Anda di halaman 1dari 15

PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA

LABORATORIUM AKUNTANSI DI SMK BATIK 1


SURAKARTA

Di susun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata II


pada jurusan Magister Administrasi Pendidikan Sekolah Pascasarjana

Oleh:

NUR ROFI’AH
Q100190034

MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN


SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
TAHUN 2022
i
ii
iii
PENGELOLAAN SARANA DAN PRASARANA LABORATORIUM
AKUNTANSI DI SMK BATIK 1 SURAKARTA

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: 1) Perencanaan sarana dan
prasarana laboratorium akuntansi, 2) Penggunaan sarana dan prasarana
laboratorium akuntansi, 3) Evaluasi sarana dan prasarana laboratorium akuntansi
di SMK Batik 1 Surakarta. Jenis penelitian kualitatif desain penelitian
fenomenologi. Teknik pengumpulan data adalah wawancara mendalam, observasi,
dan dokumentasi. Keabsahan data menggunakan trianggulasi sumber dan
trianggulasi teknik. Teknik analisis data meodel interaktif dengan langkah
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan verifikasi data/penarikan
kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Perencanaan sarana dan
prasarana laboratorium akuntansi di SMK Batik 1 Surakarta dilaksanakan setiap
awal semester dimulai dari pengadaan dan identifikasi barang kebutuhan
laboratorium yang disesuaikan dengan anggaran sekolah, sumber dana berasal
dari dana sekolah dan dana BOS, 2). Penggunaan sarana dan prasarana
laboratorium akuntansi SMK Batik 1 Surakarta sudah maksimal untuk praktik
komputer akuntansi, uji sertifikasi kompetensi keahlian OTKP (Otomatisasi &
Tata Kelola Perkantoran), praktik simpan pinjam secara syariah. Pada masa
pandemi covid-19 hanya digunakan beberapa kali saja, tentunya tetap dengan
protokol kesehatan. Fasilitas sarana dan prasana laboratorium akuntansi sudah
lengkap termasuk struktur organisasi dan tata tertib laboratorium. 3) Evaluasi
sarana dan prasarana di SMK Batik 1 Surakarta dilaksanakan setiap akhir
semester menggunakan kartu perawatan dan kartu penggunaan sarana prasarana
laboratorium. Pemeriksaan dan pemeliharaan sarana prasarana laboratorium
akuntansi dilakukan setiap bulan secara rutin.
Kata kunci: pengelolaan, sarana dan prasarana, laboratorium akuntansi.

Abstract
The purpose of this study was to describe: 1) Planning of accounting laboratory
facilities and infrastructure, 2) Use of accounting laboratory facilities and
infrastructure, 3) Evaluation of accounting laboratory facilities and infrastructure
at SMK Batik 1 Surakarta. The type of qualitative research is phenomenological
research design. Data collection techniques are in-depth interviews, observation,
and documentation. The validity of the data used source triangulation and
technical triangulation. Interactive method data analysis technique with steps of
data collection, data reduction, data presentation and data verification/drawing
conclusions. The results show that: 1) Planning for accounting laboratory facilities
and infrastructure at SMK Batik 1 Surakarta is carried out at the beginning of each
semester starting from the procurement and identification of laboratory necessities
that are adjusted to the school budget, the source of funds comes from school

1
funds and BOS funds, 2). The use of accounting laboratory facilities and
infrastructure at SMK Batik 1 Surakarta is maximized for the practice of
accounting computers, competency certification tests for OTKP (Office
Administration & Automation) expertise, sharia savings and loan practices.
During the Covid-19 pandemic, it was only used a few times, of course, still with
health protocols. The accounting laboratory facilities and infrastructure are
complete, including the organizational structure and laboratory rules. 3)
Evaluation of facilities and infrastructure at SMK Batik 1 Surakarta is carried out
at the end of each semester using a maintenance card and a card for using
laboratory facilities. Inspection and maintenance of accounting laboratory
infrastructure is carried out on a regular basis every month.

