PANCASILA
Dosen Pengampu :
Agusningrum S.Pd., M.Pd.
Oleh :
M. Indra Mahendra 210110301066
Moh. Fajar Aditya Prayudha 210110301026
Nadya Putri Liani Musarofah 210910101130
Resti Awalia Nurliana 210110201090
UNIVERSITAS JEMBER
2022
Judul Project:
Dekadensi Moral Generasi Z
Anggota kelompok :
M. Indra Mahendra 210110301066
Moh. Fajar Aditya Prayudha 210110301026
Nadya Putri Liani Musarofah 210910101130
Resti Awalia Nurliana 210110201090
Object Permasalahan :
Remaja perempuan dan laki-laki dengan rentang usia 12 tahun hingga usia 22
tahun
Pelaksanaan Kegiatan :
12 april 2022 : menentukan serta pembuatan survey kuesioner
13-15 april 2022 : penelitian menggunakan sistem survey (mengisi kuesioner)
16 april 2022 : penelitian menggunakan sistem wawancara
17 – 23 april 2022 : pemasukan data-data penelitian
Lokasi Penelitian :
Penelitian ini dilakukan secara online melalui Google Form dan offline melalui
wawancara
Target Capaian :
Dengan adanya makalah ini kami menargetkan dapat menambah wawasan
mengenai dekadensi moral yang terjadi saat ini dan juga tentang penggunaan
media sosial yang harus digunakan dengan sebaik-baiknya.
DAFTAR ISI
1.3 Tujuan
1. Mengetahui bentuk dekadensi moral
2. Mengetahui faktor-faktor terjadinya dekadensi moral
3. Dapat mengatasi permasalahan dekadensi moral melalui pendidikan
karakter.
1.4 Manfaat
1. Sebagai bahan bacaan bagi peneliti lain yang ingin mendalami tentang
dekadensi moral yang terjadi pada remaja.
2. Sebagai saran aplikasi pemahaman teori yang penulis terima selama
dibangku perkuliahan ini.
A. Kajian Pustaka
Kajian pustaka merupakan uraian hasil pengkajian peneliti terhadap
pelbagai referensi yang dijadikan acuan dalam penelitian dan akan
mengkaji beberapa hal berikut :
1. Pengertian Dekadensi Moral
Dekadensi moral merupakan kondisi di mana individu dalam suatu
kelompok masyarakat tidak mematuhi norma yang telah berlaku yang
terwujud dalam perilaku atau interaksi dengan orang lain dan
lingkungannya1. Fenomena dekadensi moral dapat terjadi karena suatu
bangsa kehilangan jati dirinya, dimana mereka tidak dapat
mempertahankan apa yang menjadi identitasnya selama ini (Tulus, 2013).
Mereka terlalu terlena dan kurang dapat memfilter budaya yang masuk
ke Indonesia. Pada hakekatnya, bangsa ini memiliki pancasila, pancasila
merupakan karakter bangsa yang kini dikalangan generasi muda
semangatnya mulai memudar kesadarannya untuk menghayatinya. Mulai
dari sila pertama hingga ke lima, semuanya mencakup berbagai lini
kehidupan yang dijalani manusia, oleh sebab itu, sudah semestinya kita
perlu meneguhkan kembali jati diri bangsa ini, melalui pancasila2.
1
Imam Taulabi & Bustomi Mustofa, (2019).” DEKADENSI MORAL SISWA DAN PENANGGULANGAN
MELALUI PENDIDIKAN KARAKTER”. Vol. 30, No. 1.
2
Muhammad Awin Alaby,(2019).” MEMBUMIKAN NILAI PANCASILA PADA GENERASI BANGSA”.
Vol 10, No. 2.
Usia remaja merupakan usia yang masih relatif labil yang dapat
mengakibatkan degradasi moral baik itu diakibatkan faktor internal
maupun eksternal. Contoh faktor eksternal seperti lingkungan dan media
sosial yang sering kita temui saat ini. Dengan adanya hal ini seharusnya
para orang tua dan guru lebih waspada akan bahaya dari penyalahgunaan
media sosial dan pergaulan bebas yang notabene marak terjadi saat ini.
Selain lingkungan dan media sosial, faktor keluarga juga dapat
memengaruhi banyaknya terjadinya dekadensi moral saat ini, biasanya
anak dengan keluarga broken home lebih rentan terjerumus dalam
kemerosotan moral saat ini.
Oleh sebab itu, dibutuhkan adanya penyuluhan dan kesadaran penuh bagi
setiap keluarga di Indpnesia sehingga angka remaja yang moralnya mulai
merosot dapat berkurang.
