Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN ANALISA M1-M5

STASE MANAJEMEN KEPERAWATAN


DI RUANG BAITUSSALAM 2 RSI SULTAN AGUNG SEMARANG

Disusun oleh:

1. Rismawati 20901800079
2. Rizqi Amalia 20901800080
3. Sholihatul Fuadah 20901800081
4. Silvia Dwi Oktaviani 20901800084
5. Siti Diah Nofitasari 20901800085
6. Siti Ismusyaroh 20901800086
7. Tatu Maftuhatus Saadah 20901800092
8. Weny Feftiana Rahayu 20901800098

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2019
Metode Asuhan Keperawatan (M1-Man)
A. MAN
Berdasarkan hasil pengkajian man atau ketenagakerjaan di Ruang Baitus Salam 2, dari

hasil wawancara kepada kepala ruang terdapat 20 pearawat dengan 1 kepala ruang, 2 ketua

tim atau perawar primer, serta 17 perawat pelaksana. Perawat bertugas sesuai job disk

masing-masing. Namun, kepala ruang yang bertugas mengawasi, menandatangani surat dan

document, menyusun, mengatur, membimbing jalannya asuhan keperawatan di ruangan

masih mengikuti tugas perawat pelasksana seperti menjemput pasien dari kamar operasi, hal

tersebut tidak termasuk tugas dan wewenang kepala ruang. Beberapa perawat pernah

melakukan pelatihan sesuai kebutuhan ruangan misalnya pelatihan management, ataupun

kegawatdaruratan / BT&CLS dan pihak Rumah Sakit juga sangat mendukung terhadap

kegiatan tersebut.

Mengenai jumalah pendapatan yang diterima perawat dengan latar belakang pendidikan

menurut perawat ruangan kurang sesuai atau bisa dikatakan seharusnya lebih. Perawat sudah

puas dengan pembagian jadwal yang telah ada. Seluruh perawat yang ada diruangan tersebut

juga diperbolehkan mengambil cuty dengan jam kerja yang sudah terstandart sesuai rumah

sakit yaitu 12 hari/tahun dengan menyesuaikan keadaan ruangan. Namun dalam hal ini masih

belum ada pembaharuan struktur organisasi ruangan setelah kepala ruang Baitus Salam 2

memgalami pergantian. Struktur prganisasi yang terpasang di counter perawat masih

menggunakan struktur yang lama sehingga harus dilakukan penggantian ulang terkait struktur

organisasi.Diruang Baitus Salam 2 kasus terbanyak yang biasa ditemui adalah bedah urology,

digestive, diabetes mellitus, cidera kepala, fraktur, dengan jumlah bed pasien yang ada adalah

25 bed, masing-masing terdiri dari kelas II dan III.


Metode Asuhan Keperawatan (M2- Material)

Ruang Baitussalam 2 terdiri dari ruang kelas 2 dan kelas 3. Ruang kelas 2 terdiri dari
kamar G, H, I. Setiap kamar jumlah bed ada 2Ruang kelas 3 terdiri dari kamar C, jumlah bed
ada 10. Kamar D, E, F setiap kamar jumlah bed ada 3.

DAFTAR INVESTARIS ALAT NON MEDIK RUANG BAITUSSALAM 2

NO NAMA INVESTARIS JUMLAH KETERANGAN

1 Telephon 2

2 Jam dinding 8

3 Ac 13

4 Kulkas 1

5 Dispenser 1

6 Lampu emergency 4

7 Roll kabel 1

8 Head box 20

9 Nurse call 27

10 Bed pasien 25

11 Ex housfan 10

12. Water Heater 1


DAFTAR INVESTARIS ALAT MEDIK RUANG BAITUSSALAM 2

NO NAMA INVESTARIS JUMLAH KETERANGAN

1 Nebulizer

2 Tensi meter

3 Blood warmer

4 Syringe pump

5 Timbangan

6 ECG

7 WSD

8 Suction pump

9 Saturasi Oksigen

10. Oksigen

DAFTAR INVESTARIS MEBEL DAN PERABOT RUANG BAITUSSALAM 2

NO NAMA INVESTARIS JUMLAH KETERANGAN

1 Meja konter 2

2 Kursi hijau 53

3 Kursi plastik 7

4 Meja kantor 8

5 Almari kaca 1

6 Almari loker 4
7 Almari loker pasien 18

8 Almari kayu 3

9 Kursi penunggu 4

DENAH RUANGAN BAITUSSALAM


Metode Asuhan Keperawatan (M3-Method)

