Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTIKUM PROJECT CITIZENSHIP PENDIDIKAN

PANCASILA

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah umum Pendidikan Pancasila

Dosen Pengampu :
Agusningrum S.Pd., M.Pd.

Oleh :
M. Indra Mahendra 210110301066
Moh. Fajar Aditya Prayudha 210110301026
Nadya Putri Liani Musarofah 210910101130
Resti Awalia Nurliana 210110201090

UNIVERSITAS JEMBER
2022
Judul Project:
Dekadensi Moral Generasi Z
Anggota kelompok :
M. Indra Mahendra 210110301066
Moh. Fajar Aditya Prayudha 210110301026
Nadya Putri Liani Musarofah 210910101130
Resti Awalia Nurliana 210110201090
Object Permasalahan :
Remaja perempuan dan laki-laki dengan rentang usia 12 tahun hingga usia 22
tahun
Pelaksanaan Kegiatan :
12 april 2022 : menentukan serta pembuatan survey kuesioner
13-15 april 2022 : penelitian menggunakan sistem survey (mengisi kuesioner)
16 april 2022 : penelitian menggunakan sistem wawancara
17 – 23 april 2022 : pemasukan data-data penelitian
Lokasi Penelitian :
Penelitian ini dilakukan secara online melalui Google Form dan offline melalui
wawancara
Target Capaian :
Dengan adanya makalah ini kami menargetkan dapat menambah wawasan
mengenai dekadensi moral yang terjadi saat ini dan juga tentang penggunaan
media sosial yang harus digunakan dengan sebaik-baiknya.
DAFTAR ISI

Bab 1 Pendahuluan ................................................................................................ 4


1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 5
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 5
1.3 Tujuan Dan Manfaat ....................................................................................... 5
1.4 Rencana Target Capaian ................................................................................. 5
Bab 2 Tinjauan Pustaka ......................................................................................... 7
2.1 Landasan Teori ................................................................................................ 7
2.2 Penelitian Terdahulu ....................................................................................... 8
Bab 3 Metode Penelitian ....................................................................................... 8
3.1 Jenis Dan Tempat Penelitian ........................................................................... 8
3.2 Jenis Dan Sumber Data ................................................................................... 9
3.3 Metode Pengumpulan Data ............................................................................. 9
3.4 Analisis Data ................................................................................................... 9
3.5 Jadwal Penelitian ............................................................................................. 9
Bab 4 Hasil Dan Pembahasan ............................................................................... 10
4.1 Hasil Penelitian ............................................................................................... 10
4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian ................................................................. 10
4.1.2 Hasil Analisis Penelitian Metode Survei Kuesioner .................................... 10
4.1.2.1Bentuk Dekadensi Moral Remaja Pada Media Sosial ............................... 10
4.1.2.2 Faktor Penyebab Dekadensi Moral Remaja Pada Media Sosial ............... 11
4.1.2.3Bentuk Pencegahan dan Penanganan Dekadensi Moral Remaja Pada Media
Sosial ..................................................................................................................... 12
4.1.3 Hasil Analisis Penelitian Metode Wawancara ............................................. 15
4.1.3.1 Bentuk Dekadensi Moral Remaja Pada Media Sosial............................... 15
4.1.3.2 Faktor Penyebab Dekadensi Moral Remaja Pada Media Sosial ............... 16
4.1.3.3 Bentuk Pencegahan dan Penanganan Dekadensi Moral Remaja Dalam
Lingkup Media Sosial ........................................................................................... 16
4.2 Pembahasan ..................................................................................................... 17
Bab 5 Penutup ....................................................................................................... 18
5.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 18
5.2 Saran ................................................................................................................ 18
Daftar Pustaka ....................................................................................................... 19
Lampiran ............................................................................................................... 20
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dekadensi moral telah merebah kepada anak zaman sekarang. Dekadensi moral
merupakan bentuk perubahan sosial dengan ditandainya kemerosotan nilai
moral, seperti bullying, tawuran, mencontek, dll. Pada saat ini hal tersebut
dapat dipicu oleh perkembangan teknologi saat ini, apabila perkembangan
teknologi tidak diimbangi oleh pengawasan juga dapat merusak moral generasi
saat ini. Berkaitan dengan hal tersebut,kesadaran masyarakat dan orang tua
juga perlu ditingkatkan untuk membantu perkembangan moral generasi saat
ini. Dekadensi moral terjadi hampir disemua tingkatan pendidikan di Indonesia
baik dari tingkat pendidikan dasar hingga pada tingkat pendidikan tinggi. Hal
ini tentu patut menjadi pekerjaan rumah untuk kita semua. Walau berbagai
upaya yang ingin dibangun dan diimplementasikan oleh pemerintah untuk
mendidik generasi bangsa ini melalui pendidikan karakter atau yang sejenisnya
telah dilakukan, akan tetapi jika efektifitasnya tidak diperhatikan dalam
mengemban amanah untuk mendidik putra-putri bangsa secara komprehensif
dan humanis maka tujuan untuk menjadikan para peserta didik yang tidak
hanya cakap secara intelektual tetapi anggun dalam moral pun sulit untuk di
capainya. Dengan mempertimbangkan munculnya berbagai problem tersebut,
maka asumsi mengenai dekadensi moral dalam pendidikan formal maupun non
formal tidak bisa diabaikan. Sehingga pendidik dan masyarakat tidak
mempunyai alasan untuk tidak mengajarkan pendidikan karakter secara
terpusat, sistematis dan terintegrasi.
Pembasisan pendidikan karakter dapat dilakukan dalam berbagai bentuk dan
tidak hanya terpraktekkan dalam kurikulum pembelajaran. Melainkan dapat
ditekankan pula dalam iklim atau budaya sekolah. Dengan demikian
diharapkan dapat mengurangi dekadensi moral yang terjadi saat ini.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana bentuk dekadensi moral pada media sosial
2. Apa saja faktor-faktor penyebab terjadinya dekadensi moral dalam lingkup
medsos
3. Bagaimana bentuk pencegahan dan penanganan dekadensi moral dalam
lingkup media sosial.

