Anda di halaman 1dari 15

ASPEK SDM DALAM BISNIS RETAIL

Makalah

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Retail

Dosen Pengampu

Yogi Dwi Lestari, SE., MM

Disusun Oleh

Kelompok 3 :

1. Helen Puspita Sari (12405193054)


2. Novia Mayasanti (12405193070)
3. Efrilia Milanda (12405193232)
4. Muhammad Nur Farichin (12405193250)

JURUSAN MANAJEMEN BISNIS SYARI’AH (6-B)


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG
MARET 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kelancaran dalam penyusunan
makalah ASPEK SDM DALAM BISNIS RETAIL. Sholawat serta salam semoga tetap
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW.

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Retail yang dibimbing
oleh Ibu Yogi Dwi Lestari, SE., MM. kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
membantu kami menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Maftukhin, M. Ag. Selaku Rektor UIN SATU Tulungagung yang telah
memberikankesempatan kepada kita untuk menimba ilmu di UIN SATU Tulungagung.

2. Yogi Dwi Lestari, SE., MM. Selaku dosen pembimbing yang telah memberikan tugas dan
pengarahan kepada kami.

3. Semua teman - teman MBS 6-B.

Kami sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat kekurangan
karenaketerbatasan pengetahuan kami, untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi
kesempurnaan kami dalam menyelesaikan tugas-tugas dimasa yang akan datang.

Akhirnya dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah atas terselesainya tugas makalah ini
dan semoga bermanfaat bagi pembaca maupun penulis, Amin.

Tulungagung, 01 Maret 2022

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i

DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................1

A. Latar Belakang ....................................................................................................................1

B. Rumusan Makalah ...............................................................................................................1

C. Tujuan Penulisan .................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................................2

A. Struktur Organisasi Retail ....................................................................................................2

B. Pertimbangan Bentuk Organisasi .........................................................................................6

C. Memotivasi Karyawan Retail ..............................................................................................8

BAB III PENUTUP .......................................................................................................................11

A. Kesimpulan ........................................................................................................................11

B. Saran ..................................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan bisnis ritel sangat pesat decade ini hal ini dapat dilihat dari banyaknya usaha
ritel yang bermunculan untuk menarik minat konsumen dengan harapan dapat memimpin pasar
sehingga persaingan dalam dunia retail akan semakin ketat. Di Indonesia perkembangan ritel
telah memasuki Era praktis seperti yang ada di negara negara maju ini khususnya terjadi di
kota kota besar seperti Jakarta Bandung Surabaya Palembang Makasar dan Medan.
Kondisi tersebut menyebabkan produsen lebih Jeli dalam menciptakan keunggulan
sebelum terjun ke pasar sasaran. Hal ini harus didukung oleh sumber daya manusia yang handal
pontensial dan mempunyai loyalitas serta dedikasi terhadap kelangsungan perusahaan
terutama bisnis ritel karena bisnis ini berbeda cara pengelolaannya dibandingkan dengan
perusahaan perusahaan pada umumnya.Sumber daya manusia mempunyai peran sangat
penting dalam pengelolaan bisnis ritel, karena membutuhkan kesiapan pengelolaan dalam arti
sumber daya manusia (SDM) yang memiliki pengetahuan keterampilan (baik soft skill maupun
hard skill )dalam hal manajerial penjualan ritel dan sekaligus kepekaan dalam melihat peluang
agar dapat memiliki komptensi untuk bertahan dalam bisnis ritel.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana bentuk dari struktur organisasi pada bisnis retail?
2. Apa saja yang menjadi pertimbangan dalam pembentukan organisasi retail?
3. Bagaiamana cara untuk memotivasi karyawan retail?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui bentuk struktur organisasi pada bisnis retail.
2. Memahami pertimbangan dalam pembentukan organisasi.
3. Memahami cara untuk memotivasi karyawan retail.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Struktur Organisasi Retail