Keywodrs: management, facilities and infrastructure, accounting laboratory.

1. PENDAHULUAN
Menurut UU No. 20 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional “Semua lembaga
pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang
memenuhi kebutuhan peserta didiknya sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosi dan jiwa anak”. Pengelolaan sarana
dan prasarana pendidikan harus dilakukan oleh sekolah, mulai dari pengelolaan,
pemeliharaan, perbaikan dan pengembangan. Hal ini didasarkan pada kenyataan
bahwa sekolah semakin menyadari perlunya struktur yang komprehensif dan
mutakhir, terutama yang berkaitan dengan pembelajaran dan proses pembelajaran.
Keberhasilan program pendidikan melalui proses belajar-mengajar sangat
dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah ketersediaan sarana dan
prasarana pedagogik yang memadai, serta pemanfaatan dan pengelolaan yang
optimal. Sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu sumber daya
yang menjadi tolak ukur mutu sekolah dan perlu terus ditingkatkan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih (Rani
Kumalasinta, 2014). Salah satu aspek penting penyelenggaraan pendidikan dan
yang harus diperhatikan oleh lembaga pendidikan adalah sarana dan prasarana
pendidikan, sarana dan prasarana pendidikan dapat bermanfaat untuk menunjang
terselenggaranya proses belajar mengajar secara langsung maupun tidak langsung
dalam suatu lembaga untuk mencapai tujuannya (Liliani et al., 2019).

2
Pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah pada dasarnya
merupakan salah satu disiplin ilmu administrasi sekolah atau manajemen
pendidikan dan juga merupakan tugas utama kepala sekolah atau kepala sekolah
(Khairuddin, 2014). Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
adalah pengelolaan tambahan sarana dan prasarana untuk penggunaan dan
pemeliharaan (Darmastuti & Karwanto, 2014). Mutu dan standar sekolah sangat
tergantung pada penyediaan, kecukupan, konsistensi dan pengelolaan sarana dan
prasarana pendidikan. Fasilitas sekolah adalah sumber daya fisik yang
menciptakan kondisi yang menguntungkan untuk keefektifan siswa belajar
meliputi ruang kelas, laboratorium, perpustakaan, peralatan, bahan habis pakai,
listrik, air, perlengkapan audio visual, meja, kursi belajar, kamar mandi, ruang
penyimpanan, dan taman bermain (Asiyai, 2012).
Pentingnya sarana dan prasarana yang ada di sekolah juga sangat
berpengaruh dalam upaya peningkatan mutu pendidikan khususnya bagi Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK). Laboratorium merupakan salah satu sarana untuk
meningkatkan mutu pendidikan dan menunjang kegiatan pembelajaran praktik
yang mempersiapkan mahasiswa untuk memasuki dunia kerja (Safitri, 2016).
Peran laboratorium di lingkungan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sangatlah
penting, dapat disimpulkan bahwa laboratorium adalah tempat dimana siswa
untuk berlatih guna memperoleh keterampilan yang akan digunakan untuk
membekali mereka setelah lulus, dalam upaya memaksimalkan peran dan fungsi
laboratorium, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) harus memperhatikan
peningkatan sarana dan prasarana untuk menunjang menunjang keberadaan
laboratorium (Nugroho, 2015).
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2008 tentang Standar
Sarana dan Prasarana untuk jenjang SMK/MAK, laboratorium komputer harus
memiliki ruangan khusus yang berfungsi sebagai tempat kegiatan pembelajaran di
bidang teknologi informasi dan komunikasi. Ruang komputer dapat menampung
setidaknya setengah dari kelompok belajar. Rasio minimum laboratorium
komputer adalah 3m2/siswa, luas laboratorium minimal 64m2, gudang
penyimpanan dan perbaikan 16m2, lebar laboratorium komputer minimal 8m.