1.3 Tujuan
1. Mengetahui bentuk dekadensi moral
2. Mengetahui faktor-faktor terjadinya dekadensi moral
3. Dapat mengatasi permasalahan dekadensi moral melalui pendidikan
karakter.

1.4 Manfaat
1. Sebagai bahan bacaan bagi peneliti lain yang ingin mendalami tentang
dekadensi moral yang terjadi pada remaja.
2. Sebagai saran aplikasi pemahaman teori yang penulis terima selama
dibangku perkuliahan ini.

1.5 Rencana Target Capaian


Meninjau dari hasil rencana kegiatan yang telah disusun, maka target capaian
yang menjadi harapan seusai melakukan penelitian mengenai Dekadensi Moral
ini sebagaimana tabel berikut.
No. Kegiatan Target yang Ingin Dicapai
1. Pengumpulan data 80% narasumber yang dimintai keterangan
kuesioner dengan target dalam pengisian kuesioner, menggunakan
capaian remaja (12-22 media sosial dan pernah menjumpai
tahun) minimum satu kasus mengenai dekadensi
moral.
2. Pengumpulan data video 100% narasumber yang dimintai keterangan
wawancara sebagai bukti dalam video wawancara, menggunakan
konkret produk hasil kerja media sosial dan pernah menjumpai
nyata minimum satu kasus mengenai dekadensi
moral.
3. Pembagian tugas 80% masing-masing pewawancara paham
wawancara mengenai permasalahan yang diungkapkan
oleh narasumber sehingga mampu menarik
kesimpulannya.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan teori


Dalam bab 2 akan dijelaskan mengenai kajian pustaka dan penelitian terdahulu
sebagai acuan.

A. Kajian Pustaka
Kajian pustaka merupakan uraian hasil pengkajian peneliti terhadap
pelbagai referensi yang dijadikan acuan dalam penelitian dan akan
mengkaji beberapa hal berikut :
1. Pengertian Dekadensi Moral
Dekadensi moral merupakan kondisi di mana individu dalam suatu
kelompok masyarakat tidak mematuhi norma yang telah berlaku yang
terwujud dalam perilaku atau interaksi dengan orang lain dan
lingkungannya1. Fenomena dekadensi moral dapat terjadi karena suatu
bangsa kehilangan jati dirinya, dimana mereka tidak dapat
mempertahankan apa yang menjadi identitasnya selama ini (Tulus, 2013).
Mereka terlalu terlena dan kurang dapat memfilter budaya yang masuk
ke Indonesia. Pada hakekatnya, bangsa ini memiliki pancasila, pancasila
merupakan karakter bangsa yang kini dikalangan generasi muda
semangatnya mulai memudar kesadarannya untuk menghayatinya. Mulai
dari sila pertama hingga ke lima, semuanya mencakup berbagai lini
kehidupan yang dijalani manusia, oleh sebab itu, sudah semestinya kita
perlu meneguhkan kembali jati diri bangsa ini, melalui pancasila2.

2. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Dekadensi Moral

1
Imam Taulabi & Bustomi Mustofa, (2019).” DEKADENSI MORAL SISWA DAN PENANGGULANGAN
MELALUI PENDIDIKAN KARAKTER”. Vol. 30, No. 1.
2
Muhammad Awin Alaby,(2019).” MEMBUMIKAN NILAI PANCASILA PADA GENERASI BANGSA”.
Vol 10, No. 2.
Usia remaja merupakan usia yang masih relatif labil yang dapat
mengakibatkan degradasi moral baik itu diakibatkan faktor internal
maupun eksternal. Contoh faktor eksternal seperti lingkungan dan media
sosial yang sering kita temui saat ini. Dengan adanya hal ini seharusnya
para orang tua dan guru lebih waspada akan bahaya dari penyalahgunaan
media sosial dan pergaulan bebas yang notabene marak terjadi saat ini.
Selain lingkungan dan media sosial, faktor keluarga juga dapat
memengaruhi banyaknya terjadinya dekadensi moral saat ini, biasanya
anak dengan keluarga broken home lebih rentan terjerumus dalam
kemerosotan moral saat ini.
Oleh sebab itu, dibutuhkan adanya penyuluhan dan kesadaran penuh bagi
setiap keluarga di Indpnesia sehingga angka remaja yang moralnya mulai
merosot dapat berkurang.
3. Bentuk Pencegahan Dan Penanganan Dekadensi Moral
Beberapa bentuk pencegahan dan penanganan dekadensi moral bisa dengan
melakukan pendidikan karakter seperti menanamkan pendidikan agamis
dan juga pendidikan pancasila. Dalam penerapan hal tersebut dapat
diaktualisasikan dengan sosialisasi, internalisasi, dan implementasi3. Peran
pihak keluarga dan sekolah dalam hal ini sangatlah penting, karena
keluarga dan sekolah merupakan naungan pendidikan karakter bagi para
anak.

3.2 Penelitian terdahulu


Penelitian pertama dilakukan oleh A. Nur Aisyah Rusnali yang berjudul
“Media Sosial dan Dekadensi Moral Generasi Muda” penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar keterkaitan media sosial dan
remaja dan juga seberapa besar kemungkinan media sosial menjadi
penyebab terjadinya kemerosotan moral pada remaja. Jenis penelitian ini

3
Muhammad Awin Alaby,(2019).” MEMBUMIKAN NILAI PANCASILA PADA GENERASI BANGSA”.
Vol 10, No. 2.
menggunakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode penelitian
kepustakaan.
Jurnal ini membahas mengenai dengan seiring perkembangan teknologi
pasti juga akan menimbulkan dampak yang signifikan di segala aspek
kehidupan, salah satunya yaitu moral. Di dalam jurnal disebtukan beberapa
kasus seperti dilansir dari kompas.com, saling ejek di media sosial, tiga
remaja tewaskan pelajar SD dan SMP. Kasus lain yang hampir serupa
terjadi dibulan April 2019. Dimana seorang remaja putri berinisial AU
dianiaya belasan remaja putri akibat pertengkaran yang dimulai di media
sosial.
Berdasarkan hak tersebut dapat disimpulkan bahwa media sosial yang
merupakan hasil dari perkembangan teknologi juga dapat menjadi
bumerang bagi penggunanya apabila tidak digunakan dengan efisien. Jadi
efisiensi dalam penggunaan teknologi saat ini pun harus diperhatikan, bisa
dengan cara membatasi penggunaan media sosial pada anak dan juga
pendidikan karakter. Oleh karena itu, peran semua pihak terutama orang
tua, keluarga, dan Guru sebagai ring terdekat generasi muda, tentunya harus
dioptimalkan4
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Dan Tempat Penelitian
Pada penelitian kali ini kami melakukan dengan metode penelitian
kuantitatif dan pendekatan deskriptif. Untuk penelitian ssurvey, kami
melakukan penelitian secara online yakni melalui kuesioner Google Form.
Tempat Penelitian yang kami lakukan di wilayah masing masing karena
wabah covid-19 yang masih melanda dan belum mereda maka kami
melakukan wawancara yang dilakukan tiap anggota kelompok di sekitar
lingkungan rumah masing-masing.