Manajemen sumber daya manusia dalam bisnis ritel memegang peranan penting terutama
dalam merekrut dan mengembangkan SDM pada bidang-bidang perusahaan sehingga masing-
masing ritel mempunyai keahlian sumberdaya manusia sendiri-sendiri. Pengelolaan
sumberdaya manusia di perusahaan ritel berperan strategis meningkatkan posisi bersaing
perusahaan dengan perusahaan pesaing.
Beberapa pertimbangan pengelolaan manajemen sumberdaya manusia di bisnis ritel
sebagai berikut :
a. Perhitungan biaya tenaga kerja termasuk sebagai salah satu komponen dalam biaya total ritel.
Oleh karena itu, mengelola karyawan yang efektif dapat menghasilkan keuntungan dalam
penghematan biaya total ritel.
b. Pengalaman yang dimiliki kebanyakan pelanggan terhadap ritel bisa ditentukan dari
aktivitas karyawan yang menyeleksi barang dagangan, menyediakan informasi dan bantuan,
dan keterampilan dalam memajang stok barang dagangan di rak pajang. Oleh karena itu,
karyawan menjadi fungsi utama dalam membedakan apa yang ditawarkan ritel terhadap apa
yang ditawarkan oleh ritel pesaing.
c. Kinerja operasional ritel dipengaruhi oleh pengelolaan SDM sehingga menghasilkan skill
karyawan yang spesifik dan tidak dapat ditiru oleh pesaing, untuk itu diperlukan standar
operasional prosedur bagi karyawan ritel. Namun demikian tetap diperlukan karyawan yang
mempunyai komitmen untuk bekerja sesuai standar yang telah ditetapkan karena sulit bagi
manajer untuk terus-menerus memantau kegiatan karyawan dalam melayani pelanggan
dengan standar karyawan.

Produktifitas karyawan dapat diukur dengan cara membagi penjualan dan keuntungan ritel
dengan banyaknya karyawan. Produktivitas karyawan dapat ditingkatkan dengan menaikkan
jumlah penjualan yang dihasilkan oleh karyawan, mengurangi karyawan, atau dapat juga
dilakukan kedua-duanya.

2
Struktur organisasi pada ritel tidaklah harus sama untuk setiap ritel. Struktur organisasi
ritel harus mampu mengendalikan aktivitas ritel, mulai dari pembelian, penjualan barang pada
konsumen, pencatatan, retur barang, pembayaran sampai pada pengembangan/ekspansi ritel.
Pada ritel yang masih kecil, struktur ritel bisa dijalankan oleh sedikit orang, sejalan dengan
waktu dan perkembangan ritel, maka jumlah orang dan struktur organisasi ritel juga
dikembangkan sesuai kebutuhan masing-masing. Berikut diberikan struktur organisasi yang
diperlukan untuk ritel (kelas minimarket):

1. Manager Toko/Store Manager, adalah orang yang bertanggung jawab terhadap operasional
harian toko. Manager toko berada langsung di bawah direktur atau pemilik perusahaan
(ritel independent). Bagi ritel yang masih kecil manager toko dan supervisor toko biasanya.
dirangkap oleh pemilik. Pada umumnya pemilik toko/pengelola toko menangani penjualan
secara langsung (Blessing & Natter, 2019). Tugas manager toko:

 Menjalankan operasional toko setiap hari


 Mengawasi semua kegiatan yang ada dalam tokonya
 Mengawasi semua pegawai toko Mengawasi outlet-outlet yang ada (operasi toko,
inventory, keuangan) Melakukan evaluasi tentang trend pasar dan selera konsumen
 Merencanakan ekspansi toko dan outlet yang ada dibawahnya
 Merencanakan strategi: penjualan, pembelian, promosi, pengendalian SDM,
pengendalian kualitas barang dagang.

2. Toko/Field Supervisor, adalah pengawas toko atau wakil dari manager toko. Secara umum
ia bertugas membantu meringankan sebagian tugas manager toko. Supervisor toko
bertugas:
 Membantu manager toko untuk perkerjaan yang ditugaskan padanya
 Mengawasi semua orang dan unit yang ada di bawahnya (kasir, pramuniaga,
pembantu umum/OB, security, inventory )

3. (Chasier/Cash Register). Orang yang menerima pembayaran dari konsumen, baik dalam
bentuk uang tunai, debit, kartu kredit ataupun e-money. Tugasnya adalah:

3
 Menerima pembayaran dari konsumen
 Menggunakan mesin kasir dan programnya untuk pembayaran konsumen
 Mencetak bukti bayar setiap terjadi pembayaran dari konsumen
 Menjaga kebersihan area kerjanya
 Turut memberikan informasi tentang program produk pada konsumen
 Turut menawarkan produk yang terbaru (bila diminta oleh manager toko)

4. Staf Gudang
 Melakukan pencatatan dan mengontrol barang digudang
 Mencocokan jumlah barang secara fisik dan data catatan
 Labelling barang-barang yang baru masuk
 Menempelkan sticker pada barang yang telah diberi label
 Entri data barang ke komputer

5. Staf Keuangan, adalah orang yang ditugaskan melakukan pencatatan dan pengendalian
dana toko. Tugasnya sbb:

 Mengelola keuangan toko


 Penyusunan laporan keuangan selama satu periode
 Mendata supplier dan pembayaran
 Mendata biaya-biaya SDM