3
Sarana prasarana pendidikan di SMK Batik 1 Surakarta salah satunya yaitu
laboratorium akuntansi. Laboratorium akuntansi sebagai sarana dan prasarana
pembelajaran untuk berkomunikasi dan memberikan pemahaman kepada siswa
tentang penerapan konsep akuntansi pada praktik akuntansi perusahaan. Bertujuan
untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensi siswa, khususnya pada profesi
akuntansi, akan dilengkapi dengan laboratorium terapan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan akuntansi mereka. Menurut (Adel & Manik, 2018)
laboratorium akuntansi yang baik harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk
memudahkan penggunaan laboratorium selama melakukan kegiatan belajar
mengajar.
Hasil observasi yang dilakukan di SMK Batik 1 Surakarta terdapat 3 unit
ruang penunjang Laboratorium Akuntansi, antara lain: (1) Laboratorium
Komputer; (2) TUK / Lab. OTKP; dan (3) Bank Mini B-One Syariah. Keadaan
sarana dan prasarana di laboratorium akuntansi tersebut sudah lengkap dan
memadai. Dengan adanya keberadaan fasilitas-fasilitas laboratorium akuntansi
tersebut sekolah sudah mampu bersaing dengan Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK) yang berada di Kota Surakarta. Hal ini menunjukkan bahwa pengelolaan
sarana dan prasarana laboratorium akuntansi di SMK Batik 1 Surakarta sangat
perlu dilakukan dengan baik. Pengelolaan tersebut dilakukan oleh sumber daya
manusia yang sudah terorganisasi dengan baik sesuai dengan tugas masing-
masing.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: 1) perencanaan
sarana dan prasarana laboratorium akuntansi, 2) penggunaan sarana dan prasarana
laboratorium akuntansi, dan 3) evaluasi sarana dan prasarana laboratorium
akuntansi di SMK Batik 1 Surakarta.

2. METODE
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif
sebagai studi tentang obyek-obyek alamiah, yaitu obyek-obyek yang berkembang
apa adanya tanpa manipulasi (Sutama, 2019: 94). Desain penelitian menggunakan
desain penelitian fenomenologi yang merupakan studi observasional terhadap

4
fenomena yang terjadi dalam kehidupan manusia, dimana peneliti mencoba
memasuki dunia konseptual subjek yang ditelitinya, memahami apa dan
bagaimana pemahaman itu. dikembangkan oleh mereka. dalam peristiwa
kehidupan sehari-hari Sutama (2019: 106). Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Keabsahan
data menggunakan trianggulasi sumber dan trianggulasi teknik. Teknik analisis
data menggunakan model interaktif dari Miles & Huberman (Sugiyono, 2019:
247) dengan langkah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan
verifikasi data/penarikan kesimpulan.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Perencanaan Sarana dan Prasarana Laboratorium Akuntansi di SMK
Batik 1 Surakarta
Perencanaan sarana dan prasarana merupakan suatu kegiatan merancang
kebutuhan alat dan bahan laboratorium di setiap tahun ajaran baru dengan
mengidentifikasi atau menganalisa kebutuhan sarana dan prasarana laboratorium
yang digunakan dalam menunjang kegiatan praktik pembelajaran. Fuad (2016)
menyatakan ada dua hal penting yang harus dilakukan ketika akan merencanakan
kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan, kedua hal tersebut adalah
menganalisis kebutuhan sarana dan prasarana yang ada dan memproyeksikan
sarana dan prasarana yang dibutuhkan di masa depan.
Perencanaan sarana dan prasarana laboratorium akuntansi di SMK Batik 1
Surakarta dilakukan pada setiap awal semester atau pada tahun ajaran baru
dimulai dari pengadaan dan identifikasi barang kebutuhan laboratorium yang
disesuaikan berdasarkan anggaran sekolah dengan melibatkan pihak kepala
sekolah, wakil kepala sekolah, K3 (Ketua Kompetensi Keahlian) Akuntansi, dan
kepala laboratorium. Temuan ini sejalan dengan penelitian (Darmastuti &
Karwanto, 2014) dalam pengadaan dan perencanaan sarana dan prasarana
dilakukan sejak awal tahun dengan tujuan untuk mengetahui segala kebutuhan
sarana dan prasarana sekolah melalui hasil evaluasi tahun lalu. Didukung oleh
penelitian (Khairuddin, 2014) perencanaan dilakukan oleh kepala sekolah bersama