A. MAKP
Model asuhan keperawatan yang digunakan di ruang Baitussalam 2 adalah dengan
metode TIM, dimana terdapat TIM I dan TIM II. Ketika perawat Baitussalam 2 ditanya
mengenai metode tim, mereka mengerti apa itu metode tim yaitu suatu metode asuhan
keperawatan yang dilakukan dalam memberikan asuhan keperawatan dimana perawat
profesional memimpin sekelompok tenaga keperawatan/anggota tim dalam melaksanakan
asuhan keperawatan secara kooperatif dan kolaboratif. Dan model asuhan keperawatan yang
digunakan di ruang Baitussalam 2 sudah sesuai serta model asuhan keperawatan di ruang
Baitussalam 2 juga sudah sesuai dengan visi dan misi rumah sakit.
Model asuhan keperawatan yang digunakan di ruang Baitussalam 2 tidak berpengaruh
terhadap lama perawatan pasien dan rata-rata pasien perhari untuk ruang Baitussalam 2 dalam
satu minggu ini kurang lebih 15 pasien, karena ruang Baitussalam 2 menggunakan metode
tim sehingga dapat meningkatkan kepercayaan pasien, dan model asuhan keperawatan yang
digunakan di ruang Baitussalam 2 sendiri tidak meningkatkan beban kerja perawat karena
perawat di ruangan saling membantu satu sama lain pada saat merawat pasien, dan metode
tim ini tidak memberatkan biaya karena tindakan yang diberikan sesuai dengan yang
dibutuhkan oleh pasien. Dan untuk masalah kritikan selama ini belum ada pasien yang
mengkritik model asuhan yang digunakan di ruang Baitussalam 2. Untuk komunikasi di
ruang Baitussalam 2 sendiri dapat terjalin dengan baik antar perawat ataupun tim kesehatan
lainya dan komunikasi yang dilakukan sudah berdasarkan sop, karena dalam memberikan
asuhan keperawatan pada pasien membutuhkan kolaborasi dengan tim kesehatan yang lain,
seperti gizi, rekam medis, apoteker dan radiologi.
Rencana keperawatan sudah dilakukan secara kontinyu dimana setiap intervensi
dilakukan setiap shift dan dievaluasi kemudian jika ada masalah belum teratasi maka akan
dilanjutkan pada shift berikutnya. Perawat pelaksana atau perawat associate di ruang
Baitussalam 2 mengatakan sering mendapat bimbingan ataupun arahan dari kepala ruang
untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja yang semakin baik dan memuaskan dalam
memberikan asuhan keperawatan untuk pasien. Perawat Baitussalam 2 juga sudah melakukan
tindakan keperawatan sesuai dengan standar yaitu cuci tangan menggunakan 6 langkah dan
menerapkan 5 momen cuci tangan 2 sebelum dan 3 sesudah dan menggunakan APD seperti
handscoon dan masker pada saat menangani pasien.
Tangggung jawab dan pembagian tugas yang diberikan ketua tim sudah sesuai dengan
kemampuan perawat dan kondisi pasiennya, sehingga anggota tim mengetahui tindakan yang
harus dilakukan, dan ketika perawat pelaksana ditanya tugasnya mereka dapat menjawabnya
dimana sebagai perawat pelaksana bertugas menerima pasien baru sesuai prosedur,
melakukan pengkajian dan menentukan diagnosa keperawatan, menyusun rencana
keperawatan, dan mengobservasi kondisi pasien dan melakukan tindakan yang tepat sesuai
dengan prosedur. Perawat Baitussalam 2 selalu memantau pasien dan ruangan pasien juga
dilengkapi dengan bell jadi ketika pasien membutuhkan sesuatu pasien dapat memencet bell
tersebut.
B. Overan Jaga
Overan jaga di ruang Baitussalam 2 dilakukan tiga kali, yaitu pada saat perawat shift
pagi melakukan overan ke perawat shift siang, perawat shift siang melakukan overan ke
perawat shift malam dan perawat shift malam melaksanakan overan ke perawat shift pagi,
dan seterusnya. untuk waktu overan jaga terkadang tidak tepat waktu, karena ada saja
perawat yang datangnya terlambat dan overan jaga dilaksanakan pada saat semua perawat (2
shift) yang berjaga sudah siap di ruang perawat. Dan perawat yang terkait (2 shift)
menghadiri overan jaga dengan tujuan semua perawat yang bertugas mengerti keadaan dan
kebutuhan masing masing pasien. Biasanya overan jaga dipimpin oleh ketua tim dengan
diikuti oleh anggota tim. Yang perlu disiapkan ketika overan jaga yaitu buku catatan pasien
yang berisi tindakan yang sudah dilakukan dan perencanaan yang akan dilakukan, jumlah
pasien (pasien baru dan pasien lama), dan RM pasien, dan yang disampaikan pada saat
overan biasanya meliputi jumlah pasien (pasien baru, pasien lama dan pasien meinggal) ,
keadaan pasien, tindakan yang telah diberikan kepada pasien, rencana tindakan yang akan
diberikan kepada pasien, yang kemudian hasil pelaporan overan ditulis pada buku khusus
yang berisi laporan jaga perawat yang berdinas.
Perawat Baitussalam 2 mengatakan tidak ada kesulitan dalam mendokumentasikan
laporan overan dikarenakan semua perawat sudah mampu dan terbiasa menulis dokumentasi
mengenai laporan overan, ketika overan ke pasien atau keliling ke ruangan pasien biasanya
setiap sift pagi selalu diawali dengan baca doa untuk kesembuhan pasien dan perawat juga