6. Customer Service, adalah petugas yang pelayanan informasi pada konsumen. Pada ritel

yang sudah besar staf ini diperlukan, tugasnya:

 Berjaga ditempat penitipan barang


 Memberikan pengumuman,informasi via microphone
 Mengawasi lalu lintas konsumen (keluar dan masuk)

7. Merchandiser (Merchandiser Display/MD). Adalah sebuah posisi/jabatan di bisnis ritel,


dimana ia bertanggung jawab terhadap display barang, branding outlet, memastikan produk

4
tersedia dan lainnya. Produk yang di display adalah barang dagang (merchandise) yang
terkait pada persediaan, harga, kualitas dan manfaat bagi konsumen. Pada ritel yang sudah
besar, mereka memiliki staf merchandiser tersendiri, namun pada ritel yang masih kecil,
ini bisa dirangkap oleh manager toko.
Tugasnya:
 Display dan memajang barang di estalase toko dengan menarik
 Melaksanakan program promosi perusahaan
 Meningkatkan image dan demand suatu produk
 Melakukan branding tentang suatu produk Out) berjalan
 Memberikan informasi tentang produk baru
 Memasang alat promosi seperti: stiker, spanduk dan banner
 Kunjungan ke toko secara terjadwal
 Membuat laporan sesuai ketentuan perusahaan

8. Pramuniaga/Salesperson/Salesclerk. Orang yang ditugaskan menjaga counter dan


melayani pembeli bila membutuhkan bantuan. Tugasnya sbb:
 Menjaga barang dagang (area kerjanya)
 Selalu standby di posnya (biasanya agak di pojok areanya)
 Merapikan susunan barang/display barang .
 Membantu stockis dalam menjalankan tugasnya (pencetakan barcode, labelling)
 Menjaga kebersihan dan kerapihan area kerjanya
 Bertanggung jawab atas kegiatan stock of namebarang dagang di areanya

9. Security, adalah petugas keamanan pada area toko.


Tugasnya:
 Menjaga keamanan di lokasi toko
 Mengamankan aset toko
 Mengamankan kendaraan pengunjung
 Merapikan troli Mengantarkan barang pada konsumen
 Membantu kasir memasukkan barang ke tas belanja konsumen (optional)

5
 Membantu semua karyawan toko (optional, terutama pada saat ramai pembeli)1

B. Pertimbangan Bentuk Organisasi

Ketika tugas telah diidentifikasikan, kelompok ritel dispesifikasikan dalam bentuk bidang
kerja untuk ditugaskan ke karyawan dan di tentukan pula hubungan timbal baliknya.

Setelah mengidentifikasikan tugas bagi karyawan, ritel mengelompokkan pekerja untuk di


tugaskan dengan mempertimbangkan hal – hal berikut ini.

1. Spesialisasi, yaitu memfokuskan karyawan pada suatu satuan aktivitas yang terbatas
sehingga memungkinkan karyawan untuk mengembangkan kehalian dan meningkatkan
produktivitas.

2. Menyelaraskan srtuktur organisasi dengan stratgi ritel, rancangan setruktur organisasi perlu
di sesuaikan dengan strategi perusahaan ritel.

Struktur organisasi ritel menurut jenis dan ukuran perusahaan, misalnya ritel dengan
sebuah toko mempunyai struktur oraganisasi yang berbeda dengan ritel umumnya.
Struktur organisasi ritel yang di bedakan menurut jenis ritel dan ukuran perusahaan antara
lain.

1. Organisasi Ritel Tunggal ( Organisasi Ritel dengan Satu Toko )

Pemilik merupakan manajer organisasi secara keseluruhan. Ketika penjualan tumbuh,


pemilik memperkerjakan karyawan dengan spesialisasi yang terbatas. Ketika penjualan
meningkat, spesialisasi dalam menajemen bisa terjadi ketika pemilik memperkerjakan
beberapa karyawan tambahan.

2. Organisasi regional departement store

Berbeda dengan menjemen toko, maka menejemen rantai ritel pada jenis ritel ini bersifat
lebih kompleks. Para manajer harus mengawasi unit – unit yang secara geografis saling
berjauhan den mengorganisasikan banyak divisi, antara lain:

1
Dr. Harmon Chaniago, M.Si.,Manajemen Retail dan Implementasinya ( Bandung : Edukasi Riset Digital, 2021)
hlm.12

6
a. Divisi barang dagangan ( merchandise )

Divisi ini bertanggung jawab atas penyediaan atau perolehan barang dagangan untuk
dijual di toko dan memastikan bahwa kualitas, gaya, pilihan, dan penetapan harga
barang daganganya konsisten dengan strategi perusahaan.