4
A. Nur Aisyah Rusnali. (2020).” Media Sosial dan Dekadensi Moral Generasi Muda” Volume 1
No. 1.
3.2 Jenis Dan Sumber Data
Jenis dan Sumber Data yang kami gunakan kali adalah berupa pertanyaan
wawancara secara langsung untuk dimintai keterangan secara rinci dan
kuisoner yang kami sebarkan melalu media sosial untuk para pengguna
sosial media yang tidak bisa kami wawancarai secara langsung.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif seperti melakukan
wawancara secara langsung dan menyebarkan kuisoner di media sosial
untuk dibandingkan dalam penelitian kali ini.
3.4 Analisis Data
Teknik analisis data merupakan kegiatan pencarian atau penyusunan data
yang dilakukan dengan sistematis. Data bisa didapatkan melalui tindakan
mewawancarai narasumber, pengisisan data kuesioner, dan teknik pencarian
lainnya, sehingga sampai pada tahap penyampaian data dan informasi kepada orang
lain agar mudah dipahami.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Miles dan Hubberman, kegiatan
dalam menganalisis data meliputi:
a) Data reduction atau reduksi data, ialah data yang melalui proses perangkuman
sehingga didapatkan data pokok yang memfokuskan mengenai hal-hal krusial,
sehingga data yang diperlukan sesuai pola;
b) Data display atau penyajian data, ialah penguraian singkat dari hasl data yang
didapatkan berwujud bagan, atau hubungan antardata. Biasanya data dijelaskan
dengan proses nasatif atau deskriptif.
c) Conclusion drawing atau verifikasi data, ialah proses kesimpulan dari data-data
yang disajikan dengan merumuskannya menjadi sebuah konteks yang utuh
sehingga data yang dihasilkan dapat dinilai secara objektif dan bisa
dipertanggungjawabkan keilmiahannya dalam memecahkan persoalan yang
dijadikan topik.

3.5 Jadwal Penelitian


1. Penelitian menggunakan sistem survey (mengisi kuosioner) dilakukan
mulai tanggal 13 April 2022 pukul 18.17 WIB hingga tanggal 15 April
2022 pukul 15.00 WIB.
2. Penelitian menggunakan sistem wawancara dilakukan mulai tanggal 14
April 2020 hingga 16 April 2020.

BAB 4
PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai hasil penelitian serta pembahasan
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan data kuantitaif dari
hasil penyebaran survey kuosioner kepada para remaja melalui media sosial. Selain
itu, data kuantitatif ini juga diperoleh dari hasil wawancara beberapa remaja pada
lingkungan masing-masing anggota kelompok. Hal ini disebabkan oleh perbedaan
wilayah para anggota kelompok kami, sehingga kami berinisiatif untuk melakukan
wawancara pada remaja di lingkungan masing-masing. Penelitian ini dilaksanakan
dalam 3 hari yakni mulai tanggal 13 April 2022-15 April 2022.
4.1.2 Hasil Analisis Penelitian Metode Survey Kuesioner
Pada penelitian metode survey kuosioner, pertanyaan dibuat sebanyak 27
butir dengan menggunakan bahasa sehari-hari akan tetapi masih dengan bahasa
formal. Hal ini dilakukan agar responden mudah memahami maksud dari seluruh
pertanyaan. 17 butir pertanyaan merupakan pertanyaan dengan jawaban pilihan, 9
butir pertanyaan dengan jawaban pilihan dan isian, sedangkan 1 butir pertanyaan
merupakan pertanyaan dengan jawaban isian.
4.1.2.1 Bentuk Dekadensi Moral Remaja Pada Media Sosial
Berdasarkan data hasil penelitian survey kuosioner, dari 105 remaja sebagai
responden, terdapat 92,4% remaja yang menjawab apabila pernah mendapatkan
konten dari media sosial yang menyimpang (bisa dilihat pada diangram lingkaran
1.1) . Pada diagram batang 2.1 berisi konten-konten dari media sosial yang
menyimpang seperti pornografi, sara, penipuan, konten yang mengajak untuk
tawuran, contoh pemakaian narkoba, contoh melakukan tindak kejahatan kriminal,
contoh menyontek, pembullyan, rasisme, ajakan demo anarkis, dan cara untuk
menembak jawaban. Pada kenyataannya, konten-konten tersebut merupakan
bentuk dekadensi moral remaja. Para remaja diajak untuk melakukan tawuran
melalui media sosial, diberi contoh bagaimana cara mem-bully teman, adanya
konten pornografi yang menyebabkan banyak remaja melakukan seks bebas, dan
lain-lain. Oleh sebab itu, banyak kenakalan remaja yang terjadi di era sekarang,
seperti tawuran, pembullyan, seks bebas, pemakaian narkoba, sering menunda
pekerjaan demi bermain media sosial, menyontek atau plagiarisme, dan lain-lain.

