Kajian-kajian yang telah dilakukan mengenai budaya kerja organisasi telah menampilkan
beberapa model budaya kerja tertentu yaitu:
- budaya autoritarian,
- budaya birokratik,
- budaya tugas,
- budaya individualistik,
- budaya tawar- menawar
- budaya kolektivity
Ciri organisasi atau perusahaan dengan budaya kerja yang baik. Berikut merupakan beberapa
cirinya:
Ciri-ciri tsb di atas, tercermin secara teoritis dan bersifat internal...! Lalu bagaimana Budaya
Kerja yg baik menurut masyarakat...?
Salah satu indikator bahwa budaya kerja kita baik terlihat pada saat pelanggan tersenyum
setelah mendapat layanan yang baik dari kinerja kita..!
Budaya perusahaan dan atau organisasi antara yang satu dan lainnya berbeda. Punya
kekhasan, unik untuk setiap bisnis, tetapi beberapa faktor dapat menentukan jenis budaya
tempat kerja yang ada dalam suatu organisasi. Faktor tsb sebagai berikut:
Ok kita lanjut. Minggu kemarin sdh kita bahas.. bahwa Budaya Kerja dimulai dari atas.
Artinya bahwa pimpinan sangat berpengaruh terhadap budaya kerja organisasi...!
Budaya perusahaan dimulai dari atas, tetapi karyawan juga berbagi tanggung jawab dalam
mempromosikannya.
Budaya perusahaan dimulai dari atas, tetapi karyawan juga berbagi tanggung jawab dalam
mempromosikannya.
Ini juga berfungsi sebagai alat untuk calon karyawan yang perlu menentukan apakah mereka
dapat berkembang di perusahaan..?
Sebelum melakukan perekrutan, pikirkan tentang misi dan nilai inti perusahaan Anda.
Pernyataan misi adalah pesan singkat yang menjelaskan apa yang ingin dilakukan organisasi
Anda dengan perusahaan dan produk.
Nilai inti bisnis adalah prinsip panduan perusahaan itu. Nilai-nilai ini penting karena terikat
dengan identitas perusahaan, mendukung visi pemilik bisnis dan menjadi landasan budaya
internal.
Oke anak-anak demikian materi kuliah kita hari ini. Semoga bermanfaat untuk semuanya.
Inti dari bahasan kita kali ini adalah "Senantiasa Buatlah Tersenyum semua pelanggan Kita"
Pertemuan 10
Rabu, 08 Juni 2022
Pada pertemuan hari ini materi kuliah yg akan kita bahas tentang "Faktor yang
mempengaruhi Budaya Kerja"
Mungkin materi kuliah ini sudah pernah kita ulas namun untuk mempertegas kita ulangi
sedikit.
Motivasi pegawai adalah daya pendorong yang mengakibatkan setiap pegawai rela dan
mampu mengerahkan kemampuannya dalam bekerja.
Budaya kerja organisasi yang baik didalamnya tercipta integritas tujuan, kerjasama diantara
mereka, saling menghargai dan saling menghormati.
Dalam melakukan afiliasi, ada salah satu pihak yang bisa dibilang memiliki tingkatan yang
lebih tinggi dibanding pihak yang lainnya. Meski begitu, setiap pihak yang terafiliasi masih
memiliki hubungan atau keterkaitan antara satu dengan yang lainnya dan tetap bisa berdiri
atau bergerak secara masing-masing.
Namun, kembali lagi pada maknanya secara umum, istilah afiliasi pasti mengacu pada
hubungan erat antar sebuah pihak, baik individu, bisnis, organisasi, maupun perusahaan,
dengan pihak lainnya. Untuk lebih memahami makna afiliasi pada konteks atau bidang
tertentu, berikut adalah beberapa definisinya.
Pada dasarnya Kebutuhan akan kekuasaan adalah kebutuhan untuk membuat orang lain
berperilaku dalam suatu cara dimana orang-orang itu tanpa dipaksa tidak akan berperilaku
demikian atau suatu bentuk ekspresi dari individu untuk dapat mengendalikan dan
memengaruhi orang lain.
Power atau kekuatan dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain
dan melawan pengaruh pihak lain. Pengaruh berarti menggunakan power untuk mengubah
pihak lain ke arah yang diinginkan.
