
+ Anak yang sakit mental itu tersambar sepeda motor hingga mentalsejauh 2 meter.
+ Sebelum apel pagi di kantornya, Andi memakan buah apel.
V. MAJAS
Majas adalah gaya bahasa kiasan atau perumpamaan yang umumnya digunakan untuk
menguatkan kesan suatu kalimat lisan atau tertulis dan untuk menimbulkan nuansa
imajinatif bagi para penyimaknya.
2. Majas Metafora
Majas metafora adalah majas yang mengungkapkan perbandingan analogis antara
dua hal yang berbeda. Majas metafora juga diartikan sebagai suatu majas yang
dibuat dengan frase yang secara implisit tidak berarti, namun eksplisit dapat
mewakili suatu maksud lain yang didasari pada perbandingan atau persamaan.
Contoh:
Doni begitu senang melihat dewi malam telah datang (bulan),
Si jago merah sudah melalap pasar 1 jam yang lalu (Api)
3. Majas Personifikasi
Majas personifikasi adalah majas yang membandingkan benda-benda mati seperti
seolah-olah memiliki sifat manusia. Majas personifikasi membuat benda mati seperti
dapat melakukan sesuatu seperti yang dilakukan oleh mahluk hidup.
Contoh:
Banjir bandang menyapu puluhan rumah warga di Jakarta Utara.
4. Majas Alegori
Pengertian majas alegori adalah suatu majas yang digunakan untuk menjelaskan
maksud tertentu secara tidak langsung (non-harfiah) tapi masih saling berkaitan.
Majas alegori menjelaskan suatu hal secara tersirat menggunakan perbandingan hal
lain.
Contoh:
Otak manusia bagai mata pisau. Semakin diasah, ia akan menjadi semakin tajam
dan membuatnya kian disegani orang. Tapi, ketika dibiarkan tergeletak begitu saja,
lambat laun ia akan tumpul, mengarat, dan tak lagi menyilaukan.
5. Majas Simbolik
adalah majas yang digunakan untuk melukiskan sesuatu dengan menggunakan
binatang, benda, atau tumbuhan sebagai lambang atau simbol. Simbol-simbol yang
6. Majas Metonimia
Majas metonimia adalah majas yang digunakan untuk menyebutkan suatu kata
dengan kata lainnya yang masih memiliki hubungan erat. Mudahnya, majas
metonimia adalah majas yang menggunakan merk atau nama khusus suatu benda
sebagai pengganti nama benda lain yang lebih umum.
Contoh:
Dengan Garuda, perjalanan ke Batam menjadi lebih cepat. [Pesawat Terbang]
B. Majas Pertentangan
adalah majas yang digunakan untuk menyatakan suatu hal yang sebenarnya dengan
istilah yang berlawanan.
1. Majas Antitesis
Majas antitesis adalah suatu gaya bahasa yang menyajikan pasangan kata
berlawanan makna.
Contoh:
Baik Tua muda, orang dewasa dan anak-anak semuanya larut dalam suasana
gembira.
2. Majas Paradoks
Majas paradoks adalah gaya bahasa yang menyajikan pertentangan antara
pernyataan dengan fakta yang ada. Di antara macam macam majas lainnya, majas
paradoks adalah majas yang cukup sering dijumpai dalam sebuah roman atau novel.
Contoh:
Aku selalu merasa sendiri di tengah ramai dan bisingnya kota Jakarta yang megah
ini.
3. Majas Hiperbola
Majas hiperbola adalah gaya bahasa dengan ungkapan yang dilebih-lebihkan dari
kenyataannya. Majas hiperbola memiliki efek kesan yang kuat bagi mereka yang
membaca atau mendengarnya sehingga dapat menarik perhatian.
Contoh:
Pekerjaan ini benar-benar membuatku harus memeras otak.
4. Majas Litotes
Majas litotes adalah gaya bahasa dengan ungkapan yang dikecilkan atau
direndahkan dari kenyataannya. Tujuan penggunaan majas ini adalah sebagai cara
untuk merendahkan diri di hadapan pembaca atau pendengarnya.