5
staf sekolah untuk membuat daftar kebutuhan sarana dan prasarana sekolah
berdasarkan kebutuhan sekolah dan anggaran yang tersedia dan pengadaan
dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.
Proses pengadaan peralatan dan perlengkapan barang kebutuhan
laboratorium akuntansi melalui identifikasi barang terlebih dahulu sesuai dengan
apa yang dibutuhkan kemudian melakukan survei barang-barang kebutuhan
laboratorium dengan mengacu pada anggaran yang telah disesuaikan, setelah itu
membuat pengajuan ke K3 (Ketua Kompetensi Keahlian), selanjutnya diserahkan
ke WKS 4 (Wakasek bidang sarana dan prasarana) dan terakhir menunggu
persetujuan dari kepala sekolah. Pembiayaan pengadaan sarana dan prasarana
laboratorium akuntansi berasal dari dana sekolah dan dana Bantuan Operasional
Sekolah (BOS). (Marmoah et al., 2019) menyampaikan pengadaan pembelian
sarana dan prasarana yang diperlukan, pendanaan dari Dinas Pendidikan Nasional
dan orang tua siswa
Aspek lain yang meliputi perencanaan sarana prasarana laboratorium
akuntansi yaitu perencanaan jadwal penggunaan laboratorium yang dilakukan
oleh waka bidang kurikulum, K3 (Ketua Kompetensi Keahlian) akuntansi, dan
kepala laboratorium yang kemudian disesuaikan dengan jadwal masing-masing
jurusan, agar penggunaan laboratorium akuntansi khususnya laboratorium
komputer tidak bersamaan dengan penggunaan jurusan lain. Menurut (Kartikasari,
2014) menyampaikan bahwa penggunaan sarana dan prasarana pembelajaran di
ruang diatur oleh koordinator pelaksanaan pendidikan inklusi, di kelas diatur oleh
guru kelas, penataan tempat duduk dibuat dengan model yang berbeda setiap
minggunya.
3.2 Penggunaan Sarana dan Prasarana Laboratorium Akuntansi di SMK
Batik 1 Surakarta
SMK Batik 1 Surakarta sudah memiliki laboratorium akuntansi yang terdiri dari 3
ruang, yaitu (1) ruang laboratorium komputer yang digunakan untuk praktik
pembelajaran komputer akuntansi, (2) ruang laboratorium OTKP (Otomatisasi &
Tata Kelola Perkantoran yang digunakan untuk praktik akuntansi yang didesain
seperti ruang kerja yang berada di kantor-kantor bagian keuangan, dan (3) ruang