selalu terjalin interaksi antara perawat dengan pasien karena untuk mengetahui keluhan yang
sudah teratasi atau yang belum teratasi. Untuk teknik pelaporannya dimulai dengan
mendatangi pasien sesuai dengan urutan bed, menanyakan keadaan, dan menanyakan keluhan
yang masih dirasakan oleh pasien, dengan tujuan perawat shift pengganti mampu mengatasi
keluhan yang masih dirasakan oleh pasien, dan biasanya perawat ketika mengunjungi pasien
saat overan jaga rata rata waktunya adalah 15 menit. Setelah selesai dari pasien dan pada saat
pergantian shift, kepala ruang mengevaluasi perawat shift pengganti untuk mengetahui
kesiapan serta kesehatan fisik dari perawat pengganti yang akan berdinas.
C. Ronde keperawatan
Ronde keperawatan di ruang Baitussalam 2 sangat mendukung adanya kegiatan karena
ruangan sudah di susun dengan nyaman serta baik bertujan untuk mengatasi masalah
keperawatan pasien yang dilaksanakan oleh perawat, disamping pasien dilibatkan untuk
membahas dan melaksanankan asuhan keperawatan pada kasus tertentu yang dilakuakan oleh
perawat, serta melibatkan seluruh anggota tim yang biasanya dilaksanakan di ruangan pasien,
dan sebagian besar perawat mengerti adanya ronde karena biasanya ronde keperawatan
dilaksanakan tetapi biasanya ronde keperawatan dilaksanakan tidak terjadwal sehingga
pelaksanaannya tidak begitu optimal. Ketika ronde keperawatan dilaksanakan biasanya ronde
tersebut bisa 1 bulan satu kali, dan sebelumnya perawat menjelaskan ke keluarga pasien jika
di ruang Baitussalam 2 akan ada ronde keperawatan. Ketika pelaksanaan ronde keperawatan
harus dihadiri oleh perawat, dokter, ahli gizi, apoteker dan ketika sudah jadwalnya ronde
keperawatan biasanya diikuti oleh tim secara optimal sampai kegiatan ronde keperawatan
selesai.
D. Supervisi
Supervisi merupakan petugas yang berwenang untuk memantau atau mengecek atau
mencatatat semua kegiatan dari askep, serta jumlah pasien, jumlah perawat yang datang serta
jumlah mahasiswa praktikan yang hadir di tempat tersebut. Serta memberikan pengarahan
atau pelatihan serta sosialisasi tentang adanya suatu kejadian yang menjadikan ancama dari
semua kegitan di rumah sakit. Untuk jadwal supervisi tidak terjadwal kadang supervisi
datang pada saat malam hari, terkadang juga pada saat siang hari. Biasanya supervisi
dilakukan oleh petugas yang sudah ditunjuk sebagai supervisi, dan untuk alur supervisi
biasanya supervisi mendatangi ruangan yang ada di rumah sakit tersebut satu persatu dan
sambal dicatat apa saja yang perlu dicatat, dan ketika supervisi datang biasanya membawa
buku catatan khusus untuk supervisi dan setiap hasil dari supervisi biasanya selalu di
sampaikan kepada perawatnya, selama supervisi mencatat biasanya ada umpan balik antara
supervisi dengan perawat yang menjaga sehingga perawat merasa puas karena dapat
mengetahui hasilnya.
E. Perencanaan Pulang
Perencanaan pulang atau discharge planning pada ruang Baitussalam 2 menggunakan
tehnik lisan dan tertulis dan dilakukan dari mulai pasien masuk sampai pasien akan keluar
dari Rumah Sakit. Pada saat pasien mau pulang perawat melakukan kroscek lagi pada pasien
dari awal masuk sampai pulang, dalam pembagian tugas tentang perencanaan pulang yang
melakukannya yaitu sesuai dengan pasien kelolaan dari awal- akhir, bahasa yang digunakan
pada saat menyampaikan ke keluarga pasien tergantung ada yang pake bahasa indonesia,
ngoko. pada saat perencanaan pulang perawat menceklis lembar discharge planning serta
keluarga pasien diberikan edukasi terhadap nutrisi, obat obatan dan rencana kontrol.
F. Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi keperawatan dilakukan mulai dari pengkajian hingga implementasi dan
didokumentasikan direkam medis dengan mengisi format dokumentasi dengan baik dan
benar, serta komunikasi dengan tim medis lain, perawat dokter/profesor menggunakan
SBAR. Dan untuk penulisan dokumentasi dilakukan tepat waktu yaitu segera setelah
tindakan keperawatan dan dicatat, untuk catatan perkembangan pasien menggunakan SOAP
serta komunikasi terapeutik dan ketika sewaktu-waktu ada perubahan kondisi dokumentasi
sudah harus dilakukan segera, dan pengisian format dokumentasi diruangan mudah dan dapat
dipahami sehingga dapat memudahkan perawat diruangan untuk mengisi , karena sebagian
lembar dari format dokumentasi tersebut hanya tinggal menceklis saja data yang dibutuhkan.
Dokumentasi keperawatan sama sekali tidak menjadi beban kerja, karena pendokumentasian
juga wajib dilakuan setelah tindakan dan format yang digunakan sangat mudah dan baku, dan
biasanya waktu yang digunakan perawat untuk pendokumentasian keperawatan 1 jam, karena
semua perawat serentak untuk melakukan dokumentasi.
Metode Asuhan Keperawatan (M4-Money)