C. Majas Sindiran
Majas sindiran adalah majas yang ditujukan untuk menyatakan sindiran pada pembaca
atau pendengarnya.
Majas sindiran dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Majas Ironi
Majas ironi adalah majas yang digunakan dengan menyatakan hal secara
bertentangan dengan kenyataannya. Majas ironi biasanya akan terdengar seperti
pujian tapi sebetulnya bermakna negatif.
Contoh:
Indah sekali tulisanmu sungguh sampai aku tak bisa membacanya.
2. Majas Sinisme
Majas sinisme adalah majas yang digunakan dengan menyatakan sindiran secara
implisit atau secara langsung.
Contoh:
Tidak pantas kata-kata kasar itu diucapkan seorang terpelajar sepertimu.
3. Majas Sarkasme
Majas sarkasme adalah majas sindiran yang disampaikan dengan konotasi paling
kasar. Majas ini lazimnya hanya diucapkan oleh seseorang yang sedang benar-benar
marah.
Contoh:
Mau muntah aku melihat sikapmu, pergi kau!
D. Majas Penegasan
adalah majas yang digunakan untuk menyatakan hal secara tegas untuk meningkatkan
pemahaman dan kesan bagi para pembaca atau pendengarnya.
1. Majas Pleonasme
Majas pleonasme adalah majas yang digunakan dengan menyatakan suatu hal yang
sudah jelas namun tetap diberi tambahan kata lain untuk semakin memperjelas
maksudnya.
Contoh:
Lekas turun ke bawah, jika kau masih ingin mendapatkan jatah nasi!
Penggali sumur langsung mendongak ke atas saat pak haji memanggilnya.
2. Majas Repetisi
Majas repetisi adalah majas pengulangan suatu kata dalam beberapa frase yang
ditujukan untuk menegaskan suatu maksud.
3. Majas Paralelisme
Majas paralelisme adalah bentuk majas perulangan yang biasanya hanya digunakan
untuk penegasan makna sebuah frase dalam puisi.
Contoh:
sunyi itu duka
sunyi itu kudus
sunyi itu lupa
sunyi itu lampus
4. Majas Tautologi
Majas tautologi adalah gaya bahasa mengulang kata dalam sebuah kalimat beberapa
kali dengan tujuan untuk menegaskan maksudnya. Kata yang diulang umumnya bisa
juga berupa persamaan katanya.
Contoh:
Seharusnya sebagai sahabat kita bisa hidup akur, rukun, dan saling bersaudara.
Materi di bidang Sejarah yaitu tes menyangkut pemahaman PNS (Pegawai Negeri Sipil) mengenai
sejarah Indonesia. Peserta ujian dinas harus mendapat skor di atas nilai minimal (40), karena bobot
untuk materi tersebut 6%.
Sejarah Indonesia meliputi suatu rentang waktu yang sangat panjang, yang dimulai sejak zaman
prasejarah berdasarkan penemuan “Manusia Jawa“ yang berusia 1,7 juta tahun yang lalu.
Periode sejarah Indonesia dapat dibagi menjadi 5 (lima) era, yaitu:
1. Era Prakolonial, munculnya kerajaan-kerajaan Hindu–Budha dan Islam di Jawa, Sumatera dan
Kalimantan yang terutama mengandalkan perdagangan;
2. Era Kolonial, masuknya orang-orang Eropa (terutama Belanda, Portugis, dan Spanyol) yang
menginginkan rempah-rempah mengakibatkan penjajahan oleh Belanda selama sekitar 3,5 abad
antara awal ke-17 hingga pertengahan abad ke-20 dan dilanjutkan dengan penjajahan jepang
selama 3,5 tahun hingga pada akhirnya memproklamasikan kemerdekaannya (1945);
3. Era Kemerdekaan Awal, pasca Proklamasi Kemerdekaan Indonesia (1945) sampai jatuhnya
Soekarno (1966);
4. Era Orde Baru, 32 tahun masa pemerintahan Soeharto (1966-1998);
5. Era Reformasi yang berlangsung sampai sekarang.
I. Prasejarah
Secara geologi, wilayah Indonesia modern (untuk kemudahan, selanjutnya disebut Nusantara)
merupakan pertemuan antara tiga lempeng benua utama: Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia,
dan Lempeng Pasifik. Kepulauan Indonesia seperti yang ada saat ini terbentuk pada saat melelehnya es
setelah berakhirnya Zaman Es, sekitar 10.000 tahun yang lalu.