Apakah Anda Pernah Contoh Konten Pada


Mendapatkan Konten Media Sosial Sebagai
Media Sosial Yang Bentuk Dekadensi
Menyimpang? Moral Remaja
8%

68

35 38
1 1 1 3 8 1 18 11 1

92%

Ya Tidak

Diagram Lingkaran 1.1


Diagram Batang 2.1

4.1.2.2 Faktor Penyebab Dekadensi Moral Remaja Pada Media Sosial


Adanya dekadensi moral remaja pada media sosial sudah pasti memiliki
beberapa faktor penyebab. Berdasarkan hasil penelitian survey kuosioner,
penyebab terjadinya dekadensi moral remaja yakni karena media sosial memiliki
pengaruh besar terhadap penggunanya, sehingga opini, perilaku, dan moral para
remaja dapat berubah dengan cepat.
Media Sosial Dapat
Mempengaruhi Opini,
Perilaku, dan Moral
Penggunanya
7%

93%

Setuju Tidak Setuju

Diagram Lingkaran 1.2

Pada diagram lingkaran 1.2 berisi hasil penelitian yang menyatakan bahwa
sebanyak 93,3% responden setuju dengan pernyataan ini. Pengaruh media sosial
begitu cepat

mempengaruhi para penggunanya khususnya para remaja karena pengemasan


konten dari media sosial yang sangat cantik dan bagus.

4.1.2.3 Bentuk Pencegahan dan Penanganan Dekadensi Moral Remaja Pada Media
Sosial
Berdasarkan hasil penelitian survey kuosioner, pada diagram lingkaran 1.3
menyatakan bahwa sebanyak 105 responden merupakan remaja yang menggunakan
media sosial. Pada diagram lingkaran 1.4 menyatakan bahwa sebanyak 41%
responden kecanduan terhadap penggunaan media sosial.
Diagram Lingkaran 1.4
Diagram Lingkaran 1.3

APAKAH ANDA
Apakah Anda Pengguna KECANDUAN TERHADAP
MediaTidak
Sosial? MEDIA SOSIAL?
0% Ya Tidak

41%
59%
Ya
100%
Ya Tidak
Sebelum terjadi kecanduan penggunaan media sosial, sebaiknya dilakukan
beberapa cara pencegahan yang tepat agar dapat pengguna khususnya para remaja
dapat menggunakan media sosial dengan sebaiknya. Berdasarkan hasil penelitian
survey kuosioner seperti pada diagram batang 3.1, cara pencegahan yang tepat bagi
kalangan remaja sebagai pengguna media sosial agar menggunakan media sosial
dengan sebaiknya yaitu adanya pengawasan dari orang tua, penanaman pendidikan
agama, penanaman pendidikan karakter, menempatkan remaja tersebut pada
lingkungan yang baik, adanya kesadaran diri dari diri remaja tersebut, tidak
mengikuti arus media sosial secara bebas, adanya apresiasi dalam kehidupan nyata
dan edukasi pendidikan ilmu yang positif, melakukan kegiatan-kegiatan yang
produktif, adanya pembatasan jaringan internet, dan adanya pengaturan waktu yang
baik (manajemen penggunaan waktu).