3. Bentuk Pencegahan Dan Penanganan Dekadensi Moral
Beberapa bentuk pencegahan dan penanganan dekadensi moral bisa dengan
melakukan pendidikan karakter seperti menanamkan pendidikan agamis
dan juga pendidikan pancasila. Dalam penerapan hal tersebut dapat
diaktualisasikan dengan sosialisasi, internalisasi, dan implementasi3. Peran
pihak keluarga dan sekolah dalam hal ini sangatlah penting, karena
keluarga dan sekolah merupakan naungan pendidikan karakter bagi para
anak.
3
Muhammad Awin Alaby,(2019).” MEMBUMIKAN NILAI PANCASILA PADA GENERASI BANGSA”.
Vol 10, No. 2.
menggunakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode penelitian
kepustakaan.
Jurnal ini membahas mengenai dengan seiring perkembangan teknologi
pasti juga akan menimbulkan dampak yang signifikan di segala aspek
kehidupan, salah satunya yaitu moral. Di dalam jurnal disebtukan beberapa
kasus seperti dilansir dari kompas.com, saling ejek di media sosial, tiga
remaja tewaskan pelajar SD dan SMP. Kasus lain yang hampir serupa
terjadi dibulan April 2019. Dimana seorang remaja putri berinisial AU
dianiaya belasan remaja putri akibat pertengkaran yang dimulai di media
sosial.
Berdasarkan hak tersebut dapat disimpulkan bahwa media sosial yang
merupakan hasil dari perkembangan teknologi juga dapat menjadi
bumerang bagi penggunanya apabila tidak digunakan dengan efisien. Jadi
efisiensi dalam penggunaan teknologi saat ini pun harus diperhatikan, bisa
dengan cara membatasi penggunaan media sosial pada anak dan juga
pendidikan karakter. Oleh karena itu, peran semua pihak terutama orang
tua, keluarga, dan Guru sebagai ring terdekat generasi muda, tentunya harus
dioptimalkan4
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Dan Tempat Penelitian
Pada penelitian kali ini kami melakukan dengan metode penelitian
kuantitatif dan pendekatan deskriptif. Untuk penelitian ssurvey, kami
melakukan penelitian secara online yakni melalui kuesioner Google Form.
Tempat Penelitian yang kami lakukan di wilayah masing masing karena
wabah covid-19 yang masih melanda dan belum mereda maka kami
melakukan wawancara yang dilakukan tiap anggota kelompok di sekitar
lingkungan rumah masing-masing.
4
A. Nur Aisyah Rusnali. (2020).” Media Sosial dan Dekadensi Moral Generasi Muda” Volume 1
No. 1.
3.2 Jenis Dan Sumber Data
Jenis dan Sumber Data yang kami gunakan kali adalah berupa pertanyaan
wawancara secara langsung untuk dimintai keterangan secara rinci dan
kuisoner yang kami sebarkan melalu media sosial untuk para pengguna
sosial media yang tidak bisa kami wawancarai secara langsung.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif seperti melakukan
wawancara secara langsung dan menyebarkan kuisoner di media sosial
untuk dibandingkan dalam penelitian kali ini.
3.4 Analisis Data
Teknik analisis data merupakan kegiatan pencarian atau penyusunan data
yang dilakukan dengan sistematis. Data bisa didapatkan melalui tindakan
mewawancarai narasumber, pengisisan data kuesioner, dan teknik pencarian
lainnya, sehingga sampai pada tahap penyampaian data dan informasi kepada orang
lain agar mudah dipahami.
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Miles dan Hubberman, kegiatan
dalam menganalisis data meliputi:
a) Data reduction atau reduksi data, ialah data yang melalui proses perangkuman
sehingga didapatkan data pokok yang memfokuskan mengenai hal-hal krusial,
sehingga data yang diperlukan sesuai pola;
b) Data display atau penyajian data, ialah penguraian singkat dari hasl data yang
didapatkan berwujud bagan, atau hubungan antardata. Biasanya data dijelaskan
dengan proses nasatif atau deskriptif.
c) Conclusion drawing atau verifikasi data, ialah proses kesimpulan dari data-data
yang disajikan dengan merumuskannya menjadi sebuah konteks yang utuh
sehingga data yang dihasilkan dapat dinilai secara objektif dan bisa
dipertanggungjawabkan keilmiahannya dalam memecahkan persoalan yang
dijadikan topik.