Pada masa Pleistosen, ketika masih terhubung dengan Asia Daratan, masuklah pemukim pertama.
Bukti pertama yang menunjukkan penghuni awal adalah fosil-fosil Homo erectus manusia Jawa dari
masa 2 juta hingga 500.000 tahun lalu. Penemuan sisa-sisa "Manusia Flores" (Homo floresiensis) di
Liang Bua, Flores, membuka kemungkinan masih bertahannya Homo erectus hingga masa Zaman Es
terakhir.
Homo sapiens yang berawal dari leluhur yang muncul di Afrika 300.000 tahun yang lalu. Indonesia
berasal dari dua garis keturunan yakni Neanderthal (Indonesia bagian barat) dan Denisova (Indonesia
bagian timur). Melalui data genetik terjelaskan bahwa terdapat 4 gelombang migrasi Homo sapiens
yang masuk ke Indonesia.
Gelombang pertama migrasi Homo sapiens keluar dari Afrika masuk ke Indonesia terjadi pada 50.000
tahun lalu yang secara arkeologis ditandai dengan ras Australomelanesid. Mereka masuk melalui dua
jalur ke arah timur. Pertama, dari Asia daratan turun ke Sumatra, Jawa, menyeberangi Nusa Tenggara.
Kedua, melewati Kalimantan, masuk ke Halmahera, Raja Ampat, dan Fak Fak.
Gelombang kedua datang dari 30.000 tahun lalu. Mereka berpindah ke selatan masuk ke Nusantara dari
Asia daratan melewati Semenanjung Malaya. Ketika itu Sumatra, Kalimantan, dan Jawa masih menjadi
satu.
Gelombang keempat terjadi ketika Nusantara sudah masuk periode sejarah dimana pada abad pertama
SM (Sebelum Masehi) sudah terbentuk permukiman-permukiman serta kerajaan-kerajaan kecil. Migrasi
ini berasal melalui pedagangan dari Eropa, Tiongkok, India, Arab yang datang membaur dengan
penduduk yang telah ada khususnya orang-orang yang tinggal di pesisir.
II. Era Prakolonial (Era Kerajaan-Kerajaan di Nusantara)
A. Sejarah awal
Para cendekiawan India telah menulis tentang Dwipantara atau kerajaan Hindu Jawa Dwipa di Pulau
Jawa dan Swarna Dwipa di Pulau Sumatera sekitar 200 SM. Bukti fisik awal yang menyebutkan mengenai
adanya dua kerajaan bercorak Hinduisme pada abad ke-5, yaitu:
1. Kerajaan Tarumanagara yang menguasai Jawa Barat; dan
2. Kerajaan Kutai di pesisir Sungai Mahakam, Kalimantan. Pada tahun 425 ajaran Buddhisme telah
mencapai wilayah tersebut.
Nusantara telah mempunyai warisan peradaban berusia ratusan tahun dengan dua imperium besar, yaitu:
1. Sriwijaya di Sumatra pada abad ke-7 hingga ke-14; dan
2. Majapahit di Jawa pada abad ke-13 sampai ke-16, ditambah dengan puluhan kerajaan kecil yang
acap kali menjadi vasal tetangganya yang lebih kuat atau saling terhubung dalam semacam ikatan
perkawinan dan perdagangan (seperti di Maluku).
B. Kerajaan Hindu-Buddha
Pada abad ke-4 hingga abad ke-7 di wilayah Jawa Barat terdapat kerajaan bercorak Hindu-Buddha, yaitu
Kerajaan Tarumanagara yang dilanjutkan dengan Kerajaan Sunda sampai abad ke-16. Prasasti Tugu
peninggalan Raja Purnawarman dari Taruma.