Tabel 3.1 Data Hasil Penelitian Survey Kuosioner


Cara Pencegahan Dekadensi Moral Remaja Terhadap Jumlah
Penggunaan Media Sosial Responden
Pendidikan agama 63
Penanaman pendidikan karakter 81
Kesadaran diri 3
Tidak mengikuti arus media sosial secara bebas 1
Apresiasi dalam kehidupan nyata dan edukasi pendidikan ilmu
1
yang positif
Menempatkan remaja tersebut pada lingkungan yang baik 72
Melakukan kegiatan yang produktif 1
Pembatasan jaringan internet 1
Manajemen penggunaan waktu 1
Penanaman pendidikan agama 66

Namun, apabila remaja sebagai pengguna media sosial telah merasa


kecanduan dengan penggunaan media sosial, maka harus dilakukan cara untuk
mengatasi rasa kecanduan terhadap penggunaan media sosial bagi remaja tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian, pada tabel 3.2, cara mengatasi dekadensi moral remaja
terhadap media sosial, khususnya para remaja yang kecanduan terhadap media
sosial yaitu dengan sering mengajaknya bersosialisasi dengan teman-temannya,
membuat zona bebas gadget, mencari inspirasi atau kegiatan yang positif dari media
sosial lalu mengembangkannya, pemberian edukasi tentang manfaat dan dampak
buruk dari penggunaan media sosial yang berlebihan, melakukan hobi yang disukai,
manajemen penggunaan waktu, menempatkan remaja tersebut pada lingkungan
yang baik, mencari kesibukan pada dunia nyata khususnya dalam pengembangan
minat bakat serta mencari pengalaman baru, penekanan pendidikan agama,
menghapus media sosial dan berniat untuk tidak mengunduhnya kembali,
kesadaran diri, memberi pemahaman akan skala prioritas, dan pemberian edukasi
mengenai teknologi sedini mungkin.

Tabel 3.2 Data Hasil Penelitian Survey Kuosioner


Cara Mengatasi Dekadensi Moral Remaja Khususnya
Jumlah
Remaja Yang Kecanduan Terhadap Penggunaan Media
Responden
Sosial
Sering mengajaknya bersosialisasi dengan teman-temannya 85
Membuat zona bebas gadget 46
Mencari inspirasi atau kegiatan yang positif dari media sosial lalu 1
mengembangkannya
Melakukan hobi yang disukai 4
Pemberian edukasi tentang manfaat dan dampak buruk dari 3
penggunaan media sosial yang berlebihan
Manajemen penggunaan waktu 3
Menempatkan remaja tersebut pada lingkungan yang baik 1
Mencari kesibukan pada dunia nyata khususnya dalam 2
pengembangan minat bakat serta mencari pengalaman baru
Penekanan pendidikan agama 1
Pemberian edukasi mengenai teknologi sedini mungkin 1
Memberi pemahaman akan skala prioritas 2
Kesadaran diri 1
Menghapus media sosial dan berniat untuk tidak mengunduhnya 1
kembali