1. Sumber Pemasukan

sumber pemasukan diperoleh dari anggaran rumah sakit, ruang baitusalam 2 memberikan

pelaporan perincian anggaran dan inventaris yang diperlukan untuk diajukan ke direksi

dan yayasan badan wakaf sultan agung. ruang baitussalam 2 berfokus pada pelayanan,

sedangkan keuangan tidak ada kewenangan. semua alokasi dana dan sumber pemasukan

diperoleh dan diatur dari anggaran rumah sakit.

2. Pengeluaran

ruang baitussalam 2 tidak mengetahui berapa jumlah pengeluaran yang dikeluarkan oleh

ruangan karena sistem pemasukan dan pengeluaran yang ada diruangan bersifat

sentralisasi langsung ke rumah sakit. pengeluaran dan pendapatan ruang baitussalam 2

langsung dikelola oleh bagian anggaran rumah sakit.

3. Kendala dalam anggaran atau keuangan

anggaran khusus tidak dilakukan karena berfokus kepada pelayanan sehingga kepala

ruang bertugas membuat rencana kebutuhan alat dan fasilitas setiap minggu, bulan dan

tahun terutama untuk alat yang belum ada dan yang rusak baik medis maupun non medis.

kendala dalam anggaran adalah terealisasinya penyediaan kebutuhan yang telah dibuat

perencanaannya.

4. Jenis pembayaran pasien

biaya perawatan pasien di ruang baitussalam 2 sebagian besar menggunakan BPJS

baik berupa BPJS PBI dan BPJS Non PBI serta ada pembayaran pasien umum.
Metode Asuhan Keperawatan (M5-Marketing)

1. Keadaan pasien

Berdasarkan hasil pengkajian yang teah dilakukan didapatkan pasien yang dirawat pada

Ruang Baitussalam 2 berasal dari daerah Rembang, Pati, Demak, dan Kendal. Tingkat

pendidikan pasien yang dirawat bermacam-macam, ada yang SD, SMP maupun SMA

hingga S1. Pekerjaan dari pasienpun beraneka ragam seperti IRT, Swasta dan

Wiraswasta.

2. Mutu pelayanan pasien

a. Tingkat kepuasan pasien

Pasien mengatakan puas dengan pelayanan serta pengobatan yang diberikan. Pasien

mengatakan pelayanan pada Ruang Baitussalam 2 sangat memuaskan dikarenakan

perawat ramah dan merawat lebih baik dibandingkan dengan RS yang lain. Biaya

yang dikeluarkan sebanding dengan jasa yang diterima.

b. Angka kejadian INOS

Pada ruang Baitussalam 2 kejadian INOS sangat rendah dikarenakan perawat sangat

memperthatikan kebersihan pasien post operasi untuk menghindari infeksi, alih baring

pasien untuk menghindari dekubitus, serta rutin melakukan vulva hygien untuk

menghindari infeksi saluran kemih)

c. Patien safety

Pada ruang Baitussalam 2 tingkat kejadian pasien jatuh sangat rendah karena perawat

selalu memasang pengaman pada tempat tidur pasien dan memasang gelang resiko

jatuh berwarna kuning pada pasien yang mempunya resiko jatuh.

d. Tingkat pengetahuan pasien

Pasien pada ruang Baitussalam 2 memiliki pengetahuan pada tingkat sedang.


e. BOR

BOR = Jumlah hari perawatan RS


Jumlah TT x Jumlah hari dalam periode

= 18 x 100%
25

= 72%

f. ALOS = Jumlah lama dirawat (dalam periode)


Jumlah pasien keluar (hidup+mati)

= 30
5

= 6 hari

Anda mungkin juga menyukai