BAB 4
PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai hasil penelitian serta pembahasan
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan data kuantitaif dari
hasil penyebaran survey kuosioner kepada para remaja melalui media sosial. Selain
itu, data kuantitatif ini juga diperoleh dari hasil wawancara beberapa remaja pada
lingkungan masing-masing anggota kelompok. Hal ini disebabkan oleh perbedaan
wilayah para anggota kelompok kami, sehingga kami berinisiatif untuk melakukan
wawancara pada remaja di lingkungan masing-masing. Penelitian ini dilaksanakan
dalam 3 hari yakni mulai tanggal 13 April 2022-15 April 2022.
4.1.2 Hasil Analisis Penelitian Metode Survey Kuesioner
Pada penelitian metode survey kuosioner, pertanyaan dibuat sebanyak 27
butir dengan menggunakan bahasa sehari-hari akan tetapi masih dengan bahasa
formal. Hal ini dilakukan agar responden mudah memahami maksud dari seluruh
pertanyaan. 17 butir pertanyaan merupakan pertanyaan dengan jawaban pilihan, 9
butir pertanyaan dengan jawaban pilihan dan isian, sedangkan 1 butir pertanyaan
merupakan pertanyaan dengan jawaban isian.
4.1.2.1 Bentuk Dekadensi Moral Remaja Pada Media Sosial
Berdasarkan data hasil penelitian survey kuosioner, dari 105 remaja sebagai
responden, terdapat 92,4% remaja yang menjawab apabila pernah mendapatkan
konten dari media sosial yang menyimpang (bisa dilihat pada diangram lingkaran
1.1) . Pada diagram batang 2.1 berisi konten-konten dari media sosial yang
menyimpang seperti pornografi, sara, penipuan, konten yang mengajak untuk
tawuran, contoh pemakaian narkoba, contoh melakukan tindak kejahatan kriminal,
contoh menyontek, pembullyan, rasisme, ajakan demo anarkis, dan cara untuk
menembak jawaban. Pada kenyataannya, konten-konten tersebut merupakan
bentuk dekadensi moral remaja. Para remaja diajak untuk melakukan tawuran
melalui media sosial, diberi contoh bagaimana cara mem-bully teman, adanya
konten pornografi yang menyebabkan banyak remaja melakukan seks bebas, dan
lain-lain. Oleh sebab itu, banyak kenakalan remaja yang terjadi di era sekarang,
seperti tawuran, pembullyan, seks bebas, pemakaian narkoba, sering menunda
pekerjaan demi bermain media sosial, menyontek atau plagiarisme, dan lain-lain.
68
35 38
1 1 1 3 8 1 18 11 1
92%
Ya Tidak
93%
Pada diagram lingkaran 1.2 berisi hasil penelitian yang menyatakan bahwa
sebanyak 93,3% responden setuju dengan pernyataan ini. Pengaruh media sosial
begitu cepat
4.1.2.3 Bentuk Pencegahan dan Penanganan Dekadensi Moral Remaja Pada Media
Sosial
Berdasarkan hasil penelitian survey kuosioner, pada diagram lingkaran 1.3
menyatakan bahwa sebanyak 105 responden merupakan remaja yang menggunakan
media sosial. Pada diagram lingkaran 1.4 menyatakan bahwa sebanyak 41%
responden kecanduan terhadap penggunaan media sosial.
Diagram Lingkaran 1.4
Diagram Lingkaran 1.3
APAKAH ANDA
Apakah Anda Pengguna KECANDUAN TERHADAP
MediaTidak
Sosial? MEDIA SOSIAL?
0% Ya Tidak
41%
59%
Ya
100%
Ya Tidak
Sebelum terjadi kecanduan penggunaan media sosial, sebaiknya dilakukan
beberapa cara pencegahan yang tepat agar dapat pengguna khususnya para remaja
dapat menggunakan media sosial dengan sebaiknya. Berdasarkan hasil penelitian
survey kuosioner seperti pada diagram batang 3.1, cara pencegahan yang tepat bagi
kalangan remaja sebagai pengguna media sosial agar menggunakan media sosial
dengan sebaiknya yaitu adanya pengawasan dari orang tua, penanaman pendidikan
agama, penanaman pendidikan karakter, menempatkan remaja tersebut pada
lingkungan yang baik, adanya kesadaran diri dari diri remaja tersebut, tidak
mengikuti arus media sosial secara bebas, adanya apresiasi dalam kehidupan nyata
dan edukasi pendidikan ilmu yang positif, melakukan kegiatan-kegiatan yang
produktif, adanya pembatasan jaringan internet, dan adanya pengaturan waktu yang
baik (manajemen penggunaan waktu).
Gambar 1
Screenshoot ketika diskusi kelompok via google meet
Gambar 2
Proses penelitian wawancara dengan narasumber
Gambar 3
Penelitian secara online melalui kuesioner Google Form