6
B-One Bank Mini Syariah yang digunakan sebagai tempat praktik siswa, guru
maupun karyawan untuk kegiatan simpan pinjam secara syariah. Penggunaan
laboratorium akuntansi di SMK Batik 1 Surakarta sudah digunakan secara
maksimal sesuai dengan kebutuhan. Menurut (Rani Kumalasinta, 2014)
menyatakan bahwa pelaksanaan praktikum di laboratorium unit produksi sebagai
sarana pembelajaran siswa akuntansi SMK Negeri se Surakarta dikategorikan baik
mencapai rata-rata tingkat persentase 83,53% dan rata-rata skor 4,17. (Mulida,
2016) menyatakan bahwa penggunaan sarana dan prasarana pendidikan sangat
efektif dan dapat menjadi tujuan akhir dari program pendidikan
Penggunaan laboratorium akuntansi dalam pembelajaran tentunya guru
juga bertanggung jawab mendampingi siswa dalam kegiatan praktik akuntansi
yang dilakukan di laboratorium akuntansi dari awal pembelajaran sampai selesai.
Sebelum kegiatan praktik akuntansi guru selalu menjelaskan kembali materi yang
telah dipelajari sebelumnya, hal tersebut bertujuan supaya siswa mengingat
kembali dan akan dengan mudah untuk siswa bisa menerima materi pembelajaran
praktik akuntansi yang akan disampaikan. Hasil observasi menunjukkan bahwa
kondisi sarana dan prasarana laboratorium akuntansi yang digunakan dalam
keadaan baik dan lengkap, sehingga sangat membantu keberhasilan siswa dalam
proses pembelajaran praktik akuntansi yang dilakukan di laboratorium akuntansi.
Menurut (Elmunsyah & Rizza, 2018) terdapat hubungan yang erat antara fasilitas
laboratorium dan fasilitas guru kompetensi terhadap hasil belajar siswa dengan
nilai kolom R 0,88; ada pengaruh yang signifikan antara fasilitas laboratorium
terhadap hasil belajar siswa dengan nilai Sig 0,809 > 0,05; ada pengaruh yang
signifikan antara kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa dengan nilai Sig.
0,752 > 0,05; ada pengaruh yang signifikan antara fasilitas laboratorium dan
kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa dengan nilai Sig. 0,921 > 0,05.
Sejalan dengan penelitian (Giyanto, 2011) penggunaan sarana dan prasarana
menunjang kegiatan belajar mengajar serta pemanfaatan TIK oleh siswa
meningkatkan kesenangan dan membantu meningkatkan motivasi belajar siswa.
Dalam kelengkapan fasilitas laboratorium akuntansi di SMK Batik 1
Surakarta tentunya juga ada struktur organisasi dan tata tertib yang berlaku, hal ini

7
tentunya agar siswa dapat menaati tata tertib tersebut demi kelancaran kegiatan
pembelajaran praktik akuntansi yang dilakukan didalam laboratorium akuntansi.
Hal tersebut sesuai dengan penelitian (Darmastuti & Karwanto, 2014) bahwa
penggunaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan guru
dan siswa, tata tertib yang harus dipatuhi, diserahkan untuk masing-masing
program jurusan dan kelas.
3.3 Evaluasi Sarana dan Prasarana Laboratorium Akuntansi di SMK Batik 1
Surakarta
Laboratorium akuntansi di SMK Batik 1 Surakarta sudah digunakan secara
maskimal. Sarana dan prasarana laboratorium akuntansi SMK Batik 1 Surakarta
sudah menunjang kegiatan praktik akuntansi dengan didesain seperti ruang kerja
yang berada di kantor-kantor bagian keuangan, yang mampu bersaing dengan
sekolah-sekolah lainnya. Kegiatan evaluasi sarana dan prasarana laboratorium
akuntansi SMK Batik 1 Surakarta dilaksanakan setiap akhir semester
menggunakan kartu perawatan dan kartu penggunaan sarana dan prasarana
laboratorium yang dilakukan oleh kepala sekolah, wakil sekolah bidang sarana
dan prasarana, kepala laboratorium, dan teknisi. Menurut (Ririn, 2011)
mengatakan perawatan dan perbaikan peralatan laboratorium setiap perangkat
komputer dilengkapi dengan kartu penggunaan, kartu perawatan serta laporan
kondisi, dan koordinator laboratorium melaporkan tentang pelaksanaan perawatan
dan perbaikan peralatan laboratorium setiap akhir semester. Sejalan dengan
penelitian (Kartisari, 2014) bahwa pengendalian sarana dan prasarana
pembelajaran berkaitan dengan kegiatan pengawasan dan pelaksanaannya
meliputi koordinator sarana dan prasarana yayasan, kepala sekolah, ketua yayasan
dan bagian keuangan. Laporan pengendalian dibuat kepada yayasan pada setiap
akhir tahun anggaran dan kepada pemerintah setiap triwulan
Dalam evaluasi tentunya juga dilakukan pemeriksaan dan pemeliharaan
terhadap barang-barang yang ada di laboratorium akuntansi. Pemeliharaan
merupakan cara merawat barang-barang laboratorium agar selalu siap pakai,
adanya pemeliharaan yang baik yang dilakukan secara rutin sangat membantu
meminimalisir kerusakan barang-barang laboratorium. pemeriksaan dan