4.1.3 Hasil Analisis Penelitian Metode Wawancara


Untuk membahas topik media sosial sebagai dekadensi moral remaja,
penelitian kedua kami dengan melakukan wawancara dengan objek penelitian
yakni remaja berumur 12 tahun hingga 22 tahun. Karena terbatas oleh jarak
diantara lokasi tempat tinggal tiap anggota kelompok kami, maka kami
memutuskan untuk melakukan wawancara yang dilakukan oleh tiap anggota
kelompok di sekitar lingkungan rumah masing-masing.
4.1.3.1 Bentuk Dekadensi Moral Remaja Pada Media Sosial
Menurut narasumber pertama (Remaja usia 15 Tahun) menyatakan bahwa
bentuk dekadensi moral remaja pada media sosial dapat berupa lupa waktu,
adanya konten media sosial yang menyimpang seperti pembullyan yang
mencontohkan perilaku tidak baik, dan sering menunda tugas dan pekerjaan
yang wajib remaja tersebut lakukan.
Menurut narasumber kedua (Remaja usia 19 tahun) menyatakan bahwa
bentuk dekadensi moral remaja pada media sosial yakni adanya sikap melawan
kepada orang tua, lupa waktu, muncul perubahan karakteristik dan pola pikir
seseorang, kesehatan mental seseorang dapat terganggu dan berubah karena
terpengaruh oleh media sosial, adanya konten media sosial yang menyimpang
seperti judi online, dan menggunakan media sosial sebagai alat untuk kegiatan
yang menyimpang.
Menurut narasumber ketiga (Remaja usia 17 Tahun) menyatakan bahwa
bentuk dekadensi moral remaja pada media sosial yaitu adanya konten media
sosial yang menyimpang seperti pornografi yang telah menyebar luas dan
adanya konten media sosial yang viral sehingga menimbulkan
pengimplementasiannya pada kehidupan nyata seperti pembullyan. Lalu,
Menurut narasumber keempat (Remaja usia 16 Tahun) menyatakan bahwa
bentuk dekadensi moral remaja pada media sosial adalah lupa waktu.
4.1.3.2 Faktor Penyebab Dekadensi Moral Remaja Dalam Lingkup Media
Sosial
Menurut narasumber pertama (Remaja usia 15 Tahun) menyatakan bahwa
faktor penyebab terjadinya dekadensi moral remaja dalam lingkup media sosial
adalah karena mayoritas remaja di era sekarang sangat bergantung akan media
sosial agar tidak ketinggalan zaman dan adanya konten media sosial yang
menyimpang. Menurut narasumber kedua (Remaja usia 19 Tahun) menyatakan
bahwa faktor penyebab terjadinya dekadensi moral remaja dalam lingkup
media sosial yakni disebabkan oleh desakan dan pergaulan teman-teman main
mereka dalam menggunakan media sosial agar selalu ikut akan perkembangan
zaman.
Menurut narasumber ketiga (Remaja usia 17 Tahun) menyatakan bahwa faktor
penyebab terjadinya dekadensi moral remaja dalam lingkup media sosial yaitu
adanya konten media sosial yang menyimpang seperti konten yang menjadi
viral di dunia maya, sehingga menyebabkan para remaja pengguna media sosial
mengimplementasikannya dalam kehidupan nyata. Menurut narasumber
keempat (Remaja usia 16 Tahun) menyatakan bahwa faktor penyebab
terjadinya dekadensi moral remaja dalam lingkup media sosial adalah adanya
konten media sosial yang tidak baik seperti keributan yang disengaja yang
dibuat oleh pemilik media sosial dan hanya diperuntukkan sebagai konten
belaka.
4.1.3.3 Bentuk Pencegahan dan Penanganan Dekadensi Moral Remaja Dalam
Lingkup Media Sosial
Menurut narasumber pertama (Remaja usia 15 Tahun) menyatakan bahwa
bentuk pencegahan dekadensi moral remaja dalam lingkup media sosial yaitu
dengan adanya pengawasan orang tua, penanaman pendidikan agama, dan
kesadaran diri dari remaja pengguna media sosial. Sedangkan bentuk
penanganan dekadensi moral remaja dalam lingkup media sosial yakni dengan
mencari kesibukan lainnya.
Menurut narasumber kedua (Remaja usia 19 Tahun) menyatakan bahwa
bentuk pencegahan dekadensi moral remaja dalam lingkup media sosial yaitu
dengan melakukan hal-hal positif, menambah wawasan tentang manfaat dan
dampak negatif dari media sosial, dan menambah relasi dengan keluarganya.
Sedangkan bentuk penanganan dekadensi moral remaja dalam lingkup media
sosial yakni dengan melakukan hal-hal positif.