· b. Divisi pembelian ( buyer )

Divisi ini bertanggungjawab untuk perolehan barang dagangan ( kebutuhan


departement store ), ketentuan harga dan pelabelan, serta membuat data inventaris yang
spesifik untuk kategori – kategori barang dagangan.

c. Manajer kategori

Para manajer kategori bertanggung jawab atas rangkaian produk yang menurut
pelanggan di pandang sebagai barang pengganti. Contohnya ketika seorang menajer
kategori bertanggungjawab atas semua produk, misalnya menyediakan produk yang
segar, beku, dalam bentuk kemasan ( packaged ) atau dalam bentuk kalengan ( canned ).

d. Perencanaan barang dagangan

Perencanaan barang dagangan ini bertanggungjawab untuk menjatah barang dagangan


dan memerinci penyortiran barang dagangan tersebut dalam beberapa kategori untuk
toko tertentu.

e. Divisi toko

Divisi ini bertanggungjawab terhadap pembagian pekerjaan yang dialkukan di toko.

Sebagaian besar perusahaan eceran memiliki dua eksekutif senior yang biasa di
sebut CEO dan COO, yang bekerja bersama – sama untuk mengatur perusahaan.
Sebagian besar manajer dan para karyawan di tempatkan berdasarkan daerah geografis
di sekitar lokasi toko, dan menajer barang dagangan, pemasaran, keuangan, manajer
SDM, dan para karyawan bekerja pada kantor pusat.

3. Organisasi perusahaan dari rantai regional dan rantai regional departement store.

Keputusan yang di buat pada kantor pusat meliputi aktivitas yang mengarah pada strategi
dan peningkatan produktivitas dengan mengoordinasikan aktivitas rantai – rantai regional.
7
Sebagai contoh, memiliki manjemen sistem informasi perusahaan ( korporat ) akan lebih
efisien dan efektif dibanding memiliki sistem dan program yang terpisah si setiap rantai
regional.

C. Memotivasi Karyawan Retail

Secara umum bisnis ritel dalam usahanya untuk memotivasi karyawan menggunakan dua
metode, yaitu :

1. Kebijakan Tertulis dan Pengawasan Setiap organisasi modern membutuhkan aturan-aturan


dasar sebagai dasar pelaksanaan kegiatan, demikian halnya dengan perusahaan ritel, hal ini
karena :
a. Kebijakan tertulis sebagai petunjuk dasar pelaksanaan apa yang harus dilakukan
b. Sebagai dasar pengawasan untuk mengetahui sejauh mana penyimpangan dilakukan

2. Insentif
Insentif dilakukan untuk memotivasi karyawan yang dapat melaksanakan aktifitas yang
sesuai dengan sasaran hasil perdagangan. Sehingga diharapkan dapat meningkatkan kinerja
karyawan ritel.
Jenis-jenis insentif dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Insentif Ganti Rugi


Terdapat dua tipe insentif ganti rugi yaitu komisi dan bonus. Komisi adalah suatu
kompensasi yang didasarkan pada rumusan yang ditetapkan perusahaan, seperti 2 dari
penjualan. Bonus adalah kompensasi tambahan yang diberikan secara periodik
berdasarkan evaluasi kinerja karyawan. Contoh, bonus akhir tahun berdasarkan
pencapaian hasil penjualan yang dianggarkan meraih laba yang besar.
b. Insentif
Insentif yang sangat efektif dalam memotivasi karyawan untuk bekerja lebih giat, tapi bisa
juga menyebabkan karyawan mengabaikan tugas-tugas yang lain. Sebagai contoh,
pelayan ritel yang diberikan insentif berdasarkan penjualan, membuat karyawan menjadi
malas untuk meluangkan waktu dalam menstok ulang barang dagangan

8
c. Budaya Organisasi
Membangun budaya organisasi yang kuat merupakan merupakan upaya membangun
kebiasaan bagi karyawan untuk mempunyai kinerja sesuai dengan yang diharapkan
melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat. Misalnya, membiasakan karyawan untuk
melayani dengan baik merupakan cerminan dari budaya tolong menolong
d. Membangun Komitmen Karyawan
Bisnis ritel merupakan bisnis yang sangat terkait dengan kemampuan karyawan untuk
melakukan penjualan. Tantangan utama dalam penjualan ritel adalah untuk mengurangi
turnover perputaran karyawan karena turnover yang tinggi akan mengurangi penjualan
dan meningkatkan biaya. Biaya-biaya meningkat karena kebutuhan untuk merekrut dan
melatih karyawan baru terus-menerus dilakukan.2