Max Weber (dalam Thoha, 1994) merumuskan kekuasaan sebagai kemungkinan yang
membuat seseorang dalam suatu hubungan sosial berada dalam jabatan untuk melaksanakan
keinginannya sendiri dan yang menghilangkan halangan.
Adler (dalam Luthans, 2006) menjelaskan kebutuhan akan kekuasaan sebagai kebutuhan
memanipulasi orang lain atau dorongan untuk memimpin orang lain.
Robbins (2002), mendefinisikan need for power sebagai motif untuk membuat orang-orang
lain berperilaku dalam suatu cara yang orang-orang itu (tanpa dipaksa) tidak akan berperilaku
demikian.
Belum banyak penelitian yang dilakukan untuk mengungkap tentang kebutuhan berkuasa dan
tidak banyak pula yang diketahui mengenai hubungannya dengan jenis-jenis perilaku yang
lainnya. Ukuran kebutuhan berkuasa kurangmampu diandalkan bila dibandingkan dengan
kebutuhan berprestasi dan kebutuhan afiliasi, namun keandalan kebutuhan berkuasa dapat
terlihat apabila digunakan secara bersama-sama dengan kebutuhan berprestasi dan kebutuhan
afiliasi.
Hasil penelitian di Amerika pada tahin 1950 menunjukkan bahwa kombinasi antara
kebutuhan afiliasi yang rendah dan kebutuhan kekuasaan yang tinggi akan menyebabkan
individu memiliki kecenderungan untuk mengatur orang lain. Individu dengan kebutuhan
afiliasi yang rendah namun memiliki kebutuhan kekuasaan yang tinggi secara tidak langsung
akan memiliki dorongan untuk menguasai dan mengendalikan orang lain, dan keinginan
tersebut tidak dapat digantikan oleh rasa persahabatan dalam diri individu tersebut
(McClelland, 1987).
Pemikiran McClelland dipengaruhi oleh karya perintis Henry Murray , yang pertama kali
mengidentifikasi kebutuhan psikologis manusia yang mendasari dan proses motivasi (1938).
Perubahan budaya organisasi akan mengubah cara hidup dan napas suatu perusahaan. secara
jangka panjang, hal ini akan membentuk cara pengambilan keputusan, penyesaian pekerjaan,
prioritas pekerjaan, interaksi antara karyawan, customer dan client.
Efek perubahan yang baik itu juga dapat dicapai jika seluruh bagian perusahaan ikut
mendorong perubahan budaya organisasi dan memandang HR sebagai bagian yang
membantu mereka mencapai perubahan tersebut.
Perubahan budaya organisasi merupakan proyek kolaboratif. Jadi apa yang dapat dilakukan
HR untuk membantu berbagai bagian perusahaan dalam mengeksekusi perubahan budaya
organisasi?
[9:27 AM, 6/8/2022] Pak Ujang PKN: Orientasi pada hasil dalam Budaya Kerja
Orientasi pada hasil adalah kemampuan mempertahankan komitmen pribadi yang tinggi
untuk menyelesaikan tugas, dapat diandalkan, bertanggung jawab, mampu secara sistimatis
mengidentifikasi risiko dan peluang dengan memperhatikan keterhubungan antara
perencanaan dan hasil, untuk keberhasilan organisasi.
[9:29 AM, 6/8/2022] Pak Ujang PKN: Indikator soal terkait orientasi pada hasil
1. Bertanggung jawab untuk memenuhi standar kerja
b. Bekerja dengan teliti dan hati-hati guna meminimalkan kesalahan dengan mengacu pada
standar kualitas (SOP).
c. Bersedia menerima masukan, mengikuti contoh cara bekerja yang lebih efektif, efisien di
lingkungan kerjanya.
2. Berupaya meningkatkan hasil kerja pribadi yang lebih tinggi dari standar yang ditetapkan,
mencari, mencoba metode alternatif untuk peningkatan kinerja
a. Menetapkan dan berupaya mencapai standar kerja pribadi yang lebih tinggi dari standar
kerja yang ditetapkan organisasi.
c. Memberi contoh kepada orang-orang di unit kerjanya untuk mencoba menerapkan metode
kerja yang lebih efektif yang sudah dilakukannya.
3. Menetapkan target kerja yang menantang bagi unit kerja, memberi apresiasi dan teguran
untuk mendorong kinerja
a. Menetapkan target kinerja unit yang lebih tinggi dari target yang ditetapkan organisasi.
b. Memberikan apresiasi dan teguran untuk mendorong pencapaian hasil unit kerjanya.
c. Mengembangkan metode kerja yang lebih efektif dan efisien untuk mencapai target kerja
unitnya.