8
pemeliharaan barang-barang di laboratorium dilakukan setiap bulan secara rutin,
pemeriksaan secara fisik dan secara fungsi terhadap barang-barang, dan jika ada
barang yang rusak baru diadakan pengajuan barang. Menurut (Mulida, 2016)
bahwa upaya kepala sekolah untuk mencegah atau secara terus menerus
mengurangi kemampuan servis sarana dan prasarana peralatan seperti proyektor,
komputer dan peralatan laboratorium, pemeliharaan rutin, pemeliharaan darurat
dan preventif selama pemeliharaan untuk menjaga sarana dan prasarana dapat
berfungsi secara efektif.. Menurut (Kartikasari, 2014) pemeliharaan sarana dan
prasarana pembelajaran dilakukan secara rutin melibatkan seluruh warga sekolah
dan teknisi. (Rahayu & Sutama, 2015) mengatakan pemeliharaan sarana dan
prasarana dilakukan secara berkala berdasarkan laporan sarana dan prasarana yang
dikelola dan dilakukan oleh semua kelompok belajar dan memiliki anggota yang
bertugas khusus untuk pembagian area tertentu.
Terdapat beberapa kendala yang dihadapi sekolah dalam pengelolaan
sarana dan prasarana laboratorium akuntansi di SMK Batik 1 Surakarta yaitu
terdapat masalah dengan jaringan listrik dan kendala dalam pembuatan jadwal
penggunaan laboratorium supaya tidak bertumbukan/bersamaan waktunya dengan
penggunanaan untuk masing-masing jurusan. Kerusakan atau barang yang sudah
tidak bisa dipakai/digunakan juga termasuk dalam kendala pengelolaan
laboratorium akuntansi. Jika ada kerusakan barang langsung dilakukan perbaikan,
apabila barang sudah tidak bisa diperbaiki dan digunakan akan dihapuskan
dimasukkan ke dalam gudang. Menurut (Darmastuti & Karwanto, 2014)
penghapusan sarana dan prasarana dilaporkan terlebih dahulu kepada kepala
sekolah karena sarana dan prasarana yang rusak. Sejalan dengan (Idayati, 2017)
mengatakan penghapusan sarana atas dasar beberapa pertimbangan dalam
keadaan rusak parah sehingga tidak dapat diperbaiki atau digunakan kembali.

4. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas, disimpulkan bahwa: 1)
Perencanaan sarana dan prasarana laboratorium akuntansi di SMK Batik 1
Surakarta dilaksanakan setiap awal semester atau tahun ajaran baru, dimulai dari

9
pengadaan dan identifikasi barang kebutuhan laboratorium yang disesuaikan
dengan anggaran sekolah. Sumber dana berasal dari dana sekolah dan dana BOS.
Pihak yang terlibat dalam proses perencanaan adalah Kepala Sekolah, Wakil
Kepala Sekolah, K3 Akuntansi, dan Kepala Laboratorium. 2) Penggunaan
laboratorium akuntansi SMK Batik 1 Surakarta digunakan sudah maksimal untuk
praktik akuntansi, uji sertifikasi kompetensi keahlian OTKP, praktik simpan
pinjam secara syariah. Guru bertanggung jawab mendampingi siswa dalam
kegiatan belajar mengajar praktik akuntansi di laboratorium. Pada masa pandemi
covid-19 hanya digunakan beberapa kali saja, tentunya tetap dengan protokol
kesehatan. Fasilitas sarana dan prasana laboratorium akuntansi sudah lengkap
ternasuk struktur organisasi dan tata tertib laboratorium. 3) Evaluasi sarana dan
prasarana di SMK Batik 1 Surakarta 1 Surakarta dilaksanakan setiap akhir
semester menggunakan kartu perawatan, dan kartu penggunaan laboratorium.
Pihak yang terlibat dalam proses evaluasi adalah Kepala Sekolah, Waka Sarpras,
Kepala Laboratorium, dan Teknisi. Pemeriksaan dan pemeliharaan sarana
prasarana laboratorium akuntansi dilakukan setiap bulan secara rutin.