Menurut narasumber ketiga (Remaja usia 17 Tahun) menyatakan bahwa
bentuk pencegahan dekadensi moral remaja dalam lingkup media sosial yaitu
dengan mengontrol diri sendiri dalam menggunakan media sosial, menambah
wawasan tentang manfaat dan dampak negatif penggunaan media sosial agar
dapat membedakan mana yang harus dilakukan dan tidak dilakukan, dan
melakukan hal-hal positif. Sedangkan bentuk penanganan dekadensi moral
remaja dalam lingkup media sosial yakni dengan mengajak bersosialisasi
bersama teman sebayanya di dunia nyata.
Menurut narasumber keempat (Remaja usia 16 Tahun) menyatakan bahwa
bentuk pencegahan dekadensi moral remaja dalam lingkup media sosial yaitu
berkumpul dengan teman tanpa bermain handphone. Sedangkan bentuk
penanganan dekadensi moral remaja dalam lingkup media sosial yakni dengan
membatasi penggunaan handphone apabila bertujuan untuk bermain media
sosial.
4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian dengan menggunakan survey kuesioner dan
wawancara, kami mendapatkan hasil bahwa bentuk dekadensi moral remaja
pada media sosial yakni dengan adanya perubahan sikap dan perilaku demi
menggunakan media sosial seperti para remaja yang sering lupa waktu, sering
menunda mengerjakan tugas dan pekerjaannya, selain itu, adanya konten media
sosial yang menyimpang juga merupakan bentuk dari dekadensi moral yang
menyebabkan remaja mengimplementasikan dalam kehidupan nyata, seperti
pembullyan.
Hal ini bisa dicegah dengan menggunakan beberapa opsi, opsi pertama yaitu
dengan mengajarkan para remaja pendidikan karakter dan penanaman nilai-
nilai positif serta pengontrolan diri yang baik, peran pihak keluarga dan sekolah
diperlukan dalam hal ini sebagai media pembelajaran bagi para remaja. Opsi
kedua dengan mengajaknya bersosialisasi dengan lingkungannya, dalam tanda
kutip lingkungan yang bebas gadget. Jadi dua hal ini pencegahan yang
didukung oleh faktor internal dan eksternal juga. Lingkungan yang berperan
besar dalam perilaku seorang remaja juga harus dievaluasi, biasanya para
remaja yang berada di lingkungan negatif akan merepresentasikannya pada hal-
hal negatif, sedangkan sebaliknya, remaja yang berada dalam naungan
lingkungan yang positif, maka citra positif yang akan direpresentasikan
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh bahwa media sosial juga dapat menjadi
pemicu atau faktor dari dekadensi moral yang telah merebak di kalangan
remaja. Oleh sebab itu diperlukan suatu cara yang dapat mengurangi bahkan
menangkal adanya kemerosotan moral, karena kalangan remaja merupakan
penerus bangsa yang perlu dijaga dari sesuatu yang berbau negatif agar dapat
menjadi penerus bangsa yang berkompeten serta bersih.
5.2 Saran
Karena dampak negatif lebih besar dari dampak positif sesuai hasil dari
penelitian kami khusunya para remaja, maka langkah yang diperlukan adalah
memberikan edukasi dalam bermedia sosial, lebih bijak dan berhati-hati dalam
bermedia sosial, membatasi bermedia sosial jika terlalu berlebihan, tidak
mudah memprovokasi atau memberi konten berbau negatif, memanfaatkan
media sosial secara efektif.
Daftar Pustaka
Artikel
https://www.kompasiana.com/
https://spada.uns.ac.id/
Jurnal
A, M Awin.(2019). “MEMBUMIKAN NILAI PANCASILA PADA
GENERASI BANGSA”. Gema Wiralodra, Vol 10, No 2, Hal 179-189-61,
Oktober 2019.
NURMA, N. (2021). STRATEGI PENANGANAN DEKADENSI MORAL
REMAJA (Studi Kasus Di Kelurahan Karang Jaya Kecamatan Karang Jaya
Kabupaten Musi Rawas Utara) (Doctoral dissertation, IAIN BENGKULU).
Rusnali. A. N. A., (2020). “Media Sosial dan Dekadensi Moral Generasi
Muda”. CONNECTED: Jurnal Ilmu Komunikasi, 1(1), 29-37.
T. Imam dan M. Bustomi. (2019). “DEKADENSI MORAL SISWA DAN
PENANGGULANGAN MELALUI PENDIDIKAN KARAKTER” Volume
30 Nomor 1 Januari-Juni 2019.
LAMPIRAN

Gambar 1
Screenshoot ketika diskusi kelompok via google meet

Gambar 2
Proses penelitian wawancara dengan narasumber
Gambar 3
Penelitian secara online melalui kuesioner Google Form

Anda mungkin juga menyukai