Pada abad ke-7 hingga abad ke-14, kerajaan Buddha Sriwijaya berkembang pesat di Sumatra. Penjelajah
Tiongkok, I Ching, mengunjungi ibu kota Sriwijaya, Palembang, sekitar tahun 670. Pada puncak
kejayaannya, Sriwijaya menguasai daerah sejauh Jawa Barat dan Semenanjung Melayu.
Abad ke-14 juga menjadi saksi bangkitnya sebuah kerajaan Hindu di Jawa Timur, Majapahit. Patih
Majapahit yang bernama Patih Gajah Mada, antara tahun 1331 hingga 1364, berhasil memperoleh
kekuasaan atas wilayah yang kini sebagian besarnya adalah Indonesia beserta hampir seluruh
Semenanjung Melayu. Warisan dari masa Patih Gajah Mada termasuk kodifikasi hukum dan dalam
kebudayaan Jawa, seperti yang terlihat dalam wiracarita Ramayana.
Spanyol
Orang Spanyol yang pertama kali melakukan penjelajahan samudra adalah Christopher Columbus. Ia
berlayar ke arah barat melewati Samudra Atlantik sesuai Perjanjian Tordesillas menuju India sekitar
tahun 1492-1502. Ternyata ada kesalahan, karena sebenarnya ia sampai di benua Amerika; yang ia
pikir adalah India. Penjelajahan berikutnya dilakukan Magelhaens dari Spanyol ke barat daya melintasi
Samudra Atlantik sampai di ujung selatan Amerika, kemudian melewati Samudera Pasifik dan mendarat
di Filipina pada tahun 1521. Pelayaran Magelhaens berpengaruh bagi dunia ilmu pengetahuan karena
dirinya berhasil membuktikan bahwa bumi itu bulat. Penjelajahan Magelhaens kemudian dilanjutkan
Sebastian del Cano. Pada 1521, Sebastian del Cano berhasil berlabuh di Tidore, namun kedatangan
mereka dianggap melanggar Perjanjian Tordesillas. Untuk menyelesaikan permasalahan keduanya,
Portugis dan Spanyol melakukan Perjanjian Saragosa pada tahun 1529.
Van der Capellen ditunjuk sebagai Gubernur Jenderal, menerapkan kebijakan dalam menghapuskan
peran penguasa tradisional, menerapkan pajak yang memberatkan rakyat, sehingga muncul banyak
perlawanan dari rakyat.
Van den Bosch memberlakukan sistem tanam paksa (cultuurstelsel) sejak tahun 1830 yang meliputi:
1. Menanam 1/5 dari lahan yang dimiliki dengan tanaman yang diwajibkan.
2. Hasil tanaman harus dijual kepada pemerintah.
3. Kaum petani tidak boleh bekerja melebihi penanaman padinya.
4. Rakyat yang tidak memiliki tanah diwajibkan kerja rodi selam 65 hari setiap tahun.
5. Kerusakan tanaman akan ditanggung pemerintah.
Dalam masa ini, terjadi pemberontakan besar di Jawa dan Sumatra, yang terkenal dengan Perang
Diponegoro (Perang Jawa) pada tahun 1825-1830, dan Perang Padri (1821-1837), dan perang-perang
lainnya. Setelah tahun 1830 sistem tanam paksa yang dikenal dalam Bahasa Belanda sebagai
cultuurstelsel mulai diterapkan. Dalam sistem ini, para penduduk dipaksa menanam hasil-hasil
perkebunan yang menjadi permintaan pasar dunia pada saat itu, seperti teh, kopi dan lain-lain. Hasil
tanaman itu kemudian diekspor ke mancanegara.
Penerapan cultuurstelsel banyak mengalami penyimpangan, seperti waktu tanam yang melebihi usia
tanam padi, tanah yang seharusnya bebas pajak tetap kena pajak, hingga rakyat harus menyediakan
sampai setengah tanahnya. Sistem tanam paksa ini adalah monopoli pemerintah dan dihapuskan setelah
tahun 1870.