4. Mendorong unit kerja mencapai target yang ditetapkan atau melebihi hasil kerja
sebelumnya
c. Membuat kebijakan untuk menerapkan metode kerja yang lebih efektif-efisien dalam
mencapai tujuan prioritas nasional.
Pertemuan 11
Rabu, 15 Juni 2022
Hari ini kita akan membahas Indikator dan unsur-unsur budaya kerja organisasi
1. Memiliki Integritas
Contoh Perilaku Positif: Berani menyampaikan pendapat bila terjadi hal yang menyimpang;
melakukan perjalanan dinas/workshop sesuai dengan durasi kebutuhan organisasi;
melaksanakan pengadaan barang dan jasa sesuai ketentuan yang berlaku; masuk kerja dengan
tepat waktu; memakai seragam sesuai ketentuan.
Contoh Perilaku Negatif: Membuat laporan pengeluaran fiktif; mengajak keluarga dengan
menggunakan biaya perjalanan dinas; mengutip biaya di luar tarif yang berlaku; menerima
hadiah dari vendor/hotel/masyarakat.
Indikator positifnya yaitu memiliki pola pikir, cara pandang dan pendekatan yang variatif
terhadap setiap permasalahan, serta mampu menghasilkan karya baru; selalu melakukan
penyempurnaan dan perbaikan berkala dan berkelanjuran; bersikap terbuka dalam menerima
ide-ide baru yang konstruktif; berani mengambil terobosan dan solusi dalam memecahkan
masalah; memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam bekerja secara efektif dan
efisien.
Adapun Indikator negatifnya yaitu merasa cepat puas dengan hasil yang dicapai; bersikap
tertutup terhadap ide-ide pengembangan; dan monoton.
Contoh Perilaku Positif: Membuat SOP yang dapat mempercepat proses kerja; membuat
notulensi rapat secara langsung dengan laptop; mendengarkan pendpat peserta rapat secara
bijak; mendistribusikan surat secara paperless; menggunakan sosial media dalam melayani
dan berkomunikasi baik dengan masyarakat maupun kalangan internal.
3. Inisiatif
Kemampuan seseorang untuk bertindak melebihi yang dibutuhkan atau yang dituntut dari
pekerjaan.
Adapun indikator negatifnya yaitu hanya mengerjakan tugas yang diminta oleh atasan;
mencari suara terbanyak, berlindung dari kegagalan, beragumentasi bahwa apa yang ada
lakukan telah disetujui oleh semua anggota tim.
Contoh perilaku positif: Sigap dalam melayani kebutuhan pengguna layanan; Menyajikan
bahan rapat secara cepat tanpa diminta atasan; Menghadiri rapat 5 menit sebelum dimulai;
Berani mengungkapkan penyimpangan berdasarkan data yang akurat.
Contoh perilaku Negatif: Pasif dalam menunggu perintah dari atasan; Malas memberikan
pendapat dalam suatu rapat/diskusi
4. Pembelajar
Adapun indikator positifnya yaitu berkeinginan dan berusaha untuk selalu menambah dan
memperluas wawasan, pengetahuan dan pengalaman, mengambil hikmah dan menjadikan
pelajaran atas setiap kesalahan, berbagi pengetahuan/pengalaman dengan rekan kerja.
Adapun indikator negatifnya yaitu tidak memanfaatkan waktu dengan baik, enggan
mempelajari hal yang baru, malas bekerja/bertanya/berdikusi.
Malas membaca buku; tidak mengikuti pelatihan secara penuh; Malas menghadiri undangan
sosialisasi program kerja dari K/L lain.
Kemampuan seseorang untuk bertindak melebihi yang dibutuhkan atau yang dituntut dari
pekerjaan.
Adapun indikator positifnya yaitu responsif melayani kebutuhan stakeholder; bersikap
proaktif terhadap kebutuhan organisasi; memiliki dorongan untuk mengidentifikasi masalah
atau peluang dan mampu mengambil tindakan nyata untuk menyelesaikan masalah.
Adapun indikator negatifnya yaitu hanya mengerjakan tugas yang diminta oleh atasan;
mencari suara terbanyak, berlindung dari kegagalan, beragumentasi bahwa apa yang ada
lakukan telah disetujui oleh semua anggota tim.