Mengembangkan keterampilan karyawan melalui seleksi dan pelatihan Terdapat dua


aktivitas yang ritel lakukan untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan
kemampuan dalam manajemen sumber daya manusianya yaitu dengan seleksi dan pelatihan.

i. Selektif mendengar Untuk membangun kekuatan kerja awalnya harus dilakukan


perekrutan orang-- orang yang mempunyai empathy dan kemampuan mendengar untuk
melayani.
ii. Pelatihan Pelatihan sangat penting untuk ritel sebab lebih dari 60 karyawan ritel
mempunyai kontak langsung dengan pelanggan. Dengan menanamkan modal keterampilan
karyawan untuk berkomunikasi dengan pelanggan.
iii. Mengikutsertakan karyawan empowerment Empowerment adalah proses di mana para
manajer mempunyai wewenang atau otoritas untuk pengambilan keputusan dengan
karyawan.
iv. Menciptakan suatu Hubungan Kemitraan dalam Karyawan.

Terdapat 3 aktivitas manajemen sumber daya manusia yang dapat membangun dan
mengembangkan komitmen karyawan melalui hubungan kemitraan :

2
Berry, Leonard L, 1995. Retail Business Are Service Business. Journal of Retailing, Vol. 62. Musim Semi. Hlm.3-
6

9
a. Mengurangi perbedaan status antar karyawan
b. Memberikan peluang promosi untuk karyawan lama
c. Di berlakukan flextime (sistem penjadwalan pekerjaan yang memungkinkan karyawan
memilih waktu kerja) dan job sharing (dua karyawan secara sukarela bertanggung jawab
atas satu perkerjaan .

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manajemen sumber daya manusia dalam bisnis ritel memegang peranan penting terutama
dalam merekrut dan mengembangkan SDM pada bidang-bidang perusahaan sehingga masing-
masing ritel mempunyai keahlian sumberdaya manusia sendiri-sendiri. Pengelolaan
sumberdaya manusia di perusahaan ritel berperan strategis meningkatkan posisi bersaing
perusahaan dengan perusahaan pesaing. Perkembangan bisnis ritel sangat pesat decade ini hal
ini dapat dilihat dari banyaknya usaha ritel yang bermunculan untuk menarik minat konsumen
dengan harapan dapat memimpin pasar sehingga persaingan dalam dunia retail akan semakin
ketat. Kondisi tersebut menyebabkan produsen lebih Jeli dalam menciptakan keunggulan
sebelum terjun ke pasar sasaran.
Hal ini harus didukung oleh sumber daya manusia yang handal pontensial dan mempunyai
loyalitas serta dedikasi terhadap kelangsungan perusahaan terutama bisnis ritel karena bisnis
ini berbeda cara pengelolaannya dibandingkan dengan perusahaan perusahaan pada
umumnya.Sumber daya manusia mempunyai peran sangat penting dalam pengelolaan bisnis
ritel, karena membutuhkan kesiapan pengelolaan dalam arti sumber daya manusia (SDM) yang
memiliki pengetahuan keterampilan (baik soft skill maupun hard skill )dalam hal manajerial
penjualan ritel dan sekaligus kepekaan dalam melihat peluang agar dapat memiliki komptensi
untuk bertahan dalam bisnis ritel.

B. Saran
Demikian makalah tentang “Aspek SDM dalam Bisnis Retail” ini kami buat. Semoga
makalah ini dapat diterima dan dipahami oleh para pembaca dan juga membawa manfaat
barokah untuk kehidupan yang selanjutnaya. Kami menyadari bahwa makalah yang kami tulis
ini jauh dari kata sempurna, dan masih memerlukan kritik dan juga saran dari para pembaca.
Maka dari itu kritik dan saran akan kami tunggu dan akan kita jadikan sebagai pelajran dan
juga bekal untuk kedepannya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Berry, Leonard L, 1995. Retail Business Are Service Business. Journal of Retailing, Vol. 62.
Musim Semi. Hlm.3-6

Dr. Harmon Chaniago, M.Si.,Manajemen Retail dan Implementasinya ( Bandung :


Edukasi Riset Digital, 2021) hlm.12
Suharsono, Arin Anjar Puspitosari, mudzakkir, Mohammad Fakhruddin. 2015. Buku ajar
manajemen retailing. Univ. Kanjuruhan Malang

12

Anda mungkin juga menyukai