DAFTAR PUSTAKA
Adel, J. F., & Manik, T. (2018). Sistem Pengembangan, Pengelolaan Dan Fasilitas
Laboratorium Produktif Akuntansi Dalam Meningkatkan Kualitias Komputer
Akuntansi (Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi UMRAH). 2(1), 29–40.
Asiyai, R. (2012). Assessing School Facilities in Public Secondary Schools in
Delta State, Nigeria. African Research Review, 6(2), 192–205.
Darmastuti, H., & Karwanto. (2014). Kualitas Pembelajaran Pada Jurusan Teknik
Komputer Dan Informatika Di SMK Negeri 2 Surabaya. Jurnal Inspirasi
Manajemen Pendidikan, 3(3), 9–20.
Elmunsyah, H., & Rizza, M. (2018). The Effect of Laboratory Facilities and
Teacher Competence on Student Learning Outcomes in Vocational High
School (VHS). Letters in Information Technology Education (LITE), 1(1),
18–21.
Giyanto. (2011). Pengelolaan Sarana Prasarana (SMP Negeri 2 Matesih).

10
Idayati, E. (2017). Pengelolaan Sarana dan Prasarana di Sekolah Dasar Negeri
Cemara Dua Kota Surakarta.
Khairuddin. (2014). Pengelolaan Sarana dan Prasarana Sekolah dalam
Peningkatan Akreditasi Madrasah Aliyah. Jurnal Serambi Ilmu, Edisi Maret
2014 Volume 17 Nomor 2, 17(1), 56–61.
Liliani, F., Sumartono, B. G., & Okianna. (2019). Analisis Sarana dan Prasarana
Pendidikan Pada Program Keahlian Akuntansi Di SMK Negeri 1 Kabupaten
Sanggau. Jurnal Pendidikan, 8, 1–11.
Marmoah, S., Adela, D., & Fauziah, M. (2019). Implementation of Facilities and
Infrastructure Management in Public Elementary Schools. Al-Tanzim :
Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 3(1), 102–134.
Mulida, M. N. (2016). Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan pada SMA
Negeri 5 Banda aceh. Jurnal Mudarrisuna: Media Kajian Pendidikan Agama
Islam, 6(1), 135–142.
Nugroho, D. T. (2015). Pengelolaan Laboratorium Administrasi Perkantoran Di
Sekolah Menengah Kejuruan Batik Perbaik Purworejo. 3, 2015.
Rahayu, S. M., & Sutama. (2015). Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan
Sekolah Menengah Pertama. Pengolahan Sarana Dan Prasarana Pendidikan
Sekolah Menengah Pertama, 27(1), 123–129.
Rani Kumalasinta, S. W. dan E. I. (2014). Analisis Pengelolaan Laboratorium
Produktif Akuntansi (Bank Unit Produksi)Sebagai Sarana Pembelajaran
Siswa Akuntansi Pada Sekolah Menengah Kejuruannegeri Se-Surakarta.
Jupe UNS, Vol 2, No(3), 259–272.
Safitri, A. (2016). Pengelolaan Sarana Laboratorium Komputer Di SMK Negeri
13 Yogyakarta.
Sutama. 2019. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, PTK, Mix
Method, R&D. Sukoharjo: CV Jasmine.
Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

11

Anda mungkin juga menyukai