Pada 1901 pihak Belanda mengadopsi apa yang mereka sebut Politik Etis (bahasa Belanda: Ethische
Politiek), yang termasuk investasi yang lebih besar dalam pendidikan bagi orang-orang pribumi, dan
sedikit perubahan politik. Di bawah Gubernur Jenderal J.B. van Heutsz pemerintah Hindia Belanda
memperpanjang kekuasaan kolonial secara langsung di sepanjang Hindia Belanda, dan dengan itu
mendirikan fondasi bagi negara Indonesia saat ini.
D. Gerakan Nasionalisme
Gerakan nasionalis pertama adalah Serikat Dagang Islam yang dibentuk pada tahun 1905 Kemudian
disusul pada tahun 1908 dibentuk Budi Utomo. Belanda merespon hal tersebut setelah Perang Dunia I
dengan langkah-langkah penindasan. Para pemimpin nasionalis berasal dari kelompok kecil yang terdiri
dari profesional muda dan pelajar, yang beberapa di antaranya telah dididik di Belanda. Banyak dari
mereka yang dipenjara karena kegiatan politis, termasuk Presiden Indonesia yang pertama, Soekarno.
Pada tanggal 7 Desember 1941, terjadi peristiwa yang besar. Pada saat itu, Jepang menyerbu pangkalan
Angkatan Laut di Pearl Harbour, Hawaii. Aksi Jepang ini merupakan sebuah gerakan invasi (aksi militer)
yang kemudian dengan cepat merambah ke kawasan Asia Tenggara. Sehingga di Januari-Februari
tahun 1942, Jepang menduduki Filipina, Pontianak, Balikpapan, Palembang, Tarakan (Kalimantan Timur),
dan Samarinda, yang mana waktu itu bangsa Belanda masih berada di wilayah Indonesia.
Selang beberapa minggu, Jepang berhasil mendarat di Pulau Jawa, tepatnya di Teluk Banten pada
tanggal 1 Maret 1942, kemudian juga di Kragan (Jawa Timur), dan di Eretan (Jawa Barat). Empat hari
kemudian kota Batavia jatuh ke tangan Jepang, tepatnya pada tanggal 5 Maret 1942. Setelah Jepang
berhasil menguasai beberapa wilayah tersebut, akhirnya tanggal 8 Maret 1942 Belanda secara resmi
menyerah kepada Jepang.
F. Pendudukan Jepang
Penjajahan Jepang di Indonesia menambah mimpi buruk masyarakat Indonesia pada saat itu. Hal ini
disebabkan oleh politik imperialisme Jepang, bukan hanya berorientasi pada eksploitasi sumber daya
alamnya saja, akan tetapi begitu juga dengan manusianya. Jepang melakukan eksploitasi sampai tingkat
pedesaan. Sumber-sumber kekayaan alam Indonesia dan juga tenaga-tenaga masyarakat Indonesia
mulai dikuras oleh Jepang. Untuk memenuhi semua keinginannya, Jepang melakukan berbagai cara,
mulai dari perjanjian-perjanjian, hingga cara-cara kekerasan.
Pada awal pergerakannya, pemerintah militer Jepang bersikap baik terhadap bangsa Indonesia dengan
mengaku sebagai saudara tua bangsa Indonesia. Tetapi akhirnya sikap baik itu berubah setelah sekian
waktu Jepang menduduki Indonesia. Apa yang ditetapkan pemerintah Jepang seolah mendukung
kemerdekaan Indonesia. Padahal sebenarnya Jepang berlaku demikian demi kepentingan
pemerintahannya yang pada saat itu sedang menghadapi perang. Apalagi setelah Jepang mengetahui
harapan yang besar dari Indonesia untuk mencapai kemerdekaan, mereka mulai menciptakan
propaganda-propaganda untuk menaruh kepercayaan pada hati bangsa Indonesia. Jepang pun terlihat
seolah-olah memihak pada kepentingan bangsa Indonesia.
Pada Juli 1942, Soekarno menerima tawaran Jepang untuk mengadakan kampanye publik dan
membentuk pemerintahan yang juga dapat memberikan jawaban terhadap kebutuhan militer Jepang.
Soekarno, Mohammad Hatta, dan para Kyai memperoleh penghormatan dari Kaisar Jepang pada tahun
1943.