Contoh perilaku positif: Sigap dalam melayani kebutuhan pengguna layanan; Menyajikan
bahan rapat secara cepat tanpa diminta atasan; Menghadiri rapat 5 menit sebelum dimulai;
Berani mengungkapkan penyimpangan berdasarkan data yang akurat.
Contoh perilaku Negatif: Pasif dalam menunggu perintah dari atasan; Malas memberikan
pendapat dalam suatu rapat/diskusi
4. Pembelajar
Adapun indikator positifnya yaitu berkeinginan dan berusaha untuk selalu menambah dan
memperluas wawasan, pengetahuan dan pengalaman, mengambil hikmah dan menjadikan
pelajaran atas setiap kesalahan, berbagi pengetahuan/pengalaman dengan rekan kerja.
Adapun indikator negatifnya yaitu tidak memanfaatkan waktu dengan baik, enggan
mempelajari hal yang baru, malas bekerja/bertanya/berdikusi.
Menjunjung tinggi keadilan dalam pemberian penghargaan bagi karyawan yang kompeten.
Adapun indikator negatifnya yaitu menduduki jabatan yang tidak sesuai dengan
kompetensinya, mendapatkan promosi hanya karena kedekatan/primordialisme.
Mendorong rekan kerja mengikuti seleksi terbuka, memberikan penlaian SKP secara
obyektif, memberikan peluang kepada pegawai untuk mengembangkan kompetensi,
menghindari diskriminasi terhadap perbedaan etnis, ras, agama dan usia; tidak menutup
informasi untuk pengembangan karir pegawai lain
melakukan praktik nepotisme dalam melantik pegawai; melakukan seleksi pegawai tidak
berdasar pada kompetensi
6. Terlibat Aktif
Indikator positifnya yaitu terlibat langsung dalam setiap kegiatan untuk mendukung visi dan
misi Kementerian, memberikan dukungan kepada rekan kerja.
Adapun Indikator negatifnya yaitu tidak peduli dengan aktifitas lingkungan sekitar (apatis)
dan bersifat pasif, menunggu perintah.
mengikuti peringatan upacara hari besar nasional, mengikuti upacara bendera, bersosialisasi
dengan masyarakat untuk menciptakan public trust, sebagai atasan, memberikan teladan bagi
bawahannya, sebagai bawahan, loyal dan disiplin terhadap setiap tugas yang diberikan.
Malas untuk mematikan AC, komputer dan perangkat elektronik lainnya yang tidak
digunakan, Mengisi form aktifitas harian setelah diminta.
7. Tanpa Pamrih
Indikator positifnya yaitu penuh komitmen dalam melaksanakan pekerjaan; rela membantu
pekerjaan rekan kerja lainnya; menunjukkan sikap 4S (Senyum, sapa, sopan dan santun).
Adapun indikator negatifnya yaitu melakukan pekerjaan dengan terpaksa, berburuk sangka
terhadap rekan kerja.
Bekerja sesuai dengan SKP yang direncanakan; mengantar tamu yang berkunjung ke kantor
dengan hati yang ikhlas; saling menghormati antar sesama pegawai.
menyelesaikan pekerjaan tanpa cek dan ricek, sulit menjalin kerjasama dengan rekan kerja
dalam mencari solusi terbaik.
Jelas dari uraian tsb di atas bahwa Indikator Budaya Kerja ada 7 (Tujuh) Indikator baik yg
positif maupun negatif :
1. MEMILIKI INTEGRITAS
2. KREATIF DAN INOVATIF
3. INISIATIF
4. PEMBELAJAR
5. MENJUNJUNG MERITOKRASI
6. TERLIBAT AKTIF
7. TANPA PAMRIH
Menurut Nurhadijah (2017), indikator budaya kerja adalah sebagai berikut: Disiplin, perilaku
yang senantiasa berpijak pada peraturan dan norma yang berlaku di dalam maupun di luar
perusahaan/organisasi.
Seperti rajin, berdedikasi, bertanggung jawab, berhati-hati, teliti, cermat, kemauan yang kuat
untuk mempelajari tugas dan kewajibannya, suka membantu sesama karyawan atau
sebaliknya.
Oke .. kesimpulannya bahwa kita di dalam melaksanakan tugas dan fungsi manakala nanti
kalian menjadi ASN, maka gunakanlah Indikator Budaya Kerja yang positif seperti yg telah
diuraikan di atas.