Pada tahun 1943, Jepang memerlukan tambahan tentara untuk membantunya melawan kekuatan
Amerika dan sekutunya karena tentara Jepang sendiri mulai terdesak. Hal tersebut mendorong Jepang
untuk memberikan latihan kemiliteran. Jepang berharap organisasi kemiliteran yang telah dibentuk akan
dapat membantu Jepang melawan sekutu. Organisasi kemiliteran yang dibentuk Jepang, salah satu di
antaranya adalah Pembela Tanah Air (PETA), dibentuk pada 3 Oktober 1943. Calon perwira PETA
mendapatkan pelatihan di Bogor. Tujuan didirikannya PETA adalah untuk mempertahankan wilayah
masing-masing.
Pada Maret 1945 Jepang membentuk Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI). Pada pertemuan pertamanya di bulan Mei, Soepomo membicarakan integrasi nasional dan
Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2022 203
melawan individualisme perorangan; sementara itu Muhammad Yamin mengusulkan bahwa negara baru
tersebut juga sekaligus mengklaim Sarawak, Sabah, Malaya, Portugis Timur, dan seluruh wilayah Hindia
Belanda sebelum perang.
Jepang menyerah kepada sekutu setelah Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima
pada 6 Agustus 1945 dan kota Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945. Jepang mengabarkan bahwa
pasukannya berada di ambang kekalahan. Jepang kemudian berjanji akan segera menghadiahkan
kemerdekaan kepada Indonesia.
Pada 9 Agustus 1945 Soekarno, Hatta dan Radjiman Widjodiningrat diterbangkan ke Vietnam untuk
bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang sedang menuju kehancuran
tetapi Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada 24 Agustus.
Pada 15 Agustus 1945, Jepang menyatakan menyerah kepada Sekutu. Setelah mendengar kabar
menyerahnya Jepang, golongan muda Indonesia segera mendesak golongan tua untuk
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Para pejuang kemerdekaan Indonesia telah melakukan
persidangan-persidangan BPUPKI (badan bentukan Jepang untuk mempersiapkan kemerdekaan
Indonesia), hanya pernyataan proklamasi saja yang belum dilakukan.
Bahkan, pada 16 Agustus 1945, PPKI (panitia yang melanjutkan tugas BPUPKI) menggagalkan
persidangan karena adanya desakan dari golongan muda untuk segera memerdekakan Indonesia.
Tanggal 17 Agustus 1945, setelah melewati peristiwa-peristiwa bersejarah demi mencapai kemerdekaan,
akhirnya Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Dengan demikian berakhirlah penjajahan
Jepang di Indonesia.
B. Perang Kemerdekaan
Dari tahun 1945 - 1949, persatuan kelautan Australia yang bersimpati dengan usaha kemerdekaan,
melarang segala pelayaran Belanda sepanjang konflik ini agar Belanda tidak mempunyai dukungan
logistik maupun suplai yang diperlukan untuk membentuk kembali kekuasaan kolonial.
Usaha Belanda untuk kembali berkuasa dihadapi perlawanan yang kuat. Setelah kembali ke Jawa,
pasukan Belanda segera merebut kembali ibu kota kolonial Batavia, akibatnya para nasionalis
Matrikulasi Ujian Dinas Tahun 2022 204
menjadikan Yogyakarta sebagai ibu kota mereka. Pada 27 Desember 1949, setelah 4 tahun peperangan
dan negosiasi, Ratu Juliana dari Belanda memindahkan kedaulatan kepada pemerintah Federal
Indonesia. Pada 1950, Indonesia menjadi anggota ke-60 PBB.
C. Demokrasi Parlementer
Tidak lama setelah itu, Indonesia mengadopsi undang-undang baru yang terdiri dari sistem parlemen di
mana dewan eksekutifnya dipilih oleh dan bertanggung jawab kepada parlemen atau MPR. MPR terbagi
kepada partai-partai politik sebelum dan sesudah pemilu pertama pada tahun 1955, sehingga koalisi
pemerintah yang stabil susah dicapai.
Peran Islam di Indonesia menjadi hal yang rumit. Soekarno lebih memilih negara sekuler yang
berdasarkan Pancasila sementara beberapa kelompok Muslim lebih menginginkan negara Islam atau
undang-undang yang berisi sebuah bagian yang menyaratkan umat Islam takluk kepada hukum Islam.
Demokrasi Parlementer, adalah suatu demokrasi yang menempatkan kedudukan badan legislatif lebih
tinggi daripada badan eksekutif. Kepala pemerintahan dipimpin oleh seorang Perdana Menteri. Perdana
menteri dan menteri-menteri dalam kabinet diangkat dan diberhentikan oleh parlemen. Dalam demokrasi
parlementer Presiden menjabat sebagai kepala negara.
D. Demokrasi Terpimpin
Pemberontakan yang gagal di Sumatra, Sulawesi, Jawa Barat dan pulau-pulau lainnya yang dimulai sejak
1958, ditambah kegagalan MPR untuk mengembangkan konstitusi baru, melemahkan sistem parlemen
Indonesia. Akibatnya pada 1959 ketika Presiden Soekarno secara unilateral membangkitkan kembali
konstitusi 1945 yang bersifat sementara, yang memberikan kekuatan presidensil yang besar, dia tidak
menemui banyak hambatan.
Dari 1959 hingga 1965, Presiden Soekarno berkuasa dalam rezim yang otoriter di bawah label
"Demokrasi Terpimpin". Dia juga menggeser kebijakan luar negeri Indonesia menuju non-blok, kebijakan
yang didukung para pemimpin penting negara-negara bekas jajahan yang menolak aliansi resmi dengan
Blok Barat maupun Blok Uni Soviet. Para pemimpin tersebut berkumpul di Bandung, Jawa Barat pada
tahun 1955 dalam KTT Asia-Afrika untuk mendirikan fondasi yang kelak menjadi Gerakan Non-Blok.
Pada akhir 1950-an dan awal 1960-an, Soekarno bergerak lebih dekat kepada negara-negara komunis
Asia dan kepada Partai Komunis Indonesia (PKI) di dalam negeri. PKI merupakan partai komunis
terbesar setelah Uni Soviet dan Tiongkok.
F. Konfrontasi Indonesia—Malaysia
Soekarno menentang pembentukan Federasi Malaysia dan menyebut bahwa hal tersebut adalah sebuah
"rencana neo-kolonial" untuk mempermudah rencana komersial Inggris di wilayah tersebut. Selain itu
dengan pembentukan Federasi Malaysia, hal ini dianggap akan memperluas pengaruh imperialisme
negara-negara Barat di kawasan Asia dan memberikan celah kepada negara Inggris dan Australia untuk
memengaruhi perpolitikan regional Asia. Menanggapi keputusan PBB untuk mengakui kedaulatan
Malaysia dan menjadikan Malaysia anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, presiden Soekarno
mengumumkan pengunduran diri negara Indonesia dari keanggotaan PBB pada tanggal 20 Januari 1965
dan mendirikan Konferensi Kekuatan Baru (CONEFO) sebagai tandingan PBB dan GANEFO sebagai
tandingan Olimpiade. Pada tahun itu juga konfrontasi ini kemudian mengakibatkan pertempuran antara
pasukan Indonesia dan Malaysia (yang dibantu oleh Inggris).
G. Gerakan 30 September
Hingga 1965, PKI telah menguasai banyak dari organisasi massa yang dibentuk Soekarno untuk
memperkuat dukungan untuk rezimnya dan, dengan persetujuan dari Soekarno, memulai kampanye
untuk membentuk "Angkatan Kelima" dengan mempersenjatai pendukungnya. Para petinggi militer
menentang hal ini.
Pada 30 September 1965, enam jenderal senior dan beberapa orang lainnya dibunuh dalam upaya
kudeta yang disalahkan kepada para pengawal istana yang loyal kepada PKI. Panglima Komando Strategi
Angkatan Darat saat itu, Mayjen Soeharto, menumpas kudeta tersebut dan berbalik melawan PKI.
B. Timor Timur
Dari 1596 hingga 1975, Timor Timur adalah sebuah jajahan Portugis di pulau Timor yang dikenal sebagai
Timor Portugis dan dipisahkan dari pesisir utara Australia oleh Laut Timor. Akibat kejadian politis di
Portugal, pejabat Portugal secara mendadak mundur dari Timor Timur pada 1975. Dalam pemilu lokal
pada tahun 1975, Fretilin, sebuah partai yang dipimpin sebagian oleh orang-orang yang membawa
paham Marxisme, dan UDT, menjadi partai-partai terbesar, setelah sebelumnya membentuk aliansi untuk
mengkampanyekan kemerdekaan dari Portugal.
Pada 7 Desember 1975, pasukan Indonesia masuk ke Timor Timur dalam sebuah operasi militer yang
disebut Operasi Seroja. Indonesia, yang mempunyai dukungan material dan diplomatik, dibantu
peralatan persenjataan yang disediakan Amerika Serikat dan Australia, berharap dengan memiliki Timor
Timur mereka akan memperoleh tambahan cadangan minyak dan gas alam, serta lokasi yang strategis.
Banyak pelanggaran HAM yang terjadi saat Timor Timur berada dalam wilayah Indonesia. Pada 30
Agustus 1999, rakyat Timor Timur memilih untuk memisahkan diri dari Indonesia dalam sebuah
pemungutan suara yang diadakan PBB. Sekitar 99% penduduk yang berhak memilih turut serta dan
78.5% memilih untuk merdeka. Segera setelah hasilnya diumumkan, dikabarkan bahwa pihak militer
Indonesia melanjutkan pengrusakan di Timor Timur, seperti merusak infrastruktur di daerah tersebut.
Pada Oktober 1999, MPR membatalkan dekret 1976 yang mengintegrasikan Timor Timur ke wilayah
Indonesia, dan Otorita Transisi PBB (UNTAET) mengambil alih tanggung jawab untuk memerintah Timor
Timur sehingga kemerdekaan penuh dicapai pada Mei 2002 sebagai negara Timor Leste.
C. Krisis Ekonomi
Pada pertengahan 1997, Indonesia diserang krisis keuangan dan ekonomi Asia, disertai kemarau
terburuk dalam 50 tahun terakhir dan harga minyak, gas dan komoditas ekspor lainnya yang semakin
jatuh. Rupiah jatuh, inflasi meningkat tajam, dan perpindahan modal dipercepat. Para demonstran, yang
awalnya dipimpin para mahasiswa, meminta pengunduran diri Soeharto.
Selanjutnya mahasiswa menyusun agenda reformasi yang ditujukan kepada pemerintahan Orde Baru
yang isinya antara lain terfokus pada :
1. Mengadili Soeharto dengan kroni-kroninya;
2. Melakukan Amandemen terhadap UUD 1945;
3. Menghapus Dwi Fungsi ABRI di dalam struktur pemerintahan negara;
4. Penegakan supermasi hukum;
5. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dari unsur-unsur korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
Hal itu bermula saat akademisi Effendi Ghazali bersama Koalisi Masyarakat untuk Pemilu Serentak
menggugat UU Nomor 42/2008 tentang Pilpres ke Mahkamah Konstitusi (MK). Gugatan itu terregister
dengan nomor 14/PUU-XI/2013.
Alasan mereka sederhana, penyelenggaraan pemilu serentak lebih efisien baik dari segi waktu maupun
biaya. Berdasarkan perhitungan anggota KPU saat itu, penyelenggaraan pemilu serentak bisa
menghemat anggaran Rp 5 sampai Rp 10 triliun.
Sedangkan berdasarkan perhitungan Anggota DPR dari salah satu fraksi, pemilu serentak mampu
menghemat dana sekitar Rp 150 triliun, atau sepersepuluh APBN dan APBD.
Dalam beberapa penjelasannya, Mahkamah beralasan penyelenggaraan Pilpres tahun 2004 dan 2009
setelah Pileg, ditemukan fakta capres terpaksa harus bernegosiasi (bargaining) politik terlebih dahulu
dengan partai politik yang pada akhirnya mempengaruhi roda pemerintahan.